iv. hasil dan pembahasan a. hubungan bobot badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien...

21
25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan dengan Bobot Karkas pada Sapi SIMPO Jantan Berdasarkan hasil pengumpulan data selama penelitian, distribusi data bobot badan dan bobot karkas sapi SIMPO jantan (n= 90 ekor) dapat dilihat pada sebaran data (boxplot) bobot badan dan bobot karkas (Gambar 7A dan 7B). Distribusi data bobot badan berada pada nilai median (Q2) sebesar 539,5 kg dengan rentang data terkecil (Q1) sebesar 493,25 kg dan data terbesar (Q3) sebesar 585 kg, sementara data bobot karkas terdistribusi pada nilai median 282,5 kg dengan rentang data terkecil sebesar 254 kg dan data terbesar sebesar 309 kg. Gambar 7. Sebaran data bobot badan (A) dan bobot karkas (B) sapi SIMPO jantan yang dikumpulkan selama penelitian Gambar 8. Diagram pencar hubungan antara bobot badan dengan bobot karkas sapi SIMPO jantan 27

Upload: vanhanh

Post on 14-May-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hubungan Bobot Badan dengan Bobot Karkas pada Sapi SIMPO Jantan

Berdasarkan hasil pengumpulan data selama penelitian, distribusi data

bobot badan dan bobot karkas sapi SIMPO jantan (n= 90 ekor) dapat dilihat pada

sebaran data (boxplot) bobot badan dan bobot karkas (Gambar 7A dan 7B).

Distribusi data bobot badan berada pada nilai median (Q2) sebesar 539,5 kg

dengan rentang data terkecil (Q1) sebesar 493,25 kg dan data terbesar (Q3)

sebesar 585 kg, sementara data bobot karkas terdistribusi pada nilai median 282,5

kg dengan rentang data terkecil sebesar 254 kg dan data terbesar sebesar 309 kg.

Gambar 7. Sebaran data bobot badan (A) dan bobot karkas (B) sapi SIMPO jantan

yang dikumpulkan selama penelitian

Gambar 8. Diagram pencar hubungan antara bobot badan dengan bobot karkas

sapi SIMPO jantan

27

Page 2: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

28

Hasil analisis hubungan antara bobot badan dengan bobot karkas pada sapi

SIMPO jantan dihasilkan persamaan regresi yaitu Y = -6,291 + 0,538X dengan

nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,931 (Gambar 8) dan menunjukkan hubungan

yang nyata (P<0,05) perhitungan dapat dilihat pada lampiran 1. Hasil penelitian

ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Pradana et al., (2014),

yang memperoleh keterkaitan hubungan yang signifikan antara bobot badan

dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis

korelasi dan regresi sederhana menunjukkan nilai R2 sebesar 0,866 sehingga

bobot badan dapat digunakan untuk menduga bobot karkas sebesar 86,6% dan

13,4% dipengaruhi faktor lingkungan yang lain. Soeparno (2005) menjelaskan

lebih lanjut bahwa dengan bobot badan yang besar maka akan menghasilkan

bobot karkas yang meningkat pula. Hal ini menjelaskan bahwa adanya keterkaitan

hubungan antara kedua variabel tersebut.

B. Hubungan Ukuran Tubuh dengan Bobot Badan pada Sapi SIMPO Jantan

Bobot badan sapi SIMPO Jantan

Berdasarkan hasil pengumpulan data selama penelitian, distribusi data bobot

badan sapi SIMPO jantan dapat dilihat pada Gambar 9. Bobot badan sapi kelompok

umur poel 1 (n= 30) berada pada nilai median sebesar 539 kg dengan rentang data

terkecil sebesar 501,25 kg dan data terbesar sebesar 583,25 kg. Data bobot badan sapi

pada kelompok umur poel 2 (n= 30) berada pada nilai median sebesar 499,5 kg

dengan rentang data terkecil sebesar 461 kg dan data terbesar sebesar 599,25 kg. Data

bobot badan sapi pada kelompok umur poel 3 (n= 30) berada pada nilai median

sebesar 555 kg dengan rentang data terkecil sebesar 526,25 kg dan data terbesar

sebesar 584,5 kg.

Page 3: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

29

Gambar 9. Sebaran data bobot badan sapi SIMPO jantan pada berbagai

kelompok umur

Hubungan panjang badan dengan bobot badan

Berdasarkan hasil pengumpulan data selama penelitian, distribusi data

panjang badan sapi SIMPO jantan dapat dilihat pada Gambar 10. Distribusi panjang

badan kelompok umur poel 1 (n= 30) berada pada nilai median sebesar 154,5 cm

dengan rentang data terkecil sebesar 148,25 cm dan data terbesar sebesar 162,75 cm.

Data panjang badan sapi pada kelompok umur poel 2 (n= 30) berada pada nilai

median sebesar 156 cm dengan rentang data terkecil sebesar 153 cm dan data terbesar

sebesar 165,75 cm. Data panjang badan sapi pada kelompok umur poel 3 (n= 30)

berada pada nilai median sebesar 156,5 cm dengan rentang data terkecil sebesar 152

cm dan data terbesar sebesar 164,75 cm.

Gambar 10. Sebaran data panjang badan sapi SIMPO jantan pada berbagai

kelompok umur

Page 4: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

30

Hasil analisis hubungan antara panjang badan dengan bobot badan pada

masing-masing kelompok umur (data bobot badan pada Gambar 9) dihasilkan

persamaan regresi, nilai koefisien korelasi dan nilai koefisien determinasi seperti

yang terlihat pada Gambar 11, 12 dan 13. Berdasarkan analisis keeratan hubungan,

diperoleh bahwa panjang badan dengan bobot badan berhubungan secara nyata

(P<0,05) pada semua kelompok umur.

Gambar 11. Diagram pencar hubungan antara panjang badan dengan bobot

badan pada kelompok umur poel 1

Gambar 12. Diagram pencar hubungan antara panjang badan dengan bobot

badan pada kelompok umur poel 2

Gambar 13. Diagram pencar hubungan antara panjang badan dengan bobot

badan pada kelompok umur poel 3

Page 5: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

31

Hasil analisis hubungan antara panjang badan dengan bobot badan pada sapi

SIMPO jantan poel 1 dihasilkan persamaan regresi yaitu Y = -215,996 + 4,887X, poel

2 yaitu Y = -432,254 + 6,049X dan poel 3 yaitu Y = -106,774 + 4,189X, dengan nilai

koefisien korelasi umur poel 1, poel 2 dan poel 3 adalah 0,647: 0,787 dan 0,666

(Gambar 11, 12 dan 13). Analisis keeratan hubungan antara variabel panjang badan

dengan bobot badan menunjukan hubungan yang nyata (P<0,05) perhitungan dapat

dilihat pada lampiran 2, 3 dan 4. Selanjutnya, persamaan regresi digunakan untuk

menduga bobot badan dengan data panjang badan yang kemudian dibandingkan

dengan bobot badan sebenarnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

telah dilakukan oleh Prabowo et al., (2012) untuk nilai koefisien korelasi (r) panjang

badan dengan bobot badan memiliki nilai yang erat yaitu 0,808. Anggorodi (1979)

menyatakan bahwa panjang badan dapat digunakan untuk melakukan pendugaan

bobot badan karena memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan tulang khususnya

tulang belakang. Dijelaskan lebih lanjut bahwa panjang badan yang semakin panjang

maka akan menghasilkan bobot badan yang semakin meningkat pula.

Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan nilai R2 umur poel

1, poel 2 dan poel 3 adalah 0,418: 0,619 dan 0,443. Nilai R2 poel 1 memiliki nilai

yang sangat kecil yaitu 41,8%, hal tersebut dijelaskan bahwa pada umur tersebut

ternak masih dalam proses pertumbuhan awal dimana proporsi tulang, daging, lemak

dan organ-organ dalam belum seimbang (Subagyo, 2009). Nilai R2 poel 2 dan poel 3

bahwa 61,9% serta 44,3% panjang badan dapat digunakan untuk menduga bobot

badan dan 38,1% serta 55,7% bobot badan dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang

lain.

Hubungan lingkar dada dengan bobot badan

Berdasarkan hasil pengumpulan data selama penelitian, distribusi data lingkar

dada sapi SIMPO jantan dapat dilihat pada sebaran data Gambar 14. Distribusi data

lingkar dada kelompok umur poel 1 (n= 30) berada pada nilai median sebesar 197,5

Page 6: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

32

cm dengan rentang data terkecil sebesar 192 cm dan data terbesar sebesar 200,75 cm.

Data lingkar dada sapi pada kelompok umur poel 2 (n= 30) berada pada nilai median

sebesar 195 cm dengan rentang data terkecil sebesar 188 cm dan data terbesar sebesar

200,5 cm. Data lingkar dada sapi pada kelompok umur poel 3 (n= 30) berada pada

nilai median sebesar 198 cm dengan rentang data terkecil sebesar 189 cm dan data

terbesar sebesar 201,75 cm.

Gambar 14. Sebaran data lingkar dada sapi SIMPO jantan pada berbagai

kelompok umur

Hasil analisis hubungan antara lingkar dada dengan bobot badan pada masing-

masing kelompok umur (data bobot badan pada Gambar 9) dihasilkan persamaan

regresi, nilai koefisien korelasi dan nilai koefisien determinasi seperti yang terlihat

pada Gambar 15, 16 dan 17. Berdasarkan analisis keeratan hubungan diperoleh

bahwa lingkar dada dengan bobot badan berhubungan secara nyata (P<0,05) pada

semua kelompok umur.

Gambar 15. Diagram pencar hubungan antara lingkar dada dengan bobot

badan pada kelompok umur poel 1

Page 7: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

33

Gambar 16. Diagram pencar hubungan antara lingkar dada dengan bobot

badan pada kelompok umur poel 2

Gambar 17. Diagram pencar hubungan antara lingkar dada dengan bobot

badan pada kelompok umur poel 3

Hasil analisis hubungan antara lingkar dada dengan bobot badan pada sapi

SIMPO jantan poel 1 dihasilkan persamaan regresi poel 1 yaitu Y = -387,812 +

4,739X, poel 2 yaitu Y = -906,269 + 7,340X dan poel 3 yaitu Y = -287,335 + 4,272X,

dengan nilai koefisien korelasi umur poel 1, poel 2 dan poel 3 adalah 0,661: 0,851

dan 0,661 (Gambar 15, 16 dan 17). Analisis keeratan hubungan antara variabel

lingkar dada dengan bobot badan menunjukkan hubungan yang nyata (P<0,05)

perhitungan dapat dilihat pada lampiran 2, 3 dan 4. Selanjutnya, persamaan regresi

digunakan untuk menduga bobot badan dengan data lingkar dada yang kemudian

dibandingkan dengan bobot badan sebenarnya. Menurut penelitian Ni’am et al.,

(2012) diperoleh nilai koefisien korelasi (r) lingkar dada dengan bobot badan pada

umur poel 1, poel 2 dan poel 3 yaitu 0,91: 0,92 dan 0,84, sehingga terdapat pengaruh

hubungan yang signifikan. Menurut pendapat Yusuf (2004), secara fisiologis lingkar

Page 8: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

34

dada memiliki pengaruh yang besar terhadap bobot badan karena di dalam rongga

dada terdapat organ-organ seperti jantung dan paru-paru karena organ tersebut akan

mengalami pembesaran seiring dengan berlangsungnya pertumbuhan. Dijelaskan

lebih lanjut bahwa lingkar dada yang semakin besar maka akan menghasilkan bobot

badan yang semakin meningkat pula.

Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan nilai R2 umur poel

1, poel 2 dan poel 3 adalah 0,436: 0,724 dan 0,436. Nilai R2 poel 1 dan poel 3 berada

dibawah 50% yaitu 43,6%. Nilai R2 poel 2 sebesar 0,724 bahwa 72,4% dan 27,6%

bobot badan dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang lain. Lingkar dada memiliki

nilai koefisien determinasi (R2) yang paling tinggi dikarenakan oleh perbedaan fase

pertumbuhan tulang. Tulang-tulang dalam tubuh ternak (termasuk diantaranya tulang

kaki) ketika mengalami pertumbuhan optimum maka pertumbuhannya akan terhenti,

sedangkan tulang rusuk masih dapat tumbuh dan berkembang karena merupakan

tulang yang pertumbuhannya paling akhir, sehingga dapat menambah panjang ukuran

lingkar dadanya (Pallson dan Verges, 1952). Menurut Soeparno (2005), selama

pertumbuhan postnatal tulang tumbuh lebih awal dibandingkan dengan pertumbuhan

otot dan lemak, serta rusuk merupakan tulang yang perkembangannya paling akhir.

C. Hubungan Ukuran Tubuh dengan Bobot Karkas pada Sapi SIMPO Jantan

Bobot karkas sapi SIMPO Jantan

Berdasarkan hasil pengumpulan data selama penelitian, distribusi data bobot

karkas sapi SIMPO jantan dapat dilihat pada Gambar 18. Bobot karkas sapi

kelompok umur poel 1 (n= 30) berada pada nilai median sebesar 283,5 kg dengan

rentang data terkecil sebesar 270,25 kg dan data terbesar sebesar 203,5 kg. Data

bobot badan sapi pada kelompok umur poel 2 (n= 30) berada pada nilai median

sebesar 265 kg dengan rentang data terkecil sebesar 244,75 kg dan data terbesar

sebesar 312,25 kg. Sementara data bobot badan sapi pada kelompok umur poel 3 (n=

Page 9: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

35

30) berada pada nilai median sebesar 295 kg dengan rentang data terkecil sebesar

272,25 kg dan data terbesar sebesar 305,25 kg.

Gambar 18. Sebaran data bobot karkas sapi SIMPO jantan pada berbagai

kelompok umur

Hubungan panjang badan dengan bobot karkas

Berdasarkan hasil pengumpulan data selama penelitian, distribusi data

panjang badan sapi SIMPO jantan dapat dilihat pada Gambar 10. Hasil analisis

hubungan antara panjang badan dengan bobot karkas pada masing-masing kelompok

umur (data bobot karkas pada Gambar 18) dihasilkan persamaan regresi, nilai

koefisien korelasi dan nilai koefisien determinasi seperti yang terlihat pada Gambar

19, 20 dan 21. Berdasarkan analisis keeratan hubungan, diperoleh bahwa panjang

badan dengan bobot karkas berhubungan secara nyata (P<0,05) pada semua

kelompok umur.

Gambar 19. Diagram pencar hubungan antara panjang badan dengan bobot

karkas pada kelompok umur poel 1

Page 10: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

36

Gambar 20. Diagram pencar hubungan antara panjang badan dengan bobot

karkas pada kelompok umur poel 2

Gambar 21. Diagram pencar hubungan antara panjang badan dengan bobot

karkas pada kelompok umur poel 3

Hasil analisis hubungan antara panjang badan dengan bobot karkas pada sapi

SIMPO jantan poel 1 dihasilkan persamaan regresi yaitu Y = -124,693 + 2,657X, poel

2 yaitu Y = -229,000 + 3,202X dan poel 3 yaitu Y = -81,206 + 2,346X, dengan nilai

koefisien korelasi umur poel 1, poel 2 dan poel 3 adalah 0,638: 0,740 dan 0,551

(Gambar 19, 20 dan 21). Analisis keeratan hubungan antara variabel panjang badan

dengan bobot badan menunjukkan hubungan yang nyata (P<0,05) perhitungan dapat

dilihat pada lampiran 14, 15 dan 16. Selanjutnya, persamaan regresi digunakan untuk

menduga bobot karkas dengan data panjang badan yang kemudian dibandingkan

dengan bobot karkas sebenarnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

telah dilakukan oleh Prabowo et al., (2012) untuk nilai koefisien korelasi (r) panjang

badan dengan bobot karkas memiliki nilai yang erat yaitu 0,838.

Page 11: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

37

Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan nilai R2 umur poel

1, poel 2 dan poel 3 adalah 0,407: 0,547 dan 0,303. Nilai R2 poel 1 dan poel 3 berada

dibawah 50%. Nilai R2 poel 2 sebesar 0,547 bahwa 54,7% panjang badan dapat

digunakan untuk menduga bobot karkas dan 45,3% bobot karkas dipengaruhi oleh

faktor lingkungan yang lain. Menurut Pallson dan Verges (1952), serta Soeparno

(2005) selama periode pertumbuhan postnatal tulang tumbuh lebih awal

dibandingkan pertumbuhan otot dan lemak, ketika proses awal pertumbuhan tulang

tumbuh secara terus menerus dibandingkan otot. Laju pertumbuhan ukuran tulang

yang cepat pada poel 1 kemungkinan dapat disebabkan tidak diikuti dengan

pertambahan bobot badan dengan baik. Selanjutnya, pada umur poel 3 tulang

belakang (columna vertebralis) mengalami pertumbuhan optimum, sedangkan

komponen karkas dalam tahap pertumbuhan perlemakan yang melekat pada tulang

meningkat, penimbunan lemak yang besar dapat menyebabkan proporsi tulang dan

otot menurun (Lawrie, 2003).

Hubungan lingkar dada dengan bobot karkas

Berdasarkan hasil pengumpulan data selama penelitian, distribusi data lingkar

dada sapi SIMPO jantan dapat dilihat pada Gambar 14. Hasil analisis hubungan

antara panjang badan dengan bobot karkas pada masing-masing kelompok umur (data

bobot karkas pada Gambar 18) dihasilkan persamaan regresi, nilai koefisien korelasi

dan nilai koefisien determinasi seperti yang terlihat pada Gambar 22, 23 dan 24.

Berdasarkan analisis keeratan hubungan, diperoleh bahwa lingkar dada dengan bobot

karkas berhubungan secara nyata (P<0,05).

Page 12: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

38

Gambar 22. Diagram pencar hubungan antara lingkar dada dengan bobot

karkas pada kelompok umur poel 1

Gambar 23. Diagram pencar hubungan antara lingkar dada dengan bobot

karkas pada kelompok umur poel 2

Gambar 24. Diagram pencar hubungan antara lingkar dada dengan bobot

karkas pada kelompok umur poel 3

Hasil analisis hubungan antara lingkar dada dengan bobot karkas pada sapi

SIMPO jantan poel 1 dihasilkan persamaan regresi poel 1 yaitu Y = -156,015 +

2,261X, poel 2 yaitu Y = -482,815 + 3,901X dan poel 3 yaitu Y = -256,513 + 2,768X,

dengan nilai koefisien korelasi umur poel 1, poel 2 dan poel 3 adalah 0,572: 0,803

dan 0,632 (Gambar 22, 23 dan 24). Analisis keeratan hubungan antara variabel

Page 13: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

39

lingkar dada dengan bobot karkas menunjukkan hubungan yang nyata (P<0,05)

perhitungan dapat dilihat pada lampiran 14, 15 dan 16. Selanjutnya, persamaan

regresi digunakan untuk menduga bobot karkas dengan data lingkar dada yang

kemudian dibandingkan dengan bobot karkas sebenarnya. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Atsari (2015) untuk nilai koefisien

korelasi (r) lingkar dada dengan bobot karkas memiliki nilai yang erat yaitu 0,556.

Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan nilai R2 umur poel

1, poel 2 dan poel 3 adalah 0,327: 0,644 dan 0,399. Nilai R2 poel 1 dan poel 3 berada

dibawah 50%. Nilai R2 poel 2 sebesar 0,644 bahwa 64,4% lingkar dada dapat

digunakan untuk menduga bobot karkas dan 35,6% bobot karkas dipengaruhi oleh

faktor lingkungan yang lain. Keadaan tersebut dapat dikarenakan terjadi adanya

penurunan karkas pada ternak yang lebih tua. Menurut Pamungkas et al., (1992)

terjadi deposisi lemak yang lebih banyak di bagian organ pencernaan dan reproduksi

pada ternak yang lebih dewasa, sehingga bobot badannya mengalami peningkatan dan

menyebabkan menurunnya angka persentase karkas, semakin tua maka

kecenderungan angka persentase karkas akan semakin kecil.

D. Koefisien korelasi (r) antara ukuran tubuh dengan bobot badan sapi SIMPO

jantan pada berbagai kelompok umur

Tabel 1. Nilai koefisien korelasi (r) ukuran tubuh dengan bobot badan

Ukuran tubuh Kelompok Umur

poel 1 poel 2 poel 3

Panjang badan 0,647 0,787 0,666

Lingkar dada 0,661 0,851 0,661

Berdasarkan nilai koefisien korelasi, pada kelompok umur poel 1 dan 2

terlihat bahwa pendugaan bobot badan menggunakan lingkar dada memiliki nilai

r yang lebih tinggi dibanding menggunakan panjang badan (0,661 dibanding

0,647 dan 0,851 dibanding 0,787). Hal ini berarti pada kelompok umur poel 1 dan

2 pendugaan bobot badan akan lebih akurat apabila menggunakan lingkar dada.

Page 14: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

40

Pada kelompok umur poel 3, pendugaan bobot badan akan lebih akurat apabila

menggunakan ukuran panjang badan dibanding dengan lingkar dada (0,666

dibanding 0,661). Pendugaan bobot badan pada sapi SIMPO Jantan poel 1, poel 2

dan poel 3 dibandingkan dengan bobot badan sebenarnya dengan tingkat akurasi

panjang badan (92,83%: 92,78%: 93,82%) dan lingkar dada (94,70%: 95,56%:

95,16%) perhitungan dapat dilihat pada lampiran 6, 7, 8, 9, 10 dan 11. Hal

tersebut sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan Prabowo et al., (2012) dan

Ni’am et al., (2012) bahwa panjang badan dan lingkar dada memiliki hubungan

yang erat dengan bobot badan.

E. Koefisien korelasi (r) antara ukuran tubuh dengan bobot karkas sapi

SIMPO jantan pada berbagai kelompok umur

Tabel 2. Nilai koefisien korelasi (r) ukuran tubuh dengan bobot karkas

Ukuran tubuh Kelompok Umur

poel 1 poel 2 poel 3

Panjang badan 0,638 0,740 0,551

Lingkar dada 0,572 0,803 0,632

Berdasarkan nilai koefisien korelasi, pada kelompok umur poel 2 dan 3

terlihat bahwa pendugaan bobot karkas menggunakan lingkar dada memiliki nilai

r yang lebih tinggi dibanding menggunakan panjang badan (0,803 dibanding

0,740 dan 0,632 dibanding 0,551). Hal ini berarti pada kelompok umur poel 2 dan

3 pendugaan bobot karkas akan lebih akurat apabila menggunakan lingkar dada.

Sementara pada kelompok umur poel 1, pendugaan bobot karkas akan lebih

akurat apabila menggunakan ukuran panjang badan dibanding dengan lingkar

dada (0,638 dibanding 0,572). Pendugaan bobot karkas pada sapi SIMPO Jantan

poel 1, poel 2 dan poel 3 dibandingkan dengan bobot karkas sebenarnya dengan

tingkat akurasi panjang badan (93,55%: 92,96%: 94,16%) dan lingkar dada

(91,27%: 92,53%: 94,08%) perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17, 18, 19,

20, 21 dan 22. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan

Page 15: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

41

Prabowo et al., (2012) dan Atsari (2015) bahwa panjang badan dan lingkar dada

memiliki hubungan yang erat dengan bobot karkas.

Page 16: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

42

V. KESIMPULAN

Ukuran tubuh dengan bobot badan dan bobot karkas memiliki hubungan yang

signifikan, sehingga terdapat hubungan yang saling berkaitan. Hubungan antara

panjang badan dan lingkar dada dengan bobot badan dan bobot karkas pada berbagai

kelompok umur sapi SIMPO jantan pada penelitian ini memperlihatkan hubungan

yang nyata, sehingga kedua ukuran tersebut dapat digunakan untuk melakukan

pendugaan bobot badan dan bobot karkas.

Page 17: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

43

DAFTAR PUSTAKA

Amano, K., M. Katsumata, S. Suzuki, K. Nozawa, Y. Kawamoto, T. Namikawa, H.

Martojo, I. K. Abdulgani dan H. Nadjib. 1981. Morphological and Genetical

Survey of Water Buffaloes in Indonesia. The Origin and Phylogeny of

Indonesian Native Livestock. Part II : 31 - 54.

Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makana Ternak Umum. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Atsari, A. Z. Z. 2015. Hubungan ukuran tubuh dan bobot potong serta bobot karkas

pada sapi di kabupaten kebumen Jawa Tengah. Skripsi. Fakultas Peternakan,

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Awaluddin dan T. Panjaitan. 2010. Petunjuk Praktis Pengukuran Ternak Sapi Potong.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Balai Besar Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

NTB. Mataram.

Berg, R. T. dan P. M. Butterfield. 1976. New concept of Cattle Growth. University

Press. Sydney.

Christoffor, W. T. H. M. 2004. Kinerja induk sapi Silangan Simmental Peranakan

Ongole dan Peranakan Ongole periode prepartum sampai postpartum di

Kecamatan Bambanglipuro Kabupaten Bantul. Tesis. Program Pascasarjana

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Dilaga, S. Y. 1989. Peternakan Sapi Bali dan Permasalahannya. Bumi Aksara.

Jakarta.

Gaspersz, V. 1992. Teknik Analisis dalam Penelitian Percobaan 2. Tarsito. Bandung.

Gomez, K.A. dan Arturo. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertanian. Edisi

Kedua. Hal 13 – 16. Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta.

43

Page 18: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

44

Hafid, H. 2005. Kajian pertumbuhan dan distribusi daging serta estimasi

produktivitas karkas sapi hasil penggemukan. Disertasi. Program Pasca

Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hardjosubroto, W. 1994. Aplikasi Pemuliaan Ternak di Lapangan. PT Grasindo.

Jakarta.

Hasan, I. 2010. Pokok-pokok Materi Statistik 2. Bumi Aksara. Jakarta.

Hasnudi. 1997. Pengelolaan Ternak Sapi Pedaging. Fakultas Pertanian, Universitas

Sumatera Utara. Medan.

Hastuti, I. 2007. Karakteristik eksterior sapi betina hasil silangan antara Simmental

dan Limousin dengan Sapi PO di Kabupaten Bantul. Skripsi Sarjana

Peternakan. Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Johnson, E. R., D.G. Taylor, dan R. Priyanto. 1992. The contribution eye muscle area

to the objective measurement of carcass muscle. Proc. Aust. Soc. Anim. Prod.

Vol. 19. Melbourne.

Kempster, A. J., A. Cuthberson and G. Harrington. 1982. Carcass Evaluation in

Livestock Breeding Production and Marketing. Granada Publishing Ltd.

London.

Kidwell, J. P. A. 1965. Study of The relation between body conformation and carcass

quality. in fat calves. J Anim. Sci, 14 : 235.

Kustituanto, B. 1984. Statistik Analisa Runtut Waktu dan Regresi Korelasi. BPFE.

Yogyakarta.

Lawrie, R. A. 2003. Ilmu Daging. Cetakan V. Penerjemah: Aminuddin Parakkasi.

Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Murtidjo, B. A. 1990. Beternak Sapi Potong. Kanisius. Yogyakarta.

Ngadiyono, N. 2007. Beternak Sapi. PT Citra Aji Pratama. Yogyakarta.

Page 19: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

45

Ni’am, H. U. M., A. Purnomoadi dan S. Dartosukarno. 2012. Hubungan antara

Ukuran-ukuran Tubuh dengan Bobot Badan Sapi Bali Betina pada Berbagai

Kelompok Umur. Animal Agriculture Journal. 1: 541 - 556.

Pallson, H dan J. B. Verges. 1952. Effect of the plane of nutrition on growth and the

development of carcass quality in lambs. J. Anim. Sci. Camb. 42: 1 - 92.

Pamungkas, D., U. Uum dan M. A. Yusran. Analisis berat karkas domba ekor gemuk

berdasarkan berat hidup dan berat bagian tubuh non karkas pada dua tingkatan

umur. Jurnal Ilmiah Penelitian Ternak Grati. Vol 3: 1.

Pane, I. 1993. Pemuliabiakan Ternak Sapi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Prabowo, S., Rusman dan Panjono. 2012. Variabel Penduga Bobot Karkas Sapi

Simmental Peranakan Ongole Jantan Hidup. Bulletin Peternakan. 2: 95 - 102.

Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Pradana, W., M. D. Rudyanto dan I. K. Suada. 2014. Hubungan Umur, Bobot Badan

dan Bobot Karkas Sapi Bali Betina yang Dipotong di Rumah Potong Hewan

Temesi. Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana. Bali.

Santoso, U. 2003. Tatalaksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Cetakan keempat. Penebar

Swadaya. Jakarta.

Soeparno. 2005. Ilmu dan teknologi daging. Cetakan ke – 4. Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta.

Srigandono, S. 1991. Ilmu Peternakan. Universitas Diponegoro Press. Semarang.

Subagyo, L. 2009. Potret komoditas daging sapi. Econ. Rev. 217 : 32 – 43.

Sudjana, M. A. 1996. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Peneliti. Tarsito.

Bandung.

Page 20: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

46

Sugana, N. dan M, Duldjaman. 1983. Konformasi dan komposisi tubuh ternak domba

yang digemukkan dengan sisa hasil ikutan. Jurusan Ilmu Produksi Ternak.

Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sugeng, B.Y. 1992. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sugeng, B. Y. 2003. Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sutardi, A. 1981. Pertumbuhan Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tabachnick, B. G and L. S. Fidell. 1996. Using Multivariate Statistics (3rd

ed).

Harpercollins Collage Publisher. New York.

Tillman, D., Hartadi, H., Prawirokusumo, S., Reksohadiprodjo, S. dan S.

Lebdosukojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta.

Triatmodjo, S. 1998. Studi Pengaruh Aras Protein Pakan terhadap Pertumbuhan dan

Komposisi Karkas Domba Lokal Jantan. Tesis. Magister Pertanian. Fakultas

Pascasarjana. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Triyono. 2003. Studi perbandingan ciri eksterior, ukuran tubuh dan status fisiologis

antara Sapi Peranakan Ongole dengan sapi silangan Simmental Peranakan

Ongole di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi Sarjana

Peternakan, Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Tulloh, N. M. 1978. Growth, Development, Body Composition, Breeding and

Management. In : A Course Manual in Beef Cattle Management and

Economics. W. A. T. Browker, R. G. Dunsday, J. E. Frisch, R. A. Swan and

N. M. Tulloh (Ed). Australian Vice-Chancellors Committee, Academy Press

Pty Ltd. Brisbane. P: 59-91.

Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis

(Diterjemahkan oleh S. G. N. D. Damadja). Edisi ke-1. Gadjah Mada

University Press. Yogyakarta.

Winters, L. M. 1961. Introduction to Breeding Farm Animal. Jhon Wiley and Sons

inc. New York.

Page 21: IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hubungan Bobot Badan … · dengan bobot karkas dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,995. Hasil analisis korelasi dan regresi sederhana menunjukkan

47

Yurmiati, H. 1991. Pengaruh pakan, umur potong dan jenis kelamin terhadap bobot

hidup, karkas dan sifat dasar kulit kelinci “Rex”. Desertasi. Sekolah

Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Yusuf, M. 2004. Hubungan antara Ukuran Tubuh dengan Bobot Badan Sapi Bali di

Daerah Bima NTB. Skripsi Fakultas Peternakan Universitas Gadajah Mada.

Yogyakarta.