jalan pdbk

Upload: agung-dwi-laksono

Post on 14-Apr-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    1/34

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    2/34

    P a g e |1

    JJJJaaaallllaaaannnn PPPPEEEEDDDDEEEEBBBBEEEEKKKKAAAA

    AGUNG DWI LAKSONO

    KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

    2012

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    3/34

    P a g e |2

    JJJJaaaallllaaaannnn PPPPEEEEDDDDEEEEBBBBEEEEKKKKAAAA

    AGUNG DWI LAKSONO

    2012KEMENTERIAN KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

    Cetakan Pertama Januari 2012

    Penata Letak ADL

    Desain Sampul ADL

    Hak Cipta dilindungi oleh Undang-UndangDilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau

    seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Pemegang Hak Cipta.

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    4/34

    P a g e |3

    PPPPEEEENNNNGGGGAAAANNNNTTTTAAAARRRR

    Dear all,

    Buku Jalan PEDEBEKA ini terlahir berkat interaksidan keterlibatan penulis bersama para penggiat

    PDBK (Penanggulangan Daerah BermasalahKesehatan). Sebuah proses berdarah-darah yangsungguh penulis sangat menikmati setiap prosesdan perjalanannya.

    Buku ini lebih merupakan pemaknaan penulis atassatu ataupun serentetan peristiwa yang dialamipenulis sendiri maupun dialami oleh penggiat PDBKlain yang sempat terekam oleh penulis. Peristiwa-peristiwa yang meninggalkan kesan mendalam,setidaknya dalam kacamata penulis.

    Masih banyak intisari ataupun filosofi dalamgerakan ini yang luput dari pengamatan penulis,yang lebih dikarenakan kelemahan penulis sendiri.

    Butuh kepekaan lebih untuk memahami,mendalami, dan pada akhirnya butuh keikhlasanlebih untuk berani menerima kesadaran baru.

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    5/34

    P a g e |4

    Kesadaran yang mewujud dalam keyakinan baru,

    tetaplah saja hanya sebuah keyakinan! Bila tidakmengaktual sebagai sebuah tindakan...

    Surabaya, Medio Desember 2012

    -ADL-

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    6/34

    P a g e |5

    DAFTAR ISIDAFTAR ISIDAFTAR ISIDAFTAR ISI

    Halaman Judul 1

    Pengantar 3

    Daftar isi 5

    #1 Memberi Kail 7#2 Bertumbuh 9

    #3 Musuh Bersama 11

    #4 Ciptakan Ke-Khasan:

    Gerakan Non-material 13

    #5 Bukan Supermen 15

    #6 Belajar dari Pertanyaan 17

    #7 Kerja Keras? 19

    #8 Keluarlah 23

    #9 Jadilah yang pertama 25

    #10 Belajar dari Kegagalan 28

    #11 Kehilangan moment? 31

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    7/34

    P a g e |6

    Ini tugas berat, tentu saja!Ini tugas berat, tentu saja!Ini tugas berat, tentu saja!Ini tugas berat, tentu saja!but thats why we are all here to helpbut thats why we are all here to helpbut thats why we are all here to helpbut thats why we are all here to help

    initiatinginitiatinginitiatinginitiating those dialogs!those dialogs!those dialogs!those dialogs!

    ----Husni MuadzHusni MuadzHusni MuadzHusni Muadz----

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    8/34

    P a g e |7

    Jalan PEDEBEKA#1Memberi Kail

    Keberadaan kita sebagai orang pusat seringkali lebih

    berperan sebagai dewa penolong yang lebih mirip

    sinterklas yang bagi-bagi kue.

    Meski juga tak terlepas dari peran daerah yang

    menganggap di pusatlah semua bongkahan emasberada. Sehingga stereotype ini jugalah yang

    mengakar di setiap benak kita.

    PDBK menawarkan cara ketidakbiasaan, yang saya

    lebih senang menyebutnya sebagai Jalan PDBK.

    Cara ini mirip, kalo tidak boleh dibilang identik,

    dengan kegemaran Pak PUR, mancing!

    Dengan cara pandang lain, penggiat PDBK hanya

    diperkenankan membagikan banyak kail, bukannya

    ikan. Memberikan banyak cara belajar, kiat bekerja,

    tehnik menggerakkan, dan dengan apapun jalan itudisebut.

    Penggiat PDBK dimakruhkan untuk bicara materi,

    meski juga kita tak menampik pernah benar-benar

    lepas dari yang namanya bondo ndonya (harta dunia).

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    9/34

    P a g e |8

    Mari belajar untuk tidak keseringan memberi ikan,

    mari belajar memberi pancing, mari belajar mengajar

    tehnik memancing.

    Meski saya tak pernah menampik kenyataan bahwa

    ikan patin bakar kecap yang masih hangat itu

    sungguh nikmat!

    -ADL-

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    10/34

    P a g e |9

    Jalan PEDEBEKA#2Bertumbuh

    Kesempurnaan sebagai seorang mahluk adalah

    keinginan hampir setiap manusia, siapapun dia.

    Pencapaian kesempurnaan mungkin bisa dilihat dari

    perangai yang jauh lebih santun, lebih wise, lebih

    nerimo, lebih matang. Ibarat buah durian, aromanya

    dari jauh sudah mengundang selera.

    Penilaian matang seharusnya datang dari yang

    melihat, bukan yang merasa. Atribut pengakuan

    dari dia, dia, dan dia... mereka!

    Bukan dari saya, saya, dan saya... kita!

    Jalan PDBK mengajarkan, kita bukanlah salah satu

    dari yang matang itu. Ibarat mangga kita ini masih

    kemampo, masih mengkal.

    Kita adalah pribadi-pribadi yang masih bertumbuh,

    masih terus mencari, masih terus memupuk harapan,

    masih sangat haus belajar, masih sangat bernafsumenjadi matang.

    Yak... kita adalah pribadi yang sepenuhnya masih

    bertumbuh.

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    11/34

    P a g e |10

    Ehh jangan salah sangka dulu...

    Ibu hamil muda itu seneng lho dengan mangga

    mengkal!

    -ADL-

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    12/34

    P a g e |11

    Jalan PEDEBEKA#3Musuh Bersama

    Dalam sebuah kalakarya PDBK di tingkat kabupaten,

    suasana begitu memanas, masing-masing komponen

    pengikut kalakarya saling hujat, saling serang, mencari

    pembenaran untuk dirinya sendiri.

    Jebloknya status kesehatan yang dipaparkannarasumber dengan senjata IPKMnya mampu

    menimbulkan chaos, yang kalo saya melihat lebih seru

    ketimbang tawuran anak SMA.

    Sungguh sayang, sampeyan semua ga ikut menikmati

    tontonan seru dan gratis ini.

    Suasananya memanas dan terus memanas, sang nara

    sumber tetap saja berapi-api menjungkir-balikkan

    kenyataan buah kerja keras yang sudah dilakoni para

    ponggawa lapangan ini.

    Setiap ponggawa yang pada awalnya saling serang,berangsur saling membenarkan, saling dukung, bahu

    membahu, mengutuk sang nara sumber tak tahu diri

    itu.

    Yak... terfokus pada satu titik!

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    13/34

    P a g e |12

    Mahluk bertanduk yang berdiri di depan dengan

    pongah membuka satu persatu aib buah cucuran

    keringat dan darah mereka.

    Pada akhirnya mereka bertekad, menyatukan

    semuanya... niat, harkat dan martabat!

    Demi membuktikan bahwa nara sumber pongah itu

    tidak benar! Semua yang dipaparkan salah!

    Jalan PDBK mengajarkan lagi satu cara, ciptakan

    musuh bersama!

    -ADL-

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    14/34

    P a g e |13

    Jalan PEDEBEKA#4Ciptakan Ke-Khasan:

    Gerakan Non-Material

    Bila si OM, Triono Soendoro, bicara tentang angka ato

    olahan IPKM, maka otomatis bibirnya akan menyebut

    duo nonik, Parmi dan Rofi.

    Bila para penggiat PDBK membaca sebuah hikmahcerita dari milis maka yang terbersit adalah pak DB,

    Didik Budijanto. Bila yang terbaca adalah kalimat

    pancingan yang mampu membangkit motivasi, maka

    yang terngiang adalah nama pak Sawi.

    Pun bila yang terbaca di milis adalah sederetan

    kalimat protes dan kata boseeeeen, maka yang

    teringat adalah ADL. Huehehehe...

    Pun PDBK, dengan alami menumbuhkan kekhasan

    bagi para penggiatnya, dan bahkan pada dirinya

    sendiri.

    Suatu saat berdiskusi tentang intervensi dalam sebuah

    penelitian community development, hampir semua

    peserta diskusi mengedepankan masalah materi

    sebagai sebuah kendala, yang lebih mirip batu sebesar

    rumah di tengah jalan, susah ditembus.

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    15/34

    P a g e |14

    Tawaran alternatif solusi untuk mengedepankan aspek

    non material dengan pemberdayaan community,

    dimentahkan dengan celoteh ringan..

    ini bukan PDBK mas, tidak bisa hanya non

    material...

    Hahaha... Jalan PDBK telah menumbuhkan

    kekhasannya sendiri!

    Cara-cara PDBK telah menumbuhkembangkan

    stereotype PDBK sebagai sebuah gerakan non

    material.

    -ADL-

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    16/34

    P a g e |15

    Jalan PEDEBEKA#5Bukan Supermen

    Rasa-rasanya KLU (Kabupaten Lombok Utara) mau

    meledak! Resonansinya begitu menggelegar dalam

    ranah PDBK. pak Benny menjadi menjadi buah bibir,

    demikian masyur di mata penggiat PDBK.

    Siapakah dia???

    Benny, seorang kepala dinas kesehatan, yang tersulut

    emosinya saat berlangsung kalakarya PDBK di

    kabupatennya. Dia tidak sendirian, emosi berjamaah,

    kemarahan kolektif, yang pada akhirnya energi

    kemarahan itu menjadi pembuktian atas setiap

    tantangan, yang bagi semua jamah kalakarya lebih

    mirip dakwaan.

    Apakah dia, Benny, begitu hebat hingga bisa memanaj

    amarah kolektif menjadi sesuatu yang positif? Bisa jadi

    seorang Benny adalah Kadinkes yang hebat, bisa jadidia seorang manajer, seorang pemimpin, yang mampu

    memanfaatkan setiap sumber daya, yang tidak bisa

    diam melihat peluang! Tapi tetap saja... Seorang

    Benny bukanlah Supermen!

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    17/34

    P a g e |16

    Yang dikembangkan sebagai Jalan PDBK bukanlah

    seorang lonely rider, bukan one man show.

    Yang sedang dipersiapkan dan dibangun adalah

    sebuah kondisi, sebuah sistem, yang bisa mapan dan

    berkelanjutan. Suatu kondisi, dimana pada saatnya

    nanti, saat orang-orang hebat semacam Benny tidak

    lagi ada di tempatnya, sistem tetap berjalan, sistem

    tetap bisa survive.

    Jalan PDBK sedang membangun sesuatu yang besar,

    sebuah sistem!

    Munculnya tokoh besar adalah side effect saat sistem

    mulai berjalan.

    -ADL-

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    18/34

    P a g e |17

    Jalan PEDEBEKA#6Belajar dari Pertanyaan

    Seringkali kita terkagum dengan banyak para guru

    PDBK, yang kerapkali disebut sebagai suhu,

    mengungkap begitu banyak pemikiran amazing (kata

    tukul). Tapi jarang sekali kita menyadari, bagaimana

    banyak cerita dari para guru itu bisa keluar?

    Dalam sebuah kalakarya pun demikian...

    Seringkali kita terpaku pada kata-kata para guru

    PDBK yang mendoktrinkan dialog, tanpa menyadari

    bagaimana seringkali dialog berawal.

    Sebagai narasumber pusat pun kita seringkali

    berusaha menjadi narasumber yang selalu menjadi

    seorang penjawab yang sempurna.

    Bagaimana bila tidak ada junior macam saya ato

    faatih yang bertanya? *umur kita baru 18 taon*

    Bagaimana bila hanya para guru itu yang memberi

    dan memberi saja?

    Bertanya, adalah sebuah pernyataan eksplisit, bahwa...

    kita siap belajar!

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    19/34

    P a g e |18

    Menganalogi dengan pernyataan pak husni, bahwa

    bertanya itu proses kreatif, proses mencipta.

    Dialog yang sangat gayeng bisa terjadi hanya dengan

    sebuah pancingan pertanyaan kecil.

    Dengan mendengar sebuah pertanyaan, kita bisa tahu

    banyak hal tentang seseorang.

    Dengan sebuah pertanyaan kita bisa mengawali

    sebuah interaksi aktif.

    Dengan sebuah pertanyaan yang naif sekalipun, kita

    bisa memancing derasnya ilmu yang turun dari para

    guru.

    Sudah siap bertanya???

    -ADL-

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    20/34

    P a g e |19

    Jalan PEDEBEKA#7Kerja Keras?

    Dalam banyak kesempatan kalakarya dan atau

    dialog dengan daerah, pada saat sesi paparan hasil

    survey Riskesdas yang menunjukkan output kinerja

    yang jauh dari harapan, seringkali terlontar sanggahan

    defensif dengan kemarahan luar biasa;

    Kami telah bekerja keras pak...

    Kami ini sudah terlalu sering lembur pak...

    Kami sudah kejar sasaran sampai ke rumahnya

    pak...

    Bapak ini bicara seolah kami ini tidak

    berkerja...

    Sudah semua cara kami lakukan pak! Kami

    sudah maksimal...

    Bapak enak cuman ngomong doang, kami ini

    yang di lapangan sudah bekerja sangat keras!

    Bapak ini tidak tahu situasi lapangan, hanya

    bicara angka-angka saja...

    Begitu banyak yang terlontar, begitu banyak yang

    terucap, dan hampir semuanya tersampaikan dengan

    emosi yang tersulut, meski kadang disampaikan

    dengan nada lirih yang tertahan.

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    21/34

    P a g e |20

    Meski sebenarnya pengennya misuh-misuh*...

    (*mengumpat,red)

    Apakah mereka tidak bekerja keras?

    Heiii! Mereka bekerja keras!

    Sangat keras bahkan...

    Pekerja kesehatan banyak kali merupakan pekerja

    keras. Tak jarang mereka benar telah melakukan

    banyak hal melebihi gaji yang mereka terima.

    Kemarahan yang ditunjukkan dengan kalimat defensif

    massif benar-benar mewakili pernyataan bahwa

    mereka telah bekerja keras, bahwa mereka telah

    bersama-sama melakukan banyak hal untuk

    kesehatan di wilayahnya, untuk masyarakat yang

    diampunya.

    Saya ulang pertanyaannya,

    Apakah mereka telah bekerja keras?

    Dan berdasarkan amatan lapangan, tidak bisa kita

    pungkiri mereka memang benar telah bekerja keras!Sangat keras!!!

    Mereka, yang tergabung dalam wadah Dinas

    Kesehatan telah bekerja bersama-sama dengan

    sangat, untuk berusaha membangun kesehatan yang

    lebih baik di wilayahnya.

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    22/34

    P a g e |21

    Dan lalu apa yang kurang?

    Kerja sama!

    Yup, kerja sama!

    Mereka telah BEKERJA KERAS BERSAMA-SAMA, tapi

    seringkali belum BEKERJA SAMA.

    Maksud???

    Dalam sebuah kerja sama, yang dibutuhkan bukan

    hanya kerja keras, tapi ada koordinasi di dalamnya,

    ada dialog di antara para pelakunya.

    Dialog???

    Yaa... dialog! Yang seringkali kita bawa dan

    dengungkan dimana-mana.

    Dialog bukan hanya sekedar media koordinasi. Dialog

    juga merupakan media saling memahami dengan visi

    bersama. Dialog adalah media melebur struktur

    internal menjadi sebuah struktur kolektif.

    Dialog merupakan sebuah therapi wicara, yang

    kadang kita terlupa, bahwa banyak para rekan kitadi lapangan butuh didengar keluhannya, kadang

    bukan untuk dicarikan sebuah solusi, kadang mereka

    benar-benar hanya ingin didengar, mereka sudah

    memiliki solusi ampuh atas masalah di lapangan itu.

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    23/34

    P a g e |22

    Bukankah justru mereka yang paling tahu masalah

    yang mereka hadapi?

    Bekerja sama!

    Dan bukan hanya bekerja keras bersama-sama...

    Piye jal?

    -ADL-

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    24/34

    P a g e |23

    Jalan PEDEBEKA#8Keluarlah

    Seperti katak dalam tempurung, siapa yang tak

    kenal peribahasa ini, jargon jadul yang masih up to

    date dalam ranah kekinian.

    Dalam serial diskusi dengan topik dialog konteks

    PDBK seringkali kita diingatkan untuk menanggalkanbaju kita. Menetralkan status kita, yang dalam

    bahasa versi pak Husni Muadz disebut dengan

    menanggalkan struktur internal kita. Menanggalkan

    lebih banyak apapun itu yang menjadi latar

    belakang kita, dan lebih sering membaur dengan

    peserta dialog.

    Kita maknai lebih jauh lagi, ini tidak lagi tentang

    dialog, ini tentang yang para arif menyebutnya

    sebagai membumi!

    Kita terlalu sering berdiri, bersikap, berpandangan versi

    kita. Analog pak TS, jempol kita cuman mau melihatujung dalam sepatu kita, bukan sepatu orang lain.

    Dalam ranah aplikatif, bisa menjadi begini...

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    25/34

    P a g e |24

    Keluarlah... dari tempurung orang pusatmu,

    berusahalah menjadi orang daerah, yang lebih

    mengenal karakteristik kearifan lokal.

    Keluarlah... dari kotak orang dinas kesehatanmu,

    berusahalan menjadi orang puskesmas yang benar-

    benar ngerti sebagai pelaksana lapangan.

    Keluarlah... dari baju orang puskesmasmu, dan

    berusahalah menjadi kader atau masyarakat yangkamu layani, yang memang betul kita berkerja untuk

    sebaik-baik kesehatan mereka.

    Sesekali, atau seringkali, kita harus berdiri di luar diri

    kita,

    untuk melihat lebih luas, untuk lebih melihat apa yang

    tidak biasa kita lihat.

    Lebih jauh lagi...

    untuk melihat apa yang diharapkan oleh yang kita

    layani terhadap diri kita.

    -ADL-

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    26/34

    P a g e |25

    Jalan PEDEBEKA#9Jadilah yang pertama

    Dalam banyak hal dimensi kehidupan kita seringkali

    mengingat segala sesuatu dengan stereotypenya.

    Menyebut segala sesuatu dengan yang paling mudah

    teringat.

    Yang seringkali adalah pionir di sesuatu yang kitasebut itu.

    Sampeyan pasti mengenal jargon dalam iklan parfum

    AXE,

    Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya

    terserah anda...

    Yup! Kesan pertama selalu meninggalkan kesan

    mendalam. Meski maintenance selanjutnya tetap

    diperlukan untuk memperlambat pergeseran atau

    perluasan makna meninggalkan kesan pertama.

    Seringkali kita tidak sadar saat kita meminta airmineral kemasan dengan mengucap...

    Boleh minta AQUAnya buuk...?

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    27/34

    P a g e |26

    Meski sebenarnya banyak merek air mineral lain,

    tetapi lidah kita tetap saja melafalkan AQUA saat

    meminta air mineral kemasan.

    Atau contoh satu lagi saat kita menyebut pompa air

    dengan SANYO!

    Apapun mereknya... SANYO adalah pompa air.

    PDBK mengajarkan banyak hal pada kita. PDBK

    mengenalkan begitu banyak 'masalah' yang bertahun-tahun ada di depan kita.

    Gizi kurang, gizi buruk, balita kurus, balita pendek,

    imunisasi lengkap yang rendah, penimbangan bayi,

    kunjungan neonatal, atau persalinan ke tenaga

    kesehatan yang jauh dari target.

    Jadilah yang berinisiatif mengatasinya. Jadilah yang

    pertama memikirkan'how?'nya.

    Pola dasar PDBK yang mengajarkan kita untuk tidak

    berhenti untuk melakukan proses kreatif.

    Jadilah yang terdepan memeranginya.

    Bahwa setiap kita adalah pemimpin. Pemimpin atas

    setiap proses kreatif kita sendiri.

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    28/34

    P a g e |27

    Jadilah yang punya ghirah melakukannya.

    Menjadikannya sebagai jalan hidup, menjadikannya

    sebagai dharma.

    aaahh.. pagi-pagi menjadi terlalu idealis

    yang penting... JADILAH YANG PERTAMA!

    -ADL-

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    29/34

    P a g e |28

    Jalan PEDEBEKA#10Belajar dari Kegagalan

    Kabupaten/kota Daerah Bermasalah Kesehatan

    (DBK) menempatkan kabupaten/kota dalam posisi

    kurang mengenakkan dalam peringkat Indeks

    Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM).

    Peringkat IPKM yang rendah menjadikan stereotypetentang pembangunan kesehatan kabupaten/kota

    yang gagal.

    Rasa malu menjadi demikian dominan di hadapan

    kabupaten/kota lain di luar DBK.

    Mau hanya berhenti pada rasa malu saja?

    Mau marah dan bersikap defensif atas data nasional?

    Saya yakin emosi begitu tersulut saat mengetahui

    data IPKM.

    Kerja keras selama ini serasa tidak lagi dihargai!

    Kerja keras selama ini serasa cuman rutinitas kosong!

    ***

    Sayang sekali jika energi hanya diluapkan dalam

    emosi defensif ketidakberterimaan atas data nasional.

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    30/34

    P a g e |29

    Sayang sekali jika emosi diarahkan hanya untuk

    mendamprat orang pusat.

    Bagaimana bila semua energi diarahkan untuk belajar

    dari kegagalan tersebut?

    Bagaimana bila semua emosi diluapkan untuk

    membantah orang pusat dengan benar?

    Membantahnya dengan mencari tahu data yang

    benar dengan melakukan penjaringan sendiri secara

    total populasi.

    Menggalang kekuatan sesiapa saja yang merasa

    disepelekan untuk menggempur kebenaran data

    orang pusat.

    Bidan yang marah,

    pak lurah yang emosi,

    kepala puskesmas yang tersinggung,

    atau kader yang merasa tidak dihargai...

    Bagaimana bila kita menyatukan emosi mencari

    kebenaran itu?

    ***

    Pada akhirnya kita bisa benar-benar belajar pada

    sebuah kegagalan...

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    31/34

    P a g e |30

    Bersatu, bahu membahu, berdialog, bekerja sama...

    dalam semangat yang sama!

    dalam ghirah yang satu arah!

    Sebuah sesuatu yang istimewa yang jarang menjadi

    benar-benar kita lakukan dalam kenyataan.

    -ADL-

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    32/34

    P a g e |31

    Jalan PEDEBEKA#11Kehilangan moment?

    Seringkali dalam banyak kalakarya PDBK kita dijejali

    dengan jargon kekinian...

    Disini, saat ini!

    Apa maksud???

    Dalam banyak kesempatan, setiap kesempatan

    adalah peluang yang istimewa.

    Tak akan terulang dengan peluang yang sama.

    Setiap peluang melekat pada momentnya masing-

    masing,

    dengan keistimewaan yang bisa jadi hanya ada pada

    moment yang telah lalu.

    Dalam sebuah kalakarya PDBK... saat emosi begitu

    tersulut...

    Pendamping punya peluang mengolah moment

    tersebut menjadi sesuatu yang sangat istimewa.Menjadikannya moment untuk mengarahkan emosi

    menjadi energi pencarian kebenaran.

    Pada saat moment emosi tersulut...

    emosi berjamaah bisa diolah pelaku lapangan untuk

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    33/34

    P a g e |32

    menyatukan visi,

    menyamakan keinginan dan cita-cita,

    menyatukan gerak dan langkah.

    Setiap moment adalah peluang.

    Saat bertemu hanya dengan satu kader pun adalah

    peluang

    Jangan sampai kehilangan moment!

    Membiarkan peluang lewat begitu saja...

    ...dan demi waktu!

    Demikian Dia Sang Maha seringkali bersumpah.

    -ADL-

  • 7/30/2019 Jalan PDBK

    34/34