isu-isu pencemaran lingkungan studi kasus politik pertambangan goldfields dan pt newmont minahasa...

21
Isu-Isu Pencemaran Lingkungan: Studi Kasus Politik Pertambangan Goldfields dan PT Newmont Minahasa Raya Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang 2013 1

Upload: iekrar

Post on 19-Jan-2016

21 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Isu-Isu Pencemaran Lingkungan Studi Kasus Politik Pertambangan Goldfields Dan PT Newmont Minahasa Raya

TRANSCRIPT

Page 1: Isu-Isu Pencemaran Lingkungan Studi Kasus Politik Pertambangan Goldfields Dan PT Newmont Minahasa Raya

Isu-Isu Pencemaran Lingkungan: Studi Kasus Politik Pertambangan

Goldfields dan PT Newmont Minahasa Raya

Jurusan Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

2013

1

Page 2: Isu-Isu Pencemaran Lingkungan Studi Kasus Politik Pertambangan Goldfields Dan PT Newmont Minahasa Raya

PENDAHULUAN

Pertambangan berskala besar secara teoritis mempunyai sejumlah dampak positif bagi

negara berkembang, terutama untuk menghasilkan pemasukan melalui pajak, royalti dan

ekspor, menciptakan lapangan kerja serta merangsang pembangunan ekonomi lokal. Namun,

dalam praktiknya, potensi keuntungan tersebut kalah oleh dampak negatif dari pertambangan

skala besar:

• Kerusakan lingkungan: pencemaran air dan udara, dan perusakan lingkungan akibat

limbah buangan, adalah hal yang umum terjadi pada operasi pertambangan. Jumlah

limbah sangat besar yang seringkali beracun dihasilkan (sebagai contoh, untuk

menghasilkan satu ton tembaga akan tercipta 110 ton limbah) dan seringkali dibuang

ke aliran sungai. Sekitar 150 kecelakaan lingkungan pertambangan terjadi antara

tahun 1983 dan 2002, dimana 15 diantaranya melibatkan sianida. Badan Pelindungan

Lingkungan Amerika Serikat mengatakan bahwa kontaminasi air dari pertambangan

merupakan salah satu dari tiga ancaman keamanan ekologi di dunia.

• Hak asasi manusia: operasi pertambangan telah lama dikaitkan dengan pelanggaran

HAM paling berat, dimana perusahaan pertambangan dituduh terlibat dalam berbagai

tingkat dalam pelanggaran HAM itu. Pertambangan juga bertanggung jawab atas

memburuknya konflik yang sudah ada serta menciptakan ketegangan dalam

masyarakat.

• Kesehatan: Polusi debu dapat menimbulkan penyakit yang parah pada para pekerja

tambang, sementara berdirinya kota-kota tambang berkaitan dengan peningkatan

penyebaran HIV/AIDS. Air yang terkontaminasi dari tambang dapat menimbulkan

penyakit yang ditularkan melalui air.

• Kecelakaan industri: Organisasi Buruh Inernasional (ILO) menyatakan bahwa

pertambangan telah menyebabkan lebih banyak kecelakaan kerja fatal pada tenaga

kerjanya dibandingkan industri lain apapun. Di Cina, 5.900 pekerja tambang batubara

kehilangan nyawa mereka di tahun 2005 saja – rata-rata 16 pekerja tewas per hari.

Pekerja AngloGold Ashanti yang tewas mencapai 80 orang selama dua setengah tahun

hingga Juni 2007; perusahaan besar pertambangan TauTona di Afrika Selatan ditutup

pada awal November 2007 setelah terjadi serangkaian kematian pekerja tambang.

• Perubahan iklim: Industri pertambangan diyakini mengkonsumsi sejumlah besar (7-

10%) produksi energi dunia. Kajian Industri Ekstraktif Bank Dunia mencatat bahwa

industri ekstraktif adalah “penyumbang besar” persoalan perubahan iklim. Pemimpin

2

Page 3: Isu-Isu Pencemaran Lingkungan Studi Kasus Politik Pertambangan Goldfields Dan PT Newmont Minahasa Raya

Anglo American Sir Mark Moody-Stuart mengakui bahwa perusahaannya saja

memiliki konsumsi energi sebesar yang dikonsumsi negara Finlandia.1

Pada kasus Internasional terdapat wilayah Afrika Selatan dimana negara tersebut

merupakan salah satu wilayah yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah terutama dalam

hal sumber tambangnya, maka tidaklah mengherankan jika negara ini menjadi rebutan para

investor tambang. Banyak sekali perusahaan-perusahaan tambang yang beroperasi di Afrika

Selatan sehingga berdampak pada keadaan lingkungan yang memprihatinkan. Banyak kasus

pencemaran yang terjadi, belum lagi keselamatan dan kesehatan pekerja juga kadang

terabaikan sehingga kekayaan alam di Afrika Selatan di lain sisi memberi dampak negatif di

balik sisi positifnya

Perusahaan tambang yang beroperasi di Afrika Selatan salah satunya adalah Gold

Field, yang merupakan pertambangan penghasil emas terbesar keempat di dunia, dengan

penurunan perolehan hasil tambang pada tahun 2012 saja pertambangan gold field mengeruk

emas 3,25 juta ons pada tahun.2 Keuntungan yang besar tersebut seharusnya dapat

memberikan perbaikan kualitas kerja dan meminimalisir kerusakan lingungan yang terjadi,

namun pada tahun 2007 perusahan tambang ini mendapatkan gugatan dari ribuan pekerjanya

karena menyebabkan gangguan pernapasan dan paru paru pada pekerjanya, atau yang mereka

sebut dengan Silikosis (penyakit paru-paru) dimana hal itu dianggap disebabkan oleh

kelalaian pihak perusahaan.3 Selain itu, keselamatan para pekerja kurang diperhatikan yaitu

ditunjukkan dengan banyaknya kecelakaan kerja yang terjadi. Sekitar 240.000 pekerja

tambang turut serta dalam mogok pertama secara nasional dan mengangkat masalah

keselamatan pekerja, seperti yang diberitakan oleh BBC Indonesia seperti berikut:

“Pekerja tambang melakukan mogok kerja. Lebih dari 180 buruh tambang tewas

tahun ini dalam kecelakaan tambang. Pemogokan itu diperkirakan akan

menyebabkan terhentinya produksi perusahaan global, AngloGold Ashanti, Gold

Fields and Harmony, dan serikat buruh berharap, perusahaan-perusahaan itu

akan mengeluarkan lebih banyak anggaran untuk keselamatan pekerja. Serikat

buruh juga berharap pemogokan itu akan memaksa pemerintah untuk menindak

1 “Canadian Mining Companies Destroy Environment and Community Resources in Ghana”, dalam situs MiningWatch Canada yang diunggah pada Agustus 2005, sumber http://www.miningwatch.ca/canadian-mining-companies-destroy-environment-and-community-resources-ghana2 Produksi dan laba penambang emas gold field ltd turunhttp://financeroll.co.id/news/65876/produksi-dan-laba-penambang-emas-gold-field-ltd-turun 3 Sebuah Tambang Emas DiGugat Karena Penyakit Paru-Paruhttp://idesehatbugar.blogspot.com/2012/09/sebuah-tambang-emas-digugat-karena.html

3

Page 4: Isu-Isu Pencemaran Lingkungan Studi Kasus Politik Pertambangan Goldfields Dan PT Newmont Minahasa Raya

pemilik tambang yang gegabah. "Para buruh mengatakan apa yang terjadi

sudah cukup. Keselamatan diperlukan," kata Erick Gcilitshana, kepala

keselamatan pda Buruh Tambang yang memprakarsai mogok. "Industri ini

membuat janji bohong sementara korban terus meningkat.””4

Padahal sebenarnya dari awal perusahaan Gold Fields ini telah memiliki MoU dengan

pemerintah setempat untuk senantiasa beroperasi dengan mengedepankan prinsip keamanan

dan kelestarian lingkungan.

Seperti halnya kasus diatas, Ghana yang merupakan anak perusahaan gold field yang

ada di Ghana juga memiliki kasus yang serupa terkait isu perusakan lingkungan. Setengah

bagian dari Kabupaten Tarkwa adalah tambang besar milik Ghana, yang mana tambang

tersebut menunjukkan adanya dampak sosial dan lingkungan yang besar karena booming

tambang emas. Pertambangan di sana menyebabkan 30.000 orang kehilangan tempat

tinggalnya karena gusuran dari perusahaan tambang selama kurun waktu 1990-1998, sungai

dan aliran air terkontaminasi, dan juga menyebabkan hancurnya pertanian dan lahan hutan.

Dua-pertiga dari tanah di Tarkwa telah dijual ke perusahaan multinasional dengan

kompensasi yang minim untuk pemilik setempat. Dislokasi mempengaruhi setiap aspek dari

struktur sosial dan telah menyebabkan tingginya tingkat prostitusi, kenaikan angka penderita

AIDS, disorganisasi keluarga dan pengangguran karena orang-orang kehilangan ladang

pertanian mereka. Polisi melakukan intervensi ketika orang-orang menolak untuk

meninggalkan tempat tinggal mereka dan menuntut kompensasi yang adil dari perusahaan

untuk tanah, tanaman pangan, dan rumah mereka yang hilang.5

Pencemaran udara dan air yang berasal dari operasi pertambangan di Tarkwa juga

telah menyebar malaria, TBC, silikosis, konjungtivitis akut dan penyakit kulit. Tambang yang

menggunakan teknologi resapan tumpukan sianida (cyanide heap leach technology) dengan

cara penyemprotan sianida pada bijih (ore) untuk mengekstraksi emas. Saluran-saluran dan

bendungan yang difungsikan untuk menyimpan sianida sangat berpotensi mengalami

kebocoran dan bahkan tidak berfungsi sama sekali. Pada bulan Juni 1996, kebocoran di

Teberebie Gold fields mengirimkan 36 juta liter larutan sianida ke dalam sungai Angonaben,

anak sungai dari Sungai Bonsa. Tanaman kakao dan kolam ikan hancur dan masyarakat

4 http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2007/12/printable/071204_safrica.shtml 5 Mengipasi Bara Api: Peran perusahaan pertambangan Inggris dalam konflik dan pelanggaran HAM, dalam http://www.waronwant.org/component/docman/doc_download/42-mengipasi-bara-api-indonesian-translation-of-fanning-the-flames – data berasal dari penulisan dan penelitian berjudul Fanning The Flames untuk War on Want yang dilakukan oleh Mark Curtis, diterbitkan pada bulan November 2007, yang diterjemahkan oleh Ima Susilowati; Korektor: Adriana Sri Adhiati untuk Down to Earth – Kampanye Internasional untuk Lingkungan Hidup Yang Berkeadilan di Indonesia http://dte.gn.apc.org

4

Page 5: Isu-Isu Pencemaran Lingkungan Studi Kasus Politik Pertambangan Goldfields Dan PT Newmont Minahasa Raya

setempat mengeluhkan adanya gejala gatal-gatal akibat penggunaan air yang telah tercemar

tersebut. Para petani yang terkena sanksi menuntut perusahaan untuk kompensasi pada tahun

1997 dan kasus ini terus berlanjut.6

Pada bulan Juni 2003 Pemerintah Ghana diminta perusahaan untuk mengesahkan

peraturan untuk membuka ribuan hektar hutan lindung negara untuk pertambangan, jika

permintaan itu tidak diloloskan maka perusahaan mengatakan akan memindahkan produksi

tambangnya ke negara-negara dengan peraturan yang lebih ‘ramah’. Perusahaan telah

menyatakan dengan jelas bahwa reputasi Ghana sebagai sebuah situs yang menarik bagi

investasi asing bergantung pada kesediaan pemerintah yang memungkinkan mereka untuk

menambang hutan. Perusahaan-perusahaan juga telah mengeluarkan rentetan propaganda

pro-pertambangan dan menjanjikan bantuan materi untuk membujuk publik demi mendukung

rencana tersebut.

Pertambangan (bersamaan dengan penebangan hutan, dan pembangunan-

pembangunan lainnya) telah menghancurkan sebagian besar hutan lindung Ghana (hanya

12% yang tersisa), padahal sepuluh hingga dua belas ribu orang menggantungkan hidupnya

pada hutan lindung secara langsung untuk mendapatkan makanan dan sebagai mata

pencaharian. Sungai dan anak sungai di cagar alam yang memasok air ke banyak desa dan

kota-kota telah tercemar bahan kimia beracun sehingga akan menghancurkan sistem perairan

yang menyediakan air minum bagi jutaan orang di Ghana. 7

Perusahaan Gold Fields sendiri memiliki visi yang berdasar pada pertambangan yang

berkelanjutan, artinya penambangan dilakukan dengan memepertimbangkan kelestarian

sumber daya alam dan juga keadaan lingkungan di sekitarnya termasuk pada keselamatan

pekerja. Namun perlu diketahui bahwa terdapat pula visi lainnya yang mendahului visi

tersebut yaitu poin-poin yang menjadi dasar operasi perusahaan tersebut seperti The global

Leader, Global, Sustainable Gold Mining, Gold Mining yang mana ke semua point itu justru

mencerminkan sikap pertambangan yang cenderung melakukan ekspansi sebesar besarnya

demi mencapai profit yang diinginkan.8

Di Indonesia sendiri kasus serupa juga telah dialami, merebaknya kasus-kasus

kerusakan lingkungan mulai dari yang kecil sampai ke tahap yang bersifat serius merupakan

dampak dari terakumulasinya kerusakan dalam jangka waktu yang relatif lama. Berbagai

faktor menjadi penyebab terjadinya kerusakan lingkungan tersebut, mulai dari perilakau

6 ibid7 ibid8 Situs resmi pertambangan Vision, values and goal, akses dari http://www.gold fields.co.za/com_gf_overview.php (06/05/2013, 10.36 AM)

5

Page 6: Isu-Isu Pencemaran Lingkungan Studi Kasus Politik Pertambangan Goldfields Dan PT Newmont Minahasa Raya

individu yang tidak care terhadap alam sampai pada masalah yang ditimbulkan oleh kegiatan

ekonomi (bisnis) yang mengeksploitasi alam untuk memenuhi kebutuhan manusia. Masalah-

masalah terkait bisnis dan kerusakan lingkungan merupakan masalah kekinian yang patut

diselesaikan sesegera mungkin, khususnya di Indonesia.

Merebaknya kasus-kasus kerusakan lingkungan mulai dari yang kecil sampai ke tahap

yang bersifat serius di Indonesia merupakan dampak dari terakumulasinya kerusakan dalam

jangka waktu yang relatif lama. Berbagai faktor menjadi penyebab terjadinya kerusakan

lingkungan tersebut, mulai dari perilaku individu yang tidak care terhadap alam sampai pada

masalah yang ditimbulkan oleh kegiatan ekonomi (bisnis) yang mengeksploitasi alam untuk

memenuhi kebutuhan manusia. Semakin banyaknya industri-industri pertambangan yang

mulai muncul di Indonesia, tak pelak industri pertambngan tersebut melakukan sesuatu hal

yang merusak lingkungan agar mendapatkan keuntungan besar. Masalah-masalah terkait

bisnis dan kerusakan lingkungan merupakan masalah kekinian yang patut diselesaikan

sesegera mungkin, khususnya di Indonesia.

Salah satu masalah kerusakan lingkungan akibat dari kegiatan ekonomi yang ada di

Indonesia adalah pencemaran lingkungan di Teluk Buyat karena aktivitas pertambangan oleh

PT Newmont Minahasa Raya (PT. NMR). Perusahaan tambang emas PT. NMR adalah

perusahaan penanaman modal asing (PMA) yakni anak perusahaan Newmont Gold

Company, USA. Bermula dari beroperasinya PT. NMR tersebut mulai bermunculan masalah-

masalah terutama yang berkaitan terhadap pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Kasus pencemaran Teluk Buyat merupakan salah-satu dari sekian banyak kejahatan

korporasi atau corporate crime yang terjadi di Indonesia. Kebijakan investasi pemerintah

yang memberikan konsesi pada investor asing untuk mengeksploitasi sumber daya alam

Indonesia ternyata telah membawa dampak pada keselamatan hidup manusia maupun sistem

lingkungan di sekitarnya, sebagaimana yang dialami oleh penduduk di pesisir Teluk Buyat.

Teluk Buyat yang berada di Minahasa, Sulawesi Utara adalah lokasi pembuangan limbah

tailing9 tambang PT. NMR. Karena kegiatan pertambangan skala besar oleh PT. NMR

tersebut, ekosistem perairan laut di Teluk Buyat rusak parah akibat buangan tailing setiap

hari. Bukan saja itu, kondisi masyarakat di sekitar Teluk Buyat yang menggantungkan

hidupnya dari hasil laut dan harus bertahan hidup di wilayah tersebut karena tekanan

9 Tailing adalah mineral ampas yang berukuran sangat halus sebagai sisa suatu proses pengolahan biji.

6

Page 7: Isu-Isu Pencemaran Lingkungan Studi Kasus Politik Pertambangan Goldfields Dan PT Newmont Minahasa Raya

kemiskinan harus menerima akibat dari pencemaran dan perusakan ekosistem Perairan Teluk

Buyat. 

Salah satu organisasi lingkungan yang menonjol dalam pengangkatan isu-isu

lingkungan hidup di Indonesia adalah Wahana Lingkungan Hidup (WALHI). Isu tentang

tailing di Teluk Buyat yang diangkat oleh WALHI adalah tailing berbahaya karena

mengandung merkuri, tailing PT. NMR tidak terlindungi dengan baik karena ada proses up-

welling. Tailing menyebabkan gatal-gatal, tailing menyebabkan pendapatan nelayan

menurun10. Hal inilah yang kemudian mendorong WALHI menggugat PT. NMR dengan

tuduhan merusak lingkungan dan meresahkan masyarakat sekitar Teluk Buyat. Akan tetapi

dalam persidangan, WALHI kalah dalam gugatannya tersebut.

Menanggapi berbagai keluhan masyarakat dan kontroversi menyangkut pencemaran

di Teluk Buyat tersebut, pemerintah daerah kemudian melakukan penelitian yang ditunjuk

berdasarkan Surat Penunjukan (SP) Gubernur Provinsi Sulawesi Utara Nomor 3 Tahun 1999.

Penelitian pertama dilakukan oleh Tim Independen yang terdiri atas beberapa peneliti

Universitas Sam Ratulangi dan Pemda Sulawesi Utara. Hasil penelitian tersebut

mengindikasikan adanya pencemaran sejumlah logam berat di sekitar pipa pembuangan

tailing. Kesimpulan tersebut dibantah oleh pihak PT. NMR yang membiayai penelitian

tersebut. PT. NMR menyangkal tailing sebagai sumber pencemaran dan menuding tambang

rakyat di Sungai Totok sebagai sumber pencemaran. PT.NMR menolak hasil tersebut dan

menyatakan metodologi penelitian tersebut tidak valid dan kurang memadainya peralatan

laboratoriun di Universitas Sam Ratulangi11.

Hasil penelitian ini, menjadi kontroversi antara pemerintah Propinsi Sulawesi Utara

dengan pihak PT. NMR. Padahal tim peneliti telah memberikan solusi kepada pihak PT.

NMR untuk memperpanjang pipa pembuangan tailing ke arah laut lepas yang memiliki

kedalaman di atas 100 meter jika ingin terus mempertahankan sistem pembuangan tersebut.

Untuk mengatasi kontroversi tersebut akhirnya diputuskan dibentuk tim penelitian baru yaitu

Tim Terpadu, yang terdiri atas pihak PT. NMR, Pemda Sulut, DPRD Sulut, dan beberapa

peneliti Universitas Sam Ratulangi. Penelitian yang hasilnya dituliskan oleh pihak PT. NMR

10 Strategi Komunikasi Organisasi Non Pemerintah (Ornop) Lingkungan Hidup (Studi Kasus Strategi dan Program Komunikasi WALHI dalam Penanganan Isu Tailing PT Newmont Minahasa Raya) Periode 1999-2002, akses dari http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=81987&lokasi=lokal (4/5/2013, 1:23 PM)11 Pengadilan Menolak Seluruh Tuntutan yang Diajukan WALHI, akses dari http://www.antaranews.com/view/?i=1198217215&c=PRW&s= (4/05/2013, 7:34 PM)

7

Page 8: Isu-Isu Pencemaran Lingkungan Studi Kasus Politik Pertambangan Goldfields Dan PT Newmont Minahasa Raya

tersebut menyimpulkan bahwa kandungan sejumlah logam berat di air dan sedimen Perairan

Teluk Buyat masih dalam ambang batas aman.

Dengan adanya dua kesimpulan berbeda tersebut, terjadilah polemik di tengah publik

dan pemerintah daerah. Untuk memperkuat argumenya kemudian PT. NMR, mengundang

peneliti asing yaitu CSIRO (Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization)

lembaga penelitian dari Australia. Dalam hasil studinya menunjukkan perairan Teluk Buyat

tidak tercemar logam berat dan konsentrasi logam pada jaringan tubuh ikan berada pada

kisaran normal. Hasil penelitian CSIRO ini menegaskan hasil penelitian Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO) / National Institute for Minamata Disease (yang dikeluarkan pada 4

Oktober 2004) dan laporan penelitian Tim Terpadu Pemerintah Indonesia (yang dikeluarkan

pada 19 Oktober) menyimpulkan bahwa tidak terjadi pencemaran di perairan Teluk Buyat12.

21 Desember 2007 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengeluarkan putusan yang

menyatakan bahwa WALHI tidak dapat membuktikan tuntutan pencemaran lingkungan dan

pelanggaran peraturan yang diajukannya terhadap PT. NMR, Departemen Energi dan Sumber

Daya Mineral Republik Indonesia, dan Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.

Oleh karena itu, Pengadilan menolak seluruh tuntutan terhadap para tergugat13. Putusan yang

dibuat atas dasar bukti-bukti yang diajukan selama persidangan kasus perdata selama lima

bulan menyatakan bahwa Teluk Buyat tidak tercemar dan PT. NMR telah mematuhi seluruh

peraturan dan perizinan selama kegiatan operasinya. PT. NMR dibebas-murnikan dari seluruh

dakwaan dan tuntutan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan di Teluk Buyat dalam

persidangan kasus pidana yang berlangsung selama 21 bulan. Dalam persidangan tersebut

telah didengar kesaksian dari 63 saksi dari dalam dan luar negeri, yang kemudian dituangkan

dalam putusan bebas murni setebal 279 halaman yang dikeluarkan oleh Majelis Hakim (yang

terdiri dari lima anggota) Pengadilan Negeri.

12 ibid13 ibid

8

Page 9: Isu-Isu Pencemaran Lingkungan Studi Kasus Politik Pertambangan Goldfields Dan PT Newmont Minahasa Raya

PEMBAHASAN

A. Kasus Internasional

Pada bab ini penulis akan menganalisa bagaimana keadaan pertambangan

emas di Afrika Selatan dengan lebih fokus melihat kasus Gold Fields yang berpusat di

Kabupaten Tarkwa yang ada di wilayah Ghana, dimana akan dibahas pula sudut

pandang mengenai kasus ini. Dalam membahas masalah diatas kami menggunakan

beberapa konsep dan sudut pandang yang dapat dilihat, pertama kami melihat negara

sebagai aktor tunggal pengendali regulasi dan memiliki wewenang dalam suatu

keadaan dinegaranya. Kedua adalah peran korporasi dalam hal ini gold field sebagai

perusahaan pertambangan, disini kami melihat kekuasaan yang dimilikinya pada suatu

negara. Ketiga kami juga akan melihat bagaimana peran civil society dan

masyarakatnya serta kekuatan yang dimiliki. Ketiga aspek itu merupakan hal yang

wajib ada dan memiliki porsi yang seimbang guna memepertahankan kemajuan dan

kepentingan bersaam.

Dalam bukunya Miriam Budiardjo dapat disimpulkan bahwa kewenangan

adalah suatu prilaku yang dikarenakan adanya kedudukan yang

dilegitimasi pada suatu bidang yang mana menjadikannya bertindak

sesuai batasan yang diperoleh pada kedudukan tersebut.14 Sedangkan

dari data dan pemberitaan yang didaapt kami menemukan bahwa negara

menggunakan kewenangannya untuk terus mendorong kemajuan dari gold field. Hal

ini dapat kita lihat bahwa pada bulan Desember 1999, polisi menembak dan melukai

sembilan orang ketika ada demonstrasi menentang PHK 1.000 pekerja oleh

perusahaan tambang Gold Fields Ltd. di tambang Tarkwa akibat katidak inginan

warga untuk meninggalkan lokasi pertambangan dan kemarahan warga atas

pencemaran air yang berlanjut pada masa paceklik. Padahal kesalahan utama terletak

pada korporasi namun pemerintah bukannya menindak korporasi justru menyerang

masyaraakt sipil. Dari konsep dan data yang ada maka jelas terlihat adanya

penyelewengan kewenagan yang dimiliki negara yang seharusnya digunkan untuk

mengayomi warga negara dan memfasilitasi kebutuhannya justru memfasilitasi

kebutuhan korporasi.

14 budiardjo, miriam. Dasar dasar ilmu politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 1993

9

Page 10: Isu-Isu Pencemaran Lingkungan Studi Kasus Politik Pertambangan Goldfields Dan PT Newmont Minahasa Raya

Selanjutnya kita akan melihat bagaimana korporasi memiliki kekuasaan yang

terkadang melebihi negara, ini terlihat pada tahun 2003 pihak korporasi menekan

pemerintah untuk membuat regulasi atau ijin pembukaan lahan tambang yang mana

berakibat pada pembabatan hutan di wilayah tersebut. Pada awalnya pemerintah

masih mempertimbangkan permintaan tersebut namun karena adanya tuntutan

korporasi yang mana bila d]tidak dituruti akan berlanjut pada pemutusan kontrak dan

pencabutan investasi tambang di negara tersebut maka pada akhirnya negara

mengiyakan keinginan korporasi. Dapat diartikan bahwa korporasi mengetahui celah

yang dimiliki pemerintah sebagai nilai tawar yang menguntungkan korporasi yaitu

profit yang didapatkan pemerintah dari pajak tambang. Korporasi menjadi semakin

kuat manakala pemerintahnya masih merasa belum mampu berdiri sendiri tanpa

kehadiran investor hal ini jelas melegitimasi kekuasaan yang dimiliki korporasi yaitu

kekuasaan yang diperoleh karena keunggulam materi yang dimiliki korporasi.

Sebenarnya dapat dikatakan bahwa hubungan pemerintah dan korporasi saling

menguntungkan dan ada interaksi timbal balik. Dengan keadaan negara yang miskin

serta kualitas masyarakat yang rendah maka kekuasaan yang dimiliki korporasi akan

semakin kuat.

Terakhir adalah peran civil society dan masyarakat setempat, dalam kasus

pertambangan gold field ditemukan bahwa peran civil society sangatlah lemah. dari

tahun 90-an tercatat segala tindakan yang dilakukan korporasi tidak mendapatkan

sangsi tegas dari pemerintah bahkan pemerintah mendukung dengan ikut menekan

masyarakat yang melakukan protes. Masyarakat tidak diberika akses untuk memiliki

kehidupan dan lingkunagn yang layak karena tergadai oleh kepentingan korporasi

tambang. Pada kasus protes yang dilakukan pekerja di tahun 2007 juga berakhir

dengan kekalahan pihak pekerja karena ancaman perusahaan yang akan memecat

karyawan yang masih melakukan demonstrasi sehingga aksi tersebut menghilang.

Artinya, sama seperti kekuatan korporasi yang terus meningkat karena posisi tawar

perusahaan lebih tinggi maka hal ini semakin menjatuhkan posisi masyarakat dan

civil society sulit terbentuk.

B. Kasus Nasional

Pada kasus nasional ini penulis akan menganalisa fenomena dengan

menggunakan konsep civil society. Dalam demokrasi peran civil society merupakan

syarat pembangunan demokrasi. Sebagai sebuah ruang politik, Civil Society adalah

10

Page 11: Isu-Isu Pencemaran Lingkungan Studi Kasus Politik Pertambangan Goldfields Dan PT Newmont Minahasa Raya

suatu wilayah yang menjamin berlangsungnya perilaku, tindakan dan refleksi mandiri,

tidak terkungkung oleh kondisi kehidupan material, dan tidak terserap di dalam

jaring-jaring kelembagaan politik resmi. Tersirat pentingnya suatu ruang publik yang

bebas, tempat di mana transaksi komunikasi yang bisa dilakukan oleh warga negara.

Robert W Hefner mengilustrasikan bahwa konsep masyarakat sipil berarti

sesuatu yang membedakan secara luas dalam tradisi teiritis yang berbeda. Dalam

pemikirannya, gagasan ini mengacu pada klub, organisasi-organisasi agama,

kelompokkelompok bisnis, serikat-serikat buruh, kelompok-kelompok HAM, dan

asosiasi-asosiasi lainnya yang berada diantara rumah tangga dan negara yang diatur

secara suka rela dan saling menguntungkan. Idenya adalah agar institusi-institusi

formal bisa bekerja, warga negara pertama, harus belajar berpartisipasi dalam

asosiasi-asosiasi sukarela local. Hal ini bisa melalui jaringan perjanjian masyarakat

sipil15

WALHI sebagai civil society dalam kasus ini memiliki kesadaran untuk

memperjuangkan hak-hak warga teluk buyat dengan cara menuntuy PT NMR untuk

bertanggung jawab atas pencemaran air di teluk Buyat. Peran WALHI disini lemah,

karena pada akhirnya pengadilan memenangkan pihak PT NMR. Beberapa hasil

penelitian mununjukkan bahwa tuduhan WALHI tidak terbukti. Penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh universitas Sam Ratulangi menyatakan bahwa PT NMR positif

melakukan pencemaran, namun pihak PT NMR tidak setuju yang pada akhirnya PT

NMR mengundang para ahli peneliti dari luar negeri, dan para peniliti ini menyatakan

bahwa PT NMR tidak terbukti melakukan pencemaran.

15Pengertian Masyarakat Sipil http://www.referensimakalah.com/2012/12/pengertian-masyarakat-sipil-civil-society.html diakses pada tgl 6-5-2013 08:22 WIB

11

Page 12: Isu-Isu Pencemaran Lingkungan Studi Kasus Politik Pertambangan Goldfields Dan PT Newmont Minahasa Raya

KESIMPULAN / IMPLIKASI

Setiap perusahaan pertambangan pada dasarnya bertujuan untuk mencari keuntungan

sebesar-besarnya, sehingga untuk mencapai hal tersebut perusahaan seringkali melalaikan

keadaan lingkungan serta kehidupan masyarakat sekitarnya. Selain itu memang sudah

pakemnya bagi pertambangan untuk meninggalkan jejak kerusakan pada lahan yang

dioperasikannya karena esensi dari pertambangan adalah mengeruk kekayaaan didalam bumi.

Berdasarkan analisa kasus-kasus yang telah kami bahas didapatkan kenyataan bahwa

pemerintah terlalu lemah untuk bernegosiasi dengan pihak kapitalis, hal ini dikarenakan

kebanyakan negara yang dikeruk hasil tambangnya merupakan negara miskin dan

berkembang yang mana membutuhkan peran kapitalis untuk menambah pemasukan negara.

Sedangkan peran masyarakat dan civil society juga tak jarang melemah karena kurangnya

kemampuan dan pengetahuan dari masyarakat lokal serta tidak seimbangnya kemampuan

masyarakat untuk melawan kekuasaan besar yang dimiliki kapitalis.

Implikasi kedepannya bila ketidak seimbangan hubungan antara negara, korporasi dan

civil society terus terpelihara maka dalam beberapa puluh tahun kedepan kerusakan alam

akan semakin menjadi dan korporasi dapat dengan mudah lepas tangan karena posisi mereka

yang kuat dengan adanya kontrak investasi. Sedangkan peran civil society yang kian

melemah akan semakin membahayakan keadaan lingkungan dan menurunkan kualitas hidup

masyarakatnya.

12

Page 13: Isu-Isu Pencemaran Lingkungan Studi Kasus Politik Pertambangan Goldfields Dan PT Newmont Minahasa Raya

Referensi

Budiardjo, Miriam. Dasar dasar ilmu politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 1993

“Canadian Mining Companies Destroy Environment and Community Resources in Ghana”,

dalam situs MiningWatch Canada yang diunggah pada Agustus 2005, sumber

http://www.miningwatch.ca/canadian-mining-companies-destroy-environment-and-

community-resources-ghana

Produksi dan laba penambang emas gold field ltd turun

http://financeroll.co.id/news/65876/produksi-dan-laba-penambang-emas-gold-field-ltd-turun

Sebuah Tambang Emas DiGugat Karena Penyakit Paru-Paru

http://idesehatbugar.blogspot.com/2012/09/sebuah-tambang-emas-digugat-karena.html

http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2007/12/printable/071204_safrica.shtml

Mengipasi Bara Api: Peran perusahaan pertambangan Inggris dalam konflik dan

pelanggaran HAM, dalam http://www.waronwant.org/component/docman/doc_download/42-

mengipasi-bara-api-indonesian-translation-of-fanning-the-flames – data berasal dari

penulisan dan penelitian berjudul Fanning The Flames untuk War on Want yang dilakukan

oleh Mark Curtis, diterbitkan pada bulan November 2007, yang diterjemahkan oleh Ima

Susilowati; Korektor: Adriana Sri Adhiati untuk Down to Earth – Kampanye Internasional

untuk Lingkungan Hidup Yang Berkeadilan di Indonesia http://dte.gn.apc.org

Situs resmi pertambangan Vision, values and goal, akses dari http://www.gold

fields.co.za/com_gf_overview.php (06/05/2013, 10.36 AM)

Strategi Komunikasi Organisasi Non Pemerintah (Ornop) Lingkungan Hidup (Studi Kasus

Strategi dan Program Komunikasi WALHI dalam Penanganan Isu Tailing PT Newmont

Minahasa Raya) Periode 1999-2002, akses dari

http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=81987&lokasi=lokal (4/5/2013, 1:23

PM)

13

Page 14: Isu-Isu Pencemaran Lingkungan Studi Kasus Politik Pertambangan Goldfields Dan PT Newmont Minahasa Raya

Pengadilan Menolak Seluruh Tuntutan yang Diajukan WALHI, akses dari

http://www.antaranews.com/view/?i=1198217215&c=PRW&s= (4/05/2013, 7:34 PM)

Pengertian Masyarakat Sipil http://www.referensimakalah.com/2012/12/pengertian-

masyarakat-sipil-civil-society.html diakses pada tgl 6-5-2013 08:22 WIB

14