bab ii landasan teori · 7 bab ii landasan teori 2.1. rasio likuiditas 2.1.1. pengertian rasio...

17
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rasio Likuiditas 2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008:129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatu h tempo. Dengan kata lain rasio likuiditas digunakan oleh suatu perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau utang jangka pendek pada saat ditagih oleh pihak yang memberikan pinjaman. Apabila perusahaan tersebut membayar utangnya tepat waktu atau sesuai jatuh tempo yang diberikan maka perusahaan tersebut akan mampu mendapat kepercayaan dengan para kreditor atau juga dengan para distributor, namun sebaliknya apabila perusahaan tidak mampu membayar utangnya yang sudah jatuh tempo maka akan sulit mendapat kepercayaan untuk memperoleh suatu pinjaman karena kepercayaan dari berbagai pihak merupakan modal yang sangat penting bagi perusahaan karena untuk membantu melancarkan usahanya dan juga mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan. Mengacu pada pendapat Hery (2016a:47) Rasio Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Dengan kata lain, rasio likuiditas adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo.

Upload: others

Post on 06-Dec-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rasio Likuiditas 2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008: 129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (l iquidity

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Rasio Likuiditas

2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas

Menurut Kasmir (2008:129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidityratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalammemenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaanditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutamautang yang sudah jatu h tempo.

Dengan kata lain rasio likuiditas digunakan oleh suatu perusahaan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau utang jangka

pendek pada saat ditagih oleh pihak yang memberikan pinjaman. Apabila perusahaan

tersebut membayar utangnya tepat waktu atau sesuai jatuh tempo yang diberikan

maka perusahaan tersebut akan mampu mendapat kepercayaan dengan para kreditor

atau juga dengan para distributor, namun sebaliknya apabila perusahaan tidak mampu

membayar utangnya yang sudah jatuh tempo maka akan sulit mendapat kepercayaan

untuk memperoleh suatu pinjaman karena kepercayaan dari berbagai pihak

merupakan modal yang sangat penting bagi perusahaan karena untuk membantu

melancarkan usahanya dan juga mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan.

Mengacu pada pendapat Hery (2016a:47) Rasio Likuiditas merupakankemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utangjangka pendeknya. Dengan kata lain, rasio likuiditas adalah rasio yang dapatdigunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat kemampuanperusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya yang akan segerajatuh tempo.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rasio Likuiditas 2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008: 129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (l iquidity

8

Perusahaan yang mampu untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya pada

saat ditagih, dikatakan perusahaan tersebut dalam keadaan likuid. Sebaliknya, apabila

perusahaan tidak mampu dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya pada saat ditagih

atau saat jatuh tempo dikatakan perusahaan dalam keadaan illikuid. Perusahaan yang

tidak mampu membayar kewajibannya atau utang jangka pendek yang sudah jatuh

tempo bisa disebabkan karena perusahaan tersebut tidak memiliki dana sama sekali

untuk memenuhi kewajibannya atau bisa juga perusahaan tersebut memiliki dana

namun tidak cukup (secara tunai) sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu.

Menurut Hanafi dkk (2016:75) bahwa “rasio likuiditas mengukur kemampuan

perusahaan memenuhi utang jangka jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva

lancarnya (aktiva yang akab berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu

siklus bisnis”. Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio modal

kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya

perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan komponen yang ada di neraca,

yaitu total aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar. Penilaian dapat dilakukan untuk

beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke

waktu.

Berdasarkan beberapa teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio

likuiditas merupakan salah satu rasio keuangan yang digunakan oleh suatu

perusaahan untuk mengukur tingkat kemapuan perusahaan dalam memenuhi

kewajibannnya terutama utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo, baik

kewajiban kepada pihak luar perusahaan (likuiditas badan usaha) maupun di dalam

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rasio Likuiditas 2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008: 129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (l iquidity

9

perusahaan (likuiditas perusahaan). Apabila perusahaan tersebut mampu memenuhi

kewajiban atau utang jangka pendeknya maka perusahaan tersebut dalam keadaan

likuid. Sebaliknya, apabila perusahaan tidak mampu membayar kewajiban atau utang

jangka pendeknya yang sudah jatuh tempo diakatakan perusahaan dalam kondisi

illikuid. Penyebab utama kejadian kekurangan dan ketidakmampuan perusahaan

untuk membayar kewajibannya tersebut sebenarnya adalah akibat kelalaian

manajemen perusahaan dalam menjalankan usahanya. Kemudian sebab lainnya

adalah sebelumnya pihak manajemen perusahaan tidak menghitung rasio keuangan

yang diberikan sehingga tidak mengetahui kondisi perusahaan dalam kondisi yang

likuid atau tidak, maka dari itu diperlukan analisis untuk mengukur tingkat

kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang jangka pendek)

atau yang biasa dikenal dengan nama analisis rasio likuiditas.

2.1.2. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas

Menurut Kasmir (2008) Perhitungan rasio likuiditas memberikan cukup

banyak manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Pihak

yang paling berkepentingan adalah pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan

guna menilai kemampuan mereka sendiri. Kemudian, pihak luar perusahaan juga

memiliki kepentingan seperti pihak kreditor atau penyedia dana bagi perusahaan,

misalnya perbankan. Dalam praktiknya terdapat beberapa manfaat atau tujuan analisis

rasio likuiditas bagi perusahaan.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rasio Likuiditas 2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008: 129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (l iquidity

10

Menurut Kasmir (2008) berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang dapat

dipetik dari hasil rasio likuiditas adalah :

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban atau utang yang

segera jatuh tempo pada saat ditagih. Artinya kemapuan untuk membayar

kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah

ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu).

2. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

3. Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan

kas dan utang.

4. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu

dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

5. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing

komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.

6. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan

melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.

Bagi pihak luar perusahaan, seperti pihak penyandang dana (kreditor), investor,

distributor dan masyarakat luas, rasio likuiditas bermanfaat untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada pihak ketiga.

Kemampuan membayar tersebut akan memberikan jaminan bagi pihak kreditor untuk

memberikan pinjaman selanjutnya. Namun, rasio likuiditas bukanlah satu-satunya

cara atau syarat untuk menyetujui pinjaman.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rasio Likuiditas 2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008: 129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (l iquidity

11

2.1.3. Jenis-Jenis Rasio Likuiditas

Dalam praktiknya, menurut Harahap (2015:301) untuk mengukur rasio

keuangan secara lengkap, dapat

menggunakan jenis-jenis rasio likuiditas yang ada. Beberapa rasio likuiditas adalah

sebagai berikut :

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera

jatuh tempo pada saat ditagih keseluruhan. Perhitungan rasio lancar dilakukan

dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total lancar.

Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga, pendapatan

yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya.

Komponen utang lancar terdiri dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang

gaji, utang pajak, utang dividen, serta utang jangka pendek lainnya. Rumus untuk

mencari rasio lancar atau current rasio adalah sebagai berikut :

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar merupakan rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi atau membayar kewajiban atau

utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan

nilai persediaan (inventory). Menurut I Made Sudana (2011) quick ratio adalah

Current Ratio = Aktiva lancar (Current Assets)

Utang lancar (Current Liabilities)

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rasio Likuiditas 2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008: 129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (l iquidity

12

seperti Current Ratio tetapi persediaan tidak diperhitungkan karena kurang likuid

dibandingkan dengan kas, surat berharga, dan piutang. Oleh karena itu quick ratio

memberikan ukuran yang lebih akurat dibandingkan dengan current ratio. Rumus

untuk mencari rasio cepat (quick ratio) dapat digunakan sebagai berikut :

Berdarsarkan teori diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa rasio lancar (current

ratio) merupakan rasio yang digunakan perusahaan untuk mengukur seberapa banyak

aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera

jatuh tempo. Sedangkan untuk rasio cepat (quick ratio) merupakan rasio yang

digunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban atau utang lancar dengan aktiva yang tersedia tanpa memperhitungkan

nilai persediaan, hal ini dilakukan karena persediaan dianggap memerlukan waktu

yang relatif lama untuk diuangkan.

2.2. Neraca

2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2008:6) laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat

secara serampangan, tetapi harus dibuat dan disususn sesuai dengan aturan atau

standar yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca

dan dimengerti. Di samping itu, banyak pihak yang memerlukan dan berkepentingan

Quick Ratio = Current Assets - Inventory

Current Liabilities

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rasio Likuiditas 2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008: 129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (l iquidity

13

terhadap laporan keuangan yang dibuat perusahaan, seperti pemerintah, kreditor,

investor, maupun para supplier.

Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan merupakan laporan yang

menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode.

Biasanya laporan keuangan dibuat per periode misalnya tiga bulan, atau enam bulan

untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan lebih luas

dilakukan satu tahun sekali. Di samping itu, dengan adanya laporan keuangan, dapat

diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis laporan keuangan tersebut.

Lengkap tidaknya penyajian laporan keuangan tergantung dari kondisi perusahaan

dan keinginan pihak manajemen untuk menyajikannya.

Menurut Hery (2016:2) laporan keuangan (financial statements) merupakan

“produk akhir dari serangkaian proses pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi

bisnis”.

Pada dasarnya laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat

digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas

perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, laporan

keuangan ini berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan

dengan pihak-pihak yang berkepentingan

Berdasarkan teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari laporan

keuangan akan tergambar kondisi keuangan suatu perusahaan yang dapat

memudahkan manajemen dalam menilai kinerja manajemen perusahaan. Penilaian

kinerja akan menjadi patokan atau ukuran apakah manajemen mampu atau berhasil

dalam menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan atau sebaliknya.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rasio Likuiditas 2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008: 129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (l iquidity

14

2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan

Dalam praktiknya, Menurut Kasmir (2008:10) terdapat beberapa tujuan yang

hendak dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan. Di samping

itu, tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak

yang berkepentingan terhadap perusahaan.

Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan

yaitu:

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki

perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada

suatu periode tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan

perusahaan dalam suatu periode tertentu

5. Informasi keuangan lainnya.

Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan akan dapat

diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian, laporan

keuangan tidak hanya sekedar dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti dan dipahami

tentang posisi keuangan perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan melakukan

analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rasio Likuiditas 2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008: 129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (l iquidity

15

2.2.3. Jenis dan Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis,

tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Dalam

praktiknya menurut Kasmir (2008:7) secara umun ada lima macam jenis laporan

keuangan yang biasa disusun, yaitu :

1. Neraca

2. Laporan laba rugi

3. Laporan perubahan modal

4. Laporan arus kas

5. Laporan catatan atas laporan keuangan

1. Neraca

Neraca (balance sheet) merupakan salah satu laporan keuangan yang

terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan diharuskan untuk

menyajikan laporan keuangan dalam bentuk neraca.

Menurut Sugiono dkk (2016:13) neraca adalah suatu laporan yang sistematistentang aktiva (assets), kewajiban (liabilities), dan modal sendiri (equity) darisuatu perusahaan pada tanggal atau waktu tetentu. Atau dengan kata lainneraca berisi mengenai data-data informative mengenai kondisi perusahaanpada waktu tertentu. Dan pada bagian awal setiap pelajaran akuntansi neracaditempatkan pada posisi pertama yang dinyatakan dalam persamaan akuntansi:

AKTIVA = KEWAJIBAN +MODAL

Neraca merupakan salah satu bentuk laporan keuangan yang umumnya

dimiliki oleh suatu perusahaan. Dalam komponen neraca biasanya terdapat aktiva

(harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas). Neraca biasanya dibuat

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rasio Likuiditas 2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008: 129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (l iquidity

16

berdasarkan periode tertentu (tahunan). Akan tetapi, pemilik atau manajemen dapat

pula meminta laporan neraca sesuai kebutuhan untuk mengetahui secara persis harta,

utang dan modal yang dimilikinya pada saat tertentu.

Komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aktiva pada neraca dibagi

kedalam tiga komponen, yaitu :

1. Aktiva lancar

2. Aktiva tetap

3. Aktiva lainnya

Kemudian kewajiban dibagi ke dalam dua jenis, yaitu :

1. Kewajiban lancar (utang jangka pendek)

2. Hutang jangka panjang

Sementara itu, komponen modal terdiri dari :

1. Modal disetor

2. Laba yang ditahan dan lainnya

Penyusunan neraca dimulai dari yang paling likuid (lancar) yaitu dimulai dari

aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lainnya. Komponen yang terkandung dalam

aktiva lancar adalah seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang dan sebagainya.

Komponen dalam aktiva tetap terbagi dua yaitu aktiva tetap berwujud seperti tanah,

mesin, kendaraan, peralatan, sedangkan dalam aktiva tetap tidak berwujud seperti

hak cipta, lisensi dan lainnya.

Komponen dalam kewajiban (utang) jangka pendek artinya utang yang

memiliki jangka waktu tidak lebih dari satu tahun seperti utang dagang, utang wesel,

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rasio Likuiditas 2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008: 129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (l iquidity

17

utang bank. Kemudian utang jangka panjang merupakan utang yang memiliki jangka

waktu lebih dari satu tahun seperti obligasi, hipotek atau utang bank di atas satu

tahun. Posisi yang terakhir adalah modal perusahaan atau ekuitas (equity).

Komponen modal terdiri dari modal disetor, laba ditahan, cadangan laba.

Berdasarkan teori diatas dapat ditarik kesimpulan neraca adalah salah satu

bentuk laporan keuangan yang umumnya dimiliki oleh suatu perusahaan. Komponen

dalam neraca terdapat aktiva, kewajiban dan modal dan biasanya dibuat dalam satu

periode (tahunan).

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang

menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Menurut Hery (2016b:66) laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikanukuran keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Lewatlaporan laba rugi investor dapat mengetahui besarnya tingkat profitabilitas yangdihasilkan investee. Lewat laporan laba rugi, kreditor juga dapatmempertimbangkan kelayakan kredit debitor.

Menurut Prastowo (2015:15) laporan laba rugi adalah “laporan keuangan yang

memberikan informasi mengenai kemampuan (potensi) perusahaan dalam

menghasilkan laba (kinerja) selama periode tertentu”.

Komponen yang terdapat pada laporan laba rugi adalah komponen pendapatan

seperti pendapatan dari usaha pokok atau diluar usaha pokok. Dan komponen

pengeluaran atau biaya-biaya seperti biaya sewa, biaya bunga dan biaya lainnya

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rasio Likuiditas 2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008: 129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (l iquidity

18

Berdasarkan teori diatas dapat ditarik kesimpulan laporan laba rugi merupakan

laporan keuangan yang memuat jenis-jenis pendapatan yang diperoleh oleh

perusahaan dan jenis-jenis biaya yang dikeluarkan berikut jumlahnya (nilai uangnya).

2.3. Konsep dasar perhitungan

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan dua cara untuk

mengolah data yakni, pertama penulis menggunakan metode perhitungan statistika

deskriptif, analisa korelasi dan regresi linear b. kemudian, yang terakhir

menggunakan paket program statistik SPSS. Berikut adalah konstelasi masalah antara

satu variabel independent (bebas) dengan satu variabel dependent (terikat):

Keterangan: X= Variabel Independent (bebas)

Y= Variabel Dependent (terikat)

2.3.1. Koefisien korelasi

Menurut J. Supranto (2015:161) Koefisien korelasi adalah hubungan dua

variabel ada yang positif dan negatif. Koefisien korelasi antara dua variabel sering

disebut dengan koefisien korelasi linear sederhana (KKLS).

Menurut Siregar (2013:250) Koefisien korelasi adalah bilangan yang

menyatakan kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih atau juga dapat

menentukan arah dari kedua variabel. Nilai korelasi (r)= (-1 ≤ 0 ≤ 1 )

X Y

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rasio Likuiditas 2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008: 129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (l iquidity

19

Untuk kekuatan hubungan nilai koefisien korelasi berada diantara -1 dan 1,

sedangkan untuk arah dinyatakan dalam bentuk positif (+) dan negatif (-) misalnya :

a. Apabila r = -1 artinya korelasi negatif sempurna, artinya terjadi hubungan

bertolak belakang antara vaiabel X dan variabel Y, bila variabel X naik, maka

variabel Y turun.

b. Apabila r = 1 artinya korelasi positif sempurna, artinya terjadi hubungan searah

variabel X dan variabel Y, bila variabel X naik maka variabel Y naik.

Dengan demikian arah korelasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang bersifat

satu arah dan yang sifatnya berlawanan arah. Dibawah ini adalah bentuk arah korelasi

yang satu arah dan dua arah adalah sebagai berikut :

Tanda koefisien korelasi positif (+) Tanda koefisien korelasi negatif(-)

atau atau

arah korelasi satu arah arah korelasi dua arah

Sumber : Sambas Ali

Gambar II.1 Arah Korelasi

Untuk dapat mengetahui kuat lemahnya tingkat atau derajat keeratan hubungan antara

variabel X dan Y, secara sederhana dapat diterangkan berdasarkan tabel dibawah ini :

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rasio Likuiditas 2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008: 129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (l iquidity

20

Tabel II.1

Tabel tingkat korelasi dan kekuatan hubungan

No. Nilai Korelasi Tingkat hubungan

1. 0,00 - 0,20 Sangat lemah

2. 0,20 – 0,40 Rendah

3. 0,40 – 0, 70 Sedang/Cukup

4. 0,70 – 0,90 Kuat/tinggi

5. 0,90 – 1,00 Sangat kuat

Sumber : Muhidin dkk (2007:128)

Tujuan dilakukannya analisis korelasi antara lain adalah untuk mencari bukti

terdapat tidaknya hubungan (korelasi) antar variabel, bila sudah ada hubungan

tujuan lainnya untuk melihat tingkat keeratan hubungan antarvariabel, dan untuk

memperoleh kejelasan dan kepastian apakah hubungan tersebut berarti

(meyakinkan/signifikan) atau tidak berarti (tidak meyakinkan).

Koefisien korelasi untuk dua buah variabel X dan Y yang kedua-duanya

memiliki tingkat pengukuran interval, dapat dihitung dengan menggunakan korelasi

product moment atau Product Moment Coefficient (Pearson’s Coefficient Of

Correlation) yang dikembangkan oleh Karl Pearson. Koefisien korelasi product

moment untuk menghitung korelasi sederhana dapat diperoleh dengan rumus

sebagai berikut :

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rasio Likuiditas 2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008: 129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (l iquidity

21

di mana:

n = jumlah data

x = variabel bebas

y = variabel terikat

2.3.2. Koefisien determinasi

Menurut Siregar (2013:252) Koefisien determinasi adalah “angka yang

menyatakan atau digunakan untuk mengukur kontribusi atau sumbangan yang

diberikan oleh sebuah variabel atau lebih X (bebas) terhadap variabel Y (terikat)”.

Menurut Atmaja (2009:170) koefisien determinasi menunjukkan “persentase

fluktuasi atau variasi pada suatu variabel (Y) dapat dijelaskan atau disebabkan oleh

variabel lain (X). Kofisien determinasi adalah koefisien korelasi yang dikuadratkan

(r2).”

Rumus untuk mencari koefisien determinasi adalah sebagai berikut:

Berdasarkan teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa koefisien

determinasi memberikan informasi seberapa baik model regresi yang dibuat. Jika

suatu model regresi memiliki koefisien determinasi yang rendah, katakanlah hanya

Koefisien determinasi = r2 x 100 %

21

di mana:

n = jumlah data

x = variabel bebas

y = variabel terikat

2.3.2. Koefisien determinasi

Menurut Siregar (2013:252) Koefisien determinasi adalah “angka yang

menyatakan atau digunakan untuk mengukur kontribusi atau sumbangan yang

diberikan oleh sebuah variabel atau lebih X (bebas) terhadap variabel Y (terikat)”.

Menurut Atmaja (2009:170) koefisien determinasi menunjukkan “persentase

fluktuasi atau variasi pada suatu variabel (Y) dapat dijelaskan atau disebabkan oleh

variabel lain (X). Kofisien determinasi adalah koefisien korelasi yang dikuadratkan

(r2).”

Rumus untuk mencari koefisien determinasi adalah sebagai berikut:

Berdasarkan teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa koefisien

determinasi memberikan informasi seberapa baik model regresi yang dibuat. Jika

suatu model regresi memiliki koefisien determinasi yang rendah, katakanlah hanya

Koefisien determinasi = r2 x 100 %

21

di mana:

n = jumlah data

x = variabel bebas

y = variabel terikat

2.3.2. Koefisien determinasi

Menurut Siregar (2013:252) Koefisien determinasi adalah “angka yang

menyatakan atau digunakan untuk mengukur kontribusi atau sumbangan yang

diberikan oleh sebuah variabel atau lebih X (bebas) terhadap variabel Y (terikat)”.

Menurut Atmaja (2009:170) koefisien determinasi menunjukkan “persentase

fluktuasi atau variasi pada suatu variabel (Y) dapat dijelaskan atau disebabkan oleh

variabel lain (X). Kofisien determinasi adalah koefisien korelasi yang dikuadratkan

(r2).”

Rumus untuk mencari koefisien determinasi adalah sebagai berikut:

Berdasarkan teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa koefisien

determinasi memberikan informasi seberapa baik model regresi yang dibuat. Jika

suatu model regresi memiliki koefisien determinasi yang rendah, katakanlah hanya

Koefisien determinasi = r2 x 100 %

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rasio Likuiditas 2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008: 129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (l iquidity

22

0,1 menunjukkan model regresi yang dibuat tidak baik karena hanya 10% dari variasi

pada variabel Y disebabkan oleh variabel X pada model regresi.

2.3.3. Koefisien Persamaan Regresi

Menurut Siregar (2008:284) salah satu alat yang digunakan dalam

memprediksi permintaan dimasa yang akan datang berdasarkan data masa lalu atau

untuk mengetahui pengaruh satu variabel bebas (independent) terhadap satu variabel

tak bebas (dependent) adalah menggunakan regresi linear.

Menurut Muhidin (2007:187) analisis regresi dipergunakan untuk menelaah

hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola

hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna, atau untuk

mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi

variabel dependen dalam suatu fenomena yang kompleks.

Berdasarkan dengan analisis regresi ini, setidaknya ada empat kegiatan yang dapat

dilaksanakan dalam analisis regresi, diantaranya:

1. Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris

2. Menguji berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh variasi

variabel independen

3. Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak

4. Melihat apakah tanda dari estimasi parameter cocok dengan teori.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI · 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Rasio Likuiditas 2.1.1. Pengertian Rasio Likuiditas Menurut Kasmir (2008: 129) menyebutkan bahwa rasio likuiditas (l iquidity

23

Regresi linear dibagi kedalam 2 kategori yaitu regresi linear sederhana dan

regresi linear berganda.

1. Regresi linear sederhana digunakan hanya untuk 1 variabel bebas dan 1 variabel

tak bebas, sedangkan

2. Regresi linear berganda digunakan untuk 1 variabel tak bebas (dependent) dan 2

variabel bebas (independent).

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa regresi sederhana, bertujuan

untuk mempelajari hubungan antara dua variabel. Model regresi sederhana adalah y =

a + bx dimana y adalah variabel tak bebas (terikat), X adalah variabel bebas dan a

adalah penduga bagi intersap (a), b adalah penduga bagi koefisien regresi (b) dan a , b

adalah parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan

statistic sampel.

Rumus yang dapat digunakan untuk mencari nilai a dan b adalah :

= ∑ − (∑ )(∑ )∑ − (∑ )= ∑ − ∑

di mana :

n = jumlah data

x = variabel bebas

y = variabel tak bebas (terikat)