isinya

13
BAB I Skenario Seorang pasien usia 30 tahun, datang ke klinik gigi karena merasa giginya berlubang. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intraoral dengan menggunakan kacamulut, sonde,ekskavator dan menemukan karies oklusal pada gigi 45. Pada gigi tersebut dilakukan penumpatan dengan beberapa alternatif bahan penumpatan. Pasien memilih bahan tumpatan yang paling kuat karena gigi tersebut digunakan buat mengunyah. Dokter gigi kemudian membuat desain preparasi cavitas dan melakukan prosedur penumpatan yang benar sesuai dengan bahan tumpatan yang dipilih oleh pasien. 1

Upload: yosu-obok-hermanlie

Post on 19-Nov-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

sdasdasdasdasd

TRANSCRIPT

BAB ISkenarioSeorang pasien usia 30 tahun, datang ke klinik gigi karena merasa giginya berlubang. Dokter gigi melakukan pemeriksaan intraoral dengan menggunakan kacamulut, sonde,ekskavator dan menemukan karies oklusal pada gigi 45. Pada gigi tersebut dilakukan penumpatan dengan beberapa alternatif bahan penumpatan. Pasien memilih bahan tumpatan yang paling kuat karena gigi tersebut digunakan buat mengunyah. Dokter gigi kemudian membuat desain preparasi cavitas dan melakukan prosedur penumpatan yang benar sesuai dengan bahan tumpatan yang dipilih oleh pasien.

BABII

Hipotesis

Perempuan 30tahun

Pemeriksaan oral

Karies Oklusal Gigi 46Pemilihan bahan tumpatan

Desain Preparasi

Preparasi

Penumpatan

BAB IIILearning Issue1. Pemeriksaan intraoral dan alat-alatnya2. Desain preparasi kelas I dan alat-alatnya3. Pertimbangan bahan tumpatan amalgam (Indikasi,kontraindikasi,alat penumpatan)4. Prosedur penumpatan amalgam untuk karies oklusal:a. Manipulasib. Aplikasic. Kondensasid. Carvinge. Poles

BAB IVLEARNING OUTCOMES

A. Pemeriksaan Intraoral dan alat-alatnya1. Pemeriksaan umum dan diagnosa:a. Keaadaan umumb. Keadaan ekstraoral, yaitu dengan pemeriksaan palpasi pada sendi temporomandibula dan kelenjar limfe, serta memeriksa keadaan bibir.c. Keadaan umum rongga mulut, yaitu dengan memeriksa apakah rongga mulut pasien dirawat dengan baik oleh pasien maupun dokter gigi yang merawat. Daerah-daerah tertentu di rongga mulut: Jaringan lunak pada bagian dalam bibir, lidah, dan sulkus bukal serta lingual untuk mengetahui perubahan yang sifatnya neoplastik. Jaringan periodontium hygiene oral, adanya kalkulus baik supra atau subgingiva, kesehatan dan posisi jaringan gingival, adanya poket, gigi goyang/tidak, dan apakah terjadi perdarahan saat penyondean.d. Riwayat pasien dulu dan sekarang luasnya penjalaran karies dan restorasi yang telah dilakukan.e. Keadaan lain trauma, keausan gigi, gigi hilang, defek pada gigi, dan gigi malposisi.f. Keadaan umum restorasi oklusi dan protesa.2. Penegakan karies:a. Penegakan Karies pada permukaan yang halus: tahap lesi bercak putih atau coklat sebelum terjadinya lavitasi, asal saja gigi dalam keadaan bersih, kering, dan tercahayai dengan baik. Pada permukaan akar juga dapat terkena karies tampak juga perubahan warnanya.pemeriksaan pake sonde harus hati-hati agar tak merusak jaringan keras giginya.b. Penegakkan diagnosis di pit dan fisur: Penggunaan sonde pada karies jenis ini digunakan dengan hati-hati untuk menghilangkan plak dari fisur. Penggunaan sonde dengan tekana dapat menyebabkan kerusakan lesi karies yag masih barru. Diagnosis klinis terutama ditegakkan dengan bantuan penglihatan penemuan berubahnya warna permukaan, terdapat kavitasi, dan terdapat email yang berwarna abu-abu akibat terdapat karies menggaung (karies yang terjadi pada dentin tanpa membuat kerusakan pada email karena jaringan dentin lebih lunak daripada email).c. Penegakan karies di permukaan aproksimal: penegakannya sangatlah sulit karena lesinya dekat titik kontak giginya. Tapi biasanya Penegakkan diagnosis dapat dilakukan dengan sonde lengkung Briault untuk menentukan apakah lesi aproksimal telah mengalami kavitasi atau belum. Selain itu juga digunakan radiografi bite wing. ahli epidemiologi akan membaca hasil radiografi itu dalam keadaan kering, yang dipasang pada laat dengan penerangan yang telah baku.3. alat-alatnyaa. Kaca Mulut. Ukurannya berbeda-beda Fungsi : Untuk melihat kelainan jaringan di dalam mulut. Untuk melihat pada saat mengerjakan preparasi kavitas. Untuk melihat kedalaman jaringan gigi. b. Sonde 1 set dasar terdiri dari 3 sonde : Sonde lurus : digunakan untuk mengecek tepi restorasi dan memeriksa karies di dentin selama preparasi kavitas. Sonde briault : untuk memudahkan akses ke dalam pertautan email-dentin (DEJ) selama preparasi kavitas; untuk mendeteksi kalkulus subgingiva. Sonde periodontal : merupakan sonde tumpul atau memiliki bulatan kecil di ujungnya dan diberi skala untuk mengukur kedalaman soket periodontal. Fungsi : Untuk memeriksa keutuhan gigi. Untuk mendeteksi adanya karies yang tersembunyi. Untuk memeriksa tepi restorasi. Untuk membuang tumpatan sementara. Untuk mengetahui kedalaman karies. Untuk mengukur kedalaman soket periodontium. Untuk menemukan muara saluran akarc. Pinset Fungsi : Mengambil alat alat kecil.B. Desain Preparasi dan alat-alatnya1. Desain preparasiI. Struktur dan Sifat Jaringan GigiEmail merupakan jaringan tubuh yang paling keras, tidak elastic dan agak rapuh. Oleh karena itu, email yang tidak terdukung dan menerima langsung tekanan kunyah, biasanya harus dibuang agar tidak fraktur sehingga bisa menimbulkan celah antara gigi dan tumpatan. Akan tetapi, email tidak terdukung dimana pun tidak perlu dibuang jika restorasinya adalah resin komposit atau semen ionomer, mengingat bahan-bahan tersebut berikatan dengan jaringan gigi sehingga merupakan suatu dukungan.Dentin lebih lunak daripada email, lebih porus, lebih elastic dan sensitive. Elastisitas dentin ini memungkinkan dipasangnya pin untuk restorasi tumpatan yang dapat disekrup ke dalam lubang. Pada gigi vital, dentin berhubungan erat dengan pulpa, berupa tubulus dentin yang berisi perpanjangan sitoplasma odontoblast pada ujung pulpanya. Hubungan yang erat diantara kedua jaringan ini berarti bahwa penyakit atau prosedur operatif yang mempengaruhi dentin juga mempengaruhi pulpa. Bentuk, ukuran dan kondisi pulpa juga akan mempengaruhi desain kavitas.Inflamasi gingival terjadi jika ada plak. Oleh karena itu, desain kavitas dan penambalan dibuat sedemikian rupa sehingga adaptasi tumpatan tertata baik, dan tepi restorasi sedapat mungkin mudah dibersihkan. Hal ini juga akan memngurangi kemungkinan terjadinya karies sekunder.II. Penyakit (karies, keausan gigi patologis, penyakit periodontal)Dampak dari karies, keausan gigi, trauma dan defek fraktur gigi harus dipertimbangkan di dalam perancangan kavitas. Misalnya, penyebaram karies sepanjang daerah pertautan email-dentin akan menyebabkan menggaungnya email sehingga banyak pengaruhnya pada desain kavitas. Di dekat pulpa, perbadaan antara dentin karies terinfeksi dengan dentin yang terkena karies tetapi belum berisi bakteri, harus diketahui sehingga bisa menentukan seberapa banyak dentin karies harus diambil.Selain itu dibuatkan retensi dan resistensi seperti biasanya2. Alat-alatnyaa. Hog. Bentuk seperti pacul. Fungsi : untuk membuat retensi dalam kavitas dan meratakan dinding email.

b. Ginggival Margin Trimmer. Fungsi : untuk membuat bevel pada kavitas: mesio oklusal kelas II, disto oklusal (DO), dan mesio oklusal distal (MOD).

c. Exkavator. Bentuk seperti sekop. Fungsi : Untuk mengambil jaringan dentin yang terbuka Untuk membuka tumpatan sementara Membuang jaringan pulpa pada cavum dentis Untuk membuang sisa-sisa makanan yang terdapat pada gigi sebelum dilakukan preparasi.

C. Pertimbangan bahan tumpatan 1. Bahan ideal hendaknya mempunyai sifat: Mudah digunakan Sewarna dengan gigi Adhesive dengan jaringan gigi Tidak berubah volume ketika mengeras Mencegah timbulnya karies sekunder Kekuatannya cukup Tidak larut dan tidak korosif dalam rongga mulut Tidak toksik dan tidak iritatif terhadap pulpa dan gingival Dapat dirapihkan dan dipoles dengan mudah Mencegah pembentukan plak Kecepatan keausannya sama dengan email Koefisien muai suhunya sama dengan email dan dentin Absorpsi airnya rendah Radiopak Dapat disimpan lama Murah.1. Amalgam-Amalgam tidak adhesif terhadap jaringan gigi sehingga agar retensinya baik harus dibuatkan bentuk retensi mekanis pada kavitasnya. -Tepi amalgam tidak boleh kurang dari 700 (desain kavitas klas I berbentuk box 900).-Bukan tumpatan sewarna gigi sehingga hanya bisa digunakan di gigi posterior.-Kekuatannya, ketahanannya terhadap abrasi dan kemampuannya untuk dipoles dengan baik dan tetap bertahan lama-Walaupun tidak adhesif, kebocoran mikro di sekitar tumpatan