isi reproduksi[1]

53
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya kasus kesakitan & kematian ibu dibanyak negara berkembang, terutama disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan, eklamsia, sepsis & komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab utama kesakitan & kematian ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah. Melalui upaya pencegahan yang efektif, beberapa negara berkembang & hampir semua negara maju, berhasil menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu ketingkat yang sangat rendah. Menurut WHO, kematian maternal ialah kematian seorang wanita sewaktu hamil/sesudah berakhir kehamilan oleh sebab apapun terlepas dari tuanya kehamilan & tindakan untuk mengakhiri kehamilan. Angka kematian maternal adalah jumlah kematian maternal diperhitungkan terhadap per 10.000 kelahiran hidup. Seperti pada tahun 1988 kematian maternal diIndonesia diperkiran 450/100000 kelahiran hidup. Angka tersebut yang tertinggi dinegara ASEAN (15-142/100000 & 50-100X lebih tinggi dari angka kematian maternal dinegara maju). (Sarwono, 2002). Dalam upaya menurunkan kesakitan & kematian ibu, perlu diantisipasi adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksanakan komplikasi pada jenjang 1

Upload: yanni

Post on 20-Feb-2016

224 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

maternitas

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Reproduksi[1]

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tingginya kasus kesakitan & kematian ibu dibanyak negara berkembang,

terutama disebabkan oleh perdarahan pascapersalinan, eklamsia, sepsis &

komplikasi keguguran. Sebagian besar penyebab utama kesakitan & kematian

ibu tersebut sebenarnya dapat dicegah. Melalui upaya pencegahan yang

efektif, beberapa negara berkembang  & hampir semua negara maju, berhasil

menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu ketingkat yang sangat rendah.

Menurut WHO, kematian maternal ialah kematian seorang wanita sewaktu

hamil/sesudah berakhir kehamilan oleh sebab apapun terlepas dari tuanya

kehamilan & tindakan untuk mengakhiri kehamilan. Angka kematian

maternal adalah jumlah kematian maternal diperhitungkan terhadap per

10.000 kelahiran hidup. Seperti pada tahun 1988 kematian maternal

diIndonesia diperkiran 450/100000 kelahiran hidup. Angka tersebut yang

tertinggi dinegara ASEAN (15-142/100000 & 50-100X lebih tinggi dari

angka kematian maternal dinegara maju). (Sarwono, 2002).

Dalam upaya menurunkan kesakitan & kematian ibu, perlu diantisipasi

adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksanakan komplikasi pada

jenjang pelayanan tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan jenis

komplikasi, dan ketersediaan sarana pertolongan menjadi penentu bagio

keberhasilan penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu berbeda

menurut derajat, keadaan & tempat kejadiannya. Dan untuk mengatasi

masalah kematian maternal juga dilakukan penyuluhan dan pemberian obat.

Di negara berkembang, salahsatu faktor yang penting dengan tingginya

tingkat kesehatan maternal adalah faktor pelayanan kesehatan. Petugas

kesehatan merupakan faktor yang ikut berperan dalam 11-47% kejadian

kematian maternal dinegara berkembang. (Sarwono, 2002).

1

Page 2: Isi Reproduksi[1]

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :

1. Apa definisi dari persalinan normal ?

2. Apa penyebab timbulnya persalinan normal ?

3. Bagaimana mekanisme persalinan normal ?

4. Bagaimana tanda-tanda permulaan persalinan normal ?

5. Bagaimana WOC persalinan normal ?

6. Bagaimana proses persalinan pada persalinan normal ?

7. Bagaimana prosedur diagnostik dari persalinan normal ?

8. Bagaimana penatalaksanaan persalinan dari persalinan normal ?

9. Bagaimana asuhan keperawatan persalinan normal ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui definisi dari persalinan normal.

2. Untuk mengetahui penyebab timbulnya persalinan normal.

3. Untuk mengetahui mekanisme persalinan normal.

4. Untuk mengetahui tanda-tanda permulaan persalinan normal.

5. Untuk mengetahui WOC persalinan normal.

6. Untuk mengetahui proses persalinan pada persalinan normal.

7. Untuk mengetahui prosedur diagnostik dari persalinan normal.

8. Untuk mengetahui penatalaksanaan persalinan dari persalinan normal.

9. Untuk mengetahui asuhan keperawatan persalinan normal.

2

Page 3: Isi Reproduksi[1]

BAB 2

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi atau janin dan uri

yang telah cukup bulan dan dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir

(melalui jalan lain) dengan bantuan atau bantuan (dengan kekuatan sendiri).

(Manuaba, 1998).

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta & selaput ketuban keluar

dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia

kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.

(Biran. Afandi, 2008). Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil

konsepsi yang dapat dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. (Arif.

Mansjoer,dkk, 1999).

Persalinan normal (partus spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak

belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri,tanpa alat

serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24

jam melalui jalan lahir.

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun

ke dalam jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001). Kelahiran adalah proses dimana

janin dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. (Prawirohardjo, 2001).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi

pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada

ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001).

Persalinan dan kelahiran normal (partus spontan) adalah proses lahirnya

bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri

dan uri, tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya

berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir.

3

Page 4: Isi Reproduksi[1]

Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu :

1. Kala I

Yaitu kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan nol

sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase

yaitu :

a. Fase laten 8 jam : Servik membuka sampai 3 cm

b. Fase aktif 7 jam : Servik membuka dari 4 cm sampai 10 cm,

kontraksi lebih kuat dan lebih sering selama fase aktif.

2. Kala II

Dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Proses ini

biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada

multigravida.

3. Kala III

Dimulai segera setelah lahir sampai lahirnya placenta, yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

4. Kala IV

Dimulai saat lahirnya placenta sampai 2 jam pertama post partum.

Kala IV dalam melakukan observasi antara lain :

a. Tingkat kesadaran penderita.

b. Pemeriksaan tanda-tanda vital.

c. Kontraksi uterus.

d. Terjadinya perdarahan.

4

Page 5: Isi Reproduksi[1]

B. Penyebab Timbulnya Persalinan

Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara

pasti atau jelas terdapat beberapa teori antara lain : (Rustam Muchtar, 1998).

a. Penurunan kadar progesteron

Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya

estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat

keseimbangan antara kadar progesteron dengan estrogen di dalam darah

tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul

HIS.

b. Teori oxytocin

Pada akhir kehamilan kadar oxitocin bertambah. Oleh karena itu

timbul kontraksi otot rahim.

c. Keregangan otot-otot

Dengan majunya kehamilan makin regang otot-otot dan otot-otot

rahim makin rentan.

d. Pengaruh janin

Hypofisis dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga

memegang peranan oleh karena pada anencep halus kehamilan sering

lebih lama dan biasa.

e. Teori prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, disangka menjadi salah

satu sebab permulaan persalinan.

C. Mekanisme Persalinan

Gerakan utama adalah

1. Turunnya kepala di bagian dalam :

a. Masuknya kepala dalam pintu atas panggul.

b. Masuknya kepala

Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul pada primigravida

sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan tetapi pada multipara

biasanya baru terjai pada permulaan persalinan. Masuknya kepala

5

Page 6: Isi Reproduksi[1]

kedalam PAP biasanya dengan sufura sagitalis melintang dan dengan

fleksi yang ringan.

Kalau sutura sagitalis terdapat ditengah-tengah lahir ialah tepat

diantara symphysis dan promontorium maka katakan kepala dalam

synclitismus. Jika sutura sagitalis mendekati symphysis dan os parletal

belakang lebih rendah dari os parletal depan dikelal Asynclitismos

anterior. Kalau sutura sagitalik mendekati promotorium sehingga os

parletal depan lebih rendah dari os parletal belakang dikenal

Asynclitismos pasterior.

Majunya kepala pada primigravida terjadi setelah kepala masuk

kedalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada

multipara majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul

terjadi bersamaan.

2. Fleksi

Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah hingga ubun-

ubun kecil jelas lebih rendah dan ubun-ubun besar. Keuntungan dari

bertambahnya fleksi ialah ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan

lahir.

3. Putaran paksi dalam

Merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan

bentuk janin lahir khususnya bentuk bidang tengah pintu bawah panggul.

Putaran paksi dalam selalu bersamaan dengan majunya kepala dan tidak

terjadi sebelum kepala sampai ke Hodst II kadang-kadang baru setelah

kepala sampai didasar panggul.

4. Ekstensi

Setelah putaran paksi dan kepala sampai didasar panggul, terjadi

ekstensi atau defleksi dari kepala. Kalau tidak terjadi extansi, kepala akan

tertekan pada perineum dan menembusnya.

5. Putaran paksi luar

Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah

punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena

putaran paksi dalam.

6

Page 7: Isi Reproduksi[1]

6. Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai dibawah sympisis dan

menjadi hipomaklion untuk kelahiran bahu belakang. (Obstetri Fisiologi,

Sulaiman ; 1983)

Hampir 96% janin berada dalam uterus dengan presentasi kepala dan pada

presentasi kepala ini ditemukan ± 58 % ubun-ubun kecil terletak kiri depan, ±

23% di kanan depan, ± 11% di kanan belakang, dan ± 8 % di kiri belakang.

Keadaan ini mungkin disebabkan terisinya ruangan di sebelah kiri belakang

oleh kolon sigmoid dan rektum.

His adalah salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan serviks

membuka dan medorng janin ke bawah. Pada presentasi kepala, bila his sudah

cukup kuat, kepala akan turun dan mulai masuk ke dalam rongga panggul.

Masuknya kepala melintasi pintu atas panggul dapat dalam keadaan

sinklitismus, ialah bila arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang

pintu atas panggul. Dapat pula kepala masuk dalam keadaan asinklitismus,

yaitu arah sumbu kepala janin miring dengan bidang pintu atas panggul.

Asinlitismus anterior menurut Naegele ialah apabila arah sumbu kepala

membuat sudut lancip ke depan dengan pintu atas panggul.

Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang

paling kecil, yakni dengan diameter suboksipitobregmatikus (9,5 cm) dan

dengan sirkumferensia suboksipitobregmatikus (32 cm). Sampai di dasar

panggul kepala janin berada dalam di dalam keadaan fleksi maksimal. Kepala

yang sedang turun menemui diafragma pelvis yang berjalan dari belakang

atas ke bawah depan. Akibat kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan

tekanan intrauterin disebabkan oleh his yang berulang-ulang, kepala

mengadakan rotasi, disebut pula putaran paksi dalam. Di dalam hal

mengadakan rotasi ubun-ubun kecil akan berputar ke arah depan, sehingga di

dasar panggul ubun-ubun kecil berada di bawah simfisis. Sesudah kepala

janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil di bawah simfisis, maka

dengan subosiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi

untuk dapat dilahirkan.

7

Page 8: Isi Reproduksi[1]

Pada tiap his, vulva lebih membuka dan kepala janin makin tampak.

Perineum menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding rektu.

Dengan kekuatan his bersama dengan kekuatan mengedan, berturut-turut

tampak bregma, dahi, muka, akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir, kepala

segera mengadakan rotasi yang disebut putaran paksi luar.

Bahu melintasi pintu atas panggul delam keadaan miring. Di dalam rongga

panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang

dilaluinya, sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu

akan berada dalam posisi depan belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan

terlebih dahulu baru kemudian bahu belakang. Demikian pula dilahirkan

trokanter depan terlebih dahulu, baru kemudian trokanter belakang, kemudian

bayi lahir seluruhnya (Sarwono, 2005).

D. Tanda Tanda Permulaan Persalinan

Tanda-tanda dini akan dimulainya persalinan :

1. Ligtening

Terbenamnya kepala janin kedalam rongga panggul karena berkurangnya

tempat diuterus & sedikit melebarnya simpisis, keadaan ini sering

meringankan keluhan pernafasan serta heart burn.

2. Kontraksi Braxton Hicks pada saat uterus yang teregang dan muda

dirangsang itu menimbulkan distensi dinding abdomen menjadi lebih

peka terhadap rangsangan. (Sarwono, 2002).

Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan :

1. His atau kontraksi uterus

His atau kontraksi uterus yang terjadi secara teratur menimbulkan

ketidaknyamanan serta kadang-kadang nyeri, merupakan tanda-tanda

persalinan yang sebenarnya. Kalau his tersebut berlanjut terus maka

semakin meningkat frekuensinya.

2. Bloodshow

Bloodshow diartikan sebagai keadaan terlihatnya mucus atau lendir.

Mukus tersebut mempunyai konsistensi yang kental dan sulit dibersihkan

8

Page 9: Isi Reproduksi[1]

dengan cara mengusapnya. Mukus berasal dari serviks dan selama

kehamilan berfungsi sebagai sumber pelindung.

3. Dilatasi serviks

Dilatasi seviks ekterna yang terjadi secara bertahap merupakan indikator

yang menunjukkan kemajuan persalinan tersebut disertai dengan

kontraksi uterus, dilatasi serviks diketahui atau dipastikan dengan

pemeriksaan pervagina.

4. Engagement presenting part

Presenting part (kepala janin) akan mengalami ”engagement” atau

terbenam kedalam panggul. Pada primigravida peristiwa ini terjadi 3-4

minggu sebelum proses persalinan dimulai. Sedangkan pada multipara

dinding abdomen tidak begitu kencang sebagai engagement baru terjadi

setelah dimulai persalinan.

5. Pembentukan tonjolan ketuban

Pembentukan tonjolan ketuban dapat diraba oleh pemeriksaan melalui

pemeriksaan melalui pemeriksaan pervagina. Ruptur selaput amnion

dapat terjadi pada akhir kala I persalinan (Rustam, 1995).

Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya

wanita memasuki “bulannya” atau “minggunya” atau “harinya” yang disebut

kala pendahuluan (preparatory stage of labor) ini memberikan tanda-tanda

sebagai berikut :

a. Lightening atau settling atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu

atas panggul terutama pada primigravida pada multipara tidak begitu

kentara.

b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.

c. Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandung kemih

tertekan oleh bagian terbawa janin.

d. Perasaan sakit diperut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi

lemah dari uterus, kadang : disebut “false labor pains”

e. Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambah bisa

bercampur darah (bloody shoe).

9

Page 10: Isi Reproduksi[1]

E. WOC Persalinan

10

Kehamilan normal / atterm (37 – 42

minggu) / (259 - 294 hari)

Etiologi : ↓ kadar progesteron, teori oxytocin, keregangan

otot-otot, pengaruh janin, teori prostaglandin

Kelainan :

Kehamilan kurang bulan (preterm) : masa gestasi kurang dari 37 minggu (259 hari).

Kehamilan lewat waktu (postterm) : masa gestasi lebih dari 42 minggu (294 hari).

Tanda-tanda permulaan persalinan

Tanda Asli :

His (kontraksi uterus)

Bloodshow

Dilatasi serviks

Engagement presenting part

Pembentukan tonjolan ketuban

Kala I Kala II Kala III Kala IV

Kontraksi uterus partum

Partus Pelepasan plasenta

Post partum

MK : Gangguan Rasa Nyaman (Nyeri)

Kerja jantung ↑Resiko perdarahan Resiko perdarahan

MK : Kurangnya volume cairan

MK : Ansietas

MK : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan

KhawatirSuplai O2 dalam

darah terhambat

kelelahan

Anoreksia

Page 11: Isi Reproduksi[1]

F. Proses Persalinan

Proses persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu :

1. Kala I

Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga

mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala satu dibagi

menjadi 2 fase yaitu :

1) Fase laten

Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan

pembukaan serviks secara bertahap. Pembukaan serviks kurang

dari 4 cm dan biasanya berlangsung dibawah 8 jam.

2) Fase aktif

Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat

(kontraksi dianggap adekuat/ memadai jika terjadi tiga kali atau

lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik

atau lebih. Serviks membuka dari 3 ke 10 cm, biasanya dengan

kecepatan 1 cm atau lebih perjam dan terjadi penurunan bagian

terbawah janin. Dapat dibedakan menjadi tiga fase :

Ø Akselerasi : pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm yang

membutuhkan waktu 2 jam

Ø Dilatasi maksimal : pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm dalam

waktu 2 jam

Ø Deselarasi : pembukaan menjadi lambat, dari 9 menjadi 10 cm

dalam waktu 2 jam

Fase – fase tersebut dijumpai pada primigravida. Pada multigravida pun

terjadi demikian, akan tetapi pada fase laten, fase aktif deselerasi akan terjadi

lebih pendek. Mekanisme membukanya serviks berbeda antara pada

primigravida dan multigravida. Pada premi osteum uteri internum akan

membuka lebih dahulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis baru

kemudian osteum uteri eksternum membuka. Pada multigravida osteum uteri

internum sudah sedikit terbuka. Osteum uteri internu dan eksternum serta

penipisan dan pendataran terjadi dalam saat yang sama.

11

Page 12: Isi Reproduksi[1]

a. Partograf

Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama fase aktif persalinan

(APN, 2008). Partograf atau partogram adalah metode grafik untuk merekam

kejadian-kejadian pada perjalanan persalinan (Farrer, 2001). Partograf merupakan

alat untuk mencatat informasi berdasarkan observasi, anamnesa dan pemeriksaan

fisik ibu dalam persalinan dan sangat penting khususnya untuk membuat

keputusan klinis selama kala I persalinan (PUSDIKNAKES-WHO, 2003).

Partograf dipakai untuk memantau kemajuan persalinan dan membantu

petugas kesehatan dalam mengambil keputusan dalam penatalaksanaan. Partograf

dimulai pada pembukaan 4 cm (fase aktif) yang digunakan pada setiap ibu

bersalin tanpa memandang apakah persalinan itu normal atau komplikasi

(Saifuddin, 2002).

Partograf adalah catatan grafik kemajuan persalinan untuk memantau keadaan

ibu dan janin, menemukan adanya persalinan abnormal, yang menjadi petunjuk

untuk melakukan tindakan bedah kebidanan dan menemukan disproporsi kepala

panggul jauh sebelum persalinan menjadi macet (Sumapraja, 1993).

a) Partograf Harus Digunakan Untuk:

1. Semua ibu dalam fase aktif kala I persalinan sebagai elemen penting

asuhan persalinan partograf harus digunakan, baik tanpa ataupun dengan

adanya penyulit.

2. Selama persalinan dan kelahiran disemua tempat (rumah, puskesmas,

klinik bidan, swasta, Rumah sakit, dll)

3. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan

persalinan, asuhan kepada ibu selama persalinan dan kelahiran (Spesialis

obgyn, bidan, Dr umum, Residen, dan mahasiswa bidan serta mahasiswa

kedokteran) wajib melaporkan Partografnya.

4. Penggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinya

mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu, juga

12

Page 13: Isi Reproduksi[1]

mencegah terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa

mereka (Prawirohardjo, 2002).

b) Kegunaan Utama Dari Partograf Adalah :

1. Mengamati dan mencatat informasi kemajuan berjalan normal dan

mendeteksi dini persalinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi

dini mengenai kemungkinan persalinan lama.

2. Menentukan apakah persalinan berjalan normal dan mendeteksi dini

peralinan lama sehingga bidan dapat membuat deteksi dini mengenai

kemungkinan persalinan lama. (Depkes RI, 2007)

3. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi,

grafik

kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang diberikan,

pemeriksaan

laboratorium, membuat keputusan k1inik dan asuhan atau tindakan yang

diberikan

dimana semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu

bersalin

dan bayi baru 1ahir.

4. Jika digunakan secara tepat dan konsisten, maka partograf akan menbantu

penolong persalinan untuk :

Mencatat kemajuan persalinan.

Mencatat kondisi ibu dan janinnya.

Mencatat asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran.

Menggunakan informasi yang tercatat untuk seacara dini

mengidentifikasi adanya penyulit.

Menggunakan informasi yang ada untuk membuat keputusan klinik

yang sesuai dan tepat waktu.

c) Partograf Mulai Diisi Bila :

1. Ibu yang masuk dalam persalinan :

13

Page 14: Isi Reproduksi[1]

fase laten (pembukaan < 3 cm), his teratur, frekuensi min.2x/10’,

lamanya<20″.

fase aktif (pembukaan >3cm), his teratur, frekuensi min.1x/10’,

lamanya<20″.

2. Masuk dengan ketuban pecah spontan tanpa adanya his :

bila infus oksitosin dimulai

bila persalinan dimulai

3. Masuk untuk induksi persalinan :

pemecahan ketuban (amniotomi) dengan atau tanpa infus oksitosin

induksi medis (infus oksitosin, balon kateter atau pemberian

prostaglandin)

bila persalinan dimulai atau induksi dimulai atau ketuban pecah.

d) Partograf Tidak Dibuat Pada Kasus-Kasus :

1. Partus prematurus

2. Pada saat MRS pembukaan > 9 cm

3. Akan dilakukan seksio sesar elektif

4. Pada saat MRS akan dilakukan seksio sesar darurat

5. Bekas seksio sesar 2 kali

6. Bekas seksio sesar klasik

7. Kasus preeklampsia dan eklampsia

e) Pencatatan Selama Fase Aktif Persalinan

Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai dan dicatat secara seksama, yaitu :

1. DJJ setiap ½ jam

2. Frekuensi dan lamanya kon taksi uterus setiap ½ jam

3. Nadi setiap ½ jam

4. Pembukaan serviks setiap 4 jam

14

Page 15: Isi Reproduksi[1]

5. Penurunan kepala setiap 4 jam

6. Tekanan darah setiap 4 jam

7. Produksi urin dan protein urin

15

Page 16: Isi Reproduksi[1]

(APN, 2008)

16

Page 17: Isi Reproduksi[1]

f) Halaman Depan Partograf 

Halaman depan Partograf mencantumkan hasil-hasil observasi atau

pemeriksaan yang dilakukan fase aktif persalinan yang mencakup :

1. Informasi tentang ibu

Nama, umur

Gravida ,para, partus

Nomor, catatan medis/ nomor puskesmas

Tempat dan waktu dimulainya dirawat

Waktu pecahnya selaput ketuban

2. Kondisi Janin

DJJ Normal antara 120-160 kali per menit. Denyut jantung janin dihitung

dan dicatat setiap 30 menit lalu menghubungkan setiap titik

Warna dan adanya air ketuban

U :      ketuban utuh, belum pecah

J   :       Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih

M :       Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium

D :       Ketuban sudah pecah dan bercampur darah

K :       Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban

Molase (Penyusupan kepala janin)

Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh kepala bayi dapat

menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang) panggul ibu. Semakin besar

derajat penyusupan atau tumpang-tindih antar tulang kepala semakin

menunjukkan risiko disproporsi kepala-panggul (CPD).

17

Page 18: Isi Reproduksi[1]

Ketidak-mampuan untuk berakomodasi atau disproporsi ditunjukkan melalui

derajat penyusupan atau tumpang-tindih (molase) yang berat sehingga tulang

kepala yang saling menyusup, sulit untuk dipisahkan. Apabila ada dugaan

disproprosi kepala-panggul maka penting untuk tetap memantau kondisi janin

serta kemajuan persalinan. Lakukan tindakan pertolongan awal yang sesuai dan

rujuk ibu dengan dugaan proporsi kepala-panggul (CPD) ke fasilitas kesehatan

rujukan.

Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan kepala janin, catat

temuan dikotak yang sesuai. Gunakan lambang-lambang sebagai berikut :

0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi

1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan

2  : Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih bisa

dipisahkan

3 :Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, dan tidak bisa

dipisahkan.

3. Kemajuan Persalinan

a) Pembukaan serviks

Friedman membagi persalinan dalam 2 fase, yaitu :

Fase I (fase laten) Biasanya berlangsung selama 8-10 jam, dimulai

dari awal persalinan sampai pembukaan serviks 3 cm. Selama fase laten,

semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini dapat

dicatat secara terpisah, baik di catatan kemajuan persalinan maupun di

Kartu Menuju Sehat (KMS) Ibu Hamil. Tanggal dan waktu harus

18

Page 19: Isi Reproduksi[1]

dituliskan setiap kali membuat catatan selama fase laten persalinan. Semua

asuhan dan intevensi juga harus dicatatkan.

Fase II (fase aktif) Fase ini dimulai dari pembukaan serviks 3 cm

sampai pembukaan lengkap (10 cm).

Pemeriksaan dalam vagina dilakukan saat pasien masuk rumah sakit,

dilanjutkan setiap 4 jam untuk menilai pembukaan serviks. Pemeriksaan

ini dapat dilakukan lebih sering pada pasien yang persalinannya sudah

berjalan lebih jauh, terutama pasien multipara.

b) Penurunan bagian terbawah janin

Setiap kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam), atau lebih sering (jika

ditemukan tandatanda penyulit).

Cantumkan hasil pemeriksaan penurunan kepala (perlimaan) yang

menunjukkan seberapa jauh bagian terbawah janin telah memasuki rongga

panggul.

Pada persalinan normal, kemajuan

pembukaan serviks selalu diikuti dengan turunnya bagian terbawah janin.

Tapi ada kalanya, penurunan bagian terbawah janin baru terjadi setelah

pembukaan serviks mencapai 7 cm.

19

Page 20: Isi Reproduksi[1]

Tulisan “Turunnya kepala” dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di sisi

yang sama dengan angka pembukaan serviks.

Berikan tanda ‘0’ yang ditulis pada garis waktu yang sesuai. Sebagai

contoh, jika hasil pemeriksaan palpasi kepala di atas simfisis pubis adalah

4/5 maka tuliskan tanda “0” di garis angka 4.

Hubungkan tanda ‘0’ dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.

c) Garis waspada dan garis bertindak

Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan berakhir pada

titik dimana pembukaan lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan

adalah 1 cm per jam.

Pencatatan selama fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspada.

Jika pembukaan serviks mengarah ke sebelah kanan garis waspada

(pembukaan kurang dari 1 cm per jam), maka harus dipertimbangkan

adanya penyulit (misalnya : fase aktif yang memanjang, serviks kaku, atau

inersia uteri hipotonik, dll)

Pertimbangkan perlunya melakukan intervensi bermanfaat yang

diperlukan, rnisalnya : persiapan rujukan ke fasilitas kesehatan rujukan

(rumah sakit atau puskesmas) yang memiliki kemampuan untuk

menatalaksana penyulit atau gawat darurat obstetri.

Garis bertindak tertera sejajar dan di sebelah kanan (berjarak 4 jam) garis

waspada. Jika pembukaan serviks telah melampaui dan berada di sebelah

kanan garis bertindak maka hal ini menunjukkan perlu diakukan tindakan

untuk menyelesaikan persalinan. Sebaiknya, ibu harus sudah berada

ditempat rujukan sebelum garis bertindak terlampaui.

4. Kontraksi Uterus

20

Page 21: Isi Reproduksi[1]

      Dibawah lajur waktu partograf terdapat lajur kotak dengan tulisan kontraksi

per 10 menit disebelah luar kolom paling kiri, setiap kotak menyatakan satu

kontraksi setiap 30 menit, raba dan catat jumlah dalam 10 menit dan lamanya

kontraksi dalam satuan detik.

5. Jam dan Waktu

Waktu mulainya fase aktif persalinan

Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan

6. Obat-obatan dan cairan yuang diberikan

Oksitosin

Obat-obatan lain dan cairan infus

7. Kondisi Ibu

Nadi, tekanan darah, temperatur tubuh

Volume urine, protein dan asupan

Ukur dan catat jumlah produksi urin ibu sedikitnya setiap 2

jam (setiap kali ibu berkemih).

Jika memungkinkan, setiap kali ibu berkernih, lakukan

pemeriksaan aseton dan protein dalam urin

Jika memungkinkan, untuk tujuan praktis, gunakan kertas

celup berbagai indikator (strip-test) : dapat juga mendeteksi

pH, glukosa, bilirubin, leukosit-esterase dan sebagainya,

dalam satu kali pemeriksaan kertas yang dicelupkan.

8. Asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya (dicatat dalam kolom

lainnya)

Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi luar kolom

partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan persalinan. Cantumkan juga

tanggal dan waktu saat membuat catatan persalinan Asuhan, pengamatan dan/atau

keputusan klinis mencakup:

21

Page 22: Isi Reproduksi[1]

1. Jumlah cairan yang diberikan per oral

2. Keluhan sakit kepala/ penglihatan kabur

3. Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya

4. Persiapan sebelum melakukan rujukan

5. Upaya Rujukan

22

Page 23: Isi Reproduksi[1]

(APN, 2008)

23

Page 24: Isi Reproduksi[1]

g) Pencatatan Pada Lembar Belakang Partograf.

Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk mencatat

hal-hal yang terjadi selama proses persalinan dan kelahiran, serta tindakan-

tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala I sampai persalinan kala IV

(termasuk Bayi baru lahir). Itulah sebabnya bagian ini disebut sebagai

catatan persalinan. Niali dan catat asuhan yang diberikan pada ibu dalam

masa nifas terutama selama persalinan kala IV untuk memungkinkan

penolong persalinan mencegah terjadinya penyulit dan membuat

keputusan klinik yang sesuai.

Dokumentasi ini sangat penting untuk membuat keputusan klinik,

terutama peamantauan kala IV ( mencegah terjadinya perdarahan pasca

persalinan ). Selain itu, catatan persalinan (yang sudah diisi dengan

lengkap dan tepat) dapat pula digunakan untuk menilai atau memantau

sejauh mana telah dilakukan pelaksanaan persalinan bersih dan aman.

Catatan persalinan terdiri dari unsur-unsur berikut :

1. Data dasar.

Data dasar terdiri dari tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat

tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan dan

pendamping pada saat merujuk. Isi data pada masing-masing tempat yang

telah disediakan, atau dengan cara memberi tanda pada kotak di samping

jawaban yang sesuai.

2. Kala I

Kala I terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat melewati

garis waspada, masalah-masalah yang dihadapi, penatalaksanaannya, dan

hasil penatalaksanaan tersebut.

3. Kala II

Kala II terdiri dari episiotomi, pendamping persalinan, gawat janin,

distosia bahu, masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya.

4. Kala III

24

Page 25: Isi Reproduksi[1]

Kala III terdiri dari lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali

pusat terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta tidak

lahir > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan, masalah

penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya, isi jawaban pada tempat yang

disediakan dan beri tanda pada kotak di samping jawaban yang sesuai.

5. Bayi baru lahir

Informasi tentang bayi baru lahir terdiri dari berat dan panjang badan, jenis

kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah

penyerta, penatalaksanaan terpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat

yang disediakan serta beri tanda ada kotak di samping jawaban yang

sesuai.

6. Kala IV

Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus,

kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pemantauan pada kala

IV ini sangat penting terutama untuk menilai apakah terdapat risiko atau

terjadi perdarahan pascapersalinan. Pengisian peman¬tauan kala IV

dilakukan setiap 15 menit pada satu jam pertama setelah melahirkan, dan

setiap 30 menit pada satu jam berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan

hasil pemeriksaan dan Jawab pertanyaan mengenai masalah kala IV pada

tempat yang telah disediakan (Depkes RI, 2007).

2. Kala II

Kala dua persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10

cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua dikenal juga sebagai kala

pengeluaran. Ada beberapa tanda dan gejala kala dua persalinan :

Ibu merasakan keinginan meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi

Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rectum dan atau

vaginanya.

Perineum terlihat menonjol

Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka

25

Page 26: Isi Reproduksi[1]

Peningkatan pengeluaran lender dan darah

Diagnosis kala dua persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil

pemeriksaan dalam yang menunjukkan :

Pembukaan serviks telah lengkap

Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina

3. Kala III

Kala tiga persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan

lahirnya plasenta.

1) Fisiologi kala tiga

Otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga

uterus secara tiba – tiba setelah lahinya bayi. Penyusutan ukuran

rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat

implantasi plasenta. Karena tempat implantasi menjadi semakin

kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta

akan menekuk, menebal kemudian dilepaskan dari dinding

uterus. Setelah lepas plasenta akan turun ke bagian bawah uterus

atau bagian atas vagina.

2) Tanda – tanda lepasnya plasenta

Perubahan ukuran dan bentuk uterus

Tali pusat memanjang

Semburan darah tiba – tiba

Kala III terdiri dari 2 fase :

1. Fase pelepasan uri

Cara lepasnya uri ada beberapa cara :

Schultze    : lepasnya seperti kita menutup payung, cara ini

paling sering terjadi. Yang lepas duluan adalah bagian tengah

lalu terjadi retroplasental hematoma yang menolak uri mula-

mula pada bagian tengah kemudian seluruhnya. Menurut cara ini

perdarahan ini biasanya tidak ada sebelum uri lahir.

26

Page 27: Isi Reproduksi[1]

Duncan: lepasnya uri mulai dari pinggir, jadi pinggir uri lahir

duluan. Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban.

Atau serempak dari tengah dan pinggir plasenta.

2. Fase pengeluaran uri

Kustner: dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada/di atas

simfisis. Tali pusat diteganggangkan maka bila tali pusat masuk

artinya belum lepas, bila diam atau maju artinya sudah lepas.

Klein: sewaktu ada his, rahim kita dorong, bila tali pusat kembali

artinya belum lepas. Diam atau turun artinya lepas.

Strassman : tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali

pusat bergetar artinya belum lepas. Tak bergetar artinya sudah

lepas.

4. Kala IV

Kala empat persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir

selama  2 jam. Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena

perdarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.

Observasi yang dilakukan, antara lain :

Tingkat kesadaran ibu

Pemeriksaan TTV : tekanan darah, nadi, pernafasan

Kontraksi uterus

Terjadinya perdarahan

Perdarahan dianggap masih normal bila jumlahnya tidak melebihi 400 –

500 cc

G. Prosedur Diagnostik Persalinan

Untuk menentukan persalinan sudah pada waktunya adalah :

(Saifuddin, AB. 2002)

1. Tanyakan :

27

Page 28: Isi Reproduksi[1]

a. Permulaan timbulnya kontraksi.

b. Pengeluaran pervaginam seperti lendir, darah, dan atau cairan

ketuban.

c. Riwayat kehamilan.

d. Riwayat medic.

e. Riwayat social.

f. Terakhir kali makan dan minum.

g. Masalah yang pernah ada

2. Pemeriksaan Umum :

a. Tanda vital, BB, TB. Oedema.

b. Kondisi puting susu.

c. Kandung kemih

3. Pemeriksaan Abdomen :

a. Bekas luka operasi.

b. Tinggi Fundus Uteri.

c. Kontraksi.

d. Penurunan Kepala.

e. Letak janin.

f. Besar janin.

g. Denyut jantung janin

4. Pemeriksaan vagina :

a. Pembukaan dan penipisan servik.

b. Selaput ketuban penurunan dan molase.

c. Anggota tubuh janin yang sudah teraba

5. Pemeriksaan Penunjang :

a. Urine : warna, kejernihan, bau dan lain-lain.

b. Darah : Hb, BT/CT, dan lain-lain.

H. Penatalaksanaan Persalinan

1. Perawatan ibu

Darah disekitar perineum dibersihkan dengan kain steril dan selimut

yang basah dilepaskan dari ibu. Darah yang mengiringi dengan peralatan

28

Page 29: Isi Reproduksi[1]

yang bersih. Pembalut steril dipasang, pakaian hangat dan bersih

dikenakan kepada ibu, kemudian dipindahkan keruang perawatan.

2. Perawatan bayi

Bayi lahir dihisap lendir, tali pusat diikat dan dibungkus dengan kasa

steril kemudian dimasukkan kedalam inkubator kira-kira ½ jam sebelum

diletakkan pada box.

I. Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan merupakan metode yang digunakan untuk

memecahkan masalah dalam upaya memperbaiki atau memelihara klien

sampai ketahap optimal melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk

mengenal klien untuk memenuhi kebutuhannya.

1. PENGKAJIAN

a. Pengumpulan Data

a) Keluhan utama

Pada umumnya kx mengeluh nyeri pada daerah pinggang

menjalar keperut, adanya His yang sering dan teratur, keluarnya

lendir dan darah, perasaan selalu ingin buang air kencing.

b) Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan sekarang : Mulai timbul His, nyeri dan

keluarnya darah serta lendir.

Riwayat kesehatan dahulu : Adanya penyakit yang

menyebabkan resiko tinggi saat persalinan, seperti penyakit

jantung, Hipertensi, DM, TBC, Hepatitis, penyakit kelamin,

dan lain-lain.

Riwayat penyakit keluarga : Kemungkinan adanya penyakit

menurun, seperti DM dan lain-lain.

c) Riwayat obstetri

Riwayat haid : meliputi awal haid, sirkulasi, keteraturan,

jumlah, hari pertama haid terakhir.

29

Page 30: Isi Reproduksi[1]

Riwayat kebidanan : meliputi riwayat persalinan dahulu

pada multigravida.

d) Riwayat psikososial spiritual dan budaya

Klien merasa tidak feminim lagi karena perubuhan tubuhnya

ketakutan akan kehilangan bayi dan kecemasan selama

persalinan berlangsung.

e) Pola kebutuhan sehari-hari

Nutrisi : Adanya his berpengaruh terhadap keinginan atau

selera makan yang menurun.

Istirahat tidur : Klien dapat tidur terlentang, miring kekanan

/ kiri bergantung pada letak punggung janin, dan klien sulit

tidur terutama kala I – IV.

Aktivitas : Klien dapat melakukan aktivitas seperti

biasanya, terbatas pada aktivitas ringan, tidak membutuhkan

tenaga banyak, tidak membuat klien cepat lesu emosi.

Eliminasi : Adanya perasaan sering / susah kencing selama

kehamilan dan proses persalinan, pada akhir trimester III

dapat terjadi konstipasi.

Personal Hygiene : Kebersihan tubuh, terutama kebersihan

daerah kemaluan dan daerah payudara

f) Pemeriksaan

Pemeriksaan umum meliputi :

Tinggi badan dan berat badan : Ibu hamil yang tinggi

badannya kurang dari 145 cm terlebih dahulu kehamilan

pertama, tergolong resiko tinggi karena kemungkinan

memiliki panggul yang sempit. Berat badan ibu perlu

dikontrol secara teratur dengan peningkatan berat badan

selama hamil antara 10-12 kg.

Tekanan darah : Tekanan darah diukur pada akhir kala II

yaitu setelah anak dilahirkan biasanya tekanan darah akan

naik kira-kira 10 mmHg.

30

Page 31: Isi Reproduksi[1]

Suhu, nadi dan pernafasan : Dalam keadaan biasa suhu

badan antara 36-370 C, bila suhu tubuh lebih dari 370 C

dianggap ada kelainan, kecuali bagi kx setelah melahirkan

suhu badan 35-370 C masih dianggap normal karena

perlahan keadaan nadi biasanya mengikuti keadaan suhu.

Bila suhu naik, keadaan nadi akan bertambah pula, dapat

disebabkan karena adanya perdarahan. Pada klien yang

dalam persalinan pernafasannya agak pendek karena

kelelahan. Dan akan kembali normal setelah persalinan dan

periksa tiap 4 jam.

g) Pemeriksaan fisik

Kepala dan leher

Biasanya terdapat claasma gravidarum, terkadang ada

pembengkakan kelopak mata, konjungtiva kadang pucat,

sklera kuning, stomatitis dll.

Dada

Terdapat pembesaran payudara, hiperpigmentasi areora

mamae dan penonjolan pada papila mamae, keluarnya

kolostrum.

Perut

Adanya pembesaran pada perut membujur, hiperpigmentasi

linea alba / nigra terdapat strial gravidarum.

Palpasi : usia kehamilan aterm 3 jari bawah prosesus

xypoideus usia kehamilan prematur pertengahan pusat dan

prosesus xypoideus, belum atau sudah kepala masuk PAP,

adanya His yang mungkin sering dan kuat.

Genetalia

Pengeluaran darah bercampur lendir, terdapat pembukaan

servick serta kelenturan pada serviks

Ekstremitas

Biasanya terjadi odema pada tungkai dan kadang varises

karena adanya penekanan dan pembesaran vena abdomen.

31

Page 32: Isi Reproduksi[1]

h) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan darah meliputi haemoglobin, faktor Th, dan

dilakukan pemeriksaan serologi untuk sifilis.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Adapun diagnosa keperawatan yang muncul adalah

a. Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan kontraksi

uterus.

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan hilang nafsu makan

c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan

pengeluaran / perdarahan yang berlebih.

d. Ansietas berhubungan dengan proses perdarahan.

3. INTERVENSI

a. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus.

Tujuan : Nyeri hilang atau terkontrol.

Intervensi :

a) Lakukan pengkajian nyeri yang komprehensif meliputi lokasi,

durasi atau tingkat keparahan nyeri. Rasional : Meringankan

atau mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang

dapat diterima oleh pasien.

b) Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri dan

berapa lama akan berlangsung. Rasional : Meringankan atau

mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat

diterima oleh pasien.

c) Ajarkan penggunaan teknik non farmakologis. Rasional :

Meringankan atau mengurangi nyeri sampai pada tingkat

kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien.

32

Page 33: Isi Reproduksi[1]

d) Sesuaikan frekuensi dosis sesuai indikasi melalui pengkajian

nyeri dan efek samping. Rasional : Menggunakan agens-agens

farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri.

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan anoreksia.

Tujuan : Asupan nutrisi kembali normal.

Intervensi :

a) Diskusikan dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan

protein pasien yang mengalami ketidakadekuatan asupan

protein. Rasional : Membantu atau menyediakan asupan

makanan seimbang.

b) Buat perencanaan makanan dengan pasien yang masuk dalam

jadwal makan, lingkungan, makan, kesukaan dan ketidaksukaan

pasien. Rasional : Membantu atau menyediakan asupan

makanan seimbang.

c) Dukung anggota keluarga untuk membawa makanan kesukaan

pasien dari rumah. Rasional : Membantu atau menyediakan

asupan makanan seimbang.

d) Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan.

Rasional : Membantu individu untuk makan.

c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran /

perdarahan yang berlebih.

Tujuan: pasien terhindar dari resiko kekurangan volume cairan.

a) Instruksikan klien untuk mendorong pada kontraksi, bantu

mengarahkan perhatiannya untuk mengejan. Rasional : Mengejan

membantu pelepasan dan pengeluaran, menurunkan kehilangan

darahm dan meningkatkan kontraksi uterus.

b) Pantau tanda dan gejala kehilangan cairan berlebihan atau syock.

Rasional : Hemoragi dihubungkan dengan kehilangan cairan lebih

besar dari 500 ml dapat dimanifestasikan oleh peningkatan nadi,

penurunan TD, sianosis, disorientasi, peka rangsangan, dan

penurunan kesadaran.

33

Page 34: Isi Reproduksi[1]

c) Dapatkan dan catat informasi yang berhubungan dengan inspeksi

uterus dan plasenta untuk fragmen plasenta yang tertahan.

Rasional : Jaringan plasenta yang tertahan dapat menimbulkan

infeksi pascapartum dan hemoragi segera atau lambat.

d) . Hindari menarik tali pusat secara berlebihan. Rasional : Kekuatan

dapat menimbulkan putusnya tali pusat dan retensi fragmen

plasenta, meningkatkan kehilangan darah.

d. Ansietas berhubungan dengan proses perdarahan.

Tujuan : Ansietas hilang atau terkontrol.

Intervensi :

a) Informasikan tentang gejala ansietas. Rasional : Mempersiapkan

pasien menghadapi kemungkinan krisis perkembangan dan atau

situasional.

b) Instruksikan pasien tentang penggunaan teknik relaksasi.

Rasional : Meminimalkan kekhawatiran, ketakutan, prasangka

atau perasaan tidak tenang.

c) Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang mencetuskan

ansietas. Rasional : Meminimalkan kekhawatiran, ketakutan,

prasangka atau perasaan tidak tenang.

d) Berikan obat untuk menurunkan ansietas jika perlu. Rasional :

Meminimalkan kekhawatiran, ketakutan, prasangka atau

perasaan tidak tenang.

4. PELAKSANAAN

Pelaksanaan merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana

keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Dalam

keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Dalam

operasionalnya perawat merupakan suatu tim yang bekerja sama secara

berkesinambungan dengan tim. Seluruh kegiatan keperawatan dalam

tahap ini ditulis secara rinci sesuai denagn tindakan keperawatan atau

catatan keperawatan. (Nasrul efendi, 1995).

34

Page 35: Isi Reproduksi[1]

5. EVALUASI

Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan dan

merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang

kesehatan pasien dan sesama tenaga kesehatan. (Nasrul effendi, 1995)

35

Page 36: Isi Reproduksi[1]

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi

baik pada ibu maupun pada janin. (Prawirohardjo, 2001).

Persalinan dan kelahiran normal (partus spontan) adalah proses lahirnya

bayi pada letak belakang kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri

dan uri, tanpa alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya

berlangsung kurang dari 24 jam melalui jalan lahir.

Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu : Kala I yaitu kala pembukaan yang

berlangsung antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap (10 cm). Kala

II ini dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Proses ini biasanya

berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Kala III

ini dimulai segera setelah lahir sampai lahirnya placenta, yang berlangsung

tidak lebih dari 30 menit. Kala IV ini dimulai saat lahirnya placenta sampai 2

jam pertama post partum.

B. Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan para pembaca dapat memahami

bagaimana persalinan normal dalam ibu hamil dan untuk para perawat

diharapkan dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan ibu hamil persalinan

normal dengan baik.

36

Page 37: Isi Reproduksi[1]

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

M. Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ketiga. Jakarta : FKUI

Judith, Wilson. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta : EGC.

Sofian, dr.Amru. 2012. Sinopsis Obstetri. Edisi 3. Jakarta : EGC

37