isi rido
DESCRIPTION
ttlTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini, hampir seluruh manusia di muka bumi ini memanfaatkan energi
listrik dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari lampu penerangan, pendingin
ruangan, sampai ke sarana komunikasi, itu semua memanfaatkan energi listrik.
Energi listrik saat ini dianggap sebagai salau satu komoditas dalam kehidupan
manusia. Dan komoditas ini cukup unik, karena sebetulnya secara praktis harus
segera digunakan langsung ketika terbentuk, walaupun ada juga beberapa sistem
yang memungkinkan kita untuk bisa menyimpan energi listrik. Walaupun ternyata
energi listrik ini begitu dekat dengan kehidupan kita, namun pernahkah kita
membayangkan bagaimana proses terbentuknya energi listrik yang kita pakai
setiap hari ini?
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dari latar belakang yang ada adalah sebagai berikut:
1. Penjelasan secara umum tentang sistem tenaga listrik
2. Jenis-jenis pembangkit listrik
3. Cara pendistribusian jaringan listrik dari sumber hingga pemakai
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah penjelasan secara umum tentang sistem tenaga listrik?
2. Apa saja jenis-jenis pembagki tenaga listrik?
3. Bagaimana cara pendistribusian jaringan listrik dari sumber hingga pemakai?
D. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk:
1
1. Memahami tentang sistem tenaga listrik secara umum
2. Mengetahui jenis jenis pembangkit listrik yang ada
3. Mengetahui cara pendistribusian listrik dari sumber hingga dapat digunakan
oleh konsumen
E. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini bagi penulis adalah dapat menambah
ilmu pengetahuan tentang sistem tenaga listrik dari sumber hingga
pendistribusiannya ke konsumen. Dan pagi pembaca manfaatnya adalah dapat
menambah pengetahuan baru tentang sistem tenaga listrik
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Tenaga Listrik
Secara umum sistem tenaga listrik terdiri dari:
1. Pusat Pembangkit Listrik (Power Plant)
Yaitu tempat energi listrik pertama kali dibangkitkan, dimana terdapat turbin
sebagai penggerak mula (Prime Mover) dan generator yang membangkitkan
listrik. Biasanya dipusat pembangkit listrik juga terdapat gardu induk.
Peralatan utama pada gardu induk antara lain : transformer, yang berfungsi
untuk menaikan tegangan generator (11.5 kV) menjadi tegangan transmisi
/tegangan tinggi (150kV) dan juga peralatan pengaman dan pengatur. Jenis
pusat pembangkit yang umum antara lain PLTA (pembangkit Listrik Tenaga
Air), PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap), PLTG (Pusat Listrik Tenaga Gas),
PLTN (Pusat Listrik Tenaga Nuklir).
2. Transmisi Tenaga Listrik
Merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga
listrik (Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (Substation Distribution)
sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik.
3. Sistem Distribusi
Merupakan subsistem tersendiri yang terdiri dari: Pusat Pengatur (Distribution
Control Center, DCC), saluran tegangan menengah (6kV dan 20kV, yang
juga biasa disebut tegangan distribusi primer) yang merupakan saluran udara
atau kabel tanah, gardu distribusi tegangan menengah yang terdiri dari panel-
panel pengatur tegangan menengah dan trafo sampai dengan panel-panel
distribusi tegangan rendah (380V, 220V) yang menghasilkan tegangan kerja/
tegangan jala-jala untuk industri dan konsumen.
3
Alur Sistem Tenaga Listrik
Tenaga listrik dibangkitkan pada dalam pusat-pusat pembangkit listrik
(power plant) seperti PLTA, PLTU, PLTG, dan PLTD lalu disalurkan melalui
saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh
transformator step-up yang ada dipusat listrik. Setelah tenaga listrik disalurkan,
maka sampailah tegangan listrik ke gardu induk (GI), lalu diturunkan
tegangannya menggunakan transformator step-down menjadi tegangan menengah
yang juga disebut sebagai tegangan distribusi primer.
Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer atau
jaringan Tegangan Menengah (JTM), maka tenaga listrik kemudian diturunkan
lagi tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan rendah,
disalurkan melalui jaringan Tegangan Rendah (JTR) ke rumah-rumah pelanggan
(konsumen) PLN. Pelanggan dengan daya tersambung besar tidak dapat
dihubungkan pada Jaringan Tegangan Rendah, melainkan dihubungkan langsung
4
pada jaringan tegangan menengah, bahkan ada pula pelanggan yang terhubung
pada jaringan transmisi, tergantung dari besarnya daya tersambung.
Setelah melalui jaringan Tegangan menengah, jaringan tegangan rendah
dan sambungan Rumah (SR), maka tenaga listrik selanjutnya melalui alat
pembatas daya dan kWh meter. Rekening listrik pelanggan tergantung pada
besarnya daya tersambung serta pemakaian kWh nya. Setelah melalui kWh meter,
tenaga listrik lalu memasuki instalasi rumah,yaitu instalasi milik pelanggan.
Instalasi PLN umumnya hanya sampai pada kWh meter, sesudah kWh meter
instalasi listrik umumnya adalah instalasi milik pelanggan. Dalam instalasi
pelanggan, tenaga listrik langsung masuk ke alat-alat listrik milik pelanggan
seperti lampu, kulkas, televisi, dam lain-lain.
B. Jenis-jenis Pembangkit Listrik
1. PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Air adalah sumber daya alam yang merupakan energi primer potensial
untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), dengan jumlah cukup besar di
Indonesia. Potensi tenaga air tersebut tersebar di seluruh Indonesia. Dengan
pemanfaatan air sebagai energi primer, terjadi penghematan penggunaan
bahan bakar minyak. Pada dasarnya, energi listrik yang dihasilkan dari air,
sangat tergantung pada volume aliran dan tingginya air yang dijatuhkan.
Sumber air potensial didapat dari hasil pembelokkan arah arus air sungai di
daerah pegunungan tinggi oleh sebuah bendungan/waduk yang memotong
arah aliran sungai dan mengubah arah arus menuju PLTA.
Dari cara membendung air, PLTA terbagi atas 2 jenis, yaitu: PLTA
Run-Off River (Memotong Aliran Sungai) dan PLTA Kolam Tando. Kedua
PLTA tersebut memiliki kesamaan, yaitu membendung aliran air sungai dan
mengubah arahnya ke PLTA. Bedanya, pada PLTA Kolam Tando sebelum
aliran air sampai ke PLTA, debit air ditampung dalam suatu kolam yang biasa
disebut kolam tando. Sedangkan pada PLTA Run-Off River tidak. Kolam
5
Tando ini berguna menjadi sumber cadangan air, ketika debit air sungai
menurun akibat musim kemarau yang panjang. Air yang terbendung dalam
waduk akan dialirkan melalui saluran/terowongan tertutup/pipa pesat sampai
ke turbin, dengan melalui katup pengaman di Intake dan katup pengatur turbin
sebelum turbin. Pada saluran pipa pesat terdapat tabung peredam (surge tank),
yang berfungsi sebagai pengaman tekanan yang tiba-tiba naik, saat katup
pengatur ditutup.
Air mengenai sudu-sudu turbin yang merubah energi potensial air
menjadi energi gerak/mekanik yang memutar roda turbin, yang pada
gilirannya generator akan merubah energi gerak/mekanik tersebut menjadi
energi listrik. Katup pengatur turbin akan mengatur banyaknya air yang akan
dialirkan ke sudu-sudu turbin sesuai kebutuhan energi listrik yang akan
dibangkitkan pada putaran turbin yang tertentu. Putaran turbin yang terlalu
cepat dapat menimbulkan kerusakan pada turbin dan generator, dimana hal ini
dapat terjadi pada saat beban listrik tiba-tiba lepas/ hilang. Untuk mengatasi
putaran yang berlebihan maka katup pengatur turbin harus segera ditutup.
Katup pengatur turbin yang tiba-tiba menutup akan mengakibatkan terjadinya
goncangan tekanan arus balik air ke pipa pesat, dimana goncangan ini
diredam dalam tabung peredam.
6
2. PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
Uap yang terjadi dari hasil pemanasan boiler/ketel uap pada Pusat
Listrik Tenaga Uap (PLTU) digunakan untuk memutar turbin yang kemudian
oleh generator diubah menjadi energi listrik. Energi primer yang digunakan
oleh PLTU adalah bahan bakar yang dapat berwujud padat, cair maupun gas.
Batubara adalah wujud padat bahan bakar dan minyak merupakan wujud
cairnya. Terkadang dalam satu PLTU dapat digunakan beberapa macam
bahan bakar. PLTU menggunakan siklus uap dan air dalam pembangkitannya.
Mula-mula air dipompakan ke dalam pipa air yang mengelilingi ruang
bakar ketel. Lalu bahan bakar dan udara yang sudah tercampur disemprotkan
ke dalam ruang bakar dan dinyalakan, sehingga terjadi pembakaran yang
mengubah bahan bakar menjadi energi panas/ kalor. Udara untuk pembakaran
yang dihasilkan kipas tekan/force draf fan akan dipanasi dahulu oleh pemanas
udara/heater. Setelah itu, energi panas akan dialirkan ke dalam air di pipa
melalui proses radiasi, konduksi dan konveksi, sehingga air berubah menjadi
uap bertekanan tinggi. Drum ketel akan berisi air di bagian bawah dan uap di
bagian atasnya. Gas sisa setelah dialirkan ke air masih memiliki cukup banyak
energi panas, tidak dibuang begitu saja melalui cerobong, tetapi akan
digunakan kembali untuk memanasi Pemanas Lanjut (Super Heater), Pemanas
Ulang (Reheater), Economizer dan Pemanas Udara.
Dari drum ketel, uap akan dialirkan menuju turbin uap. Pada PLTU
besar (di atas 150 MW), turbin yang digunakan ada 3 jenis yaitu turbin
tekanan tinggi, menengah dan rendah. Sebelum ke turbin uap tekanan tinggi,
uap dari ketel akan dialirkan menuju Pemanas Lanjut, hingga uap akan
mengalami kenaikan suhu dan menjadi kering. Setelah keluar dari turbin
tekanan tinggi, uap akan masuk ke dalam Pemanas Ulang yang akan
menaikkan suhu uap sekali lagi dengan proses yang sama seperti di Pemanas
Lanjut. Selanjutnya uap baru akan dialirkan ke dalam turbin tekanan
menengah dan langsung dialirkan kembali ke turbin tekanan rendah. Energi
7
gerak yang dihasilkan turbin tekanan tinggi, menengah dan rendah inilah yang
akan diubah wujudnya dalam generator menjadi energi listrik.
Dari turbin tekanan rendah uap dialirkan ke kondensor untuk
diembunkan menjadi air kembali. Pada kondensor diperlukan air pendingin
dalam jumlah besar. Inilah yang menyebabkan banyak PLTU dibangun di
daerah pantai atau sungai. Jika jumlah air pendingin tidak mencukupi, maka
dapat digunakan cooling tower yang mempunyai siklus tertutup. Air dari
kondensor dipompa ke tangki air/deareator untuk mendapat tambahan air
akibat kebocoran dan juga diolah agar memenuhi mutu air ketel berkandungan
NaCl, Cl,O2 dan derajat keasaman (pH). Setelah itu, air akan melalui
Economizer untuk kembali dipanaskan dari energi gas sisa dan dipompakan
kembali ke dalam ketel.
3. PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas)
Gas yang dihasilkan dalam ruang bakar pada pusat listrik tenaga gas
(PLTG) akan menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan
mengubahnya menjadi energi listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar
8
PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun gas (gas alam). Penggunaan bahan
bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan prosesnya. Prinsip kerja
PLTG adalah sebagai berikut, mulamula udara dimasukkan dalam kompresor
dengan melalui air filter/penyaring udara agar partikel debu tidak ikut masuk
dalam kompresor tersebut. Pada kompresor tekanan udara dinaikkan lalu
dialirkan ke ruang bakar untuk dibakar bersama bahan bakar.
Di sini, penggunaan bahan bakar menentukan apakah bisa langsung
dibakar dengan udara atau tidak. Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung
dicampur dengan udara untuk dibakar. Tapi jika menggunakan BBM, harus
dilakukan proses pengabutan dahulu pada burner baru dicampur udara dan
dibakar. Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan menghasilkan gas
bersuhu dan bertekanan tinggi yang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu
disemprotkan ke turbin, hingga enthalpy gas diubah oleh turbin menjadi
energi gerak yang memutar generator untuk menghasilkan listrik.
Setelah melalui turbin sisa gas panas tersebut dibuang melalui
cerobong/stack. Karena gas yang disemprotkan ke turbin bersuhu tinggi, maka
pada saat yang sama dilakukan pendinginan turbin dengan udara pendingin
dari lubang pada turbin. Untuk mencegah korosi turbin akibat gas bersuhu
tinggi ini, maka bahan bakar yang digunakan tidak boleh mengandung logam
Potasium, Vanadium dan Sodium yang melampaui 1 part per mill (ppm).
9
4. PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap)
Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) merupakan kombinasi
antara PLTG dan PLTU. Gas buang PLTG bersuhu tinggi akan dimanfaatkan
kembali sebagai pemanas uap di ketel penghasil uap bertekanan tinggi. Ketel
uap PLTU yang memanfaatkan gas buang PLTG dikenal dengan sebutan Heat
Recovery Steam Generator (HRSG). Umumnya 1 blok PLTGU terdiri dari 3
unit PLTG, 3 unit HRSG dan 1 unit PLTU. Daya listrik yang dihasilkan unit
PLTU sebesar 50% dari daya unit PLTG, karena daya turbin uap unit PLTU
tergantung dari banyaknya gas buang unit PLTG.
Dalam pengoperasian PLTGU, daya PLTG yang diatur dan daya
PLTU akan mengikuti saja. PLTGU merupakan pembangkit yang paling
efisien dalam penggunaan bahan bakarnya.Secara umum HRSG tersebut
adalah pengganti boiler pada PLTU, yang bekerja untuk menghasilkan uap.
Setelah uap dalam ketel cukup banyak, uap tersebut akan dialirkan ke turbin
uap dan memutar generator untuk menghasilkan daya listrik. Dan efisiensi
PLTGU lebih baik dari pusat listrik termal lainnya mengingat listrik yang
dihasilkan merupakan penjumlahan yang dihasilkan PLTG ditambah PLTU
tanpa bahan bakar.
10
5. PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi)
Panas Bumi Panas bumi merupakan sumber tenaga listrik untuk
pembangkit Pusat Listrik Tenaga Panas (PLTP). Sesungguhnya, prinsip kerja
PLTP sama saja dengan PLTU. Hanya saja uap yang digunakan adalah uap
panas bumi yang berasal langsung dari perut bumi. Karena itu, PLTP biasanya
dibangun di daerah pegunungan dekat gunung berapi. Biaya operasional
PLTP juga lebih murah daripada PLTU, karena tidak perlu membeli bahan
bakar, namun memerlukan biaya investasi yang besar terutama untuk biaya
eksplorasi dan pengeboran perut bumi.
Uap panas bumi didapatkan dari suatu kantong uap di perut bumi.
Tepatnya di atas lapisan batuan yang keras di atas magma dan mendapat air
dari lapisan humus di bawah hutan penahan air hujan. Pengeboran dilakukan
di atas permukaan bumi menuju kantong uap tersebut, hingga uap dalam
kantong akan menyembur keluar. Semburan uap dialirkan ke turbin uap
penggerak generator. Setelah menggerakkan turbin, uap akan diembunkan
dalam kondensor menjadi air dan disuntikkan kembali ke dalam perut bumi
menuju kantong uap.
Jumlah kandungan uap dalam kantong uap ini terbatas, karenanya
daya PLTP yang sudah maupun yang akan dibangun harus disesuaikan
dengan perkiraan jumlah kandungan tersebut. Melihat siklus dari PLTP ini
maka PLTP termasuk pada pusat pembangkit yang menggunakan energi
terbarukan.
11
6. PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)
Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) berbahan bakar BBM (solar),
biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik dalam jumlah beban
kecil, terutama untuk daerah baru yang terpencil atau untuk listrik pedesaan.
Di dalam perkembangannya PLTD dapat juga menggunakan bahan bakar gas
(BBG). Mesin diesel ini menggunakan ruang bakar dimana ledakan pada
ruang bakar tersebut menggerak torak/piston yang kemudian pada poros
engkol dirubah menjadi energi putar. Energi putar ini digunakan untuk
memutar generator yang merubahnya menjadi energi listrik.
Untuk meningkatkan efisiensi udara yang dicampur dengan bahan
bakar dinaikkan tekanan dan temperaturnya dahulu pada turbo charger. turbo
charger ini digerakkan oleh gas buang hasil pembakaran dari ruang bakar.
Mesin diesel terdiri dari 2 macam mesin, yaitu mesin diesel 2 langkah dan 4
langkah. Perbedaannya terletak pada langkah penghasil tenaga dalam putaran
toraknya.
Pada mesin 2 langkah, tenaga akan dihasilkan pada tiap 2 langkah atau
1 kali putaran. Sedang pada mesin 4 langkah, tenaga akan dihasilkan pada tiap
4 langkah atau 2 putaran. Seharusnya mesin 2 langkah dapat menghasilkan
daya 2 kali lebih besar dari mesin 4 langkah, namun karena proses pembilasan
ruang bakar silindernya tidak sesempurna mesin 4 langkah, tenaga yang
12
dihasilkan hanya sampai 1,8 kalinya saja. Selain kedua jenis mesin di atas,
mesin diesel yang digunakan di PLTD ada yang berputaran tinggi (high
speed) dengan bentuk yang lebih kompak atau berputaran rendah (low speed)
dengan bentuk yang lebih besar.
C. Pendistribusian Jaringan Listrik
Sistem distribusi merupakan salah satu bagian dalam sistem tenaga
listrik, yaitu dimulai dari sumber daya atau pembangkit tenaga listrik sampai
kepada para konsumen. Pada masa sekarang ini dimana kebutuhan akan tenaga
listrik meningkat, maka diperlukan suatu sistem pendistribusian tenaga listrik
dari pembangkit sampai kepada para konsumen yang memiliki keandalan yang
tinggi. Tenaga listrik yang didistribusikan tersebut tidak hanya tegangan
menengah dan rendah saja, namun juga tegangan tinggi dan ekstra tinggi.
Namun yang umum disebut sistem distribusi adalah sistem tegangan menengah
(primer) dan tegangan rendah (sekunder).
Dalam melakukan distribusi tenaga listrik diperlukan beberapa
komponen-komponen utama yang menunjang distribusi tenaga listrik, yaitu:
Gardu Induk (GI)
13
Gardu Hubung (GH)
Gardu Distribusi (GD)
Jaringan Distribusi Primer
Jaringan Distribusi Sekunder
1. Gardu Induk (GI)
Gardu induk merupakan suatu komponen penting dalam distribusi tenaga
listrik yang berfungsi sebagai pengatur daya. Gardu induk juga berfungsi
mentransformasikan daya listrik yang dihasilkan dari pusat-pusat
pembangkit ke gardu induk lain dan juga ke gardu-gardu distribusi yang
merupakan suatu interkoneksi dalam distribusi tenaga listrik.
2. Gardu Hubung (GH)
Gardu hubung berfungsi menerima daya listrik dari gardu induk yang telah
diturunkan menjadi tegangan menengah dan menyalurkan atau membagi
daya listrik tanpa merubah tegangannya melalui jaringan distribusi primer
(JTM) menuju gardu atau transformator distribusi. Merupakan satu gardu
yang terdiri dari peralatan-peralatan hubung serta alat-alat kontrol lainnya,
namun tidak terdapat trafo daya. Alat penghubung yang terdapat pada
gardu hubung adalah sakelar beban yang selalu dalam kondisi terbuka
(normally open), sakelar ini bekerja atau menutup hanya jika penyulang
utama mengalami gangguan.
3. Gardu Distribusi (GD)
Gardu distribusi adalah suatu tempat atau bangunan instalasi listrik yang
didalamnya terdapat alat-alat: pemutus, penghubung, pengaman, dan trafo
distribusi untuk mendistribusikan tegangan listrik sesuai dengan kebutuhan
tegangan konsumen. Peralatan-peralatan ini adalah dalam menunjang
mencapai pendistribusian tenaga listrik secara baik yang mancakup
kontinuitas pelayanan yang terjamin, mutu yang tinggi, dan menjamin
keselamatan bagi manusia.
14
Fungsi gardu distribusi adalah sebagai berikut :
Menyalurkan atau meneruskan tenaga listrik tegangan menengah ke
konsumen tegangan rendah.
Menurunkan tegangan menengah menjadi tegangan rendah selanjutnya
didistribusikan ke konsumen tegangan rendah.
Menyalurkan atau meneruskan tenaga listrik tegangan menegah ke
gardu distribusi lainnya dan ke gardu hubung.
BAB III
PENUTUP
15
A. Kesimpulan
Energi listrik merupakan bentuk energi yang paling fleksibel dan murah
untuk ditransmisikan dari sumber primernya ke lokasi pengguna bahkan untuk
jarak yang sangat jauh. Oleh karena itu, pemanfaatan banyak jenis sumber energi
termasuk sumber-sumber energi yang terbarukan terlebih dahulu dikonversi ke
dalam energi listrik sebelum dimanfaatkan oleh pengguna.
Struktur tenaga listrik atau sistem tenaga listrik sangat besar dan kompleks
karena terdiri atas komponen peralatan atau mesin listrik seperti generator,
transformator, beban dan alat-alat pengaman dan pengaturan yang saling
dihubungkan membentuk suatu sistem yang digunakan untuk membangkitkan,
menyalurkan, dan menggunakan energi listrik. Namun secara mendasar sistem
tenaga listrik dapat dikelompokkan atas 3 bagian utama yaitu sistem
pembangkitan, sistem transmisi dan sistem distribusi.
Ada banyak jenis pembangkit yang digunakan saat ini. Diantaranya
adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel (PLTD), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit
Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap
(PLTGU), Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLTAngin)
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
DAFTAR PUSTAKA
http://akbarrusdiy.blogspot.com/2010/04/sistem-operasi-jaringan-distribusi.html
http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/12/sistem-distribusi-tenaga-listrik.html
16
http://tirtainfo.blogspot.com/2012/04/macam-macam-pembangkit-listrik.html
http://www.scribd.com/doc/36440708/SISTEM-TENAGA-LISTRIK
17