islam dan budaya lokal dalam konteks ekonomi

11
ISLAM DAN BUDAYA LOKAL DALAM DIMENSI EKONOMI Tugas Mata Kuliah Islam Dan Budaya Lokal Disusun oleh : PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

Upload: khairul-amin

Post on 19-Jun-2015

753 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Islam Dan Budaya Lokal Dalam Konteks Ekonomi

ISLAM DAN BUDAYA LOKAL

DALAM

DIMENSI EKONOMI

Tugas Mata Kuliah Islam Dan Budaya Lokal

Disusun oleh :

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2010

Page 2: Islam Dan Budaya Lokal Dalam Konteks Ekonomi

PENGANTAR

Secara geneologis, agama Islam yang sekarang dianut tidak kurang dari satu milyar orang dan tersebar di seantero pelosok bumi, pada mulanya merupakan respon pribadi Muhammad terhadap Jibril yang menyampaikan wahyu ilahi untuk bertuhan hanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Meskipun Islam sebagai agama bersifat universal yang menembus batas-batas bangsa, ras, klan dan peradaban, tak bisa dinafikan bahwa unsur Arab mempunyai beberapa keistimewaan dalam Islam

Sebelum Islam masuk dan berkembang, Indonesia sudah memiliki corak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Hindu dan Budha.Dengan masuknya Islam, Indonesia kembali mengalami proses akulturasi (proses bercampurnya dua (lebih) kebudayaan karena percampuran bangsa-bangsa dan saling mempengaruhi), yang melahirkan kebudayaan baru yaitu kebudayaan Islam Indonesia. Masuknya Islam tersebut tidak berarti kebudayaan Hindu dan Budha hilang. Bentuk budaya sebagai hasil dari proses akulturasi tersebut, tidak hanya bersifat kebendaan/material tetapi juga menyangkut perilaku masyarakat Indonesia.

Latar belakang

Sejauh ini, perbincangan mengenai sejarah masuknya Islam ke Indonesia masih didominasi dua teori yang sudah klasik dan klise, serta disinyalir penulis buku ini mengandung penanaman ideologi otentisitas. Bias ideologi otentisitas itu kira-kira menyatakan, kalau Islam yang datang ke Nusantara bukan berasal dari tanah Arab atau Timur Tengah, maka nilai kesahihan dan ke-afdhal-annya akan dipertanyakan. Makanya, teori pertama tentang datangnya Islam di Nusantara menyatakan bahwa Islam dibawa ke Nusantara oleh para pedagang yang berasal dari Arab/Timur Tengah. Teori ini dikenal sebagai teori Arab, dan dipegang oleh Crawfurd, Niemann, de Holander. Bahkan Fazlur Rahman juga mengikuti mazhab ini (Rahman: 1968). Kedua adalah teori India. Teori ini menyatakan bahwa Islam yang datang ke Nusantara berasal dari India. Pelopor mazhab ini adalah Pijnapel yang kemudian diteliti lebih lanjut oleh Snouck, Fatimi, Vlekke, Gonda, dan Schrieke (Drewes: 1985; Azra: 1999).

Terlepas dari dua teori di atas, para sejarahwan umumnya melupakan satu komunitas yang juga memberikan kontribusi cukup besar atas berkembangnya Islam di Nusantara, khususnya Jawa. Mereka adalah komunitas Cina-muslim. Meskipun selama ini

Page 3: Islam Dan Budaya Lokal Dalam Konteks Ekonomi

terdapat beberapa kajian tentang muslim Cina di Jawa, tapi uraiannya sangat terbatas, partikular dan spesifik (hanya menyakup aspek-aspek tertentu saja) di samping sumber-sumber yang dipakai untuk merekonstruksi sejarah juga masih terbatas. Makanya, sampai kini bisa dikatakan, belum ada satu karya ilmiah yang membahas secara ekstensif mengenai kontribusi muslim Cina di Indonesia.

Padahal, eksistensi Cina-muslim pada awal perkembangan Islam di Jawa tidak hanya ditunjukkan oleh kesaksian-kesaksian para pengelana asing, sumber-sumber Cina, teks lokal Jawa maupun tradisi lisan saja, melainkan juga dibuktikan pelbagai peninggalan purbakala Islam di Jawa. Ini mengisaratkan adanya Pengaruh Cina yang cukup kuat, sehingga menimbulkan dugaan bahwa pada bentangan abad ke-15/16 telah terjalin apa yang disebut Sino-Javanese Muslim Culture. Ukiran padas di masjid kuno Mantingan-Jepara, menara masjid pecinaan Banten, konstruksi pintu makam Sunan Giri di Gresik, arsitektur keraton Cirebon beserta taman Sunyaragi, konstruksi masjid Demak --terutama soko tatal penyangga masjid beserta lambang kura-kura, konstruksi masjid Sekayu di Semarang dan sebagainya, semuanya menunjukkan pengaruh budaya Cina yang cukup kuat. Bukti lain dapat ditambah dari dua bangunan masjid yang berdiri megah di Jakarta, yakni masjid Kali Angke yang dihubungkan dengan Gouw Tjay dan Masjid Kebun Jeruk yang didirikan oleh Tamien Dosol Seeng dan Nyonya Cai.

Fakta tersebut diatas dalam perkembangannya di Indonesia dalam konteks akulturasi dan asimilasi terhadap budaya jawa tenyata juga memberikan pengaruh terhadap dinamika perekonomian bangsa pada taraf selanjutnya. Kemudian juga dapat dilihat bagaimana etnis cina memiliki peran yang kuat dalam bidang ekonomi di indonesia. Karena demikian, budaya Islam yang kemudian masuk kedalam sendi-sendi kehidupan bangsa Indonesia turut memberikan konstribusi besar tehadap kehidupan perekonomian yang dewasa ini diperaktekkan oleh bangsa Indonesia terlepas juga dari pengaruh kapitalisme dan imprialisme yang ada di Indonesia.

Page 4: Islam Dan Budaya Lokal Dalam Konteks Ekonomi

PEMBAHASAN

Islam, sebagaimana yang kita fahami adalah agama yang sangat menerima keragaman etnis, bahasa, suku, maupun bangsa. Islam merupakan agama “transnasional”. sehingga, apakah dibawa orang cina, atau india, maupun timur tengah, tidak akan mengurangi keutamaan islam. bukan soal, darimananya, tetapi otentikasinya yang lebih penting. Apakah islam yang difahami dan diamalkan sesuai contoh penerapan dari Rasulullah atau bukan? Otentikasi inilah yang menentukan kebaikan dan keburukan, kebenaran atau kekeliruan. Apakah kita mau melaksanakan islam secara paripurna seperti yang dilaksanakan oleh nabi dan sahabatnya?

Terlepas dari pada hal-hal yang bersifat normative dalam memandang islam, pada prakteknya dalam masyarakat sesungguhnya perlu adanya sebuah pembagian yang tegas antara ranah normative dan empiris. Fakta sejarah telah membuktikan bagaimana para penyebar agama islam yang ada di Indonesia terutama di pulau jawa yang biasa disebut “Wali Songo” dengan konsep akulturasi dan asimilasinya yang terkadang terkesan bukan merupakan ajaran islam yang sesungguhnya apabila dilihat dari sudut pandang normatifitas. Namun demikian, apa yang telah tecatat oleh sejarah merupakan sebuah pristiwa yang memang sudah terjadi dan apa yang ditemukan pada saat ini adalah salah satu proses kontinuitas sejarah yang masih berlangsung meskipun dalam beberapa hal telah terjadi pergeseran yang mungkin dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan keislaman yang di cerna oleh masyarakat islam dewasa ini.

Islam Dan Budaya Lokal Dalam Dimensi Ekonomi

Islam pada ranah sosial dipahami dalam tiga aspek yaitu agama sebagai Islam sebagai keyakinan dan sebagai sitem keagamaan, kemudian Islam sebagi sebuah kebudayaan/cara hidup yang mengintegrasikan muslim kedalam suatu Negara dan yang terakhir Islam sebagai sebuah ideology politik. Ketiga pemahaman tersebut pada perkembangannya turut memberikan sebuah pandangan terhadap praktek kehidupan sosial yang ada di Indonesia, baik itu ekonomi, politik dan lain sebagainya.

Praktek-praktek perokonomian pada saat islam mulai masuk kenusantara jelas memiliki perbedaan yang jelas terlebih setelah ajaran islam yang di bawa dan disebarkan oleh para wali songo, dimana pengaruh-pengaruh budaya local penduduk dalam suatu

Page 5: Islam Dan Budaya Lokal Dalam Konteks Ekonomi

wilayah telah melembagakan nilai yang kedian dijadikan landasan dalam masyarakat baik itu nilai nilai keagamaan yang mereka anut maupun nilai-niali budaya asal yang sudah dipatenkan.

Lebih lanjut kita menilik sejarah, terlihat bahwa pada awal islam mulai berinteraksi dan diterima oleh masyatakat local Indonesia, terjadi perkembangan yang pesat di bidang ekonomi yaitu Jaringan Ekonomi Kaum pedagang Islam melakukan perdagangan di sepanjang pesisir, muncul kota dagang besar lalu saling berhubungan dan membentuk jaringan ekonomi yang dikuasai dagang isla, lebih lanjut lagi Seiring menyebarnya agama islam di Indonesia, mulainya bermunculan pula kota – kota yang umumnya berlokasi di pesisir – pesisir dan di muara suangai besar, contoh : Samudra pasai, Pesisir Jawa Utara sampai Maluku sebagian besar ada di tangan Islam. Hal tersebut setidaknya memberikan gambaran terhadap perkembangan sejarah islam dan budaya local pada era selanjutnya dimana praktek perdaganga islam atau praktek perekonomian islam kemudian menjadi salah satu bentuk budaya yang di anut oleh masyarakat Indonesia.

Tak terlepas dari pada itu semua, dalam masyarakat modern saat ini yang terpenting dalam masyarakat adalah terjadinya hubungan-hubungan peran sosial yang ada. Hubungan-hubungan sosial yang terjadi dalam masyarakat dapat dipengaruhi oleh bebapa aspek-aspek sosial pula. Dalam masyarakat islam, tindakan-tindakan sosialnya banyak dipengaruhi oleh dimensi religiusnya terutama kalangan-kalangan yang berpandangan ‘kolot’ terhadap agama. Hubungan sosio-kultur yang terbangun baik dalam segi okonomi merupakan hasil refleksi keagamaan yang juga menjadi salah satu produk buday yang terakulturasi dengan agama islam itu sendiri.

Hal yang paling konkrit kerika berbicara konsep pengaruh islam dan budaya lokal yang ada di indonesia dalam bidang ekonomi terlihat jelas bagaimana praktek perdagangan yang dibawa oleh ajaran islam yaitu “riba”; -menjadi salah satu hal yang dilarang dalam islam dan kemudian berakulturasi dengan budaya lokal sehingga ajaran islam yang melarang riba ini di terima dalam masyarakat. Konsep tersebut sejauh ini memberikan pengaruh yang cukup segnifikan dalam proses kehidupan ummat islam. Terlebih lagi ketika ditilik kembali masyarakat modern saat ini dimana banyak bermunculan konsep ekonomi syariah yang jelas-jelas merupakan konsep keislaman. Kemudian banyak bermunculan bank-bank syariah yang berasaskan islam, sistem ekonomi islam

Page 6: Islam Dan Budaya Lokal Dalam Konteks Ekonomi

dan lain sebagainya dimana hal ini juga merupakan salah satu proses kontinuitas sejarah tentang pertemuan islam dan budaya kapitalisme global yang berkembang di era modern ini.

Page 7: Islam Dan Budaya Lokal Dalam Konteks Ekonomi

PENUTUP

Proses akultulasi dan asimilasi kebudayaan antar islam dan kebudayaan lokal yang ada di indonesia memang saling memberikan suatu yang baru dikalangan masyarakat indonesia dimana pengaruh-pengaruh budaya lokal yang berdasarkan kepercayaan lokal pula di imbangi dengan masuknya buday islam yang kemudian membentuk kebuyaan baru pada masyarakat indonesia pada saat ini dan juga disis lain kedua budaya ini (islam dan budaya lokal) saling melengkapi hingga tersipta budaya baru yang sama sekali tidak menghilangkan esensi kedua budaya tersebut.

Konstruksi budaya islam dan budaya lokal yang kemudian tercipta dalam masyarakat memiliki keunikan dan pengaruh yang cukup memberikan warna dalam dimensi kehidupan sosio-kultural dalam masyarakat. Dalam makalah ini memang lebih mengarah pada ranah ekonomi dengan melihat dimensi kedua budayaan yang terakulturasi.

Dari pemaparan kami diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa diamika budaya islam telah membeikan sumbangan yang konkrit dalam konteks perekonomian masyarakat indonesia yang dimotori oleh para penyebar agama islam terutama para wali songo dalam menyebarkan agama islam dengan menggunakan cara-cara yang akomodatif dan tidak menghilangkan subtabsi budaya lokal. Sejarah telah mencatat bagaimana prilaku ekonomi masyarakat indonesia sedikit banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dibawa ioleh agama islam yang terlepas dari konteks pemeerintahan atau negara.

Demikian sedikit pemaparan yang dapat kami sampaikan dari makalah ini tenntang bagaimana islam dan budaya lokal dalam bidang ekonomi secara umum. Kami menyadari banyak sekali kekurangan dari isi makalah ini. Hal tersebut tidak terlepas dari kurangnya pemahaman kami dan juga kurangnya referensi yang kami miliki. Oleh karenanya kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat membangun demi terciptanya makalah yang lebih sempurna. Akhirnya ucapan terimakasih kami sampaikan atas segala partisipasi dari teman-teman yang turut memberikan masukan terhadap makalai ini.

Page 8: Islam Dan Budaya Lokal Dalam Konteks Ekonomi

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Amin, Studi Agama Normativitas dan Historisitas?, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999

Al-Attas, Naguib, Syed, Muhammad. Islam dalam sejarah dan kebudayaan Melayu. Bandung: Mizan, 1984

Armstrong, Karen, Islam, Sejarah Singkat, Yogyakarta; Jendela, 2001

http://www.mansukamanah.sch.id/islam-dan-akulturasi-budaya-lokal/

http://elcom.umy.ac.id/elschool/muallimin_muhammadiyah/file.php/1/materi/Sejarah/MASUKNYA%20PENGARUH%20ISLAM%20DI%20INDONESIA.pdf

http://ra3wnd.multiply.com/journal/item/65

diakses pada 17 april 2010