isk_inf sal kemih

14
LAPORAN PENDAHULUAN (L.P) ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ISK (INFEKSI SALURAN KEMIH) KONSEP DASAR I. DEFINISI Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih. 1. Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari semua umur baik pada anak, remaja, dewasa maupun pada umur lanjut. 2. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering dari pria dengan angka populasi umum, kurang dari 515%, untuk menyatakan adanya ASK harus ditemukan bakteri didalam urin. Bakteriuria bermakna yang disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriunia bergejala sedangkan yang tanpa gejala kemih disebut bakteriunia tanpa gejala. Mikro organisme yang paling sering menyebabkan ISK adalah jenis bakteri aerob. Saluran kemih normal tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba yang lain, karena itu rutin dalam ginjal dan buli-buli biasanya steril. Walaupun demikian uretra bagian bawah terutama pada bagian yang mendekati kandung kemih. Selain bakteri aerob, ISK dapat disebabkan oleh virus, nagi, dan jamur. Ada kalanya ISK tanpa bakteriuria, ditemukan pada keadaaan-keadaan : 1. Fokus infeksi tidak dilewati urin, misalnya pada lesi dini pielonefritis karena infeksi hematogen. 2. Bendungan total pada bagian yang menderita infeksi.

Upload: ayuleonora

Post on 01-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISK_Inf Sal Kemih

LAPORAN PENDAHULUAN (L.P)

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN

ISK (INFEKSI SALURAN KEMIH)

KONSEP DASAR

I. DEFINISI

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah istilah umum yang dipakai untuk

menyatakan adanya invasi mikroorganisme pada saluran kemih.

1. Infeksi saluran kemih dapat mengenai baik laki-laki maupun perempuan dari

semua umur baik pada anak, remaja, dewasa maupun pada umur lanjut.

2. Akan tetapi dari kedua jenis kelamin, ternyata wanita lebih sering dari pria

dengan angka populasi umum, kurang dari 515%, untuk menyatakan adanya

ASK harus ditemukan bakteri didalam urin. Bakteriuria bermakna yang disertai

gejala pada saluran kemih disebut bakteriunia bergejala sedangkan yang tanpa

gejala kemih disebut bakteriunia tanpa gejala. Mikro organisme yang paling

sering menyebabkan ISK adalah jenis bakteri aerob. Saluran kemih normal tidak

dihuni oleh bakteri atau mikroba yang lain, karena itu rutin dalam ginjal dan buli-

buli biasanya steril. Walaupun demikian uretra bagian bawah terutama pada

bagian yang mendekati kandung kemih.

Selain bakteri aerob, ISK dapat disebabkan oleh virus, nagi, dan jamur. Ada

kalanya ISK tanpa bakteriuria, ditemukan pada keadaaan-keadaan :

1. Fokus infeksi tidak dilewati urin, misalnya pada lesi dini pielonefritis karena

infeksi hematogen.

2. Bendungan total pada bagian yang menderita infeksi.

3. Bakteriuria disamakan karena pemberian antibiotika.

II. ETIOLOGI

Organisme penyebab ISK yang paling sering ditemukan adalah escheriucia

(80 % kasus). E. Coli merupakan penghuni normal dari kolon. Organisme-organisme

lain yang juga dapat menyebabkan ISK adalah : golongan proteus, klebsiela,

pseudomonas, enterokokus dan stophylokokus.

Page 2: ISK_Inf Sal Kemih

III. PATOFISIOLOGI

IV. MANIFESTASI KLINIS

Gejala klinis ISK tidak khas dan bahkan pada sebagian pasien tanpa gejala.

Gejala yang sering ditemukan ialah disuria, polakisuria dan terdesak kencing yang

biasanya terjadi bersamaan. Nyeri supra pubik dan daerah pelvis. Polakisuria terjadi

akibat kandung kemih tidak dapat menampung urin lebih dari 500 ml karena mukosa

yang meradang sehingga sering kencing. Stranguria yaitu kencing yang susah dan

disertai kejang otot pinggang yang sering ditemukan pada sistitis akut. Tenesmus

ialah rasa nyeri dengan keinginan mengosongkan kandung kemih meskipun telah

kosong. Nukturia ialah cendrung sering kencing pada malam hari akibat kapasitas

kandung kemih menurun, sering juga ditemukan enuresis noktural sekunder yaitu

Infeksi

Kelainan kongenital

Hematogen Perkuntinuitatum

Gejala- Disuria- Polafisuria- Nyeri suprapubik- Stranguria- Tenesmus- Nokturia- Enuresis noktural- Prostatismus- Nyeri uretra- Kolik ureter- Ginjal

- Infeksi pada bagian bawah- Infeksi pada bagian atas

Komplikasi- Gagal ginjal akut- Ensefalopati hipertensif- Gagal jantung, edema paru, neti

nopati hipertensi

Page 3: ISK_Inf Sal Kemih

ngompol pada orang dewasa, prostatismus yaitu kesulitan memulai kencing dan

kurang deras arus kencing, nyeri uretra, kolik ureter dan ginjal.

Gejala klinis ISK sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi sebagai

berikut :

1. Pada bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di

uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-sedikit serta rasa tidak enak

didaerah suprapubik.

2. Pada ISK bagian atas dapat ditemukan sakit kepala, malaise mual, muntah,

demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri dipinggang.

V. KOMPLIKASI

- Gagal ginjal akut

- Ensefalopati hipertensif

- Gagal jantung, edema paru, retinopati hipertensif

VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Biakan urin : Biakan ini pancaran tengah (mid stream urine) dianggap positif ISK

bila jumlah kuman 100.000 kuman/ml urin, jumlah kuman antara 10.000 - <

100.000 kuman/ml urin dianggap meragukan akan perlu diulang. Bila < 10.000

kuman/ml, urin hasil dianggap sebagai kontaminasi. Bila pengambilan urin

dilakukan dengan pungsi supra pubik/karteterisasi kandung kemih, maka

seberapapun kuman yang ditemukan dianggap positif ISK (ada maka juga yang

menyebutkan batasan > 200 kuman/ml urin).

b. Urin lengkap : tidak ada korelasi pasti antara piuria dan bakteri urin, tetapi pada

setiap kasus dengan piuria harus dicurigai kemungkinan ISK, bila ditemukan

silinder leukosit, kemungkinan pielonefritis perlu dipikirkan.

c. Radiologi : Pemeriksaan ultrasonografi sedapat mungkin dilakukan pada semua

pasien ISK, pielografi intravena (PIV) dilakukan untuk mencari kemungkinan

adanya pielonefritis kronis, kelainan konginital, maupun abstruksi dengan

miksio-sisto-uretrografi (MSU) dapat ditemukan tanda-tanda refluks vesiko

ureter/penyempitan pada muara uretra.

d. Lain-lain : data tambahan berupa peninggian laju endap darah (LED) dan kadar

protein kurang rektif, penurunan fungsi ginjal, serta adanya azotemia memberi

petunjuk adanya ISK bagian atas.

VII. PENATALAKSANAAN

Page 4: ISK_Inf Sal Kemih

Tatalaksana umum : atasi demam, muntah, dehidrasi dan lain-lain. Pasien dilanjutkan

banyak minum dan jangan membiasakan menahan kencing untuk mengatasi disuria

dapat diberikan fenazopiridin (pyriduin) 7-10 mg/kg BB hari. Faktor predisposisi

dicari dan dihilangkan. Tatalaksana khusus ditujukan terhadap 3 hal, yaitu

pengobatan infeksi akut, pengobatan dan pencegahan infeksi berulang serta deteksi

dan koreksi bedah terhadap kelamin anatamis saluran kemih.

1. Pengobatan infeksi akut : pada keadaan berat/demam tinggi dan keadaan umum

lemah segera berikan antibiotik tanpa menunggu hasil biakan urin dan uji

resistensi kuman. Obat pilihan pertama adalah ampisilin, katrimoksazol,

sulfisoksazol asam nalidiksat, nitrofurantoin dan sefaleksin. Sebagai pilihan

kedua adalah aminoshikosida (gentamisin, amikasin, dan lain-lain), sefatoksin,

karbenisilin, doksisiklin dan lain-lain, Tx diberikan selama 7 hari.

2. Pengobatan dan penegahan infeksi berulang : 30-50% akan mengalami infeksi

berulang dan sekitar 50% diantaranya tanpa gejala. Maka, perlu dilakukan biakan

ulang pada minggu pertama sesudah selesai pengobatan fase akut, kemudian 1

bulan, 3 bulan dan seterusnya setiap 3 bulan selama 2 tahun. Setiap infeksi

berulang harus diobati seperti pengobatan ada fase akut. Bila relaps/infeksi terjadi

lebih dari 2 kali, pengobatan dilanjutkan dengan terapi profiloksis menggunakan

obat antiseptis saluran kemih yaitu nitrofurantorin, kotrimoksazol, sefaleksi atau

asam mandelamin. Umumnya diberikan ¼ dosis normal, satu kali sehari pada

malam hari selama 3 bulan. Bisa ISK disertai dengan kalainan anatomis,

pemberian obat disesuaikan dengan hasil uji resistensi dan Tx profilaksis

dilanjutkan selama 6 bulan, bila perlu sampai 2 tahun.

3. Koreksi bedah : bila pada pemeriksaan radiologis ditemukan obstruksi, perlu

dilakukan koreksi bedah. Penanganan terhadap refluks tergantung dari stadium.

Refluks stadium I sampai III bisanya akan menghilang dengan pengobatan

terhadap infeksi pada stadium IV dan V perlu dilakukan koreksi bedah dengan

reimplantasi ureter pada kandung kemih (ureteruneosistostomi). Pada pionefrosis

atau pielonefritis atsopik kronik, nefrektami kadang-kadang perlu dilakukan.

Page 5: ISK_Inf Sal Kemih

ASUHAN KEPERAWATAN

I. PERKAWINAN

Identitas

Nama

Umur

Jenis kelamin

Suku bangsa

Pekerjaan

Pendidikan

Alamat

Tanggal MRS

Diagnosa medis

RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan utama : - Disuria

- Polakisria

- Nyeri

- Terdesak kencing yang berwarna terjadi bersamaan.

b. Riwayat penyakit sekarang

Penyebab dari disuria disebabkan karena masuknya organisme eschericea coli

kedalam kolon.

c. Riwayat penyakit dahulu

Apakah sebelumnya pernah sakit ISK.

d. Riwayat penyakit keluarga

Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.

e. Riwayat psikososial dan spiritual

Biasanya klien cemas, bagaimana koping mekanisme yang digunakan gangguan

dalam beribadat karena klien lemah.

f. Pola-pola fungsi kesehatan

1. Pola nutrisi dan metabolisme

Klien mengalami penurunan nafsu makan karena mual, muntah saat makan

sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali.

2. Pola eliminasi

Eliminasi alvi klien tidak dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring

lama. Sedangkan eliminasi urine mengalami gangguan karena ada organisme

yang masuk sehingga urine tidak lancar.

Page 6: ISK_Inf Sal Kemih

3. Pola aktifitas dan latihan

Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total agar tidak

terjadi komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu.

4. Pola tidur dan istirahat

Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan dengan imobilisasi yang lama.

5. Pola persepsi dan konsepsi diri

Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan penyakitnya dan ketakutan

merupakan dampak psikologi klien.

6. Pola hubungan dan peran

Hubungan dengan orang lain terganggu sehubungan dengan klien dirawat di

rumah sakit dan klien harus bedrest total.

7. Pola penanggulangan stress

Biasanya klien sering melamun dan merasa sedih karena keadaan sakitnya.

8. Pola tata nilai dan kepercayaan

Dalam hal beribadah biasanya terganggu karena bedrest total dan tidak boleh

melakukan aktivitasi karena penyakitnya.

g. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum

Didapatkan klien tampak lemah, nadi 100x/menit, T = 119/60

2. Tingkat Kesadaran

Normal GCS 4-5-6

3. Sistem Respirasi

Pernafasan normal yaitu 20x/menit, nafsu normal

4. Sistem Kardiovaskuler

Terjadi penurunan tekanan darah

5. Sistem Integumen

Kulit kering, turgor kulit menurun, rambut agak kusam.

6. Sistem Gastrantestinal

Bibir kering pecah-pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor.

7. Sistem Muskuloskeletal.

Klien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan adanya kelainan.

8. Sistem Abdomen

Pada palpasi didapatkan adanya nyeri tekan pada ginjal akibat adanya

peradangan akut maupun kronis dari ginjal atau saluran kemih yang mengenai

pelvis ginjal, pielonefritis, cystitis, uretra.

Page 7: ISK_Inf Sal Kemih

VIII. DIAGNOSA

1. Nyeri berhubungan dengan koliks ginjal, pelvis, parenkim,

invasi bakteri pada mukosa kandung kemih (systitis) mengakibatkan nyeri

panggul atau nyeri supra pubik.

2. Hipertermia berhubungan dengan infeksi diginjal

mengakibatkan potensial infeksi dan ketidakseimbangan cairan.

3. Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan trauma

mekanik dari infeksi mengakibatkan disuria, frekwensi dan urgency.

III. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Dx : Nyeri berhuibungan dengan koliks ginjal, pelvis, parenkim, invasi

bakteri pada mukosa kandang kemih mengakibatkan nyeri panggul

atau nyeri supropubik.

Tujuan : - nyeri berkurang

- Penurunan kebutuhan terhadap analogetik

Kriteria Hasil : - Nyeri berkurang saat istirahat, aktifitas atau berkemih

Intervensi :

1. Nyeri supropubik dan disuria

R/ menandakan terjadinya infeksi pada kandung kemih.

2. Kultur urine, urinalisis RBC, WBC, peningkatan pH

(infeksi kandung kemih)

R/ Jumlah bakteri 100.000/ml menandakan adanya infeksi yang

menyebabkan nyeri.

3. Istirahatkan pasien selama perawatan

R/ mencegah timbulnya nyeri.

4. Kolaboratif dengan tim kesehatan dalam pemberian

analgetik

R/ untuk mengontrol nyeri dan menanggulangi nyeri.

2. Dx : Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi ginjal mengakibatkan

potensial infeksi dan ketidakseimbangan cairan.

Tujuan : Hipertermia dapat ditanggulangi dengan tanda vital dan suhu kembali

normal

Kriteria Hasil :- Tidak terjadi demam dan dioporesis

- Tidak ada tanda dan segala dehidrasi

Intervensi :

1. Suhu yang meningkat secara persisten

Page 8: ISK_Inf Sal Kemih

R/ indikasi infeksi renal

2. Kulit : suhu, warna, turgar, kering atau lembab.

R/ perubahan penandaan adanya dehidrasi

3. Tanda vital : Peningkatan denyut nadi, pernafasan dan suhu

R/ mengtahui perubahan tanda vital

4. Kolaboratif dalam pemberian (aspirin, aminahen)

R/ menurunkan panas dengan mengintibisi pusat pengaturan panas suhu.

5. Kolaboratif dengan tim medis dalam pemberian antibiotik

R/ membunuh bakteri dengan mengintibisi sistesis dinding sel/mengubah

metabolisme protein sel bakteri.

3. Dx : Perubahan pola eliminasi urine berhubungan dengan trauma mekanik

dan infeksi mengakibatkan disuria, frekwensi dan urgency.

Tujuan : Pola eliminasi kembali normal tanpa disertai disuria, frekwensi dan

urgency

Kriteria Hasil :- Disuria berkurang

- Frekwensi dan urgensi kembali normal

Intervensi :

1. Kaji rasa panas, frekwensi, urgency, bau busuk urine, urine

bercampur darah, nanah dan lendir.

R/ menandakan adanya bakteri yang mengakibatkan iritasi kandung kemih

2. Ulangi pmx urine : peningkatan RBC, WBC, Urine cultue:

bakteri 100.000/ml

R/ menentukan penanganan jika hasil lab kurang dari batas normal.

3. Kolaboratif dengan tim medis dalam pemberian

antibiotik/sulfanamide (amoxicllin, sulfiscoxazole)

R/ pengobatan infeksi akan mengurangi gejala dengan menghambat sintetis

bakteri

4. Kosongkan kandung kemih setiap 4 jam, gunakan

tampan/popok dan ganti setiap 3-4 jam, gunakan pakaian dalam yang

terbuat dari katun, hindari celana ketat.

R/ mencegah statis urine dan media pertumbuhan bakteri : kartominasi dan

iritasi genital.

II. IMPLEMENTASI

Page 9: ISK_Inf Sal Kemih

Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan perwujudan dan rencana tindakan

meliputi beberapa bagian yaitu validasi, secara keperawatan memberikan asuhan

keperawatan dan pengumpulan data (Lumidar 1990)

III. EVALUASI

Evaluasi adalah perbandingan yang matematis dari rencana tindakan dari

masalah kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan

cara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan kesehatan lainnya (Ependi,

1995)

Page 10: ISK_Inf Sal Kemih

DAFTAR PUSTAKA

Dengoes Marilyn E, 1993. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. EGC, Jakarta

Tessy Agus, dkk. 2001. Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 3, FKUI. Jakarta.

Mansjoer A, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3 FKUI. Jakarta.