iv hasil dan pembahasan 4.1 gambaran umum lokasi...

21
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah potong hewan atau RPH di Indonesia saat ini sudah berkembang menjadi sektor industri yang tidak hanya menyediakan jasa pemotongan hewan namun juga menjual daging dalam kemasan. Salah satu industri RPH yang melakukan penjualan daging dalam kemasan adalah RPH PT. Elders Indonesia. Rumah potong hewan PT. Elders Indonesia merupakan salah satu RPH modern yang dahulunya merupakan RPH tradisional yang dikelola oleh Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor yang ada di lingkungan kampus IPB Dramaga. Berdiri sejak tahun 2000 dan sempat dikelola oleh beberapa perusahaan lain sebelum akhirnya di kelola penuh oleh PT. Elders Indonesia. Rumah potong hewan tersebut telah memiliki ijin usaha tetap, sertifikat NKV (nomor kontrol veteriner), dan sertifikat halal dari MUI. Produk utama yang dihasilkan rumah potong hewan PT. Elders Indonesia adalah potongan daging sapi dingin yang dikemas dengan kemasan hampa udara, atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by elders. Rumah potong hewan tersebut sangat mengutamakan kualitas produk yang ditawarkan. Produk diharapkan memiliki shelf life yang panjang dengan penggunaan kemasan hampa udara. Produk dengan kemasan menarik dan shelf life yang panjang cocok untuk konsumen utama mereka seperti pasar swalayan, hotel serta restoran. Produk daging sapi yang dikemas dengan kemasan hampa udara memberikan keuntungan tersendiri karena selama proses distribusi kualitas produk akan tetap terjaga. PT. Elders Indonesia sendiri telah menyuplai produk daging sapi berkemasan hampa

Upload: dinhdien

Post on 07-Jun-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

36

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah potong hewan atau RPH di Indonesia saat ini sudah berkembang

menjadi sektor industri yang tidak hanya menyediakan jasa pemotongan hewan

namun juga menjual daging dalam kemasan. Salah satu industri RPH yang

melakukan penjualan daging dalam kemasan adalah RPH PT. Elders Indonesia.

Rumah potong hewan PT. Elders Indonesia merupakan salah satu RPH modern

yang dahulunya merupakan RPH tradisional yang dikelola oleh Fakultas

Peternakan Institut Pertanian Bogor yang ada di lingkungan kampus IPB Dramaga.

Berdiri sejak tahun 2000 dan sempat dikelola oleh beberapa perusahaan lain

sebelum akhirnya di kelola penuh oleh PT. Elders Indonesia. Rumah potong hewan

tersebut telah memiliki ijin usaha tetap, sertifikat NKV (nomor kontrol veteriner),

dan sertifikat halal dari MUI.

Produk utama yang dihasilkan rumah potong hewan PT. Elders Indonesia

adalah potongan daging sapi dingin yang dikemas dengan kemasan hampa udara,

atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by elders. Rumah potong

hewan tersebut sangat mengutamakan kualitas produk yang ditawarkan. Produk

diharapkan memiliki shelf life yang panjang dengan penggunaan kemasan hampa

udara. Produk dengan kemasan menarik dan shelf life yang panjang cocok untuk

konsumen utama mereka seperti pasar swalayan, hotel serta restoran. Produk

daging sapi yang dikemas dengan kemasan hampa udara memberikan keuntungan

tersendiri karena selama proses distribusi kualitas produk akan tetap terjaga. PT.

Elders Indonesia sendiri telah menyuplai produk daging sapi berkemasan hampa

Page 2: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

37

udara mereka ke berbagai pasar swalayan, hotel serta restauran di wilayah Bogor,

Depok, Bekasi, bahkan Jakarta.

Proses distribusi dari rumah potong hewan (RPH) ke pasar swalayan, hotel

dan restoran memerlukan waktu yang cukup lama. Dari RPH ke pasar swalayan

melewati dua proses yaitu dari rumah potong hewan ke distribution center (DC)

swalayan yang memerlukan waktu ± 4 jam, kemudian menuju ke store swalayan

yang memerlukan waktu ± 5 jam. Sesampainya di store swalayan bagian receiving

(penerimaan) melakukan pengecekan surat jalan produk, kemudian apabila telah

sesuai diikuti dengan pembongkaran daging dari truk ke gudang penyimpanan yang

diawasi oleh Division Manager Fresh (DM Fresh) dan Staff Fresh. Proses

pembongkaran biasanya dimulai pukul 6, atau 8 pagi tergantung jarak dari DC ke

store swalayan. Distribusi dari RPH ke restoran dan hotel hampir sama yaitu

produk dibawa menggunakan truk berpendingin langsung dari RPH kemudian

sesampainya di restoran atau hotel akan di periksa kesesuaian surat jalan lalu saat

proses pembongkaran dari truk dilakukan pemeriksaan (penimbangan bobot,

pengecekan keadan kemasan, dan kualitas) terhadap produk oleh chef, operational

manger, atau tim leader untuk restoran sedangkan hotel oleh chef atau checker yang

bertugas saat itu.

4.2 Karakteristik Responden

Menjawab tujuan penelitian yang telah dipaparkan penulis dalam bab satu,

maka penulis melakukan penelitian dengan mengambil sampel sebanyak 30

responden. Responden merupakan pelanggan pada rumah potong hewan PT. Elders

Indonesia Jl. Agatis Lingkar Luar kampus IPB Dramaga Bogor. Karakteristik dari

masing-masing responden disajikan dalam Tabel 13 berikut:

Page 3: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

38

Tabel 13. Karakteristik Responden (dalam persentase)

Jenis Kelamin Pekerjaan

Pria Wanita Chef DM

Fresh

Staff

Fresh

Checker Operational

manager

Team

Leader

90% 10% 33,4% 10% 40% 3,3% 3,3% 10%

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa responden 90% adalah

pria dan 10% wanita dengan pekerjaan 33,4% sebagai juru masak (chef), 10%

manajer divisi fresh (DM fresh), 40% staff fresh, 3,3% pengawas (Checker), 3,3%

operasional manajer dan 10% pimpinan tim (team leader).

4.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, multikolinearitas,

heteroskedastisitas dan autokorelasi. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui

ada tidaknya penyimpangan data yang terjadi, jika hal tersebut terjadi akan

mengakibatkan koefisien regresi memiliki standard error dan ragam (variance)

yang besar. Dengan demikian data yang diperoleh tidak dapat dilanjutkan pada

analisis regresi linier berganda. Data yang digunakan merupakan data yang terdiri

dari 7 dimensi variabel bebas dan 4 variabel terikat yang masing-masing nilainya

sudah di rata-ratakan.

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Pengujian dapat dilakukan dengan uji Kolmogrov-

Smirnov. Berdasarkan output spss, data hasil penelitian diketahui berdistribusi

nomal (Lampiran 2)

Page 4: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

39

4.3.2 Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel

bebas yang mirip dengan variabel bebas lain dalam satu model yang sama. Menurut

Dwi, (2009). Deteksi multikolinieritas yang dapat dikatakan bebas multikolinieritas

pada suatu model adalah dilihat dari nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang tidak

lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1. Hasil perhitungan,

menunjukkan nilai VIF lebih kecil dari 10, dan nilai tolerance lebih besar dari 0.10

sehingga dapat disimpulkan tidak melanggar asumsi multikolinearitas (Lampiran

2)

4.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Tujuan dari uji heteroskesdastisitas untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan klasik heteroskesdastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari

residual untuk semua pengamatan pada model regresi (Dwi,2009). Berdasarkan

output data dari SPSS scatterplot memperlihatkan sebaran plot yang tidak

membentuk pola tertentu, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas

(Lampiran 2).

4.3.4 Uji Autokorelasi

Menurut Sandi (2013) uji autokorelasi Durbin Watson dimaksudkan untuk

megetahui apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan

pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada period t-1. Nilai

Durbin-Watson (DW) adalah sebesar 2,527 mengacu pada pendapat Trihendradi,

(2006) hal ini menunjukkan bahwa nilai DW berada di daerah keragu-raguan.

1,21 1,65 2,35 2,79

Terjadi

Autokorelasi

Tidak dapat

disimpulkan

Tidak terjadi

autokorelasi

Tidak dapat

disimpulkan Terjadi

Autokorelasi

Page 5: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

40

Sesuai dengan pendapat Ketut dan Made (2012) karena berada pada daerah

tidak dapat disimpulkan, maka pengujian dapat dilakukan dengan metode statistik

non parametrik yaitu uji “runs”. Dalam pengujian autokorelasi dengan

menggunakan uji runs, residual diharapkan berdistribusi secara acak atau tidak

konsisten. Jika distribusinya tidak acak atau konsisten menunjukkan adanya gejala

autokorelasi (Suryana Utama, 2009 dalam Ketut dan Made, 2012). Hasil run test

tersebut menunjukkan nilai asymp. sig.0,193 > 0,05 yang berarti data yang

digunakan acak sehingga tidak terdapat masalah autokorelasi. Hasil uji

autokorelasi menggunakan durbin watson dan run test dapat dilihat pada Lampiran

2.

4.4 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada PT. Elders Indonesia

4.4.1. Model Regresi Linear Berganda

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS-21.

diperoleh nilai-nilai koefesien regresi pada model seperti berikut ini:

Ŷ = 10,252 - 0,095 X1 - 0,405 X2 - 0,469 X3 + 0,055 X4 - 0,436 X5 + 0,061 X6 +

0,143X7

Atau dapat dituliskan juga sebagai berikut:

Loyalitas = 10,252 – 0,095 kinerja – 0,405 fitur – 0,469 kehandalan + 0,055

kesesuaian – 0,436 daya tahan + 0,061 kemampuan layanan + 0,143

citra/reputasi

Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Jika konstanta model regresi sebesar 10,252 yang menyatakan bahwa jika tidak

ada variabel kinerja, fitur, kehandalan, kesesuaian, daya tahan, kemampuan

layanan, citra/ reputasi maka tingkat loyalitas sebesar 10,252.

Page 6: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

41

2) Kinerja dengan koefisien regresi sebesar -0,095 menunjukkan adanya arah

hubungan negatif, antara kinerja dengan loyalitas. Jika kinerja meningkat maka

akan menurunkan loyalitas.

3) Fitur -0,405 menjelaskan bahwa adanya arah hubungan negatif antara fitur

dengan loyalitas. Jika fitur meningkat maka akan menurunkan loyalitas.

4) Kehandalan dengan koefisien regresi -0,469 menjelaskan bahwa adanya arah

hubungan negatif antara kehandalan dengan loyalitas.

5) Kesesuaian dengan koefisien regresi 0,055 yang positif menunjukkan adanya

arah hubungan positif antara kehandalan dengan loyalitas. Jika kesesuaian

ditingkatkan maka loyalitas juga akan meningkat.

6) Daya dengan koefisien regresi -0,436 yang negatif menunjukan arah hubungan

negatif antara daya tahan dengan loyalitas.

7) Kemampuan layanan dengan koefisien regresi 0,061 menunjukkan adanya arah

hubungan positif antara kemampuan layanan dengan loyalitas. Jika kemampuan

layanan ditingkatkan maka loyalitas juga akan meningkat.

8) Citra/reputasi dengan koefisien regresi 0,143 menunjukkan adanya arah

hubungan positif antara citra/reputasi dengan loyalitas. Jika kemampuan

citra/reputasi ditingkatkan maka loyalitas juga akan meningkat.

Page 7: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

42

A. Kualitas Produk

Penjelasan terperinci mengenai masing-masing item pernyataan dari

variabel kualitas produk dijelaskan sebagai berikut:

1. Kinerja Produk

Tabel 14. Warna Produk Vacuum Chilled Beef Nilai Frekuensi Persentase Keputusan (N x F)

1 1 3,3 1 2 - - - 3 7 23,4 21 4 18 60,0 72 5 3 10,0 15 6 1 3,3 6 7 - - -

Total 30 100,0 115

Warna daging sapi merupakan suatu indikator yang menandakan apakah

produk daging yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik atau tidak. Menurut

Gede (2001) warna daging sapi disebabkan oleh pigmen myoglobin yang menyerap

oksigen untuk menghasilkan warna merah yang sesuai, apabila kemasan dalam

kondisi baik maka warna daging sapi akan baik juga. Warna merah pada daging

sapi kemasan hampa udara yang dapat dikatakan baik adalah merah keunguan yang

menandakan sedikitnya kandungan oksigen dalam kemasan, merah cerah saat

kemasan dibuka dan menyerap oksigen kurang dari 15 menit, dan yang dikatakan

tidak baik adalah merah kecoklatan yaitu karena kelebihan menyerap oksigen /

metmioglobin. Berdasarkan tabel diatas 73,3% responden menilai bahwa warna

daging sapi memiliki warna merah yang baik, dan hanya 26,7% menilai warna

merah tidak baik (sudah kecoklatan). Total nilai keputusan adalah sebesar 115

yang artinya masuk kriteria cukup baik.

Page 8: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

43

Tabel 15. Cairan Darah (Drip) Nilai Frekuensi Persentase Keputusan( N x F)

1 1 3,3 1 2 3 10,0 6 3 1 3.3 3 4 3 10,0 12 5 3 10,0 15 6 7 23,4 42 7 12 40,0 84

Total 30 100,0 163

Cairan darah (Drip) merupakan suatu indikator yang mempengaruhi kualitas

produk daging sapi. Drip juga menunjukkan penanganan produk saat proses cold

chain dan proses pengemasan berjalan dengan baik atau buruk. Drip akan semakin

banyak apabila produk ditumpuk dan dibanting (Gede, 2001). Berdasarkan tabel

diatas dapat diketahui bahwa penilaian responden tentang banyak dan sedikitnya

cairan darah bervariasi, yaitu 73,4 % responden menilai cairan darah dalam

kemasan sedikit, 16,6% menilai banyak, dan 10% menilai sedang atau kira2

volumenya 4% dari bobot produk. Total nilai keputusan adalah sebesar 163, yang

berarti penilaian responden terhadap drip adalah baik.

Berdasarkan rata-rata dari total nilai keputusan terhadap warna dan cairan

darah (drip) dapat disimpulkan bahwa penilaian responden tentang kinerja produk

termasuk kriteria cukup.

2. Fitur Produk

Tabel 16. Spesifikasi potongan Nilai Frekuensi Persentase Keputusan (N x F)

1 2 6,7 2

2 4 13,3 8

3 2 6,7 6

4 3 10,0 12

5 2 6,7 10

6 7 23,3 42

7 10 33,3 70

Total 30 100,0 150

Page 9: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

44

Berdasarkan hasil penelitian terlihat penilaian responden tentang spesifikasi

potongan produk daging sapi PT. Elders Indonesia yang berbeda-beda, 63,3%

responden menilai spesifiasi potongan banyak (beraneka ragam), 10% menilai

biasa saja, dan 26,7% menilai spesifikasi potongan produk tidak banyak (tidak

beraneka ragam). Alasan responden menilai banyak karena mereka telah membeli

berbagai macam spesifikasi potongan dan selalu tersedia, sedangkan yang menilai

biasa saja alasannya karena mereka tidak begitu mengetahui informasi tentang

jumlah spesifik dari keseluruhan potongan dan pemanfaatannya, serta yang menilai

tidak beraneka ragam itu karena ada beberapa potongan yang memang tidak dibeli.

Hal ini terjadi dibeberapa swalayan yang tidak menjual potongan has dalam, dan

has luar karena harganya yang mahal sehingga minat beli konsumen akhirnya

sedikit sekali. Total nilai keputusan adalah 150, masuk kriteria baik.

Tabel 17. Kebersihan Kemasan Produk

Nilai Frekuensi Persentase Keputusan(N x F) 1 - - - 2 - - - 3 - - - 4 1 3,4 4 5 4 13,3 20 6 3 10,0 18 7 22 73,3 154 Total 30 100,0 196

Berdasarkan persentase penilaian responden sebanyak 96,6% menyatakan

bahwa kemasan produk daging sapi bersih dan 3,4% menyatakan cukup bersih.

Responden menilai bersih karena pada kemasan tidak adanya kontaminansi yang

cukup berarti seperti adanya lemak-lemak yang menempel di luar kemasan dan

benda-benda asing lainnya. Kebersihan kemasan menunjukkan proses penanganan

saat produksi dan distribusi telah higenis. Total nilai keputusan yang dihasilkan

adalah sebesar 196, yang masuk kriteria baik.

Page 10: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

45

Berdasarkan rata-rata dari total nilai keputusan terhadap spesifikasi

potongan dan kebersihan kemasan dapat disimpulkan bahwa penilaian responden

tentang fitur produk termasuk kriteria baik.

3. Kehandalan Produk

Tabel 18. Kondisi Kemasan Produk Nilai Frekuensi Persentase Keputusan(N x F)

1 - - - 2 1 3,3 2 3 - - 1 4 - - 1 5 2 6,7 10 6 4 13,3 24 7 23 76,7 161 Total 30 100,00 199

Berdasarkan tabel tersebut dilihat bahwa penilaian responden terhadap

kondisi kemasan produk sangat baik, dengan persentase 96,7% responden menilai

kemasan dalam keadaan baik (tidak ada vakum yang lepas atau bocor), sedangkan

hanya 3,3% responden yang menilai buruk (vakum lepas atau bocor). Total nilai

keputusan adalah 199, maka termasuk kriteria sangat baik.

Tabel 19. Kondisi Fisik Produk Nilai Frekuensi Persentase Keputusan(N x F)

1 - - - 2 1 3,3 2 3 - - - 4 - - - 5 1 3,3 5 6 2 6,7 12 7 26 86,7 182 Total 30 100,00 201

Penilaian 96,7% responden mengenai fisik produk adalah bersih atau bebas

dari kontaminasi fisik seperti rambut, kotoran, dan benda asing lain. 3,3%

responden menilai fisik produk terkontaminasi benda asing (berupa potongan

tulang). Keputusan pelanggan sebesar 201 masuk kriteria sangat baik.

Page 11: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

46

Rata-rata dari total nilai keputusan terhadap kondisi kemasan produk dan

kondisi fisik produk dapat disimpulkan bahwa penilaian responden tentang

kehandalan produk termasuk kriteria sangat baik.

4. Kesesuaian Produk

Tabel 20. Waktu Pengiriman Nilai Frekuensi Persentase Keputusan(N x F)

1 1 3,3 1 2 3 10,0 6 3 4 13,3 12 4 5 16,7 20 5 3 10,0 15 6 2 6,7 12 7 12 40,0 84 Total 30 100,0 149

Tabel tersebut menunjukkan penilaian responden yang bervariasi mengenai

waktu pengiriman barang. 73,4% responden menilai tepat waktu, 13,3% menilai

relatif tepat waktu dan 13, 3% menilai tidak tepat waktu. Hasil wawancara dengan

responden menunujukkan bahwa mereka tidak mempunyai perjanjian waktu

spesifik kedatangan produk namun managemen masing-masing perusahaan tempat

responden (yang menilai tepat waktu) bekerja, telah mengatur untuk melakukan

pembelian sebelum stok menipis hal ini dilakukan untuk menghindari kekosongan

stok produk. Total nilai keputusan adalah 149, masuk kriteria baik.

Tabel 21. Kesesuaian Isi dalam Label Nilai Frekuensi Persentase Keputusan(N x F)

1 - - - 2 1 3,3 2 3 - - - 4 - - - 5 1 3,3 5 6 4 13,3 24 7 24 80,0 168 Total 30 100,0 199

Page 12: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

47

Sebanyak 96,6% reponden menilai tidak terjadi eror (kesesuaian isi produk

dengan label yang tertera sudah cocok), sedangkan 3,3% responden mengatakan

bahwa diperusahaan mereka sering terjadi kesalahan antara produk dengan label

karena faktor human error. Total nilai keputusan adalah 199, masuk kriteria sangat

baik.

Rata-rata dari total nilai keputusan terhadap waktu pengiriman dan

kesesuaian isi dengan label dapat disimpulkan bahwa penilaian responden tentang

kesesuaian produk termasuk kriteria baik.

5. Daya Tahan Produk

Tabel 22. Umur Pakai Produk Nilai Frekuensi Persentase Keputusan(N x F)

1 - - - 2 - - - 3 1 3,3 3 4 1 3,3 4 5 2 6,7 10 6 8 26,7 48 7 18 60,0 126 Total 30 100,0 191

Daya tahan sebuah produk akan menjadi pertimbangan konsumen pada saat

mereka akan membeli atau memgkonsumsi sebuah produk. Berdasarkan tabel

diatas dapat dilihat bahwa 96,7% responden menilai umur pakai produk sesuai

harapan. Responden menilai umur pakai produk telah sesuai harapan artinya tetap

menampilkan warna menarik saat dipajang di rak penyimpanan daging segar serta

tidak mengeluarkan bau aneh setelah dibumbui kemudian disimpan kembali

sebelum dimasak dan disajikan. Hanya 3,3% responden yang menilai umur pakai

tidak sesuai harapan karena sudah mengeluarkan bau asam saat sebelum dibumbui

dan disajikan. Total nilai keputusan adalah 191, masuk kriteria sangat baik.

Page 13: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

48

Penilaian responden secara keseluruhan terhadap daya tahan produk adalah sangat

baik.

Tabel 23. Umur Penyimpanan Produk Nilai Frekuensi Persentase Keputusan (N x F)

1 - - - 2 - - - 3 - - - 4 - - - 5 1 3,3 5 6 9 30,0 54 7 20 66,7 140 Total 30 100,0 199

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh responden (100%)

menilai umur penyimpanan produk daging sapi kemasan vakum milik PT. Elders

Indonesia sesuai harapan. Artinya tidak ada kejadian produk mengalami

pembusukan saat disimpan tanpa membuka kemasan vakum pada temperatur yang

sesuai.Total nilai keputusan adalah 199, masuk kriteria sangat baik.

6. Kemampuan Layanan Perusahaan

Tabel 24. Penanganan Keluhan

Sebanyak 96,7% responden menilai penanganan keluhan dari pihak PT.

Elders terhadap mereka sudah baik, baik dalam hal tanggapan saat melakukan order

barang dan waktu pengiriman. Hanya 3,3% responden yang menilai bahwa

penanganan keluhan buruk dengan alasan pernah terjadi kesalahan pada tanggal

Nilai Frekuensi Persentase Keputusan(N x F)

1 1 3,3 1 2 - - - 3 - - - 4 1 3,3 4 5 1 3,3 5 6 7 23,4 42 7 20 66,7 140

Total 30 100,00 192

Page 14: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

49

pengiriman barang yang tidak dikonfirmasi sebelumnya. Total nilai keputusan

adalah sebesar 192, masuk kriteria sangat baik.

Tabel 25. Garansi Kerusakan Produk

Tabel diatas menunjukkan 66,7% responden menilai bahwa saat adanya

produk yang rusak saat penerimaan akan diberikan garansi (penggantian produk).

Sedangkan 33,3% responden menilai tidak ada garansi terhadap produk yang rusak

saat penerimaan. Total nilai keputusan adalah sebesar 146, masuk kriteria baik.

Penilaian responden secara keseluruhan terhadap kemampuan layanan adalah baik.

7. Citra / Reputasi Perusahaan

Tabel 26. Kepercayaan terhadap Perusahaan

Tabel tersebut menunjukkan 96,7% responden mempercayai perusahaan

PT. Elders Indonesia sebagai pemasok daging sapi yang ASUH (aman, sehat, utuh

dan halal) terhadap perusahaan mereka. Konsumen mempercayai perusahaan

dengan alasan karena telah meilhat langsung proses produksi di rumah potong

Nilai Frekuensi Persentase Keputusan(N x F) 1 10 33,3 10 2 - - - 3 - - - 4 - - - 5 - - - 6 4 13,4 24 7 16 53,3 112 Total 30 100,0 146

Nilai Frekuensi Persentase Keputusan (N x F) 1 - - - 2 1 3,3 2 3 - - - 4 2 6,7 8 5 2 6,7 10 6 7 23,3 42 7 18 60,0 126 Total 30 100,0 188

Page 15: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

50

hewan yang metode penyemblihannya sudah ssecara halal, pada karton juga telah

tercantum label halal, manajemen di perusahaan tentu menyeleksi perusahaan yang

akan memasok produk ke mereka sebelum melakukan kontrak kerjasama.

Sebanyak 3,3% responden tidak percaya karena mengatakan belum pernah melihat

secara langsung proses produksi di rumah potong hewan PT. Elders Indonesia.

Total nilai keputusan adalah sebesar 188, masuk kriteria sangat baik.

Tabel 27. Kepercayaan terhadap Produk

Kepercayaan responden pada produk daging sapi kemasan vakum milik PT.

Elders Indonesia terbilang sangat baik, karena 100% responden mempercayai

bahwa produk yang mereka beli adalah produk pangan yang aman. Alasan

responden menilai aman karena perusahaan tempat mereka bekerja (swalayan) juga

melakukan uji terhadap produk melalui dinas peternakan dalam sebulan sekali,

sedangkan untuk restoran dan hotel mengatakan bahwa produk memiliki umur

simpan yang baik (terbukti dari tidak mengalami kerusakan saat disimpan) hal ini

membuat mereka percaya bahwa penanganan produk benar-benar terjaga.

Total nilai keputusan 192, masuk kriteria sangat baik. Penilaian responden secara

keseluruhan tentang citra / reputasi perusahaan adalah sangat baik.

Kualitas produk secara menyeluruh dapat dikatakan baik berdasarkan

penilaian responden terhadap semua variabelnya. Dapat disimpulkan bahwa secara

keseluruhan kualitas produk daging sapi dingin kemasan hampa udara (vacuum

Nilai Frekuensi Persentase Keputusan (N x F) 1 - - - 2 - - - 3 - - - 4 1 3,3 4 5 3 10,0 15 6 9 30,0 54 7 17 56,7 119 Total 30 100,0 192

Page 16: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

51

chilled beef) milik PT. Elders Indonesia telah memiliki kualitas yang baik, dinilai

dari dimensi kinerja, fitur, kehandalan, kesesuaian, daya tahan, kemampuan

layanan, dan citra/ reputasi.

B. Loyalitas

Penjelasan terperinci mengenai masing-masing item pernyataan dari

variabel loyalitas pelanggan dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 28. Pembelian Ulang

Salah satu indikator loyalitas pelanggan dapat dilihat dari frekuensi

pembelian ulang yang dilakukan oleh pelanggan. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa sebesar 16,7% responden menyatakan melakukan pembelian tujuh kali

dalam seminggu, 3,3% enam kali dalam seminggu, 6,7% empat kali dalam

seminggu, 16,6% tiga kali dalam seminggu, 30% dua kali dalam seminggu, dan

26,7% hanya satu kali dalam seminggu. Dapat disimpulkan bahwa 73,3%

responden telah melakukan pembelian ulang dengan intensitas lebih dari satu kali

dalam seminggu. Total nilai keputusan adalah 90, maka termasuk kriteria tidak

loyal.

Tabel 29. Pembelian Produk-Produk selain Vacuum Chilled Beef

Nilai Frekuensi Persentase Keputusan (N x F) 1 8 26,7 8 2 9 30,0 18 3 5 16,6 15 4 2 6,7 8 5 - - - 6 1 3,3 6 7 5 16,7 35 Total 30 100,0 90

Nilai Frekuensi Persentase Keputusan (N x F) 1 11 36,7 11 2 7 23,3 14 3 5 16,7 15 4 1 3,3 4

Page 17: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

52

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa 36,7% responden

menyatakan tidak pernah sama sekali membeli produk lain seperti portioning frozen

beef (potongan fillet steak ready to cook dalam keadaan beku, Lampiran 11).

Produk tersebut spesifikasinya diorder sesuai dengan permintaan pelanggan.

Alasan dari sedikitnya permintaan tentang produk tersebut karena kurangnya

informasi mengenai adanya produk tersebut pada responden. Sebanyak 23,3%

responden menyatakan melakukan pembelian portioning frozen beef dengan

intensitas satu kali dalam seminggu, 16,7% dua kali dalam seminggu, 3,3% tiga kali

dalam seminggu, dan 20% enam sampai tujuh kali dalam seminggu. Produk

portioning frozen beef yang dibeli adalah rib eye steak, tenderloin steak, T-Bone

Steak, dan Sirloin Steak. Total nilai keputusan adalah sebesar 86, maka masuk

kriteria tidak baik.

Tabel 30. Rekomendasi produk pada Pihak lain (Konsumen)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 26,7% konsumen yang ikut

merekomendasikan produk daging sapi kemasan hampa udara PT. Elders kepada

pihak lain (konsumen dan teman satu profesi). 73,3% responden menyatakan tidak

pernah ikut merekomendasikan sama sekali, hal ini karena responden beranggapan

bahwa itu merupakan tugas dari divisi lain diperusahaan mereka, dan ada juga yang

5 - - - 6 - - - 7 6 2,00 42 Total 30 100,0 86

Nilai Frekuensi Persentase Keputusan(N x F) 1 22 73,3 22 2 2 6,7 4 3 - - - 4 - - - 5 2 6,7 10 6 1 3,3 6 7 3 10,0 21 Total 30 100,0 63

Page 18: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

53

berpendapat tidak akan mendapatkan keuntungan jika ikut merekomendasikan.

Total nilai keputusan adalah 63, maka termasuk kriteria sangat tidak loyal.

Tabel 31. Kebal terhadap Perusahaan Lain

Penolakan pelanggan terhadap produk lain yang sejenis yang ditawarkan

oleh perusahaan lain menunjukkan bahwa pelanggan memiliki loyalitas yang baik

terhadap produk yang biasa mereka konsumsi, dipihak perusahaan hal ini tentu saja

memberikan keuntungan karena perusahaan tidak perlu melakukan promosi yang

gencar mengenai produknya. Berdsarkan hasil penelitian diketahui bahwa 30%

responden tidak pernah memasok produk daging sapi kemasan hampa udara dari

perusahaan lain (100% dari PT. Elders Indonesia), 20% responden memasok

sebanyak 10% dari perusahaan lain, 6,7% responden memasok sebanyak 30% dari

perusahaan lain, 40% responden memasok sebanyak 50% dari perusahaan lain,

serta 3,3% responden memasok 60% dari perusahaan lain. Total nilai keputusan

adalah 126, maka termasuk kriteria cukup loyal.

Penilaian responden secara keseluruhan mengenai loyalitas adalah sebesar

91,25 yang berarti termasuk kriteria keputusan tidak loyal. Hal ini dapat disebabkan

oleh nilai pada rekomendasi kecil atau hanya 26,7 % responden yang ikut

merekomendasikan produk ke orang lain sisanya atau 73,3% tidak pernah

merekomendasikan sama sekali. Mengacu pada pendpat Edwin (2007) bahwa

pelanggan yang loyal tidak diukur dari seberapa banyak pembeliannya, melainkan

Nilai Frekuensi Persentase Keputusan (N x F) 1 1 3,3 1 2 12 40,0 12 3 - - - 4 2 6,7 8 5 - - - 6 6 20,0 42 7 9 30,0 63 Total 30 100,0 126

Page 19: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

54

seberapa sering melakukan pembelian ulang dan merekomendasikan ke orang lain.

Nilai kekebalan dan pembelian diluar lini dan jasa juga rendah, hal ini dapat

disimpulkan bahwa meskipun melakukan pembelian ulang pata PT. Elders

Indonesia namun respnden masih tidak kebal terhadap perusahaan lain yang salah

satunya karena alasan harga. Hal ini mengacu pada pendapat Griffin (2002) yang

menyatakan bahwa pelanggan yang loyal memiliki empat karakteristik yaitu

pembelian ulang, merekomendasikan, pembelian diluar lini dan jasa serta kebal

terhadap perusahaan lain.

4.4.2 Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas secara keseluruhan

terhadap variabel terikat dapat dilihat melalui nilai koefesien determinasi (R2).

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh nilai koefisien determinasi (R2) sebesar

49,40 %. Berarti 49,40 % loyalitas pelanggan secara signifikan dipengaruhi oleh

kualitas produk. Sedangkan 50,6%, dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak

termasuk ke dalam penelitian ini. Hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat

pada Lampiran 2.

4.4.3 Pengujian Hipotesis (Uji t dan uji F)

1.Uji t

Untuk mengetahui variabel mana saja yang sesungguhnya mempunyai

pengaruh terhadap variabel Y (loyalitas pelanggan ). Nilai T hitung pada taraf α

(tingkat signifikansi) dibandingkan dengan α = 5 %. Hasil perhitungan

menunjukkan bahwa hanya terdapat dua variabel bebas (yaitu fitur dan kehandalan)

yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen, sedangkan

lima variabel lain (kinerja, kesesuaian, daya tahan, kemampuan layanan, dan

Page 20: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

55

citra/reputasi) tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Hasil spss untuk uji t dapat

dilihat pada Lampiran 2.

Berdasarkan hasil pengujian melalui uji t dengan derajat kekeliruan α = 0,05

atau dengan tingkat kepercayaan 95%. untuk variabel kinerja diperoleh nilai t

hitung sebesar – 0,5555 dengan tingkat signifikan 0,584 dimana lebih besar dari

0,05. Maka terima H0 dan tolak H1 yang menyatakan tidak terdapat pengaruh

signifikan antara kinerja terhadap loyalitas pelanggan.

Adapun untuk variabel fitur yang terdiri dari indikator spesifikasi potongan

serta kondisi kebersihan kemasan, diperoleh nilai t hitung sebesar -2,726 dengan

tingkat signifikan 0,012 dimana lebih kecil dari 0,05. Maka H0 ditolak dan H1

diterima, artinya variabel fitur berpengaruh signifikan terhadap pembentukan

loyalitas pelanggan, meskipun dalam koefesien regresi fitur diketahui memiliki

tanda negatif. Hal ini berarti variabel fitur seperti spesifikasi potongan dan kondisi

kebersihan kemasan merupakan variabel yang harus dipertahankan oleh perusahaan

untuk meningkatkan loyalitas pelanggan.

Sementara pengujian untuk variabel kehandalan diperoleh nilai t hitung

sebesar -2,243 dengan tingkat signifikan 0,035 dimana lebih kecil dari tingkat alfa

yaitu 0,05. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima.

Hal ini menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

kehandalan dengan loyalitas pelanggan.

Berdasarkan hasil pengujian untuk variabel kesesuaian, diperoleh nilai t

hitung sebesar 0,378 dengan tingkat signifikan 0,709 dimana lebih besar dari nilai

alfa yang telah ditetapkan yaitu 0,05, maka terima H0 dan tolak H1 yang

menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

kesesuain terhadap loyalitas pelanggan.

Page 21: IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi …media.unpad.ac.id/thesis/200110/2012/200110120304_4_6563.pdf · atau dikenal dengan nama dagang vaccum chilled beef by ... Menjawab

56

Diperoleh nilai t hitung sebesar -1,624 untuk variabel daya tahan, dengan

tingkat signifikan 0,119 dimana lebih besar dari alfa yaitu 0.05. Maka terima H0 dan

tolak H 1 yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

daya tahan terhadap variabel loyalitas pelanggan.

Sedangkan untuk variabel kemampuan layanan diketahui nilai t hitung sebesar

0,562 dengan tingkat signifikan 0,579 dimana lebih besar dari tingkat alfa 0.05. Artinya

H0 diterima dan H1 ditolak, dengan demikian pengaruh variabel citra/reputasi terhadap

loyalitas pelanggan tidak signifikan.

Pada variabel citra/reputasi diperoleh nilai t hitung sebesar 0,747, dengan

tingkat signifikan 0,463 dimana lebih besar dari alfa yaitu 0.05. Maka terima H0 dan

tolak H 1 yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

citra/reputasi terhadap variabel loyalitas pelanggan.

2. Uji F

Pengujian hipotesis secara simultan mengggunakan uji F, yang bertujuan

untuk mengetahui apakah variabel kualitas produk secara bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel loyalitas pelanggan. Hasil perhitungan diperoleh

nilai Fhitung sebesar 3,070 sedangkan Ftabel adalah 2,46 artinya Fhitung > Ftabel maka

tolak H0 dan terima H1 yang menyatakan bahwa semua dimensi kualitas produk

memiliki hubungan yang signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Dari hasil

pengujian melalui uji F ini dapat disimpulkan bahwa kualitas produk secara

keseluruhan berpengaruh signifikan dalam pembentukan loyalitas pelanggan.