jangan sampai di hadapan tuhan

3

Click here to load reader

Upload: anton-saja

Post on 14-Jul-2016

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Jangan Sampai Di Hadapan Tuhan

Jangan sampai di hadapan Tuhan  kita, yang berkat baptis adalah sama-sama putera-puteri Allah, merasa lebih tinggi dari pada orang lain!  Yesus bukan

menghindari atau menjauhi orang-orang kecil, orang-orang lemah dan berdosa, sebaliknya justru mendekati mereka sebagai sesama manusia. Adalah suatu dekristenisasi atau kekristenan palsu apabila kita tampak berpuasa dan berpan-tang, namun tidak tampak pula dalam sikap dan

perlakuan kita terhadap sesama.

Jakarta, 16 Februari 2010 Mgr. F.X.Hadisumarta O.Carm.

 

RABU ABU/C/2013

Yl 2:12-18   2 Kor 5:20-6:2   Mat 6:1-6. 16-18

PENGANTAR

Dalam Bacaan I Yoel menyampaikan firman Tuhan: “Berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu”. Sekarang ini tidak ada pertobatan menyeluruh bagi segenap bangsa seperti di zaman para nabi, seperti di Nineve, di mana seluruh rakyat, termasuk raja, orang tua maupun anak, bahkan sampai ternaknyapun serentak bertobat, berbalik kepada Tuhan. Hari ini, Rabu Abu, kita segenap umat memasuki masa puasa dan pantang, masa Prapaskah untuk bertobat. Dalam upacara penerimaan abu di atas dahi kita akan diucapkan kata-kata: “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” atau “Ingatlah, kita ini abu dan akan kembali menjadi abu”. Marilah dalam masa puasa ini kita mengakui kemiskinan diri kita di hadapan Allah. Sebab“Allah adalah pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia”.

HOMILISikap dasar yang harus kita miliki di depan Tuhan adalah mengakui kemiskinan diri kita sebagai makhluk-Nya. Kita tergantung sepenuhnya dari Allah: hidup kita, kesehatan kita, kesejahteraan kita. Dan kita adalah makhluk berdosa, yang mohon ampun dan membutuhkan pendamaian, yang harus kita siapkan dengan doa, puasa dan matiraga selama masa Prapaskah ini.

Tuhan sungguh mahabaik dan pasti akan mengampuni, namun Tuhan juga menetapkan bahwa kita akan diampuni, apabila kita juga mengampuni sesama. Kita dalam hidup sehari-hari akan diberi damai, apabila kita saling memberi damai! Dimulai dalam keluarga, kawan sahabat dan orang yang kita jumpai setiap hari. Kita akan menerima pengampunan, kalau kita mau mengampuni musuh kita, orang yang membenci kita, orang yang menjadi batu sandungan bagi kita.

Selanjutnya doa dan permohonan kita akan dikabulkan, kalau kita juga ikut ingat dan prihatin terhadap permohonan-permohonan saudara-saudara kita yang menderita, yang sengsara, yang minta bantuan, ditindas, minta pembebasan atau keringanan beban. Kita harus tanggap terhadap banyak orang yang banyak mengharapkan dari kita juga.

Selama masa puasa dan pantang kita memberi derma, berbuat amal.Kita harus selalu ingat bahwa apa yang kita miliki adalah pemberian Tuhan, dikurniakan kepada kita oleh Allah Bapa di surga, untuk juga

Page 2: Jangan Sampai Di Hadapan Tuhan

dibagikan kepada sesama kita menurut kebutuhan. Kita bukan hanya memberi derma dengan membagi harta, uang, kekayaan, tetapi juga waktu, keramahtamahan, bakat, kemampuan, keterampilan dan banyak lainnya. Di samping itu kita juga dapat membagi harta rohani: saling mendoakan, mengasihi, mengampuni, bersikap sabar dan rela berkorban. Bahkan kita dapat memberi sumbangan dari kemiskinan kita: menderita sakit, kemiskinan, masalah berat, dan sebagainya, - semua itu kita sebagai anggota Satu Tubuh yang juga menderita: TUBUH KRISTUS PENEBUS KITA.

Paulus mengingatkan kita, bahwa Kristus tidak berdosa, tetapidijadikan dosa. Kita manusialah yang berdosa, tetapi tak dapat berbuat apa-apa untuk menebus dosa kita. Yesus Kristuslah yang menyelamatkan kita. Marilah selama masa Prapaskah kita makin menyadari betapa besar kasih Kristus kepada kita, dan betapa besar pula kesediaan kita untuk membalas kasih-Nya itu!                                                   

Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

kumpulan Homili Mgr. FX. Hadisumarta O.Carm

H O M I L IMgr F.X Hadisumarta O.Carm

Rabu Abu 17 Februari 2010

Yoel 2:12-18   2 Kor 5:20-9:2   Mat 6:1-6.16-18

            Prestasi kemampuan, pelaksanaan dan hasil gemilang adalah pegangan dasar, yang harus dicita-citakan setiap orang, apabila ingin berbuat

sesuatu secara profesional. Makan minum, latihan fisik maupun psikis, ketahanan dan disiplin diri, semua itu merupakan syarat mutlak yang harus

dipenuhi, bila ingin berprestasi.            

Untuk merayakan Pesta Paskah, Hari Raya Kebangkitan Yesus Kristus, kita mulai hari ini diajak Gereja untuk berpuasa. Kita diajak mempersiapkan diri

supaya perayaan Kebangkitan Kristus sungguh berdayaguna bagi hidup kita. Artinya supaya kita ikut bangkit bersama Dia.

            Yesus pun ternyata harus berpuasa empatpuluh hari. Ceritera pendek tentang

pengalaman-Nya dicobai setan di padang gurun merupakan suatu psikologi rohani yang fundamental bagi semua murid-Nya. Psikologi rohani tidak

mengenal prestasi. Yesus pun bukan untuk berprestasi melaksanakan tugas perutusan-Nya, baik di hadapan Raja Yahudi, Pembesar Romawi di Palestina,

maupun berhadapan dengan ahli-ahli Taurat dan Kitab Suci. 

Bila masa puasa kristiani dapat menolong kita untuk ikut bangkit bersama Kristus menuju kepada kesadaran kita sebagai orang lemah dan berdosa,

hasil itu bukan prestasi puasa atau matiraga kita, melainkan anugerah belaskasih Allah semata-mata.

Bila kita secara manusiawi dan kristiani ingin sungguh bergembira dalam hati atas perubahan batin yang dapat kita peroleh, maka kegembiraan itu bukan

sebagai hasil prestasi kita sendiri, melainkan berkat keyakinan dan kesadaran kita, bahwa terhadap Tuhan kita harus selalu rendah hati.

            Puasa dan pantang bentuk apapun tiada gunanya, bila bukan kita laksana-

kan sebagai  sebagai ungkapan kerendahan hati. Inilah yang disebut pertobatan sejati. Orang yang sungguh bertobat tahu menempatkan dirinya,

baik di  hadapan Allah, maupun juga terhadap sesama kita, siapa pun mereka itu?