jam siaran tv

13
PROGRAMMING II POKOK BAHASAN : PEMBAGIAN WAKTU SIARAN & PENGAWASAN-EVALUASI PROGRAM Dosen: Drs Morissan SH, MA DESKRIPSI Menentukan jadwal penayangan suatu acara ditentukan atas dasar perilaku audien yaitu rotasi kegiatan mereka dalam satu hari dan juga kebiasaan untuk menonton televisi atau mendengarkan radio pada jam tertentu. Pada prinsipnya siaran radio dan televisi harus dapat menemani aktivitas apapun. Aktivitas audien pada umumnya memiliki pola yang sama pada setiap bagian hari, apakah pagi, siang atau malam hari. Programer menyusun jadwal acara berdasarkan aktivitas audien ini. TUJUAN INSTRUKSIONAL: Setelah mengikuti perkuliahan dan membaca modul ini mahasiswa diharapkan dapat: 1) Memahami serta dapat menjelaskan mengenai berbagai waktu siaran stasiun penyiaran. 2) Memahami serta dapat menjelaskan mengenai berbagai strategi penayangan serta menentukan kapan suatu strategi dapat digunakan. 3) Memahami serta dapat menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan pengawasan dan evaluasi program Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Morissan SH, MA PROGRAMMING 2 1 MODUL 13

Upload: intanlailyqadariah

Post on 14-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

membantu dalam menyusun program acara tv

TRANSCRIPT

1

PROGRAMMING IIPOKOK BAHASAN :PEMBAGIAN WAKTU SIARAN&

PENGAWASAN-EVALUASI PROGRAMDosen: Drs Morissan SH, MA

DESKRIPSI

Menentukan jadwal penayangan suatu acara ditentukan atas dasar perilaku audien yaitu rotasi kegiatan mereka dalam satu hari dan juga kebiasaan untuk menonton televisi atau mendengarkan radio pada jam tertentu. Pada prinsipnya siaran radio dan televisi harus dapat menemani aktivitas apapun. Aktivitas audien pada umumnya memiliki pola yang sama pada setiap bagian hari, apakah pagi, siang atau malam hari. Programer menyusun jadwal acara berdasarkan aktivitas audien ini.

TUJUAN INSTRUKSIONAL:

Setelah mengikuti perkuliahan dan membaca modul ini mahasiswa diharapkan dapat:

1) Memahami serta dapat menjelaskan mengenai berbagai waktu siaran stasiun penyiaran.2) Memahami serta dapat menjelaskan mengenai berbagai strategi penayangan serta menentukan kapan suatu strategi dapat digunakan.

3) Memahami serta dapat menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan pengawasan dan evaluasi program

B

erdasarkan pembagian siklus aktivitas audien mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali maka waktu siaran dibagi ke dalam lima segmen. Setiap segmen memiliki ciri-ciri atau sifat audien yang berbeda. Secara umum, programer membagi siaran menjadi beberapa bagian:

1. Prime Time,

jam 19.30 23.00

2. Late Fringe Time,jam 23.00 01.00

3. All other time,

jam 01.00 10.00

4. Day Time,

jam 10.00 16.30

5. Fringe Time,

jam 16.30 19.30

Prime time merupakan waktu siaran televisi yang paling banyak menarik penonton. Selain itu, penonton yang berada pada segmen ini sangat beragam (tua, muda, anak-anak dan sebagainya). Stasiun televisi biasanya akan menempatkan program acara yang paling bagus pada segmen ini karena jumlah audiennya yang besar. Selain itu, acara prime time juga harus bisa dinikmati semua kalangan termasuk anak-anak. Anggaran terbesar stasiun penyiaran biasanya digunakan untuk membiayai program pada saat prime time ini. Namun pada saat bersamaan stasiun televisi lainnya juga akan menempatkan program terbaiknya pada segmen ini. Dengan demikian terjadi persaingan merebut perhatian pemirsa pada saat prime time ini.

Pola pembagian waktu siaran tersebut berbeda pada saat akhir pekan (hari Sabtu dan Minggu). Other time untuk akhir pekan dimulai dari pukul 01.00 07.00 atau berakhir lebih cepat 3 jam dibandingkan hari biasa. Ini menunjukkan bahwa audien cukup banyak menonton televisi pada pagi hari di Hari Sabtu dan Minggu. Day time pada saat akhir pekan dimulai pukul 08.00 hingga berakhir pukul 19.30 pada hari Sabtu atau berakhir lebih awal pada hari minggu.

Karena biayanya yang besar maka stasiun televisi pada umumnya tidak dapat menyajikan program terbaiknya setiap hari. Strategi stasiun televisi untuk segmen utama ini biasanya bersifat mingguan (weekly basis). Programer menghindari penempatan program unggulan yang ditayangkan pada hari yang sama atau bersamaan dengan program unggulan dari stasiun lain. Dengan cara ini, stasiun televisi dapat memenangkan seluruh waktu siaran ketika tiba saatnya menayangkan program unggulannya.

Strategi Penayangan Bagian program suatu media penyiaran harus menyadari suatu prinsip dasar dalam mengelola program siarannya bahwa setiap menit dalam setiap hari waktu siaran memiliki perhitungan sendiri. Ada audien untuk setiap waktu siaran selama 24 jam sehari dan ada persaingan untuk merebut audien itu dalam setiap menitnya. Program siaran tidak hanya bersaing dengan program siaran sejenis tetapi juga dengan media lainnya. Program siaran juga harus bersaing dengan waktu makan, membaca buku dan kegiatan pribadi lainnya yang dilakukan audien di rumah atau di mana saja.

Pengelola program idealnya akan berupaya agar audien dapat terus menerus menonton acara yang disiarkan oleh media penyiaran bersangkutan. Namun pada kenyataannya tidak ada media penyiaran yang seluruh acaranya disukai oleh audien. Suatu media penyiaran mungkin memiliki acara populer yang banyak disukai publik tetapi bisa jadi terdapat lebih banyak acara-acara yang kurang populer atau mungkin ada acara baru sama sekali yang belum dikenal.

Salah satu strategi agar audien tidak pindah saluran adalah dengan menampilkan cuplikan atau bagian dari suatu acara yang bersifat paling dramatis, mengandung ketegangan, menggoda dan memancing rasa penasaran yang hanya bisa terjawab atau terpecahkan jika tetap mengikuti saluran itu. Dengan strategi ini, audien diharapkan tidak akan pindah saluran jika ia tidak ingin beresiko kehilangan momen atau gambar yang menimbulkan rasa penasarannya itu.

Stasiun penyiaran tidak disarankan untuk menempatkan seluruh acara yang diminati secara bergandengan tetapi harus disebar atau diselang-selingkan dengan acara yang kurang populer. Dengan cara seperti ini diharapkan acara yang kurang populer itu mendapat perhatian pula dari audien.

Dalam suatu siaran berita televisi, iklan diputar sesudah pembaca berita menampilkan gambaran sekilas (preview) dari satu atau dua berita penting dan dramatis yang akan dilaporkan sesudah jeda iklan. Pemuatan di depan ini merupakan strategi menempatkan gambar terbaik di awal acara. Pemuatan di depan berarti menempatkan elemen paling menarik, tegang dan mengasyikkan dalam lima belas detik pertama acara itu untuk mengikat atau memancing pemirsa. Ada istilah hook dalam dunia penyiaran yang berarti kail atau pancing. Jadi seperti memancing iklan, stasiun televisi harus memancing pemirsa dan mengikatnya untuk tetap berada di saluran televisi.

Head-Sterling (1982) menyatakan bahwa stasiun televisi memiliki sejumlah strategi dalam upaya menarik audien masuk ke stasiun sendiri (inflow) dan menahan audien yang sudah ada untuk tidak pindah saluran atau mencegah tidak terjadi aliran audien keluar (outflow) yaitu:

Head to head. Suatu program yang menarik audien yang sama sebagaimana audien yang dimiliki satu atau beberapa stasiun televisi saingan. Dalam hal ini, stasiun televisi mencoba menarik audien yang tengah menonton program televisi saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan menyajikan program yang sama dengan televisi saingan itu. Jika terdapat program sejenis yang disiarkan berbarengan maka pengelola program harus mempertimbangkan apakah program baru itu cukup kuat menarik audien dari stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri. Jika program itu tidak cukup kuat bersaing maka sebaiknya dicarikan jam tayang yang lain. Program yang sering bersaing secara head to head ini adalah program berita.

Program tandingan. Strategi penayangan program tandingan (counterprogramming) adalah strategi untuk merebut audien yang berada di stasiun saingan untuk pindah ke stasiun sendiri dengan cara menjadwalkan suatu program yang memiliki daya tarik berbeda untuk menarik audien yang belum terpenuhi kebutuhannya. Misalnya stasiun A menayangkan acara hiburan ringan (infotainment) dalam upaya untuk menarik audien stasiun B yang tengah mengikuti program berita nasional di stasiun B agar mau pindah ke stasiun A. Audien yang diharapkan akan pindah adalah mereka yang tidak terlalu suka dengan program berita yang dinilai terlalu serius. Stasiun televisi lebih baik menyajikan acara yang berbeda dari pada acara yang mirip dengan program yang sedang ditayangkan televisi lain.

Bloking Program. Strategi bloking program (Block Programming) adalah sama dengan konsep flow through Nielsen dimana audien dipertahankan untuk tidak pindah saluran dengan menyajikan acara yang sejenis selama waktu siaran tertentu. Misalnya menyajikan program sinetron atau drama komedi sepanjang malam. Bagi penggemar pertandingan sepak bola disusun program diskusi atau analisa pertandingan yang akan dimainkan sebelum pertandingan dimulai. Setelah pertandingan selesai dilanjutkan dengan kuis interaktif mengenai bola.

Pendahuluan Kuat . Strategi penayangan yang dinamakan dengan pendahuluan kuat (Strong lead-in) adalah strategi untuk mendapatkan sebanyak mungkin audien dengan menyajikan program yang kuat pada permulaan segmen waktu siaran, misalnya menyajikan program berita lokal atau kriminalitas yang kuat pada awal waktu siaran day time (sekitar jam 10.00 atau 11.00) sebagai pengantar menuju program berita nasional.

Strategi Buaian. Disebut strategi membuat buaian (creating hammock) karena hammock berarti buaian yang diikatkan pada dua batang pohon. Ini merupakan strategi untuk membangun audien pada satu acara baru atau meningkatkan jumlah audien atas suatu program yang mulai mengalami penurunan popularitas. Caranya adalah dengan menempatkan acara bersangkutan di tengah-tengah diantara dua program unggulan. Audien akan mencoba mengikuti acara baru yang ditayangkan setelah suatu program unggulan usai sambil menunggu acara unggulan berikutnya sehingga terjadi flowthrough dari program unggulan ke program lemah. Ini adalah upaya untuk menarik perhatian audien terhadap suatu acara baru.

Penghalangan (stunting). Strategi untuk merebut perhatian audien dengan cara melakukan perubahan jadwal program secara cepat. Misalnya menyajikan suatu seri film baru yang memiliki durasi waktu yang panjang. Cara lain adalah menginterupsi suatu program yang kuat dengan acara lain yang lemah atau sebaliknya menginterupsi program regular dengan acara khusus yang kuat.

Strategi Lainnya. Beberapa strategi lainnya adalah dengan tetap mempertahankan program-program yang berhasil pada posisinya yang sekarang. Audien umumnya sudah terbiasa dengan jadwal program yang menjadi kegemarannya. Perubahan jadwal program akan membingungkan audien dan bahkan program itu dapat kehilangan audiennya. Selain itu, stasiun televisi yang akan menayangkan program unggulan sebaiknya memilih waktu siaran pada saat tersedia banyak audien misalnya pada saat prime time.

Program Dini Hari

Beberapa media penyiaran menunjukkan kecenderungan untuk mengabaikan waktu siaran pada dini hari yaitu waktu setelah tengah malam. Sebagian media penyiaran bahkan tidak mengudara pada waktu dini hari dengan asumsi tidak ada audien di tengah malam buta. Anggapan ini bisa jadi keliru. Jangankan di kota besar, bahkan di kota kecil sekalipun terbukti tetap ada orang yang ingin menonton televisi atau mendengarkan radio pada waktu dini hari. Ingatlah bahwa setiap waktu siaran termasuk dini hari selalu tersedia audien.

Pemancar televisi biasanya memancarkan sinyal tanpa henti, selama 24 jam per hari. Kalau begitu mengapa tidak sekalian juga siaran selama 24 jam setiap hari? Biaya siaran tengah malam biasanya sangat rendah namun penghasilan yang dijanjikan biasanya cukup menarik.

Iklan dapat ditawarkan dengan harga murah pada waktu penayangan dini hari. Pemasang iklan yang tidak mampu membayar iklan pada jam tayang utama mungkin akan tertarik memasang iklan pada waktu dini hari. Film-film lama mungkin dapat disuguhkan pada waktu ini. Film-film yang tak bisa bersaing bila ditayangkan pada jam 22.00, mungkin bisa berhasil di pasar penonton pada jam 03.00.

Pada dini hari stasiun televisi atau radio bisa menyiarkan kembali siaran berita terakhir. Informasi yang disajikan dalam berita tengah malam, jarang sekali yang perlu di update pada dini hari. Dari sisi operasional, siaran dini hari hanya perlu satu atau dua orang saja untuk membuat siaran televisi atau radio tetap mengudara, sementara iklan bisa dijual dengan tarif yang sangat terjangkau.

Suatu acara yang bagus yang sudah diputar sebelumnya dapat pula diputar ulang pada dini hari. Siaran ulang tidak memerlukan biaya besar dan merupakan cara efektif untuk mengisi acara pada segmen waktu tertentu ketika hanya sedikit audien yang masih mengikuti suatu siaran (misalnya larut malam, dini hari, dan lewat tengah malam).

Siaran ulang memberi kesempatan kedua terhadap audien yang tak sempat menonton suatu acara sebelumnya. Siaran ulang juga memberi kesempatan kepada audien yang menyukai suatu acara untuk menonton acara favoritnya kembali. Mengulang suatu acara pada media penyiaran tidak identik dengan kurangnya kreatifitas pengelola program. Di kalangan remaja, bukan hal yang aneh untuk menonton suatu film yang disukai berkali-kali. Dalam hal ini, pengelola program hendaknya mengusahakan untuk memperoleh hak setidaknya dua kali siaran ulang atas setiap program yang dibeli. PENGAWASAN DAN EVALUASI PROGRAM

Melalui perencanaan, stasiun penyiaran menetapkan rencana dan tujuan yang ingin dicapai. Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan sudah dapat dicapai atau diwujudkan oleh stasiun penyiaran, departemen dan karyawan. Kegiatan evalusi secara periodik terhadap masing-masing individu dan departemen memungkinkan manajer umum membandingkan kinerja sebenarnya dengan kinerja yang direncanakan. Jika kedua kinerja tersebut tidak sama maka diperlukan langkah-langkah perbaikan.

Pengawasan harus dilakukan berdasarkan hasil kerja atau kinerja yang dapat diukur agar fungsi pengawasan dapat berjalan secara efektif. Misalnya, jumlah dan komposisi audien yang menonton atau mendengarkan program stasiun penyiaran bersangkutan dapat diukur dan diketahui melalui laporan riset rating. Jika jumlah audien yang tertarik dan mengikuti program stasiun penyiaran lebih rendah dari yang ditargetkan maka proses pengawasan mencakup kegiatan pengenalan terhadap masalah dan memberikan pengarahan untuk dilakukan diskusi agar mendapatkan solusi. Hasil diskusi dapat berupa perubahan rencana misalnya revisi yang lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya atau tindakan lain yang akan dilakukan untuk dapat mencapai target semula.

Tingkat penjualan iklan stasiun penyiaran juga dapat diukur. Suatu analisa dapat mengungkapkan bahwa target pendapatan yang diproyeksikan sebelumnya adalah tidak realistis dan karenanya penyesuian perlu dilakukan. Sebaliknya, jika hasil analisa mengungkapkan bahwa proyeksi pendapatan itu dapat direalisasikan maka diskusi harus diarahkan pada upaya untuk menambah jumlah tenaga pemasaran, atau menyesuaikan tarif iklan (rate card) atau perubahan tingkat komisi stasiun penyiaran kepada biro iklan.

Manajer program sering disebut sebagai pelindung (protector) atas lisensi atau izin siaran yang diperoleh stasiun penyiaran. Hal ini disebabkan manajer program bertanggungjawab untuk memastikan bahwa program stasiun sudah berjalan sesuai dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk memperoleh izin. Menurut Peter Pringle, dalam hal pengawasan program (program control), manajer program harus melakukan hal-hal sebagai berikut:

Mempersiapkan standar program stasiun penyiaran.

Mengawasi seluruh isi program agar sesuai dengan standar stasiun dan aturan perundangan yang berlaku.

Memelihara catatan (records) program yang disiarkan.

Mengarahkan dan mengawasi kegiatan staf departemen program.

Memastikan kepatuhan stasiun terhadap kontrak yang sudah dibuat. Misalnya dengan para pemasok program, lembaga lisensi lagu dan rekaman, stasiun jaringan dll.

Memastikan bahwa biaya program tidak melebihi jumlah yang sudah dianggarakan.

P3SPS

Di Indonesia ketentuan butir 1 dan 3 tersebut sudah diatur dalam Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) yang disusun oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melalui keputusan No 9 tahun 2004 dan harus dipatuhi oleh setiap stasiun penyiaran. Pelanggaran terhadap ketentuan ini akan dikenakan sanksi mulai dari sanksi ringan hingga berat. Stasiun penyiaran wajib mensosialisasikan isi P3SPS kepada seluruh pihak yang terlibat dalam proses pengolahan, pembuatan, pembelian, penayangan, dan pendanaan program siaran lembaga penyiaran bersangkutan.

Pedoman Perilaku Penyiaran merupakan panduan tentang batasan-batasan mengenai apa yang diperbolehkan dan atau tidak diperbolehkan berlangsung dalam proses pembuatan (produksi) program siaran, sedangkan Standar Program Siaran merupakan panduan tentang batasan apa yang diperbolehkan dan atau yang tidak diperbolehkan ditayangkan dalam program siaran. Dalam hal ini P3SPS adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan menjadi acuan bagi stasiun penyiaran dan KPI untuk menyelenggarakan dan mengawasi sistem penyiaran nasional di Indonesia.

Pada bagian ini, kita akan membahas beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipatuhi pengelola program yang terkait dengan produksi program atau pedoman perilaku penyiaran dan hal-hal apa saja yang yang perlu diperhatikan dan dipatuhi pengelola program yang terkait dengan apa yang boleh dan tidak boleh ditayangkan atau standar program siaran. P3SPS memuat sejumlah aturan main yang harus dipatahui pengelola program penyiaran ketika memproduksi jenis program tertentu yang mencakup program faktual (informasi), kuis, perbincangan, mistik, asing dan program pemilu.

Program Faktual. Jenis program yang termasuk di dalam program faktual adalah program berita, features, dokumentari, program realita (reality program/reality show), konsultasi on-air dengan mengundang narasumber dan/atau penelepon, pembahasan masalah melalui diskusi, talk show, jajak pendapat, pidato/ceramah, program editorial, kuis, perlombaan, pertandingan olahraga, dan program-program sejenis lainnya. Dalam memproduksi program faktual, stasiun penyiaran harus senantiasa menerapkan ketentuan atau etika jurnalistik dengan mengindahkan prinsip akurasi, keadilan, ketidakberpihakan (imparsialitas) serta prinsip menghormati narasumber.

Program Kuis. Dalam menyiarkan program berisikan kuis dan undian hadiah, stasiun penyiaran harus mengikuti ketentuan bahwa program tersebut harus diselenggarakan dengan adil dan peraturannya harus diberitahukan secara terbuka dan jelas pada khalayak. Dalam sebuah pertunjukan kuis, tidak boleh ada peserta yang sudah terlebih dahulu memperoleh informasi tentang pertanyaan yang akan diajukan. Dengan atau tanpa sponsor, stasiun penyiaran harus bertanggung jawab atas semua kuis dan undian berhadiah yang disiarkan dan jika sebuah kuis atau undian berhadiah menggunakan fasilitas telepon dan SMS maka stasiun penyiaran harus memberitahukan dengan jelas tarif pulsa hubungan telpon atau SMS yang dikenakan.

Program Perbincangan. Program yang berisikan pembicaraan atau pembahasan (program talk show) mengenai masalah terkait dengan seks termasuk perbincangan mengenai perilaku seks menyimpang atau homoseksual/lesbian hanya dapat disiarkan pada pukul 22.00 hingga 03.00 sesuai dengan waktu stasiun penyiaran yang menayangkannya. Program yang berisikan pembicaraan atau pembahasan mengenai masalah seks harus disajikan dengan cara ilmiah dan santun. Dalam hal ini, pembawa acara bertanggung jawab menjaga agar acara itu tidak menjadi ajang pembicaraan mesum. Selain itu, stasiun penyiaran dilarang menyajikan program siaran di mana penyiar atau pembicara tamu atau penelepon berbicara tentang pengalaman seks secara eksplisit dan rinci.

Program Mistik. Program faktual yang bertemakan dunia gaib, paranormal, klenik, praktek spiritual magis, mistik, kontak dengan roh, hanya dapat disiarkan pada pukul 22.00 hingga 03.00 sesuai dengan waktu stasiun yang menayangkan. Promo acara tersebut juga hanya boleh disiarkan pukul 22.00-03.00 sesuai dengan waktu stasiun penyiaran yang menayangkan kecuali yang disajikan dalam bentuk running text. Dalam program faktual, tidak boleh ada upaya manipulasi dengan menggunakan efek gambar ataupun suara untuk tujuan mendramatisasi isi siaran sehinggga bisa menimbulkan interpretasi yang salah misalnya manipulasi audio visual tambahan seakan ada makhluk halus tertangkap kamera.

Dalam menyiarkan program faktual yang menggunakan narasumber yang mengaku memiliki kekuatan/kemampuan supranatural khusus atau kemampuan menyembuhkan penyakit dengan cara supranatural, lembaga penyiaran harus mengikuti ketentuan : a) bila tidak ada ada landasan fakta dan bukti empirik, stasiunpenyiaran menjelaskan hal tersebut kepada khalayak; b) lembaga penyiaran harus menjelaskan kepada khalayak bahwa mengenai kekuatan/kemampuan tersebut sebenarnya ada perbedaan pandangan di tengah masyarakat.

Program Asing. Adapun yang dimaksud sebagai program asing adalah program utuh yang diimpor dari luar negeri. Program siaran yang dibuat di dalam negeri yang menggabungkan berbagai materi siaran (klip, berita dan lagu asing) tidak dikategorikan sebagai program asing. Stasiun penyiaran diizinkan menyajikan program asing dengan dengan syarat tidak melebihi 40% dari seluruh jam siaran dan mengikuti ketentuan bahwa stasiun penyiaran televisi harus menyertakan teks dalam bahasa Indonesia, dengan pengecualian program khusus berita berbahasa asing, program pelajaran bahasa asing, atau pembacaan kitab suci. Program dalam bahasa asing dapat disulihsuarakan dalam jumlah maksimal 30% (tiga puluh per seratus) dari jumlah mata acara berbahasa asing yang disiarkan lembaga bersangkutan.

Program Pemilu. Siaran pemilihan umum (pemilu) dan pemilihan kepala daerah (pilkada) meliputi siaran berita, sosialisasi pemilihan dan siaran kampanye tentang Pemilihan Dewan Perwakilan Rakyat Pusat dan Daerah, Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, serta pemilihan Kepala Daerah. Stasiun penyiaran wajib menyediakan waktu yang cukup bagi peliputan pemilu/pilkada dan wajib bersikap adil dan proporsional terhadap para peserta pemilu/pilkada. Stasiun penyiaran dilarang bersikap partisan terhadap salah satu peserta pemilu/pilkada. Peserta pemilu dan pilkada dilarang membiayai atau mensponsori program yang ditayangkan stasiun penyiaran.

MODUL

13

Sydney W. Head, Christopher H Sterling, Broadcasting In America; A Survey of Television, Radio, and New Technologies, Fourth Edition, Houghton Mifflin Company, Boston, 1982, Hal 217.

Sydney W. Head, Christopher H Sterling, Broadcasting In America; A Survey of Television, Radio, and New Technologies, Fourth Edition, Houghton Mifflin Company, Boston, 1982, Hal 218

Peter Pringle, hal 104.

PAGE Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMBDrs Morissan SH, MA

PROGRAMMING 2