iv. gambaran umum kota sabang - repository.ipb.ac.id · landai 15,30 10 3. miring 53,55 35 4....

26
IV. GAMBARAN UMUM KOTA SABANG 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Geografi dan Administrasi Kota Sabang terdiri dari lima buah pulau, yaitu: Pulau Weh sebagai pulau terbesar dan merupakan pusat ibukota, Pulau Klah, Pulau Rubiah, Pulau Seulako, dan Pulau Rondo. Diantara ke lima pulau tersebut, Pulau Weh merupakan Pulau terbesar dengan luas wilayah 153 km 2 . Dari segi administrasi pemerintahan Kota Sabang dibagi kedalam dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sukajaya dan Kecamatan Sukakarya yang masing-masing terdiri dari 10 dan 8 kelurahan. Peta administrasi Kota Sabang dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10. Peta Administrasi Kota Sabang

Upload: truongbao

Post on 16-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

47  

  

IV. GAMBARAN UMUM KOTA SABANG

4.1 Kondisi Fisik

4.1.1 Geografi dan Administrasi

Kota Sabang terdiri dari lima buah pulau, yaitu: Pulau Weh sebagai pulau

terbesar dan merupakan pusat ibukota, Pulau Klah, Pulau Rubiah, Pulau Seulako,

dan Pulau Rondo. Diantara ke lima pulau tersebut, Pulau Weh merupakan Pulau

terbesar dengan luas wilayah 153 km2. Dari segi administrasi pemerintahan Kota

Sabang dibagi kedalam dua kecamatan, yaitu Kecamatan Sukajaya dan

Kecamatan Sukakarya yang masing-masing terdiri dari 10 dan 8 kelurahan. Peta

administrasi Kota Sabang dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Peta Administrasi Kota Sabang

48  

  

Secara geografis Kota Sabang terletak di Pulau Weh yang berada di bagian

paling barat Wilayah Negara Kesatuan Indonesia yang mempunyai posisi dan

lokasi yang sangat strategis. Kota Sabang berbatasan dengan Selat Benggala di

sebelah utara, Samudera Indonesia di sebelah selatan, Selat Malaka di sebelah

timur dan Samudera Hindia di sebelah barat dan berada di jalur lalu lintas

internasional baik laut maupun udara dimana telah memposisikan Sabang sebagai

pintu gerbang masuknya arus investasi, perdagangan dan jasa dalam dan luar

negeri. Kota Sabang terletak pada koordinat: 05⁰35’00’’ Lintang Utara –

05⁰54’28’’ Lintang Utara dan 95⁰00’02’’ Bujur Timur – 95⁰22’36’’ Bujur Timur.

Kota Sabang memiliki luas wilayah 153 Km2 atau 15.300 hektar, dengan

ketinggian rata-rata 28 meter di atas permukaan laut. Kota Sabang terdiri dari dua

kecamatan yaitu Sukajaya dengan pusat pemerintahan di Balohan yang memiliki

luas wilayah 80 Km2 dan Kecamatan Sukakarya dengan pusat pemerintahan

Sabang dengan luas wilayah 73 Km2 (Gambar 11) . Banyaknya kelurahan,

lingkungan dan kemukiman masing-masing dirinci pada Tabel 9.

Tabel 9. Luas Kecamatan, Jumlah Kelurahan, Lingkungan dan Kemukiman Menurut Kecamatan di Kota Sabang Tahun 2010

Kecamatan Luas/Area (Km2)

Jumlah

Kelurahan Lingkungan Kemukiman

Sukajaya 80 10 38 4

Sukakarya 73 8 34 3

Jumlah 153 18 72 7Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

Gambar 11. Luas Wilayah PerKecamatan di Kota Sabang

8073

Luas Wilayah (Km2)

SukajayaSukakarya

49  

  

4.1.2 Topografi

Kondisi topografi Kota Sabang didominasi oleh perbukitan, yakni sekitar

65% dari luas kawasan keseluruhan. Secara geografis Sabang meliputi 3% daratan

rendah, 10% daratan bergelombang, 35% berbukit, dan 52% berbukit sampai

bergunung. Dalam rencana pengembangan Kota harus dicarikan berbagai

alternatif untuk pemanfaatan lahan yang berbukit, misalnya untuk pertanian atau

perkebunan. Wilayahnya memiliki alokasi penentuan yang juga bervariasi

sehingga sangat cocok untuk pengembangan perikanan, industri dan pariwisata.

Peta topografi Kota Sabang disajikan dalam Gambar 12.

Gambar 12. Peta Topografi Kota Sabang

49 

50  

  

Kondisi daerah yang datar relatif terbatas, yaitu hanya di sekitar pantai.

Kota Sabang memiliki kemiringan lereng yang cukup bervariasi, yaitu daerah

Pulau Weh bagian barat dan di tengah-tengah pulau bagian timur merupakan

daerah yang berbukit dan bergelombang dengan kemiringan lebih dari 15%

( Tabel 10). Keadaan topografi yang berbukit dan bervariasi ini menjadikan

Sabang memiliki panorama alam yang sangat indah. Kondisi daerah yang datar

relatif terbatas, yaitu hanya di sekitar pantai.

Tabel 10. Keadaan Topografi Kota Sabang

No. Keadaan Topografi Luas (Km2) %

1. Datar 4,59 3

2. Landai 15,30 10

3. Miring 53,55 35

4. Terjal 79,56 52

Jumlah 153 100 Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

4.1.3 Geologi dan Jenis Tanah

Kondisi geologi Kota Sabang secara umum terbagi menjadi 2 sub bagian

dimana diantara 2 sub bagian tersebut kondisinya sangat berbeda, dan pada

umumnya terbentuk dari hasil letusan gunung berapi yang terdiri dari tufa andesit.

Jenis batuan ini mempunyai struktur yang tidak begitu stabil dan jika diberikan

tekanan yang berlebih maka daya tahannya tidak begitu bagus. Bahkan jika

diberikan tekanan sangat berlebih maka akan cepat terjadi perubahan struktur

tanahnya. Formasi batuan Kota Sabang terdiri dari batuan vulkanis seluas 70%

dari luas wilayah, batuan sedimen seluas 27% dan endapan aluvial 3%. Secara

umum kondisi geologis ini mempengaruhi kondisi geohidrologinya. Selanjutnya,

dasar laut di sekitar Kota Sabang pada umumnya berbentuk palung sehingga

cocok digunakan untuk pelabuhan, khususnya pelabuhan besar karena dapat

disinggahi jenis kapal tangker. Berdasarkan penilaian jenis tanah sampai tingkat

sub-group, tanah yang ada di Kota Sabang terdiri dari satu jenis tanah yaitu jenis

Latosol.

51  

  

4.1.4 Iklim

Secara umum iklim di Kota Sabang termasuk kedalam iklim tropis. Hal ini

karena dipengaruhi oleh letaknya yang berada di sekitar garis khatulistiwa.

Berdasarkan data curah hujan tahunan, kota Sabang dibagi menjadi dua

wilayah/kawasan hujan, yaitu: (1) wilayah sekitar pantai, rata-rata curah hujan

tahunan 2.908 mm dengan jumlah hari hujan 139,7 hari dan, (2) wilayah berbukit

sampai dengan bergunung diatas ketinggian 121 meter dari permukaan laut, rata-

rata curah hujan pertahun 2.534,19 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 137

hari. Perincian mengenai hujan dan angin lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel

11.

Tabel 11. Jumlah Curah Hujan, Hari Hujan, Arah Angin dan Kecepatan Angin di

Kota Sabang Tahun 2010

Bulan Curah Hujan (mm)

Hari Hujan (mm) Arah Angin Kecepatan Angin

(kt) Januari 203 12 Timur 9

Februari 54,3 8 Timur 4

Maret 86,1 11 Timur 3

April 74,6 8 Barat Daya 7

Mei 51,2 10 Barat Daya 8

Juni 303,6 14 Barat Daya 10

Juli 155,5 9 Barat Daya 11

Agustus 80,9 8 Barat Daya 10

September 62,1 13 Barat Daya 8

Oktober 104,9 19 Barat Daya 10

November 299,1 18 Timur 7

Desember 207,8 7 Timur 5 Sumber : Stasiun Meteorologi Cot Ba’u Sabang (2011)

Menurut hasil pengukuran Stasiun Meteorologi Kota Sabang, curah hujan

setiap bulan sangat bervariasi yaitu berkisar 51,2 – 303,6 mm. Intensitas curah

hujan tertinggi terjadi pada bulan Juni dan November masing-masing sebesar

303,6 mm dan 299,1 mm. Curah hujan yang terendah terjadi bulan Februari dan

Mei sebesar 54,3 mm dan 51,2 mm. Jumlah hari hujan berkisar antara 7-19 hari

51 

52  

  

dengan rata-rata setiap bulan 11 hari hujan. Jumlah hari hujan terbanyak terjadi

bulan Januari, Maret, Juni, September dan November yang memiliki curah hujan

di atas rata-rata. Jumlah hari hujan terendah terjadi pada bulan Desember

sebanyak 7 hari hujan.

Kebiasaan hujan di Kota Sabang disertai dengan angin kencang karena

posisi Pulau Weh yang berada di antara Selat Malaka dan Samudera Indonesia.

Kecepatan angin berkisar antara 3-11 knot setiap bulan. Kecepatan angin yang

paling tinggi terjadi selama Juni – Agustus dan Oktober yang memiliki kecepatan

angin sebesar 19 knot. Arah angin lebih didominasi oleh angin dari barat daya

yang terjadi sejak bulan April sampai dengan Oktober, sedangkan angin timur

terjadi antara bulan November sampai dengan Maret. Arah angin ini hampir sama

setiap tahunnya.

Curah hujan tahunan Kota Sabang berjumlah di atas 2000 mm, dengan

tingkat curah hujan sedikit terjadi perbedaan antara wilayah pantai dengan

wilayah berbukit dan bergunung. Curah hujan yang relatif tinggi ini sangat

dimungkinkan karena kondisi wilayah yang berbukit-bukit dengan tingkat

kerapatan tumbuhan yang cukup tinggi. Suhu minimum berkisar 20⁰C dan

maksimum 33⁰C dengan temperatur rata-ratanya adalah sekitar 26⁰C dengan

temperatur maksimum 31⁰C dan temperatur minimum 20⁰C. Kelembaban udara

Kota Sabang rata-rata 78,58% dengan kecepatan angin rata-rata 7 knots.

Berdasarkan Klasifikasi Schmidt dan Fergusson, tipe curah hujan Kota Sabang

termasuk kelas B (basah). Dengan kondisi iklim seperti ini, maka di Kota Sabang

tidak terdapat kondisi iklim yang luar biasa (ekstrim). Hal ini akan mendukung

perkembangan Kota Sabang, khususnya di bidang budidaya pertanian, pelabuhan

dan industri.

4.1.5 Hidrologi

Kota Sabang walaupun dikelilingi oleh lautan namun persediaan air bersih

(tawar) untuk masyarakatnya tercukupi. Hal ini dikerenakan adanya sumber-

sumber air yang biasa dimanfaatkan yang berasal dari air tanah, air permukaan,

dan mata air. Sumber-sumber mata air bersih tersebut antara lain: mata air Ule

Kareung dan beberapa danau seperti Danau Aneuk Laot, Danau Paya Seunara,

53  

  

Danau Paya Karieng, Danau Paya Peuteupen, dan Danau Paya Seumusi. Danau

Aneuk Laot mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk menyuplai kebutuhan air

bagi Kota Sabang. Ini dikarenakan danau tersebut mempunyai luas 3 km2 dengan

kapasitas 7 (tujuh) juta ton air, serta debit airnya mencapai 28 liter per detik.

Potensi lainnya adalah akan dibangunnya Waduk Paya Seunara. Sekarang ini

pengelolaan air minum di Kota Sabang dilakukan oleh dua perusahaan, masing-

masing oleh PDAM dan PT. Pelabuhan Indonesia cabang Sabang. Kapasitas air

minum dapat memenuhi kebutuhan penduduk, kebutuhan industri, dan kebutuhan

air kapal-kapal.

4.1.6 Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kota Sabang sampai saat ini didominasi oleh

pemanfaatan hutan, terutama hutan lindung dan produksi serta cagar alam.

Sedangkan pemanfaatan lahan lain sangat bervariasi, seperti perkebunan, sawah,

ladang dan perKelurahanan dengan luasan yang tidak terlalu besar. Penggunaan

lahan untuk budidaya non pertanian relatif belum intensif/pesat (Tabel 12).

Tabel 12. Penggunaan Lahan di Kota Sabang Tahun 2002

No. Penggunaan Lahan Luas (ha) % 1. Hutan 8.229,92 53,822. Perkebunan 2.317,29 15,153. Ladang 2.567,04 16,794. Sawah 59,02 0,395. Danau/kolam/rawa/tambak 189,69 1,246. Semak/padang rumput/lahan 944,28 6,187. Kawasan terbangun

- perKelurahan 775,86 5,07 - fasos/fasum 21,60 0,14 - lainnya 0,86 0,01

8. Kawasan khusus - Pelabuhan 29,50 0,19 - Kotara 155,63 1,02 Jumlah 15.290,68 100

Sumber : RTRW Kota Sabang 2004-2014

Selain pemanfaatan lahan, gambaran umum tentang penguasaan lahan juga

diperlukan, mengingat pada kenyataannya, secara relatif bahwa penguasaan atas

53  

54  

  

lahan baik perorangan, kelompok atau badan hukum dengan berbagai jenis hak

atas tanah, sangat mempengaruhi upaya implementasi dari rencana penataan

ruang.

4.2 Sosial dan Budaya

4.2.1 Kependudukan

Kependudukan sangat berpengaruh dalam pembangunan karena penduduk

sebagai pelaku sekaligus sasaran dari pembangunan yang sedang dilaksanakan.

Jumlah penduduk di Kota Sabang pada tahun 2010 adalah sebesar 30.653 jiwa

yang terdiri dari 15.580 laki-laki dan 15.067 perempuan, sehingga sex ratio jenis

kelaminnya adalah sebesar 104. Jika dirinci menurut kecamatan, sebanyak 15.542

jiwa tinggal dikecamatan Sukajaya dan sisanya 15.111 jiwa tinggal di kecamatan

Sukakarya (Tabel 13).

Tabel 13. Jumlah Kelurahan, Rumah Tangga dan Penduduk Menurut Kecamatan

di Kota Sabang Tahun 2010

Kecamatan Kelurahan Rumah Tangga

Penduduk Rasio Jenis

Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah

Sukajaya 10 3.887 7.937 7.605 15.542 104

Sukakarya 8 3.979 7.663 7.448 15.111 103

Tahun 2010 18 7.866 15.600 15.053 30.653 104

2009 18 7.354 15.332 14.664 29.996 105

2008 18 7.354 15.292 14.551 29.843 105Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

Jika dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu 2009, penduduk Kota

Sabang tahun 2010 bertambah sebesar 2,17 % dengan kepadatan penduduk sekitar

200 jiwa/km2. Persebaran penduduk ini tidak merata setiap tahunnya. Hal-hal

yang dapat mempengaruhi perubahan jumlah penduduk adalah kelahiran,

kematian dan migrasi. Pada tahun 2010 di Kota Sabang terdapat 169 kelahiran

dan kematian sebanyak 116 jiwa. Peta kepadatan penduduk Kota Sabang disajikan

dalam Gambar 13.

55  

  

Gambar 13. Peta Kepadatan Penduduk Kota Sabang

Menurut Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota

Sabang, tahun 2010 ada sebanyak 3.305 orang yang melakukan migrasi.

Komposisi penduduk menurut umur kota Sabang termasuk dalam kategori

penduduk muda karena persentase penduduk usia kurang dari 40 tahun lebih

55 

56  

 

banyak dib

jenis kelam

Gamb

4.2.2 Pend

Berh

tingkat p

membawa

tahun 201

sekolah da

432 orang

yang men

menengah

Taman ka

dan 29 kel

Tabel 14.

Kecamat

SukajayaSukakary Jumlah

Sumber : BP

bandingkan

min disajika

bar 14. Dist

didikan

hasil tidakn

pendidikan

a berbagai p

0 di Kota S

asar biasa (S

g. Untuk sek

nampung 1.4

h atas (SMA

anak-kanak

las (Tabel 1

Jumlah S Kecamata

tan

Negera 13 ya 14

27 PS Kota Saban

14,00014,20014,40014,60014,80015,00015,20015,40015,600

n umur 40 ta

an pada Gam

tribusi Pend

nya pemba

pendudukn

pengaruh po

Sabang terd

SDLB) yan

kolah menen

418 murid

A)/sederajat

(TK) ada s

14).

Sekolah SDan di Kota S

SD

ri Swasta0 1 1

ng (2011)

15,600

15,05

2010

ahun keatas

mbar 14.

duduk Menu

angunan sua

nya. Sema

ositif bagi m

dapat 34 sek

ng menampu

ngah pertam

dengan gur

yang mena

sebanyak 12

D,SLTP danSabang Tahu

SLT

Negeri5 3 8

15,332

53

14,

2009

s. Distribusi

urut Jenis K

atu bangsa

akin maju

masa depan

kolah dasar

ung 3.747 m

ma (SMP)/se

ru sebanyak

ampung 1.2

2 sekolah d

n SLTA Neun 2010

Jumlah SeTP

Swasta N1 0 1

15,292

,66414

2008

i jumlah pe

Kelamin di K

a banyak d

pendidika

n berbagai p

r (SD)/sede

murid denga

ederajat terd

k 256 oran

251 murid d

dengan 664

egeri dan S

ekolah SMU

egeri Swa1 11 02 1

4,551

laki-pere

enduduk me

Kota Sabang

dipengaruhi

an berarti

pendidikan.

erajat terma

an guru seba

dapat 11 sek

ng dan 5 sek

dengan 196

4 murid, 48

Swasta Me

Ekoasta Neger 1

0 0 1

-lakiempuan

 

enurut

g

oleh

akan

Pada

suk 1

anyak

kolah

kolah

guru.

guru

enurut

SMK onomi/Bisnri Swasta

0 0 0

nis a

57  

  

Kemajuan bidang pendidikan yang dicapai suatu daerah juga dapat dilihat

melalui minat baca penduduknya. Tercatat pada tahun 2010 sekitar 3.020 orang

yang mengunjungi perpustakaan dan 2.861 orang diantaranya melakukan

peminjaman buku. Selain melayani pembaca diperpustakaan umum, di Kota

Sabang juga terdapat layanan perpustakaan keliling yang mengunjungi kelurahan,

sekolah dan taman baca yang berlokasi di sekitar kawasan wisata Sabang Fair.

Tidak hanya itu, perpustakaan umum kota Sabang juga memiliki fasilitas internet

yang bisa diakses oleh pengunjung, dan pada tahun 2010 dan sebanyak 234 orang

menggunakan layanan ini. Peta sebaran fasilitas pendidikan Kota Sabang

disajikan dalam Gambar 15.

Gambar 15. Peta Sebaran Fasilitas Pendidikan Kota Sabang

57 

58  

  

4.2.3 Ketenagakerjaan

Komposisi distribusi penduduk menurut lapangan usaha/pekerjaan pada

tahun 2010 yang bermata pencaharian kepala keluarga terbesar adalah tenaga

pegawai yaitu 1.609 kepala keluarga. Selanjutnya diikuti oleh tenaga perikanan

yang terdiri dari 1.021 kepala keluarga, sedangkan yang bermata pencaharian

terkecil adalah dari tenaga jasa, yaitu hanya 273 kepala keluarga dari total kepala

keluarga di Kota Sabang. Distribusi kepala keluarga menurut mata pencaharian di

Kota Sabang dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian dan Kecamatan di

Kota Sabang tahun 2010 Uraian Kecamatan Jumlah

Sukajaya Sukakarya Pertanian 521 379 900Perikanan 510 511 1.021Buruh 310 217 527Perdagangan 269 621 890Jasa 198 75 273Angkutan 246 169 415Pegawai 324 1.285 1.609Lainnya 452 460 912Jumlah 2.830 4.238 7.068

Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

4.2.4 Budaya

Dengan beraneka ragam suku sudah pasti budayanya beraneka ragam

namun demikian yang lebih kuat mempengaruhinya adalah budaya Aceh. Adat

istiadat merupakan pengaturan tata tertib masyarakat serta kebiasaan turun

menurun masyarakat di Kota Sabang. Adat Istiadat yang berlaku sangat

dipengaruhi nuansa Islam, dimana pihak laki-laki sebagai pemimpin (Patriachat).

Pengaruh Budaya Aceh sangat kuat tertanam pada masyarakat, ini tak lain karena

mayoritas masyarakatnya adalah Suku Aceh dan beragama Islam. Bahasa sehari-

hari yang umumya digunakan bahasa Aceh dan bahasa Indonesia.

Penerapan syariat islam di seluruh Provinsi Aceh, termasuk di dalamnya

Kota Sabang memberikan nuansa keagamaan yang cukup kental dalam kehidupan

masyarakat sehari-hari. Dengan adanya penerapan syariat islam tersebut bukan

59  

  

suatu hambatan khususnya untuk sektor pariwisata, bahkan dipandang sebagai

suatu ciri khas dan keunikan tersendiri bagi kepariwisataan di Kota Sabang.

4.2.5 Kelembagaan

Berdasarkan UU No 22 tahun 1999, penyelenggaraan pemerintahan Kota

Sabang berada dibawah tanggung jawab Walikota. Walikota sebagai Kepala

Wilayah merupakan penguasa tunggal di bidang pemerintahan dalam wilayahnya,

artinya memimpin pemerintahan, mengkoordinasikan pembangunan dan membina

kehidupan masyarakat di segala bidang. Sebagai pimpinan penyelenggaraan

pemerintahan daerah Kota Sabang, maka Walikota Sabang bertanggung jawab

kepada Gubernur melalui Menteri Dalam Negeri. Walikota memimpin seluruh

perangkat pemerintahan daerahnya. Dengan demikian Walikota Sabang dalam

kedudukan selaku unsur Pemerintah Daerah mempunyai tugas menetapkan

landasan kebijakan umum bersama DPRD, serta menyelenggarakan segala urusan

pemerintahan Kota.

Disisi lain, wilayah Kota Sabang ditetapkan sebagai kawasan perdagangan

bebas dan pelabuhan bebas Sabang sebagaimana diatur dalam Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 2 tahun 2000, yang selanjutnya

ditetapkan menjadi Undang-undang No 37 tahun 2000, adalah suatu kawasan

yang berada dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

terpisah dari daerah pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, pajak

pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah dan cukai.

Dari ketentuan diatas, analisis aspek kelembagaan pemerintahan Kota

Sabang akan mengacu pada kedua ketentuan yaitu mengacu pada UU No 22 tahun

1999 yang menjadikan dasar desentralisasi wilayah Kota Sabang dan UU No 37

tahun 2000 sebagai dasar terbentuk kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan

bebas Sabang.

4.3 Perekonomian

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Sabang pada tahun 2007 pertumbuhan

ekonomi mencapai 7,32 persen, pada tahun 2008 menurun menjadi 4,40 persen,

pada tahun 2009 naik menjadi 4,72 persen dan pada tahun 2010 kembali

meningkat menjadi 5,21 persen. Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Kota

59 

60  

  

Sabang sangat tergantung dari pertumbuhan masing-masing sektor. Pada tahun

2010 sektor pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian mengalami

kenaikan sebesar 1,46 persen dan 3,13 persen, sektor industri pengolahan sebesar

0,79 persen, sektor listrik, gas dan air minum 7,16 persen, sektor konstruksi 13,33

persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 4,39 persen, sektor angkutan dan

komunikasi 7,83 persen, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 3,94

persen, serta sektor jasa-jasa mengalami pertumbuhan 3,84 persen. Bila ditinjau

pertumbuhan masing-masing sektor pada tahun 2010 dibandingkan dengan

pertumbuhan ekonomi pada tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 sektor yang

mengalami peningkatan paling tinggi adalah sektor pengangkutan dan

komunikasi.

Seiring dengan penetapan kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas

Sabang, dalam strategi pengembangannya telah ditetapkan adanya sektor prioritas

dan sektor andalan. Kota Sabang yang merupakan bagian penting kawasan

perdagangan dan pelabuhan bebas Sabang memiliki sektor prioritas yang

diarahkan untuk memberikan kontribusi langsung dalam menarik investasi

berdasarkan peluang dan potensi investasi yang ada sementara sektor andalan

lebih dititikberatkan pada perwujudan lembaga pengusahaan dan penyediaan

infrastruktur kawasan yang berskala internasional. Empat sektor prioritas yang

dikembangkan dan membutuhkan investasi yang besar adalah jasa kepelabuhanan,

industri/perdagangan, pariwisata dan perikanan.

4.3.1 Pertanian

Sektor pertanian, dapat dikatakan secara umum mengalami peningkatan

yang signifikan dimana luas panen serta produksi yang terjadi mengalami

peningkatan. Pembangunan sektor pertanian mencakup subsektor tanaman bahan

makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Dari keseluruhan

luas wilayah Sabang, 6.377,48 hektar diantaranya berupa kawasan hutan, 5.780,28

hektar berupa sawah, ladang dan perkebunan, sisanya 67 hektar adalah rawa dan

tambak serta pemukiman seluas 1.053,5 hektar.

Komoditas pertanian Kota Sabang cukup beragam. Dari subsektor tanaman

bahan makanan yang paling menonjol adalah tanaman buah-buahan, disusul oleh

61  

  

tanaman palawija, kemudian tanaman sayur-sayuran. Padi yang merupakan

makanan pokok tidak lagi ditanam di Sabang, karena memang keadaan tanah yang

tidak mendukung untuk pertumbuhannya (Tabel 16).

Tabel 16. Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Pertanian Tanaman Pangan Pada Masing-masing Kecamatan di Kota Sabang Tahun 2010

Kecamatan Jenis Tanaman Luas Tanam

(ha) Luas Panen

(ha) Produksi

(ton) Sukajaya Padi 0 0 0

Sayur-sayuran 58 47 539 Palawija 90 70 284 Buah-buahan 134,595 52,921 154,317

Sukakarya Padi 0 0 0 Sayur-sayuran 40 41 492 Palawija 73 55 290 Buah-buahan 60.998 10.892

Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

Pada subsektor peternakan, yang terlihat menonjol adalah peternakan ayam,

baik ayam ras sebanyak 108,320 ekor dan ayam buras sebanyak 12.585 ekor,

sedangkan ternak besar ada sebanyak 2.642 ekor kambing, 2.259 ekor sapi dan 94

ekor kerbau (Tabel 17).

Tabel 17. Populasi Ternak Pada Masing-masing Kecamatan di Kota Sabang

Tahun 2010

Kecamatan Jenis Ternak Populasi Sukajaya Ayam Buras 7.210

Ayam Ras 63.120 Itik 630 Kerbau 83 Sapi 737 Kambing 1.559

Sukakarya Ayam Buras 5.375 Ayam Ras 45.200 Itik 250 Kerbau 11 Sapi 1.522 Kambing 1.083

Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

61 

62  

  

Sub sektor perkebunan di Kota Sabang secara keseluruhan mengalami

peningkatan namun untuk komoditi tertentu mengalami penurunan. Menurut hasil

produksinya, subsektor perkebunan yang paling menonjol adalah kelapa (lokal

maupun hibrida), disusul oleh kakao (Tabel 18).

Tabel 18. Luas Area dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat Menurut Jenis

Tanaman Pada Masing-masing Kecamatan di Kota Sabang Tahun 2010

Kecamatan Jenis Tanaman Luas Tanam

(ha) Produksi (ton) TBM TM TRM

Sukajaya Cengkeh 94 39 1038 4,25

Kelapa 0 2.597 96 1.662,6

Kelapa Hibrida 0 67 30 40,50

Kakao 16 115 306 76

Kemiri 0 122 101 34

Randu 0 12 7 3

Pinang 17 112 5 6,78

Sukakarya Cengkeh 14 83 93 12

Kelapa 0 1.365 59 847,4

Kelapa Hibrida 0 72 86 41,80

Kakao 12 76 112 96

Kemiri 0 23 57 16

Randu 0 0 0 0

Pinang 32 161 7 11,28Keterangan :

TBM : Tanaman Belum Menghasilkan , TM : Tanaman Menghasilkan, TRM : Tanaman Rusak Mati Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

Untuk subsektor perikanan, di Kota Sabang pada tahun 2010 terdapat 109

rumah tangga yang mengusahakan budidaya perikanan dan sebanyak 1.136 orang

yang berprofesi sebagai nelayan (Tabel 19). Dari sekian banyak nelayan di Kota

Sabang, kepemilikan perahu motor hanya sebanyak 301 buah, 107 buah perahu

motor tempel dan 78 buah perahu tanpa motor.

63  

  

Tabel 19. Jumlah Nelayan, Rumah Tangga Perikanan Menurut Jenis Budidaya di Kota Sabang Tahun 2010

Kecamatan Nelayan Rumah Tangga

Jenis Budidaya

Tambak Kolam Keramba Jaring Apung

Sukajaya 500 70 38 21 11 0

Sukakarya 636 39 10 23 6 0

Jumlah 1.136 109 48 44 17 0Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

4.3.2 Industri

Penetapan sektor industri sebagai salah satu sektor unggulan dalam upaya

percepatan pengembangan Kota Sabang sebenarnya cukup beralasan. Berdasarkan

data yang ada, sektor industri pada tahun 2010 memberikan kontribusi sebesar

20% terhadap PDRB Kota Sabang dengan industri kecil sebagai komponen

terbesarnya. Namun dengan penentuan kebijakan insentif/disinsentif yang baik,

sektor ini diharapkan mampu mempercepat dinamika perekonomian lokal yang

pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu,

adanya kebijakan yang menetapkan Kota Sabang sebagai kawasan perdagangan

bebas dan pelabuhan bebas, tentunya akan memberikan keuntungan dan peluang

yang lebih besar untuk pengembangan sektor ini.

Tabel 20. Jumlah Perusahaan Hasil Industri Menurut Jenis dan Jumlah Tenaga Kerja di Kota Sabang Tahun 2010

Klasifikasi Industri Jumlah Unit

Usaha Jumlah Tenaga

Kerja Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan

230 434

Industri Logam, Mesin dan Kimia 42 166

Industri Kecil : a. Formal b. Non Formal

20070

284306

Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

Sektor industri merupakan salah satu penopang kegiatan ekonomi

masyarakat Sabang. Sebanyak 230 unit industri hasil pertanian dan kehutanan

63 

64  

  

tersebar diseluruh Sabang yang menyerap 434 orang tenaga kerja, dan 42 unit

industri logam , mesin dan bahan kimia yang menyerap 166 tenaga kerja pada

tahun 2010 (Tabel 20).

4.3.3 Perdagangan

Selain daerah dengan potensi wisata yang besar, Kota Sabang juga

merupakan daerah pelabuhan bebas. Dengan adanya status tersebut, maka banyak

barang impor yang masuk di kawasan Sabang tanpa harus membayar bea masuk.

Barang yang diimpor antara lain mobil, motor, keramik, gula pasir dan mainan

anak. Ekspor yang melalui pelabuhan di Sabang tahun 2010 tercatat hanya kelapa

dengan tujuan ekspor ke Thailand.

Pada tahun 2010, perusahaan yang mempunyai Surat Izin Perdagangan

(SIUP) mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang semulanya 120

perusahaan menjadi 103 perusahaan. Untuk perdagangan bahan bakar minyak

(BBM) penyaluran bensin kepada konsumen di Kota Sabang mencapai 3.913,933

liter, minyak tanah mencapai 1.363,700 liter dan solar mencapai 9.647,545 liter.

Pada subsektor koperasi perputaran dana, ada sebanyak 94 koperasi yang

aktif di Kota Sabang dengan jumlah anggota mencapai 7.438 orang dan jumlah

perputaran dana lebih dari 2 milyar rupiah (Tabel 21).

Tabel 21. Jumlah Koperasi Unit Desa dan Non KUD di Kota Sabang Tahun 2010

Kecamatan Jumlah Koperasi

Jumlah Anggota

Simpanan (Rp)

Cadangan (Rp)

Sukajaya

KUD 2 459 405.600 73.010

Non KUD 34 1.962 920.508 646.295

Sukakarya

KUD 2 816 306.580 80.750

Non KUD 56 2.982 410.887 404.338Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

4.4 Kehutanan

Keberadaan sumber daya hutan dan ekosistemnya di Kota Sabang sangat

mempengaruhi jalanya aktifitas masyarakat baik sebagai penyangga, dan

65  

  

pencegah dari bencana tanah longsor, erosi dan banjir. Kota Sabang memiliki

potensi hutan yang cukup besar, yaitu kawasan hutan lindung mencapai 3.400 ha.

Selain hutan lindung, Kota Sabang juga memiliki hutan wisata yang luasnya 1.300

ha, taman laut 2.600 ha, dan hutan cadangan 1.700 ha (Tabel 22).

Tabel 22. Luas Kawasan Hutan Menurut Jenisnya di Kota Sabang Tahun 2010

Kecamatan Luas Area (ha)

Hutan Lindung Hutan Wisata Taman Laut Hutan Cadangan

Sukajaya 1.795 - - 875

Sukakarya 1.605 1.300 2.600 825

Jumlah 3.400 1.300 2.600 1.700Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

4.5 Kondisi Sarana dan Prasarana

4.5.1 Pos dan Telekomunikasi

Untuk fasilitas pos, Kota Sabang memiliki sebuah kantor pos dan tidak

memiliki bis surat. Karena letak kantor pos ini berada di Kecamatan Sukakarya,

maka pengiriman dan penerimaan surat di kantor pos ini didominasi oleh warga

Sukakarya. Sebanyak 10.399 surat, 238 buah paket dan 938 wesel dikirim oleh

kantor pos Sabang pada tahun 2010 (Tabel 23).

Tabel 23. Banyaknya Sarana Komunikasi di Kota Sabang Tahun 2010

No. Kecamatan Kantor Pos Pesawat

Telepon Internet Radio

1. Sukajaya - 531 552 160

2. Sukakarya 1 1.000 396 200

Jumlah 1 1.531 948 360Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

Dengan wilayah yang kecil, berita apapun akan menyebar di Sabang, namun

demikian tetap dilakukan penerangan/pengumuman berita kepada masyarakat,

baik melalui radio, media cetak lokal maupun secara langsung dari pengeras suara

yang dipasang di mobil penerangan.

65 

66  

  

Wilayah Kota Sabang dan hampir semua tempat wisata mempunyai akses

internet yang dapat digunakan oleh para wisatawan lokal maupun mancanegara.

Bahkan warung-warung dan kafe-kafe yang ada di Sabang sebagian juga sudah

memiliki akses internet sendiri. Sarana komunikasi melalui mobile-phone dapat

diakses dengan baik terutama produk-produk pelayanan Telkomsel, Indosat, Flexi

(CDMA), Excelcomindo (Pro XL) dan lain-lain.

4.5.2 Transportasi

Prasarana transportasi seperti jalan di Kota Sabang ini secara umum relatif

tersedia, namun kondisi ruas jalannya tidak terlalu mulus. Di beberapa lokasi

masih adanya jalan yang rusak. Sementara itu, dari segi sarana transportasi,

khususnya angkutan kota kendaraan yang ada hanyalah taksi (berpangkalan di

pusat kota) dan mobil sewaan. Hal ini menjadi salah satu hambatan dalam

pergerakan penduduk dan barang.

4.5.2.1 Transportasi Darat

Pada tahun 2010, panjang jalan di Kota Sabang mencapai 162.851 km yang

terdiri dari 88.993 km jalan kota dan sisanya 73.858 km jalan provinsi (Tabel 24).

Tabel 24. Panjang Jalan Kota dan Provinsi Menurut Jenis Permukaan dan

Kondisi di Kota Sabang Tahun 2010

Panjang Jalan Kota Panjang Jalan Provinsi Uraian Panjang Jalan

(km) Uraian Panjang Jalan

(km) Jenis Permukaan : Jenis Permukaan : 1. Diaspal 88.993 1. Diaspal 73.8582. Kerikil - 2. Kerikil -3. Tanah - 3. Tanah -4. Tidak Dirinci - 4. Tidak Dirinci -Jumlah 88.993 Jumlah 73.858Kondisi Jalan : Kondisi Jalan : 1. Baik 78.154 1. Baik 40.1962. Sedang 1.440 2. Sedang -3. Rusak 1.260 3. Rusak 6.4474. Rusak Berat 8.139 4. Rusak Berat 27.215Jumlah 88.993 Jumlah 73.858

Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

67  

  

4.5.2.2 Transportasi Laut

Sebagai pulau yang berada di wilayah Selat Malaka, Sabang sering

dijadikan tempat persinggahan berbagai pelayaran. Pada tahun 2010 tercatat 1.377

pelayaran, baik pelayaran samudera, lokal maupun nusantara yang singgah di

Sabang. Biasanya pelayaran samudera atau nusantara memuat barang sedangkan

untuk pelayaran lokal untuk mengangkut penumpang dari Sabang ke Banda Aceh

atau sebaliknya. Untuk transportasi laut dari dan ke Sabang dilayani 2 (dua) unit

kapal ferry cepat, dari Balohan Sabang menuju pelabuhan Ulee Lheu - Banda

Aceh yang berjarak ± 18 mil dan sebaliknya dengan waktu tempuh ± 1 jam, dan

kapal ferry Roro dengan waktu tempuh ± 2 jam

Sebanyak 208.366 orang tercatat melakukan perjalanan menggunakan moda

transportasi laut dari pelabuhan Balohan (Sabang) menuju Ulee Lheu (Banda

Aceh) pada tahun 2010, sedangkan pada arah sebaliknya ada sebanyak 222.021

orang yang berkunjung ke Sabang. Mereka menggunakan kapal cepat Pulau

Rondo, Express Bahari dan KMP BRR maupun KMP Simeulue (Tabel 25).

Tabel 25. Jumlah Penumpang yang Menggunakan Transportasi Laut di Kota Sabang Tahun 2010

Jenis Kapal Jumlah Penumpang (orang)

Ulee Lheue - Balohan Balohan - Ulee Lheue

KMP Pulo Rondo 37.812 37.941

KMP Express Bahari 31.377 29.645

KMP BRR, Simeulue 152.832 140.780

Jumlah 222.021 208.366Sumber : BPS Kota Sabang (2011)

4.5.2.3 Transportasi Udara

Sabang memiliki lapangan udara Maimun Saleh yang terletak di kelurahan

Cot Ba’u seluas + 78 ha dengan panjang landasan pacu 1.850 m dan lebar 30 m,

taxiway 165 m x 23 m, apron 160 m x 90 m, terminal penumpang 500 m2 dan

terminal kargo/hanggar 300 m2. Status lapangan udara ini merupakan lapangan

udara militer dibawah pengelolaan TNI-AU dan secara resmi dapat digunakan

untuk penerbangan sipil.

67 

68  

  

Untuk mendukung pelayanan penerbangan sipil telah tersedia fasilitas

gedung pelayanan penumpang meliputi ruang tunggu, ticketing, bagasi, pusat

informasi dan beberapa fasilitas lainnya. Bandara Maimun Saleh Sabang telah

dinyatakan sebagai Bandara Internasional sesuai surat Menteri Perhubungan

Republik Indonesia nomor AJJ.106/3/3-Phb-2002 tanggal 23 Oktober 2002.

4.5.3 Listrik dan Air Bersih

Tenaga listrik merupakan suatu alat untuk penerangan, industri, bisnis,

pendidikan dan sosial dalam rangka untuk meningkatkan usaha-usaha

pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Sebagian besar penduduk Kawasan

Sabang telah terlayani oleh aliran listrik. Sumber daya atau energi listrik yang

tersedia untuk melayani masyarakat dilayani oleh PT. PLN (Persero). Jaringan

listrik yang tersedia di Kota Sabang bersumber dari PT. PLN (Persero), yakni :

Ranting Sabang, Sub Ranting Seurapong dan Sub Ranting Deudap. Ranting

Sabang pada tahun 2009 mempunyai kemampuan daya terpasang sebesar 8.065

kw dengan daya tampung 3.500 kw, gardu yang dimiliki sebanyak 80 unit. Untuk

perkembangan listrik yang masuk ke kecamatan yang ada di kota Sabang sudah

terlayani 100 %.

Sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat berasal

dari air tanah, air permukaan dan mata air. Sumber-sumber air bersih tersebut

berasal dari mata ie Kelurahan Anoi Itam, Danau Aneuk Laot, Danau Paya

Seunara, Danau Paya Karieng, Danau Paya Peuteupen dan Danau Paya

Seumeusek. Danau Aneuk Laot mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk

men-supply kebutuhan air bagi Kota Sabang. Hal ini karena danau ini mempunyai

luas 3 km2 dengan kapasitas sediaan 7 (tujuh) juta ton air serta debit airnya

mencapai 28 liter/detik.

Pada saat ini PDAM Kota Sabang memanfaatkan rembesan dari Danau

Aneuk Laot, disamping menyedot air langsung dari danaunya untuk

didistribusikan kepada konsumen. Sumber air yang sangat potensial adalah di

wilayah Balohan berupa mata air, yaitu di sekitar Cot Kuala dan diperkirakan

merupakan rembesan dari Danau Aneuk Laot. Sumber air permukaan lainnya

69  

  

terdapat di sekitar Pria Laot yang berasal dari aliran air terjun gunung sarong

keris, yang sampai saat ini belum dimanfaatkan.

Berdasarkan data yang diketahui di wilayah Balohan terdapat sedikitnya 4

mata air dengan debitnya sekitar 25 liter/detik, sedangkan di Kawasan Perkotaan

Sabang terdapat 5 mata air dengan debit atau kapasitas 50 liter/detik. Mata air

yang berpotensi adalah di Mata Ie. Sampai saat ini mata air ini belum

dimanfaatkan secara optimal dan meluas. Pemanfaatannya hanya terbatas untuk

kebutuhan domestik masyarakat di sepanjang aliran mata air tersebut. Debit mata

air yang lain, seperti mata air Jaboi sebesar 5 liter/detik dan mata air Lhueng

Angen sebesar 5 liter/detik.

Kapasitas pelayanan air bersih dari PDAM sekitar 42 liter/detik. Penduduk

yang tidak terlayani atau menjadi pelanggan pada PDAM pada umumnya

menggunakan sumur gali maupun sumur bor. Rata-rata kedalaman muka air

tanahnya sekitar 20 meter dan diperkirakan debitnya sekitar 3 liter/detik. Selain

itu, juga menggunakan air tadah hujan dan sungai yang ada.

4.6 Kondisi Kepelabuhanan

Pelabuhan saat ini terdiri atas 2 lokasi, yakni Pelabuhan Teluk Sabang dan

Pelabuhan Teluk Balohan. Teluk Balohan ditetapkan sebagai lokasi untuk

Pelabuhan Nasional yang merupakan pintu gerbang bagi penumpang dan

distribusi barang dari Aceh (Gambar 16).

Gambar 16. Pelabuhan Domestik/Nasional Kota Sabang

69 

70  

  

Berdasarkan analisis pemilihan lokasi pelabuhan internasional hub, lokasi

dari Teluk Sabang sampai dengan Lhok Pria Laot terpilih sebagai lokasi

pelabuhan bebas yang merupakan pelabuhan internasional hub (bernama: Sabang

Hub Internasional Port atau SHIP) dan direncanakan akan menempati luas areal

462 ha (Gambar 17).

Gambar 17. Pelabuhan Hubungan Internasional Kota Sabang

Sesuai dengan strategi pengembangan maka dalam periode 2007-2021 ini,

akan dikembangkan terlebih dahulu SHIP di Teluk Sabang selama 15 tahun

dengan luas sekitar 62 ha. Selanjutnya, apabila SHIP di Teluk Sabang sudah tidak

dapat lagi melayani jasa pelabuhan dan perdagangan internasional, maka akan

dikembangkan ke Teluk Pria Laot dengan luas sekitar 400 ha. (pengembangan

pelabuhan 50 ha dan kawasan industri/perdagangan 350 ha).

Pelabuhan hubungan international ini juga akan menyediakan area proses

alih kapal dan area perdagangan yang dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap

dan modern, seperti pelabuhan serbaguna, pelabuhan cargo, pelabuhan peti kemas

(container), pelabuhan cair lengkap dengan dermaganya dan dock, serta fasilitas

pendukung seperti kantor pengelola, kantor-kantor perusahaan pelayaran,

71  

  

perusahaan bongkar muat, dan ekspedisi. Juga disediakan fasilitas penyimpanan

BBM dan sarana pengolahan air bersih.

4.7 Kondisi Perikanan

Adanya lokasi strategis Sabang, secara komersial sangat memungkinkan

untuk pengembangan pelabuhan dan industri perikanan di Kawasan Sabang.

Komoditas ikan yang dapat diprioritaskan dari kawasan ini di antaranya adalah

tuna, cakalang, kerapu, kakap merah, ikan pelagis kecil, ikan teri, ikan hias, dan

udang. Potensi lestari dari tuna yang diperkirakan dapat dimanfaatkan sebesar

16.000 ton/tahun, sedangkan cakalang diperkirakan sekitar 7.000 ton/tahun.

Selanjutnya ikan kerapu dan kakap merah, dari data yang diperoleh dari Koperasi

Serba Usaha Kota Sabang, diduga memiliki potensi lestari sebesar 12.000 ton

/tahun. Sementara ikan pelagis kecil dan ikan teri diperkirakan masih memiliki

persediaan untuk peluang pengembangan sebesar 3.000 ton/tahun dari potensi

sebesar 6.000 ton.

Posisi Kawasan Sabang di perairan Sabang juga potensial untuk

dikembangkan sebagai lokasi perikanan budidaya di jaring apung. Perikanan

budidaya diarahkan pada jenis aneka ikan konsumsi eksklusif seperti lobster,

kerapu, udang, kerang-kerangan. Perikanan budidaya dilakukan di berbagai pulau

kecil di Sabang dan Aceh.

4.8 Kondisi Pariwisata

Sabang memiliki banyak daerah tujuan wisata terutama wisata alam. Dalam

Master Plan Kawasan Sabang 2007 – 2021 telah ditetapkan daerah wisata yang

akan dijadikan prioritas dalam pengembangan Kawasan Pariwisata Sabang dalam

jangka waktu 5 tahun yang akan datang adalah daerah wisata bahari di Iboih dan

Gapang. Selanjutnya dikembangkan Kawasan Internasional Resort di Gua Sarang

Kampung Paya, Revitalisasi Kota Lama Sabang. Kawasan wisata Iboih dan

Gapang merupakan daerah tujuan wisata bahari yang menyajikan pemandangan

alam bawah laut yang sangat indah. Pemandangan ini dapat dinikmati dengan

menyelam ataupun dengan menaiki perahu dengan dasar kaca yang telah tersedia

disana. Eksplorasi keindahan alam bawah laut di Iboih dan Gapang dapat

71 

72  

  

dilanjutkan hingga ke P. Rubiah. Selain pemandangan alam bawah laut, potensi

wisata yang dapat dikelola dari Iboih dan Gapang adalah wisata memancing

(game fishing). Potensi pariwisata ini merupakan peluang untuk menarik

kunjungan wisatawan dunia dengan semua fasilitas berskala internasional.