analisis rasio likuiditas
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
11 Latar Belakang Masalah Penelitian
Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang
melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan Ketiga sektor
kekuatan tersebut adalah sektor negara swasta dan koperasi Untuk mencapai
kedudukan ekonomi yang kuat dan mencapai masyarakat yang adil dan makmur
maka ketiga sektor kekuatan ekonomi itu harus saling berhubungan dan
bekerjasama dengan baik dan teratur Lebih lanjut dalam pasal 33 UUD 1945
dijelaskan bahwa produksi dikerjakan oleh semua untuk semua dibawah
pimpinan atau anggota-anggota masyrakat Kemakmuran rakyatlah yang
diutamakan bukan kemakmuran perseorangan Oleh karena itu perekonomian
disusun atas asas kekeluargaan badan usaha yang sesuai adalah koperasi
Badan usaha koperasi merupakan wadah kesatuan tindakan ekonomi
dalam rangka mempertinggi efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan ekonomi
individu anggotanya Menurut UUD No 25 tahun 1992 koperasi adalah badan
usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum sekaligus sebagai
kegiatan ekonomi rakyat yang berdasar asas kekeluargaan Sebagai badan usaha
koperasi juga berarti merupakan kombinasi dari manusia aset-aset fisik dan non
fisik informasi dan teknologi
Sebagaimana diketahui koperasi memiliki ciri khas yang berbeda dengan
badan usaha lain yaitu dimilikinya identitas ganda (dual identity) dimana para
2
anggota koperasi disamping sebagai pemilik (owner) juga sebagai pelanggan
(user) dari produk atau jasa yang dihasilkan koperasi Selain partisipasi anggota
koperasi dapat tumbuh dan berkembang melalui manajemen aktiva yang baik
pinjaman dari kreditur pengelolaan dana yang baik dan pengalokasian dana yang
tepat
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) merupakan koperasi primer
yang anggotanya para pegawai negeri di Indonesia Dengan dibentuknya koperasi
ini diharapkan pegawai mampu berpartisipasi secara nyata dalam pembangunan
sesuai dengan kemampuan masing-masing dan memetik hasil dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya serta masyarakat pada
umumnya Menurut survei pendahuluan jumlah KPRI yang terdaftar di Pusat
Koperasi Republik Indonesia (PKPRI) Kabupaten Temanggung adalah 49
koperasi Sebagian besar KPRI yang ada di Temanggung memiliki kegiatan atau
bidang usaha yang hampir sama yaitu usaha pertokoan dan unit simpan pinjam
Untuk penelitian ini akan lebih berfokus pada KPRI Unit simpan pinjam
(USP) dengan pertimbangan USP adalah unit usaha yang paling menonjol USP
mempunyai kedudukan yang sangat vital terutama menunjang sektor riil yang
diusahakan oleh masyarakat koperasi serta USP sangat dibutuhkan dan
dimanfaatkan oleh anggota koperasi dalam rangka meningkatkan modal usaha
maupun memenuhi kebutuhannya
Kegiatan dari USP adalah menerima simpanan (sejumlah uang yang
disetorkan oleh anggota pada koperasi ) Terkait dengan kegiatan ini maka USP
memiliki kewajiban bunga yang harus dibayarkan dalam periode tertentu Selain
menerima simpanan atau tabungan dari anggota USP mempunyai kegiatan lain
3
yaitu memberikan pelayanan pinjaman bagi anggota yang membutuhkan Dengan
adanya unit ini maka dapat memberikan kemudahan bagi anggota untuk
memperoleh pinjaman yang sangat diperlukan Semakin banyak anggota yang
melakukan pinjaman dan tepat waktu dalam pengembaliannya maka hal ini akan
meningkatkan laba koperasi atau simpan pinjam
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah memperoleh laba begitu pula
dengan koperasi walaupun usaha koperasi bukan semata-mata berorientasi pada
laba namun didalam menjalankan aktivitas usahanya koperasi harus
memperhatikan bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap
menguntungkan sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga
Rentabilitas adalah menunjukkan kemampuan suatu badan usaha
menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir 200133) Rentabilitas
sering digunakan untuk mengukur efisiensi modal dalam suatu perusahaan dengan
memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi
oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan
ukuran bahwa perusahaan tersebut rendabel Oleh karena itu bagi manajemen atau
pihak-pihak lain rentabilitas yang tinggi lebih penting dari pada keuntungan yang
besar
Bagi koperasi rentabilitas adalah penting sebagai ukuran koperasi itu telah
dapat bekerja dengan efisisen atau tidak Efisien baru diketahui dengan
memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan
jumlah aktiva atau jumlah modal koperasi Dengan kata lain menghitung
rentabilitasnya
4
Berdasarkan laporan keuangan pada 15 objek KPRI USP tahun 2003-
2005 tingkat rentabilitas ekonomi KPRI di Kabupaten Temanggung rata-rata
yang dicapai selama tiga tahun adalah 692 722 647 Apabila
dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan oleh DepkopampUKM yaitu
tingkat rentabilitas ekonomi koperasi yang efisien yaitu 8 maka pada tahun
2003-2005 tingkat rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten
Temanggung belum efisien Hal ini menunjukkan pengelolaan harta yang dimiliki
kurang optimal Masih rendahnya rentabilitas yang dicapai oleh KPRI USP di
Kabupaten Temanggung menunjukkan juga bahwa pengelolaan komponen modal
kerja yang terdiri dari kas dan piutang yang dimiliki masih belum efektif dan
efisien
Koperasi Simpan Pinjam memerlukan pengelolaan yang baik tentang
modal kerjanya yang meliputi kas dan piutangnya serta perlu mengetahui
rentabilitasnya Agar koperasi dapat mencapai rentabilitas seperti yang
dikehendaki maka sebaiknya pihak koperasi dapat mengelola harta (Asset) yang
dimiliki dengan baik diantaranya adalah likuiditasnya melalui rasio likuiditas dan
rasio aktivitas
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
finansiilnya yang harus segera terpenuhi serta untuk memperoleh gambaran
tentang seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya perlu dilakukan analisis
keuangan koperasi khususnya mengenai likuiditas dan aktivitas koperasi simpan
pinjam Analisis digunakan untuk memberikan petunjuk dan gejala-gejala serta
informasi keuangan lainnya mengenai keadaan keuangan koperasi simpan pinjam
5
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diambil judul dalam
penelitian ini yaitu rdquo Analisis Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhadap
Rentabilitas Ekonomi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Unit
Simpan Pinjam di Kabupaten Temanggung tahun 2003-2005rdquo
1 2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dan untuk mengetahui gambaran yang
benar mengenai kondisi keuangan dan perkembangan terutama hal-hal yang
berkaitan dengan analisis laporan keuangan khususnya mengenai masalah
likuiditas dan aktivitas serta rentabilitas KPRI USP di Kabupaten Temanggung
maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut
1 Bagaimana kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi pada
KPRI USP di Kabupaten Temanggung
2 Seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi
pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung
3 Apakah rasio likuiditas dan rasio aktivitas berpengaruh terhadap rentabilitas
ekonomi baik secara simultan maupun secara parsial
13 Penegasan Istilah
Penegasan istilah dalam penelitian ini mencakup pengertian-pengertian
istilah dalam judul skripsi Hal ini digunakan untuk memberikan gambaran yang
jelas serta memudahkan dalam menelaah isi penelitian ini Adapun penegasan
istilah yang dimaksudkan adalah sebagai berikut
6
131 Likuiditas
Adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk memenuhi
kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Dalam penelitian ini likuiditas yang diambil adalah likuiditas KPRI di
Kabupaten Temanggung tahun 2003 sd 2005 Indikator pengukuran
likuiditas melalui current ratio dan acid test ratio
132 Aktivitas
Adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
berputar dalam suatu periode tertentu Indikator pengukuran aktivitas pada
penelitian ini menggunakan rasio cash turnover dan receivable turnover
133 Rentabilitas
Adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu (Riyanto 199735) Dalam penelitian ini Rentabilitas yang
dimaksud adalah rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba
koperasi dengan total aktiva yang menghasilkan laba tersebut Indikator
pengukuran rentabilitas pada penelitian ini menggunakan rasio rentabilitas
ekonomi
134 KPRI
Adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para pegawai negeri
Pegawai negeri yaitu pegawai pemerintah yang berada diluar politik
bertugas melaksanakan administrasi pemerintah berdasarkan perundangundangan
yang telah ditetapkan (Tim penyusun kamus pusat pembinaan
dan pengembangan bahasa 1989 65) Adapun KPRI dalam penelitian ini
adalah KPRI unit simpan pinjam yang menjadi anggota PKPRI Kabupaten
Temanggung
7
14 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi maka tujuan diadakannya
penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi
pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung
2 Untuk mengetahui seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan
rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung
3 Untuk menguji secara simultan dan secara parsial pengaruh Rasio Likuiditas
dan rasio terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten
Temanggung
15 Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut
151 Manfaat teoritis
Secara akademis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian
dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang akuntansi terutama
mengenai penerapan rasio keuangan dalam perkoperasian Dapat
mengetahui sejauh mana pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas
terhadap rentabilitas koperasi serta memberikan rangsangan dalam
melakukan penelitian lanjutan dengan topik dan pembahasan yang berkaitan
dengan penelitian ini
152 Manfaat Praktis
a Bagi PKPRI
8
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kinerja
masing-masing koperasi yang bernaung dibawah PKPRI dengan
menganalisa laporan keuangan dari masing-masing koperasi
b Bagi KPRI
Dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan koperasi
dilihat dari laporan keuangan yang menyangkut aspek-aspek hasil yang
telah dicapai kondisi finansiil yang menyangkut kewajiban dan
kemungkinan pertumbuhan laba dimasa yang akan datang sehingga
berguna sebagai bahan masukan bagi manajemen koperasi dalam
mengambil kebijakan-kebijakan
c Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan mampu menciptakan kemampuan
dalam menganalisis Laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan para civitas akademika khususnya dalam hal yang berkaitan
dengan rasio keuangan
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
21 Perkoperasian
211 Pengertian Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI )
KPRI adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para
pegawai negeri dapat diartikan pegawai pemerintah yang berada diluar
politik bertugas melakukan administrasi pemerintah berdasarkan
perundang-undangan yang ditetapkan (Anoraga 19974) KPRI menurut
Chaniago Arifinal adalah suatu jenis koperasi fungsional merupakan wadah
untuk menampung kegiatan-kegiatan karyawan dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan anggotanya sedangkan menurut Ninik (2003 110) yang
dimaksud KPRI adalah koperasi fungsional yang merupakan wadah yang
berusaha dibidang konsumsi yang anggotanya dilingkungan tertentu untuk
memenuhi kebutuhan anggotanya
Sebagaimana kita ketahui anggota KPRI adalah gabungan
masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap dan karenanya
perjuangan KPRI hendaknya diarahkan ketujuan
a Minimal mempertahankan tingkat hidup anggotanya sebagai landasan
pangkal tolak dan untuk menigkatkan tingkat hidupnya
b Maksimal memperbaiki kualitas hidup anggotanya
Pegawai negeri diwajibkan untuk menjadi anggota dan pada
koperasi yang ada pada instansi kantor atau jawatan (Sagimun 199090)
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku maka setiap pegawai
negeri tersebut tidak hanya sebagai abdi negara akan tetapi mereka juga
10
menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk
mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila
Menurut Pratama (2000156) koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan
uang atau kredit dengan bunga kecil Koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam
(Depkop 199933) Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang
bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna
memenuhi modal yang diperlukan
212 Modal koperasi
Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi permodalan unsur
yang sangat penting menurut UU No 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri
dari
1 Modal Sendiri
11) Simpanan Pokok
12) Simpanan Wajib
13) Dana Cadangan
14) Hibah
2 Modal Pinjaman
Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi berupa
11) Anggota
12) Koperasi lain
11
13) Bank dan Lembaga lain
14) Penerbitan obligasi
15) Sumber Lain yang sah
Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota
koperasi antara lain
1) Simpanan pokok
2) Simpanan wajib
3) Simpanan wajib khusus
4) Simpanan sukarela
Modal untuk unit simpan pinjam berupa
1) Modal tetap
11) Modal yang disetor pada awal pendirian
12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan
13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi
2) Modal tidak tetap
11) Modal penyertaan
12) Pinjaman dari pihak ketiga
Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang
memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan
dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang
menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat
digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva
tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi
perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri
12
terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP
yang antara lain berupa
1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas
2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan
deposito
3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop
4) Penanaman dalam bentuk surat berharga
5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan
6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain
22 Laporan Keuangan Koperasi
Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud
Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala
keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang
sumber dan penggunaan dana
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses
akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi
para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan
sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat
menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai
tujuannya (Harahap 2002 7)
13
Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang
disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan
arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban
pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan
kepada anggota koperasi
Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya
tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain
seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI
dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan
keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan
Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan
keuangan
Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang
pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan
demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU
No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri
1 Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional USP berupa
1) Pendapatan bunga
1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP
1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito
1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan
berjangka
14
1048707 Pendapatan administrasi
2) Pendapatan operasional lainnya
2 Beban Operasional
Beban operasional USP berupa
1) Beban biaya bunga
2) Biaya bunga pinjaman
3) Beban komisi atau profisi
4) Biaya umum dan administrasi
5) Biaya organisasi
3 Beban Non Operasonal
23 Analisa Rasio
231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa
rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa
baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan
Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio
keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan
dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi
15
serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos
dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya
232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer
dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan
dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan
menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu
informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan
Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan
penting dimasa yyang akan datang
Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan
Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli
menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil
analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan
kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati
Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya
kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah
dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan
tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata
Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan
perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk
16
kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio
keuangan
233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan
Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka
rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun
demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa
Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi
(Munawir 200268)
a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)
b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)
c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)
Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan
antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio
rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan
penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)
Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan
yang ingin dicapai yaitu
a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
17
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya
c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan
d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio
e Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis perusahaan
24 Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk
memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah
menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP
N0 9 tahun 1995 adalah
18
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat
yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh
tempo
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang
benar-benar dibayar
Rumus
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100
Contoh
Rp 150000000
Rp 300000000 X 100 = 200
19
Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang
baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)
Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi
Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan
Rumus
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100
Contoh
Rp 100000000
Rp185000000 X 100 = 185
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200
(DepKopampPPKM 2002)
25 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)
20
Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
anggota koperasi disamping sebagai pemilik (owner) juga sebagai pelanggan
(user) dari produk atau jasa yang dihasilkan koperasi Selain partisipasi anggota
koperasi dapat tumbuh dan berkembang melalui manajemen aktiva yang baik
pinjaman dari kreditur pengelolaan dana yang baik dan pengalokasian dana yang
tepat
Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) merupakan koperasi primer
yang anggotanya para pegawai negeri di Indonesia Dengan dibentuknya koperasi
ini diharapkan pegawai mampu berpartisipasi secara nyata dalam pembangunan
sesuai dengan kemampuan masing-masing dan memetik hasil dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya serta masyarakat pada
umumnya Menurut survei pendahuluan jumlah KPRI yang terdaftar di Pusat
Koperasi Republik Indonesia (PKPRI) Kabupaten Temanggung adalah 49
koperasi Sebagian besar KPRI yang ada di Temanggung memiliki kegiatan atau
bidang usaha yang hampir sama yaitu usaha pertokoan dan unit simpan pinjam
Untuk penelitian ini akan lebih berfokus pada KPRI Unit simpan pinjam
(USP) dengan pertimbangan USP adalah unit usaha yang paling menonjol USP
mempunyai kedudukan yang sangat vital terutama menunjang sektor riil yang
diusahakan oleh masyarakat koperasi serta USP sangat dibutuhkan dan
dimanfaatkan oleh anggota koperasi dalam rangka meningkatkan modal usaha
maupun memenuhi kebutuhannya
Kegiatan dari USP adalah menerima simpanan (sejumlah uang yang
disetorkan oleh anggota pada koperasi ) Terkait dengan kegiatan ini maka USP
memiliki kewajiban bunga yang harus dibayarkan dalam periode tertentu Selain
menerima simpanan atau tabungan dari anggota USP mempunyai kegiatan lain
3
yaitu memberikan pelayanan pinjaman bagi anggota yang membutuhkan Dengan
adanya unit ini maka dapat memberikan kemudahan bagi anggota untuk
memperoleh pinjaman yang sangat diperlukan Semakin banyak anggota yang
melakukan pinjaman dan tepat waktu dalam pengembaliannya maka hal ini akan
meningkatkan laba koperasi atau simpan pinjam
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah memperoleh laba begitu pula
dengan koperasi walaupun usaha koperasi bukan semata-mata berorientasi pada
laba namun didalam menjalankan aktivitas usahanya koperasi harus
memperhatikan bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap
menguntungkan sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga
Rentabilitas adalah menunjukkan kemampuan suatu badan usaha
menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir 200133) Rentabilitas
sering digunakan untuk mengukur efisiensi modal dalam suatu perusahaan dengan
memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi
oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan
ukuran bahwa perusahaan tersebut rendabel Oleh karena itu bagi manajemen atau
pihak-pihak lain rentabilitas yang tinggi lebih penting dari pada keuntungan yang
besar
Bagi koperasi rentabilitas adalah penting sebagai ukuran koperasi itu telah
dapat bekerja dengan efisisen atau tidak Efisien baru diketahui dengan
memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan
jumlah aktiva atau jumlah modal koperasi Dengan kata lain menghitung
rentabilitasnya
4
Berdasarkan laporan keuangan pada 15 objek KPRI USP tahun 2003-
2005 tingkat rentabilitas ekonomi KPRI di Kabupaten Temanggung rata-rata
yang dicapai selama tiga tahun adalah 692 722 647 Apabila
dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan oleh DepkopampUKM yaitu
tingkat rentabilitas ekonomi koperasi yang efisien yaitu 8 maka pada tahun
2003-2005 tingkat rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten
Temanggung belum efisien Hal ini menunjukkan pengelolaan harta yang dimiliki
kurang optimal Masih rendahnya rentabilitas yang dicapai oleh KPRI USP di
Kabupaten Temanggung menunjukkan juga bahwa pengelolaan komponen modal
kerja yang terdiri dari kas dan piutang yang dimiliki masih belum efektif dan
efisien
Koperasi Simpan Pinjam memerlukan pengelolaan yang baik tentang
modal kerjanya yang meliputi kas dan piutangnya serta perlu mengetahui
rentabilitasnya Agar koperasi dapat mencapai rentabilitas seperti yang
dikehendaki maka sebaiknya pihak koperasi dapat mengelola harta (Asset) yang
dimiliki dengan baik diantaranya adalah likuiditasnya melalui rasio likuiditas dan
rasio aktivitas
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
finansiilnya yang harus segera terpenuhi serta untuk memperoleh gambaran
tentang seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya perlu dilakukan analisis
keuangan koperasi khususnya mengenai likuiditas dan aktivitas koperasi simpan
pinjam Analisis digunakan untuk memberikan petunjuk dan gejala-gejala serta
informasi keuangan lainnya mengenai keadaan keuangan koperasi simpan pinjam
5
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diambil judul dalam
penelitian ini yaitu rdquo Analisis Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhadap
Rentabilitas Ekonomi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Unit
Simpan Pinjam di Kabupaten Temanggung tahun 2003-2005rdquo
1 2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dan untuk mengetahui gambaran yang
benar mengenai kondisi keuangan dan perkembangan terutama hal-hal yang
berkaitan dengan analisis laporan keuangan khususnya mengenai masalah
likuiditas dan aktivitas serta rentabilitas KPRI USP di Kabupaten Temanggung
maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut
1 Bagaimana kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi pada
KPRI USP di Kabupaten Temanggung
2 Seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi
pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung
3 Apakah rasio likuiditas dan rasio aktivitas berpengaruh terhadap rentabilitas
ekonomi baik secara simultan maupun secara parsial
13 Penegasan Istilah
Penegasan istilah dalam penelitian ini mencakup pengertian-pengertian
istilah dalam judul skripsi Hal ini digunakan untuk memberikan gambaran yang
jelas serta memudahkan dalam menelaah isi penelitian ini Adapun penegasan
istilah yang dimaksudkan adalah sebagai berikut
6
131 Likuiditas
Adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk memenuhi
kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Dalam penelitian ini likuiditas yang diambil adalah likuiditas KPRI di
Kabupaten Temanggung tahun 2003 sd 2005 Indikator pengukuran
likuiditas melalui current ratio dan acid test ratio
132 Aktivitas
Adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
berputar dalam suatu periode tertentu Indikator pengukuran aktivitas pada
penelitian ini menggunakan rasio cash turnover dan receivable turnover
133 Rentabilitas
Adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu (Riyanto 199735) Dalam penelitian ini Rentabilitas yang
dimaksud adalah rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba
koperasi dengan total aktiva yang menghasilkan laba tersebut Indikator
pengukuran rentabilitas pada penelitian ini menggunakan rasio rentabilitas
ekonomi
134 KPRI
Adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para pegawai negeri
Pegawai negeri yaitu pegawai pemerintah yang berada diluar politik
bertugas melaksanakan administrasi pemerintah berdasarkan perundangundangan
yang telah ditetapkan (Tim penyusun kamus pusat pembinaan
dan pengembangan bahasa 1989 65) Adapun KPRI dalam penelitian ini
adalah KPRI unit simpan pinjam yang menjadi anggota PKPRI Kabupaten
Temanggung
7
14 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi maka tujuan diadakannya
penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi
pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung
2 Untuk mengetahui seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan
rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung
3 Untuk menguji secara simultan dan secara parsial pengaruh Rasio Likuiditas
dan rasio terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten
Temanggung
15 Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut
151 Manfaat teoritis
Secara akademis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian
dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang akuntansi terutama
mengenai penerapan rasio keuangan dalam perkoperasian Dapat
mengetahui sejauh mana pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas
terhadap rentabilitas koperasi serta memberikan rangsangan dalam
melakukan penelitian lanjutan dengan topik dan pembahasan yang berkaitan
dengan penelitian ini
152 Manfaat Praktis
a Bagi PKPRI
8
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kinerja
masing-masing koperasi yang bernaung dibawah PKPRI dengan
menganalisa laporan keuangan dari masing-masing koperasi
b Bagi KPRI
Dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan koperasi
dilihat dari laporan keuangan yang menyangkut aspek-aspek hasil yang
telah dicapai kondisi finansiil yang menyangkut kewajiban dan
kemungkinan pertumbuhan laba dimasa yang akan datang sehingga
berguna sebagai bahan masukan bagi manajemen koperasi dalam
mengambil kebijakan-kebijakan
c Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan mampu menciptakan kemampuan
dalam menganalisis Laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan para civitas akademika khususnya dalam hal yang berkaitan
dengan rasio keuangan
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
21 Perkoperasian
211 Pengertian Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI )
KPRI adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para
pegawai negeri dapat diartikan pegawai pemerintah yang berada diluar
politik bertugas melakukan administrasi pemerintah berdasarkan
perundang-undangan yang ditetapkan (Anoraga 19974) KPRI menurut
Chaniago Arifinal adalah suatu jenis koperasi fungsional merupakan wadah
untuk menampung kegiatan-kegiatan karyawan dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan anggotanya sedangkan menurut Ninik (2003 110) yang
dimaksud KPRI adalah koperasi fungsional yang merupakan wadah yang
berusaha dibidang konsumsi yang anggotanya dilingkungan tertentu untuk
memenuhi kebutuhan anggotanya
Sebagaimana kita ketahui anggota KPRI adalah gabungan
masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap dan karenanya
perjuangan KPRI hendaknya diarahkan ketujuan
a Minimal mempertahankan tingkat hidup anggotanya sebagai landasan
pangkal tolak dan untuk menigkatkan tingkat hidupnya
b Maksimal memperbaiki kualitas hidup anggotanya
Pegawai negeri diwajibkan untuk menjadi anggota dan pada
koperasi yang ada pada instansi kantor atau jawatan (Sagimun 199090)
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku maka setiap pegawai
negeri tersebut tidak hanya sebagai abdi negara akan tetapi mereka juga
10
menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk
mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila
Menurut Pratama (2000156) koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan
uang atau kredit dengan bunga kecil Koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam
(Depkop 199933) Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang
bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna
memenuhi modal yang diperlukan
212 Modal koperasi
Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi permodalan unsur
yang sangat penting menurut UU No 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri
dari
1 Modal Sendiri
11) Simpanan Pokok
12) Simpanan Wajib
13) Dana Cadangan
14) Hibah
2 Modal Pinjaman
Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi berupa
11) Anggota
12) Koperasi lain
11
13) Bank dan Lembaga lain
14) Penerbitan obligasi
15) Sumber Lain yang sah
Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota
koperasi antara lain
1) Simpanan pokok
2) Simpanan wajib
3) Simpanan wajib khusus
4) Simpanan sukarela
Modal untuk unit simpan pinjam berupa
1) Modal tetap
11) Modal yang disetor pada awal pendirian
12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan
13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi
2) Modal tidak tetap
11) Modal penyertaan
12) Pinjaman dari pihak ketiga
Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang
memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan
dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang
menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat
digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva
tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi
perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri
12
terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP
yang antara lain berupa
1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas
2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan
deposito
3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop
4) Penanaman dalam bentuk surat berharga
5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan
6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain
22 Laporan Keuangan Koperasi
Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud
Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala
keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang
sumber dan penggunaan dana
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses
akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi
para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan
sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat
menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai
tujuannya (Harahap 2002 7)
13
Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang
disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan
arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban
pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan
kepada anggota koperasi
Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya
tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain
seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI
dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan
keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan
Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan
keuangan
Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang
pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan
demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU
No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri
1 Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional USP berupa
1) Pendapatan bunga
1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP
1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito
1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan
berjangka
14
1048707 Pendapatan administrasi
2) Pendapatan operasional lainnya
2 Beban Operasional
Beban operasional USP berupa
1) Beban biaya bunga
2) Biaya bunga pinjaman
3) Beban komisi atau profisi
4) Biaya umum dan administrasi
5) Biaya organisasi
3 Beban Non Operasonal
23 Analisa Rasio
231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa
rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa
baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan
Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio
keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan
dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi
15
serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos
dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya
232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer
dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan
dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan
menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu
informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan
Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan
penting dimasa yyang akan datang
Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan
Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli
menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil
analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan
kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati
Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya
kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah
dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan
tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata
Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan
perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk
16
kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio
keuangan
233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan
Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka
rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun
demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa
Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi
(Munawir 200268)
a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)
b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)
c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)
Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan
antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio
rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan
penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)
Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan
yang ingin dicapai yaitu
a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
17
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya
c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan
d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio
e Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis perusahaan
24 Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk
memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah
menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP
N0 9 tahun 1995 adalah
18
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat
yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh
tempo
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang
benar-benar dibayar
Rumus
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100
Contoh
Rp 150000000
Rp 300000000 X 100 = 200
19
Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang
baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)
Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi
Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan
Rumus
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100
Contoh
Rp 100000000
Rp185000000 X 100 = 185
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200
(DepKopampPPKM 2002)
25 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)
20
Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
menerima simpanan atau tabungan dari anggota USP mempunyai kegiatan lain
3
yaitu memberikan pelayanan pinjaman bagi anggota yang membutuhkan Dengan
adanya unit ini maka dapat memberikan kemudahan bagi anggota untuk
memperoleh pinjaman yang sangat diperlukan Semakin banyak anggota yang
melakukan pinjaman dan tepat waktu dalam pengembaliannya maka hal ini akan
meningkatkan laba koperasi atau simpan pinjam
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah memperoleh laba begitu pula
dengan koperasi walaupun usaha koperasi bukan semata-mata berorientasi pada
laba namun didalam menjalankan aktivitas usahanya koperasi harus
memperhatikan bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap
menguntungkan sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga
Rentabilitas adalah menunjukkan kemampuan suatu badan usaha
menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir 200133) Rentabilitas
sering digunakan untuk mengukur efisiensi modal dalam suatu perusahaan dengan
memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi
oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan
ukuran bahwa perusahaan tersebut rendabel Oleh karena itu bagi manajemen atau
pihak-pihak lain rentabilitas yang tinggi lebih penting dari pada keuntungan yang
besar
Bagi koperasi rentabilitas adalah penting sebagai ukuran koperasi itu telah
dapat bekerja dengan efisisen atau tidak Efisien baru diketahui dengan
memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan
jumlah aktiva atau jumlah modal koperasi Dengan kata lain menghitung
rentabilitasnya
4
Berdasarkan laporan keuangan pada 15 objek KPRI USP tahun 2003-
2005 tingkat rentabilitas ekonomi KPRI di Kabupaten Temanggung rata-rata
yang dicapai selama tiga tahun adalah 692 722 647 Apabila
dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan oleh DepkopampUKM yaitu
tingkat rentabilitas ekonomi koperasi yang efisien yaitu 8 maka pada tahun
2003-2005 tingkat rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten
Temanggung belum efisien Hal ini menunjukkan pengelolaan harta yang dimiliki
kurang optimal Masih rendahnya rentabilitas yang dicapai oleh KPRI USP di
Kabupaten Temanggung menunjukkan juga bahwa pengelolaan komponen modal
kerja yang terdiri dari kas dan piutang yang dimiliki masih belum efektif dan
efisien
Koperasi Simpan Pinjam memerlukan pengelolaan yang baik tentang
modal kerjanya yang meliputi kas dan piutangnya serta perlu mengetahui
rentabilitasnya Agar koperasi dapat mencapai rentabilitas seperti yang
dikehendaki maka sebaiknya pihak koperasi dapat mengelola harta (Asset) yang
dimiliki dengan baik diantaranya adalah likuiditasnya melalui rasio likuiditas dan
rasio aktivitas
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
finansiilnya yang harus segera terpenuhi serta untuk memperoleh gambaran
tentang seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya perlu dilakukan analisis
keuangan koperasi khususnya mengenai likuiditas dan aktivitas koperasi simpan
pinjam Analisis digunakan untuk memberikan petunjuk dan gejala-gejala serta
informasi keuangan lainnya mengenai keadaan keuangan koperasi simpan pinjam
5
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diambil judul dalam
penelitian ini yaitu rdquo Analisis Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhadap
Rentabilitas Ekonomi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Unit
Simpan Pinjam di Kabupaten Temanggung tahun 2003-2005rdquo
1 2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dan untuk mengetahui gambaran yang
benar mengenai kondisi keuangan dan perkembangan terutama hal-hal yang
berkaitan dengan analisis laporan keuangan khususnya mengenai masalah
likuiditas dan aktivitas serta rentabilitas KPRI USP di Kabupaten Temanggung
maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut
1 Bagaimana kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi pada
KPRI USP di Kabupaten Temanggung
2 Seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi
pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung
3 Apakah rasio likuiditas dan rasio aktivitas berpengaruh terhadap rentabilitas
ekonomi baik secara simultan maupun secara parsial
13 Penegasan Istilah
Penegasan istilah dalam penelitian ini mencakup pengertian-pengertian
istilah dalam judul skripsi Hal ini digunakan untuk memberikan gambaran yang
jelas serta memudahkan dalam menelaah isi penelitian ini Adapun penegasan
istilah yang dimaksudkan adalah sebagai berikut
6
131 Likuiditas
Adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk memenuhi
kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Dalam penelitian ini likuiditas yang diambil adalah likuiditas KPRI di
Kabupaten Temanggung tahun 2003 sd 2005 Indikator pengukuran
likuiditas melalui current ratio dan acid test ratio
132 Aktivitas
Adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
berputar dalam suatu periode tertentu Indikator pengukuran aktivitas pada
penelitian ini menggunakan rasio cash turnover dan receivable turnover
133 Rentabilitas
Adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu (Riyanto 199735) Dalam penelitian ini Rentabilitas yang
dimaksud adalah rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba
koperasi dengan total aktiva yang menghasilkan laba tersebut Indikator
pengukuran rentabilitas pada penelitian ini menggunakan rasio rentabilitas
ekonomi
134 KPRI
Adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para pegawai negeri
Pegawai negeri yaitu pegawai pemerintah yang berada diluar politik
bertugas melaksanakan administrasi pemerintah berdasarkan perundangundangan
yang telah ditetapkan (Tim penyusun kamus pusat pembinaan
dan pengembangan bahasa 1989 65) Adapun KPRI dalam penelitian ini
adalah KPRI unit simpan pinjam yang menjadi anggota PKPRI Kabupaten
Temanggung
7
14 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi maka tujuan diadakannya
penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi
pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung
2 Untuk mengetahui seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan
rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung
3 Untuk menguji secara simultan dan secara parsial pengaruh Rasio Likuiditas
dan rasio terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten
Temanggung
15 Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut
151 Manfaat teoritis
Secara akademis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian
dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang akuntansi terutama
mengenai penerapan rasio keuangan dalam perkoperasian Dapat
mengetahui sejauh mana pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas
terhadap rentabilitas koperasi serta memberikan rangsangan dalam
melakukan penelitian lanjutan dengan topik dan pembahasan yang berkaitan
dengan penelitian ini
152 Manfaat Praktis
a Bagi PKPRI
8
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kinerja
masing-masing koperasi yang bernaung dibawah PKPRI dengan
menganalisa laporan keuangan dari masing-masing koperasi
b Bagi KPRI
Dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan koperasi
dilihat dari laporan keuangan yang menyangkut aspek-aspek hasil yang
telah dicapai kondisi finansiil yang menyangkut kewajiban dan
kemungkinan pertumbuhan laba dimasa yang akan datang sehingga
berguna sebagai bahan masukan bagi manajemen koperasi dalam
mengambil kebijakan-kebijakan
c Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan mampu menciptakan kemampuan
dalam menganalisis Laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan para civitas akademika khususnya dalam hal yang berkaitan
dengan rasio keuangan
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
21 Perkoperasian
211 Pengertian Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI )
KPRI adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para
pegawai negeri dapat diartikan pegawai pemerintah yang berada diluar
politik bertugas melakukan administrasi pemerintah berdasarkan
perundang-undangan yang ditetapkan (Anoraga 19974) KPRI menurut
Chaniago Arifinal adalah suatu jenis koperasi fungsional merupakan wadah
untuk menampung kegiatan-kegiatan karyawan dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan anggotanya sedangkan menurut Ninik (2003 110) yang
dimaksud KPRI adalah koperasi fungsional yang merupakan wadah yang
berusaha dibidang konsumsi yang anggotanya dilingkungan tertentu untuk
memenuhi kebutuhan anggotanya
Sebagaimana kita ketahui anggota KPRI adalah gabungan
masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap dan karenanya
perjuangan KPRI hendaknya diarahkan ketujuan
a Minimal mempertahankan tingkat hidup anggotanya sebagai landasan
pangkal tolak dan untuk menigkatkan tingkat hidupnya
b Maksimal memperbaiki kualitas hidup anggotanya
Pegawai negeri diwajibkan untuk menjadi anggota dan pada
koperasi yang ada pada instansi kantor atau jawatan (Sagimun 199090)
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku maka setiap pegawai
negeri tersebut tidak hanya sebagai abdi negara akan tetapi mereka juga
10
menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk
mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila
Menurut Pratama (2000156) koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan
uang atau kredit dengan bunga kecil Koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam
(Depkop 199933) Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang
bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna
memenuhi modal yang diperlukan
212 Modal koperasi
Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi permodalan unsur
yang sangat penting menurut UU No 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri
dari
1 Modal Sendiri
11) Simpanan Pokok
12) Simpanan Wajib
13) Dana Cadangan
14) Hibah
2 Modal Pinjaman
Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi berupa
11) Anggota
12) Koperasi lain
11
13) Bank dan Lembaga lain
14) Penerbitan obligasi
15) Sumber Lain yang sah
Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota
koperasi antara lain
1) Simpanan pokok
2) Simpanan wajib
3) Simpanan wajib khusus
4) Simpanan sukarela
Modal untuk unit simpan pinjam berupa
1) Modal tetap
11) Modal yang disetor pada awal pendirian
12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan
13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi
2) Modal tidak tetap
11) Modal penyertaan
12) Pinjaman dari pihak ketiga
Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang
memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan
dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang
menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat
digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva
tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi
perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri
12
terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP
yang antara lain berupa
1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas
2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan
deposito
3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop
4) Penanaman dalam bentuk surat berharga
5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan
6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain
22 Laporan Keuangan Koperasi
Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud
Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala
keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang
sumber dan penggunaan dana
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses
akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi
para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan
sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat
menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai
tujuannya (Harahap 2002 7)
13
Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang
disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan
arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban
pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan
kepada anggota koperasi
Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya
tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain
seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI
dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan
keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan
Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan
keuangan
Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang
pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan
demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU
No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri
1 Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional USP berupa
1) Pendapatan bunga
1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP
1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito
1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan
berjangka
14
1048707 Pendapatan administrasi
2) Pendapatan operasional lainnya
2 Beban Operasional
Beban operasional USP berupa
1) Beban biaya bunga
2) Biaya bunga pinjaman
3) Beban komisi atau profisi
4) Biaya umum dan administrasi
5) Biaya organisasi
3 Beban Non Operasonal
23 Analisa Rasio
231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa
rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa
baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan
Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio
keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan
dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi
15
serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos
dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya
232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer
dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan
dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan
menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu
informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan
Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan
penting dimasa yyang akan datang
Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan
Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli
menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil
analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan
kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati
Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya
kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah
dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan
tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata
Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan
perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk
16
kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio
keuangan
233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan
Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka
rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun
demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa
Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi
(Munawir 200268)
a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)
b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)
c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)
Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan
antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio
rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan
penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)
Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan
yang ingin dicapai yaitu
a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
17
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya
c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan
d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio
e Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis perusahaan
24 Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk
memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah
menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP
N0 9 tahun 1995 adalah
18
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat
yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh
tempo
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang
benar-benar dibayar
Rumus
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100
Contoh
Rp 150000000
Rp 300000000 X 100 = 200
19
Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang
baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)
Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi
Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan
Rumus
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100
Contoh
Rp 100000000
Rp185000000 X 100 = 185
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200
(DepKopampPPKM 2002)
25 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)
20
Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
jumlah aktiva atau jumlah modal koperasi Dengan kata lain menghitung
rentabilitasnya
4
Berdasarkan laporan keuangan pada 15 objek KPRI USP tahun 2003-
2005 tingkat rentabilitas ekonomi KPRI di Kabupaten Temanggung rata-rata
yang dicapai selama tiga tahun adalah 692 722 647 Apabila
dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan oleh DepkopampUKM yaitu
tingkat rentabilitas ekonomi koperasi yang efisien yaitu 8 maka pada tahun
2003-2005 tingkat rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten
Temanggung belum efisien Hal ini menunjukkan pengelolaan harta yang dimiliki
kurang optimal Masih rendahnya rentabilitas yang dicapai oleh KPRI USP di
Kabupaten Temanggung menunjukkan juga bahwa pengelolaan komponen modal
kerja yang terdiri dari kas dan piutang yang dimiliki masih belum efektif dan
efisien
Koperasi Simpan Pinjam memerlukan pengelolaan yang baik tentang
modal kerjanya yang meliputi kas dan piutangnya serta perlu mengetahui
rentabilitasnya Agar koperasi dapat mencapai rentabilitas seperti yang
dikehendaki maka sebaiknya pihak koperasi dapat mengelola harta (Asset) yang
dimiliki dengan baik diantaranya adalah likuiditasnya melalui rasio likuiditas dan
rasio aktivitas
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
finansiilnya yang harus segera terpenuhi serta untuk memperoleh gambaran
tentang seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya perlu dilakukan analisis
keuangan koperasi khususnya mengenai likuiditas dan aktivitas koperasi simpan
pinjam Analisis digunakan untuk memberikan petunjuk dan gejala-gejala serta
informasi keuangan lainnya mengenai keadaan keuangan koperasi simpan pinjam
5
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diambil judul dalam
penelitian ini yaitu rdquo Analisis Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhadap
Rentabilitas Ekonomi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Unit
Simpan Pinjam di Kabupaten Temanggung tahun 2003-2005rdquo
1 2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dan untuk mengetahui gambaran yang
benar mengenai kondisi keuangan dan perkembangan terutama hal-hal yang
berkaitan dengan analisis laporan keuangan khususnya mengenai masalah
likuiditas dan aktivitas serta rentabilitas KPRI USP di Kabupaten Temanggung
maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut
1 Bagaimana kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi pada
KPRI USP di Kabupaten Temanggung
2 Seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi
pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung
3 Apakah rasio likuiditas dan rasio aktivitas berpengaruh terhadap rentabilitas
ekonomi baik secara simultan maupun secara parsial
13 Penegasan Istilah
Penegasan istilah dalam penelitian ini mencakup pengertian-pengertian
istilah dalam judul skripsi Hal ini digunakan untuk memberikan gambaran yang
jelas serta memudahkan dalam menelaah isi penelitian ini Adapun penegasan
istilah yang dimaksudkan adalah sebagai berikut
6
131 Likuiditas
Adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk memenuhi
kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Dalam penelitian ini likuiditas yang diambil adalah likuiditas KPRI di
Kabupaten Temanggung tahun 2003 sd 2005 Indikator pengukuran
likuiditas melalui current ratio dan acid test ratio
132 Aktivitas
Adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
berputar dalam suatu periode tertentu Indikator pengukuran aktivitas pada
penelitian ini menggunakan rasio cash turnover dan receivable turnover
133 Rentabilitas
Adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu (Riyanto 199735) Dalam penelitian ini Rentabilitas yang
dimaksud adalah rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba
koperasi dengan total aktiva yang menghasilkan laba tersebut Indikator
pengukuran rentabilitas pada penelitian ini menggunakan rasio rentabilitas
ekonomi
134 KPRI
Adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para pegawai negeri
Pegawai negeri yaitu pegawai pemerintah yang berada diluar politik
bertugas melaksanakan administrasi pemerintah berdasarkan perundangundangan
yang telah ditetapkan (Tim penyusun kamus pusat pembinaan
dan pengembangan bahasa 1989 65) Adapun KPRI dalam penelitian ini
adalah KPRI unit simpan pinjam yang menjadi anggota PKPRI Kabupaten
Temanggung
7
14 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi maka tujuan diadakannya
penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi
pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung
2 Untuk mengetahui seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan
rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung
3 Untuk menguji secara simultan dan secara parsial pengaruh Rasio Likuiditas
dan rasio terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten
Temanggung
15 Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut
151 Manfaat teoritis
Secara akademis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian
dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang akuntansi terutama
mengenai penerapan rasio keuangan dalam perkoperasian Dapat
mengetahui sejauh mana pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas
terhadap rentabilitas koperasi serta memberikan rangsangan dalam
melakukan penelitian lanjutan dengan topik dan pembahasan yang berkaitan
dengan penelitian ini
152 Manfaat Praktis
a Bagi PKPRI
8
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kinerja
masing-masing koperasi yang bernaung dibawah PKPRI dengan
menganalisa laporan keuangan dari masing-masing koperasi
b Bagi KPRI
Dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan koperasi
dilihat dari laporan keuangan yang menyangkut aspek-aspek hasil yang
telah dicapai kondisi finansiil yang menyangkut kewajiban dan
kemungkinan pertumbuhan laba dimasa yang akan datang sehingga
berguna sebagai bahan masukan bagi manajemen koperasi dalam
mengambil kebijakan-kebijakan
c Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan mampu menciptakan kemampuan
dalam menganalisis Laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan para civitas akademika khususnya dalam hal yang berkaitan
dengan rasio keuangan
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
21 Perkoperasian
211 Pengertian Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI )
KPRI adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para
pegawai negeri dapat diartikan pegawai pemerintah yang berada diluar
politik bertugas melakukan administrasi pemerintah berdasarkan
perundang-undangan yang ditetapkan (Anoraga 19974) KPRI menurut
Chaniago Arifinal adalah suatu jenis koperasi fungsional merupakan wadah
untuk menampung kegiatan-kegiatan karyawan dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan anggotanya sedangkan menurut Ninik (2003 110) yang
dimaksud KPRI adalah koperasi fungsional yang merupakan wadah yang
berusaha dibidang konsumsi yang anggotanya dilingkungan tertentu untuk
memenuhi kebutuhan anggotanya
Sebagaimana kita ketahui anggota KPRI adalah gabungan
masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap dan karenanya
perjuangan KPRI hendaknya diarahkan ketujuan
a Minimal mempertahankan tingkat hidup anggotanya sebagai landasan
pangkal tolak dan untuk menigkatkan tingkat hidupnya
b Maksimal memperbaiki kualitas hidup anggotanya
Pegawai negeri diwajibkan untuk menjadi anggota dan pada
koperasi yang ada pada instansi kantor atau jawatan (Sagimun 199090)
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku maka setiap pegawai
negeri tersebut tidak hanya sebagai abdi negara akan tetapi mereka juga
10
menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk
mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila
Menurut Pratama (2000156) koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan
uang atau kredit dengan bunga kecil Koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam
(Depkop 199933) Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang
bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna
memenuhi modal yang diperlukan
212 Modal koperasi
Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi permodalan unsur
yang sangat penting menurut UU No 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri
dari
1 Modal Sendiri
11) Simpanan Pokok
12) Simpanan Wajib
13) Dana Cadangan
14) Hibah
2 Modal Pinjaman
Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi berupa
11) Anggota
12) Koperasi lain
11
13) Bank dan Lembaga lain
14) Penerbitan obligasi
15) Sumber Lain yang sah
Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota
koperasi antara lain
1) Simpanan pokok
2) Simpanan wajib
3) Simpanan wajib khusus
4) Simpanan sukarela
Modal untuk unit simpan pinjam berupa
1) Modal tetap
11) Modal yang disetor pada awal pendirian
12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan
13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi
2) Modal tidak tetap
11) Modal penyertaan
12) Pinjaman dari pihak ketiga
Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang
memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan
dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang
menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat
digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva
tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi
perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri
12
terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP
yang antara lain berupa
1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas
2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan
deposito
3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop
4) Penanaman dalam bentuk surat berharga
5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan
6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain
22 Laporan Keuangan Koperasi
Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud
Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala
keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang
sumber dan penggunaan dana
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses
akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi
para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan
sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat
menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai
tujuannya (Harahap 2002 7)
13
Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang
disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan
arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban
pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan
kepada anggota koperasi
Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya
tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain
seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI
dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan
keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan
Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan
keuangan
Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang
pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan
demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU
No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri
1 Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional USP berupa
1) Pendapatan bunga
1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP
1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito
1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan
berjangka
14
1048707 Pendapatan administrasi
2) Pendapatan operasional lainnya
2 Beban Operasional
Beban operasional USP berupa
1) Beban biaya bunga
2) Biaya bunga pinjaman
3) Beban komisi atau profisi
4) Biaya umum dan administrasi
5) Biaya organisasi
3 Beban Non Operasonal
23 Analisa Rasio
231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa
rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa
baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan
Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio
keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan
dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi
15
serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos
dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya
232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer
dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan
dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan
menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu
informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan
Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan
penting dimasa yyang akan datang
Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan
Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli
menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil
analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan
kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati
Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya
kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah
dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan
tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata
Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan
perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk
16
kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio
keuangan
233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan
Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka
rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun
demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa
Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi
(Munawir 200268)
a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)
b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)
c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)
Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan
antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio
rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan
penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)
Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan
yang ingin dicapai yaitu
a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
17
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya
c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan
d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio
e Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis perusahaan
24 Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk
memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah
menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP
N0 9 tahun 1995 adalah
18
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat
yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh
tempo
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang
benar-benar dibayar
Rumus
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100
Contoh
Rp 150000000
Rp 300000000 X 100 = 200
19
Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang
baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)
Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi
Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan
Rumus
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100
Contoh
Rp 100000000
Rp185000000 X 100 = 185
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200
(DepKopampPPKM 2002)
25 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)
20
Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
keuangan koperasi khususnya mengenai likuiditas dan aktivitas koperasi simpan
pinjam Analisis digunakan untuk memberikan petunjuk dan gejala-gejala serta
informasi keuangan lainnya mengenai keadaan keuangan koperasi simpan pinjam
5
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diambil judul dalam
penelitian ini yaitu rdquo Analisis Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhadap
Rentabilitas Ekonomi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Unit
Simpan Pinjam di Kabupaten Temanggung tahun 2003-2005rdquo
1 2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dan untuk mengetahui gambaran yang
benar mengenai kondisi keuangan dan perkembangan terutama hal-hal yang
berkaitan dengan analisis laporan keuangan khususnya mengenai masalah
likuiditas dan aktivitas serta rentabilitas KPRI USP di Kabupaten Temanggung
maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut
1 Bagaimana kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi pada
KPRI USP di Kabupaten Temanggung
2 Seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi
pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung
3 Apakah rasio likuiditas dan rasio aktivitas berpengaruh terhadap rentabilitas
ekonomi baik secara simultan maupun secara parsial
13 Penegasan Istilah
Penegasan istilah dalam penelitian ini mencakup pengertian-pengertian
istilah dalam judul skripsi Hal ini digunakan untuk memberikan gambaran yang
jelas serta memudahkan dalam menelaah isi penelitian ini Adapun penegasan
istilah yang dimaksudkan adalah sebagai berikut
6
131 Likuiditas
Adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk memenuhi
kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Dalam penelitian ini likuiditas yang diambil adalah likuiditas KPRI di
Kabupaten Temanggung tahun 2003 sd 2005 Indikator pengukuran
likuiditas melalui current ratio dan acid test ratio
132 Aktivitas
Adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
berputar dalam suatu periode tertentu Indikator pengukuran aktivitas pada
penelitian ini menggunakan rasio cash turnover dan receivable turnover
133 Rentabilitas
Adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu (Riyanto 199735) Dalam penelitian ini Rentabilitas yang
dimaksud adalah rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba
koperasi dengan total aktiva yang menghasilkan laba tersebut Indikator
pengukuran rentabilitas pada penelitian ini menggunakan rasio rentabilitas
ekonomi
134 KPRI
Adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para pegawai negeri
Pegawai negeri yaitu pegawai pemerintah yang berada diluar politik
bertugas melaksanakan administrasi pemerintah berdasarkan perundangundangan
yang telah ditetapkan (Tim penyusun kamus pusat pembinaan
dan pengembangan bahasa 1989 65) Adapun KPRI dalam penelitian ini
adalah KPRI unit simpan pinjam yang menjadi anggota PKPRI Kabupaten
Temanggung
7
14 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi maka tujuan diadakannya
penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi
pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung
2 Untuk mengetahui seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan
rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung
3 Untuk menguji secara simultan dan secara parsial pengaruh Rasio Likuiditas
dan rasio terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten
Temanggung
15 Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut
151 Manfaat teoritis
Secara akademis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian
dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang akuntansi terutama
mengenai penerapan rasio keuangan dalam perkoperasian Dapat
mengetahui sejauh mana pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas
terhadap rentabilitas koperasi serta memberikan rangsangan dalam
melakukan penelitian lanjutan dengan topik dan pembahasan yang berkaitan
dengan penelitian ini
152 Manfaat Praktis
a Bagi PKPRI
8
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kinerja
masing-masing koperasi yang bernaung dibawah PKPRI dengan
menganalisa laporan keuangan dari masing-masing koperasi
b Bagi KPRI
Dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan koperasi
dilihat dari laporan keuangan yang menyangkut aspek-aspek hasil yang
telah dicapai kondisi finansiil yang menyangkut kewajiban dan
kemungkinan pertumbuhan laba dimasa yang akan datang sehingga
berguna sebagai bahan masukan bagi manajemen koperasi dalam
mengambil kebijakan-kebijakan
c Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan mampu menciptakan kemampuan
dalam menganalisis Laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan para civitas akademika khususnya dalam hal yang berkaitan
dengan rasio keuangan
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
21 Perkoperasian
211 Pengertian Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI )
KPRI adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para
pegawai negeri dapat diartikan pegawai pemerintah yang berada diluar
politik bertugas melakukan administrasi pemerintah berdasarkan
perundang-undangan yang ditetapkan (Anoraga 19974) KPRI menurut
Chaniago Arifinal adalah suatu jenis koperasi fungsional merupakan wadah
untuk menampung kegiatan-kegiatan karyawan dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan anggotanya sedangkan menurut Ninik (2003 110) yang
dimaksud KPRI adalah koperasi fungsional yang merupakan wadah yang
berusaha dibidang konsumsi yang anggotanya dilingkungan tertentu untuk
memenuhi kebutuhan anggotanya
Sebagaimana kita ketahui anggota KPRI adalah gabungan
masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap dan karenanya
perjuangan KPRI hendaknya diarahkan ketujuan
a Minimal mempertahankan tingkat hidup anggotanya sebagai landasan
pangkal tolak dan untuk menigkatkan tingkat hidupnya
b Maksimal memperbaiki kualitas hidup anggotanya
Pegawai negeri diwajibkan untuk menjadi anggota dan pada
koperasi yang ada pada instansi kantor atau jawatan (Sagimun 199090)
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku maka setiap pegawai
negeri tersebut tidak hanya sebagai abdi negara akan tetapi mereka juga
10
menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk
mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila
Menurut Pratama (2000156) koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan
uang atau kredit dengan bunga kecil Koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam
(Depkop 199933) Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang
bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna
memenuhi modal yang diperlukan
212 Modal koperasi
Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi permodalan unsur
yang sangat penting menurut UU No 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri
dari
1 Modal Sendiri
11) Simpanan Pokok
12) Simpanan Wajib
13) Dana Cadangan
14) Hibah
2 Modal Pinjaman
Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi berupa
11) Anggota
12) Koperasi lain
11
13) Bank dan Lembaga lain
14) Penerbitan obligasi
15) Sumber Lain yang sah
Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota
koperasi antara lain
1) Simpanan pokok
2) Simpanan wajib
3) Simpanan wajib khusus
4) Simpanan sukarela
Modal untuk unit simpan pinjam berupa
1) Modal tetap
11) Modal yang disetor pada awal pendirian
12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan
13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi
2) Modal tidak tetap
11) Modal penyertaan
12) Pinjaman dari pihak ketiga
Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang
memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan
dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang
menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat
digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva
tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi
perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri
12
terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP
yang antara lain berupa
1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas
2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan
deposito
3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop
4) Penanaman dalam bentuk surat berharga
5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan
6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain
22 Laporan Keuangan Koperasi
Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud
Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala
keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang
sumber dan penggunaan dana
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses
akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi
para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan
sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat
menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai
tujuannya (Harahap 2002 7)
13
Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang
disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan
arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban
pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan
kepada anggota koperasi
Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya
tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain
seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI
dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan
keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan
Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan
keuangan
Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang
pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan
demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU
No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri
1 Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional USP berupa
1) Pendapatan bunga
1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP
1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito
1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan
berjangka
14
1048707 Pendapatan administrasi
2) Pendapatan operasional lainnya
2 Beban Operasional
Beban operasional USP berupa
1) Beban biaya bunga
2) Biaya bunga pinjaman
3) Beban komisi atau profisi
4) Biaya umum dan administrasi
5) Biaya organisasi
3 Beban Non Operasonal
23 Analisa Rasio
231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa
rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa
baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan
Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio
keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan
dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi
15
serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos
dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya
232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer
dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan
dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan
menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu
informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan
Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan
penting dimasa yyang akan datang
Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan
Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli
menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil
analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan
kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati
Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya
kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah
dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan
tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata
Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan
perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk
16
kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio
keuangan
233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan
Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka
rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun
demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa
Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi
(Munawir 200268)
a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)
b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)
c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)
Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan
antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio
rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan
penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)
Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan
yang ingin dicapai yaitu
a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
17
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya
c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan
d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio
e Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis perusahaan
24 Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk
memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah
menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP
N0 9 tahun 1995 adalah
18
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat
yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh
tempo
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang
benar-benar dibayar
Rumus
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100
Contoh
Rp 150000000
Rp 300000000 X 100 = 200
19
Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang
baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)
Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi
Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan
Rumus
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100
Contoh
Rp 100000000
Rp185000000 X 100 = 185
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200
(DepKopampPPKM 2002)
25 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)
20
Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
jelas serta memudahkan dalam menelaah isi penelitian ini Adapun penegasan
istilah yang dimaksudkan adalah sebagai berikut
6
131 Likuiditas
Adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk memenuhi
kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Dalam penelitian ini likuiditas yang diambil adalah likuiditas KPRI di
Kabupaten Temanggung tahun 2003 sd 2005 Indikator pengukuran
likuiditas melalui current ratio dan acid test ratio
132 Aktivitas
Adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
berputar dalam suatu periode tertentu Indikator pengukuran aktivitas pada
penelitian ini menggunakan rasio cash turnover dan receivable turnover
133 Rentabilitas
Adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama
periode tertentu (Riyanto 199735) Dalam penelitian ini Rentabilitas yang
dimaksud adalah rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba
koperasi dengan total aktiva yang menghasilkan laba tersebut Indikator
pengukuran rentabilitas pada penelitian ini menggunakan rasio rentabilitas
ekonomi
134 KPRI
Adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para pegawai negeri
Pegawai negeri yaitu pegawai pemerintah yang berada diluar politik
bertugas melaksanakan administrasi pemerintah berdasarkan perundangundangan
yang telah ditetapkan (Tim penyusun kamus pusat pembinaan
dan pengembangan bahasa 1989 65) Adapun KPRI dalam penelitian ini
adalah KPRI unit simpan pinjam yang menjadi anggota PKPRI Kabupaten
Temanggung
7
14 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi maka tujuan diadakannya
penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi
pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung
2 Untuk mengetahui seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan
rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung
3 Untuk menguji secara simultan dan secara parsial pengaruh Rasio Likuiditas
dan rasio terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten
Temanggung
15 Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut
151 Manfaat teoritis
Secara akademis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian
dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang akuntansi terutama
mengenai penerapan rasio keuangan dalam perkoperasian Dapat
mengetahui sejauh mana pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas
terhadap rentabilitas koperasi serta memberikan rangsangan dalam
melakukan penelitian lanjutan dengan topik dan pembahasan yang berkaitan
dengan penelitian ini
152 Manfaat Praktis
a Bagi PKPRI
8
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kinerja
masing-masing koperasi yang bernaung dibawah PKPRI dengan
menganalisa laporan keuangan dari masing-masing koperasi
b Bagi KPRI
Dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan koperasi
dilihat dari laporan keuangan yang menyangkut aspek-aspek hasil yang
telah dicapai kondisi finansiil yang menyangkut kewajiban dan
kemungkinan pertumbuhan laba dimasa yang akan datang sehingga
berguna sebagai bahan masukan bagi manajemen koperasi dalam
mengambil kebijakan-kebijakan
c Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan mampu menciptakan kemampuan
dalam menganalisis Laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan para civitas akademika khususnya dalam hal yang berkaitan
dengan rasio keuangan
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
21 Perkoperasian
211 Pengertian Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI )
KPRI adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para
pegawai negeri dapat diartikan pegawai pemerintah yang berada diluar
politik bertugas melakukan administrasi pemerintah berdasarkan
perundang-undangan yang ditetapkan (Anoraga 19974) KPRI menurut
Chaniago Arifinal adalah suatu jenis koperasi fungsional merupakan wadah
untuk menampung kegiatan-kegiatan karyawan dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan anggotanya sedangkan menurut Ninik (2003 110) yang
dimaksud KPRI adalah koperasi fungsional yang merupakan wadah yang
berusaha dibidang konsumsi yang anggotanya dilingkungan tertentu untuk
memenuhi kebutuhan anggotanya
Sebagaimana kita ketahui anggota KPRI adalah gabungan
masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap dan karenanya
perjuangan KPRI hendaknya diarahkan ketujuan
a Minimal mempertahankan tingkat hidup anggotanya sebagai landasan
pangkal tolak dan untuk menigkatkan tingkat hidupnya
b Maksimal memperbaiki kualitas hidup anggotanya
Pegawai negeri diwajibkan untuk menjadi anggota dan pada
koperasi yang ada pada instansi kantor atau jawatan (Sagimun 199090)
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku maka setiap pegawai
negeri tersebut tidak hanya sebagai abdi negara akan tetapi mereka juga
10
menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk
mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila
Menurut Pratama (2000156) koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan
uang atau kredit dengan bunga kecil Koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam
(Depkop 199933) Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang
bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna
memenuhi modal yang diperlukan
212 Modal koperasi
Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi permodalan unsur
yang sangat penting menurut UU No 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri
dari
1 Modal Sendiri
11) Simpanan Pokok
12) Simpanan Wajib
13) Dana Cadangan
14) Hibah
2 Modal Pinjaman
Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi berupa
11) Anggota
12) Koperasi lain
11
13) Bank dan Lembaga lain
14) Penerbitan obligasi
15) Sumber Lain yang sah
Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota
koperasi antara lain
1) Simpanan pokok
2) Simpanan wajib
3) Simpanan wajib khusus
4) Simpanan sukarela
Modal untuk unit simpan pinjam berupa
1) Modal tetap
11) Modal yang disetor pada awal pendirian
12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan
13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi
2) Modal tidak tetap
11) Modal penyertaan
12) Pinjaman dari pihak ketiga
Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang
memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan
dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang
menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat
digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva
tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi
perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri
12
terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP
yang antara lain berupa
1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas
2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan
deposito
3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop
4) Penanaman dalam bentuk surat berharga
5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan
6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain
22 Laporan Keuangan Koperasi
Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud
Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala
keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang
sumber dan penggunaan dana
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses
akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi
para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan
sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat
menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai
tujuannya (Harahap 2002 7)
13
Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang
disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan
arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban
pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan
kepada anggota koperasi
Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya
tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain
seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI
dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan
keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan
Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan
keuangan
Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang
pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan
demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU
No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri
1 Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional USP berupa
1) Pendapatan bunga
1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP
1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito
1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan
berjangka
14
1048707 Pendapatan administrasi
2) Pendapatan operasional lainnya
2 Beban Operasional
Beban operasional USP berupa
1) Beban biaya bunga
2) Biaya bunga pinjaman
3) Beban komisi atau profisi
4) Biaya umum dan administrasi
5) Biaya organisasi
3 Beban Non Operasonal
23 Analisa Rasio
231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa
rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa
baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan
Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio
keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan
dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi
15
serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos
dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya
232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer
dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan
dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan
menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu
informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan
Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan
penting dimasa yyang akan datang
Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan
Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli
menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil
analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan
kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati
Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya
kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah
dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan
tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata
Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan
perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk
16
kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio
keuangan
233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan
Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka
rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun
demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa
Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi
(Munawir 200268)
a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)
b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)
c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)
Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan
antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio
rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan
penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)
Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan
yang ingin dicapai yaitu
a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
17
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya
c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan
d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio
e Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis perusahaan
24 Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk
memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah
menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP
N0 9 tahun 1995 adalah
18
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat
yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh
tempo
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang
benar-benar dibayar
Rumus
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100
Contoh
Rp 150000000
Rp 300000000 X 100 = 200
19
Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang
baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)
Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi
Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan
Rumus
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100
Contoh
Rp 100000000
Rp185000000 X 100 = 185
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200
(DepKopampPPKM 2002)
25 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)
20
Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
bertugas melaksanakan administrasi pemerintah berdasarkan perundangundangan
yang telah ditetapkan (Tim penyusun kamus pusat pembinaan
dan pengembangan bahasa 1989 65) Adapun KPRI dalam penelitian ini
adalah KPRI unit simpan pinjam yang menjadi anggota PKPRI Kabupaten
Temanggung
7
14 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi maka tujuan diadakannya
penelitian ini adalah
1 Untuk mengetahui kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi
pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung
2 Untuk mengetahui seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan
rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung
3 Untuk menguji secara simultan dan secara parsial pengaruh Rasio Likuiditas
dan rasio terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten
Temanggung
15 Kegunaan Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut
151 Manfaat teoritis
Secara akademis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian
dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang akuntansi terutama
mengenai penerapan rasio keuangan dalam perkoperasian Dapat
mengetahui sejauh mana pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas
terhadap rentabilitas koperasi serta memberikan rangsangan dalam
melakukan penelitian lanjutan dengan topik dan pembahasan yang berkaitan
dengan penelitian ini
152 Manfaat Praktis
a Bagi PKPRI
8
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kinerja
masing-masing koperasi yang bernaung dibawah PKPRI dengan
menganalisa laporan keuangan dari masing-masing koperasi
b Bagi KPRI
Dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan koperasi
dilihat dari laporan keuangan yang menyangkut aspek-aspek hasil yang
telah dicapai kondisi finansiil yang menyangkut kewajiban dan
kemungkinan pertumbuhan laba dimasa yang akan datang sehingga
berguna sebagai bahan masukan bagi manajemen koperasi dalam
mengambil kebijakan-kebijakan
c Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan mampu menciptakan kemampuan
dalam menganalisis Laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan para civitas akademika khususnya dalam hal yang berkaitan
dengan rasio keuangan
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
21 Perkoperasian
211 Pengertian Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI )
KPRI adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para
pegawai negeri dapat diartikan pegawai pemerintah yang berada diluar
politik bertugas melakukan administrasi pemerintah berdasarkan
perundang-undangan yang ditetapkan (Anoraga 19974) KPRI menurut
Chaniago Arifinal adalah suatu jenis koperasi fungsional merupakan wadah
untuk menampung kegiatan-kegiatan karyawan dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan anggotanya sedangkan menurut Ninik (2003 110) yang
dimaksud KPRI adalah koperasi fungsional yang merupakan wadah yang
berusaha dibidang konsumsi yang anggotanya dilingkungan tertentu untuk
memenuhi kebutuhan anggotanya
Sebagaimana kita ketahui anggota KPRI adalah gabungan
masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap dan karenanya
perjuangan KPRI hendaknya diarahkan ketujuan
a Minimal mempertahankan tingkat hidup anggotanya sebagai landasan
pangkal tolak dan untuk menigkatkan tingkat hidupnya
b Maksimal memperbaiki kualitas hidup anggotanya
Pegawai negeri diwajibkan untuk menjadi anggota dan pada
koperasi yang ada pada instansi kantor atau jawatan (Sagimun 199090)
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku maka setiap pegawai
negeri tersebut tidak hanya sebagai abdi negara akan tetapi mereka juga
10
menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk
mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila
Menurut Pratama (2000156) koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan
uang atau kredit dengan bunga kecil Koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam
(Depkop 199933) Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang
bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna
memenuhi modal yang diperlukan
212 Modal koperasi
Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi permodalan unsur
yang sangat penting menurut UU No 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri
dari
1 Modal Sendiri
11) Simpanan Pokok
12) Simpanan Wajib
13) Dana Cadangan
14) Hibah
2 Modal Pinjaman
Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi berupa
11) Anggota
12) Koperasi lain
11
13) Bank dan Lembaga lain
14) Penerbitan obligasi
15) Sumber Lain yang sah
Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota
koperasi antara lain
1) Simpanan pokok
2) Simpanan wajib
3) Simpanan wajib khusus
4) Simpanan sukarela
Modal untuk unit simpan pinjam berupa
1) Modal tetap
11) Modal yang disetor pada awal pendirian
12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan
13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi
2) Modal tidak tetap
11) Modal penyertaan
12) Pinjaman dari pihak ketiga
Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang
memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan
dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang
menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat
digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva
tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi
perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri
12
terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP
yang antara lain berupa
1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas
2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan
deposito
3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop
4) Penanaman dalam bentuk surat berharga
5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan
6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain
22 Laporan Keuangan Koperasi
Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud
Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala
keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang
sumber dan penggunaan dana
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses
akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi
para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan
sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat
menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai
tujuannya (Harahap 2002 7)
13
Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang
disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan
arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban
pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan
kepada anggota koperasi
Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya
tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain
seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI
dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan
keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan
Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan
keuangan
Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang
pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan
demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU
No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri
1 Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional USP berupa
1) Pendapatan bunga
1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP
1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito
1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan
berjangka
14
1048707 Pendapatan administrasi
2) Pendapatan operasional lainnya
2 Beban Operasional
Beban operasional USP berupa
1) Beban biaya bunga
2) Biaya bunga pinjaman
3) Beban komisi atau profisi
4) Biaya umum dan administrasi
5) Biaya organisasi
3 Beban Non Operasonal
23 Analisa Rasio
231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa
rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa
baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan
Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio
keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan
dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi
15
serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos
dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya
232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer
dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan
dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan
menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu
informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan
Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan
penting dimasa yyang akan datang
Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan
Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli
menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil
analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan
kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati
Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya
kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah
dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan
tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata
Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan
perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk
16
kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio
keuangan
233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan
Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka
rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun
demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa
Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi
(Munawir 200268)
a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)
b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)
c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)
Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan
antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio
rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan
penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)
Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan
yang ingin dicapai yaitu
a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
17
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya
c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan
d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio
e Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis perusahaan
24 Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk
memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah
menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP
N0 9 tahun 1995 adalah
18
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat
yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh
tempo
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang
benar-benar dibayar
Rumus
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100
Contoh
Rp 150000000
Rp 300000000 X 100 = 200
19
Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang
baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)
Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi
Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan
Rumus
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100
Contoh
Rp 100000000
Rp185000000 X 100 = 185
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200
(DepKopampPPKM 2002)
25 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)
20
Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
mengetahui sejauh mana pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas
terhadap rentabilitas koperasi serta memberikan rangsangan dalam
melakukan penelitian lanjutan dengan topik dan pembahasan yang berkaitan
dengan penelitian ini
152 Manfaat Praktis
a Bagi PKPRI
8
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kinerja
masing-masing koperasi yang bernaung dibawah PKPRI dengan
menganalisa laporan keuangan dari masing-masing koperasi
b Bagi KPRI
Dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan koperasi
dilihat dari laporan keuangan yang menyangkut aspek-aspek hasil yang
telah dicapai kondisi finansiil yang menyangkut kewajiban dan
kemungkinan pertumbuhan laba dimasa yang akan datang sehingga
berguna sebagai bahan masukan bagi manajemen koperasi dalam
mengambil kebijakan-kebijakan
c Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan mampu menciptakan kemampuan
dalam menganalisis Laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan para civitas akademika khususnya dalam hal yang berkaitan
dengan rasio keuangan
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
21 Perkoperasian
211 Pengertian Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI )
KPRI adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para
pegawai negeri dapat diartikan pegawai pemerintah yang berada diluar
politik bertugas melakukan administrasi pemerintah berdasarkan
perundang-undangan yang ditetapkan (Anoraga 19974) KPRI menurut
Chaniago Arifinal adalah suatu jenis koperasi fungsional merupakan wadah
untuk menampung kegiatan-kegiatan karyawan dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan anggotanya sedangkan menurut Ninik (2003 110) yang
dimaksud KPRI adalah koperasi fungsional yang merupakan wadah yang
berusaha dibidang konsumsi yang anggotanya dilingkungan tertentu untuk
memenuhi kebutuhan anggotanya
Sebagaimana kita ketahui anggota KPRI adalah gabungan
masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap dan karenanya
perjuangan KPRI hendaknya diarahkan ketujuan
a Minimal mempertahankan tingkat hidup anggotanya sebagai landasan
pangkal tolak dan untuk menigkatkan tingkat hidupnya
b Maksimal memperbaiki kualitas hidup anggotanya
Pegawai negeri diwajibkan untuk menjadi anggota dan pada
koperasi yang ada pada instansi kantor atau jawatan (Sagimun 199090)
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku maka setiap pegawai
negeri tersebut tidak hanya sebagai abdi negara akan tetapi mereka juga
10
menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk
mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila
Menurut Pratama (2000156) koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan
uang atau kredit dengan bunga kecil Koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam
(Depkop 199933) Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang
bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna
memenuhi modal yang diperlukan
212 Modal koperasi
Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi permodalan unsur
yang sangat penting menurut UU No 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri
dari
1 Modal Sendiri
11) Simpanan Pokok
12) Simpanan Wajib
13) Dana Cadangan
14) Hibah
2 Modal Pinjaman
Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi berupa
11) Anggota
12) Koperasi lain
11
13) Bank dan Lembaga lain
14) Penerbitan obligasi
15) Sumber Lain yang sah
Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota
koperasi antara lain
1) Simpanan pokok
2) Simpanan wajib
3) Simpanan wajib khusus
4) Simpanan sukarela
Modal untuk unit simpan pinjam berupa
1) Modal tetap
11) Modal yang disetor pada awal pendirian
12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan
13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi
2) Modal tidak tetap
11) Modal penyertaan
12) Pinjaman dari pihak ketiga
Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang
memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan
dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang
menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat
digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva
tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi
perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri
12
terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP
yang antara lain berupa
1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas
2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan
deposito
3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop
4) Penanaman dalam bentuk surat berharga
5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan
6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain
22 Laporan Keuangan Koperasi
Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud
Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala
keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang
sumber dan penggunaan dana
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses
akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi
para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan
sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat
menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai
tujuannya (Harahap 2002 7)
13
Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang
disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan
arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban
pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan
kepada anggota koperasi
Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya
tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain
seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI
dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan
keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan
Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan
keuangan
Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang
pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan
demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU
No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri
1 Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional USP berupa
1) Pendapatan bunga
1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP
1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito
1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan
berjangka
14
1048707 Pendapatan administrasi
2) Pendapatan operasional lainnya
2 Beban Operasional
Beban operasional USP berupa
1) Beban biaya bunga
2) Biaya bunga pinjaman
3) Beban komisi atau profisi
4) Biaya umum dan administrasi
5) Biaya organisasi
3 Beban Non Operasonal
23 Analisa Rasio
231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa
rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa
baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan
Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio
keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan
dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi
15
serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos
dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya
232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer
dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan
dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan
menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu
informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan
Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan
penting dimasa yyang akan datang
Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan
Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli
menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil
analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan
kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati
Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya
kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah
dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan
tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata
Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan
perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk
16
kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio
keuangan
233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan
Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka
rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun
demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa
Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi
(Munawir 200268)
a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)
b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)
c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)
Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan
antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio
rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan
penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)
Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan
yang ingin dicapai yaitu
a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
17
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya
c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan
d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio
e Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis perusahaan
24 Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk
memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah
menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP
N0 9 tahun 1995 adalah
18
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat
yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh
tempo
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang
benar-benar dibayar
Rumus
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100
Contoh
Rp 150000000
Rp 300000000 X 100 = 200
19
Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang
baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)
Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi
Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan
Rumus
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100
Contoh
Rp 100000000
Rp185000000 X 100 = 185
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200
(DepKopampPPKM 2002)
25 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)
20
Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
21 Perkoperasian
211 Pengertian Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI )
KPRI adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para
pegawai negeri dapat diartikan pegawai pemerintah yang berada diluar
politik bertugas melakukan administrasi pemerintah berdasarkan
perundang-undangan yang ditetapkan (Anoraga 19974) KPRI menurut
Chaniago Arifinal adalah suatu jenis koperasi fungsional merupakan wadah
untuk menampung kegiatan-kegiatan karyawan dalam usaha meningkatkan
kesejahteraan anggotanya sedangkan menurut Ninik (2003 110) yang
dimaksud KPRI adalah koperasi fungsional yang merupakan wadah yang
berusaha dibidang konsumsi yang anggotanya dilingkungan tertentu untuk
memenuhi kebutuhan anggotanya
Sebagaimana kita ketahui anggota KPRI adalah gabungan
masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap dan karenanya
perjuangan KPRI hendaknya diarahkan ketujuan
a Minimal mempertahankan tingkat hidup anggotanya sebagai landasan
pangkal tolak dan untuk menigkatkan tingkat hidupnya
b Maksimal memperbaiki kualitas hidup anggotanya
Pegawai negeri diwajibkan untuk menjadi anggota dan pada
koperasi yang ada pada instansi kantor atau jawatan (Sagimun 199090)
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku maka setiap pegawai
negeri tersebut tidak hanya sebagai abdi negara akan tetapi mereka juga
10
menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk
mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila
Menurut Pratama (2000156) koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan
uang atau kredit dengan bunga kecil Koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam
(Depkop 199933) Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang
bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna
memenuhi modal yang diperlukan
212 Modal koperasi
Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi permodalan unsur
yang sangat penting menurut UU No 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri
dari
1 Modal Sendiri
11) Simpanan Pokok
12) Simpanan Wajib
13) Dana Cadangan
14) Hibah
2 Modal Pinjaman
Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi berupa
11) Anggota
12) Koperasi lain
11
13) Bank dan Lembaga lain
14) Penerbitan obligasi
15) Sumber Lain yang sah
Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota
koperasi antara lain
1) Simpanan pokok
2) Simpanan wajib
3) Simpanan wajib khusus
4) Simpanan sukarela
Modal untuk unit simpan pinjam berupa
1) Modal tetap
11) Modal yang disetor pada awal pendirian
12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan
13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi
2) Modal tidak tetap
11) Modal penyertaan
12) Pinjaman dari pihak ketiga
Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang
memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan
dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang
menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat
digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva
tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi
perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri
12
terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP
yang antara lain berupa
1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas
2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan
deposito
3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop
4) Penanaman dalam bentuk surat berharga
5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan
6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain
22 Laporan Keuangan Koperasi
Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud
Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala
keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang
sumber dan penggunaan dana
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses
akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi
para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan
sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat
menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai
tujuannya (Harahap 2002 7)
13
Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang
disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan
arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban
pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan
kepada anggota koperasi
Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya
tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain
seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI
dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan
keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan
Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan
keuangan
Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang
pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan
demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU
No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri
1 Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional USP berupa
1) Pendapatan bunga
1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP
1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito
1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan
berjangka
14
1048707 Pendapatan administrasi
2) Pendapatan operasional lainnya
2 Beban Operasional
Beban operasional USP berupa
1) Beban biaya bunga
2) Biaya bunga pinjaman
3) Beban komisi atau profisi
4) Biaya umum dan administrasi
5) Biaya organisasi
3 Beban Non Operasonal
23 Analisa Rasio
231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa
rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa
baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan
Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio
keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan
dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi
15
serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos
dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya
232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer
dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan
dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan
menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu
informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan
Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan
penting dimasa yyang akan datang
Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan
Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli
menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil
analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan
kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati
Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya
kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah
dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan
tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata
Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan
perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk
16
kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio
keuangan
233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan
Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka
rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun
demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa
Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi
(Munawir 200268)
a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)
b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)
c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)
Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan
antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio
rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan
penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)
Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan
yang ingin dicapai yaitu
a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
17
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya
c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan
d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio
e Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis perusahaan
24 Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk
memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah
menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP
N0 9 tahun 1995 adalah
18
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat
yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh
tempo
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang
benar-benar dibayar
Rumus
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100
Contoh
Rp 150000000
Rp 300000000 X 100 = 200
19
Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang
baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)
Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi
Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan
Rumus
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100
Contoh
Rp 100000000
Rp185000000 X 100 = 185
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200
(DepKopampPPKM 2002)
25 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)
20
Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
10
menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk
mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan
pancasila
Menurut Pratama (2000156) koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan
uang atau kredit dengan bunga kecil Koperasi simpan pinjam adalah
koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam
(Depkop 199933) Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang
bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna
memenuhi modal yang diperlukan
212 Modal koperasi
Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi permodalan unsur
yang sangat penting menurut UU No 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri
dari
1 Modal Sendiri
11) Simpanan Pokok
12) Simpanan Wajib
13) Dana Cadangan
14) Hibah
2 Modal Pinjaman
Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi berupa
11) Anggota
12) Koperasi lain
11
13) Bank dan Lembaga lain
14) Penerbitan obligasi
15) Sumber Lain yang sah
Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota
koperasi antara lain
1) Simpanan pokok
2) Simpanan wajib
3) Simpanan wajib khusus
4) Simpanan sukarela
Modal untuk unit simpan pinjam berupa
1) Modal tetap
11) Modal yang disetor pada awal pendirian
12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan
13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi
2) Modal tidak tetap
11) Modal penyertaan
12) Pinjaman dari pihak ketiga
Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang
memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan
dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang
menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat
digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva
tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi
perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri
12
terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP
yang antara lain berupa
1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas
2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan
deposito
3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop
4) Penanaman dalam bentuk surat berharga
5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan
6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain
22 Laporan Keuangan Koperasi
Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud
Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala
keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang
sumber dan penggunaan dana
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses
akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi
para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan
sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat
menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai
tujuannya (Harahap 2002 7)
13
Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang
disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan
arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban
pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan
kepada anggota koperasi
Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya
tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain
seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI
dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan
keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan
Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan
keuangan
Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang
pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan
demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU
No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri
1 Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional USP berupa
1) Pendapatan bunga
1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP
1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito
1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan
berjangka
14
1048707 Pendapatan administrasi
2) Pendapatan operasional lainnya
2 Beban Operasional
Beban operasional USP berupa
1) Beban biaya bunga
2) Biaya bunga pinjaman
3) Beban komisi atau profisi
4) Biaya umum dan administrasi
5) Biaya organisasi
3 Beban Non Operasonal
23 Analisa Rasio
231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa
rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa
baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan
Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio
keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan
dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi
15
serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos
dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya
232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer
dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan
dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan
menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu
informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan
Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan
penting dimasa yyang akan datang
Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan
Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli
menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil
analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan
kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati
Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya
kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah
dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan
tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata
Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan
perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk
16
kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio
keuangan
233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan
Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka
rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun
demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa
Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi
(Munawir 200268)
a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)
b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)
c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)
Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan
antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio
rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan
penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)
Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan
yang ingin dicapai yaitu
a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
17
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya
c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan
d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio
e Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis perusahaan
24 Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk
memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah
menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP
N0 9 tahun 1995 adalah
18
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat
yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh
tempo
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang
benar-benar dibayar
Rumus
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100
Contoh
Rp 150000000
Rp 300000000 X 100 = 200
19
Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang
baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)
Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi
Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan
Rumus
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100
Contoh
Rp 100000000
Rp185000000 X 100 = 185
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200
(DepKopampPPKM 2002)
25 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)
20
Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
12) Koperasi lain
11
13) Bank dan Lembaga lain
14) Penerbitan obligasi
15) Sumber Lain yang sah
Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota
koperasi antara lain
1) Simpanan pokok
2) Simpanan wajib
3) Simpanan wajib khusus
4) Simpanan sukarela
Modal untuk unit simpan pinjam berupa
1) Modal tetap
11) Modal yang disetor pada awal pendirian
12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan
13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi
2) Modal tidak tetap
11) Modal penyertaan
12) Pinjaman dari pihak ketiga
Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang
memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan
dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang
menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat
digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva
tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi
perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri
12
terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP
yang antara lain berupa
1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas
2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan
deposito
3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop
4) Penanaman dalam bentuk surat berharga
5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan
6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain
22 Laporan Keuangan Koperasi
Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud
Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala
keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang
sumber dan penggunaan dana
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses
akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi
para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan
sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat
menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai
tujuannya (Harahap 2002 7)
13
Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang
disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan
arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban
pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan
kepada anggota koperasi
Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya
tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain
seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI
dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan
keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan
Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan
keuangan
Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang
pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan
demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU
No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri
1 Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional USP berupa
1) Pendapatan bunga
1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP
1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito
1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan
berjangka
14
1048707 Pendapatan administrasi
2) Pendapatan operasional lainnya
2 Beban Operasional
Beban operasional USP berupa
1) Beban biaya bunga
2) Biaya bunga pinjaman
3) Beban komisi atau profisi
4) Biaya umum dan administrasi
5) Biaya organisasi
3 Beban Non Operasonal
23 Analisa Rasio
231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa
rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa
baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan
Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio
keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan
dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi
15
serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos
dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya
232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer
dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan
dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan
menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu
informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan
Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan
penting dimasa yyang akan datang
Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan
Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli
menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil
analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan
kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati
Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya
kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah
dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan
tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata
Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan
perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk
16
kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio
keuangan
233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan
Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka
rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun
demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa
Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi
(Munawir 200268)
a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)
b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)
c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)
Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan
antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio
rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan
penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)
Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan
yang ingin dicapai yaitu
a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
17
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya
c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan
d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio
e Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis perusahaan
24 Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk
memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah
menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP
N0 9 tahun 1995 adalah
18
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat
yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh
tempo
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang
benar-benar dibayar
Rumus
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100
Contoh
Rp 150000000
Rp 300000000 X 100 = 200
19
Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang
baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)
Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi
Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan
Rumus
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100
Contoh
Rp 100000000
Rp185000000 X 100 = 185
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200
(DepKopampPPKM 2002)
25 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)
20
Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva
tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi
perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri
12
terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP
yang antara lain berupa
1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas
2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan
deposito
3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop
4) Penanaman dalam bentuk surat berharga
5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan
6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain
22 Laporan Keuangan Koperasi
Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud
Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala
keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang
sumber dan penggunaan dana
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses
akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi
para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan
sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat
menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai
tujuannya (Harahap 2002 7)
13
Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang
disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan
arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban
pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan
kepada anggota koperasi
Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya
tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain
seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI
dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan
keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan
Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan
keuangan
Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang
pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan
demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU
No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri
1 Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional USP berupa
1) Pendapatan bunga
1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP
1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito
1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan
berjangka
14
1048707 Pendapatan administrasi
2) Pendapatan operasional lainnya
2 Beban Operasional
Beban operasional USP berupa
1) Beban biaya bunga
2) Biaya bunga pinjaman
3) Beban komisi atau profisi
4) Biaya umum dan administrasi
5) Biaya organisasi
3 Beban Non Operasonal
23 Analisa Rasio
231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa
rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa
baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan
Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio
keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan
dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi
15
serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos
dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya
232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer
dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan
dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan
menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu
informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan
Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan
penting dimasa yyang akan datang
Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan
Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli
menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil
analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan
kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati
Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya
kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah
dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan
tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata
Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan
perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk
16
kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio
keuangan
233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan
Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka
rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun
demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa
Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi
(Munawir 200268)
a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)
b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)
c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)
Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan
antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio
rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan
penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)
Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan
yang ingin dicapai yaitu
a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
17
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya
c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan
d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio
e Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis perusahaan
24 Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk
memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah
menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP
N0 9 tahun 1995 adalah
18
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat
yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh
tempo
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang
benar-benar dibayar
Rumus
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100
Contoh
Rp 150000000
Rp 300000000 X 100 = 200
19
Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang
baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)
Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi
Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan
Rumus
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100
Contoh
Rp 100000000
Rp185000000 X 100 = 185
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200
(DepKopampPPKM 2002)
25 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)
20
Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai
tujuannya (Harahap 2002 7)
13
Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang
disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan
arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban
pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan
kepada anggota koperasi
Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya
tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain
seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI
dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan
keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan
Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan
keuangan
Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang
pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi
yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan
demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU
No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri
1 Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional USP berupa
1) Pendapatan bunga
1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP
1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito
1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan
berjangka
14
1048707 Pendapatan administrasi
2) Pendapatan operasional lainnya
2 Beban Operasional
Beban operasional USP berupa
1) Beban biaya bunga
2) Biaya bunga pinjaman
3) Beban komisi atau profisi
4) Biaya umum dan administrasi
5) Biaya organisasi
3 Beban Non Operasonal
23 Analisa Rasio
231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa
rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa
baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan
Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio
keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan
dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi
15
serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos
dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya
232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer
dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan
dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan
menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu
informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan
Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan
penting dimasa yyang akan datang
Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan
Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli
menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil
analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan
kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati
Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya
kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah
dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan
tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata
Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan
perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk
16
kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio
keuangan
233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan
Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka
rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun
demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa
Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi
(Munawir 200268)
a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)
b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)
c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)
Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan
antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio
rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan
penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)
Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan
yang ingin dicapai yaitu
a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
17
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya
c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan
d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio
e Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis perusahaan
24 Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk
memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah
menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP
N0 9 tahun 1995 adalah
18
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat
yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh
tempo
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang
benar-benar dibayar
Rumus
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100
Contoh
Rp 150000000
Rp 300000000 X 100 = 200
19
Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang
baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)
Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi
Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan
Rumus
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100
Contoh
Rp 100000000
Rp185000000 X 100 = 185
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200
(DepKopampPPKM 2002)
25 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)
20
Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP
1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito
1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan
berjangka
14
1048707 Pendapatan administrasi
2) Pendapatan operasional lainnya
2 Beban Operasional
Beban operasional USP berupa
1) Beban biaya bunga
2) Biaya bunga pinjaman
3) Beban komisi atau profisi
4) Biaya umum dan administrasi
5) Biaya organisasi
3 Beban Non Operasonal
23 Analisa Rasio
231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan
dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau
kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa
rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa
baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan
Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio
keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan
dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi
15
serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos
dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya
232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer
dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan
dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan
menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu
informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan
Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan
penting dimasa yyang akan datang
Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan
Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli
menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil
analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan
kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati
Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya
kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah
dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan
tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata
Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan
perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk
16
kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio
keuangan
233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan
Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka
rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun
demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa
Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi
(Munawir 200268)
a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)
b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)
c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)
Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan
antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio
rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan
penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)
Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan
yang ingin dicapai yaitu
a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
17
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya
c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan
d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio
e Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis perusahaan
24 Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk
memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah
menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP
N0 9 tahun 1995 adalah
18
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat
yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh
tempo
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang
benar-benar dibayar
Rumus
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100
Contoh
Rp 150000000
Rp 300000000 X 100 = 200
19
Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang
baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)
Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi
Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan
Rumus
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100
Contoh
Rp 100000000
Rp185000000 X 100 = 185
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200
(DepKopampPPKM 2002)
25 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)
20
Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan
Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio
keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan
dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi
15
serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos
dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya
232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan
Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer
dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan
dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan
menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu
informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan
Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan
penting dimasa yyang akan datang
Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan
Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli
menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil
analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan
kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati
Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya
kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah
dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan
tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata
Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan
perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk
16
kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio
keuangan
233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan
Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka
rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun
demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa
Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi
(Munawir 200268)
a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)
b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)
c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)
Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan
antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio
rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan
penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)
Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan
yang ingin dicapai yaitu
a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
17
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya
c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan
d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio
e Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis perusahaan
24 Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk
memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah
menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP
N0 9 tahun 1995 adalah
18
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat
yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh
tempo
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang
benar-benar dibayar
Rumus
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100
Contoh
Rp 150000000
Rp 300000000 X 100 = 200
19
Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang
baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)
Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi
Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan
Rumus
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100
Contoh
Rp 100000000
Rp185000000 X 100 = 185
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200
(DepKopampPPKM 2002)
25 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)
20
Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan
tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata
Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan
perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk
16
kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio
keuangan
233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan
Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka
rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun
demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa
Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi
(Munawir 200268)
a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)
b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)
c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)
Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan
antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio
rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan
penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)
Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat
dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan
yang ingin dicapai yaitu
a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
17
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya
c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan
d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio
e Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis perusahaan
24 Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk
memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah
menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP
N0 9 tahun 1995 adalah
18
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat
yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh
tempo
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang
benar-benar dibayar
Rumus
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100
Contoh
Rp 150000000
Rp 300000000 X 100 = 200
19
Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang
baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)
Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi
Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan
Rumus
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100
Contoh
Rp 100000000
Rp185000000 X 100 = 185
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200
(DepKopampPPKM 2002)
25 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)
20
Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
yang ingin dicapai yaitu
a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo
b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
17
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam
memanfaatkan harta yang dimilikinya
c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan
d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio
e Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis perusahaan
24 Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk
memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)
Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah
menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP
N0 9 tahun 1995 adalah
18
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat
yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh
tempo
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang
benar-benar dibayar
Rumus
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100
Contoh
Rp 150000000
Rp 300000000 X 100 = 200
19
Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang
baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)
Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi
Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan
Rumus
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100
Contoh
Rp 100000000
Rp185000000 X 100 = 185
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200
(DepKopampPPKM 2002)
25 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)
20
Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar
yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)
Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak
cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP
N0 9 tahun 1995 adalah
18
1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek
2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun
Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha
koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka
pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat
yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang
jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh
tempo
Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar
utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut
1) Rasio lancar (Current Ratio)
Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang
harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio
dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang
benar-benar dibayar
Rumus
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100
Contoh
Rp 150000000
Rp 300000000 X 100 = 200
19
Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang
baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)
Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi
Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan
Rumus
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100
Contoh
Rp 100000000
Rp185000000 X 100 = 185
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200
(DepKopampPPKM 2002)
25 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)
20
Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua
aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang
lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang
benar-benar dibayar
Rumus
Current Ratio =
Hu gLancar
AktivaLancar
tan
X 100
Contoh
Rp 150000000
Rp 300000000 X 100 = 200
19
Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang
baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah
aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal
Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM
2002)
2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)
Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan
untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar
yang lebih likuid
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi
Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan
Rumus
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100
Contoh
Rp 100000000
Rp185000000 X 100 = 185
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200
(DepKopampPPKM 2002)
25 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)
20
Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi
Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva
yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick
ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam
persediaan
Rumus
Cash ratio =
Hutang Lancar
Kas + Bank + Piutang
X100
Contoh
Rp 100000000
Rp185000000 X 100 = 185
Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200
(DepKopampPPKM 2002)
25 Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)
20
Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah
dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses
produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi
lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya
Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi
terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu
rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai
harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut
1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang
diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai
dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan
membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata
Receivable Turnover =
Rata - rata piutang
Kredit yang diberikan X kali
Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang
ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah
berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis
21
lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit
Contoh
Rp 1422942500
Rp 22690010000 X Kali = 16 kali
Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali
(DepKopampPPKM 2002)
2 Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto
1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan
kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena
tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas
yang telah ditanamkan dalam modal kerja
Rumus
cash turnover =
Rata - rata kas
Kredit yang diberikan X kali
Contoh
Rp 884718900
Rp 41614905000 X Kali = 47 kali
Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali
(DepKopampPPKM 2002)
Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang
22
berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya
jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau
banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan
tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan
mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah
26 Rentabilitas
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain
Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan
Rentabilitas =
Modal
Laba Usaha X 100
Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah
kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal
maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase
Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan
kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas
suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut
Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu
Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri
23
1) Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan
modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena
pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi
penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh
modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba
Rentabilitas ekonomi =
Total Aktiva
Laba Usaha (SHU) X 100
Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti
penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas
meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas
dipengaruhi oleh dua faktor
11) Profit margin
Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang
dinyatakan dalam persentase
Profit Margin =
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
Penjualan Usaha
Laba Usaha X 100
12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)
Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode
tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi
penjualan bersih dengan modal usaha
Turnover of Operating Asset =
Modal Usaha
Penjualan Bersih X 100
24
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat
besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan
Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui
efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran
operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari
percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power
Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya
earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai
berikut
Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover
=
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
Penjualan Bersih
Laba Usaha X
Modal Usaha
Penjualan Bersih
=
Modal Usaha
Laba Usaha
2) Rentabilitas modal sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha
adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal
sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba
tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya
untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)
Rentabilitas Modal sendiri =
Modal sendiri
Laba Usaha (SHU) X 100
25
Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah
a Rentabilitas Ekonomi
Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas
modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan
dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal
sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba
tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas
ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri
mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik
modal
b Tingkat bunga modal pinjaman
Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal
pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal
pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang
menjadi bagian pemilik modal sendiri
c Tingkat pajak pendapatan
Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya
termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi
tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba
yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan
rentabilitas modal sendiri terpengaruh
26
27 Kerangka Berfikir
KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai
negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan
usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan
tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan
bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan
sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha
koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek
pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem
pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah
laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan
keuangan koperasi
Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat
berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai
alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting
selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan
mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar
dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan
koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan
hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi
27
Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva
lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test
Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan
Cash Turnover
Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)
kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang
tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan
uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan
sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan
kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian
menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan
untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur
maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan
untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun
Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio
akan mempengaruhi laba
Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan
Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi
Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur
karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada
28
kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas
koperasi akan menurun
Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi
volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang
ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan
membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian
tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin
cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat
rentabilitas ekonomi
Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang
diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran
piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi
disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang
banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan
demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat
rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang
dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan
mempengaruhi rentabilitas
Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut
29
Gambar 1
Skema Kerangka Berfikir
28 Hipotesis
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini
merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut
Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai
suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan
anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya
penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas
ekonomi
2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap
rentabilitas ekonomi
Current Ratio
Likuiditas
(X1)
Lapo
ran
Keua
ngan
Bisnis
KPRI
Rentabilitas
ekonomi
(Y)
Standar
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover
DepKopamp
UKM 2002
Acid Test Ratio
Recievable turnover
Aktivitas
(X2)
Cash turnover