analisis rasio likuiditas

53
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan. Ketiga sektor kekuatan tersebut adalah sektor negara, swasta dan koperasi. Untuk mencapai kedudukan ekonomi yang kuat dan mencapai masyarakat yang adil dan makmur maka ketiga sektor kekuatan ekonomi itu harus saling berhubungan dan bekerjasama dengan baik dan teratur. Lebih lanjut dalam pasal 33 UUD 1945 dijelaskan bahwa produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua dibawah pimpinan atau anggota-anggota masyrakat. Kemakmuran rakyatlah yang diutamakan bukan kemakmuran perseorangan. Oleh karena itu, perekonomian

Upload: maulanaardhi

Post on 27-Nov-2015

176 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: analisis rasio likuiditas

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang Masalah Penelitian

Bangsa Indonesia mempunyai tiga sektor kekuatan ekonomi yang

melaksanakan berbagai kegiatan usaha dalam tata kehidupan Ketiga sektor

kekuatan tersebut adalah sektor negara swasta dan koperasi Untuk mencapai

kedudukan ekonomi yang kuat dan mencapai masyarakat yang adil dan makmur

maka ketiga sektor kekuatan ekonomi itu harus saling berhubungan dan

bekerjasama dengan baik dan teratur Lebih lanjut dalam pasal 33 UUD 1945

dijelaskan bahwa produksi dikerjakan oleh semua untuk semua dibawah

pimpinan atau anggota-anggota masyrakat Kemakmuran rakyatlah yang

diutamakan bukan kemakmuran perseorangan Oleh karena itu perekonomian

disusun atas asas kekeluargaan badan usaha yang sesuai adalah koperasi

Badan usaha koperasi merupakan wadah kesatuan tindakan ekonomi

dalam rangka mempertinggi efisiensi dan efektifitas pencapaian tujuan ekonomi

individu anggotanya Menurut UUD No 25 tahun 1992 koperasi adalah badan

usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum sekaligus sebagai

kegiatan ekonomi rakyat yang berdasar asas kekeluargaan Sebagai badan usaha

koperasi juga berarti merupakan kombinasi dari manusia aset-aset fisik dan non

fisik informasi dan teknologi

Sebagaimana diketahui koperasi memiliki ciri khas yang berbeda dengan

badan usaha lain yaitu dimilikinya identitas ganda (dual identity) dimana para

2

anggota koperasi disamping sebagai pemilik (owner) juga sebagai pelanggan

(user) dari produk atau jasa yang dihasilkan koperasi Selain partisipasi anggota

koperasi dapat tumbuh dan berkembang melalui manajemen aktiva yang baik

pinjaman dari kreditur pengelolaan dana yang baik dan pengalokasian dana yang

tepat

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) merupakan koperasi primer

yang anggotanya para pegawai negeri di Indonesia Dengan dibentuknya koperasi

ini diharapkan pegawai mampu berpartisipasi secara nyata dalam pembangunan

sesuai dengan kemampuan masing-masing dan memetik hasil dalam usaha

meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya serta masyarakat pada

umumnya Menurut survei pendahuluan jumlah KPRI yang terdaftar di Pusat

Koperasi Republik Indonesia (PKPRI) Kabupaten Temanggung adalah 49

koperasi Sebagian besar KPRI yang ada di Temanggung memiliki kegiatan atau

bidang usaha yang hampir sama yaitu usaha pertokoan dan unit simpan pinjam

Untuk penelitian ini akan lebih berfokus pada KPRI Unit simpan pinjam

(USP) dengan pertimbangan USP adalah unit usaha yang paling menonjol USP

mempunyai kedudukan yang sangat vital terutama menunjang sektor riil yang

diusahakan oleh masyarakat koperasi serta USP sangat dibutuhkan dan

dimanfaatkan oleh anggota koperasi dalam rangka meningkatkan modal usaha

maupun memenuhi kebutuhannya

Kegiatan dari USP adalah menerima simpanan (sejumlah uang yang

disetorkan oleh anggota pada koperasi ) Terkait dengan kegiatan ini maka USP

memiliki kewajiban bunga yang harus dibayarkan dalam periode tertentu Selain

menerima simpanan atau tabungan dari anggota USP mempunyai kegiatan lain

3

yaitu memberikan pelayanan pinjaman bagi anggota yang membutuhkan Dengan

adanya unit ini maka dapat memberikan kemudahan bagi anggota untuk

memperoleh pinjaman yang sangat diperlukan Semakin banyak anggota yang

melakukan pinjaman dan tepat waktu dalam pengembaliannya maka hal ini akan

meningkatkan laba koperasi atau simpan pinjam

Tujuan perusahaan pada umumnya adalah memperoleh laba begitu pula

dengan koperasi walaupun usaha koperasi bukan semata-mata berorientasi pada

laba namun didalam menjalankan aktivitas usahanya koperasi harus

memperhatikan bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap

menguntungkan sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga

Rentabilitas adalah menunjukkan kemampuan suatu badan usaha

menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir 200133) Rentabilitas

sering digunakan untuk mengukur efisiensi modal dalam suatu perusahaan dengan

memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi

oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan

ukuran bahwa perusahaan tersebut rendabel Oleh karena itu bagi manajemen atau

pihak-pihak lain rentabilitas yang tinggi lebih penting dari pada keuntungan yang

besar

Bagi koperasi rentabilitas adalah penting sebagai ukuran koperasi itu telah

dapat bekerja dengan efisisen atau tidak Efisien baru diketahui dengan

memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan

jumlah aktiva atau jumlah modal koperasi Dengan kata lain menghitung

rentabilitasnya

4

Berdasarkan laporan keuangan pada 15 objek KPRI USP tahun 2003-

2005 tingkat rentabilitas ekonomi KPRI di Kabupaten Temanggung rata-rata

yang dicapai selama tiga tahun adalah 692 722 647 Apabila

dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan oleh DepkopampUKM yaitu

tingkat rentabilitas ekonomi koperasi yang efisien yaitu 8 maka pada tahun

2003-2005 tingkat rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten

Temanggung belum efisien Hal ini menunjukkan pengelolaan harta yang dimiliki

kurang optimal Masih rendahnya rentabilitas yang dicapai oleh KPRI USP di

Kabupaten Temanggung menunjukkan juga bahwa pengelolaan komponen modal

kerja yang terdiri dari kas dan piutang yang dimiliki masih belum efektif dan

efisien

Koperasi Simpan Pinjam memerlukan pengelolaan yang baik tentang

modal kerjanya yang meliputi kas dan piutangnya serta perlu mengetahui

rentabilitasnya Agar koperasi dapat mencapai rentabilitas seperti yang

dikehendaki maka sebaiknya pihak koperasi dapat mengelola harta (Asset) yang

dimiliki dengan baik diantaranya adalah likuiditasnya melalui rasio likuiditas dan

rasio aktivitas

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

finansiilnya yang harus segera terpenuhi serta untuk memperoleh gambaran

tentang seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya perlu dilakukan analisis

keuangan koperasi khususnya mengenai likuiditas dan aktivitas koperasi simpan

pinjam Analisis digunakan untuk memberikan petunjuk dan gejala-gejala serta

informasi keuangan lainnya mengenai keadaan keuangan koperasi simpan pinjam

5

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diambil judul dalam

penelitian ini yaitu rdquo Analisis Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhadap

Rentabilitas Ekonomi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Unit

Simpan Pinjam di Kabupaten Temanggung tahun 2003-2005rdquo

1 2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dan untuk mengetahui gambaran yang

benar mengenai kondisi keuangan dan perkembangan terutama hal-hal yang

berkaitan dengan analisis laporan keuangan khususnya mengenai masalah

likuiditas dan aktivitas serta rentabilitas KPRI USP di Kabupaten Temanggung

maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut

1 Bagaimana kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi pada

KPRI USP di Kabupaten Temanggung

2 Seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi

pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung

3 Apakah rasio likuiditas dan rasio aktivitas berpengaruh terhadap rentabilitas

ekonomi baik secara simultan maupun secara parsial

13 Penegasan Istilah

Penegasan istilah dalam penelitian ini mencakup pengertian-pengertian

istilah dalam judul skripsi Hal ini digunakan untuk memberikan gambaran yang

jelas serta memudahkan dalam menelaah isi penelitian ini Adapun penegasan

istilah yang dimaksudkan adalah sebagai berikut

6

131 Likuiditas

Adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk memenuhi

kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Dalam penelitian ini likuiditas yang diambil adalah likuiditas KPRI di

Kabupaten Temanggung tahun 2003 sd 2005 Indikator pengukuran

likuiditas melalui current ratio dan acid test ratio

132 Aktivitas

Adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva

berputar dalam suatu periode tertentu Indikator pengukuran aktivitas pada

penelitian ini menggunakan rasio cash turnover dan receivable turnover

133 Rentabilitas

Adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tertentu (Riyanto 199735) Dalam penelitian ini Rentabilitas yang

dimaksud adalah rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba

koperasi dengan total aktiva yang menghasilkan laba tersebut Indikator

pengukuran rentabilitas pada penelitian ini menggunakan rasio rentabilitas

ekonomi

134 KPRI

Adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para pegawai negeri

Pegawai negeri yaitu pegawai pemerintah yang berada diluar politik

bertugas melaksanakan administrasi pemerintah berdasarkan perundangundangan

yang telah ditetapkan (Tim penyusun kamus pusat pembinaan

dan pengembangan bahasa 1989 65) Adapun KPRI dalam penelitian ini

adalah KPRI unit simpan pinjam yang menjadi anggota PKPRI Kabupaten

Temanggung

7

14 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi maka tujuan diadakannya

penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi

pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung

2 Untuk mengetahui seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan

rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung

3 Untuk menguji secara simultan dan secara parsial pengaruh Rasio Likuiditas

dan rasio terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten

Temanggung

15 Kegunaan Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut

151 Manfaat teoritis

Secara akademis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian

dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang akuntansi terutama

mengenai penerapan rasio keuangan dalam perkoperasian Dapat

mengetahui sejauh mana pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas

terhadap rentabilitas koperasi serta memberikan rangsangan dalam

melakukan penelitian lanjutan dengan topik dan pembahasan yang berkaitan

dengan penelitian ini

152 Manfaat Praktis

a Bagi PKPRI

8

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kinerja

masing-masing koperasi yang bernaung dibawah PKPRI dengan

menganalisa laporan keuangan dari masing-masing koperasi

b Bagi KPRI

Dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan koperasi

dilihat dari laporan keuangan yang menyangkut aspek-aspek hasil yang

telah dicapai kondisi finansiil yang menyangkut kewajiban dan

kemungkinan pertumbuhan laba dimasa yang akan datang sehingga

berguna sebagai bahan masukan bagi manajemen koperasi dalam

mengambil kebijakan-kebijakan

c Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan mampu menciptakan kemampuan

dalam menganalisis Laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan para civitas akademika khususnya dalam hal yang berkaitan

dengan rasio keuangan

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

21 Perkoperasian

211 Pengertian Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI )

KPRI adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para

pegawai negeri dapat diartikan pegawai pemerintah yang berada diluar

politik bertugas melakukan administrasi pemerintah berdasarkan

perundang-undangan yang ditetapkan (Anoraga 19974) KPRI menurut

Chaniago Arifinal adalah suatu jenis koperasi fungsional merupakan wadah

untuk menampung kegiatan-kegiatan karyawan dalam usaha meningkatkan

kesejahteraan anggotanya sedangkan menurut Ninik (2003 110) yang

dimaksud KPRI adalah koperasi fungsional yang merupakan wadah yang

berusaha dibidang konsumsi yang anggotanya dilingkungan tertentu untuk

memenuhi kebutuhan anggotanya

Sebagaimana kita ketahui anggota KPRI adalah gabungan

masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap dan karenanya

perjuangan KPRI hendaknya diarahkan ketujuan

a Minimal mempertahankan tingkat hidup anggotanya sebagai landasan

pangkal tolak dan untuk menigkatkan tingkat hidupnya

b Maksimal memperbaiki kualitas hidup anggotanya

Pegawai negeri diwajibkan untuk menjadi anggota dan pada

koperasi yang ada pada instansi kantor atau jawatan (Sagimun 199090)

sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku maka setiap pegawai

negeri tersebut tidak hanya sebagai abdi negara akan tetapi mereka juga

10

menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk

mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan

pancasila

Menurut Pratama (2000156) koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan

uang atau kredit dengan bunga kecil Koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam

(Depkop 199933) Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang

bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna

memenuhi modal yang diperlukan

212 Modal koperasi

Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi permodalan unsur

yang sangat penting menurut UU No 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri

dari

1 Modal Sendiri

11) Simpanan Pokok

12) Simpanan Wajib

13) Dana Cadangan

14) Hibah

2 Modal Pinjaman

Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi berupa

11) Anggota

12) Koperasi lain

11

13) Bank dan Lembaga lain

14) Penerbitan obligasi

15) Sumber Lain yang sah

Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota

koperasi antara lain

1) Simpanan pokok

2) Simpanan wajib

3) Simpanan wajib khusus

4) Simpanan sukarela

Modal untuk unit simpan pinjam berupa

1) Modal tetap

11) Modal yang disetor pada awal pendirian

12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan

13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi

2) Modal tidak tetap

11) Modal penyertaan

12) Pinjaman dari pihak ketiga

Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang

memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan

dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang

menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat

digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva

tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi

perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri

12

terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP

yang antara lain berupa

1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas

2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan

deposito

3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop

4) Penanaman dalam bentuk surat berharga

5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan

6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain

22 Laporan Keuangan Koperasi

Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud

Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala

keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang

sumber dan penggunaan dana

Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses

akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi

para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan

keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan

sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat

menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai

tujuannya (Harahap 2002 7)

13

Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang

disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan

arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban

pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan

kepada anggota koperasi

Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya

tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain

seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI

dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan

keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan

Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan

keuangan

Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang

pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi

yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan

demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU

No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri

1 Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional USP berupa

1) Pendapatan bunga

1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP

1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito

1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan

berjangka

14

1048707 Pendapatan administrasi

2) Pendapatan operasional lainnya

2 Beban Operasional

Beban operasional USP berupa

1) Beban biaya bunga

2) Biaya bunga pinjaman

3) Beban komisi atau profisi

4) Biaya umum dan administrasi

5) Biaya organisasi

3 Beban Non Operasonal

23 Analisa Rasio

231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan

dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau

kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio

menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah

tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa

rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa

baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan

Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio

keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan

dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi

15

serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos

dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya

232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer

dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan

dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan

menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu

informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan

Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan

penting dimasa yyang akan datang

Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan

Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli

menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil

analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan

kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati

Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya

kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah

dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan

tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata

Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan

perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk

16

kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio

keuangan

233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan

Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka

rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun

demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2

yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa

Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi

(Munawir 200268)

a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)

b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)

c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)

Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan

antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio

rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan

penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)

Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat

dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan

yang ingin dicapai yaitu

a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo

b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)

17

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam

memanfaatkan harta yang dimilikinya

c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam

menghasilkan keuntungan

d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio

e Rasio Pasar (Market Ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang

diungkapkan dalam basis perusahaan

24 Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk

memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah

menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh

tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar

yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)

Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak

cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP

N0 9 tahun 1995 adalah

18

1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek

2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun

Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha

koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka

pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat

yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang

jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh

tempo

Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar

utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut

1) Rasio lancar (Current Ratio)

Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang

harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio

dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan

hutang lancar

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang

lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang

benar-benar dibayar

Rumus

Current Ratio =

Hu gLancar

AktivaLancar

tan

X 100

Contoh

Rp 150000000

Rp 300000000 X 100 = 200

19

Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang

baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah

aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal

Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM

2002)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)

Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan

untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar

yang lebih likuid

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi

Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva

yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick

ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan

Rumus

Cash ratio =

Hutang Lancar

Kas + Bank + Piutang

X100

Contoh

Rp 100000000

Rp185000000 X 100 = 185

Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200

(DepKopampPPKM 2002)

25 Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)

20

Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah

dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 2: analisis rasio likuiditas

anggota koperasi disamping sebagai pemilik (owner) juga sebagai pelanggan

(user) dari produk atau jasa yang dihasilkan koperasi Selain partisipasi anggota

koperasi dapat tumbuh dan berkembang melalui manajemen aktiva yang baik

pinjaman dari kreditur pengelolaan dana yang baik dan pengalokasian dana yang

tepat

Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) merupakan koperasi primer

yang anggotanya para pegawai negeri di Indonesia Dengan dibentuknya koperasi

ini diharapkan pegawai mampu berpartisipasi secara nyata dalam pembangunan

sesuai dengan kemampuan masing-masing dan memetik hasil dalam usaha

meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya serta masyarakat pada

umumnya Menurut survei pendahuluan jumlah KPRI yang terdaftar di Pusat

Koperasi Republik Indonesia (PKPRI) Kabupaten Temanggung adalah 49

koperasi Sebagian besar KPRI yang ada di Temanggung memiliki kegiatan atau

bidang usaha yang hampir sama yaitu usaha pertokoan dan unit simpan pinjam

Untuk penelitian ini akan lebih berfokus pada KPRI Unit simpan pinjam

(USP) dengan pertimbangan USP adalah unit usaha yang paling menonjol USP

mempunyai kedudukan yang sangat vital terutama menunjang sektor riil yang

diusahakan oleh masyarakat koperasi serta USP sangat dibutuhkan dan

dimanfaatkan oleh anggota koperasi dalam rangka meningkatkan modal usaha

maupun memenuhi kebutuhannya

Kegiatan dari USP adalah menerima simpanan (sejumlah uang yang

disetorkan oleh anggota pada koperasi ) Terkait dengan kegiatan ini maka USP

memiliki kewajiban bunga yang harus dibayarkan dalam periode tertentu Selain

menerima simpanan atau tabungan dari anggota USP mempunyai kegiatan lain

3

yaitu memberikan pelayanan pinjaman bagi anggota yang membutuhkan Dengan

adanya unit ini maka dapat memberikan kemudahan bagi anggota untuk

memperoleh pinjaman yang sangat diperlukan Semakin banyak anggota yang

melakukan pinjaman dan tepat waktu dalam pengembaliannya maka hal ini akan

meningkatkan laba koperasi atau simpan pinjam

Tujuan perusahaan pada umumnya adalah memperoleh laba begitu pula

dengan koperasi walaupun usaha koperasi bukan semata-mata berorientasi pada

laba namun didalam menjalankan aktivitas usahanya koperasi harus

memperhatikan bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap

menguntungkan sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga

Rentabilitas adalah menunjukkan kemampuan suatu badan usaha

menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir 200133) Rentabilitas

sering digunakan untuk mengukur efisiensi modal dalam suatu perusahaan dengan

memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi

oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan

ukuran bahwa perusahaan tersebut rendabel Oleh karena itu bagi manajemen atau

pihak-pihak lain rentabilitas yang tinggi lebih penting dari pada keuntungan yang

besar

Bagi koperasi rentabilitas adalah penting sebagai ukuran koperasi itu telah

dapat bekerja dengan efisisen atau tidak Efisien baru diketahui dengan

memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan

jumlah aktiva atau jumlah modal koperasi Dengan kata lain menghitung

rentabilitasnya

4

Berdasarkan laporan keuangan pada 15 objek KPRI USP tahun 2003-

2005 tingkat rentabilitas ekonomi KPRI di Kabupaten Temanggung rata-rata

yang dicapai selama tiga tahun adalah 692 722 647 Apabila

dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan oleh DepkopampUKM yaitu

tingkat rentabilitas ekonomi koperasi yang efisien yaitu 8 maka pada tahun

2003-2005 tingkat rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten

Temanggung belum efisien Hal ini menunjukkan pengelolaan harta yang dimiliki

kurang optimal Masih rendahnya rentabilitas yang dicapai oleh KPRI USP di

Kabupaten Temanggung menunjukkan juga bahwa pengelolaan komponen modal

kerja yang terdiri dari kas dan piutang yang dimiliki masih belum efektif dan

efisien

Koperasi Simpan Pinjam memerlukan pengelolaan yang baik tentang

modal kerjanya yang meliputi kas dan piutangnya serta perlu mengetahui

rentabilitasnya Agar koperasi dapat mencapai rentabilitas seperti yang

dikehendaki maka sebaiknya pihak koperasi dapat mengelola harta (Asset) yang

dimiliki dengan baik diantaranya adalah likuiditasnya melalui rasio likuiditas dan

rasio aktivitas

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

finansiilnya yang harus segera terpenuhi serta untuk memperoleh gambaran

tentang seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya perlu dilakukan analisis

keuangan koperasi khususnya mengenai likuiditas dan aktivitas koperasi simpan

pinjam Analisis digunakan untuk memberikan petunjuk dan gejala-gejala serta

informasi keuangan lainnya mengenai keadaan keuangan koperasi simpan pinjam

5

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diambil judul dalam

penelitian ini yaitu rdquo Analisis Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhadap

Rentabilitas Ekonomi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Unit

Simpan Pinjam di Kabupaten Temanggung tahun 2003-2005rdquo

1 2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dan untuk mengetahui gambaran yang

benar mengenai kondisi keuangan dan perkembangan terutama hal-hal yang

berkaitan dengan analisis laporan keuangan khususnya mengenai masalah

likuiditas dan aktivitas serta rentabilitas KPRI USP di Kabupaten Temanggung

maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut

1 Bagaimana kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi pada

KPRI USP di Kabupaten Temanggung

2 Seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi

pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung

3 Apakah rasio likuiditas dan rasio aktivitas berpengaruh terhadap rentabilitas

ekonomi baik secara simultan maupun secara parsial

13 Penegasan Istilah

Penegasan istilah dalam penelitian ini mencakup pengertian-pengertian

istilah dalam judul skripsi Hal ini digunakan untuk memberikan gambaran yang

jelas serta memudahkan dalam menelaah isi penelitian ini Adapun penegasan

istilah yang dimaksudkan adalah sebagai berikut

6

131 Likuiditas

Adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk memenuhi

kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Dalam penelitian ini likuiditas yang diambil adalah likuiditas KPRI di

Kabupaten Temanggung tahun 2003 sd 2005 Indikator pengukuran

likuiditas melalui current ratio dan acid test ratio

132 Aktivitas

Adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva

berputar dalam suatu periode tertentu Indikator pengukuran aktivitas pada

penelitian ini menggunakan rasio cash turnover dan receivable turnover

133 Rentabilitas

Adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tertentu (Riyanto 199735) Dalam penelitian ini Rentabilitas yang

dimaksud adalah rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba

koperasi dengan total aktiva yang menghasilkan laba tersebut Indikator

pengukuran rentabilitas pada penelitian ini menggunakan rasio rentabilitas

ekonomi

134 KPRI

Adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para pegawai negeri

Pegawai negeri yaitu pegawai pemerintah yang berada diluar politik

bertugas melaksanakan administrasi pemerintah berdasarkan perundangundangan

yang telah ditetapkan (Tim penyusun kamus pusat pembinaan

dan pengembangan bahasa 1989 65) Adapun KPRI dalam penelitian ini

adalah KPRI unit simpan pinjam yang menjadi anggota PKPRI Kabupaten

Temanggung

7

14 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi maka tujuan diadakannya

penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi

pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung

2 Untuk mengetahui seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan

rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung

3 Untuk menguji secara simultan dan secara parsial pengaruh Rasio Likuiditas

dan rasio terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten

Temanggung

15 Kegunaan Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut

151 Manfaat teoritis

Secara akademis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian

dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang akuntansi terutama

mengenai penerapan rasio keuangan dalam perkoperasian Dapat

mengetahui sejauh mana pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas

terhadap rentabilitas koperasi serta memberikan rangsangan dalam

melakukan penelitian lanjutan dengan topik dan pembahasan yang berkaitan

dengan penelitian ini

152 Manfaat Praktis

a Bagi PKPRI

8

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kinerja

masing-masing koperasi yang bernaung dibawah PKPRI dengan

menganalisa laporan keuangan dari masing-masing koperasi

b Bagi KPRI

Dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan koperasi

dilihat dari laporan keuangan yang menyangkut aspek-aspek hasil yang

telah dicapai kondisi finansiil yang menyangkut kewajiban dan

kemungkinan pertumbuhan laba dimasa yang akan datang sehingga

berguna sebagai bahan masukan bagi manajemen koperasi dalam

mengambil kebijakan-kebijakan

c Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan mampu menciptakan kemampuan

dalam menganalisis Laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan para civitas akademika khususnya dalam hal yang berkaitan

dengan rasio keuangan

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

21 Perkoperasian

211 Pengertian Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI )

KPRI adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para

pegawai negeri dapat diartikan pegawai pemerintah yang berada diluar

politik bertugas melakukan administrasi pemerintah berdasarkan

perundang-undangan yang ditetapkan (Anoraga 19974) KPRI menurut

Chaniago Arifinal adalah suatu jenis koperasi fungsional merupakan wadah

untuk menampung kegiatan-kegiatan karyawan dalam usaha meningkatkan

kesejahteraan anggotanya sedangkan menurut Ninik (2003 110) yang

dimaksud KPRI adalah koperasi fungsional yang merupakan wadah yang

berusaha dibidang konsumsi yang anggotanya dilingkungan tertentu untuk

memenuhi kebutuhan anggotanya

Sebagaimana kita ketahui anggota KPRI adalah gabungan

masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap dan karenanya

perjuangan KPRI hendaknya diarahkan ketujuan

a Minimal mempertahankan tingkat hidup anggotanya sebagai landasan

pangkal tolak dan untuk menigkatkan tingkat hidupnya

b Maksimal memperbaiki kualitas hidup anggotanya

Pegawai negeri diwajibkan untuk menjadi anggota dan pada

koperasi yang ada pada instansi kantor atau jawatan (Sagimun 199090)

sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku maka setiap pegawai

negeri tersebut tidak hanya sebagai abdi negara akan tetapi mereka juga

10

menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk

mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan

pancasila

Menurut Pratama (2000156) koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan

uang atau kredit dengan bunga kecil Koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam

(Depkop 199933) Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang

bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna

memenuhi modal yang diperlukan

212 Modal koperasi

Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi permodalan unsur

yang sangat penting menurut UU No 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri

dari

1 Modal Sendiri

11) Simpanan Pokok

12) Simpanan Wajib

13) Dana Cadangan

14) Hibah

2 Modal Pinjaman

Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi berupa

11) Anggota

12) Koperasi lain

11

13) Bank dan Lembaga lain

14) Penerbitan obligasi

15) Sumber Lain yang sah

Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota

koperasi antara lain

1) Simpanan pokok

2) Simpanan wajib

3) Simpanan wajib khusus

4) Simpanan sukarela

Modal untuk unit simpan pinjam berupa

1) Modal tetap

11) Modal yang disetor pada awal pendirian

12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan

13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi

2) Modal tidak tetap

11) Modal penyertaan

12) Pinjaman dari pihak ketiga

Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang

memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan

dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang

menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat

digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva

tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi

perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri

12

terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP

yang antara lain berupa

1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas

2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan

deposito

3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop

4) Penanaman dalam bentuk surat berharga

5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan

6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain

22 Laporan Keuangan Koperasi

Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud

Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala

keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang

sumber dan penggunaan dana

Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses

akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi

para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan

keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan

sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat

menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai

tujuannya (Harahap 2002 7)

13

Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang

disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan

arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban

pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan

kepada anggota koperasi

Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya

tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain

seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI

dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan

keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan

Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan

keuangan

Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang

pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi

yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan

demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU

No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri

1 Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional USP berupa

1) Pendapatan bunga

1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP

1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito

1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan

berjangka

14

1048707 Pendapatan administrasi

2) Pendapatan operasional lainnya

2 Beban Operasional

Beban operasional USP berupa

1) Beban biaya bunga

2) Biaya bunga pinjaman

3) Beban komisi atau profisi

4) Biaya umum dan administrasi

5) Biaya organisasi

3 Beban Non Operasonal

23 Analisa Rasio

231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan

dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau

kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio

menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah

tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa

rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa

baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan

Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio

keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan

dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi

15

serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos

dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya

232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer

dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan

dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan

menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu

informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan

Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan

penting dimasa yyang akan datang

Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan

Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli

menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil

analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan

kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati

Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya

kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah

dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan

tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata

Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan

perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk

16

kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio

keuangan

233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan

Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka

rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun

demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2

yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa

Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi

(Munawir 200268)

a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)

b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)

c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)

Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan

antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio

rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan

penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)

Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat

dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan

yang ingin dicapai yaitu

a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo

b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)

17

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam

memanfaatkan harta yang dimilikinya

c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam

menghasilkan keuntungan

d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio

e Rasio Pasar (Market Ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang

diungkapkan dalam basis perusahaan

24 Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk

memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah

menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh

tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar

yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)

Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak

cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP

N0 9 tahun 1995 adalah

18

1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek

2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun

Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha

koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka

pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat

yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang

jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh

tempo

Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar

utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut

1) Rasio lancar (Current Ratio)

Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang

harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio

dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan

hutang lancar

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang

lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang

benar-benar dibayar

Rumus

Current Ratio =

Hu gLancar

AktivaLancar

tan

X 100

Contoh

Rp 150000000

Rp 300000000 X 100 = 200

19

Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang

baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah

aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal

Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM

2002)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)

Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan

untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar

yang lebih likuid

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi

Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva

yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick

ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan

Rumus

Cash ratio =

Hutang Lancar

Kas + Bank + Piutang

X100

Contoh

Rp 100000000

Rp185000000 X 100 = 185

Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200

(DepKopampPPKM 2002)

25 Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)

20

Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah

dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 3: analisis rasio likuiditas

menerima simpanan atau tabungan dari anggota USP mempunyai kegiatan lain

3

yaitu memberikan pelayanan pinjaman bagi anggota yang membutuhkan Dengan

adanya unit ini maka dapat memberikan kemudahan bagi anggota untuk

memperoleh pinjaman yang sangat diperlukan Semakin banyak anggota yang

melakukan pinjaman dan tepat waktu dalam pengembaliannya maka hal ini akan

meningkatkan laba koperasi atau simpan pinjam

Tujuan perusahaan pada umumnya adalah memperoleh laba begitu pula

dengan koperasi walaupun usaha koperasi bukan semata-mata berorientasi pada

laba namun didalam menjalankan aktivitas usahanya koperasi harus

memperhatikan bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap

menguntungkan sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga

Rentabilitas adalah menunjukkan kemampuan suatu badan usaha

menghasilkan laba selama periode tertentu (Munawir 200133) Rentabilitas

sering digunakan untuk mengukur efisiensi modal dalam suatu perusahaan dengan

memperbandingkan antara laba dengan modal yang digunakan dalam operasi

oleh karena itu keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan

ukuran bahwa perusahaan tersebut rendabel Oleh karena itu bagi manajemen atau

pihak-pihak lain rentabilitas yang tinggi lebih penting dari pada keuntungan yang

besar

Bagi koperasi rentabilitas adalah penting sebagai ukuran koperasi itu telah

dapat bekerja dengan efisisen atau tidak Efisien baru diketahui dengan

memperbandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan

jumlah aktiva atau jumlah modal koperasi Dengan kata lain menghitung

rentabilitasnya

4

Berdasarkan laporan keuangan pada 15 objek KPRI USP tahun 2003-

2005 tingkat rentabilitas ekonomi KPRI di Kabupaten Temanggung rata-rata

yang dicapai selama tiga tahun adalah 692 722 647 Apabila

dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan oleh DepkopampUKM yaitu

tingkat rentabilitas ekonomi koperasi yang efisien yaitu 8 maka pada tahun

2003-2005 tingkat rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten

Temanggung belum efisien Hal ini menunjukkan pengelolaan harta yang dimiliki

kurang optimal Masih rendahnya rentabilitas yang dicapai oleh KPRI USP di

Kabupaten Temanggung menunjukkan juga bahwa pengelolaan komponen modal

kerja yang terdiri dari kas dan piutang yang dimiliki masih belum efektif dan

efisien

Koperasi Simpan Pinjam memerlukan pengelolaan yang baik tentang

modal kerjanya yang meliputi kas dan piutangnya serta perlu mengetahui

rentabilitasnya Agar koperasi dapat mencapai rentabilitas seperti yang

dikehendaki maka sebaiknya pihak koperasi dapat mengelola harta (Asset) yang

dimiliki dengan baik diantaranya adalah likuiditasnya melalui rasio likuiditas dan

rasio aktivitas

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

finansiilnya yang harus segera terpenuhi serta untuk memperoleh gambaran

tentang seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya perlu dilakukan analisis

keuangan koperasi khususnya mengenai likuiditas dan aktivitas koperasi simpan

pinjam Analisis digunakan untuk memberikan petunjuk dan gejala-gejala serta

informasi keuangan lainnya mengenai keadaan keuangan koperasi simpan pinjam

5

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diambil judul dalam

penelitian ini yaitu rdquo Analisis Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhadap

Rentabilitas Ekonomi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Unit

Simpan Pinjam di Kabupaten Temanggung tahun 2003-2005rdquo

1 2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dan untuk mengetahui gambaran yang

benar mengenai kondisi keuangan dan perkembangan terutama hal-hal yang

berkaitan dengan analisis laporan keuangan khususnya mengenai masalah

likuiditas dan aktivitas serta rentabilitas KPRI USP di Kabupaten Temanggung

maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut

1 Bagaimana kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi pada

KPRI USP di Kabupaten Temanggung

2 Seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi

pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung

3 Apakah rasio likuiditas dan rasio aktivitas berpengaruh terhadap rentabilitas

ekonomi baik secara simultan maupun secara parsial

13 Penegasan Istilah

Penegasan istilah dalam penelitian ini mencakup pengertian-pengertian

istilah dalam judul skripsi Hal ini digunakan untuk memberikan gambaran yang

jelas serta memudahkan dalam menelaah isi penelitian ini Adapun penegasan

istilah yang dimaksudkan adalah sebagai berikut

6

131 Likuiditas

Adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk memenuhi

kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Dalam penelitian ini likuiditas yang diambil adalah likuiditas KPRI di

Kabupaten Temanggung tahun 2003 sd 2005 Indikator pengukuran

likuiditas melalui current ratio dan acid test ratio

132 Aktivitas

Adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva

berputar dalam suatu periode tertentu Indikator pengukuran aktivitas pada

penelitian ini menggunakan rasio cash turnover dan receivable turnover

133 Rentabilitas

Adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tertentu (Riyanto 199735) Dalam penelitian ini Rentabilitas yang

dimaksud adalah rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba

koperasi dengan total aktiva yang menghasilkan laba tersebut Indikator

pengukuran rentabilitas pada penelitian ini menggunakan rasio rentabilitas

ekonomi

134 KPRI

Adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para pegawai negeri

Pegawai negeri yaitu pegawai pemerintah yang berada diluar politik

bertugas melaksanakan administrasi pemerintah berdasarkan perundangundangan

yang telah ditetapkan (Tim penyusun kamus pusat pembinaan

dan pengembangan bahasa 1989 65) Adapun KPRI dalam penelitian ini

adalah KPRI unit simpan pinjam yang menjadi anggota PKPRI Kabupaten

Temanggung

7

14 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi maka tujuan diadakannya

penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi

pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung

2 Untuk mengetahui seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan

rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung

3 Untuk menguji secara simultan dan secara parsial pengaruh Rasio Likuiditas

dan rasio terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten

Temanggung

15 Kegunaan Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut

151 Manfaat teoritis

Secara akademis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian

dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang akuntansi terutama

mengenai penerapan rasio keuangan dalam perkoperasian Dapat

mengetahui sejauh mana pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas

terhadap rentabilitas koperasi serta memberikan rangsangan dalam

melakukan penelitian lanjutan dengan topik dan pembahasan yang berkaitan

dengan penelitian ini

152 Manfaat Praktis

a Bagi PKPRI

8

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kinerja

masing-masing koperasi yang bernaung dibawah PKPRI dengan

menganalisa laporan keuangan dari masing-masing koperasi

b Bagi KPRI

Dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan koperasi

dilihat dari laporan keuangan yang menyangkut aspek-aspek hasil yang

telah dicapai kondisi finansiil yang menyangkut kewajiban dan

kemungkinan pertumbuhan laba dimasa yang akan datang sehingga

berguna sebagai bahan masukan bagi manajemen koperasi dalam

mengambil kebijakan-kebijakan

c Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan mampu menciptakan kemampuan

dalam menganalisis Laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan para civitas akademika khususnya dalam hal yang berkaitan

dengan rasio keuangan

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

21 Perkoperasian

211 Pengertian Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI )

KPRI adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para

pegawai negeri dapat diartikan pegawai pemerintah yang berada diluar

politik bertugas melakukan administrasi pemerintah berdasarkan

perundang-undangan yang ditetapkan (Anoraga 19974) KPRI menurut

Chaniago Arifinal adalah suatu jenis koperasi fungsional merupakan wadah

untuk menampung kegiatan-kegiatan karyawan dalam usaha meningkatkan

kesejahteraan anggotanya sedangkan menurut Ninik (2003 110) yang

dimaksud KPRI adalah koperasi fungsional yang merupakan wadah yang

berusaha dibidang konsumsi yang anggotanya dilingkungan tertentu untuk

memenuhi kebutuhan anggotanya

Sebagaimana kita ketahui anggota KPRI adalah gabungan

masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap dan karenanya

perjuangan KPRI hendaknya diarahkan ketujuan

a Minimal mempertahankan tingkat hidup anggotanya sebagai landasan

pangkal tolak dan untuk menigkatkan tingkat hidupnya

b Maksimal memperbaiki kualitas hidup anggotanya

Pegawai negeri diwajibkan untuk menjadi anggota dan pada

koperasi yang ada pada instansi kantor atau jawatan (Sagimun 199090)

sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku maka setiap pegawai

negeri tersebut tidak hanya sebagai abdi negara akan tetapi mereka juga

10

menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk

mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan

pancasila

Menurut Pratama (2000156) koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan

uang atau kredit dengan bunga kecil Koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam

(Depkop 199933) Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang

bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna

memenuhi modal yang diperlukan

212 Modal koperasi

Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi permodalan unsur

yang sangat penting menurut UU No 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri

dari

1 Modal Sendiri

11) Simpanan Pokok

12) Simpanan Wajib

13) Dana Cadangan

14) Hibah

2 Modal Pinjaman

Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi berupa

11) Anggota

12) Koperasi lain

11

13) Bank dan Lembaga lain

14) Penerbitan obligasi

15) Sumber Lain yang sah

Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota

koperasi antara lain

1) Simpanan pokok

2) Simpanan wajib

3) Simpanan wajib khusus

4) Simpanan sukarela

Modal untuk unit simpan pinjam berupa

1) Modal tetap

11) Modal yang disetor pada awal pendirian

12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan

13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi

2) Modal tidak tetap

11) Modal penyertaan

12) Pinjaman dari pihak ketiga

Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang

memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan

dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang

menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat

digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva

tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi

perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri

12

terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP

yang antara lain berupa

1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas

2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan

deposito

3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop

4) Penanaman dalam bentuk surat berharga

5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan

6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain

22 Laporan Keuangan Koperasi

Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud

Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala

keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang

sumber dan penggunaan dana

Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses

akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi

para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan

keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan

sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat

menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai

tujuannya (Harahap 2002 7)

13

Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang

disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan

arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban

pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan

kepada anggota koperasi

Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya

tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain

seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI

dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan

keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan

Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan

keuangan

Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang

pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi

yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan

demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU

No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri

1 Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional USP berupa

1) Pendapatan bunga

1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP

1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito

1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan

berjangka

14

1048707 Pendapatan administrasi

2) Pendapatan operasional lainnya

2 Beban Operasional

Beban operasional USP berupa

1) Beban biaya bunga

2) Biaya bunga pinjaman

3) Beban komisi atau profisi

4) Biaya umum dan administrasi

5) Biaya organisasi

3 Beban Non Operasonal

23 Analisa Rasio

231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan

dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau

kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio

menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah

tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa

rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa

baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan

Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio

keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan

dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi

15

serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos

dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya

232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer

dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan

dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan

menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu

informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan

Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan

penting dimasa yyang akan datang

Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan

Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli

menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil

analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan

kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati

Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya

kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah

dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan

tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata

Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan

perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk

16

kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio

keuangan

233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan

Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka

rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun

demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2

yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa

Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi

(Munawir 200268)

a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)

b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)

c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)

Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan

antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio

rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan

penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)

Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat

dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan

yang ingin dicapai yaitu

a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo

b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)

17

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam

memanfaatkan harta yang dimilikinya

c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam

menghasilkan keuntungan

d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio

e Rasio Pasar (Market Ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang

diungkapkan dalam basis perusahaan

24 Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk

memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah

menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh

tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar

yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)

Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak

cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP

N0 9 tahun 1995 adalah

18

1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek

2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun

Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha

koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka

pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat

yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang

jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh

tempo

Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar

utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut

1) Rasio lancar (Current Ratio)

Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang

harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio

dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan

hutang lancar

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang

lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang

benar-benar dibayar

Rumus

Current Ratio =

Hu gLancar

AktivaLancar

tan

X 100

Contoh

Rp 150000000

Rp 300000000 X 100 = 200

19

Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang

baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah

aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal

Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM

2002)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)

Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan

untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar

yang lebih likuid

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi

Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva

yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick

ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan

Rumus

Cash ratio =

Hutang Lancar

Kas + Bank + Piutang

X100

Contoh

Rp 100000000

Rp185000000 X 100 = 185

Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200

(DepKopampPPKM 2002)

25 Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)

20

Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah

dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 4: analisis rasio likuiditas

jumlah aktiva atau jumlah modal koperasi Dengan kata lain menghitung

rentabilitasnya

4

Berdasarkan laporan keuangan pada 15 objek KPRI USP tahun 2003-

2005 tingkat rentabilitas ekonomi KPRI di Kabupaten Temanggung rata-rata

yang dicapai selama tiga tahun adalah 692 722 647 Apabila

dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan oleh DepkopampUKM yaitu

tingkat rentabilitas ekonomi koperasi yang efisien yaitu 8 maka pada tahun

2003-2005 tingkat rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten

Temanggung belum efisien Hal ini menunjukkan pengelolaan harta yang dimiliki

kurang optimal Masih rendahnya rentabilitas yang dicapai oleh KPRI USP di

Kabupaten Temanggung menunjukkan juga bahwa pengelolaan komponen modal

kerja yang terdiri dari kas dan piutang yang dimiliki masih belum efektif dan

efisien

Koperasi Simpan Pinjam memerlukan pengelolaan yang baik tentang

modal kerjanya yang meliputi kas dan piutangnya serta perlu mengetahui

rentabilitasnya Agar koperasi dapat mencapai rentabilitas seperti yang

dikehendaki maka sebaiknya pihak koperasi dapat mengelola harta (Asset) yang

dimiliki dengan baik diantaranya adalah likuiditasnya melalui rasio likuiditas dan

rasio aktivitas

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

finansiilnya yang harus segera terpenuhi serta untuk memperoleh gambaran

tentang seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya perlu dilakukan analisis

keuangan koperasi khususnya mengenai likuiditas dan aktivitas koperasi simpan

pinjam Analisis digunakan untuk memberikan petunjuk dan gejala-gejala serta

informasi keuangan lainnya mengenai keadaan keuangan koperasi simpan pinjam

5

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diambil judul dalam

penelitian ini yaitu rdquo Analisis Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhadap

Rentabilitas Ekonomi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Unit

Simpan Pinjam di Kabupaten Temanggung tahun 2003-2005rdquo

1 2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dan untuk mengetahui gambaran yang

benar mengenai kondisi keuangan dan perkembangan terutama hal-hal yang

berkaitan dengan analisis laporan keuangan khususnya mengenai masalah

likuiditas dan aktivitas serta rentabilitas KPRI USP di Kabupaten Temanggung

maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut

1 Bagaimana kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi pada

KPRI USP di Kabupaten Temanggung

2 Seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi

pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung

3 Apakah rasio likuiditas dan rasio aktivitas berpengaruh terhadap rentabilitas

ekonomi baik secara simultan maupun secara parsial

13 Penegasan Istilah

Penegasan istilah dalam penelitian ini mencakup pengertian-pengertian

istilah dalam judul skripsi Hal ini digunakan untuk memberikan gambaran yang

jelas serta memudahkan dalam menelaah isi penelitian ini Adapun penegasan

istilah yang dimaksudkan adalah sebagai berikut

6

131 Likuiditas

Adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk memenuhi

kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Dalam penelitian ini likuiditas yang diambil adalah likuiditas KPRI di

Kabupaten Temanggung tahun 2003 sd 2005 Indikator pengukuran

likuiditas melalui current ratio dan acid test ratio

132 Aktivitas

Adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva

berputar dalam suatu periode tertentu Indikator pengukuran aktivitas pada

penelitian ini menggunakan rasio cash turnover dan receivable turnover

133 Rentabilitas

Adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tertentu (Riyanto 199735) Dalam penelitian ini Rentabilitas yang

dimaksud adalah rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba

koperasi dengan total aktiva yang menghasilkan laba tersebut Indikator

pengukuran rentabilitas pada penelitian ini menggunakan rasio rentabilitas

ekonomi

134 KPRI

Adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para pegawai negeri

Pegawai negeri yaitu pegawai pemerintah yang berada diluar politik

bertugas melaksanakan administrasi pemerintah berdasarkan perundangundangan

yang telah ditetapkan (Tim penyusun kamus pusat pembinaan

dan pengembangan bahasa 1989 65) Adapun KPRI dalam penelitian ini

adalah KPRI unit simpan pinjam yang menjadi anggota PKPRI Kabupaten

Temanggung

7

14 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi maka tujuan diadakannya

penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi

pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung

2 Untuk mengetahui seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan

rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung

3 Untuk menguji secara simultan dan secara parsial pengaruh Rasio Likuiditas

dan rasio terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten

Temanggung

15 Kegunaan Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut

151 Manfaat teoritis

Secara akademis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian

dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang akuntansi terutama

mengenai penerapan rasio keuangan dalam perkoperasian Dapat

mengetahui sejauh mana pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas

terhadap rentabilitas koperasi serta memberikan rangsangan dalam

melakukan penelitian lanjutan dengan topik dan pembahasan yang berkaitan

dengan penelitian ini

152 Manfaat Praktis

a Bagi PKPRI

8

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kinerja

masing-masing koperasi yang bernaung dibawah PKPRI dengan

menganalisa laporan keuangan dari masing-masing koperasi

b Bagi KPRI

Dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan koperasi

dilihat dari laporan keuangan yang menyangkut aspek-aspek hasil yang

telah dicapai kondisi finansiil yang menyangkut kewajiban dan

kemungkinan pertumbuhan laba dimasa yang akan datang sehingga

berguna sebagai bahan masukan bagi manajemen koperasi dalam

mengambil kebijakan-kebijakan

c Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan mampu menciptakan kemampuan

dalam menganalisis Laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan para civitas akademika khususnya dalam hal yang berkaitan

dengan rasio keuangan

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

21 Perkoperasian

211 Pengertian Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI )

KPRI adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para

pegawai negeri dapat diartikan pegawai pemerintah yang berada diluar

politik bertugas melakukan administrasi pemerintah berdasarkan

perundang-undangan yang ditetapkan (Anoraga 19974) KPRI menurut

Chaniago Arifinal adalah suatu jenis koperasi fungsional merupakan wadah

untuk menampung kegiatan-kegiatan karyawan dalam usaha meningkatkan

kesejahteraan anggotanya sedangkan menurut Ninik (2003 110) yang

dimaksud KPRI adalah koperasi fungsional yang merupakan wadah yang

berusaha dibidang konsumsi yang anggotanya dilingkungan tertentu untuk

memenuhi kebutuhan anggotanya

Sebagaimana kita ketahui anggota KPRI adalah gabungan

masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap dan karenanya

perjuangan KPRI hendaknya diarahkan ketujuan

a Minimal mempertahankan tingkat hidup anggotanya sebagai landasan

pangkal tolak dan untuk menigkatkan tingkat hidupnya

b Maksimal memperbaiki kualitas hidup anggotanya

Pegawai negeri diwajibkan untuk menjadi anggota dan pada

koperasi yang ada pada instansi kantor atau jawatan (Sagimun 199090)

sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku maka setiap pegawai

negeri tersebut tidak hanya sebagai abdi negara akan tetapi mereka juga

10

menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk

mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan

pancasila

Menurut Pratama (2000156) koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan

uang atau kredit dengan bunga kecil Koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam

(Depkop 199933) Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang

bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna

memenuhi modal yang diperlukan

212 Modal koperasi

Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi permodalan unsur

yang sangat penting menurut UU No 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri

dari

1 Modal Sendiri

11) Simpanan Pokok

12) Simpanan Wajib

13) Dana Cadangan

14) Hibah

2 Modal Pinjaman

Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi berupa

11) Anggota

12) Koperasi lain

11

13) Bank dan Lembaga lain

14) Penerbitan obligasi

15) Sumber Lain yang sah

Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota

koperasi antara lain

1) Simpanan pokok

2) Simpanan wajib

3) Simpanan wajib khusus

4) Simpanan sukarela

Modal untuk unit simpan pinjam berupa

1) Modal tetap

11) Modal yang disetor pada awal pendirian

12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan

13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi

2) Modal tidak tetap

11) Modal penyertaan

12) Pinjaman dari pihak ketiga

Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang

memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan

dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang

menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat

digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva

tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi

perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri

12

terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP

yang antara lain berupa

1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas

2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan

deposito

3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop

4) Penanaman dalam bentuk surat berharga

5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan

6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain

22 Laporan Keuangan Koperasi

Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud

Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala

keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang

sumber dan penggunaan dana

Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses

akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi

para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan

keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan

sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat

menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai

tujuannya (Harahap 2002 7)

13

Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang

disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan

arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban

pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan

kepada anggota koperasi

Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya

tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain

seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI

dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan

keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan

Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan

keuangan

Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang

pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi

yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan

demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU

No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri

1 Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional USP berupa

1) Pendapatan bunga

1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP

1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito

1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan

berjangka

14

1048707 Pendapatan administrasi

2) Pendapatan operasional lainnya

2 Beban Operasional

Beban operasional USP berupa

1) Beban biaya bunga

2) Biaya bunga pinjaman

3) Beban komisi atau profisi

4) Biaya umum dan administrasi

5) Biaya organisasi

3 Beban Non Operasonal

23 Analisa Rasio

231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan

dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau

kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio

menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah

tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa

rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa

baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan

Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio

keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan

dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi

15

serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos

dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya

232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer

dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan

dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan

menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu

informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan

Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan

penting dimasa yyang akan datang

Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan

Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli

menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil

analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan

kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati

Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya

kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah

dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan

tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata

Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan

perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk

16

kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio

keuangan

233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan

Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka

rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun

demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2

yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa

Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi

(Munawir 200268)

a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)

b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)

c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)

Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan

antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio

rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan

penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)

Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat

dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan

yang ingin dicapai yaitu

a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo

b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)

17

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam

memanfaatkan harta yang dimilikinya

c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam

menghasilkan keuntungan

d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio

e Rasio Pasar (Market Ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang

diungkapkan dalam basis perusahaan

24 Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk

memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah

menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh

tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar

yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)

Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak

cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP

N0 9 tahun 1995 adalah

18

1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek

2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun

Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha

koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka

pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat

yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang

jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh

tempo

Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar

utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut

1) Rasio lancar (Current Ratio)

Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang

harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio

dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan

hutang lancar

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang

lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang

benar-benar dibayar

Rumus

Current Ratio =

Hu gLancar

AktivaLancar

tan

X 100

Contoh

Rp 150000000

Rp 300000000 X 100 = 200

19

Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang

baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah

aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal

Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM

2002)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)

Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan

untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar

yang lebih likuid

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi

Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva

yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick

ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan

Rumus

Cash ratio =

Hutang Lancar

Kas + Bank + Piutang

X100

Contoh

Rp 100000000

Rp185000000 X 100 = 185

Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200

(DepKopampPPKM 2002)

25 Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)

20

Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah

dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 5: analisis rasio likuiditas

keuangan koperasi khususnya mengenai likuiditas dan aktivitas koperasi simpan

pinjam Analisis digunakan untuk memberikan petunjuk dan gejala-gejala serta

informasi keuangan lainnya mengenai keadaan keuangan koperasi simpan pinjam

5

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat diambil judul dalam

penelitian ini yaitu rdquo Analisis Rasio Likuiditas dan Rasio Aktivitas Terhadap

Rentabilitas Ekonomi pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Unit

Simpan Pinjam di Kabupaten Temanggung tahun 2003-2005rdquo

1 2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dan untuk mengetahui gambaran yang

benar mengenai kondisi keuangan dan perkembangan terutama hal-hal yang

berkaitan dengan analisis laporan keuangan khususnya mengenai masalah

likuiditas dan aktivitas serta rentabilitas KPRI USP di Kabupaten Temanggung

maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut

1 Bagaimana kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi pada

KPRI USP di Kabupaten Temanggung

2 Seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi

pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung

3 Apakah rasio likuiditas dan rasio aktivitas berpengaruh terhadap rentabilitas

ekonomi baik secara simultan maupun secara parsial

13 Penegasan Istilah

Penegasan istilah dalam penelitian ini mencakup pengertian-pengertian

istilah dalam judul skripsi Hal ini digunakan untuk memberikan gambaran yang

jelas serta memudahkan dalam menelaah isi penelitian ini Adapun penegasan

istilah yang dimaksudkan adalah sebagai berikut

6

131 Likuiditas

Adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk memenuhi

kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Dalam penelitian ini likuiditas yang diambil adalah likuiditas KPRI di

Kabupaten Temanggung tahun 2003 sd 2005 Indikator pengukuran

likuiditas melalui current ratio dan acid test ratio

132 Aktivitas

Adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva

berputar dalam suatu periode tertentu Indikator pengukuran aktivitas pada

penelitian ini menggunakan rasio cash turnover dan receivable turnover

133 Rentabilitas

Adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tertentu (Riyanto 199735) Dalam penelitian ini Rentabilitas yang

dimaksud adalah rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba

koperasi dengan total aktiva yang menghasilkan laba tersebut Indikator

pengukuran rentabilitas pada penelitian ini menggunakan rasio rentabilitas

ekonomi

134 KPRI

Adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para pegawai negeri

Pegawai negeri yaitu pegawai pemerintah yang berada diluar politik

bertugas melaksanakan administrasi pemerintah berdasarkan perundangundangan

yang telah ditetapkan (Tim penyusun kamus pusat pembinaan

dan pengembangan bahasa 1989 65) Adapun KPRI dalam penelitian ini

adalah KPRI unit simpan pinjam yang menjadi anggota PKPRI Kabupaten

Temanggung

7

14 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi maka tujuan diadakannya

penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi

pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung

2 Untuk mengetahui seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan

rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung

3 Untuk menguji secara simultan dan secara parsial pengaruh Rasio Likuiditas

dan rasio terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten

Temanggung

15 Kegunaan Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut

151 Manfaat teoritis

Secara akademis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian

dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang akuntansi terutama

mengenai penerapan rasio keuangan dalam perkoperasian Dapat

mengetahui sejauh mana pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas

terhadap rentabilitas koperasi serta memberikan rangsangan dalam

melakukan penelitian lanjutan dengan topik dan pembahasan yang berkaitan

dengan penelitian ini

152 Manfaat Praktis

a Bagi PKPRI

8

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kinerja

masing-masing koperasi yang bernaung dibawah PKPRI dengan

menganalisa laporan keuangan dari masing-masing koperasi

b Bagi KPRI

Dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan koperasi

dilihat dari laporan keuangan yang menyangkut aspek-aspek hasil yang

telah dicapai kondisi finansiil yang menyangkut kewajiban dan

kemungkinan pertumbuhan laba dimasa yang akan datang sehingga

berguna sebagai bahan masukan bagi manajemen koperasi dalam

mengambil kebijakan-kebijakan

c Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan mampu menciptakan kemampuan

dalam menganalisis Laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan para civitas akademika khususnya dalam hal yang berkaitan

dengan rasio keuangan

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

21 Perkoperasian

211 Pengertian Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI )

KPRI adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para

pegawai negeri dapat diartikan pegawai pemerintah yang berada diluar

politik bertugas melakukan administrasi pemerintah berdasarkan

perundang-undangan yang ditetapkan (Anoraga 19974) KPRI menurut

Chaniago Arifinal adalah suatu jenis koperasi fungsional merupakan wadah

untuk menampung kegiatan-kegiatan karyawan dalam usaha meningkatkan

kesejahteraan anggotanya sedangkan menurut Ninik (2003 110) yang

dimaksud KPRI adalah koperasi fungsional yang merupakan wadah yang

berusaha dibidang konsumsi yang anggotanya dilingkungan tertentu untuk

memenuhi kebutuhan anggotanya

Sebagaimana kita ketahui anggota KPRI adalah gabungan

masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap dan karenanya

perjuangan KPRI hendaknya diarahkan ketujuan

a Minimal mempertahankan tingkat hidup anggotanya sebagai landasan

pangkal tolak dan untuk menigkatkan tingkat hidupnya

b Maksimal memperbaiki kualitas hidup anggotanya

Pegawai negeri diwajibkan untuk menjadi anggota dan pada

koperasi yang ada pada instansi kantor atau jawatan (Sagimun 199090)

sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku maka setiap pegawai

negeri tersebut tidak hanya sebagai abdi negara akan tetapi mereka juga

10

menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk

mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan

pancasila

Menurut Pratama (2000156) koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan

uang atau kredit dengan bunga kecil Koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam

(Depkop 199933) Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang

bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna

memenuhi modal yang diperlukan

212 Modal koperasi

Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi permodalan unsur

yang sangat penting menurut UU No 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri

dari

1 Modal Sendiri

11) Simpanan Pokok

12) Simpanan Wajib

13) Dana Cadangan

14) Hibah

2 Modal Pinjaman

Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi berupa

11) Anggota

12) Koperasi lain

11

13) Bank dan Lembaga lain

14) Penerbitan obligasi

15) Sumber Lain yang sah

Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota

koperasi antara lain

1) Simpanan pokok

2) Simpanan wajib

3) Simpanan wajib khusus

4) Simpanan sukarela

Modal untuk unit simpan pinjam berupa

1) Modal tetap

11) Modal yang disetor pada awal pendirian

12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan

13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi

2) Modal tidak tetap

11) Modal penyertaan

12) Pinjaman dari pihak ketiga

Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang

memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan

dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang

menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat

digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva

tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi

perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri

12

terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP

yang antara lain berupa

1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas

2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan

deposito

3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop

4) Penanaman dalam bentuk surat berharga

5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan

6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain

22 Laporan Keuangan Koperasi

Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud

Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala

keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang

sumber dan penggunaan dana

Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses

akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi

para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan

keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan

sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat

menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai

tujuannya (Harahap 2002 7)

13

Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang

disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan

arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban

pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan

kepada anggota koperasi

Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya

tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain

seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI

dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan

keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan

Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan

keuangan

Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang

pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi

yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan

demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU

No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri

1 Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional USP berupa

1) Pendapatan bunga

1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP

1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito

1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan

berjangka

14

1048707 Pendapatan administrasi

2) Pendapatan operasional lainnya

2 Beban Operasional

Beban operasional USP berupa

1) Beban biaya bunga

2) Biaya bunga pinjaman

3) Beban komisi atau profisi

4) Biaya umum dan administrasi

5) Biaya organisasi

3 Beban Non Operasonal

23 Analisa Rasio

231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan

dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau

kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio

menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah

tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa

rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa

baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan

Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio

keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan

dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi

15

serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos

dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya

232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer

dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan

dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan

menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu

informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan

Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan

penting dimasa yyang akan datang

Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan

Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli

menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil

analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan

kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati

Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya

kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah

dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan

tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata

Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan

perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk

16

kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio

keuangan

233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan

Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka

rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun

demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2

yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa

Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi

(Munawir 200268)

a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)

b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)

c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)

Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan

antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio

rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan

penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)

Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat

dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan

yang ingin dicapai yaitu

a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo

b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)

17

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam

memanfaatkan harta yang dimilikinya

c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam

menghasilkan keuntungan

d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio

e Rasio Pasar (Market Ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang

diungkapkan dalam basis perusahaan

24 Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk

memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah

menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh

tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar

yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)

Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak

cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP

N0 9 tahun 1995 adalah

18

1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek

2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun

Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha

koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka

pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat

yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang

jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh

tempo

Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar

utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut

1) Rasio lancar (Current Ratio)

Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang

harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio

dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan

hutang lancar

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang

lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang

benar-benar dibayar

Rumus

Current Ratio =

Hu gLancar

AktivaLancar

tan

X 100

Contoh

Rp 150000000

Rp 300000000 X 100 = 200

19

Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang

baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah

aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal

Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM

2002)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)

Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan

untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar

yang lebih likuid

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi

Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva

yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick

ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan

Rumus

Cash ratio =

Hutang Lancar

Kas + Bank + Piutang

X100

Contoh

Rp 100000000

Rp185000000 X 100 = 185

Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200

(DepKopampPPKM 2002)

25 Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)

20

Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah

dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 6: analisis rasio likuiditas

jelas serta memudahkan dalam menelaah isi penelitian ini Adapun penegasan

istilah yang dimaksudkan adalah sebagai berikut

6

131 Likuiditas

Adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk memenuhi

kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Dalam penelitian ini likuiditas yang diambil adalah likuiditas KPRI di

Kabupaten Temanggung tahun 2003 sd 2005 Indikator pengukuran

likuiditas melalui current ratio dan acid test ratio

132 Aktivitas

Adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva

berputar dalam suatu periode tertentu Indikator pengukuran aktivitas pada

penelitian ini menggunakan rasio cash turnover dan receivable turnover

133 Rentabilitas

Adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tertentu (Riyanto 199735) Dalam penelitian ini Rentabilitas yang

dimaksud adalah rentabilitas yang menunjukkan perbandingan antara laba

koperasi dengan total aktiva yang menghasilkan laba tersebut Indikator

pengukuran rentabilitas pada penelitian ini menggunakan rasio rentabilitas

ekonomi

134 KPRI

Adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para pegawai negeri

Pegawai negeri yaitu pegawai pemerintah yang berada diluar politik

bertugas melaksanakan administrasi pemerintah berdasarkan perundangundangan

yang telah ditetapkan (Tim penyusun kamus pusat pembinaan

dan pengembangan bahasa 1989 65) Adapun KPRI dalam penelitian ini

adalah KPRI unit simpan pinjam yang menjadi anggota PKPRI Kabupaten

Temanggung

7

14 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi maka tujuan diadakannya

penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi

pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung

2 Untuk mengetahui seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan

rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung

3 Untuk menguji secara simultan dan secara parsial pengaruh Rasio Likuiditas

dan rasio terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten

Temanggung

15 Kegunaan Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut

151 Manfaat teoritis

Secara akademis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian

dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang akuntansi terutama

mengenai penerapan rasio keuangan dalam perkoperasian Dapat

mengetahui sejauh mana pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas

terhadap rentabilitas koperasi serta memberikan rangsangan dalam

melakukan penelitian lanjutan dengan topik dan pembahasan yang berkaitan

dengan penelitian ini

152 Manfaat Praktis

a Bagi PKPRI

8

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kinerja

masing-masing koperasi yang bernaung dibawah PKPRI dengan

menganalisa laporan keuangan dari masing-masing koperasi

b Bagi KPRI

Dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan koperasi

dilihat dari laporan keuangan yang menyangkut aspek-aspek hasil yang

telah dicapai kondisi finansiil yang menyangkut kewajiban dan

kemungkinan pertumbuhan laba dimasa yang akan datang sehingga

berguna sebagai bahan masukan bagi manajemen koperasi dalam

mengambil kebijakan-kebijakan

c Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan mampu menciptakan kemampuan

dalam menganalisis Laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan para civitas akademika khususnya dalam hal yang berkaitan

dengan rasio keuangan

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

21 Perkoperasian

211 Pengertian Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI )

KPRI adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para

pegawai negeri dapat diartikan pegawai pemerintah yang berada diluar

politik bertugas melakukan administrasi pemerintah berdasarkan

perundang-undangan yang ditetapkan (Anoraga 19974) KPRI menurut

Chaniago Arifinal adalah suatu jenis koperasi fungsional merupakan wadah

untuk menampung kegiatan-kegiatan karyawan dalam usaha meningkatkan

kesejahteraan anggotanya sedangkan menurut Ninik (2003 110) yang

dimaksud KPRI adalah koperasi fungsional yang merupakan wadah yang

berusaha dibidang konsumsi yang anggotanya dilingkungan tertentu untuk

memenuhi kebutuhan anggotanya

Sebagaimana kita ketahui anggota KPRI adalah gabungan

masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap dan karenanya

perjuangan KPRI hendaknya diarahkan ketujuan

a Minimal mempertahankan tingkat hidup anggotanya sebagai landasan

pangkal tolak dan untuk menigkatkan tingkat hidupnya

b Maksimal memperbaiki kualitas hidup anggotanya

Pegawai negeri diwajibkan untuk menjadi anggota dan pada

koperasi yang ada pada instansi kantor atau jawatan (Sagimun 199090)

sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku maka setiap pegawai

negeri tersebut tidak hanya sebagai abdi negara akan tetapi mereka juga

10

menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk

mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan

pancasila

Menurut Pratama (2000156) koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan

uang atau kredit dengan bunga kecil Koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam

(Depkop 199933) Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang

bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna

memenuhi modal yang diperlukan

212 Modal koperasi

Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi permodalan unsur

yang sangat penting menurut UU No 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri

dari

1 Modal Sendiri

11) Simpanan Pokok

12) Simpanan Wajib

13) Dana Cadangan

14) Hibah

2 Modal Pinjaman

Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi berupa

11) Anggota

12) Koperasi lain

11

13) Bank dan Lembaga lain

14) Penerbitan obligasi

15) Sumber Lain yang sah

Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota

koperasi antara lain

1) Simpanan pokok

2) Simpanan wajib

3) Simpanan wajib khusus

4) Simpanan sukarela

Modal untuk unit simpan pinjam berupa

1) Modal tetap

11) Modal yang disetor pada awal pendirian

12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan

13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi

2) Modal tidak tetap

11) Modal penyertaan

12) Pinjaman dari pihak ketiga

Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang

memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan

dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang

menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat

digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva

tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi

perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri

12

terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP

yang antara lain berupa

1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas

2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan

deposito

3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop

4) Penanaman dalam bentuk surat berharga

5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan

6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain

22 Laporan Keuangan Koperasi

Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud

Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala

keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang

sumber dan penggunaan dana

Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses

akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi

para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan

keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan

sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat

menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai

tujuannya (Harahap 2002 7)

13

Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang

disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan

arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban

pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan

kepada anggota koperasi

Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya

tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain

seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI

dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan

keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan

Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan

keuangan

Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang

pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi

yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan

demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU

No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri

1 Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional USP berupa

1) Pendapatan bunga

1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP

1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito

1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan

berjangka

14

1048707 Pendapatan administrasi

2) Pendapatan operasional lainnya

2 Beban Operasional

Beban operasional USP berupa

1) Beban biaya bunga

2) Biaya bunga pinjaman

3) Beban komisi atau profisi

4) Biaya umum dan administrasi

5) Biaya organisasi

3 Beban Non Operasonal

23 Analisa Rasio

231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan

dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau

kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio

menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah

tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa

rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa

baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan

Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio

keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan

dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi

15

serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos

dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya

232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer

dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan

dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan

menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu

informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan

Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan

penting dimasa yyang akan datang

Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan

Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli

menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil

analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan

kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati

Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya

kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah

dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan

tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata

Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan

perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk

16

kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio

keuangan

233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan

Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka

rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun

demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2

yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa

Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi

(Munawir 200268)

a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)

b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)

c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)

Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan

antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio

rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan

penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)

Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat

dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan

yang ingin dicapai yaitu

a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo

b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)

17

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam

memanfaatkan harta yang dimilikinya

c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam

menghasilkan keuntungan

d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio

e Rasio Pasar (Market Ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang

diungkapkan dalam basis perusahaan

24 Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk

memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah

menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh

tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar

yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)

Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak

cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP

N0 9 tahun 1995 adalah

18

1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek

2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun

Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha

koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka

pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat

yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang

jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh

tempo

Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar

utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut

1) Rasio lancar (Current Ratio)

Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang

harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio

dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan

hutang lancar

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang

lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang

benar-benar dibayar

Rumus

Current Ratio =

Hu gLancar

AktivaLancar

tan

X 100

Contoh

Rp 150000000

Rp 300000000 X 100 = 200

19

Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang

baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah

aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal

Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM

2002)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)

Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan

untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar

yang lebih likuid

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi

Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva

yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick

ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan

Rumus

Cash ratio =

Hutang Lancar

Kas + Bank + Piutang

X100

Contoh

Rp 100000000

Rp185000000 X 100 = 185

Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200

(DepKopampPPKM 2002)

25 Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)

20

Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah

dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 7: analisis rasio likuiditas

bertugas melaksanakan administrasi pemerintah berdasarkan perundangundangan

yang telah ditetapkan (Tim penyusun kamus pusat pembinaan

dan pengembangan bahasa 1989 65) Adapun KPRI dalam penelitian ini

adalah KPRI unit simpan pinjam yang menjadi anggota PKPRI Kabupaten

Temanggung

7

14 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi maka tujuan diadakannya

penelitian ini adalah

1 Untuk mengetahui kondisi rasio likuiditas aktivitas dan rentabilitas ekonomi

pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung

2 Untuk mengetahui seberapa efektif tingkat rasio likuiditas aktivitas dan

rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten Temanggung

3 Untuk menguji secara simultan dan secara parsial pengaruh Rasio Likuiditas

dan rasio terhadap rentabilitas ekonomi pada KPRI USP di Kabupaten

Temanggung

15 Kegunaan Penelitian

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut

151 Manfaat teoritis

Secara akademis penelitian ini bermanfaat sebagai bahan kajian

dalam menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang akuntansi terutama

mengenai penerapan rasio keuangan dalam perkoperasian Dapat

mengetahui sejauh mana pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas

terhadap rentabilitas koperasi serta memberikan rangsangan dalam

melakukan penelitian lanjutan dengan topik dan pembahasan yang berkaitan

dengan penelitian ini

152 Manfaat Praktis

a Bagi PKPRI

8

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kinerja

masing-masing koperasi yang bernaung dibawah PKPRI dengan

menganalisa laporan keuangan dari masing-masing koperasi

b Bagi KPRI

Dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan koperasi

dilihat dari laporan keuangan yang menyangkut aspek-aspek hasil yang

telah dicapai kondisi finansiil yang menyangkut kewajiban dan

kemungkinan pertumbuhan laba dimasa yang akan datang sehingga

berguna sebagai bahan masukan bagi manajemen koperasi dalam

mengambil kebijakan-kebijakan

c Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan mampu menciptakan kemampuan

dalam menganalisis Laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan para civitas akademika khususnya dalam hal yang berkaitan

dengan rasio keuangan

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

21 Perkoperasian

211 Pengertian Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI )

KPRI adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para

pegawai negeri dapat diartikan pegawai pemerintah yang berada diluar

politik bertugas melakukan administrasi pemerintah berdasarkan

perundang-undangan yang ditetapkan (Anoraga 19974) KPRI menurut

Chaniago Arifinal adalah suatu jenis koperasi fungsional merupakan wadah

untuk menampung kegiatan-kegiatan karyawan dalam usaha meningkatkan

kesejahteraan anggotanya sedangkan menurut Ninik (2003 110) yang

dimaksud KPRI adalah koperasi fungsional yang merupakan wadah yang

berusaha dibidang konsumsi yang anggotanya dilingkungan tertentu untuk

memenuhi kebutuhan anggotanya

Sebagaimana kita ketahui anggota KPRI adalah gabungan

masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap dan karenanya

perjuangan KPRI hendaknya diarahkan ketujuan

a Minimal mempertahankan tingkat hidup anggotanya sebagai landasan

pangkal tolak dan untuk menigkatkan tingkat hidupnya

b Maksimal memperbaiki kualitas hidup anggotanya

Pegawai negeri diwajibkan untuk menjadi anggota dan pada

koperasi yang ada pada instansi kantor atau jawatan (Sagimun 199090)

sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku maka setiap pegawai

negeri tersebut tidak hanya sebagai abdi negara akan tetapi mereka juga

10

menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk

mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan

pancasila

Menurut Pratama (2000156) koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan

uang atau kredit dengan bunga kecil Koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam

(Depkop 199933) Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang

bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna

memenuhi modal yang diperlukan

212 Modal koperasi

Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi permodalan unsur

yang sangat penting menurut UU No 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri

dari

1 Modal Sendiri

11) Simpanan Pokok

12) Simpanan Wajib

13) Dana Cadangan

14) Hibah

2 Modal Pinjaman

Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi berupa

11) Anggota

12) Koperasi lain

11

13) Bank dan Lembaga lain

14) Penerbitan obligasi

15) Sumber Lain yang sah

Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota

koperasi antara lain

1) Simpanan pokok

2) Simpanan wajib

3) Simpanan wajib khusus

4) Simpanan sukarela

Modal untuk unit simpan pinjam berupa

1) Modal tetap

11) Modal yang disetor pada awal pendirian

12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan

13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi

2) Modal tidak tetap

11) Modal penyertaan

12) Pinjaman dari pihak ketiga

Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang

memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan

dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang

menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat

digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva

tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi

perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri

12

terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP

yang antara lain berupa

1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas

2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan

deposito

3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop

4) Penanaman dalam bentuk surat berharga

5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan

6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain

22 Laporan Keuangan Koperasi

Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud

Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala

keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang

sumber dan penggunaan dana

Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses

akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi

para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan

keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan

sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat

menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai

tujuannya (Harahap 2002 7)

13

Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang

disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan

arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban

pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan

kepada anggota koperasi

Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya

tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain

seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI

dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan

keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan

Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan

keuangan

Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang

pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi

yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan

demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU

No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri

1 Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional USP berupa

1) Pendapatan bunga

1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP

1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito

1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan

berjangka

14

1048707 Pendapatan administrasi

2) Pendapatan operasional lainnya

2 Beban Operasional

Beban operasional USP berupa

1) Beban biaya bunga

2) Biaya bunga pinjaman

3) Beban komisi atau profisi

4) Biaya umum dan administrasi

5) Biaya organisasi

3 Beban Non Operasonal

23 Analisa Rasio

231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan

dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau

kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio

menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah

tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa

rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa

baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan

Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio

keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan

dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi

15

serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos

dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya

232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer

dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan

dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan

menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu

informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan

Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan

penting dimasa yyang akan datang

Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan

Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli

menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil

analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan

kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati

Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya

kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah

dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan

tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata

Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan

perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk

16

kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio

keuangan

233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan

Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka

rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun

demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2

yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa

Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi

(Munawir 200268)

a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)

b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)

c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)

Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan

antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio

rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan

penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)

Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat

dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan

yang ingin dicapai yaitu

a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo

b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)

17

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam

memanfaatkan harta yang dimilikinya

c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam

menghasilkan keuntungan

d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio

e Rasio Pasar (Market Ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang

diungkapkan dalam basis perusahaan

24 Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk

memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah

menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh

tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar

yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)

Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak

cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP

N0 9 tahun 1995 adalah

18

1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek

2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun

Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha

koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka

pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat

yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang

jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh

tempo

Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar

utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut

1) Rasio lancar (Current Ratio)

Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang

harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio

dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan

hutang lancar

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang

lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang

benar-benar dibayar

Rumus

Current Ratio =

Hu gLancar

AktivaLancar

tan

X 100

Contoh

Rp 150000000

Rp 300000000 X 100 = 200

19

Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang

baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah

aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal

Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM

2002)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)

Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan

untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar

yang lebih likuid

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi

Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva

yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick

ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan

Rumus

Cash ratio =

Hutang Lancar

Kas + Bank + Piutang

X100

Contoh

Rp 100000000

Rp185000000 X 100 = 185

Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200

(DepKopampPPKM 2002)

25 Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)

20

Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah

dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 8: analisis rasio likuiditas

mengetahui sejauh mana pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas

terhadap rentabilitas koperasi serta memberikan rangsangan dalam

melakukan penelitian lanjutan dengan topik dan pembahasan yang berkaitan

dengan penelitian ini

152 Manfaat Praktis

a Bagi PKPRI

8

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui kinerja

masing-masing koperasi yang bernaung dibawah PKPRI dengan

menganalisa laporan keuangan dari masing-masing koperasi

b Bagi KPRI

Dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan koperasi

dilihat dari laporan keuangan yang menyangkut aspek-aspek hasil yang

telah dicapai kondisi finansiil yang menyangkut kewajiban dan

kemungkinan pertumbuhan laba dimasa yang akan datang sehingga

berguna sebagai bahan masukan bagi manajemen koperasi dalam

mengambil kebijakan-kebijakan

c Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan mampu menciptakan kemampuan

dalam menganalisis Laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan

pengetahuan para civitas akademika khususnya dalam hal yang berkaitan

dengan rasio keuangan

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

21 Perkoperasian

211 Pengertian Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI )

KPRI adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para

pegawai negeri dapat diartikan pegawai pemerintah yang berada diluar

politik bertugas melakukan administrasi pemerintah berdasarkan

perundang-undangan yang ditetapkan (Anoraga 19974) KPRI menurut

Chaniago Arifinal adalah suatu jenis koperasi fungsional merupakan wadah

untuk menampung kegiatan-kegiatan karyawan dalam usaha meningkatkan

kesejahteraan anggotanya sedangkan menurut Ninik (2003 110) yang

dimaksud KPRI adalah koperasi fungsional yang merupakan wadah yang

berusaha dibidang konsumsi yang anggotanya dilingkungan tertentu untuk

memenuhi kebutuhan anggotanya

Sebagaimana kita ketahui anggota KPRI adalah gabungan

masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap dan karenanya

perjuangan KPRI hendaknya diarahkan ketujuan

a Minimal mempertahankan tingkat hidup anggotanya sebagai landasan

pangkal tolak dan untuk menigkatkan tingkat hidupnya

b Maksimal memperbaiki kualitas hidup anggotanya

Pegawai negeri diwajibkan untuk menjadi anggota dan pada

koperasi yang ada pada instansi kantor atau jawatan (Sagimun 199090)

sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku maka setiap pegawai

negeri tersebut tidak hanya sebagai abdi negara akan tetapi mereka juga

10

menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk

mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan

pancasila

Menurut Pratama (2000156) koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan

uang atau kredit dengan bunga kecil Koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam

(Depkop 199933) Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang

bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna

memenuhi modal yang diperlukan

212 Modal koperasi

Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi permodalan unsur

yang sangat penting menurut UU No 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri

dari

1 Modal Sendiri

11) Simpanan Pokok

12) Simpanan Wajib

13) Dana Cadangan

14) Hibah

2 Modal Pinjaman

Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi berupa

11) Anggota

12) Koperasi lain

11

13) Bank dan Lembaga lain

14) Penerbitan obligasi

15) Sumber Lain yang sah

Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota

koperasi antara lain

1) Simpanan pokok

2) Simpanan wajib

3) Simpanan wajib khusus

4) Simpanan sukarela

Modal untuk unit simpan pinjam berupa

1) Modal tetap

11) Modal yang disetor pada awal pendirian

12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan

13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi

2) Modal tidak tetap

11) Modal penyertaan

12) Pinjaman dari pihak ketiga

Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang

memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan

dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang

menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat

digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva

tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi

perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri

12

terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP

yang antara lain berupa

1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas

2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan

deposito

3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop

4) Penanaman dalam bentuk surat berharga

5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan

6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain

22 Laporan Keuangan Koperasi

Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud

Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala

keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang

sumber dan penggunaan dana

Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses

akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi

para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan

keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan

sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat

menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai

tujuannya (Harahap 2002 7)

13

Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang

disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan

arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban

pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan

kepada anggota koperasi

Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya

tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain

seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI

dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan

keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan

Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan

keuangan

Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang

pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi

yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan

demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU

No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri

1 Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional USP berupa

1) Pendapatan bunga

1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP

1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito

1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan

berjangka

14

1048707 Pendapatan administrasi

2) Pendapatan operasional lainnya

2 Beban Operasional

Beban operasional USP berupa

1) Beban biaya bunga

2) Biaya bunga pinjaman

3) Beban komisi atau profisi

4) Biaya umum dan administrasi

5) Biaya organisasi

3 Beban Non Operasonal

23 Analisa Rasio

231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan

dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau

kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio

menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah

tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa

rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa

baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan

Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio

keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan

dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi

15

serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos

dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya

232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer

dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan

dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan

menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu

informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan

Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan

penting dimasa yyang akan datang

Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan

Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli

menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil

analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan

kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati

Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya

kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah

dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan

tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata

Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan

perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk

16

kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio

keuangan

233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan

Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka

rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun

demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2

yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa

Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi

(Munawir 200268)

a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)

b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)

c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)

Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan

antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio

rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan

penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)

Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat

dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan

yang ingin dicapai yaitu

a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo

b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)

17

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam

memanfaatkan harta yang dimilikinya

c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam

menghasilkan keuntungan

d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio

e Rasio Pasar (Market Ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang

diungkapkan dalam basis perusahaan

24 Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk

memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah

menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh

tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar

yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)

Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak

cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP

N0 9 tahun 1995 adalah

18

1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek

2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun

Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha

koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka

pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat

yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang

jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh

tempo

Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar

utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut

1) Rasio lancar (Current Ratio)

Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang

harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio

dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan

hutang lancar

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang

lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang

benar-benar dibayar

Rumus

Current Ratio =

Hu gLancar

AktivaLancar

tan

X 100

Contoh

Rp 150000000

Rp 300000000 X 100 = 200

19

Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang

baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah

aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal

Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM

2002)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)

Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan

untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar

yang lebih likuid

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi

Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva

yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick

ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan

Rumus

Cash ratio =

Hutang Lancar

Kas + Bank + Piutang

X100

Contoh

Rp 100000000

Rp185000000 X 100 = 185

Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200

(DepKopampPPKM 2002)

25 Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)

20

Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah

dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 9: analisis rasio likuiditas

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

21 Perkoperasian

211 Pengertian Koperasi Pegawai Republik Indonesia ( KPRI )

KPRI adalah suatu badan koperasi yang beranggotakan para

pegawai negeri dapat diartikan pegawai pemerintah yang berada diluar

politik bertugas melakukan administrasi pemerintah berdasarkan

perundang-undangan yang ditetapkan (Anoraga 19974) KPRI menurut

Chaniago Arifinal adalah suatu jenis koperasi fungsional merupakan wadah

untuk menampung kegiatan-kegiatan karyawan dalam usaha meningkatkan

kesejahteraan anggotanya sedangkan menurut Ninik (2003 110) yang

dimaksud KPRI adalah koperasi fungsional yang merupakan wadah yang

berusaha dibidang konsumsi yang anggotanya dilingkungan tertentu untuk

memenuhi kebutuhan anggotanya

Sebagaimana kita ketahui anggota KPRI adalah gabungan

masyarakat yang mempunyai pendapatan yang tetap dan karenanya

perjuangan KPRI hendaknya diarahkan ketujuan

a Minimal mempertahankan tingkat hidup anggotanya sebagai landasan

pangkal tolak dan untuk menigkatkan tingkat hidupnya

b Maksimal memperbaiki kualitas hidup anggotanya

Pegawai negeri diwajibkan untuk menjadi anggota dan pada

koperasi yang ada pada instansi kantor atau jawatan (Sagimun 199090)

sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku maka setiap pegawai

negeri tersebut tidak hanya sebagai abdi negara akan tetapi mereka juga

10

menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk

mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan

pancasila

Menurut Pratama (2000156) koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan

uang atau kredit dengan bunga kecil Koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam

(Depkop 199933) Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang

bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna

memenuhi modal yang diperlukan

212 Modal koperasi

Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi permodalan unsur

yang sangat penting menurut UU No 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri

dari

1 Modal Sendiri

11) Simpanan Pokok

12) Simpanan Wajib

13) Dana Cadangan

14) Hibah

2 Modal Pinjaman

Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi berupa

11) Anggota

12) Koperasi lain

11

13) Bank dan Lembaga lain

14) Penerbitan obligasi

15) Sumber Lain yang sah

Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota

koperasi antara lain

1) Simpanan pokok

2) Simpanan wajib

3) Simpanan wajib khusus

4) Simpanan sukarela

Modal untuk unit simpan pinjam berupa

1) Modal tetap

11) Modal yang disetor pada awal pendirian

12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan

13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi

2) Modal tidak tetap

11) Modal penyertaan

12) Pinjaman dari pihak ketiga

Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang

memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan

dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang

menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat

digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva

tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi

perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri

12

terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP

yang antara lain berupa

1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas

2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan

deposito

3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop

4) Penanaman dalam bentuk surat berharga

5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan

6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain

22 Laporan Keuangan Koperasi

Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud

Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala

keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang

sumber dan penggunaan dana

Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses

akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi

para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan

keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan

sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat

menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai

tujuannya (Harahap 2002 7)

13

Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang

disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan

arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban

pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan

kepada anggota koperasi

Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya

tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain

seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI

dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan

keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan

Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan

keuangan

Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang

pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi

yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan

demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU

No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri

1 Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional USP berupa

1) Pendapatan bunga

1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP

1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito

1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan

berjangka

14

1048707 Pendapatan administrasi

2) Pendapatan operasional lainnya

2 Beban Operasional

Beban operasional USP berupa

1) Beban biaya bunga

2) Biaya bunga pinjaman

3) Beban komisi atau profisi

4) Biaya umum dan administrasi

5) Biaya organisasi

3 Beban Non Operasonal

23 Analisa Rasio

231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan

dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau

kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio

menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah

tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa

rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa

baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan

Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio

keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan

dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi

15

serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos

dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya

232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer

dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan

dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan

menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu

informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan

Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan

penting dimasa yyang akan datang

Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan

Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli

menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil

analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan

kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati

Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya

kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah

dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan

tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata

Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan

perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk

16

kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio

keuangan

233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan

Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka

rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun

demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2

yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa

Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi

(Munawir 200268)

a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)

b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)

c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)

Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan

antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio

rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan

penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)

Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat

dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan

yang ingin dicapai yaitu

a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo

b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)

17

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam

memanfaatkan harta yang dimilikinya

c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam

menghasilkan keuntungan

d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio

e Rasio Pasar (Market Ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang

diungkapkan dalam basis perusahaan

24 Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk

memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah

menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh

tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar

yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)

Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak

cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP

N0 9 tahun 1995 adalah

18

1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek

2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun

Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha

koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka

pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat

yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang

jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh

tempo

Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar

utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut

1) Rasio lancar (Current Ratio)

Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang

harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio

dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan

hutang lancar

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang

lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang

benar-benar dibayar

Rumus

Current Ratio =

Hu gLancar

AktivaLancar

tan

X 100

Contoh

Rp 150000000

Rp 300000000 X 100 = 200

19

Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang

baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah

aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal

Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM

2002)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)

Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan

untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar

yang lebih likuid

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi

Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva

yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick

ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan

Rumus

Cash ratio =

Hutang Lancar

Kas + Bank + Piutang

X100

Contoh

Rp 100000000

Rp185000000 X 100 = 185

Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200

(DepKopampPPKM 2002)

25 Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)

20

Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah

dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 10: analisis rasio likuiditas

10

menjadi pejuang pembangunan nasional dibidang ekonomi untuk

mempercepat tercapainya masyarakat adil dan makmur berdasarkan

pancasila

Menurut Pratama (2000156) koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan

uang atau kredit dengan bunga kecil Koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam

(Depkop 199933) Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah KPRI yang

bergerak dalam simpan pinjam untuk membantu para anggotanya guna

memenuhi modal yang diperlukan

212 Modal koperasi

Untuk menjalankan setiap usaha dalam koperasi permodalan unsur

yang sangat penting menurut UU No 25 Tahun 1992 modal koperasi terdiri

dari

1 Modal Sendiri

11) Simpanan Pokok

12) Simpanan Wajib

13) Dana Cadangan

14) Hibah

2 Modal Pinjaman

Modal pinjaman merupakan modal dari luar koperasi berupa

11) Anggota

12) Koperasi lain

11

13) Bank dan Lembaga lain

14) Penerbitan obligasi

15) Sumber Lain yang sah

Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota

koperasi antara lain

1) Simpanan pokok

2) Simpanan wajib

3) Simpanan wajib khusus

4) Simpanan sukarela

Modal untuk unit simpan pinjam berupa

1) Modal tetap

11) Modal yang disetor pada awal pendirian

12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan

13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi

2) Modal tidak tetap

11) Modal penyertaan

12) Pinjaman dari pihak ketiga

Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang

memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan

dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang

menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat

digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva

tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi

perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri

12

terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP

yang antara lain berupa

1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas

2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan

deposito

3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop

4) Penanaman dalam bentuk surat berharga

5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan

6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain

22 Laporan Keuangan Koperasi

Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud

Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala

keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang

sumber dan penggunaan dana

Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses

akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi

para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan

keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan

sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat

menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai

tujuannya (Harahap 2002 7)

13

Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang

disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan

arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban

pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan

kepada anggota koperasi

Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya

tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain

seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI

dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan

keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan

Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan

keuangan

Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang

pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi

yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan

demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU

No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri

1 Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional USP berupa

1) Pendapatan bunga

1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP

1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito

1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan

berjangka

14

1048707 Pendapatan administrasi

2) Pendapatan operasional lainnya

2 Beban Operasional

Beban operasional USP berupa

1) Beban biaya bunga

2) Biaya bunga pinjaman

3) Beban komisi atau profisi

4) Biaya umum dan administrasi

5) Biaya organisasi

3 Beban Non Operasonal

23 Analisa Rasio

231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan

dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau

kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio

menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah

tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa

rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa

baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan

Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio

keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan

dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi

15

serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos

dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya

232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer

dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan

dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan

menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu

informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan

Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan

penting dimasa yyang akan datang

Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan

Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli

menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil

analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan

kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati

Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya

kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah

dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan

tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata

Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan

perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk

16

kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio

keuangan

233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan

Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka

rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun

demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2

yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa

Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi

(Munawir 200268)

a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)

b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)

c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)

Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan

antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio

rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan

penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)

Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat

dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan

yang ingin dicapai yaitu

a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo

b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)

17

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam

memanfaatkan harta yang dimilikinya

c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam

menghasilkan keuntungan

d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio

e Rasio Pasar (Market Ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang

diungkapkan dalam basis perusahaan

24 Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk

memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah

menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh

tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar

yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)

Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak

cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP

N0 9 tahun 1995 adalah

18

1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek

2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun

Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha

koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka

pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat

yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang

jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh

tempo

Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar

utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut

1) Rasio lancar (Current Ratio)

Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang

harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio

dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan

hutang lancar

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang

lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang

benar-benar dibayar

Rumus

Current Ratio =

Hu gLancar

AktivaLancar

tan

X 100

Contoh

Rp 150000000

Rp 300000000 X 100 = 200

19

Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang

baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah

aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal

Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM

2002)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)

Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan

untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar

yang lebih likuid

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi

Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva

yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick

ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan

Rumus

Cash ratio =

Hutang Lancar

Kas + Bank + Piutang

X100

Contoh

Rp 100000000

Rp185000000 X 100 = 185

Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200

(DepKopampPPKM 2002)

25 Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)

20

Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah

dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 11: analisis rasio likuiditas

12) Koperasi lain

11

13) Bank dan Lembaga lain

14) Penerbitan obligasi

15) Sumber Lain yang sah

Menurut Sukamdiyo (1996 77-78) ada beberapa simpanan pada anggota

koperasi antara lain

1) Simpanan pokok

2) Simpanan wajib

3) Simpanan wajib khusus

4) Simpanan sukarela

Modal untuk unit simpan pinjam berupa

1) Modal tetap

11) Modal yang disetor pada awal pendirian

12) Modal tambahan dari koperasi yang bersangkutan

13) Cadangan yang disishkan dari keuntungan koperasi

2) Modal tidak tetap

11) Modal penyertaan

12) Pinjaman dari pihak ketiga

Unit usaha simpan pinjam (USP) sebagai unit koperasi yang

memiliki fungsi menyimpan dana dari anggota maka faktor kepercayaan

dari anggota sangat penting Dengan semakin banyak anggota yang

menyimpan dana ke USP berarti modal USP semakin kuat dan dapat

digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva

tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi

perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri

12

terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP

yang antara lain berupa

1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas

2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan

deposito

3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop

4) Penanaman dalam bentuk surat berharga

5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan

6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain

22 Laporan Keuangan Koperasi

Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud

Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala

keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang

sumber dan penggunaan dana

Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses

akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi

para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan

keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan

sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat

menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai

tujuannya (Harahap 2002 7)

13

Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang

disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan

arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban

pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan

kepada anggota koperasi

Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya

tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain

seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI

dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan

keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan

Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan

keuangan

Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang

pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi

yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan

demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU

No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri

1 Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional USP berupa

1) Pendapatan bunga

1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP

1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito

1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan

berjangka

14

1048707 Pendapatan administrasi

2) Pendapatan operasional lainnya

2 Beban Operasional

Beban operasional USP berupa

1) Beban biaya bunga

2) Biaya bunga pinjaman

3) Beban komisi atau profisi

4) Biaya umum dan administrasi

5) Biaya organisasi

3 Beban Non Operasonal

23 Analisa Rasio

231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan

dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau

kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio

menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah

tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa

rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa

baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan

Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio

keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan

dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi

15

serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos

dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya

232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer

dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan

dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan

menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu

informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan

Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan

penting dimasa yyang akan datang

Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan

Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli

menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil

analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan

kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati

Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya

kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah

dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan

tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata

Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan

perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk

16

kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio

keuangan

233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan

Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka

rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun

demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2

yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa

Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi

(Munawir 200268)

a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)

b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)

c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)

Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan

antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio

rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan

penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)

Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat

dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan

yang ingin dicapai yaitu

a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo

b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)

17

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam

memanfaatkan harta yang dimilikinya

c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam

menghasilkan keuntungan

d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio

e Rasio Pasar (Market Ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang

diungkapkan dalam basis perusahaan

24 Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk

memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah

menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh

tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar

yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)

Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak

cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP

N0 9 tahun 1995 adalah

18

1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek

2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun

Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha

koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka

pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat

yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang

jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh

tempo

Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar

utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut

1) Rasio lancar (Current Ratio)

Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang

harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio

dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan

hutang lancar

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang

lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang

benar-benar dibayar

Rumus

Current Ratio =

Hu gLancar

AktivaLancar

tan

X 100

Contoh

Rp 150000000

Rp 300000000 X 100 = 200

19

Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang

baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah

aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal

Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM

2002)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)

Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan

untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar

yang lebih likuid

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi

Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva

yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick

ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan

Rumus

Cash ratio =

Hutang Lancar

Kas + Bank + Piutang

X100

Contoh

Rp 100000000

Rp185000000 X 100 = 185

Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200

(DepKopampPPKM 2002)

25 Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)

20

Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah

dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 12: analisis rasio likuiditas

digunakan untuk menjaga posisi likuiditas dan investasi dalam aktiva

tetap Dalam aspek permodalan komponen yang dinilai meliputi

perbandingan rasio modal sendiri terhadap asset dan rasio modal sendiri

12

terhadap pinjaman sedangkan total asset adalah merupakan kekayaan USP

yang antara lain berupa

1) Dana atau uang dalam bentuk uang tunai yang disimpan sebagai kas

2) Dana atau uang yang disimpan di bank dalam bentuk giro tabungan dan

deposito

3) Dana yang disimpan di USP dalam bentuk Tabkop dan Sijakop

4) Penanaman dalam bentuk surat berharga

5) Penanaman dalam bentuk pinjaman yang diberikan

6) Penanaman dalam bentuk penyertaan dalam badan usaha lain

22 Laporan Keuangan Koperasi

Menurut Prinsip-Prinsip Akuntansi Indonesia yang dimaksud

Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi-laba serta segala

keterangan yang dimuat dalam lampirannya antara lain laporan tentang

sumber dan penggunaan dana

Laporan keuangan merupakan produk akhir dari suatu proses

akuntansi Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi

para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan

keputusan Disamping sebagai informasi laporan keuangan berperan

sebagai pertanggungjawaban laporan keuangan juga dapat

menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai

tujuannya (Harahap 2002 7)

13

Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang

disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan

arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban

pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan

kepada anggota koperasi

Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya

tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain

seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI

dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan

keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan

Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan

keuangan

Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang

pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi

yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan

demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU

No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri

1 Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional USP berupa

1) Pendapatan bunga

1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP

1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito

1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan

berjangka

14

1048707 Pendapatan administrasi

2) Pendapatan operasional lainnya

2 Beban Operasional

Beban operasional USP berupa

1) Beban biaya bunga

2) Biaya bunga pinjaman

3) Beban komisi atau profisi

4) Biaya umum dan administrasi

5) Biaya organisasi

3 Beban Non Operasonal

23 Analisa Rasio

231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan

dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau

kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio

menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah

tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa

rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa

baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan

Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio

keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan

dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi

15

serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos

dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya

232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer

dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan

dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan

menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu

informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan

Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan

penting dimasa yyang akan datang

Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan

Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli

menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil

analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan

kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati

Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya

kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah

dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan

tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata

Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan

perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk

16

kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio

keuangan

233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan

Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka

rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun

demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2

yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa

Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi

(Munawir 200268)

a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)

b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)

c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)

Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan

antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio

rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan

penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)

Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat

dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan

yang ingin dicapai yaitu

a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo

b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)

17

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam

memanfaatkan harta yang dimilikinya

c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam

menghasilkan keuntungan

d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio

e Rasio Pasar (Market Ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang

diungkapkan dalam basis perusahaan

24 Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk

memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah

menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh

tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar

yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)

Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak

cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP

N0 9 tahun 1995 adalah

18

1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek

2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun

Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha

koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka

pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat

yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang

jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh

tempo

Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar

utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut

1) Rasio lancar (Current Ratio)

Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang

harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio

dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan

hutang lancar

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang

lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang

benar-benar dibayar

Rumus

Current Ratio =

Hu gLancar

AktivaLancar

tan

X 100

Contoh

Rp 150000000

Rp 300000000 X 100 = 200

19

Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang

baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah

aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal

Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM

2002)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)

Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan

untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar

yang lebih likuid

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi

Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva

yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick

ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan

Rumus

Cash ratio =

Hutang Lancar

Kas + Bank + Piutang

X100

Contoh

Rp 100000000

Rp185000000 X 100 = 185

Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200

(DepKopampPPKM 2002)

25 Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)

20

Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah

dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 13: analisis rasio likuiditas

menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan mencapai

tujuannya (Harahap 2002 7)

13

Laporan keuangan koperasi merupakan laporan keuangan yang

disusun untuk dapat menggambarkan posisi keuangan hasil usaha dan

arus kas perusahaan secara keseluruhan sebagai pertanggungjawaban

pengurus atas pengelolaan keuangan koperasi yang terutama ditujukan

kepada anggota koperasi

Laporan keuangan koperasi sebagai badan usaha pada dasarnya

tidak berbeda dengan laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha lain

seperti badan usaha swasta dan badan usaha milik negara Menurut IAI

dalam PSAK No27 tentang Akuntansi perkoperasian paragraf 74 Laporan

keuangan koperasi meliputi Neraca Perhitungan Hasil usaha Laporan

Arus Kas Laporan Promosi Ekonomi Anggota dan catatan atas laporan

keuangan

Perhitungan SHU sesuai dengan UU No 25 tahun 1992 tentang

pokok-pokok perkoperasian pasal 45 ayat (1) adalah pendapatan koperasi

yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan Dengan

demikian SHU sebelum pajak Laporan Perhitungan SHU menurut UU

No25 tahun 1992 pasal 45 terdiri

1 Pendapatan Operasional

Pendapatan operasional USP berupa

1) Pendapatan bunga

1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP

1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito

1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan

berjangka

14

1048707 Pendapatan administrasi

2) Pendapatan operasional lainnya

2 Beban Operasional

Beban operasional USP berupa

1) Beban biaya bunga

2) Biaya bunga pinjaman

3) Beban komisi atau profisi

4) Biaya umum dan administrasi

5) Biaya organisasi

3 Beban Non Operasonal

23 Analisa Rasio

231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan

dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau

kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio

menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah

tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa

rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa

baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan

Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio

keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan

dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi

15

serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos

dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya

232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer

dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan

dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan

menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu

informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan

Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan

penting dimasa yyang akan datang

Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan

Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli

menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil

analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan

kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati

Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya

kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah

dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan

tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata

Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan

perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk

16

kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio

keuangan

233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan

Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka

rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun

demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2

yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa

Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi

(Munawir 200268)

a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)

b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)

c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)

Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan

antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio

rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan

penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)

Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat

dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan

yang ingin dicapai yaitu

a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo

b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)

17

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam

memanfaatkan harta yang dimilikinya

c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam

menghasilkan keuntungan

d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio

e Rasio Pasar (Market Ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang

diungkapkan dalam basis perusahaan

24 Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk

memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah

menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh

tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar

yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)

Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak

cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP

N0 9 tahun 1995 adalah

18

1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek

2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun

Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha

koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka

pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat

yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang

jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh

tempo

Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar

utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut

1) Rasio lancar (Current Ratio)

Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang

harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio

dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan

hutang lancar

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang

lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang

benar-benar dibayar

Rumus

Current Ratio =

Hu gLancar

AktivaLancar

tan

X 100

Contoh

Rp 150000000

Rp 300000000 X 100 = 200

19

Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang

baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah

aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal

Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM

2002)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)

Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan

untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar

yang lebih likuid

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi

Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva

yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick

ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan

Rumus

Cash ratio =

Hutang Lancar

Kas + Bank + Piutang

X100

Contoh

Rp 100000000

Rp185000000 X 100 = 185

Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200

(DepKopampPPKM 2002)

25 Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)

20

Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah

dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 14: analisis rasio likuiditas

1048707 Bunga atas pinjaman yang diperoleh USP

1048707 Bunga dari bank berupa giro tabungan dan deposito

1048707 Bunga dari koperasi berupa tabungan dan simpanan

berjangka

14

1048707 Pendapatan administrasi

2) Pendapatan operasional lainnya

2 Beban Operasional

Beban operasional USP berupa

1) Beban biaya bunga

2) Biaya bunga pinjaman

3) Beban komisi atau profisi

4) Biaya umum dan administrasi

5) Biaya organisasi

3 Beban Non Operasonal

23 Analisa Rasio

231 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio adalah suatu metode untuk mengetahui hubungan

dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laba-rugi secara individu atau

kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir 200237) Rasio

menggambarkan suatu hubungan atau perlambangan antara suatu jumlah

tertentu dengan jumlah lain dan dengan menggunakan alat analisa berupa

rasio yang akan menjelaskan atau menggambarkan kepada penganalisa

baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan

Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio

keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan

dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi

15

serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos

dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya

232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer

dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan

dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan

menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu

informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan

Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan

penting dimasa yyang akan datang

Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan

Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli

menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil

analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan

kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati

Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya

kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah

dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan

tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata

Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan

perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk

16

kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio

keuangan

233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan

Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka

rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun

demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2

yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa

Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi

(Munawir 200268)

a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)

b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)

c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)

Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan

antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio

rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan

penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)

Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat

dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan

yang ingin dicapai yaitu

a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo

b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)

17

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam

memanfaatkan harta yang dimilikinya

c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam

menghasilkan keuntungan

d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio

e Rasio Pasar (Market Ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang

diungkapkan dalam basis perusahaan

24 Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk

memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah

menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh

tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar

yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)

Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak

cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP

N0 9 tahun 1995 adalah

18

1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek

2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun

Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha

koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka

pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat

yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang

jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh

tempo

Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar

utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut

1) Rasio lancar (Current Ratio)

Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang

harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio

dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan

hutang lancar

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang

lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang

benar-benar dibayar

Rumus

Current Ratio =

Hu gLancar

AktivaLancar

tan

X 100

Contoh

Rp 150000000

Rp 300000000 X 100 = 200

19

Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang

baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah

aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal

Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM

2002)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)

Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan

untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar

yang lebih likuid

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi

Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva

yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick

ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan

Rumus

Cash ratio =

Hutang Lancar

Kas + Bank + Piutang

X100

Contoh

Rp 100000000

Rp185000000 X 100 = 185

Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200

(DepKopampPPKM 2002)

25 Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)

20

Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah

dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 15: analisis rasio likuiditas

baik atau buruknya keadaan posisi keuangan suatu perusahaan

Dari definisi tersebut diatas maka dapat disimpulkan analisa rasio

keuangan adalah teknik atau alat untuk mengukur prestasi perusahaan

dalam hal menentukan tingkat likuiditas solvabilitas keefektifan operasi

15

serta derajat keuntungan perusahaan dengan menghubungkan antar pospos

dalam neraca atau laporan rugi-laba atau kombinasi dari keduanya

232 Tujuan dan Kegunaan Analisa Rasio Keuangan

Tujuan dari analisis rasio keuangan adalah membantu manajer

dalam memahami apa yang perlu dilakukan perusahaan sehubungan

dengan informasi yang berasal keuangan yang sifatnya terbatas Dengan

menggunakan rasio-rasio tertentu manajer akan memperoleh suatu

informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dibidang keuangan

Dari informasi tersebut manajer dapat membuta keputusan-keputusan

penting dimasa yyang akan datang

Bagi pihak ekstern analisis rasio keuangan bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan suatu perusahaan

Untuk selanjutnya mereka dapat memutuskan apakah akan membeli

menahan atau menjual saham perusahaan tersebut Apabila dari hasil

analisis perusahaan memiliki kesehatan atau perkembangan keuangan

kurang baik maka investor akan lebih berhati-hati

Manfaat dari analisis rasio keuangan dapat diketahui adanya

kelemahan-kelemahan dari tahun-tahun sebelumnya Manfaat lain adalah

dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan

tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata

Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan

perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk

16

kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio

keuangan

233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan

Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka

rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun

demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2

yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa

Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi

(Munawir 200268)

a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)

b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)

c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)

Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan

antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio

rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan

penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)

Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat

dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan

yang ingin dicapai yaitu

a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo

b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)

17

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam

memanfaatkan harta yang dimilikinya

c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam

menghasilkan keuntungan

d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio

e Rasio Pasar (Market Ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang

diungkapkan dalam basis perusahaan

24 Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk

memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah

menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh

tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar

yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)

Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak

cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP

N0 9 tahun 1995 adalah

18

1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek

2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun

Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha

koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka

pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat

yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang

jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh

tempo

Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar

utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut

1) Rasio lancar (Current Ratio)

Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang

harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio

dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan

hutang lancar

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang

lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang

benar-benar dibayar

Rumus

Current Ratio =

Hu gLancar

AktivaLancar

tan

X 100

Contoh

Rp 150000000

Rp 300000000 X 100 = 200

19

Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang

baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah

aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal

Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM

2002)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)

Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan

untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar

yang lebih likuid

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi

Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva

yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick

ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan

Rumus

Cash ratio =

Hutang Lancar

Kas + Bank + Piutang

X100

Contoh

Rp 100000000

Rp185000000 X 100 = 185

Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200

(DepKopampPPKM 2002)

25 Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)

20

Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah

dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 16: analisis rasio likuiditas

dapat memberikan informasi apakah perusahaan dalam aspek keuangan

tertentu berada diatas rata-rata pada rata-rata atau dibawah rata-rata

Apabila diketahui bahwa perusahaan dibawah rata-rata maka pimpinan

perusahaan akan mencari faktor-faktor yang menyebabkannya untuk

16

kemudian diambil kebijakan keuangan sehingga dapat meningkatkan rasio

keuangan

233 Macam-macam Analisa Rasio Keuangan

Menurut munawir (200268) pada dasarnya banyak sekali angka

rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa Namun

demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2

yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa

Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi

(Munawir 200268)

a Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)

b Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)

c Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)

Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan

antara lain (1) rasio-rasio likuiditas (2) rasio-rasio solvabilitas (3) rasiorasio

rentabilitas (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan

penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir 200269)

Menurut Robert Anggoro (199718-23) rasio keuangan dapat

dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan

yang ingin dicapai yaitu

a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo

b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)

17

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam

memanfaatkan harta yang dimilikinya

c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam

menghasilkan keuntungan

d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio

e Rasio Pasar (Market Ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang

diungkapkan dalam basis perusahaan

24 Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk

memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah

menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh

tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar

yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)

Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak

cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP

N0 9 tahun 1995 adalah

18

1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek

2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun

Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha

koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka

pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat

yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang

jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh

tempo

Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar

utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut

1) Rasio lancar (Current Ratio)

Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang

harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio

dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan

hutang lancar

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang

lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang

benar-benar dibayar

Rumus

Current Ratio =

Hu gLancar

AktivaLancar

tan

X 100

Contoh

Rp 150000000

Rp 300000000 X 100 = 200

19

Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang

baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah

aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal

Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM

2002)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)

Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan

untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar

yang lebih likuid

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi

Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva

yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick

ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan

Rumus

Cash ratio =

Hutang Lancar

Kas + Bank + Piutang

X100

Contoh

Rp 100000000

Rp185000000 X 100 = 185

Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200

(DepKopampPPKM 2002)

25 Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)

20

Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah

dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 17: analisis rasio likuiditas

yang ingin dicapai yaitu

a Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek

untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo

b Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)

17

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam

memanfaatkan harta yang dimilikinya

c Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam

menghasilkan keuntungan

d Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjangnya Rasio ini disebut juga leverage ratio

e Rasio Pasar (Market Ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang

diungkapkan dalam basis perusahaan

24 Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan atau badan usaha untuk

memenuhi kewajiban finansiilnya yang harus segera dipenuhi (Riyanto 199725)

Menurut Nitisemito (1989107) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi seluruh kewajibannya yang harus segera dibayar Jadi likuiditas adalah

menunjukkan koperasi untuk melunasi hutang jangka pendeknya pada saat jatuh

tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar

yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)

Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak

cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP

N0 9 tahun 1995 adalah

18

1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek

2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun

Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha

koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka

pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat

yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang

jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh

tempo

Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar

utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut

1) Rasio lancar (Current Ratio)

Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang

harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio

dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan

hutang lancar

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang

lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang

benar-benar dibayar

Rumus

Current Ratio =

Hu gLancar

AktivaLancar

tan

X 100

Contoh

Rp 150000000

Rp 300000000 X 100 = 200

19

Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang

baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah

aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal

Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM

2002)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)

Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan

untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar

yang lebih likuid

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi

Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva

yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick

ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan

Rumus

Cash ratio =

Hutang Lancar

Kas + Bank + Piutang

X100

Contoh

Rp 100000000

Rp185000000 X 100 = 185

Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200

(DepKopampPPKM 2002)

25 Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)

20

Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah

dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 18: analisis rasio likuiditas

tempo Koperasi simpan pinjam (KSP) dikatakan likuid bila posisi dana lancar

yang tersedia cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek (kewaiban lancar)

Sebaliknya KSP dinyatakan ilikuid bila posisi dana lancar yang tersedia tidak

cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek

Aspek yang perlu diperhatikan dalam menganalisis likuiditas menurut PP

N0 9 tahun 1995 adalah

18

1) Penyediaan aktiva lancar yang mencukupi untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek

2) Rasio antara pinjaman yang diberikan dengan dana yang telah dihimpun

Rasio likuiditas adalah perbandingan yang digunakan badan usaha

koperasi untuk menilai dan menggambarkan posisi keuangan dalam jangka

pendek yaitu untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam menyediakan alatalat

yang likuid (mudah diuangkan) guna menjamin pengembalian hutang-hutang

jangka pendek pada waktunya atau jangka panjang yang telah atau akan jatuh

tempo

Rasio-rasio yang dapat dipakai untuk menentukan kemampuan membayar

utang jangka pendek perusahaan adalah sebagai berikut

1) Rasio lancar (Current Ratio)

Current ratio yaitu kemampuan perusahaan membayar hutang yang

harus segera dipenuhi denagn aktiva lancar (Riyanto 2001332) Current ratio

dapat dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan

hutang lancar

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang

lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang

benar-benar dibayar

Rumus

Current Ratio =

Hu gLancar

AktivaLancar

tan

X 100

Contoh

Rp 150000000

Rp 300000000 X 100 = 200

19

Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang

baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah

aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal

Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM

2002)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)

Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan

untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar

yang lebih likuid

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi

Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva

yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick

ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan

Rumus

Cash ratio =

Hutang Lancar

Kas + Bank + Piutang

X100

Contoh

Rp 100000000

Rp185000000 X 100 = 185

Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200

(DepKopampPPKM 2002)

25 Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)

20

Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah

dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 19: analisis rasio likuiditas

Aktiva lancar menggambarkan alat bayar dan diasumsikan semua

aktiva lancar benar-benar bisa digunakan untuk membayar Sedangkan hutang

lancar menggambarkan yang harus dibayar dan diasumsikan kewajiban yang

benar-benar dibayar

Rumus

Current Ratio =

Hu gLancar

AktivaLancar

tan

X 100

Contoh

Rp 150000000

Rp 300000000 X 100 = 200

19

Menurut Riyanto (2001 26) Current ratio kurang dari 21 dianggap kurang

baik sebab apabila aktiva lancar turun sampai lebih dari 50 maka jumlah

aktiva tidak mencukupi lagi untuk menutup utang lancarnya Standar normal

Current Ratio untuk analisis koperasi sebesar 175-200 (DepkopampPPKM

2002)

2) Rasio Cepat (Quick Ratio Acid Test Ratio)

Riyanto (2001 104) menyatakan Acid test ratio adalah kemampuan

untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar

yang lebih likuid

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi

Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva

yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick

ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan

Rumus

Cash ratio =

Hutang Lancar

Kas + Bank + Piutang

X100

Contoh

Rp 100000000

Rp185000000 X 100 = 185

Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200

(DepKopampPPKM 2002)

25 Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)

20

Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah

dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 20: analisis rasio likuiditas

Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajiban jangka pendek dengan asset yang dimiliki koperasi

Rasio ini lebih tajam dari current ratio karena hanya membandingkan aktiva

yang sangat likuid dengan hutang lancar Jika Current ratio tinggi tapi Quick

ratio rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar dalam

persediaan

Rumus

Cash ratio =

Hutang Lancar

Kas + Bank + Piutang

X100

Contoh

Rp 100000000

Rp185000000 X 100 = 185

Standar normal Acid Test Ratio dalam koperasi adalah 175-200

(DepKopampPPKM 2002)

25 Rasio Aktivitas

Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan

aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan 2005 19)

20

Menurut Tunggal Amin Wijaya (19966) Aktivitas adalah suatu langkah

dalam proses produksi yang memperhatikan untuk menyelesaikan suatu proses

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 21: analisis rasio likuiditas

kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam proses

produksi suatu periode tertentu Aktivitas menggambarkan apa yang koperasi

lakukan cara waktu digunakan proses dan keluaran

Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif koperasi mengelola aktivanya

Jika koperasi memiliki terlalu banyak aktiva maka biaya modalnya akan menjadi

terlalu tinggi dan akibatnya laba akan menurun Disisi lain jika aktiva terlalu

rendah maka penjualan yang menguntungkan akan hilang Rasio aktivitas

berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam berbagai

harta Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio sebagai berikut

1 Receivable Turnover (Piutang Dagang)

Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan

pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

diberikan Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai

dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut yaitu dengan

membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata

Receivable Turnover =

Rata - rata piutang

Kredit yang diberikan X kali

Makin tinggi rasio perputaran menunjukkan modal kerja yang

ditanamkan dalam piutang rendah sebaliknya kalau rasio semakin rendah

berarti ada over investment dalam piutang sehingga memerlukan analisis

21

lebih lanjut mungkin karena bagian kredit dan penagihan bekerja tidak

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 22: analisis rasio likuiditas

efektif atau mungkin ada perubahan dalam kebijaksanaan pemberian kredit

Contoh

Rp 1422942500

Rp 22690010000 X Kali = 16 kali

Standar normal Recevable Turnover dalam koperasi adalah gt15 kali

(DepKopampPPKM 2002)

2 Cash Turnover (Perputaran kas)

Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang

diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi ( Riyanto

1999 95) Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan

kas yang dilakukan oleh koperasi Dikatakan sebagai ukuran efisiensi karena

tingkat perputaran kas menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas

yang telah ditanamkan dalam modal kerja

Rumus

cash turnover =

Rata - rata kas

Kredit yang diberikan X kali

Contoh

Rp 884718900

Rp 41614905000 X Kali = 47 kali

Standar normal untuk cash Turnover dalam koperasi adalah gt45 kali

(DepKopampPPKM 2002)

Jika koperasi memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi maka akan

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 23: analisis rasio likuiditas

semakin baik Hal ini menandakan bahwa pemberian kredit tinggi yang

22

berarti pula koperasi dapat mencapai rentabilitas yang tinggi Sebaliknya

jika rasio ini rendah menandakan bahwa pemberian kredit juga rendah atau

banyak dana yang tertanam dalam kas Jika kas terlalu besar jumlahnya dan

tidak digunakan untuk investasi (iddle money) maka koperasi akan

mendapatkan tingkat rentabilitas yang rendah

26 Rentabilitas

Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba

dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut Dengan kata lain

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba

selama periode tertentu Pada umumnya rentabilitas dapat dirumuskan

Rentabilitas =

Modal

Laba Usaha X 100

Menurut Bawsir ( 1997 173) yang dimaksud rentabilitas adalah

kemampuan dalam menghasilkan laba baik dengan menggunakan data eksternal

maupun dengan data internal Dari kedua pernyataan tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam

menghasilkan laba selama periode tertentu yang dinyatakan dalam prosentase

Rentabilitas suatu koperasi diukur dengan kesuksesan koperasi dan

kemampuan menggunakan aktiva yang produktif Dengan demikian rentabilitas

suatu koperasi dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 24: analisis rasio likuiditas

dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau modal koperasi tersebut

Menurut Riyanto ( 1997 36) Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu

Rentabilitas ekonomi dan Rentabilitas modal sendiri

23

1) Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan

modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam prosentase (Riyanto 1997 36) Oleh karena

pengertian Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi

penggunaan modal dalam suatu perusahaan maka Rentabilitas ekonomi sering

pula dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh

modal yang bekerja didalamnya dalam menghasilkan laba

Rentabilitas ekonomi =

Total Aktiva

Laba Usaha (SHU) X 100

Rentabilitas ekonomi atau sering disebut earning power mempunyai arti

penting dalam perusahaan maka perlu diusahakan agar Rentabilitas

meningkat Menurut Riyanto (1997 37) tinggi rendahnya Rentabilitas

dipengaruhi oleh dua faktor

11) Profit margin

Adalah perbandingan antara laba usaha dengan penjualan usaha yang

dinyatakan dalam persentase

Profit Margin =

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 25: analisis rasio likuiditas

Penjualan Usaha

Laba Usaha X 100

12) Turnover of Operating Asset ( tingkat perputaran aktiva usaha)

Adalah kecepatan berputarnya operating asset dalam suatu periode

tertentu Perputaran tersebut dapat ditentukan dengan membagi

penjualan bersih dengan modal usaha

Turnover of Operating Asset =

Modal Usaha

Penjualan Bersih X 100

24

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa profit margin

dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan

Sedangkan operating asset turnover dimaksudkan untuk mengetahui

efisiensi perusahaan dengan melihat pada kecepatan perputaran

operating asset dalam suatu periode tertentu Hasil akhir dari

percampuran keduanya ini menentukan tinggi rendahnya earning power

Oleh karena itu makin tinggi tingkat profit margin atau operating asset

turnover masing-masing atau keduanya akan mengakibatkan naiknya

earning power Hubungan antara keduanya dapat digambarkan sebagai

berikut

Rentabilitas = Profit Margin X Operating asset turnover

=

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 26: analisis rasio likuiditas

Penjualan Bersih

Laba Usaha X

Modal Usaha

Penjualan Bersih

=

Modal Usaha

Laba Usaha

2) Rentabilitas modal sendiri

Rentabilitas modal sendiri atau sering dinamakan Rentabilitas usaha

adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi pemilik modal

sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba

tersebut dilain pihak Dengan kata lain rentabilitas modal sendiri adalah

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya

untuk menghasilkan keuntungan (Riyanto 1997 44)

Rentabilitas Modal sendiri =

Modal sendiri

Laba Usaha (SHU) X 100

25

Faktor- faktor penentu tinggi rendahnya rentabilitas modal sendiri adalah

a Rentabilitas Ekonomi

Tingkat rentabilitas ekonomi dapat mempengaruhi rentabilitas

modal sendiri dalam hal ini dapat dilihat pada unsur yang berhunungan

dengan rentabilitas modal sendiri Menurut Riyanto (1997 36)

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 27: analisis rasio likuiditas

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba dengan modal

sendiri dan modal pinjaman yang dipergunakan untuk menghasilkan laba

tersebut dan dinyatakan dalam persentase Maka jelas rentabilitas

ekonomi mempunyai hubungan erat dengan rentabilitas modal sendiri

mengingat besar kecilnya keuntungan atau laba menjadi hak para pemilik

modal

b Tingkat bunga modal pinjaman

Laba yang diperhitungkan didalam menghitung rentabilitas modal

sendiri adalah laba bersih yaitu laba kotor setelah dikurangi bunga modal

pinjaman dan pajak perseroan Semakin tinggi tingkat bunga modal

pinjaman yang harus dibayar berarti akan memeperkecil laba yang

menjadi bagian pemilik modal sendiri

c Tingkat pajak pendapatan

Penghasilan kena pajak dihitung dengan mengurangi semua biaya

termasuk penyusutan dan bunga dari pendapatan kotornya Semakin tinggi

tingkat pajak yang ditentukan pemerintah maka akan memperkecil laba

yang menjadi hak bagi pemilik dan sebaliknya Hal ini menyebabkan

rentabilitas modal sendiri terpengaruh

26

27 Kerangka Berfikir

KPRI merupakan koperasi primer yang anggotanya para pegawai

negeri di Indonesia KPRI bertujuan mencari laba untuk melanjutkan

usahanya watak sosial ditujukan bahwa koperasi mencari laba bukan untuk

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 28: analisis rasio likuiditas

perseorangan tetapi untuk kemakmuran seluruh anggota Untuk mewujudkan

tujuan tersebut koperasi menjalankan aktivitas usahanya memperhatikan

bagaimana upaya yang dapat dilakukan agar posisinya tetap menguntungkan

sehingga kelangsungan usahanya dapat terjaga Agar keberlangsungan usaha

koperasi tetap terjaga koperasi harus dikelola dengan baik Salah satu aspek

pengelolaannya adalah dengan melakukan pencatatan dalam suatu sistem

pembukuan yang disebut akuntansi Hasil akhir dari proses akuntansi adalah

laporan keuangan yang menunjukkan hasil-hasil usaha koperasi dan keadaan

keuangan koperasi

Laporan keuangan didalamnya terdapat informasi yang sangat

berharga dalam menilai suatu perusahaan atau koperasi Disamping sebagai

alat pertanggungjawaban pengurus kepada anggota yang tidak kalah penting

selain laporan keuangan koperasi adalah analisa rasio keuangan Rasio akan

mempermudah dalam upaya pembandingan kinerja koperasi dengan Standar

dari DepKopampUKM 2002 Dari hasil analisis dapat diketahui kesehatan

koperasi dan perkembangan koperasi Analisa rasio dapat menunjukkan

hubungan diantara pos-pos yang terpilih dari data laporan keuangan serta

untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan finansial koperasi

27

Untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban

jangka pendeknya yang harus segera di penuhi dengan menggunakan aktiva

lancar dapat dilihat tingkat likuiditasnya melalui Current ratio dan Acid Test

Ratio sedangkan untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam mengelola

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 29: analisis rasio likuiditas

aktivanya dapat dilihat tingkat aktivitasnya melalui Receivable Turnover dan

Cash Turnover

Current ratio menunjukkan tingkat keamanan (Margin of safety)

kreditur jangka pendek atau kemampuan koperasi untuk membayar hutanghutang

tersebut Semakin tinggi current ratio menunjukkan adanya kelebihan

uang kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan

sekarang atau dengan asumsi bahwa semua aktiva lancar dikonversikan

kedalam kas Adanya kelebihan uang kas menyebabkan sebagian

menganggur dalam suatu kopeasi dikarenakan dana tersebut tidak digunakan

untuk operasi Jika terlalu lama sebuah kopeasi memiliki dana menganggur

maka mengalami penurunan pendapatan dikarenakan kehilangan kesempatan

untuk menginvestasikan dananya yang akibatnya laba juga akan menurun

Sehingga dari uraian diatas dapat dipahami bahwa tingginya current ratio

akan mempengaruhi laba

Acid Test Ratio adalah kemampuan koperasi dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan tidak memperhitungkan persediaan

Tingginya Acid test rasio berarti adanya investasi yang besar di koperasi

Dengan demikian akan mengakibatkan adanya dana yang menganggur

karena dana tersebut tidak digunakan untuk investasi sehingga tidak ada

28

kembalian yang akan diperoleh koperasi dengan demikian rentabilitas

koperasi akan menurun

Cash Turnover yaitu dengan membagi total kredit yang diberikan

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 30: analisis rasio likuiditas

dengan kas rata-rata Pada tingkat perputaran kas yang tinggi pada satu sisi

volume penjualan menjadi tinggi sedangkan lain biaya atau resiko yang

ditanggung menjadi besar Besarnya laba yang diterima koperasi akan

membuat tingkat rentabilitas ekonomi menjadi tinggi Dengan demikian

tingkat perputaran kas mempengaruhi tingkat rentabilitas ekonomi Semakin

cepat atau tinggi tingkat perputaran kas semakin tinggi pula tingkat

rentabilitas ekonomi

Receivable turnover yaitu dengan membagi total kredit yang

diberikan dengan piutang rata-rata Tinggi rendahnya tingkat perputaran

piutang mempunyai efek yang langsung terhadap besar kecilnya modal yang

diinvestasikan dalam piutang Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi

disatu sisi akan menghasilkan jasa pinjaman atau laba dalam jumlah yang

banyak sedangkan pada sisi lain adalah meminimalkan biaya Dengan

demikian laba bersih yang diterima perusahaan akan mempertinggi tingkat

rentabilitas ekonomi semakin lama semakin kecil tingkat perputaran piutang

dalam satu periode Dengan demikian tingkat perputaran piutang akan

mempengaruhi rentabilitas

Dari uraian tersebut dapat digambarkan dalam skema sebagai

berikut

29

Gambar 1

Skema Kerangka Berfikir

28 Hipotesis

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 31: analisis rasio likuiditas

Dalam penelitian ini perlu diberikan hipotesis dimana hipotesis ini

merupakan dugaan yang mungkin benar mungkin salah Hipotesis menurut

Djarwanto PS dan Pangestu Subagio (1995183) adalah pernyataan mengenai

suatu hal yang harus diteliti kebenarannya Dengan demikian hipotesis merupakan

anggapan sementara bersifat sebagai pedoman untuk mempermudah jalannya

penelitian Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1 Ada pengaruh rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap rentabilitas

ekonomi

2 Tidak ada pengaruh antara rasio likuiditas dan rasio aktivitas terhadap

rentabilitas ekonomi

Current Ratio

Likuiditas

(X1)

Lapo

ran

Keua

ngan

Bisnis

KPRI

Rentabilitas

ekonomi

(Y)

Standar

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover

Page 32: analisis rasio likuiditas

DepKopamp

UKM 2002

Acid Test Ratio

Recievable turnover

Aktivitas

(X2)

Cash turnover