issn: 2085-787x kementerian lingkungan hidup dan kehutanan...

6
Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) Filosofi pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah kesatuan pengelolaan hutan terkecil di tingkat tapak. Ada ketidaksinkronan antara filosofi pembangunan KPH dan realitas yang ada di lapangan, sehingga kehadiran KPH belum mampu memperbaiki tata kelola hutan di Indonesia. Luasnya wilayah KPH yang ada saat ini dikhawatirkan akan menyebabkan pengelolaan hutan tidak efektif dan efisien. Pembagian KPH menjadi Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) juga menimbulkan permasalahan di lapangan. Rekomendasi kebijakan yang disarankan adalah: 1. Penghapusan nomenklatur Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) menjadi Kesatuan Pengelolaan Hutan dan menggabungkan Direktorat KPHL dan Direktorat KPHP menjadi Direktorat KPH. 2. Pemerintah menetapkan luas maksimal KPH sesuai dengan karakteristik sumber daya hutan, karakteristik sosial ekonomi setempat dan tujuan pengelolaannya. 3. Memfasilitasi setiap KPH yang ada saat ini menjadi Bagian Wilayah Hutan (BDH) dan resort dengan kelengkapan sumber daya manusia (SDM)-nya. Badan Penelitian, Pengembangan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim 1 Policy Brief Volume 12 No. 10 Tahun 2018 Luas dan Nomenklatur KPH Sebagai Upaya untuk Mewujudkan Efektivitas Pengelolaan Hutan Sulistya Ekawati, Fentie J Salaka, Ramawati dan Dewi Ratna Kurniasari (Puslitbang Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim. Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi) Luas dan Nomenklatur KPH Sebagai Upaya untuk Mewujudkan Efektivitas Pengelolaan Hutan ISSN: 2085-787X

Upload: dangthien

Post on 21-Apr-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISSN: 2085-787X Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ...simlit.puspijak.org/files/other/PB_2018_Vol_12_No_10-Edit04Des.pdf · 1999 menyebutkan yang dimaksud dengan unit pengelolaan

RingkasanEksekutif(ExecutiveSummary)

Filosofi pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) adalah kesatuan pengelolaan hutan terkecil di tingkat tapak. Ada ketidaksinkronan antara filosofi pembangunan KPH dan realitas yang ada di lapangan, sehingga kehadiran KPH belum mampu memperbaiki tata kelola hutan di Indonesia. Luasnya wilayah KPH yang ada saat ini dikhawatirkan akan menyebabkan pengelolaan hutan tidak efektif dan efisien. Pembagian KPH menjadi Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) juga menimbulkan permasalahan di lapangan. Rekomendasi kebijakan yang disarankan adalah:1. Penghapusan nomenklatur Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) menjadi Kesatuan Pengelolaan Hutan dan menggabungkan Direktorat KPHL dan Direktorat KPHP menjadi Direktorat KPH.2. Pemerintah menetapkan luas maksimal KPH sesuai dengan karakteristik sumber daya hutan, karakteristik sosial ekonomi setempat dan tujuan pengelolaannya. 3. Memfasilitasi setiap KPH yang ada saat ini menjadi Bagian Wilayah Hutan (BDH) dan resort dengan kelengkapan sumber daya manusia (SDM)-nya.

Badan Penelitian, Pengembangan dan InovasiKementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial,Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim

1

PolicyBrief

Volume 12 No. 10 Tahun 2018

Luas dan Nomenklatur KPH Sebagai Upaya untuk Mewujudkan Efektivitas Pengelolaan Hutan

Sulistya Ekawati, Fentie J Salaka, Ramawati dan Dewi Ratna Kurniasari (Puslitbang Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan Perubahan Iklim.

Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi)

Luas dan Nomenklatur KPHSebagai Upaya untuk Mewujudkan Efektivitas Pengelolaan Hutan

ISSN: 2085-787X

Page 2: ISSN: 2085-787X Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ...simlit.puspijak.org/files/other/PB_2018_Vol_12_No_10-Edit04Des.pdf · 1999 menyebutkan yang dimaksud dengan unit pengelolaan

Pembangunan KPH secara eksplisit diamanatkan di dalam Undang-Undang (UU) Nomor 41 Tahun 1999, yang diperjelas dengan penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 6 Tahun 2007 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan. Kebijakan pengelolaan hutan berbasis wilayah melalui KPH diyakini merupakan salah satu obat mujarab untuk memperbaiki carut marut pengelolaan hutan di Indonesia, karena KPH menjamin kepastian kawasan dapat ditingkatkan, pengontrolan pelaksanaan perencanaan hutan menjadi lebih baik, rencana dan investasi dapat diintegrasikan di tingkat tapak, akurasi data sumber daya hutan, penurunan biaya transaksi, prakondisi p e n y i a p a n i z i n o l e h K P H s e r t a pencegahan dan gangguan sumber daya hu tan dapa t l eb ih d i in t ens i fkan (Kartodihardjo, 2011). Semua harapan tersebut dapat terjadi ketika pengelolaan hutan oleh KPH benar-benar dilakukan di tingkat tapak. Penjelasan pasal 17 UU Nomor 41 Tahun 1999 menyebutkan yang dimaksud dengan unit pengelolaan adalah kesatuan pengelolaan hutan terkecil sesuai fungsi pokok dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari, antara lain: Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL), Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP), Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK), K e s a t u a n P e n g e l o l a a n H u t a n Kemasyarakatan (KPHKm), Kesatuan Pengelolaan Hutan Adat (KPHA), dan Kesatuan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (KPDAS). Nomenklatur KPHP dan KPHL nampaknya diambil dari penjelasan UU tersebut. Tapi jika kita cermati lebih lanjut, KPH yang ada saat ini bukan merupakan unit pengelolaan hutan terkecil seperti yang dimaksud dalam penjelasan UU Nomor 41 Tahun 1999 tersebut. Hal ini dapat dilihat pada luasan KPH yang ada saat ini. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2017, luas areal terkecil ialah KPH Tarakan di Provinsi Kalimantan Utara, seluas 4.623 hektar dan KPH dengan luas areal terbesar yaitu KPH Murung Raya di Provinsi Kalimantan Tengah, dengan luas areal 905.255 hektar (Ekawati, 2014).

Menurut Suhendang (1990) dalam Samsuri (2004), luas kawasan hutan yang dikelola oleh suatu kesatuan pengelolaan hutan ditentukan oleh faktor-faktor: a) karakteristik pengusahaan hutan, b) p o t e n s i s u m b e r d a y a h u t a n , c ) aksesibilitas, d) intensitas pengelolaan, dan e) kemampuan petugas lapangan (mandor). Menurut Burhanudin & Priyambudi (2010), apabila KPHP sebagian besar berupa hutan alam dan dikelola untuk tujuan memproduksi kayu untuk industri hasil hutan kayu, maka luas satu unit KPHP antara 100.000 – 250.000 hektar. Sedangkan apabila KPHP sebagian besar terdiri atas hutan tanaman, maka luasnya dapat lebih kecil dari KPHP hutan alam, karena pengelolaan hutan tanaman adalah lebih intensif. Menurut Suprianto (2012), rata-rata luas KPH yang ideal untuk satu KPH sebesar 30.000-40.000 hektar. Sampai saat ini pemerintah belum menetapkan luasan yang ideal sehingga pengelolaan hutan menjadi lebih efektif dan efisien Pemberian nomenklatur KPHP dan KPHL mengacu pada Peraturan Menteri K e h u t a n a n ( P e r m e n h u t ) N o m o r P. 6 / M e n h u t - I I / 2 0 0 9 t e n t a n g Pembentukkan KPH. Permenhut tersebut membagi KPH berdasarkan fungsi hutan, yaitu: KPHL, KPHP dan KPHK. KPH ditetapkan dalam satu atau lebih fungsí p o k o k h u t a n d a n s a t u w i l a y a h adminis t ras i a tau l in tas wi layah administrasi pemerintahan. Apabila KPH terdiri atas lebih dari satu fungsi pokok hutan, maka penetapan KPH didasarkan kepada fungsi pokok hutan yang luasannya dominan. Saat ini ada 477 KPH yang terdiri dari 310 KPHP dan 167 KPHL di seluruh Indonesia (KLHK, 2018). KPHL dan KPHP dipisahkan secara tegas di bawah pembinaan teknis Direktorat yang berbeda. KPHL di bawah bimbingan teknis Direktorat KPHL, Direktorat Jenderal Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung (Ditjen PDAS-HL), sedangkan KPHP di bawah bimbingan teknis Direktorat KPHP, Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (Ditjen PHPL). Kedua Direktorat tersebut dalam beberapa hal (seperti Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek dan penilaian kinerja) membuat aturan main yang berbeda sehingga menimbulkan kebingungan di daerah.

2 Policy Brief Volume 12 No. 10 Tahun 2018

PernyataanMasalah(Statement of the Issue/Problem)

Page 3: ISSN: 2085-787X Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ...simlit.puspijak.org/files/other/PB_2018_Vol_12_No_10-Edit04Des.pdf · 1999 menyebutkan yang dimaksud dengan unit pengelolaan

Fakta yang ada saat ini menunjukkan bahwa dalam KPHL terdapat wilayah hutan dengan fungsi hutan produksi, demikian juga sebaliknya dalam KPHP terdapat wilayah hutan dengan fungsi hutan lindung. Hasil rekapitulasi data KPH tahun 2015 menunjukkan hanya sebagian keci l KPH yang hanya mempunyai wilayah hutan produksi saja atau hanya mempunyai wilayah hutan lindung saja. Artinya sebagian besar KPH yang ada saat ini wilayahnya mempunyai dua fungsi hutan, hutan produksi dan hutan lindung. Pemisahan nomenklatur KPH menjadi KPHP dan KPHL membuat pengelolaan hutan di level administrasi terkotak-kotak, hal itu menyalahi realita yang ada di lapangan. Sebagian besar provinsi mengusulkan unit pelaksana teknis daerah (UPTD) baru dengan nomenklatur KPH bukan nomenklatur KPHP atau KPHL, paska pemberlakukan UU Nomor 23 Tahun 2014. Pemerintah daerah provins i menggabungkan beberapa KPH yang ada menjadi UPTD baru karena ada pembatasan jumlah UPTD dalam suatu dinas, sehingga terbentuk nomenklatur KPH tanpa kata K P H P m a u p u n K P H L . J e b a k a n administrasi terjadi karena nomenklatur

KPH t idak d imungkinkan ket ika berurusan dengan pendanaan dari Pemerintah Pusat, karena pendanaan di KPH bisa dicairkan jika jelas lokus nya apakah di KPHP atau KPHL.Kondisi tersebut berbeda dengan praktek pengelolaan hutan di Perum Perhutani. Walaupun filosofi pengelolaan hutan lewat Kesatuan Pemangkuan Hutan oleh Perhutani berbeda dengan konsep Kesatuan Pengelolaan Hutan, tapi kita bisa melihat hampir semua wilayah hutan Perum Perhutani benar-benar terkelola di tingkat tapak. KPH di Perum Perhutani tidak dipisahkan berdasarkan fungsi h u t a n n y a , t i d a k a d a p e m i s a h a n nomenklatur KPHL dan KPHP. Pemisahan nomenklatur KPHP dan KPHL pada masing-masing direktorat teknis yang berbeda menimbulkan beberapa perbedaan pengelolaan hutan. Ada beberapa duplikasi peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh m a s i n g - m a s i n g d i r e k t o r a t y a n g mengurusi KPH. Beberapa peraturan tersebut tujuan dan isinya hampir sama, t e t a p i b e b e r a p a K P H d i d a e r a h mengeluhkan aturan main dan satuan anggaran yang berbeda untuk kegiatan yang sama.

Hanya Hutan Produksi Hanya Hutan Lindung Hutan Produksi dan Hutan Lindung

KPHP Model Dharmasraya Unit VIII KPHP Model Lakitan KPHP Model Lalan KPHP Model Rawas KPHP Model Benakat (Unit XIV) KPHP Model Tasik Besar Serkap KPHP Model Minas Tahura KPHP Model Muko- Muko KPHP Model Kerinci KPHP Model Reg. 47 Way Terusan KPHP Model Gedong Wani (Unit XVI) KPHP Model Muara Dua KPHP Model Sungai Buaya KPHP Model Tambora Utara KPHP Model Meratus (Unit XXXI)

KPHL Model Rejang Lebong KPHL Model Sungai Beram Hitam KPHL Model Batu Tegi KPHL Model Rajabasa KPHL Model Kota Agung Utara (UnIt XVI) KPHL Model Bali Tengah (Unit II) KPHL Model Kapuas KPHL Model Ganda Dewata (Unit XII)

KPH yang memiliki HP dan HL

Jumlah : 15 8 97

Tabel 1. Wilayah KPH berdasarkan fungsi hutan

Sumber : KLHK, 2015

Fakta/KondisiSaat Ini(ExistingCondition)

3Luas dan Nomenklatur KPH Sebagai Upaya untuk Mewujudkan Efektivitas Pengelolaan Hutan

Page 4: ISSN: 2085-787X Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ...simlit.puspijak.org/files/other/PB_2018_Vol_12_No_10-Edit04Des.pdf · 1999 menyebutkan yang dimaksud dengan unit pengelolaan

No Perihal Pengusul Direktorat KPHP Direktorat KPHL

1. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek (RPHJPd)

Perdirjen PHPL Nomor P.7/PHPL/Set/3/2016 tentang Pedoman Penyusunan, Penilaian, Pengesahan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek KPHP

Perdirjen PDASHL Nomor P.18/PDAS-Set/2015 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Pendek KPHL

2. Penilaian kinerja KPH

Perdirjen PHPL Nomor P.6/PHPL/KPHP/HPL.0/4/2017 tentang Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) pada KPHP

Perdirjen PDASHL Nomor P.7/ PDASHL/SET/KUM.1/11/2016 tentang Standar Operasionalisasi KPHL

Tabel 2. Duplikasi Peraturan Perundangan di KPHP dan KPHL.

Sementara pembentukan kelembagaan KPH di kabupaten belum stabi l , Pemerintah Pusat memberlakukan UU N o m o r 2 3 Ta h u n 2 0 1 4 t e n t a n g Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Kedua peraturan tersebut mengalihkan sebagian besar kewenangan bidang kehutanan dari pemerintah kabupaten ke pemerintah provinsi. Hal tersebut berdampak pada perubahan kelembagaan KPH yang cenderung menggabungkan beberapa KPH yang ada, sehingga luas KPH menjadi lebih luas dari sebelumnya. Sebagai contoh KPH Santan (267.068 hektar) dan KPH Kelinjau (948.314 hektar) digabungkan menjadi satu menjadi KPH Santan. Luas rata-rata KPHL 126.795 hektar dan luas rata-rata KPHP 184.655 hektar (KLHK, 2018). Pembatasan jumlah UPTD KPH dalam sebuah dinas provinsi

menjadi salah satu faktor mendorong luasnya wilayah suatu KPH yang dibentuk, sehingga terlepas dari filosofi KPH sebagai unit terkecil pengelolaan hutan. Semakin luas wilayah sebuah KPH semakin jauh rentang kendali dalam pengelolaannya. Pembelajaran yang baik bisa dipetik dari KPH Yogyakarta. KPH ini mempunyai luas 15.724,50 hektar, yang terdiri dari hutan produksi (13.411,70 hektar) dan hutan lindung (2.312,80 hektar). Supaya seluruh wilayah hutannya terkelola, KPH ini terbagi menjadi 6 bagian daerah hutan (BDH) dan 26 RPH (Resort). Struktur kelembagaan dan kesiapan SDM di KPHP Yogyakarta menjadi salah satu faktor yang menentukan KPH ini sebagai satu-satunya KPH yang sudah maju dibanding KPH-KPH l a innya d i Indones i a (Sispandok KPH, 2018).

Beberapa rekomendasi kebijakan yang disarankan dalam policy brief ini adalah:1. Penghapusan nomenklatur Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) menjadi Kesatuan Pengelolaan Hutan tanpa membedakan fungsinya dan menggabungkan Direktorat KPHL dan Direktorat KPHP menjadi Direktorat KPH.

2. Pemerintah menetapkan luas maksimal KPH sesuai dengan karakteristik sumber daya hutan, karakteristik sosek setempat dan tujuan pengelolaannya. 3. M e n g e m b a l i k a n K P H k e p a d a filosofinya sebagai satuan terkecil dalam p e n g e l o l a a n h u t a n d e n g a n c a r a memfasilitasi setiap KPH yang ada saat ini menjadi bagian wilayah hutan (BDH) dan resort dengan kelengkapan SDM-nya.

Pilihan danRekomendasiKebijakan(PolicyOptions and Recommendations)

4 Policy Brief Volume 12 No. 10 Tahun 2018

Page 5: ISSN: 2085-787X Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ...simlit.puspijak.org/files/other/PB_2018_Vol_12_No_10-Edit04Des.pdf · 1999 menyebutkan yang dimaksud dengan unit pengelolaan

Sulistya Ekawati ([email protected])

Daftar Pustaka(References)

Burhanuddin, S dan Priyambudi, S. 2010. Modul Tata Hutan dan Rencana Pengelolaan Hutan Produksi. Pusat Pendidikan danLatihan Kehutanan.

Ekawati, S. 2014. Pembangunan KPH di Indonesia dalam (Hernowo, B dan E k a w a t i , S . , 2 0 1 4 ) . Operasional isasi Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH). Kanisius. Yogyakarta.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2015. Data dan Informasi Kesatuan Pengelolaan Hutan di Indonesia Tahun 2014. Direktorat Rencana, Penggunaan, P e m b e n t u k a n W i l a y a h Pengelolaan Hutan. Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan. November 2015. Jakarta.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2018. Data dan In formas i Profi l Kesa tuan Pengelo laan Hutan (KPH)

Per iode Jun i Tahun 2018 . http://kph.menlhk.go.id/

Kartodihardjo, H., Bramastho, N dan H a r i y a n t o . R . 2 0 1 1 . P e m b a n g u n a n K e s a t u a n Pengelolaan Hutan (KPH). Konsep, Peraturan Perundangan dan Implementasi. Direktorat Wi l a y a h P e n g e l o l a a n d a n Penyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan Hutan Direktora t Jenderal Planologi Kehutanan. Jakarta.

KLHK. 2017. Dukung Hutan untuk Rakya t , KLHK Tingka tkan Sinergitas Pengelolaan KPH. https://sitinurbaya.com

Sispandik KPH. 2018. Profil KPHP M o d e l Y o g y a k a r t a . http://kph.menlhk.go.id

Suprianto T. 2012. Kesatuan Pengelolaan Hutan Menuju Pemanfaatan H u t a n L e s t a r i . U N R E D D . Jakarta.

Kontak (Contacts)

5Luas dan Nomenklatur KPH Sebagai Upaya untuk Mewujudkan Efektivitas Pengelolaan Hutan

Page 6: ISSN: 2085-787X Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ...simlit.puspijak.org/files/other/PB_2018_Vol_12_No_10-Edit04Des.pdf · 1999 menyebutkan yang dimaksud dengan unit pengelolaan

Gambar 1. Budidaya kepiting soka sebagai rencana Bisnis KPHP Tasik Besar Serkap

Gambar 2. Pemandian air panas di KPHP Gularaya

6 Policy Brief Volume 12 No. 10 Tahun 2018