jajal bogor

7/26/2019 Jajal bogor

1/107

1

TEORI HUKUM (2)


2/107

2

STRUKTUR/SUSUNAN ILMU

STRUKTUR ILMU DIILUSTRASIKAN

SEBAGAI SEBUAH LIMAS ATAUPIRAMID.

PADA BAGIAN DASAR TERDIRI ATAS

FAKTA-FAKTA, KEMUDIAN KE BAGIAN

ATAS TERDIRI ATAS: KLASIFIKASI,

DEFINISI, HIPOTESA, HUKUM, DANTEORI PADA BAGIAN PUNCAKNYA.


3/107

TEORI

MEMAHKOTAI SISTEM ILMIAH

TERDIRI ATAS HUKUM-HUKUM ILMIAH.

PERNYATAAN-PERNYATAAN UMUM YANG

MEMAUT HUBUNGAN TERATUR ANTARFAKTA/GE!ALA.

BERFUNGSI UNTUK MEMBERI

EKSPLANASI, PREDIKSI DANPEMAHAMAN TERHADAP BERBAGAIFAKTA/GE!ALA.


4/107

"

TEORI HUKUM ALAM

MENGAKUI ADANYA NORMA-NORMAHUKUM YANG LEBIH TINGGI (HIGHERLA#) ATAS NORMA-NORMA HUKUM

YANG BERLAKU DI BERBAGAINEGARA (HUKUM POSITIF).

NORMA-NORMA HUKUM ALAM

BERFUNGSI SEBAGAI PEMBENARANMAUPUN PENOLAKAN ATAS NORMA-NORMA HUKUM POSITIF.


5/107

$

LAN!UTAN

NORMA-NORMA HUKUM ALAM

BERASAL DARI TUHAN, AKAL BUDIMANUSIA DAN GE!ALA-GE!ALA ALAM

HUKUM POSITIF SEMESTINYA

BERASAL DARI HUKUM ALAM.


6/107

%

TEORI HUKUM ALAM KLASIK

DAN MODERN

TEORI HUKUM ALAM KLASIK: FOKUS

PADA TELAAHAN THD MUATAN

MORAL DARI HUKUM POSITIF.TEORI HUKUM MODERN: FOKUS PADA

FUNGSI-FUNGSI HUKUM.


7/107

&

LON FULLER: DUA ASPEK

MORALITAS SISTEM NORMA:EKSTERNAL DAN INTERNAL


8/107

'

ASPEK EKSTERNAL

MEMUAT/MENGANDUNG NILAI-NILAI

IDEAL:

ME#U!UDKAN KEADILAN

MENCEGAH KETIDAKADILAN


9/107

ASPEK INTERNAL: ' PRASYARAT

SISTEM NORMA HUKUM:

NORMA HUKUM BERLAKU UMUM

NORMA HUKUM HARUS

DIUNDANGKAN.

NORMA HUKUM TIDAK BOLEH

BERLAKU SURUT.

NORMA HUKUM HARUS DIMENGERTI.


10/107

1

LAN!UTAN

DALAM SEBUAH SISTEM HUKUM,NORMA HUKUM TIDAK BOLEH SALINGBERTENTANGAN.

TIDAK MEMUAT PERINTAH ATAULARANGAN PERILAKU YANGMELAMPAUI KEMAMPUAN MANUSIA.

NORMA HUKUM BERSIFAT KONSTAN KONSISTENSI ANTARA NORMA HUKUM

DAN PELAKSANAAN/PENEGAKAN


11/107

11

POSITI*ISME : !OHN AUSTIN:

+LA# AS COMMAND

HUKUM ADALAH:

PERINTAH BERBUAT ATAU TIDAK

BERBUAT YANG DIPATUHI OLEH #ARGA

SEBAGAI SEBUAH KEBIASAAN (HABIT).

PERINTAH DITU!UKAN KEPADA

MASYARAKAT PADA UMUMNYA.

DIBUAT OLEH OTORITAS YANGBERDAULAT.


12/107

12

LAN!UTAN

YANG BERDAULAT ADALAH YANG

DIPATUHI OLEH #ARGA/PENDUDUK.

YANG BERDAULAT TIDAK TUNDUKPADA PIHAK LAINNYA

SANKSI MEN!ADI UNSUR PENTING


13/107

1

!OHN AUSTIN: DUA KATEGORI

ATURAN/KETENTUAN

ATURAN/KETENTUAN YANG DISEBUTSEBAGAI HUKUM (LA#S PROPERLY SOCALLED)

ATURAN/KETENTUAN YANG TIDAK DISEBUTSEBAGAI HUKUM (LA#S IMPROPERLY SO

CALLED), MISALKAN KETERATURAN DALAMALAM, MISALKAN MATAHARI TERBIT DI

TIMUR TENGGELAM DI BARAT, SETIAPHU!AN PASTI DIDAHULUI OLEH ADANYAA#AN HITAM.


14/107

1"

ATURAN YANG DISEBUT

SEBAGAI HUKUM:

MEMUAT/MENGANDUNG PERINTAH

DAN LARANGAN YANG DITU!UKANKEPADA MASYARAKAT KESELURUHAN.

DIBEDAKAN ATAS DUA KATEGORI:

NORMA DARI TUHAN DAN NORMA

BUATAN MANUSIA


15/107

1$

NORMA BUATAN MANUSIA

HUKUM POSITIF, YAITU NORMA-

NORMA HUKUM YANG DITETAPKAN

OLEH OTORITAS POLITIK.

NORMA HUKUM YANG TIDAK

DITETAPKAN OLEH OTORITAS POLITIK,

DISEBUT !UGA +POSITI*E MORALITY

MISALKAN ATURAN SEBUAHORGANISASI ATAU PERKUMPULAN.


16/107

1%

POSTI*ISME H.L.A. HART:

CONCEPT OF LA#

KOREKSI THD PEMIKIRAN AUSTIN,

BAH#A HUKUM ADALAH PERINTAH

(COMMAND) DAN KEPATUHAN

TERHADAP HUKUM SEBAGAI SEBUAHKEBIASAAN (HABIT).

TEORI AUSTIN TIDAK DAPAT

MEN!ELASKAN KEBERLAN!UTANHUKUM YANG TELAH ADA PADA

GENERASI BERIKUT.


17/107

1&

HART: PRIMARY RULES DAN

SECONDARY RULES

PRIMARY RULES: NORMA HUKUM

YANG MEMUAT KE#A!IBAN-KE#A!IBAN

SECONDARY RULES: NORMA HUKUM

YANG MEMUAT KE#ENANGAN

KEPADA SUB!EK HUKUM.


18/107

1'

TIGA !ENIS SECONDARY

RULES RULES OF CHANGE: ATURAN-ATURAN YANG

MEMFASILITASI LEMBAGA LEGISLATIF,EKSEKUTIF ATAU !UDIKATIF UNTUKMENGUBAH PRIMAIRY RULES.

RULES OF AD!UDICATION: ATURAN-ATURANPENYELESAIAN SENGKETA/KASUS HUKUM

RULES OF RECOGNITION: ATURAN YANG

MEMBERI PEDOMAN/KRITERIA UNTUKMENENTUKAN BAH#A SUATU NORMAADALAH NORMA HUKUM.


19/107

1

!OHN RA#LS: TEORI KEADILAN

(A THEORY OF !USTICE)

TIGA BENTUK KONSEPSI KEADILAN:

1. MAKSIMALISASI KEBEBASAN

(MAIMISATION OF LIBERTY),KEBEBASAN HANYA TUNDUK PADA

PEMBATASAN YANG DIMAKSUDKAN

UNTUK MELINDUNGI KEBEBASAN ITU

SENDIRI.


20/107

2

KONSEPSI KEBEBASAN MENGAKUI

ADANYA HAK-HAK DASAR

HAK BEBAS BERBICARA DANBERORGANISASI, HAK MEMILIH DAN DIPILIHUNTUK MENDUDUKI !ABATAN PUBLIK, HAK

KEBEBASAN BERFIKIR, HAK UNTUKMEMILIKI HARTA BENDA PRIBADI,KEBEBASAN DARI PENANGKAPAN/PENAHANSECARA SE#ENANG-#ENANG

HAK-HAK TERSEBUT TIDAK BOLEHDIKORBANKAN ATAS ALASAN KEPENTINGAN

MASYARAKAT/NEGARA


21/107

21

LAN!UTAN

2. KESETARAAN UNTUK SEMUA (EUALITYFOR ALL), DALAM HAL KEBEBASAN DALAMKEHIDUPAN SOSIAL DAN DALAM

DISTRIBUSI (PEMBAGIAN) SUMBER DAYASOSIAL (SOCIAL GOODS), HANYA TUNDUKPADA PENGECUALIAN BAH#AKETIDAKSETARAAN DIBOLEHKAN !IKA HAL

ITU MENGHASILKAN MANFAAT PALINGBESAR BAGI MEREKA YANG PALING TIDAKSE!AHTERA DALAM MASYARAKAT.


22/107

22

LAN!UTAN

.KESETARAAN DALAM KESEMPATAN

DAN PENGHAPUSANKETIDAKSETARAAN DALAM

KESEMPATAN BERDASARKANKEKAYAAN DAN KELAHIRAN.


23/107

2

!OHN FINNIS:

TEORI KEADILAN

TIGA UNSUR-UNSUR KEADILAN:

1. KETERKAITAN DENGAN PIHAK

LAIN HUBUNGAN ANTAR ORANG.

2. ADANYA KE#A!IBAN (DUTY) PADA

SESEORANG UNTUK MEMENUHI HAK

PIHAK LAIN.

. KESETARAAN (EUALITY).


24/107

2"

!ENIS-!ENIS KEADILAN

KEADILAN UMUM (GENERAL !USTICE):ME#U!UDKAN KEBAIKAN BERSAMA BAGIMASYARAKAT (COMMON GOOD OF ONE0SCOMMUNITY).

KEADILAN DISTRIBUTIF (DISTRIBUTI*E!USTICE): KESETARAAN.

KEADILAN KOMUTATIF (COMMUTATI*E

!USTICE) KEADILAN DALAM HUBUNGANHUKUM ANTAR PARA PIHAK, MISALKANKONTRAK, GANTI RUGI DALAM PERISTI#APERBUATAN MELA#AN HUKUM.


25/107

2$

NOICK:TEORI NEGARA

MINIMAL

NEGARA TIDAK BOLEH TERLALUCAMPURTANGAN DALAM URUSAN#ARGA.

PERAN NEGARA SEBATAS MEN!AGAAGAR !ANGAN TER!ADI ANARKI.

NEGARA HANYA PERLU CAMPURTANGAN UNTUK PERLINDUNGAN#ARGA DARI KE!AHATAN SEPERTI:PEMERKOSAAN, PENCURIAN,PENGINGKARAN PER!AN!IAN/KONTRAK.


26/107

2%

LAN!UTAN

UNDANG-UNDANG NEGARA BAGIAN NE#YORK MENYATAKAN: SEORANG PEMBUNUHTIDAK KEHILANGAN HAK ATAS

BENDA/KEKAYAAN YANG DIPEROLEHMELALUI #ASIAT.

KAKEK ELMER BER#ASIAT, BAH#A ELMERMEMPEROLEH BEBERAPA HARTA SI KAKEK.

#ASIAT BARU BELAKU !IKA KAKEK TELAHMENINGGAL.


27/107

2&

D#ORKIN: TEORI HAK

HUKUM TIDAK HANYA TERDIRI ATAS

ATURAN-ATURAN (RULES), TETAPI!UGA PRINSIP-PRINSIP (PRINCIPLES),

DOKTRIN-DOKTRIN.

ATURAN DAN PRINSIP SAMA-SAMA

MENGATUR PERILAKU, TETAPI

MEMILIKI BOBOT YANG BEDA.


28/107

2'

HAK LA#AN KEBI!AKAN

PEMERINTAH

PRINSIP/ASAS MENGANDUNG HAK-HAK.

!IKA SEBUAH HAK BERHADAPAN/KONFLIK

DENGAN KEBI!AKAN PEMERINTAH, MAKA

HAKIM HARUS MEMENANGKAN HAK. HAK TIDAK DAPAT DIKALAHKAN OLEH

PRINSIP EFISIENSI.

HAK-HAK MEMILIKI BOBOT YANG BERBEDA.

HAK KEBEBASAN BERBICARA MEMILIKI

BOBOT YANG LEBIH DIBANDINGKAN HAK

KEBENDAAN.


29/107

2

TEORI-TEORI HUKUM SEBAGAI

KEBI!AKAN PUBLIK

FUNGSI:

MEN!ELASKAN LATARBELAKANG,

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKANPEMBENTUKAN SUATU PRODUK

HUKUM


30/107

KEBI!AKAN PUBLIK

#HAT GO*ERNMENT CHOOSE TO DO

OR NOT TO DO.

KEBI!AKAN PUBLIK: PENDIDIKAN,TRANSPORTASI, PERTAHANAN, LUAR

NEGERI, PERTANAHAN, IN*ESTASI

PERUMAHAN, KESEHATAN,

LINGKUNGAN HIDUP, KEHUTANAN.


31/107

1

HUKUM SEBAGAI LEGITIMASI

KEBI!AKAN PUBLIK

UNDANG-UNDANG

PERPU

PP PERATURAN PRESIDEN

PERATURAN DAERAH

DAPAT BERFUNGSI SEBAGAILEGITIMASI KEBI!AKAN PUBLIK


32/107

2

TEORI ELIT

DALAM SETIAP NEGARA/MASYARAKATTERDAPAT: KELOMPOK ELIT DANKELOMPOK MASSA.

KELOMPOK ELIT !UMLAHNYA KECIL, TETAPIMEMILIKI KEKUASAAN POLITIK EKONOMIDAN SOSIAL, SEDANGKAN KELOMPOKMASSA !UMLAHNYA BANYAK, TETAPI TIDAKMEMPUNYAI KEKUASAAN.

KELOMPOK ELIT YANG MENENTUKANPEMBUATAN DAN ARAH KEBI!AKAN PUBLIK,SEDANGKAN KELOMPOK MASSA PASSIF.


33/107

LAN!UTAN

KELOMPOK ELIT BERASAL DARISTRATA SOSIAL EKONOMI ATAS.

PERPINDAHAN DARI KELOMPOK

MASSA KE KELOMPOK ELIT SANGATSULIT, !ARANG TER!ADI, TERKECUALI

TER!ADI RE*OLUSI.

KELOMPOK ELIT MEMILIKI PERSAMAANPANDANGAN: MEMPERTAHANKANSISTEM YANG BERLAKU.


34/107

"

TEORI GROUP

DALAM SETIAP NEGARA ATAU MASYARAKAT

SELALU TERDAPAT DUA ATAU LEBIH

KELOMPOK KEPENTINGAN, IDEOLOGI.

INTERKASI ANTARA BERBAGAI KELOMPOKTITIK SENTRAL KEBIJAKAN PUBLIK.

KEBIJAKAN PUBLIK MERUPAKAN HASIL

PERTARUNGAN/KONFLIK POLITIK BERBAGAI

KELOMPOK/IDEOLOGI.


35/107

$

FUNGSI SISTEM POLITIK DAN

HUKUM

MENGELOLA KONFLIK AGAR TIDAKTIMBUL KEKERASAN.

MENJADIKAN KOMPROMI SEBAGAI

KEBIJAKAN PUBLIK DAN DIBERILEGITIMASI MELALUI PRODUKHUKUM: UU, PP. PERPRES, PERDA.

MENJALANKAN/MENEGAKKANKEBIJAKAN PUBLIK YANG TELAHDILEGITIMASI OLEH HUKUM


36/107

%

TEORI SISTEM

ADA LINGKUNGAN DAN ADA ISTEM

POLITIK/HUKUM.

SISTEM TERDIRI ATAS LEMBAGA-

LEMBAGA, FUNGSI-FUNGSI,

LINGKUNGAN MEMBERIKAN TEKANAN,

PENGARUH, MASUKAN, ASPIRASI,

TUNTUTAN YANG KEMUDIANDIPROSES MELALUI SISTEM.


37/107

&

LAN!UTAN

PROSES-PROSES DALAM SISTEM

POLITIK MENGHASILKAN KELUARANATAU KEBI!AKAN PUBLIK.

TEORI SISTEM !UGA DAPAT

MEN!ELASKAN SISTEM PERADILAN.


38/107

'

RULE OF LA#

FUNGSI RULE OF LA#:

MENCEGAH PENGGUNAAN

KEKUASAAN NEGARA SECARASE#ENANG-#ENANG, KORUP,

PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN.


39/107

UNSUR-UNSUR RULE OF

LA# PROSEDURAL

SUBSTANTIF

KONTROL INTERNAL/INSTITUSIPEN!AGA


40/107

"

UNSUR PROSEDURAL

HUKUM MESTI TERTULIS: SEBERAPA SERINGPEMERINTAH MEMBUAT KEBI!AKAN TANPALANDASAN HUKUM SEBERAPA SERINGPEMERINTAH MENGGUNAKAN LANDASAN

INSIDENTAL DIBANDINGKAN ATURAN UMUM PERBUATAN/TINDAKAN NEGARA/APARATNEGARA HARUS TUNDUK PADA HUKUM:SEBERAPA LUAS ADA DISKRESI, ADAKAHBANYAK PENGECUALIAN DALAM ATURAN

HUKUM APAKAH PEMERINTAH SECARAEMPIRIS MENDASARKAN PERBUATANNYAPADA HUKUM


41/107

"1

LAN!UTAN

SUBSTANSI HUKUM MESTI !ELAS DAN PASTI,ATURAN HUKUM BERLAKU UMUM, RELATIFKONSTAN, TIDAK SEIRNG BERUBAH-UBAH,ATURAN HUKUM DISOSIALISASIKAN.

PERSETU!UAN RAKYAT MENENTUKAN DANMEMPENGARUHI ISI HUKUM DAN PERBUATANHUKUM NEGARA (PRINSIP DEMOKRASI)MEKANISME PERANSERTA PEMANGKUKEPENTINGAN DALAM PROSES PEMBUATAN

KEPUTUSAN PEMERINTAH YANG BERSIFATINDI*IDUAL, TERSEDIA MEKANISME PERANSERTARAKYAT DAN PERANSERTA EFFEKTIF.


42/107

"2

UNSUR SUBSTANTIF

TUNDUKNYA SEMUA ATURAN HUKUM DANINTERPETASI ATURAN HUKUM PADA PRINSIP-PRINSIP KEADILAN DAN DUE PROCESS.

PERLINDUNGAN HAK-HAK INDI*IDUAL:

NORMATIF DAN PELAKSANAANNYA. KEBERADAAN NEGARA BERMANFAAT BAGI

KESE!AHTERAAN INDI*IDU: EKONOMI DANSOSIAL, NORMATIF DAN PELAKSANAANNYA.

PERLINDUNGAN KEPENTINGAN HAK-HAKKELOMPOK, GENERASI MENDATANG,NORMATIF DAN PELAKSANAANNYA.


43/107

"

UNSUR KONTROL INTERNAL

DAN INSTITUSI PEN!AGA

ADA TIDAKNYA PROSEDURPEMERIKSAAN/PENGU!IAN INTERNALUNTUK PENCEGAHAN PERBUATAN APARAT

PEMERINTAH/PE!ABAT PUBLIK YANMELA#AN HUKUM.

ADA TIDAKNYA LEMBAGA PERADILAN YANGMANDIRI, BEBAS DARI PENGARUH DALAM

MENAFSIRKAN/MENERAPKAN HUKUM,SETIAP ORANG MEMILIKI AKSES KEPENGADILAN.


44/107

""

LAN!UTAN

ADA TIDAKNYA LEMBAGA-LEMBAGA

YANG MEMILIKI KE#ENANGANMEN!AGA RULE OF LA#: NORMATIF

DAN PELAKSANAANNYA.

DI INDONESIA: KOMISI KEPOLISIAN,

KOMISI KE!AKSAAN, KOMISI YUDISIAL,

MA!ELIS KODE ETIK, MA!ELISPENGA#AS NOTARIS.


45/107

"$

TEORI PENDEKATAN EKONOMI

TERHADAP HUKUM

TOKOH-TOKOH: !EREMY BENTHAM,GARY BECKER, RICHARD POSNER.

MENGANALISIS LOGIKA DAN EFEK

EKONOMI DARI PRANATA HUKUM,NORMA, UNDANG-UNDANG DANKEBI!AKAN PEMERINTAH

MISAL ADAKAH PENGARUH HAK MILIKPRIBADI DAN HAK MILIK KOMUNAL

TERHADAP PERTUMBUHAN IN*ESTASI.


46/107

"%

LAN!UTAN

MENGIDENTIFIKASI ALASAN-ALASANEKONOMI YANG MENDORONG

TER!ADINYA PERUBAHAN HUKUM.

MENGAN!URKAN PARA PEMBUAT HUKUMUNTUK MEMBUAT HUKUM YANG EFISIEN.

MENDORONG PARA HAKIM UNTUKMEMBUAT PUTUSAN YANG EFISIEN.

FUNGSI HUKUM SEBAGAI FASILITATORPASAR EKONOMI.


47/107

"&

KONSEP-KONSEP DASAR PENDEKATANEKONOMI THD HUKUM

MANUSIA ADALAH MAKHLUK YANGSENANTIASA MEMAKSIMALISIRKEBUTUHAN/KEPENTINGANYA.

TU!UAN HUKUM ADALAH ME#U!UDKANEFISIENSI EKONOMI YANG !UGA DISEBUTDENGAN ISTILAH: PARETO EFFICIENCY.

EFISIENSI DIARTIKAN: KEADAAN DIMANAKESE!AHTERAAN SESEORANG/KELOMPOK

ORANG MENINGKAT TANPA MENGAKIBATKANPENURUNAN KESE!AHTERAANSESEORANG/KELOMPOK LAIN.


48/107

"'

LAN!UTAN

SEBUAH KEBI!AKAN/HUKUM ATAUPUTUSAN HAKIM DINILAI ATASPENGARUHNYA UNTUK MENDORONG

KESE!AHTERAAN MASYARAKAT BAIK ATAU BURUK SEBUAH KEBI!AKAN

DIUKUR DENGAN MENGGUNAKAN ANALISACOST BENEFIT (BIAYA DAN MANFAAT)

COST BENEFIT DIUKUR DENGAN NILAIMATA UANG.


49/107


50/107


51/107

$1

SUSBTANSI

ATURAN-ATURAN

SUSBTANSIAL/MATERIIL DAN ATURAN-ATURAN PROSEDURAL.


52/107

$2

FUNGSI SISTEM HUKUM

PENYELESAIAN SENGKETA

PEMBERIAN HUKUMAN BAGI PERILAKUMENYIMPANG

PENDORONG PERUBAHAN SOSIALPERILAKU MANUSIA

PENCATATAN/DOKUMENTASI


53/107

$

BUDAYA HUKUM

NILAI-NILAI ATAU PANDANGAN

MASYARAKAT .

NILAI-NILAI ATAU PANDANGANMAUPUN PERILAKU PARA PELAKU

DALAM SISTEM HUKUM.

TEORI PERILAKU HUKUM


54/107

$"

TEORI PERILAKU HUKUM

(DONALD BLACK)

FUNGSI TEORI INI:

MEN!ELASKAN FAKTOR-FAKTOR

SOSIAL YANG MEMPENGARUHIPENEGAKAN/PENERAPAN HUKUM.

SEPERTI GE!ALA-GE!ALA ALAM

BERPERILAKU, MAKA GE!ALA SOSIAL,

TERMASUK HUKUM, !UGABERPERILAKU.


55/107

$$

DASAR-DASAR PEN!ELASAN:

LA# IS GO*ERNMENTAL SOCIALCONTROL.

HUKUM *ARIABEL KUANTITATIF:

!UMLAH HUKUM BISA BERKURANGDAN BERTAMBAH.

KUANTIFIKASI/!UMLAH HUKUM DAPAT

DIUKUR MELALUI LAPORAN KPDPOLISI, GUGATAN ATAU TUNTUTAN DIPENGADILAN.


56/107

$%

LAN!UTAN

PENAHANAN DIARTIKAN LEBIH BANYAKHUKUM DARIPADA PELEPASAN.

PUTUSAN HAKIM YANG MENGHUKUMTERDAK#A ATAU MENGABULKAN GUGATANDIARTIKAN HUKUM LEBIH BANYAKDARIPADA PEMBEBASAN TERDAK#A ATAUPENOLAKAN GUGATAN

SEMAKIN BERAT HUKUMAN ATAU BESARGANTI RUGI YANG DIKABULKAN DIARTIKANSEMAKIN BESAR PULA !UMLAH HUKUM.


57/107

$&

LAN!UTAN

PEMBANGUNAN RUMAH PEN!ARA, KANTORPOLISI, KANTOR KE!AKSAAN ATAU KANTORPENGADILAN DIARTIKAN SEMAKINBERTAMBAH HUKUM.

!IKA SENGKETA DISELESAIKAN MELALUINEGOSIASI ATAU MEDIASI BERARTI LEBIHBANYAK HUKUM DARIPADA GAGALDISELESAIKAN.

!UMLAH HUKUM DAPAT DIUKUR MELALUIBANYAKNYA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN, HAK-HAK, KE#A!IBAN-KE#A!IBAN, PERINTAH DAN LARANGAN.


58/107

$'

LANJUTAN

JUMLAH HUKUM BERVARIASI ANTARA

SATU NEGARA DENGAN NEGARA

LAINNYA.

JUMLAH HUKUM DALAM SEBUAH

NEGARA JUGA DAPAT BERBEDA DARI

SATU MASA KE MASA LAINNYA

(MISALKAN INDONESIA, ORDE LAMA,ORDE BARU DAN ORDE REFORMASI).

BAGAIMANA HUKUM


59/107

$

BAGAIMANA HUKUM

BERPERILAKU?

PERILAKU HUKUM DOPENGARUHI

OLEH LIMA FAKTOR SOSIAL, YAITU:

STRATIFIKASI SOSIAL.

MORPOLOGI SOSIAL.

KULTUR/BUDAYA.

ORGANISASI. KONTROL SOSIAL LAIN.


60/107

PERILAKU HUKUM DIPENGARUHI


61/107

%1


OLEH STRATIFIKASI SOSIAL

DALIL-DALIL:

. LAW VARIES DIRECTLY WITH

STRATIFICATION:

MAKNANYA:

JIKA DALAM SUATU MASYARAKAT

BANYAK PELAPISAN SOSIAL, MAKA

JUMLAH HUKUM DALAM MASYARAKAT

ITU SEMAKIN BANYAK PULA.

! LAW VARIES DIRECTLY WITH


62/107

%2

!. LAW VARIES DIRECTLY WITH

RANK

MAKNANYA: ORANG-ORANG BERKEDUDUKAN TINGGI

MEMILIKI HUKUM YANG LEBIH BANYAKDIBANDINGKAN ORANG-ORANG BERKEDUDUKANRENDAH.

PERSELISIHAN ANTARA ORANGBERKEDUDUKAN TINGGI LEBIH BANYAK SAMPAIKE POLISI/PENGADILAN DARIPADA PERSELISIHANORANG-ORANG BERKEDUDUKAN RENDAH.

JIKA ORANG BERKEDUDUKAN RENDAHMEN"EDERAI ORANG BERKEDUDUKAN RENDAHHUKUMANNYA TIDAK SEBERAT JIKA ORANGBERKEDUDUKAN TINGGI MEN"EDERAI ORANGBERKEDUDUKAN TINGGI.

# DOWNWARD LAW IS


63/107

%

#. DOWNWARD LAW IS

GREATER THAN UPWARD LAW

MAKNANYA:

HUKUM DALAM BERBAGAI BENTUK: UU,

LARANGAN-LARANGAN DAN

PERINTAH, PELAPORAN, PENAHANAN,

PENUNTUTAN DAN PENGHUKUMAN

LEBIH BANYAK DIARAHKAN KEPADA

ORANG-ORANG YANG BERSTATUSRENDAH DALAM MASYARAKAT.


64/107

%"

LANJUTAN

DALAM KASUS PIDANA: JIKA KORBAN

BERKEDUDUKAN LEBIH TINGGI

DARIPADA PELAKU, MAKA KORBAN

"ENDERUNG MELAPORKANPERSOALAN KEPADA POLISI ATAU

MENGGUGAT KE PENGADILAN

DIBANDINGKAN JIKA KORBAN ORANGBERKEDUDUKAN RENDAH DAN

PELAKU BERSTATUS TINGGI.



65/107

%$


OLEH MORPOLOGI SOSIAL

MORPOLOGI SOSIAL:

PERBEDAAN HORI$ONTAL DALAM

MASYARAKAT ANTARA LAIN KARENA

PERBEDAAN PROFESI/PEKERJAAN

DAN KEDEKATAN/INTIMASI DAN

INTEGRASI.


66/107

%%

DALIL-DALIL

.THE RELATIONSHIP BETWEEN LAW ANDDIFFERENTIATION IS CURVELINEAR

MAKNANYA:

DALAM MASYARAKAT YANG MEMILIKI LEBIHBANYAK PERBEDAAN MORPOLOGI SOSIAL,MAKA JUMLAH HUKUM SEMAKIN BANYAKPULA DAN SEBALIKNYA.

"ONTOH: JENIS KONTRAK LEBIH BANYAK

TERJADI DALAM MASYARAKAT DENGANVARIASI MORPOLOGI TINGGI DARIPADAMASYARAKAT DENGAN MORPOLOGISEDIKIT.

!. THE RELATIONSHIP BET%EEN LA%


67/107

%&

AND RELATIONAL DISTAN"E

"URVILINEAR

MAKNANYA:

HUKUM TIDAK BERLAKU DI ANTARA

ORANG-ORANG YANG BERHUBUNGAN

DEKAT. HUKUM SEMAKIN MENINGKATBERSAMAAN DENGAN JARAK ATAU

KERENGGANGAN.

# LAW VARIES DIRECTLY WITH


68/107

%'

#. LAW VARIES DIRECTLY WITH

INTEGRATION

MAKNANYA:

ORANG-ORANG YANG BERADA DALAMPUSAT LINGKARAN SOSIAL LEBIH MEMILIKIHUKUM DIBANDINGKAN ORANG-ORANGBERADA PADA BAGIAN TERLUARLINGKARAN SOSIAL(MARGINAL).

"ONTOH: PERSELISIHAN ANTARA DUAORANG BEKERJA "ENDERUNG SAMPAI KEPOLISI/PENGADILAN DARIPADAPERSELISIHAN ANTARA ORANG-ORANGPENGANGGUR ATAU GELANDANGAN.

PERILAKU HUKUM


69/107

%

PERILAKU HUKUM

DIPENGARUHI OLEH BUDAYA

BUDAYA: ASPEK SIMBOLIS DALAM MASYARAKATSEPERTI APA YANG BAIK DAN BURUK, APA YANGINDAH DAN BURUK, TERMASUK KARYA SENI DANBAHASA.

DALIL-DALIL:. LAW VARIES DIRECTLY WITH CULTURE.

MAKNANYA: DITEMUKAN LEBIH BANYAK HUKUMDALAM MASYARAKAT DENGAN KEBUDAYAANTINGGI.

"ONTOH: SUKU NOMADEN TIDAK MEMILIKI HUKUMSEBANYAK MASYARAKAT DENGAN KEBUDAYAANTINGGI.

! LAW IS GREATER IN A DIRECTION TOWARD


70/107

&

!. LAW IS GREATER IN A DIRECTION TOWARDLESS CONVENTIONALITY THAN MORE

CONVENTIONALITYMAKNANYA:

KEJAHATAN YG DILAKUKAN OLEH ORANG-ORANG YG %ARNA KULITNYA/ PENAMPILANFISIKNYA BERBEDA DARI PENDUDUKMAYORITAS DAN KORBANNYA ADALAH DARIKALANGAN MAYORITAS, MAKA HUKUMANLEBIH BERAT DIBANDINGKAN SEBALIKNYA.

"ONTOH: PELAKU KULIT HITAM ATAU INDIANTERHADAP ORANG KULIT PUTIH.

# LAW IS GREATER TOWARD LESS CULTURE


71/107

&1

#.LAW IS GREATER TOWARD LESS CULTURETHAN TOWARD MORE CULTURE

MAKNANYA:

KEJAHATAN OLEH ORANG YG TIDAK

BERBUDAYA/BERPENDIDIKAN RENDAH THD

ORANG YANG BERBUDAYA/BERPENDIDIKANTINGGI, HUKUMAN DIJATUHKAN LEBIH

BERAT DIBANDINGKAN JIKA PELAKU

BERPENDIDIKAN TINGGI, SEDANGKAN

KORBAN DARI KALANGAN TIDAKBERBUDAYA/TIDAK BERPENDIDIKAN.


72/107



73/107

&


OLEH ORGNASISASI

ORGNAISASI:

NEGARA, ADMINISTRASI PEMERINTAHAN,PERUSAHAAN, LEMBAGA-LEMBAGA LAIN.

DALIL-DALIL:1. LAW VARIES DIRECTLY WITH

ORGANIZATION

MAKNANYA:

SEMAKIN BANYAK INTERVENSI OLEHNEGARA THD MASYARAKAT SEMAKINBANYAK PULA HUKUM.

!. LA% GREATER IN DIRE"TION TO%ARD


74/107

&"

!.LA% GREATER IN DIRE"TION TO%ARDLESS ORGANI$ATION THAN TO%ARD MORE

ORGANI$ATION

MAKNANYA: HUKUM LEBIH BANYAK DIARAHKAN KEPADA

ORANG DARIPADA ORGANISASI.

ORGANISASI/PERUSAHAAN LEBIH "ENDERUNG

MELAPORKAN INDIVIDU KEPADA POLISI DARI PADAORANG MELAPORKAN PERUSAHAAN KE POLISI.

DI AMERIKA SERIKAT: SEBAGIAN BESARPENGGUGAT PERKARA PERDATA ADALAHORGANISASI, SEDANGKAN TERGUGAT ADALAH

INDIVIDU. ORGANISASI LEBIH SERING MENANG DALAM

BERPERKARA DARIPADA INDIVIDU.



75/107

&$


KONTROL SOSIAL LAIN

KONTROL SOSIAL LAIN: NORMA ADAT, AGAMA,ETIKA, ATAU MORAL.

DALIL-DALIL:. LA% VARIES INVERSELY %ITH OTHER

SO"IAL "ONTROL.

MAKNA:

JIKA KONTROL SOSIAL KUAT, KONTROLHUKUM MELEMAH DAN SEBALIKNYA PULA.

! LAW VARIES DIRECTLY WITH


76/107

&%

!. LAW VARIES DIRECTLY WITH

RESPECTABILITY

MAKNANYA:

HUKUM LEBIH BANYAK DITEMUKAN

KALANGAN ORANG TERHORMAT

DIBANDINGKAN DI KALANGAN ORANG-ORANG TIDAK TERHORMAT SEPERTI

PENJAHAT, RESIDIVIS, PELA"UR,

GELANDANGAN.

#. LAW IS GREATER IN A DIRECTION TOWARD


77/107

&&

LESS RESPECTABILITY THAN TOWARD MORE

RESPECTABILITY

MAKNANYA:

ORANG-ORANG TIDAK TERHORMAT

LEBIH BANYAK/SERING DIJADIKAN

SASARAN HUKUM DAN ORANG-ORANG TIDAK TERHORMAT

"ENDERUNG TIDAK MEMPEROLEH

MANFAAT DARI HUKUM ITU.


78/107

&'

REALISME HUKUM

O.%.HOLMES DAN JEROME FRANK:

KAJIAN THD PROSES PERADILAN.

HUKUM ADALAH PENGALAMAN PARA

PELAKU DALAM SISTEM PERADILAN.PANDANGAN: RULE S"EPTI"S DAN FA"T

S"EPTI"S.

RULE (ATURAN) DAN FAKTA DALAM PROSESPENGADILAN AMAT TERGANTUNG PADA

INTERPRETASI HAKIM.


79/107

&

LANJUTAN

MEMBEDAKAN ANTARA PAPER RULES(ATURAN DI ATAS KERTAS) DAN REALRULES (ATURAN NYATA)

PAPER TIDAK DAPAT DIANDALKANSEBAGAI PER%UJUDAN NORMA YANGSESUNGGUHNYA DAN TIDAK DAPATMENJADI PREDIKSI PUTUSANPENGADILAN.

REAL RULES: NORMA HUKUM

"RITI"AL LEGAL STUDIES


80/107

'

"RITI"AL LEGAL STUDIES

"RITI"AL LEGAL STUDIES ("LS)' STUDIHUKUM KRITIS:

MENGKRITISI TEORI-TEORI HUKUM YANG ADA,TERUTAMA POSITIVISME:

ATURAN MENENTUKAN PENYELESAIANKASUS ("ERTAINTY DAN DETERMINA"Y).

"LS MENOLAK ANGGAPAN ATURANMENENTUKAN PENYELESAIAN KASUS

SEBAB ATURAN YANG SAMA DAPATDIMANIPULASI SHG MENGHASILKANPUTUSAN BERBEDA UNTUK KASUS-KASUSYANG SERUPA.

LANJUTAN


81/107

'1

LANJUTAN

INTERPRETASI HAKIM YANG MENENTUKAN(DETERMINAN)

DOKTRIN HUKUM: KONTRADIKSI: ASAS

KEBEBASAN BERKONTRAK: BEBASMENENETUKAN DGN SIAPA DAN SYARAT-

SYARAT PERJANJIAN LA%AN PRINSIP TIDAK

BOLEH MERUSAK TATANAN MASYARAKAT,

PROSES PEMBUATAN PERJANJIAN TIDAKFAIR, TIDAK DAPAT DITEGAKKAN.

LANJUTAN


82/107

'2

LANJUTAN

HUKUM ADALAH POLITIK YANG

MEMPERTAHANKAN LIBERALISME.

LIBERALISME MENYUBURKAN

DOMINASI DAN HIRARKI DALAMMASYARAKAT/NEGARA.

LIBERALISME MERUSAK MORAL

INDIVIDU DAN KEHIDUPAN POLITIKMODERN.

ROBERTO UNGER, EKSPONEN "LS MENGUSULKAN


83/107

'

PENATAAN HUKUM DAN MASYARAKAT UNTUK

MENIADAKAN DOMINASI DAN HIRARKI

.IMMUNITY RIGHTS: KE%ENANGAN UNTUKMELA%AN DOMINASI INDIVIDU DAN NEGARA.

DESTABILI$ATION RIGHTS: MENJADI DASAR UNTUKMELA%AN LEMBAGA DAN PRAKTIK SOSIAL YANG

TELAH MAPAN. MARKET RIGHTS: MENJADI DASAR BAGI

PEMERATAAN MODAL/ASET SOSIAL DALAMMASYARAKAT.

SOLIDARITY RIGHTS: MENJADI DASAR

MENDORONG SALING TERGANTUNG, KERJASAMADAN TANGGUNGJA%AB DALAM MASYARAKAT.

TRANSFORMASI SOSIAL: MENGUBAH


84/107

'"

TRANSFORMASI SOSIAL: MENGUBAH

MASYARAKAT MENYELURUH

"LS TIDAK PER"AYA DENGANKONSEP PERUBAHAN SOSIAL DAN

PEMBARUAN HUKUM.

DENGAN TIGA METODOLOGI:

EKSPLIKASI/PENJELASAN TEKSTUAL.

TEORI SOSIAL

KRITIK MURNI.

LANJUTAN


85/107

'$

LANJUTAN

INTERPRETASI TEKS HUKUM UNTUKMENGUNGKAPKAN IDEOLOGI, STRUKTURDAN ISI HUKUM.

MENGGUNAKAN TEORI SOSIAL DALAM

MEMAHAMI SISTEM HUKUM. MENGKRITISI KEBENARAN DARI DOKTRIN,

PRINSIP YANG DITERIMA KALANGANPROFESI DAN AKADEMISI HUKUM

EKSPERIMEN PENYELESAIAN SENGKETAYANG MELIBATKAN RAKYAT BIASA SEBAGAIPEMUTUS.


86/107

LANJUTAN


87/107

'&

LANJUTAN

MASYARAKAT TARDISIONAL.

MASYARAKAT INDUSTRI/MAJU.

MASYARAKAT PRISMATIK:

MASYARAKAT YANG MENGANDUNG

UNSUR-UNSUR MODERN, TETAPI

JUGA MASIH MEMILIKI UNSUR-UNSUR

TRADISIONAL.

FAKTOR-FAKTOR DALAM MASYARAKAT

PRISMATIK YANG MEMPENGARUHI


88/107

''

PRISMATIK YANG MEMPENGARUHI

PENEGAKAN HUKUM DAN BIROKRASI

HETEROGENITAS:

"AMPURAN ANTARA UNSUR

BIROKRASI PEMERINTAH MODERN,

MISAL "AMAT, BUPATI, GUBERNUR,PRESIDEN, DENGAN UNSUR

TRADISIONAL: PIMPINAN AGAMA,

ADAT ATAU SUKU.

FORMALISME


89/107

'

FORMALISME:

ADANYA KESENJANGAN/

KETIDAKSESUAIAN ANTARA NORMA

HUKUM TERTULIS DAN PERILAKU

NYATA DALAM MASYARAKAT.

LEMAHNYA KEKUATAN SOSIAL UNTUK

MENEKAN BIROKRAT.

TUMPANG TINDIH STRUKTUR


90/107

TUMPANG TINDIH STRUKTUR

TUMPANG TINDIH ANTARA STRUKTURPEMERINTAHAN DAN STRUKTUR

LAINNYA, POLITIK, EKONOMI, PASAR

DENGAN STRUKTUR TRADISIONAL.

NEPOTISME: PAHAM


91/107

1

PERKON"OAN/KELUARGA

RESMINYA NEPOTISME DILARANG,HUKUM BERLAKU UMUM, TETAPI

PRAKTEKNYA BERBEDA: PATRIMONIAL

DAN KESUKUAN, KELUARGA,PERKA%ANAN IKUT BERPERAN

DALAM PENYELENGGARAAN

PEMERINTAHAN.

POLIKOMUNALISME


92/107

2

. POLIKOMUNALISME

POLIKOMUNALISME DAN KLIK:

PARA PEJABAT/PEGA%AI PEMERINTAH

YANG SEMESTINYA MEMBERLAKUKAN

ATURAN DAN MEMBERI PELAYANAN TANPAMEMBEDA-MEMBEDAKAN SUKU/KELOMPOK,

TERNYATA SERING MENGUNTUNGKAN

SUKU/KELOMPOK/KA%AN/KELUARGA DAN

MENDISKRIMINASIKAN KELOMPOK LAIN.

. PEREKONOMIAN BA$AAR


93/107

"ANTEEN

HARGA DAN PROSEDUR PELAYANANRESMI DIUMUMKAN/ DIBUAT MENJADI

ATURAN, TETAPI PELAKSANAANNYA

BERBEDA.

*. POLYNORMATIVISM DAN


94/107

"

KETIADAAN MUFAKAT

ADA BERBAGAI NORMA YANG BERLAKUDALAM MASYARAKAT.

ANGGOTA-ANGGOTA MASYARAKAT

TUNDUK PADA BERBAGAI NORMA. ANGGOTA MASYARAKAT MAUPUN PEJABAT

PEMERINTAH TIDAK KONSISTEN DALAM

MENGIKATKAN DIRI PADA BERBAGAI NORMA

TERGANTUNG PADA KEPENTINGANPRIBADI.

+. DISTRIBUSI KEKUASAAN:


95/107

$

KE%ENANGAN VS KONTROL

"ENDERUNG PADA OVERSENTRALISASI.

APARATUR YANG BER%ENANG TIDAK

MAMPU MENGONTROL PERILAKU

MASYARAKAT SE"ARA TOTAL SUPAYAPATUH PADA HUKUM/ PROGRAM

PEMERINTAH.

ANGGOTA-ANGGOTA MASYARAKAT TUNDUK

PADA KONTROL DARI KEKUATAN-KEKUATANLAIN.

PLURALISME HUKUM


96/107

%

PLURALISME HUKUM

BENDA BE"KMANN, SALLY FALKMORE, SALLY NEGLE MERRY,

GRIFFITHS.

ASAL MULA:

STUDI NORMA-NORMA MASYARAKAT

JAJAHAN/BERKEMBANG, KEMUDIAN

BERKEMBANG STUDI NORMA-NORMADI NEGARA-NEGARA MAJU.

LANJUTAN


97/107

&

LANJUTAN

PENJELASAN DASAR PLURALISME HUKUM:

DALAM SETIAP MASYARAKAT/NEGARA

BERLAKU BERBAGAI NORMA HUKUM, BAIK

NORMA YANG DIBUAT NEGARA (STATE LA%,LA%YERS LA%, OFFI"IAL LA%, BOURGEOIS

LEGALITY) MAUPUN NORMA-NORMA LAIN

YANG TIDAK DIBUAT OLEH NEGARA (NON-

STATE LA%, FOLK LA%, INDEGENOUS LA%),MISAL NORMA AGAMA, ETIKA, ADAT,

KEBIASAAN, ORGANISASI.

LANJUTAN


98/107

'

LANJUTAN

STUDI HUKUM YANG HANYA MEMBATASIPADA STUDI NORMA-NROMA YANG DIBUAT

NEGARA (STATE LA%): TIDAK MEMADAI,

TIDAK MEMPEROLEH ILMU LENGKAP

TENTANG KENYATAAN EMPIRIS DALAM

MASYARAKAT.

PERLU STUDI MENYELEURUH TERMASUK

NORMA-NORMA LAIN YANGMEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT.

FOKUS STUDI PLURALISME


99/107

FOKUS STUDI PLURALISME

ANALISIS INTERAKSI, KOMPETESI, SALINGPENGARUH ANTARA BERBAGAI NORMA

DALAM MASYARAKAT YANG MEMBENTUK

PERILAKU MASYARAKAT.

MENGELOBORASI HUKUM ADAT/KEBIASAAN

DALAM MASYARAKAT.

MEMBUAT GARIS BATAS ANTARA BERBAGAI

NORMA DALAM MASYARAKAT.

KONSEP PENTING:


100/107

1

KONSEP PENTING:

SEMIAUTONOMOUS SO"IAL FIELD: SEBUAH MASYARAKAT MEMILIKI ATURAN-

ATURAN DAN SIMBOL-SIMBOL SENDIRI,TETAPI JUGA DIPENGARUHI OLEH ATURAN-

ATURAN, KEKUATAN-KEKUATAN DARI LUARMASYARAKAT ITU.

ATURAN DI LUAR MASYARAKAT MEMASUKIMASYARAKAT, TETAPI TIDAK MENDOMINASI,

ADA RUANG UNTUK MENOLAK ATURAN-ATURAN ITU, MASYARAKAT OTONOM.

FEMINIST LEGAL THEORY (TEORI


101/107

11

HUKUM KAUM PEREMPUAN)

LATARBELAKANG: DISKRIMINASI THDKAUM PEREMPUAN DALAM BERBAGAI

ASPEK KEHIDUPAN MASYARAKAT DI

BARAT, KHUSUSNYA DI INGGRIS DANAMERIKA PADA ABAD SILAM.

TEORI HUKUM FEMINIS LAHIR DAN

BERKEMBANG # TAHUN LALU.

INTI PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS:


102/107

12

INTI PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS:

MENELAAH PERAN DAN FUNGSI HUKUMDALAM KAITANNYA DENGAN KAUMPEREMPUAN.

STUDI HUKUM DARI PERSPEKTIF KAUM

PEREMPUAN. HASIL-HASIL PENELITIAN/STUDI YANG

DILAKUKAN OLEH KAUM PEREMPUAN: KAUM PEREMPUAN MENEMUKAN BAH%A

HUKUM TIDAK ADIL, MERENDAHKAN DANTIDAK MEMUASKAN BAGI KAUMPEREMPUAN.

LANJUTAN


103/107

1

LANJUTAN

HUKUM ITU MENGANDUNG HIRARKI,MELETAKKAN PRIA LEBIH TINGGI DAN

DOMINAN DARI KAUM PEREMPUAN.

HUKUM BERKARAKTER PRIA: SPTPRIA RASIONAL, OBJEKTIF, ABTSRAK,

BUKAN SEPERTI PEREMPUAN: TIDAK

RASIONAL, SUBJEKTIF,BERPERASAAN.

LANJUTAN


104/107

1"

LANJUTAN

HUKUM TIDAK MEMPERHATIKAN %ILAYAHRUMAHTANGGA, HUBUNGAN SUAMI ISTERI:

%ILAYAH PRIVAT, NEGARA TIDAK BOLEH

"AMPUR TANGAN.

NEGARA BUKAN INSTITUSI NETRAL, TETAPI

BERPIHAK KPD KAUM PRIA

ADALAH SALAH ANATOMI TUBUH

PEREMPUAN DIPANDANG SEBAGAI SUMBERKELEMAHAN PEREMPUAN

LANJUTAN


105/107

1$

LANJUTAN

SEBAGIAN FEMINIST: PEREMPUAN HARUSDIPERLAKUKAN SAMA DENGAN PRIA TIDAK

SAJA SE"ARA FORMAL TETAPI JUGA

SUBSTANSIAL.

SEBAGIAN FEMINIST: PEREMPUAN HARUS

DIPERLAKUKAN BERBEDA, DIBERIKAN HAK-

HAK KHUSUS AGAR MEREKA DAPAT SETARASE"ARA SUBSTANSIAL.

HAK/PERLAKUAN KHUSUS THD


106/107

1%

PEREMPUAN

REED V. REED, HUKUM NEGARABAGIAN IDAHO MENYATAKAN

SEORANG ISTERI TIDAK BER%ENANG

MENGELOLA HAK ATAS TANAH MAH AGUNG AS MENYATAKAN HUKUM

NEGARA BAGIAN IDAHO TIDAK SAH

TERIMA KASIH


107/107

TERIMA KASIH

jajal bogor

Documents