isra' dan mi'raj

8
ISRA’ DAN MI’RAJ Para pembaca budiman,sebelum saya masuk ke topik utama saya akan memperlihatkan kepada pembaca semua gedung-gedung yang tinggi dan mewah : Pada suatu hari kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) duduk-duduk bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Lalu muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian putih. Rambutnya hitam sekali dan tidak tampak tanda-tanda perjalanan. Tidak seorangpun dari kami yang mengenalnya. Dia langsung duduk menghadap Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Kedua kakinya menghimpit kedua kaki Rasulullah, dan kedua telapak tangannya diletakkan di atas paha Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, seraya berkata : “Ya Muhammad, beritahu aku tentang Islam.” Lalu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “Islam ialah bersyahadat bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila mampu.” Kemudian dia bertanya lagi : “Kini beritahu aku tentang iman.” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab : “Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab- kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada Qadar baik dan buruknya.” Orang itu lantas berkata : “Benar. Kini beritahu aku tentang ihsan.” Rasulullah berkata : “Beribadah kepada Allah seolah- olah anda melihat-Nya walaupun anda tidak melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat anda.” Dia bertanya lagi : “Beritahu aku tentang Assa’ah (azab kiamat).” Rasulullah menjawab : “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.” Kemudian dia bertanya lagi : “Beritahu aku tentang tanda-tandanya.” Rasulullah menjawab : “Seorang budak wanita melahirkan nyonya besarnya. Orang-orang tanpa sandal, setengah telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun gedung-gedung

Upload: princesshanan

Post on 18-Dec-2015

237 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sxdfghj

TRANSCRIPT

ISRA DAN MIRAJPara pembaca budiman,sebelum saya masuk ke topik utama saya akan memperlihatkan kepada pembaca semua gedung-gedung yang tinggi dan mewah :Pada suatu hari kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) duduk-duduk bersama Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Lalu muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian putih. Rambutnya hitam sekali dan tidak tampak tanda-tanda perjalanan. Tidak seorangpun dari kami yang mengenalnya. Dia langsung duduk menghadap Rasulullah shalallahu alaihi wasallam. Kedua kakinya menghimpit kedua kaki Rasulullah, dan kedua telapak tangannya diletakkan di atas paha Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, seraya berkata : Ya Muhammad, beritahu aku tentang Islam. Lalu Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjawab : Islam ialah bersyahadat bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila mampu. Kemudian dia bertanya lagi : Kini beritahu aku tentang iman. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menjawab : Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan beriman kepada Qadar baik dan buruknya. Orang itu lantas berkata : Benar. Kini beritahu aku tentang ihsan. Rasulullah berkata : Beribadah kepada Allah seolah-olah anda melihat-Nya walaupun anda tidak melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat anda. Dia bertanya lagi : Beritahu aku tentang Assaah (azab kiamat). Rasulullah menjawab : Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya. Kemudian dia bertanya lagi : Beritahu aku tentangtanda-tandanya. Rasulullah menjawab : Seorang budak wanita melahirkan nyonya besarnya. Orang-orang tanpa sandal, setengah telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun gedung-gedung bertingkat. Kemudian orang itu pergi menghilang dari pandangan mata. Lalu Rasulullah Saw bertanya kepada Umar : Hai Umar, tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi? Lalu aku (Umar) menjawab, Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam lantas berkata : Itulah Jibril datang untuk mengajarkan agama kepada kalian. (HR. Muslim).1400 tahun yang lalu Rasullullah SAW sudah mengabarkan kepada kita tentang hal ini. Dan fakta bicara saat ini banyak sekali negara-negara yang berlomba-lomba membangun gedung bertingkat.Siapa yang tidak kenal Twin Tower ,Burj Khalifa,Taipei 101Merupakan bangunan-bangunan tertinggi dunia. Dibalik kemegahan ini,tersimpan makna yang dalam.Hal inilah yang menjadi salah satu tanda bahwa semakin dekatnya kita menuju akhirat.Teknologi semakin maju, jangan kita menutup mata untuk melihat perkembangan zaman dihadapan. Jangan kita menutup mata dizaman yang semakin tergulir ini bahwa banyak orang yang hanya menginginkan keinginan duniawi.Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, Makna berlomba-lomba meninggikan bangunan adalah setiap orang yang membangun rumah ingin jika rumahnya itu lebih tinggi daripada yang lainnya. Mungkin pula maknanya adalah berbangga-bangga dengan memperhias dan memperindahnya, atau makna yang lebih umum dari itu. Hal itu telah banyak ditemukan bahkan bertambah banyak.Dan Ingat Islam bukanlah agama yang kaku. Namun , Islam mengajak umatnya untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Bukan berarti Islam melarang untuk membangun bangunan yang tinggi. Tapi hal ini menunjukan bahwa peradaban yang maju telah terjadi.Mengingatkan kepada umatnya bahwa hari kiamat atau hari akhir semakin dekat.Tidak hanya bangunan pencakar langit saja,tapi saat ini masjid-masjid banyak diperlombakan untuk menjadi masjid terindah.Dalam sebuah hadist dari Abu Dawud:Belum akan datang kiamat sehingga manusia berlomba-lomba membangun dan memperindah masjid-masjid. (HR. Abu Dawud).Sekarang mari kita renungkan.Apalah guna masjid, jika tidak digunakan untuk beribadah.Apalah guna Masjid,Saat musafir dilarang untuk menginap didalamnya.Apalah guna Masjid,Jika untuk menumpang sholat saja tidak boleh.Apalah guna Masjid,jika tidak digunakan sebagai tempat menuntu ilmuApalah guna Masjid, jika hanya dijadikan pameran semata.Masjid yang sederhana yang sering dikunjungi lebih bermanfaat daripada masjid yang mewah tapi sepi.Usman bin Affan ra.: Kalian berlebih-lebihan, sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Barang siapa yang membangun sebuah mesjid karena Allah Taala, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga. (Shahih Muslim No.828)Barangsiapa membangun untuk Allah sebuah masjid (mushola) walaupun sebesar kandang unggas maka Allah akan membangun baginya rumah di surga. (HR. Asysyihaab dan Al Bazzar).Anas mengatakan,Banyak orang yang akan bermegah-megahan dalam mendirikan masjid, tetapi mereka tidak memakmurkannya melainkan sedikit[HR Bukhari]Islam memang menyukai keindahan.Tapi apakah dengan menghiasi masjid yang indah dan mewah, bahkan terlalu mewahnya sampai-sampai masjid tersebut dikunci ditakutkan karena pencurian,menyulitkan orang-orang yang ingin sholat untuk masuk.Masjid adalah rumah Allah memberikan perlindung kepada umat yang dikehendaki-Nya. Ingat ketika musibah Tsunami,dan ingat bangunan apa yang masih berdiri tegar. MASJID.Anda bisa melihat videonya diyoutube atau mencari digoogle.Apakah hal ini tidak aneh bagi kita.Bagaimana mungkin sebuah bangunan masih berdiri kokoh sedangkan bangunan disekitarnya luluh lantak akibat gelombang Tsunami. Apa kita masih belum puas dan masih menganggap hal ini adalah kebetulan belaka.Bagaimana dengan masjid Kobe di Jepang, masjid ini masih berdiri kokoh saat gempa bumi,bahkan saat dihantam oleh Bom Atom 1945. Karunia Allah lah untuk menunjukkan bahwa Kekuasaan Allah itu nyata.Dalam suatu hadistAku tidak menyuruh kamu membangun masjid untuk kemewahan (keindahan) sebagaimana yang dilakukan kaum Yahudi dan Nasrani. (HR. Ibnu Hibban dan Abu Dawud)Sekarang apalah gunanya masjid,jika tidak digunakan beribadah.Masjid besar tapi jamaahnya hanya 1 syaf atau kurang dari itu. Apalah gunanya masjid jika hanya untuk dijadikan objek wisata sangking terlalu sepinya jamaah.Padahal dimasjid di zaman Rasulullah digunakan untuk bermusyarawah, untuk menuntut ilmu .Mesjid-Mesjid saat ini besar dan indah, tapi jamaah shalat sangat sedikit. Orang bangga jika mampu membangun mesjid yang lebih besar dari mesjid lain, tapi sayangnya kita tidak berlomba-lomba memakmurkan mesjid. Rasulullah Bersabda: "Diantara tanda-tanda kiamat ialah para manusia bermegah-megahan membangun mesjid." (HR. Imam Ahmad, Imam Muslim, dan Imam at-Tirmizi)

. BERLOMBA-LOMBA MENGHIASI MASJID DAN BERBANGGA-BANGGA DENGANNYA.

Imam Ahmad rahimahullah meriwayatkan dari Anas Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

.

Tidak akan tiba Kiamat hingga manusia saling berbangga-bangga dengan masjidnya. [1].

Dalam riwayat an-Nasa-i juga Ibnu Majah dari beliau (Anas) Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

.

Di antara tanda-tanda Kiamat adalah manusia saling berbangga-bangga dengan masjid. [2].

Al-Bukhari berkata, Anas berkata, Berbangga-bangga dengannya kemudian tidak memakmurkannya (mengisinya dengan berbagai macam ibadah-ed.) kecuali sedikit saja, maka makna dari berbangga-bangga dengannya adalah hanya memperhatikan hiasannya saja. Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma berkata, Sungguh kalian akan menghiasinya sebagaimana dilakukan oleh kaum Yahudi dan Nasrani (menghias tempat ibadah mereka). [3].

Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu pernah melarang menghiasi masjid karena hal itu bisa menghilangkan konsentrasi (kekhusuan) bagi orang yang sedang melakukan shalat. Beliau berkata ketika memerintahkan untuk memperbaharui pembangunan Masjid Nabawi:

.

Tutupilah orang-orang dari air hujan, dan janganlah kalian menghiasinya dengan warna merah atau warna kuning, sehingga orang-orang terganggu dengannya. [4].

Semoga Allah memberikan kasih sayang-Nya kepada Umar; karena terbukti orang-orang tidak memegang wasiatnya, mereka bukan saja memberikan warna merah dan warna kuning, akan tetapi mereka menghiasinya sebagaimana mereka menghiasai pakaian. Para raja juga khalifah berbangga-bangga membangun masjid dan menghiasinya hingga mereka melakukan sesuatu yang sangat mencengangkan. Masjid-masjid itu tetap tegak sampai saat ini, sebagaimana terdapat di Syam, Mesir, negeri-negeri Maghrib (Maroko), Andalusia dan yang lainnya, dan hingga saat ini kaum muslimin senantiasa berbangga-bangga dalam menghiasi masjid.

Tidak diragukan lagi bahwa menghiasi masjid merupakan ciri sikap boros. Sedangkan meramaikannya hanyalah dengan melakukan ketaatan dan dzikir kepada Allah di dalamnya. Cukuplah bagi manusia membuat sesuatu yang dapat melindunginya dari panas, dingin, dan hujan.

Telah datang ancaman dengan kehancuran ketika masjid dihiasi dan al-Qur-an diperindah (dengan berbagai corak). Al-Hakim dan at-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Darda Radhiyallahu anhu, dia berkata:

.

Jika kalian menghiasi masjid-masjid dan mushhaf kalian, maka kehancuranlah yang akan menimpa kalian. [5].

Al-Munawi rahimahullah [6] berkata, Menghiasi masjid dan mushhaf adalah sesuatu yang dilarang, karena hal itu bisa menyibukkan hati, dan menghilangkan kekhusyuan dari bertadabbur dan hadirnya hati dengan mengingat Allah Taala. Madzhab asy-Syafii berpendapat bahwa menghiasi masjid -walaupun Kabah- dengan emas atau perak diharamkan secara mutlak, adapun dengan selain keduanya hukumnya adalah makruh. [7].

[Disalin dari kitab Asyraathus Saa'ah, Penulis Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil, Daar Ibnil Jauzi, Cetakan Kelima 1415H-1995M, Edisi Indonesia Hari Kiamat Sudah Dekat, Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit Pustaka Ibnu Katsir]._______Footnote[1]. Musnad Ahmad (III/134, dengan catatan pinggir Muntakhab Kanz).Syaikh al-Albani berkata, Shahih. Lihat Shahiihul Jaami (VI/174, no. 7294).[2]. Sunan an-Nasa-i (II/32, Syarh as-Suyuthi).Syaikh al-Albani berkata, Shahih, lihat Shahiihul Jaami (V/213, no. 5771).Dan Shahiih Ibni Khuzaimah (II/281, no. 1322-1323) tahqiq Dr. Muhammad Mushthafa al-Azhami, beliau berkata, Isnadnya shahih.[3]. Shahiih al-Bukhari, kitab ash-Shalaah, bab Bun-yaanul Masjid (I/539, al-Fat-h). [4]. Lihat Shahiih al-Bukhari (I/539, al-Fath).[5]. Shahiih al-Jaamiish Shagiir (I/220, no. 599), dan Syaikh al-Albani berkata, Sanadnya hasan.Diungkapkan dalam Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah (III/337, no. 1351). Hadits tersebut di-riwayatkan oleh al-Hakim dan at-Tirmidzi dalam al-Akyaas wal Mughtarriin (hal. 78, Manuskrip azh-Zhahiriyah) dari Abud Darda secara marfu.Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnul Mubarak dengan perubahan susunan yang awal ada di akhir dan yang akhir ada di awal dalam az-Zuhd (hal. 275, no. 797) tahqiq Habiburrahman al-Azhami.Al-Albani menyebutkan sanad Ibnul Mubarak dalam as-Silsilah, dan beliau berkata, Perawi sanad ini tsiqah, perawi Muslim. Akan tetapi saya tidak mengetahui apakah Bakar bin Sawadah (riwayat dari Abud Darda) mendengar dari Abud Darda atau tidak?Al-Baghawi menuturkannya dalam Syarhus Sunnah (II/350) dan menisbatkannya kepada Abud Darda.As-Suyuthi menyambungkannya dalam al-Jaamiush Shaghiir (hal. 27) kepada al-Hakim dari Abud Darda, dan memberikan lambang dengan (lemah), demikian pula al-Munawi melemahkannya dalam Faidhul Qadiir (I/367, no. 658).[6]. Beliau adalah Zainuddin Muhammad bin Abdurrauf bin Tajul Arifin bin Ali bin Zainal Abidin al-Haddadi al-Manawi. Beliau memiliki delapan puluh karya tulis, sebagian besar dalam masalah hadits, biografi dan sejarah, wafat di Kairo tahun 1031 H t.Lihat al-Alaam (VI/204).[7]. Faidhul Qadiir (I/367).