Dakwah dan Sosial Keagamaan ala Jagong MatonJagong maton adalah satu kegiatan yang diselenggarakan setiap dua minggu sekali. Kegiatan yang dimulai setelah jamaah isya` ini dimulai dengan gendingan yang diringi dengan lagu-lagu yang sebagian besar lagu yang islami dan kemudian diakhiri dengan jagongan (berbincang-bincang) mengenai masalah ummat. Beberapa hal yang dibicarakan dalam kegiatan jagong maton misalnya, mengevaluasi kegiatan selama satu minggu, kemudian disampaikan pengumuman-pengumuman oleh pengasuh Pesantren Rakyat, mendengarkan aspirasi atau unek-unek rakyat dan agenda kegiatan satu minggu berikutnya. Dalam kegiatan ini juga diadakan budaya infak seikhlasnya yang hasil dari infaq itu digunakan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Jagong maton memiliki motto kita yang belajar, kita yang mengajar dan kita yang memberi gelar memiliki manfaat yang luar biasa dalam rangka adaptasi pesantren dengan lingkungan sekitarnya.Menurut Ustadz Abdulloh Sam, S.Psi tujuan dari kegiatan jagong maton ini adalah untuk mengalihkan kebiasaan jagongan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar yang dulunya sering dijadikan ajang minum-minuman keras dan perjudian, kini dengan menggunakan pendekatan seni jagongan ini menjadi lebih terarah dan membawa manfaat. Aktivitas interaksi yang terbangun secara terus menerus melalui program-program yang bersifat adaptif tersebut diatas, menghasilkan berupa produk-produk sosial yang terlahir dari eksternalisasi manusia. Dalam konteks ini pesantren rakyat adalah sebuah produk sosial yang dihasilkan dari pencurahan kedirian manusia yang terus menerus kedalam dunia, baik dalam aktifitas fisis maupun mentalnya. Disamping beberapa komunitas yang ada Misalnya jagong maton, kentrungan, kajian-kajian keislaman, pesantren ini juga memiliki program-program yang sinergi dengan kebutuhan masyarakat sekitar. Oleh karena itu dalam rangka pengembangan pesantren, Pesantren rakyat menyelenggarakan beberapa bidang kegiatan.