iv. hasil dan pembahasan a. gambaran umum …digilib.unila.ac.id/5085/17/bab iv oktober cetak.pdf73...
TRANSCRIPT
71
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Tinjauan Tentang Kota Bandar Lampung
a. Kondisi Geografis Daerah
Sebagai Ibu Kota Provinsi Lampung, Kota Bandar Lampung menjadi
pusat kegiatan pemerintahan, sosial, politik, pendidikan dan
kebudayaan. Kota Bandar Lampung juga merupakan pusat kegiatan
perekonomian di Provinsi Lampung, karena terletak di wilayah yang
strategis dan merupakan daerah transit kegiatan perekonomian antar
Pulau Jawa dan Sumatera sehingga secara ekonomis menguntungkan
bagi pertumbuhan dan pengembangan, sebagai pusat perdagangan,
industri dan wisata.
Jika dilihat dari iklim, Kota Bandar Lampung memiliki iklim tropis
basah yang mendapat pengaruh dari angin musim. Suhu udara
maksimum rata–rata 30,570 celcius, suhu minimum 25,34
0 celcius.
Kelembaban relative maksimum rata-rata 89,34% dan minimum
72,29%, intensitas penyinaran rata-rata 0,25 jam, kecepatan angin rata-
rata adalah 2,34 km/jam dan rata-rata evaporasi 3.95 mm/hari. Curah
hujan bervariasi 67,22 mm pada Bulan September s/d 277,8 mm pada
72
Bulan Januari. Curah hujan yang tinggi (>100mm/bulan) terjadi selama
tujuh bulan mulai Bulan November s/d Bulan Mei dan musin kemarau
curah hujan <100 mm/bulan terjadi selama lima bulan mulai dari Bulan
Juni s/d Bulan Oktober.
b. Luas Wilayah dan Batas Administrasi Daerah
Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 197,22 km² atau 19.722
hektar. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor
12 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Bandar
Lampung Nomor 04 Tahun 2012 tentang Penataan dan Pembentukan
Kelurahan dan Kecamatan, Wilayah Administrasi Kota Bandar
Lampung terdiri dari 20 Kecamatan dan 126 Kelurahan.
Tabel 2. Data Wilayah Administrasi Kota Bandar Lampung
No Kecamatan Luas Wilayah
(Km2)
Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Lingkungan
Jumlah
RT
1. Teluk Betung Barat 11,02 5 14 98
2 Teluk Betung Timur 14,83 6 14 99
3 Teluk Betung Selatan 3,79 6 14 141
4 Bumi Waras 3,37 5 12 153
5 Panjang 15,75 8 20 227
6 Tanjung Karang Timur 2,03 5 11 109
7 Kedamaian 8,21 7 16 126
8 Teluk Betung Utara 4,33 6 12 161
9 Tanjung Karang Pusat 4,05 7 14 148
10 Enggal 3,49 6 13 199
11 Tanjung Karang Barat 14,99 7 16 130
12 Kemiling 24,24 9 20 240
13 Langkapura 6,12 5 11 73
14 Kedaton 4,79 7 16 136
15 Rajabasa 13,53 7 14 105
16 Tanjung Senang 10,63 5 11 105
17 Labuhan Ratu 7,79 6 12 91
18 Sukarame 14,75 6 13 117
19 Sukabumi 20,60 7 16 157
20 Wayhalim 5,35 6 16 184
Jumlah 197,22 126 285 2.719
Sumber : Kota Bandar Lampung dalam Angka Tahun 2013, BPS 2013 (Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Walikota Bandar Lampung Tahun 2013)
73
Secara Geografis Kota Bandar Lampung terletak pada 5020‟ sampai
dengan 5030‟ Lintang Selatan dan 105
028‟ sampai dengan 105
037‟
Bujur Timur. Letak tersebut berada pada Teluk Lampung di ujung
selatan Pulau Sumatera. Secara administratif batas daerah Kota Bandar
Lampung adalah :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Natar Kabupaten
Lampung Selatan.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin
Kabupaten Pesawaran dan Kecamatan Katibung Kabupaten
Lampung Selatan serta Teluk Lampung.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Gedong Tataan dan
Padang Cermin Kabupaten Pesawaran.
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Bintang
Kabupaten Lampung Selatan.
2. Gambaran Umum Demografis Kota Bandar Lampung
Demografis Kota Bandar Lampung menggambarkan kondisi penduduk
Kota Bandar Lampung yang meliputi jumlah, komposisi, struktur dan
perkembangannya. Demografis Kota Bandar Lampung berguna untuk
menyusun perencanaan dan pembangunan disegala bidang seperti bidang
pendidikan, kesehatan dan bidang-bidang lainnya, selain itu kondisi
demografis Kota Bandar Lampung juga menjadi salah satu dasar dalam
menentukan kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh Pemeritah
Daerah Kota Bandar Lampung.
74
Jumlah penduduk Kota Bandar Lampung tahun 2012 berdasarkan hasil
estimasi Sensus Penduduk 2010 tercatat sebesar 902.885 jiwa yang terdiri
dari 456.620 jiwa penduduk laki-laki dan 446.265 perempuan. Angka ini
menempatkan Kota Bandar Lampung di posisi 4 populasi terbesar di
Provinsi Lampung setelah Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur
dan Kabupaten Lampung Selatan. Perkembangan penduduk pada tahun
2012 juga menunjukkan peningkatan dengan membandingkan jumlah
penduduk pada tahun 2011 sebanyak 891.837 jiwa terlihat bahwa Laju
Pertumbuhan Penduduk (LPP) Kota Bandar Lampung pada tahun 2012
mencapai 1.29%.
Perbandingan antara penduduk laki-laki dan perempuan akan
menghasilkan suatu ukuran yang disebut Rasio Jenis Kelamin atau Sex
Ratio (SR). Pada tahun 2012, Sex Ratio menunjukkan angka 102,3 artinya
bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki.
Rasio jenis kelamin penduduk Kota Bandar Lampung selama periode
2010–2012 menunjukkan angka diatas 100. Hal tersebut mengindikasikn
bahwa selama periode 2010-2012 proporsi penduduk laki-laki lebih tinggi
dibanding perempuan.
Kepadatan penduduk suatu daerah berkaitan dengan daya dukung daerah
tersebut, salah satunya memiliki akses fasilitas yang baik. Tiga Kecamatan
yang mempunyai tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi adalah
Kecamatan Tanjung Karang Pusat (11.166 jiwa/km²), Kecamatan Teluk
Betung Selatan (9.031 jiwa/km²) dan Kecamatan Kedaton (8.244
75
jiwa/km²). secara rata-rata, kepadatan penduduk Kota Bandar Lampung
tahun 2012 adalah sebesar 4.578 jiwa/km².
Tingkat pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi akan sangat
mempempengaruhi pertumbuhan angkatan kerja, semakin besar jumlah
penduduk usia kerja, maka otomatis jumlah angkatan kerja akan
bertambah, baik itu sebagai pekerja maupun sebagai pencari kerja. Sejarah
perkembangan bangsa-bangsa di dunia menunjukkan bahwa keunggulan
suatu bangsa dalam berbagai bidang tidak semata-mata tergantung pada
keunggulan sumber daya alam yang dimilikinya, melainkan oleh sumber
daya manusianya yang mampu mengolah dan memanfaatkan sumber daya
alam yang ada.
Semakin bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan sumber daya
manusia yang berkualitas dan ikut berperan serta dalam pembangunan juga
semakin selektif. Oleh sebab itu persaingan di bidang pendidikan juga
semakin meningkat, karena tingkat pendidikan memberikan cerminan
tentang kemampuan dan pengetahuan seseorang.
3. Kondisi Ekonomi Kota Bandar Lampung
Gambaran secara menyeluruh tentang kondisi perekonomian suatu daerah
dapat diperoleh dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
Penghitungan PRDB menggunakan dua macam harga, yaitu PRDB atas
dasar harga berlaku dan PRDB atas dasar harga konstan. PRDB atas dasar
harga berlaku dapat digunakan untuk melihat struktur ekonomi. Selain itu
76
indikator yang sangat popular yang dapat diturunkan dari pendapatan
regional atas dasar harga berlaku adalah pendapatan perkapita.
Pendapatan perkapita merupakan rata-rata pendapatan yang diterima
masing-masing penduduk, yang akan menggambarkan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Sedangkan PRDB atas dasar daftar harga
konstan digunakan untuk melihat pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi masing-masing sektor akan dapat memberikan gambaran untuk
mengukur sampai seberapa jauh keberhasilan pemerintah daerah dalam
meningkatkan kontribusinya dalam perekonomian daerahnya.
Struktur ekonomi digunakan untuk menunjukkan komposisi atau susunan
sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan
atau diandalkan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut
dan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian. Sebagaimana perkotaan
lainnya. perekonomian Kota Bandar Lampung memiliki ciri khas yang
bertumpu pada sektor sekunder dan tersirer. Sektor sekunder mencakup
sektor industri, sektor listrik, gas dan air bersih, dan sektor bangunan.
Input sektor ini berasal dari sektor primer. Sedangkan sektor tersier
mencakup sektor perdagangan, hotel, rumah makan, sektor angkutan dan
komunikasi, sektor lembaga keuangan, persewaan dan jasa perusahaan
serta sektor jasa-jasa. Umumnya sektor ini inputnya berasal dari sektor
sekunder dan outputnya berupa service (jasa).
77
Perekonomian Kota Bandar Lampung Tahun 2012 masih didominasi oleh
5 (sektor) kegiatan ekonomi yakni sektor industri pengolahan, sektor
pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa-jasa.
Hal ini terlihat dari kontribusi masing-masing sektor tersebut terhadap
pembentukan PRDB kota Bandar Lampung.
B. Tinjauan Tentang Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung
1. Pembentukan Organisasi dan SK Pembentukan
Organisasi atau Kelembagaan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar
Lampung dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan Badan
Kepegawaian Daerah sebagaimana tercantum dalam Pasal 5 ayat (1 dan 2)
“bahwa disetiap daerah dibentuk Badan Kepegawaian Daerah.”
Implementasi dari Instruksi Presiden Nomor 159 Tahun 2000 diatur dalam
Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 4 Tahun 2008, tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi
Pamong Praja Daerah Kota Bandar Lampung yang dipertegas dalam
Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 22 tahun 2008 tentang
perubahan atas Peraturan Walikota Bandar Lampung Nomor 67 Tahun
2001 Tentang Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah
Kota Bandar Lampung.
78
2. Gambaran Singkat Tupoksi Organisasi
Berdasarkan Keputusan Walikota Bandar Lampung Nomor 22 Tahun
2008, tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung, bahwa kedudukan Badan
Kepegawaian Daerah adalah Lembaga Teknis Daerah berbentuk Badan,
merupakan unsur pendukung Pemerintah Daerah yang mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah dalam hal
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang pengelolaan dan
manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah yang dipimpin oleh seorang
Kepala Badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota melalui Sekretaris Daerah, mempunyai tugas pokok membantu
Kepala Daerah dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah, penyampaian informasi kepegawaian daerah Kota
Bandar Lampung kepada Badan Kepegawaian Negara dan Badan
Kepegawaian Daerah Propinsi Lampung.
Dalam penyelenggaraan tugas pokok sebagaimana di atas, Badan
Kepegawaian Daerah mempunyai fungsi :
a. Penyusunan Peraturan perundang-undangan daerah di bidang
kepegawaian sesuai dengan norma standar dan prosedur yang
ditetapkan Pemerintah;
b. Perencanaan dan pengembangan Kepegawaian Daerah Kota;
c. Penyusunan Kebijakan Teknis Pengembangan Kepegawaian Daerah
Kota;
79
d. Penyiapan dan Pelaksanaan Pengangkatan, Kenaikan Pangkat,
pemindahan dan pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Daerah Kota
sesuai dengan norma standar dan prosedur yang ditetapkan dengan
Peraturan Perundang-undangan;
e. Pelayanan Administrasi Kepegawaian dalam dan dari jabatan
sturuktural atau fungsional sesuai dengan norma dan prosedur yang
ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan;
f. Penyiapan Penetapan gaji, tunjangan dan kesejahteraaan Pegawai
Negeri Sipil Daerah Kota sesuai dengan norma, standar dan prosedur
yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan;
g. Penyelenggaraan Administrasi Pegawai Negeri Sipil Daerah Kota;
h. Pengelolaan Sistem Informasi Kepegawaian Daerah Kota.
3. Gambaran Cakupan Kegiatan/Wilayah Pelayanan
Ruang Lingkup Badan Kepegawaian Daerah antara lain :
a. Perumusan Kebijakan Teknis dibidang Kepegawaian Daerah serta
Pendidikan dan Pelatihan;
b. Pemberian dukungan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
dibidang Kepegawaian Daerah serta Pendidikan dan Pelatihan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Kepegawaian Daerah serta
Pendidikan dan Pelatihan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota dibidang
Kepegawaian Daerah;
e. Pelayanan Administratif.
80
4. Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar
Lampung
Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung
terdiri dari :
1. Kepala Badan.
2. Sekretariat, membawahi :
a. Sub. Bagian Penyusunan Program, Monitoring dan Evaluasi;
b. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Sub. Bagian Keuangan.
3. Bidang Pengadaan, Kepangkatan dan Penggajian Pegawai,
membawahi:
a. Sub. Bidang Pengadaan Pegawai;
b. Sub. Bidang Kepangkatan dan Penggajian Pegawai.
4. Bidang Mutasi dan Pengembangan Pegawai membawahi :
a. Sub. Bidang Mutasi Pegawai;
b. Sub Bidang Pengembangan Pegawai.
5. Bidang Pembinaan, Pemberhentian, Data dan Informasi Kepegawaian
membawah:
a. Sub.Bidang Pembinaan dan Pemberhentian Pegawai;
b. Sub Bidang Kesejahteraan, Data dan Informasi Kepegawaian.
6. Bidang Pendidikan dan Pelatihan, membawahi :
a. Sub.Bidang Pendidikan dan Pelatihan Struktural;
b. Sub.Bidang Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional.
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
81
Gambar 4. Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah
Struktur Organisasi dan Tata Kerja
Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung
Berdasarkan : SK Walikota Bandar Lampung
No. 22 tahun 2008 Tanggal 11-02-2008
KABID
PENDIDIKAN
DAN
PELATIHAN
KASUBBID
DIKLAT
TEKNIS DAN
FUNGSIONAL
KASUBBID
DIKLAT
STRUKTURAL
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
KEPALA BADAN
S E K R E T A R I S
KASUBBAG PENYUSUNAN
PROGRAM, MONITORING, &
EVALUASI
KASUBBAG
KEUANGAN
KASUBBAG
UMUM & KEPEGAWAIAN
KABID PEMBINAAN,
PEMBERHENTIAN, DATA
& INFORMASI
KEPEGAWAIAN
KASUBBID PEMBINAAN DAN PEMBERHENTIAN
PEGAWAI
KASUBBID KESEJAHTERAAN,
DATA DAN INFORMASI
KEPEGAWAIAN
KABID MUTASI DAN
PENGEMBANGAN PEGAWAI
KASUBBID
PENGEMBANG
AN PEGAWAI
KASUBBID
MUTASI
PEGAWAI
KASUBBID KEPANGKATAN
DAN PENGGAJIAN
PEGAWAI
KASUBBID
PENGADAAN
PEGAWAI
KABID PENGADAAN,
PENGANGKATAN,
DAN PENGGAJIAN
PEGAWAI
82
5. Sumber Daya Manusia
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pengelola administrasi dan
manajemen kepegawaian pada Pemerintah Kota Bandar Lampung, Badan
Kepegawaian Daerah di dukung dengan komposisi Pegawai sebagai
berikut: (data per 31 Desember 2013) berjumlah 58 Pegawai yang terdiri
dari 54 Pegawai Negari Sipil dan 4 TKS, yang dapat diklasifikasikan
berdasarkan Golongan, jabatan, pendidikan, jenis kelamin, status
kepegawaian, dan usia sumber daya aparatur pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3. Rekap PNS Badan Kepegawaian Daerah berdasarkan Golongan
Sumber : Data Badan Kepegawaian Daerah Per 31 Desember 2013.
(Laporan Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kepegawaian Daerah
Kota Bandar Lampung Tahun 2013)
Tabel 4. Rekap PNS Badan Kepegawaian Daerah berdasarkan Jabatan
No Jabatan Jumlah
1 Struktural 17
2 Staf 37
Jumlah 54
Sumber : Data Badan Kepegawaian Daerah Per 31 Desember 2013.
(Laporan Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kepegawaian Daerah
Kota Bandar Lampung Tahun 2013)
Golongan a b c d Jumlah
I - - - - -
II 4 3 2 - 9
III 17 10 6 7 40
IV 3 1 1 - 5
83
Tabel 5. Rekap PNS Badan Kepegawaian Daerah berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah
1 S-3 -
2 S-2 12
3 S-1 32
4 D IV -
5 D III 2
6 D II -
7 D I -
8 SLTA 8
9 SLTP -
10 SD -
JUMLAH 54
Sumber : Data Badan Kepegawaian Daerah Per 31 Desember 2013.
(Laporan Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kepegawaian Daerah
Kota Bandar Lampung Tahun 2013).
Tabel 6. Rekap PNS Badan Kepegawaian Daerah berdasarkan Usia
Sumber Daya Manusia (SDM)
No Usia Jumlah
1 50-56 5 PNS
2 40-49 14 PNS
3 30-39 25 PNS
4 20-29 10 PNS
Sumber : Data Badan Kepegawaian Daerah Per 31 Desember 2013.
(Laporan Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah Badan Kepegawaian Daerah
Kota Bandar Lampung Tahun 2013).
Tabel 7. Rekap Pegawai Negari Sipil BKD berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-laki 31
2 Perempuan 23
Sumber : Data Badan Kepegawaian Daerah Per 31 Desember 2013.
(LAKIP Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung Tahun 2013).
84
Tabel 8. Rekap PNS BKD berdasarkan Status Kepegawaian
No Status Kepegawaian Jumlah
1 PNS 54 PNS
2 CPNS CPNS
3 PHL -
4 TKS 4 Orang
Jumlah 58
Sumber : Data Badan Kepegawaian Daerah Per 31 Desember 2013.
(LAKIP Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung Tahun 2013).
Dengan komposisi pegawai sejumlah 58 personil, Badan Kepegawaian
Daerah melaksanakan pengelolaan Kepegawaian Pemerintah Kota Bandar
Lampung sebanyak 11.480 PNS.
C. Tinjauan Tentang Kartu Pegawai Elektronik (KPE)
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik Pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa:
“Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik adalah kartu Identitas Pegawai Negeri
Sipil yang memuat data Pegawai Negeri Sipil dan keluarganya secara
elektronik, selanjutnya disebut Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik (KPE)”
Kartu Pegawai Negeri Sipil (KARPEG) yang saat ini berlaku belum dapat
dimanfaatkan untuk kemudahan dan pemberian pelayanan multiguna kepada
Pegawai Negeri Sipil (PNS), penerima pensiun dan keluarganya.
Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun
2008 pasal 1 ayat 3 menyatakan bahwa :
“Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik Tambahan (KPE Tambahan) adalah
Kartu Identitas untuk suami/istri dan anak yang menjadi tanggunan Pegawai
Negeri Sipil atau penerima Pensiun sesuai dengan peraturan perundangan-
undangan.”
85
Artinya setiap Pegawai Negari Sipil akan diberikan Kartu Pegawai yang
memuat data pegawai negeri sipil dan keluarganya secara elektronik. Kartu
Pegawai Elektronik sebagaimana dimaksud diatas adalah kartu identitas
Pegawai Negari Sipil dan penerima pensiun Pegawai Negari Sipil yang
berfungsi multiguna untuk pelayanan di bidang kepegawaian dan
pengendalian data kepegawaian. Pemberian Kartu Pegawai Negeri Sipil
Elektronik (KPE) dan Kartu Pegawai Elektronik tambahan bertujuan untuk
memudahkan pelayanan kepada Pegawai Negari Sipil dan penerima pensiun
Pegawai Negari Sipil dan keluarganya.
Terobosan yang dilakukan Badan Kepegawaian Negara merupakan bentuk
reformasi birokrasi dalam pendataan kepegawaian. Kartu Pegawai Elektronik
diharapkan dapat memangkas berbagai birokrasi yang akan mengurangi beban
Pegawai Negari Sipil dalam pengurusan administrasi kepegawaian dan
layanan yang diperoleh akan lebih transparan dan objektif.
Adapun dasar hukum yang melandasi Badan Kepegawaian Negara dalam
mengimplementasikan Kartu Pegawai Elektronik sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian Pasal 12 Ayat (2) yaitu mewujudkan Pegawai Negeri Sipil
yang profesional dan sejahtera serta memiliki misi yaitu
menyelenggarakan manajemen Pegawai Negeri Sipil berbasis kompetensi
untuk mewujudkan Pegawai Negeri Sipil yang profesional dan sejahtera.
86
b. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 22 Tahun 2007
tentang Nomor Identitas Pegawai Negeri Sipil dan Petunjuk pelaksanaan
konversi Nomor Induk Pegawai.
c. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 43 Tahun 2007
tentang Tata Cara Permintaan, Penetapan dan Penggunaan Nomor Identitas
Pegawai Negeri Sipil dan Pedoman pelaksanaan permintaan, penetapan
dan penggunaan Nomor Induk Pegawai.
d. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun 2008
tentang Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik dan Petunjuk pelaksanaan
penerbitan Kartu Pegawai Elektronik.
Kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam menerbitkan Kartu Pegawai
Elektronik adalah untuk memudahkan pelayanan kepada Pegawai Negeri
Sipil, penerima pensiun Pegawai Negeri Sipil dan keluarganya, juga
membangun database Kartu Pegawai Elektronik yang memiliki tingkat
keotentikan dan indentifikasi yang tinggi sehingga menghasilkan data dan
informasi yang akurat, serta memberikan fasilitas multifungsi layanan kepada
Pegawai Negeri Sipil yang lebih efektif dan efesien melalui penggunaan
Kartu Pegawai Elektronik.
Pemberlakuan kartu identitas tunggal bagi Pegawai Negari Sipil merupakan
tindak lanjut Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Nomor 7
Tahun 2008 tentang Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik. Sebab, Kartu
Pegawai Negeri Sipil (KARPEG) yang dianggap belum dapat dimanfaatkan
untuk kemudahan dan pemberian pelayanan multiguna kepada Pegawai
87
Negeri Sipil, penerima pensiun dan keluarganya. Berbagai kemudahan akses,
bisa dilakukan melalui kartu tersebut. Seperti, kartu kredit, ATM maupun
kartu Askes dan lain sebagainya.
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun
2008 Pasal 7, 8 dan 9 adapun Fungsi dari Kartu Pegawai Negari Sipil
Elektonik, sebagai berikut:
1. Updating data Pegawai Negeri Sipil secara langsung melalui Anjungan
yang terdapat pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten/ Kota;
2. Pelayanan Kesehatan (ASKES);
3. Pelayanan Perumahan (TAPERUM);
4. Pelayanan TASPEN;
5. Tabungan Hari Tua (THT);
6. Pelayanan Pensiun;
7. Pelayanan Haji;
8. Kartu ATM dan Transaksi Perbankan.
Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik (KPE) merupakan kartu identitas
pegawai sebagai pengganti dari Kartu Pegawai (Karpeg) yang ada sekarang
sebagai bukti diri seorang Pegawai Negari Sipil. Kartu Pegawai Elektronik
selain sebagai kartu identitas Pegawai Negari Sipil, dirancang secara khusus
dengan bentuk dan format berbeda yang dapat digunakan oleh Pegawai
Negari Sipil sebagai kartu belanja dan dompet elektronik. Kartu Pegawai
Elektronik ini telah di launching oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara pada tanggal 30 Mei 2006 di Jakarta bertepatan dengan ulang tahun
88
Badan Kepegawaian Negara ke-58. Untuk persiapan pembuatan Kartu
Pegawai Elektronik, Badan Kepegawaian Negara telah mempersiapkan
pedoman pelaksanaan dan implementasinya akan dilakukan secara bertahap.
Di sisi lain juga dalam implementasinya Pencetakan Kartu Pegawai
Elektronik ini bertujuan untuk :
a. Mendapatkan data biometric fisik Pegawai Negeri Sipil yang akurat untuk
keperluan perencanaan, pengembangan dan kesejahteraan Pegawai Negeri
Sipil.
b. Membangun database Kartu Pegawai Elektronik yang memiliki tingkat
keotentikan dan identifikasi yang tinggi sehingga menghasilkan data dan
informasi yang akurat.
c. Mewujudkan Data Kepegawaian yang mutakhir di Instansi Pusat maupun
Daerah yang terintegrasi secara nasional dalam sistem informasi
kepegawaian yang dapat diakses oleh Pegawai Negeri Sipil bersangkutan
melalui Anjungan Kartu Pegawai Elektronik
d. Memberikan fasilitas multifungsi layanan kepada Pegawai Negeri Sipil
yang lebih efektif dan efesien melalui penggunaan Kartu pegawai Negeri
Sipil Elektronik.
Disamping itu dalam pelaksanaan kegiatan Implementasi Kartu Pegawai
Negari Sipil Elektronik juga mendapatkan manfaat antara lain :
a. Mempermudah dalam pelaksanaan pembangunan platform elektronik yang
mendukung pelaksanaan e-Government sebagai media pencatatan,
89
pengawasan dan kontrol serta dapat diintegrasikan dengan layanan sektor
yang lainnya.
b. Tersedianya informasi Pegawai Negari Sipil yang akurat untuk keperluan
perencanaan, pengembangan, kesejahteraan dan pengendalian Pegawai
Negari Sipil, dan informasi data kepegawaian Pegawai Negari Sipil dapat
diakses oleh Pegawai Negari Sipil bersangkutan melalui Kartu Pegawai
Elektronik dan Anjungan Kartu Pegawai Elektronik.
c. Tersedianya fasilitas layanan dalam rangka penanganan dan pengelolaan
Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik (KPE) serta pengendalian data
Pegawai Negari Sipil.
d. Tersedianya acuan data Pegawai Negari Sipil bagi instansi dan pihak yang
terkait dalam rangka peningkatan layanan kepegawaian secara efektif,
efisien dan terpadu, seperti layanan pembayaran gaji, asuransi kesehatan,
tabungan pensiun, tabungan perumahan, dsb.
Gambar 5. Desain Kartu Pegawai Elektronik :
90
Kartu Pegawai Elektronik dibuat dengan warna dasar kuning dalam bentuk
persegi panjang dengan ukuran sebagai berikut :
a. Panjang 85,60 mm;
b. Lebar 53,98 mm;
c. Tebal 0,7 mm.
Bagian depan Kartu Pegawai Elektronik berlatar belakang peta wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatasnya terdapat :
a. Gambar burung Garuda Pancasila;
b. Tulisan BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA;
c. Tulisan KARTU PEGAWAI NEGARI SIPIL ELEKTRONIK (KPE);
d. Microchip warna kuning emas;
e. Nama, NIP, dan foto pemilik Kartu Pegawai Elektronik;
f. Tempat dan tanggal ditetapkannya Kartu Pegawai Elektronik.
Microchip memuat data elektronik pemilik Kartu Pegawai Elektronik antara
lain : data kepegawaian, sidik jari, data keluarga, nama jabatan. Memory
Usage Kartu Pegawai Elektronik (Bytes) adalah:
a. Main Card for Pegawai Negari Sipil 9.015-14,08% (dari 64 Kb);
b. Additional Data for Spouses 6.378 – 9,96% (dari 64 Kb);
c. Additional Data for Children 6.362-9,94% (dari 64 Kb);
d. Biometric Data Picture & FP Aprox. 30 Kb atau 46% (dari 64 Kb).
Bagian Belakang Kartu Pegawai Elektronik memuat :
a. Logo dari pihak-pihak yang terkait program Kartu Pegawai Elektronik;
b. Magnetic Stripe (Swipe Contact);
91
c. Pengumuman atau himbauan berkaitan dengan Kartu Pegawai Elektronik;
d. Tulisan BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA (BKN), alamat, dan nomor
telepon.
Nomor Induk Pegawai adalah Nomor Identitas Pegawai Negari Sipil, sebagai
nomor pensiun, sebagai nomor asuransi sosial dan sebagai dasar penyusunan
tata usaha kepegawaian yang teratur. Nomor Induk Pegawai yang berlaku saat
ini menggunakan sembilan angka, dua angka pertama menunjukkan instansi
tempat bekerja, tujuh angka berikutnya menunjukkan nomor urut pegawai.
Jumlah digit yang hanya sembilan angka sudah tidak dapat dipertahankan lagi
dengan adanya tuntutan masyarakat dan berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi, karena nomor induk pegawai yang ada saat ini tidak dapat lagi
membedakan antara Pegawai Negari Sipil pusat dan Pegawai Negari Sipil
daerah.
Untuk mengatasi masalah tersebut Badan Kepegawaian Negara telah
merancang Nomor Induk Pegawai baru dengan jumlah 18 digit, disusun tidak
lagi menunjukkan unit kerja dimana Pegawai Negari Sipil bekerja, tetapi
berdasarkan tahun bulan dan tanggal lahir pegawai yang bersangkutan serta
bulan dan tahun mulai masuk menjadi CPNS serta satu digit menunjukkan
jenis kelamin dan 3 digit terakhir menunjukkan angka urut pada saat dinagkat
menjadi PNS/CPNS. Sebagai contoh Pegawai Negari Sipil bernama Dedi
Saputra lahir di Bandar Lampung pada tanggal 27 November 1986 diangkat
menjadi CPNS bulan Pebruari 2009, dengan demikian penulisan nomor induk
pada kartu pegawainya menjadi 19861127 200902 1 002.
92
Dengan kode Nomor Induk Pegawai yang baru ini nantinya Pegawai Negari
Sipil dimanapun bertugas nomor induknya menjadi unik dan diharapkan
dapat menjadi perekat dan pemersatu dalam semangat Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Selanjutnya Nomor Induk Pegawai ini akan menjadi
identitas Pegawai Negari Sipil yang kemudian dituangkan dalam Kartu
Pegawai Negeri Sipil Elektronik berfungsi multiguna sebagai pengganti Kartu
Pegawai yang telah ada.
Kartu Pegawai Elektronik merupakan terobosan untuk meningkatkan
pelayanan di bidang kepegawaian agar lebih efisien dan efektif, Pegawai
Negeri Sipil (PNS) sebagai unsur aparatur negara bertugas memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata tetapi
di sisi lain, layanan yang diterima oleh Pegawai Negari Sipil itu sendiri masih
sangat rendah. Kartu pegawai elektronik diharapkan dapat memangkas
berbagai Birokrasi yang akan mengurangi beban Pegawai Negari Sipil dalam
pengurusan administrasi kepegawaian dan layanan yang diperoleh akan lebih
transparan dan objektif. Badan Kepegawaian Negara mulai tahun 2005
mengkaji agar layanan kepada Pegawai Negari Sipil lebih transparan,
objektif, dan efisien. Tindak lanjut dari kajian itu adalah dengan
diterbitkannya Kartu Pegawai Elektronik.
93
D. Hasil Pengumpulan Data
Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan hasil pengumpulan data, kemudian
dilakukan pembahasan secara mendalam dengan cara mengaitkan data yang
telah diperoleh dengan teori-teori yang telah dicantumkan pada bab II. Dengan
demikian, diharapkan akan diperoleh titik temu yang bisa dijadikan jawaban
atas permasalahan yang terjadi dalam proses Evaluasi Kebijakan Pemerintah
Kota Bandar Lampung dalam Implementasi Kartu Pegawai Elektronik (KPE).
Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti adalah snowball, dengan
demikian peneliti melakukan wawancara sampai tidak ada lagi informasi yang
beragam (data jenuh) terkait dengan masalah penelitian. Karena aspek yang
diteliti adalah aspek pelaksaaan program, maka peneliti melakukan banyak
wawancara terhadap pelaksana dimasing-masing bagian pada Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung, sedangkan wawancara terhadap
Pegawai Negeri Sipil dilakukan untuk mengetahui tentang pendapat dan
informasi tentang implementasi kebijakan Kartu Pegawai Elektronik pada
Kota Bandar Lampung.
Peneliti melakukan pengumpulan data berdasarkan fokus masalah yang telah
ditentukan sebelumnya. Ada tiga fokus masalah dalam penelitian ini, yaitu :
a. Aspek Implementor Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung
(aktor pelaksana kebijakan);
b. Aspek Pegawai Negeri Sipil pengguna Kartu Pegawai Elektronik;
c. Aspek Sumber Daya, Komunikasi dan Informasi.
94
1. Aspek Implementator Kartu Pegawai Elektronik (Aktor Pelaksana
Kebijakan).
Sejak awal, yang menjadi Leading Sector terhadap pelaksanaan Kebijakan
Impementasi Kartu Pegawai Elektronik (KPE) adalah Badan Kepegawaian
Daerah (BKD) Kota Bandar Lampung. Setiap proses tahapan pelaksanaan
kebijakan, Badan Kepegawaian Daerah memiliki peranan dan fungsi
dalam mensosialisasikan Kartu Pegawai Elektronik kepada Pegawai
Negari Sipil Kota Bandar Lampung.
Setelah terbitnya Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7
Tahun 2008 tentang Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik (KPE),
Pemerintah Kota Bandar Lampung menandatanggani Memorandum Of
Understanding (MOU) dengan pihak Badan Kepegawian Negara dengan
Nomor 69/K/KS/VIII/2009 dan Nomor 800/1493/25/2009. Selanjutnya
Badan Kepegawaian Negara menunjuk Pihak ke-3 selaku rekanan yaitu
PT. Sucofindo untuk melakukan proses perekaman data pegawai.
Kemudian dilanjutkan dengan mencari pihak Perbankan yang akan diajak
kerja sama Layanan Perbankan dalam Otentikasi pembayaran Gaji
Pegawai Negari Sipil.
Proses Implementasi Kebijakan Kartu Pegawai Elektronik melibatkan
beberapa aktor implementasi (Implementor) antara lain : Badan
Kepegawaian Negara (BKN), Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota
Bandar Lampung, PT. Sucofindo, dan Pihak Perbankan (Bank Lampung,
Bank Nasional Indonesia, Bank Rakyat Indonesia), berikut hasil kerjanya:
95
Tabel 9. Aktor Implementasi dan Hasil Kerjanya
No
Aktor
Implementasi
Kebijakan
Hasil Kerja
1. Badan
Kepegawaian
Negara
(BKN)
Menindaklanjuti Peraturan Kepala BKN Nomor 7
Tahun 2008, BKN mendelegasikan Implementasi
Kartu Pegawai Elektronik Badan Kepegawaian
Daerah Kota Bandar Lampung mendatangani
Memorandum Of Understanding (MOU) dengan
pihak Badan Kepegawian Negara dengan Nomor
69/K/KS/VIII/2009 dan Nomor
800/1493/25/2009.
Melakukan Koordinasi dengan BKD Kota Bandar
Lampung agar melakukan sosialisasi tentang
Kartu Pegawai Elektronik
BKN berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian
Daerah Kota Bandar Lampung untuk melakukan
proses implementasi dengan cara mengadakan
jadwal pengambilan data Pegawai Negari Sipil,
dalam hal ini Foto Pegawai Negari Sipil dan sidik
jari Pegawai Negari Sipil sebagai bahan untuk
pembuatan Kartu Pegawai Elektronik Pegawai
Negari Sipil.
BKN menunjuk Pihak ke-3 selaku rekanan yaitu
PT. Sucofindo untuk melakukan proses
perekaman data pegawai pada Pemerintah Kota
Bandar Lampung.
BKN berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian
Daerah Kota Bandar Lampung untuk mencari
pihak Perbankan yang akan diajak kerja sama
Layanan Perbankan dalam Otentikasi
pembayaran Gaji Pegawai Negari Sipil.
96
BKN Melakukan Pencetakan Kartu Pegawai
Elektronik dari hasil perekaman data Pegawai
Negari Sipil.
BKN melakukan koordinasi dengan Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung
terkait kendala apa saja yang terjadi dalam
implementasi Kartu Pegawai Elektronik seperti
Kartu Pegawai Elektronik yang gagal terbit,
Kartu Pegawai Elektronik dengan kesalahan
penulisan Nama, NIP, Photo, dan Kartu Pegawai
Elektronik hilang. Untuk selanjutnya
menjadwalkan perekaman data ulang.
2. Badan
Kepegawaian
Daerah
(BKD) Kota
Bandar
Lampung
BKD mempersiapkan proses penadatanganan
Memorandum Of Understanding (MOU) dengan
pihak Badan Kepegawian Negara dengan
Pemerintah Kota Bandar Lampung dengan
Nomor 69/K/KS/VIII/2009 dan Nomor
800/1493/25/2009.
BKD melakukan sosialisasi tentang Kartu
Pegawai Elektronik kepada Pegawai Negari Sipil
Pemerintah Kota Bandar Lampung.
BKD berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian
Negara terkait proses implementasi Kartu
Pegawai Elektronik dengan melakukan
Perekaman data Pegawai Negari Sipil, dalam hal
ini Foto Pegawai Negari Sipil dan sidik jari
Pegawai Negari Sipil sebagai bahan untuk
pembuatan Kartu Pegawai Elektronik Pegawai
Negari Sipil.
BKD berkoordinasi dengan PT. Sucofindo selaku
rekanan BKN dalam melakukan proses
perekaman data pegawai pada Pemerintah Kota
97
Bandar Lampung.
BKD melakukan kerja sama dengan Pihak
Perbankan yang akan diajak kerja sama dalam
Layanan Perbankan dalam Otentikasi
pembayaran Gaji Pegawai Negari Sipil. (Bank
Lampung, Bank Nasional Indonesia, Bank
Rakyat Indonesia)
BKD Melakukan Pendistribusian Kartu Pegawai
Elektronik dari Badan Kepegawaian Negara yang
sudah selesi dicetak.
BKD melakukan pendataan Kartu Pegawai
Elektronik Pegawai Negari Sipil yang terdapat
kesalahan penulisan Nama, NIP, Photo, dan
Kartu Pegawai Elektronik hilang untuk
selanjutnya menjadwalkan perekaman data ulang.
3. PT.
Sucofindo
PT. Sucofindo melakukan koordinsi dengan
Badan Kepegawaian Negara terkait Jadwal
perekaman data pegawai pada Pemerintah Kota
Bandar Lampung.
PT. Sucofindo melakukan koordinasi dengan
Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar
Lampung terkait Teknis perekaman data pegawai
Negeri Sipil pada Pemerintah Kota Bandar
Lampung.
PT. Sucofindo menyerahkan data Pegawai
Negari Sipil Kota Bandar Lampung kepada
Badan Kepegawaian Negara sebagai bahan dasar
pembuatan Kartu Pegawai Elektronik.
PT. Sucofindo melakukan koordinsi dengan
Badan Kepegawaian Negara terkait adanya
kesalahan penulisan Nama, NIP, Photo, dan
Kartu Pegawai Elektronik hilang bagi Pegawai
98
Negari Sipil Kota Bandar Lampung untuk
selanjutnya menjadwalkan perekaman data ulang.
PT. Sucofindo melakukan koordinsi dengan
Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar
Lampung terkait Teknis perekaman data pegawai
yang terdapat kesalahan penulisan Nama, NIP,
Photo, dan Kartu Pegawai Elektronik hilang bagi
Pegawai Negari Sipil Kota Bandar Lampung.
4. Pihak
Perbankan
(Bank
Lampung,
Bank
Nasional
Indonesia,
Bank Rakyat
Indonesia)
Pihak Perbankan menanggapi tawaran kerja sama
yang diajukan oleh Pemerintah Kota Bandar
Lampung dalam Layanan Perbankan dalam
Otentikasi pembayaran Gaji Pegawai Negari
Sipil. (Bank Lampung, Bank Nasional Indonesia,
Bank Rakyat Indonesia)
Bank Lampung bersurat Kepada Pemerintah Kota
Bandar Lampung, dengan Nomor Surat 136/DIR-
2/II/2011 Prihal : Mohon Realisasi MOU tentang
Kartu Pegawai Elektronik.
Bank Nasional Indonesia bersurat Kepada
Pemerintah Kota Bandar Lampung, dengan
Nomor Surat TKR/5/0117. Prihal : Penawaran
Kerja Sama Kartu Pegawai Elektronik bagi
Pegawai Negari Sipil
Bank Rakyat Indonesia bersurat Kepada
Pemerintah Kota Bandar Lampung, dengan
Nomor Surat B.34/KC-IV/OPS/01/2010. Prihal :
Penawaran Kerja Sama Payroll dan Kartu
Pegawai Elektronik.
(Sumber : Analisi Peneliti, 2014)
99
a. Wawancara langsung kepada pihak-pihak terkait, baik itu dari Pihak
Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Badan Kepegawaian Daerah
(BKD) Kota Bandar Lampung dimana tujuan dari wawancara ini
adalah menggali informasi tentang Kartu Pegawai Elektronik lebih
detail mengenai Pengetahuan pelaksana/implementor dalam
memahami Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7
Tahun 2008. seperti tujuan diberlakukannya Kartu Pegawai Elektronik
yang diutarakan oleh Bapak Muhammad Umar selaku Kepala Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Kartu Pegawai Elektronik untuk Pegawai Negeri Sipil merupakan
kebijakan dari Pusat, dalam hal ini Badan Kepegawaian Negara.
Fungsi utamanya adalah sebagai Kartu Identitas Pegawai Negeri
Sipil penganti Kartu Pegawai yang dipandang sudah ketinggalan
jaman.”
Hal ini senada juga diungkapkan oleh Ibu Siti Supiah selaku
Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Apabila kita merujuk kepada Peraturan Kepala Badan
Kepegawaian Negara nomor 7 Tahun 2008 Kartu Pegawai
Elektronik berfungsi Multiguna untuk pelayanan dibidang
kepegawaian dan pengendalian data kepegawaian selain itu Kartu
Pegawai Elektronik berfungsi sebagai pengganti Kartu Pegawai
(KARPEG) yang selama ini berfungsi sebagai Kartu Identitas
Pegawai Negeri Sipil (PNS).”
Diperkuat dengan pendapat Ibu Rining Sri Hastuti selaku Kapala
Bidang Kesejahteraan, Data dan Informasi Kepegawaian Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Fungsi utama dari Kartu Pegawai Elektronik adalah sebagai
pengganti dari Kartu Pegawai (Karpeg), sebagai Kartu Identitas
Pegawai Negeri Sipil, disamping itu memang Kartu Pegawai
Elektronik mempunyai fungsi perbankan dimana setiap awal bulan
gaji Pegawai Negari Sipil langsung masuk ke rekening yang
bersangkutan.”
100
Sementara Ibu Fariana selaku Kasubbag Penyusunan Program,
Monitoring, dan Evaluasi Badan Kepegawaian Daerah Kota
Bandar Lampung berpendapat bahwa :
“Kartu Pegawai Elektronik berfungsi Multiguna untuk pelayanan
dibidang kepegawaian dan pengendalian data kepegawaian.
Pelayanan Kepegawaian tersebut antara lain : Asuransi kesehatan,
Pensiun, Tabungan Hari Tua, Tabungan Perumahan serta untuk
menggantikan Kartu Pegawai (karpeg) sebagai Kartu Identitas
Pegawai (ID).”
Hal senada juga diungkapkan Bapak Muzani Ali selaku Kasubbag
Umum Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Tujuan utama diberlakukannya Kartu Pegawai Elektronik adalah
perubahan dari Kartu Pegawai (KARPEG) ke Kartu Pegawai
Elektronik, artinya menggunakan teknologi informasi dalam
bentuk Kartu Pegawai Elektronik dalam pelayanan dibidang
kepegawaian, selain itu juga perubahan pola pembayaran gaji
Pegawai Negeri Sipil melalui layanan perbankan.”
Bapak Rahmat Sutomo selaku Kepala Seksi Verifikasi dan
Distribusi Kartu Pegawai Elaktronik (KPE) Badan Kepegawaian
Negara dari Badan Kepegawaian Negara, Menegaskan:
“Kartu Pegawai Elektronik adalah Kartu Identitas Pegawai Negeri
Sipil dan keluarganya yang memuat data secara elektronik. Tujuan
utamanya berfungsi Multiguna untuk pelayanan dibidang
kepegawaian dan pengendalian data kepegawaian.”
b. Persoalan teknik administratif, pelaksanaan Kartu Pegawai Elektronik
harus mengacu pada Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Nomor 7 Tahun 2008 tentang Kartu Pegawai Elektronik. Pelaksanaan
Implementasi Kartu Pegawai Elektronik haruslah sesuai dengan
prosedur yang berlaku. Kemampuan dan ketepatan pelaksana/
implementor dalam melaksanakan prosedur administratif (Peraturan
Kepala Badan Kepegawaian Negara No.7 Tahun 2008). Hal ini terlihat
101
dari pendapat beberapa responden seperti Bapak Muhammad Umar
selaku Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Badan Kepegawaian Daerah sebagai SKPD yang bertanggung
jawab dalam Implementasi Kartu Pegawai Elektronik selalu
berupaya untuk memenuhi segala prosedur administratif sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, selain itu Badan
Kepegawaian Daerah selalu berkoordinasi dengan Badan
Kepegawaian Negara terkait Juklak dan Juklis yang harus diikuti
dalam implementasi Kartu Pegawai Elektronik dalam hal ini
merujuk pada Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Nomor 7 tahun 2008 tentang Kartu Pegawai Elektronik”
Hal ini senada juga diungkapkan oleh Ibu Siti Supiah selaku
Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Badan Kepegawaian Daerah selalu berkoordinasi dengan Badan
Kepegawaian Negara dengan cara mengirimkan staf untuk
melakukan Perjalanan Dinas (SPPD) berkoordinasi dengan Badan
Kepegawaian Negara terkait prosedur administratif sesuai dengan
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 tahun
2008 tentang Kartu Pegawai Elektronik.”
Menurut Ibu Rining Sri Hastuti selaku Kapala Bidang
Kesejahteraan, Data dan Informasi Kepegawaian Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
”Proses Implementasi Badan Kepegawaian Daerah selalu
menunjuk kepada Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara
Nomor 7 tahun 2008. Selain itu Badan Kepegawaian Daerah selalu
berkoordinasi tentang Juklak dan Juklis kepada Badan
Kepegawaian Negara di Jakarta.”
Sementara Ibu Fariana selaku Kasubbag Penyusunan Program,
Monitoring, dan Evaluasi Badan Kepegawaian Daerah Kota
Bandar Lampung berpendapat bahwa :
“Badan Kepegawaian Daerah selaku leading sector dalam
implementasi Kartu Pegawai Elektronik di Pemerintah Kota
Bandar Lampung telah melaksanakan prosedur administratif sesuai
dengan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7
tahun 2008 tentang Kartu Pegawai Elektronik. Dalam hal ini saya
102
selaku Kasubag Penyusunan Program, Monitoring dan Evaluasi
langsung ke Badan Kepegawaian Negara untuk melakukan
koordinasi tentang pelaksanaan tahapan Implementasi Kartu
Pegawai Elektronik di Kota Bandar Lampung.”
Sedangkan menurut Bapak Muzani Ali selaku Kasubbag Umum
Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Badan Kepegawaian Daerah selalu berkoordinasi dengan Badan
Kepegawaian Negara (BKN) di Jakarta terkait Prosedur
Administrasi yang sesuai dengan peraturan kepala Badan
Kepegawaian Negara Nomor 7 tahun 2008 tentang Kartu Pegawai
Elektronik.”
Bapak Rahmat Sutomo selaku Kepala Seksi Verifikasi dan
Distribusi Kartu Pegawai Elaktronik (KPE) Badan Kepegawaian
Negara, Menegaskan:
“Segala peraturan atau prosedur administratif sudah kami
laksanakan.”
Proses Implementasi Kartu Pegawai Elektronik di Lingkungan
Pemerintah Kota Bandar Lampung, kerja sama yang dilakukan dengan
pihak Rekanan yang ditunjuk oleh Badan Kepegawaian Negara yaitu
PT. Sucofindo bukan tanpa hambatan, menurut wawancara yang
penulis lakukan, beberapa responden mengungkapkan kekecewaan
terhadap Scofindo yang bertanggungjawab dalam pemfotoan Pegawai
Negari Sipil juga sulitnya berkerjasama dengan pihak Instansi yang
lain seperti Dinas Pendidikan, seperti yang di utarakan Ibu Rining Sri
Hastuti selaku Kapala Bidang Kesejahteraan, Data dan Informasi
Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Kendala yang dihadapi terutama yang saya temui antara lain
kurang cakapnya pihak ke-3 dalam hal ini PT. Sucofindo sehingga
menimbulkan antrian panjang dalam pemfotoan”
103
Sementara menurut Bapak Muzani Ali selaku Kasubbag Umum
Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Yang selama ini saya rasakan kendala yang dihadapi Badan
Kepegawaian Daerah antara lain seperti sulitnya berkoordinasi
dengan dinas pendidikan terkait informasi tentang Kartu Pegawai
Elektronik sehingga banyak Pegawai Negari Sipil pengguna Kartu
Pegawai Elektronik terutama Pegawai Negari Sipil guru yang
tertinggal informasi Kartu Pegawai Elektronik.”
Sementara menurut Ibu Fariana selaku Kasubbag Penyusunan
Program, Monitoring, Dan Evaluasi Badan Kepegawaian Daerah
Kota Bandar Lampung:
“Masih banyaknya Pegawai Negari Sipil dilingkungan pemerintah
kota Bandar Lampung yang belum memiliki Kartu Pegawai
Elektronik sejumlah + 1500 Pegawai Negari Sipil,disamping itu
Badan Kepegawaian Negara belum memberikan jadwal untuk
pemfotoan ulang bagi Pegawai Negari Sipil kota Bandar
Lampung,terlepas dari itu semua Kartu Pegawai Elektronik kota
Bandar lampung belum menunjuk pihak ke-3 dalam hal layanan
perbankan/pembayaran gaji Pegawai Negari Sipil.”
Selain itu Ibu Siti Supiah selaku Sekretaris Badan Kepegawaian
Daerah Kota Bandar Lampung menjelaskan :
“Kendala yang kami hadapi adalah belum adanya jadwal yang pasti
untuk pemphotoan ulang Kartu Pegawai Elektronik di Pemerintah
Kota Bandar Lampung pada tahun 2014 ini, sehingga nasib Kartu
Pegawai Elektronik +1500 Pegawai Negari Sipil belum jelas untuk
memiliki Kartu Pegawai Elektronik tahun ini.”
Pelaksanaan Implementasi Kartu Pegawai Elektronik di Pemerintah
Daerah Kota Bandar Lampung harus tetap diawasi dan selalu
berkoordinasi dengan Pihak Badan Koordinasi Negara (BKN),
sehingga peran Badan Kepegawaian Negara sebagai pencetus dan
penggagas Kartu Pegawai Elektronik menjadi terasa, seperti yang
104
diungkapkan Bapak Muhammad Umar selaku Kepala Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Berperan dalam memberikan arahan-arahan dan petunjuk yang
diberikan terkait teknis implementasi Kartu Pegawai Elektronik,
Badan Kepegawaian Negara adalah tempat kami mencari solusi
terkait kendala-kendala yang kami hadapi. Selain itu Badan
Kepegawaian Daerah Kota aktif melakukan Koordinasi dengan
melakukan Perjalanan Dinas (SKPD) ke Badan Kepegawaian
Negara untuk melaporkan secara periodik sejauh mana
perkembangan dan kemajuan serta kendala yang dihadapi dalam
implementasi Kartu Pegawai Elektronik. Berbagai kendala yang
kami hadapi saat proses implementasi selalu kami konsultasikan
kepada pihak Badan Kepegawaian Negara, misalnya saja terkait
penunjukan layanan perbankan dalam otentikasi pembayaran gaji
setelah berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Negara, Pihak
Badan Kepegawaian Negara menyerahkan otoritas untuk
penunjukan Pihak ke-3 kepada Pemerintah Kota Bandar
Lampung.”
Sementara itu Ibu Siti Supiah selaku Sekretaris Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung mengatakan:
“Peranan Badan Kepegawaian Negara sangat besar, ini terkait
dengan arahan-arahan dan petunjuk yang diberikan terkait teknis
implementasi Kartu Pegawai Elektronik, selain itu Badan
Kepegawaian Daerah Kota aktif melakukan Koordinasi dengan
melakukan Perjalanan Dinas (SKPD) ke Badan Kepegawaian
Negara untuk melaporkan secara periodik sejauhmana
perkembangan dan kemajuan serta kendala yang dihadapi dalam
implementasi Kartu Pegawai Elektronik. Pihak Badan
Kepegawaian Negara menyerahkan Otoritas untuk penunjukan
Pihak ke-3 kepada Pemerintah Kota Bandar Lampung, tinggal
bagaimana kemauan dari Pucuk Pimpinan (Walikota), dalam hal
ini kami selaku bawahan menunggu apa kebijakan dari Atasan.”
Menurut Ibu Rining Sri Hastuti selaku Kapala Bidang
Kesejahteraan, Data dan Informasi Kepegawaian Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Ya Badan Kepegawaian Negara selalu memberikan arahan-
arahan tentang hal-hal apa saja yang harus dilakukan dalam
implementasi Kartu Pegawai Elektronik. dalam hal penunjukan
pihak ke-3 Badan Kepegawaian Negara menyerahkan sepenuhnya
105
otorisasi penunjukan pihak ke-3 Layanan Perbankan kepada
Pemerintah Kota Bandar lampung dalam hal ini Walikota Bandar
Lampung”
Sementara menurut Ibu Fariana selaku Kasubbag Penyusunan
Program, Monitoring, dan Evaluasi Badan Kepegawaian Daerah
Kota Bandar Lampung:
“Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung selalu
berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian Negara di Jakarta.
Badan Kepegawaian Negara berperan memberikan arahan– arahan
pada hal apa saja yang harus dilakukan Badan Kepegawaian
Daerah kota terkait Implementasi Kartu Pegawai Elektronik. Badan
Kepegawaian Negara juga berperan aktif dengan melakukan
kunjungan ke Kota Bandar Lampung. Saya langsung berkoordinasi
dengan melakukan Perjalanan Dinas ke Jakarta. Pihak Badan
Kepegawaian Negara menyerahkan sepenuhnya otoritas
penunjukan pihak ke-3 kepada Pemerintah Kota Bandar Lampung,
hal ini karena pihak Badan Kepegawaian Negara tidak ada dasar
untuk memaksakan Layanan Perbankan harus dilakukan oleh bank
tertentu.”
Lainnya hal nya menurut Bapak Muzani Ali selaku Kasubbag
Umum Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Saya agak kurang memahami bagaimana proses koordinasi
dengan pihak Badan Kepegawaian Negara, mungkin untuk lebih
detailnya bisa anda tanyakan kepada KASUBAG Penyusunan
Program Monitoring dan Evaluasi Badan Kepegawaian Daerah
karena disini saya selaku KASUBAG Umum kurang terlibat jauh.
Badan Kepegawaian Negara rutin melakukan kunjungan kerja ke
Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung utuk melihat
sejauh mana proses pemfotoan Kartu Pegawai Elektronik
berlangsung.”
c. Selanjutnya dalam upaya memfungsikan Kartu Pegawai Elektronik
dalam otentikasi layanan perbankan, Pemerintah Kota Bandar
Lampung melakukan Sosialisasi dan kerja sama dengan berbagai pihak
perbankan, antara lain Bank Lanpung, BNI, dan BRI. Berikut hasil
wawancara penulis yang mendeskripsikan bagaimana proses kerjasama
106
antara Pemerintah Kota Bandar Lampung dan kendala yang dihadapi,
seperti yang Bapak Muhammad Umar selaku Kepala Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung utarakan:
“Perekaman data Kartu Pegawai Elektronik pertama kali dilakukan
pada tahun 2009. Ada 3 Bank yang menjalin kerjasama dengan
Pemerintah Kota Bandar Lampung menjalin tiga bank yaitu Bank
Lampung, BNI dan BRI untuk mengaktifkan Layanan Perbankan
pada Kartu Pegawai Elektronik. Setelah itu Pemerintah Kota
Bandar Lampung merespons dengan merencanakan Sosialisasi
tentang Rencana Penerapan Kartu Pegawai Elektronik dalam
Otentikasi Pembayaran Gaji bertempat di Gedung Sumergow
Pemerintah Kota Bandar Lampung. Pemerintah Kota Bandar
Lampung selalu berkoordinasi dengan pihak Pemerintah Provinsi
Lampung terkait Penerapan Kartu Pegawai Elektronik dalam
Otentikasi Pembayaran Gaji. Pihak Provinsi Lampung melalui
Surat Gubernur Nomor 800/3201/II.12/2009 merekomendasikan
Bank Pemerintah Daerah (Bank Lampung) untuk otentikasi
pembayaran gaji, tetapi kami masih melihat bagaimana kesiapan
Bank Pemerintah Daerah (Bank Lampung) untuk melakukan
otentikasi layanan perbankan bagi Pegawai Negari Sipil Kota
Bandar Lampung, kita sama-sama mengetahiu bagaimana
kemampuan BPD, misalnya saja jumlah ATM yang dimiliki oleh
Bank Lampung, jangan sampai tiba saatnya pembayaran gaji, awal
bulan, justru terhambat dengan terjadinya antrian panjang di ATM
Bank Lampung yang dikarenakan terbatasnya ATM yang dimiliki
Bank Lampung. Kita berharap kebijakan ini bisa mempermudah
layanan kepegawaian bagi Pegawai Negari Sipil dalam
pembayaran gaji Pegawai Negari Sipil bukan justru menimbulkan
masalah baru.”
Sementara itu Ibu Siti Supiah selaku Sekretaris Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung menjelaskan:
“Kota Bandar Lampung belum melakukan kerja sama dengan
Pihak Ke-3 terkait dengan pemfungsian Kartu Pegawai Elektronik
yaitu Fungsi Perbankan. Pada Tahun 2010 memang ada tawaran
dari pihak Bank Lampung, BNI dan BRI untuk menfungsikan
Layanan Perbankan Kartu Pegawai Elektronik, tetapi itu terhenti
semenjak adanya pergantian walikota dari Bapak Edi Sutrisno
kepada Bapak Herman H.N. setelah itu Badan Kepegawaian
Daerah diperintahkan untuk membagikan Kartu Pegawai
Elektronik kepada seluruh Pegawai Negari Sipil yang ada di
Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung. Pihak ke-3
memberikan respon positif terkait rencana kerjasama untuk
107
memfungsikan layanan perbankan Kartu Pegawai Elektronik, hal
ini bisa dilihat dari Surat Penawaran Kerja Sama yang diajukan
oleh pihak ke-3 kepada Pemerintah Kota Bandar Lampung terkait
layanan Kartu Pegawai Elektronik.”
Menurut Ibu Rining Sri Hastuti selaku Kapala Bidang
Kesejahteraan, Data dan Informasi Kepegawaian Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Ada 3 bank yang telah mengajukan penawaran kerja sama layanan
perbankan antara lain bank Lampung, BNI dan BRI, bahkan Bank
Lampung sudah melakukan expose di gedung tapis menyatakan
kesiapannya, selanjutnya proses ini terhenti ketika terjadi
pergantian Walikota ke Bapak Herman HN. Pihak ke-3 sudah
menyatakan kesanggupannya dalam memenuhi Layanan Perbankan
tetapi pihak Pemerintah Kota belum ingin melaksanakannya.”
Ibu Fariana selaku Kasubbag Penyusunan Program, Monitoring,
dan Evaluasi Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung
Ibu Fariana menjelaskan:
“Kartu Pegawai Elektronik pertama kali dilakukan perekaman data
pada tanggal 12-23 Oktober 2009. Badan Kepegawaian Daerah
selaku perwakilan dari Pemerintah Kota Bandar Lampung menjalin
kerjasama dengan tiga bank yaitu Bank Lampung, BNI dan BRI
untuk mengaktifkan Layanan Perbankan pada Kartu Pegawai
Elektronik. Sudah ada 3 Surat Permohonan yang intinya mengajak
Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk berkerja sama dalam
peng-aktifan Layanan Perbankan, yang pertama dari Bank
Lampung tertanggal 18 November, Perihal Mohon
Penandatangganan Surat Perjanjian Kerja sama tentang Kartu
Pegawai Elektronik, kedua dari Bank Rakyat Indonesia (BRI)
tertanggal 5 Januari tahun 2010 perihal Penawaran Kerjasama
Payroll dan Kartu Pegawai Elektronik (KPE). Ketiga dari Bank
Nasional Indonesia (BNI) tertanggal 15 Januari tahun 2010 perihal
Penawaran Kerjasama Kartu Pegawai Elektronik (KPE) bagi
Pegawai Negari Sipil. Setelah itu Pemerintah Kota Bandar
Lampung merespons dengan merencanakan Sosialisasi tentang
Rencana Penerapan Kartu Pegawai Elektronik dalam Otentikasi
Pembayaran Gaji melalui Nota Dinas Kepala Badan Kepegawaian
Daerah tertanggal 14 Januari 2010. Akan tetapi semenjak
pergantian Walikota ke Bapak Herman H.N proses ini terhenti.
Badan Kepegawaian Daerah sudah melakukan telaah staf ke
Walikota Bandar Lampung untuk segera melakukan kerjasama
108
dengan pihak ke-3 terkait fungsi Kartu Pegawai Elektronik dan
hasilnya Badan Kepegawaian Daerah diperintahkan untuk
membagikan Kartu Pegawai Elektronik kepada seluruh Pegawai
Negari Sipil tanpa adaya layanan perbankan dalam Kartu Pegawai
Elektronik. Pihak ke-3 menyambut dengan tangan terbuka apabila
Pemerintah Kota Bandar Lampung ingin memfungsikan Layanan
Perbankan Kartu Pegawai Elektronik bahkan Bank Lampung, BNI
dan BRI sudah menyatakan kesanggupan untuk melaksanakan
Layanan Perbankan Kartu Pegawai Elektronik.”
Sementara itu Bapak Rahmat Sutomo selaku Kepala Seksi
Verifikasi dan Distribusi Kartu Pegawai Elaktronik (KPE) Badan
Kepegawaian Negara dari Badan Kepegawaian Negara,
menyatakan :
“Kota Bandar Lampung memang belum memfungsikan layanan
Kartu Pegawai Elektronik, misalnya saja Layanan Gaji atau
perbankan dan kesehatan. Sudah beberapa kali Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung berkoordinasi tentang
ini, tetapi memang kewenangan Badan Kepegawaian Negara hanya
sebatas itu, tidak ada ketentuan yang bisa memaksa semua layanan
Kartu Pegawai Elektronik untuk diterapkan. Semua tergantung dari
kebijakan pimpinan (Walikota). Jika memang kebijakan dari
pimpinan (Walikota) ingin menerapkan Kartu Pegawai Elektronik
hanya sebagai Kartu Identitas Pegawai Negeri Sipil, Badan
Kepegawaian Negara tidak bias berbuat banyak, hanya sebatas
menyarankan untuk memanfaatkan layanan perbankan untuk
meningkatkan layanan di bidang kepegawaian.”
2. Aspek Pegawai Negeri Sipil Pengguna Kartu Pegawai Elektronik.
Secara keseluruhan Pegawai Negeri Sipil pada Badan Kepegawaian
Daerah Kota Bandar Lampung berjumlah 58 Pegawai, yang terdiri dari 54
Pegawai Negari Sipil dan 4 TKS, melaksanakan fungsinya sebagai
pengelola administrasi dan manajemen Kepegawaian sejumlah 11.480
Pegawai Negari Sipil. Jumlah Pegawai Negari Sipil Kota Bandar Lampung
yang sudah menerima Kartu Pegawai Elektronik sejumlah 9.361 Pegawai
Negari Sipil. Distribusi Kartu Pegawai Elektronik sudah dilakukan secara
109
bertahap sejak tahun 2010 kepada seluruh Pegawai Negari Sipil yang ada
dilingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung.
Pegawai Negeri Sipil yang ada dilingkungan Pemerintah Kota Bandar
Lampung memiliki Responsivitas yang tinggi dalam mendukung
Implementasi Kebijakan Konversi Kartu Pegawai menjadi Kartu Pegawai
Elektronik dengan berpartisipasi aktif dalam proses perekaman data
Pegawai Negeri Sipil sebagai bahan dasar utama pembuatan Kartu
Pegawai Elektronik oleh Badan Kepegawaian Negara. Pegawai Negeri
Sipil yang ada dilingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung telah
mengetahui apa dan fungsi dari Kartu Pegawai Elektronik hasil sosialisasi
yang dilakukan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung yang
akan dipergunakan untuk :
1. Updating data Pegawai Negeri Sipil secara langsung melalui Anjungan
yang terdapat pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten/Kota;
2. Pelayanan Kesehatan (ASKES);
3. Pelayanan Perumahan (TAPERUM);
4. Pelayanan TASPEN;
5. Tabungan Hari Tua (THT);
6. Pelayanan Pensiun;
7. Pelayanan Haji;
8. Kartu ATM; dan
9. Transaksi Perbankan.
Berikut akan disampaikan Tabel tingkat pemahaman Pegawai Negeri Sipil
di Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung tentang KPE.
110
Tabel 10. Fungsi Kartu Pegawai Elektronik dalam Pemahaman Pegawai
Negari Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung.
No Pegawai Negari Sipil Pemahaman
1. Sri Rohatinah
(Golongan II)
Sebagai Kartu Identitas Pegawai Negeri
Sipil.
Rio Jayana Putra
(Golongan III/a)
Sebagai Kartu Identitas dari Pegawai
Negari Sipil, dikemudian hari akan dapat
di jadikan ATM (Kartu) yang berguna
untuk pengambilan gaji. Dimungkinkan
untuk menjadi Kartu Multi Fungsi yaitu
sebagai Kartu Identitas, Kartu ATM,
Kartu Asuransi (ASKES). Media
penyimpanan/Database informasi
kepegawaian.
Fitra Handayani,
S.E., M.M.
(Golongan III/b)
Sebagai Kartu Identitas Pegawai Negari
Sipil.
(Sumber : Analisi Peneliti, 2014)
a. Responsivitas Pegawai Negeri Sipil dalam implementasi Kartu
Pegawai Elektronik (KPE) cukup tinggi. Bahkan Pegawai Negeri Sipil
di Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung telah mengetahui
apa dan fungsi dari Kartu Pegawai Elektronik, selain itu mereka
mendukung diberlakukannya Kartu Pegawai Elektronik terhadap
seluruh Pegawai Negeri Sipil seperti yang di ungkapkan Sri Rohatinah:
“Ya, tentu saja saya sebagai Pegawai Negari Sipil Kota Bandar
Lampung saya wajib dan mendukung semua kebijakan yang dibuat
Pemerintah Kota Bandar Lampung.”
111
Dan juga diperkuat oleh pernyataan Rio Jayana Putra :
“Sangat setuju dengan adanya Kartu Pegawai Elektronik, namun
tidak turut mendukung pada implementasinya, karena tidak
diikutsertakan dalam kegiatan tersebut.”
Hal Serupa diungkapkan Fitra Handayani :
“Ya mendukung.”
Sebagian besar Pegawai Negari Sipil telah mengetahui apa itu Kartu
Pegawai Elektronik (KPE) dan kegunaannya, seperti yang dinyatakan
oleh salah seorang Pegawai Negari Sipil yang kami wawancara yaitu
Sri Rohatinah :
“Setahu saya Kartu Pegawai Elektronik pengganti KARPEG,
KARIS dan KARSU dan sebagai kartu Identitas Pegawai Negeri
Sipil.”
Hal ini diperkuat dengan pernyataan Rio Jayana Putra :
“Sudah mengetahui Kartu Pegawai Elektronik dan kegunaan Kartu
Pegawai Elektronik adalah sebagai Kartu Identitas Pegawai Negari
Sipil, dikemudian hari akan dapat dijadikan ATM (Kartu) yang
berguna untuk pengambilan Gaji serta dimungkinkan untuk
menjadi Kartu Multifungsi yaitu sebagai Kartu Identitas, Kartu
ATM, Kartu Asuransi(ASKES).”
Kemudian, Fitra Handayani, menguatkan dengan pernyataannya :
“Sudah, sebagai Kartu Identitas Pegawai Negeri Sipil dan sebagai
Kartu Identitas Pegawai Negari Sipil.”
b. Bukan hanya mendukung program implementasi Kartu Pegawai
Elektronik oleh Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung,
Pegawai Negeri Sipil juga antusias dalam mensukseskan kebijakan
implemntasi Kartu Pegawai Elektronik serta mengikuti kesesuaian
prosedur managerial dalam implementasi Kartu Pegawai Elektronik,
seperti yang diutarakan oleh Ibu Sri Rohatinah :
112
“Melakukan foto Kartu Pegawai Elektronik di bagian Humas
Pemerintah Kota Bandar Lampung dengan membawa fotocopy SK
pangkat terakhir.”
Sedangkan Fitra Handayani ikut serta dalam mensukseskan
program Kartu Pegawai Elektronik dengan menyatakan :
“Melakukan foto Kartu Pegawai Elektronik di bagian Humas
Pemda Kota Bandar Lampung dengan membawa fotocopy SK
pangkat terakhir.”
Pelaksanaan Implementasi Kartu Pegawai Elektronik sebagai
pengganti dari KARPEG belum banyak dirasakan manfaatnya oleh
sebagian besar Pegawai Negari Sipil, seperti yang telah di utarakan
oleh Sri Rohatinah :
“Setahu saya belum terasa manfaatnya.”
Hal senada juga di utarakan Rio Jaya Putra :
“Belum terlaksana.”
Sementara itu Fitra Handaani mengungkapkan :
“Tingkat pelaksanaan masih rendah.”
c. Tingkat kelayakan Kartu Pegawai Elektronik sebagai salah satu upaya
dalam meningkatkan Layanan dibidang Kepegawaian belum memiliki
efek yang signifikan, namun bila sebagai pengganti KARPEG hal itu
sudah cukup memadai seperti yang di tuturkan oleh Sri Rohatinah :
“Saya rasa Kartu Pegawai Elektronik masih layak sebagai
pengganti Kartu Pegawai.”
Hal ini di perkuat oleh pendapat yang di ungkapan oleh Fitra
Handayani :
“Sudah cukup layak apabila penggunaan kartu sudah difungsikan
secara maksimal”
113
Dalam pelaksanaannya, Implementasi Kartu Pegawai Elektronik di
Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung memiliki banyak
sekali kekurangan, oleh karenanya Pegawai Negari Sipil memberikan
saran kepada Pemerintah Kota Bandar Lampung yang mungkin dapat
meningkatkan layanan Kartu Pegawai Elektronik, seperti yang
diutarakan oleh Ibu Sri Rohatinah:
“Menurut saya, bagi teman-teman yang belum memiliki kartu
Kartu Pegawai Elektronik untuk segera melakukan pemotoan Kartu
Pegawai Elektronik”
Hal ini di perkuat oleh pendapat Rio Jayana Putra :
“Pemerataan pendistribusian Kartu Pegawai Elektronik ke seluruh
Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Bandar Lampung,
menyediakan MOU dengan Bank uyang ditunjuk untuk segera
tercapainya fungsi dari Kartu Pegawai Elektronik tersebut”
Juga diperkuat oleh pernyataan Fitra Handayani :
“Menyediakan sarana dan prasarana pendorong layanan Kartu
Pegawai Elektronik”
3. Aspek Sumber Daya Komunikasi dan Informasi.
Menurut Van Meter dan van Horn (1974:465) dalam Widodo (2001:201),
Sumber daya kebijakan (Policy Resources) harus juga tersedia dalam rangka
untuk memperlancar administrasi suatu kebijakan. Aspek yang ditelaah
dalam sumber daya mencakup nilai efisiensi yaitu bagaimana suatu proses
pelaksanaan program kebijakan dapat menghasilkan output dan outcome
yang maksimal hanya dengan menggunakan sumber daya yang minimal.
Sumber-sumber penting dalam implementasi kebijakan yang dimaksud
antara lain mencakup :
114
a. Staf. Dalam konteks ini, setiap staf harus memiliki keahlian dan
kemampuan untuk melaksanakn tugas, anjuran, perintah dari atasan
(pimpinan). Dalam konteks pelaksanaan implementasi Kartu Pegawai
Elektronik, jumlah staf yang dipekerjakan untuk menangani Kartu
Pegawai Elektronik sebanyak 4 orang, 1 orang Kassubbag Umum, 1
orang Kasubbag Monitoring dan Evaluasi, dan seorang Sekretaris. Disini
terlihat bahwa sudah ada upaya ke arah efisiensi, diharapkan akan
tercapai kinerja yang baik dari pelaksana tersebut dan tidak terjadi
pemborosan sumber daya.
b. Dana. Diperlukan untuk membiayai operasionlisasi implementasi
kebijaksanaan, dalam konteks Implementasi Kartu Pegawai Elektronik di
Kota Bandar Lampung, Pemerintah Kota Bandar Lampung mendukung
Implementasi Kartu Pegawai Elektronik dengan menganggarkan dalam
APBD tahun berjalan dari tahun 2008 – 2014 ini, yang terinci dalam
Dokumen Perencanaan dan Anggaran (DPA) Badan Kepegawaian
Daerah Kota Bandar Lampung.
c. Informasi. Informasi yang cukup dan relevan tentang bagaimana cara
mengimplementasikan suatu kebijakan atau kesanggupan dari berbagai
pihak yang terlibat dalam implementasi kebijakan tersebut. Hal tersebut
dimaksudkan agar pelaksana tidak melakukan suatu kesalahan dalam
menginterpretasikan tentang cara bagaimana mengimplementsikan
kebijakan tersebut. Informasi ini penting sebagai sandaran bagi orang-
orang yang terlibat dalam implementasi agar mereka mau melaksanakan
dan mematuhi apa yang telah menjadi tugas dan tanggungjawabnya.
115
Informasi terkait pelaksanaan kebijakan Implementasi Kartu Pegawai
Elektronik di Kota Bandar Lampung dapat dikatakan sudah baik, karena
sudah ada komunikasi dan interaksi yang efektif antara pihak Badan
Kepegawaian Negara (BKN) dengan pelaksana kebijakan yaitu Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung. Hal ini dibuktikan dengan
adanya koordinasi dengan melakukan Perjalanan Dinas (SKPD) ke
Badan Kepegawaian Negara terkait dengan arahan-arahan dan petunjuk
yang diberikan terkait teknis implementasi Kartu Pegawai Elektronik
serta untuk melaporkan secara periodik sejauhmana perkembangan dan
kemajuan serta kendala yang dihadapi dalam implementasi Kartu
Pegawai Elektronik selain itu Badan Kepegawaian Negara juga berperan
aktif dengan melakukan kunjungan ke Kota Bandar Lampung. Untuk
mengefektifkan penyebaran informasi Kartu Pegawai Elektronik Badan
Kepegawaian Daerah membuka Loket Pelayanan Kartu Pegawai
Elektronik yang bisa di akses pada jam–jam kerja. Pegawai Negari Sipil
yang membutuhkan informasi tentang Kartu Pegawai Elektronik bisa
memanfaatkannya.
116
Tabel 11. Evaluasi Sumber Daya Komunikasi dan Informasi.
No Sumber daya Pelaksanaan
1. Sumber Daya
Anggaran
Pemerintah Kota Bandar Lampung mendukung
implementasi Kartu Pegawai Elektronik dengan
menganggarkan dalam APBD tahun berjalan
dari tahun 2008 – 2014 ini, yang terinci dalam
DPA Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar
Lampung.
2. Sumber Daya
Manusia
(PNS)
Sumber Daya Manusia (PNS) BKD sudah
memahami Tuposi-nya. Selain itu dalam proses
perekaman data pegawai dilakukan oleh pihak
ke-3 yaitu PT. Sucofindo.
Sumber Daya Manusia (PNS) BKD memiliki
kemampuan dalam implementasi Kartu Pegawai
Elektronik. Pegawai Negari Sipil BKD sudah
didukung oleh sebagian besar lulusan S1 sampai
S2.
3. Sumber Daya
Teknologi
(Komputer)
Secara teknis BKD Kota Bandar Lampung
mengkoordinasikan kepada seluruh SKPD
melalui Surat Edaran Walikota terkait jadwal
perekaman data Pegawai Negari Sipil.
Selanjutnya BKD menyiapkan lokasi untuk
perekaman data Pegawai Negari Sipil oleh
pihak Ke-3 (rekanan) dalam hal ini PT.
117
Sucofindo dengan mengunakan Teknologi yang
memadai.
4. Sumber
komunikasi
dan Informasi
(Frekwensi
Sosialisasi
Kartu
Pegawai
Elektronik
kepada PNS)
Melalui Rapat Koordinasi (RAKOR)
Kepegawaian yang dihadiri oleh Kepala Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) se-Kota
Bandar Lampung. Selain itu dengan membuka
Loket Pelayanan Informasi Kartu Pegawai
Elektronik pada Badan Kepegawaian Daerah
Kota Bandar Lampung.
Surat Edaran, Loket Pelayanan Informasi Kartu
Pegawai Elektronik.
(Sumber : Analisi Peneliti, 2014)
a. Mensukseskan program Kartu Pegawai Elektronik diperlukan
sosialisasi program kepada seluruh Pegawai Negari Sipil, terutama
media, cara berkomunikasi yang tepat guna, hal ini di „amini‟ oleh
Bapak Muhammad Umar selaku Kepala Badan Kepegawaian Daerah
Kota Bandar Lampung:
“Sosialisasi kami lakukan melalui Rapat Koordinasi (RAKOR)
Kepegawaian di Gedung Sumergow dan dengan membuka Loket
Pelayanan Informasi Kartu Pegawai Elektronik pada Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung.”
Diperkuat dengan pernyataan Ibu Siti Supiah selaku Sekretaris
Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Media yang digunakan untuk sosialisasi Kartu Pegawai Elektronik
adalah Melakukan Rapat Koordinasi (RAKOR) Kepegawaian di
Gedung Sumergow pada tahun 2009 & 2010 mensosialisasikan
Kartu Pegawai Elektronik keseluruh Kepala SKPD.”
118
Pendapat ibu Siti Supiah diperkuat oleh pendapat Ibu Rining Sri
Hastuti selaku Kapala Bidang Kesejahteraan, Data dan Informasi
Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Rapat Koordinasi Kepegawaian,Surat edaran dan Loket pelayanan
Kartu Pegawai Elektronik”
Menurut Ibu Fariana selaku Kasubbag Penyusunan Program,
Monitoring, dan Evaluasi Badan Kepegawaian Daerah Kota
Bandar Lampung :
“Melalui kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) kepegawaian serta
melalui surat kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) terkait jadwal pemfotoan Kartu Pegawai Elektronik dan
melalui Loket Pelayanan Informasi Kartu Pegawai Elektronik yang
ada di Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar lampung.”
Sementara Bapak Muzani Ali selaku Kasubbag Umum Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung: berpendapat :
“iya sudah ,ini kita lakukan melalui surat yang kita kirim melalui
satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada dilingkungan
pemerintah kota Bandar Lampung”
Dalam mengimplementasikan Kartu Pegawai Elektronik terdapat
kendala-kendala teknik dilapangan yang dihadapi seperti
ketidak‟professional‟an pihak ke-3 dalam hal Ini adalah pihak PT.
Sucofindo, seperti yang diutarakan Bapak Muhammad Umar selaku
Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Kendala teknis yang kami hadapi adalah alat atau perlengkapan
yang disediakan oleh PT. Sucofindo untuk merekam data pegawai
sering terjadi error atau kerusakan yang menyebabkan terjadinya
antrian panjang dalam proses perekaman data Pegawai Negari
Sipil.”
119
Dipertegas oleh Ibu Siti Supiah selaku Sekretaris Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Ya,yang kami rasakan adalah Kurang profesionalnya pihak ke-3
atau rekanan yang di tunjuk Badan Kepegawaian Negara, dalam
hal ini pihak PT. Sucofindo. Terbatasnya personal sehingga
membuat proses pemfotoan Kartu Pegawai Elektronik menjadi
sedikit terhambat (Antrian Panjang).”
Sementara Ibu Rining Sri Hastuti selaku Kapala Bidang
Kesejahteraan, Data dan Informasi Kepegawaian Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung: berpendapat :
“Masih banyak Pegawai Negari Sipil yang kurang informasi terkait
Kartu Pegawai Elektronik”
Hal senada juga di ungkapkan Ibu Fariana selaku Kasubbag
Penyusunan Program, Monitoring, Dan Evaluasi Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Secara teknis pihak rekanan yaitu PT. Sucofindo kurang
professional dalam menjalankan tugasnya, sehingga menimbulkan
protes dan complain dari Pegawai Negari Sipil yang melakukan
pemfotoan Kartu Pegawai Elektronik. Dalam pelaksanaan
pemfotoan Kartu Pegawai Elektronik,kesiapan teknis (teknologi)
disiapkan oleh rekanan Badan Kepegawaian Daerah yaitu PT
Scopindo, Badan Kepegawaian Daerah hanya menyiapkan
tempat/lokasi dan undangan pemfotoan bagi Pegawai Negari
Sipil.”
Bapak Bapak Muzani Ali selaku Kasubbag Umum Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung: sependapat dengan
Ibu Siti Supiah :
“Ya yang saya rasakan adalah kurang profesional nya pihak
skofindo yang menjadi rekanan Badan Kepegawaian Daerah dalam
implementasi Kartu Pegawai Elektronik di kota Bandar Lampung”
120
b. Terkait implementasi Kartu Pegawai Elektronik pada Pemerintah Kota
Bandar Lampung, untuk mendukung kebijakan tersebut dibutuhkan
kemudahan akses informasi tentang Kartu Pegawai Elektronik bagi
Pegawai Negeri Sipil. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak
Muhammad Umar selaku Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kota
Bandar Lampung:
“Staf Badan Kepegawaian Daerah siap memberikan penjelasan
informasi tentang Kartu Pegawai Elektronik pada Loket Pelayanan
Infomasi. Pada jam-jam kerja banyak Pegawai Negari Sipil yang
memanfaatkan Loket Pelayanan Informasi Kepegawaian dengan
menanyakan terkait jadwal pemfotoan, kehilangan Kartu Pegawai
Elektronik dan kesalahan penulisan NIP dan Nama Kartu Pegawai
Elektronik.”
Selanjutnya Ibu Siti Supiah selaku Sekretaris Badan Kepegawaian
Daerah Kota Bandar Lampung memaparkan:
“Badan Kepegawaian Daerah membuka Loket Pelayanan Infomasi
Kartu Pegawai Elektronik. Banyak Pegawai Negari Sipil yang
menanyakan terkait jadwal pemfotoan, kehilangan Kartu Pegawai
Elektronik dan kesalahan penulisan NIP dan Nama Kartu Pegawai
Elektronik ke Loket Pelayanan Kartu Pegawai Elektronik.”
Sementara Ibu Rining Sri Hastuti selaku Kapala Bidang
Kesejahteraan, Data dan Informasi Kepegawaian Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung berpendapat:
“Badan Kepegawaian Daerah menyediakan Loket Pelayanan
Infomasi Kartu Pegawai Elektronik. Beberapa Pegawai Negari
Sipil setiap harinya menanyakan Informasi Kartu Pegawai
Elektronik, semisal kapan jadwal pemfotoan Kartu Pegawai
Elektronik.”
121
Hal senada juga diungkapkan Ibu Fariana selaku Kasubbag
Penyusunan Program, Monitoring, dan Evaluasi Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Badan Kepegawaian Daerah menyiapkan loket pelayanan
infomasi tentang Kartu Pegawai Elektronik. Banyak Pegawai
Negari Sipil yang memanfaatkannya misalnya saja menanyakan
kapan jadwal foto Kartu Pegawai Elektronik, selanjutnya juga ada
yang menanyakan bagaimana apabila ada kesalahan penulisan
Nama dan NIP dalam Kartu Pegawai Elektronik.”
Sementara Bapak Muzani Ali selaku Kasubbag Umum Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:berpendapat :
“Badan Kepegawaian Daerah menyediakan loket pelayanan
infomasi Kartu Pegawai Elektronik. Banyak Pegawai Negari Sipil
menanyakan informasi tentang Kartu Pegawai Elektronik ke Badan
Kepegawaian Daerah.”
c. Fokus masalah pada aspek Sumber Daya Manusia (PNS) dalam
mengimplementasikan Kartu Pegawai Elektronik, Sarana dan
Prasarana dalam hal ini Sumber Daya Perangkat Teknologi seperti
komputer dan alat pemfotoan, persoalan keuangan/biaya operasional,
seperti yang diungkapkan oleh Bapak Muhammad Umar selaku Kepala
Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Sudah mendukung, baik dalam Sumber Daya Manusia (PNS) dan
didukung sumber daya teknologi yang canggih. Sumber Daya
Manusia (PNS) Badan Kepegawaian Daerah sudah memahami
Tuposi-nya. Selain itu dalam proses perekaman data pegawai
dilakukan oleh pihak ke-3 yaitu PT. Sucofindo.”
Senada dengan yang diungkapkan oleh Ibu Siti Supiah selaku
Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
122
“Ya tentu saja sudah cukup, Badan Kepegawaian Daerah memiliki
Sumber Daya Manusia (PNS) yang cakap dan didukung sumber
daya teknologi yang canggih. Sumber Daya Manusia (PNS) Badan
Kepegawaian Daerah memiliki kemampuan dalam implementasi
Kartu Pegawai Elektronik. Pegawai Negari Sipil Badan
Kepegawaian Daerah sudah didukung oleh sebagian besar lulusan
S1 sampai S2.”
Ibu Rining Sri Hastuti selaku Kapala Bidang Kesejahteraan, Data
dan Informasi Kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah Kota
Bandar Lampung mengatakan:
“iya tentu saja baik SDM dalam hal ini Pegawai Negari Sipil dan
teknologinya. SDM yang ada di Badan Kepegawaian Daerah sudah
cukup baik karena didukung oleh lulusan S1 dan S2.”
Hal Senada juga diungkapkan oleh Ibu Fariana selaku Kasubbag
Penyusunan Program, Monitoring, dan Evaluasi Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Iya sudah cukup untuk mengimplementasikan Kartu Pegawai
Elektronik,lagi pula Badan Kepegawaian Daerah hanya
menyiapkan tempat dan undangan untuk pelaksanaan pemfotoan
Kartu Pegawai Elektronik,terkait dengan SDM,Staff Badan
Kepegawaian Daerah sudah cukup menguasai teknologi informasi
(computer). Staff Badan Kepegawaian Daerah sudah didukung
lulusan S1 dan S2. ”
Hal ini juga diperkuat dengan pendapat Bapak Muzani Ali selaku
Kasubbag Umum Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar
Lampung:
“Ya kalau menurut saya sudah cukup.Sumber daya yang ada di
Badan Kepegawaian Daerah baik itu manusianya maupun
teknologi nya sudah cukup memadai. Sumber Daya Manusia (PNS)
di Badan Kepegawaian Daerah sudah di dukung oleh lulusan
perguruan tinggi sampai dengan lulusan Magister atau S2.”
123
Sedangkan Bapak Rahmat Sutomo selaku Kepala Seksi Verifikasi
dan Distribusi Kartu Pegawai Elaktronik (KPE) Badan
Kepegawaian Negara, mengatakan :
“Iya sudah. Kota Bandar Lampung tentu saja kami pandang
mampu mengimplementasikan Kartu Pegawai Elektronik. Badan
Kepegawaian Negara dalam proses implementasi Kartu Pegawai
Elektronik menunjuk pihak ke-3 sebagai rekanan dalam melakukan
perekaman data Pegawai Negari Sipil seluruh Indonesia.”
Sementara untuk menunjang dan mendukung program implementasi
Kartu Pegawai Elektronik pada peerintah kota Bandar Lampung ,hal
yang tidak kalah penting dan pokok adalah kesiapan dana sebagai
modal dasar program Kartu Pegawai Elektronik, untuk itu pemerintah
kota Bandar Lampung telah menganggarkan dana seperti yang di
ungkapkan oleh Bapak Muhammad Umar selaku Kepala Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
“Implementasi Kartu Pegawai Elektronik di Lingkungan
Pemerintah Kota Bandar Lampung dianggarkan dalam DPA Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung yang berinduk pada
APBD Pemerintah Kota Bandar Lampung.”
Ibu Siti Supiah selaku Sekretaris Badan Kepegawaian Daerah Kota
Bandar Lampung menerangkan bahwa :
“Pemerintah Kota Bandar Lampung mendukung implementasi
Kartu Pegawai Elektronik dengan menganggarkan dalam APBD
tahun berjalan dari tahun 2008 – 2014 ini, yang terinci dalam DPA
Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung.”
Menurut Ibu Rining Sri Hastuti selaku Kapala Bidang
Kesejahteraan, Data dan Informasi Kepegawaian Badan
Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung:
124
“Sudah dianggarkan pada DPA Badan Kepegawaian Daerah kota
tiap tahunnnya”
Sementara menurut Ibu Fariana selaku Kasubbag Penyusunan
Program, Monitoring, dan Evaluasi Badan Kepegawaian Daerah
Kota Bandar Lampung:
“Terkait dengan alokasi sumber dana selama ini pemerintah
menganggarkan melalui APBD kota Bandar lampung yang
dibebankan pada dokumen perencanaan dan anggaran (DPA)
badan kepegawaian daerah tiap tahunnnya.”
Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak Muzani Ali selaku
Kasubbag Umum Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar
Lampung:
“iya sudah sejauh ini sudah dianggarkan dalam DPA pada
kepegawaian daerah tiap tahunnnya”
E. Pembahasan
Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan satu demi satu menurut fokus
masalah yang telah ditentukan pada awal penelitian berdasarkan teori-teori
evaluasi kebijakan publik. Peneliti terlebih dahulu mengikuti tahapan-tahapan
dalam melakukan evaluasi kebijakan diantaranya adalah menetapkan indikator
pencapaian tujuan dan sasaran program. Setelah itu akan dilakukan klasifikasi
terhadap fokus masalah penelitian dalam Implementasi Kartu Pegawai
Elektronik di Kota Bandar Lampung dengan menggunakan data hasil reduksi
yang dirangkum dalam tabulasi analisis.
125
Program Implementasi Kartu Pegawai Elektronik merupakan salah satu
kebijakan pemerintah dalam mengganti Kartu Pegawai Negeri Sipil sesuai
dengan Keputusan Kepala Badan Kepegwaian Negara Nomor 7 tahun 2008,
dimana tujuan utama bukan hanya mengganti Kartu Pegawai yang telah lama
tetapi juga merupakan penggabungan Multifungsi kartu dan transaksi
perbankan, dalam hal ini adalah transfer gaji, asuransi kesehatan.
Ketika sebuah program diimplementasikan, maka akan mulai terlihat baik atau
tidaknya proses implementasi tersebut. Dengan demikian, untuk menilai
ketepatan, manfaat dan efektifitas hasil kebijakan yang diimplementasikan
tersebut diperlukan aktifitas evaluasi kebijakan.
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun 2008
menyatakan bahwa tujuan dari Kartu Pegawai Elektronik (KPE) adalah
menggantikan fungi Kartu Pegawai (KARPEG) menjadi Kartu Pegawai
Elektronik, dimana seluruh fungsi kartu pegawai dan transaksi perbankan akan
dijadikan satu dengan kartu pegawai termasuk asuransi dan tabungan pensiun.
Sasaran dari Program Kartu Pegawai Elektronik ini adalah seluruh Pegawai
Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung tanpa
terkecuali. Untuk menetapkan indikator pencapaian tujuan dan sasaran,
apakah implementasi Kartu Pegawai Elektronik sudah mencapai target penulis
akan membuatkan tabel pengukuran indikator pencapaian tujuan dan sasaran
implementasi Kartu Pegawai Elektronik pada Pemerintah Kota Bandar
Lampung.
126
Tabel 12.Identifikasi Tujuan dan Sasaran Program serta Penetapan
Indikator Pencapaian Tujuan dan Sasaran Implementasi
Kartu Pegawai Elektronik
Tujuan
Program
Indikator Tujuan
Program
Sasaran
Program
Indikator Sasaran
Program
Konversi
Kartu
Pegawai
(KARPEG)
dengan
Kartu
Pegawai
Elektronik
(KPE)
a. Terkonversinya
sedikitnya 90%
Kartu Pegawai
(KARPEG) menuju
Kartu Pegawai
Elektronik (KPE)
bagi Pegawai Negeri
Sipil dilingkungan
Pemerintah Kota
Bandar Lampung
b. Adanya Kerja sama
dengan pihak ke-3
(rekanan) dalam hal
ini adalah PT.
Sucofindo, dalam hal
perekaman data PNS
c. Adanya Kerja sama
dengan pihak
Perbankan antara
lain BNI, BRI dan
Bank Lampung
dalam Otentikasi
layanan Perbankan
(Gaji)
d. Tersedianya Loket
Pelayanan Informasi
dan Kartu Pegawai
Elektronik.
Terpenuhinya
Kartu Pegawai
Elektronik
sekitar 9.361
Pegawai
Negeri Sipil
dengan seluruh
fungsi KPE
dapat
digunakan
secara
multifungsi.
a. Belum
dilakukannya
pendaftaran
sekitar 1.500
pegawai negeri
sipil (PNS) (yang
belum memiliki
KPE)
b. Tidak
profesioanal nya
pihak ke-3
(Skofindo) dalam
melakukan
pemfotoan
c. Fungsi dari KPE
hanya sebagai
“pengganti” dari
KARPEG
d. Tertundanya
program KPE
disebabkan
penggantian
walikota
(Sumber : Analisis Peneliti, 2014)
Tahap Berikutya dalam melakukan evaluasi adalah analisis terhadap
masalah. Pada tahap ini akan diinventarisir berbagai permasalahan terkait
dengan pelaksanaan implementasi Kartu Pegawai Elektronik pada
Pemerintah Kota Bandar Lampung. Berdasarkan data yang diperoleh
127
peneliti, persoalan-persoalan yang muncul dalam pelaksaaan implemetasi
Kartu Pegawai Elektronik (KPE) di Pemerintah Kota Bandar Lampung
antara lain :
1. Tuntutan dari Pegawai Negeri Sipil yang belum memiliki Kartu Pegawai
Elektronik.
2. Fungsi dari Kartu Pegawai Elektronik hanya sebatas sebagai Konversi
dari Kartu Pegawai Negeri Sipil (KARPEG).
3. Kerjasama “real” dengan pihak Bank Pemerintah Daerah (BPD) yaitu
Bank Lampung belum terlaksana dalam hal Otentikasi Layanan
Perbankan.
Permasalahan-permasalahan tersebut akan dideskripsikan sesuai dengan
fokus masalah penelitian yang berdasar pada pertanyaan-pertanyaan pada
rumusan masalah penelitian,yaitu :
1. Apakah Implementasi Kartu Pegawai Elektronik telah mengarah pada
seluruh Pegawai Negeri Sipil Kota Bandar Lampung?
2. Apakah Badan Kepegawaian Daerah selaku wakil Badan Kepegawaian
Negara didaerah telah menjalankan program/kebijakan secara prosedur?
3. Sumber daya apa saja yang telah dikeluarkan dalam melaksanakan
program tersebut?
Berikut akan dimulai proses analisis terhadap masalah yang berkembang
pada pelaksanaan Program Implementasi Kartu Pegawai Elektronik pada
Kota Bandar Lampung. Pemerintah Kota Bandar Lampung terdapat 11.480
Pegawai Negari Sipil dan sampai saat ini yang terdaftar dan memiliki Kartu
128
pegawai elektronik adalah sebanyak 9.361 Pegawai Negari Sipil sedangkan
yang belum mendaftar dan memiliki kartu pegawai elektronik adalah
sebanyak 2.119 Pegawai Negari Sipil. Sementara itu dalam pelaksanaannya
pihak Badan Kepegawaian Daerah selalu melakukan koordinasi dengan
pihak Badan Kepegawaian Negara (BKN) dalam melaksanakan
implementasi, apakah itu sesuai prosedur atau tidak serta meminta arahan-
arahan Badan Kepegawaian Negara tentang bagaimana melaksanakan
implementasi Kartu Pegawai Elektronik di Lingkungan Pemerintah Kota
Bandar Lampung, selain itu Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar
Lampung sering meminta pendapat dan masukan dari Pemerintah Kota lain
seperti Metro tentang pelaksanaan Kartu Pegawai Elektronik, dalam
pelaksanaannya sumber daya yang dimiliki Badan Kepegawaian Daerah
dalam mengimplementasikan Kartu Pegawai Elektronik sudah sangat cukup,
mengingat semua Sumber Daya Manusia (PNS) di Badan Kepegawaian
Daerah adalah lulusan sarjana S1 dan S2 yang berkompeten dibidangnya
bukan hanya itu Badan Kepegawaian Daerah juga memiliki peralatan
komunikasi dan teknologi yang cukup memadai.
1. Tuntutan dari Pegawai Negeri Sipil yang belum memiliki Kartu
Pegawai Elektronik.
Sosialisasi terkait dengan Implementasi Kartu Pegawai Elektronik
dilakukan melalui Rapat Koordinasi (RAKOR) Kepegawaian yang
dihadiri oleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) se-Kota
Bandar Lampung. Selanjutnya mengirimkan Surat Edaran Walikota
129
untuk menghadiri proses perekaman data Pegawai Negeri Sipil sebagai
bahan untuk pembuatan Kartu Pegawai Elektronik.
Hasil observasi, peneliti menemukan bahwa proses sosialisasi yang
dilakukan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung dalam
Implementasi Kartu Pegawai Elektronik kurang maksimal. Sosialisasi
yang dilakukan cenderung bersifat seremonial, sosialisasi hanya dihadiri
oleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ada di lingkungan
Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung, Kepala SKPD yang sudah
mendapatkan sosialisasi tentang Kartu Pegawai Elektronik tidak
meneruskan informasi yang didapat kepada seluruh bawahannya. Hal ini
menyebabkan banyak Pegawai Negeri Sipil yang tidak mengetahui
jadwal perekaman data Pegawai Negari Sipil guna pembuatan Kartu
Pegawai Elektronik. Fenomena ini merupakan salah satu sinyal yang
menunjukan bahwa kurang maksimalnya proses sosialisasi yang
dilakukan oleh Implementor yang menyebabkan banyaknya Pegawai
Negeri Sipil yang tidak melakukan proses perekaman data sehingga tidak
bisa memiliki Kartu Pegawai Negeri Sipil Elektronik.
Total Pegawai Negeri Sipil yang ada di Lingkungan Pemerintah Kota
Bandar Lampung sejumlah 11.480 Pegawai Negari Sipil baru sejumlah
9.361 Pegawai Negeri Sipil yang memiliki Kartu Pegawai Elektronik,
ada sekitar ± 2.000 Pegawai Negari Sipil yang belum memiliki Kartu
Pegawai Elektronik, Pegawai Negari Sipil yang belum melakukan
perekaman data, Pegawai Negari Sipil yang baru diangkat menjadi Calon
130
Pegawai Negari Sipil, Pegawai Negari Sipil pindahan dari luar Kota
Bandar Lampung, Pegawai Negari Sipil yang Kartu Pegawai
Elektroniknya terjadi kesalahan penulisan Nama, NIP, dan Photo, dan
Pegawai Negari Sipil yang Kartu Pegawai Elektronik -nya hilang).
Dalam perkembangannya, semakin banyak Pegawai Negeri Sipil yang
menuntut agar bisa melakukan perekaman data guna pembuatan Kartu
Pegawai Elektronik, hal ini disikapi oleh Badan Kepegawaian Daerah
dengan mendata Pegawai Negari Sipil yang belum memiliki Kartu
Pegawai Elektronik dan berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian
Negara agar bisa secepatnya melakukan perekaman data Pegawai Negari
Sipil.
2. Fungsi dari Kartu Pegawai Elektronik hanya sebatas sebagai
Konversi dari Kartu Pegawai Negeri Sipil (KARPEG).
Pada dasarnya proses Implementasi Kartu Pegawai Elektronik pada
Pemerintah Kota Bandar Lampung tidak menemui kendala yang berarti,
setelah menandatanggani Memorandum Of Understanding (MOU)
dengan pihak Badan Kepegawian Negara pada tahun 2009, Badan
Kepegawaian Negara menunjuk Pihak ke-3 selaku rekanan yaitu PT.
Sucofindo untuk melakukan proses perekaman data pegawai. Pada akhir
2010 Kartu Pegawai Elektronik sudah selesai dicetak dan siap untuk
didistribusikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang ada di Lingkungan
Pemerintah Kota Bandar Lampung, tetapi tidak memiliki kejelasan dalam
penunjukan rekanan Pihak ke-3 dalam hal ini Otentikasi Layanan
Perbankan dalam pembayaran gaji Pegawai Negari Sipil. Hasil observasi,
131
peneliti menemukan hal diluar kemampuan Implementor dalam
Implementasi Kartu Pegawai Elektronik yaitu faktor pergantian Walikota
ke Bapak Herman H.N yang menyebabkan proses ini terhenti. Badan
Kepegawaian Daerah sudah melakukan Telaah Staf ke Walikota Bandar
Lampung untuk segera melakukan kerjasama dengan pihak ke-3 terkait
fungsi Kartu Pegawai Elektronik dan hasilnya Badan Kepegawaian
Daerah diperintahkan untuk membagikan Kartu Pegawai Elektronik
kepada seluruh Pegawai Negari Sipil tanpa adaya layanan perbankan
dalam Kartu Pegawai Elektronik.
Saat ini, ditahun 2014 masih ada +2.000 Pegawai Negeri Sipil yang ada
di lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung yang belum memiliki
Kartu Pegawai Elektronik, dan hal ini yang sedang diusahakan agar di
tahun ini juga Pemerintah Kota Bandar Lampung memiliki jadwal yang
pasti untuk perekaman data Pegawai Negeri Sipil sebagai bahan
pembuatan Kartu Pegawai Elektronik oleh Badan Kepegawaian Negera.
3. Kerjasama “real” dengan pihak Bank Pemerintah Daerah (BPD)
yaitu Bank Lampung belum terlaksana dalam hal Otentikasi
Layanan Perbankan.
Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung selaku perwakilan
dari Pemerintah Kota Bandar Lampung menjalin kerjasama dengan tiga
bank yaitu Bank Lampung, Bank Nasional Indonesia dan Bank Republik
Indonesia untuk mengaktifkan Layanan Perbankan pada Kartu Pegawai
Elektronik. Sudah ada 3 Surat Permohonan yang intinya mengajak
Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk berkerja sama dalam peng-
aktifan Layanan Perbankan, yang pertama dari Bank Lampung tertanggal
132
18 November, Perihal Mohon Penandatangganan Surat Perjanjian Kerja
sama tentang Kartu Pegawai Elektronik, kedua dari Bank Rakyat
Indonesia (BRI) tertanggal 5 Januari tahun 2010 perihal Penawaran
Kerjasama Payroll dan Kartu Pegawai Elektronik (KPE). Ketiga dari
Bank Nasional Indonesia (BNI) tertanggal 15 Januari tahun 2010 perihal
Penawaran Kerjasama Kartu Pegawai Elektronik (KPE) bagi Pegawai
Negari Sipil.
4. Deskripsi dan Standarisasi Kegiatan
Sesuai dengan peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7
tahun 2008 tentang Implementasi Kartu Pegawai Elektronik, maka
Pemerintah Kota Bandar Lampung sebagai salah satu pelaksana
melakukan tahapan-tahapan dan standarisasi kegiatan dalam
mewujudkan dan mensukseskan Implementasi Kebijakan Kartu Pegawai
Elektronik pada seluruh Pegawai Negeri Sipil yang ada di Lingkungan
Pemerintah Kota Bandar Lampung tanpa terkecuali.
Standar-standar tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut:
Tabel 13. Standarisasi Kegiatan dalam pelaksanaan program KPE
No Standar Standarisasi Kegiatan
1 Administratif - Berkoordinasi dengan Badan Kepegawian
Negara dengan cara mengirimkan staf untuk
melakukan Perjalanan Dinas (SPPD) guna
berkoordinasi dengan Badan Kepegawian
Negara terkait prosedur administratif
implementasi Kartu Pegawai Elektronik.
- Mensosialisasikan Kartu Pegawai Elektronik
dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Kepegawaian
yang dihadiri oleh Kepala Satuan Kerja
133
Perangkat Daerah (SKPD) se- Kota Bandar
Lampung.
- Memberikan informasi Kepada seluruh
Pegawai Negeri Sipil dengan Media
Komunikasi seperti Surat Edaran dan Loket
Pelayanan Informasi Kartu Pegawai Elektronik
pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar
Lampung.
- Perekaman data PNS yang berfungsi sebagai
bahan pembuatan Kartu Pegawai Elektronik
dengan membawa Fotocopy SK Terakhir dan
KTP PNS.
2 Kerjasama
dengan Pihak
Rekanan
- Melakukan kerjasama dengan pihak Perbankan
seperti Bank Lampung, BRI, BNI untuk
memfungsikan Kartu Pegawai Elektronik
sebagai Layanan Perbankan (sarana transfer
uang) dan otentikasi pembayaran gaji Pegawai
Negeri Sipil.
- Menunjuk Pihak PT. Sucofindo sebagai pihak
yang bertanggung jawab dalam melakukan
perekaman data Pegawai Negeri Sipil (Nama,
NIP, Foto dan Sidik jari Pegawai Negeri Sipil).
- Komunikasi yang intensif dengan pihak
rekanan.
3 Manajemen
Sumber Daya
- Standar pengelolaan sumber daya adalah
dengan cara melakukan kalkulasi yang matang
agar diperoleh output yang maksimal dari
pemanfaatan biaya operasional yang telah
dianggarkan.
- Standar manajemen sumber daya fisik, terkait
dengan hal tersebut adalah efisiensi
pemanfaatan fasilitas, sarana dan prasarana
serta peralatan untuk mengimplementasikan
KPE.
(Sumber : Analisis Peneliti, 2014)
134
Setelah melakukan standarisasi dan menetapkan berbagai indikator untuk
mempermudah melakukan pengukuran, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan pengukuran terhadap kinerja Program Implementasi
Kebijakan Kartu Pegawai Elektronik (KPE) di lingkungan Pemerintah
Kota Bandar Lampung yang akan dilihat secara menyeluruh melalui
mekanisme prosedural.
Pada segi pencapaian tujuan dan ketepatan sasaran, akan diukur dengan
melihat indikator-indikator yang telah dirumuskan pada tabel 12 di
halaman 126. Dari keempat item yang dijadikan indikator tujuan
program, ada satu indikator yang belum terpenuhi dalam pelaksanaan
Program Implementasi Kebijakan Kartu Pegawai Elektronik (KPE) di
lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung yaitu Adanya Kerja sama
dengan pihak Perbankan antara lain BNI, BRI dan Bank Lampung dalam
Otentikasi layanan Perbankan (Gaji). Indikator tersebut tidak terpenuhi
sehingga dapat dikatakan bahwa tujuan Program Implementasi Kebijakan
Konversi Kartu Pegawai (Karpeg) menuju Kartu Pegawai Elektronik
(KPE) di lingkungan Pemerintah Kota Bandar Lampung belum tercapai
secara sempurna.
Berdasarkan dimensi Fungsional, fungsi Kartu Pegawai Elektronik hanya
sebatas sebagai “Pengganti” dalam artian secara fisik menggantikan
Kartu Pegawai (KARPEG) namun fungsi sebenarnya yang diharapkan
sebagai kartu multiguna, selain sebagai kartu Identitas Pegawai Negeri
Sipil diharapkan memberi manfaat untuk kemudahan pemberian layanan
135
kepegawaian. Fungsi perbankan belum terlaksana, Pegawai Negeri Sipil
masih saja menerima gaji secara tunai setiap awal bulan melalui
Bendahara Gaji Satuan Kerja Perangkat Daerah, pembayaran dana
pensiunan masih belum terintegrasi secara maksimal dalam Kartu
Pegawai Elektronik, hal ini disebabkan oleh proses “alih kekuasaan”
yakni penggantian Walikota Bandar Lampung yang sebelumnya dijabat
oleh Bapak Edi Sutrisno yang digantikan oleh Bapak Herman H.N
memberikan dampak yang signifikan, progress Kartu Pegawai Elektronik
menjadi terhenti yaitu fungsi utama kerjasama dengan perbankan
menjadi mandek.
Mekamisme prosedural yang dijalankan pada proses pelaksanaan
Implementasi Kebijakan Kartu Pegawai Elektronik (KPE) di lingkungan
Pemerintah Kota Bandar Lampung belum memenuhi standar
sempurnanya suatu kebijakan. Apabila dikomparasikan dengan standar
yang telah ditentukan maka akan terlihat bahwa perhatian implementor
terhadap aspek prosedural masih perlu dibenahi. Hal-hal yang bersifat
prosedural memang sering kali hanya sebagai syarat formalitas
berjalannya sebuah program kebijakan, tetapi persoalan yang dianggap
sepele justru kadangkala menjadi penghambat kelancaran berjalannya
sebuah kebijakan.
136
Mekanisme prosedural terkait dengan standar administrtif, dimana proses
sosialisasi yang dilakukan cenderung bersifat seremonial, sosialisasi
hanya dihadiri oleh Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ada di
lingkungan Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung, padahal
seharusnya sosialisasi tentang Kartu Pegawai Elektronik harus menggena
kepada seluruh Pegawai Negeri Sipil yang akan menggunakan Kartu
Pegawai Elektronik. Kepala SKPD yang sudah mendapatkan sosialisasi
tentang Kartu Pegawai Elektronik tidak meneruskan informasi yang
didapat kepada seluruh bawahannya, terkait dengan Jadwal Perkaman
data Pegawai Negari Sipil. Hasil observasi peneliti menemukan hal ini
terjadi pada Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan yang notabene
memilliki jumah Pegawai Negeri Sipil yang banyak.
Keterlibatan Stakeholders dalam hal ini pihak Perbankan dalam
Implementasi Kartu Pegawai Elektronik di Kota Bandar Lampung
mutlak diperlukan demi keberhasilan suatu program. Pihak Perbankan
dalam implementasi Kartu Pegawai Elektronik adalah Bank Lampung,
Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Nasional Indonesia (BNI) yang akan
diajak kerjasama untuk memfungsikan Kartu Pegawai Elektronik sebagai
Layanan Perbankan dan otentikasi pembayaran gaji Pegawai Negeri
Sipil terhenti dikarenakan pergantian Walikota.
Kegagalan kerja sama yang dijalin oleh Pemerintah Kota Bandar
Lampung dengan Pihak Perbankan tentu saja membuat kebijakan yang
ingin diimplementasikan tidak akan mampu berjalan dengan maksimal.
137
Hasil observasi, peneliti menemukan hal diluar kemampuan Implementor
dalam Implementasi Kartu Pegawai Elektronik yaitu faktor pergantian
Walikota ke Bapak Herman H.N yang menyebabkan proses ini terhenti.
Badan Kepegawaian Daerah sudah melakukan telaah staf ke Walikota
Bandar Lampung untuk segera melakukan kerjasama dengan pihak ke-3
terkait fungsi Kartu Pegawai Elektronik dan hasilnya Badan
Kepegawaian Daerah diperintahkan untuk membagikan Kartu Pegawai
Elektronik kepada seluruh Pegawai Negari Sipil tanpa adaya layanan
perbankan dalam Kartu Pegawai Elektronik.
Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandar Lampung selaku perwakilan
dari Pemerintah Kota Bandar Lampung menjalin kerjasama dengan tiga
bank yaitu Bank Lampung, BNI dan BRI untuk mengaktifkan Layanan
Perbankan pada Kartu Pegawai Elektronik. Sudah ada 3 Surat
Permohonan yang intinya mengajak Pemerintah Kota Bandar Lampung
untuk berkerja sama mengaktifan Layanan Perbankan, yang pertama dari
Bank Lampung tertanggal 18 November 2010, Perihal Mohon
Penandatangganan Surat Perjanjian Kerja sama tentang Kartu Pegawai
Elektronik, kedua dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) tertanggal 5 Januari
tahun 2010 perihal Penawaran Kerjasama Payroll dan Kartu Pegawai
Elektronik (KPE).
Ketiga dari Bank Nasional Indonesia (BNI) tertanggal 15 Januari tahun
2010 perihal Penawaran Kerjasama Kartu Pegawai Elektronik (KPE)
bagi Pegawai Negari Sipil. Adanya Surat Edaran Gubernur Nomor :
138
800/3201/II.12/2009 tertanggal 30 desember 2009 prihal Implementasi
Kartu Pegawai Elektronik dalam Pointer 2 merekomendasikan
Implemntasi/Penerapan Kartu Pegawai Elektronik bagi Pegawai Negari
Sipil dilingkungan Pemerintah Provinsi Lampung dan Kabupaten/Kota
se-Provinsi Lampung untuk melakukan kerjasama dengan Pihak Bank
Pemerinta Daerah (BPD) dalam hal ini Bank Lampung untuk Otentikasi
Pembayaran Gaji membuat pihak Bank Lampung terdepan dalam
membuat kerja sama dengan Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam
Otentikasi Pembayaran Gaji Pegawai Negari Sipil.
Hasil observasi, peneliti menemukan kurangnya kemampuan dari Bank
Pemerintah Daerah (BPD) dalam hal ini Bank Lampung dalam Otentikasi
Pembayaran Gaji Pegawai Negari Sipil, hal ini bisa dilihat dari jumlah
Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang Bank Lampung miliki, jelas tidak
sebanding dengan jumlah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Bandar
Lampung sejumlah 11.480 Pegawai Negari Sipil. Hal ini tentu saja
berpotensi menimbulkan masalah baru bagi Pegawai Negari Sipil Kota
Bandar Lampung dalam hal pembayaran gaji. Pada saat pembayaran gaji
diawal bulan, Pegawai Negari Sipil bisa memenuhi ATM Bank Lampung
untuk menarik uang gaji, dengan jumlah ATM Bank Lampung yang
terbatas tentu saja bisa membuat antrian yang panjang. Kita berharap
kebijakan ini bisa mempermudah layanan kepegawaian bagi Pegawai
Negari Sipil dalam pembayaran gaji Pegawai Negari Sipil bukan justru
menimbulkan masalah baru.