its undergraduate 10940 chapter1

Upload: ari-widyanto

Post on 17-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 1BAB IPENDAHULUAN

    1.1 Latar BelakangBahan bakar minyak merupakan kebutuhan dasar dalam

    industri di seluruh dunia, tetapi bahan bakar minyak merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Kebutuhan bahan bakar minyak baik dalam bidang industri maupun transportasi semakin hari semakin meningkat karena mesin-mesin tersebut membutuhkan bahan bakar minyak. Suatu saat cadangan sumber daya alam yang berupa minyak akan habis karena dikonsumsi secara terus menerus. Krisis bahan bakar minyak menuntut adanya upaya untuk mencari alternatif bahan bakar cair lain. Batubara memiliki komposisi yang hampir sama dengan bahan bakar minyak, sehingga batubara dapat menjadi salah satu alternatif sumber bahan bakar cair (Ramelan, 2005).

    Konsumsi batubara di Indonesia sebagai salah satu sumber energi selama ini masih sangat rendah. Pemakaian batubara di Indonesia sebagai bahan bakar menempati urutan ketiga di bawah Taiwan dan Thailand. Batubara termasuk energi tak terbarukan merupakan sumber energi yang layak untuk dikembangkan sebagai salah satu alternatif pengganti minyak bumi karena mempunyai cadangan cukup besar sehingga masih bisa dimanfaatkan sebagai energi pengganti. Pada saat ini batubara dikenal sebagai bahan bakar antara lain, untuk kepentingan pembangkit listrik tenaga uap, industri semen, industri baja. Hasil penelitian terakhir menunjukkan bahwa batubara juga memegang peranan yang penting di dalam dunia perminyakan, khususnya untuk keperluan eksplorasi gas dan minyak bumi (Sukandarrumidi, 1995).

    Batubara yang selama ini digunakan sebagai bahan bakar berbentuk padat yang disebut briket kurang efektif. Batubara yang berbentuk padat tidak sesuai dengan kebutuhan mesin yang membutuhkan bahan bakar minyak sehingga perlu upaya pengubahan batubara padat menjadi bahan bakar cair atau minyak (Sukandarrumidi, 1995). Proses pengubahan batubara menjadi

  • 2bahan bakar cair diperlukan informasi mengenai komposisi dari batubara. Komposisi utama dari batubara adalah senyawa hidrokarbon yang dapat berupa hidrokarbon aromatik dan alifatik. Senyawa hidrokarbon pada batubara berasal dari lemak seperti wax, kutikula, dan resin. Kandungan hidrokarbon alifatik pada batubara mempunyai kesamaan sifat dengan hidrokarbon alifatik pada bahan bakar minyak (Sukandarrumidi, 1995).

    Kandungan hidrokarbon pada batubara merupakan suatu potensi yang besar untuk diubah menjadi hidrokarbon cair. Salah satu cara untuk mengetahui kandungan hidrokarbon pada batubara dengan cara menganalisa biomarka. Senyawa yang disebut penanda biologi ini dapat menggambarkan senyawa penyusun dari sedimen organik yang ditemukan pada batubara sehingga dapat diketahui senyawa awal pembentuknya (prekursor), lingkungan pengendapan serta hubungan dengan batuan induknya (Petersen dan Nytoft, 2005). Selama proses pembentukan batubara sebagian biomakromolekul dari organisme yang mati akan berubah menjadi batubara sedangkan sebagian kecil lain akan tetap mengendap menjadi biomarka. Jadi, perlakuan analisa biomarka terhadap batubara dapat mengetahui komposisi dan asal usul dari batubara (Killops dan Killops, 1993; Peters dan Moldowan, 1993).

    Rantai alifatik pada batubara mempunyai potensi untuk diubah menjadi hidrokarbon cair. Rantai hidrokarbon alifatik dapat ditemukan berikatan dengan cincin aromatik atau berikatan silang dalam matrik batubara. Penelitian mengenai komponen alifatik dari berbagai jenis dan umur batubara bertujuan untuk mengetahui kemampuannya untuk diubah menjadi hidrokarbon cair. Berdasarkan hasil analisa terhadap batubara Carboniferus, Permian, Jurrasic, dan Cenozoic diketahui bahwa batubara muda kandungan rantai panjang alifatik (C>20) lebih tinggi daripada batubara yang tua. Adanya rantai panjang n-alkana dari batubara tersebut memberikan makna bahwa batubara memiliki potensi yang besar untuk diperoleh hidrokarbon cairnya sebagai bahan bakar cair (Pettersen dan Nytoft, 2005).

  • 3Cadangan batubara yang masih cukup besar memiliki nilai strategis dan potensial untuk menghasilkan hidrokarbon cair sehingga dapat menjadi pemenuhan kebutuhan sebagian sumber energi dalam negeri. Oleh karena itu, diperlukan pengetahuan tentang karakter batubara yang memberikan informasi potensi bahan bakar cairnya. Karakterisasi batubara dapat dilakukan melalui analisa biomarka yang terkandung (Sukandarrumidi, 1995).

    1.2 Permasalahan Batubara di Kalimantan Timur sangat berlimpah namun

    penggunaan selama ini terbatas sebagai bahan bakar padat, belum pernah digunakan sebagai bahan bakar cair. Oleh karena itu,diperlukan pengkajian lebih mendalam terhadap karakteristik batubara coklat (brown coal) fraksi hidrokarbon alifatik sehingga diketahui kemungkinan pengubahannya menjadi bahan bakar cair.

    1.3 Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik

    biomarka hidrokarbon alifatik batubara coklat (brown coal) dari Samarinda, Kalimantan Timur untuk mengetahui lebih mendalam kemungkinan pengubahan batubara menjadi bahan bakar cair sebagai sumber energi alternatif.

  • 4Halaman ini sengaja dikosongkan