isolasi koi herpesvirus (khv) dari beberapa organ …

8
ISOLASI KOI HERPESVIRUS (KHV) DARI BEBERAPA ORGAN TARGET DENGAN MENGGUNAKAN KULTUR SEL KT-2 Tuti Sumiati *) dan Agus Sunarto **) *) Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar Jl. Raya Sempur No. 1, Bogor 16154 E-mail: [email protected] **) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya Jl. Ragunan 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540 (Naskah diterima: 5 Mei 2011; Disetujui publikasi: 1 Maret 2012) ABSTRAK Kasus kematian massal pada ikan mas dan koi (Cyprinus carpio) yang disebabkan oleh koi herpesvirus (KHV) terjadi sejak tahun 2002 dan masih berlangsung hingga sekarang. Pemilihan sampel yang tepat sangat penting untuk mendeteksi dan mengidentifikasi penyakit KHV tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jaringan yang menjadi target infeksi KHV dengan cara isolasi virus menggunakan kultur sel KT-2. Kultur sel diinokulasi dengan ekstrak jaringan organ target (otak, mata, insang, ginjal, limfa, hati, jantung, dan usus, serta gabungan insang, ginjal, dan limfa) dan diinkubasi pada suhu 25 o C selama 14 hari. Kerusakan sel terjadi pada kultur sel yang diinokulasi dengan ekstrak dari jaringan insang, ginjal dan gabungan organ insang, ginjal, dan limfa. Uji PCR dari media kultur dan sel yang mengalami CPE menunjukkan bahwa CPE disebabkan oleh KHV. KATA KUNCI: KHV, organ target, kultur sel, isolasi virus, CPE, PCR ABSTRACT: Isolation of koi herpesvirus (KHV) from several target tissues using KT-2 fish cell culture. By: Tuti Sumiati and Agus Sunarto Mass mortality of koi and common carp (Cyprinus carpio) caused by koi herpesvirus (KHV) occured since 2002 is continuing at moment. Appropriate sample is crucial for the detection and identification of the KHV disease. The aim of this research is to investigate the major sites of KHV infection by isolating the virus from several target tissues using KT-2 fish cell culture. The cell cultures were inoculated with tissue extract from target tissues (brain, eye, gills, kidney, spleen, liver, heart, intestine, and pooled of gill, kidney and spleen) and incubated at 25 o C for 14 days. Cythophatic effect (CPE) was observed in cell cultures inoculated with gill, kidney and pooled of gill, kidney, and spleen. Polymerase Chain Reaction (PCR) assay of tissue cultures supernatant and cells showing CPE confirmed that the CPE was caused by KHV. KEYWORDS: koi herpesvirus, target tissue, KT-2 cell culture, CPE, PCR Isolasi koi herpesvirus (KHV) dari beberapa organ ..... (Tuti Sumiati) 93

Upload: others

Post on 23-Jun-2022

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISOLASI KOI HERPESVIRUS (KHV) DARI BEBERAPA ORGAN …

ISOLASI KOI HERPESVIRUS (KHV) DARI BEBERAPA ORGANTARGET DENGAN MENGGUNAKAN KULTUR SEL KT-2

Tuti Sumiati*) dan Agus Sunarto**)

*) Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air TawarJl. Raya Sempur No. 1, Bogor 16154

E-mail: [email protected]

**) Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan BudidayaJl. Ragunan 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12540

(Naskah diterima: 5 Mei 2011; Disetujui publikasi: 1 Maret 2012)

ABSTRAK

Kasus kematian massal pada ikan mas dan koi (Cyprinus carpio) yang disebabkan olehkoi herpesvirus (KHV) terjadi sejak tahun 2002 dan masih berlangsung hingga sekarang.Pemilihan sampel yang tepat sangat penting untuk mendeteksi dan mengidentifikasipenyakit KHV tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jaringanyang menjadi target infeksi KHV dengan cara isolasi virus menggunakan kultur selKT-2. Kultur sel diinokulasi dengan ekstrak jaringan organ target (otak, mata, insang,ginjal, limfa, hati, jantung, dan usus, serta gabungan insang, ginjal, dan limfa) dandiinkubasi pada suhu 25oC selama 14 hari. Kerusakan sel terjadi pada kultur sel yangdiinokulasi dengan ekstrak dari jaringan insang, ginjal dan gabungan organ insang,ginjal, dan limfa. Uji PCR dari media kultur dan sel yang mengalami CPE menunjukkanbahwa CPE disebabkan oleh KHV.

KATA KUNCI: KHV, organ target, kultur sel, isolasi virus, CPE, PCR

ABSTRACT: Isolation of koi herpesvirus (KHV) from several target tissuesusing KT-2 fish cell culture. By: Tuti Sumiati and Agus Sunarto

Mass mortality of koi and common carp (Cyprinus carpio) caused by koi herpesvirus(KHV) occured since 2002 is continuing at moment. Appropriate sample is crucial forthe detection and identification of the KHV disease. The aim of this research is toinvestigate the major sites of KHV infection by isolating the virus from several targettissues using KT-2 fish cell culture. The cell cultures were inoculated with tissue extractfrom target tissues (brain, eye, gills, kidney, spleen, liver, heart, intestine, and pooledof gill, kidney and spleen) and incubated at 25oC for 14 days. Cythophatic effect (CPE)was observed in cell cultures inoculated with gill, kidney and pooled of gill, kidney, andspleen. Polymerase Chain Reaction (PCR) assay of tissue cultures supernatant andcells showing CPE confirmed that the CPE was caused by KHV.

KEYWORDS: koi herpesvirus, target tissue, KT-2 cell culture, CPE, PCR

Isolasi koi herpesvirus (KHV) dari beberapa organ ..... (Tuti Sumiati)

93

Page 2: ISOLASI KOI HERPESVIRUS (KHV) DARI BEBERAPA ORGAN …

PENDAHULUANPerikanan budidaya menjadi harapan bagi

peningkatan produksi perikanan dalammemenuhi permintaan pasar baik domestikmaupun internasional. Dampak lanjut denganadanya intensifikasi budidaya perikananadalah terjadinya berbagai kasus seranganpenyakit. Kasus serangan penyakit tersebuttelah mengakibatkan kerugian yang signifikanbaik dari aspek ekonomi maupun sosial, danberakibat kurang menguntungkan bagi industriperikanan budidaya di Indonesia. Salah satukasus serangan penyakit pada ikan air tawaryang menyebabkan kerugian ekonomi dansosial sangat besar adalah kematian massalpada ikan mas dan koi akibat infeksi koi her-pesvirus, KHV (Sunarto et al., 2005a).

Penyakit KHV pertama kali dilaporkanterjadi di Israel dan Amerika Serikat pada tahun1998 (Hedrick et al., 2000), selanjutnyamenyebar ke berbagai negara (Hoffman et al.,2002; Way et al., 2002; Sano et al., 2004; Tu etal., 2004). Di Indonesia, kasus kematian massalpada ikan mas dan koi pertama kali dilaporkanterjadi pada tahun 2002 di daerah Blitar(Sunarto et al., 2005a). Wabah ini terusberlanjut dan menyebar hampir ke seluruhwilayah di Indonesia, dari Sumatera sampai kePapua (Sunarto & Cameron, 2005) dan masihterus berlanjut hingga saat ini.

Koi herpesvirus merupakan penyakitpaling mematikan pada budidaya ikan airtawar di Indonesia. Penyakit ini dapat menye-babkan kematian ikan mas dan koi antara80%–95% dalam waktu 2 minggu (Perelberget al., 2003). Gejala klinis dari ikan yangterinfeksi KHV ditandai dengan produksi lendiryang berlebihan, adanya kerusakan insangdan terjadi pendarahan pada sirip, kulit sertainternal organ. KHV pertama kali berhasildiisolasi dari organ insang serta gabunganginjal dan limfa (Hedrick et al., 2000).Selanjutnya Neukirch & Kunz (2001), Ronenet al. (2003) dan Perelberg et al. (2003)melaporkan telah berhasil mengisolasi virusyang identik dengan KHV dari ikan mas dankoi. Hedrick et al. (2005) berhasil mengisolasiKHV dari beberapa organ target antara laininsang, ginjal, limfa, usus, dan hati.

Upaya pemilihan sampel yang tepatsangat penting untuk mendeteksi dan meng-identifikasi penyakit KHV. Hal ini berhubungandengan pengetahuan organ yang menjaditarget serangan KHV, sehingga dapat

memudahkan dalam isolasi virus untuk kajianlebih lanjut. Adapun tujuan dari penelitian iniadalah untuk mengetahui jaringan yangmenjadi target infeksi KHV dengan cara isolasivirus dari beberapa organ target denganmenggunakan kultur sel KT-2.BAHAN DAN METODE

Kultur SelKultur sel yang dipakai dalam penelitian

ini adalah kultur sel KT-2 yang dikembangkandi laboratorium kesehatan ikan (Sunarto et al.,2005b). Kultur sel ditumbuhkan dalam kulturcawan 12 (12 multiwell plates) dengan mediaLeibovitz’s L-15 yang mengandung FetalBovine Serum (FBS) 10%, Penicillin 250 IU,Streptomycin 250 µg/mL, Kanamycin Sulfat250 µg/mL, dan L-glutamin 2 mM. Untuk pasaseisolat murni, sel dikultur pada flask kulturdengan luas 25 cm2.

Ikan SampelIkan uji yang digunakan untuk isolasi

virus adalah ikan mas yang secara visualterlihat sakit. Ikan diambil dari Waduk Cirata,Jawa Barat, yang pada waktu tersebut sedangmengalami kasus kematian massal. Gejala klinisikan sakit adalah berenang di permukaan,lemah, terjadi kerusakan insang dan sirip.

Isolasi VirusEkstrak jaringan (tissue extract) diperoleh

berdasarkan Fresney (1994). Organ yangdipakai untuk pembuatan ekstrak jaringanmeliputi otak, mata, insang, ginjal, limfa, hati,jantung, usus, dan dari gabungan (pooled)ginjal, limfa, dan insang (3:1:1). Sebanyak 1 gorgan yang dikumpulkan dari 5 ekor ikandiambil secara aseptik, masing-masing di-homogenkan dan diencerkan dengan Hank’sbalanced salts solution (HBSS) denganperbandingan 1:10. Suspensi jaringan di-sentrifus pada kecepatan 1.500 xg selama 15menit pada suhu 4oC. Supernatan diencerkandengan HBSS yang sudah ditambah serum2% dengan perbandingan 1:5 dan disaringdengan filter 0,45 µm. Sebanyak 0,2 mLsupernatan dari masing-masing ekstrakjaringan diinokulasikan pada kultur sel yangditanam pada flask kultur 12. Untuk kontrolnegatif, kultur sel diinokulasi dengan larutanHBSS dengan volume yang sama. Kulturdiinkubasi selama 1 jam, selanjutnya 1,5 mLmedia L-15 ditambahkan ke dalam tiap cawan.

J. Ris. Akuakultur Vol. 7 No. 1 Tahun 2012: 93-100

94

Page 3: ISOLASI KOI HERPESVIRUS (KHV) DARI BEBERAPA ORGAN …

Kemudian, kultur sel diinkubasi pada suhu25oC selama 14 hari. Parameter yang diamatiadalah waktu terjadi CPE (onset) dan jeniskerusakan sel (cytopathic effects, CPE). Pasasebuta (blind passage) dilakukan untukkonfirmasi bahwa CPE yang terjadi disebabkanoleh infeksi virus, bukan karena toksisitasinokulum ekstrak jaringan. Pasase tersebutdilakukan sebanyak 3 kali.

Polymerase Chain Reaction (PCR)Uji PCR dilakukan dengan menggunakan

kits KHV (IQ-2000, Taiwan) yang menghasilkanproduk PCR pada 229 bp dan 440 bp. Tes inidilakukan untuk memastikan bahwa ikansampel yang digunakan dalam isolasi adalahterinfeksi KHV. Sampel uji diambil darigabungan (pooled) insang, ginjal, dan limfa. TesPCR juga dilakukan untuk konfirmasi terhadapmedia kultur dan sel yang mengalamikerusakan (CPE) setelah diinokulasi denganekstrak jaringan ikan sakit.HASIL DAN BAHASAN

Ikan yang dipakai untuk isolasi virus adalahikan mas sakit yang diambil dari Waduk Ciratayang sedang mengalami kasus kematianmassal dengan indikasi terinfeksi KHV. Hal iniditandai dengan gejala klinis seperti produksilendir yang berlebihan, insang putih, dan rusak(OATA, 2001). Hasil uji PCR dengan meng-gunakan kits KHV (IQ-2000, Taiwan) terhadapikan mas sampel menunjukkan bahwa ikan sakitdisebabkan oleh KHV. Dengan kata lain,kematian massal ikan mas di kolam budidayatersebut disebabkan oleh KHV (Gambar 1).

Perubahan yang terjadi pada kultur selyang diinokulasi ekstrak jaringan organ targetselama masa pengamatan disajikan pada Tabel1.

Hasil pengamatan pada kultur sel KT-2menunjukkan bahwa pada hari pertama sampaihari kelima setelah dilakukan inokulasi ekstrakjaringan, kondisi sel masih normal (tidak adaperubahan). Perubahan mulai teramati padahari keenam setelah inokulasi. Khususnya padakultur yang diinokulasi dengan ekstrakjaringan insang, ginjal, dan gabungan organ(insang, ginjal, dan limfa). Tidak terlihat adanyaperubahan pada kultur sel yang diinokulasidengan ekstrak jaringan dari organ otak, mata,hati, jantung, limfa, dan usus, maupun padakultur sel yang diinokulasi dengan mediumHBSS sebagai kontrol negatif (Gambar 2).

Perubahan yang nyata pada kultur sel(CPE) yang diinokulasi ekstrak insang, ginjal,dan gabungan (insang, ginjal, dan limfa)mulai terlihat pada hari ke-7. CPE yang teramatiantara lain berupa vakuola-vakuola kecil padakultur sel. Vakuola yang terlihat seperti bintikputih dan berlubang tersebut hanya terdapatdi beberapa bagian pada kultur sel. Pada harike-10, kerusakan sel yang terjadi mulai terlihatlebih nyata yaitu pembentukan vakuola yanglebih besar dan menyebar di sebagian besarkultur sel. Terlihat juga individu sel (single cell)yang terpisah dari sel-sel di sekitarnya.Setelah hari ke-11 vakuolisasi semakinmembesar dan penyebarannya merata padaseluruh permukaan kultur. Vakuolisasi inidiikuti dengan terjadinya pelepasan (detach-ment) sel dari permukaan cawan kultur (Gambar3). Pada hari ke -14 sekitar 95% dari kultur selmengalami detachment.

Gambar 1. Hasil uji deteksi KHV denganmenggunakan PCR dari ekstrakjaringan ikan mas sakit dan sehat.1. marker DNA ladder 100 bp; 2.kontrol negatif; 3. Sampel ikan massehat, 4. ikan mas sakit, 5. kontrolpositif

Figure 1. The result of PCR assay for KHV de-tection of tissue extract from un-healthy and healthy fish. 1. 100 bpDNA marker ladder; 2. negativecontrol; 3. Healthy carp; 4. un-healthy carp, 5. positive control

1 2 3 4 5

Isolasi koi herpesvirus (KHV) dari beberapa organ ..... (Tuti Sumiati)

95

Page 4: ISOLASI KOI HERPESVIRUS (KHV) DARI BEBERAPA ORGAN …

Hasil pengamatan pada kultur sel yangdiinokulasi dengan isolat KHV (kontrol positif)yang diikuti dari hasil pasasenya menunjukkanCPE. CPE teramati pada hari ke-4 setelahinokulasi, 3 hari lebih cepat dari CPE yang

Tabel 1. Pengamatan pembentukan cytopathic effect (CPE) pada kultur sel KT-2Table 1. Observation of the formation of cytopathic effect (CPE) in KT-2 cell culture

Keterangan (Note):*) = insang (gills), ginjal (kidney), limfa (spleen)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14Insang (Gills ) - - - - - + + + + + + + + + + ++ + ++ + ++Ginjal (Kidney ) - - - - - + + + + + + + + + + ++ + ++ + ++Otak (Brain ) - - - - - - - - - - - - - -Mata (Eyes ) - - - - - - - - - - - - - -Hati (Liver ) - - - - - - - - - - - - - -Jantung (Heart ) - - - - - - - - - - - - - -Usus (Intestine ) - - - - - - - - - - - - - -Limfa (Spleen ) - - - - - - - - - - - - - -Gabungan organ*)

(Pooled of organ )Kontrol positif (Positive control )Kontrol negatif(Negative control )

OrganPembentukan CPE (CPE format ion )

- - - - - + + + + + + + + + + ++ + ++ + ++

- - - + + + ++ ++ ++ +++ +++ +++ +++ +++

- - - - - - - - - -- - - -

Pada akhir pengamatan selama 14 hari,tidak terlihat adanya kerusakan sel yangmenunjukkan CPE pada kultur yang diinokulasidengan ekstrak jaringan dari otak, mata, limfa,hati, jantung, dan usus (Tabel 2).

Gambar 2. Isolasi KHV menggunakan kultur sel KT-2. (A) Kultur sel KT-2 yang diinokulasi denganmedium HBSS (kontrol negatif). (B) Kultur sel KT-2 yang diinokluasi ekstrak jaringanorgan target tetapi tidak menunjukkan CPE

Figure 2. Isolation of KHV using KT-2 cell culture. (A) KT-2 cell cultures inoculated with HBSSmedium (negative control). (B) KT-2 cell cultures inoculated with tissue extractsfrom target tissue but did not showed CPE

A B

J. Ris. Akuakultur Vol. 7 No. 1 Tahun 2012: 93-100

96

Page 5: ISOLASI KOI HERPESVIRUS (KHV) DARI BEBERAPA ORGAN …

terjadi pada saat isolasi virus (kultur sel yangdiinokulasi dengan ekstrak jaringan insang,ginjal, dan gabungan (insang, ginjal, dan limfa)ikan mas sakit. CPE tersebut ditandai denganadanya vakuola kecil di beberapa tempat,kemudian berkembang secara ekstensif.Pelepasan sel terjadi mulai hari ke-7. Hasil yang

sama dijumpai pada pasase yang dilakukanberulang dari pasase ke-1 sampai pasase ke-3. Hasil PCR dengan menggunakan kits KHV(IQ-2000) pada media kultur dan sel yangmenunjukkan CPE memperlihatkan hasil positif.Hal ini menunjukkan bahwa kultur sel benar-benar terinfeksi KHV (Tabel 3).

Tabel 2. Hasil isolasi virus dari beberapa organ target pada ikan masTable 2. The isolated virus from several target organs in common carp

Organ target Kerusakan selTarget organ Cytophathic effect/CPE

Otak (Brain ) -Mata (Eyes ) -Insang (Gills ) +Ginjal (Kidney ) +Limfa (Spleen ) -Hati (Liver ) -Jantung (Heart ) -Usus (Intestine ) -Gabungan insang, ginjal, dan limfa Pooled of gills, kidney, and spleen

+

Kontrol negatif (Negative control, HBSS ) -Kontrol positif (Positive control ) +

Gambar 3. Kultur sel KT-2 yang diinokulasi dengan ekstrak jaringan insang, ginjal, dan gabunganorgan (insang, ginjal, dan limfa) menunjukkan CPE pada hari ke-7 (A) dan hari ke-10 (B)setelah inokulasi. a. Vakuola kecil, b. Vakuola besar, c. Pembentukan individu sel,dan d. Permukaan cawan yang kosong karena sel sudah terlepas (detached) daridasar cawan

Figure 3. KT-2 cell cultures inoculated with tissue extracts from gill, kidney, and pooled oforgans (gills, kidney, and spleen) showed CPE on 7 (A) and 10 (B) post inoculation. a.small vacuoles, b. large vacuoles, c. development of a single cell, and d. empty spacedue to the cells have detached from the flask

A B

ac

dba

Isolasi koi herpesvirus (KHV) dari beberapa organ ..... (Tuti Sumiati)

97

Page 6: ISOLASI KOI HERPESVIRUS (KHV) DARI BEBERAPA ORGAN …

Isolasi KHV pertama kali dilakukan darikasus kematian massal pada budidaya ikan masdi Israel dan Amerika dengan menggunakankultur sel KF-1 (Hedrick et al., 2000). Meskipunpenyebarannya sangat cepat, penyakit inidilaporkan hanya menyerang pada ikan masdan koi (Perelberg et al., 2003). Di Indonesia,KHV pertama kali berhasil diisolasi darigabungan insang, ginjal, dan limfa dari ikankoi yang berasal dari kolam yang sedangmengalami kasus kematian massal di Jawa Baratdengan menggunakan kultur sel KT-2 (Sunartoet al., 2005b, Sumiati & Sunarto, 2009). CPEteramati pada hari ke-6 setelah inokulasi.Demikian halnya dengan penelitian ini, CPEmulai teramati pada hari ke-6 setelah inokulasipada kultur sel yang diinokulasi denganekstrak jaringan dari insang, ginjal, dangabungan (insang, ginjal, dan limfa). Usahaisolasi virus dari otak, mata, limfa, hati, jantung,dan usus belum berhasil menunjukkan CPE,namun hal ini tidak berarti bahwa organ-organtersebut bukan merupakan target organ infeksiKHV. Berdasarkan uji PCR yang pernahdilakukan, selain insang, ginjal, dan limfa, KHVjuga terdeteksi hampir dari semua organ ikan(Hedrick et al., 2000; Gray et al., 2002; Giladet al., 2003; Gilad et al., 2004). MeskipunHedrick et al. (2005) melaporkan telah berhasilmengisolasi KHV dari berbagai organ antaralain insang, ginjal, limfa, usus, dan hati, tapidinyatakan juga bahwa isolasi virus dengan

menggunakan kultur sel sangat sulit dilakukan.Kesulitan dalam isolasi virus KHV jugadilaporkan oleh beberapa negara termasukJepang (Sano et al., 2004), Taiwan (Tu et al.,2004), Thailand (Pikulkaew et al., 2009), danFilipina (Somga et al., 2010). Hal ini didugakarena virion KHV sangat labil, sehinggasampel untuk keperluan isolasi virus perlupenanganan khusus. Gilad et al. (2004)melaporkan bahwa sampel untuk isolasi KHVharus diproses dalam hitungan jam setelahikan mati dan cukup sulit untuk melakukanisolasi KHV dari sampel yang telah disimpanbeku. Sunarto et al. (2011) melaporkan bahwakesulitan isolasi KHV dapat disebabkan olehbeberapa hal antara lain: (1) terbatasnya kultursel yang cocok untuk isolasi KHV, (2) kesulitanmemelihara kultur sel yang ada, (3) kultur selyang ada kurang sensitif untuk isolasi KHV, (4)titer yang tinggi pada saat infeksi KHV sangatsingkat.

Berdasar hasil riset ini, untuk keperluandiagnosa dan isolasi virus hidup, sebaiknyadigunakan organ insang atau ginjal sepertidinyatakan juga oleh Hedrick et al. (2000),Gray et al. (2002), dan Gilad et al. (2003).Keberhasilan isolasi virus dari jaringan organinsang, ginjal dan gabungan organ (insang,ginjal, dan limfa) mungkin disebabkankonsentrasi virus di insang, ginjal, dan limfasangat tinggi yaitu 108-109 virus per 106 selikan (Gilad et al., 2004).

Tabel 3. Hasil uji PCR pada media kultur dan sel dari kultur sel yangmenunjukkan CPE

Table 3. The results of PCR assays on the cell culture medium and cells fromcell cultures showing CPE

Sel Media kultur selCell Cell culture medium

Inokulasi dengan ekstrak jaringan ginjal, insang dan gabungan organ*)

Inoculated with tissue extracts from gills, kidney, and pooled of organ *)

Pasase ke-1 (Passage 1 ) + +Pasase ke-2 (Passage 2 ) + +Pasase ke-3 (Passage 3 ) + +

Pasase KHV (Passage of KHV )Uji PCR (PCR assays)

+ +

Keterangan (Note):*) = insang (gills), ginjal (kidney), limfa (spleen)

J. Ris. Akuakultur Vol. 7 No. 1 Tahun 2012: 93-100

98

Page 7: ISOLASI KOI HERPESVIRUS (KHV) DARI BEBERAPA ORGAN …

Sampai saat ini belum ada obat yangefektif untuk penyakit KHV. Oleh karena itu,penanggulangan penyakit KHV lebih di-fokuskan pada strategi pencegahan. Upayapenanggulangan harus berbasis ramahlingkungan. Upaya pencegahan denganmetode vaksinasi menjadi solusi alternatifyang bisa dilakukan. Keberhasilan dalamisolasi KHV di Indonesia dengan menggunakankultur sel diharapkan dapat dijadikan acuandalam program vaksinasi untuk penang-gulangan penyakit KHV.KESIMPULAN DAN SARAN

Koi herpesvirus berhasil diisolasi darijaringan organ insang, ginjal, dan gabunganorgan (insang, ginjal, dan limfa) ikan mas dariWaduk Cirata. Hasil uji PCR dari media kultursel dan sel yang memperlihatkan CPEmenunjukkan bahwa CPE disebabkan oleh KHV.

Untuk keperluan isolasi virus KHV di-sarankan menggunakan sampel dari organinsang, ginjal atau gabungan insang, ginjaldan limfa. Diagnosa penyakit KHV denganmenggunakan metode lain seperti PCR,hibridisasi in situ dan ELISA disarankanmenggunakan sampel dari ginjal dan insang.DAFTAR ACUANFreshney, R.I. 1994. Culture of animal cells: A

manual of basic technique. 3rd ed. Wiley-Liss. Inc. USA, 486 pp.

Gilad, O., Yun, S., Andree, K.B., Adkison, M.A.,Way, K., Willits, N.H., Bercovier, H., &Hedrick, R.P. 2003. Molecular comparisonof isolates of an emerging fish pathogen,the koi herpesvirus, and the effect ofwater temperature on mortality of experi-mentally infected koi. J. Gen. Virol., 84:2,661-2,668.

Gilad, O., Yun, S., Zagmutt-Vergara, F.,Leutenegger, C.M., Bercovier, H., &Hedrick, R.P. 2004. Concentrations of aherpes-like virus (KHV) in tissues of experi-mentally-infected Cyprinus carpio koi asassessed by real-time TaqMan PCR. Dis.Aquat. Org., 60: 179-187.

Gray, W.L., Mullis, L., LaPatra, S.E., Groff, J.M., &Goodwin, A. 2002. Detection of koi herp-esvirus DNA in tissues of infected fish. J.Fish. Dis., 25: 171-178.

Hedrick, R.P., Gilad, O., Yun, S., Spangenberg,J.V., Marty, G.D., Nordhausen, R.W., KebusM.J., Bercovier, H., & Eldar, A. 2000. A herp-

esvirus associated with mass mortality ofjuvenile and adult koi, a strain of a commoncarp. J. Aquat. Anim. Health., 12: 44-57.

Hedrick, R.P., Gilad, O., Yun, S.C., Mcdowell, T.S.,Waltzek, T.B., Kelley, G.O., & Adkison, M.A.2005. Initial isolation and characterizationof a herpes-like virus (KHV) from koi andcommon carp. Bull. Fish. Res. Agen. Supple-ment, 2: 1-7.

Hoffman, R.W., Just, J., & El-Matbouli, M. 2002.Koi herpesvirus infection in koi andcommon carp in Germany. Abstract of 10International Conference of the EuropeanAssociation of Fish Pathologist, Dublin,Germany, 131 pp.

Neukrich, M. & Kunz. 2001. Isolation and pre-liminary characterization of several virusesfrom koi (Cyprinus carpio) suffering gillnecrosis and mortality. Bull. Eur. Ass. FishPathol., 21(4): 125-135.

Ornamental Aquatic Trade Association (OATA).2001. Koi Herpes Virus (KHV). OATA,Wetsbury, Wilts, UK, p. 4-33.

Perelberg, A., Smirnov, M., Hutoran, M., Diamant,A., Bejerano, I., & Kotler, M. 2003. Epide-miological description of a new viraldisease afflicting cultured Cyprinus carpioin Israel. Isr. J. Aquacult. Bamidgeh, 55: 5-12.

Pikulkaew, S., Meeyam, T., & Banlunara, W. 2009.The outbreak of koi herpesvirus (KHV) koi(Cyprinus carpio koi) from Chiang Mai Prov-ince, Thailand. Thai Journal of VeterinaryMedicine, 39: 53–58.

Ronen, A., Perelberg, A., Abramowitz, L., Hutoran,M., Tinman, S., Bejerano, I., Stevitz, M., &Kotler, M. 2003. Efficient vaccine againstthe virus causing a lethal disease in cul-ture Cyprinus carpio. Vaccine, 21: 4,677-4,684.

Sano, M., Ito, T., Kurita, J., Yuasa, K., Miwa, S., &Iida, T. 2004. Experience on common carpmass mortality in Japan. 2004. in“Transboundary fish Disease in SoutheastAsia: Occurrence, Surveillance, Researchand Training” (Eds.) C.R. Lavilla-pitogo, C.R.& Nagasawa, K. SEAFDEC AquacultureDepartment, Ilo-Ilo, Philippines, p. 13-21.

Somga, J.R., de la Pena, l.D., Sombito, C.D., Paner,M.G., Suarnaba, V.S., Capulos, G.C., Maria,P.I., & Lio-Po, G. 2010. Koi herpesvirus-associated mortalities in quarantined koicarp in the Philipines. Bulletin of the Euro-pean Association of Fish Pathologists, 30:2–7.

Isolasi koi herpesvirus (KHV) dari beberapa organ ..... (Tuti Sumiati)

99

Page 8: ISOLASI KOI HERPESVIRUS (KHV) DARI BEBERAPA ORGAN …

Sumiati, T. & Sunarto, A. 2009. Susceptibility ofCyprinid and Non-Cyprinid Fish Cell Linesto Koi herpesvirus (KHV). Indonesian Aqua-culture Journal, 4(2): 131–137.

Sunarto, A. & Cameron, A. 2005. Response tomass mortality of carp: an Indonesian ex-periences. In Subasinghe, R.P. & Arthur, J.R.(Eds.) Regional Workshop on Preparednessand Response to Aquatic Animal HealthEmergencies in Asia. FAO Fisheries Pro-ceedings. No. 4. Rome, p. 87-106.

Sunarto, A., Taukhid, Rukyani, A., Koesharyani,I., Supriyadi, H., Huminto, H., Agungpriyono,D.R., Pasaribu, F.H., Widodo, Herdikiawan,D., Rukmono, D., & Prayitno, S.B. 2005a.Field investigation on serious disease out-break among koi and common carp(Cyprinus carpio) in Indonesia. In Walker,P.J., R.G. Lester and M.G. Bondad Reantaso(eds). Diseases in Asian Aquaculture V. FishHealth Section, Asian Fisheries Society,Manila, p. 125-136.

Sunarto, A., Sumiati, T., Koesharyani, I., Hyatt,A., & Itami, T. 2005b. Development of cellline from tail of koi (Cyprinus carpio) andisolation of koi herpesvirus from Indone-

sia aquaculture. Book of abstracts 6th Sym-posium on Diseases in Asian Aquaculture,25-28 October 2005. Colombo. Srilanka, 74pp.

Sunarto, A., McColl, K.A., Crane, M.St., Sumiati,T., Hyatt, A.D., Barnes, A.C., & Walker, P.J.2011. Isolation and characterization of koiherpesvirus (KHV) in Indonesia: identifica-tion of a new genetic lineage. Journal ofFish Diseases, 34: 87–101.

Tu, C., Lin, S.Y., & Sung, H.T. 2004. Current sta-tus of Koi herpesvirus disease in Taiwan.2004. in “Transboundary fish Disease inSoutheast Asia: Occurrence, Surveillance,Research and Training” (Eds.) Lavilla-pitogo,C.R. & Nagasawa, K. SEAFDEC AquacultureDepartment, Ilo-Ilo, Philippines, p. 21-24.

Way, K., Le Deuff, R.M., Ecclestone, L., Feist,S.W., Dixon, P.F., Wildgoose, W.H., & Hedrick,R.P. 2002. Isolation of a herpesvirus dur-ing disease outbreaks in adults koi carp,Cyprinus carpio, in the UK. Abstract of 10International Conference of the EuropeanAssociation of Fish Pathologist, Dublin,Germany, 129 pp.

J. Ris. Akuakultur Vol. 7 No. 1 Tahun 2012: 93-100

100