issn : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan...

71

Upload: vuthu

Post on 25-May-2019

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang
Page 2: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

ISSN : 1979-9101

MELATI

JURNAL MEDIA KOMUNIKASI ILMU EKONOMI

Diterbitkan Oleh : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH. Ahmad Dahlan

Lamongan JL. Ahmad Dahlan Lamongan Telp/Fax (0322) 315 987

Terbit tiga kali setahun (April, Agustus dan Desember): 1979-9101 berisi tentang hasil

penelitian, gagasan konseptual, kajian dan aplikasi teori, resensi buku dan tulisan praktis

dalam bidang Ilmu Ekonomi.

Pelindung/Penasehat

Drs. H. Munadji

(Ketua BPH PT Muhammadiyah Lamongan)

Drs. H. Mustofa Nur, MM

(Ketua STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan)

Ketua Pengarah:

Dr. H. Masram, MM., M.Pd., MMKes

Drs. Arfian Mudayan, SE., M.Pd

Ketua Penyunting:

Dr. Hj. Mu’ah, MM., M.Pd

Penyunting Pelaksana:

Drs. Sugeng Utomo., M.Pd

Drs. Matali, MM

Annita Mahmudah, SE., S.Pd., M.Ak

Drs. Salamun, M.Pd

Drs. Maghfur, M.Pd

Drs. Sukahar, MM

Dra. Yulis Saidah, M.Pd

Heti Nur Aini, SE., M.Si

Drs. H. Muhammad Mahbub, MM

Penyunting Ahli/Mitra Bestari:

Dr. Supriyanto, MM (Dosen FE-Universitas Negeri Malang)

Dr. Anang Kistyanto, MM (Dosen FE-Universitas Negeri Surabaya

Alamat Penyunting Pelaksana dan Tata Usaha: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) KH.

Ahmad Dahlan Lamongan, JL. KH. Ahmad Dahlan Lamongan, Telp/Fax (0322) 315987.

Jurnal ini diterbitkan di bawah pembinaan Ketua BPH PT Muhammadiyah Lamongan (Drs.

H. Munadji) dan Ketua STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan (Drs. H. Mustofa Nur, MM).

Page 3: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

ISSN: 1979-9101

DAFTAR ISI

Pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas 1

(Studi Pada Perusahaan PT. Indospring Tbk. Pada Tahun 2014 – 2017)

Cuk Triono Singgih STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan

Pengaruh Kompensasi Finansial dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai 9

Pad PT. Kamadjaja Logistics Surabaya

Darianto STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan

Pengaruh Etika dan Komunikasi Terhadap Kepuasan Pasien Poli Gigi di 17

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soegiri Lamongan

Erna Nur Faizah STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (Dpk) Dan Loan To Deposit Ratio (Ldr) 24

Terhadap Kinerja KeuanganPT. BPD Jatim Tahun 2014 – 2016

Annita Mahmudah STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan

Pengaruh Efektivitas, Akuntabilitas, Dan Transparansi Pengelolaan Dana 34

Keuangan Terhadap Tingkat Kepercayaan Pemakai Asuransi Pada

PT. Prudential Life Asurance Cabang Lamongan Tahun 2017

Masram STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan

Pengaruh Kompetensi, Independensi Dan Time Budget Pressure Terhadap 44

Kualitas Audit (Studi Kasus Pada Koperasi-Koperasi Di Kabupaten Lamongan)

Mu’ad STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan

Analisis Rasio Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas Dan Rasio Solvabilitas Dalam 53

Menilai Kinerja Keuangan PT. H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya

Ninik Mas’adah STIE KH. Ahmad Dahlan Lamongan

Page 4: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

1

PENGARUH LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP

PROFITABILITAS

(Studi Pada Perusahaan PT. Indospring Tbk. Pada Tahun 2014 - 2017)

CUK TRIONO SINGGIH

ABSTRACT

The aims of this study is to determine the influence of financial ratios of

Price Earing Ratio in PT Indospring Tbk listed on the Indonesia Stock Exchange.

In fundamental analysis, Price Earning Ratio is often used because it is easy to

understood by investors or prospective investors as a measure to determine how

the market value or price of a company. Financial ratios used in the liquidity

ratio, solvability ratio and profitability ratio. Variable in this study are

independent and dependent variables. The independent variable consist of

Current Ratio (CR) , Debt to Equity Ratio (DER) Return On Asset (ROA), and the

dependent variable is Price Earning Ratio. Research method used is multiple

linear regression model. Type of data is secondary data from each PT Indospring

Tbk listed on the Indonesia Stock Exchange for three years in 2014 -2017. The

samples are taken by total sampling.. Results show that the liquidity ratio and

profitability ratio has a significant effect on price earning ratio PT Indospring

shares. However solvability ratio have no significant effect on price earning ratio

PT Indospring shares. This research can be used as a reference for investors to

predicting the company’s stock price in the future and in making decesions to

invest

Keyword : Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return On Asset

(ROA)

ABSTRACT

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan Price

Earing Ratio di PT Indospring Tbk terdaftar di Bursa Efek Indonesia Bertukar.

Dalam analisis fundamental, Price Earning Ratio sering digunakan karena itu

mudah dipahami oleh investor atau calon investor sebagai ukuran tentukan

bagaimana nilai atau harga pasar sebuah perusahaan. Rasio keuangan yang

digunakan dalam rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas.

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen dan dependen.

Independen variabel terdiri dari Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER),

Return On Asset (ROA), dan variabel dependen adalah Harga Rasio Penghasilan.

Metode penelitian yang digunakan adalah model regresi linier berganda. Jenis

datanya adalah data sekunder dari masing-masing PT Indospring Tbk yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Bertukar selama tiga tahun di 2014 -2017.

Sampel diambil oleh total sampling .. Hasil menunjukkan bahwa rasio likuiditas

dan rasio profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap price earning ratio

saham PT Indospring. Namun rasio solvabilitas tidak berpengaruh signifikan

terhadap rasio harga saham perusahaan PT. Indospring Tbk. Ini rese lengkungan

dapat digunakan sebagai referensi untuk investor untuk memprediksi harga saham

perusahaan di masa depan dan dalam pembuatan decesions untuk berinvestasi.

KEY WORLD : Current Ratio (CR) , Debt to Equity Ratio (DER) Return On

Asset (ROA)

Page 5: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

2

PENDAHULUAN

Investasi saat ini tumbuh menjadi

salah satu gaya hidup masyarakat modern.

Baik individu ataupun kelompok yang

memiliki kelebihan sumber daya akan

melakukan kegiatan ini. Sartono (2010)

mendefinisikan investasi sebagai

pemanfaatan dana yang tersedia untuk

dipergunakan dalam produksi dengan

pendapatan dimasa yang akan datang.

Adapun manfaat dari investasi dibagi

menjadi dua (bagi investor dan bagi

penerima investasi), bagi investor antara

lain, mendapatkan penghasilan tetap untuk

satu periode tertentu atau aset yang telah

diinvestasikan, mengontrol perusahaan

melalui investasi yang diberikan, menjaga

hubungan baik dengan perusahaan tersebut

atau perusasahaan tersebut. Bagi penerima

investasi antara lain, mendapatkan dana

khusus yang akan digunakan untuk

mengembangkan usahanya, menjamin

ketersediaan bahan baku dari investor,

menambahkan kekurangan modal. Ada

berbagai bentuk investasi, jika suatu

kelompok atau individu melakukan

investas, maka investasi dapat dilakukan

pada aktiva rill, aktiva financial, atau

sekuritas (saham, obligasi, deposito,dan

lainnya) (Kasmir, 2008).

Secara esensial, tujuan investor

melakukan investasi adalah untuk

memaksimalkan return tanpa melakukan

faktor resiko yang dihadapi. Return yang

akan diperoleh investor dapat berasal dari

deviden maupun capital gain. Return

merupakan motivasi investor dalam

berinvestasi atas keberanian investor

dalam menanggung resiko investasi yang

dilakukan.

Salah satu alat yang perlu

dipertimbangkan investor untuk

mengetahui seberapa besar tingkat risiko

dan return yang akan didapatkan adalah

melihat rasio profitabilitas. Rasio

profitabilitas merupakan rasio keuangan

yang mengukur kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan keuntungan pada

tingkat penjualan, aset, dan modal saham

tertentu (Munawir, 2010). Investor selain

melihat rasio profitabilitas perusahaan,

turut memperhatikan rasio likuiditas dan

rasio solvabilitas. Rasio likuiditas

merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan

dengan likuiditas yang baik, akan dengan

mudah mendapat pinjaman dari lembaga

keuangan maupun dari pemilik modal atau

investor (Hanafi dan Halim, 2009).

Semakin tinggi tingkat likuiditas, maka

semakin baiklah posisi perusahaan dimata

kreditur. Oleh karena itu, terdapat

kemungkinan yang lebih besar bahwa

perusahaan akan dapat membayar

kewajibannyan tepat pada waktunya.

Namun dilain hal jika dilihat dari sisi

pemegang saham, likuiditas yang tinggi

tidak selalu menguntungkan karena

berpeluang menimbulkan dana-dana yang

menganggur atau tidak digunakan untuk

keperluan produktif yang sebenarnya dapat

digunakan untuk berinvestasi dalam

proyek-proyek yang dapat menguntungkan

perusahaan.

Rasio solvabilitas merupakan rasio

mengukur kemampuan perusahaan

memenuhi kewajiban-kewajiban jangka

panjangnya. Perusahaan dikatakan

solvable jika perusahaan tersebut dapat

membayar uatng-utangnya dengan

hartanya. Adapun sebaliknya, perusahaan

dikatakan tidak solvable atau insolvent jika

perusahaan tidak dapat membayar

utangnya dengan harta yang dimiliki.

Image perusahaan yang solvable sangat

penting dalam kegiatan perusahaan, karena

akan menambah kepercayaan masyarakat

jika perusahaan memerlukan penambahan

modal. Rasio solvabilitas membandingkan

beban hutang perusahaan secara

keseluruhan terhadap asset atau

ekuitasnya.

Jika aset perusahaan lebih banyak

dimiliki oleh pemegang, maka perusahaan

tersebut kurang laverage. Jika kreditor atau

pemberi utang (biasanya bank) memiliki

aset secara dominan, maka perusahaan

tersebut tidak memiliki tingkat laverage

Page 6: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

3

yang tinggi. Pada banker dan kreditor

jangka pendek sangat berminat untuk

mengetahui kemampuan perusahaan

membayar hutangnya dalam jangka

pendek. Sedangkan kreditor jangka

panjang selain ingin mengetahui

kemampuan jangka pendek, akan lebih

penting lagi untuk mengetahui

kemampuan perusahaan untuk membayar

hutang-hutang jangka panjang.

Para kreditor jangka panjang sangat

berkepentingan untuk mengetahui posisi

keuangan perusahaan jangka pendek dan

jangka panjang. Jika perusahaan

menggunakan lebih banyak hutang

dibanding modal sendiri maka tingkat

solvabilitas akan menurun karena beban

bunga yang harus ditanggung juga

meningkat. Hal ini akan berdampak

terhadap menurunnya profitabilitas. Dan

disini peneliti melakukan penelitian di

perusahaan PT. Indospring Tbk.,

merupakan sebagian perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan latar belakang yang

diuraikan di atas, penelitian ini fokus pada:

1) Apakah terdapat pengaruh rasio

likuiditas terhadap rasio profitabilitas?, 2)

Apakah terdapat pengaruh rasio

solvabilitas terhadap rasio profitabilitas?,

3) Apakah terdapat pengaruh rasio

likuiditas dan rasio solvabilitas terhadap

rasio profitabilitas?

Adapun tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh rasio

likuiditas dan rasio solvabilitas terhadap

rasio profitabilitas, baik secara parsial

maupun simultan. Penelitian dilakukan di

perusahaan PT. Indospring Tbk. Pada

tahun 2014 - 2017.

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Likuiditas

Likuiditas berhubungan dengan

masalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban finansialnya yang

harus segera dipenuhi. Likuiditas

perusahaan menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk membayar kewajiban

finansial jangka pendek tepat pada

waktunya (Kasmir, 2008). Artinya apabila

perusahaan ditagih, perusahaan akan

mampu untuk memenuhi utang tersebut

terutama utang yang sudah jatuh tempo.

Dengan kata lain, rasio likuiditas berfungsi

untuk menunjukkan atau mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibannya yang sudah jatuh tempo,

baik kewajiban kepada pihak luar

perusahaan (likuiditas badan usaha)

maupun di dalam perusahaan (likuiditas

perusahaan).

Teori Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan

suatu perusahaan untuk membayar hutang

dalam jangka panjang. Menurut Khidmat

dan Rehman (2014), rasio solvabilitas atau

laverage merupakan rasio yang

digunakkan untuk mengukur sejauh mana

aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.

Artinya beberapa besar beban utang yang

ditanggung perusahaan dibandingkan

dengan aktivanya. Solvabilitas diukur

dengan perbandingan antara total aktiva

dengan total utang, ukuran tersebut

mensyaratkan agar perusahaan mampu

memenuhi semua kewajibannya, baik

jangka pendek maupun jangka panjang.

Perusahaan dapat dikatakan dalam kondisi

ideal, apabila perusahaan dapat memenuhi

kewajiban jangka pendeknya (likuid) dan

juga memenuhi kewajiban jangka

panjangnya (solvable).

Teori Profitabilitas

Tujuan akhir yang ingin dicapai

suatu perusahaan yang terpenting adalah

memperoleh laba atau keuntungan yang

maksimal, disamping hal-hal lainnya.

Dengan memperoleh laba yang maksimal

seperti yang telah ditargetkan, perusahaan

dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan

pemilik, karyawan, serta meningkatkan

mutu produk dan melakukan investasi

Page 7: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

4

baru. Selain itu, profitabilitas merupakan

alat yang digunakan untuk menganalisis

kinerja manajemen karena tingkat

profitabilitas akan menggambarkan posisi

laba perusahaan. Munawir (2010)

menjelaskan definisi rasio profitabilitas

adalah rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam mencetak

laba. Bagi para pemegang saham, rasio ini

menunjukkan tingkat penghasilan mereka

dalam berinvestasi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif, yang bertujuan

untuk mendapatkan penjelasan mengenai

hubungan atau sebab akibat diantara

variabel yang ada melalui pengujian

hipotesis. Jenis data yang diperlukan dan

dikumpulkan dalam penelitian ini ialah

data kuantitatif berupa laporan keuangan

perusahaan PT. Indospring Tbk. Pada

tahun 2014 - 2017.

Sampel dalam penelitian ini adalah

berupa data laporan keuangan tahunan

perusahaan PT. Indospring Tbk. pada

tahun 2014 sampai dengan 2017.

Penelitian ini menggunakan metode

pengumpulan data observasi dengan data

sekunder berupa laporan keuangan

perusahaan PT. Indospring Tbk. yang

dimuat dalam Indonesian Capital Market

Electronic Library tahun 2014 sampai

2017.

HASIL PENELITIAN

Rasio Likuiditas (X1)

Berdasarkan data laporan keuangan

perusahaan PT. Indospring Tbk yang

terdaftar di Indonesia Index Exchange

(IDX) periode 2014-2017 didapat hasil

perhitungan rasio likuiditas sebagai

berikut:

Tahun Aset Lancar Hutang Lancar CR

2014 975.954.232.621 335.123.443.360 291,22

2015 992.929.224.058 445.006.853.182 223,13

2016 981.694.103.645 323.699.362.103 303,27

2017 1.044.177.985.635 203.724.817.070 512,54

Dilihat dari perolehan angka rasio

likuiditas diatas, pada dasarnya perusahaan

masih mempunyai tingkat angka rasio

yang fluktuatif. PT Indospring Tbk pada

tahun 2015 didapat angka rasio likuiditas

yang rendah yaitu 223,13. Sedangkan

angka rasio likuiditas tinggi pada tahun

2017 yaitu 512,54. Sedangkan angka rasio

likuiditas pada tahun 2014 dan tahun 2016

adalah 291,22 dan 303,27. Dari angka-

angka inilah yang menjadikan apakah

solvabilitas berpengaruh terhadap

profitabilitas atau tidak.

Rasio Solvabilitas (X2)

Berdasarkan data laporan keuangan

perusahaan PT. Indospring Tbk yang

terdaftar di Indonesia Index Exchange

(IDX) periode 2014-2017 didapat hasil

perhitungan rasio solvabilitas sebagai

berikut:

Tahun Total Hutang Total Aktiva DAR

2014 454.347.526.616 2.282.666.078.493 19,90

2015 634.889.428.231 2.553.928.346.219 24,86

2016 409.208.624.907 2.477.272.502.538 16,52

2017 289.798.419.319 2.434.617.337.849 11,90

Pada tabel di atas dapat terlihat

bahwa terdapat perubahan angka rasio

solvabilitas dari tiap-tiap tahunnya. PT

Indospring Tbk pada tahun 2017 didapat

angka rasio yang rendah yaitu 11,90. Pada

tahun 2015 didapat angka rasio yang tinggi

yaitu 24,86. Sedangkan pada tahun 2014

Page 8: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

5

dan tahun 2016 didapat angka rasio

solvabilitas 19,90 dan 16,52. Dari angka-

angka inilah yang menjadikan apakah

solvabilitas berpengaruh terhadap

profitabilitas atau tidak.

Profitabilitas (Y)

Rasio profitabilitas dalam

penelitian ini diukur menggunakan Return

On Assets (ROA), yakni mengukur

kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba berdasarkan tingkat

aset tertentu. Perhitungan rasio

profitabilitas PT Indospring Tbk.

ditunjukkan pada Tabel berikut ini.

Tahun Laba Bersih Total Aset ROA

2014 127.657.439.

869

2.282.666.07

8.493 5,59

2015 1.933.819.15

2

2.553.928.34

6.219 0,07

2016 49.556.367.3

34

2.477.272.50

2.538 2,00

2017 113.639.539.

901

2.434.617.33

7.849 4,67

Pada tabel diatas dapat terlihat

bahwa terdapat perubahan angka rasio

profitabilitas dari tiap-tiap tahunnya. PT

Indospring Tbk pada tahun 2015 didapat

angka rasio profitabilitas yang rendah

yaitu 0,07. Sedangkan pada tahun 2014

didapat angka rasio profitabilitas yang

tinggi yaitu 5,59. Sedangkan pada tahun

2016 dan tahun 2017 didapat rasio

profitabilitas 2,00 dan 4,67.

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Uji Parsial

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardi

zed

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4,102 30,229 ,136 ,914

Likuiditas

(X1) ,005 ,041 ,268 ,132 ,917

Solvabilitas

(X2) -,154 ,938 -,334 -,164 ,897

a. Dependent Variable: Profitabilitas (Y)

Dari tabel di atas dapat

disimpulkan:

1. Nilai konstanta sebesar 4,102

menunjukkan bahwa ketika CR dan

DAR bernilai nol, maka profitabilitas

(ROA) bernilai 4,102.

2. Nilai koefisiensi likuiditas untuk

variabel X1 sebesar 0,005. Hal ini

mengandung arti bahwa setiap

kenaikan likuiditas (CR) 1% akan

diikuti oleh kenaikan profitabilitas

(ROA).

3. Nilai koefisien solvabilitas sebesar -

0,154 dengan tanda negatif. Hal ini

mengandung arti bahwa kenaikan

setiap 1% unit DAR akibat kenaikan

hutang yang relatif lebih besar dari

kenaikan akttiva sehingga efeknya

profitabilitas (ROA) menurun.

Secara parsial Nilai signifikan

variabel likuiditas (CR) adalah 0,917

(lebih besar dari 0,05) sehingga dapat

dikatakan variabel likuiditas (CR) tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap

profitabilitas. Dengan demikian hipotis

pertama (H0) ditolak.

Secara parsial variabel solvabilitas

(X2), diperoleh nilai signifikan sebesar

0,897 (lebih besar dari 0,05) sehingga

dapat dikatakan variabel solvabilitas

(DAR) tidak berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas (ROA) perusahaan.

Dengan demikian H2 ditolak.

Uji Simultan

Perhitungan F hitung dapat dilihat

pada Tabel berikut.

ANOVAa

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 6,626 2 3,313 ,267 ,808b

Residual 12,428 1 12,428

Page 9: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

6

Total 19,055 3 a. Dependent Variable: Profitabilitas (Y)

b. Predictors: (Constant), Solvabilitas (X2), Likuiditas (X1)

Dilihat dari hasil perhitungan nilai

F hitung = 3,448, dengan nilai signifikansi

sebesar 0,808 > 0,05. Hasil ini

menunjukkan bahwa secara simultan

(bersamaan) variabel likuiditas dan

solvabilitas tidak berpengaruh signifikan

secara simultan terhadap profitabilitas

perusahaan.

Uji Determinasi

Berdasarkan perhitungan analisis

regresi diperoleh koefisien determinasi (R2)

sebesar 0,590 yang berarti 59,0%. Hal ini

menunjukkan bahwa persentase

sumbangan pengaruh variabel independen

(likuiditas dan solvabilitas) terhadap

variabel dependen (profitabilitas)

Sedangkan sisanya sebesar 41,0 %

ditentukan oleh variabel lain di luar

variabel penelitian.

PEMBAHASAN

Secara keseluruhan didapat sebuah

persamaan regresi linier berganda dengan

nilai Y = 4,102+ 0,005 CR – 0,154 DAR.

Hipotesis pertama mengenai

variabel likuiditas (CR). Diketahui bahwa

nilai Unstandardized Coefficients B

sebesar 0,005 menunjukkan bahwa CR

berpengaruh positif terhadap ROA

perusahaan. Hal ini berarti peningkatan

likuiditas dapat meningkatkan profitabilitas

perusahaan yang diproyeksikan dengan

ROA. Nilai signifikan variabel likuiditas

(CR) adalah 0,917 dimana ini lebih besar

dari 0,05 sehingga dapat dikatakan variabel

likuiditas (CR) tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap profitabilitas, sehingga

dapat disimpulkan hipotis pertama (H0)

ditolak.

Hipotesis kedua mengenai

solvabilitas (DAR). Diketahui bahwa nilai

Unstandardized Coefficients B sebesar -

0,154 menunjukkan bahwa DAR

berpengaruh negatif terhadap ROA

perusahaan. Hasil yang negatif

meenginterpretasikan bahwa peningkatan

solvabilitas tidak berpengaruh terhadap

profitabilitas perusahaan yang

diproyeksikan dengan ROA. Nilai

signifikan variabel solvabilitas (DAR)

adalah 0,897 dimana itu lebih besar dari

0,05 sehingga dapat dikatakan variabel

solvabilitas (DAR) tidak berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas (ROA)

perusahaan. Hasil analisis regresi

menunjukkan bahwa solvabilitas

berhubungan negatif dan tidak signifikan

terhadap profitabilitas. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa hipotesis kedua (H2)

ditolak.

Berdasarkan perhitungan statistik

uji F diketahui bahwa nilai F adalah 3,448

dan nilai signifikansi 0,808 yang lebih

besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan

bahwa semua variabel independen yaitu

likuiditas yang diproyeksikan dengan CR

dan solvabilitas diproyeksikan dengan

DAR tidak berpengaruh signifikan secara

simultan terhadap rasio profitabilitas

perusahaan yang diproyeksikan dengan

ROA.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Likuiditas (X1) berpengaruh positif

tetapi tidak signifikan terhadap

profitabilitas.

2. Solvabilitas (X2) berpengaruh negatif

dan tidak signifikan terhadap

profitabilitas.

3. Likuiditas dan solvabilitas secara

bersama-sama tidak berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas

perusahaan.

Saran

Adapun saran yang dapat

disampaikan berdasarkan penelitian ini

adalah:

Page 10: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

7

Pihak manajemen harus

meningkatkan kualitas aktiva produktif

yang dimilikinya serta berupaya lebih hati-

hati dalam mengelolanya, karena telah

terbukti bahwa likuiditas berpengaruh

positif terhadap profitabilitas perusahaan.

Bagi para investor hendaknya

melihat likuiditas suatu perusahaan

sebelum menanamkan modalnya. Karena

dalam penelitian ini didapat hasil bahwa

likuiditas berpengaruh positif terhadap

profitabilitas yang berarti kenaikan

likuiditas akan diikuti oleh kenaikan

profitabilitas perusahaan.

Untuk penelitian selanjutnya

diharapkan menambah perhitungan rasio

tidak hanya berfokus pada Current Ratio,

Debt To Total Asset dan Return On Asset

saja tetapi dengan menambah rasio

perhitungan yang lain khususnya berkaitan

dengan ekuitas sehingga diperoleh

perhitungan dan analisis yang lebih

menyeluruh dan akuran untuk menilai

adanya pengaruh terhadap profitabilitas.

DAFTAR PUSTAKA

Hanafi, M.M. dan Halim, A. 2009.

Analisis Laporan Keuangan, edisi 4.

Yogyakarta.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan

Keuangan. (PT. Raja Grafindo

Persada): Jakarta.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan

Keuangan. (PT. Rajawali Pers):

Jakarta.

Khidmat, W. dan Rehman, M.U. 2014

Impact of Likuidity and Solvency on

Profitability, edisi 4. Pakistan.

Munawir, S. 2010. Analisis Laporan

Keuangan, edisi 4. Yogyakarta.

Sartono, A. 2010. Manajemen Keuangan

Teori dan Aplikasi, edisi 4.

Yogyakarta.

Sugiono. 2014. Metode Penelitian Bisnis,

edisi 18. Bandung.

Page 11: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

9

PENGARUH KOMPENSASI FINANSIAL DAN LINGKUNGAN KERJA

TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA PT. KAMADJAJA LOGISTICS

SURABAYA

DARIANTO

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompensasi finansial

dan lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai PT. Kamadjaja Logistics

Surabaya. Sampel penelitian ditentukan sebanyak 77 orang dengan menggunakan

teknik sampling jenuh, yaitu seluruh anggota populasi dijadikan sampel. Data

dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel kompensasi finansial dan lingkungan kerja

berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai, baik secara parsial maupun

simultan. Variabel kompensasi finansial lebih dominan pengaruhnya terhadap

kinerja pegawai PT. Kamadjaja Logistics Surabaya dalam perbandingan variabel

lingkungan kerja.

Kata Kunci: Kompensasi Finansial, Lingkungan Kerja, Kinerja

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of financial compensation and

work environment on the performance of employees of PT. Kamadjaja Logistics

Surabaya. The study sample was determined as many as 77 people using saturated

sampling techniques, namely all members of the population were sampled. Data

were analyzed using multiple linear regression. The results of the study show that

the financial compensation variables and work environment have a significant

effect on employee performance, both partially and simultaneously. Financial

compensation variables are more dominant influence on the performance of

employees of PT. Kamadjaja Logistics Surabaya in a comparison of work

environment variables.

Keywords: Financial Compensation, Work Environment, Performance

Page 12: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

10

PENDAHULUAN

Kinerja merupakan sistem yang

digunakan untuk menilai dan mengetahui

apakah seorang karyawan telah

melaksanakan pekerjaanya secara

keseluruhan atau merupakan perpaduan

hasil kerja (apa yang harus dicapai

seseorang) dan kompetensi (bagaimana

seseorang mencapainya) (Sedarmayanti,

2009). Kinerja karyawan pada dasaranya

adalah hasil kerja karyawan selama

periode tertentu. Pemikiran tersebut

dibandingkan dengan target atau sasaran

yang telah disepakati bersama. Dalam

hubunganya dengan peningkatan

kesejahteraan hidup para pegawai, suatu

organisasi harus secara efektif

memberikan kompensasi sesuai dengan

beban kerja yang di terima pegawai.

Salah satu fenomena yang muncul

dewasa ini adalah adanya kebijakan

pemberian kompensasi yang cenderung

masih belum sepenuhnya sesuai dengan

harapan pegawai sedangkan kompensasi

itu sendiri adalah merupakan salah satu

faktor untuk mendorong pegawai agar

memiliki kinerja yang tinggi. Bagi

perusahaan, kompensasi memiliki arti

penting karena kompensasi mencerminkan

upaya organisasi dalam mempertahankan

dan meningkatkan kesejahteraan pegawai.

Mangkunegara (2007) mengungkapkan

bahwa kompensasi yang tidak memadai

dapat menurunkan prestasi kerja, bahkan

dapat menyebabkan potensial keluar dari

perusahaan. Menurut Hasibuan (2001)

kompensasi adalah semua pendapatan

yang berbentuk uang,barang langsung atau

tidak langsung yang diterima oleh

karyawan sebagai imbalan atas yang

diberikan kepada perusahaan.

Pemberian kompensasi sangat

penting bagi pegawai, karena besar

kecilnya kompensasi merupakan ukuran

terhadap prestasi kerja pegawai. Hal ini

bermakna apabila sistem kompensasi yang

diberikan suatu perusahaan cukup adil

untuk pegawai, akan mendorong pegawai

untuk lebih baik dalam melakukan

pekerjaannya dan lebih bertanggung jawab

atas masing-masing tugas yang diberikan.

Tujuan kompensasi dilakukan perusahaan

antara lain untuk menghargai prestasi

pegawai, memperoleh pegawai yang lebih

bermutu, dan sistem kompensasi haruslah

dapat memotivasi para pegawai agar

tercapainya kinerja yang baik yang

dihasilkan pegawai untuk perusahaan

(Supratikno, 2006).

Desler (2000) menyatakan bahwa

selain kompensasi, faktor lain yang perlu

diperhatikan oleh perusahaan untuk

meningkatkan kinerja karyawannya adalah

lingkungan kerja. Meskipun lingkungan

kerja tidak melaksanakan proses produksi

dalam satu perusahaan, namun lingkungan

kerja mempunyai pengaruh langsung

terhadap para pegawai yang melaksanakan

proses produksi tersebut. Lingkungan kerja

yang kondusif, aman, dan nyaman bagi

pegawai dapat meningkatkan kinerja.

Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak

memadai dapat menurunkan kinerja

karyawan (Hasibuan, 2001).

Lingkungan kerja merupakan

tempat dimana para pegawai melakukan

aktivitas bekerja. Lingkungan kerja dapat

membawa dampak positif dan negatif bagi

pegawai dalam rangka mencapai hasil

kerjanya. Pada saat ini lingkungan kerja

dapat di desain sedemikian rupa untuk

menciptakan hubungan kerja yang

mengikat pekerja dengan lingkungan

kerjanya. Lingkungan kerja yang baik

yaitu apabila pegawai dapat melaksanakan

kegiatan secara optimal, sehat, aman dan

nyaman. Lingkungan kerja yang kurang

Page 13: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

11

baik dapat menuntut tenaga kerja serta

waktu yang lebih banyak dan tidak

mendukung di perolehnya rancangan

sistem kerja yang efisien.

Menurut Mangkunegara (2007)

lingkungan kerja mempunyai hubungan

yang sangat erat terhadap kinerja

karyawan. Motif berprestasi yang perlu

dimiliki oleh karyawan harus ditumbuhkan

dari dalam diri sendiri dan dari lingkungan

kerja, karena motif berprestasi yang

ditumbuhkan dari dalam diri sendiri akan

membentuk suatu kekuatan diri dan jika

situasi lingkungan kerja turut menunjang

maka pencapaian kinerja akan menjadi

lebih optimal.

Terdapat beberapa permasalahan

terkait pemanfaatan kompensasi dan

lingkungan kerja yang kurang optimal di

PT. Kamadjaja Logistics Surabaya sebagai

upaya peningkatan kinerja karyawan.

Berdasarkan hasil prasurvey, ditemukan

bahwa PT. Kamadjaja Logistics Surabaya

kurang memperhatikan pegawainya

dengan cara memberikan bonus atau

tunjangan sehingga pegawai tidak

semangat melakukan pekerjaan yang

diberikan pemimpin yang mengakibatkan

pegawai melakukan pekerjaan dengan

setengah-setengah. Permasalahan lain juga

nampak pada kondisi lingkungan kerja

yang kurang kondusif. Minimnya fasilitas

(AC, Blower atau kipas angin)

mengakibatkan pegawai merasa gerah dan

pada akhirnya berpengaruh pada semangat

kerja pegawai, dimana pegawai tidak bisa

berfikir secara logis. Ruang kerja yang

kurang bersih dan tidak tertata

memungkinkan pegawai tidak dapat

bekerja dengan nyaman dan tidak dapat

menghasilkan kinerja yang baik.

Berdasarkan permasalahan

tersebut, unsur kompensasi finansial dan

lingkungan kerja yang memadai menjadi

faktor penting untuk menciptakan kinerja

karyawan yang optimal. Terlebih pegawai

PT. Kamadjaja Logistics Surabaya dituntut

untuk melaksanakan pekerjaannya tepat

waktu, sehingga diharapkan diharapkan

kegiatan operasional pegawai berjalan

dengan lancar dan tepat sesuai dengan

waktu yang telah ditentukan. Dengan

demikian, dibutuhkan pegawai yang dapat

memiliki semangat kerja yang tinggi. Hal

ini dapat terwujud apabila pegawai

mendapatkan atau memperoleh

kompensasi yang optimal dan adil serta di

dukung lingkungan kerja yang kondusif,

sehingga keduanya berpengaruh positif

terhadap kinerja pegawai.

Berdasarkan pada penjelasan yang

telah diuraikan di atas, maka penelitian ini

penting dilakukan dengan tujuan untuk

melihat pengaruh kompensasi finansial

dan lingkungan kerja terhadap kinerja

pegawai. Dengan demikian, fokus

penelitian ini antara lain: 1) Apakah

terdapat pengaruh etika terhadap kepuasan

pasien?, 2) Apakah terdapat pengaruh

komunikasi terhadap kepuasan pasien?, 3)

Apakah terdapat pengaruh etika dan

komunikasi terhadap kepuasan pasien?

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Kompensasi Finansial

Handoko (2003) menyatakan

bahwa kompensasi penting bagi karyawan

sebagai individu karena besarnya

kompensasi mencerminkan ukuran karya

mereka diantara para karyawan itu sendiri,

keluarga dan masyarakat. Tulus (1996)

mendefinisikan kompensasi atau balas jasa

sebagai pemberian penghargaan langsung

maupun tidak langsung, finansial maupun

non finansial yang adil dan layak kepada

Page 14: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

12

karyawan atas sumbangan mereka dalam

pencapaian tujuan organisasi.

Kompensasi langsung disebut juga

upah dasar yakni upah atau gaji tetap yang

diterima oleh seorang pekerja dalam

bentuk upah bulanan (salary) atau

mingguan atau upah setiap jam (hourly

wage). Sedangkan kompensasi tidak

langsung adalah pemberian bagian

keuntungan atau manfaat lainnya bagi para

pekerja di luar gaji atau upah tetap, dapat

berupa uang atau barang. Misalnya THR,

tunjangan hari raya, jaminan kesehatan,

liburan, cuti, dan lain-lain.

Teori Lingkungan Kerja

Menurut Simamora (2004)

lingkungan kerja adalah keseluruhan alat

perkakas dan bahan yang dihadapi,

lingkungan sekitarnya dimana seseorang

bekerja, metode kerjanya, serta

pengaturan kerjanya baik sebagai

perseorangan maupun sebagai kelompok.

Lingkungan kerja merupakan segala

sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada

saat bekerja, baik yang berbentuk fisik

ataupun non fisik, langsung atau tidak

langsung, yang dapat mempengaruhi

dirinya dan pekerjaanya saat bekerja.

Lingkungan kerja fisik meliputi: a)

lingkungan yang langsung berhubungan

dengan karyawan (Seperti: pusat kerja,

kursi, meja dan sebagainya), dan b)

lingkungan perantara atau lingkungan

umum dapat juga disebut lingkungan kerja

yang mempengaruhi kondisi manusia.

Misalnya temperatur, kelembaban,

sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan,

getaran mekanis, bau tidak sedap, warna,

dan lain-lain. Sedangkan lingkungan kerja

non fisik adalah semua keadaan yang

terjadi yang berkaitan dengan hubungan

kerja, baik hubungan dengan atasan

maupun hubungan sesama rekan kerja,

ataupun hubungan dengan bawahan.

Teori Kinerja Pegawai

Menurut Mangkunegara (2007)

kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas

yang dicapai oleh seorang karyawan dalam

melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan

kepadanya. Penilaian kinerja karyawan

tidak hanya menilai hasil fisik, tetapi

pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan

yang menyangkut berbagai bidang seperti

kemampuan kerja, kerajinan, kedisiplinan,

hubungan kerja atau hal-hal khusus sesuai

dengan bidang dan level pekerjaan yang

dijabatnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan metode

survei, yang bertujuan untuk mendapatkan

penjelasan mengenai hubungan atau sebab

akibat diantara variabel yang ada melalui

pengujian hipotesis. Sampel dalam

penelitian ini adalah sebanyak 77

responden dengan teknik sampling jenuh,

yaitu seluruh anggota populasi dijadikan

sampel. Responden dalam penelitian ini

adalah seluruh karyawan PT. Kamadjaja

Logistics Surabaya.

Penelitian ini menggunakan data

primer yang diperoleh langsung dari

responden. Proses pengambilan data

primer dilakukan dengan menyebarkan

kuesioner. Setiap indikator pertanyaan dari

kuesioner diukur menggunakan skala

Likert dengan rentang nilai mulai dari 1

yang menunjukkan pernyataan sangat

tidak baik hingga 5 yang menunjukkan

Page 15: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

13

pernyataan sangat setuju. Suatu item

dikatakan valid, jika r hitung > r tabel.

Pengujian reliabilitas dilakukan melalui

nilai cranbach Alpha > 0,60 (Ghozali,

2011).

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Responden

Karakteristik responden dalam

penelitian ini dapat dilihat dari kategori

jenis kelamin, diketahui bahwa responden

terbanyak adalah laki-laki berjumlah 76

orang dan 1 orang berjenis kelamin

perempuan. Dilihat dari jenis usia, dimana

responden terbanyak adalah responden

dengan rentang usia 20 – 30 tahun

sebanyak 44 responden (57,1%).

Deskripsi Variabel Penelitian

Variabel Kompensasi Finansial (X1)

Hasil dari jawaban responden

mengenai kompensasi finansial yang

diberikan PT. Kamadjaja Logistics

Surabaya menunjukkan bahwa mayoritas

responden menjawab setuju dengan

prosentase sebesar 63,3%, 21,4%

menyatakan sangat setuju, menjawab

setuju 63,3% yang menjawab netral

15,3%, Hal ini menunjukan bahwa

pegawai di PT. Kamadjaja Logistics

memiliki pemahaman tentang kompensasi

finansial secara baik sesuai dengan apa

yang diberikan oleh perusahaan kepada

karyawan.

Variabel Lingkungan Kerja (X2)

Jawaban tertinggi variabel

lingkungan kerja adalah menjawab setuju

(41,4%), yang menyatakan sangat setuju

33,2%, menjawab setuju 41,4%, menjawab

ragu-ragu 18,6%, yang menjawab tidak

setuju 5,4% sedangkan yang menjawab

sangat tidak setuju 1,4%. Hal ini

menunjukan bahwa pegawai di PT.

Kamadjaja Logistics memiliki pemahaman

tentang lingkungan kerja yang baik dengan

memandang apa yang telah diberikan oleh

perusahaan sudah cukup memadai.

Variabel Kinerja Pegawai (Y)

Hasil jawaban responden terhadap

variabel kinerja pegawai menunjukan

bahwa jawaban terbesar adalah sangat

setuju (36,6%), menjawab setuju 28,7%

yang menjawab ragu-ragu 16,9%, yang

menjawab tidak setuju 11,5% sedangkan

yang menjawab sangat tidak setuju 6,1%.

Hasil ini memberikan arti bahwa sebagian

besar kinerja karyawan PT. Kamadjaja

Logistics Surabaya pada level baik, namun

prosentase jawaban sebesar 36,6% dinilai

masih kurang. Oleh karena itu, perlu

adanya peningkatan lagi kinerja karyawan

di PT. Kamadjaja Logistics Surabaya.

HASIL UJI HIPOTESIS

Uji Parsial

Secara parsial variabel kompensasi

finansial (X1), diperoleh nilai thitung > ttabel

(2,018 > 1,992), maka Ha diterima dan

Ho ditolak. Adapun nilai taraf signifikansi

0,026 < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha

diterima yang artinya bahwa ada pengaruh

kompensasi finansial terhadap kinerja

pegawai.

Secara parsial variabel lingkungan

kerja (X2), diperoleh nilai thitung > ttabel

(4,282 > 1,992) , maka Ha diterima dan

Ho ditolak sedangkan taraf signifikansi

sebesar 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan

Page 16: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

14

Ha diterima. Hasil ini menunjukan bahwa

ada pengaruh lingkungan kerja terhadap

kinerja pegawai, sehingga semakin baik

lingkungan kerja maka semakin baik pula

kinerja pegawai.

Uji Simultan

ANOVAb

Model Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 115,579 2 57,789 11,429 ,000a

Residual 197,207 74 5,057

Total 312,786 76

a. Predictors: (Constant) x1, x2

b. Dependent Variable: y

Dilihat dari hasil perhitungan nilai

F hitung = 11,429, dengan nilai

signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hasil ini

menunjukkan bahwa secara simultan

(bersamaan) variabel kompensasi finansial

dan lingkungan kerja mempunyai

pengaruh signifikan terhadap kinerja

pegawai PT. Kamadjaja Logistics

Surabaya.

PEMBAHASAN

Secara keseluruhan didapat sebuah

persamaan regresi linier berganda dengan

nilai Y = 4,949 + 0,547X1 + 0,606X2 + e.

Persamaan hasil regresi tersebut

mempunyai arti sebagai berikut :

X1 (Kompensasi Finansial) = 0,54,

artinya apabila terjadi kenaikan pada

Kompensasi Finansial dalam satu satuan,

maka dapat meningkatkan Kinerja Pegawai

sebesar 0,547 dimana faktor lainnya dalam

keadaan konstan atau nol.

X2 (Lingkungan) = 0,606. Artinya

apabila terjadi kenaikan pada variabel

Lingkungan dalam satu satuan, maka dapat

meningkatka Kinerja Pegawai sebesar

0,606 dimana faktor lainnya dalam keadaan

konstan atau nol.

Apabila dilihat secara parsial

berdasarkan nilai uji t pengaruh

kompensasi finansial terhadap kinerja

pegawai diperoleh nilai thitung > ttabel (2,018

> 1,992) maka Ha diterima dan Ha ditolak.

Sedangkan taraf signifikansi 0,026 > 0,05

maka Ho ditolak dan Ha diterima yang

artinya bahwa ada pengaruh kompensasi

finansial terhadap kinerja pegawai.

Pemberian kompensasi yang sesuai dengan

standar kerja pegawai dapat meningkatkan

kinerja pegawai PT. Kamadjaja Logistics

Surabaya.

Apabila dilihat secara parsial

berdasarkan nilai uji t pengaruh lingkungan

kerja terhadap kinerja pegawai diperoleh

nilai thitung > ttabel (4,282 > 1,992) maka Ha

diterima dan Ho ditolak, sedangkan taraf

signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Artinya ada pengaruh

lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai.

Adanya lingkungan kerja yang nyaman di

PT. Kamadjaja Logistic Surabaya mampu

meningkatkan kinerja pegawai.

Apabila dilihat secara simultan

antara variabel kompensasi finansial dan

lingkungan kerja , maka di peroleh nilai F

sebesar 11,429 dengan nilai signifikansi

sebesar 0,000. Apabila dibandingkan

dengan taraf signifikansi yang telah

ditentukan sebesar 0,05, maka

mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh

pada kedua variabel tersebut secara

bersamaan dalam menciptakan kinerja

pegawai yang optimal. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha

diterima.

Page 17: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

15

Kedua variabel independen

(kompensasi finansial dan lingkungan

kerja) berpengaruh terhadap variabel

dependen (kinerja pegawai), baik secara

parsial maupun simultan. Hal ini berarti

PT. Kamadjaja Surabaya dapat lebih

meningkatkan lagi kompensasi finansial

dan lingkungan kerja para pegawai

sehingga dapat meningkatkan kinerja

mereka.

Kondisi di lapangan menunjukan

bahwa kompensasi finansial berperan aktif

daripada lingkungan kerja dalam

menciptakan kinerja. Dengan nilai kerja,

mampu mendorong inisiatif dan kreativitas

pegawai. Kondisi seperti inilah yang

selanjutnya menciptakan antusiasme

pegawai untuk bersatu mencapai tujuan

perusahaan, sehingga dalam

memaksimalkan pencapaian kinerja

karyawan di PT. Kamadjaja Logistics tidak

mengalami kesulitan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kompensasi finansial secara parsial

mampu meningkatkan kinerja

pegawai. Adanya peningkatan

pemberian kompensasi, akan

meningkatkan kinerja pegawai PT.

Kamadjaja Logistics.

2. Lingkungan kerja secara parsial

mampu meningkatkan kinerja

pegawai. Semakin baik dan

kondusif lingkungan kerja,

semakin tinggi kinerja pegawai

yang dicapai.

3. Kompensasi finansial dan

lingkungan kerja secara simultan

mampu meningkatkan kinerja

pegawai PT. Kamadjaja Logistics.

Saran

Adapun saran yang dapat

disampaikan berdasarkan penelitian ini

adalah:

1. Memberikan penghargaan (reward)

bagi pegawai yang berprestasi dan

(punishment) bagi pegawai yang

melanggar secara tegas dan jelas.

2. Memberikan motivasi kepada

bawahannya seperti memberikan

pujian, kompensasi, selalu melibatkan

bawahannya dalam pekerjaan dan

pengambilan keputusan, menjalinkan

komunikasi dan koordinasi yang

efektif dan baik.

3. Mengalokasikan dan menyediakan

anggaran yang diperuntukan untuk

tunjangan pegawai yang layak sesuai

beban kerja.

4. Pengadaan sarana dan prasarana

(fasilitas) kantor dan gudang yang

memadai sesuai dengan kebutuhan

kerja.

5. Memberikan pekerjaan yang jelas

sesuai dengan wewenang dan aturan

yang telah ditetapkan.

6. Melakukan evaluasi secara berkala

atas hasil pekerjaan pegawai melalui

rapat staf dan operasional secara rutin.

DAFTAR PUSTAKA

Dessler, Gary. 2000. Human Resource

Management 8th edition. New

Jersey: Prentice-Hall. Inc.

Handoko, T.Hani. 2003. Manajemen

Personalia dan Sumber Daya

Manusia. Yogyakarta. BPFE.

Page 18: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

16

Hasibuan, Malayu S.P, 2001, Manajemen

Sumber Daya Manusia, Jakarta:

Bumi Aksara.

Mangkunagera, A. P. 2007. Evaluasi

Kinerja Sumber Daya Manusia. PT.

Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sedarmayanti. 2009. Sumber Daya

Manusia dan Produktifitas kerja.

Bandung. Penerbit Bandar Maju.

Simamora, Henry. 2004. Manajemen

Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:

STIE YKPN.

Supratikno, H. dkk. 2006. Manajemen

Kinerja Untuk Menciptakan

Keunggulan Bersaing. Yogyakarta.

Graham ilmu.

Tulus, Moh. Agus. 1996. Perilaku

Organisasi Konsep Dasar dan

Aplikasinya. Jakarta: raja Grafindo

Persada.

Page 19: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

17

PENGARUH ETIKA DAN KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN

PASIEN POLI GIGI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEGIRI

LAMONGAN TAHUN 2017

ERNA NUR FAIZAH

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh etika dan komunikasi

terhadap kepuasan pasien poli gigi di RSUD Dr. Soegiri Lamongan Tahun 2017.

Sampel penelitian ditentukan sebanyak 80 orang dengan menggunakan teknik

simple random sampling. Data dianalisis dengan menggunakan regresi linier

berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel etika dan komunikasi

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien, baik secara parsial maupun

simultan. Variabel Komunikasi lebih dominan pengaruhnya terhadap kepuasan

pasien Poli Gigi RSUD Dr. Soegiri Lamongan dalam perbandingan variabel etika.

Kata Kunci: Etika, Komunikasi, Kepuasan Pasien

ABSTRACT

This study aims to determine the influence of ethics and communication on the

satisfaction of dental poly patients in Dr. Soegiri Lamongan 2017. The study

sample was determined by 80 people using simple random sampling technique.

Data were analyzed using multiple linear regression. The results showed that

ethical and communication variables had a significant effect on patient

satisfaction, both partially and simultaneously. Communication variables have

more dominant influence on the satisfaction of patients in the Dental Polyclinic

Dr. Soegiri Lamongan in a comparison of ethical variables.

Keywords: Ethics, Communication, Patient Satisfaction

Page 20: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

18

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan salah satu

kebutuhan hidup yang sangat penting

dalam menunjang aktivitas sehari-hari.

Jika seseorang sedang tidak sehat maka

aktivitas sehari-hari mereka akan

terganggu sehingga tidak dapat berjalan

dengan baik. Seiring dengan meningkatnya

kondisi sosial ekonomi masyarakat, hal ini

berpengaruh terhadap pola pikir

masyarakat yang semakin kritis terhadap

hal-hal yang sangat vital terutama

kesehatan. Masyarakat mulai menyadari

bahwa kesehatan menjadi sesuatu yang

sangat penting karena manusia atau

masyarakat tidak akan bisa hidup layak

jika tidak terpenuhi kebutuhan

kesehatannya.

RSUD Dr. Soegiri Lamongan

sebagai salah satu rumah sakit umum di

Kabupaten Lamongan yang keberadaannya

cukup diperhitungkan oleh masyarakat

Lamongan terus berupaya untuk

memberikan kualitas pelayanan terbaik

serta bertanggungjawab terhadap tugas dan

kewajibannya secara professional.

Kepuasan pasien merupakan masalah yang

sangat penting untuk dikaji dalam rangka

mempertahankan dan meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan. Kepuasan pasien

merupakan jembatan dalam menjawab

jaminan akan kualitas pelayanan kesehatan

yang diberikan terhadap pasien. Adanya

umpan balik dari pasien sebagai pengguna

pelayanan, diharapkan dapat berdampak

positif dalam meningkatkan mutu

pelayanan rumah sakit dan pada akhirnya

akan meningkatkan kepuasan pasien.

Etika memiliki hubungan erat

dengan kepuasan pelanggan. Dengan etika

yang baik dalam melayani para pelanggan

secara tidak langsung dapat menumbuhkan

rasa kepercayaan dan kepuasan sehingga

para pelanggan akan kembali

menggunakan jasa yang kita berikan.

Ikatan seperti ini memungkinkan

perusahaan untuk memahami dengan

seksama harapan pelanggan serta

kebutuhan mereka. Dengan demikian,

perusahaan dapat meningkatkan kepuasan

pelanggan dimana perusahaan

memaksimumkan pengalaman pelanggan

yang menyenangkan.

Etika dan komunikasi merupakan

aspek penting dalam menentukan

kepuasan pesien. Nuh (2011)

mendefinisikan etika sebagai seperangkat

aturan atau norma atau pedoman yang

mengatur perilaku manusia, baik yang

harus dilakukan maupun yang harus

ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok

atau segolongan manusia atau masyarakat

atau profesi. Dengan etika yang baik dan

sopan saat memberikan pelayanan kepada

pasien, diharapkan pasien akan merasa

puas atas pelayanan yang diberikan.

Sehingga dapat memberikan nilai plus

kepada Rumah Sakit itu sendiri. Apabila

penilaian yang dihasilkan merupakan

penilaian yang positif, maka kualitas

pelayanan ini akan berdampak pada

terjadinya kepuasan pasien.

Selain etika, hal yang tak kalah

pentingnya dalam menentukan suksesnya

pelayanan rumah sakit adalah komunikasi

kepada pasien. Komunikasi sangat penting

disaat para pasien diberikan pelayanan bisa

disaat berobat ataupun sekedar

menanyakan informasi masalah pelayanan

dan lain-lain. Dengan adanya komunikasi

yang baik kita dapat memahami mengenai

hal-hal apa saja yang diinginkan dan

menjadi kebutuhan pasien. Pasien akan

lebih mudah mendapatkan informasi

mengenai hal-hal medis maupun non

medis, sehingga dapat tercipta pelayanan

Page 21: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

19

yang optimal, secara tidak langsung

menumbuhkan rasa puas dan kepercayaan

untuk kembali menggunakan jasa yang

diberikan. Menurut Effendy (2006)

komunikasi adalah proses penyampaian

suatu pesan oleh seseorang kepada orang

lain untuk memberi tahu atau mengubah

sikap, pendapat, atau perilaku, baik

langsung secara lisan maupun tak

langsung melalui media.

Peran etika dan komunikasi sangat

diperlukan mengingat manusia adalah

makhluk yang beretika dan berkomunikasi.

Dengan adanya etika dan komunikasi yang

baik diharapkan bisa memenuhi kebutuhan

pasien akan informasi mengenai informasi

medis maupun non medis lebih mudah

didapatkan. Dengan adanya petugas yang

cepat dan tanggap akan kesembuhan

pasien maka kepuasan pasien akan dengan

mudah dapat dirasakan. Ditambah dengan

etika yang sopan dan komunikasi yang

baik saat melayani pasien, maka akan lebih

mudah untuk menciptakan kepuasan

pasien.

Berdasarkan latar belakang yang

diuraikan di atas, penelitian ini fokus pada:

1) Apakah terdapat pengaruh etika

terhadap kepuasan pasien?, 2) Apakah

terdapat pengaruh komunikasi terhadap

kepuasan pasien?, 3) Apakah terdapat

pengaruh etika dan komunikasi terhadap

kepuasan pasien?

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Etika

Secara etimologis kata etika berasal

dari bahasa Yunani yaitu ethos dan

ethikos, ethos yang berarti sifat, watak,

adat, kebiasaan, tempat yang baik. Ethikos

berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan

perbuatan yang baik. Etika ialah suatu

ilmu yang membicarakan masalah

perbuatan atau tingkah laku manusia,

mana yang dapat dinilai baik dan mana

yang dapat dinilai buruk dengan

memperlihatkan amal perbuatan manusia

sejauh yang dapat dicerna akal pikiran

(Rahmaniyah, 2010).

Teori Komunikasi

Menurut Amir (2006), komunikasi

adalah proses penyampaian suatu pesan

oleh seseorang kepada orang lain untuk

memberi tahu atau mengubah sikap,

pendapat, atau perilaku, baik langsung

secara lisan maupun tak langsung

melalui media.

Teori Kepuasan Pasien

Menurut Pohan (2013), Kepuasan

pasien adalah keluaran (outcome) layanan

kesehatan. Dengan demikian kepuasan

pasien merupakan salah satu tujuan dari

peningkatan mutu layanan kesehatan.

Kepuasan pasien adalah suatu tingkat

perasaan pasien yang timbul sebagai akibat

dari kinerja layanan kesehatan yang

diperolehnya setelah pasien

membandingkannya dengan apa yang

diharapkannya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan metode

survei, yang bertujuan untuk mendapatkan

penjelasan mengenai hubungan atau sebab

akibat diantara variabel yang ada melalui

pengujian hipotesis. Sampel dalam

penelitian ini adalah sebanyak 80

responden dengan teknik simple random

sampling. Responden dalam penelitian ini

adalah pasien rawat jalan pada Poli Gigi di

RSUD Dr. Soegiri Lamongan.

Page 22: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

20

Penelitian ini menggunakan data

primer yang diperoleh langsung dari

responden. Proses pengambilan data

primer dilakukan dengan menyebarkan

kuesioner. Setiap indikator pertanyaan dari

kuesioner diukur menggunakan skala

Likert dengan rentang nilai mulai dari 1

yang menunjukkan pernyataan sangat

tidak baik hingga 5 yang menunjukkan

pernyataan sangat baik. Suatu item

dikatakan valid, jika r hitung > r tabel.

Pengujian reliabilitas dilakukan melalui

nilai cranbach Alpha > 0,60 (Ghozali,

2011).

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Responden

Karakteristik responden dalam

penelitian ini dapat dilihat dari segi usia,

dimana responden terbanyak adalah

responden dengan rentang usia 31 – 50

tahun sebanyak 34 responden (43%).

Dilihat dari jenis kelamin, diketahui bahwa

responden terbanyak adalah perempuan

(sebanyak 43 responden). Adapun untuk

kategori pekerjaan, responden terbesar

adalah pekerja Swasta dengan jumlah 46

responden (57,5%).

Deskripsi Variabel Penelitian

Variabel Etika (X1)

Variabel etika pada penelitian ini

terdiri dari tiga indikator, antara lain:

Sikap (Attitude)

Definisi sikap (attitude) pada

penelitian ini ditekankan pada perasaan

atau emosi. Sikap yang terdapat pada diri

individu akan memberi warna atau corak

tingkah laku ataupun perbuatan individu

yang bersangkutan. Tanggapan responden

terhadap indikator sikap (attitude) sebesar

55,6% memberikan tanggapan setuju.

Tanggapan ini menunjukkan bahwa sikap

tenaga medis di RSUD Dr. Soegiri sudah

baik dan setuju bahwa indicator sikap

mempengaruhi mereka dalam merasakan

kepuasan layanan kesehatan di RSUD Dr.

Soegiri.

Berintegritas

Berintegritas berarti para tenaga

medis memegang prinsip, melakukan

kegiatan terhormat, tulus hati, berani dan

penuh pendirian, tidak bermuka dua, tidak

berbuat jahat dan saling percaya. Dalam

penelitian ini sebanyak 57% responden

menyatakan setuju bahwa tenaga medis

yang berintegritas memberikan pengaruh

dalam merasakan kepuasan layanan

kesehatan di RSUD Dr. Soegiri.

Ketanggapan Tenaga Medis

Ketanggapan tenaga medis

menunjukkan kemampuan yang dimiliki

oleh tenaga medis untuk melakukan semua

pekerjaan baik itu pekerjaan pokok

(utama) maupun tugas tambahan dengan

hasil yang memuaskan sesuai dengan

aturan pokok yang telah ditetapkan dalam

etika profesi dari setiap pekerjaan yang

dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian

sebanyak 56% responden memberikan

tenggapan setuju bahwa tenaga medis yang

tanggap akan tugas-tugasnya berpengaruh

terhadap kepuasan pasien di RSUD Dr.

Soegiri Lamongan.

Variabel Komunikasi (X2)

Komunikasi dapat menentukan

kepuasan pasien terhadap layanan

kesehatan yang diberikan oleh rumah

sakit. Adapun indicator komunikasi

sebagai berikut:

Page 23: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

21

Komunikasi dengan Pasien

Komunikasi dengan pasien

merupakan proses komunikasi antara

tenaga medis dengan pasien yang

berhubungan dengan kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat

65,2% responden menjawab setuju bahwa

komunikasi tenaga medis dengan pasien

berpengaruh terhadap kepuasan pasien di

RSUD Dr. Soegiri Lamongan.

Menyampaikan Informasi Tanpa Rasa

Ragu

Menyampaikan informasi tanpa

ragu kepada pasien adalah salah satu

indikator dari komunikasi yang

mendorong proses penyembuhan pasien.

Dalam penelitian ini sebanyak 59,2%

responden menjawab setuju bahwa tenaga

medis yang mampu menyampaikan

informasi tanpa ragu-ragu kepada pasien

memberikan pengaruh terhadap kepuasan

pasien RSUD Dr. Soegiri.

Empati

Pada penelitian ini sebanyak 60,2%

responden memberikan tanggapan setuju

bahwa empati seorang tenaga medis dalam

memberikan pelayanan kesehatan sangat

berpengaruh terhadap pencapaian mutu

pelayanan. Komunikasi tenaga medis yang

mampu untuk berkomunikasi dan

memperlihatkan rasa memperhatikan dan

mendengarkan keluhan pasien, maka akan

memberikan kepuasan pada pasien yang

dirawatnya, yang disebabkan mutu

pelayanan yang diterima oleh pasien

dianggap baik dan berkualitas.

Variabel Kepuasan Pasien (Y)

Pelayanan tenaga medis dalam

memberikan pelayanan pada pasien

dengan tujuan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan

menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan. Tenaga medis

harus mementingkan aspek kepuasan pada

pasien terlebih dahulu. Berdasarkan hasil

penelitian terdapat 60,7% responden

menyatakan setuju yang berarti mereka

telah puas terhadap layanan kesehatan

yang diberikan tenaga medis RSUD Dr.

Soegiri.

HASIL UJI HIPOTESIS

Uji Parsial

Secara parsial variabel etika (X1),

diperoleh nilai t hitung sebesar 5,482

dengan nilai signifikansi 0,000. Hasil

analisis menunjukkan nilai t-hitung > nilai

t-tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari

taraf 5%, dengan demikian hipotesis

pertama diterima.

Secara parsial variabel komunikasi

(X2), diperoleh nilai t hitung sebesar 7,253

dengan nilai signifikansi 0,000. Hasil

analisis menunjukkan nilai t-hitung > nilai

t-tabel dan nilai signifikan lebih kecil dari

taraf 5%, dengan demikian hipotesis kedua

diterima.

Uji Simultan

Dilihat dari hasil perhitungan nilai

F hitung = 90,205, dengan nilai

signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Hasil ini

menunjukkan bahwa secara simultan

(bersamaan) variabel etika dan komunikasi

mempunyai pengaruh signifikan terhadap

kepuasan pasien (Y) di RSUD Dr. Soegiri

Lamongan.

Uji Determinasi

Page 24: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

22

Berdasarkan perhitungan analisis

regresi diperoleh koefisien determinasi (R2)

sebesar 0,701 yang berarti 70,1%. Hal ini

menunjukkan bahwa persentase

sumbangan pengaruh variabel independen

(Etika dan Komunikasi) terhadap variabel

dependen (kepuasan pasien) Sedangkan

sisanya sebesar 29,9 % ditentukan oleh

variabel lain di luar variabel penelitian.

PEMBAHASAN

Penelitian ini membahas bagaimana

respon pasien terhadap stimulus-stimulus

berupa etika dan komunikasi dari tenaga

medis kepada kepuasan pasien di RSUD

Dr. Soegiri Lamongan.

Secara keseluruhan didapat sebuah

persamaan regresi linier berganda dengan

nilai Y = Y = (-21,350) + 0,542X1 +

0,793X2. Apabila dilihat secara simultan

antara variabel etika dan komunikasi, maka

di peroleh nilai F sebesar 90,205 dengan

nilai signifikansi sebesar 0,000. Apabila

dibandingkan dengan taraf signifikansi

yang telah ditentukan sebesar 0,05, maka

mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh

pada kedua variabel tersebut secara

bersamaan dalam menentukan rasa puas

pasien di RSUD Dr. Soegiri Lamongan.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa H3

diterima.

Kedua variabel independen (etika

dan komunikasi) berpengaruh terhadap

variabel dependen (kepuasan pasien), baik

secara parsial maupun simultan. Hal ini

berarti RSUD Dr. Soegiri dapat

meningkatkan lagi etika dan komunikasi

para tenaga medis terhadap pasiennya,

sehingga dapat meningkatkan kepuasan

pasien.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh etika (X1)

secara parsial terhadap kepuasan

pasien poli gigi di RSUD Dr

Soegiri Lamongan.

2. Terdapat pengaruh komunikasi

(X2) secara parsial terhadap

kepuasan pasien poli gigi di RSUD

Dr Soegiri Lamongan.

3. Terdapat pengaruh etika dan

komunikasi secara simultan

terhadap kepuasan pasien poli gigi

di RSUD Daerah Dr Soegiri

Lamongan.

Saran

Adapun saran yang dapat

disampaikan berdasarkan penelitian ini

adalah:

Bagi tenaga medis, paramedis

maupun non medis RSUD Dr Soegiri

Lamongan perlu memperhatikan Etika

yang baik dan sopan kepada semua pasien,

sehingga memunculkan rasa kepuasan

yang dapat dirasakan oleh para pasien

dikarenakan telah mendapatakan

pelayanan yang memuaskan. Komunikasi

yang baik juga perlu ditingkatkan, dengan

menggunakan kata – kata yang mudah

difahami oleh para pasien sehingga pasien

bisa dengan mudah mendapatkan

informasi tentang medis maupun non

medis, sehingga para pasien merasa

terpenuhi kebutuhannya.

Bagi peneliti – peneliti berikutnya

yang ingin mengadakan penelitian serupa,

agar dapat mengembangkan hasil

penelitian ini dengan mengangkat objek

penelitian pada perusahaan lainya dengan

jenis sampel dan obyek yang berbeda, agar

diperoleh pemahaman dan kesimpulan

Page 25: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

23

yang lebih lengkap mengenai penelitian

yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program SPSS.

Badan Penerbit Universitas

Diponegoro. Semarang.

Nuh, Muhammad, 2011, Etika Profesi

Hukum, Pustaka Setia, Bandung.

Rahmaniyah, Istighfarotur, 2010, Etika

Pendidikan, Aditya Media, Malang.

Pohan,Imbalo, 2013, Jaminan Mutu

Layanan Kesehatan : Dasar-Dasar

Pengertian Dan Penerapan, EGC,

Jakarta.

Purba, Amir, dkk. (2006), Pengantar Ilmu

Komunikasi, Pustaka Bangsa Press,

Medan.

Uchjana Effendy, Onong, 2006, Ilmu

Komunikasi; Teori dan Praktek,

Remaja Rosda Karya, Bandung.

Page 26: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

24

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN LOAN TO DEPOSIT

RATIO (LDR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN

PT. BPD JATIM TAHUN 2014 - 2016

ANNITA MAHMUDAH

ABSTRACT

According to Bank Indonesia Circular Letter no. 13/30 / DPNP dated December 16,

2011, regarding financial ratio calculation guidelines, it is explained that in determining bank

liquidity level, the ratio of loan to deposit ratio (LDR) is used as reference of its calculation by

comparing the amount of credit with the amount of Third Party Funds. The exit of rules on

financial ratio calculation guidelines, then every banking company must follow and use the ratio

of loan to deposit ratio (LDR) as an assessment of bank liquidity. The higher loan to deposit ratio

(LDR) gives an indication of the greater profit to be earned by the bank, but it has a big risk, ie

no return of credit funds granted or the occurrence of bad debts, which will have an impact on

the decline in profits. According to Bank Indonesia Circular Letter no. 15 / 7PBI / 2013 dated 1

October 2013, namely liquidity component rating, loan to deposit ratio (LDR) has a safe limit of

between 78% -100%. This secure limit indicates that each bank must have a loan-to-deposit ratio

(LDR) ranging from 78% -100%, in order for the bank to be in the healthy category. The loan to

deposit ratio (LDR) is above the safe limit, meaning the bank is in a less liquid or unhealthy

category.

Population used in this research is Financial Statement of PT. BPD JATIM 2014-2015.

In this study, the sample is determined by total sampling. In this research sample is Financial

Statement of PT. BPD JATIM Year 2014-2016. This research uses quantitative research type.

The independent variables used in this research are third party funds (DPK) (X1) and

Loan to deposit ratio (LDR) (X2). The dependent variables in this research are financial

performance (Y).

This research resulted that there is a positive and significant influence between third

party funds (DPK) and loan to deposit ratio (LDR) to financial performance, shown the value of

Fcount = 214,958 and Ftabel = 3,28 as well as the partial test with t test, for variable of third

party fund (DP) (X1) obtained by t-count result of significance level that is equal to 0,232 <0.05

and tcount equal to 1,218 and ttable equal to 2,032. From the data can be tcount> ttable (1.218>

2.032), it can be concluded that partially variable Third Party Fund (DPK) has no significant

effect on Financial Performance. For loan to deposit ratio (LDR) (X2), the value of t-count of

significance level is 0.000 <0,05, and tcount is 20,131 and ttable is 2,032. From the data in can

tcount value <ttable (20,131 <2,032). Then it can be concluded that the partial variable Loan To

Deposit Ratio (LDR) significant influence on Financial Performance.

Keywords : Third Party Fund Impact Analysis (LoK), Loan To Deposit Ratio (LDR), on

Financial Performance

Page 27: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

25

ABSTRAK

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011,

perihal pedoman perhitungan rasio keuangan, dijelaskan bahwa dalam menentukan tingkat

likuiditas bank, digunakan rasio loan to deposit ratio (LDR) sebagai acuan perhitungannya

dengan membandingkan jumlah kredit dengan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK). Keluarnya

aturan mengenai pedoman perhitungan rasio keuangan, maka setiap perusahaan perbankan wajib

mengikuti dan menggunakan rasio loan to deposit ratio (LDR) sebagai penilaian atas likuiditas

bank. Semakin tinggi loan to deposit ratio (LDR) memberikan indikasi semakin besar laba yang

akan diperoleh bank, tetapi hal tersebut memiliki resiko yang besar pula, yaitu tidak kembalinya

dana kredit yang diberikan atau terjadinya kredit macet, sehingga akan berdampak pada

penurunan laba. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/7PBI/2013 tanggal 1 Oktober

2013, yaitu penetapan peringkat komponen Likuiditas, loan to deposit ratio (LDR) memiliki

batas aman antara 78%-100%. Batas aman ini memberikan indikasi bahwa setiap bank harus

memiliki tingkat loan to deposit ratio (LDR) berkisar pada 78%-100%, agar bank yang

bersangkutan berada pada kategori sehat. Nilai loan to deposit ratio (LDR) yang berada di atas

batas aman, berarti bank yang bersangkutan berada dalam kategori kurang likuid atau tidak

sehat.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan PT. BPD JATIM

tahun 2014- 2016. Dalam penelitian ini, sampel ditentukan dengan total sampling. Dalam

penelitian ini sampel adalah Laporan Keuangan PT. BPD JATIM Tahun 2014-2016. Penelitian

ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif.

Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dana pihak ketiga (DPK) (X1)

dan Loan to deposit ratio (LDR) (X2), Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja

keuangan (Y).

Penelitian ini menghasilkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara

dana pihak ketiga (DPK) dan loan to deposit rasio (LDR) terhadap kinerja keuangan, ditunjukkan

nilai Fhitung = 214,958 dan Ftabel = 3,28 demikian pula dengan uji parsial dengan uji t, untuk

variabel dana pihak ketiga (DPK) (X1) diperoleh nilai t-hitung hasil tingkat signifikansi yaitu

sebesar 0.232 < 0.05 dan thitung sebesar 1,218 dan ttabel sebesar 2,032. Dari data tersebut di dapat

nilai thitung > ttabel (1,218 > 2,032), maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Dana

Pihak Ketiga (DPK) tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Untuk variabel

loan to deposit ratio (LDR) (X2) diperoleh nilai t-hitung tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.000

< 0,05, dan thitung sebesar 20,131 dan ttabel sebesar 2,032. Dari data tersebut di dapat nilai thitung <

ttabel (20,131 < 2,032). Maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Loan To Deposit

Ratio (LDR) pengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan.

Kata Kunci : Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK), Loan To Deposit Ratio (LDR),

Terhadap Kinerja Keuangan

PENDAHULUAN

Saat ini dalam menghadapi persaingan

bisnis, suatu badan usaha haruslah benar -

benar memperhatikan hal yang sangat

fundamental yaitu permodalan. Agar dapat

produktif dalam menghadapi persaingan,

perusahaan harus memberikan perhatian

khusus dalam penggunaan dananya. Krisis

ekonomi yang terjadi telah membuat

masyarakat menjadi lebih teliti dalam

menilai kinerja perbankan, oleh karena itu

Page 28: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

26

penting bagi sebuah bank untuk terus

memperbaiki dan mempertahankan

kinerjanya (Nursatyani, 2011).

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia

Nomor 6/10/PBI/2004 tentang Sistem

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum,

tingkat kesehatan bank adalah hasil

penilaian kualitatif atas berbagai aspek yang

berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja

suatu bank melalui penilaian kuantitatif dan

atau penilaian kualitatif terhadap faktor-

faktor permodalan, kualitas aset,

manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan

sensitivitas terhadap risiko pasar. Untuk

menilai kinerja keuangan perbankan

umumnya digunakan empat aspek penilaian

yaitu Capital, Assets, Earning, Liquidity, hal

ini menunjukkan bahwa rasio keuangan

bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan

perusahaan perbankan.

Penelitian rasio keuangan baik secara

individu maupun secara construct untuk

menilai kinerja dan pengujian kekuatan

hubungan rasio keuangan dengan kinerja

keuangan perbankan, menurut pengamatan

jarang dilakukan. Didasari oleh beberapa

alasan antara lain keuangan perusahaan

perbankan sedikit berbeda dengan rasio

keuangan-keuangan sejenis perusahaan

lainnya.

Menurut Taswan (2010) kinerja bank

secara eksplisit dipersentasikan oleh rasio

dan aspek permodalan, aktiva produktif,

rentabilitas, likuiditas, dan kepatuhan pada

regulasi. Rasio ini penting kerena selalu

dijadikan informasi yang dikonsumsi oleh

publik, dalam penelitian ini rasio yang

digunakan adalah Loan to Deposit Ratio

(LDR). Ada tidaknya aktiva produktif dan

likuiditas sangat dipengaruhi dana pihak

ketiga, oleh karena itu dalam penelitian ini

menambahkan variabel dana pihak ketiga.

Tingkat kinerja suatu bank dapat diukur

dengan menilai tingkat kesehatan bank

tersebut. Kinerja bank dapat dilihat dari

berbagai sisi, salah satunya adalah kinerja

keuangannya. Dunia perbankan mengalami

perkembangan yang cukup pesat. Bank

harus bisa menunjukkan kinerja yang

optimal bagi masyarakat dengan menjaga

tingkat profitabilitas, karena dengan

profitabilitas yang tinggi masyarakat akan

memiliki kepercayaan terhadap bank

tersebut. Menurut Undang-undang RI nomor

10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998

tentang perbankan adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan

atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut Nuritomo (2014) fungsi

utama bank adalah menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkan kembali

kepada masyarakat untuk berbagai tujuan

atau sebagai (financial intermediary) pihak

yang kelebihan dana (surplus) serta pihak

yang kekurangan dana (deficit). Secara lebih

spesifik bank dapat berfungsi sebagai agent

of trust, agent of development, dan agent of

services. Perbankan merupakan tulang

punggung dalam membangun sistem

perekonomian dan keuangan Indonesia

karena dapat berfungsi sebagai intermediary

institution yaitu lembaga yang mampu

menyalurkan kembali dana-dana yang

dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus

kepada unit-unit ekonomi yang

membutuhkan bantuan dana atau defisit.

Fungsi ini merupakan mata rantai yang

penting dalam melakukan bisnis karena

berkaitan dengan penyediaan dana sebagai

investasi dan modal kerja bagi unit-unit

bisnis dalam melaksanakan fungsi produksi,

agar dapat berjalan dengan lancar maka

lembaga perbankan harus berjalan dengan

baik pula (Susilo, 2000).

Perbankan juga merupakan tonggak

bagi perekonomian suatu negara termasuk

bagi negara Indonesia karena perbankan

memiliki peranan yang sangat penting.

Perbankan sebagai lembaga intermediasi

Page 29: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

27

atau perantara dalam sektor keuangan untuk

menghimpun dana dari masyarakat yang

kelebihan dana dan menyalurkan kembali

dana tersebut kepada masyarakat yang

membutuhkan.

Menurut Adityantoro dan Rahardjo

(2013) dalam menjalankan fungsinya bank

telah mengakibatkan timbulnya aliran dana,

oleh karena itu jika perbankan lebih fokus

pada dana yang telah dihimpun untuk

disalurkan dalam pemberian kredit maka

seluruh masyarakat dapat merasakan fungsi

dari sektor perbankan itu sendiri. Sehingga

bank menjadi salah satu lembaga yang

dipercaya oleh masyarakat untuk mengelola

dana agar menjadi lebih produktif. Prinsip

bank adalah mencari laba atau berusaha

untuk meningkatkan labanya, hal ini

menyebabkan laba menjadi salah satu

ukuran kinerja perusahaan yang sering

digunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan.

Laporan mengenai rugi laba suatu

perusahaan menjadi paling penting dalam

laporan tahunan, selain itu kegiatan

perusahaan selama periode tertentu

mencangkup aktivitas rutin atau operasional

juga perlu dilaporkan sehingga diharapkan

bisa memberikan informasi yang berkaitan

dengan tingkat keuntungan, risiko,

fleksibilitas keuangan, dan kemampuan

operasional perusahaan. Prediksi kinerja

keuangan suatu perusahaan pada umumnya

dilakukan oleh pihak internal (manajemen)

dan pihak eksternal perusahaan yang

memiliki hubungan dengan perusahaan yang

bersangkutan seperti investor, kreditur, dan

pemerintah. Analisis laporan keuangan

perbankan dapat membantu para pelaku

bisnis, baik pemerintah dan para pemakai

laporan keuangan lainnya dalam menilai

kondisi keuangan suatu perusahaan tidak

terkecuali perusahaan perbankan.

Perkembangan perekonomian tidak lepas

dari peran sektor perbankan yang membantu

kemajuan perekonomian, perbankan dapat

membantu pertumbuhan perekonomian

suatu negara dan masyarakatnya. Bank

merupakan salah satu lembaga otoritas

keuangan yang membantu perkembangan

perekonomian di suatu negara. Pada

dasarnya bank melakukan kegiatannya

memerlukan dana, sehingga bank harus

menghimpun dana dari berbagai pihak,

ketika semakin banyak dana yang dimiliki

oleh bank maka bank tersebut mampu

berkontribusi untuk menjalankan

kegiatannya dengan baik. Selain hal

tersebut, bank mempunyai tujuan sebagai

penunjang pembangunan nasional dalam

rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi

dan stabilitasnasional, meningkatkan

pemerataan pembangunan, sehingga

tercapainya peningkatan kemakmuran bagi

masyarakat. Kinerja keuangan bank

mencerminkan kemampuan operasional

bank baik dalam bidang penghimpunan dana

maupun dalam penyaluran dana tersebut.

Kinerja bank juga dapat menunjukkan

kekuatan dan kelemahan bank. Dengan

mengetahui kekuatan dan kelemahan bank,

dapat dilakukan strategi untuk

mengembangkan bank tersebut dan dapat

dilakukan tindakan pencegahan untuk

mengurangi dan meminimalisir kelemahan

bank tersebut sebagai kegiatan perbaikan di

masa mendatang.

Penilaian terhadap kinerja bank

biasanya dilihat dari laporan keuangannya.

Laporan keuangan pada dasarnya adalah

hasil dari proses akuntansi yang dapat

digunakan sebagai alat komunikasi antara

data keuangan atau aktivitas suatu

perusahaan dengan pihak yang

berkepentingan dengan data atau aktivitas

dari perusahaan tersebut (Munawir, 2004).

Adapun pihak-pihak yang memiliki

kepentingan terhadap laporan keuangan

bank (Kasmir, 2012) adalah pemegang

saham, pemerintah, manajemen, karyawan,

masyarakat luas. Komponen laporan

keuangan bank terdiri dari neraca bank,

Page 30: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

28

laporan rugi/laba bank, laporan likuiditas

aktiva produktif, laporan komitmen dan

kontingensi, laporan risiko keuangan bank,

laporan aktiva produktif, laporan posisi

keuangan. Melalui informasi yang disajikan

dari laporan keuangan tersebut dapat

membantu investor dan pengguna lain yang

potensial dalam dalam kegiatan

pengambilan

keputusan untuk menanamkan

dananya pada bank tersebut sebagai sarana

investasi dan mengetahui kegiatan

penghimpunan serta penyaluran dana. Sesuai

dengan tujuan dari pendekatan pengawasan

bank oleh Bank Indonesia yaitu keluasan

berusaha (deregulasi), menerapkan prinsip

kehati-hatian (prudential banking), dan self

regulatory banking dalam kegiatan

operasionalnya. Dalam laporan

perekonomian tahunan yang dirilis oleh

Bank Indonesia menyebutkan bahwa selain

dari aspek profitabilitas dan rasio-rasio

keuangan, kinerja perbankan juga dapat

diukur dari kemampuan bank dalam

menghimpun dana masyarakat. Dalam

membiayai kegiatannya bank membutuhkan

dana, dana tersebut dapat berasal dari

berbagai sumber.

Dana bank sangat penting untuk

perencanaan investasi dan keputusan

manajemen untuk meraih keuntungan. Besar

kecilnya skala usaha bank ditentukan oleh

modal yang dimiliki. Pemenuhan kebutuhan

dana bagi bank bisa dicari dengan melalui

berbagai sumber, seperti bank itu sendiri

yang berupa modal disetor (net worth),

masyarakat, dan lembaga keuangan. Untuk

mendukung ekspansi penyaluran kredit,

perbankan masih mengandalkan Dana Pihak

Ketiga (DPK) sebagai sumber utama

pembiayaan kredit. Kegiatan pokok

perbankan adalah menghimpun dana dari

anggota masyarakat yang kelebihan dana

dan menyalurkan kembali kepada pemakai

dana. Bank di tuntut untuk dapat

menyalurkan dana yang telah dihimpun,

langkah ini menguntungkan namun juga bisa

membawa risiko kekurangan likuditas

apabila sewaktu-waktu pemilik dana

menarik dananya, sebaliknya apabila terlalu

banyak dana yang dicadangkan untuk

menjaga ketersediaan likuiditas maka bank

akan kehilangan kesempatan untuk

memperolehh keuntungan yang lebih besar.

Dana pihak ketiga adalah dana yang berasal

dari masyarakat yang dihimpun dalam

bentuk giro (demand deposit), tabungan

(saving deposit), dan deposito (timedeposit)

yang berasal dari perorangan atau badan

(Nuritomo, 2014).

Dana inilah yang akan digunakan oleh

pihak bank untuk bisa dikelola diberdayakan

sehingga menghasilkan dan dapat digunakan

untuk membiayai kegiatan operasional bank

tersebut. Pihak bank akan menggunakan

dana pihak ketiga tersebut dalam bentuk

penjualan jasa berupa penyaluran kredit

kepada pihak yang membutuhkan modal

kredit. Selain untuk mendapatkan

pendapatan bunga atas kredit yang

disalurkan, hal ini dilakukan untuk

mencegah terjadinya pengendapan dana

yaitu adanya ketidak seimbangan antara

dana yang telah dihimpun dan kredit yang

disalurkan oleh pihak bank. Untuk bisa

menjaga sumber dana yang bersumber dari

masyarakat, pihak bank harus menjaga

kepercayaan nasabahnya atas dana yang

dititipkan. Dana Pihak Ketiga (DPK) dapat

dimanfaatkan untuk ditempatkan pada pos-

pos yang menghasilkan pendapatan bagi

bank, salah satunya yaitu dalam bentuk

kredit. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

(DPK) akan mengakibatkan pertumbuhan

kredit yang pada akhirnya Loan to Deposit

Ratio (LDR) juga akan meningkat

(Nandadipa, 2010).

Denda wijaya (2003) mengungkapkan

dana - dana pihak ketiga yang dihimpun dari

masyarakat merupakan sumber dana terbesar

yang paling diandalkan oleh bank (mencapai

Page 31: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

29

80%-90% dari seluruh dana yang dikelola

oleh bank).

Menurut Ratna dalam penelitian

Arisanti (2010), dengan meningkatnya dana

pihak ketiga, maka dana yang dialokasikan

untuk pemberian kredit juga akan meningkat

sehingga akan meningkatkan pula

pendapatan bank yang akan berdampak

terhadap peningkatan profitabilitas bank

tersebut.

Likuiditas adalah kemampuan bank

dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya pada saat ditagih. Dengan kata

lain dapat membayar kembali pencairan

dana deposannya pada saat ditagih serta

dapat mencukupi permintaan kredit yang

telah diajukan (Kasmir, 2012) Mengukur

tingkat likuiditas bank dapat digunakan

quick ratio, investing policy ratio, banking

ratio, assets to loan ratio,cash ratio, dan

loan to deposit ratio (LDR). Menurut Surat

Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP

tanggal 16 Desember 2011, perihal pedoman

perhitungan rasio keuangan, dijelaskan

bahwa dalam menentukan tingkat likuiditas

bank, digunakan rasio loan to deposit ratio

(LDR) sebagai acuan perhitungannya

dengan membandingkan jumlah kredit

dengan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK).

Keluarnya aturan mengenai pedoman

perhitungan rasio keuangan, maka setiap

perusahaan perbankan wajib mengikuti dan

menggunakan rasio loan to deposit ratio

(LDR) sebagai penilaian atas likuiditas

bank. Semakin tinggi loan to deposit ratio

(LDR) memberikan indikasi semakin besar

laba yang akan diperoleh bank, tetapi hal

tersebut memiliki resiko yang besar pula,

yaitu tidak kembalinya dana kredit yang

diberikan atau terjadinya kredit macet,

sehingga akan berdampak pada penurunan

laba. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia

No. 15/7PBI/2013 tanggal 1 Oktober 2013,

yaitu penetapan peringkat komponen

Likuiditas, loan to deposit ratio (LDR)

memiliki batas aman antara 78%-100%.

Batas aman ini memberikan indikasi bahwa

setiap bank harus memiliki tingkat loan to

deposit ratio (LDR) berkisar pada 78%-

100%, agar bank yang bersangkutan berada

pada kategori sehat. Nilai loan to deposit

ratio (LDR) yang berada di atas batas aman,

berarti bank yang bersangkutan berada

dalam kategori kurang likuid atau tidak

sehat.

Bank BUMD atau disebut juga Bank

Persero milik daerah yang terdiri dari Bank

Jatim yang tidak terlepas dari aktivitas

memperoleh keuntungan, karena nyatanya

setiap bank pun memerlukan keuntungan

guna untuk meningkatkan kinerja bank.

Aktivitas memperoleh laba yang dilakukan

oleh bank tersebut, sebagaimana perbankan

pada umumnya juga dipengaruhi oleh Dana

Pihak Ketiga (DPK) dan Loan to Deposit

Ratio (LDR).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah

Deskriptif Kuantitatif yaitu hasil penelitian

yang kemudian diolah dan dianalisis untuk

diambil kesimpulan, artinya penelitian yang

dilakukan adalah penelitian yang

menekankan analisisnya pada data-data dan

angka. Dengan menggunakan metode

penelitian ini akan dapat diketahui hubungan

yang signifikan antara variabel bebas dan

terikat sehingga menghasilkan kesimpulan

Jenis penelitian ini menggunakan

deskriptif kuantitatif. Istilah deskriptif

berasal dari istilah bahasa Inggris yang

berarti memaparkan sesuatu hal, misalnya

keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan

dan lain-lain, maka penelitian dekstiptif

adalah penelitian yang dimaksudkan untuk

menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal lain-

lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya

dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian.

Populasi yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Laporan Keuangan PT.

Page 32: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

30

BPD JATIM tahun 2014- 2016. Dalam

penelitian ini sampel adalah Laporan

Keuangan PT. BPD JATIM Tahun 2014-

2016.

HASIL PENELITIAN

A. Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Gambar 4.2 Grafik Probability Plot

Dari gambar normal Probability

Plot dapat dilihat bahwa sebaran data mengikuti garis normal, maka dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa data

terdistribusi normal dan telah memenuhi

asumsi klasik sehingga layak untuk di

gunakan.

b. Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.3 Scatterplot

Dari Gambar 4.3 Scatterplot dapat

dilihat bahwa data masih menyebar

acak, tidak memperlihatkan sebuah pola

tertentu dan dapat disimpulkan bahwa

data bebas dari masalah

heteroskedastisitas.

2. Uji t (Parsial)

Dari hasil perhitungan dengan

menggunakan progam SPSS dapat

diketahui bahwa :

a. Pengaruh Dana Pihak Ketiga

terhadap Kinerja Keuangan

Dari hasil uji t untuk variabel

Dana Pihak Ketiga (X1) terhadap

Kinerja Keuangan (Y) diperoleh

Model Ttabel Taraf

Signifikan

Thitung Signifikan

Dana

Pihak

Ketiga

2.032 0,05 1,218 0,232

Loan To

Deposit

Ratio

2.032 0,05 20,131 0,000

Page 33: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

31

hasil tingkat signifikansi yaitu

sebesar 0.232 < 0.05 dan thitung

sebesar 1,218 dan ttabel sebesar 2,032.

Dari data tersebut di dapat nilai thitung

> ttabel (1,218 > 2,032), maka dapat

disimpulkan bahwa secara parsial

variabel Dana Pihak Ketiga tidak

berpengaruh signifikan terhadap

Kinerja Keuangan.

b. Pengaruh Loan To Deposit Ratio

(LDR) terhadap Kinerja Keuangan

Dari hasil uji t untuk variabel

Loan To Deposit Ratio (LDR) (X2)

terhadap Kinerja Keuangan diperoleh

hasil tingkat signifikansi yaitu

sebesar 0.000 < 0,05, dan thitung

sebesar 20,131 dan ttabel sebesar

2,032. Dari data tersebut di dapat

nilai thitung < ttabel (20,131 < 2,032).

Maka dapat disimpulkan bahwa

secara parsial variabel Loan To

Deposit Ratio (LDR) pengaruh

signifikan terhadap Kinerja

Keuangan.

3. Uji F (Simultan)

Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis Secara

Simultan (Uji F)

Residu

al

Ft

abe

l

Taraf

Signif

ikan

Fhitu

ng

Signif

ikan

78801

240,15

3,

28

0,05 214,

958

0,000

Tabel diatas menunjukkan bahwa

nilai signifikansi 0.000 < 0.05, dan

sedangkan nilai Fhitung sebesar

214,958 dan Ftabel adalah 3.28. Dari

data tersebut di dapat nilai Fhitung >

Ftabel (214,958 > 3.28), maka dapat

disimpulkan bahwa secara bersama-

sama variabel (Dana Pihak Ketiga

(DPK) dan Loan To Deposit Ratio

(LDR) berpengaruh signifikan

terhadap Kinerja Keuangan.

HIPOTESIS

Menurut Sekaran (2007), hipotesis

dapat didefinisikan sebagai hubungan yang

diperkirakan secara logis diantara dua

variabel yang diungkapkan dalam bentuk

pernyataan secara logis. Berdasarkan

rumusan penelitian yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka hipotesis sementara

yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H1 : Ada pengaruh Dana Pihak Ketiga

(DPK) terhadap kinerja keuangan

di PT. BPD JATIM tahun 2014-

2016.

H2 : Ada pengaruh Loan to Deposit Ratio

(LDR) terhadap kinerja keuangan

di PT. BPD JATIM tahun 2014-

2016.

H3 : Ada pengaruh Dana Pihak Ketiga

(DPK) dan Loan to Deposit Ratio

(LDR) terhadap kinerja keuangan

di PT. BPD JATIM tahun 2014-

2016.

PEMBAHASAN

Hasil Uji F menunjukkan bahwa

nilai signifikansi 0.000 < 0.05, dan

sedangkan nilai Fhitung sebesar 214,958

dan Ftabel adalah 3.28. Dari data tersebut

di dapat nilai Fhitung > Ftabel (214,958 >

3.28), maka dapat disimpulkan bahwa

secara bersama-sama variabel (Dana

Pihak Ketiga (DPK) dan Loan To Deposit

Ratio (LDR) berpengaruh signifikan

terhadap Kinerja Keuangan.

Dari hasil uji t untuk variabel Dana

Pihak Ketiga (X1) terhadap Kinerja

Keuangan (Y) diperoleh hasil tingkat

signifikansi yaitu sebesar 0.232 < 0.05

dan thitung sebesar 1,218 dan ttabel sebesar

2,032. Dari data tersebut di dapat nilai

thitung > ttabel (1,218 > 2,032), maka dapat

disimpulkan bahwa secara parsial

variabel Dana Pihak Ketiga tidak

Page 34: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

32

berpengaruh signifikan terhadap Kinerja

Keuangan.

Dari hasil uji t untuk variabel Loan

To Deposit Ratio (LDR) (X2) terhadap

Kinerja Keuangan diperoleh hasil tingkat

signifikansi yaitu sebesar 0.000 < 0,05,

dan thitung sebesar 20,131 dan ttabel sebesar

2,032. Dari data tersebut di dapat nilai

thitung < ttabel (20,131 < 2,032). Maka dapat

disimpulkan bahwa secara parsial

variabel Loan To Deposit Ratio (LDR)

pengaruh signifikan terhadap Kinerja

Keuangan.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian tentang

Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) dan

Loan To Deposit Ratio (LDR) terhadap

Kinerja Keuangan PT. BPD JATIM

TAHUN 2014-2015, penelitian ini

memiliki tujuan untuk mengetahui

pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK)

terhadap kinerja keuangan PT. BPD

JATIM tahun 2014 - 2016. Untuk

mengetahui pengaruh Loan to Deposit

Ratio (LDR) terhadap kinerja keuangan

PT. BPD JATIM tahun 2014 – 2016.

Untuk mengetahui pengaruh Dana Pihak

Ketiga (DPK) dan Loan to Deposit Ratio

(LDR) terhadap kinerja keuangan PT.

BPD JATIM tahun 2014 - 2016.

Dari uji yang dilakukan Uji F

menunjukkan nilai Fhitung sebesar 15,634

dan Ftabel adalah 3.28. Dari data tersebut

di dapat nilai Fhitung > Ftabel (15,634 >

3.28). sedangkan nilai signifikansi

menunjukkan 0.000, maka nilai

signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat

disimpulkan bahwa secara bersama -

sama variabel (Penjualan Air Bersih dan

Biaya Operasional) berpengaruh

signifikan terhadap Laba.

Uji T menunjukkan nilai Penjuaan

Air Bersih Thitung sebesar 5,310 dan Ttabel

adalah 2,032. Dari data tersebut di dapat

nilai Fhitung > Ftabel (5,310 > 2,032).

sedangkan nilai signifikansi

menunjukkan 0.000, maka nilai

signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat

disimpulkan bahwa secara parsial

variabel Penjualan Air Bersih

berpengaruh signifikan terhadap Laba.

Uji T menunjukkan nilai Biaya

Operasional Thitung sebesar 1,266 dan

Ttabel adalah 2,032. Dari data tersebut di

dapat nilai Fhitung < Ftabel (1,266 < 2,032).

sedangkan nilai signifikansi

menunjukkan 0.000, maka nilai

signifikasi 0,000 < 0.05, maka dapat

disimpulkan bahwa secara parsial

variabel Biaya Operasional tidak

berpengaruh signifikan terhadap Laba.

SARAN 1. Bagi pihak bank PT. BPD JATIM

diharapkan lebih memperhatikan serta

meningkatkan kinerja karyawan terhadap

peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK)

yang didapat dari beberapa sektor seperti

Tabungan, Deposito, dan lain-lain dengan

cara jemput bola atau menghampiri para

calon nasabah agar mau menempatkan

dananya di PT. BPD JATIM agar target

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang ditentukan

perusahaan bisa tercapai terlebih- lebih

bisa melampaui target.

2. Bagi pihak bank PT. BPD JATIM

diharapkan lebih memperhatikan serta

meningkatkan nilai jumlah penyaluran

kreditnya dengan cara melakukan promo-

promo dan bunga kredit yang kompetitif

agar semakin banyak dana yang bisa

tersalurkan, sehingga bisa menaikan

keuntungan.

DAFTAR PUSTAKA

Agnes, Sawir, 2005. Analisis kinerja

keuangan dan perencanaan

Page 35: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

33

keuangan. Gramedia Pustaka.

Jakarta.

Arifin, Zainal, 2005. Teori keuangan dan

pasar modal. Ekonisia, Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur suatu

penelitian. Pendekatan praktek. Edisi

Revisi kelima. Penerbit Rineka

Cipta. Jakarta

Budisantoso, totok nuritomo, 2014.

Bank&Lembaga keuangan Lain.

Salemba Empat. Jakarta.

Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen

perbankan. Ghalia Indonesia.

Jakarta.

Fahmi, Irham, 2011. Analisa Laporan

Keuangan. Alfabeta. Bandung.

Ismail, 2010. Manajemen perbankan, dari

teori menuju aplikasi. Kencana.

Jakarta.

Kasmir, 2014. Bank & Lembaga keuangan

lainnya, edisi revisi cetakan ke empat

belas PT. Raji Gafindo, persada.

Jakarta.

Martoyo, Susilo, 2000. Manajemen Sumber

Daya Manusia. PT. BPFE. Jakarta.

Munawir, 2000. Analisis Laporan

Keuangan, Liberty. Yogyakarta.

Nana, Syaodih Sukmadinata, 2009. Metode

penelitian pendidikan. Rosdakarya.

Bandung.

Sekaran, Uma, 2007. Metodologi penelitian

untuk bisnis. Edisi 4, buku 2.

Salemba empat. Jakarta.

Sugiyono, 2010. Metode penelitian bisnis.

Alfabeta. Bandung.

Sugiyono, 2011. Metode penelitian kualitatif

dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Sujoko, Efferin, et.el. 2008. Metode

penelitian Akuntansi. Mengungkap

fenomena dengan pendekatan

kuantitatif dan kualitatif. Graha Ilmu.

Yogyakarta.

Sutrisno, Hadi, 2001. Metodologi research

untuk penulisan paper, skripsi, thesis

dan Disertasi, jilid Tiga. Penerbit

andi. Yogyakarta.

www.bankjatim.co.id

Page 36: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

34

PENGARUH EFEKTIVITAS, AKUNTABILITAS, DAN TRANSPARANSI

PENGELOLAAN DANA KEUANGAN TERHADAP TINGKAT KEPERCAYAAN

PEMAKAI ASURANSI PADA PT. PRUDENTIAL LIFE ASURANCE CABANG

LAMONGAN TAHUN 2017

MASRAM

ABSTRACT

In some periods, national insurance business PT. Prudential Life Assurance Rapid

growth and one of them is PT. Prudential Life Assurance. Increased growth is due to the tendency

of society to pledge (insurance) on various objects that exist. Soaring volume at PT. Prudential

Life Assurance affects precise information, so the implications are excluded from calculations,

insurance, and finance.

This study aims to find out how far, accountability, and transparency to the level of

insurance users. This analysis was conducted in multiple ways to examine the effect of independent

variables on dependents.

Based on the results of research statistically significant variables to the confidence of

insurance users in PT. Prudential Life Assurance, while the variable of accountability, and no

significant effect to the insurance user in PT. Prudential Life Assurance. However, simultaneously

variable effectiveness, accountability, and transparency to the confidence of insurance users at PT.

Prudential Life Assurance.

Keywords: Prudential, Effectiveness, Accountability, Transparency and Trust

ABSTRAK

Dalam beberapa periode tahun, usaha asuransi secara nasional PT. Prudential Life Assurance

mengalami pertumbuhan yang pesat dan salah satunya adalah PT. Prudential Life Assurance.

Peningkatan pertumbuhan tersebut karena kecendrungan masyarakat untuk menjaminkan

(asuransi) pada berbagai objek yang ada. Melonjaknya volume nasabah pada PT. Prudential Life

Assurance berdampak pada tuntutan intensitas atau aktifitas pekerjaan pada perusahaan ini, maka

implikasinya tidak terlepas dari munculnya persoalan-persoalan seperti kesalahan perhitungan

klaim asuransi, kekeliruan pencatatan akuntansi, perencanaan keuangan dan pelaporan serta

pendapatan dan sebagainya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh efektivitas, akuntabilitas,

dan transparansi terhadap tingkat kepercayaan pemakai asuransi. Analisis ini menggunakan

analisis linear berganda untuk menguji seberapa kuat pengaruh variabel independen terhadap

dependen.

Berdasarkan hasil penelitian secara statistik variabel efektivitas berpengaruh signifikan

terhadap kepercayaan pemakai asuransi di PT. Prudential Life Assurance, sedangkan variabel

akuntabilitas, dan transparansi tidak berpengaruh signifikan terhadap kepercayaan pemakai

asuransi di PT. Prudential Life Assurance. Akan tetapi secara simultan variabel efektivitas,

akuntabilitas, dan transparansi berpengaruh terhadap kepercayaan pemakai asuransi pada PT.

Prudential Life Assurance.

Keyword : Prudential, Efektivitas, Akuntabilitas, Transparansi dan Kepercayaan

Page 37: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

35

PENDAHULUAN

Peranan asuransi dalam masyarakat

Indonesia sekarang ini semakin besar. Hal

tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan

asuransi di Indonesia dari tahun ke tahun

mulai meningkat. Pertumbuhan industri

asuransi umum maupun asuransi jiwa di

Indonesia mulai tahun 2013 sangat pesat.

Selain penetrasi asuransi yang masih rendah,

konsolidasi asuransi melalui merger dan

akuisisi juga akan mendorong perkembangan

industri ini. Prospek yang stabil terhadap

sektor asuransi di Indonesia mengestimasi

pertumbuhan pendapatan premi akan

didorong oleh partumbuhan masyarakat pada

kelas menengah keatas maupun kelas

menengah kebawah.

Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi

Indonesia menunjukkan grafik peningkatan

yang cukup baik. Peningkatan perekonomian

tersebut dilihat dari semakin banyaknya

jumlah kelas menengah di kalangan

masyarakat (Silalahi, 2011).

Kalangan masyarakat kelas menengah

memiliki tingkat pendapatan yang relatif

tinggi serta memiliki kemampuan dalam

menggerakkan perekonomian

negara.Tingginya tingkat pendapatan

masyarakat kelas menengah berdampak pada

semakin tingginya daya beli masyarakat.

Daya beli masyarakat kelas menengah ini

merupakan pangsa pasar yang cukup

menjanjikan bagi kalangan industri, termasuk

industri asuransi jiwa. Dilihat dari sisi

industri asuransi jiwa, masyarakat kelas

menengah merupakan pasar utama bagi

penjualan polis. Meningkatnya kesadaran

masyarakat akan perlunya perlindungan jiwa

tersebut berimbas pada meluasnya kebutuhan

akan jaminan asuransi.

Saat ini, industri pasar asuransi

Indonesia masih terbuka lebar. Berdasarkan

Laporan Perasuransian (2016) Asosiasi

Ansuransi Jiwa Indonesia (AAJI)

melaporkan total pendapatan industri

asuransi jiwa melonjak 57,4 persen secara

tahunan pada tahun 2016. Dengan demikian,

pendapatan industri asuransi jiwa mencapai

Rp 208,92 triliun pada tahun 2016,

dibandingkan Rp 132,74 triliun pada tahun

2015. Menurut Ketua Umum AAJI

Hendrisman Rahim pertumbuhan pendapatan

industri asuransi jiwa pada tahun 2016

tersebut menunjukkan kinerja yang mampu

bertahan di tengah perlambatan ekonomi

global maupun domestik. Di tahun 2016

industri yang pertumbuhannya paling tinggi

adalah industri finansial dan asuransi.

Penyumbang terbesar pendapatan industri

asuransi jiwa berasal dari pendapatan premi

asuransi jiwa yang menyumbang sebesar 80

persen. Adapun pertumbuhan premi bisnis

baru meningkat 48,3 persen menjadi Rp

104,46 triliun dan premi lanjutan tumbuh 7,5

persen menjadi Rp 62,58 triliun dari

sebelumnya Rp 58,24 triliun. Pertumbuhan

premi bisnis baru dan premi lanjutan

membuat total pendapatan premi di 2016

meningkat 29,8 persen menjadi Rp 167,04

triliun dibandingkan periode yang sama

tahun 2015 sebesar Rp 128,66 triliun.

Pertumbuhan pendapatan premi

didukung pertumbuhan pendapatan premi

dari jalur pemasaran bancassurance yang

tumbuh sebesar 74,1 persen. Dengan

demikian, jalur pemasaran ini berkontribusi

43,3 persen dari keseluruhan pendapatan

premi. Saluran distribusi keagenan

meningkat sebesar 6,2 persen dan saluran

distribusi alternatif meningkat 14,7 persen,

masing-masing memberikan kontribusi 38,9

persen dan 17,7 persen. (Hendrisman). Hasil

investasi pun menyumbang pendapatan

industri asuransi jiwa, di mana pertumbuhan

hasil investasi mencapai 2.145,5 persen

menjadi Rp 33,94 triliun dari sebelumnya

yang tercatat sebesar Rp 1,66 triliun.

Dari berbagai perusahaan asuransi

yang menawarkan produk asuransi jiwa di

Indonesia, beberapa perusahaan asuransi

tercatat memiliki kinerja yang sangat baik

Page 38: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

36

dan mengungguli pesaing-pesaing mereka.

Salah satu perusahaan asuransi jiwa tersebut

adalah Prudential Life Assurance. Hal ini

sesuai dengan Top Brand Index tahun 2014

yang dikeluarkan oleh Majalah Marketing

Indonesia yang bekerja sama dengan

Frontier Consulting Group. Tabel penilaian

selengkapnya adalah sebagai berikut:

Tabel 1.

Top Brand Index 2014 Kategori

Asuransi Jiwa

Merek TBI

Prudential Life

Assurance 24 ,5%

AJB Bumiputera 1912 10 ,4%

AXA Mandiri 8 ,7%

AIA Financial 3 ,9%

Allianz Life Indonesia 3 ,9%

Manulife Indonesia 3 ,3%

Jiwasraya 2 ,4%

Sumber: Majalah SWA 2014

Dilihat dari tabel 1 di atas, Prudential

Life Assurance menempati peringkat

tertinggi dengan TBI 24,5% jauh

mengungguli perusahaan pesaingnya. TBI

merek Prudential secara konsisten terus

dengan kecepatan rata-rata, CAGR 28,1%,

dari sebesar Rp5,5 triliun di tahun 2007

menjadi Rp 14,8 triliun di tahun 2011. AJB

Bumiputera menempati peringkat kedua

dengan TBI 10,4% dan disusul oleh AXA

Mandiri dengan TBI sebesar 8,7%.

Melihat pada kenyataan bahwa

asuransi mulai bertumbuh dan mengingat

bahwa fungsi dari suatu perusahaan asu-ransi

adalah memberikan suatu perlindu-ngan

terhadap risiko yang dihadapi oleh

masyarakat dari kerugian yang bersifat

finansial, maka dirasakan bahwa diperlukan

adanya suatu standar khusus akuntansi bagi

perusahaan asuransisemakin penting, agar

perusahaan dapat secara baik menyajikan

laporan keuangannya.

Menurut PSAK No. 28 Tahun 2012

bahwa asuransi kerugian pada hakekatnya

adalah suatu sistem proteksi menghadapi

resiko kerugian finansial, dengan cara

pengalihan (transfer) resiko kepada pihak

lain, baik secara perorangan maupun secara

kelompok dalam masyarakat. Digolongkan

ke dalam asuransi kerugian antara lain

Asuransi Kebakaran, Asuransi

Pengangkutan, Asuransi Kendaraan

Bermotor, Asuransi Rangka Kapal Laut,

Asuransi Rangka Kapal Udara, Asuransi

Rekayasa (Engineering) dan Asuransi Aneka

seperti Asuransi Kecelakaan Diri, Asuransi

Pengiriman dan Penyimpanan Surat

Berharga, dan lain-lain.

Sedangkan Menurut Undang-undang

No. 2 Th. 1992 tentang Usaha Perasuransian

Asuransi atau pertanggungan adalah

perjanjian antara dua pihak atau lebih,

dengan mana pihak penanggung

mengikatkan diri kepada tertanggung,

dengan menerima premi asuransi, untuk

memberikan penggantian kepada

tertanggung karena kerugian, kerusakan, atau

kehilangan keuntungan yang diharapkan,

atau tanggung jawab hukum kepada pihak

ketiga yang mungkin akan diderita

tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa

yang tidak pasti, atau untuk memberikan

suatu pembayaran yang didasarkan atas

meninggal atau hidupnya seseorang yang

dipertanggungkan.

Dalam beberapa periode tahun, usaha

asuransi secara nasional PT. Prudential Life

Assurance mengalami pertumbuhan yang

pesat dan salah satunya adalah PT. Prudential

Life Assurance. Peningkatan pertumbuhan

tersebut karena kecendrungan masyarakat

untuk menjaminkan (asuransi) pada berbagai

Page 39: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

37

objek yang ada. Melonjaknya volume

nasabah pada PT. Prudential Life Assurance

berdampak pada tuntutan intensitas atau

aktifitas pekerjaan pada perusahaan ini, maka

implikasinya tidak terlepas dari munculnya

persoalan-persoalan seperti kesalahan

perhitungan klaim asuransi, kekeliruan

pencatatan akuntansi, perencanaan keuangan

dan pelaporan serta pendapatan dan

sebagainya.

Maka dari itu, dari permasalahan dan

pendektan teoritis yang ada maka penulis

tertarik melakukan penelitian tentang

Akuntabilitas,Trasnsparansi Dan Efektivitas

atas pengelolahan keuangan pada

PT.Prudential Life Ansurance dengan judul

penelitian “Pengaruh Efektivitas,

Akuntabilitas, dan Transparansi

Pengelolaan Dana Keuangan Terhadap

Tingkat Kepercayaan Pemakai Asuransi

pada PT. Prudential Life Asurance Cabang

Lamongan Tahun 2017”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif yang merupakan

pengujian teori melalui pengukuran variabel

penelitian dengan angka dan melakukan

analisis data dengan prosedur statistik. Dalam

penelitiam ini, penulis melakukan

pengumpulan data penelitian yaitu dengan

teknik pengumpulan data secara primer

dalam bentuk kuesioner / survey. Data primer

ialah data yang berasal dari sumber asli

atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam

bentuk terkompilasi ataupun dalam

bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui

narasumber atau dalam istilah

teknisnya responden, yaitu orang yang kita

jadikan objek penelitian atau orang yang kita,

menurut (Umi Narimawati 2008). Data

sekunder ini merupakan data yang sifatnya

mendukung keperluan data primer seperti

buku-buku, literatur dan bacaan yang

berkaitan dengan judul yang diangkat,

menurut (Sugiono 2008 ).

Populasi dalam penelitian ini adalah

pemakai asuransi PT. Prudential Indonesia

Cabang Lamongan tahun 2017 sebanyak 257

orang. Peneliti menggunakan teknik

propability sampling dengan metode simple

random sampling karena jumlah populasi

sebanyak 257 orang. Presisi yang ditetapkan

atau tingkat signifikansi 0,1, maka besarnya

sampel pada penelitian ini adalah 71,9887

dibulatkan menjadi 72. Jadi, jumlah

keseluruhan responden dalam penelitian ini

adalah 72 orang.

HASIL PENELITIAN

DISKRIPSI VARIABEL

PENELITIAN

a. Tanggapan Responden atas Data Diri

Responden

Pada penelitian ini, jumlah kuesioner

yang disebarkan berjumlah 72 eksemplar

kuesioner kepada nasabah PT. Prudential

Life Assurance di wilayah Lamongan untuk

memberikan gambaran secara umum tentang

PT. Prudential Life Assurance dalam

penelitian yang berjudul “Pengaruh

Efektivitas, Akuntabilitas, Dan Transparansi

Pengelolaan Dana Keuangan Terhadap

Tingkat Kepercayaan Pemakai Asuransi Pada

PT. Prudential Life Assurance Cabang

Lamongan Tahun 2017” yang kemudian

menghasilkan data sebagai berikut :

1) Data Responden Berdasarkan Usia

Hasil penelitian mengenai data pribadi

responden berdasarkan usia akan disajikan

pada tabel dibawah ini :

Page 40: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

38

Berdasarkan tabel di atas, dari 72

responden menunjukkan bahwa responden

yang berusia 20-30 tahun berjumlah 17 orang

atau setara dengan 23,96%, responden yang

berusia 31-40 tahun berjumlah 20 orang atau

setara dengan 27,8%, responden yang berusia

41-50 tahun berjumlah 29 orang atau setara

dengan 40,3%, dan yang berusia 51-60 tahun

6 orang atau 8,3%. Jadi dapat diketahui

bahwa sebagian besar responden ialah

berusia 41-50 tahun.

2) Data Responden Berdasarkan Pendidikan

Hasil penelitian mengenai data pribadi

responden berdasarkan tingkat Pendidikan

responden akan disajikan pada tabel 4.2 di

bawah ini :

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa

31 orang berpendidikan akhir tingkat SMA

atau 43,1% dari keseluruhan responden, 11

orang berpendidikan akhir tingkat D3 atau

sebesar 15,3%, 28 orang responden

berpendidikan tingkat akhir S1 atau sebanyak

38,9%, dan 2 orang berpendidikan akhir S2

atau setara dengan 2,8%.

b. Tanggapan Responden atas Variabel

Bebas (X)

1) Efektivitas (X1)

Adapun hasil jawaban responden dapat

disajikan dalam tabel sebagai berikut :

No. Skor

Total 5 4 3 2 1

1 0 30 36 6 0 72

2 0 21 43 8 0 72

3 0 15 44 13 0 72

4 0 32 35 5 0 72

5 0 30 36 6 0 72

Dari table 4.3 di atas menunjukan

jumlah responden yang menjawab kuesioner.

Dari hasil frequensi jawaban responden

tersebut banyak yang menjawab setuju, ini

menunjukkan bahwa efektivitas di PT.

Prudential Life Assurance baik.

2) Akuntabilitas (X2)

Hasil jawaban responden disajikan

dalam table berikut :

No. Skor

Total 5 4 3 2 1

1 0 24 47 1 0 72

2 1 22 36 13 0 72

3 2 26 27 17 0 72

Dari table di atas menunjukan jumlah

responden yang menjawab kuesioner. Dari

hasil frequensi jawaban responden tersebut

sebagian besar responden menjawab netral,

ini menunjukkan bahwa akuntabilitas di PT.

Prudential Life Assurance cukup baik.

3) Adapun hasil jawaban responden dapat

disajikan dalam table berikut :

No. Skor

Total 5 4 3 2 1

1 0 31 39 2 0 72

2 0 38 31 3 0 72

3 0 28 35 9 0 72

4 0 28 44 0 0 72

Dari table 4.5 di atas menunjukan

jumlah skor pernyataan kuesioner responden

yang telah dijawab. Dari hasil frequensi

jawaban responden tersebut sebagian besar

menjawab netral, hal ini menunjukan bahwa

transparansi yang terdapat pada PT.

Prudential Life Assurance cukup baik

Usia Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 20-30 17 23,6 23,6 23,6

31-40 20 27,8 27,8 51,4

41-50 29 40,3 40,3 91,7

51-60 6 8,3 8,3 100,0

Total 72 100,0 100,0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid SMA/MA/SMAK

31 43,1 43,1 43,1

D3 11 15,3 15,3 58,3

S1 28 38,9 38,9 97,2

S2 2 2,8 2,8 100,0

Total 72 100,0 100,0

Page 41: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

39

HIPOTESIS

UJI HIPOTESIS I

Hasil dari uji parsial atau sering

disebut t-test dapat dilihat pada tabel berikut

ini : Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error

Beta Tolerance

VIF

1 (Constant)

8,978 2,568 3,496 ,001

Efektivitas

,355 ,113 ,358 3,128 ,003 ,856 1,168

Akuntabilitas

,105 ,143 ,084 ,733 ,466 ,846 1,181

Transparansi

,311 ,168 ,203 1,845 ,069 ,924 1,082

a. Dependent Variable: Kepercayaan

Hasil uji parsial (t-test) dengan

jumlah sampel sebanyak 72 responden dan

jumlah variabel bebas sebanyak 3 macam

maka untuk nilai t tabel sebesar 1,994 dengan

nilai signifikansi 0,05. Dalam hal ini dapat

dijabarkan hasil dari tabel di atas sebagai

berikut :

1) Variabel efektivitas menghasilkan nilai t

hitung 3,128 dimana nilai t hitung lebih

besar dari nilai t tabel serta nilai

signifikansi 0,003 dimana lebih kecil

dari 0,05. Sehingga dapat diartikan

bahwa variabel efektivitas secara parsial

berpengaruh terhadap kepercayaan

pemakai asuransi.

2) Variabel akuntabilitas menghasilkan

nilai t hitung 0,733 dimana nilai t hitung

lebih kecil dari nilai t tabel serta nilai

signifikansi 0,466 dimana lebih besar

dari 0,05. Sehingga dapat diartikan

bahwa variabel akuntabilitas secara

parsial tidak berpengaruh pada

kepercayaan pemakai asuransi.

3) Variabel Transparansi menghasilkan

nilai t hitung 1,845 dimana nilai t hitung

lebih kecil dari nilai t tabel, serta nilai

signifikansi 0,69 dimana lebih besar dari

0,05. Sehingga dapat diartikan bahwa

variabel transparansi secara parsial tidak

berpengaruh pada kepercayaan pemakai

asuransi.

UJI HIPOTESIS II

Uji Simultan (F-test)

ANOVAa

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 57,629 3 19,210 7,051 ,000b

Residual 185,246 68 2,724

Total 242,875 71

a. Dependent Variable: Kepercayaan

b. Predictors: (Constant), Transparansi, Efektivitas, Akuntabilitas

Hasil uji simultan (F-test) dengan

jumlah sampel sebanyak 72 responden dan

jumlah variabel bebas sebanyak 3 dan

variabel terikat sebanyak 1 macam maka

untuk nilai F tabel sebesar 2,74 dengan nilai

signifikansi 0,05. Dalam tabel dapat dilihat

bahwa nilai F hitung sebesar 7,051 lebih

besar dari nilai F tabel 2,74 dengan nilai

signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 yang

artinya bahwa variabel efektivitas,

akuntabilitas, dan transparansi berpengaruh

secara simultan terhadap variabel

kepercayaan pemakai asuransi.

PEMBAHASAN

1. Pengaruh Efektivitas pengelolaan dana

keuangan terhadap tingkat kepercayaan

pemakai asuransi pada PT. Prudential Life

Assurance cabang Lamongan tahun 2017.

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan diketahui bahwa

efektivitas pengelolaan dana keuangan

secara parsial berpengaruh pada tingkat

kepercayaan pemakai asuransi pada PT.

Prudential Life Assurance cabang

Lamongan tahun 2017. Hal tersebut dapat

dibuktikan dengan hasil tabel bahwa nilai

t hitung lebih besar dari t tabel yaitu 3,128

yang lebih besar dari 1,994 dan nilai

Page 42: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

40

signifikan lebih kecil dari 0,05 yaitu

0,003. Sehingga hipotesis diterima.

Hasil penelitian ini didukung oleh

penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Safrizal pada tahun 2015 yang

menyatakan bahwa efektivitas

berpengaruh positif terhadap kepercayaan.

Sondang P. Siagian dalam Othenk

(2008) mengatakan bahwa efektivitas

adalah pemanfaatan sumber daya, dana,

sarana, dan prasarana dalam jumlah

tertentu yang secara sadar ditetapkan

sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah

barang dan jasa dengan mutu tertentu tepat

pada waktunya.

Sutrisno (2010) mengukur efektivitas

perlu diperhatikan beberapa indikator

yaitu :

a) Pemahaman Program

b) Tepat Sasaran

c) Tepat Waktu

d) Tercapainya Tujuan

e) Perubahan Nyata

2. Pengaruh Akuntabilitas pengelolaan dana

keuangan terhadap tingkat kepercayaan

pemakai asuransi pada PT. Prudential Life

Assurance cabang Lamongan tahun 2017.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan diketahui bahwa nilai t hitung

lebih kecil dari t tabel yaitu 0,733 yang lebih

kecil dari 1,994 dan nilai signifikan lebih

besar dari 0,05 yaitu 0,466. Dengan

demikian akuntabilitas pengelolaan dana

keuangan secara parsial tidak berpengaruh

pada tingkat kepercayaan pemakai asuransi

pada PT. Prudential Life Assurance cabang

Lamongan 2017. Sehingga hipotesis

ditolak.

Hasil penelitian ini tidak didukung oleh

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Safrizal pada tahun 2015. Hal ini terjadi

karena objek yang di teliti berbeda. Selain

itu, juga disebabkan karena pertanyaan

yang menjadi indikator tidak terdapat pada

PT. Prudential Life Assurance cabang

Lamongan. Adapun indikator akuntabilitas

menurut Lalolo Krina (2008) adalah :

a) Penyebarluasan informasi.

b) Akurasi.

c) Akses publik.

3. Pengaruh Transparansi pengelolaan dana

keuangan terhadap tingkat kepercayaan

pemakai asuransi pada PT. Prudential Life

Assurance cabang Lamongan tahun 2017.

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan diketahui bahwa nilai t

hitung lebih kecil dari t tabel yaitu 1,845

yang lebih kecil dari 1,994 dan nilai

signifikan lebih besar dari 0,05 yaitu 0,069.

Dengan demikian transparansi pengelolaan

dana keuangan secara parsial tidak

berpengaruh pada tingkat kepercayaan

pemakai asuransi pada PT. Prudential Life

Assurance cabang Lamongan 2017.

Sehingga hipotesis ditolak.

Hasil penelitian ini tidak didukung

oleh penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Safrizal tahun 2015. Hal

ini terjadi karena objek yang di teliti

berbeda. Selain itu, juga disebabkan

karena pertanyaan yang menjadi indikator

tidak terdapat pada PT. Prudential Life

Assurance cabang Lamongan. Adapun

indikator transparansi menurut Kristianten

(2009) adalah :

a) Kesediaan dan aksesibilitas dokumen

b) Kejelasan dan kelengkapan informasi

c) Keterbukaan proses

d) Kerangka regulasi yang menjamin

transparansi

4. Pengaruh Efektivitas, Akuntabilitas, dan

Transparansi pengelolaan dana keuangan

terhadap tingkat kepercayaan pemakai

asuransi pada PT. Prudential Life

Assurance cabang Lamongan tahun 2017.

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan diketahui bahwa

efektivitas, akuntabilitas, dan

transparanasi pengelolaan dana keuangan

Page 43: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

41

secara simultan berpengaruh pada tingkat

kepercayaan pemakai asuransi pada PT.

Prudential Life Assurance cabang

Lamongan tahun 2017.

Hal tersebut dapat dibuktikan

dengan hasil tabel bahwa nilai f hitung

lebih besar dari f tabel yaitu 7,051 yang

lebih besar dari 2,74 dan nilai signifikan

lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000. Sehingga

hipotesis diterima.

Hasil penelitian ini didukung oleh

penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Safrizal pada tahun 2015 yang

menyatakan bahwa efektivitas,

akuntabilitas, dan transparansi

berpengaruh positif terhadap kepercayaan.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang

berjudul “Pengaruh Efektivitas,

Akuntabilitas, dan Transparansi Pengelolaan

Dana Keuangan Terhadap Tingkat

Kepercayaan Pemakai Asuransi Pada PT.

Prudential Life Assuranse Tahun 2017” dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. Ada pengaruh efektivitas pengelolaan

dana keuangan terhadap tingkat

kepercayaan pemakai asuransi pada PT.

Prudential Life Assuranse cabang

Lamongan Tahun 2017. Hal tersebut

dapat dibuktikan dengan hasil tabel

bahwa nilai t hitung lebih besar dari t

tabel yaitu 3,218 yang lebih besar dari

1,994 dan nilai signifikan lebih kecil dari

0,05 yaitu 0,003.

2. Tidak ada pengaruh akuntabilitas

pengelolaan dana keuangan terhadap

tingkat kepercayaan pemakai asuransi

pada PT. Prudential Life Assuranse

cabang Lamongan Tahun 2017. Hal

tersebut dibuktikan dengan nilai t hitung

lebih kecil dari t tabel yaitu 0,733 yang

lebih kecil dari 1,994 dan nilai signifikan

lebih besar dari 0,05 yaitu 0,466.

3. Tidak ada pengaruh transparansi

pengelolaan dana keuangan terhadap

tingkat kepercayaan pemakai asuransi

pada PT. Prudential Life Assuranse

cabang Lamongan Tahun 2017. Hal

tersebut dapat diketahui dari hasil nilai t

hitung lebih kecil dari t tabel yaitu 1,845

yang lebih kecil dari 1,994 dan nilai

signifikan lebih besar dari 0,05 yaitu

0,069.

4. Akuntabilitas dan transparansi tidak

berpengaruh terhadap kepercayaan

pemakai asuransi di PT. Prudential Life

Assurance dikarenakan ada faktor lain

yang bisa membuat pemakai asuransi di

PT. Prudential Life Assurance percaya

yaitu ketika jumlah klaim dan waktu

klaim yang dijanjikan oleh PT.

Prudential Life Assurance tapat waktu

dan sesuai perhitungan.

5. Ada pengaruh efektivitas, akuntabilitas,

dan transparansi pengelolaan dana

keuangan terhadap tingkat kepercayaan

pemakai asuransi pada PT. Prudential

Life Assurance cabang Lamongan tahun

2017. Hal tersebut dibuktikan dengan

hasil tabel nilai f hitung lebih besar dari

f tabel yaitu 7,051 yang lebih besar dari

2,74 dan nilai signifikan lebih kecil dari

0,05 yaitu 0,000.

SARAN Berdasarkan dari pengkajian hasil

penelitian di lapangan maka penulis

bermaksud memberikan saran yang mudah-

mudahan dapat bermanfaat bagi lembaga

maupun bagi peneliti yang selanjutnya, yaitu

sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Perusahaan

Seperti yang sudah dijelaskan bahwa

efektivitas, akuntabilitas, dan

transparansi laporan keuangan atau

informasi-informasi yang berkaitan

dengan kepercayaan pelanggan/pemakai

asuransi harus disampaikan secara

terbuka dan penuh dengan

Page 44: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

42

tanggungjawab kepada pihak pemakai.

Sehingga dengan adanya hal tersebut

maka pihak pemakai akan lebih percaya

dengan dana yang telah disetorkan ke

perusahaan dan dapat kembali untuk

kebutuhan pemakai asuransi.

2. Bagi Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan tentang adanya

efektivitas, akuntabilitas, dan

transparansi laporan keuangan dari dana

pengguna asuransi dianggap sangat

penting untuk kepercayaan pengguna,

sehingga diharapkan semua pihak dapat

lebih memperbaiki informasi laporan.

3. Bagi Akademisi

Adapun beberapa saran yang perlu

diperhatikan bagi peneliti selanjutnya

adalah lebih mengkaji lebih banyak

sumber dan referensi yang berkaitan

dengan efektivitas, akuntabilitas, dan

transparansi, serta kepercayaan

pelanggan lebih dalam lagi demi

kebaikan semua pihak dalam mengelola

keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Anoraga, Pandji. 2009. Psikologi Kerja.

Rineka Cipta. Jakarta.

Abidin. 2011. Akuntabilitas dan

Transparansi. LSM. Jakarta.

Aldrige. 2008. Good Corporate Government.

Erlangga. Jakarta.

Auliya, Ishak. 2011. Manajemen Operasi.

Graha Ilmu. Bandung.

Dwiyanto, Agus.2010. Manajemen

Pelayanan Publik. Gadja Mada

University Press. Yongyakarta.

Eka Putra, Rizki. 2014. Evaluasi Perlakuan

Akuntansi Pendapatan Premi

Dan Beban Klaim Asuransi Kesehatan

(Studi Kasus Psak No. 28 Pada Pt.

Prudential Life Assurance (Tahun 2012

- 2013). Jurnal Ilmiah. UNRIKA.

Batam.

Haryanto, Sahmuddin, dan Arifuddin. 2008.

Akuntansi Sektor Publik. Edisi

Peratama : Universitas Diponegoro.

Semarang.

James, Barnes. 2008. Screet Of Customer

Relationship Manajemen. Gramedi.

Jakarta.

Jasfar, Farida. 2009. Manajemen Jasa.

Ghalia Indonesia. Jakarta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008. Balai

Pustaka. Jakarta.

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode

Kuantitatif. UPP AMP YKPN. Yongyakarta.

Letza, Sun.2008. Shareholding Verusu

Stakeholding. Tazkia. Jakarta.

Lalolo, Krina. 2008. Indikator Alat Ukur

Akuntabilitas, Transparansi dan

Pertisipasi. BPPN. Jakarta.

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik.

Andi. Yongyakarta.

Mittal. 2009. Global Issue Of Concern. Asian

Journal.

Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi

Publik. Alfabeta. Bandung.

Retnandari, Nunuk. 2014. Pengantar Ilmu

Ekonomi dalam Kebijakan Publik.

Pustaka Pelajar. Yongyakarta.

Robbins. 2008. Perilaku Organisasi.

Gramedia. Jakarta.

Siagian, Sondang. 2010.Teori dan Praktek

Kepemimpinan. Rineka Cipta.

Yongyakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif. Alfabeta. Bandung.

Page 45: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

43

Sutrisno, Edi. 2011. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Cetakan Ketiga Kecana

Media Group. Jakarta.

Safrizal, 2015. Pengaruh Efektivitas,

Akuntabilitas dan Transparansi

Lembaga Zakat Terhadap Tingkat

Kepercayaan Muzzakki dan

Dampaknya Pada Keinginan

Membayar Zakat di Baitul Mal

Kabupaten Aceh Timur. Jurnal Ilmiah.

Universitas Syiah Kuala. Aceh.

Setiawan, Wahyu. 2012. Pengaruh

Akuntabilitas Laporan Keuangan

Pemerintah Daerah (Lkpd) Terhadap

Tingkat Korupsi Pemerintah Daerah

Di Indonesia. Jurnal Ilmiah.

Universitas Diponegoro. Semarang.

Steers, Richard. 2008. Efektivitas

Organisasi. Erlangga. Jakarta.

Sutedjo. 2010. Membina Relasi Pelanggan.

Bumi Aksara. Jakarta.

Sunarto. 2009. Statistik Untuk Ekonomi.

Gramedia. Jakarta.

Tangkilisan. 2008. Manajemen Publik.

Gramedia. Jakarta.

Ulum, Ihyaul. 2008. Akuntansi Sektor Publik.

Gramedia. Jakarta.

Yuniati, Tri. 2014. Pengaruh Kepuasan Dan

Kepercayaan Pelanggan Terhadap

Loyalitas Pelanggan Auto 2000

Sungkono Surabaya. Jurnal Ilmiah.

STIESIA. Surabaya.

Page 46: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

44

PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI DAN TIME BUDGET PRESSURE

TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI KASUS PADA KOPERASI-KOPERASI DI

KABUPATEN LAMONGAN )

MU’AD

ABSTRACT

In performing its duties, a public accountant must be competent in his field and have an

independent attitude. But until now there are still many people who doubt the competence and

independence of public accountants. This is coupled with many cases involving the profession of

public accountants, such as the Enron case. To know the influence of competence, independence,

and time budget pressure on audit quality used questionnaires distributed to the audit working in

cooperatives in Lamongan.

Sampling method used is purposive sampling by spreading as many as 50 questionnaires,

but which can be used only 45. For data analysis, this research use multiple linear regression

analysis with goodness of fit look it. This study found that competence and independence have a

positive effect on the quality of audit, this means the higher the competence and independence of

an auditor the better the audit quality. While time budget pressure variable has a negative effect

which means higher time budget pressure then audit quality will decrease.

Keywords: Competency, Independence, Time Budget Pressure, and Audit Quality

ABSTRAK

Dalam melakukan tugasnya, seorang akuntan publik haruslah berkompeten di bidangnya

dan memiliki sikap independen. Namun sampai saat ini masih banyak masyarakat yang meragukan

kompetensi dan independensi akuntan publik. Hal ini ditambah dengan adanya banyak kasus yang

melibatkan profesi akuntan publik, seperti contohnya kasus Enron. Untuk mengetahui pengaruh

kompetensi, independensi, dan time budget pressure terhadap kualitas audit digunakan kuesioner

yang disebarkan kepada audit yang bekerja di koperasi-koperasi di Kabupaten Lamongan.

Metode penentuan sampel yang digunakan ialah purposive sampling dengan menyebarkan

sebanyak 50 kuesioner, namun yang dapat digunakan hanyalah 45. Untuk analisis data, penelitian

ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan melihat goodness of fit-nya. Penelitian

ini menemukan hasil bahwa kompetensi dan independensi berpengaruh positif terhadap kualitas

audit, hal ini berarti semakin tinggi kompetensi dan independensi yang dimiliki seorang auditor

maka kualitas audit akan semakin baik. Sedangkan variabel time budget pressure berpengaruh

negatif yang berarti semakin tinggi time budget pressure maka kualitas audit akan semakin

menurun.

Kata kunci : Kompetensi, Independensi, Time Budget Pressure, dan Kualitas Audit

PENDAHULUAN

Pemerintah Indonesia telah

menyepakati untuk ikut serta dalam

perdagangan bebas ASEAN (AFTA 2015) termasuk perdagangan jasa audit yang

diberikan oleh auditor. Diberlakukannya

AFTA 2015 ini menjadi tantangan bagi

profesi auditor untuk dapat meningkatkan

kualitas audit mereka agar dapat bersaing dengan para auditor dari negara-negara

ASEAN.

Page 47: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

45

Persaingan dunia usaha yang semakin

meningkat ini setiap perusahaan akan saling

berkompetisi agar terlihat baik dari

pesaingnya, salah satunya dilakukan dalam

hal pelaporan keuangan perusahaan. Laporan

keuangan haruslah menyajikan informasi

yang wajar, dapat dipercaya, dan tidak

menyesatkan bagi pemakainya. Hal tersebut

penting agar kebutuhan masing-masing pihak

yang berkepentingan dapat terpenuhi, untuk

meyakinkan pihak luar akan kehandalan

laporan keuangan tersebut maka perusahaan

akan mempercayakan pemeriksaan laporan

keuangannya kepada pihak ketiga yaitu

akuntan publik independen. Laporan

keuangan yang telah diaudit oleh auditor

diharapkan bebas dari salah saji material

sehingga dapat digunakan dalam

pengambilan keputusan perusahaan.

Seorang akuntan publik harus

memperhatikan kualitas auditnya. Menurut

De Angelo (1981), kualitas audit dikatakan

sebagai keadaan dimana seorang audit akan

menemukan dan melaporkan ketidak

sesuaian terhadap prinsip yang terjadi pada

laporan akuntansi kliennya. Menurut Lastanti

(2005), kompetensi dan independensi dalam

melakukan proses pengauditan akan

menentukan kepercayaan masyarakat

terhadap laporan keuangan yang telah

diaudit.

American Accounting Association’s

Financial Accounting Standard Committee

(2001: 374) menyatakan bahwa: “Kualitas

audit ditentukan oleh 2 hal, yaitu kompetensi

(keahlian) dan independensi, kedua hal

tersebut berpengaruh langsung terhadap

kualitas dan secara potensial saling

mempengaruhi. Lebih lanjut, persepsi

pengguna laporan keuangan atas kualitas

audit merupakan fungsi dari persepsi mereka

atas independensi dan keahlian audit. Standar

umum kedua (SA seksi 220 dalam SPAP,

2011) menyebutkan bahwa “Dalam semua

hal yang berhubungan dengan perikatan,

independensi dalam sikap mental harus

dipertahankan oleh audit”. Standar ini

mengharuskan audit untuk bersikap

independen (tidak mudah dipengaruhi),

karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk

kepentingan umum. Dengan demikian ia

tidak dibenarkan untuk memihak kepada

kepentingan siapa pun. Audit harus

melaksanakan kewajiban untuk bersikap

jujur tidak hanya kepada manajemen dan

pemilik perusahaan, namun juga kepada

kreditur dan pihak lain yang meletakkan

kepercayaan atas laporan keuangan auditan.

Audit diharapkan dapat menghasilkan

laporan audit yang berkualitas agar laporan

keuangan tersebut benar-benar dapat

dipercaya. Kualitas laporan audit tergantung

dari banyak faktor. Berdasarkan pada

penelitian yang dilakukan oleh Siti Nur

Mawar Indah (2010) dan Armadyani

Kusumawati (2013), kualitas audit

dipengaruhi oleh kompetensi dan

independensi audit. Sesuai dengan standar

umum, audit disyaratkan memiliki

pengalaman kerja yang cukup dalam profesi

yang ditekuninya, serta dituntut untuk

memenuhi kualifikasi teknis dan

berpengalaman dalam bidang industri yang

digeluti kliennya. (Arens: 2008)

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

dalam Al Haryono Jusup (2001) membuat

standar auditing untuk menetapkan kualitas

pelaksanaan kerja. Standar itu meliputi

standar umum, standar pekerjaan lapangan,

dan standar pelaporan. Dalam standar umum

yang ditetapkan oleh IAI tersebut memuat

bahwa seorang audit harus memiliki keahlian

dan pelatihan yang cukup sebagai audit

(memiliki kompetensi di bidang audit).

Kompetensi audit didapatkan dari pelatihan

teknis dan nonteknis, dan juga dari

pengalaman yang telah dilalui sebelumnya

dalam mengaudit laporan keuangan. Sampai

saat ini masih ada masyarakat yang

meragukan tingkat keahlian, kompetensi

serta independensi audit yang akan

berpengaruh terhadap kualitas audit.

Page 48: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

46

Keraguan masyarakat bertambah setelah

terjadi banyak skandal yang melibatkan

akuntan publik baik di dalam maupun di luar

negeri, salah satunya adalah skandal Enron.

Pada kasus tersebut, KAP Andersen terbukti

bersalah karena terlibat dalam manipulasi

data keuangan Enron. Dari contoh kasus

tersebut memperlihatkan bahwa sikap

independensi, objektif, dan tanggung jawab

profesional sangat dibutuhkan audit dalam

melakukan tugasnya.

Kompetensi menurut Zu’amah (2009)

adalah keahlian profesional seorang audit

yang didapat melalui pendidikan formal,

ujian profesional maupun keikutsertaan

dalam pelatihan, seminar, simposium dan

lain-lain. Selanjutnya Halim (2008)

mendefinisikan bahwa independensi adalah

sikap mental yang dimiliki audit untuk tidak

memihak dalam melakukan audit.

Christiawan (2002) juga menyatakan bahwa

akuntan publik berkewajiban untuk jujur

kepada seluruh pihak yang berkepentingan

yang telah meletakkan kepercayaan atas

pekerjaannya. Selain faktor kompetensi dan

independensi, kinerja audit akan dipengaruhi

oleh adanya tekanan anggaran waktu (time

budget pressure).

Kompetensi dan independensi

diperlukan pengawas untuk melaksanakan

pengawasan jalannya koperasi. Namun

belum diketahui secara pasti apakah

kompetensi dan independensi berpengaruh

terhadap kualitas audit Koperasi-Koperasi di

Kabupaten Lamongan.

Sooebaroyen dan Chengabroyan

dalam Rr. Putri Arsika Nirmala (2013)

menyatakan selain harus memiliki

kompetensi dan sikap independen, ternyata

kualitas audit yang dihasilkan juga

dipengaruhi oleh time budget pressure

(tekanan anggaran waktu) seorang audit.

Seorang audit yang seringkali sibuk dengan

mengaudit beberapa laporan keuangan

perusahaan kadang menghilangkan beberapa

atau sebagian prosedur audit untuk mengejar

target waktu yang telah ditentukan.

Time budget pressure menyebabkan

stress individual yang muncul karena adanya

ketidakseimbangan tugas dan waktu yang

tersedia, serta mempengaruhi etika

profesional melalui sikap, nilai, perhatian,

dan perilaku audit (Sososutikno, 2003).

Bekerja dalam kondisi yang tertekan (dalam

waktu) membuat audit cenderung berperilaku

disfungsional. Kelley dan Seiler (1982)

dalam Rr. Putri Arsika (2013) menemukan

bahwa 54% auditor mempersepsikan bahwa

tekanan anggaran waktu sebagai penyebab

masalah berkurangnya kualitas audit. Time

budget pressure akan memberikan pengaruh

negatif terhadap kualitas audit. Simamora

(2000) menjelaskan bahwa anggaran waktu

dibutuhkan untuk menentukan kos audit dan

mengukur kinerja audit. Time budget

pressure yang ketat sering menyebabkan

audit meninggalkan program audit yang

penting dan berakibat terhadap penurunan

kualitas audit. (Sooebaroyen dan

Chengabroyan dalam Rr. Putri Arsika

Nirmala: 24). Waktu merupakan hal penting

yang dibutuhkan audit dalam melaksanakan

tugasnya. Sebelum melakukan audit, seorang

audit merencanakan waktu yang dibutuhkan

dengan lama waktu seorang audit mengaudit

laporan keuangan perusahaan tersebut.

Apabila ternyata waktu yang telah

dianggarkan tidak cukup, maka auditor

cenderung mengurangi beberapa tahapan

audit yang berimbas terhadap penurunan

kualitas audit.

Menurut Sososutikno (2003) tekanan

anggaran waktu adalah suatu keadaan yang

menuntut audit untuk dapat melakukan

efisiensi terhadap anggaran waktu atau

terdapat pembatasan waktu dan anggaran

yang sangat ketat.

Berdasarkan uraian di atas, maka

penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan

meneliti lebih jauh mengenai pengaruh

kompetensi, independensi, dan time budget

Page 49: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

47

pressure terhadap kualitas audit yang bekerja

di Koperasi-Koperasi di Kabupaten

Lamongan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif yang penelitian yang

menitikberatkan pada pengujian atau

pembuktian hipotesis dan merupakan

pemahaman melalui berbagai test, dengan

menggunakan data yang terukur.

Penelitian ini juga bersifat deskriptif

karena diarahkan pada tujuan untuk

menggambarkan secara terperinci dan

sistematis antara pengaruh variabel-variabel

bebas terhadap kualitas audit, berdasarkan

data dan temuan yang ada serta berdasarkan

analisa secara kuantitatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah

50 audit yang bekerja pada koperasi-koperasi

di wilayah kabupaten Lamongan.

Pengambilan sampel pada penelitian

ini menggunakan metode slovin sehingga

sampel di dalam penelitian ini adalah audit

yang berkompetensi, independensi dan time

budget pressure yaitu sebanyak 45 orang.

HASIL PENELITIAN

DISKRIPSI VARIABEL

PENELITIAN

1. Tanggapan Responden atas

Variabel Bebas (X)

1) Kompetensi (X1)

Adapun hasil jawaban responden

dapat disajikan dalam tabel berikut:

Sumber : Hasil pengolahan data

menggunakan SPSS versi 22

Dari tabel 4.5 di atas menunjukan

bahwa responden menjawab Sangat Setuju

berjumlah 19 orang, menjawab Setuju

berjumlah 74 orang, menjawab Netral

berjumlah 40 orang, menjawab Tidak Setuju

berjumlah 11 orang dan menjawab Sangat

Tidak Setuju berjumlah 00 orang. Hal ini

menunjukan bahwa Auditor Kantor

Insperktorat Kabupaten Lamongan

memenuhi profesionalisme yang baik dan

berusaha mengerjakan pekerjaan dengan baik

sebagai wujud tanggung jawab setiap

masing-masing pegawai

2) Independensi (X2)

Adapun hasil jawaban responden

Koperasi-Koperasi di Kabupaten Lamongan

dapat disajikan dalam tabel berikut:

No.

Skor Total

Presentase Total

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

1 4 24 15 2 0 45 8.9% 53.3% 33.3% 4.4% 0.0% 100.0%

2 4 20 19 2 0 45 8.9% 44.4% 42.2% 4.4% 0.0% 100.0%

3 1 24 18 2 0 45 2.2% 53.3% 40.0% 4.4% 0.0% 100.0%

4 3 20 20 2 0 45 6.7% 44.4% 44.4% 4.4% 0.0% 100.0%

5 3 24 17 1 0 45 6.7% 53.3% 37.8% 2.2% 0.0% 100.0%

6 3 22 18 2 0 45 6.7% 48.9% 40.0% 4.4% 0.0% 100.0%

7 3 20 21 1 0 45 6.7% 44.4% 46.7% 2.2% 0.0% 100.0%

8 2 24 17 2 0 45 4.4% 53.3% 37.8% 4.4% 0.0% 100.0%

Sumber : Hasil pengolahan data

menggunakan SPSS versi 22

Dari tabel 4.6 di atas menunjukan

bahwa responden menjawab Sangat Setuju

berjumlah 8 orang, menjawab Setuju

berjumlah 108 orang, menjawab Netral

berjumlah 76 orang, menjawab Tidak Setuju

berjumlah 24 orang dan menjawab Sangat

Tidak Setuju berjumlah 00 orang. Hal ini

menunjukan bahwa Auditor Kantor

Insperktorat Kabupaten Lamongan

berkomitmen organisasi yang baik dan

merasa nyaman dengan Oragnisasi yang saat

ini dijalankan dengan keyakinan dan rasa

tanggung jawab dengan Organisasi.

3) Time Budget Pressure (X3)

No. Skor

Total Presentase

Total 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

1 5 5 16 1 0 45 11.1% 51.1% 35.6% 2.2% 0.0% 100.0%

2 5 25 14 1 0 45 11.1% 55.6% 31.1% 2.2% 0.00% 100.0%

3 4 24 16 1 0 45 8.9% 53.3% 35.6% 2.2% 0.0% 100.0%

4 3 25 16 1 0 45 6.7% 55.6% 35.6% 2.2% 0.0% 100.0%

5 5 23 17 0 0 45 11.1% 51.1% 37.8% 2.2% 0.0% 100.0%

6 5 21 18 1 0 45 11.1% 46.7% 40.0% 2.2% 0.0% 100.0%

7 5 24 15 1 0 45 11.1% 53.3% 33.3% 2.2% 0.0% 100.0%

8 5 22 17 1 0 45 11.1% 48.9% 37.8% 2.2% 0.0% 100.0%

9 3 25 16 1 0 45 6.7% 55.6% 35.6% 2.2% 0.0% 100.0%

10 4 23 17 1 0 45 8.9% 51.1% 37.8% 2.2% 0.0% 100.0%

Page 50: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

48

Adapun hasil jawaban responden

Koperasi-Koperasi di Kabupaten Lamongan

dapat disajikan dalam tabel berikut:

No.

Skor Total

Presentase Total

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

1 3 26 14 2 0 45 6.7% 57.8% 31.1% 4.4% 0.0% 100.0%

2 0 24 21 0 0 45 0.0% 53.3% 46.7% 0.0% 0.0% 100.0%

3 3 23 17 2 0 45 6.7% 51.1% 37.8% 4.4% 0.0% 100.0%

4 3 19 21 2 0 45 6.7% 42.2% 46.7% 4.4% 0.0% 100.0%

Sumber : Hasil pengolahan data

menggunakan SPSS versi 22

Dari tabel 4.7 di atas menunjukan

bahwa responden menjawab Sangat Setuju

berjumlah 09 orang, menjawab Setuju

berjumlah 75 orang, menjawab Netral

berjumlah 52 orang, menjawab Tidak Setuju

berjumlah 08 orang dan menjawab Sangat

Tidak Setuju berjumlah 00 orang. Hal ini

menunjukan bahwa Auditor Kantor

Insperktorat Kabupaten Lamongan

mengerjakan tugas dan pekerjaan sesuai

dengan Struktur Audit yang telah ditetapkan

baik dari instansi maupun pedoman yang

telah digunakan atau ditetapkan.

2. Tanggapan Responden atas Variabel

Terikat (Y)

1) Kualitas Audit (Y)

Adapun hasil jawaban responden

Koperasi-Koperasi di Kabupaten Lamongan

dapat disajikan dalam tabel berikut:

No.

Skor Total

Presentase Total

5 4 3 2 1 5 4 3 2 1

1 3

2

3

1

7 2 0 45

6.7

% 51.1% 37.8%

4.4

%

0.0

% 100.0%

2 3

2

2

1

9 1 0 45

6.7

% 48.9% 42.2%

2.2

%

0.0

% 100.0%

3 3

2

4

1

7 1 0 45

6.7

% 53.3% 37.8%

2.2

%

0.0

% 100.0%

4 4

1

9

2

0 2 0 45

8.9

% 42.2% 44.4%

4.4

%

0.0

% 100.0%

5 4

2

2

1

7 2 0 45

8.9

% 48.9% 37.8%

4.4

%

0.0

% 100.0%

6 3

2

5

1

6 1 0 45

6.7

% 55.6% 35.6%

2.2

%

0.0

% 100.0%

Sumber : Hasil pengolahan data

menggunakan SPSS versi 22

Dari table 4.8 tersebut menunjukan

bahwa responden Kantor Insperktorat

Kabupaten Lamongan menjawab Sangat

Setuju berjumlah 24 orang, menjawab Setuju

berjumlah 124 orang, menjawab Netral

berjumlah 52 orang, menjawab Tidak Setuju

berjumlah 12 orang dan menjawab Sangat

Tidak Setuju berjumlah 04 orang. Hal ini

menunjukan bahwa Auditor atau responden

Kantor Insperktorat Kabupaten Lamongan

melaksanakan Kinerja Auditor dengan sangat

baik. Yang dapat dinilai dengan Kualitas

Audit yang dilakukan, Efisiensi waktu dalam

pengerjaan dan dengan tanggungjawab yang

diberikan dapat dikerjakan sesuai dengan

ketentuan.

HIPOTESIS

UJI HIPOTESIS 1

Hasil uji parsial (t-test) yang

dilakukan pada responden dapat dilihat pada

tabel berkut ini :

No

.

Variabel t

hitun

g

t

tabe

l

Sig Keterang

an

1 Kompetensi

3,309 0.23 0.02

Signifikan

2 Independensi

4,272 0.23 0.00

Signifikan

3 Time Budget Pressure

8,754 0.23 0.00

Signifikan

Sumber : Hasil pengolahan data

menggunakan SPSS versi 22

Hasil uji parsial (t-test) dengan

jumlah sampel sebanyak 45 responden dan

jumlah variabel bebas sebanyak 3 macam

maka untuk nilai t tabel sebesar 0.23 dengan

nilai signifikansi 0,02. Dalam hal ini dapat

dijabarkan hasil dari tabel di atas sebagai

berikut:

a) Variabel kompetensi menghasilkan

nilai t hitung 3,309 dimana nilai t

hitung lebih besar dari nilai t tabel

0.23 serta nilai signifikansi 0.02

dimana lebih kecil dari 0,05 Sehingga

dapat diartikan bahwa variabel

kompetensi secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit.

Page 51: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

49

b) Variabel independensi menghasilkan

nilai t hitung 4,272 dimana nilai t

hitung lebih besar dari nilai t tabel

0.23 serta nilai signifikansi 0,000

dimana lebih kecil dari 0,05.

Sehingga dapat diartikan bahwa

variabel independensi secara parsial

berpengaruh terhadap kualitas audit.

c) Variabel time budget pressure

menghasilkan nilai t hitung 8,754

dimana nilai t hitung lebih besar dari

nilai t tabel 0.23 serta nilai

signifikansi 0,00 dimana lebih kecil

dari 0,05. Sehingga dapat diartikan

bahwa variabel time budget pressure

secara parsial berpengaruh terhadap

kualitas audit.

UJI HIPOTESIS II

Uji simultan (F-test) dilakukan

dengan bantuan software SPSS versi 22 yang

hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Hasil Analisis Uji Simultan (F-test)

Model Sum of

Squares Df Mean

Square F Sig.

1 Regression

301.906 3 100.635 110.79

4 .000b

Residual 29.066 32 .908

Total 330.972 35

Hasil uji simultan (F-test) dengan

jumlah sampel sebanyak 45 responden dan

jumlah variabel bebas sebanyak 3 macam dan

variabel bebas 1 macam maka untuk nilai F

tabel sebesar 2,83 dengan nilai signifikansi

0,00. Dalam tabel dapat dilihat bahwa nilai F

hitung sebesar 110,794 lebih besar dari nilai

F tabel 2,83 dengan nilai signifikan 0,000

lebih kecil dari 0,05 yang artinya bahwa

variabel kompetensi, independensi dan time

budget pressure secara simultan berpengaruh

terhadap kualitas audit.

PEMBAHASAN

1. Profesionalisme dalam pelaksanaan

tugas audit tetap secara parsial

berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa kompetensi dalam pelaksanaan

tugas audit tetap secara parsial

berpengaruh terhadap kinerja auditor.

Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung

variabel kompetensi sebesar 3,309 lebih

besar dari pada nilai t tabel sebesar 0,23

serta dengan nilai signifikansi 0,02 yang

lebih kecil dari 0,05.

Menurut Al- Haryono Jusup

(2001) Dalam melaksanakan audit untuk

sampai pada suatu pernyataan pendapat,

auditor harus senantiasa bertindak

sebagai seorang ahli dalam bidang

akuntansi dan bidang auditing.

Pencapaian keahlian tersebut dimulai

dengan pendidikan formalnya yang

diperluas melalui pengalaman-

pengalaman selanjutnya dalam praktik

audit.

Dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa kompetensi ketika

melaksanakan proses audit, auditor

membutuhkan pengetahuan dan

pengalamanyang baik karena dengan

kedua hal ituauditor menjadi lebih

mampu memahami kondisi keuangan

dan laporan keuangan kliennya.

Kompetensi dalam praktek akuntansi

publik menyangkut masalah kualitas

teknis dari anggota dan stafnya serta

kemampuan untuk mengawasi dan

menilai mutu tugas yang telah

dikerjakan.

2. Independensi dalam pelaksanaan tugas

tetap secara parsial berpengaruh

terhadap kinerja auditor.

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa independensi

a. Dependent Variable: Kinerja Auditor b. Predictors: (Constant), Struktur Audit, Komitmen Organisasi,

Profesionalisme Sumber : Hasil pengolahan data menggunakan SPSS versi 22

Page 52: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

50

dalam pelaksanaan tugas audit secara

parsial berpengaruh terhadap kinerja

auditor. Hal ini ditunjukkan dengan nilai

t hitung variabel independensii sebesar

4,272 lebih besar dari nilai t tabel sebesar

0,23 serta dengan nilai signifikansi 0,00

yang lebih kecil dari 0,05.

Abdul Halim (2003: 34)

dalam bukunya menyatakan bahwa

“dalam menjalankan tugasnya, anggota

KAP harus selalu mempertahankan sikap

mental independen di dalam

memberikan jasa profesional

sebagaimana diatur dalam Standar

Profesional Akuntan Publik yang

ditetapkan oleh IAI. Sikap mental

independen tersebut harus meliputi

independen dalam fakta (in fact) maupun

dalam penampilan (in appearance).”

Mulyadi (2002) Jika seorang

auditor tidak berhasil mempertahankan

sikap independennya, maka penilaian

masyarakat terhadap auditor tersebut

menjadi buruk dan berakibat terhadap

berkurangnya kredibilitas masyarakat

terhadap jasa audit oleh auditor

independen (akuntan publik).

3. Time Budget Pressure dalam

pelaksanaan tugas audit tetap secara

parsial berpengaruh terhadap kinerja

auditor.

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa time budget pressure dalam

mengelola pelaksanaan tugas audit

secara parsial berpengaruh terhadap

Kinerja Auditor. Hal ini ditunjukkan

dengan nilai t hitung variabel

kompetensi sebesar 8,754 lebih besar

dari nilai t tabel sebesar 0,23 serta

dengan nilai signifikansi 0,00 yang lebih

kecil dari 0,05.

Prasita dan Adi (2007) tekanan

anggaran waktu sebagai bentuk tekanan

yang muncul dari keterbatasan sumber

daya yang dapat diberikan untuk

melaksanakan tugas. Sumber daya dapat

diartikan sebagai waktu yang digunakan

auditor dalam pelaksanaan tugasnya.

Samekto (2001) menyebutkan

dalam penelitiannya bahwa penetapan

batasan waktu tidak realistis pada tugas

audit khusus akan berdampak kurang

efektifnya pelaksanaan audit atau auditor

pelaksana cenderung mempercepat

pelaksanaan pengujian. Sebaliknya, bila

penetapan batasan waktu terlalu lama,

hal itu akan berdampak negatif pada

biaya dan efektivitas pelaksanaan audit.

Penetapan waktu untuk auditor dalam

melaksanakan tugasnya harus tepat

waktu, sehingga uraian di atas dapat

dihindari, yang selanjutnya

mempengaruhi tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap kualitas auditor dan

hasil audit yang dihasilkan.

2. Kompetensi, independensi, , dan time

budget pressure dalam pelaksanaan

tugas audit secara simultan berpengaruh

terhadap kualitas audit .

Hasil penelitian ini

menunjukkan nilai F hitung sebesar

110,794 lebih besar dari pada nilai F

tabel sebesar 2,83 serta dengan nilai

signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari

0,05. Hal ini berarti bahwa kompetensi,

independensi dan time budget pressure

dalam pelaksaan tugas audit tetap secara

simultan berpengaruh terhadap kualitas

audit.

Kualitas audit sebagai

probabilitas bahwa auditor akan

menemukan dan melaporkan

pelanggaran pada sistem akuntansi klien.

Auditor yang memiliki banyak klien

dalam lingkungan yang sama akan

memiliki pemahaman yang lebih dalam

tentang resiko audit khusus yang

memiliki industri tersebut, tetapi akan

membutuhkan pengembangan keahlian

lebih daripada auditor pada umumnya.

Page 53: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

51

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan mengenai pengaruh kompetensi,

independensi, dan time budget pressure

terhadap kualitas audit auditor, maka pada

bagian akhir dari penelitian ini dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh positif kompetensi

auditor terhadap kualitas audit. Hal ini

dibuktikan dengan dengan nilai t hitung

variabel kompetensi sebesar 3,309 lebih

besar dari pada nilai t tabel sebesar 0,23

serta dengan nilai signifikansi 0,02 yang

lebih kecil dari 0,05

2. Terdapat pengaruh positif independensi

auditor terhadap kualitas audit. Hal ini

dibuktikan dengan nilai thitung

independensi dalam pelaksanaan tugas

audit secara parsial berpengaruh

terhadap kinerja auditor. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai t hitung

variabel independensii sebesar 4,272

lebih besar dari nilai t tabel sebesar 0,23

serta dengan nilai signifikansi 0,00 yang

lebih kecil dari 0,05.

3. Terdapat pengaruh negatif time budget

pressure bagi auditor terhadap kualitas

audit. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t

hitung variabel kompetensi sebesar

8,754 lebih besar dari nilai t tabel sebesar

0,23 serta dengan nilai signifikansi 0,00

yang lebih kecil dari 0,05.

4. Terdapat pengaruh antara kompetensi,

independensi, dan time budget pressure

bagi auditor terhadap kualitas audit.

Hasil penelitian ini menunjukkan

nilai F hitung sebesar 110,794 lebih

besar dari pada nilai F tabel sebesar 2,83

serta dengan nilai signifikansi 0,000

yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti

bahwa kompetensi, independensi dan

time budget pressure dalam pelaksaan

tugas audit tetap secara simultan

berpengaruh terhadap kualitas audit.

SARAN 1. Untuk seorang auditor harus

meningkatkan kompetensinya yang bisa

didapat dalam pendidikan formal

maupun melalui pengalaman-

pengalaman dalam proses audit. Auditor

junior yang baru saja terjun dalam

bidang auditing dapat diikut sertakan

dalam penanganan audit yang kompleks

agar mereka dapat lebih terbiasa dalam

bidang auditing.

2. Independensi harus ditingkatkan dalam

diri masing-masing auditor karena

pengguna laporan keuangan

memberikan kepercayaan yang tinggi

kepada auditor dalam mengaudit.

Auditor tidak boleh menerima fee diluar

fee yang disepakati agar mereka tidak

terpengaruh dalam mengungkapkan

pendapatnya.

3. Time pressure yang dihadapi auditor

menyebabkan stress individual yang

menyebabkan auditor hanya berprioritas

kepada anggaran waktu yang telah

ditentukan dan hal itu mengurangi

perhatian auditor terhadap

pengungkapan kesalahan klien yang

berakibat buruknya kualitas audit. Hal

demikian dapat diminimalisir dengan

membuat anggaran waktu yang tidak

terlalu ketat dalam proses auditing.

DAFTAR PUSTAKA

A.A Putu Ratih Cahaya Ningsih., 2013,

Penelitian yang berjudul tentang

Pengaruh Kompetensi, Independensi

dan Time Budget Pressure terhadap

Kualitas Audit Studi kasus pada

Kantor Akuntansi Publik di Bali,

Skripsi, Universitas Udayana Bali.

Page 54: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

52

Abdul Halim., 2003, Auditing: Dasar-Dasar

Audit Laporan Keuangan,.

Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

American Accounting Association, 2001,

SEC Auditor Independence

Requirements. American Accounting

Association Accounting Horizons.

Arens, A. Alvin., James K. Loebbecke.,

1996. Auditing, Buku Satu.

Terjemahan oleh Amir Abadi Jusuf .

Edisi Indonesia. Jakarta : Salemba

Empat

Arikunto, Suharsimi., 2006. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka

Cipta

Cristina Sososutikno., 2003, Hubungan

Tekanan Anggaran Waktu dengan

Perilaku Disfungsional serta

Pengaruhnya terhadap Kualitas

Audit., Simposium Nasional

Akuntansi VI.

Enung Nurhayati., 2015, Penelitian yang

berjudul tentang Pengaruh

Pengalaman, Independensi dan Time

Budget Pressure terhadap Kualitas

Audit dengan Etika Sebagai variabel

pemoderasi Studi empiris pada

auditor di Kantor Akuntansi Publik di

Bandung. Skripsi. Universitas

Kuningan.

Ghozali, Imam., 2011. Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program IBM

SPSS 19. Semarang : Badan Penerbit

Universitas Diponegoro

Hutabarat, Goodman., 2012. “Pengaruh

Pengalaman, Time Budget Pressure

Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas

Audit”. Jurnal Ilmiah ESAI. Volume

6, Nomor 1, Januari 2012

Ikatan Akuntan Publik Indonesia, 2011,

Standar Profesional Akuntan Publik.

Jakarta: Salemba Empat.

Imam Ghozali., 2006. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program SPSS,

Edisi ketiga., Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Mardiasmo., 2009. Akuntansi Sektor Publik.

Yogyakarta : CV Andi Offset.

Mulyadi., 2002. Auditing Edisi ke 6. Jakarta:

Salemba Empat.

Robertus Aryo Kusumo Widodo., Bambang

Agus Pramuka., Eliada Herwiyanti.,

“Pengaruh Kompetensi, Tingkat

Pendidikan Auditor dan Time Budget

Pressure terhadap Kualitas Hasil

Audit (Studi kasus pada Lingkungan

perwakilan BPKP pronvinsi Nusa

Tenggara Barat). Skripsi. Universitas

Katolik Indonesia Jakarta.

Simanjuntak, Piter., 2008. “Pengaruh Time

Budget Pressure Dan Kesalahan

Terhadap Penurunan Kualitas Audit

(Studi Empiris Pada Auditor KAP Di

Jakarta)”. Tesis. Semarang :

Universitas Diponegoro

Suharsimi Arikunto., 2006. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Sutrisno Hadi., 2004. Analisis Regresi.

Yogyakarta: Yayasan Penerbitan

Universitas Gadjah Mada

Page 55: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

53

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, AKTIVITAS, PROFITABILITAS DAN RASIO

SOLVABILITAS DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN

PT. H.M SAMPOERNA, Tbk. SURABAYA

NINIK MAS’ADAH

ABSTRACT

Company's activity indirectly have an effect on the financial condition of the company

including the condition of financial performance. Financial performance can be measured through

financial reports by way of analyzing the financial statements. The health of an enterprise will

reflect the company's ability in running its business, the distribution of its assets, the effectiveness

of the use of its assets, or business results that have been achieved, loads still to be paid, as well as

the potential for bankruptcy which will be experienced.

This research is meant to find out the financial performance of the company which is

measured by using analysis liquidity ratio, activity ratio, profitability ratio and solvability ratio at

PT. H.M Sampoerna Tbk. Surabaya from 2014 to 2016. The data has been studied by using

financial statement of PT. H.M Sampoerna. Surabaya Tbk. Surabaya from 2014 to 2016. The

company must have health and efficient financial performance to earn profit and to improve the

achievement which has been obtained by the company. The research method which has been used

to measure the financial performance at PT. H.M Sampoerna Tbk. Surabaya the financial ratio

analysis which consists of liquidity ratio, solvability ratio, profitability ratio and activity ratio. The

result of this research is based on the liquidity ratio which is proxy by Current Ratio, it has been

found that the condition of the financial performance of the company is good. Activity ratio which

is proxy by Total Assets Turn Over, it has been found that the condition of financial performance

of the company is good. The profitability ratio which is proxy by Return on Assets, and Return on

Equity, it has been found that the condition of the financial performance of the company is good.

Solvability ratio which is proxy by Debt to Total Assets Ratio and Debt to Total Equity Ratio, it

has been found that the condition of the financial performance of the company is good.

Keywords : liquidity ratio, activity ratio, profitability ratio, solvability ratio, financial

performance.

ABSTRAK

Aktifitas Perusahaan secara tidak langsung berpengaruh terhadap kinerja Keuangan

perusahaan. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diukur melalui laporan keuangan dengan

cara menganalisis laporan keuangan. Kesehatan suatu perusahaan akan mencerminkan

kemampuan perusahaan dalam menjalankan usahanya, distribusi aktivanya, keefektifan

penggunaan aktivanya, hasil usaha atau yang telah dicapai, beban-beban tetap yang harus dibayar,

serta potensi kebangkrutan yang akan dialami.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang dinilai

dengan analisis rasio likuiditas, aktivitas, profitabilitas dan rasio solvabilitas pada perusahaan PT.

H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2016. Data yang diteliti

berupa laporan keuangan PT. H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya dari tahun 2014 sampai dengan

2016. Perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang sehat dan efisien untuk mendapatkan laba

dan meningkatkan atas prestasi yang telah dicapai perusahaan. Metode penelitian ini yang

digunakan untuk menilai kinerja keuangan pada PT. H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya adalah

analisis rasio keuangan yang meliputi rasio likuiditas, rasio Aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio

Page 56: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

54

solvabilitas. Hasil penelitian ini berdasarkan rasio likuiditas yang diproksikan Current Ratio

kondisi kinerja keuangan perusahaan baik. Rasio aktivitas yang diproyeksikan Total Asset Turn

Over kondisi kinerja keuangan perusahaan baik. Rasio Profitabilitas yang diproksikan Return on

Assets, dan Return on Equity kondisi kinerja keuangan perusahaan baik. Rasio solvabilitas yang

diproksikan Debt to Total Assets Ratio dan Debt to Total Equity Ratio kondisi kinerja keuangan

perusahaan baik.

Kata Kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas, Kinerja

Keuangan.

PENDAHULUAN

Perusahaan yang berorientasi pada

profit selalu memiliki tujuan jangka pendek

dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka

pendek pada umumnya adalah untuk

mendapatkan keuntungan maksimum bagi

perusahaan, sedangkan tujuan jangka

panjang adalah untuk mampu bertahan dan

memelihara kelangsungan hidup perusahaan.

Tingkat kemampuan perusahaan dalam

memenuhi tujuan jangka panjang dan jangka

pendeknya akan memberikan gambaran atas

tingkat prestasi dan kinerja yang telah dicapai

perusahaan selama kurun waktu tersebut.

Persaingan bisnis yang ketat seiring

dengan perkembangan perekonomian

mengakibatkan adanya tuntutan bagi

perusahaan untuk terus mengembangkan

inovasi, memperbaiki kinerjanya, dan

melakukan perluasan usaha agar dapat terus

bertahan dan bersaing. Tingkat kemampuan

suatu perusahaan untuk dapat bersaing sangat

ditentukan oleh kinerja perusahaan itu

sendiri. Secara umum kinerja suatu

perusahaan ditunjukkan dalam laporan

keuangan yang dipublikasikan.

Fahmi (2014:31) laporan keuangan

merupakan suatu informasi yang

menggambarkan kondisi keuangan suatu

perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut

dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja

Keuangan perusahaan tersebut. laporan

keuangan tidak secara langsung dapat

digunakan untuk mengetahui kinerja

perusahaan. Agar laporan keuangan dapat

memberikan informasi yang jelas mengenai

kinerja atau prospeknya, maka laporan

keuangan tersebut harus dianalisis.

Subramanyam dan Wild (2010:4)

analisis laporan keuangan (financial

statement analysis) adalah aplikasi dari alat

dan teknik analisis untuk laporan keuangan

bertujuan umum dan data-data yang

berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan

kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis

bisnis.

Subramanyan dan wild (2010:3)

Analisis bisnis (business analysis)

merupakan proses evaluasi prospek ekonomi

dan risiko perusahaan. Hal tersebut meliputi

analisis atas lingkungan bisnis perusahaan,

strateginya, serta posisi keuangan dan

kinerjanya. Analisis bisnis berguna dalam

banyak keputusan bisnis seperti memilih

investasi dalam efek (surat berharga atau

sekuritas) ekuitas atau efek hutang, memilih

perpanjangan pinjaman dengan hutang

jangka pendek atau hutang jangka panjang,

menilai perusahaan dalam penawaran saham

perdana.

Analisis laporan keuangan

merupakan bagian penting dari analisis bisnis

yang lebih luas. Melakukan analisis terhadap

laporan keuangan suatu perusahaan akan

sangat bermanfaat untuk dapat mengetahui

keadaan dan perkembangan keuangan dari

suatu perusahaan. Dari berbagai alat analisis

yang ada, analisis rasio merupakan alat

analisis yang sering digunakan.

Menurut Ismaya (2006:311) analisis rasio

adalah cara penilaian pelaksanaan kegiatan

perusahaan, keuntungan, struktur modalnya,

Page 57: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

55

dan lain-lain dengan menggunakan tolok

ukur yang merupakan perbandingan antara

angka-angka dalam neraca dan daftar laba

rugi.

Analisis rasio merupakan metode

paling cepat untuk diterapkan dalam

mengukur kinerja suatu perusahaan dan lebih

mudah dipahami. Selain dapat digunakan

untuk mengetahui prestasi keuangan

perusahaan dari tahun ke tahun, melalui

analisis rasio keuangan perusahaan seluruh

pihak yang berkepentingan terhadap kinerja

keuangan perusahaan dapat melihat hasil

kinerja dan prospek perusahaan dimasa

depan.

Kasmir (2010:105) Dari kinerja yang

dihasilkan ini juga dapat dijadikan sebagai

evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke

depan agar kinerja manajemen dapat

ditingkatkan atau dipertahankan sesuai

dengan target perusahaan. Penggunaan hasil

analisis rasio keuangan dari tahun-tahun yang

lalu dapat mengetahui kelemahan-kelemahan

perusahaan serta hasil-hasil yang telah

dianggap cukup baik.

Martoni dan Harjito (2010:53) Rasio-

rasio keuangan yang lazim digunakan

sebagai dasar penilaian kinerja diantaranya

rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas,

dan aktivitas.

Perusahaan yang dikatakan sehat bukan

hanya mampu membayar kewajiban jangka

pendek tetapi juga mampu menghasilkan laba

atau keuntungan bahkan mampu memenuhi

seluruh kewajiban jangka panjangnya tepat

pada waktunya. Karena ada perusahaan yang

likuiditas dan profitabilitasnya baik tetapi

solvabilitasnya tidak baik, ataupun

sebaliknya.

Rusdin (2008:140) untuk melihat

bagaimana kemampuan perusahaan

membayar kewajiban jangka pendek dapat

digunakan rasio likuiditas. Salah satu

indikator dari rasio likuiditas adalah Current

ratio. Suatu perusahaan dikatakan

mempunyai posisi keuangan jangka pendek

yang kuat apabila mampu memenuhi tagihan

dari kreditur jangka pendek tepat pada

waktunya. Dengan likuiditas yang cukup,

membuktikan ketersediaan dana untuk

memenuhi kewajiban lancar perusahaan.

Menurut Kasmir (2010:133)

kemampuan membayar tersebut akan

memberikan jaminan bagi pihak kreditor

untuk memberikan pinjaman selanjutnya.

Sedangkan ketidakmampuan perusahaan

membayar kewajibannya solvabilitasnya

tidak baik, ataupun sebaliknya. terutama

hutang jangka pendek (yang sudah jatuh

tempo) akan sangat mengganggu hubungan

antara perusahaan dengan para kreditor.

Dalam jangka panjang, kasus ini akan

berdampak kepada para pelanggan. Artinya,

pada akhirnya perusahaan akan memperoleh

krisis kepercayaan dari berbagai pihak yang

selama ini membantu kelancaran usahanya.

Padahal kepercayaan dari berbagai pihak

merupakan modal utama perusahaan dalam

mencapai target yang telah ditetapkan.

Astuti (2004:32) untuk mengukur

efektivitas perusahaan dalam mengelola

aktivanya, yaitu untuk mengukur

kemampuan seluruh aktiva dalam

menghasilkan penjualan dapat digunakan

rasio aktivitas. Rasio aktivitas juga

digunakan untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam melaksanakan aktivitas

sehari-hari. Salah satu indikator dari rasio ini

adalah Total Assets Turn Over.

Lukman syamsuddin (2000:62) adalah Total

asset turnover menunjukkan tingkat efisiensi

penggunaan seluruh aktiva perusahaan di

dalam menghasilkan volume penjualan

tertentu. Makin tinggi Total asset turnover

berarti semakin efisien penggunaan

keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan

penjualan.

Kieso,dkk (2008:224) Selain rasio

yang tersebut diatas, rasio profitabilitas

digunakan untuk mengukur tingkat

keberhasilan atau kegagalan perusahaan.

Indikator dari rasio ini adalah Return On

Page 58: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

56

asset (ROA) dan Return On Equity (ROE),

rasio ini memberikan ukuran yang lebih baik

atas profitabilitas perusahaan karena

menunjukkan efektivitas operasional

keseluruhan perusahaan untuk menghasilkan

laba.

Analisis profitabilitas ini menjadi

penting untuk pemegang saham karena

berkaitan dengan pendapatan yang didapat

jika berinvestasi di sebuah perusahaan yaitu

deviden. Hal ini dikarenakan jika perusahaan

mendapatkan laba yang tinggi, maka akan

menghasilkan deviden yang tinggi pula,

sehingga tingkat profitabilitas yang tinggi

dan konsisten menjadi perhatian untuk analis

dan pemegang saham. Oleh karena itu,

tingkat profitabilitas dapat dijadikan alat ukur

bagaimana perusahaan mampu bersaing dan

bertahan dalam bisnisnya dan memperoleh

laba yang memadai. Untuk mengembangkan

perusahaan dalam menghadapi persaingan,

maka diperlukan adanya suatu pendanaan

yang bisa digunakan untuk memenuhi

kebutuhan tersebut.

Subramanyam dan Wild (2010:19)

terdapat dua sumber utama pendanaan yaitu

pendanaan eksternal yang diperoleh dari

investor ekuitas (disebut juga pemilik atau

pemegang saham) dan kreditor (pemberi

pinjaman).

Astuti (2004:35) Rasio yang

mengukur persentase dana yang disediakan

oleh kreditur Rasio solvabilitas yang

digunakn adalah Debt to Assets Ratio. Pada

prakteknya dana-dana yang dikelola

perusahaan harus dikelola dengan baik,

karena masing-masing sumber dana tersebut

mengandung kewajiban pertanggung

jawaban kepada pemilik dana.

Proporsi antara modal sendiri dengan modal

pinjaman harus diperhatikan, sehingga dapat

diketahui beban perusahaan terhadap para

pemilik modal tersebut. Rasio antara sumber

dana dari pihak eksternal terhadap sumber

dana pihak internal lazim disebut sebagai

Debt to equity Ratio. Alasan penelitian ini

menggunakan kedua rasio tersebut

dikarenakan penelitian ini ingin mengetahui

seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai

hutang dan mengetahui modal sendiri yang

dijadikan jaminan hutang.

Kasmir (2010:23) Dengan

mengetahui rasio-rasio mana yang

berpengaruh terhadap kinerja keuangan,

dapat digunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan ekonomis oleh investor. Dalam hal

ini investor akan melihat prospek usaha

sekarang dan masa yang akan datang.

Prospek yang dimaksud adalah keuntungan

yang akan diperolehnya (dividen) serta

perkembangan nilai saham ke depan

sehingga memungkinkan para investor

memperkirakan return dan resiko yang

didapat ketika akan atau sudah berinvestasi.

Menurut Fahmi (2012:2) kinerja

keuangan merupakan gambaran dari

pencapaian keberhasilan perusahaan dapat

diartikan sebagai hasil yang telah di capai

atas berbagai aktifitas yang telah dilakukan,

dapat dijelaskan bahwa kinerja keuangan

adalah suatu analisa yang dilakukan untuk

melihat sejauh mana suatu perusahaan telah

melaksanakan dengan menggunakan aturan-

aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan

benar.

Industri rokok merupakan salah satu

jenis usaha yang mengalami kemajuan pesat

dan merupakan penyumbang pendapatan

Negara yang cukup besar di Indonesia.

Dalam beberapa tahun belakangan ini,

mengalami kondisi yang cukup dilematis,

khususnya di Indonesia. Pemerintah

memperketat peraturan tentang rokok, seperti

pembatasan dalam beriklan, adanya

pembatasan merokok ditempat - tempat

umum, peringatan kesehatan pada setiap

kemasannnya, percantuman kadar nikotin

dan tar, kebijakan harga jual eceran dan tarif

yang meningkat setiap tahunnya membuat

industri rokok di Indonesia semakin tertekan.

PT. H.M. Sampoerna, Tbk industri

rokok ini mempunyai prospek yang sangat

Page 59: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

57

cerah dan saat ini mengalami perkembangan

dilihat dari semakin banyaknya perusahaan

rokok baru, PT. H.M. Sampoerna, Tbk

merupakan salah satu perusahaan rokok

terbesar di Indonesia, total karyawan

Sampoerna dan anak perusahaannya

berkisaran 29.225 orang. Selain itu,

Perusahaan bekerjasama juga dengan 38 unit

Mitra Produksi Sigaret (MPS) yang terletak

di berbagai lokasi di pulau Jawa saat

memproduksi Sigaret Kretek Tangan.

Selama penjualan dan volume tahun

2016 PT. H.M Sampoerna, Tbk mendapatkan

total penjualan bersih konsolidasi mencapai

Rp.95,46 triliyun di tahun 2016 dan

mengalami peningkatan sebesar 7,17% dari

pencapaian tahun 2015 yaitu Rp.89,06

triliyun. Peningkatan dalam penjualan bersih

operasional rokok indonesia terutama

didorong oleh kenaikan harga. PT. H.M

Sampoerna, Tbk juga merupakan pembayar

pajak terbesar di indonesia saat ini dengan

nilai total setoran ke pemerintah indonesia

sebesar Rp. 63,5 triliyun di tahun 2016,

jumlah ini mewakili total nilai pajak yang

dibayarkan oleh kenaikan pajak cukai di

tahun 2016 mencapai 15% (rata-rata

tertimbang). Akibat dari kenaikan tarif cukai

kinerja segmen sigaret kretek tangan terus

mengalami penurunan, seiring dengan

peralihan preferensi perokok dewasa dari

produk kretek tangan ke kretek mesin. Pada

kuartal ke III 2016 pangsa pasar sampoerna

di segmen sigaret kretek tangan mengalami

penurunan sebanyak 0,8% dari periode yang

sama tahun 2015 menjadi 6,6%. Volume

penjualan rokok PT. H.M Sampoerna, Tbk

sebesar 25,1 miliar batang selama kuartal III

2016, Jumlah tersebut turun 12,3% dari

kuartal sebelumnya, dan turun 5,5% jika

dihitung secara tahunan. dan industri secara

keseluruhan mengalami penurunan sebesar

1,4 % dibanding tahun 2015.

Meskipun volume penjualan menurun

Sampoerna kembali memimpin pasar industri

rokok dengan pangsa pasar sebesar 33,4%

pada tahun 2016, namun perusahaan terus

mencari cara untuk menyeimbangkan

penurunan segmen SKT, termasuk memulai

pengenalan edisi spesial varian Dji Sam Soe

“10+2” yang berisi 10 rokok Dji Sam Soe

reguler dan 2 rokok Dji Sam Soe Premium.

Berdasakan permasalahan di atas peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai bagaimana kinerja keuangan

perusahaan pada tahun 2014–2016 dengan

menggunakan analisis rasio keuangan.

Tujuan analisis rasio keuangan dalam menilai

kinerja keuangan pada PT. H.M. Sampoerna,

Tbk. Surabaya yaitu untuk mengevaluasi

keadaan finansial perusahaan dimasa lalu,

sekarang, dan masa yang akan datang dan

juga memprediksi potensi apa yang mungkin

di alami perusahaan di masa yang akan

datang serta dapat mempertimbangkan

keputusan yang akan diambil untuk tahun

yang akan datang sesuai dengan kinerja

perusahaannya.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang digunakan adalah

penelitian deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif, yaitu dengan merumuskan dan

menafsirkan data yang ada sehingga

memberikan gambaran yang jelas melalui

pengumpulan, penyusunan, dan menganalisis

data sebagai prosedur pemecah masalah yang

diteliti, dalam hal ini adalah analisis rasio

likuiditas, aktivitas, profitabilitas dan rasio

solvabilitas dalam menilai kinerja keuangan

pada PT. H.M. Sampoerna, Tbk. Surabaya.

Populasi dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan PT. H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya pada tahun 2014-2017 sebagai objek penelitian secara keseluruhan, kemudian dari populasi tersebut di gunakan teknik pengambilan sampel Nonprobability sampling jenis Total Sampling. Kemudian diambil semuanya sebagai sampel penelitian yaitu data Laporan Keungan PT. HM Sampoerna Tbk. Surabaya Tahun 2014-2017.

Page 60: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

58

HASIL PENELITIAN

1. Kondisi

kinerja

keuangan

dilihat dari

rasio

likuiditas

a. Current

Ratio

(CR)

Dari hasil perhitungan

diatas Current Ratio (CR)

pada periode tahun 2014

mencapai 152,77%, pada

tahun 2015 mengalami

peningkatan secara signifikan

menjadi 656,74% dan pada

tahun 2016 mengalami

penurunan menjadi 523,41%

dan pada tahun 2017 senialai

527,23%. Secara keseluruhan

rata-rata Current Ratio (CR)

PT. H.M Sampoerna, Tbk

Surabaya pada periode 2014-

2017 sebesar 465,04%.

Dengan demikian Current

Ratio (CR) PT.H.M

Sampoerna, Tbk Surabaya

dikatakan sangat baik karena

nilai rasio yang diperoleh di

atas rata-rata angka standart

industri yang ditetapkan yaitu

sebesar >200%.

b. Quick Ratio (QR)

Dari hasil perhitungan

diata Quick Ratio (QR) pada

tahun 2014 sebesar 24,60%,

pada tahun 2015 mengalami

penurunan menjadi 23,65%,

hingga pada tahun 2016

sebesar 22,09% hingga pada

tahun 2017 sebesar 24,92%

secara keseluruhan rata-rata

Quick Ratio (QR) PT.H.M

Sampoerna, Tbk Surabaya

pada tahun 2014-2017 sebesar

23,82%.dengan demikian

Quick Ratio (QR) PT.H.M

Sampoerna, Tbk Surabaya

dikatakan kurang baik karena

rasio yang dimiliki kurang dari

rata-rata syandart industri

yang ditetapkan yaitu sebesar

<100%.

2. Kondisi kinerja keuangan dilihat dari

rasio aktivitas

a. Total Asset Turn Over (TATO)

Dari hasil perhitungan

diatas Total Asset Turn Over

(TATO) pada tahun 2014

sebesar 2,84 kali, pada tahun

2015 mengalami penurunan

menjadi 2,33 kali, dan pada

tahun 2016 juga mengalami

penurunan menjadi 2,24 kali

pada tahun 2017 2,29 kali.

Secara keseluruhan rata-rata

Total Asset Turn Over PT. H.M

Sampoerna, Tbk Surabaya pada

periode 2014-2017 sebesar

2,42%. Dengan demikian Total

Asset Turn Over (TATO) PT.

H.M Sampoerna, Tbk Surabaya

dikatakan baik karena nilai rasio

yang diperoleh di atas rata-rata

angka standart industri yang

ditetapkan yaitu sebesar >0,5

kali.

b. Fixed Asset Turn Over (FATO)

Dari hasil perhitungan

diatas, Fixed Asset Turn Over

(FATO) pada tahun 2014

sebesar 10,61 kali, pada tahun

2015 sebesar 10,85 kali, hingga

tahun 2016 sebesar 10,77 kali

dan pada tahun 2017 11,05 kali

Secara keseluruhan rata-rata

Fixed Asset Turn Over (FATO)

PT. H.M Sampoerna, Tbk

Surabaya pada periode 2014-

2017 sebesar 10,82 kali.

Page 61: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

59

Dengan demikian Fixed Asset

Turn Over (FATO) PT. H.M

Sampoerna, Tbk Surabaya

dikatakan baik karena nilai rasio

yang diperoleh di atas rata-rata

angka standart industri yang

ditetapkan yaitu sebesar >0,5

kali.

3. Kondisi kinerja keuangan dilihat

dari rasio profitabilitas

a. Net Profit

Margin

(NPM)

Dari hasil perhitungan

diatas Net Profit Margin

(NPM) pada tahun 2014

sebesar 12,41%, pada tahun

2015 mengalami penurunan

menjadi 11,62%, pada tahun

2016 mengalami peningkatan

menjadi 13,12% dan pada

tahun 2017 senilai 12,59%

Secara keseluruhan rata-rata

Net Profit Margin (NPM)

PT.H.M Sampoerna, Tbk

Surabaya pada periode 2014-

2017 sebesar 12,43%. Dengan

demikian Return On Asset

(ROA) PT.H.M Sampoerna,

Tbk Surabaya dikatakan baik

karena nilai rasio yang

diperoleh di atas rata-rata

angka standart industri yang

ditetapkan yaitu sebesar >5%.

b. Return On Asset (ROA)

Dari hasil perhitungan

diatas Return On Asset (ROA)

pada tahun 2014 sebesar

35,29%, pada tahun 2015

mengalami penurunan

menjadi 27,24%, pada tahun

2016 mengalami peningkatan

menjadi 29,47%. Dan tahun

2017 mencapai 36,52%.

Secara keseluruhan rata-rata

Return On Asset (ROA)

PT.H.M Sammpoerna, Tbk

Surabaya pada periode 2014-

2017 sebesar 32,13%. Dengan

demikian Return On Asset

(ROA) PT.H.M Sampoerna,

Tbk Surabaya dikatakan baik

karena nilai rasio yang

diperoleh di atas rata-rata

angka standart industri yang

ditetapkan yaitu sebesar >5%.

c. Return On Equity (ROE)

Dari hasil perhitungan

diatas Return On Equity

(ROE) pada tahun 2014

sebesar 74,19% . Pada tahun

2015 mengalami penurunan

menjadi 32,34%. pada tahun

2016 mengalami peningkatan

menjadi 36,66%.

Dan pada tahun 2017

senilai 36,59%. Secara

keseluruhan rata-rata Return

On Equity (ROE) PT. H.M

Sampoerna, Tbk Surabaya

pada periode 2014-2017

sebasar 46,19%. Dengan

demikian Return On Equity

(ROE) PT.H.M Sampoerna,

Tbk Surabaya dikatakan baik

karena nilai rasio yang

diperoleh di atas rata-rata

angka standart industri yang

ditetapkan yaitu sebesar

>20%.

4. Kondisi kinerja keuangan dilihat dari

rasio solvabilitas

a. Debt Total Asset Ratio (DAR)

Dari perhitungan

diatas Debt Total Asset Ratio

(DAR) pada tahun 2014

sebesar 52,44%. Pada tahun

2015 mengalami penurunan

menjadi 15,47%. Pada tahun

2016 mengalami peningkatan

Page 62: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

60

menjadi 19,60% dan pada

tahun 2017 mencapai 20,92%.

Secara keseluruhan rata-rata

Debt Total Asset Ratio (DAR)

PT. H.M Sampoerna, Tbk

Surabaya pada periode 2014-

2017 sebesar 27,10%. Dengan

demikian Debt Total Asset

Ratio (DAR) dikatakan baik

karena nilai rasio yang

diperoleh kurang dari rata-rata

angka standart industri yang

ditetapkan yaitu sebesar

<100%.

b. Debt Total Equity Ratio (DER)

Dari perhitungan

diatas Debt Total Equity Ratio

(DER) pada tahun 2014

sebesar 110,26%. Pada tahun

2015 menurun drastis menjadi

18,37. Dan pada tahun 2016

menglami peningkatan

menjadi 24,43%. Tahun 2017

mencapai 26,64% Secara

keseluruhan rata-rata Debt

Total Equity Ratio (DER)

PT.H.M Sampoerna, Tbk

Surabaya pada periode

2014-2017 sebesar

44,92%. Dengan demikian

Debt Total Equity Ratio

(DER) dikatakan baik karena

nilai yang diperoleh kurang

dari rata-rata angka standart

industri yang ditetapkan yaitu

sebesar <100%.

PEMBAHASAN

1. Analisis Rasio Likuiditas

a. Current Ratio (CR)

Tabel 4.3 Hasil analisis current ratio

(CR) PT. H.M Sampoerna, Tbk.

Surabaya Tahun 2014 - 2017

Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar

Rasio

CR

(Rp) (Rp) (%)

2014 20.777.514 13.600.230 152,77

2015 29.807.330 4.538.674 656,74

2016 33.647.496 6.428.478 523,41

2017 34.180.353 6.482.969 527,23

Rata-rata Current Ratio 465,04

Sumber Data: Data sekunder diolah

Berdasarkan tabel diatas, Rasio

pada tahun 2014 menunjukkan

perbandingan aktiva lancar dengan

hutang lancar yaitu sebesar 152,77%

dengan aktiva lancar Rp.20.777.514 dari

hutang lancar sebesar Rp.13.600.230.

Artinya setiap 1% dari hutang lancar

senilai Rp.136.002 dapat dijamin oleh

aktiva lancar sebesar Rp.207.775. Pada

tahun 2015 rasionya mengalami

kenaikan secara signifikan sebesar

503,97% menjadi 656,74% dengan

aktiva lancar Rp.29.807.330 dari hutang

lancar sebesar Rp.4.538.674. Artinya

setiap 1% hutang lancar senilai

Rp.45.386 dapat dijamin oleh aktiva

lancar sebesar Rp.298.073 . Pada tahun

2016 rasionya mengalami penurunan

sebesar 133.33% menjadi 523,41%

dengan aktiva lancer sebesar

Rp.33.647.496 dari hutang lancar

sebesar Rp.6.428.478. Arminian setiap

1% hutang lancar senilai Rp.64.284

dapat dijamin oleh aktiva lancar senilai

Rp.336.474. Pada tahun 2017 rasionya

mengalami kenaikan menjadi 527,23%

dengan aktiva lancar sebesar Rp.34.180.353 dari hutang lancar

sebesar Rp.6.482.969. Artinya setiap 1%

hutang lancar senilai Rp.64.829 dapat

dijamin oleh aktiva lancar seniali

Rp.341.803. Dengan demikian dapat

diketahui selama tahun 2014-2017 rata-

rata Current Ratio PT.H.M Sampoerna,

Page 63: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

61

Tbk Surabaya sebesar 465,04% artinya

setiap Rp 1 hutang lancar dapat dijamin

oleh aktiva lancar sebesar Rp. 465.04

Current Ratio yang tinggi indikasi

jaminan yang baik bagi kreditur jangka

pendek dalam arti setiap saat perusahaan

mampuan untuk melunasi kewajiban-

kewajiban finansial jangka pendek.

b. Quick Ratio (QR)

Hasil analisis Quick Ratio (QR) PT.

H.M Sampoerna pada tahun 2014-2017

Tahun

Aktiva

lancar Persediaan

Hutang

lancar QR

(Rp) (Rp) (Rp) (%)

2014 20.777.514 17.431.584 13.600.230 24,60

2015 29.807.330 19.071.523 4.538.674 23,65

2016 33.647.496 19.442.023 6.428.478 22,09

2017 34.180.353 18.023.238 6.482.969 24,92

Rata-rata Quick Ratio 23,82

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, rasio

pada tahun 2014 menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban lancar dengan aktiva

perusahaan yaitu sebesar 24,60% dari

aktiva lancar Rp.20.777.514 dikurangi

persediaan sebesar Rp.17,431.584

menjadi Rp. 3.345.93 dari hutang lancar

sebesar Rp. 13.600.230. Artinya setiap 1%

dari hutang lancar senilai 136.002 dapat

dijamin Rp. 0.334. pada tahun 2015

rasionya mengalami penurunan menjadi

23,65% dengan aktiva lancar Rp.

29.807.330 dikurangi pesediaan

sebesarRp. 19.071.523 menjadi

Rp.10.735.807 dari hutang lancar sebesar

Rp.4.538.674. Artinya setiap 1% dari

hutang lancar senilai Rp.45.386 dapat

dijamin Rp.107.358. Pada tahun 2016

rasionya mengalami penurunan menjadi

22,04% dengan aktiva lancar sebesar

Rp.33.647.496 dikurangi persediaan

sebesar Rp.19.442.023 menjadi

Rp.14.205.473 dari hutang lancar sebesar

Rp.6.428.478. Artinya setiap 1% hutang

lancar yang dimiliki perusahaan senilai

Rp.64.284 dapat dijamin Rp.142.054.

pada tahun 2017 rasionya mencapai

24,92% dengan aktiva lancar sebesar

Rp.34.180.353 dikurangi persediaan

sebesar Rp.18.023.238 menjadi

Rp.16.157.115 dari hutang lancar sebesar

Rp.6.482.969, artinya setiap 1% dari

hutang lancar senilai Rp.64.829 akan

dijamin Rp.161.571.Dengan demikian

dapat diketahui selama tahun 2014-2017

rata-rata Quick Ratio (QR) PT.H.M

Sampoerna, Tbk. Surabaya sebesar

23,82% artinya setiap 1% hutang lancar

dapat dijamin sebesar Rp.23,82. Quick

Ratio yang rendah berarti perusahaan

kurang mampu dalam melunasi kewajiban

jangka pendeknyan yang di pegaruhi oleh

peserdiaan.

2. Analisis Rasio Aktivitas

a. Total Asset Turn Over (TATO)

Hasil analisis Total Aset Turn Over

(TATO) PT.H.M Sampoerna, Tbk.

Surabaya Tahun 2014 – 2017

Tahun Penjualan

Total

Aktiva

Rasio

TATO

(%) (%) (kali)

2014 80.690.139 28.380.630 2,84

2015 89.069.306 38.010.724 2,33

2016 95.466.657 42.508.277 2,24

2017 99.091.484 43.141.063 2,29

Rata-rata TATO 2,42

Sumber Data: Data Sekunder diolah

Page 64: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

62

Berdasarkan tabel diatas, Rasio

pada tahun 2014 menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan penjualan dari total aktiva

yang dimiliki yaitu sebesar 2,84 kali

dengan penjualan Rp.80.690.139 dari total

aktiva sebesar Rp.28.380.630. Artinya

setiap 1% dari aktiva yang dimiliki

perusahaan yaitu senilai Rp.283.806

mampu menghasilkan penjualan sebesar

Rp.806.901. Pada tahun 2015 rasionya

menurun sebesar 0,51% menjadi 2,33 kali

dengan penjualan Rp. 89.069.306 dari

total aktiva sebesar Rp.38.010.724.

Artinya setiap 1% dari aktiva yang

dimiliki perusahaan yaitu senilai

Rp.380.107 mampu menghasilkan

penjualan Rp.890.693. Pada tahun 2016

rasionya lebih menurun lagi sebesar 0,09%

menjadi 2,24 kali dengan penjualan

Rp.95.466.657 dari total aktiva sebesar

Rp. 42.508.277. Artinya setiap 1% dari

aktiva yang dimiliki perusahaan yaitu

senilai Rp.425.082 mampu menghasilkan

penjualan Rp.954.666.pada tahun 2017

rasionya mencapai 2,29 kali dengan

penjualan Rp.99.091.484 dari total aktiva

sebesar Rp.43.141.063, Artinya setiap 1%

aktiva yang di miliki perusahaan senilai

Rp.431.410 mampu menghasilkan

penjualan sebesar Rp.990.914. dengan

demikian dapat diketahui bahwa selama

tahun 2014-2017 rata-rata Total Asset

Turn Over PT. H.M Sampoerna, Tbk

Surabaya sebesar 2,42 kali artinya setiap

perusahaan telah mampu menghasilkan

penjualan dari total aktiva yang dimiliki

secara maksimal guna menghasilkan

tingkat penjualan yang tinggi.

b. Fixed Asset Turn Over (FATO)

Hasil analisis rasio Fixed Asset Turn

Over (FATO) PT.H.M Sampoerna, Tbk.

Surabaya pada tahun 2014-2017.

Sumber data : Data sekunder diolah

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, Rasio

pada tahun 2014 menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan penjualan dari aktiva teteap

yang dimiliki oleh perusahaan yaitu

sebesar 10,61 kali dengan penjualan

Rp.80.690.139 dari aktiva tetap sebesar

Rp.7.603.116. Artinya setiap 1% dari

aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan

yaitu senilai Rp.76.031 menghasilkan

penjualan sebesar Rp.806.901. pada tahun

2015 rasionya mengalami kenaikan

sebesar 10,85% dengan penjualan sebesar

Rp.89.069.306 dari aktiva teteap sebesar

Rp.8.203.391. Artinya setiap 1% dari

aktiva tetap yang diliki perusahaan senilai

Rp.82.033 menghasilkan penjualan

sebesar Rp.890.693. pada tahun 2016

rasionya turun menjadi 10,77% dengan

penjualan sebesar Rp.95.467.657 dari

aktiva tetap sebesar Rp.8.860.781. Artinya

setiap 1% dari aktiva tetap yang dimiliki

perusahaan senilai Rp.88.607

menghasilakn penjualan senilai

Rp.954.676. Pada tahun 2017 rasionya

mencapai 11,05% dengan penjualan

sebesar Rp.99.091.251 dari aktiva tetap

sebesar Rp.8.960.710, Artinya setiap 1%

dari aktiva sebesar Rp.89.607

menghasilkan penjualan senilai Rp.990.

912. Dengan demikian dapat diketahui

selama tahun 2014-2017 rata-rata Fixed

Asset Turn Over (FATO) PT.H.M

Sampoerna, Tbk Surabaya sebesar 10,82

kali artinya setiap perusahaan mampu

Tahun

Penjualan

(Rp)

Aktiva Tetap

(Rp)

FATO

(kali)

2014 80.690.139 7.603.116 10,61

2015 89.069.306 8.203.391 10,85

2016 95.467.657 8.860.781 10,77

2017 99.091.484 8.960.710 11,05

Rata-rata FATO 10,82

Page 65: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

63

menhasilkan penjualan dari total aktiva

yang dimiliki secara maksimal guna

menghasilkan penjualan yang lebih tinggi.

1. Analisis Rasio Profitabilitas

Hasil analisis rasio Net Profit Margin

(NPM) PT. H.M Sampoerna, Tbk

Surabaya pada tahun 2014-2017.

Tahun

Laba bersih setelah

pajak

(Rp)

Penjualan

(Rp)

NP

M

(%)

2014 10.014.995 80.690.139 12,41

2015 10.355.007 89.069.128 11,62

2016 12.530.201 95.467.654 13,12

2017 12.483.134 99.091.251 12,59

Rata-rata NPM 12,43

Sumber data: Data sekunder diolah

Berdasarkan tabel 4.7 di atas,

Rasio pada tahun 2014 menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba atas penjualan sebesar

12,41% dengan laba bersih Rp.10.014.995

dari penjualan sebesar Rp.80.690.139.

artinya setiap 1% penjualan yaitu senilai

Rp.806.901 menghasilkan laba sebesar

Rp,101.149. untuk rasio pada tahun 2015

mengalami penurunan menjadi 11,62%

dengan laba bersih Rp.10.355.007 dari

penjualan sebesar Rp.89.069.128. Artinya

setiap 1% penjualan yaitu sebesar

Rp.890.691 menghasilkan laba bersih

sebesar Rp.103.550. sedangkan untuk

rasio tahun 2016 mengalami kenaikan

menjadi 13,121% dengan laba bersih

sebesar Rp.12.530.201 dari penjualan

senilai Rp.95.467.654. Artinya setiap 1%

penjualan perusahaan senilai Rp.954.676

menghasilkan laba sebesar Rp.125.302.

Pada tahun 2017 rasionya mencapai

12,59% dengan laba bersih sebesar

Rp.12.483.134 dari penjualan senilai

Rp.99.091.251. Artinya setiap 1%

penjualan Rp.990.912 menghasilan laba

bersih sebesar Rp.124.831. dengan

demikian dapat diketahui bahwa selama

tahun 2014-2017 rata-rata Net Profit

Margin (NPM) PT.H.M Sampoerna, Tbk.

Surabaya sebesar 12,43% menunjukkan

bahwa penghasilan laba yang diperoleh

dari penjualan sebesar 12,43. Semakin

tinggi NPM menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam memperoleh laba dari

penjualan semakin baik.

b. Return on Asset (ROA)

Hasil analisis Return on asset (ROA) PT.H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya

Tahun 2014 - 2017

Tahun

Laba bersih

Setelah pajak

(Rp)

Total Aktiva

(Rp)

Rasio

ROA

(%)

2014 10.014.995 28.380.630 35,29

2015 10.355.007 38.010.724 27,24

2016 12.530.201 42.508.277 29,47

2017 12.483.134 34.180.353 36,52

Rata-rata Return on Assets 32,13

Berdasarkan tabel 4.8 di atas,

Rasio pada tahun 2014 menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba atas perputaran aktiva

yang dimiliki yaitu sebesar 35,29 %

dengan laba bersih Rp.10.014.995 dari

total aktiva sebesar Rp.28.380.630.

Artinya setiap 1% dari aktiva yang

dimiliki perusahaan yaitu senilai

Rp.283.806 mampu menghasilkan laba

sebesar Rp.100.149. Pada tahun 2015

rasionya menurun sebesar 8,05 % menjadi

27,24 % dengan laba bersih

Rp.10.355.007 dari total aktiva

Rp.38.010.724. Artinya setiap 1 % dari

Page 66: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

64

aktiva yang dimiliki perusahaan yaitu

senilai Rp.380.107 mampu menghasilkan

laba sebesar Rp.103.550, sedangkan untuk

rasio 2016 mengalami kenaikan sebasar

2,23% yaitu menjadi 29,47% dengan laba

bersih Rp.12.530.201 dari total aktiva

Rp.42.508.277. Artinya setiap 1% dari

aktiva yang dimiliki perusahaan yaitu

425.082 mampu menghasilkan laba

sebesar Rp. 125.302. pada tahun 2017

rasionya sebesar 36,52% dengan laba

bersih Rp.12.483.134 dari total aktiva

senilai Rp.34.180.353. Artinya setiap 1%

dari aktiva yang dimiliki perusahaan

senilai Rp.341.803 menghasilakan laba

sebesar Rp.124831..Dengan demikian

dapat diketahui bahwa selama tahun 2014-

2016 rata-rata Return on Asset PT. H.M

Sampoerna, Tbk Surabaya Sebesar

32,13% menunjukkan bahwa penghasilan

bersih dati total aktiva yang diperoleh

adalah sebesar 32.13. Semakin tinggi

ROA menunjukkan efisiensi perusahaan

semakin baik, karena ROA yang tinggi

menunjukkan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba dari aktiva yang

dipergunakannya.

c. Return on Equity (ROE)

Sumber Data: Data Sekunder Diolah

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, Rasio

pada tahun 2014 menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba bersih dari modal

sendiri yang dimilikinya yaitu sebesar

79,19% dengan laba bersih Rp.10.014.995

dari total modal sendiri sebesar Rp.

13.498.144. Artinya setiap 1% dari modal

yaitu senilai Rp.134.981 mampu

menghasilkan laba sebesar Rp. 100.149.

Pada tahun 2015 rasionya menurun

sebesar 41,85% yaitu menjadi 32,34% dari

total modal sendiri yang dimiliki sebesar

Rp.32.016.060 mampu menghasilakan

laba sebesar Rp.10.335.007. Artinya setiap

1% dari modal yaitu Rp. 320.160 mampu

mengasilkan laba sebesar Rp.103.550.

Pada tahun 2016 rasionya mengalami

kenaikan sebesar 4,32% yaitu menjadi

36,66% dari total modal sendiri yang

dimilinya sebesar Rp.34.275.014 mampu

menghasilkan laba sebasar Rp.12.530.201.

Artinya setiap 1% dari modal yaitu

Rp.341.750 mampu menghasilkan laba

sebesar Rp. 125.302. pada tahun 2017

rasionya sebesar 36,59% dari modal

sendiri yang dimilikinya yaitu senilai

Rp.34.112.985 mampu menghasilkan laba

sebesar Rp.12.483.134. Artinya setiap 1%

dari modal yaitu Rp.341.129 mampu

menhasilakn laba sebesar Rp.124.831.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa

selama tahun 2014-2017 rata-rata Return

on Equity PT.H.M Sampoerna, Tbk

Surabaya sebesar 46,19% artinya

perusahaan hanya mampu menghasilkan

laba bersih dari modal sendiri yang

dimilikinya sebesar 46,19. Semakin tinggi

return/ penghasilan yang diperoleh

semakin baik kedudukan/ posisi pemilik

perusahaan.

2. Rasio Solvabilitas

a. Debt Total Asset Ratio (DAR)

Hasil analisis Return On Equity (ROE) PT.H.M

Sampoerna, Tbk. Surabaya Tahun 2014 - 2017

Tahun Laba Bersih setelah Modal Sendiri Rasio

pajak (Rp) ROE

(Rp) (%)

2014 10.014.995 13.498.144 79,19

2015 10.355.007 32.016.060 32,34

2016 12.530.201 34.175.014 36,66

2017 12.483.134 34.112.985 36,59

Rata-rata Return on equity 46,19

Page 67: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

65

Sumber Data: Data Sekunder Diolah

Berdasarkan tabel 4.10 diatas,

Rasio pada tahun 2014 menunjukkan

perbandingan antara total hutang dengan

total aktiva yang dimilikiya yaitu sebesar

52,44% dengan total hutang

Rp.14.882.516 dari total aktiva

Rp.8.380.630. Artinya setiap 1% aktiva

yang dimiliki oleh perusahaan yaitu senilai

Rp.83.806 mampu menjamin hutang

Rp.148.825. pada tahun 2015 rasionya

menurun sebesar 38,97% menjadi 15,47%

dengan total hutang Rp.5.994.664 dari

total aktiva sebesar Rp. 38.010.724.

Artinya setiap 1% aktiva yang dimiliki

oleh perusahan yaitu senilai Rp.380.107

mampu menjamin hutang Rp.59.946. Pada

tahun 2016 rasionya mengalami kenaikan

sebesar 4,13% menjadi 19,60% dengan

total hutang Rp.8.333.263 dari total aktiva

sebesar Rp.42.508.227. Artinya setiap 1%

aktiva yang dimiliki oleh perusahaan yaitu

senilai Rp.425.082 mampu menjamin

hutang Rp.83.332. Pada tahun 2017

rasionya sebesar 20,92% dengan total

hutang sebesar Rp.9.028.078 dari total

aktiva yang dimilikinya Rp.43.141.063,

Artinya setiap 1% aktiva yang miliki

perusahaan senilai Rp.431.416 mampu

menjain hutang Rp.90.280. Dengan

demikian dapat diketahui bahwa selama

tahun 2014-2017 rata-rata Debt total Asset

Ratio PT.H.M Sampoerna, Tbk Surabaya

sebesar 27,10% artinya setiap Rp. 1 total

hutang dapat dijamin oleh total aktiva

sebesar Rp.27.10. Semakin tinggi rasio ini

maka semakin tinggi resiko yang dihadapi

perusahaan dan pihak kreditur akan

meminta tingkat keuntungan yang tinggi

dari dana yang dipinjamkan kepada

perusahaan dan sebaliknya semakin

rendah rasio ini maka semakin rendah

resiko yang di hadapi oleh perusahaan.

b. Debt Total Equity Ratio (DER)

Analisis Debt to Equity ratio (DER)

PT.H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya Tahun 2014-2016

Tahun Total Hutang

Total

Modal

Rasio

DER

(Rp) (Rp) (%)

2014 14.882.516 13.498.144 110,26

2015 5.882.664 32.016.060 18,37

2016 8.333.263 34.175.014 24,43

2017 9.028.078 34.112.985 26,64

Rata-rata DER 44,92

Sumber Data: Data Sekunder Diolah

Berdasarkan tabel 4.11 diatas,

Rasio pada tahun 2014 menunjukkan

perbandingan antara total hutang yang

dimiliki ole perusahaan dengan modal

sendiri yaitu sebesar 110,26% dengan total

hutang Rp.14.882.516 dari total modal

sendiri sebesar Rp.13.498.144. Artinya

setiap 1% modal sendiri yang dimiliki oleh

perusahaan yaitu senilai Rp.134.981 dapat

menjamin total hutang sebesar

Rp.148.825. pada tahun 2015 rasionya

pengalami penurunan drastis sebesar

91,89% menjadi 18.37% dengan total

hutang Rp.5.882.664 dari total modal

sendiri Rp.32.016.060. Artinya setiap 1%

total modal sendiri yang dimiliki oleh

Tahun Total Hutang

Total

Aktiva Rasio DAR

(Rp) (Rp) (%)

2014 14.882.516 8.380.630 52,44

2015 5.994.664 38.010.724 15,47

2016 8.333.263 42.508.227 19,60

2017 9.028.078 43.141.063 20,92

Rata-rata DAR 27,10

Page 68: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

66

perusahaan yaitu senilai Rp.320.160. dapat

menjamin total hutang Rp.58.826. pada

tahun 2016 rasionya naik sebesar 6.06%

menjadi 24.43% dengan total hutang

Rp.8.333.263 dari total modal sendiri

Rp.34.175.014. Artinya setiap 1% total

modal sendiri yang dimiliki oleh

perusahaan yaitu senilai Rp.341.750

mampu menjamin total hutang Rp.83.332.

pada tahun 2017 rasionya sebesar 26,64%

dengan total hutang Rp.9.028.078 dari

total modal sendiri Rp.34.112.985, Artinya

setiap 1%modal sndiri yang dimiliki oleh

perusahaan senilai Rp.341.129 dapat

menjamin hutang Rp.90.280. Dengan

demikian dapat diketahui bahwa selama

tahun 2014-2017 rata-rata Debt total

Equity Ratio PT. H.M Sampoerna, Tbk

sebesar 44,64% artinya setiap Rp. 1 total

hutang dapat dijamin oleh modal total

modal sebesar Rp.44,64. Semakin tinggi

Debt total Equity Ratio (DER)

menunjukkan proporsi modal sendiri

untuk membiayai hutang.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Penelitian yang dilakukan oleh

peneliti bertujuan untuk mengetahui

bagaimana analisis rasio likuiditas,

aktivitas, profitabilitas dan rasio

solvabilitas pada aspek Current Ratio

(CR), Quick Ratio (QR), Total Asset Turn

Over (TATO), Fixed Asset Turn Over

(FATO), Net Profit Margin (NPM),

Return on Asset (ROA) dan Return on

Equity (ROE), Debt Total Asset ratio

(DAR), Debt Total Equity Ratio (DER)

digunakan untuk menilai kinerja keuangan

pada PT. H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya

berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh peneliti dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Analisis rasio likuiditas dengan

indikator Current Ratio (CR) dan

Quick Ratio (QR) dilakukan dengan

membandingkan jumlah Aktiva

Lancar, aktiva tetap, persediaan

dengan Hutang Lancar. walaupun

terjadi penurunan dan peningkatan

tetapi kondisi keuangan masih

menggambarkan komposisi aktiva

lancar lebih besar dari hutang lancar,

Secara keseluruhan rata-rata

Current Ratio (CR) PT.H.M

Sampoerna, Tbk. Surabaya pada

tahun 2014-2017 sebesar 465,04%,

jumlah tersebut di atas rata-rata

angka standart industri yang

ditetapkan yaitu sebesar >200%.

Dengan demikian menunjukkan

bahwa kinerja perusahaan sangat

baik dan perusahaan mampu

melunasi kewajiban-kewajiban

finansial jangka pendeknya.

Sedangkan untuk rata-rata Quick

Ratio (QR) sebesar 23,82%, jumlah

tersebut kurang dari rata-rata

standart industri yang sudah di

tentukan yaitu sebesar <100%.

Dengan demikian penunjukkan

perusahaan kurang mampu dalam

melunasi kewajiban jangka pendek

yang disebabkan oleh minimalnya

aktiva dikurangi persediaan yang

diperoleh perusahaan.

2. Analisis rasio aktivitas dengan

indikator Total Asset Turn Over

(TATO) dan Fixed Asset Turn Over

(FATO) dihitung dengan cara

membandingkan penjualan dengan

total aktiva aktiva tetap. Walaupun

terjadi penurunan dan peningkatan

tetapi kondisi keuangan masih

menggambarkan komposisi

penjualan lebih besar dari total

aktiva. Secara keseluruhan rata-rata

Total Asset Turn Over (TATO)

PT.H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya

pada tahun 2014-2017 sebesar 2,92

kali. Jumlah tersebut diatas rata-rata

Page 69: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

67

angka standart industri yang

ditetapkan yaitu sebesar >0,5 kali.

Sedangkan untuk rata-rata Fixed

Asset Turn Over (FATO) sebesar

10,82 kali, jumlah tersebut lebih dari

rata-rata standart industri yang

sudah di tentukan yaitu sebesar >1,5

kali . Dengan demikian

menunjukkan bahwa kinerja

perusahaan dikatakan baik dan

perusahaan mampu menghasilakan

penjualan yang baik dari

keseluruhan pengelolaan aktiva

yang dimiliki.

3. Analisis rasio Profitabilitas dengan

indikator Net Profit Margin (NPM)

Return On Asset (ROA) dan Retun

On Equity (ROE) dihitung dengan

cara membandingkan jumlah laba

bersih setelah pajak dengan total

aktiva dan dan modal sendiri. Secara

keseluruhan rata-rata Net Profit

Margin (NPM) PT.H.M Sampoerna,

Tbk. Surabaya Pada tahun 2014-

2017 sebesar B12,42%, jumlah

tersebut diatas angka standart

industri yang ditetapkan yitu sebesar

>5%. Retun On Asset (ROA) sebesar

32,13%. Jumlah tersebut diatas rata-

rata angka standart indusrti yang di

tetapkan yaitu sebesar >5%. Rata-

rata Return On Equity (ROE)

sebesar 46,19%. Jumlah tersebut di

atas rata-rata angka standart industri

yaitu sebesar >20%. Dengan

demikian menunjukkan bahwa

kinerja perusahaan baik, dan

perusahaan mampu menghasilkan

laba yang baik dari aktiva yang

dipergunakannya ataupun dari

modal sendiri yang dimiliki.

4. Analisis rasio solvabilitas dengan

indikator Debt Total Asset Ratio

(DAR) dan Debt Total Equity Ratio

(DER) dihitung dengan

membandingkan total hutang

dengan total aktiva dan total modal

sendiri. Secara keseluruhan Rata-

rata Debt Total Asset Ratio (DAR)

PT.H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya

tahun 2014-2017 sebesar 27,10%.

Jumlah tersebut dibawah rata-rata

angka standart industri yang

ditetapkan yaitu sebesar <100%.

Rata-rata Debt Total Equity Ratio

(DER) sebesar 44,92% jumlah

tersebut dibawah rata-rata angka

standart industri yang ditetapkan

yaitu sebesar <100%. Dengan

demikian menunjukkan bahwa

kinerja perusahan baik, dan

perusahaan mampu untuk

membayar hutang yang diberikan

kreditur, serta mampu untuk

menjamin hutang yang diberikan

oleh kreditur dari aktiva yang

dimiliki.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang

telah diuraikan di atas, peneliti dapat

memberikan saran kepada pihak

perusahaan khususnya PT.H.M

Sampoerna, Tbk. Surabaya sebagai

berikut:

1. PT. H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya

hendaknya dapat meningkatkan lagi

kemampuan perusahaan dalam

kewajibannya membayar hutang

jangka pendeknya dengan segala

aktiva lancar yang dimilikinya

dengan cara mengurangi hutang

lancar setiap tahunnya sehingga

tidak terjadi fluktuasi dan dapat

optimal dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya.

2. PT. H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya

Secara umum dilihat dari keempat

rasio keuangan tersebut, perusahaan

dapat menjalankan tugasnya secara

efektif dan efisiensi karena rasio-

Page 70: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

68

rasio yang menunjukkan

meningkatnya kinerja-kinerja

perusahaan dalam mengelola

sumber dana yang dimilikinya,

namun sempat terjadi penurunan

pangsa pasar pada tahun 2016,

perusahaan hendaknya

memperhatikan minat daya beli

konsumen dan menciptakan produk

yang sesuai dengan minat

masyarakat bagi setiap kalangan,

sehingga dapat memaksimalkan

jumlah penjualan dan laba yang

diterima perusahaan akan

meningkat.

3. PT. H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya

untuk meningkatkan laba dapat

dilakukan dengan cara menambah

modal yang dimiliki perusahaan, hal

ini dapat dilakukan dengan

melakukan tambahan modal baik

dari pihak internal maupun

eksternal (dana pinjaman) sehingga

dengan modal yang lebih banyak

dan penggunaan yang maksimal

maka laba yang diperoleh

perusahaan juga akan mengalami

kenaikan.

4. PT.H.M Sampoerna, Tbk. Surabaya

sebaiknya memaksimalkan

pengelolaan modal yang

diinvestasikan dalam aktiva dan

meningkatakan pendapatan bersih

untuk memperoleh laba bersih yang

lebih baik lagi serta dapat

memberikan tingkat keuntungan

yang lebih besar untuk tahun-tahun

selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Brigham, E.F., Dan F.H. Houstin,

2006, Dasar- dasar

Manajemen Keuangan, Edisi

Sepuluh, Salemba Empat:

Jakarta.

Darmawan, Sjahrial, 2008, Manajemen

Keuangan, Edisi Kedua,

Mitra Wacana Media: Jakarta.

Darsono, Dan Ashari, 2005, Pedoman Pratis

Memahami Laporan Keuangan,

Yogyakart.

Efferin, S., Dan Darmaji, Stevanus

Hadi, Dan Tan, Yuliawati,

2008, Metode Penelitian

Akuntansi, Mengungkap

Fenomena dengan

Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif, Graha Ilmu:

Yogyakarta.

Fahmi, Irham, 2013, Analisis Laporan

Keuangan, Alfabeta: Bandung.

Kasmir,2012.,Analisis Laporan Keuangan,

PT. Rajawali: Jakarta.

Sawir, Agnes, 2009, Analisis Keuangan

dan Perencanaan Keuangan

Perusahaan, Gramedia pustaka

Utama: Jakarta.

Subramanyam, R. B., Dan Wild, John,

2013, Analisis Laporan

Keuangan, Edisi 10, Salemba

Empat: Jakarta.

Rhamadana, R.B., dan Triyonowati, 2016,

Analisis Rasio Keuangan untuk

Menilai Kinerja Keuangan,

Skripsi, Jurusan Akuntansi,

STIESIA, Surabaya.

Pulloh, J., Dan Zahroh, Z.A., 2016,

Analisis Rasio Keuangan untuk

Menilai Kinerja Keuangan

Perusahaan, Skripsi, Fakultas

Ilmu Administrasi, Universitas

Brawijaya, Malang.

Page 71: ISSN : 1979-9101 - stiekhad.ac.id · Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dengan likuiditas yang

69

Ningsih, R. S., 2015, Analisis Rasio

Profitabilitas terhadap Laporan

Keuangan, skripsi, Ilmu

Adiministrasi Bisnis, UNESA,

Surabaya.

Komara, A. S., 2017, Peranan Analisis

Laporan Keuangan untuk menilai

kinerja keuangan perusahaan,

Skripsi, Universitas Katolik

Parahyangan, Bandung.

Siallagan, H. A., Dan Ukhriyawati, F.C.,

2016, Pengaruh Likuiditas

Solvabilitas Aktivitas Terhadap

Kinerja Keuangan, skripsi, ilmu

akuntansi, Universitas Riau

Kepulauan Batam, Riau.

Oktania, A.E., 2013, Analisis

Profitabilitas dan Likuiditas

terhadap Kinerja Keuangan,

skripsi, Jurusan Manajemen,

STIESIA, Surabaya.

Puspita, I., Dan Budiyanto, 2014, Rasio

Aktivitas dan Profitabilitas untuk

Menilai Kinerja Keuangan,

skripsi, jurusan Manajemen,

STIESIA, Surabaya.