isi proposal

36
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan.Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.Itu bisa di lihat dari fakta bahwa 70 % permukaan bumi tertutup air dan 2/3 tubuh manusia terdiri air. Manusia memerlukan , air untuk transportasi zat – zat makanan dalam bentuk larutan dan melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh, misalnya untuk melarutkan oksigen sebelum memasuki pembuluh- pembuluh darah yang ada disekitar alveoli (Mulia, 2005). Kebutuhan yang pertama bagi terselenggaranya kesehatan adalah tersedianya air yang memadai dari 1 Ikl-mdo.blogspot.com

Upload: yusprit-paraso

Post on 24-Nov-2015

56 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar BelakangAir merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan.Air juga merupakan komponen lingkungan hidup yang penting bagi kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya.Itu bisa di lihat dari fakta bahwa 70 % permukaan bumi tertutup air dan 2/3 tubuh manusia terdiri air.Manusia memerlukan , air untuk transportasi zat zat makanan dalam bentuk larutan dan melarutkan berbagai jenis zat yang diperlukan tubuh, misalnya untuk melarutkan oksigen sebelum memasuki pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar alveoli (Mulia, 2005). Kebutuhan yang pertama bagi terselenggaranya kesehatan adalah tersedianya air yang memadai dari segi kuantitas dan kualitasnya yaitu memenuhi syarat kebersihan dan keamanan.Selain itu, air bersih tersebut juga harus tersedia secara kontinyu, menarik dan dapat diterima oleh masyarakat agar mendorong masyarakat untuk memakainya. Apabila tidak demikian,masayarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih, yang berasal dari sumber lain yang tidak terjamin kualitas dan penyediaannya.Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan pengelolaan terhadap air yang akan digunakan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan terutama apabila air tersebut dari air permukaan.pengelolaan yang di maksud bisa di mulai dari sangat sederhana sampai pada pengolahan yang mahir/lengkap,sesuai dengan tingkat kekotoran dari sumber asal air tersebut,agar bisa di manfaatkan sebagai air minum (Asmadi,dkk.2011). Salah satu teknologi penggunaannya banyak di minati saat ini adalah teknologi pengolahan air minum isi ulang yang dapat mengolah air bersih menjadi air minum langsung dikonsumsi yang kualitasnya memenuhi persyaratan kualitas air minum,baik fisik,kimia maupun bakteriologis sesuai dengan pengawasan kualitas air minum yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 492/MENKES/PER/IV/2010Tersedianya teknologi pengolahan air bersih menjadi air minum, tersebut telah menghadirkan depot-depot air minum isi ulang yang menjadi sarana yang dapat membantu masyarakat untuk memperoleh air minum lebih cepat dan ekonomis,sehingga menyebabkan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap air isi ulang. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap air isi ulang,mendorong minat usaha masayarakat di Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talauddi ketahui terdapat 5 unit depot air minum isi ulang yang beroperasi dengan menggunakan sumber air baku yang berbeda-beda.Proses pengolahan air bersih menjadi air minum, menggunakan sistem pengolahan dengan proses Desinfeksi radiasi ultraviolet (UV) dan ozon sterilizer dan beberapa filter. Apabila dalam setiap pengolahan tidak disertai dengan pemeliharaan alat-alat yang digunakan dan penjagaan kebersihan alat memungkinkan terjadinya perubahan antara lain pada faktor kimia misalnya adaendapan yang akan ikut terlarut dalam air. Sehingga air minum yang di hasilkan tidakmemenuhi standar kualitas yang seharusnya memenuhi syarat dan tidak berbahaya bagi kesehatan atau kadar Total Padatan Terlarut (TDS) tidak melebihi 500mg/L menurut Permenkes Nomor : 492/MENKES/PER/IV/2010.Memperhatikan standar kualitas air minum yang berlaku, maka dalam proses pengolahannya perlu diperhatikan aspek aspek atau tahapan tahapan yang telah di tetapkan. Jika air minum isi ulang yang dikonsumsi oleh masyarakat umum dan khususnya masyarakat yang ada di Kecamatan Beo Kabupaten Kepulaun Talaud telah terkontaminasi endapan yang terlarut dalam air (TDS), akan mengakibatkan gangguan dan keluhan pada kesehatan masyarakat.Kadar Total Padatan Terlarut (TDS) dalam air minum isi ulang, Secara makroskopis dapat di tentukan dengan tanda yaitu air akan memberikan rasa tidak enak pada lidah dan rasa mual (Asmadi,dkk. 2011).Hasil survey pendahuluan yang telah di lakukan di Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud mengenai depot depot air minum dapat diketahui sumber-sumber air bersih yang di gunakan sebelum proses menjadi air minum isi ulang antara lain PAM,Sumur gali,dan Mata air.Dari uraian masalah di atas, maka langkah awal untuk pengawasan kualitas air minum isi ulang yaitu adanya pendukung mengenai kadar Total Padatan Terlarut (TDS) pada air minum isi ulang,sehingga pemecahannya dapat di tentukan. Hal ini mendorong penulis untuk meniliti kadar total endapan yang terlarut pada air minum isi ulang apakah sudah lebih dari 500 mg/l atau kurang dari 500 mg/l.B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah berapaKadar Total Padatan Terlarut (TDS) pada air minum isi ulang di Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud.C. Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kadar Total Padatan Terlarut (TDS) pada air minum isi ulang di Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud.D. Manfaat Penelitian1. Manfaat secara Teoritis Menambah pengetahuan bagi pembaca /mahasiswa tentang Total Padatan Terlarut (TDS)2. Manfaat secara praktisDapat di jadikan sebagai bahan rekomendasi sebagai bahan kajian pemerintah dan pengusaha depot-depot air minum.

BAB II TINJAUN PUSTAKA

A. Tinjaun Tentang Sumber Air BersihAir sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan makanan. Manusia tidak akan bisa bertahan hidup tanpa air. Selain berguna untuk manusia, air pun diperlukan oleh makhluk hidup lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air sebagian besar digunakan sebagai air minum baik yang dapat diminum langsung maupun yang harus dimasak terlebih dahulu sebelum diminum.Air yang ada di bumi umumnya tidak dalam keadaan murni (H20),melainkan mengandung berbagai bahan baik terlarut maupun tersuspensi, termasuk mikroba. Oleh karena itu sebelum dikonsumsi, air harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan atau menurunkan kadar bahan tercemar sampai pada tingkat yang aman. Air bersih adalah air yang jernih tidak berwarna, dan tidak berbau.Meskipun demikian, air jernih yang tidak berwarna, dan tidak berbau belum tentu aman dikonsumsi.1. Air PAM Sumber air yang di manfaatkan oleh perusahaan air minum biasanya bersumber dari air sungai yang mengalir dipermukaan bumi, pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur,batang batang kayu, daun-daun. Beberapa pengotoran ini, untuk masing masing air permukaan berbeda beda,tergantung pada daerah pengaliran air permukaan,jenis pengotorannya adalah merupakan kotoran fisik,kimia dan bkateriologis.Air yang telah diperoleh akan melalui tahapan untuk menjadi air bersih yang dikonsumsi oleh masyarakat melalui proses sebagai berikut : Penangkapan air, Pengendapan pertama,Pembuluh koagulant,Pengaduk cepat, Pembentukan Floc,Pengendap kedua, Peyaring, Reservoir, Pemompaan (Sutrisno,2006). Setelah melalui tahap tahap di atas air akan dipompa dan didistribusikan pada konsumen.2. Air Sumur GaliPada permukaan air tanah ini di manfaatkan untuk sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal,air tanah dangkal di tinjau dari segi kualitas agak baik. Kuantitasnya kurang cukup dan tergantung pada musim. Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air di permukaan tanah. Lumpur akan tertahan,demikian pula dengan sebagian bakteri,sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut ) karena melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur kimia tertentu untuk masing masing lapisan tanah. Lapisan tanah berfungsi sebagai saringan.3. Air Tanah Air tanah di jumpai pada lapisan akuifer yaitu lapisan tanah yang bersifat poreus sehingga air dapat masuk dan mengisi rongga-rongga antara butir-butir tanah. Dengan kata lain ketersedian air tanah tergantung kondisi hidroklimatologis,keadaan geologi dan keadaan permukaan lahan. Air tanah biasanya layak di gunakan sebagai bahan baku air minum, kualitas air tanah dipengaruhi oleh kondisi struktur geologi dalam tanah. Sehingga air tanah sering membawa mineral mineral tertentu seperti besi dan mangan terutama untuk air tanah dalam. Problem kualitas biasanya dijumpai pada daerah padat penduduk dengan sarana sanitasi yang minim,sehingga air tanah dangkal tercemar oleh limbah rumah tangga (Kamulyan,1997).4. Mata Air Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dengan hampir tidak di pengaruhi oleh musim,sedangkan kualitasnya sama dengan air dalam (Asmadi,dkk 2011).B. Tinjauan Tentang Air minum1. Pengertian air minum Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan kualitas air minum, antara lain disebutkan bahwa Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.Pengertian air minum dapat dilihat juga dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 651/MPP/Kep/10/2004 yaitu tentang persyaratan teknis Depot air minum dan perdagangannya. Dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa Air minum adalah air baku yang telah diproses dan aman untuk diminum Dua pengertian diatas maka dapat diartikan bahwa, Air minum adalah air yang dapat langsung diminum tanpa menyebabkan gangguan bagi orang yang meminumnya.2. Jenis Jenis air minum Jenis air minum, menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minuma. Air yang didistribusikan melalui pipa untuk keperluan rumah tangga. b. Air yang didistribusikan melalui tangki air c. Air kemasan d. Air yang digunakan untuk produksi bahan makanan dan minuman yang disajikan kepada masyarakat.3. Persyaratan air minum Persyaratan air minum dipengaruhi oleh kondisi negara masing-masing, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada saat dunia dilanda krisis air karena semakin menurunnya kualitas air akibat pencemaran, maka dikeluarkan standar persyaratan kualitas air minum. Di Indonesia, standar persyaratan kualitas air ditetapkan oleh Persyaratan kualitas air minum dalam SuratKeputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan kualitas air minum meliputi Persyaratan : Bakteriologi, Kimiawi, Radioaktif dan Fisik. 4. Kualitas Air Minum Air minum yang ideal seharusnya jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau.Selain itu juga tidak mengandung kuman pathogen dan segala mahkluk yang membahayakan kesehatan manusia, tidak mengandung zat kimia yang dapat mengganggu fungsi tubuh, dapat diterima secara estetis dan tidak merugikan secara ekonomis.Atas dasar pemikiran tersebut perlu dibuat standar air minum, yaitu suatu peraturan yang memberi petunjuk tentang kontaminasi berbagai parameter yang sebaiknya diperbolehkan ada dalam air minum. Penetapan standar ini berbeda antara satu negara dengan negara yang lain tergantung pada social kultural termasuk kemajuan tekhnologinya. Standar suatu negara seharusnya layak bagai keadaan sosial ekonomi dan budaya setempat.untuk negara berkembang seperti indonesia, perlu didapat cara-cara pengolahan air yang relatif murah sehingga kualitas air yang dikonsumsi masyarakat dapat dikatakan baik dan memenuhi syarat. Parameter yang disyaratkan meliputi; Parameter fisik, kimiawi, bilogis dan radiologist (Sulistyandari,2009).

C. Tinjauan Tentang Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU)1. Pengertian Sesuai dengan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor : 651/MPP/Kep/10/2004 tentang persyaratan teknis Depot air minum dan perdagangannya, disebutkan bahwa : air minum adalah usaha industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen sementara air baku adalah air yang belum diproses atau sudah diproses menjadi bersih yang memenuhi persyaratan mutu sesuai Peraturan Menteri Kesehatan untuk diolah menjadi produk air minum. 2. Proses produksi Urutan proses produksi air minum di Depot air minum adalah sebagai berikut :a. Penampungan air baku Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut dengan menggunakan tangki air dan selanjutnya ditampung dalam bak tendon. b. Penyaringan bertahap Tahapan penyaringan antara lain terdiri dari:sandfilter carbon filtermicro filterc. Desinfeksi Desinfeksi dimaksudkan untuk membunuh kuman patogen. Proses desinfeksi dengan menggunakan ozon (O3) berlangsung dalam tangki pencampur ozon minimal 0,1 ppm dan residu ozon sesaat setelah pengisian berkisar antara 0,06 0,1 ppm. Tindakan desinfeksi selain menggunakan ozon, dapat dilakukan dengan cara penyinaran Ultra Violet (UV) dengan panjang gelombang 254 mm atau kekuatan 2.537 derajat Angstrom. Proses desinfeksi sinar ultra violet yaitu dengan melewatkan air kedalam tabung atau pipa yang disinari dengan lampu ultra violet.d. Pengisian Pengisian ketempat air (wadah) dilakukan dengan menggunakan alat serta dilakukan dalam tempat pengisian yang hygienis.

e. Penutupan Penutupan tempat air (wadah) dapat dilakukan dengan tutup yang dibawa konsumen dan atau yang disediakan oleh Depot air minum. Pada prinsipnya pengolahan air minum isi ulang pada setiap produsen adalah sama yaitu untuk menghilangkan bau, warna, rasa, bahan kimia berbahaya serta menghilangkan mikroorganisme. Pada dasarnya pengolahan air minum dalam kemasan diproses melalui 3 tahap, yaitu penyaringan, desinfeksi dan pengisian (Sulistyandari,2009).

D. Tinjauan Tentang Total Padatan Terlarut (TDS)1. Pengertian Total padatan terlarut (TDS)Total padatan terlarut(TDS) adalah bahan-bahan terlarut dan koloid yang berupa senyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 m (Effendi ,2003).Total Padatan Teralarut merupakan bahan alami, oleh karena itu berpotensi untuk mencemari lingkungan air. Sumber Utama dari Total padatan terlarut ini adalah senyawa senyawa organik maupun anorganik yang merupakan hasil dari sampah (daun-daun,kayu) yang mudah terurai menjadi unsur hara. Zat padat selalu terdapat dalam air dan kalau jumlahnya terlalu banyak tidak baik sebagai air minum,banyaknya zat padat yang disyaratkan untuk air minum adalah kurang dari 500 mg/LKeputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan kualitas air minum.2. Jumlah Total Padatan Terlarut (TDS)Menurut Effendi (2003)jumlah bahan padatan terlarut adalah bahan terlarut dengan diameter < 10-6 mm yang tidak tersaring pada kertas saring berdiameter 0,45 mm, sebagai suatu residu pada penguapan dan pemanasan pada suhu 1080c. Kandungan pada portable water,biasaya dalam range 1000 mg/l khususnya Total padatan terlarutair minum. Tinggi atau besarnya angka total padatan terlarut merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan sesuai atau tidaknya air ini untuk penggunaan air minum (Sutrisno,2006).Zat padat terlarut (TDS) biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik, dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula. Selanjutnya, efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut (KepmenkesNomor : 492/MENKES/PER/IV/2010).3. Penurunan jumlah Total Padatan Terlarut (TDS)Menurut Sarwoko (1989) bahan bahan padat yang terlarut dalam air adalah komponen-komponen mineral dan materi organik, komponen dari vegetasi,binatang, demikian pula kemungkinan adanya polutan pestisida. Saat air tanah mengalir kedalam tanah,konstituen lain terlarut dilapisan buatan,seperti sulfat, chloride, kalsium, magnesium dan garam garam natrium.Dengan demikian total zat padat terlarut (TDS) dalam air tanah akan bertambah, untuk melakukan penurunan kadar total dissolved solid sesuai ketentuan yang berlaku dan di lakukan proses filtrasi,yaitu menyaring semua bahan atau zat yang terlarut dalam air.4. Pengaruh Total Padatan Terlarut (TDS) dalam organ tubuh Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan, dari pada penyimpangan standar kualitas air minum. Dalam hal total dissolved solid ini yakni : bahwa air akan memberi rasa yang tidak enak pada lidah,rasa mual terutamayang disebabkan karena natrium sulfat dan magnesium sulfat (Asmadi,dkk ,2011). Dan terjadinya cardiac disease serta toxaemia pada wanita hamil (Alamsyah,2007).Adanya kadar endapan terlarut adalah air juga mempengaruhi meningkatnya kadar kalsium dan magnesium dalam air yang mengakibatkan terjandinya pengkaratan pada peralatan besi, pengaruh lainnya yaitu kesadahan pada air bertambah sehingga air yang bercampur dengan sabun pembersih tidak akan berbusa (Wardhana,2001).

E. Lebih dari 500 Mg/LSumber air bersih :Sumur gali Mata air PAM (Perpipaan)Kerangka Konsep

Kadar total padatan terlarutPada air minum isi ulang

Kurang dari500Mg/L-

Gambar 1 : Kerangka KonsepKetarangan : Varibel yang tidak di teliti Variabel yang di telitiBAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis penelitianPenelitian ini adalah penelitian deskriptif dimana peneliti ingin menggambarkan Kadar Total Padatan Terlarut (TDS) pada air minum isi ulang di Kecamatan Beo Kabupaten Kepulaun Talaud.B. Variabel Penelitian1. Variabel terikat adalah : Kadar Total Padatan Terlarut (TDS)2. Variabel bebas adalah :Air minum isi ulang.C. Defenisi Operasional1. Kadar Total Padatan Terlarut (TDS) pada air minum isi ulang adalah adanya kadar Total Padatan Terlarut dalam mg/l yang terdapat dalam air minum isi ulang di Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud.2. Depot air minum isi ulang adalah salah satu sarana penyediaan air minum untuk masyarakat umum dan masyarakat yang ada di Kecmatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud.D. Populasi dan Sampel1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua depot air minum isi ulang sebanyak 5 unit yang ada di Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud.

2. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Air dari Depot airminum isi ulang yang terbagi 5 Depot Di Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud, yang di ambil sebelum pengolahan dan sesudah pengolahan air minum isi ulang. Proses ini di lakukan sebanyak 2 kali pengambilan sampel. Secara keseluruhan, terdapat 10 kali pengambilan sampel dari 5 depot air minum isi ulang yang menjadi objek penelitian.E. Instrumen Penelitian1. Instrument penelitian ini adalah :a. Alat dan Bahan1) Beaker Glass2) Neraca Analitik3) Gelas Ukur 100 ml4) Hot Plate 5) Corong Kaca6) Botol Sampel 7) Camera Foto8) ATMb. Bahan :1) Air Sampel2) Akuades 3) Kertas Saring 4) Kertas Label c. Prosedur Kerjaa) Siapkan alat dan bahanb) Saring air sampel tersebut dengan menggunakan kertas saringc) 100 ml air yang di saring di ambil dan di tuangkan ke dalam beaker glaas yang sudah di timbang terlebih dahulu.d) Sampel air tersebut kemudian di panaskan sampai kering .e) Setelah kering beaker glass di timbang dan di catat beratnya.

F. Teknik Pengumpulan Data1. Data Primer yaitu data yang di peroleh dari survey langsung di lapangan dan pemeriksaan laboratorium.2. Data Sekunder yaitu data yang di dapat dari instansi terkait serta literatur yang mendukung dalam penelitian.

G. Jalannya Penelitian1. Survei Pendahuluan2. Perencanaan Biaya3. Pengumpulan data4. Prosedur Kerja berupa pengambilan sampel dan pemeriksaan sampel 5. Analisis data.

H. Analisis DataData yang diperoleh akan di sajikan dalam bentuk tabel dan akan dideskriptifkan dalam bentuk narasi lalu di bandingkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes)Nomor : 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air minum dan kemudian di tarik kesimpulan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASANA. Gambaran Umum Lokasi PenelitianLokasi penelitian adalah Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud. Kecamatan Beo memiliki jumlah penduduk sebanyak 5.306 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 1.495 jiwa. Secara Geografis Kecamatan Beo berbatasan denganSebelah Utara : Kecamatan Beo UtaraSebelah Timur : Kecamatan RainisSebelah Selatan: Kecamatan Beo SelatanSebelah Barat: Laut Sulawesi.

B. Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian atau hasil pemeriksaan di laboratorium tentang Kadar Total Padatan Terlarut (TDS) pada air minum isi ulang di Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud di ambil dari dua tahap yaitu sebelum dan sesudah pengolahan air minum dapat di gambarkan sebagi berikut :Tabel Hasil Pemeriksaan Kadar Total Padatan Terlarut Pada Air Depot Air Minum Isi Ulang Sebelum dan Sesudah Pengolahan di Kecamatan Beo Kabupaten Kepulauan Talaud.NoNama Depot SatuanTotal Padatan TerlarutBaku Mutu

Sebelum Sesudah

12345AquauAquata Aquachen Aqualisa Aquaria Mg/lMg/lMg/lMg/lMg/l0,2996,8282,088,6672,2981,714,573,2784,846,2500500500500500

Rata-rata 67,256 30.88C. Pembahasan Hasil pemeriksaan laboratorium seperti pada tabel hasil pemeriksaan kadar Total Padatan Terlarut pada sampel Air Minum Isi Ulang. Depot Aquau menunjukan bahwa hasil Total Padatan Terlarut sebelum pengolahan 0,29 mg/l dan terjadi peningkatan sesudah melalui proses pengolahan 81,7 mg/l. Hal ini di sebabkan cara kerja media filter yang kurang baik dipengaruhi oleh sisa kotoran saat air minum isi ulang juga menjadi faktor yang mempengaruhi kualitas air yang dihasilkan. Kadar Total Padatan Terlarut yang terkandung dalam air pada depot air minum isi ulang Aquata sebelum pengolahan 96,82 mg/l. Sedangkan untuk nilai Kadar Total Padatan Terlarut sesudah pengolahan mengalami penurunan 14,57 mg/l. Hal ini disebabkan penggunaan jenis alat dalam proses pengolahan air minum isi ulang sudah memperhatikan kebersihan. Kadar Total Padatan Terlarut yang terkandung dalam air pada depot air minum isi ulang Aquachen sebelum pengolahan 82,08 mg/l. Sedangkan untuk nilai Kadar Total Padatan Terlarut sesudah pengolahan mengalami penurunan 3,27 mg/l. Hal ini disebabkan penggunaan jenis alat dalam proses pengolahan air minum isi ulang sudah memperhatikan kebersihan. Kadar Total Padatan Terlarut pada sampel Air Minum Isi Ulang. Depot Aqualisa menunjukan bahwa hasil Total Padatan Terlarut sebelum pengolahan 8,66 mg/l dan terjadi peningkatan sesudah melalui proses pengolahan 84,8 mg/l.penggunaan jenis alat yang mempengaruhi kualitas air yang dihasilkan.Kadar Total Padatan Terlarut yang terkandung dalam air pada depot air minum isi ulang Aquata sebelum pengolahan 72,29 mg/l. Sedangkan untuk nilai Kadar Total Padatan Terlarut sesudah pengolahan mengalami penurunan 46,2 mg/l. Berdasarkan Permenkes R.I No 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum yang menerangkan bahwa kadar Total Padatan Terlarut dalam air minum isi ulang diperbolehkan 500 mg/l air yang di manfaatkan sebagai air minum yang dapat langsung di minum tanpa pengolahan terlebih dahulu. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan kemudian di bandingkan dengan Permenkes R.I No 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Semua Depot Air Minum Isi Ulang sudah memenuhi syarat. Kondisi ini menunjukan pula bahwa kondisi lingkungan,kontruksi pengolahan,proses pengolahan,pencucian wadah dan pengisian Air Minum Isi Ulang memenuhi syarat.Peningkatan Kadar Total Padatan Terlarut di sebabkan oleh senyawa-nyawa kimia,yang larut dalam air baku dan kondisi media filter akan berubah cara kerjanya, dengan bertambahnya partikel-partikel kecil yang tersaring saat melawati penyaringan yang dapat menyumbat media filter. Hal- hal lain yang menjadi faktor peningkatan Kadar Total Padatan Terlarut adalah proses pengolahan dan jenis alat yang di gunakan serta perawatan alat yang tidak rutin atau kadang diabaikan oleh pemiliknya.Adanya kadar endapan terlarut dalam air juga mempengaruhi meningkatnya kadar kalsium dan magnesium dalam air yang mengakibatkan terjandinya pengkaratan pada peralatan besi, pengaruh lainnya yaitu kesadahan pada air bertambah sehingga air yang bercampur dengan sabun pembersih tidak akan berbusa (Wardhana,2001). Zat padat terlarut (TDS) biasanya terdiri atas zat organik, garam anorganik, dan gas terlarut. Bila TDS bertambah maka kesadahan akan naik pula. Selanjutnya, efek TDS ataupun kesadahan terhadap kesehatan tergantung pada spesies kimia penyebab masalah tersebut (KepmenkesNomor : 492/MENKES/PER/IV/2010).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel, dan grafik hasil pembahasan yang dikemukakan,maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :1. Pada air depot depot air minum isi ulang terdapat kandungan total padatan terlarut dari 10 sampel air, air minum isi ulang diperiksa di laboratorium Kesehatan Lingkungan dikategorikan masih dalam batas yang diperbolehkan dibawah 500 mg/l sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan R.I. No 492/MENKES/PER/IV/2010.2. Pengambilan sampel yang dilakukan sesudah pengolahan dan sebelum pengolahan,merupakan perbandingan nilai kadar total padatan terlarut sesudah dan sebelum pengolahan3. Hasil pemeriksaan menunjukan air minum isi ulang dari keseluruhan depot yang menjadi objek penelitian yang memenuhi syarat kesehatan sebelum dan sesudah pengolahan.B. SaranSesuai hasil penelitian dan pembahasan di atas maka saran yang diberikan bagi pihak pengelola air di depot depot air minum isi ulang,diharapkan agar : 1. Dalam proses pengolahan air baku menjadi air minum isi ulang yang siap dikonsumsi perlu diperhatikan waktu pencucianreservoar penampungan air baku.2. Waktu untuk mengganti filter membran (katrik) sesuai waktu yang ditentukan.3. Untuk setiap depot air minum isi ulang dapat memperhatikan kebersihan (Sterilisasi) tempat pengolahan air minum.

DAFTAR PUSTAKAAsmadi,dkk,(2011). Teknologi Pengolahan air minum.PenerbitGosyen Publishing.Yogyakarta.Alamsyah, Sujana. 2007. Merakit Sendiri Alat Penjernih Air. Kawan Pustaka. Jakarta

Effendi.H, 2003.Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolah Sumber Daya dan Lingkungan Perairan, Kanisius, JogyakartaKamulyan, B. (1997). Teknik Penyehatan Air.Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada.

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor :907/MENKES/SK/VII/2002Tentang Syarat syarat dan Pengawasan kualitas Air Minum. Jakarta

Keputusan Menteri Perindustrian Dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 651/Mpp/Kep/10/2004 Tahun 2004 Tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum Dan Perdagangannya

Mulia, R. M. (2005). Kesehatan Lingkungan.Edisi pertama, Graha Ilmu.Yogyakarta.

Notoatmodjo, S. (2004).Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta

Sutrisno, T. (2006). Penyediaan Air Bersih.Rineka Cipta, Jakarta.Sulistyandari,H. (2009). Faktor faktor yang berhubungan Dengan kontaminasi deterjen pada air minum Isi ulang di depot air minum isi ulang (damiu) Di kabupaten Kendal. Pasca Sarjana.Kesehatan Lingkungan.Universitas di Ponegoro. Semarang

Sarwoko.1989. Teknik Pengolahan Air Bersih. Universitas Gajah Madah, Yogyakarta.Peraturan Menteri Kesehatan (permenkes) RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas air minum.JakartaWardhana, W. A. 2004, Dampak Pencemaran Lingkungan, Edisi Revisi, Yogyakarta

1Ikl-mdo.blogspot.com