its undergraduate 29787 2409100028 chapter1
DESCRIPTION
erewefTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Natrium silikat merupakan salah satu jenis mineral silikat
yang memiliki manfaat yang sangat luas dalam dunia industri.
Dalam bahan detergen, natrium silikat digunakan untuk
menghilangkan kotoran. Natrium silikat juga dapat menguraikan
kadar lemak dan membuatnya larut dalam air. Selain itu, natrium
silikat juga membantu pembentukan lapisan pelindung pada
bahan-bahan logam untuk menghambat terjadinya korosi. Karena
tingkat manfaatnya yang cukup tinggi, produksi natrium silikat
mencapai 4.000.000 ton per tahunnya dan dikomersialkan dalam
bentuk larutan maupun bentuk gelas kaca atau waterglass (KEMI,
2008).
Senyawa natrium silikat dapat dibuat dengan cara
mereaksikan unsur-unsur silika, oksigen, dan natrium dalam
sebuah proses termal pada suhu tinggi untuk menghasilkan
kemurnian senyawa yang baik (Aramaki, 2001). Salah satu unsur
penting dalam pembuatan natrium silikat adalah silika (SiO2).
Sumber silika yang banyak digunakan dalam proses fabrikasi
natrium silikat adalah pasir silika dan abu sekam padi
(Soeswanto, 2010). Sementara itu, Dr. Ir. Aristanto dari Balai
Besar Keramik Bandung, Departemen Perindustrian telah
melakukan penelitian terhadap kandungan lumpur Lapindo,
kecamatan Porong, Sidoarjo. Dari penelitian tersebut didapatkan
data bahwa material lumpur Sidoarjo mengandung hingga
53,08% silika. Dapat disimpulkan bahwa material lumpur
Lapindo memiliki potensi yang sangat besar untuk dijadikan
sebagai sumber produksi silika di Indonesia.
Dalam dunia industri, natrium silikat juga digunakan sebagai
bahan penghambat korosi. Korosi atau perkaratan (rust) sampai
saat ini masih menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh
industri karena dampaknya yang sangat merugikan. Pada
dasarnya, peristiwa korosi tidak dapat dihindari karena sifat
material yang selalu bereaksi dengan lingkungan yang korosif.
2
Kerugian akibat korosi dapat diturunkan dengan cara melakukan
tindakan-tindakan pengendalian korosi. Secara umum, terdapat
empat metode dasar pengendalian korosi, yaitu pemilihan
material yang sesuai dengan kondisi lingkungan kerja, proses
pelapisan (coating), proteksi katodik, dan inhibitor (Nugroho,
2011).
Salah satu metode pengendalian korosi yang cukup baik
untuk dilakukan dan dikembangkan adalah dengan menggunakan
inhibitor korosi. Inhibitor korosi adalah suatu zat kimia yang jika
ditambahkan ke dalam lingkungan korosif akan dapat
menghambat atau memperlambat laju korosi terhadap suatu
logam melalui proses kimia.
Natrium silikat merupakan jenis senyawa kimia yang sering
digunakan sebagai bahan inhibitor korosi karena sifatnya yang
ramah lingkungan, ekonomis dan tingkat efisiensi yang tinggi.
(Gao dkk, 2011). Pembuatan senyawa natrium silikat dapat
dilakukan dengan cara mereaksikan senyawa natrium hiroksida
dengan senyawa silika (Mirwan, 2011). Untuk mendapatkan
inhibitor natrium silikat dari silika lumpur Lapindo Sidoarjo
diperlukan perlakuan khusus agar didapatkan larutan natrium
yang dapat digunakan untuk menghambat laju korosi pada logam.
Selain itu juga diperlukan pengujian korosi terhadap natrium
silikat hasil sintesis untuk mengetahui kinerja dan efisiensi dari
inhibitor natrium silikat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut,
permasalahan yang diangkat dalam penelitian tugas akhir ini
adalah :
a. Bagaimana sintesis inhibitor korosi natrium silikat
(Na2SiO3) dari lumpur Lapindo.
b. Bagaimana efisiensi natrium silikat hasil sintesis sebagai
inhibitor korosi.
3
1. 3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian tugas akhir ini adalah
sebagai berikut :
a. Perhitungan laju korosi menggunakan metode kehilangan
berat (weight loss) yang mengacu pada ASTM G1-03
dengan variasi perbedaan volume inhibitor.
b. Larutan uji yang digunakan adalah air garam yang dibuat
dengan NaCl 3,5% suhu kamar dan lumpur Lapindo yang
dikondisikan pada suhu 100oC.
1.4 Tujuan
Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian tugas
akhir ini adalah :
a. Melakukan sintesis natrium silikat sebagai inhibitor
korosi dari lumpur Lapindo.
b. Mengetahui efisiensi natrium silikat (Na2SiO3) hasil
sintesis sebagai inhibitor korosi.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam bidang penanggulangan korosi khususnya
penanggulangan korosi menggunakan inhibitor anorganik yang
ekonomis, tersedia dalam jumlah yang banyak dan ramah
lingkungan. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi
acuan sebagai dasar pemanfaatan dan pengembangan potensi
lumpur Lapindo sebagai sumber silika di Indonesia.
4
(Halaman ini sengaja dikosongkan)