isinya ajha
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
1/39
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tanah merupakan salah satu sumberdaya alam yang terbatas dan sangat penting
bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu dalam pemanfaatannya harus dikelola
dan digunakan secara bijak. Artinya dalam pemanfaatan tanah atau hamparan
lahan harus terdapat pemeliharaan dan pencegahan terhadap faktor-faktor
penyebab kerusakan tanah yang berdasarkan pada prinsip-prinsip konservasi.
Upaya yang dilakukan untuk konservasi tanah salah satunya adalah teknik
budidaya yang baik dan benar. Beberapa permasalahan dalam teknik budidayadiantaranya yaitu pada teknik pola tanam, pengolahan tanah, pemilihan benih dan
lain-lain. Permasalahan yang serius tidak hanya dijumpai pada kesalahan dalam
teknik budidaya, tetapi juga kondisi lahan yang tidak sesuai untuk komoditas
tertentu. Artinya, dalam teknik budidaya juga perlu memperhatikan kemampuan
dan kesesuaian lahan untuk ditanami suatu komoditas. Permasalahan dalam teknik
budidaya tanaman dan tidak memerhatikan kemampuan dan kesesuaian lahan
berakibat pada kesuburan tanah yang akan menurun sehingga dapat memicu erosi
tanah yang cukup besar.
Beberapa masalah diatas tidak dapat dihadapi dalam waktu yang singkat
sehingga perlu dilakukan suatu tindakan pencegahan atau perbaikan. Solusi yang
dapat ditawarkan adalah dengan konservasi tanah dan air. Konservasi merupakan
upaya memelihara atau menjaga kelestarian untuk menyangga kehidupan.
Konservasi tanah diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara
penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan
memperlakukannya sesuai dengan persyaratan yang diperlukan agar tidak terjadi
kerusakan tanah (Arsyad, 2006). Sifat-sifat fisik dan kimia tanah dan keadaan
topografi lapangan menentukan kemampuan untuk suatu penggunaan dan
perlakuan yang diperlukan. Permasalahan yang sering dihadapi di daerah yang
berbukit-bukit seperti di Desa Punten, Kecamatan Bumiaji adalah adanya erosi dan
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
2/39
2
vegetasi yang kurang mendukung untuk konservasi tanah. Oleh karena itu sangat
diperlukan tindakan konservasi tanah pada lahan yang kami amati. Penerapan
konservasi tanah tersebut diharapkan dapat memberikan rekomendasi yang sesuai
dengan kondisi aktual di lahan tersebut.
1.2Tujuan
Tujuan dari pembuatan project ini antara lain:
a. Menentukan besarnya erosi yang terjadi pada SPL 1 dan SPL 2 di Desa Puten,
Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.
b. Menentukan rekomendasi tindakan konservasi tanah dan air yang sesuai pada
SPL 1 dan SPL 2 di Desa Puten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.
c. Menentukan biaya yang dibutuhkan untuk rekomendasi tindakan konservasi
tanah dan air di Desa Puten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
3/39
3
BAB II
KONDISI UMUM WILAYAH
Secara geografis Kota Batu merupakan salah satu wilayah yang cukup terkenal
di Jawa Timur. Di kota ini terdapat sebuah desa sebagai tempat penghasil bunga mawar
dan jeruk keprok serta tanaman hortikultura yang sangat berperan dalam kemajuan
kotanya yaitu Desa Punten. Desa Punten adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan
Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur. Desa Punten merupakan daerah pegunungan yang
terletak di kaki Gunung Arjuno dengan ketinggian 800-3000 m dpl, dan memiliki suhu
minimum 24-28 C dan suhu maksimum 32-28 C dengan kelembapan udara 75-98%
serta curah hujan rata-rata 875-3000 mm/tahun (Capilnaker Kota Batu, 2006).
Menurut Mallingreu dan Rosalia (1981) Penggunaan lahan (land Use) diartikan
sebagai setiap bentuk interaksi (campur tangan) manusia terhadap lahan dalam rangka
memenuhi kebutuhan hidupnya. Penggunaan lahan dapat ke dalam dua golongan besar
yaitu penggunaan lahan pertanian dan penggunaan lahan bukan pertanian. Penggunaan
lahan pertanian dibedakan berdasarkan atas penyediaan air dan komoditi yang diusahan
dan dimanfaaatkan atau atas jenis tumbuhan atau tanaman yang terdapat atas lahan
tersebut. Penggunaan lahan bukan pertanian dapat dibedakan ke dalam lahan kota atau
desa (pemukiman), industri, rekreasi, pertambangan dan sebagainya. Land use atau
penggunaan lahan di Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur yakni
sebagai daerah lahan produksi dengan sistem tanam monokultur dan tumpangsari.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan terdapat dua Satuan Penggunaan Lahan
(SPL) yaitu pada SPL 1 berupa lahan agroforestri dan SPL 2 berupa lahan tegalan. Pada
lahan agroforestri terdapat beberapa tanaman yakni tanaman suren, apel dan rumput
gajah. Tanaman apel dan suren yang ditanam secara tumpangsari selain itu terdapat
rumput gajah yang tidak dibudidayakan. Sedangkan di lahan tegalan ditanami bunga
mawar yang dibudidayakan secara monokultur.
Land cover merupakan tutupan lahan biasanya meliputi segala jenis
kenampakan dan sudah dikaitkan dengan aktivitas manusia dalam memanfaatkan
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
4/39
4
lahan, sedangkan penutup lahan mencakup segala jenis kenampakan yang ada di
permukaan bumi yang ada pada lahan tertentu (Mallingreu dan Rosalia, 1981). Land
cover atau tutupan lahan di Desa Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur
yakni pada SPL 1 terdapat tanaman tahunan suren dan apel. Selain itu juga ada rumput
gajah yang tidak dibudidayakan. Sedangkan di SPL 2 ditanami tanaman semusim
berupa bunga mawar.
Tingkat pengolahan lahan di Desa Punten, Kecamatan Bumiaji tidak intensif.
Hal ini dapat dilihat dari penggunaan lahan pada SPL 1 yaitu lahan agroforestri dengan
tanaman tahunan apel dan suren serta terdapat rumput gajah yang tumbuh liar tanpa
adanaya perawatan dan pengolahan. Tanaman apel di lahan ini sudah tidak terawat dansudah hampir mati. Menurut Sudaryono dan Hastuti (2013), Usahatani tanaman
tahunan memiliki sistem penutupan (canopy covering) permukaan lahan nisbi baik dan
tidak memerlukan pengolahan tanah permukaan yang intensif sehingga akan
memberikan jaminan kelestarian untuk jangka panjang. Sedangkan pada SPL 2
merupakan lahan tegalan dimana lahan ini ditanami bunga mawar yang termasuk
tanaman semusim. Pada SPL 2 ini tingkat pengolahan lahan intensif, karena tanaman
tersebut merupakan tanaman budidaya dan masih dilakukan peratan dan pengolahan
tanah. Oleh karna itu perlulah dilakukan perawatan supaya tanaman mawar tidak
mengalami kompetisi dengan tanaman lain yang berperan sebagai gulma. Tetapi pada
lahan tersebut ditemukan terjadinya erosi, karena kurangnya vegetasi yang ada di lahan
tersebut. Sistem usahatani tanaman semusim (umur < 4 bulan panen) memiliki sistem
Gambar 1. Tanaman Suren & Apel
Sumber: Dokumentasi (2015)
Gambar 2. Tanaman Bunga Mawar
Sumber: Dokumentasi (2015)
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
5/39
5
perakaran di permukaan tanah. Intensitas pengolahan tanah permukaan akan
mempercepat kerusakan tanah terutama melalui erosi dan perkolasi (Sudaryono dan
Hastuti (2013).
Dari hasil pengamatan fisiografis dilapang, di Desa Punten, Kecamatan
Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur merupakan wilayah dataran tinggi dengan kondisi
lereng pada SPL 1 yaitu mencapai 62% , sedangkan pada SPL 2 kondisi lereng yaitu
38%. Tingkat kecuraman yang lahan pada SPL 1 dapat memungkinkan terjadinya erosi,
tetapi pada pengamatan di lahan pada SPL 1 ini terdapat tanaman tahunan serta rumput
gajah yang membantu mengurangi terjadinya erosi. Sedangkan pada SPL 2 yakni lahan
tegalan dengan komoditas bunga mawar yang kondisi lerengnya tidak terlalu curam
dibandingkan pada SPL 1, tetapi kemungkinan terjadinya erosi lebih tinggi di SPL 2
karena pada SPL 2 tidak ada vegetasi lain selain tanaman bunga mawar. Menurut
Sudaryono dan Hastuti (2013), Pengelolaan lahan dan tanaman dengan pola pergiliran
tanaman secara intensif dan membiarkan permukaan tanah kurang terlindungi,
pengaturan aliran air permukaan tidak teratur, dan miskin tindakan konservasi lahan
akan menyebabkan tanah menjadi cepat rusak.
Gambar 3. Lokasi Aktual Pengamatan
Sumber: Dokumentasi 2015
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
6/39
6
Gambar 4. Peta Lokasi Pengamatan
Sumber : Google earth (2015)
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
7/39
7
BAB III
METODOLOGI
3.1
Waktu dan Tempat
Pelaksanaan survei praktikum Teknologi Konservasi Sumberdaya Lahan
dilakukan dua kali pada hari Minggu, tanggal 22 November 2015 dan hari Selasa,
tanggal 1 Desember 2015 mulai Pukul 12.00-17.00 WIB yang bertempat di Desa
Punten, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur.
3.2Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1.
Penentuan SPL
Klinometer : untuk menentukan persentase kelerengan
Meteran : untuk mengukur panjang lereng
Kamera : untuk dokumentasi kegiatan
Alat tulis : untuk mencatat hasil pengamatan
Modul praktikum :untuk panduan dalam pelaksanaan pengamatan
Kompas : untuk menentukan arah mata angin
2.
PengamatanLereng
Klinometer : untuk menentukan persentase kelerengan
Meteran : untuk mengukur panjang lereng
Kamera : untuk dokumentasi kegiatan
Alat tulis : untuk mencatat hasil pengamatan
Modul praktikum :untuk panduan dalam pelaksanaan pengamatan
3. Deskripsi Tanah
Cangkul : untuk membuat singkapan
Meteran : untuk mengukur kedalaman singkapan
Sabuk profil : utnuk menentukan batas ketebalan horizon
Pisau lapang : untuk membuat batas horizon tanah dan
mengambil sampel tanah setiap horizon tanah
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
8/39
8
Buku Munsell Colour Chart : untuk menentukan warna tanah
Botol air : untuk tempat air yang digunakan untuk
membasahi tanah dalam menetukan tekstur dan konsistensi tanah
Modul praktikum : untuk panduan dalam pelaksanaan pengamatan
Alat tulis : untuk mencatat hasil pengamatan
Kamera : untuk dokumentasi kegiatan
4. Pembuatan Sketsa
Busur derajat 3600: untuk mengukur sudut
Penggaris : untuk menggaris
Alat tulis : untuk menggambar peta
5.
Pembuatan Transek
Penggaris : untuk menggaris lereng
Alat tulis : untuk menggambar transek
Pewarna : untuk mewarnai gambar transek
3.2.2 Bahan
1. Penentuan SPL
Lahan : untuk parameter pengamatan di lapang
2.
Pengamatan Lereng Tanaman : untuk obyek sasaran dalam menentukan derajat
kelerengan
Lahan : untuk parameter pengamatan di lapang
3. Deskripsi Tanah
Tanah : untuk bahan pengamatan
Air : untuk menentukan kosistensi basah
4. Pembuatan Sketsa
Kertas milimeter blok ukuran A0 : untuk media pemetaan
Hasil pengukuran di lapang : sebagai data yang digunakan
untuk pemetaan
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
9/39
9
5. Pembuatan Transek
Kondisi pengamatan di lapang : sebagai data yang digunakan
untuk pembuatan transek
3.3Alur Kerja
1. Penentuan SPL
Langakah pertama dalam penentuan SPL yakni menyipkan alat dan bahan
kemudian menentukan kelas kemampuan lahan dengan melihat tekstur tanah, besarnya
lereng, drainase, kedalaman efektif tanah, tingkat erosi, ada tidaknya batu/kerikil, dan
bahaya erosi. Setelah mengetahui data tersebut baru menentukan kelas kemampuan
lahan dan faktor pembatasnya. Apabila sudah mengetahui faktor pembatas, langkah
selanjutnya menentukan SPL yang ada di lahan tersebut dan terakhir mencatat hasil
pengamatan dan dokumentasi kegiatan serta lahannya.
Menyiapkanalat dan bahan
Menentukankelas
kemampuanlahan
Menentukanfaktor pembatas
MenentukanSPL di lahan
tersebut
Mencatat hasilpengamatan
Dokumentasi
Gambar 5. Diagram Alir Penentuan SPL
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
10/39
10
2. Pengamatan Lereng
Dalam pengamatan lereng langkah pertama yang perlu dilakukan ialah
menyiapkan alat dan bahan sebagai penunjang kelancaran pengamatan. Setelah itu,
mengililingi lahan dengan menyusuri batas lahan, menentukan posisi sebagai titik
untuk melakukan pengukuran lereng, selanjutnya mengukur kemiringan lereng dengan
membidik sampel tanaman yang tingginya sama dengan pengamat menggunakan
klinometer. Langkah selanjutnya mengukur panjang lereng menggunakan meteran dan
mencatat hasil pengukuran. Langkah terakhir mendokumentasikan kegiatan sebagai
bahan pelengkap.
Menyiapkanalat dan bahan
Menentukanposisi lereng
yang akandiamati
Mengukurkemiringan
lereng dengan
mengambilsampel
tanaman yangtingginya sama
denganpengamat
menggunakanklinometer
Mengukurpanjang lerengdengan meteran
Mencatat hasilpengukuran dan
dokumentasi
Gambar 6. Diagram Alir Pengamatan Lereng
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
11/39
11
3. Deskripsi Tanah
Langkah awal yang perlu dilakukan ialah menyiapkan alat dan bahan.
Kemudian menggali tanah untuk membuat singkapan sedalam 80 cm, setelah itu
menentukan batas horizon dengan melihat perbedaan warna setiap lapisan dan
menentukan konsistensi kering dengan cara menusuk-nusuk tanah secara tegak lurus
ke bawah dan ke samping. Kemudian mengukur panjang penampang tanah dan
ketebalan setiap horison dengan meteran dan memasang sabuk horizon untuk
membedakan antara horizon satu dengan yang lain dan dokumentasi. Selanjutnya
mengukur kedalaman efektif tanah. Kemudian mengambil sampel tanah secukupnya
Menyiapkan alatdan bahan
Menggali tanah
untuk membuatsingkapan
sampaikedalaman 80
cm
Menentukan batashorizon dengan melihat
perbedaan warna setiaplapisan dan menentukankonsistensinya dengan
cara di tusuk secarategak lurus ke bawah
dan ke samping
Mengukur panjangpenampang tanah dan
ketebalan tiap
horison denganmeteran dan pasang
sabuk horizon,kemudian
dokumentasikan sertamenghitung
kedalaman efektiftanah
Mengambil sampel
tanah pada setiaphorizon dan
menentukan warana,tekstur, struktur, dan
melihat perakarantanaman
Mencatatanhasil
pengamatan
Dokumentasidan menutupkembali
singkapan
Gambar 7. Diagram Alir Deskripsi Tanah
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
12/39
12
untuk menentukan warna tanah dengan melihat buku Munsell Colour Chart, lalu
menentukan tekstur tanah dengan merasakan tekstur tanah tersebut dan melihat buku
panduan praktikum, lalu menentukan struktur tanah dengan melihat buku panduan
praktikum, lalu melihat perakaran tanaman pada setiap horizon. Langkah terakhir
mencatat hasil pengukuran dan pengamatan serta dokumentasi kegiatan.
4. Pembuatan Sketsa
Menyiapkan alat dan bahan sebagai pelengkap pembuatan peta di atas kertas.
Alat dan bahan yang digunakan adalah berupa kertas milimeter blok ukuran (A0).
Langkah selanjutnya adalah memindahkan nilai-nilai hasil pengukuran di lahan.
Merencanakan skala yang akan dibuat untuk sketsa kemudian menentukan sudut dan
menarik garis untuk membuat lereng. Selanjutnya menggambar vegetasi yang ada di
lahan.
Menyiapkan alatdan bahan
Merencanakan skalasketsa yang akan
digunakan
Menentukan sudutpada setiap SPL
Menarik garis untukmembuat lereng
Menggambarvegetasi yang ada di
lahan
Gambar 8. Diagram Alir Pembuat Sketsa
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
13/39
13
5. Pembuatan Transek
Langkah pertama yang dilakukan adalah menenetukan titik awal untuk
menggambar. Kemudian meggambar transek sesuai kondisi aktual di lapang dan
menggambar komoditas yang ada di lapang. Selanjutnya mewarnai peta yang telah
digambarkan.
Menyiapkan alat
dan bahan
Membuat transeksesuai kondisi
aktual yang adadi lokasi
pengamatn
Menggambarlereng dan
komoditas yangada di lokasipengamatn
Mewarnai transekyang telah dibuat
Gambar 9. Diagram Alir Pembuatan Transek
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
14/39
14
BAB IV
HASIL
4.1
Pembagian Satuan Pengelolaan Konservasi Sumberdaya Lahan
Tabel 1. Kelas Kemampuan Lahan SPL 1 (Lahan Agroforestri)
Berdasarkan hasil tabel kelas kemampuan lahan pada SPL 1 dengan lahan
agroforestri, di dapatkan tekstur tanahnya berupa lempung berdebu (t3) dengan
tingkat drainase yang agak baik (d1) dan kedalaman efektif yang cukup dalam (k0)
dengan kelas yang sama, yaitu kelas I. Kelerengan pada SPL I sebesar 62 % (I5)
dengan kelas VII, dengan tingkat erosi sedang (e2) pada kelas IV. Sedangkan
faktor pembatas batu/kerikil dan bahaya banjir tidak ditemukan pada hasil
pengamatan di lapang. Klasifikasi kelas kemampuan lahan yaitu VIIg dengan
faktor pembatas kelerengan. Selanjutnya untuk rekomendasi penggunaan lahan di
lokasi pengamatan dapat digunakan sebagai hutan lindung. Kemudian untuk
Faktor Pembatas Hasil Pegamatan di
Lapang
Kelas
Tekstur Tanah Lempung berdebu (t3) I
Lereng 62 % (I5) VII
Drainase Baik (d0) I
Kedalaman Efektif 90cm (k0) ITingkat erosi Sedang (e2) IV
Batu/kerikil Tidak Ada (b0) I
Bahaya banjir Tidak Ada (o0) I
Klasifikasi kelas kemampuan lahan dan
faktor pembatas
VIIg
Macam rekomendasi pengunaan lahan Hutan Lindung
Macam rekomendasi konservasi tanah
secara vegetatif dan mekanis
Penanaman tanaman penutup
tanah dan penanaman tanaman
berkayu
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
15/39
15
rekomendasi konservasi tanah dengan menanam tanaman penutup tanah dan
tanaman berkayu.
Tabel 2. Kelas Kemampuan Lahan SPL 2 (Lahan Tegalan)
Faktor Pembatas Hasil Pengamatan di
Lapangan
Kelas
Tekstur tanah Lempung berdebu (t3) I
Lereng 38% (l4) VI
Drainase Baik (d0) I
Kedalaman efektif 90 cm (k1) I
Tingkat erosi Sedang (e2) IVBatu / kerikil Tidak ada (b0) I
Bahaya banjir Tidak ada (o0) I
Klasifikasi kelas kemampuan lahan dan
faktor pembatas
VIg
Macam rekomendasi konservasi tanah
secara vegetatif dan mekanis
Penanaman tanaman permanen,
adanya perlakuan khusus jika ingin
dijadikan sebagai hutan produksi
Berdasarkan hasil tabel kelas kemampuan lahan pada SPL 1 dengan lahan
tegalan, di dapatkan tekstur tanahnya berupa lempung berdebu (t3) dengan tingkat
drainase yang agak baik (d1) dan kedalaman efektif yang cukup dalam (k0) dengan
kelas yang sama, yaitu kelas I. Kelerengan pada SPL I sebesar 38 % (I4) dengan kelas
VI, dengan tingkat erosi sedang (e2) pada kelas IV. Sedangkan faktor pembatas
batu/kerikil dan bahaya banjir tidak ditemukan pada hasil pengamatan di lapang.
Klasifikasi kelas kemampuan lahan yaitu VIg dengan faktor pembatas kelerengan.
Selanjutnya untuk rekomendasi konservasi tanah dengan menanam tanaman permanen
dan dilakukan perlakuan khusus apabila lahan ingin dijadikan sebagai hutan produksi.
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
16/39
16
Gambar 10. Transek Lahan Desa Punten
Gambar 11. Dokumentasi Pembagian SPL 1 dan SPL
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
17/39
17
4.2Erosi
4.2.1 Jenis Erosi di Lahan
Pada pengamatan lapang yang telah dilakukan di Desa Punten, Kecamatan
Bumiaji diketahui bahwa erosi yang terjadi untuk kedua SPL yaitu erosi alur
dan erosi percikan. Hal ini terjadi karena kurangnya tanaman yang mempunyai
akar dalam untuk menyerap air hujan. Menurut Suripimn (2002) erosi alur
terbentuk pada jarak tertentu ke arah bawah lereng sebagai akibat
terkonsentrasinya aliran permukaan sehingga membentuk alur - alur kecil.
Sedangkan untuk erosi percikan adalah terlepas dan terlemparnya partikel -
partikel tanah akibat dari pukulan butiran air hujan secara langsung.
Pada pengamatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa pada SPL 1
penggunaan lahannya berupa agroforestri dengan vegetasi pohon suren, pohon
apel, dan rumput gajah. Pada SPL 1 ditemukan adanya erosi percikan. Karena
pada SPL 1 ditemukan bahwa jarak antar vegetasi tidak beraturan sehingga air
hujan yang jatuh dapat secara langsung menyentuh tanah. Sedangkan untuk
pengamatan pada SPL 2 penggunaan lahannya berupa tegalan dengan vegetasi
mawar ditemukan dua erosi, yakni erosi alur dan erosi percikan. Dimana pada
SPL 2 diketahui bahwa tidak adanya cover crop yang dapat menaungi sehingga
Gambar 12. SPL 1 (Lahan
Agroforestri)
Sumber: Dokumentasi (2015)
Gambar 13. SPL 2 (Lahan
Tegalan)
Sumber: Dokumentasi (2015)
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
18/39
18
air hujan dapat langsung menyentuh tanah. Selain itu faktor fisik tanah seperti
halnya tekstur tanah juga mempengaruhi terjadinya erosi.
Tabel 3. Jenis erosi yang ditemukan pada lahan pengamatan
SPLJenis
ErosiIntensitas Dokumentasi
SPL 1
(Agroforestri)
Erosi
Percik
Rendah
Sumber : Dokumentasi (2015)
SPL 2
(Tegalan)
Erosi
Alur
Sedang
Sumber : Dokumentasi (2015)
SPL 2
(Tegalan)
Erosi
Percik
Sedang
Sumber : Dokumentasi (2015)
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
19/39
19
4.2.2 Perhitungan Nilai Erosi (A) dan EDP
1. SPL 1
Tabel 4. Data Perhitungan Nilai Erosi SPL 1
Komponen Nilai
R 1286,31
K 0,46
LS 4538,61
C ( Apel, Suren, dan Rumput
Gajah)
0,5
P (Teras Bangku Jelek) 0,40
A = R. K. LS. C.P
= 1286,31 x 0,46 x 4,539 x 0,5 x 0,40
= 537,147 ton/ha/th
2. SPL 2
Tabel 5. Data Perhitungan Nilai Erosi SPL 2
Komponen Nilai
R 1286,31
K 0,46
LS 6245,82
C (Mawar) 0,7
P (Teras Bangku Sedang) 0,15
A = R. K. LS. C.P
= 1286,31 x 0,46 x 6,246 x 0,7 x 0,15
= 388,056 ton/ha/th
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
20/39
20
EDP =ked.tanah fk
=1200 1
400= 3 mm / tahun
=3
100x 1,2 = 0,036 kg/dm2/ th
=0,036
1000= 0,000036 ton/dm2/ th
= 0,000036 x 1000000 = 36 ton/ha/th
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
21/39
21
BAB V
PEMBAHASAN
5.1
Penjelasan Kondisi Aktual Lahan
Berdasarkan pengamatan lahan yang dilakukan di Desa Punten, Kecamatan
Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur terdapat 2 Satuan Penggunaan Lahan. Pada SPL
1 penggunaan lahannya sebagai agroforestri dengan komoditas apel, suren dan
rumput gajah. Pada SPL 1 memiliki kelerengans ebesar 71 % yang masuk dalam
kategori sangat curam. Erosi yang terjadi pada SPL 1 adalah erosi percikan dengan
tingkat erosi yang sedang. Dapat terjadi erosi percikan dikarenakan tutupan lahan
pada SPL 1 masih kurang, sebab hanya rumput-rumputan yang mendominasi
selain itu tanaman yang ada pada lahan tersebut kemampuan akar dalam menahan
tanah juga masih kurang karena sedikitnya jumlahtanaman yang ditanam.
Pada SPL 2 merupakan penggunaan lahan tegalan dengan komoditas tanaman
hias mawar. Pada SPL 2 memiliki kelerengan sebesar 38% dalam kategori agak
curam. Kondisi lahan pada SPL 2 ini sama seperti SPL 1 yaitu masih kurangnya
tutupan lahan sebab hanya membudidayakan tanaman mawar. Sehinggapada SPL
2 juga terjadi erosi percikan. Erosi percikan terjadi karena tenaga tetesan air hujan
yang memecahkan tanah atau batuan dan menghempaskannya. Semakinbesar
tenaga tetesan air hujan maka kemungkinan terjadi erosi juga semakin besar.
Selain dari tenaga air hujan faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya erosi
antara lain topografi (kemiringanlereng), vegetasi dan kondisi tanah.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Wani Hadi Utomo (1989: 36) yang
menegaskan bahwa kemiringan lereng dan panjang lerenga dalah dua unsur
topografi yang paling berpengaruh terhadap aliran permukaan dan erosi.
Kemiringan lereng dinyatakan dalam derajat atau persen. Curamnya lereng akan
memperbesar energy angkut air. Selain itu dengan makin miringnya lereng, maka
jumlah butir-butir tanah yang dipercik kebawah oleh tumbukan air semakin
banyak. Menurut Saifudin Sarief (1986: 65) Vegetasi mempunyai peranan penting
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
22/39
22
dan sangat berpengaruh terhadap erosi di suatutempat. Dengan adanya vegetasi
tanah dapat terlindung dari bahaya kerusakan tanah oleh butiran hujan.
5.2
Perencanaan Tindakan Konservasi yang Direkomendasi
Berdasarkan kondisi aktual pada lahan yang diamati dan permasalahan yang
ditemukan pada pengamatan di lapangan, maka diperlukan adanya rekomendasi
untuk memperbaiki kondisi lapang. Rekomendasi dibuat berdasarkan
permasalahan di lapangan seperti erosi hingga tingginya sedimentasi di sungai.
Rekomendasi tersebut diharapkan mampu mencegah atau mengurangi kerusakan
kondisi lahan sehingga dapat digunakan untuk usaha budidaya dengan hasil yang
optimal.
Rekomendasi yang disarankan untuk lahan yang diamati menggunakan 2
metode, yaitu menggunakan pendekatan vegetasi dan mekanis. Kedua plot dengan
penggunaan yang berbeda, yaitu SPL 1 yang digunakan untuk lahan apel, suren,
dan rumput gajah. Kemudian untuk SPL 2 yang digunakan untuk budidaya bunga
mawar, juga disarankan dengan rekomendasi yang berbeda setiap plotnya. Pada
SPL 1, rekomendasi yang disarankan dengan pendekatan vegetasi yaitu dengan
penanaman pohon sengon, kopi, dan rumput gajah, kemudian secara mekanis
dilakukan dengan perbaikan kondisi teras bangku. Rekomendasi yang disarankan
untuk konservasi pada SPL 2 dengan pendekatan vegetasi menggunakan
penanaman cover crop berupa tanaman rumput gajah yang dikombinasikan dengan
pertanaman bunga mawar dan secara mekanis dilakukan perbaikan teras bangku
dan pembuatan check dam di bibir sungai.
Tanaman apel yang tumbuh kurang baik dan tidak terawat pada SPL 1 dan
tanaman suren dengan kanopi yang relatif lebih pendek disarankan untuk diganti
dengan tanaman sengon dan kopi yang memiliki kanopi lebih lebar dibandingkan
dengan pohon suren. Suripin (2010) juga menyebutkan bahwa efektifitas tanaman
dalam mencegah erosi tergantung pada tinggi dan kontinuitas kanopi, kerapatan
penutupan lahan dan kerapatan perakaran. Sedangkan pembangunan check dam
pada SPL 2 ditujukan untuk mengurangi sedimentasi di sungai dari lahan SPL 1
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
23/39
23
dan 2. Berdasarkan penelitian Tjokrokusumo (2008), sedimentasi yang mengalami
peningkatan sebesar 12-17 % kandungan sedimen yang berukuran halus mungkin
akan diasosiasikan dengan suatu pengurangan sebesar 16-40 % dalam hal total
kelimpahan invertebrata. Hal tersebut tentunya dapat mengganggu keseimbangan
ekosistem di lingkungan.
5.3Analisis Kebutuhan Tindakan Konservasi yang Direkomendasikan
5.3.1 Keunggulan dari Aspek Sosial
Petani sebagai pengguna teknologi anjuran mempunyai karakteristik
berbeda, yang mengakibatkan tingkat kemampuan adopsi teknologi tidak
sama (Wahyuni et al.,1998). Penggolongan Petani terdiri dari lima
golongan yakni inovator, early adopter, early majorit, late adopter, dan
laggad . Penggolongan tersebut membedakan kemampuan dan kemauan
petani dalam mengadopsi teknologi. Faktor terakhir yang menentukan
keberhasilan adopsi teknologi adalah seberapa besar perbaikan teknologi
Gambar 14. Sketsa Rekomendasi SPL 1 dan SPL 2Sumber: Dokumentasi (2015)
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
24/39
24
dapat meningkatkan pendapatan. Apabila pendapatan usahatani tidak
menguntungkan, sulit untuk mengharapkan konservasi usahatani dapat
berlanjut. Menurut Wahyuni (1998) beberapa keunggulan tindakan
konservasi dilihat dari aspek sosial yaitu:
1. Meningkatkan kesejahtraan hidup masyarakat dan dapat menciptakan
masyrakat mandiri
2. Mampu meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar akan pentingnya
konservasi dalam usahatani untuk keberlanjutannya.
3. Terjalinnya hubungan antar petani, warga dan pihak lain.
4. Menjadi contoh kepada petani lain dilingkungan sekitar mengenai
budidaya yang baik.
5. Menjadi kebiaasan baru dalam bercocok tanam dan diharapkan
menjadi tradisi dilingkungan sekitar sehingga keberlanjutannya akan
terus bertahan
5.3.2 Keunggulan dari Aspek Lingkungan
Dengan menerapkan sistem konservasi yang direkomendasikan
dapat mendatangkan manfaat antara lain:
a.
Mengurangi laju Erosi
b. Mengurangi Sedimentasi dalam sungai
c. Meningkatkan kesuburan tanah
d. Menjaga siklus hidrologi
e. Menjaga biodiversitas
f. Meningkatkatkan karbon stock
g. Menjaga keberlanjutan sistem pertanian di daerah tersebut.
5.3.3 Keunggulan dari Aspek Ekonomi
Hasil dari wawancara dengan pemilik lahan yaitu Bapak Sokeh
bahwa lahan SPL 1 tidak berproduksi dikarenakan lahan tersebut tidak
dilakukan pengolahan sama sekali. Sedangkan untuk SPL 2 di lahan
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
25/39
25
tersebut merupakan lahan budidaya tanaman mawar. Dari analisis
usahatani diperoleh bahwa data pada lahan aktual yaitu:
A.
Analisis KelayakanUsahatani Aktual dan Rekomendasi SPL 1
1)Analisis Aktual
Berdasarkan hasil survei dan wawancara dengan petani pemilik
lahan di dapatkan hasil bahwa di lahan SPL1 merupakan lahan yang
tidak dikelola sehingga tidak ada analisis biaya dan penerimaan
usaha taninya.
2)Analisis Rekomendasi
Tabel 6. Analisis Biaya Rekomendasi pada SPL 1
No. Uraian Jumlah Satuan
Harga
persatuan
(Rp)
Total
Biaya
(Rp)
1 Kopi 60 bibit 5000 30.000
2. Sengon 15 bibit 7500 112.500
3. Rumput
Gajah
500 bibit 100 50.000
4. Pupuk
a. Kandang 4 karung 10.000/50 kg 40.000
b. NPK 1 Kg 2.500 2.500
c. KCL 1 Kg 2.000 2.000
5. Tenaga
Kerja
Kegiatan :a.penanaman
b.pembuatan
teras
4 orang6 orang
2 hari7 hari
30.00030.000
240.0001.260.000
Total 1.737.000
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
26/39
26
B.Analisis KelayakanUsahatani Aktual dan Rekomendasi SPL 2
1. Analisis Aktual
Tabel 7. Biaya Tetap / TFC (Total Fixed Cost)
No. UraianJumlah
(Unit)Satuan
Harga per
satuan
(Rp)
Total
(Rp)
1. Milik Sendiri 1 hektar - -
2. Sewa Lahan 1/4 ha/thn 5.000.000 5.000.000
3. Sewa Alat :
a. Cangkul
b. Arit
3
3
Buah
Buah
28.600
20.000
85.800
60.000
Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost) 5.145.800
Tabel 8. Biaya Variabel / TVC (Total Variable Cost)
No. Uraian Jumlah Satuan
Harga
persatuan
(Rp)
Total Biaya
(Rp)
1 Benih/ bibit :
Milik Sendiri
- - - -
2. Pupuk:
a.
Kandang 10 Sak 15.000 150.000
b. Phonska 100 Kg 2.600 260.000
c. Urea 100 Kg 2.000 200.000
3. Insektisida 20 Botol 57.800 1.156.000
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
27/39
27
4. Tenaga
Kerja
Kegiatan :
c.
Petik
Bunga
d. Gudang
Total Tenaga
Kerja / bulan
4
6
orang
orang
35.000
30.000
140.000
180.000
9.600.000
Total Biaya Variabel (Total Variable Cost) 11.366.000
Tabel 9. Total Biaya / TC (Total Cost)No. Biaya Total Biaya (Rp)
1. Total Biaya Tetap (Total Fixed Cost) 5.145.800
2. Total Biaya Variabel (Total Variable Cost) 11.366.000
Total Biaya / TC (Total Cost) 16.511.800
Tabel 10. Penerimaan Usahatani
No. Uraian Nilai Jumlah (Rp)1. Produksi (Unit) 2.000 tangkai/hari
2. Harga (per satuan unit) 1.000/tangkai
Penerimaan Usaha Tani
(Total Revenue)
60.000.000/bulan
Tabel 11. Keuntungan Usahatani
No. Uraian Jumlah (Rp)
1. Total Biaya (Total Cost) 16.511.800
2. Penerimaan (Total Revenue) 60.000.000
Keuntungan 43.488.200
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
28/39
28
R/C Ratio
R/C Ratio = TR/TFC+TVC
= 60.000.000/ 5.145.800+11.366.000
= 60.000.000/16.511.800
= 3,6
Keunggulan konservasi dari segi ekonomi pada SPL 2 tidak terlihat adanya
penambahan pendapatan oleh petani. Namun jika dikaji untuk kedepannya apabila di
lahan tersebut bibir sungai tidak diberi check dam lama kelamaan tanahnya akan
tergerus sehingga lahan budidaya tanaman mawar akan semakin menyempit.
2.
Analisis Rekomendasi
Tabel 12. Analisis Biaya Rekomendasi pada SPL 2
No. Uraian Jumlah Satuan Harga
persatuan
(Rp)
Total Biaya
(Rp)
1. Rumput gajah 200 bibit 100 20.000
2. Kawat besi 12 meter 15000 180.000
3. Batu 1 truk 15000 150.000
4. Pupuk:
- Kandang 1 karung 10.000/50 kg 10.000
- NPK 0,5 Kg 2.500 1.250
- KCL 0,5 Kg 2.000 1.000
Tenaga Kerja
Kegiatan :
a. penanaman
b. pembuatan
teras
4 orang
6 orang
2 hari
7 hari
30.000
30.000
240.000
1.260.000
Total 1.865.250
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
29/39
29
BAB VI
KESIMPULAN
Dari hasil fieldtrip yang kelompok kami lakukan di Desa Punten dan setelahdihitungan nilai erosi yang diperbolehkan (EDP) diperoleh nilai 36 ton/ha/th. Kondisi
aktual menunjukkan peluang terjadinya erosi ketika hujan dapat terjadi karena
kelerengan yang curam dan jarangnya penutup lahan dapat memungkinkan terjadinya
erosi. Sehingga perlu dilakukan konservasi lahan agar erosi dapat berkurang.
Rekomendasi yang disarankan untuk lahan yang diamati menggunakan 2
metode, yaitu menggunakan metode vegetasi dan mekanis. Kedua plot dengan
penggunaan yang berbeda, yaitu SPL 1 yang digunakan untuk lahan apel, suren dan
rumput gajah serta SPL 2 yang digunakan untuk budidaya bunga mawar, juga
disarankan dengan rekomendasi yang berbeda setiap plotnya.
Pada SPL 1 dengan kelerengan 62 % rekomendasi yang disarankan dengan
pendekatan vegetasi yaitu dengan penanaman pohon sengon, kopi, dan rumput -
rumputan, kemudian secara mekanis dilakukan dengan perbaikan kondisi teras bangku.
Sedangkan rekomendasi yang disarankan untuk konservasi pada SPL 2 yang memiliki
kelerengan 38 % dengan pendekatan vegetasi menggunakan penanaman pagar hidup
di samping teras yaitu berupa pohon sengon dan secara mekanis dilakukan perbaikan
teras bangku dan pembuatan check dam di bibir sungai.
Dalam merekomendasikan konservasi, aspek sosial ekonomi juga harus
diperhatikan agar diharapkan produktivitas di setiap SPL lebih tinggi dari sebelumnya
sehingga kesejahteraan petani dapat meningkat. Biaya rekomendasi yang dibutuhkan
untuk konservasi tanah pada SPL 1 sebesar Rp 1.737.000,- sedangkan pada SPL 2
sebesar Rp 1.907.250,- . Berdasarkan nilai EDP dan penentuan rekomendasi serta biaya
rekomendasi dalam upaya konservasi tanah yang dilakukan dapat menguntungkan bagipetani maupun lingkungan.
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
30/39
30
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
31/39
31
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, S. 2006.Konservsi Tanah dan Air. Bogor: IPB Press
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Yogyakarta:Gadjah Mada University Press
Data Curah Hujan tahun 2011-2014. Batu: Badan Meterologi Klimatologi dan
Geofisika Stasiun Klimatologi, Karangploso Kecamatn Bumiaji. Diakses pada
3 Desember 2015
Capilnaker Kota Batu. 2006.https://pariwisatabatu.wordpress.com/category/kondisi-
geografi/.Diakses pada 14 Desember 2015
Desifindiana, M.D, dkk. 2013. Analisa Tingkat Bahaya Erosi pada DAS Bondoyudo
Lumajang dengan Menggunakan Metode Musle (In Press). Jurnal Keteknikan
Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 1 No. 2. Malang: Fakultas Teknologi
Pertanian
Hardjowigeno, S. 1995.Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo
Hudson, N. 1978. Soil Conservation. London: Bastford
Malingreau and Rosalia, 1981. Land use/Land Cover Classification in
Indonesia.Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM
Sarief, Saifudin. 1986.Konservasi Tanah dan Air. Bandung: PustakaBuana
Sudaryono dan Hastuti P.C. 2013. Proporsi Dan Pengelolaan Sistem Produksi
Tanaman Semusim Dan Tanaman Tahunan Pada Lahan Kering Subop.
Malang: Balai Penelitian Tanaman Kacang-Kacangan Dan Umbi-Umbian
Suripin, (2010).Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: Penerbit ANDI
Tarigan, D. R. 2013.Pengaruh Erosivitas dan Topografi terhadap Kehilangan Tanah
pada Erosi Alur di Daerah Aliran Sungai Secang Desa Hargotirto Kecamaran
Kokap Kabupaten Kulonprogo. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada
Tjokrokusumo, Sabaruddin W. 2008. Pengaruh Sedimentasi Dan Turbidity Pada
Jejaring Makanan Ekosistem Air Mengalir (Lotik). Jakarta: Peneliti Bidang
Ekoteknologi Pada Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian Dan
Penerapan Teknologi
https://pariwisatabatu.wordpress.com/category/kondisi-https://pariwisatabatu.wordpress.com/category/kondisi-https://pariwisatabatu.wordpress.com/category/kondisi- -
7/25/2019 IsiNYA AJHA
32/39
32
Utomo, Wani Hadi. 1989. Konservasi Tanah di Indonesia Suatu Rekaman dan
Analisa.Malang: Universitas Brawijaya
Veiche, A. 2002. The Spatial Variability of Erodibility and Its Relation to Soil Types:
A Study from Northern Ghana. Goederma 106:110-120
Wahyuni,S.A., Soebandrijo, B. Sulistyono dan Ergiwanto. 1998. Penerapan Paket
Teknologi Usahatani Kapas Pada Lahan Sawah Di Kabupaten Bone, Sulawesi
Selatan. Laporan Bulan September 1998. Malang: Balittas
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
33/39
33
LAMPIRAN
Tabel 13. Data Curah Hujan Kecamatan Bumiaji tahun 2011-2014
Sumber : Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun
Klimatologi, Karangploso, Kecamatan Bumiaji
Perhitungan Nilai A dan EDP sebagai berikut:
1. SPL 1
Perhitungan Erosivitas (R) adalah sebagai berikut:
Rumus (Utomo dan Mahmud, 1984) : Rb = 10,80 + (4,15 x CHb)
Tahun 2014
Januari = Rb = 10,80 + (4,15 x 48,6) = 212,49
Februari = Rb = 10,80 + (4,15 x 48,0) = 210
Maret = Rb = 10,80 + (4,15 x 19,0) = 86,65
April = Rb = 10,80 + (4,15 x 29,4) = 132,81
BulanCurah hujan (cm)
2011 2012 2014
Januari 121 315 486
Februari 66 362 460
Maret 181 290 190
April 255 64 294
Mei 183 41 164
Juni 16 4 148
Juli 10 - 71
Agsutus - - 14
September - - -
Oktober 43 55 54
November 411 232 275
Desember 181 442 714
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
34/39
34
Mei = Rb = 10,80 + (4,15 x 16,4) = 38,86
Juni = Rb = 10,80 + (4,15 x 14,8) = 72,22
Juli = Rb = 10,80 + (4,15 x 7,1) = 40,625
Agustu s = Rb = 10,80 + (4,15 x 1,4) = 16,61
September = Rb = 10,80 + (4,15 x 0) = 10,80
Oktober = Rb = 10,80 + (4,15 x 5,4) = 33,21
November = Rb = 10,80 + (4,15 x 27,5) = 124,925
Desember = Rb = 10,80 + (4,15 x 71,4) = 307,11
Maka nilai R (menggunakan tahun 2014) = 212,49 + 210 +86,65 + 132,81 + 38,86 +
72,22 + 40,625 + 16,61 + 10,80 + 33,21 + 124,925 + 307,11 = 1286,31
Perhitungan nilai K :
Diketahui:
Jenis tanah = Inceptisol
Struktur = 4
Permeabilitas = sedang = 3
Bahan Organik = 1,35
% pasir = 20
%pasir sangat halus = 10
%liat = 25
%debu = 45
M = (%debu + %pasir sangat halus)x(100-%liat)
= 4125
100K = 1,292 (2,1 M1,14(10-4) (12-a)+(b-2)3,25 +(c-3)2,5)
Keterangan:
a = %Bahan Organik
b = kode struktur
c = kode permeabilitas tanah
Jawab:
100K = 1,292 (2,1 (4125)1,14(10-4) (12-1,35) +(4-2) 3,25 + (3-3) 2,5)
100K = 46,61
K = 46,61/ 100 = 0,46
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
35/39
35
Perhitungan nilai LS :
Diketahui:
La = 310 cm
C = 34,7046
Sd = 32
M = 0,5
Jawab:
LS = ( La / 2,21 ) m * C * cos (sd) 1,503 * ( 0,5 sin (sd) 1,249 + sin(sd) 2,249)
= ( 310 /2,21) 0,5*34,7046*cos (32) 1,503*(0,5 sin(32) 1,249 +sin(32) 2,240)
= (140, 27) 0,5 *34,7046 *0,84 .1,503*(0,5. 0,52 . 1,249 + 0,52 . 2, 249)
= 70,13* 34,7046* 1,26 * ( 0,32 + 1,16)
= 3066,63 * 1,48= 4538,61
Perhitungan nilai C dan P :
Dari pengamatan yang telah dilakukan di lapang pada SPL 1 terdapat 3 tanaman
yaitu apel, suren, dan rumput gajah. Dimana pada masingmasing tanaman memiliki
nilai C sebesar 0,5. Sedangkan untuk indeks konservasi tanah atau nilai P memiliki
nilai sebesar 0,40 yang berupa teras bangku dan jelek.
Perhitungan nilai A aktual
A = R. K. LS. C.P
= 1286,31 x 0,46 x 4,539 x 0,5 x 0,40
= 537,147 ton/ha/th
Perhitungan nilai A rekomendasi
A = R. K. LS. C.P
= 1286,31 x 0,46 x 4,539 x 0,4 x 0,04
= 42,971 ton/ha/th
Perhitungan nilai EDP:
Diketahui:
kedalaman tanah = 1200
fk = 1
umur tanah = 400 tahun
BI = 1,2
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
36/39
36
Jawab:
EDP = (ked.tanah fk)/Umurtanah
= (1200x 1)/400= 3 mm / tahun
= 3/100 x 1,2 = 0,036 kg/dm2/ th
=0,036/1000 = 0,000036 ton/dm2/ th
= 0,000036 x 1000000 = 36 ton/ha/th
2. SPL 2
Perhitungan Erosivitas (R) adalah sebagai berikut:
Rumus (Utomo dan Mahmud, 1984) : Rb = 10,80 + (4,15 x CHb)
Tahun 2014Januari = Rb = 10,80 + (4,15 x 48,6) = 212,49
Februari = Rb = 10,80 + (4,15 x 48,0) = 210
Maret = Rb = 10,80 + (4,15 x 19,0) = 86,65
April = Rb = 10,80 + (4,15 x 29,4) = 132,81
Mei = Rb = 10,80 + (4,15 x 16,4) = 38,86
Juni = Rb = 10,80 + (4,15 x 14,8) = 72,22
Juli = Rb = 10,80 + (4,15 x 7,1) = 40,625
Agustu s = Rb = 10,80 + (4,15 x 1,4) = 16,61
September = Rb = 10,80 + (4,15 x 0) = 10,80
Oktober = Rb = 10,80 + (4,15 x 5,4) = 33,21
November = Rb = 10,80 + (4,15 x 27,5) = 124,925
Desember = Rb = 10,80 + (4,15 x 71,4) = 307,11
Nilai R (menggunakan tahun 2014) = 212,49 + 210 +86,65 + 132,81 + 38,86 +
72,22 + 40,625 + 16,61 + 10,80 + 33,21 + 124,925 + 307,11 = 1286,31
Perhitungan nilai K:
Diketahui:
Jenis tanah = Inceptisol
Struktur = 4
Permeabilitas = sedang = 3
Bahan Organik = 1,35
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
37/39
37
% pasir = 20
%pasir sangat halus = 10
%liat = 25
%debu = 45
M = (%debu + %pasir sangat halus)x(100-%liat)
= 4125
100K = 1,292 (2,1 M1,14(10-4) (12-a)+(b-2)3,25 +(c-3)2,5)
Keterangan:
a = %Bahan Organik
b = kode struktur
c = kode permeabilitas tanah
Jawab:
100K = 1,292 (2,1 (4125)1,14(10-4) (12-1,35) +(4-2) 3,25 + (3-3) 2,5)
100K = 46,61
K = 46,61/ 100 = 0,46
Perhitungan nilai LS :
Diketahui:
La = 590 cm
C = 34,7046
Sd = 20
M = 0,5
Ls = ( La / 2,21 ) m*C*cos (sd) 1,503* ( 0,5 sin (sd) 1,249 + sin ( sd) 2,249)
= ( 590/2,21) 0,5*34,7046* cos(20) 1,503*(0,5 sin(20) .1,249 + sin(20) 2,249)
= (266,96) 0,5 *34,7046 *0,93 . 1,503 *(0,5. 0,34 . 1,249 + 0,34 . 2,249 )
= 133,48*34,7046*1,39*(0,21 + 0,76) = 6245,82
Perhitungan nilai C dan P :
Dari pengamatan yang telah dilakukan di lapang pada SPL 2 hanya terdapat
tanaman yaitu bunga mawar. Dimana bunga mawar memiliki nilai C sebesar 0,7.
Sedangkan untuk indeks konservasi tanah atau nilai P memiliki nilai sebesar 0,15
yang berupa teras bangku dan sedang.
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
38/39
38
Perhitungan nilai A aktual
A = R. K. LS. C.P
= 1286,31 x 0,46 x 6,246 x 0,7 x 0,15
= 388,056 ton/ha/th
Perhitungan nilai A rekomendasi
A = R. K. LS. C.P
= 1286,31 x 0,46 x 6,246 x 0,6 x 0,04
= 88,698 ton/ha/th
Perhitungan nilai EDP
Diketahui:kedalaman tanah = 1200
fk = 1
umur tanah = 400 tahun
BI = 1,2
Jawab:
EDP = (ked.tanah fk)/Umurtanah
= (1200x 1)/400= 3 mm / tahun
= 3/100 x 1,2 = 0,036 kg/dm2/ th
=0,036/1000 = 0,000036 ton/dm2/ th
= 0,000036 x 1000000 = 36 ton/ha/th
-
7/25/2019 IsiNYA AJHA
39/39
DOKUMENTASI
1. SPL 1
2. SPL 2
3. Pengamatan Lahan