issn: 1858-4721 etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan...

108
i

Upload: doandat

Post on 05-Jun-2019

283 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

i

Page 2: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

ii

ISSN: 1858-4721 Nomor 12 Tahun 6 September 2010

Etnomusikologi

Jurnal Ilmu Pengetahuan Seni

Departemen Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara

Medan

Page 3: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

iii

Etnomusikologi Jurnal Ilmu Pengetahuan Seni

ISSN: 1858-4721

Pelindung Rektor Universitas Sumatera Utaa Penasehat Dekan Fakultas Sastra USU, Dr. Syahron Lubis, M.A. Guru Besar Etnomusikologi FS USU, Prof. Drs. Mauly Purba, M.A., Ph.D. Penanggung Jawab Ketua Departemen Etnomusikologi FS USU, Dra. Frida Deliana Harahap, M.Si. Ketua Penyunting Drs. Muhammad Takar, M.Hum. Ph.D. Wakil Ketua Penyunting Dra. Frida Deliana Harahap, M.Si. Dra. Heristina Dewi, M.Pd. Dewan Penyunting Drs. Perikuten Tarigan, M.Si., Drs. Irwansyah Harahap, M.A., Drs. Torang Naiborhu, M.Hum., Drs. Bebas Sembiring, M.Si., Dra. Rithaony Hutajulu, M.A., Arifni Netriroza, SST., M.A., Drs. Setia Dermawan Purba, M.Si., Drs. Fadlin, M.A., Drs. Kumalo Tarigan, M.A. Alamat Penyunting: Gedung Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara, Jln. Universitas No. 19, Kampus USU, Padangbulan, Medan, umatera Utara, Telefon/Faks: 061-8215956, Email: [email protected]

Etnomusikologi menerima sumbangan tulisan tentang illmu-ilmu seni dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang belum pernah diterbitkan dalam media cetak lain. Penulis yang artikelnya dimuat dalam Jurnal ini akan memperoleh imbalan dua eksemplar Jurnal Etnomusikologi. Semua tulisan yang diterbitkan dalam Etnomusikologi tidak harus menggambarkan pendapat dan pikiran para penyunting. Harga langganan per tahun untuk 2 nomor Etnomusikologi adalah Rp 40.000,oo untuk pelanggan pribadi dan Rp 60.000,oo untuk pelanggan lembaga/perpustakaan, ditambah ongkos kirim Rp 10.000,oo.

Page 4: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

iv

Etnomusikologi, Nomor 14 Tahun 7 Oktober 2011 ISSN: 1858-

4721

DARI PENYUNTING

Seni adalah hasil kebudayaan manusia. Maknanya manusia itu memerlukan keindahan dalam segenap aspek kehidupannya. Keindahan ini amatlah fungsional. Selain itu seni dapat menyebar dari satu kelompok manusia ke kelompok manusia lain, yang lazim disebut dengan difusi. Penyebaran seni ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup

Dalam terbitan nomor 14 tahun 7, Oktober 2011 kali ini, Etnomusikologi, Jurnal llmu Pengetahun Seni, menekankan kepada aspek seni dalam kehidupan masyarakat. Terdapat empat penulis yang menyumbangkan pikiran-pikirannya dalam bentuk artikel. Keempat penulis ini adalah dosen-dosen di lingkungan Departemen (Program Studi) Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumaera Utara. Mereka memiliki kapasitas keilmuan di bidang etnomusikologi, dengan kajian kasus-kasus khusus.

Dimulai dari pengkajian terhadap Perleboh yaitu nyanyiian ritual dalam budaya masyarakat Karo. Ini dikaji oleh Kumalo Tarigan. Kemudian Muhammad Takari mengkaji seni budaya dalam pembinaan karakter bangsa Indonesia. Dilanjutkan oleh Arifni Netrorosa yang mengkaji konsep tari dan tari inai dalam kebudayaan Melayu. Selanjutnya Heristina Dewi mendeskripsikan keberadaan seni budaya Melayu dan enkulturasinya kepada generasi muda. Akhirnya redaksi mengucapkan, “Selamat menikmati tulisan-tulisan tersebut dan salam kesenian.”

Muhammad Takari

Page 5: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

v

Etnomusikologi, Nomor 14 Tahun 7 Oktober 2011 ISSN: 1858-4721

DAFTAR ISI

Dari Penyunting i Daftar Isi ii

Kandungan Teks dan Struktur Melodi Perleboh sebagai Nyanyian Ritual Karo Kumalo Tarigan

1-9

Seni Budaya dan Karakter Bangsa Muhammad Takari

10-40

Konsep dan Deskripsi Tari Inai dalam Budaya Melayu Arifni Netrirosa

41-72

Seni Budaya Melayu dan Proses Pendidikannya Heristina Dewi

73-110

Page 6: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

vi

Page 7: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Kumalo, Kandungan Teks

1

Etnomusikologi, Nomor 14 Tahun 7 Oktober 2011 ISSN: 1858-4721

KANDUNGAN TEKS DAN STRUKTUR MELODI PERLEBOH SEBAGAI

NYANYIAN RITUAL KARO

Kumalo Tarigan Dosen Etnomusikologi

Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

Abstract Perleboh is a Karo ritual songs which must be presented in any ritual. The lyrics contain 6 (six) hold, namely 1) calling the heirs spirits of presenter, 2) the purpose of calling the heirs spirits of presenter, 3) calling the spirits teachers of presenter, 4) the purpose calling the spirits teachers of presenter , 5) calling the spirits guide of presenter, and 6) the purpose calling the spirit guiding of presenter. The melody of the perleboh can be clasified as declamatory or melodic and can be sung melismatically or syllabically. The melodic songs are based on 5, 4, 3, or 2 pitches.

Pendahuluan Perleboh merupakan satu jenis nyanyian ritual pada masyarakat Karo. Penyajiannya biasanya dilakukan dalam upacara ritual baik dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat umum maupun untuk kepentingan yang yang bersifat individu. Menyajikan perleboh dilakukan dengan vokal saja tanpa iringan alat musik baik yang disajikan dengan cara verbal maupun dengan cara bernyanyi. Perbedaan penyajian dengan cara verbal dan cara menyanyi adalah penyajian dengan cara bernyanyi dianggap mempunyai makna “lebih.” Oleh sebab itu penyajiannya lebih sering dilakukan dengan cara bernyanyi. Biasanya penyaji adalah seorang dukun, namun dapat juga disajikan oleh masyarakat umum. Perleboh yang menjadi bahan kajian dalam tulisan ini adalah yang disajikan dengan cara bernyanyi.

Page 8: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

2

Perleboh yang disajikan dengan cara bernyanyi bagaimanapun pasti mempunyai satu komposisi tersendiri, sebagaimana layaknya sebuah lagu. Dengan demikian dapat dikaji baik dari aspek lirik maupun dari aspek melodinya. Banyak hal yang menarik dari kajian lirik maupun melodi, namun dalam kesempatan ini saya memperhatikan kandungan pada lirik dan struktur musik pada melodi.

Untuk memahami kandungan lirik dan struktur melodi perleboh diperlukan komposisi perleboh. Untuk itu diperlukan transkripsi nyanyian dari perleboh, baik liriknya maupun melodinya. Hasil transkripsi dapat dianalisis untuk menunjukkan bahwa liriknya mempunyai kandungan-kandungan tertentu disamping juga mempunyai struktur melodi. Menjelaskan kandungan dapat dilakukan dengan pendekatan memahami makna lirik perleboh. Sementara untuk memperlihatkan struktur melodinya dilakukan dengan memerhatikan, irama, tangga nada dan pergerakan nada yang terdapat pada melodi. Untuk mengetahui iramanya dapat dilakukan dengan membuat ketukan yang konstan atau beat. Tangga nada akan diketahui dengan pendekatan akumulasi daripada nada modal dalam melodi yang disusun dari nada yang terendah menuju nada yang tertinggi atau sebaliknya. Sementara memperhatikan gaya nyanyian perleboh dapat diketahui dengan memperhatiakan jumlah nada pada setiap silabel. Arti Perleboh

Mengartikan perleboh secara singkat dan tepat dalam konteksnya sebagai naynyian atau musik vokal memang agak susah. Kata perleboh ber asal dari kata per dan leboh. Leboh artinya panggil, erleboh artinya memanggil, dengan begitu boleh jadi perleboh dapat diartikan pemanggilan. Berdasarkan urain ini dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan. Namun untuk memahami arti yang lebih luas harus memahami arti yang terkait dengan konteks penyajiannya. Karena perleboh tidak pernah berdiri sendiri dalam arti selalu

Page 9: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Kumalo, Kandungan Teks

3

disajikan dalam upacara ritual. Seperti dalam upacara erpangir ku lau ( penyucian diri) dan raleng tendi ( memanggil roh manusia yang masih hidup) ataupun upacara ritual yang lain. Bagaimanapun liriknya berguna untuk memenuhi keperluan orang yang menyajikannya. Dengan demikian orang yang menciptakan teks perleboh senatiasa berdasarkan kandungan yang diperlukan.

Di sisi lain, lirik dan melodi bersatu sehingga tercipta suatu komposisi yang disebut perleboh. Lirik perleboh tidak berbentuk pantun, demikin juga melodi perleboh tidak mempunyai acuan kepada salah satu alat musik tradisional Karo. Lirik dan melodi perleboh tercipta dari dorongan hati orang yang menyajikan secara improvisasi. Kandungan Lirik Perleboh

Memperhatikan rangakain lirik perleboh dapat di kemukakan bahwa kandungan lirinya dapat dibagai menjadi (6) enam bagian. Masing-masing bagian dapat dilihat seperti dibawah ini:

i. Memanggil Arwah Ahli Waris Penyaji a. Mari dage nini b. Kam nini si mate sada wari c. Bage kape perkakukakun jabu d. Bage ka pe bicara guru puang bicara guru Terjemahannya: a. marilah nenek, b. kamu nenek si yang meninggal karena kecelakaan, c. demikian juga arwah mengawal keluarga, d. demikian juga kamu arwah yang meninggal pada masa masih bayi, dan yang meniggal dalam kandungan ii. Tujuan Memanggil Ahli Waris a. Kawali dage kami nini b. Sebab kam ngenda kerina pengendesen kami

Page 10: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

4

Terjemahannya: a. jagalah kami nenek, b. sebab kepadamu semuanya kami menyerahkan iii. Memanggil Arwah Guru Penyaji a. Dage nini bulang mari dage b. Enda lit kerjanta tarigan mergana Terjemahannya: a. demikian juga kamu arwah kakek saya, b. ini ada pekerjaan kita kakek yang berklan tarigan, vi. Tujuan Memanggil Arwah Guru Penyaji a. Maka kam kuleboh pe nini bulang b. Sebab kam kap ndube singajari aku c.Kam kap ndube mereken perpedahen man bangku nini bulang tarigan mergana d. Endam dahinta nini bulang maka reh dage kam e. Maka ras-ras kita erban pangir balik karaben e nini bulang Terjemahannya: a. maka saya memanggil kamu kakek, b. sebab kamu dahulu memberikan pembelajaran kepada saya, c. kamu dahulu memberikan nasehat kepada saya kakek yang berklan tarigan, d. inilah pekerjaan kita kakek maka datanglah kamu, e. maka bersama-sama kita membuat bahan penyuci yang mengembalikan sore hari ini kakek. v. Memanggil Roh Penuntun Penyaji a. Mari dage nande mari dage turang nande karo b. Mari nande karo si erpengianken deleng sibayak c. Mari dage pinem mergana mari dage nande ginting d. Berkat dagena kena turang beru sembiring beru ribu e. Mari dage mari ras kita erban pangir kita Terjemahannya: a. marilah perempuan yang berklan karo-karo,

Page 11: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Kumalo, Kandungan Teks

5

b. marilah perempuan yang berklan karo-karo yang bertempat di gunung ‘sibayak’, c. marilah kamu yang berklan pinem marilah perempuan yang berklan ginting, d. berangkatlah kamu perempuan yang berklan sembiring yang berklan ribu, e. marilah perempuan dari etnis Jawa membuat bahan penyuci kita. vi. Tujuan Memanggil Roh Penuntun Penyaji a. Engkawali dagena kena kerina b. Maka ula juru tarigan mergana e parang anak sintengah Terjemahannya: a. menjaga lah kamu semuanya, b. maka tidak memalukan saya yang berklan taigan anak yang tengah ini. Struktur Melodi Irama Perleboh

Lirik dinyanyikan secara bebas sehingga melodi mempunyai meter bebas (free meter). Kata yang menjadi lirik nyanyian tidak berbentuk pantun dan tidak terikat dengan jumlah silabel. Dengan demikian , panjang pendeknya frasa melodi bervariasi. Bahasa yang digunakan bersifat atonal, yang arti kata tidak berubah mengikut perubahan nada. Nyanyian berbentuk bagian-bagian (sectional) yang disebut dengan frasa-frasa melodi. Frasa melodi perleboh dinyanyikan dengan berdeklamasi dan bermelodi. Nyanyian berdeklamasi yaitu melagukan atau menyanyikan teks dengan satu nada yang sama terus menerus atau menyanyikan teks dengan baris melodi yang ber tangga nada 2-nada atau tangga nada 3-nada, tetapi melodi bertumpu kepada satu nada saja. Sementara nyanyian bermelodi apabila melodi mempunyai pergerakan nada yang lebih dinamis, dalam erti tidak secara terus menerus bertumpu pada satu nada. Tangga Nada

Page 12: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

6

Frasa melodi sekurang-kurangnya bertangga nada 2-nada, namun nyanyian bertahan pada satu nada saja. Hal yang demikian menyebabkan nyanyian tersebut bersifat berdeklamasi. Sedangkan frasa melodi yang bertangga nada 4-nada dan 5-nada, walaupun sering bertahan pada satu nada saja, tetapi ada bagian yang mempunyai pergerakan nada yang lebih dinamis, menyebabkan nyanyian bersifat bermelodi. Nyanyian bermelodi dan berdeklamasi dapat dilihat pada potongan perleboh seperti dibawah ini:

Contoh 1. Potongan Melodi Perleboh

Frasa melodi 1 dan 2 bersifat bermelodi, sementara frasa 3 dan 4 adalah bersifat berdeklamasi. Frasa melodi 1 bertangga nada 5-nada, e-f-a-b-c . Tetapi frasa melodi 2 bertangga nada 4-nada, e-f-a-b, dan frasa melodi 3 dan 4 bertangga nada 2-nada, e-a. Melodi yang bertangga nada 3-nada, e-f-a, terdapat pada frasa melodi 6, seperti dibawah ini:

Page 13: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Kumalo, Kandungan Teks

7

Contoh 2.

Potongan Melodi Perleboh

Melodi yang bertangga nada 5-nada atau tangga nada pentatonik pada perleboh mempunyai struktur interval empat jenis. Interval dua minor terdapat pada antara nada pertama ke nada kedua dan antara nada keempat ke nada kelima. Interval dua major, terdapat pada antara nada ketiga ke nada keempat. Interval tiga major terdapat pada interval antara nada kedua ke nada ketiga. Interval lima perfek terdapat pada nada ketiga ke nada pertama. Struktur interval itu juga terdapat pada melodi yang bertangga nada 4-nada. Pada melodi yang bertangga nada 3-nada, e-f-a, maka struktur intervalnya, tiga jenis, yaitu dua minor, tiga major dan lima perfek. Tetapi pada melodi yang bertangga nada 3-nada, e-a-b, struktur intervalnya, perfek empat, dua major dan lima perfek. Sementara pada melodi yang bertangga nada 2-nada, e-a, struktur intervalnya empat perfek dan lima perfek. Gaya Nyanyian

Satu lagi ciri yang penting dalam nyanyian perleboh adalah gaya melisma dan silabik. Hampir semua frasa nyanyian bermelodi pada perleboh mempunyai gaya melisma, kecuali pada beberapa frasa. Tetapi ada beberapa frasa nyanyian berdeklamasi pada perleboh mempunyai gaya silabik pada akhir frasa. Nyanyian bermelodi dan berdeklamasi serta gaya melisma dan silabik pada perleboh silih berganti. Hal seperti ini terjadi pada semua nyanyian perleboh.

Page 14: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

8

Penutup Keberadaan perleboh sebagai suatu nyanyian ritual pada masyarakat Karo mempunyai makna yang sangat penting. Hal ini dapat dilihat dari kandungan liriknya yang memuat pemanggilan terhadap beberap jenis roh yang berada alam gaib. Ini menunjukkkan bahwa kehidupan alam nyata dan alam gaib dalam pandangan budaya Karo berdampingan dan manusia dapat menggunakannya untuk keperluan kesejahteraan kehidupannya. Secara musikal nyanyian ini mempunyai meter bebas atau free meter, dan menggunakan tangga nada 5, 4, 3 dan 2 nada. Lirik dinyanyikan dengan gaya melesmatis dan silabis. Bibliografi Bangun, Elieser, 1994. Studi Deskriptif dan Musikologis Ioio:

Musik Vokal Dalam Konteks Ngampeken Jinujung Pada Masyarakat Karo di Kelurahan Ladang Bambu Kecamatan Medan Tuntungan Kodya Medan. Skripsi S1, Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Bangun, Fariana, 1992. .Deskripsi Peranan Gendang Kulcapi Dalam Upacara Erpangir Ku Lau di Berastagi. Skripsi S1, Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Ginting, Risman, 1994. Kajian Tekstual dan Musikologis Io-io Suatu Nyanyian Tradisional Karo di Desa Panribuan Kecamatan Dolok Silau Kabupaten Simalungun. Skripsi S1, Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Kumalo Tarigan, 2005. Mangmang: Analisis Dan Perbandingan Senikata dan Melodi Nyanyian Ritual Karo Di Sumatera Utara, Tesis S2, USM , Malaysia

Lang, Andrew, 1996. Myth, Ritual and Religion. London: Senate. Miles, John (ed.), 1981. Oral Taditional Literature. A Festscrifft

for Albert Bateslord. Slavica Pub.

Page 15: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Kumalo, Kandungan Teks

9

Putro, Brahma, 1981. Karo dari Zaman ke Zaman. Medan: Yayasan Massa.

Prinst, D. & Prinst, D., 1985. Sejarah dan Kebudayaan Karo. Jakarta: CV. Irama

Smart, Ninian, 1973. The Phenomenon of Religion. New York: Macmillan Press.Ltd.

Sitanggang, Tumbor A., 1996. Kajian Tekstual dan Musikal Didong Doah Suatu Nyanyian Menidurkan Anak Pada Masyarakat Karo di Desa Suka Kecamatan Tiga Panah Kabupataen Karo. Skripsi S1, Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Sitepu, Bujur, 1975. Mengenal Kebudayaan Karo. Tanpa Penerbit (home prss).

Tambun, P., 1960, Adat Istiadat Karo: Jakarta Balai Pustaka. Tentang Penulis Kumalo Tarigan adalah salah seorang etnomuskolog awal di Sumatera Utara. Ia begitu meminati kajian saintifik terhadap musik tradisional Karo. Ia juga adalah seorang penari dan pemusik sekali gus. Kumalo Tarigan menamatkan sarjana seninya di Jurusan Etnomusikologi FS USU tahun 1985. Kemudian melanjutkan studi strata dua di Universiti Sains Malaya Pulaupinang. Kini sedang melakukan studi doktoral etnomuskologi di tempat yang sama.

Page 16: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

10

Etnomusikologi, Nomor 14 Tahun 7 Oktober 2011 ISSN: 1858-4721

SENI BUDAYA DAN KARAKTER BANGSA

Muhammad Takari Dosen Etnomusikologi

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Abstract Indonesia is one the biggest contry in Southeast Asia area. Idnoensia will be continued the Nusantara archipelago, which enriched by two Imperium, Srivijaya and Majapahit. The history era in Indonesia can bbe divided into animism and dynamism (to the first century), Hinduism and Buddhism ( first to thirteenth century), Islam (form thirteenth century), the European colonialism (since sixteenth century to twentieth century), the era of freedom (1945 to now). Indonesian has been shaped a national identity which their life philosophy, Pancasila. Every Indonesian citizen must be based on national character as: integrity, love their nation and country, toleran, religious, etc.

Pendahuluan Sebagai warga negara Indonesia, kita bangga dengan berbagai “keunggulan” bangsa ini. Misalnya kita selepas tiga setengah abad dijajah Belanda, dapat merdeka dengan perjuangan yang panjang. Begitu pula pada masa sekarang ini, kita memiliki jumlah penduduk nomor kelima terbesar di dunia, yaitu lebih dari 240 juta jiwa, dengan segala masalah dan keberhasilan sosiobudaya dan teknologinya. Bahkan kalau di tingkat Asia Tenggara, Negara Kesatuan Republik Indonesi (NKRI) adalah negara yang terbesar penduduknya yaitu sekitar 240 juta jiwa, dengan wilayah kepualauan yang terluas, dan memiliki peran dan geopolitik yang paling menonjol.1

1Di peringkat internasional kita pernah menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika, tahun 1955, yang menghasilkan dasasila Bandung. Prinsipnya melalui konferensi ini bangsa-bangsa Asia dan Afrika ingin bebas dari cengkeraman kolonialisme, yang telah berabad-abad berlangsung. Mereka juga tidak mau ditarik dalam dua polarisasi ideologi dan kekuasaan yaitu liberalisme dan sosialis-komunisme. Muncullah kelompok negara-negara non-blok, yang dampak positifnya terasa sampai sekarang dalam konteks politik internasional. Indonesia juga berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia. Bahkan

Page 17: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Takari, Seni Budaya

11

Seterusnya bangsa ini juga memiliki prestasi-prestasi internasional, seperti berkali-kali siswa-siswi sekolah menengahnya memenangkan olimpiade fisika dan matematika. Seni budaya di Asia Tenggara pun sebahagian besarnya tumbuh dan berkembang di Indonesia. Kawasan Indonesia juga merupakan induk dari Dunia Melayu bersama Malaysia dan Brunei Darussalam. Peran strategis dapat dimainkan dalam rangka mengintegrasikan umat Melayu di kawasan ini, serta diaspora Melayu di seluruh dunia. Ke masa depan peran ini terus perlu dikembangkan oleh organisasi sosiobudaya atau antar pemerintah di kawasan ini, sambil memperbaiki kinerja sosiobudaya dari dalam, yang lazim disebut sebagai inovasi. Namun di tengah-tengah keberhasilan dan kebanggan tersebut, kita juga tidak lupa, ada berbagai faktor yang berasal dari dalam atau dari luar, yang bisa menghambat daya lesat perkembangan segala bidang, bangsa Indonesia dalam konteks Dunia Melayu, Dunia Islam, dan global. Yang dapat kita rasakan adalah “penyakit” korupsi yang tidak mereda. Kemudian pencarian demokrasi cara kita, yang selalu menimbulkan permasalahan. Kita masih mencari-cari format yang tepat bentuk pemerintahan, antara sentralisasi atau desentralisasi, antara unitarianisme atau federalisme, antara pemusatan pemerintahan atau otonomi provinsialis. Begitu juga kita masih “kebingungan” menentukan kebijakan perekonomian. Haruskah kita menjadi negara yang liberal, yang semua keputusan ditentukan oleh mekanisme pasar. Atau kita menjadi negara yang sosialis, yang serba diatur oleh negara, atau gabungan keduanya, atau memiliki ciri khas sendiri, misalnya perekonomian khas Indonesia yang berdasar pada nilai-nilai Pancasila. Dalam kenyataannya berbagai aset negeri ini “dikuasai” oleh asing, menyebabkan kita sebagai tuan rumah menjadi asing di negeri sendiri.

Namun demikian, sebagai warga Indonesia yang mencintai negeri ini, kita pun tidak boleh apatis dan serba menyalahkan pemimpin atau orang lain, yang kita pandang tidak betul dan bijaksana. Masih ada Tuhan yang selalu beserta kita. Rintisan-rintisan menuju ke masa depan yang lebih baik, tidak pernah berhenti kita lakukan. Kita pun percaya ada merelakan Timor Timur (kini Timor Leste) menjadi negara merdeka, untuk membuktikan kepada dunia kita bukan bangsa penjajah.

Page 18: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

12

campur tangan Tuhan dalam memelihara negeri ini dari perbuatan-perbuatan insan yang tidak bertanggung jawab. Ikhtiar perlu terus kita lakukan untuk menjadikan bangsa ini menjadi unggul dan bermartabat, dengan tetap menjunjung konsistensi integrasi sebagai makhluk, baik secara internal dan eksternal. Di antaranya adalah melalui pembentukan karakter yang didukung oleh identitas atau jatidiri, yang mengakar pada kebudayaan kita. Kebudayaan yang salah satu unsurnya adalah seni, merupakan dasar kita dalam membentuk karakter yang kuat. Sebelum kita merdeka, kita belum mempunyai budaya nasional, yang ada barulah budaya etnik. Kemudian selepas kita merdeka pada menjelang paruh kedua abad kedua puluh, barulah kita memiliki seni budaya kebangsaan. Namun demikian gagasan budaya nasional itu sudah mulai diwacanakan oleh para pemikir budaya di dasawarsa 1930-an. Melalui tulisan ini, penulis akan menguraikan hubungan seni budaya, baik dari lingkup etnik atau nasional dalam rangka mendukung karakter kita sebagai sebuah bangsa yang majemuk (multikultur). Karaker yang dimaksud adalah karakter positif, seperti karakter religius, nasionalis, menjunjung kebersamaan, musyawarah dan mufakat, dan sejenisnya. Pendekatan yang digunakan adalah melalui multidisiplin ilmu, dan tentu saja pengalaman penulis sebagai seorang ilmuwan di bidang etnomusikologi dan pengkajian media, khususnya untuk seni budaya Melayu. Muncul dan Berkembangnya Istilah Indonesia

Kepulauaan yang ada di Nusantara ini, sejak awal dihuni oleh berbagai kelompok etnik, dengan bahasa dan kebudayaan mereka masing-masing. Sebelum lahirnya negara-negara bangsa, di kawasan ini muncul kerajaan-kerajaan yang besar atau kecil, baik dilihat dari kekuasaan atau wilayahnya. Yang paling besar dan menonjol adalah Kerajaan (Melayu) Sriwijaya dan Kerajaan (Jawa) Majapahit. Setelah Islam datang pun, sistem kerajaan itu terus berlanjut, yaitu pemerintahan dalam sistem kesultanan. Akhirnya masyarakat yang demikian heterogen di Nusantara ini membentuk negara-negara bangsa, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, dan Thailand. Di

Page 19: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Takari, Seni Budaya

13

antara negara-negara rumpun Melayu di atas, yang paling besar jumlah penduduk dan wilayahnya adalah Indonesia.

Indonesia adalah sebuah negara bangsa yang dibentuk berdasarkan realitas keberagaman, baik itu agama, etnik, ras, maupun golongan. Sejak awal, pembentukan Indonesia telah dirintis oleh para pendiri bangsa untuk menjadi sebuah negara yang plural, namun diikat oleh berbagai persamaan. Konsep bhinneka tunggal ika, walau berbeda tetap satu jua, adalah yang dipandang paling sesuai untuk berdirinya negara Indonesia merdeka. Dalam sejarah perjuangan bangsa, umat Islam yang mayoritas, dengan berbesar hati merelakan Piagam Jakarta digantikan dengan Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Indonesia bukan negara agama, tetapi negara yang setiap umatnya wajib beragama.

Secara harfiah, Indonesia berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu dari akar kata Indo yang artinya Hindia dan nesos yang artinya pulau-pulau. Jadi Indonesia maksudnya adalah pulau-pulau Hindia (jajahan Belanda). Dalam sejarah ilmu pengetahuan sosial, pencipta awal istilah Indonesia adalah James Richardson Logan tahun 1850, ketika ia menerbitkan jurnal yang berjudul Journal of the India Archipelago and Eastern Asia, di Pulau Pinang, Malaya. Jurnal ini terbit dari tahun 1847 sampai 1859. Selain beliau, tercatat juga dalam sejarah, yang menggunakan istilah ini adalah seorang Inggris yang bernama Sir William Edward Maxwell tahun 1897. Ia adalah seorang pakar ilmu hukum, pegawai pamongpraja, dan sekali gus sekretaris jendral Straits Settlements, kemudian menjabat sebagai Gubernur Pantai Emas (Goudkust). Ia memakai istilah Indonesia dalam bukunya dengan sebutan The Islands of Indonesia.

Selain itu, ilmuwan yang paling membuat populer istilah Indonesia di kalangan ilmuwan dunia, adalah Prof. Adolf Bastian, seorang pakar etnologi (antropologi) yang ternama. Dalam bukunya yang bertajuk Indonesian Order die Inseln des Malayeschen Archipels (1884-1849), ia menegaskan arti kepulauan ini. Dalam tulisan ini ia menyatakan bahwa kepulauan Indonesia meliputi suatu daerah yang sangat luas--termasuk di dalamnya Madagaskar di Barat, sampai Formosa di Timur. Nusantara adalah pusatnya. Keseluruhan wilayah itu adalah sebagai satu kesatuan wilayah budaya. Pengertian istilah Indonesia ini juga digunakan oleh

Page 20: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

14

William Marsden (1754-1836), seorang gewestelijk secretaris Bengkulen. Sementara itu, Gubernur Jenderal Jawa di zaman pendudukan Inggris (1811-1816), Sir Stanford Raffles (1781-1826) dalam bukunya yang bertajuk The History of Java, menyebut juga istilah Indonesia, dengan pengertian yang sama. Kesatuan kepulauan dan lautnya itu disebut dan dijelaskan pula oleh John Crawfurd (1783-1868), seorang pembantu Raffles.

Pada awalnya, istilah Indonesia hanya digunakan sebagai istilah ilmu pengetahuan saja. Namun, ketika pergerakan nasional muncul di sini, nama tersebut digunakan secara resmi oleh para pemuda Indonesia untuk mengganti istilah Nederlandsch-Indië. Organisasi yang pertama kali memakai istilah Indonesia adalah Perhimpunan Indonesia, yaitu satu perkumpulan mahasiswa di Negeri Belanda.

Di zaman penjajahan Belanda, tokoh-tokoh nasional kita telah mencoba mengganti istilah Nederlandsch-Indië dengan istilah Indonesia. Juga mencoba menukar istilah Inboorling, Inlander dan Inheemsche, dengan Indonesiër. Namun pemerintah Hindia Belanda tetap kukuh dengan pendiriannya, dengan alasan yuridis. Namun setelah Undang-undang Dasar Belanda diubah, sejak 20 September 1940, istilah Nederlandsch-Indië diubah menjadi Indonesië.

Selain istilah Indonesia, dikenal pula istilah sejenis yang juga merujuk kepada pengertian Indonesia. Istilah itu adalah Nusantara. Istilah ini awal kali dikemukakan oleh Patih Gadjah Mada, seorang panglima kerajaan Majapahit di abad ke-12, ketika ia mengucapkan sumpah palapa. Istilah Nusantara ini mengandung makna kawasan pulau-pulau yang terletak di antara dua samudera dan dua benua. Berdasarkan sejarah, kawasan Nusantara pernah diperintah oleh dua kerajaan besar, yaitu Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Secara historis, masyarakat Indonesia mengalami sejarah yang hampir sama. Dimulai dari masa animisme dan dinamisme sampai abad pertama Masehi. Dilanjutkan masa Hindu dan Budha dari abad pertama sampai ketiga belas. Selanjutnya Islam datang secara masif sejak abad ketiga belas, dan kontinuitasnya terjadi sampai sekarang ini. Sementara pengaruh Eropa sudah masuk sejak dasawarsa kedua abad keenam belas. Penjajahan Belanda selama tiga setengah abad dan Jepang selama tiga

Page 21: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Takari, Seni Budaya

15

setengah tahun, menciptakan polarisasi masyarakat Nusantra membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kemudian merdeka tahun 1945. Dalam era kemerdekaan ini, bangsa Indonesia melalui masa Orde Lama, Orde Baru, dan Era Reformasi, dengan penonjolan paradigmanya masing-masing. Orde Lama dengan ideologinya, Orde Baru dengan ekonominya, dan Era Refomasi dengan demokratisasinya. Kini bangsa Indonesia dihadapkan dengan globalisasi, yaitu proses sosiobudaya dalam tingkatan global, yang memandang manusia berada dalam satu kampung dunia (global village). Dalam keadaan sedemikian rupa, berbagai dampak positif maupun negatif akan datang dan menggerus semua bangsa atau kelompok manusia di dunia. Dalam rangka mengisi dan menghadapi proses globalisasi, serta untuk mengisi kemerdekaan dan pembangunan, diperlukan penguatan karakter bangsa Indonesia, yang heterogen. Aneka Agama, Budaya, dan Bhinneka Tunggal Ika di Indonesia

Karakter bangsa Indonesia sangat didukung oleh eksistensinya yang beragam, dalam konsepsi multikultural. Gagasan tentang multikultural yang dikembangkan di dunia sains sosial, baru muncul di dekade 1970-an. Agama dan budaya, dan dalam way of life nasional, yaitu konsep bhinneka tunggal ika, yang ada di Indonesia sendiri sudah sangat mendukung bagaimana menerima, menghargai, menghormati, dan melakukan toleransi kepada orang yang lain dari diri kita, dalam rangka menuju cita-cita bersama dalam sebuah negara bangsa.

Dalam rangka menerima orang lain yang berbeda, baik itu agama, suku, atau ras, masing-masing agama juga telah menganjurkannya. Sebagai contoh, agama Islam mengajarkan bahwa pada dasarnya manusia di dunia ini terdiri dari laki-laki, perempuan, bersuku-suku, dan berbangsa-bangsa. Untuk saling kenal mengenal sesamanya. Semuanya sama di depan Tuhan. Yang paling mulia di sisi Allah adalah mereka yang bertakwa. Ukuran takwa ini juga Allah langsung yang menilainya, bukan manusia. Konsep menghargai perbedaan manusia ini, dalam ajaran Islam tercermin dalam Al-Qur’an, surat Hujurat ayat 13, seperti berikut.

Page 22: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

16

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Secara teologis dan sosioreligius, Islam tidak memaksa manusia

mana pun di muka bumi ini untuk masuk Islam (mualaf). Islam menghargai orang menganut agama atau religi apapun. Bahkan ketika Islam ditawari untuk beribadah di tempat ibadah agama bukan Islam dan mesjid secara bersama-sama dan bergantian, maka muncul ajaran Allah, bahwa dalam ibadah tidak mungkin disatukan atau dicampuradukkan perbedaan teologis dan tata cara ibadahnya antara agama Islam dengan agama lainnya. Ini tercermin dalam Al-Qur’an, surat Al-Kafirun, ayat 6 sebagai berikut.

Artinya: “Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku.”

Nabi Muhammad sendiri sejak awal telah mendisain masyarakat multikultur melalui Piagam Madina. Dalam konsepnya, Nabi Muhammad ingin menciptakan masyarakat yang terdiri dari berbagai agama, yaitu Islam, Kristen, Yahudi dan lainnya (Majusi dan Musyrikin Arab) dalam sebuah negara, yang diperintah langsung oleh Nabi. Jauh sebelum munculnya Perserikatan Bangsa-bangsa dengan Deklarasi Hak Azasi Manusia, Nabi Muhammad telah mengkonsepkan dan melakukannya. Dalam teologi Kristen pula, penghargaan dan menghormati orang yang berbeda agama juga diajarkan oleh agama ini. Ajaran tentang menghormati perbedaan ini dikonsepkan dalam inkulturasi, yaitu sebuah

Page 23: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Takari, Seni Budaya

17

istilah yang digunakan di dalam paham Kristiani, terutama dalam Gereja Katolik Roma, yang merujuk pada adaptasi dari ajaran-ajaran Gereja pada saat diajukan kepada kebudayaan-kebudayaan non-Kristiani, dan untuk mempengaruhi kebudayaan-kebudayaan tersebut pada evolusi ajaran-ajaran Gereja. Selain agama yang telah berabad-abad mengajarkan multikulturalisme, budaya-budaya yang ada di Nusantara juga mengajarkannya. Sebagai contoh, orang Aceh bukanlah satu entitas monokultur tetapi mereka terdiri dari berbagai suku. Di antara suku-suku yang ada di Aceh adalah: (1) Aceh Rayeuk memiliki wilayah budaya di Utara Aceh, dengan pusatnya di Banda Aceh atau Kutaraja, (2) etnik Alas berdiam di Kabupaten Aceh Tenggara dan sekitarnya, (3) etnik Gayo mendiami Kabupaten Aceh Tengah dan sekitarnya, (4) etnik Kluet mendiami Kabupaten Aceh Selatan dan sekitarnya, (5) etnik Aneuk Jamee mendiami Kabupaten Aceh Barat dan sekitarnya, (6) etnik Semeulue mendiami Kabupaten Aceh Utara dan Kepulauan Semeulue dan sekitarnya, serta (7) etnik Tamiang mendiami Kabupaten Aceh Timur dan sekitarnya. Etnik Tamiang secara budaya mempergunakan beberapa unsur kebudayaan yang sama dengan etnik Melayu Sumatera Utara, dan bahasa mereka adalah bahasa Melayu. Keadaan multikultur ini secara etnik ini, diwujudkan juga dalam kesenian mereka. Katakanlah kesenian saman awalnya ada di Alas dan Gayo, kesenian ula-ula lembing ada di Tamiang. Dalam proses interaksi, akhirnya semua kesenian yang beridentitaskan suku-suku di Aceh ini dipandang sebagai milik bersama. Di Sumatera Utara, hal yang sama juga terjadi. Antara orang yang disebut Batak itu sendiri, bukanlah masyarakat yang homogen. Mereka terdiri dari sub-sub etnik, yang berbeda kebudayaan dan bahasanya. Di antaranya adalah suku Karo, Pakpak-Dairi, Batak Toba, Simalungun, dan Mandailing-Angkola. Mereka memiliki kesenian yang berbeda-beda. Bahkan bahasa pun misalnya antara Karo dengan Batak Toba juga berbeda. Namun demikian ada pula persamaan di antara mereka yaitu tiga struktur sosial masyarakat yang dilihat dari keturunan dari pihak ayah (patrialineal) dan hubungan perkawinan. Kesemua suku tersebut mendasarkan pengelompokan manusia berdasarkan tiga

Page 24: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

18

komposisi, yaitu yang pertama saudara satu klen dari pihak ayah yang disebut dongan sabutuha di Batak Toba, kahanggi di Mandailing, dengan sibeltek di Pakpak-Dairi Yang kedua adalah pihak pemberi isteri, yang disebut hula-hula di Toba, mora di Mandailing, kalimbubu di Karo. Yang ketiga adalah pihak penerima isteri yang disebut anak boru, atau boru. Masyarakat yang disebut Batak ini juga telah secara alamiah menerapkan konsep multikultural. Masyarakat Minangkabau, yang kita anggap homogen pun, sebenarnya memiliki konsep-konsep multikulturalis-menya sendiri. Secara wilayah budaya, orang Minangka-bau terdiri dari tiga kawasan, yaitu darek, pasisie, dan rantau. Darek berada di kawasan Pegunungan Bukit Barisan dengan pusatnya di Parahyangan Padangpanjang. Wilayah pasisie adalah seputar pantai Barat Minangkabau. Yang ketiga adalah wilayah rantau yang terdiri dari kawasan seperti Riau, Deli, Jambi, Bangka-Belitung, sampai Negeri Sembilan Malaysia. Mereka juga mengenal suku-suku yang ditarik dari garis keturunan ibu (matrilineal). Suku-suku itu antara lain: Piliang, Koto, Sikumbang, Bodi, Chaniago, Sijambak, Malayu, dan Mandahiling. Sistem pemerintahan tradisionalnya juga ada dua yaitu sistem katamanggungan dan sistem datuk perpatih nan sabatang. Dalam sejarah pun mereka memiliki hubungan dengan kerajaan di Jawa, yakni dengan dikirimnya Dara Petak dan Dara Jingga, yang mencerminkan sejak awal budaya Minangkabau telah mengakui keberagaman (multikultur) sosiobudaya. Bhinneka tungal ika sendiri adalah konsep kebangsaan Indonesia, yang didasari secara realitasnya Indonesia itu adalah multikultur. Terdiri dari berbagai suku bangsa, agama dan sistem religi yang berbeda. Ras yang menghuni Indonesia juga bermacam-macam. Apalagi kebudayaan etnik atau kebudayaan pendatang muncul di kawasan ini. Bagi bangsa Indonesia, perbedaan itu adalah rahmat dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Perbedaan adalah mozaik atau zamrud di Khatulistiwa. Perbedaan membuat pribadi bangsa Indonesia semakin dewasa dan matang. Perbedaan yang dapat menimbulkan konflik, semestinya dimanaje-meni menjadi pemicu integrasi dalam perbedaan. Di sisi lain, selain dari perbedaan-perbedaan yang ada, semestinya setiap warga negara Indonesia juga paham bahwa di antara

Page 25: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Takari, Seni Budaya

19

mereka ada persamaan-persamaan--baik itu agama, ras, atau budaya. Sebagai contoh, Indonesia terdiri dari berbagai agama. Di antara agama-agama yang berbeda ini terdapat berbagai kesamaan. Agama Islam, Katolik, dan Protestan berasal dari induk agama Ibrahim, dengan pusat persebaran awal di Timur Tengah. Sehingga sebenarnya tidak ada alasan untuk saling menghujat, menghina, atau sampai berperang, meneteskan darah ke bumi pertiwi. Antara Islam, Hindu, dan Budha juga memiliki hubungan genealogis, terutama di awal perkembangan Islam di Jawa. Orang yang beragama Islam saat itu, keluarganya ada yang beragama Budha atau Hindu. Ini pun terus berlanjut sampai sekarang. Islam yang mayoritas menjadi rahmat kepada semua penganut agama sesuai dengan ajaran Islam. Selain itu, persamaan lainnya adalah bahwa bangsa Indonesia ini dalam tataran yang general, terdiri dari ras Melayu Tua, Melayu Muda, dan Melanesia, dan pendatang. Ras ini sebenarnya dapat menjadi unsur pemersatu mereka. Bahwa kawasan kebudayaan (atau bahasa) Melayu-Polinesia pada prinsipnya memiliki kesamaan kultural. Sama halnya masyarakat Semit dan Arab di Timur Tengah. Jadi selain multikultur, di dalamnya juga terkandung persamaan kultur, tetapi kita tidaklah menganut monokultur, seperti yang diterapkan dan dianut beberapa negara di dunia ini.

Yang penting dipahami adalah bahwa di antara perbedaan ada faktor pemersatu budaya. Di antaanya adalah sumbangan bahasa Melayu kepada bahasa nasional. Demikian juga seni-seni Melayu seperti Serampang Dua Belas, Orkes Melayu, dangdut, kini sudah menjadi identitas kebudayaan nasional Indonesia. Genre sastra seperti syair, talibun, gurindam, ghazal, pantun, dan lain-lainnya sudah menjadi bahan kajian di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia, yang berdampak memberikan karakter dan identitas bangsa Indonesia, yang sedang menjalani proses pembentukan kebudayaan nasionalnya. Gagasan Kebudayaan Nasional

Sebagai sebuah negara bangsa, Indonesia telah meletakkan dasar konstitusionalnya mengenai kebudayaan nasional, seperti yang termaktub dalam pasal 32 Undang-undang Dasar 1945. Bahkan lambang negara

Page 26: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

20

Indonesia, Garuda Pancasila merentangkan tulisan Bhinneka Tunggal Ika (yang artinya biar berbeda-beda tetapi tetap satu). Selengkapnya pasal 32 ayat (1) dan (2) berbunyi sebagai berikut:

Pasal 32 (1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di

tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. ****)

(2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. ****)

Pasal 32 UUD 1945 yang diamandemen pada kali yang keempat

tersebut di atas, pada pasal (1) memberikan arahan bahwa negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia, dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya. Artinya bangsa Indonesia sadar bahwa budaya nasional mereka berada di dalam arus globalisasi, namun untuk mempertahankan jatidiri masyarakat diberi kebebasan dan bahkan sangat perlu memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya (tradisi atau etniknya). Pada pasal (2) pula, negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional. Dengan demikian jelas bagi kita bahwa bahasa daerah (dan juga kesenian atau budaya daerah/etnik) sebagai bahagian penting dari kebudayaan nasional. Artinya kebudayaan nasional dibentuk oleh kebudayaan (bahasa) etnik atau daerah—bukan kebudayaan asing. Dengan demikian jelas bahwa Indonesia memiliki budaya nasional, yang berasal dari budaya etnik, ran bukan penjumlahan budaya etnik.

Beberapa dasawarsa menjelang terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, para intelektual dan aktivis budaya kita telah memiliki gagasan tentang kebudayaan nasional. Dalam konteks ini, mereka mengajukan pemikirannya masing-masing sambil berpolemik apa itu kebudayaan nasional dan ke mana arah tujuannya. Pelbagai tulisan membahas gagasan itu dari berbagai sudut pandang, yang terbit dalam kurun masa dekade 1930-an.

Page 27: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Takari, Seni Budaya

21

Sebahagian tulisan ini merupakan hasil dari Permusyawaratan Perguruan Indonesia di Surakarta (Solo), pada 8 sampai 10 Juni 1935. Di antara intelektual budaya yang mengemukakan gagasannya adalah: Sutan Takdir Alisyahbana (STA) pengarang dan juga mahasiswa Sekolah Tinggi Hukum (Rechtshogeschool) di Jakarta; Sanusi Pane, seorang pengarang; Soetomo, dokter dan pengarang; Tjindarbumi, wartawan; Poerbatjaraka, pakar filologi; Ki Hajar Dewantara, pendiri dan pemimpin perguruan nasional Taman Siswa (lihat Koentjaraningrat 1995).

Gagasan-gagasan mereka secara garis besar adalah sebagai berikut. Sutan Takdir Alisyahbana yang berasal dari Sumatera, berpendirian bahwa gagasan kebudayaan nasional Indonesia, yang dalam artikelnya diistilahkan dengan Kebudayaan Indonesia Raya, sebenarnya baru mulai muncul dan disadari pada awal abad kedua puluh, oleh generasi muda Indonesia yang berjiwa dan bersemangat keindonesiaan. Menurutnya, sebelum gagasan Indonesia Raya disadari dan dikembangkan, yang ada hanyalah kebudayaan-kebudayaan suku bangsa di daerah. STA menganjurkan agar generasi muda Indonesia tidak terlalu tersangkut dalam kebudayaan pra-Indonesia, dan dapat membebaskan diri dari kebudayaan etniknya--agar tidak berjiwa provinsialis, tetapi dengan semangat Indonesia baru. Kebudayaan Nasional Indonesia merupakan satu kebudayaan yang dikreasikan, yang baru sama sekali, dengan mengambil banyak unsur dari kebudayaan yang kini dianggap paling universal, yaitu budaya Barat. Unsur yang diambil terutama dalam 4 bidang yaitu teknologi, orientasi ekonomi, organisasi, dan sains (ilmu pengetahuan). Orang Indonesia harus mempertajam rasio akalnya dan mengambil dinamika budaya Barat. Pandangan ini mendapat sanggahan sengit dari beberapa pemikir lainnya.

Sanusi Pane yang juga berasal dari Sumatera, menyatakan bahwa kebudayaan nasional Indonesia sebagai kebudayaan Timur, harus mementingkan aspek kerohanian, perasaan, dan gotong-royong, yang bertentangan dengan kebudayaan Barat yang sangat berorientasi kepada materi, intelektualisme, dan individualisme. Sanusi Pane tidak begitu setuju dengan STA yang dianggapnya dalam menggagas kebudayaan nasional Indonesia terlalu berorientasi kepada kebudayaan Barat dan harus membebaskan diri dari kebudayaan pra-Indonesia. Karana itu

Page 28: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

22

berarti pemutusan diri dari kesinambungan sejarah budaya dalam rangka memasuki zaman Indonesia baru.

Poerbatjaraka yang berasal dari Jawa, menganjurkan agar orang Indonesia banyak mempelajari sejarah kebudayaannya, agar dapat membangun kebudayaan yang baru. Kebudayaan Indonesia baru itu harus berakar kepada kebudayaan Indonesia sendiri atau kebudayaan pra-Indonesia.

Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa kebudayaan nasional Indonesia adalah puncak-puncak kebudayaan daerah. Soetomo menganjurkan pula agar dasar-dasar sistem pendidikan pesantren dipergunakan sebagai dasar pembangunan pendidikan nasional Indonesia, yang ditentang oleh STA. Sementara itu, Adinegoro mengajukan sebuah gagasan yang lebih moderat, yaitu agar pendidikan nasional Indonesia didasarkan pada kebudayaan nasional Indonesia, sedangkan kebudaya-annya harus memiliki inti dan pokok yang bersifat kultur nasional Indonesia, tetapi dengan kulit (peradaban) yang bersifat kebudayaan Barat.

Sebuah gagasan akan dilanjutkan ke dalam praktik, agar fungsional dalam masyarakat pendukungnya. Fungsi sebuah gagasan bisa saja relatif sedikit, namun boleh pula menjadi banyak. Demikian pula gagasan kebudayaan nasional memiliki berbagai fungsi dalam negara Indonesia merdeka. Koentjaraningrat (1995) seorang ilmuwan antropologi kenamaan Indonesia, menyebutkan bahwa kebudayaan nasional Indonesia memiliki dua fungsi, yaitu: (i) sebagai suatu sistem gagasan dan pralambang yang memberi identitas kepada warga negara Indonesia dan (ii) sebagai suatu sistem gagasan dan pralambang yang dapat dipergunakan oleh semua warga negara Indonesia yang bhinneka itu, untuk saling berkomunikasi, sehingga memperkuat solidaritas. Dalam fungsinya yang pertama, kebudayaan nasional Indonesia memiliki tiga syarat: (1) harus merupakan hasil karya warga negara Indonesia, atau hasil karya orang-orang zaman dahulu yang berasal dari daerah-daerah yang sekarang merupakan wilayah negara Indonesia; (2) unsur itu harus merupakan hasil karya warga negara Indonesia yang tema pikirannya atau wujudnya mengandung ciri-ciri khas Indonesia; dan (3) harus sebagai hasil karya warga negara Indonesia lainnya yang dapat menjadi

Page 29: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Takari, Seni Budaya

23

kebanggaan mereka semua, sehingga mereka mau mengidentitaskan diri dengan kebudayaan tersebut.

Dalam fungsi kedua, harus ada tiga syarat yaitu dua di antaranya sama dengan syarat nomor satu dan dua fungsi pertama, syarat nomor tiga yaitu harus sebagai hasil karya dan tingkah laku warga negara Indonesia yang dapat dipahami oleh sebahagian besar orang Indonesia yang berasal dari kebudayaan suku-suku bangsa, umat agama, dan ciri keturunan ras yang aneka warna, sehingga menjadi gagasan kolektif dan unsur-unsurnya dapat berfungsi sebagai wahana komunikasi dan sarana untuk menumbuhkan saling pengertian di antara aneka warna orang Indonesia, dan mempertingi solidaritas bangsa.

Menurut penulis, dalam proses pembentukan budaya nasional Indonesia, selain orientasi dan fungsinya, juga harus diperhatikan keseimbangan etnisitas, keadilan, dan kejujuran dalam mengangkatnya dari lokasi daerah (etnik) ke tingkat nasional. Sebaiknya proses ini terjadi secara wajar, alamiah dan natural, dan bukan bersifat pemaksaan pusat terhadap daerah atau sebaliknya. Di samping itu proses itu harus pula menyeimbangkan antara bhinneka dan ikanya budaya Indonesia. Perlu disadari pula bahwa budaya nasional bukan penjumlahan kuantitatif budaya etnik Indonesia. Budaya nasional terjadi sebagai proses dialogis antara budaya etnik dan setiap etnik merasa memilikinya.

Budaya nasional kita yang dapat kita rasakan wujudnya adalah bahasa Indonesia. Kemudian pakaian dalam bentuk peci, batik, jas, kebaya, baju kurung juga menjadi pakaian nasional. Kesenian seperti keroncong, tari Serampang Dua Belas, tari Poco-poco, dangdut, dapat pula kita kategorikan sebagai kesenian nasional Indonesia. Sistem pertanian subak di Bali, budaya kegotongroyongan, sikap peramah, pemaaf, suka mengolah secara kreatif budaya seluruh dunia, adalah beberapa hal yang mendukung kebudayaan nasional.

Budaya nasional ini menjadi jatidiri tersendiri bagi bangsa Indonesia. Budaya nasional dibentuk dan didukung terutama oleh budaya etnik atau daerah. Untuk itu diperlukan pemeliharaan dan pengembangan warisan budaya etnik atau tradisi Indonesia dari satu generasi ke generasi berikutnya. Agar kita memiliki jatidiri yang kokoh seacara etnik dan nasional maupun transnasional. Caranya ialah seperti kata pepatah tak

Page 30: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

24

kenal maka tak sayang. Oleh karena itu, perlu dilakukan pagelaran seni pertunjukuan, pameran seni rupa, penayangan budaya etnik dalam media massa seperti televisi, koran, video, internet, dan media-media lainnya. Selain itu, setiap etnik di Indonesia juga jangan hanya mengapresiasi kesenian etniknya sendiri. Mereka harus mampu menjadi pengamat outsider bagi kesenian-kesenian etnik lain. Kesadaran kultural tentang keberanekaragaman adalah anugerah dan kekayaan dari Tuhan dan perlu terus menerus ditumbuhkembangkan, bukan saling menghina dan mengejek. Agama, budaya, dan konsep ketatanegaraan kita juga menganjurkan tentang pentingnya menghargai perbedaan kultural ini. Aneka Seni Budaya sebagai Dasar Pembentukan Karakter Bangsa

Indonesia terdiri dari masyarakat2 yang heterogen dan kompleks. Masyarakat Indonesia yang terdiri dari aneka-ragam agama, bahasa,

2Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan-kesatuan hidup ma-nusia, baik dalam tulisan ilmlah maupun dalam bahasa sehari-hari adalah masyarakat. Padanannya dalam bahasa Inggris adalah society yang berasal dari kata Latin socius, yang berarti "kawan.” Istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata Arab syaraka yang berarti "ikut serta, berpartisipasi.” Masyarakat adalah memang sekumpulan manusia yang saling bergaul (berinteraksi). Satu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana melalui apa warga-warganya dapat saling berinteraksi. Satu negara modem adalah kesatuan manusia dengan berbagai macam prasarana, yang memungkinkan para warga-nya berinteraksi secara intensif. Selain ikatan adat-istiadat khas yang meliputi sektor kehidupan serta suatu kontinuitas dalam waktu, sebuah masyarakat mempunyai ciri lain, yaitu satu rasa identitas. Mereka merupakan satu kesatuan khusus yang berbeda dengan kesatuan manusia lainnya. Ciri-ciri memang dimiliki oleh penghuni suatu asrama kos atau anggota suatu sekolah, tetapi tidak adanya sistem norma yang menyeluruh serta tidak adanya kesinambungan, menyebabkan penghuni suatu asrama atau murid suatu sekolah tidak disebut masyarakat. Sebaliknya suatu negara, kota, atau desa, merupakan kesatuan manusia yang memiliki ciri-ciri: (a) interaksi antara warga-warganya, (b) adat-istiadat, (c) norma-norma, (d) hukum dan aturan-aturan khas; (e) kontinuitas dalam waktu; dan (f) memiliki rasa identitas yang mengikat semua warga. Itulah sebabnya satu negara atau desa dapat kita sebut masyarakat. Dari uraian di atas dapat didefinisikan istilah masyarakat dalam konteks antropologi: masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifiat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat 1990:146-147).

Page 31: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Takari, Seni Budaya

25

kebudayaan, kelompok etnik, ras, dan lainnya tersebut, dalam ilmu-ilmu sosial lazim dikenali dengan mayarakat multikultural. Multikultural dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap berbagai kebudayaan. Masyarakat multikultural dapat dimaknakan sebagai sekelompok manusia yang hidup menetap di satu tempat, namun memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri. Dari istilah multikultural akhirnya muncul istilah derivatnya yaitu multikulturalisme. Istilah ini dapat diartikan sebagai pandangan tentang realitas keanekaragaman budaya. Multikulturalisme dapat juga dipahamni sebagai pandangan dunia yang kemudian diwujudkan dalam politics of recognition (Azyumardi Azra 2007).

Dari wilayah Sabang sampai Merauke, dari Pulau Rote sampai Talaud, terdapat berbagai kesenian tradisi yang hidup menyatu dengan kebudayaan masyarakatnya. Kesenian tradisi ini sangat banyak jenis dan genrenya. Di Aceh ditemui genre seni: shaman, rapai Pasai, rapai dabus, rapai lahee, rapai grimpheng, rapai pulot, alue tunjang, poh kipah, biola Aceh, meurukon, dan sandiwara Aceh. Pada masa kini berkembang tari kreasi baru, yang berbasis dari tari-tarian tradisional. Di antara contoh tari kreasi baru adalah Tari Ranup Lampuan, Rampoe Aceh, Pemulia Jame, Tarek Pukat, Limong Sikarang, Ramphak Dua, dan lainnya. Istilah seudati berasal dari kata yahadatin, yang mengandung makna pernyataan atau penyerahan diri memasuki agama Islam dengan mengucapkan dua kalimah syahadat. Tari Seudati dipertunjukkan oleh delapan orang laki-laki dan dua orang aneuk syeh (syahie) yang bertugas mengiringi tarian dengan syair dan lagu. Seluruh gerakan Tari Seudati berada di bawah pimpinan seorang syeh seudati. Musik dalam Tari Seudati hanya berbentuk bunyi yang ditimbulkan oleh hentakan kaki, kritipan tangan, serta tepukan dada para penari, yang diselingi dengan syair lagu dari aneuk syeh. Ini baru sebahagian kecil kesenian Aceh, masih banyak lagi yang lainnya.

Sumatera Utara yang terdiri dari delapan kelompok etnik setempat ditambah suku-suku pendatang dari Nusantara dan etnik-etnik dunia, menjadikan kawasan ini kaya akan seni budaya. Di antara seni budaya

Page 32: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

26

yang khas berasal dari Sumatera Utara adalah tari tortor dalam kebudayaan Batak Toba, Simalungun, dan Mandailing-Angkola. Repertoar tortor itu di antaranya adalah Tortor Somba-somba, Tortor Nauli Bulung, Tortor Saoan, Tortor Hatasopisik, Tortor Naposo Bulung, dan lainnya. Dalam budaya Karo dikenal pula landek, seni tari tradisional Karo. Contohnya Tari Peseluken, Mulih-mulih, Piso Surit, Guro-giro Aron, dan lainnya. Seni musik tradisional dari kawasan ini di antaranya ensambel gondang sabangunan Batak Toba, gondang hasapi, berbagai lagu (ende), gordang sambilan, gordang tano, gondang aek, gonrang sipitu-pitu, gonrang dua, gendang telu sedalanen, gendang lima sedalanen, sikambang, musik ronggeng Melayu, musik Makyong, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Lagu-lagu Melayu Deli yang berasal dari Sumatera Utara juga memberikan identitas yang khas Melayu Sumatera Utara. Lagu seperti Kuala Deli, Seri Langkat, Zapin Deli, Zapin Serdang, menguatkan identitas kebudayaan Melayu Sumatera Utara. Dari kawasan Mandailing ada musik jeir dan onang-onang. Begitu juga dari Nias ada tarian hombo batu (melompati batu), maena, faluaya, maluaya, dan lain-lainnya.

Di Sumatera Barat, wilayah budaya Minangkabau terdapat ensambel musik tradisional talempong, dengan berbagai derivatnya seperti talempong unggan, talempong jao, talempong rea, talempong pacik, talempong pentatonik, dan talempong diatonik. Kemudian ada genre musik dan tari gamat, tari piring, tari galombang, randai, dikie, salawaik talam, zapin, dan masih banyak lagi yang lainnya. Semua ini memperlihatkan betapa kayanya seni budaya di kawasan ini.

Selanjutnya di Jawa ada pula tradisi wayang kulit purwa. Pertunjukan wayang dengan kemahiran sang dalang, dapat menyajikan berbagai macam pengetahuan, filsafat hidup berupa nilai-nilai budaya dan berbagai unsur budaya seni yang terpadu dalam seni pendalangan. Pertunjukan wayang yang di dalamnya terdapat perpaduan antara seni suara, seni musik (gamelan), dan seni rupa, merupakan bentuk kesenian sangat disukai masyarakat Jawa. Menurut penelitian para ahli, wayang kulit diciptakan oleh Sunan Kalijaga (salah seorang dari wali songo) pada abad 15 dan 16 di daerah Pesisir Utara Jawa yang dipakai untuk menyebarkan agama Islam.

Page 33: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Takari, Seni Budaya

27

Cerita pewayangan ini bersumber pada epos Ramayana dan Mahabrata yang diadopsi dari India. Kemudian cerita pertunjukan wayang dalam perkem-bangan selanjutnya juga menampilkan cerita-cerita di luar patokan yang ada, sehingga merupakan bentuk variasi untuk menghilangkan kebosanan para penontonnya. Cerita-cerita tersebut pada akhimya juga kembali lagi pada inti atau sumber cerita. Semula pertunjukan kesenian wayang hanya wayang kulit, kemudian berkembang menjadi pertunjukan wayang golek, wayang beber, wayang orang (wong), dan sebagainya. Selain itu ada pula reyog Ponorogo yang berasal dari kawasan Ponorogo Jawa Timur. Ditambah lagi dengan teater ludruk. Begitu pula dengan tari-tarian seperti Bedhaya Ketawang, Srimpi, Tari Tayub atau Ronggeng, dan lain-;lainnya. Ensambel gamelan yang sebahagian besar merupakan alat musik yang terbuat dari logam perunggu dengan tangga nada pelog dan slendronya menjadi ciri khas tradisi karawitan atau musik Jawa.

Di Kalimantan dijumpai tarian jepen, yaitu tarian zapin yang berasal dari Timur Tengah dan menjadi ciri khas kawasan Kalimantan. Lagu Paris Berantai menjadi ciri khas daerah ini pula, khususnya di wilayah Selatan Kalimantan. Tari-tarian dan musik sapeh dari budaya masyarakat Dayak dengan suku-sukunya seperti Modang, Kenyah, Iban, Muruts, Kadazan, Iban, Melanau, dan lainnya memberikan suasana dan nuansa tersendiri kesenian-kesenian di Pulau Kalimantan.

Sulawesi pula menyumbangkan berbagai kesenian tradisinya seperti ensambel gendangnya, dengan berbagai tarian dan musik. Ada genre musik kecapi, musik gendang tradisi Bugis, suling culalabai, suling buluh. Ada pula Tari Pelangi, Tari Paduppa Bosara, Tari Pattenung, Tari Pajoge, Tari Anak Masari, dan lain-lainnya. Kesemua ini memberikan identitas khas kepada seni budaya di kawasan Sulawesi. Begitu juga di wilayah-wilayah lain di seluruh Indonesia. Keberadaan seni tradisi di seluruh kepulauan di Indonesia ini, merupakan perwujudan alamiah, bahwa secara realitas Indonesia adalah multikultur, tidak monokultur. Seni budaya yang ada ini menjadi modal dasar dalam membina karakter dan jatidiri bangsa kita. Di dalam kesenian terkandung nilai-nilai pendidikan untuk menyemai dan mengambangkan karakter dan jatidiri bangsa kita. Karaker yang kuat akan menghasilkan

Page 34: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

28

kepercayaan diri yang kuat dan mandiri, tidak mudah diintervensi oleh siapa pun juga. Berikut ini menurut penulis adalah karakter dan identitas khas bangsa Indonesia yang juga tercermindalam seni budaya Karakter dan Jatidiri Bangsa dalam Seni

Di dalam kesenian terdapat berbagai macam karakter bangsa. Karakter bangsa dalam disiplin antropologi (khususnya masa lampau) dipandang sebagai tata nilai budaya dan keyakinan yang terekspresi dalam kebudayaan suatu masyarakat, dan memancarkan ciri-ciri khas ke luar. Sehingga dapat ditanggapi orang luar sebagai kepribadian masyarakat tersebut (Armando et al., 2008:8). Karakter ini biasanya ditransmisikan melalui pendidikan budaya. Tujuan pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah untuk mengembangkan potensi kalbu peserta didik sebagai manusia dan warga negara, yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa Indonesia yang religius.

Karakter adalah sebuah kualitas individu yang kompleks dan bersifat unik, yang menjadikan sikap maupun perilaku setiap orang saling berbeda. Namun dalam konteks yang lebih luas pasti terwujud latar belakang budaya yang menyebabkan karakkter mereka sama, karena memiliki sistem nilai yang sama. Karakter, sikap, dan perilaku dalam praktiknya muncul bersamaan. Oleh karena itu, pembahasan tentang karakter tidak dapat dipisahkan dengan sikap dan perilaku. Karakter ini akan muncul pada saat seseorang berinteraksi dengan orang lain atau makhluk lain cipataan Allah, yang dalam ajaran Islam disebut dengan hablum minannas.

Secara psikologis konsep awal karakter ini adalah bersifat perseorangan. Namun selepas itu, apabila menjadi karakter bangsa, maka perlu adanya acuan nilai-nilai karakter, yaitu kebudayaan bangsa (nasional). Secara ringkas kebudayaan berisi sistem nilai, norma, dan kepercayaan. Budaya dikembangkan dan diamalkan oleh masyarakat pendukungnya. Dampaknya sebahagian besar anggota masyarakat dalam wilayah budaya ini memiliki kecenderungan yang sama dalam hal mengamalkan sistem nilai, norma, dan kepercayaannya. Bahwa prilaku

Page 35: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Takari, Seni Budaya

29

merupakan resultan dari berbagai aspek pribadi dan lingkungan. Jadi membincangkan karakter bangsa, akan melibatkan diskusi dalam ranah psikologi dan kebudayaan.

Karakter bangsa bersifat dinamis. Dapat berubah dalam dimensi waktu yang dilaluinya, walau tidak mudah. Contohnya adalah, dahulu sering dikatakan bahwa bangsa Indonesia sebagai bangsa Timur (Oriental) yang mempunyai karakter sopan, santun, ramah-tamah, berperasaan halus, tenggang rasa, toleran, dan lainnya yang menggambarkan sebuah sikap atau prilaku yang mengindikasikan keluhuran budi pekerti kita. Kini sedikit demi sedikit karakter tersebut telah mengalami degradasi, distorsi, dan disorientasi.

Pada masa awal kemerdekaan kita, Bung Karno telah memancangkan istilah nation and character building. Maknanya saat itu telah wujud karakter bangsa, yang perlu terus dikembangkan dalam rangka pembangunan bangsa. Jika perlu, karakter sebagai “abdi” harus diubah menjadi egaliter. Pencanangan perlunya membangun karakter atau watak bangsa sebagai bangsa Indonesia baru, sesungguhnya telah direalisasikan. Karakter bangsa yang telah terbentuk ratusan tahun sebagai pengabdi kepada penjajah, kegelapan, takhyul, feodalisme, dan lainnya tidak sesuai lagi dengan polarisasi bangsa Indonesia yang merdeka, berdaulat, bertakwa, beradab, bersatu, bermusyawarah, adil, dan makmur.

Kini kita sepakat hendak membangun karakter bangsa. Namun muncul persoalan yaitu karakter bangsa Indonesia itu seperti apa dan di mana? Karakter bangsa berasal dari karakter-karakter etnik di seluruh wilayah Indonesia, yang menjadi bahagian dari identitas nasional. Oleh karena itu, karaker bangsa ini berjalan dan berkembang seiring dengan terbentuknya kebudayaan nasional Indonesia.

Karaker bangsa ini telah digagas oleh para pendiri negara dan budayawan kita. Karakter tersebut tercermin dalam landasan ideal kita yaitu Pancasila. Dengan menghayati dan mengamalkan Pancasila, sejumlah besar karakter bangsa yang positif maka otomatis terwujud.

Kini yang menjadi hambatan dan tantangan adalah Pancasila tidak tertransmisikan ke generasi muda secara baik. Bahkan beberapa tahun belakangan di peringkat perguruan tinggi mata kuliah Pancasila dihapus.

Page 36: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

30

Baru dua tahun belakangan dimunculkan kembali. Sama juga dengan sejumlah mata elajaran pada kurikulum pesantren hendak dihapus. Ini jelas adanya campur tangan pihak yang tidak setuju tegaknya karakter bangsa yan berlandaskan Pancasila dan nilai-nilai agama yang dianut. Tantangan lainnya adalah penerapan demokrasi di Indonesia cenderung ke arah anarkis yang tidak sesuai dengan cita-cita luhur pendiri bangsa. Demokrasi yang serba bebas mengalahkan nurani dan nilai religi. Demokrasi menjadi sarana pemenuhan kehendak individu yang memaksakan kehendak. Tentu bukan karakter seperti ini yang kita inginkan.

Berdasarkan akar budaya dan seni universal milik bangsa Indonesia, kita memiliki beberapa karakter positif seperti berikut ini. Bahwa kita berkarakter religius, terekspresikan dalam sikap dan prilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya dan toleran terhadap pemeluk agama lain. Bahkan kebudayaan etnik kita pun selalu mengacu kepada ajaran agama, misalnya di Aceh menyatunya adat dan agama dikonsepkan dalam adat bak petumeuruhom, hukom bak syiah kuala. Dalam budaya Melayu dan Minangkabau dikonsepkan adat bersendikan syarak. Dalam Pancasila nilai religius ini juga terdapa dalam sila-silanya. Nilai-nilai religius ini juga terdapat dalam seni di Indonesia, lihat saja contohnya pada seni saman, hadrah, nasyid, kasidah, genjring bonyok, salawaik dulang, dan lain-lainnya.

Karakter bangsa Indonesia lainnya adalah berjiwa merdeka, bebas, dan tak mau dijajah. Ini tertuang dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Bahwa bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan adalah hak semua bangsa oleh karena itu penjajahan harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan prikemanusiaan dan prikeadilan. Dalam kesenian pun karakter ini muncul, dalam bentuk kita harus berjiwa merdeka. Mulai dari lagu, pantun, puisi, prosa, dan lainnya mengekspresikan karakter ini.

Karakter bangsa kita lainnya adalah cinta kepada tanah air, walaupun apa yang terjadi kita igin selalu menjaga keutuhannya. Wlu terjadi pemberontakan, namun tidak sampai membuat negara baru. Pemberontaka di daerah sebenarnya adalah sebagai bentuk kritik ketidakdilan pemerintah pusat kepada daerah. Dalam seni pun kita memiliki karakter demikian. Yang paling kuat adalah pada lagu-lagu

Page 37: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Takari, Seni Budaya

31

nasional seperti pada lagu kebangsaan Indonesia Raya, Padamu negeri, Satu Nusa Satu Bangsa, Dari Sabang Sampai Merauke, dan lainnya.

Karakter bangsa Indonesia lainnya adalah jujur, yatu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Kejujuran ini terdapat dalam kearifan lokal di Indonesia. Di lingkungan masyarakat adat kejujuran ini amatlah diutamakan.

Karakter bangsa kita lainnya adalah membangun keadilan. Dalam berbagai kebudayaan etnik keadilan ini menjadi inti dari hukum adat mereka. Bahkan walau diperintah raja pun, masyarakat kita tetap menginginkan adanya pembahagian kuasa. Rakyat bisa mengawasi raja. Ini tercermin dalam ajaran politis raja adil raja disembah dan raja lalim raja disanggah. Di dalamnya telah termuat nilai-nilai demokrasi ala Indonesia.

Karakter bangsa Indonesia lainnya adalah ingin menegakkan peradaban yang abadi, yang berdasar kepada panduan religi dan konsistensi internal masyarakat. Ini tercantum dalam konsep biar mati anak asal jangan mati adat. Artinya kesinambungan peradaban lebih utama ketimbang penonjolan hak pribadi.

Seterusnya kita memiliki karakter disiplin, yang merupakan tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Kita juga berkarakter sebagai pekerja keras. Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Selain itu bangsa kita memiliki karakter kreatif. Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki. Kita juga memiliki karakter mandiri yang merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

Selanjutnya bangsa kita juga berkarakter untuk menjdi orang yang berilmu. Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar. Karakter bangsa Indonesia lainnya yang menonjol adalah menjaga keseimbangan alam atau kosmologi. Budaya kita mengenal pembagian alam seperti pada masyarakat Batak yang mengenal trikotomi

Page 38: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

32

alam (banua datas, banua tengah, dan banua teruh). Adanya kepercayaan dunia ini ada dua yaitu dunia nyata yaitu bumi dan alam semesta dengan dunia makhluk gaib yang perlu dijaga keseimbangannya. Orang rumpun Melayu seperti masyarakat Talang Mamak, Solai, dan Bonai di Riau juga hidupnya bergantung kepada hutan, dan cenderung berladang berpindah-pindah tempat untuk menjaga kelestarian alam. Sayangnya habitat itu kini telah diubah, yang membuat ketidakseimbangan ekosistem. Dalam kesenian misalnya terdapat dalam ensambel gendang telu sidalanen Karo yang digunakan dalam upacara erpangir ku lau, yang merupakan komunikasi dengan alam gaib.

Masih bayak karakter positif lainnya yang melekat kepada jatidiri bangsa Indonesia. Dari sema karakter positif tersebut penulis menggeneralisasiannya dengan sebutan bahwa bangsa Indonesia yang berasal dari budaya etniknya, memiliki karakter yang menjaga harmonisasi manusia degan manusia dan makhluk lain, serta manusia dengan Tuhannya. Karakter ini dipancarkan melalui jatidiri atau identitas yang kuat secara humaniora.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indoensia (versi elektronik 2012) jatidiri atau identitas (iden·ti·tas/ idéntitas, noun) dimaknakan sebagai ciri-ciri atau keadaan seseorang. Misalnya dalam kalimat: Identitas pembunuh itu sudah diketahui polisi. Kata turunan lainnya, yaitu beridentitas (verbal), maknanya adalah mempunyai identitas

Identitas merujuk kepada kesadaran diri terhadap berbagai kelompok karakteristik yang unik dan kesadaran diri individu dimasukkan dalam kelompok tersebut. Kesadaran diri mungkin dirumuskan dalam bentuk budaya yang komprehensif (identitas etnik), menyangkut pula biogenetik (identitas ras), identitas jenis kelamin atau orientasi seksual, dan gender. Individu dan kelompok manusia ada pula yang sering mengikuti beberapa identitas yang sifatnya tentu saja lentur dan cair.

Jatidiri atau identitas bangsa Indonesia dibentuk oleh setiap warga negara Indonesia. Jatidiri sangat diperlukan dalam rangka memperkuat ketahanan sosiokultural masing-masing warga Indonesia. Seperti apa jatidiri yang kita konsepkan dan amalkan? Menurut penulis, jatidiri ini berada dalam empat dimensi dasar.

Page 39: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Takari, Seni Budaya

33

Yang pertama, adalah jatidiri individu atau setiap orang. Jatidiri individu ini adalah ciri-ciri khusus yang membedakan seorang dengan orang lainnya. Jatidiri individual ini merupakan anugerah Tuhan kepada setiap orang. Ia menjadi bahagian dari takdir dirinya, untuk menjadi siapa dan apa dirinya di dunia ini. Jatidiri individu ini dapat pula dibentuk oleh lingkungan dan pendidikan di mana individu itu hidup dan berinteraksi sosial. Contoh jatidiri individual adalah sifat-sifat yang dimiliki seseorang. Bisa juga ciri-ciri fisik. Atau juga perilaku dalam pergaulan sosialnya.

Dimensi jatidiri yang kedua adalah jatidiri dalam kelompok, bisa jadi keluarga, klen, masyarakat, atau lazim dikenali sebagai identitas kelompok etnik. Jatidiri etnik ini biasanya dilatarbelakangi oleh kebudayaan di mana kelompok itu berkembang. Misalnya jatidiri orang Aceh dibentuk oleh konsep-konsep adat seperti yang termaktub dalam adat bak petomeuruhom, hukom bak syiah kuala. Orang Minangkabau jatidiri etniknya didasari oleh konsep adat basandikan syarak—syarak basandikan kitabullah, syarak mangato adat mamakai. Etnik Batak Toba mengenal konsep 3h yaitu: hagabeon, hamoraon, dan hasangapon, sebagai jatidiri mereka. Konsep ini mengarahkan setiap warga Batak Toba dalam hidup di dunia untuk mencari kedudukan, pangkat, harta, agar terhormat dan dihormati orang.

Dalam konteks sosial juga, jatidiri etnik ini bisa terwujud. Misalnya dalam masyarakat Karo, terdapat organisasi sosial yang khas bersifat etnik Karo yaitu persatuan merga silima. Persatuan ini merupakan wadah silaturahmi etnik Karo, baik di wilayah budaya Karo atau di perantauan, seperti Medan, Riau, Jakarta, dan lainnya. Begitu juga dengan organisasi sirombuk-rombuk, yang mewadahi aspirasi dan keinginan persatuan etnik Mandaling dan Angkola. Gereja-gereja di Sumatera Utara juga ada yang mendasarkan kepada kelompok etnik tertentu. Misalnya Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), yang berdasar kepada budaya etnik Batak Toba. Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) yang berdasar kepada budaya etnik Simalungun.

Selain dari tataran konseptual dan sosial, jatidiri etnik ini bisa pula berwujud dalam bentuk fisik atau material. Orang Minangkabau memiliki jatidiri rumah adatnya dalam bentuk bagonjong, serta makanan khas

Page 40: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

34

Minangkabau seperti randang, nasi kapau, gulai cubadak, karupuak jangek, sanjai, dan lainnya. Orang Melayu Deli memiliki bentuk arsitektur seperti Mesjid Raya Al-Manshon yang merupakan paduan antara arsitektur Melayu, India, Persia, dan Eropa. Begitu juga makanan khas Melayu Deli seperti kue karas-karas, kari kambing, roti jala, dodol Melayu, lemang Tebingtinggi, dan lain-lainnya. Dalam bentuk pakaian Melayu misalnya penggunaan songket, destar, teluk belanga, seluar, dan lain-lainnya. Semuanya itu memberikan jatidiri etnik yang membedakan setiap etnik di dunia ini.

Jatidiri etnik ini juga selalu dihubungkaitkan dengan budaya tradisi. Budaya tradisi ini adalah kebiasaan-kebiasaan yang telah digunakan oleh sekelompok masyarakat tertentu, yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, dan telah dianggap menjadi bahagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat tersebut. Budaya tradisi ini mencakup semua unsur kebudayaan, termasuk religi, bahasa, organisasi sosial, ekonomi, teknologi, pendidikan, dan kesenian.

Dimensi jatidiri yang ketiga adalah identitas nasional. Jatidiri kebangsaan menjadi fokus perhatian dalam tulisan ini. Jatidiri bangsa, terbentuk ketika satu atau beberapa kelompok etnik membentuk secara bersama sebuah negara bangsa (nation state). Unsur jatidiri budaya nasional ini, mungkin diambil dari nilai-nillai budaya tradisi yang membentuk negara bangsa tadi, namun dengan berbagai persyaratan, seperti bisa diterima dan menjadi kebanggaan dari mayoritas warga negara bangsa berkenaan.

Dimensi jatidiri yang keempat adalah jatidiri yang berskala internasional. Jatidiri ini terwujud karena proses pengadunan (akulturatif) dengan berbagai budaya dunia. Seperti diketahui bahwa bangsa Indonesia telah melakukan kontak budaya dengan berbagai bangsa di dunia. Misalnya dengan Belanda, Spanyol, Portugis, Inggris, China, India, Arab, Persia, dan lain-lainnya. Unsur kebudayaan asing yang kemudian diolah atau diadun dengan cara Indonesia juga memberikan jatidiri mereka secara khas. Sebagai contoh, penyerapan ilmu pengetahuan dunia menjadi pengetahuan bangsa Indonesia, dan kemudian penemuan-penemuannya, seperti teori aerodinamikanya Habibie, disumbangkan kepada dunia internasional. Bahasa-bahasa internasional seperti bahasa

Page 41: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Takari, Seni Budaya

35

Inggris, Jepang, Mandarin, Korea, Perancis, Arab, dan lain-lainnya yang diserap dan dipelajari orang Indonesia menjadi identitas tersendiri pula. Walau bagaimanapun, seorang Indonesia yang dapat menguasai bahasa asing, jangan terus menomorduakan bahasa nasional sendiri, yaitu bahasa Indonesia yang berakar dari bahasa Melayu. Ia harus tetap memperkuatkan jatidirinya dengan mengutamakan bahasa Indonesia, terutama di lingkungan yang semestinya. Tidak pula berusaha untuk mencampuradukkan bahasa. Jatidiri yang diambil dari pergaulan internasional ini adalah seperti band-band musik populer, rumah makan Jepang, Kentucky Fried Chicken, Hoka-hoka Bento, makanan khas China (Chinese Food) di Indonesia, dan lain-lainnya.

Keempat dimensi jatidiri tersebut memerlukan kemahiran penanganan dan menempatkan polarisasi yang tepat untuk menjadi sebuah bangsa yang berdaulat, berkepribadian, berperadaban, dan disegani oleh bangsa-bangsa lain dalam proses globalisasi. Penutup Dari uraian di atas tergambar dengan jelas bahwa di dalam seni budaya secara khusus, dan kebudayaan Nusantara secara umum, terkandung sejumlah karakter dan identitas bangsa kita. Karakter dan identitas bangsa ini berasal dari lingkup budaya etnik yang kemudian secara alamiah selepas terbentuknya negara bangsa menjadi milik bersama. Dengan tetap mengolah dengan budaya global. Tidak semua karakter budaya etnik yang menjadi karakter bangsa. Umumnya yang bersifat universal dan mendukung karakter bangsa. Nilai-nilai budaya etnik yang kemudian menjadi karakter bangsa, telah dengan sangat baiknya diekspresikan dalam ideologi Pancasila. Selain itu kita pun dalam proses pembentukan budaya dan karakter bangsa secara nasional. Kita sudah punya gagasan dan aplikasi tentang budaya nasional. Beberapa budaya etnik mendukung budaya nasional ini. Misalnya dari budaya Melayu kita menyumbangkan bahasa Indonesia (mengingat bahasa Melayu sebagai lingua franca), pakaian nasional seperti peci, kebaya, sanggul, musik nasional orkes Melayu dan dangdut sebagai musica franca, tari nasional Serampang Dua Belas, penyebutan sistem kekerabatan, dan seterusnya. Budaya Jawa menyumbang pakaian nasional batik, sistem pemerintahan kelurahan,

Page 42: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

36

kabupaten (kadipaten), sistem irigasi, organisasi, dan lainnya. Budaya Minangkabau menyumbangkan makanan Minangkabau, yang eksis dari Sabang sampai Merauke bahkan di beberapa negeri Melayu lainnya. Begitu juga dengan sistem perekonomian Minangkabau, silat, dan seterusnya. Begitu juga dari etnik-etnik lainnya seperti erahu Pinisi dari masyarakat Bugis dan Makasar di Sulawesi yang menjadi identitas maritim nasional. Lukisan dari masyarakat Asmat di Irian Jaya (Papua) yang juga sudah dipandang menjadi identitas dan kebanggaan Indonesia. Yang paling jelas adalah tim sepak bola nasional, yang terdiri dari para pemain yang berasal dari berbagai tempat di Indonesia, ada Markus Horison, Firman Utina, Bambang Pamungkas, Titus Bonay, Ely Eboy, Christan Gonzales, dan kawan-kawannya. Jadi seni budaya mengandung karakter bangsa, yang perlu terus diasuh dan dikembangkan dalam rangka menuju bangsa yang beradab, berdaulat, mandiri, tidak mudah diintervensi, memiliki jatidiri, serta berorientasi untuk selalu lebih maju dalam dimensi ruang dan waktu yang dilaluinya. Tentu saja jangan lupa selalu berdoa dan memohon kepada Tuhan, untuk selalu memberkati negeri tercinta ini sebagai negeri baldatun thoyibatun warobbun ghofur, atau meminjam istilah Sukarno gemah ripah, lohjinawi, kertaraharja, lan tatatentrem, atau meminjam istilah Mahathir Mohammad negeri yang madani di bawah lidungan Allah. Semoga saja.

Page 43: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Takari, Seni Budaya

37

Bagan 1: Hubungan antara Seni Budaya dan Karakter Bangsa

dalam Konteks Budaya Global

Bibliografi Ade Armando dkk., 2008. Refleksi Karakter Bangsa. Jakarta: Forum Kajian Antropologi. Alfian (ed.), 1985. Persepsi Masyarakat tentang Kebudayaan. Jakarta: Gramedia. Azyumardi Azra, 2007. Islam in the Indonesian World: An Account of Institutional

Formation. Bandung: Mizan. Azyumardi Azra, 2007. Merawat Kemajemukan Merawat Indonesia. Jakarta: Kanisius. Batara Sangti, 1977. Sejarah Batak. Balige: Karl Sianipar. Crawfurd, J. 1820. History of the Indian Archipelago. Edinurg: Archibald Constable and

Co. Kamus Besar Bahasa Indonesia (versi elektronik), 2012.

Page 44: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

38

Kincaid, D.L. & W. Schramm, 1978. Asas-asas Komunikasi antara Manusia. (Terjemhan Ronny Adhikarya, Wan Firuz Wan Mustafa, dan Habsah Ibrahim). Pulau Pinang: Penerbit Universiti Sains Malaysia.

Koentjaraningrat, 1980. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta: Rineka Cistra. Koentjaraningrat, 1985. “Konsep kebudayaan Nasional” dalam Persepsi Masyarakat

tentang Kebudayaan. Alfian (ed.). Jakarta: Gamedia. Koentjaraningrat, 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. Leo Suryadinata, 1999. Etnis Tionghoa dan Pembangunan Bangsa. Jakarta: Pustaka

LP3ES. Malinowski, 1987. “Teori Fungsional dan Struktural,” dalam Teori Antroplologi I.

Koentjaraningrat (ed.), Jakarta: Universitas Indonesia Press. Merriam, Alan P., 1964. The Anthropology of Music. Chicago: Nortwestern University. Muhammad Takari dan Heristina Dewi, 2008. Budaya Musik dan Tari Melayu Sumatera

Utara. Medan: Universitas Sumatera Utara Press. Muhammad Takari, 2009. “Kebudayaan Nasional Indonesia dan Malaysia: Gagasan,

Terapan, dan Bandingannya.” dalam Setengah Abad Hubungan Malaysia—Indonesia. (ed. Mohammad Redzuan Othman dkk.) Kuala Lumpur: Arah Publications, pp. 439-472.

Onong U. Effendy, 1988. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remadja Rosdakarya.

Radcliffe-Brown, A.R., 1952, Structure and Function in Primitive Society. Glencoe: Free Press.

Raffles, Sir Thomas Stanford, 1830. The History of Java. (Volume Satu). London: Muray.

Syed Ameer Ali, 1002. Sejarah Evolusi dan Keunggulan Islam. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementerian Pendidikan Malaysia.

Internet www.wikipedia.org www.sumut.go.id www.aceh.go.id http://karakterbangsa.net/Our-Services/Cakes-Cookies/Membangun-Karakter-Bangsa.html Tentang Penulis

Muhammad Takari, Dosen Fakultas Sastra USU, lahir pada tanggal 11 Januari 1965 di Kotapinang, Labuhanbatu, Sumatera Utara. Menamatkan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas di Labuhanbatu. Tahun 1990 menamatkan studi sarjana seninya di Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. Selanjutnya tahun 1998 menamatkan studi magister humaniora pada Program Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa Universitas

Page 45: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Takari, Seni Budaya

39

Gadjah Mada Yogyakarta. Tahun 2009 menyelesaikan studi S-3 Pengajian Media Komunikasi di Universiti Malaya, Malaysia. Aktif sebagai dosen, peneliti, penulis di berbagai media dan jurnal dalam dan luar negeri. Juga sebagai seniman khususnya musik Sumatera Utara, dalam rangka kunjungan budaya dan seni ke luar negeri. Ia sedang menjabat Ketua Departemen Adat, Seni, dan Budaya Pengusurs Besar Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI). Juga sebagai Ketua Program Studi Etnomusikolog, Fakultas Sastra [Ilmu Budaya], Universitas Sumatera Utara. Kantor: Jalan Universitas No. 19 Medan, 20155, telefon/fax.: (061)8215956. Rumah: Tanjungmorawa, Bangunrejo, Ds I, No. 40/3, Deliserdang, 20336, e-mail: [email protected].

Page 46: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

40

Etnomusikologi, Nomor 14 Tahun 7 Oktober 2011 ISSN: 1858-4721

KONSEP TARI DAN DESKRIPSI TARI INAI

DALAM BUDAYA MELAYU

Arifni Netrirosa Dosen Etnomusikologi

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Abstract Malay (Melayu) ethnic live in the culture area: East Coast of North Sumatra, Riau, Jambi, South Sumatra, Bangka Belitung, the Borneo Coastal, Malay Peninsula, and so on. They have a language and cultural identity. The Malays have a arts called tari (dance). This terminology developed by derivate terms, as follows: igal, liok, tandak, and tari which have the stressing meaning about body movements. This concept applied to tari inai, the ritual dance in the context of wedding ceremony.

Pendahuluan

Masyarakat Melayu, baik yang terdapat di Sumatera, Kalimantan, maupun Semenanjung Malaysia memiliki budaya tari secara bersama. Kebudayaan tari Melayu ini memiliki beragam genre, seperti: inang, senandung (asli), joget, zapin, sulalah, hadrah, dan lainnya. Umum pula dijumpai di dalam kebudayaan Melayu tari dan musik menyatu dalam terminology yang sama. Misalnya zapin adalah genre seni pertunjukan yang mengandung istilah tari dan musik sekali gus.

Masyarakat Melayu memiliki konsep-konsep sendiri tentang apa itu tari dan istilah-istilah turunannya. tari di dalam kebudayaan melayu biasanya dihubungkan dengan peristiwa alam atau alam yang lebih besar. Misalnya gerak itik pulang petang adalah mimesis dari gerak hewan itik ketika pulang pada sore hari selepas seharian penuh mencari makan di sawah atau tempat lainnya. Begitu juga gerak-gerak lain seperti: ular

Page 47: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Arifni, Tari Inai

41

todung membuka lingkar, itik berdiri sebelah kaki, titi batang, gencat-gencat, dan seterusnya.

Melalui tulisan ini penulis akan menguraikan tentang konsep tari di dalam kebudayaan Melayu. Sesudah itu, penulis mendeskripsikan tari inai, yaitu tarian sakral saat upacara inai, menjelang kedua pengantin disandingkan di atas pelaminan keesokan harinya. Pendekatan yang dipakai adalah etnosains, yaitu mengungkap pendapat atau ide masyarakatnya.

Konsep Tari

Konsep tari dalam budaya Melayu biasanya diungkapkan melalui beberapa istilah yang mengandung makna denotasi atau konotasi tertentu.3 Menurut Sheppard, konsep tentang tari dalam budaya Melayu, diwakili oleh empat terminologi yang memiliki arti yang bernuansa, seperti yang diuraikannya berikut ini.

THERE ARE FOUR different words meaning ‘dance’ in the Malay language: Tandak emphasizes the dancer’s steps, Igal means posturing or dancing with emphasis on body movement, Liok is applied to low bending and swaying of the body, and Tari describes dancing in which the graceful movement of arms, hands, and fingers plays the chief part. The Malays attach so much importance to the fourth of these that Tari is always used to mean the Malay style of dancing (Sheppard 1972:82).

Dari pernyataan Sheppard di atas, terlihat dengan jelas bahwa

konsep tari dalam kebudayaan Melayu, yang diwakili oleh istilah-istilah tandak, igal, liok, dan tari, perbedaan maknanya ditentukan oleh dua faktor, yaitu: (1) penekanan gerak yang dilakukan anggota tubuh penari dan (2) tekniknya. Tandak selalu dihubungkaitkan dengan gerakan langkah yang dilakukan oleh kaki; igal gerakan yang secara umum dilakukan oleh tubuh (terutama pinggul); liok atau liuk teknik

3Di Sumatera Utara, selain masyarakat Melayu, etnik lain di kawasan ini juga memiliki istilah-istilah yang berkaitan dengan tari. Pada masyarakat Batak Toba, Mandailing-Angkola, istilah gerak dalam kebudayaannya adalah tortor. Pada masyarakat Karo disebut dengan landek. Kemudian etnik Pakpak-Dairi menyebutnya dengan tatak. Sementara istilah tari dari bahasa Melayu juga mereka gunakan, terutama dalam konteks berinteraksi dengan sesama suku di Sumatera Utara.

Page 48: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

42

menggerakkan badan ke bawah dan biasanya sambil miring ke kiri atau ke kanan, gerakan ini sering juga disebut dengan melayah; dan tari selalu dikaitkan dengan gerakan tangan, lengan, dan jari jemari dengan teknik lemah gemulai.

Selaras dengan pendapat Sheppard yang banyak mengkaji keberadaan tari di Semenanjung Malaysia, maka Tengku Lah Husni (1995) dari Sumatera Utara, mengemukakan bahwa secara taksonomis, tari Melayu Pesisir Timur Sumatera Utara, dapat diklasifikasikan ke dalam tiga konsep gerak, yaitu: (1) tari, merupakan gerak yang dilakukan oleh lengan dan jari tangan; (2) tandak, yaitu gerak yang dilakukan oleh wajah, leher, lengan, jari tangan, dan kaki; dan (3) leng-gang yang berupa gerakan lenggok atau liuk pinggang dan badan yang disertai ayunan tangan dan jari.

Menurut Goldsworthy pula tari-tarian Melayu didasarkan kepada adat-sitiadat, dan dibatasi oleh pantangan adat. Para penari perempuan disarankan untuk menjaga kehormatan dan harga dirinya. Mereka tidak diperkenankan mengangkat tangan melebihi bahunya, dan tidak diperkenankan menampakkan giginya pada saat menari. Mereka tidak boleh menggoyang-goyangkan pinggulnya, kecuali dalam pertunjukan joget. Para penari wanita sebahagian besar mengutamakan sopan-santun, tidak menantang pandanganm penari mitra prianya. Penari wanita mengekspresikan sikap jinak-jinak merpati atau malu-malu kucing. Penari wanita gerakan-gerakannya menghindari penari pria (1979:343).

Dengan melihat konsep-konsep tentang tari dalam budaya Melayu seperti tersebut di atas, maka ditemui berbagai persamaan dan perbedaan. Konsep tari yang dikemukakan Sheppard sama dengan yang dikemukakan Husny. Lenggang yang dikemukakan Husny pengertiannya mencakup igal dan liuk yang dikemukakan oleh Sheppard. Tandak yang dikemukakan Husny pengertiannya lebih luas dari yang dikemukakan Sheppard, mencakup gerak wajah, leher, lengan, jari tangan, dan kaki. Namun demikian, dari kedua pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam budaya tari Melayu dikenal beberapa konsep tentang tari yang maknanya menekankan pada gerakan anggota tubuh tertentu seperti teknik gerak. Konsep-konsep tari seperti itu dipergunakan juga dalam ronggeng Melayu. Misalnya gerak tari pada ronggeng, maknanya

Page 49: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Arifni, Tari Inai

43

menekankan kepada gerakan lengan, tangan, dan jari-jari tangan. Gerak tandak berarti menekankan kepada gerakan kaki terutama sering dikaitkan dengan tari lagu dua yang memang mengutamakan gerakan kaki. Begitu juga dengan liuk yang berarti melayahkan badan ke bawah pada saat antara penari ronggeng bertukar posisi. Demikian pula untuk tari-tari yang lain seperti Serampang Dua Belas, Mak Inang Pulau Kampai, Zapin Kasih dan Budi, Zapin Bulan Mengambang, dan lain-lainnya. Klasifikasi

Tari-tarian Melayu menurut Sheppard dapat diklasifikasikan ke dalam enam kelompok, yaitu: (1) tari ashek yang sangat terkenal, (2) tari yang terdapat dalam drama tari makyong dengan pola lantai berbentuk lingkaran dan gerakan tarinya yang lambat, (3) tarian yang selalu dikaitkan dengan panen padi atau panen hasil pertanian lainnya yang sifatnya adalah musiman. Jenis tarian yang ketigha ini populer hampir di seluruh Semenanjung Malaysia, tetapi sekarang hanya mampu bertahan di bagian utara saja. (4) Ronggeng, yaitu tarian yang awalnya dari Melaka pada abad ke-16, yang kemudian menyebar dan populer di mana-mana. Tari ini diperkirakan berkembang selama pendudukan Portugis di Melaka, dan strukturnya memperlihatkan pengaruh budaya Portugis, yang dapat bertahan terus selama lebih dari empat abad. Tari ini disebut juga sebagai tari nasional Malaysia. (5) Tari-tarian yang berasal dari Arab, yaitu zapin, rodat, dan hadrah, yang diperkenalkan oleh orang-orang Arab. (6) Tari yang awalnya berkembang di Perlis tahun 1945, yang kemudian menyebar ke seluruh Semenanjung Malaysia. Tari ini disajikan oleh sekelompok penari dengan iringan musik khusus (1972: 82-83).

Klasifikasi tari yang dilakukan oleh Sheppard seperti di atas adalah klasifikasi yang terdapat di Semenanjung Malaysia. Di dalam budaya Melayu Sumatera Utara, tari-tarian Melayu berdasarkan akar budaya dan fungsinya, dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

(1) Tari-tarian Melayu yang mengekspresikan kegiatan yang berhubungan dengan pertanian, contohnya tari Ahoi (mengirik

Page 50: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

44

padi), Mulaka Ngerbah (menebang hutan), Mulaka Nukal (menanam benih padi ke lahan pertanian) dan lainnya.

(2) Tari-tarian Melayu yang mengekspresikan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan nelayan, contohnya tari Lukah Menari (mempergunakan properti jala untuk menangkap ikan), Tari Jala (membuat jala), Gubang (tarian yang mengekspresikan nelayan yang memohon kepada Tuhan agar angin diturunkan supaya mereka dapat berlayar kembali, pada saat mengalami mati angin di lautan), Mak Dayu (tarian yang mengekspresikan hubungan nelayan dengan kehidupan ikan-ikan di laut), tari Belian (tari pengobatan dalam budaya masyarakat nelayan) dan lainnya.

(3) Tari-tarian yang menirukan atau mimesis kegiatan alam sekitar, misalnya Ula-ula Lembing (menirukan gerakan-gerakan ular), Tari Pelanduk (menirukan gerak pelanduk).

(4) Tari-tarian yang berkaitan dengan kegiatan agama Islam, contohnya hadrah (puji-pujian terhadap Allah dan Nabi-nabi), zapin (tarian yang diserab dari Arab dengan pengutamaan pada gerakan kaki); rodat, adalah tarian yang mengungkapkan ajaran agama Islam. Rodat dipercayai dibawa oleh para pedagang dari Sambas dan Pontianak ke istana Terengganu dan Sumatera Utara dan selalu dipertunjukkan waktu perayaan istana kerajaan.

(5) Tari-tarian yang berkaitan dengan kekebalan contohnya Dabus. (6) Tari-tarian yang fungsi utamanya hiburan, dan mengadopsi

berbagai unsur budaya, Seperti Barat, Timur Tengah, India, China, dan lain-lain. Misalnya ronggeng dan joget, yang repertoarnya terdiri dari senandung, mak inang dan lagu dua, ditambah berbagai unsur tari etnik Nusantara dan Barat, termasuk juga tari-tari yang dikembangkan dari genre ronggeng/joget seperti Mak Inang Pulau Kampai, Melenggok, Lenggang Patah Sembilan, Lenggok Mak Inang, Persembahan, Campak Bunga, Anak Kala, Cek Minah Sayang, Makan Sireh, Dondang Sayang, Gunung Banang, Sapu Tangan,

Page 51: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Arifni, Tari Inai

45

Asli Selendang, Tari Lilin, Tudung Periuk, dan yang paling populer adalah Tari Serampang Dua Belas.

(7) Tari yang berkaitan dengan olah raga, misalnya pencak silat atau tari silat dan lintau.

(8) Tari-tarian yang berkaitan dengan upacara perkawinan atau khitanan, yaitu tari inai (disebut juga tari piring atau lilin). Tari ini juga dipersembahkan di istana raja-raja Melayu di Sumatera Utara pada saat golongan bangsawan berkhatam Al-Quran.

(10) Tari-tarian dalam teater Melayu, seperti dalam makyong dan mendu dan lainnya.

(11) Tari-tarian garapan baru, yaitu tari-tari yang diciptakan oleh para pencipta tari Melayu pada masa-masa lebih akhir dalam sejarah tari Melayu yang berdasarkan kepada perbendaharaan tari tradisional, misalnya tari: Ulah Rentak Angguk Terbina, Zapin Mak Inang, Zapin Menjelang Maghrib, Zapin Deli, Zapin Serdang, Daun Semalu, Rentak Semenda, Ceracap, Lenggang Mak Inang, Senandung Mak Iinang, Tampi, Mak Inang Selendang, Zapin Kasih dan Budi, Demam Puyoh dan lain-lain.

Beberapa Teknik Gerak Tari Melayu

Di dalam kebudayaan tari Melayu Pesisir Timur Sumatera Utara, terdapat istilah-istilah teknis gerak, seperti:

(1) legar, yaitu gerakan badan berputar menyambar; (2) geser, yaitu gerak menggeserkan kaki; (3) limbung, yaitu gerak yang membentuk pola lantai setengah

lingkaran; (4) jengket, yaitu penari berdiri di atas jari kaki, yang menjadi ciri

khas tari zapin; (5) jengget, yaitu gerakan seperti orang yang berjalan pincang; (6) jingkat, yaitu gerakan telapak bagian ujung jari kaki yang

dicecahkan di lantai; (7) sambar, yaitu gerak luncur berpapasan; (8) melayah, yaitu gerak membungkukkan badan;

Page 52: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

46

(9) ogah-agih, yaitu gerakan badan bergoyang seperti pohon pinang ditiup angin;

(10) angguk-angguk, gerak kepala ditundukkan; (11) buka, gerakan memperlihatkan keseluruhan telapak tangan; (12) kuak, gerakan tangan bersilang kemudian diarahkan ke

sampingkiri dan kanan; (13) sayap, gerakan kedua tangan dikembangkan sepanjang lengan

kiri dan kanan; (14) senandung, gerakan tangan lemah-lembut melambai; (15) jentik, menjentikkan induk jari dengan jari tengah tangan; (16) lambai, menjentik dengan ujung jari dari dalam ke luar tapak

tangan; (17) gamit, menjentik dengan ujung jari dari luar ke dalam; (18) jendit, memukul ibu jari dengan telunjuk atau jari tengah sambil

menggesernya, sehingga mengeluarkan suara; (19) lentik, yaitu melengkungkan dan melendutkan jari-jari ke luar

sejauh mungkin seperti alun air memecah pantai; dan masih banyak lagi yang lainnya.

Etika dalam tari Melayu

Menurut Goldsworthy tari-tarian Melayu didasarkan kepada adat-istiadat, dan dibatasi oleh pantangan adat. Para penari wanita disarankan untuk menjaga kehormatan dan harga dirinya. Mereka tidak diperkenankan mengangkat tangan melebihi bahunya, dan tidak diperkenankan menampakkan giginya pada saat menari. Mereka tidak boleh menggoyang-goyangkan pinggulnya. Para penari wanita sebagian besar mengutamaan sopan santun, tidak menantang pandangan penari mitra prianya. Penari wanita mengekspresikan jinak-jinak merpati atau malu-malu kucing. Penari wanita gerakan-gerakannya menghindari penari pria (Goldsworthy 1979:343).

Sejalan dengan pendapat Goldsworthy, Mohd Anis Md Noor mengemukakan bahwa salah satu aspek penting dalam mengekspresikan gerak dalam tari tradisional Melayu, adalah berdasarkan kepada kehalusan budi orang-orang Melayu. Sebagaimana etnik lain di dunia, tari Melayu juga berdasar kepada estetika masyarakat pendukungnya.

Page 53: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Arifni, Tari Inai

47

Dinamika gerak tari Melayu pada umumnya mengikuti gemulai langkah kaki dan tangan. Pada budaya tari Melayu terdapat pemisahan peran ekspresi berdasarkan jenis kelamin. Seorang penari pria mempunyai tata gerak yang berbeda dengan seorang penari wanita. Keanggunan wanita yang diekspresikan melalui gerak gemulainya dalam tari elayu,akan lebih alamiah apabila didampingi oleh ekspresi sikap gagah penari pria. Dalam tari berpasangan, gerak-gerak yang diekspresikan penari pria adalah melindungi penari wanita. Pada waktu menari berpasangan, penari pria mengitari penari wanita, sebagai ekspresi menjaga penari wanita dari gangguan orang lain. Penari wanita tidak diperkenankan melangkah terlalu lebar dan lebih menonjol gerakannya dibanding penari pria. Penari wanita melakukan gerakan-gerakan yang mengekspresikan kelembutan, yaitu gerak halus dan sedikit malu-malu. Pinggul penari wanita tidak boleh digoyangkan dengan sesuka hati, sehingga menimbulkan rangsangan erotis bagi yang melihatnya. Hinjut kaki seorang penari wanita tidak boleh terlalu keras dan kuat, sedangkan penari laki-laki melangkah dengan mantap dan pasti. Begitulah sifat tari Melayu dari zaman ke zaman (Mohd Anis Md Noor, 1990:30-32).

Untuk tetap menjaga tata susila, norma-norma adat mengatur para penari Melayu bagaimana seharusnya menggerakkan tangan dan jari-jari tangan. Lamabaian, lenggang, dan lenggok tangan, pada saat menari sambil berjalan, mengikuti aturan-aturan tertentu. Bagi seorang penari wanita, lenggangan tangannya tidak boleh melebihi sisi bahu sehingga nampak ketiaknya. Walaupun berbusana kebaya atau baju kurung, lenggangan tangan yang terlalu luas dan tinggi, tidak saja akan menghilangkan kesan keindahan busana, tetapi juga mencerminkan sifat angkuh, yang lari jauh dari sifat wanita Melayu, yang sederhana, seperti yang dikehendaki oleh norma-norma adat. Pada saat menari, lenggangan tangan seharusnya distilisasi dengan gerak ayunan lemah gemulai, bukan sebagai gerak sehari-hari. Gerak tangan yang meniru gerak kelakuan sehari-hari seperti menata dan menyisir rambut, distilisasi dalam gerak tari. Corak gerak yang distilisasi dalam frase-frase tari itu, akan menghasilkan motif-motif tari yang indah.

Dalam jenis tari senandung, lenggangan tangan yang melahirkan bentuk-bentuk gerak yang distilisasi, sangat dipengaruhi oleh sifat lemah

Page 54: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

48

gemulai wanita Melayu. Lenggangan yang terlalu tinggi akan menimbulkan suasana yang berlawanan dengan rentak lagu yang lembut dan perlahan. Namun demikian, keindahan gerak lenggang akan terwujud apabila bunga (improvisasi) tari pada tiap-tiap ujung frase melahirkan motif yang indah sebelum gong berbunyi. Gerak tari senandung bersifat “mengalir” terus. Pada setiap ketukan gong, gerak tidak diputus, tetapi harus disambung dengan lenggangan tangan, masuk pada hitungan pertama dan kedua pada setiap frase tari (Mohd Anis Md Noor 1990:32).

Berkaitan dengan tata susila dan estetika tari senandung, Goldsworthy menjelaskannya sebagai berikut.

In all dances classified into one category, a set of characteristic movements are typical. Graceful, swaying body movements with outstreched hand and delicately curved, upturned fingers (dilentikkan) are typical of sinandung dances. One Malay writer compares these movements to the swaying of a coconut tree at the water edge. ... The wrist movement called gemulai tangan is most characteristic of sinandung, although it is also found in other dance-types. ... It consist of an outwards twist of the wrist with fingers splayed and upturned. Two other movement typical of sinandung dances are called legar and bisik. Legar walking space means walking with the left hand resting on the left thigh and the right hand streched horizontally with the shoulders and fingers extended and upturned. In the bisik movement, the two dancers bend in opposite directions, with heads cocked on the side and the right hand behind the ear, suggesting a listening movement (Goldsworthy 1979:343).

Menurut Goldsworthy seperti kutipan di atas, bahwa tari senandung diekspresikan dalam gerakan lemah gemulai, dan jari tangan dilentikkan. Gerakan ini dikonsepkan sebagai pohon nyiur melambai, yang daunnya menyentuh permukaan air. Gerakan yang menjadi ciri tari senandung lainnya adalah legar dan bisik. Legar adalah gerakan melangkah, tangan kiri diletakkan di paha dan tangan kanan direntangkan sejajar dengan bahu, kemudian telapak tangan kanan diputar, jari-jari dikuakkan dan dikembangkan terbuka. Gerakan bisik adalah dua penari berada dalam posisi berhadapan, kepala dimiringkan ke kanan, telapak tangan kanan

Page 55: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Arifni, Tari Inai

49

ditempatkan pada posisi dekat dengan telinga kanan, sebagai ekspresi mendengar.

Dalam jenis tari mak inang, lenggangan tangan seorang penari wanita tidak boleh terlalu luas. Ayunan tangan tidak boleh terlalu tinggi dan cepat, sehingga menimbulkan kesan seolah-olah sedang diburu oleh kecepatan rentak. Lenggangan tangan dalam tari mak inang tetap berdasar kepada ekspresi gerak sederhana, walaupun motif geraknya lebih banyak dihiasi oleh gerak-gerak yang distilisasi. Rentak lagu mak inang yang agak cepat seperti Mak Inang China dan Canggung tidak boleh dianggap memaksa kecepatan lenggangan tangan penari.

Menurut Goldsworthy, tari mak inang menekankan kepada gerakan kaki dan tangan yang mengalir. Kaki kiri dan kanan digerakkan ke atas dan ke bawah secara bergantian, tangan digerakkan dengan gemulai. Tiga tipe gerak tari mak ianng adalah gerak gelak, singsing, dan kecak pinggang. Gelak dan singsing adalah gerakan sekuens mundur dan maju. Pada gerakan gelak, penari berjalan mundur, tangan kiri memegang bagian busana pada lengan kiri atas, lengan kanan diayunkan. Pada gerakan singsing penari berjalan ke depan seperti sedang meniti, baju diangkat sedikit dipegang oleh kedua tangan. Kecak pinggang adalah gerakan padatari mak inang yang dilakukan oleh penari pria, yaitu telapak tangan kiri ditempatkan di pinggang dan tangan kanan direntangkan ke kanan (Goldsworthy 1979:345).

Dalam jenis tari lagu dua, ayunan tangan penari wanita merupakan penggangan ke arah samping tubuh dan bukan ayunan ke depan atau ke belakang tubuh. Kedua telapak tangan dalam keadaan digenggam yang mengekspresikan pepatah genggam tak sudah. Lenggangan tangan dengan jari digenggam harus mengalir, tidak terpatah-patah mengikuti gerak tapak kaki penari. Gerakan tari lagu dua mempunyai ciri khas, terdiri dari gerakan hinjut pada kaki dan gerakannya relatif cepat. Sedangkan lenggangan tangan diayun sambung-menyambung ke samping kanan dan kiri tubuh penari. Sesekali penari menundukkan badan sedikit ke depan, sebagi ekspresi merendahkan diri dan menghormati pasangannya.

Langkah dasar tari lagu dua dibentuk oleh gerakan tumit dan jari kaki ke depan dan ke belakang. Tangan bergerak ke atas dan ke bawah,

Page 56: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

50

membentuk motif-motif yang diulang-ulang. Beberapa gerakan tari lagu dua diambil dari tari-tarian Portugus, misalnya gerakan meloncat, yangdiikuti posisi telapak tangan kiri ditempatkan di pinggul dan telapak tangan kanan di bahu. Busana

Busana menjadi bahagian penting dalam pertunjukan tarian Melayu di Sumatera Utara. Busana menjadi bahagian karir seorang penari ronggeng. Perhiasan berupa anting-anting, gelang, kancing baju yang terbuat dari emas, menjadi bagian dari gengsi dan martabat seorang ronggeng. Busana yang dikenakan penari Melayu, biasanya terdiri dari dua jenis baju, yaitu baju kebaya dan baju kurung, disertai dengan kain, selendang, dan sandal (kasut). Warna yang dipergunakan bebas. Biasanya warna-warna yang menyala, seperti hijau daun, hijau muda, merah, biru, kuning, perak, dan sejenisnya. Baju itu menurut aturan tradisional panjangnya harus melebihi lutut pemakainya, agar dipandang sopan.

Secara tradisional, bisanya penari wanita Melayu menggunakan sanggul. Namun pada masa sekarang, terutama penari-penari muda, tidak lagi menggunakan sanggul. Penari senior menyelipkan bunga (biasanya mawar atau melati) di sela-sela antara daun telinga sisi atas dan rambut, yang tujuannya adalah menandakan bahwa merekalah sebagai ibu asuh dari keseluruhan penari yang lebih muda. Make-up dipersiapkan dari rumah atau saloon, biasanya menggunakan bedak, lipstick, dan hairspray. Tak jarang pula mereka menggunakan minyak wangi.

Penari laki-laki juga memakai busana adat Melayu. Kepala ditutup dengan peci pada umumnya atau khas Sumatera Utara. Badan mengenakan baju gunting China atau kecak musang. Bagian bawah, kaki mengenakan seluar atau celana. Di bagian atasnya dilapisi dengan kain sesamping yang dijalin mengikuti selera estetika pemakainya. Ada yang disipul berbentuk bunga, ada dengan lipatan biasa, ada pula menggunakan pending, dan lain-lainnya. Sementara kaki menggunakan sandal atau kasut. Kadang ketika menari, penari wanita dan pria ini tidak pakai alas kaki. Warna-warna yang digunakan penari lelaki juga bebas, seperti penari wanita.

Page 57: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Arifni, Tari Inai

51

Gerak Dasar Tari Senandung, Mak Inang, dan Lagu Dua

Repertoar-repertoar tari Melayu umumnya dapat dikategorikan ke dalam rumpun tari senandung, mak inang, lagu dua (joget), dan zapin. Tari-tari lainnya berdiri sendiri di luar alur utama tersebut, seperti Tari Ahoi, Tari Gubang, Tari Inai, Tari Gebuk, dan lainnya. Berikut ini akan dideskripsikan tiga repertoar utama tari Melayu Sumatera Utara, yaitu: (a) tari senandung, (b) mak inang, dan (c) lagu dua.

Tari senandung mempergunakan dua jenis teknik tari, yaitu berjalan di tempat dan gerak senandung. Tari senandung membutuhkan empat pulsa dasar dalam setiap siklusnya. Untuk empat ketikan pertama diisi oleh teknik gerak berjalan di tempat, dimulai dari tandak kaki kanan, diikuti kaki kiri, kaki kanan, dan kaki kiri. Gerak tangan adalah melenggang, bergerak berpasangan dengan gerak kaki kiri disertai gerak tangan kanan, dan sebaliknya. Untuk empat ketukan kedua diisi oleh gerakan senandung. Masing-masing pada hitungan lima kaki kanan digerakkan langkah serong kanan, kemudian pada hitungan enam, kaki kiri digerakkan serong kanan mengikuti kaki kanan. Hitungan tujuh kaki kiri digerakkan ke posisi awal, serong kiri. Hitungan delapan, kaki kanan digerakkan seroang kiri mengikuti kaki kiri kembali ke posisi semula. Tangan melakukan gerakan senandung. Pada hitungan enam, tangan kanan dikuak ke kanan, telapak tangan menghadap ke atas, kemudian jari-jari diputar ke arah kiri dan kemudian dilepaskan ke samping kanan. Untuk penari wanita jari-jari dilentikkan.

Untuk tari mak inang ada dua gerakan dasar yaitu: pertama gerakan jalan di tempat dan kedua gerakan maju mundur empat langkah. Gerakan pertama tari mak inang dimulai dengan gerakan kaki kiri,dan disusul kaki kanan seperti jalan di tempat dengan hitungan tari yang lebih lambat dua kali dari beat musiknya. Gerakan tangan adalah gerak melenggang: ke depan dan ke belakang, dan berlawanan dengan gerak kakinya. Sewaktu tangan dilenggangkan ke depan, pergelangan tangan diputar sedikir, sehinga telapak tangan menghadap ke belakang, pergelangan tangan diputar pula dengan arah yang berlawanan dengan putaran pertama, sehingga telapak tangan kembali ke posisi semula, menghadap ke dalam.

Page 58: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

52

Gerakan kedua tari mak inang diisi oleh empat langkah maju ke depan dan empat langkah mundur ke belakang. Gerakan tangan sama dengan gerakan mak inang pertama.

Gambar 1:

Baju Penari Wanita

Page 59: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Arifni, Tari Inai

53

Gambar 2:

Busana Penari Laki-laki

Page 60: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

54

Gerakan tari lagu dua juga terdiri dari dua gerakan dasar, yaitu

gerakan langkah menurut ritme tripel 6/8, dan menurut ritme dupel 2/4 dalam meter 6/8. Gerakan tari lagu dua pertama, terdiri dari dua motif tari, yaitu: (1) kaki kiri digerakkan (diangkat sedikit) ke kiri pada hitungan tu; (2) moif tari A1: kaki kanan menyusul kaki kiri pada hitungan wa, seolah-olah akan menendang kaki kiri; (3) motif tari A2: kaki kiri digerakkan lagi menjauhi kaki kanan pada hitungan ga dan menyentuh lantai untuk kedua kalinya pada hitungan pat; (4) motif tari B: kaki kanan digerakkan (diangkat sedikit) ke kanan pada hitungan nam dan menyentuj lantai pada hitungan tu yang kedau kalinya—dengan demikian kaki kanan istirahat sejenak pada hitungan ma; (5) motif tari B1: kaki kiri menyusul kaki kanan pada hitungan wa, seolah-olah akan menendang kaki kanan; (6) motif tari B2: kaki kanan digerakkan ke kanan lagi menjauhi kaki kiri pada hitungan ga dan menyentuh lantai untuk kedua kalinya pada hitungan pat. Selanjutnya untuk tangan adalah dalam posisi genggam, tangan kanan dan kiri digerakkan ke depan dan ke belakang sedikit saja, berlawanan dengan gerakan kaki, dengan gerakan mengikut hitungan tu dan pat.

Untuk gerakan tari lagu dua yang kedua, pada hitungan satu kaki dalam posisi sama, dimulai dari kaki kanan bergerak ke depan dan kemudian kembali ke posisi awal. Pada hitungan dua, kaki kiri digerakkan ke belakang dan kembali kepada posisi semula. Tangan tetap dalam posisi genggam, gerakannya berpasangan dengan langkah kaki. Kaki kanan ke depan, tangan kiri ke depa, seterusnya kaki kiri ke belakang, tangan kanan ke belakang pula. Lihat lebih rincinya notasi tari berikut ini.

Page 61: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Arifni, Tari Inai

55

Notasi !:

Gerak Dasar Tari Senandung

Page 62: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

56

Notasi2: Gerak Dasar Tari Mak Inang

Page 63: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Arifni, Tari Inai

57

Notasi 3: Gerak Dasar Tari Lagu Dua

Tari Inai

Tari lahir bersama-sama lahirnya manusia di dunia ini. Hal ini dapat dibuktikan bahwa seorang bayi yang baru lahir, sebagai bukti ia hidup, ia akan menggerakkan beberapa bahagian tubuhnya. Gerak-gerak yang dilakukan merupakan gejala yang utama dari manusia, juga sebagai media untuk menyatakan keinginan-keinginannya dalam bentuk refleksi spontan dari gerak batin manusia, karena itu dapat dikatakan sebagai bahan dasar tari adalah gerak.

Menurut Curt Sachs, seorang ahli sejarah musik dan tari dari Jerman, dan kemudian bermukim di Amerika Serikat, dalam bukunya History of the Dance mengemukakan bahwa perkembangan tari sebagai seni telah terdapat pada zaman prasejarah. Dalam sejarah awal peradaban manusia, tari telah mencapai tingkat kesempurnaan yang belum tercapai oleh seni

Page 64: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

58

atau ilmu pengetahuan lainnya. Pada zaman prasejarah bahwa seandainya musik dipisahkan oleh tari, musik tersebut tidak mempunyai nilai artistik apapun. Lebih lanjut lagi bangsa yang tak mengenal tulisan selalu dipengaruhi oleh kekuatan alam atau kekuatan yang tidak tampak, banyak melakukan tari-tarian sebagai sarana dalam kelangsungan hidupnya (Sachs 1977:20).

Pada masyarakat Melayu Sumatera Utara, tari inai yang dipersembahkan pada upacara perkawinan di waktu malam berinai merupakan aktivitas yang penting dalam sebuah perkawinan. Pada upacara tersebutlah tari inai dipersembahkan. Suatu makna religius terkandung dalam gerak-gerik tarinya. Gerak-gerik tari yang dilakukan merupakan akomodasi dari gerak-gerik hewan atau kejadian alam.

Seterusnya mengikut penjelasan Tok Poncil, informan penulis, gerakan-gerakan tari inai terdiri dari dua belas macam, yang mempunyai makna sendiri. Secara umum adalah sebagai lentera yang selalu menerangi sepanjang jalan pengantin dalam mengharungi hidupnya di kemudian hari. Gerakan-gerakan yang terdiri dari dua belas macam tersebut diambil dari dasar gerak silat dua belas. Gerakan-gerakan itu adalah seperti yang dijelaskan berikut ini.

(1) Lelo sembah, gerakan ini adalah duduk bersimpuh, torso tegak, kedua tangan disatukan membentuk sikap sembah, hitungannya satu kali delapan, pada hitungan delapan tangan kanan ditarik dari bawah, jari-jari tangan kiri lurus ke atas, lalu kedua tangan membuat gerakan menyilang.

(2) Ular todung membuka lingkar, hitungan satu kali delapan, kedua tangan, jari-jari tangan kiri ke atas, kanan ke bawah. Hitungan tujuh dan delapan, tangan kanan dan tangan kirik disilang dan diputar. Hitungan satu kali delapan, dibawa ke samping kiri, proses gerakan tangan sama seperti di atas, tetapi gerakan ini dilakukan di sebelah kiri, hitungan satu kali delapan, dibawa ke depan dada, hitungan tujuh kali delapan proses gerakan tangan dilakukan dua kali.

(3) Ular todung meniti riak, hitungan satu kali delapan, tangan kanan di bawa ke atas sejajar dengan mata. Hitungan satu kali delapan, mengambil rumah inai. Pada hitungan satu sampai empat, tangan kanan mengambil rumah inai dari arah kanan. Hitungan lima sampai delapan, dibawa ke atas sambil diputar, hitungan satu kali delapan, dibawa ke

Page 65: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Arifni, Tari Inai

59

samping kanan, dan rumah inai ini diputar-putar di samping kanan. Hitungan satu kali delapan, dibawa ke samping kiri dan dimainkan dengan gerakan tangan. Pada hitungan satu kali empat, tangan kiri mengambil rumah inai. Hitungan lima sampai delapan, kedua inai dimainkan ke depan dada. Hitungan satu kali delapan, rumah inai dibawa ke samping kanan, lalu dimainkan dengan kedua tangan. Hitungan satu kali delapan, dibawa lagi ke samping kiri. Hitungan satu kali delapan, rumah inai dibawa lagi ke depan dada dengan proses yang sama.

(4) Itik bangun dari tidur, hitungan satu kali delapan, lutut kaki kiri mencecah di lantai, dengan sikap berdiri dengan tumpuan pada lutut, sedangkan kaki kanan menapak. Hitungan tujuh sampai delapan, rumah inai dimain-mainkan dengan tangan.

(5) Itik berdiri kaki sebelah dan memandang langit, hitungan satu kali delapan, kaki kiri diangkat, kaki kanan sebagai tumpuan dan arah badan berputar ke kanan, badan agak ditundukkan merendah, mata melihat ke atas, kedua tangan memegang rumah inai, sambil badan berputar, rumah inai digoyang-goyangkan. Hitungan satu kali delapan, digerakkan ke arah kiri, gerakan ini dilanjutkan dengan empat kali delapan hitungan, dengan cara bergantian dan badan dalam keadaan rendah.

(6) Puting beliung berbalik arah, hitungan satu kali delapan, kaki kanan dilangkahkan ke depan, sehingga seluruh badan condong ke kanan. Lutut kanan ditekuk hinggah hitungan tujuh sampai delapan, rumah inai digerakkan dan badan lurus ke depan. Hitungan satu kali delapan, badan berbalik ke kiri. Hitungan tujuh sampai delapan sama dengan gerakan di atas. Hitungan satu kali delapan, kaki kanan diangkat, sedangkan kaki kiri menapak inai dan digoyangkan. Hitungan satu kali delapan, kaki kanan diletakkan di lantai, lutut ditekuk hingga seluruh badan condong ke kanan. Hitungan tujuh sampai delapan sama dengan gerakan di atas. Hitungan satu kali delapan, badan diputar ke kanan, hitungan tujuh sampai delapan sama seperti gerakan di atas. Hitungan satu kali delapan, kaki kanan diangkat, lalu badan berputar ke kanan, kemudian kaki kanan diletakkan kembali dan digantikan dengan kaki kiri. Arah badan berputar ke depan, kaki kiri diletakkan kembali.

Page 66: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

60

(7) Bonang solai, hitungan satu kali delapan, langkah maju dan kedua ujung kaki jinjit, disertai dengan pada hitungan tujuh sampai delapan penari menggerak-gerakkan rumah inai di genggaman kedua telapak tangannya.

(8) Buaya melintang tasik, hitungan dua kali delapan: hitungan satu kaki kiri menapak, sedangkan kaki kanan diangkat lurus ke belakang, kaki kiri sebagai tumpuan, lutut ditekuk, gerakan dilakukan bergantian.

(9) Olang balega, hitungan satu kali delapan, hitungan satu, kaki kanan diangkat, tangan kanan dibuka sejajar pinggang, lalu berputar 180 derajat ke arah kanan, kaki kiri sebagai tumpuan, hitungan delapan kaki kanan menapak dengan sikap kuda-kuda.

(10) Berokik mengisai bulu, hitungan dua kali delapan: hitungan satu sampai dua tangan dibuka, sedangkan badan menghadap ke kiri, hitungan dua berbalik arah ke kanan, tangan kiri dilipat, sedangkan tangan kanan bersiku, kaki pada hitungan satu masih tetap, hitungan dua kaki kiri ditarik ke belakang dan begitu seterusnya.

(11) Berokik melintas batas, hitungan satu kali delapan: pada hitungan satu sampai empat kaki kanan ditekuk dekat kaki kiri, kaki kiri sebagai tumpuan, sikap badan agak membungkuk, pada hitungan kedua kaki berjinjit di atas lantai berjalan seperti berlari-lari kecil lima sampai enam, dan hitungan tujuh sampai delapan kaki kanan diangkat kembali, proses gerakan tangan tetap dilakukan.

(12) Sembah akhir, kaki kiri ditarik ke belakang, lalu lutut dicecahkan ke lantai. Kaki kiri juga disentuhkan ke lantai, sehingga duduk bersimpuh, lalu kedua rumah inai dibawa ke samping kanan, sedangkan badan membungkuk. Hitungan satu kali delapan, bawa ke depan, lalu rumah inai dimainkan lagi, kedua rumah inai diletakkan, lalu kedua tangan disatukan membentuk sikap sembah.

Kedua belas ragam gerak tari inai ini dapat dilihat lebih jelas pada deskripsi melalui teknik kinisiologi berikut ini.

Page 67: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Arifni, Tari Inai

61

Tabel 1: Deskripsi Gerak Tari Inai

No Ragam Gerak

Hitungan Deskripsi Gerak Penari Inai Komunikasi yang Disampaikan

1.

1.1

1.2

1.3

Lelo somba

(2 kali 8) 1 sampai 7 8 1 sampai 8

Duduk bersimpuh, torso tegak, kedua tangan disatukan dan dirapatkan. Sikap tangan berubah, jari-jari tangan kanan mengarah ke bawah sedangkan kiri tetap ke atas. Tangan kanan diarahkan ke kanan, kedua tangan membuat proses menyilang, di depan dada dan posisi jari tangan di atas.

Melakukan sembah, perlunya menghormati manuasia, terma-suk manusia yang sedang menonton seniman.

2.

Ular todung Membuka lingkar

(5 kali 8) 1 sampai 6

Kedua tangan dibawa ke arah kanan, badan dicondongkan ke arah kiri. Kedua tangan disilangkan, posisi badan tetap seperti dfeskripsi di atas Kedua tangan melakukan proses gerakan memutar Proses gerak sama dengan seluruh numerik 2.1 tetapi arahnya ke kiri Kedua tangan dibawa ke depan dada Membuat proses gerakan

Penari menirukan gerak ular todung dengan ciri utama gerakan tangan memutar, ertinya adalah bahwa dalam menyikapi tantangan hidup harus berani membuka diri dari kehidupan pribadi menuju kehidupan bermasyarakat.

Page 68: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

62

kedua tangan memutar, gerakan ini dilakukan dua kali.

3. 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.8 3.9

Ular todung Meniti Riak

(9 kali 8) 1 sampai 6 7 sampai 8 1 sampai 8 1 sampai 4 5 sampai 8 1 sampai 8 1 sampai 8 1 sampai 4 5 sampai 8 1 sampai 8

Tangan kanan dibawa ke atas sejajar dengan arah pandang mata ke depan. Melakukan proses memutar oleh kedua tangan. Kedua tangan dibawa ke arah kanan, dan melakukan proses gerakan memutar, sedangkan badan dicondongkan ke kiri. Tangan kanan mengambil rumah inai, lalu badan dicondongkan ke kanan. Rumah inai dibawa ke atas sejajar pandangan mata sambil diputar-putar Rumah inai dibawa ke samping kanan dengan proses gerakan memutar seperti numerik 3.4, badan dicondongkan ke kiri. Gerakan sama dengan numerik 3.5 tetapi gerakan ke samping kiri, badan dicondongkan ke kanan. Mengambil rumah inai pada tangan kiri Kedua rumah inai dibawa mendekati dada. Kedua rumah inai kembali dibawa ke samping kanan, dilakukan proses gerakan

Setelah diri terbuka, maka jalan seterusnya adalah beranikan diri berjalan di dunia ini dengan segala suka dan dukanya.

Page 69: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Arifni, Tari Inai

63

3.10 3.11

1 sampai 8 1 sampai 8

memutar pada kedua tangan. Kebalikan numerik 3.9 Dibawa ke dekat dada, juga diputar oleh kedua tangan.

4. 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5

Itik bangun dari tidur

(4 kali 8) 1 sampai 6 7 sampai 8 1 sampai 8 1 sampai 8 1 sampai 8

Sikap berdiri tertumpu pada lutut (lutut kiri mencecah lantai, lutut kanan menapak lantai). Melakukan proses memutar pada tangan dengan memegang rumahinai di depan dada. Melakukan proses gerak yang sama ke arah samping kanan. Dilanjutkan ke arah kiri. Kembali ke arah depan

Gerakan ini menirukan gerakan itik, yang memiliki makna dan mesej bahawa hidup ini selalu harus sedar akan bumi dipijak dan langit dijunjung, janganlah sombong ingatlah di mana manusia berasal.

5. 5.1 5.2

Itik berdiri kaki sebelah dan meman-dang langit

(2 kali 8) 1 sampai 8 1 sampai 8

Kaki kiri diangkat, kaki kanan sebagai tumpuan badan berputar ke kanan agak rendah, mata melihat ke atas, kedua tangan melakukan proses gerakan memutar dengan memegang kedua rumah inai. Gerak dilakukan ke arah kiri,

Page 70: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

64

dengan proses gerak yang sama dengan numerik 5.1 Catatan: Gerakan ini dilakukan sebanyak empat kali, iaitu: dua kali ke kanan, dua kali ke kiri secara bergantian, sikap badan tetap membentuk kuda-kuda.

6. 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5

Puting beliung berbalik arah

(4 kali 8) 1 sampai 6 7 sampai 8 1 sampai 4 5 sampai 8 2 kali 8

Kaki kanan melangkah ke depan, sikap badan condong ke depan, arah menghadap ke kanan, lutut kanan ditekuk, kaki kiri lurus. Sikap statis, hanya kedua tangan membuat proses gerakan memutar. Sikap badan tegak kembali dan kaki kiri ke depan. Badan berbalik ke kiri, sehingga condong badan ke depan hadap kiri, dan tangan melakukan proses gerakan memutar. Gerakan ini dilakukan bergantian, hanya arah hadap bertukar ke belakang, dan pada gerak yang terakhir kembali ke arah depan.

Pesan yang ingin disampaikan bahawa angin puting beliung memiliki kekuatan dahsyat dan manusia sebagai khalifah di muka bumi harus mampu merekayasa peristiwa yang diciptakan Allah.

7. 7.1

Bonang solai

(1 kali 8) 1 sampai 6

Melangkah maju ke depan dengan kaki berjinjit.

Pesan yang ingin disampaikan adalah merajut berbagai nilai-nilai persatua

Page 71: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Arifni, Tari Inai

65

7.2 7 sampai 8 Menggerakkan rumah inai dengan proses memutar dengan posisi kaki kiri diangkat, kaki kanan sebagai tumpuan

dalam masyarakat.

8. 8.1 8.2 8.3 8.4

Buaya melintang tasik

(2 kali 8) 1 sampai 2 3 sampai 6 7 sampai 8 1 kali 8

Posisi kaki kiri menapak, Kaki kanan diangkat lurus ke belakang, berat badan bertumpu pada kaki kiri. Lutut kiri agak ditekuk, kedua tangan melakukan proses gerakan memutar. Gerakan ini dilakukan bergantian kanan dan kiri, dengan gerakan maju.

Pesan yang akan disampaikan, berkorbanlah sekali-sekala untuk orang yang memerlukan pertolongan.

9. 9.1 9.2

Elang balega

(1 kali 8) 1 sampai 6 7 sampai 8

Kaki kanan diangkat, kaki kiri sebagai tumpuan, kedua tangan merentang sejajar pinggang, lalu berputar 180 darjah ke arah kanan. Kedua kaki menapak dengan sikap kuda-kuda, kaki terbuka 90 darjah dengan tangan membuat gerakan bersilang.

Pesan yang hendak disampaikan adalah bergerak seperti burung elang yang sedang terbang di udara, mengisyaratkan bebas dan penuh perhatian.

10 10.1

Berokik mengisai bulu

(2 kali 8) 1 sampai 4

Kedua tangan terbuka sejajar pinggang ke arah kiri, kaki membentuk posisi kuda-kuda.

Mesejnya menirukan gerak elang terbang yang bermakna awas terhadap alam dengan memperhatikan sekeliling persekitara.

Page 72: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

66

10.2 10.3

5 sampai 8 1 kali 8

Badan membalik ke arah kanan, posisi kaki kiri lurus ke belakang, kaki kanan agak direndahkan (tumpuan pada kaki kanan) posisi tangan membentuk siku- siku dilanjutkan dengan proses memutar. Gerak ini berupa gerakan mundur bergantian kanan dan kiri sebanyak empat kali.

11 11.1 11.2 11.3 11.4

Berokik melintas batas

(2 kali 8) 1 sampai 4 5 sampai 6 7 sampai 8 1 kali 8

Kaki kanan ditekuk dekat ke kiri, tumpuan pada kaki kiri, badan agak mermbungkuk. Gerak berlari kecil dengan kaki berjinjit. Kaki kanan diangkat kembali dengan membuat proses gerakan tangan menyilang. Dilakukan sebanyak dua kali.

Pesannya masih teap mimesis gerakan elang, dan menembusi batas biasa ia terbang, ertinya selalu menjelajahi sesuatu yang baru dalam kehidupan ini.

12 12.1 12.2 12.3

Sembah akhir

(5 kali 8) 1 sampai 4 5 sampai 8 1 sampai 8

Kaki kiri ditarik ke belakang, lutut dicecahkan ke lantai. Dilanjutkan menarik kaki kanan, sehingga duduk bersimpuh, sikap badan agak membungkuk. Dibawa ke samping kanan dengan membuat proses gerakan memutar pada tangan.

Memberi hormat kepada semua makhluk da persekitaran, di mana kita menjadi bahagian daripadanya.

Page 73: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Arifni, Tari Inai

67

12.4 12.5 12.6

1 sampai 8 1 sampai 8 1 sampai 8

Dibawa ke samping kiri dengan proses yang sama dengan gerakan pada numerik 12.3. Dibawa ke arah depan dengan proses gerakan tangan yang sama. Kedua properti rumah inai diletakkan di atas lantai dan kemudian kedua tangan disatukan, membentuk sikap sembah.

Penutup Setelah diuraikan dalam tulisan di atas, bahwa masyarakat Melayu, terutama para senimannya memiliki konsep tentang tari. Di dalam tari Melayu terrdapat istilah yang maknanya mirip dengan istilah tari yaitu: igal, liok, dan tandak. Perbedaannya hanya masalah teknis dan tumpuan gerakan badan dan anggota badan. bagaimanapun, tari Melayu mencerminakn pandangan hidup orang Melayu, yaitu manusia adalah bahagian dari alam. jadi dengan konsep seperti ini gerakan dan apa-apa saja yang berkaitan dengan tari melayu pastilah kembali kepada alam. Lebih jauh lagi adalah penyerahan diri si penari kepada Tuhan. Ini dibuktikan pula di dalam tari inai. Daftar Pustaka A. Rahim Noor dan Salim A.Z. 1984. Sembilan Tari Wajib Melayu.

Medan.: t.p. Adshead, Janet. 1988. Dance Analysis: Theoy and Practice. London:

Dance Book. Anderson, John, 1971. Mission to the East Coast of Sumatra in 1823.

Singapura: Oxford University Press. Edi Sedyawati. 1980. Tari: Tinjauan dari Berbagai Segi. Jakarta:

Pustaka Jaya. Goldsworthy, David J. 1979. Melayu Music of North Sumatra: Conti-

nuities and Changes. Sydney: Monash University. Disertasi

Page 74: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

68

Doktoral. Guru Sauti, 1956. “Tari Pergaulan.” Buku Kenang-kenangan Kongres

II Lembaga Kebudayaan Melayu di Medan 4 Pebruari 1956. Medan: Hasmar.

Hanna, Judith Lynne, 1992, “Dance,” Ethnomusicologv: An Introduc-tion, Helen Myers (ed.), W.W. Norton and Company, New York dan London.

Holt, Claire, 1967. Art in Indonesia: Continuities and Changes. Ne York: Cornell University Press.

Ismail Husein, 1984. Antara Dunia Melayu dengan Dunia Indonesia. Kuala Lumpur: University Kebangsaan Malaysia.

Jose Rizal Firdaus, 2007. “Teknik Tari Serampang 12 Karya Guru Sauti. Makalah pada Seminar Internasional Tari Serampang Dua Belas di Medan.

Koentjaraningrat, 1974. Kebudayaan, Mentalitet, dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.

Kurath, Getrude Prokosch, 1986. Half Century of Dance Research. Arizona: Cross Cultural Dance Research.

Linda Asmita, 1994. Studi Deskripif Musik Inai dalam Konteks Upacara Perkawinan Melayu di Desa Batang Kuis Pekan, Kecamatan Batang Kuis dan Desa Nagur, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Deli Serdang. Medan: Skripsi Sarjana Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara.

Mohammed Ghouse Nasharuddin. 2002. Teater Tradisional Melayu. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Mohd Anis Md Nor, 1990. The Zafin Melayu Dance of Johor: From Village to A National Performance Tradition, disertasi Doktoral, Michigan: The University of Michigan.

Mohd Anis Md Nor, 1994. “Continuity and Change: Malay Folk Dances of the Pre-Second World War Period.” Sarjana. Kuala Lumpur: University Malaya.

Mohd Anis Md Nor, 1995. “Lenggang dan Liuk dalam Tari Pergaulan Melayu,” Tirai Panggung, jilid 1, no. 1.

Royce, Anya Paterson, 1980. The Anthropology of Dance. Bloomington dan London: Indiana University Press.

Sachs, Curt, 1937. World History of Dance. New York: W.W. Norton. Soedarsono, 1974. Dances in Indonesia. Jakarta: Gunung Agung. Soedarsono, 1986. “Notasi Laban: Suatu Kemungkinan Sistem Notasi

Tari bagi Indonesia.” Pengetahuan Elementer Tari dan

Page 75: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Arifni, Tari Inai

69

Beberapa Masalah Tari. F.X. Sutopo Cokrohamijoyo (ed.). Jakarta: Direktorat Kesenian Proyek Pengembangan Kesenian Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Soedarsono, 1995. “Pendidikan Seni dalam Kaitannya dengan Kepariwisataan." Makalah Seminar dalam Rangka Penringatan Hari Jadi Jurusan pendidikan Sendratasik ke-10 FPBS IKIP Yogyakarta, 12 Pebruari 1995).

Tenas Effendy, 2000. Pemimpin dalam Ungkapan Melayu. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Tengku Lah Husni, 1975. Lintasan Sejarah Peradaban dan Budaya Penduduk Pesisir Sumatera Timur 1612-1950. Medan: B.P. Lah Husni.

Tengku Lah Husni, 1985. “Keserasian Sosial dalam Kearifan Tradisional Masyarakat Melayu.” Makalah Seminar Keserasian Sosial dalam Masyarakat Majemuk di Perkotaan, di Medan.

Tengku Luckman Sinar, 1986. “Perkembangan Sejarah Musik dan Tari Melayu dan Usaha Pelestariannya.” Makalah dalam Seminar Budaya Melayu Indonesia, di Stabat, Langkat, 1986.

Turner, Victor dan Edward M. Bruner (eds.). 1983. The Anthropology of Performance. Urbana dan Chicago: University Illinois.

Turner, Victor, 1980. From Ritual to Theater: The Human Seriousness of Play. New York: PAJ Publication.

Tentang Penulis

Arifni Netrirosa adalah seorang dosen tetap di Departemen Etnomusikologi, Fakultas Sastra, Universitas Sumatera Utara, Medan. Beliau adalah lulusan diploma seni tari Akademi Seni Karawitan Padang Pangjang (kini Institut Seni Indonesia Padang Panjang). Juga alumni strata satu Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Bali. Telah menyeelesaikan studi masternya di Universiti Sains Malaysia Pulaupinang beberapa tahun lalu, dengan menulis tesis yang bertajuk seni pertunjukan Minangkabau. Beliau selain sebgai akademisi juga dikenal sebagai seniman seni tari di Kota Medan, terutama tari Minangkabau dan Melayu. Beliau juga banak menghasilkan tari-tari tradisi garapan baru yang berlatar belakang budaya Minangkabau dan Melayu.

Page 76: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

70

Etnomusikologi, Nomor 14 Tahun 7 Oktober 2011 ISSN: 1858-4721

SENI BUDAYA MELAYU DAN PROSES PENDIDIKANNYA

Heristina Dewi

Dosen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Abstract

Melayu ethnic live in the culture area: East Coast of North Sumatra, Riau, Jambi, South Sumatra, Bangka Belitung, the Borneo Coastal, Malay Peninsula, and so on. In the other hang the Malay can be defined as a nation (bangsa), and race. The Malays have their arts as music and theater. This arts will be enculturation in their educational system. By the activities, then the Malay culture continually and integrity to their young generation.

Pendahuluan

Etnik Melayu adalah salah satu kelompok etnik yang terdapat di Propinsi Sumatera Utara. Mereka merasa satu kebudayaan dengan etnik Melayu di berbagai kawasan, seperti di Riau, Jambi, Lampung, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan, dan lainnya. Begitu juga orang Melayu di Semenanjung Malaysia, Sabah, Serawak, Pattani, Kamboja, Srilanka, Madagaskar, dan lain-lainnya. Orang Melayu di Sumatera Utara memiliki ciri-ciri khas kebudayaan, seperti sistem kekerabatan yang menggunakan unsur impal, seni sinandong, dedeng, tari serampang dua belas, dan lain-lainnya. Namun ada juga berbagai persamaan sosiobudaya dengan kawasan Melayu lain, seperti adat-istiadat perkawinan, seni zapin, bahasa Melayu, upacara-upacara tradisional, dan lain-lainnya.

Pada masa sekarang ini, menurut perhatian penulis, kebudayaan Melayu mengalami rituasi yang timpang dalam mengekalkan budaya atau peradabannya. Ini disebabkan oleh globalisasi yang begitu deras menghantam pilat-pilar tradisi yang terdapat di seluruh dunia. Globalisasi telah mengakibatkan sikap “inferioritas” di kalangan generasi muda. Oleh karena itu, perlu dilakukan enkulturasi dan transmisi kebudayaan bagi

Page 77: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Daftar Pustaka

71

setiap bangsa dan kelompok etnik, agar ia tetap memiliki identitas (jatidiri) dan kepribadian yang khas. Demikian pula di kalangan masyarakat Melayu di Provinsi Sumatera Utara. Kita harapkan agar budaya Melayu berkekalan di tengah situasi globalisasi, terutama di kalangan geenrasi muda. Termasuk terapannya dalam melanjutkan nilai-nilai dan filsafat Melayu bagi para jaka dan dara di Kota Medan. Namun sebelumnya dikaji terlebih dahulu menegnai Dunia Melayu/ Dunia Melayu

Menurut Ismail Hussein (1994) kata Melayu merupakan istilah yang meluas dan agak kabur. Istilah ini maknanya merangkumi suku bangsa serumpun di Nusantara yang pada zaman dahulu dikenali oleh orang-orang Eropa sebagai bahasa dan suku bangsa dalam perdagangan dan perniagaan. Masyarakat Melayu adalah orang-orang yang terkenal dan mahir dalam ilmu pelayaran dan turut terlibat dalam aktivitas perdagangan dan pertukaran barang dan kesenian dari pelbagai wilayah dunia.

Istilah Melayu, maknanya selalu merujuk kepada Kepulauan Melayu yang mencakup kepulauan di Asia Tenggara. Perkataan ini juga bermakna sebagai etnik atau orang Melayu Sumatera dan Semenanjung Tanah Melayu dan tempat-tempat lain yang menggunakan bahasa Melayu (Salazar 1989). Melayu juga selalu dihubungkan dengan kepulauan Melayu yang merangkumi kepulauan Asia Tenggara dan ditafsirkan menurut tempat dan kawasan yang berbeda seperti Sumatera. Ia dikaitkan dengan masyarakat yang tinggal berhampiran dengan Palembang; dan di Borneo (Kalimantan) pula perkataan Melayu dikaitkan dengan masyarakat yang beragama Islam—sementara di Semenanjung Malaysia arti Melayu dikaitkan dengan orang yang berkulit coklat atau sawo matang (Bellwood 1985). Istilah Melayu berasal dari bahasa Sanskerta yang dikenal sebagai Malaya, yaitu sebuah kawasan yang dikenali sebagai daratan yang dikelilingi oleh lautan (Hall 1994).

Kelompok ras Melayu dapat digolongkan kepada kumpulan Melayu Polinesia atau ras berkulit coklat yang mendiami Gugusan Kepuluan Melayu, Polinesia, dan Madagaskar. Gathercole (1983) seorang pakar antropologi Inggeris telah melihat bukti-bukti arkeologi, linguistik dan

Page 78: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

72

etnologi, yang menunjukkan bahwa bangsa Melayu-Polinesia ialah golongan pelaut yang pernah menguasai kawasan perairan Pasifik dan Hindia. Ia menggambarkan bahwa ras Melayu-Polinesia sebagai kelompok penjajah yang dominan pada suatu masa dahulu, yang meliputi kawasan yang luas di sebelah barat hingga ke Madagaskar, di sebelah timur hingga ke Kepulauan Easter, di sebelah utara hingga ke Hawaii dan di sebelah selatan hingga ke Selandia Baru. Melayu dikaitkan dengan beberapa perkara seperti sistem ekonomi, politik, dan juga budaya. Dari sudut ekonomi, Melayu-Polinesia adalah masyarakat yang mengamalkan tradisi pertanian dan perikanan yang masih kekal hingga hari ini. Dari sudut ekonomi, orang Melayu adalah golongan pelaut dan pedagang yang pernah menjadi kuasa dominan di Lautan Hindia dan Pasifik sebelum kedatangan kuasa Eropa. Dari segi politik pula, sistem kerajaan Melayu berasaskan pemerintahan beraja bermula di Campa dan Funan, yaitu di Kamboja dan Selatan Vietnam pada awal abad Masehi. Dari kerajaan Melayu tua ini telah berkembang pula kerajaan Melayu di Segenting Kra dan di sepanjang pantai timur Tanah Melayu, termasuk Kelantan dan Terengganu. Kerajaan Melayu Segenting Kra ini dikenal dengan nama Kerajaan Langkasuka kemudian menjadi Pattani (Wan Hashim 1991).

Untuk menentukan kawasan kebudayaan Melayu dua perkara menjadi kriteria penjelasan, yaitu kawasan dan bahasa. Dari segi kawasan, Dunia Melayu tidak terbatas kepada Asia Tenggara saja, namun meliputi kawasan di sebelah barat meragkumi Lautan Hindia ke Malagasi dan pantai timur benua Afrika; di sebelah timur merangkumi Gugusan Kepulauan Melayu-Mikronesia dan Paskah di Lautan Pasifik, kira-kira 103.6 kilometer dari Amerika Selatan; di sebelah selatan meliputi Selandia Baru; dan di sebelah utara melingkupi kepulauan Taiwan dan Hokkaido, Jepang (Ensiklopedia Sejarah dan Kebudayaan Melayu 1994). Dari sudut bahasa pula, Melayu memiliki ciri-ciri persamaan dengan rumpun keluarga bahasa Melayu-Austronesia (menurut istilah arkeologi) atau keluarga Melayu-Polinesia (menurut istilah linguisik) (Haziyah Husein 2006:6).

Demikian pula keberadaan masyarakat Melayu di Sumatera Utara, mereka menyadari bahwa mereka adalah berada di negara Indonesia,

Page 79: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Daftar Pustaka

73

menjadi bahagian dari Dunia Melayu, dan merasa saling memiliki kebudayaan Melayu. Mereka merasa bersaudara secara etnisitas dengan masyarakat Melayu di berbagai tempat seperti yang disebutkan tadi. Secara budaya, baik bahasa dan kawasan, memiliki alur budaya yang sama, namun tetap memiliki varian-varian yang menjadi ciri khas atau identitas setiap kawasan budaya Melayu.

Secara geopolitik, Dunia Melayu umumnya dihubungkan dengan negara-negara bangsa yang ada di kawasan Asia Tenggara dengan alur utama budaya Melayu, di antaranya adalah: Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Selatan Thailand, Selatan Filipina, sebahagian etnik Melayu di Kamboja dan Vietnam, dan lain-lain tempat. Berikut ini akan dihuraikan beberapa kawasan tersebut, terutama yang memiliki hubungan kebudayaan dengan etnik Melayu yang ada di Sumatera Utara. Masyarakat Rumpun Melayu Asal-Usul Istilah Melayu dari Kerajaan Melayu di Jambi

Jika kita menelusuri sumber sejarah yang menyangkut Melayu, maka kata Melayu sudah disebut-sebut dalam catatan I-Tsing yang mengunjungi Sriwijaya pada tahun 672. Kata Melayu dipakai sebagai nama tempat yang menunjukkan Jambi Sekarang (Tsurumi Yoshiyuki 1981:78). Berdasarkan kronik Dinasti T'ang di China, terdapat nama kerajaan di Sumatera yang disebut Mo-Lo-Yue pada tahun 644 dan 645 Masehi. Seorang pendeta Budha China yang bernama I-Tsing dalam perjalanannya ke India pernah tinggal di Sriwijaya (She-li-fo-she) untuk mempelajari bahasa Sanskerta selama enam bulan. Dari Sriwijaya ini I-Tsing menuju ke Kerajaan Melayu dan tinggal di sana selama enam bulan, sebelum berangkat ke Kedah dan ke India. Dalam perjalanannya pulang ke China pada tahun 685 dia singgah di Kerajaan Melayu, yang sudah ditaklukkan oleh Sriwijaya (tahun 645-685 M). Menurut I-Tsing, pelayaran dari Sriwijaya ke Melayu memerlukan waktu lima belas hari (Luckman Sinar 1994:2).

Menurut Casparis, Kerajaan Melayu ditaklukkan Sriwijaya sebelum tahun 688, sesuai dengan prasasti di Karang Berahi di tepi Sungai Merangin, yaitu cabang Sungai Batang Hari, di Hulu Sungai Jambi. Pada masa akhir abad ke-11 sampai tahun 1400, Kerajaan Melayu pulih

Page 80: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

74

kembali. Kerajaan Melayu bekerjasama dengan Kerajaan Singasari dari Jawa, yang mengirimkan pasukan dalam jumlah besar, untuk menghancurkan Sriwijaya. Peristiwa itu terkenal dengan ekspedisi Pamalayu, terjadi tahun 1275--serta dikirimnya arca Amoghapasa Lokeswara tahun 1286 di Padang Roco, yang membuat rakyat Kerajaan Melayu gembira, terlebih lagi rajanya Srimat Tribhuwanaraja Mauliwarmadewa. Selanjutnya tahun 1347 di belakang arca itu kemudian ditulis prasasti Raja Adityawarman, raja Melayu Damasraya, penerus Kerajaan Melayu ini. Kerajaan Melayu dan Sriwijaya menggunakan bahasa dan aksara Melayu kuna (Luckman Sinar 1994:3).

Pada abad ke-12 sampai ke-14, Jambi merupakan salah satu dari tiga bandar penting di Pesisir Timur Sumatera, yaitu: (1) Jambi, (2) Palembang di sebelah selatan, dan (3) Kota China di Kerajaan Haru/Deli tepatnya di Labuhan Deli sebelah utara (Hasan M. Hambari 1980:51-63). Kerajaan Melayu di Jambi ini, dalam tulisan-tulisan sejarah berbahasa Arab dan Persia disebut dengan Kerajaan Zabaq--yang dapat diidentifikasikan dengan nama tempat Muara Sabak di daerah Tanjung Jabung di muara Sungai Batanghari. Letak pusat Kerajaan Melayu di hulu Sungai Batanghari itu hanya dapat dijangkau dengan naik sampan, dengan alasan kemananan, tetapi kerajaan ini mengawasi sumber tambang emas dari daerah pedalaman Sumatera Barat. Meskipun kemudian Kerajaan Melayu yang berpusat di hulu Sungai Jambi itu di masa Raja Adityawarman (1347) dipindahkan ke wilayah Saruaso Minangkabau, dia tidak pernah menyebut kerajaan ini dengan Kerajaan Minangkabau, tetapi sebagai Kanakamedininindra Suwarnabhumi (Penguasa Negeri Emas), yang dahulunya dikuasai Kerajaan Melayu dan Sriwijaya (Luckman Sinar 1994:3).

R. C. Rajumdar mengatakan bahwa ada satu suku di India yang bernama Malaya, yang disebut orang Yunani sebagai Malloi. Selain itu ada gunung Malaya yang menjadi sumber kayu sandal, yang di dalam kitab Purana disebut sebagai salah satu dari tujuh batas (kulaparvatas) pegunungan di India. Banyak lagi nama-nama tempat di Asia Tenggara dan Nusantara yang namanya berasal dari India. Ada legenda pada orang Melayu Minangkabau bahwa leluhur mereka berasal

Page 81: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Daftar Pustaka

75

dari India, yaitu Sang Sapurba yang turun dari Bukit Siguntang Mahameru bersama dua saudaranya yang lain(Luckman Sinar 1994:6).

Kerajaan Sriwijaya dan Melayu mulai pudar karena serangan Majapahit tahun 1365. Selanjutnya orang-orang Jawa menguasai daerah ini. Namun bahasa Melayu yang telah menjadi bahasa pengantar di Nusantara sejak disebarkannya oleh Kerajaan Sriwijaya dan Melayu sejak abad keenam, serta adat-istiadat raja-rajanya yang dibawa Parameshwara ke Melaka tahun 1400, memberikan kontribusi pada budaya Jawa. Setelah hancurnya Kerajaan Sriwijaya, Melayu, dan Damasraya, maka budaya Melayu berpusat di Pasai dan Melaka. Kerajaan Melayu di Melaka yang didirikan oleh Paramesywara pada tahun 1400. Imperium ini mengembangkan budaya Melayu, termasukagama Islam awalnya ke pesisir timur Sumatera. Kemudian Kalimantan, dan ke seluruh Semenanjung Tanah Melayu sampai Patani di Thailand selatan. Pengertian Melayu sebagai Ras, Budaya, dan Orang yang Beragama Islam

Istilah Melayu biasanya dipergunakan untuk mengidentifikasi semua orang dalam rumpun Austronesia yang meliputi wilayah Semenanjung Malaya, kepulauan Nusantara, kepulauan Filipina, dan Pulau-pulau di Lautan Pasifik Selatan. Dalam pengertian umum, orang Melayu adalah mereka yang dapat dikelompokkan pada ras Melayu. Dengan demikian, istilah Melayu sebagai ras ini mencakup orang-orang yang merupakan campuran dari berbagai suku di kawasan Nusantara. Ras Melayu yang sudah memeluk agama Islam pada abad ke-13, identitas budanyanya selalu dipandang berbeda dengan masyarakat ras Proto-Melayu pedalaman, yaitu orang Batak Toba, Karo, Simalungun, Pakpak-Dairi, yang masih menganut kepercayaan mereka sendiri; baik oleh mereka sendiri maupun orang luar. Namun demikian, di sisi lain terjadi adaptasi/asimilasi orang Batak dengan orang Melayu jika masuk agama Islam.

Ada perbedaan mengenai pengertian Melayu ini di Indonesia, Malaysia, dan Singapura, seperti yang dikemukakan oleh Vivienne Wee (1985:7-8). Menurut Wee di Indonesia erti Melayu berbeda dengan

Page 82: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

76

yang di Singapura dan Malaysia. Perbedaan ini secara langsung berkaitan erat dengan persepsi pemerintah masing-masing. Pemerintah Singapura memandang Melayu sebagai sebuah ras, sebuah kategori yang dihasilkan berdasar keturunan dalam sistem etnisitasnya. Di Singapura, seorang yang rasnya Melayu, beragama Kristian, dan berbahasa Inggeris, secara syah dianggap sebagai Melayu. Dalam kenyataannya terdapat sejumlah kecil orang Melayu Kristian, dan mereka dipandang sebagai suatu Asosiasi Kristian Melayu di Singapura.

Di Malaysia, Melayu secara konstitusional diikat identitasnya dengan agama Islam, dan jika seorang Melayu memeluk agama bukan Islam, dia tidak dipandang lagi sebagai Melayu. Namun demikian, tidak semua orang Islam Malaysia dipandang sebagai Melayu: konstitusi Malaysia menyatakan bahwa orang Melayu itu hanyalah orang Islam yang berbahasa Melayu, mengikuti adat-istiadat Melayu, lahir di Malaysia, atau lahir dari orang tuanya yang berkebangsaan Malaysia.

Berbeda dengan pemerintah Singapura dan Malaysia, pemerintah Indonesia, tidak begitu berminat memberikan definisi secara legal terhadap Melayu. Di Indonesia, Melayu adalah satu istilah yang mengandung makna identitas regional berdasar pengakuan penduduknya. Dengan kata lain, dalam pandangan pemerintah Indonesia, seseorang dapat saja menyatakan dirinya sendiri sebagai atau bukan sebagai orang Melayu, dan dia boleh saja memilih identitas regional. Pemerintah Indonesia tidak mencantumkan label etnik dalam kartu tanda penduduk bagi seluruh warga negaranya. Pemerintah Singapura dan Malaysia mencantumkan label etnik ini. Menurut Wee, pengertian Melayu di Indonesia bersifat subyektif.

Untuk menjangkau pengertian Melayu dalam wawasan yang lebih luas, perlu juga diperhatikan pendapat dari orang-orang dari luar Melayu. Dalam pandangan orang-orang Eropa pada umumnya, yang dimaksud Melayu itu selalu dikaitkan dengan istilah yang dipakai oleh I-Tsing.

Malayan; Malay; (occasionally) Moslem, e.g. masok Melayu (to turn Mohammedan). In early times the word did not cover the whole Malay word; and even Abdullah draws a distinction between anak Melaka Melaka native] and Orang Melayu

Page 83: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Daftar Pustaka

77

(Hikayat Abdullah 183). It would seem from one passage (Hang Tuah 200) that the word limited geographically to one area, became associated with a standard of language and was extended to all who spoke 'Malay'. The Malay Annals speak as a sungai Melayu [Melayu River]; I-tsing speaks of Sri Vijaya conquering the 'Moloyu' country; Minangkabau has a 'Malayu' clan (suku); Rajendracola's conquests (A.D. 1012 to 1042) covered Melayu and Sri Vijaya as a separate countries; the Siamese records claim Malacca and Melayu as a separate entities. Rouffaer identifies Melayu with Jambi (Wilkinson 1959:755).

Menurut Wilkinson seperti dikutip di atas, seorang Melayu

adalah beragama Islam. Misalnya masuk Melayu bererti masuk Islam. Pada zaman dahulu, kata Melayu tidak mencakup keseluruhan Dunia Melayu (Alam Melayu1) yang sekarang ini. Misalnya Abdullah bin Abdulkadir Munsyi, seorang pujangga Melayu ternama, membedakan antara anak Melaka dan Orang Melayu. Kata Melayu menunjukkan sebuah kawasan, yang dikaitkan dengan bahasa yang mereka pakai yaitu bahasa Melayu. Dalam Sejarah Melayu diceritakan tentang sebuah sungai yang bernama Sungai Melayu. I-Tsing menceritakan bahwa Sriwijaya menguasai negeri Moloyu. Masyarakat Minangkabau mempunyai sebuah suku yang disebut Melayu. Rajendra Coladewa (1012 sampai 1042) yang menaklukkan Melayu dan Sriwijaya sebagai dua negeri yang terpisah. Rekaman-rekaman sejarah di Thailand menyatakan bahwa Melaka dan Melayu adalah sebuah entitas yang terpisah. Rouffaer mengidentifikasikan Melayu dengan Jambi.

Ketika orang-orang Portugis dan orang-orang Barat lainnya (Inggeris, Belanda) datang ke kawasan ini, maka mereka mengenal orang Melayu yang dikaitkan erat dengan agama Islam. Oleh kerana bahasa Melayu sudah menjadi bahasa pengantar (lingua franca) di kawasan Nusantara dan sebagian besar mereka beragama Islam, maka orang-orang Barat ini memandang secara umum semua penghuni Nusantara ini sebagai orang Melayu, walau dalam kenyataannya

Page 84: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

78

masyarakat di Nusantara terdiri dari berbagai etnik dan menggunakan bahasa daerahnya masing-masing pula.

Dalam kebudayaan Melayu, garis keturunan ditentukan berdasarkan pada garis keturunan bilateral, yaitu garis keturunan dari pihak ayah ataupun ibu--namun dengan masuknya agama Islam dalam kehidupan etnik Melayu yang dijadikan pandangan hidupnya, maka garis keturunan cenderung ke arah garis keturunan patrialineal, yaitu berdasar kepada pihak ayah.

Menurut Zein, yang dimaksud dengan Melayu adalah bangsa yang menduduki sebagian besar pulau Sumatera serta pulau-pulau Riau-Lingga, Bangka, Belitung, Semenanjung Melaka, dan Pantai Laut Kalimantan. Banyak orang menyangka bahwa nama Melayu itu ertinya lari, yang berasal dari bahasa Jawa--yaitu lari dari bangsa sendiri dan menganut agama Islam. Namun nyatanya nama Melayu sudah lama terpakai sebelum agama Islam datang ke Nusantara ini. Jadi menurut Zein pernyataan di atas adalah salah. Menurutnya, istilah Melayu itu adalah kependekan dari Malayapura, yang artinya adalah kota di atas bukit Melayu, kemudian dipendekkan menjadi Malaipur, kemudian menjadi Malaiur, dan akhirnya menjadi Melayu (Zein 1957:89). Etnik Melayu Terbentuk dari Proses Campuran Antara Ras Melayu

Menurut Tengku Lah Husni, orang Melayu adalah kelompok yang menyatukan diri dalam ikatan perkawinan antar suku, dan selanjutnya memakai adat resam serta bahasa Melayu dalam kehidupan sehari-hari (Lah Husni 1975:7). Selanjutnya Husny menyebutkan lagi, bahwa orang Melayu Pesisir Sumatera Timur merupakan turunan campuran antara orang Melayu yang memang sudah menetap di Pesisir Sumatera Timur dan suku-suku Melayu pendatang, seperti Johor, Melaka, Riau, Aceh, Mandailing, Jawa, Minangkabau, Karo, India, Bugis, dan Arab, yang selanjutnya memakai adat resam dan bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar dalam pergaulan antara sesamanya atau dengan orang dari daerah lain, serta yang terpenting adalah beragama Islam. Suku Melayu itu berdasarkan falsafah hidupnya, terdiri dari lima dasar: Islam, beradat, berbudaya, berturai, dan

Page 85: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Daftar Pustaka

79

berilmu (Lah Husni 1975:100). Berturai maksudnya adalah mempunyai susunan-susunan sosial, dan berusaha menjaga integrasi dalam perbedaan-perbedaan di antara individu.

Ketika seorang pejabat pemerintah Inggeris, yang bernama John Anderson berkunjung ke Sumatera Timur pada tahun 1823, dia menjelaskan bahwa pemukiman orang Melayu merupakan jalur yang sempit terbentang di sepanjang pantai. Penghuni-penghuni di Sumatera Timur tersebut, diperkirakan sebagai keturunan para migran dari berbagai daerah kebudayaan, seperti: Semenanjung Melaka, Jambi, Palembang, Jawa, Minangkabau, dan Bugis, yang telah menetap dan bercampur baur di daerah setempat (Pelzer 1985:18-19).

Percampuran dan adaptasi Melayu dalam pengertian sebagai kelompok etnik dengan kelompok etnik lain, terjadi di sepanjang pantai pulau Sumatera, Semenanjung Malaysia, dan pesisir Kalimantan, contohnya: (1) orang Melayu di Tamiang bercampur dengan orang Aceh, (2) orang Melayu di Siak bercampur dengan Minangkabau, (3) orang Melayu di Kepulauan Riau banyak yang berasal dari Bugis, dan (4) orang Melayu di Tapanuli Tengah bercampur dengan Minangkabau, orang Batak Toba, dan Mandailing Angkola. Di Semenanjung Malaysia terjadi percampuran: (1) etnik Melayu dengan Minangkabau di Negeri Sembilan, (2) etnik Melayu dengan Jawa di Trengganu, (3) etnik Melayu dengan Bugis di Johor, dan lainnya. Di Kalimantan terjadi percampuran antara etnik Melayu dengan Banjar dan Dayak. Mengingat tarjadinya adaptasi/asimilasi pendatang di dalam masyarakat Melayu demikian, maka masyarakat Melayu itu dapat difahami sebagai suatu campuran yang terdiri dari berbagai unsur yang asal-usulnya berbeda-beda dan terbentuk dengan terus-menerus menerima unsur-unsur luar. Dalam erti wilayah budaya yang didiami, orang Melayu adalah mereka yang mendiami daerah pesisir dan daerah sepanjang sungai bagian hilir. Mereka hidup di daerah maritim dan kelangsungan hidupnya sangat erat berkaitan dengan lingkungan alam di laut ataupun pesisir. Sering mengadakan perpindahan untuk mencari nafkah dan bandar sebagai pusat kegiatan mereka. Perpindahan mereka sebenarnya tidak dibatasi oleh wilayah kekuasaan suatu penguasa atau batas administrasi negara yang berasal dari penjajahan,

Page 86: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

80

yang kini memisahkan orang Melayu dengan berbagai konsep kenegaraan. Sifat-sifat dan Adat Resam

Sifat-sifat orang yang dikategorikan dalam Melayu sering dibicarakan dalam berbagai kesempatan, yaitu mereka yang tingkah lakunya lemah lembut, ramah-tamah, mengutamakan sopan-santun, menghormati tamu-tamu. Ini semua tidak mengherankan jika dikaitkan dengan adanya pengaruh-pengaruh dari luar dan sejumlah pendatang yang mengunjungi daerah pesisir yang dihuni mereka. Kepentingan dagang menghendaski orang Melayu menciptakan suasana penegakan orde dan hukum. Mereka pemberani, perajin, dan mementingkan keharmonisan dalam melaksanakan mata pencaharian mereka. Kesemuanya malah tidak bertentangan dengan agama Islam yang mereka anut (Luckman Sinar 1985:3).

Metzger yang mengkaji kekuatan dan kelemahan orang Melayu berdasar sifat-sifat dan tingkah-lakunya, secara tegas menyatakan bahwa orang Melayu itu "unggul" dalam bahasa, adat-istiadat, dan sistem pemerintahan. Kelemahan orang Melayu adalah suka mencampurbaurkan bahasa, misalnya: "I telefon you nanti." Selain itu, kelemahan orang Melayu adalah kurang menghargai budaya lama, "pemalas," dan kurangnya sifat ingin tahu (Metzger 1994:158-175).

Hal mendasar yang dijadikan identitas etnik Melayu adalah adat resam, termasuk aplikasinya dalam lagu dan tari. Dalam bahasa Arab adat berarti kebiasaan, lembaga, peraturan, atau hukum. Sedangkan dalam bahasa Melayu dapat dipadankan dengan kata resam. Resam adalah jenis tumbuhan pakis besar, tangkai daunnya biasanya dipergunakan untuk kalam, alat tulis untuk menulis huruf-huruf Arab. Arti lain kata resam adalah adat. Jadi dalam bahasa Melayu yang sekarang ini, adat dan resam sudah digabung menjadi satu yaitu adat resam.

Menurut Lah Husni adat pada etnik Melayu tercakup dalam empat ragam, yaitu: (1) adat yang sebenar adat; (2) adat yang diadatkan; (3) adat yang teradat, dan (4) adat istiadat. (1) Adat yang sebenar adat adalah apabila menurut waktu dan keadaan, jika dikurangi akan merusak,

Page 87: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Daftar Pustaka

81

jika dilebihi akan mubazir (sia-sia). Proses ini berdasar kepada: (a) hati nurani manusia budiman, yang tercermin dalam ajaran adat: Pisang emas bawa belayar; Masak sebiji di dalam peti; Hutang emas dapat dibayar; Hutang budi dibawa mati. (b) kebenaran yang sungguh ikhlas, dengan berdasar pada: berbuat kerana Allah bukan kerana ulah; (c) keputusan yang berpadan, dengan berdasar kepada: hidup sandar-menyandar, pisang seikat digulai sebelanga, dimakan bersama-sama. yang benar itu harus dibenarkan, yang salah disalahkan. Adat murai berkicau, tak mungkin menguak. Adat lembu menguak, tak mungkin berkicau. Adat sebenar adat ini menurut konsep etnosains Melayu adalah: penuh tidak melimpah, berisi tidak kurang, yang besar dibesarkan, yang tua dihormati, yangkecil disayangi, yang sakit diobati, yang bodoh diajari, yang benar diberi hak, yang kuat tidak melanda, yang tinggi tidak menghimpit, yang pintar tidak menipu, hidup berpatutan, makan berpadanan. Jadi ringkasnya, hidup itu seharusnya harmonis, baik mencakup diri sendiri, seluruh negara, dan lingkungan hidupnya. Tak ada hidup yang bernafsi-nafsi. Inilah adat yang tak boleh berubah (Lah Husni 1986:51).

(2) Adat yang diadatkan adalah adat itu bekerja pada suatu landasan tertentu, menurut mufakat dari penduduk daerah tersebut--kemudian pelaksanaannya diserahkan oleh rakyat kepada yang dipercayai mereka. Sebagai pemangku adat adalah seorang raja atau penghulu. Pelaksanaan adat ini wujudnya adalah untuk kebahagiaan penduduk, baik lahir ataupun batin, dunia dan akhirat, pada saat itu dan saat yang akan datang. Tiap-tiap negeri itu mempunyai situasi yang berbeda dengan negeri-negeri lainnya, lain lubuk lain ikannya lain padang lain belalangnya. Perbedaan keadaan, tempat, dan kemajuan sesuatu negeri itu membawa resam dan adatnya sendiri, yang sesuai dengan kehendak rakyatnya, yang diwarisi dari leluhurnya. Perbedaan itu hanyalah dalam lahirnya saja, tidak dalam hakikinya. Adat yang diadatkan ini adalah sesuatu yang telah diterima untuk menjadi kebiasaan atau peraturan yang diperbuat bersama atas mufakat menurut ukuran yang patut dan benar, yang dapat dimodifikasi sedemikian rupa secara fleksibel. Dasar dari adat yang diadatkan ini adalah: penuh

Page 88: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

82

tidak melimpah, berisi tidak kurang, terapung tidak hanyut, terendam tidak basah (Lah Husni 1986:62).

(3) Adat yang teradat adalah kebiasaan-kebiasaan yang secara berangsur-angsur atau cepat menjadi adat. Sesuai dengan patah: sekali air bah, sekali tepian berpindah, sekali zaman beredar, sekali adat berkisar. walau terjadi perubahan adat itu, inti adat tidak akan lenyap: adat pasang turun-naik, adat api panas, dalam gerak berseimbangan, antara akhlak dan pengetahuan. Perubahan itu hanya terjadi dalam bentuk ragam, bukan dalam hakiki dan tujuan semula. Umpamanya jika dulu orang memakai tengkuluk atau ikat kepala dalam suatu perhelatan, kemudian sekarang memakai kupiah itu menjadi pakaian yang teradat. Jika dulu berjalan berkeris atau disertai pengiring, sekarangtidak lagi. Jika dulu warna kuning hanya raja yang boleh memakainya, sekarang siapapun boleh memakainya (Lah Husni 1986:62).

(4) Adat istiadat adalah kumpulan dari berbagai kebiasaan, yang lebih banyak diertikan tertuju kepada upacara khusus seperti adat: perkawinan, penobatan raja, dan pemakaman raja, jamu laut, mandi Syafar, tepung tawar, mulaka nukal, mulaka ngerbah, gebik, dan lain-lainnya, Setiap upacara dalam kebudayaan Melayu selalu melibatkan unsur seni pertunjukan dan puisi tradisional, seperti pantun, gurindam, nazam, dan lainnya . Makna lain, jika digunakan istilah hanya adat saja, maka kecenderungan pengertiannya adalah sebagai himpunan hukum, misalnya: hukum ulayat, hak azasi, dan lainnya

Keempat kategori adat Melayu di atas, merupakan intisari dari kebudayaan Melayu secara umum. Adat memberikan arahan kepada sehenap watga Melayu untuk mengisi hidupnya, dan mengarahkan diri di dunia maupun akhirat kelak. Adat adalah seperangkat aturan, norma, dan sistem nilai yang dijadikan panduan dalam hidup, dan bergungsi untuk menapai integrasi dan konsistensi internal kebudayaan Melayu. Tingkatan Kebangsawanan Melayu

Seni pertunjukan Dunia Melayu bukan hanya didukung oleh masyarakat kebanyakan (rakyat), tetapi juga oleh golongan bangsawan. Oleh kerana itu dikaji pula tingkatan kebangsawanan Melayu.Dalam kebudayaan Melayu dikenal beberapa tingkat kebangsawanan.

Page 89: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Daftar Pustaka

83

Menurut Tengku Luckman Sinar (temubual pada 23 September 2006), bangsawan dalam konsep budaya Melayu adalah golongan yang dipercayakan secara turun-temurun menguasai sautu kekuasaan tertentu. Namun demikian,seorang bangsawan yang berbuat salah dalam ukuran norma-norma yang berlaku dalam kebudayaan, dapat saja dikritik bahkan diturunkan dari kekuasaannya, seperti yang tercermin dalam konsep raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah. Hirarki kekuasaan adalah dari Allah, kemudian berturut-turut ke negara, raja, pimpinan, rakyat, keluarga dan keturunannya.

Dalam kebudayaan Melayu, tingkatan golongan bangsawan itu adalah sebagai berikut: (a) Tengku (di Riau disebut juga Tengku Syaid) adalah pemimpin atau guru--baik dalam agama, akhlak, maupun adat-istiadat. Menurut penjelasan Tengku Lah Husni (wawancara 1998), istilah Tengku pada budaya Melayu Sumatera Timur, secara resmi diambil dari Kerajaan Siak pada tahun 1857. Dalam konteks kebangsawanan, seseorang dapat memakai gelar Tengku apabila ayahnya bergelar Tengku dan ibunya juga bergelar Tengku. Atau ayahnya bergelar Tengku dan ibunya bukan Tengku. Jadi gelar Tengku secara genealogis diwariskan berdasarkan hubungan darah secara patrilineal. (b) Syaid, adalah golongan orang-orang keturunan Arab dan dianggap sebagai zuriat dari Nabi Muhammad. Gelar ini terdapat juga di Riau dan Semenanjung Malaysia. (c) Raja, yaitu gelar kebangsawanan yang dibawa dari Inderagiri (Siak), ataupun anak bangsawan dari daerah Labuhan Batu: Bilah, Panai, dan Kota Pinang. Pengertian raja di daerah Melayu tersebut adalah sebagai gelar yang diturunkan secara genealogis, bukan seperti yang diberikan oleh Belanda. Oleh pihak penjajah Belanda, gelar raja itu diberikan baik mereka yang mempunyai wilayah pemerintahan hukum yang luas ataupun hanya mengepalai sebuah kampung kecil saja. Pengertian raja yang diberikan Belanda ini adalah kepala atau ketua. Menurut keterangan Sultan Kesebelas Kesultanan Deli, Tengku Amaluddin II, seperti yang termaktub dalam suratnya yang ditujukan kepada Gubernur Sumatera Timur tahun 1933, jika seorang wanita Melayu bergelar Tengku nikah dengan seorang bangsawan yang bergelar Raden dari Tanah Jawa atau seorang bangsawan yang bergelar Sutan dari Minangkabau (Kerajaan

Page 90: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

84

Pagaruyung), maka anak-anak yang diperoleh dari perkawinan ini berhak memakai gelar raja. (d) Wan. Jika seorang wanita Melayu bergelar Tengku kawin dengan seorang yang bukan Tengku, dengan seseorang dari golongan bangsawan lain atau masyarakat awam, maka anak-anaknya berhak memakai gelar wan. Anak lelaki keturunan mereka seterusnya dapat memakai gelar ini, sedangkan yang wanita tergantung dengan siapa dia menikah. Jika martabat suaminya lebih rendah dari wan, maka gelar ini berubah untuk anaknya, menuruti gelar suaminya--dan hilang jika kawin dengan orang kebanyakan. (e) Datuk. Terminologi kebangsawanan datuk ini, awalnya berasal dari Kesultanan Aceh, baik langsung ataupun melalui perantaraan Wakil Sultan Aceh di Deli. Gelar ini diberikan kepada seseorang yang mempunyai kekuasaan daerah pemerintahan otonomi yang dibatasi oleh dua aliran sungai. Batas-batas ini disebut dengan kedatuan atau kejeruan. Anak-anak lelaki dari datuk dapat menyandang gelar datuk pula. Sultan atau raja dapat pula memberikan gelar datuk kepada seseorang yang dianggap berjasa untuk kerajaan dan bangsanya. Di Malaysia gelar datuk diperolehi oleh orang-orang yang dianggapberjasa dalam pengembangan budaya Malaysia. Kemudian tingkatan datuk lainnya adalah datuk seri. (f) Daeng, yang terdapat di Riau adalah golongan bangsawan yang merupakan keturunan bangsawan daripada masyarakat Bugis dari Sulawesi. Seperti diketahui bahwa masyarakat Bugis banyak yang menetap di kawasan Melayu dan menjadi bagian dari etnik Melayu tempatan. (g) Kaja. Gelar ini dipergunakan oleh anak-anak wanita seorang datuk. (h) Encik dan Tuan adalah sebuah terminologi untuk memberikan penghormatan kepada seseorang, lelaki atau wanita, yang mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu dalam berbagai bidang sosial dan budaya seperti: kesenian, dagang, bahasa, agama, dan lainnya. Panggilan itu bisa diucapkan oleh sultan, raja, bangsawan, atau masyarakat kebanyakan.

Sesuai dengan peralihan zaman, maka penggolongan kebangsawanan ini tidak lagi dominan dan memberi pengaruh yang luas dalam konteks sosial budaya etnik Melayu di Sumatera Utara, walaupun biasanya golongan bangsawan tetap mempergunakan gelarnya. Kini yang menjadi orientasi kehidupan sebagian besar

Page 91: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Daftar Pustaka

85

etnik Melayu adalah menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan didasari oleh adat-istiadat Melayu. Sistem Kekerabatan

Dalam kebudayaan Melayu sistem kekerabatan berdasar baik dari pihak ayah maupun ibu, dan masing-masing anak wanita atau pria mendapat hak hukum adat yang sama. Dengan demikian termasuk ke dalam sistem parental atau bilateral. Pembagian harta pusaka berdasarkan kepada hukum Islam (syarak), yang terlebih dahulu mengatur pembagian yang adil terhadap hak syarikat, yaitu harta yang diperoleh bersama dalam sebuah pernikahan suami-isteri. Hak syarikat ini tidak mengenal harta bawaan dari masing-masing pihak. Harta syarikat dilandaskan pada pengertian saham yang sama diberikan dalam usaha hidup, yang ertinya mencakup: (1) suami berusaha dan mencari rezeki di luar rumah; (2) isteri berusaha mengurus rumah tangga, membela, dan mendidik anak-anak. Hak masing-masing adalah 50 %, separuh dari harta pencaharian. Hukum ini dalam budaya Melayu Sumatera Utara, awal kali ditetapkan oleh Sultan Gocah Pahlawan, pada saat menjadi Wakil Sultan Aceh, Iskandar Muda, di Tanah Deli. Sampai sekarang hukum ini tetap berlangsung (wawancara dengan Tengku Muhammad Daniel, Al-Haj, 12 September 2000).

Sistem kekerabatan etnik Melayu di Sumatera Utara, berdasar kepada hirarki vertikal adalah dimulai dari sebutan yang tertua sampai yang muda: (1) nini, (2) datu, (3) oyang (moyang), (4) atok (datuk), (5) ayah (bapak, entu), (6) anak, (7) cucu, (8) cicit, (9) piut, dan (10) entah-entah. Hirarki horizontal adalah: (1) saudara satu emak dan ayah, lelaki dan wanita; (2) saudara sekandung, yaitu saudara seibu, laki-laki atau wanita, lain ayah (ayah tiri); (3) saudara seayah, yaitu saudara laki-laki atau wanita dari satu ayah lain ibu (emak tiri); (4) saudara sewali, yaitu ayahnya saling bersaudara; (5) saudara berimpal, yaitu anak dari makcik, saudara perempuan ayah; (6) saudara dua kali wali, maksudnya atoknya saling bersaudara; (7) saudara dua kali impal, maksudnya atok lelaki dengan atok perempuan bersaudara, (8) saudara tiga kali wali, maksudnya moyang laki-lakinya bersaudara; (9) saudara tiga kali impal, maksudnya moyang laki-laki sama moyang perempuan

Page 92: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

86

bersaudara. Demikian seterusnya empat kali wali, lima kali wali, empat kali impal, dan lima kali impal. Sampai tiga kali impal atau tiga wali dihitung alur kerabat yang belum jauh hubungannya.

Dalam sistem kekerabatan Melayu Sumatera Utara dikenal tiga jenis impal: (1) impal larangan, yaitu anak-anak gadis dari makcik kandung, saudara perempuan ayah. Anak gadis makcik ini tidak boleh kawin dengan pihak lain tanpapersetujuan dari impal larangannya. Kalau terjadi, dan impal larangan mengadu kepada raja, maka orang tua si gadis didenda 10 tail atau 16 ringgit. Sebaliknya jika si gadis itu cacat atau buruk sekali rupanya, impal larangan wajib mengawininya untuk menutup malu "si gadis yang tak laku;" (2) impal biasa, yaitu anak laki-laki dari makcik; (3) impal langgisan, yaitu anak-anak dari emak-emak yang bersaudara.

Terminologi kekerabatan lainnya untuk saling menyapa adalah sebagai berikut: (1) ayah, (2) mak (emak, asal katanya mbai); (3) abang (abah); (5) akak (kakak); (6) uwak, dari kata tua, yaitu saudara ayah atau mak yang lebih tua umurnya; (7) uda, dari kata muda, yaitu saudara ayah atau mak yang lebih muda umurnya; (8) uwak ulung, uwak sulung, saudara ayah atau mak yang pertama baik laki-laki atau perempuan; (9) uwak ngah, uwak tengah, saudara ayah atau emak yang kedua baik laki-laki atau perempuan; (10) uwak alang atau uwak galang (benteng), saudara ayah atau mak yang ketiga baik laki-laki atau perempuan; (11) uwak utih, uwak putih, saudara ayah atau mak yang keempat baik laki-laki atau perempuan; (12) uwak andak, wak pandak, saudara ayah atau mak yang kelima baik laki-laki atau perempuan; (13) uwak uda, wak muda, saudara ayah atau mak yang keenam baik laki-laki atau perempuan; (14) uwak ucu, wak bungsu, saudara ayah atau mak yang ketujuh baik laki-laki atau perempuan; (15) wak ulung cik, saudara ayah atau mak yang kedelapan baik laki-laki atau perempuan; dilanjutkan ke uwak ngah cik, uwak alang cik, dan seterusnya. Jika anak yang dimaksud adalah naka dari andak misalnya, maka panggilan pada nomor 8 sampai 11 tetap uwak, dan nomor 11 dan seterusnya ke bawah disebut dengan: (1) ayah uda, (2) ayah ucu, (3) ayah ulung cik, (4) ayah ngah cik, (5) ayah alang cik, dan seterusnya.

Page 93: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Daftar Pustaka

87

Terminologi kekerabatan lainnya adalah sebagai berikut.(1) mentua atau mertua, kedua orang tua isteri; (2) bisan (besan) sebutan antara orang tua isteri terhadap orang tua sendiri atau sebaliknya; (3) menantu, panggilan kepada suami atau isterinya anak; (4) ipar, suami saudara perempuan atau isteri saudara laki-laki, demikian juga panggilan pada saudara-saudara mereka; (5) biras, suami atau isteri saudara isteri sendiri. Misalnya Ahmad berbiras dengan Hamid, kerana isteri Ahmad adalah kakak kandung isteri Hamid. Kedua saudara itu dalam keadaan bersaudara kandung. Dapat juga sebaliknya. (6) semerayan (semberayan), yaitu manantu saudara perempuan dari mertua perempuan; (7) kemun atau anak kemun, yaitu anak laki-laki atau perempuan dari saudara-saudar kita; (8) bundai, yaitu panggilan aluran ibu yang bukan orang bangsawan; (9) bapak, kata asalnya pak, yang bererti ayah atau entu (ertinya suci), dapat juga dipanggil abah; (10) emak, berasal dari kata mak, yang bererti ibu atau bunda, yang melahirkan kita (embai); (11) abang, yang berasal dari kata bak atau bah yang ertinya saudara tua laki-laki; (12) kakak, berasal dari kata kak, yang berarsaudara tua perempuan; (13) adik, yang berasal dari kata dik, ertinya saudara lelaki atau perempuan yang lebih muda; (14) empuan, ertinya sama dengan isteri, tempat asal anak; (15) laki, yaitu suami.

Dari pendapat-pendapat tentang Melayu di atas, selanjutnya diambil kesimpulan, yang jangan diertikan sebagai kesimpulan akhir definisi tentang identiti etnik Melayu. Kesimpulan ini hanya bersifat sementara, dan masih harus didiskusikan dengan para cerdik-cendikiawan yang ahli dalam masalah Melayu secara umum. Tujuan utama penulis, mempergunakan kesimpulan ini adalah untuk mengkaitkan antara siapa orang Melayu itu, bagaimana budayanya, dan bagaimana pencerminannya dalam lagu dan tari, dalam fokus: fungsi dan bentuk komunikasinyasejarah, fungsi, dan struktur. Identiti etnik Melayu sebagai berikut: (a) di Singapura menitikberatkan pada ras dan keturunan; (b) di Malaysia menitikberatkan pada agama Islam, ras dan budaya Melayu, serta berkewarganegaraan Malaysia; (c) di Indonesia identitas sebagai etnik Melayu diserahkan kepada masing-masing orang berdasar daerah budayanya; (d) menurut

Page 94: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

88

pandangan sebagian besar orang Barat, Melayu itu adalah ras, orang yang berbahasa Melayu, dan beragama Islam. Istilah Melayu berasal dari sebuah tempat (sungai dan Kerajaan) di Jambi; (e) berdasarkan wilayah budayanya orang Melayu mendiami sebagian besar Sumatera dan pulau-pulau sekitarnya, Semenanjung Malaysia, dan Pantai Laut Kalimantan; (f) etnik Melayu terbentuk dari proses campuran antar suku bangsa di kawasan Nusantara; (g) etnik Melayu mempunyai sistem adat resam, sifat-sifat, penggolongan strata sosial (bangsawan dan awam), dan sistem kekerabatan yang khas.

Dari kesimpulan di atas, penulis mereduksi identitas etnik Melayu kepada dua pengertian umum. (1) Dalam pengertian Melayu sebagai ras, maka seluruh ras Melayu (Proto-Melayu dan Deutro-Melayu) dapat menyebut dirinya sebagai Melayu. (2) Dalam pengertian sebagai orang yang tergolong ke dalam ras Melayu, mempergunakan budaya Melayu, dan beragama Islam, mencakup orang-orang Melayu yang ada di Malaysia, Singapura, Sumatera Utara, Riau, Kalimantan, Sumatera Selatan, Jambi, dan lainnya. Dalam perkembangan selanjutnya, etnik Betawi dan Minangkabau juga sering menyebutkan dirinya sebagai etnik Melayu dengan tambahan Melayu Betawi atau Melayu Minangkabau. Etnik Melayu Sumatera Utara mengidentitaskan kelompok etniknya dalam pengertian seperti kesimpulan nomor (2) di atas, yaitu orang yang tergolong ke dalam ras Melayu, mempergunakan budaya Melayu, dan beragama Islam. Musik dan Lagu

Musik adalah salah satu media ungkap kesenian. Kesenian adalah salah satu dari unsur kebudayaan unversal. Musik mencerminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya. Di dalam musik, terkandung nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi bahagian dari proses enkulturasi budaya--baik dalam bentuk formal maupun informal. Musik itu sendiri memiliki bentuk yang khas, baik dari sudut struktural maupun genrenya dalam kebudayaan. Demikian juga yang terjadi musik dalam kebudayaan masyarakat Melayu Sumatera Utara. Keadaan budaya musik Melayu di Semenanjung Malaysia, menurut seorang pengamat seni dari Malaysia, Hamzah (1988), perkembangan musik Melayu di Malaysia

Page 95: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Daftar Pustaka

89

dapat diklasifikasikan kepada sembilan bentuk, yaitu: (1) musik tradisional Melayu; (2) musik pengaruh India, Persia, dan Thailand atau Siam, seperti: nobat, menhora, makyong, dan rodat; (3) musik pengaruh Arab seperti; gambus, kasidah, ghazal, zapin, dan hadrah; (4) nyanyian anak-anak; (5) musik vokal (lagu) yang berirama lembut seperti Tudung Periuk, Damak, Dondang Sayang, dan ronggeng atau joget; (6) keroncong dan stambul yang tumbuh dan berkembang awalnya di Indonesia; (7) lagu-lagu langgam; (8) lagu-lagu patriotik tentang tanah air, kegagahan, dan keberanian; (9) lagu-lagu ultramodern yang kuat dipengaruhi budaya Barat.

Pertunjukan musik tradisional menuruti aturan-aturan tradisional. Pertunjukan ini, selalu berkaitan dengan penguasa alam, mantera (jampi) yang tujuan menjauhkan bencana, mengusir hantu atau setan. Musik tradisi Melayu berkembang secara improvisasi, berdasarkan transmisi tradisi lisan. Setiap musik mempunyai nama tertentu dan alat-alat musik mempunyai legenda asal-usulnya. Pertunjukan musik menuruti aturan dan menjaga etika permainan.

Nyanyian hiburan sambil kerja (working song) atau dalam konteks bekerja juga terdapat dalam kebudayaan Melayu. Musik seperti ini biasanya dilakukan dalam rangka bercocok tanam, bekerja menyiangi gulma, menuai benih, mengirik padi, menumbuk padi sampai menumbuk emping. Begitu juga dengan nyanyian sambil bekerja di laut, yang dikenal dengan Sinandung Nelayan atau Sinandung Si Air yang dijumpai di kawasan Asahan dan Labuhanbatu.

Hubungan antara rakyat yang diperintah dan golongan yang memerintah juga terekspresi dalam seni musik. Nobat adalah musik yang menjadi lambang kebesaran negara, dan ada hubungannya dengan struktur sosial. Secara etnomusikologis, nobat diperkirakan berasal dari Parsi. Perkataan nobat berasal dari akar kata naba (pertabalan), naubat bererti sembilan alat musik. Kata ini kemudian diserap menjadi salah satu upacara penobatan raja-raja Melayu. Nobat yang dipercayai berdaulat telah diinstitusikan sejak zaman Kesultanan Melayu Melaka pada abad kelima belas. Ensambel musik ini dapat memainkan berbagai jenis lagu dan orang yang memainkannya dihidupi oleh kerajaan dan disebut dengan orang kalur (kalau). Alat-alat musik nobat dipercayai mempunyai

Page 96: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

90

daya magis tertentu, dan tak semua orang dapat menyentuhnya. Nobat menjadi musik istiadat di istana-istana Pattani, Melaka, Kedah, Perak, Johor, Selangor, Terengganu dan Serdang Sumatera Utara. Alat-alat musik nobat yang menjadi asas adalah: gendang, nafiri, dan gong. Namun, serunai, nobat besar dan kecil, dan gendang nekara juga dipergunakan.

Selain itu, di dalam budaya Melayu Sumatera Utara dikenal pula ensambel makyong yang mengiringi teater makyong. Alat-alat musik yang dipergunakan adalah rebab, gendang anak, gendang ibu, gong ibu, gong anak, dan serunai. Dalam pertunjukannya, makyong mempergunakan unsur-unsur ritual. Teater ini memiliki lebih dari 100 cerita dan 64 jenis alat musik, dan 20 lagu. Di antara lagu-lagu makyong yang terkenal adalah Pak Yong Muda, Kijang Mas, Sedayung, Buluh Seruan, Cagok Manis, Pandan Wangi dan lainnya.

Pada genre hadrah, marhaban, zikir, tampak pengaruh yang diserap dari Timur Tengah. Pada genre-genre ini aspek ajaran-ajaran agama Islam muncul. Biasanya alat musik yang menjalani asasnya adalah jenis rebana. Genre musik seperti ini memainkan peran penting dalam berbagai aktivitas sosial seperti upacara perkawinan dan khitanan, dan khatam Al-Quran.

Genre musik lainnya adalah ronggeng atau joget. Musik ini adalah hasil akulturasi antara musik Portugis dengan musik Melayu. Musik ronggeng terdapat di kawasan yang luas di Dunia Melayu. Genre musik dan tari ronggeng adalah seni pertunjukan hiburan yang melibatkan penonton yang menari bersama ronggeng yang dibayar melalui kupon atau tiket dengan harga tertentu. Tari dan musik ronggeng termasuk ke dalam tari sosial yang lebih banyak melibatkan perkenalan antara berbagai bangsa. Di dalam seni ronggeng juga terdapat unsur berbagai budaya menjadi satu. Hingga sekarang seni ini tumbuh dan berkembang dengan dukungan yang kuat oleh masyarakat Melayu, walau awalnya dipandang rendah.

Musik Barat populer sejak etnik Melayu dengan budaya Barat sejak awal abad keenam belas. Etnik Melayu menyerap genre-genre musik dan tari seperti: fokstrot, rumba, tanggo, mambo, samba, beguin, hawaian,

Page 97: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Daftar Pustaka

91

wals, suing, blues, bolero, dan sebagainya. Rentak jazz dan swing juga sangat populer dalam lagu-lagu Melayu.

Dikaji dari aspek historikal, maka musik Melayu Sumatera Utara dapat diklasifikasikan kepada masa-masa: Pra Islam; Islam dan Globalisasi. Untuk masa Pra-Islam terdiri dari masa: animisme, Hindu, dan Budha. Masa Pra-Islam yang terdiri dari lagu anak-anak: lagu membuai anak atau Dodo Sidodoi; Si La Lau Le; dan lagu Timang. Lagu permainan anak yang terkenal Tamtambuku. Musik yang berhubungan dengan mengerjakan ladang terdiri dari: Dedeng Mulaka Ngerbah, Dedeng Mulaka Nukal dan Dedeng Padang Rebah. Musik yang berhubungan dengan memanen padi; lagu Mengirik Padi atau Ahoi, Lagu Menumbuk Padi, dan Lagu Menumbuk Emping. Musik yang bersifat animisme terdiri dari: Dedeng Ambil Madu Lebah (nyanyian pawang mengambil madu lebah secara ritual), Lagu Memanggil Angin atau Sinandong Nelayan (nyanyian nelayan ketika mengalami mati angin di tengah lautan), Lagu Lukah Menari (mengiringi nelayan menjala ikan), dan Lagu Puaka (lagu memuja penguasa ghaib tetapi pada masa sekarang telah diislamisasi). Selain itu dijumpai juga lagu-lagu hikayat, yang umum disebut syair. Terdapat juga musik hiburan: dedeng, gambang, musik pengiring silat, musik tari piring/lilin/inai.

Pada masa Islam, “musik-musik” pada masa ini di antaranya adalah azan (seruan untuk shalat), takbir (nyanyian keagamaan yang dipertunjukkan pada saat Idul Fitri dan idhul Adha), qasidah (musik pujian kepada Nabi), marhaban dan barzanji (musik yang teksnya berdasar kepada Kitab Al-Barzanji karangan Syech Ahmad Al-Barzanji abad kelima belas). Di samping itu dijumpai pula barodah (seni nyanyian diiringi gendang rebana dalam bentuk pujian kepada Nabi), hadrah (seni musik dan tari sebagai salah satu seni dakwah Islam, awalnya adalah seni kaum sufi), gambus/zapin (musik dan tari dalam irama zapin yang selalu dipergunakan dalam acara perkawinan), dabus (musik dan tari yang memperlihatkan kekebalan penari atau pemain dabus terhadap benda-benda tajam atas ridha Allah), dan sya'ir (nyanyian yang berdasar kepada konsep syair yaitu teks puisi keagamaan) dan lain-lain.

Pada masa pengaruh Barat terdapat musik dondang sayang (musik dalam tempo asli, biramanya 8/4, iramanya lambat yang awalnya adalah

Page 98: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

92

untuk menidurkan anak, dan kemudian menjadi satu genre yang terkenal terutama di Melaka), ronggeng dan joget (tari dan musik sosial yang mengadopsi berbagai unsur tari dan musik dunia, dengan rentak inang, joget, dan asli), pop Melayu (yaitu lagu-lagu Melayu yang digarap berdasarkan gaya musik kontemporer Barat). Pengaruh Barat ini dapat dilihat dengan ditubuhkannya kumpulan-kumpulan kombo atau band yang terkenal di antaranya band Serdang dan Langkat di Sumatera Timur. Dengan demikian, genre musik Melayu sebenarnya adalah mencerminkan aspek-aspek inovasi seniman dan masyarakat Melayu ditambah dengan akulturasi secara kreatif dengan budaya-budaya yang datang dari luar. Masyarakat Melayu sangat menghargai aspek-aspek universal (seperti yang dianjurkan dalam Islam), dalam mengisi kehidupannya. Demikian sekilas budaya lagu dan musik Melayu dan selanjutnya kita lihat bagaimana budaya tari Melayu di kawasan tersebut. Teater

Menurut Nasaruddin dalam bukunya Teater Tradisional Melayu (2000), ritual animisme (primitif) terdapat pada masyarakat Melayu lama, terutama di kalangan orang asli di Malaysia. Umumnya ritual yang mereka lakukan adalah untuk memahami alam sekitarnya dan memuja roh-roh. Salah satu contoh ritual tersebut adalah tari balai raya pada masyarakat Mahameri yang merupakan bagian perayaan dari hari moyang, yaitu hari ulang tahun roh-roh. Pada tarian teatrikal ini, topeng mewakili berbagai moyang atau roh dan sekali gus berfungsi untuk menghormati roh-roh ini. Pada masyarakat Melayu pula dijumpai upacara memuja roh, seperti yang dilakukan pada saat awal musim menangkap ikan, para nelayan mengadakan ritual main pantai yang tujuannya untuk mendapat restu para makhluk halus di laut untuk menjaga keselamatan mereka saat menangkap ikan di laut. Begitu juga dengan para petani, pada saat usai panen mereka mengadakan pertunjukan seperti makyong dan wayang kulit, yang tujuannya adalah berterima kasih kepada penguasa hutan. Unsur-unsur upacara tradisional animisme ini mengalami kontinuitas dalam teater Melayu seperti saat membuka dan menutup panggung yang menggunakan berbagai upacara.

Page 99: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Daftar Pustaka

93

Dalam konteks seni teater pengaruh India Hindu ini tampak dengan dipergunakannya berbagai tokoh seperti: Batara Guru, Wisnu, Syiwa, dan Brahma. Begitu juga dengan berbagai epos Hindu yang terkenal seperti Ramayana, Mahabrata, Panji, diserap ke dalam cerita-cerita teater wayang kulit. Begitu juga raja dianggap sebagai dewa atau titisan dewa, yang memiliki kekuatan magis dan menjadi pemimpin politik dan agama. Pengaruh Hindu dalam teater tradisi Melayu dapat pula dilacak dari teater wayang kulit. Meskipun para ahli sejarah seni banyak yang berselisih faham tentang asal-usul wayang kulit, yaitu ada yang menyebut memang telah sedia ada di Dunia Melayu seperti Hazeu dan kawan-kawan, dan ada pula yang menyatakan dari India seperti Otto Spies, Brunet, Ridghway, dan kawan-kawan atau dari China, seperti Laufer dan kawan-kawan--namun pengaruh India memang kuat pada tradisi teater wayang kulit Melayu (Nasaruddin 2000).

Di Dunia Melayu, wayang kulit ini biasanya dibedakan ke dalam tiga jenis, berdasarkan akar budayanya, yaitu: wayang Kelantan (Siam), wayang Melayu, dan wayang Jawa. Wayang Melayu dan wayang Jawa berakar dari budaya wayang yang sama yaitu wayang purwa. Perbedaannya adalah bentuk wayang dan ensambel pengiring. Wayang Melayu umumnya menggunakan satu tangan sedangkan wayang Jawa menggunakan dua tangan. Keduanya menggunakan kosa cerita utama Ramayana dan Mahabrata ditambah dengan cerita Panji, Amir Hamzah, serta mite dan legenda tempatan. Wayang Kelantan atau Siam terdapat di bahagian utara semenanjung Malaysia, yaitu Kelantan, Kedah, dan Perlis. Wayang ini memiliki hubungan kultural dengan wayang nan talung Thailand, yang dapat dibuktikan melalui bentuk wayang, ensambel musik, mantera buka panggung yang dibaca oleh tuk maha siku (dalang) dalam bahasa Thai, dan lain-lainnya (Nasaruddin 2000).

Wayang Melayu umum dijumpai di Semenanjung Melaka, sementara di Sumatera jarang dijumpai. Di Kesultanan Serdang pada awal abad kedua puluh memang terdapat wayang, namun diadopsi dari Jawa, yaitu sebagai hadiah dari Sultan Yogyakarta kepada sultan Serdang, sekalian dengan para pemainnya. Namun demikian, wayang kulit yang berkembang di Serdang ini mengalami berbagai transformasi terutama interaksinya dengan budaya Melayu di kawasan tersebut.

Page 100: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

94

Sementara di Sumatera Utara sendiri, kalangan masyarakat Jawa tetap memelihara pertunjukan budaya wayang kulitnya hingga kini. Dalam pertunjukan wayang Melayu, alat-alat musik yang diper-gunakan di antaranya adalah: rebab yaitu alat musik lute berleher panjang yang memainkannya digesek dan bersenar dua, dua buah gendang panjang, satu mong (gong), enam buah canang, kesi atau simbal, dan sepasang tetawak (gong digantung). Repertoar yang terkenal di antaranya adalah Kelayong, Katokan, Kijang Mas, Gandang-gandang, Sasang, dan lain-lainnya.

Berbagai unsur Hindu dan Budha wujud pula dalam teater etnik Melayu. Misalnya teater makyong. Teater ini muncul di kawasan Kelantan, Trengganu, Kedah, Riau, dan Patani. Di Sumatera Utara juga muncul di Kesultanan Serdang, pimpinan Tengku Luckman Sinar di Medan. Di dalam Hikayat Pattani, terdapat deskripsi singkat tentang teater ini, yaitu tentang ensambel alat musik, tari, dan ceritanya. Teater makyong biasa dipergunakan untuk menghibur kaum bangsawan dan kadang juga untuk rakyat awam. Teater makyong ini biasanya difungsikan untuk merayakan panen padi, menyambut ulang tahun raja-raja, merayakan pesta perkawinan, dan lain-lainnya. Peran dalam makyong terdiri dari watak protagonis dan antagonis. Tokoh-tokoh dalam teater makyong di antaranya adalah: pakyong, sebagai tokoh utama yaitu raja; makyong yaitu permaisuri; awang pengasuh dan sekaligus pelawak; dayang yaitu pengasuh (inang) pakyong dan makyong; tuk wok; jin; gergasi; hulubalang; Dewa Bataraguru; para bangsawan; masyarakat awam, dan lainnya. Umumnya cerita yang dipergunakan dalam teater makyong adalah berkaitan dengan cerita kebangsawanan raja-raja yang dibumbui unsur legenda dunia dewa. Di antara erita-cerita yang terkenal adalah: Raja Sakti; Raja Panah; Raja Besar;; Raja Kecik; Dewa Bongsu; Dewa Muda; Anak Raja Gondang; Puteri Timun Muda, dan lain-lain.

Alat-alat musik pengiring makyong adalah rebab Melayu bersenar tiga dengan laras kuint, dua buah gendang panjang, dan sepasang tetawak (gong). Pada ensambel makyong Serdang ditambah pula dua alat musik canang. Repertoar yang digunakan di antaranya: Sri Gunung, Kisah Putri Makyong, Barat Cepat, Tari Inai, Tari Menghadap Rebab, dan lain-lainnya. Teater makyong juga selalu diiringi oleh tari-tarian yang

Page 101: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Daftar Pustaka

95

mendukung plot cerita, seperti: Tari Inai, Tari Silat, Sirih Layar, Pakyong Berjalan, Burung Terbang, dan lain-lain.

Teater dalam kebudayaan Melayu yang mengekspresikan perada-ban Islam dan globalisasi di antaranya adalah bangsawan. Bangsawan adalah teater Melayu yang mengadopsi unsur-unsur teater tradisi dan modern. Teater ini berakar dari wayang Parsi yang dibawa pada akhir abad ke-19 ke Pulaupinang oleh para pedagang India terutama mereka yang beragama Islam dari Gujarat. Mereka membawa berbagai cerita dari Timur Tengah dan menyajikannya dalam bahasa Hindustani. Tokoh utama yang menyebarkan dan mengembangkan teater bangsawan adalah Mamak Manshor dan Mamak Pushi. Kumpulan bangsawan mereka ini melanglangbuana sampai ke Sumatera dan Jawa, yang dapat dilihat pengaruhnya sampai kini pada ketoprak Jawa. Bangsawan ini mencapai zaman keemasannya dari awal sampai pertengahan abad ke-20, yang melibatkan masyarakat Melayu, India, maupun China di Asia Tenggara.

Watak utama dalam bangsawan di antaranya adalah anak muda, sri panggung, jin Ifrit, pelawak, raja, menteri, alim ulama, inang, dayang, tentara, dan lainm-lainnya. Cerita-cerita yang disajikan dalam bangsawan ini mengekspresikan akulturasi kreatif orang-orang Melayu. Misalnya yang berasal dari budaya Melayu adalah cerita Putheri Hijau, Hang Tuah, Terong Pipit, Bawang Putih Bawang Merah, Batu Belah Batu Bertangkup, Robohnya Kota Melaka, Raja Bersiung, Sultan MAhmud Mangkat Berjulang, Badang, dan lain-lain. Cerita Islam contohnya: Laila Majnun, Ali Baba, Siti Zubaidah, Bustaman, dan lain-lain. Dari Eropah adalah cerita: Hamlet, Romi dan Juli, Machbeth, Merchant of Venice, dan lain-lain. Dari China cerita: Sam Pek Eng Tai, Si Kau Si Kui, Busung Sa Su, dan lain-lain. Dari India cerita: Marakarma, Krisna, Jula-juli Bintang Tiga, Burung Putih, dan lainnya. Teater bangsawan ini biasanya diiringi oleh repertoar musik Melayu atau adsopsi dan tari-tarian. Pakaian Adat Melayu

Etnik Melayu Sumatera Utara memiliki busana yang berfungsi fisik dan sosial. Masyarakat Melayu juga sedar tentang harus ditutupnya aurat seperti yang dianjurkan agama Islam, serta lebih jauh lagi adalah seni

Page 102: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

96

berpakaian. Dalam rangka sedemikian ini, selain mengimpor kain dari luar, untuk dipergunakan dalam kehidupannya, orang-orang Melayu sejak mula telah mengenal teknologi membuat kain tenun, dalam bentuk tenunan tradisional, yang diberi nama tenunan songket. Selain itu untuk pakaian wanita, dikenal dengan baju kurung dan kebaya, serta baju teluk belanga atau gunting China bagi pakaian lelaki. Songket umumnya merujuk arti kepada kain sarung (samping) dan selendang.

Pakaian bisanya berfungsi menutupi badan, yang mengikuti norma-norma sosial. Adakalanya agama menganjurkan bagaimana adab dan sopan santun berpakaian. Selain itu, dalam pakaian terwujud nilai-nilai keindahan dan etika masyarakat yang mendukungnya. Pakaian ini difungsikan dalam berbagai-bagai aktiviti adat-istiadat, misalnya dalam upacara nikah kahwin, sunat Rasul, mengabsahkan pemimpin (sultan, tok kadhi, ketua kampung dan lainnya). Demikian pula yang terjadi dalam budaya masyarakat di Dunia Melayu, termasuk masyarakat Melayu Sumatera Utara.

Dalam Dunia Melayu, budaya pakaian antara kawasannya memiliki hubungan. Menurut Siti Zainon Ismail (1997:7) wilayah budaya Melayu ini memiliki hubungan dengan kekuasaan Sriwijaya, sejak abad ke-7, yang meliputi: Patani (Kelantan, Teregganu, Pahang dan Kedah), Palembang serta Jambi (Wheatley 1961; Slamet Mulyana 1981). Para pendeta di Istana Majapahit memasukkan Terengganu sebagai wilayah kuasa kerajaan ini (Negara Kertagama 1361). Wang Ta-Yuan (1394) menulis mengenai pakaian orang Terengganu. Negeri ini disebutnya sebagai Tin-ci-lu, yang mana rambut orang lelaki dan perempuan di situ bersanggul dan mereka memakai baju pendek yang dibuat daripada kain kapas “hsieh” warna hijau yang dililitkan di badan mereka (Wheatley: 70-110).

Selain hubungan budaya, tiap kawasan budaya Melayu juga memiliki ciri khas kain tenunannya. Mengikut Norwani Mohd. Nawawi (2002:4) tenunan Melayu terdiri daripada beberapa jenis kain tenunan yang mempunyai nama-nama yang berlainan—seperti kain cindai, kain limar, kain punca potong, kain karat pat dan sebagainya. Salah satu daripada tenunan yang ditenun pada masa dahulu untuk kerabat diraja adalah tenunan songket benang emas dan kain limar bersongket.

Page 103: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Daftar Pustaka

97

Selain itu, kain tenunan Dunia Melayu juga memiliki hubungan dengan budaya luar, seperti China. Mengikut Norwani Mohd. Nawani (2002:4) kain tenunan pada kerajaan Melayu di Semenanjung Malaysia abad ke-3 telah dideskripsikan oleh para penulis sejarah di China. Dikemukakan bahawa seorang pelayar dari China, Fa Man membuka jalan ke negeri-negeri Melayu. Kejatuhan Funan tercatat dalam laporan sejarah orang China. Laporan itu juga menyatakan bahawa terdapat utusan dari sesetengah dari negeri Melayu yang dihantar untuk menghadap Maharaja China bagi mendapatkan pegiktirafan legitimiasi bagi negeri mereka. Sebagai balasan, utusan China telah dihantar ke negeri-negeri Melayu. Utusan China ini telah menceritakan tentang keadaan Balairung Seri, Istana Raja-raja Melayu pada awal abad ke-7 Masihi menunjukkan kegemilangan dan kemewahan yang tinggi .

Hubungan kebudayaan Melayu dengan China digambarkan dengan keterangan dari hadiah-hadiah dari China kepada Raja Melayu Langkasuka (Kedah dan Patani), Sriwijaya dan Melaka abad ke-6 hingga 15 Masehi. Pada abad ke-5 dan ke-6 pedagang Parsi telah menggunakan jalan laut menuju selatan China (Wolters 1975:22).

Tidaklah mengherankan, meskipun benang sutera dibawa daripada China, masyarakat Alam Melayu lebih akrab dengan pengolahan bentuk dan teknik seni India dan Parsi. Barang-barang dari Parsi merentasi Teluk Benggala menuju Alam Melayu, Idonesia dan langsung ke China (Andaya 1982:17). Demikian sekilas adanya hubungan budaya antara Dunia Melayu dengan Parsi, India dan China, termasuk hubungan tekstil. Dengan demikian untuk mengkaji keberadaan songket dalam Dunia Melayu diperlukan dengan pendekatan budaya.

Menurut Norwani Mohd. Nawawi (2002:0), di Sumatera, tamadun dan kebudayaan Melayu adalah berkemungkinan berasal dari Minangkabau. Kekuasaan Minangkabau memuncak ketika itu berpusat di kawasan tanah tinggi Padang. Pengaruh Minangkabau berkembang untuk beberapa lamanya setelah kejatuhan Sriwijaya pada abad ke-12 dan 13 Maswhi. Walau bagaimanapun, perkembangan Melaka pada pertengahan abad ke-15 Masihi telah mendorong penghijrahan orang Minangkabau secara beramai-ramai untuk pertama kalinya. Mereka membawa bersama kebudayaan mereka ke Semenanjung Tanah Melayu,

Page 104: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

98

dan meningkat semasa zaman pemerintahan Portugis di Melaka. Pada abad ke-18 terdapat dua kawasan utama penempatan dan pengaruh Minangkabau. Kawasan pertama adalah utara Padang, pantai barat Sumatera dan kedua di Negeri Sembilan Semenanjung Tanah Melayu.

Mengikut Siti Zainon Ismail (1997:5) di Alam Melayu terdapat dua jenis tekstil yang dihasilkan dari proses evolusi dan difusi. Pertama, adalah tekstil yang dihasilkan daripada bahan kapas dengan menggunakan teknik tenunan langsung, ikat tunggal ataupun dengan teknik tenun sulam. Bahan dan teknik ini dikategori sebagai hasil kelompok masyarakat sederhana atau budaya tradisi kecil (folk tradition). Kedua-duanya boleh dikesan sejak zaman Dongson dan popular dengan istilah tenun ikat.4 Teknik tersebut berlangsung hingga kini yang menjadi ciri khas tekstil kawasan pedalaman. Misalnya pua kumbu dan bidang iban di Sarawak; ulos Batak, tampan Lampung di Sumatera; hinggi kombu di Sumbawa Timur dan kain Toraja di Sulawesi. Contoh teknik tenun bersulam benang kapas ialah ulos, tubau Bajau dan gonop Dusun Sabah; upuh Gayo di Aceh, molong Marana dan lambak Minangkabau.

Kedua, tekstil tenunan yang dihasilkan daripada bahan sutera, benang emas atau perada dengan menggunakan teknik ikat ganda, tenun bersulam atau songket. Bahan dan teknik ini dikategorikan sebagai ciri seni kelompok masyarakat kompleks atau budaya tradisi agung (great tradition). Teknik ini berkembang sejak kemasukan unsur luar dari dua jalur benua perantara Arab, Parsi/India dan China sejak abad ke-7

4Pengertian tenun ikat mengikut Norwani Mohd. Nawawi (2002:22)

adalah satu ketika dahulu cara membuat kain ikat adalah dengan menggunakan alat tenunan biasa, iaitu menggunakan kek dua karat atau empat karat. Menenun kain ikat dikira agak senang, tetapi penyediaan untuk membuat ikatan pada benang loseng merupakan suatu pekerjaan yang amat rumit kerana ia mengambil masa yang panjang untuk menyiapkan ikatan dan mencelupkan warna pada benang loseng. Cara mengikat benang loseng bermula di Negeri Kelantan dan kemudian diperkenalkan kepada beberapa penenun di Sitiawan. Caranya dimulakan dengan mencuci benang sutera yang berkeadaan mentah. Benang ini yang biasanya dibawa dari Negeri China perlu dibersihkan dan diproses hingga menjadi benang sutera halus sebelum ia boleh diwarnakan. Ikatan dilakukan ke atas benang loseng bertujuan untuk merekaciptakan corak.

Page 105: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Daftar Pustaka

99

Masihi. Beberapa wilayah budaya tekstil yang menghasilkan tekstil telah dikesan sebagai pusat kerajaan Sriwijaya atau wilayah tekstil kawasan pesisir (Siti Zainon Ismail 1997:5-7).

Di Sumatera Utara, ketika John Anderson seorang pegawai tinggi Inggris berkunjung tahun 1823m telah disaksikannya bahwa orang Melayu telah memakai songket yang terbuat daripada bahan benang emas dan perak. Orang Melayu khususnya di Batubara sudah dapat menenun kain tradisionalnya yang dikenakanpada acara-acara adat. Pakaian ini menjadi cirri utama dalam kebudayaan masyarakat Melayu di Sumatera Utara. Enkulturasi

Dari uraian di atas yang menumpukan perhatian kepada kebudayaan, seni, dan busana, maka yang penying lagi adalah bagaimana melakukan proses enkulturasi atau pendidikan budaya dari satu henerasi ke generasi begikutnya di dalam konteks peradaban Melayu. Bahwa pendidiklan ini mutlak harus dilaksanakan baik secara formal maupun secara informal. Pendidikan formal di kawasan melayu mestilah menyerap nilai-nilai kebudayaan Melayu. Pendidikan kebudayaan harus berpaksikan kepada roj dan intikad masyarakat Melayu. Contoh identitas budaya yang perlu dilestarikan adalah pemahaman dan penerapan adat melayu dalam empat kategori seperti diurai di atas. Selian itu henerasi muda mestilah disadarkan akan pentingnya seni budaya Melayu, walau juga tidak dilarang menggunakan seni budaya global. Yang penting adalah berwawasan hlobal dan bertindak local.

Pendidikan budaya tentu saja akan mengarahkan manusia Melayu menjadi insane yang sempurna. Mereka memiliki tujuan hidup baik di sisi dunia maupun sisi akhirat secara seimbang dan berkesinambungan. Dengan mengikuti tunjuk ajar dalam system enkulturasi ini, diharapkan polarisasi kebudayaan Melayu akan mencapai cita-cita (iltizam) dan tujuan (matlamat)nya. Billahi taufik walhidayah asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Page 106: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

100

Daftar Pustaka untuk Mendalami Kajian Abdul Latiff Abu Bakar dan Mohd. Nefi Imran (penyelenggara), 2004.

Busana Melaka. Melaka: Institut Seni Malaysia Melaka, Biro Sosiobudaya Dunia Melayu Dunia Islam.

Abdul Latiff Abu Bakar dan Mohd Nefi Imran (penyelenggara), 2004. Busana Melayu Serumpun. Melaka: Institut Seni Malaysia Melaka (ISMMA).

Anderson, John, 1971. Mission to the east Coast of Sumatra in 1823. Singapura: Oxford University Press.

Denzin, Norman K. Dan Yvonna S. Lincoln (eds.), 1995. Hand Book of Qualitative Research. London: Sage Publication.

J.C. van Eerde, J.C. van, 1920. De Volken van Nederlansch-Indie. Amsterdam: Mij Elsevier.

Gillin, J.L dan J.P. Gillin, 1954. For A Science of Social Man. New York: McMillan.

Hasbullah Ma’ruf, 1977. Naskah Cara-cara Nikah-Kawin Adat Melayu Sumatera Timur. Medan.

Haziyah Hussin, 2006. Motif Alam dalam Batik dan Songket Melayu. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Herkovits, Melville J., 1948. Man and His Work. New York: Alfred A. Knoft.

Hilman Hadikusuma, 1990. Hukum Perkawinan Adat. Bandung: Citra Aditya.

Ismail Husein, 1984. Antara Dunia Melayu dengan Dunia Indonesia. Kuala Lumpur: Universiti Kebangsaan Malaysia.

Kasim Ahmad (penyelenggara), 1966. Hikayat Hang Tuah. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Koentjaraningrat, 1974. Kebudayaan, Mentaliteit dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.

.Koentjaraningrat, 1980. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Maliknowski, “Teori Fungsional dan Struktural,” Teori Antropologi I, Koentjaraningrat (penyelenggara). Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Page 107: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Daftar Pustaka

101

Marckwardt, Albert H. dkk. (eds.), 1990. Webster Comprehensive Dictionary. Chichago: J.G. Ferguson Publishing Company.

Mohd Anis Md Nor, 1990. The Zafin Melayu Dance of Johor: From Village to a National Performance Tradition. (disertasi Ph.D.). Michigan: The University of Michigan.

Mohd Yusof Md Nor (penyelenggara), 1984. Salasilah Melayu Bugis. Putra Jaya: Fajar Bakti.

Nelson P.A., C. Treichler dan L. Grossberg, 1992. “Cultural Studies.” Cultural Studies. C.Treichler Nelson P.A. dan L. Grossberg (eds.). New York: Rouledge.

Norwani Mohd. Nawawi, 2002. Songket Malaysia. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Pelzer, Karl J., 1985. Toean Keboen dan Petani: Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria 1863-1947, terjemahan J. Rumbo. Jakarta: Sinar Harapan.

Radcliffe-Brown, A.R., 1952. Structure and Function in Primitive Society. Glencoe: Free Press.

Siti Zainon Ismail, 2004. “Tatarias dalam Busana Melayu.” Makalah pada Seminar Busana Melayu Serumpun.

Siti Zainon Ismail, 1997. Keindahan Budaya Tradisional Nusantara: Tekstil Tenunan Melayu. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

S. Nasution, 1982. Metode Research. Bandung: Jemmars. Steward, Julian H., 1976. Theory of Culture Change: the Methodology of

Multilinear Evolution. London: University of Illinois Press. Syed Alwi Sheikh Al-Hadi, 1986. Adat Resam dan Adat Istiadat Melayu.

Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementerian Pelajaran Malaysia.

Tenas Effendy dkk., 2004. Corak dan Ragi: Tenun Melayu Riau. Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu bekerjasama dengan Penerbit AdiCita.

Tengku Luckman Sinar, 1986. Sari Sejarah Serdang. Medan. Tengku Luckman Sinar, 1980. Ragam Hias Melayu Sumatera Timur.

Medan: Perwira.

Page 108: ISSN: 1858-4721 Etnomusikologi · ini bisa melalui media massa, ideologi sejenis, atau kebutuhan hidup Dalam ... dapat diketahui bahwa perleboh secara harfiah berarti pemanggilan

Etnomusikologi 14, Oktober 2011

102

Tengku Luckman Sinar, 1994. Jati Diri Melayu. Medan: Majelis Adat dan Budaya Melayu Indonesia.

Tengku Muhammad Lah Husni, 1986. Butir-Butir Adat Budaya Melayu Pesisir Sumatera Timur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

T.O. Ihromi, 1981. Pokok-pokok Teori Antropologi Budaya. Jakarta: Aksara.

Usman Pelly, 1994. Urbanisasi dan Adaptasi: Peranan Misi Budaya Minangkabau dan Mandailing. Jakarta: LP3ES.

Wan Abdul Kadir, 1988. Budaya Popular dalam Masyarakat Melayu Bandaran. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.

Zainal Abididin Borhan dkk. (penyelenggara), 1990. Adat-istiadat Melayu Melaka. Kuala Lumpur: Institut Kajian Sejarah dan Patriotisme Malaysia, Kerajaan Negeri Melaka dan Akademi Pengajian Melayu.

Tentang Penulis Heristina Dewi, dengan gelar akademik Dra. dan M.Pd., adalah Dosen Fakultas Sastra USU, di Departemen Etnomusikologi lahir pada tahun 1966 di Medan. Menamatkan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas di Medan. Tahun 1992 menamatkan studi sarjana seninya di Jurusan Etnomusikologi Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara, menulis skripsi dengan tema kuda kepang di Sumatera Utara. Selanjutnya tahun 2007 menamatkan studi magister pendidikan pada Jurusan Antropologi dan Sosiologi, Universitas Negeri Padang (UNP), dengan tema jaran kepang di Sumatera Utara degan pendekatan antropologis. Aktif sebagai dosen, peneliti, dan penulis. Kini menjabat sebagai Sekretaris Departemen Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara, Medan. Kantor: Jalan Universitas No. 19 Medan, 20155, telefon/fax.: (061)8215956.