isi mei 2016 - stasiun...
TRANSCRIPT
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] i
KATA PENGANTAR
Bumi adalah tempat kita berpijak, berbagai kebutuhan kita disediakan oleh bumi. Yang lahir dan hidup di bumi bukan hanya generasi saat ini, namun berkelanjutan untuk anak cucu di masa depan. Jika mengulas tentang bumi, begitu banyak aspek yang diperhatikan.Mulai dari aspeklingkungan, ekonomi, politik, sampai kegiatan manusia.Semua mempunyai kontribusi besar bagi keadaan bumi nantinya. Salah satu faktor terpenting adalah faktor meteorologi, yang berperan dalam mendorong berbagai program pembangunan di bumi. Dengan meninjau hal itu, serta mengkhususkan pada pembangunan di kawasan Barelang, Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam setiap bulannya menerbitkan BULETIN METEOROLOGI.
Buletin Meteorologi edisi Mei 2016ini akan mengulas informasi hasil evaluasi cuaca dan iklim wilayah Kepulauan Riau pada bulan April2016, prakiraan hujan dan gelombang laut, serta prakiraan pasang surut bulan Mei 2016. Buletin ini dibuat sebagai salah satu sarana penunjang penyampaian informasi meteorologi, baik kepada para pengguna jasa informasi meteorologi dan juga kepada masyarakat umum.
Kamimenyadari bahwa penulisan buletin ini masih belum sempurna, terdapat banyak kekurangan dan belum dapat memenuhi kebutuhan seluruh pembaca.Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas dari media informasi ini. Besar harapan kami agar buletin ini dapat terus berkembang dan berkesinambungan, serta dapat menjawab semua pertanyaan mengenai isu-isu meteorologi di wilayah Kepulauan Riau.
.
KEPALA STASIUN METEOROLOGI KELAS I HANG NADIM BATAM
PHILIP MUSTAMU M.Si. NIP. 19590406 198203 1 002
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] ii
TIM REDAKSI
ANGGOTA TIM
PELINDUNG
PHILIP MUSTAMU, M.Si. KEPALA STASIUN METEOROLOGI
KELAS I HANG NADIM BATAM
ANGGOTA
NANGSIP CAHYANA, S.Si
ANGGOTA
DUATI WARDANI, S.Si
ANGGOTA
YAYAN HERMAWAN
ANGGOTA
DUDI JUHANDINATA,
S.Stat, MM
ANGGOTA
DEBORA TRULY
MARPAUNG, SST.
ANGGOTA
NIZAM MAWARDI, S.Tr ANGGOTA
ADHITYA PRAKOSO, S.Tr
ANGGOTA
ASRI PRATIWI, S.Si
ANGGOTA
PANDE MADE RONY
KURNIAWAN, SST
ANGGOTA
MOHAMMAD TAUFIQ, S.Si
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] iii
DAFTAR ISI
Kata pengantar ............................................................................................................. i
Tim Redaksi ................................................................................................................. ii
Daftar Isi ..................................................................................................................... iii
I. RINGKASAN ....................................................................................................... 1 II. PENGERTIAN...................................................................................................... 2 III. ANALISA CUACA DAN IKLIM ..................................................................... 3 IV. PRAKIRAAN CUACA MEI 2016 .................................................................15 V. PRAKIRAAN PASANG SURUT MEI 2016 ................................................25 VI. PRAKIRAAN TERBIT/ TERBENAM BULAN DAN MATAHARI
MEI 2016 ............................................................................................................30
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 1
RINGKASAN
1. Berdasarkan data curah hujan bulan April 2016 yang diterima dari stasiun/pos hujan di Barelang yang mewakili daerah-daerah di sekitarnya, maka evaluasi jumlah curah hujan dan sifat hujan bulan April 2016 adalah sebagai berikut:
a. Bahwa kejadian hujan di Pulau Batam secara umum berada pada kisaran di bawah normal terhadap rata-ratanya. Jumlah curah hujan di wilayah Batam berkisar antara 2 -145 mm. Sedangkan kondisi angin dilaporkan dominan bertiup dari arah timur laut dari dasarian I hingga dasarian IIIpada kecepatan rata – rata 9 km/jam.
b. Analisis kondisi atmosfer pada bulan April 2016 sebagai berikut: MJO berada pada fase 1 hingga 8 dengan dominasi sifat lemah. Wilayah Indonesia yang berada fase 3 sampai 5 terlewati oleh perambatan MJO pada pertengahanbulan Aprilyang dapat menyebabkan penambahan curah hujan di wilayah Indonesia khususnya bagian barat.Namun, karena sifatnya lemah dan nilai OLR di wilayah Kepulauan Riau bernilai cukup tinggi mengindikasikan sedikitnya tutupan awan konvektif. Pasokan uap air di udara yang menjadi bahan pembentukan awan-awan terindikasi masih cukup tersedia diatas wilayah Indonesia selama bulan April 2016. Hal ini diketahui dari hangatnya perairan Indonesia termasuk Kepulauan Riau dengan anomali suhu muka laut positif. Akan tetapi bila dibandingkan dengan wilayah Indonesia lainnya, khusunya wilayah Indonesia bagian selatan, Kepulauan Riau memiliki anomali suhu muka laut yang lebih kecil. Fenomena El Nino lemah, kecepatan angin yang lemah menyebabkan potensi pertumbuhan awan mendukung dalam proses pembentukan hujan. Namun, kondisi kelembaban udara atas yang rendah menyebabkan curah hujan tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan normal curah hujan bulan Aprildan penyebaran hujan yang tidak merata. Secara umum total curah hujan di bulan April2016 lebih tinggi bila dibandingkan dengan bulan Maret2016.
II. Berdasarkan keluaran program HyBMG 2.0.7dengan model prediksiARIMA(Autoregressive Integrated Moving Average)diperoleh prediksi curah hujan tiap dasarian mulai Mei2016 hinggaApril 2017. Data masukan yang digunakan adalah data serieshujandasarian Hang NadimperiodeMei1999 s.d April 2016. Dengan membandingkan prediksi hujan model ARIMAdengan normal hujan dasarian periode 1993-2012 diperoleh nilai korelasi 0.94396 dan RMSE (error) 18.6526yang menunjukkan bahwa curah hujan di bulan Mei 2016 pada dasarian dasarian I danIII berada di bawah normal terhadap rata-rata, sedangkan pada dasarian II berada pada normalnya.
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 2
PENGERTIAN
A. SIFAT HUJAN
Sifat Hujan adalah Perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat. Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kriteria, yaitu: 1. Di atas normal ( A ), jika nilai perbandingannya lebih besar dari 115 %. 2. Normal ( N ), jika nilai perbandingannya antara 85 % - 115 %. 3. Di bawah normal ( B ), jika nilai perbandingannya kurang dari 85 %.
B. NORMAL CURAH HUJAN
1. RATA-RATA CURAH HUJAN BULANAN: Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan periode minimal 10
tahun. 2. NORMAL CURAH HUJAN BULANAN: Nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun. 3. STANDARD NORMAL CURAH HUJAN BULANAN :
Nilai rata-rata curah hujan pada masing-masing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari 1 Agustus 1901 s/d 31 Agustus 1930, 1 Agustus 1931 s/d 31 Agustus 1960, 1 Agustus 1961 s/d 31 Agustus 1990, dan seterusnya.
C. INTENSITAS CURAH HUJAN (CH)
KRITERIA CH CH/hari CH/Jam
Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm
Lebat 50 - 100 mm 10 - 20 mm
Sedang 20 - 50 mm 5 - 10 mm
Ringan 5 - 20 mm 1 - 5 mm
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 3
ANALISA CUACA DAN IKLIM
A. KERAGAMAN HUJAN
Kepulauan Riau merupakan wilayah negara Indonesia yang berbentuk kepulauan dan dilewati garis khatulistiwa. Wilayah negara Indonesia dilewati oleh garis katulistiwa serta dikelilingi oleh dua Samudra dan dua Benua. Posisi ini menjadikan Indonesia sebagai daerah pertemuan sirkulasi meridional (Utara-Selatan) dikenal sebagai Sirkulasi Hadley dan sirkulasi zonal (Timur-Barat) dikenal sebagai Sirkulasi Walker, dua sirkulasi yang sangat mempengaruhi keragaman iklim di Indonesia. Pergerakan matahari yang berpindah dari 23.5o Lintang Utara ke 23.5o Lintang Selatan sepanjang tahun mengakibatkan timbulnya aktivitas monsun yang juga ikut berperan dalam mempengaruhi keragaman iklim. Pengaruh lokal terhadap keragaman iklim juga tidak dapat diabaikan, karena Kepri merupakan kepulauan dengan bentuk topografi sangat beragam menyebabkan sistem golakan lokal cukup dominan. Faktor lain yang diperkirakan ikut berpengaruh terhadap keragaman iklim ialah gangguan siklon tropis. Semua aktivitas dan sistem ini berlangsung secara bersamaan sepanjang tahun akan tetapi besar pengaruh dari masing-masing aktivitas atau sistem tersebut tidak sama dan dapat berubah dari tahun ke tahun. El-Nino dan La-Nina merupakan salah satu akibat dari penyimpangan iklim. Fenomena ini akan menyebabkan penurunan dan peningkatan jumlah curah hujan untuk beberapa daerah di Indonesia. Pengaruh El-Nino kuat pada daerah yang berpola hujan monsun, lemah pada daerah berpola hujan equatorial dan tidak jelas pada daerah dengan pola hujan lokal, sedangkan IOD (Indian Ocean Dipole) hanya berpengaruh jelas pada daerah berpola hujan monsun. Selain akibat pengaruh fluktuasi suhu permukaan laut di samudera pasifik (El Nino-Southern Oscillation / ENSO) dan Samudera Hindia (Indian Ocean Dipole / IOD), fenomena fase aktif osilasi intra-musiman yang dikenal sebagai MJO (Madden-Julian Oscillation) juga mempengaruhi keragaman hujan di Indonesia.Menurut Geerts and Wheeler (1998) MJO akan menyebabkan terjadinya variasipada pola angin, SML (Suhu Muka Laut), awan dan hujan. Fase aktif MJO bila bersamaan waktunya dengan monsun timur laut di Kepulauan Riau (Desember-April) dapat menyebabkan terjadinya peningkatan curah hujan sekitar 200%. Pergerakan MJO ke timur dari samudra India menuju samudra Pasifik dibagi dalam 8 phase. Phase-1 di Afrika (210° BB - 60° BT), phase-2 di samudra India bagian barat (60° BT – 80° BT), phase-3 di samudra India bagian timar (80° BT – 100° BT) phase-4 & phase-5 di benua maritim Indonesia ( 100° BT – 140° BT), phase-6 di kawasan Pasifik barat (140°BT-160° BT), phase 7 di Pasifik tengah ( 160° BT – 180° BT) , dan phase-8 daerah konveksi di belahan bumi bagian barat ( 180° – 160° BB). Pada umumnya hujan tropis berasal dari awan konvektif dengan puncak awan sangat dingin (sedikit mengemisi radiasi gelombang panjang),
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 4
oleh karenanya sangat baik memonitor MJO dengan memperhatikan variasi OLR(Outgoing Longwave Radiation) yang dipantau melalui sensor infra merah pada satelit.
B. DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUTAN BULAN APRIL 2016
1. Monsun Pada bulan April,matahari telah melewati equator dan mulai berada pada
penjalarannya menuju Bumi Bagian Utara (BBU) dengan pergerakan semu sejauh
kurang lebih 11.8° yaitu dari 5.2°LUmenuju17°LU.Hal ini berdampak ke
peningkatan suhu muka laut di daerah ekuator yang memicu terbentuknya pola-
pola tekanan udara rendah.
Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monsstv2.png
Gambar. 1 Peta Rata-rata Suhu Muka Laut April2016
Pusat–pusat tekanan rendah ini menarik massa udara menuju wilayah
tersebut sehingga mempengaruhi kondisi pola cuaca di Indonesia termasuk
Kepulauan Riau. Dimana hal ini menyebabkan berkurangnya jumlah curah hujan
di wilayah Indonesia bagian utara termasuk Kepulauan Riau.
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 5
Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monanomv2.png
Gambar. 2 Peta Anomali Suhu Muka Laut BulanApril2016 Kondisi rata-rata suhu muka laut di wilayah perairan Indonesiapada bulan
April 2016 berkisar antara 28.0-32.00C(Gambar.1)dengan anomali positif 0.5-1.50C
(Gambar.2).Hal ini menunjukkan perairan di Indonesia masih dalam kondisiyang
cukup hangat, terutama di perairan Barat Sumatera, Selatan Jawa, Nusa Tenggara
hingga Papua.Oleh karenanya, secara umum keadaan seperti ini banyak
menghasilkan uap air untuk pembentukan awan. Untuk wilayah Kepulauan Riau
sendiri anomali suhu muka laut berkisar 0.5 – 1.50C.
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 6
Sumber: http://www.esrl.noaa.gov/psd/map/images/fnl/slp_30.fnl.html
Gambar. 3 Rata-rata Tekanan Udara Permukaan Laut Bulan April 2016 Pada bulanApril 2016, tekanan udara di BBSdan BBU lebih tinggi daripada
daerah di sekitar equator. Secara umum terjadi pergerakanmassa udara dari BBU
dan BBS (bertekanan tinggi) menuju ke wilayah equator (bertekanan rendah) yang
menyebabkan pola angin dominan di wilayah Kepulauan Riau bertiup dari arah
utara hingga timur laut dan membentuk pola belokan angin (shearline). Pada
daerah belokan angin terjadi perlambatan kecepatan angin yang menyebabkan
penumpukkan massa udara sehingga terjadi pengangkatan massa udara dan
menimbulkan potensi adanya pertumbuhan awan-awan konvektif yang
menyebabkan terjadinya hujan lebat dan petir.
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 7
Sumber: Bidang Meteorologi Publik BMKG
Gambar. 4 Klimatologi Arah Angin 3000 Feet pada BulanApril
Angin yang bertiup di wilayah Kepulauan Riau secara umum berasal dari
arah utara hinggatimur lautyang bertiup dengan kecepatan 5-15 m/detik (sekitar
10-40 km/jam) inimenyebabkan terganggunya perkembangan awan di Kepulauan
Riau.
Sumber:http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/Global_Monsoons/Figures/curr.850wind.30day.figa.gif
Gambar. 5 Pola Angin 850mb Bulan April 2016
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 8
2. ENSO(El Nino - Southern Oscillation)
Pada bulanApril 2016, ENSO berada pada kondisilemah ditunjukkan
dengan nilai anomali SST Nino 3.4 pada akhir April +0.81°C dan nilai SOI
(Southern Oscillation Index) selama bulan April sebesar-21.2. Hal tersebut
mengindikasikan masih adanya penurunan pasokan uap air sebagai pembentuk
hujan diwilayah Indonesia termasuk Kepulauan Riau.
Sumber :http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml
Gambar.6 Grafik indeks SST Nino3.4
Sumber :http://www.bom.gov.au/climate/enso/monitoring/soi30.png
Gambar.7 Grafik indeks ENSO / SOI
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 9
3. MJO(Madden-Julian Oscillation)
a. OLR (Outgoing Longwave Radiation)
Sumber:http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/Global_Monsoons/Figures/curr.olr.30day.figa.gif Gambar. 8 Rata-rata OLR April2016
OLR merupakan suatu radiasi gelombang panjang yang dipancarkan oleh
bumi ke luar angkasa.Namun, tidak semua radiasi gelombang panjang tersebut
sampai ke luar angkasa.Awan-awan konvektif adalah salah satu faktor yang
menghalangi perjalanan gelombang panjang.Suatu wilayah di permukaan bumi
yang terdapattutupan awan konvektif memiliki nilai OLR yang
kecil/rendah.Pada bulan April 2016,nilai OLR terendah di wilayah Indonesia
terdapat di, Sumatera, Jawa bagian Barat,Kalimantan bagian Selatan dan Papua
dengan kisaran 180-200 W/m2.Untuk wilayah Kepulauan Riau, nilai OLR cukup
tinggi yaitu 240-260 W/m2.Hal ini menunjukkansedikitnya tutupan awan
konvektifdi wilayah Kepulauan Riau.
b. Fase MJO
MJO pada bulan April 2016berada pada fase 1 hingga 8 dengan dominasi
sifat lemah pada perambatannya.Wilayah Indonesia yang berada pada fase 3
sampai 5 terlewati oleh perambatan MJO pada pertengahan bulan April.Secara
teori, kondisi MJO ini berdampak pada penambahan curah hujan di wilayah
Indonesia khususnya bagian barat.Namun, karena sifatnya yang lemah,
pengaruh terhadap penambahan curah hujan tidak terlalu besar.
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 10
Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/
Gambar. 9 Fase MJO
4. IOD(Indian Ocean Dipole) Fenomena Dipole Mode di Samudera Hindia atau IOD (Indian Ocean
Dipole)berada pada kisaran normal dengan kondisi netral (-0,5°C s.d 0,5°C). Pada
akhir April nilai IOD memiliki kondisi normal yang bernilai +0,030C. Sehingga bisa
diketahui bahwa selama bulan April 2016, secara umum IOD tidak berpengaruh
dalam menambah peluang pertumbuhan awan di wilayah Indonesia bagian barat
termasuk wilayah Kepulauan Riau.
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 11
Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/indices.shtml
Gambar. 10 Grafik IOD
C. ANALISIS HUJAN BULAN APRIL2016
Berdasarkan data curah hujan bulan April 2016 yang diterima dari stasiun/
AWS (Automatic Weather Station) di Pulau Batam yang mewakili daerah-daerah di
sekitarnya, maka evaluasi jumlah curah hujan dan sifat hujan bulan April 2016
adalah sebagai berikut:
Lokasi RR April 2016 (mm) Rata - rata (mm) Sifat Hujan
Hang Nadim 61.5 167.9 Bawah Normal
Nongsa 72.8 114.6 Bawah Normal
Muka Kuning 145.0 149.2 Normal
Pagoda 61.4 103.6 Bawah Normal
Dari tabel di atas tampak bahwa kejadian hujan di Pulau Batamcukup
merata ditandai dengan sifat hujan secara umum berada pada kisarandi bawah
normal terhadap rata-ratanya. Jumlah curah hujan di wilayah Batam berkisar
antara 0 –145 mm.
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 12
Gambar. 11 Peta Isohyet Barelang bulan April2016
Dari gambar peta isohyet di atas dapat diketahui konsentrasi hujan di
Barelang yang terjadi selama bulan April2016. Sebaran hujan cukup merata di
wilayah Pulau Batam, Rempang dan Galang, yaitu sekitar 0 – 75 mm. Namun,
Muka Kuning merupakan daerah dengan konsentrasi hujan tertinggi yaitu 145
mm.
D. ANALISIS UNSUR CUACA SIGNIFIKAN BULAN FEBRUARI2016
a. Hujan
Sifat hujan bulan April 2016 di Barelang Bawah Normal (B) dengan
curah hujan selama sebulan berkisar 61,4 mm - 145,0 mm atau antara 24,4% - 57,5. Curah hujan terendah terjadi di Pagpda dan tertinggi di Mukakuning. Khusus di Hang Nadim dalam bulan April 2016 terdapat 12 hari hujan terukur dan 4 hari hujan tidak terukur (ttu) dengan total curah hujan sebesar 61,5 mm
atau berkisar 24,4 % dari rata-rata yang berarti sifat hujan Bawah Normal (B). Pada dasarian I terjadi 2 hari hujan dengan jumlah curah hujan 10 mm, dasarian II
terjadi 6 hari hujan dengan jumlah curah hujan 27,4 mm, dan dasarian III terjadi 8 hari dengan curah hujan 24,1 mm. Curah hujan tertinggi 17,5 mm terjadi pada tanggal 1 April 2015.
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 13
Gambar.12 Grafik Curah Hujan bulan April2016di Hang Nadim
b. Suhu Udara Suhu udara harian rata-rata berkisar antara 27,6°C - 30,2° C. Suhu
udara terendah dalam bulan April 2016 adalah 25,2°C terjadi pada tanggal 29 April 2016 pagi hari dan suhu udara tertinggi 34,6°C terjadi pada tanggal 16 April 2016 siang hari.
02468
101214161820
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
CURA
H HU
JAN
(mm
)
TANGGAL
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 14
Gambar.13 Grafik Suhu Udara bulan April2016di Hang Nadim
c. Kelembaban Udara
Kelembaban udara harian rata-rata berkisar antara 71 % - 88 %. Kelembaban udara terendah mutlak 52% terjadi pada tanggal 12 April 2016 siang hari, sedangkan kelembaban udara tertinggi 97% terjadi tanggal 13,17,26,27 dan 28 April 2016 pagi hari. Dengan demikian kelembaban udara pada bulan April
2016 lebih basah dibandingkan bulan Maret 2016.
Gambar.14 Grafik Kelembaban Udara Bulan April2016di Hang Nadim
d. Angin Permukaan Selama periode dasarian I – III April 2016 angin permukaan secara umum
didominasi dari arah Timur Laut dengan kecepatan rata-rata 9 km/jam, arah dan kecepatan maximum dari Timur Laut dengan kecepatan 27 km/jam terjadi pada
tanggal 01 April 2016.
24
26
28
30
32
34
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28
TEM
PERA
TUR
TANGGAL
T- MAXIMUM
T- MINIMUM
T- RATA-RATA
50
60
70
80
90
100
1 4 7 10 131619 222528
RH (%
)
TANGGAL
RH MAXIMUM
RH MINIMUM
RH RATA-RATA
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 15
PRAKIRAAN CUACA MEI 2016
A. DINAMIKA ATMOSFER 1. Tekanan Udara dan Angin
Pada bulan Mei, posisi matahari bergerak semu menuju belahan bumi
utara (BBU) sebesar 5,8° yaitu dari 17,0° LU menuju 22,8° LU
(http://www.physicalgeography.net). Hal ini memicu tingginya pemanasan air laut
yang mengakibatkan hangatnya perairan di BBU serta sebagian di perairan
tropis.Namun, sifat lautan yang lebih lama menyimpan panas menyebabkan
suhu muka laut di BBS dan equator masih lebih tinggi dibanding BBU.
Sehingga, dominasi pola-pola daerah bertekanan udara rendah pada bulan Mei
2016 diprakirakan masih akan banyak terdapat pada wilayah Bumi Bagian
Selatan (BBS) dan ekuator khususnya.
Prediksi Anomali Suhu Muka Laut periode April -
Mei – Juni 2016 Rata-rata Tekanan Udara pada Bulan Mei
Sumber: http://iridl.ldeo.columbia.edu/maproom/Global/Forecasts/SST.html?L=2.5
http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/realtime/clim/annual/monthly/monthly.12.slp.html
Gambar 15. Prediksi Anomali Suhu Muka Laut periode dan Rata-rata Tekanan Udara pada
Bulan Mei 2016
Pola angin rata-rata bulan Mei secara dominan bertiup dari Bumi
BagianSelatan (BBS) menuju Bumi BagianUtara (BBU) dan membentuk pola
belokan angin disekitar wilayah ekuator.Seperti yang terlihat pada gambar.16,
pola angin yang terbentuk diwilayah Kepulauan Riau berada dekat dengan
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 16
daerah pertemuan angin (konvergensi).Pola angin ini mendukung proses
pertumbuhan awan-awan hujan.
Sumber: Meteo Publik, BMKG
Gambar 16. Rata-rata Streamline 3000 feet pada Bulan Mei
2. ENSO(EL-NinoSouthern Oscillation)
ENSO merupakan salah satu fenomena cuaca skala global yang
mempengaruhi penambahan curah hujan (fase La-Nina) maupun pengurangan
curah hujan (fase El-Nino) di wilayah Indonesia.Prediksi ENSO menurut
institusi internasional yaitu NOAA (National Oceanic and Atmospheric
Administration)dan JAMSTEC (Japan Agency for Marine-Earth Science and
Technology)menyatakan bahwa EL-Nino memasuki kategori lemah pada bulan
Mei 2016.Sedangkan BMKG dan POAMA (Predictive Ocean Atmosphere Model
for Australia) sepakat bahwa ENSO sudah dalam kondisi normal pada Mei
2016.Sehingga secara umum, ENSO diprediksi kurang memberi pengaruh
yang signifikan terhadap penambahan maupun pengurangan jumlah curah
hujan di wilayah Indonesia khususnya Batam.
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 17
Sumber: Pusat Data Dokumen, BMKG
Gambar 17. Prediksi ENSO dari NOAA, JAMSTEC, POAMA dan BMKG
Salah satu parameter ENSO yaitu data SOI (Southern Oscillation Index)
dari BoM (Bureau of Meteorology Australia) hingga akhirApril menunjukkan
kondisi El Nino dengan nilai SOI mencapai -21.2.Sehingga diprakirakan awal
bulan Mei 2016 masih berpotensi terjadi pengurangan jumlah curah hujan
yang cukup signifikan di wilayah Indonesia.
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 18
Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/enso/monitoring/soi30.png
Gambar 18. Grafik SOI Bulan Januari 2014 s.d.April 2016
3. MJO(Madden-Julian Oscillation)
Salah satu fenomena cuaca global yang juga mempengaruhi jumlah curah
hujan di Indonesia, khususnya daerah dekat khatulistiwa adalah osilasi
gugusan awan yang lazim disebut MJO.Menurut NOAA, diperkirakan MJO
pada awal hingga pertengahan Mei 2016 berada pada fase 1-3dengan sifat
lemah, sehingga tidak mempengaruhi penambahan curah hujan di wilayah
Indonesia (Gambar 19). Hal ini juga terlihat dari anomali OLR yang bernilai
positif disebagian besar wilayah Indonesia (Gambar 20). Namun terdapat
indikasi anomali negatif OLRpada pertengahan bulan Mei yang berarti tutupan
awan konvektif di wilayah Indonesia bagian barat akan mulai banyak.
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 19
Sumber: http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/foregfs.shtml
Gambar 19. Grafik Fase MJO pada Bulan April2016 dan prakiraan Bulan Mei 2016
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 20
Sumber:http://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/spatial_olrmap_CA_full.gif
Gambar 20. Anomali OLR sampai dengan 30April2016 dan prakiraan 15 hari kedepan
4. Dipole Mode / IOD (Indian Ocean Dipole)
Fenomena cuaca global terakhir yang juga mempengaruhi peluang hujan di
Indonesia, khususnya Indonesia Bagian Barat, adalah dipole mode. Menurut data
dari BoM, indeks IOD akhirApril berada pada kondisi normal dengan nilai
terakhir +0,110 C. BMKG menyatakan kondisi normal IOD ini akan berlangsung
hingga bulan September 2016 (gambar 21).
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 21
Sumber: http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Klimatologi/Dinamika_Atmosfir.bmkg
Gambar 22. Prediksi Indeks Dipole Mode dari BoM dan BMKG
5. Tinjauan Klimatologis
Kondisi cuaca bulan Mei di Batam berdasarkan data klimatologis selama 23
tahun (1993-2015) diketahui:
Secara klimatologis selama 16 tahun (1996 – 2011) jumlah curah hujan
dibagi menjadi tiga bagian di Pulau Batam selama Bulan Mei. Batam bagian Timur
jumlahnya sekitar 50 – 100 mm, sedangkan Batam bagian Tengah sekitar 150 –
200 mm dan Batam bagian Barat dan Selatan sekitar 200 – 250 mm.
minimum rata-rata maksimum
SUHU UDARA 22.6 27.7 33.1
KELEMBAPAN UDARA 49% 85% 100%
ANGIN 5 Km/jam 10 Km/jam 92 Km/jam
HARI HUJAN 12 18* 24*14 hari disertai petir
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 22
Kesimpulan:
Dari uraian di atas diketahui bahwa peluang pertumbuhan awan-awan
hujan di Batam pada bulan Mei 2016 cenderung lebih tinggi dibandingkan pada
bulan April2016, sehingga peluang curah hujan diprediksi akan lebih tinggi
dibandingkan bulan April 2016.
B. PRAKIRAAN HUJANBULAN MEI 2016
1. PrakiraanHujan Dasarian
Berdasarkan keluaran program HyBMG 2.0.7dengan model
prediksiARIMA(Autoregressive Integrated Moving Average)diperoleh prediksi
curah hujan tiap dasarian mulai Mei2016 hinggaApril 2017.Data masukan yang
digunakan adalah data serieshujandasarian Hang NadimperiodeApril1999 s.d
April 2016.
Dengan membandingkan prediksi hujan model ARIMAdengan normal
hujan dasarian periode 1993-2012 diperoleh nilai korelasi 0.94396 dan RMSE
(error) 18.6526. Hasilnya menunjukkan bahwa curah hujan di bulan Mei 2016
diprakirakan:
Sesuai dengan kriteria sifat hujan dalam dasarian, prakiraan curah hujan
pada dasarian I danIII berada di bawah normal terhadap rata-rata, sedangkan
dasarian II berada di atas normal terhadap rata-ratanya.
Dasarian Pertama Bawah Normal 51.7Dasarian Kedua Normal 58.1Dasarian Ketiga Bawah Normal 39.7
Sifat Hujan Jumlah Curah Hujan
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 23
2. PrakiraanHujan Bulanan
Berdasarkan data-data dan analisis model serta program HyBMG 2.0.7
dapat diperoleh hasil prakiraan curahhujan satu bulan pada bulanMei 2016 di
wilayah Barelangsebagaiberikut:
Tabel:PrakiraanCurahHujanBulanMei 2016
danmembandingkandengan normal hujannyamakasifathujanbulan Mei 2016 di Barelangdapatdiprakirakansebagaiberikut:
Tabel: Prakiraan Sifat Hujan Bulan Mei 2016
SIFAT HUJAN WILAYAHAtas Normal -
Normal Batam, Rempang, dan GalangBawah Normal -
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 24
Gambar. 22 Peta Prakiraan Curah dan Sifat Hujan Barelang bulan Mei2016
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 25
PRAKIRAAN PASANG SURUT (TIDAL)
MEI 2016
A. Pendahuluan Pasang surut air adalah gelombang yang mirip dengan gelombang air yang terjadi
akibat tiupan angin.Pasang surut memiliki panjang gelombang yang panjang, seperti yang terdapat pada laut dalam namun terjadi untuk air dangkal, ini berarti pasang surut dibiaskan oleh keadaan topografi kedalaman bawah air.Periodenya pun cukup panjang, dalam orde jam. Pasang surut air terjadi disebabkan oleh gaya gravitasi dan gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh gerakan bumi, bulan, dan matahari.
B. Pola Pasang Surut
Di seluruh dunia pasang surut berbeda baik ketinggian paras air maupun waktu kejadiannya. Area pantai yang hanya punya satu pasang surut tertinggi dan terendah setiap hari disebut diurnal tide (air pasang harian). Wilayah yang mengalami dua kali pasang dan dua kali surut dalam sehari disebut mempunyai semi-diurnal tide. Jika semi-diurnal tide mempunyai ketinggian air pasang yang dicapai berbeda dan saat surut juga level air tidak sama disebut semi-diurnal mixed tide.
Pola pasang surut dapat dijelaskan secara gelombang dengan grafik yang menunjukkan paras air untuk sumbu vertikal dan sumbu horisontal menyatakan waktu hari. Pengamatan pasang surut dalam jangka waktu yang lama digunakan untuk menghitung rata-rata ketinggian pasang. Dengan nilai rata-rata ini dapat dihitung anomali pasang naik dan pasang surut air.
C. Paras Pasang Surut.
Ketinggian air tertinggi yang dicapai permukaan air setiap hari disebut HighWater (HT) / Higt Tide (Ht). Titik terendah dimana permukaan air surut disebut Low Water (LW) / Low Tide. Mengingat propinsi Kepulauan Riau sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan maka fenomena pasang surut air laut sangat besar pengaruhnya terhadap kegiatan yang berhubungan dengan kelautan seperti bongkar muat di Pelabuhan Laut, kegiatan para nelayan dan lain sebagainya. Untuk itu dalam buletin ini kami sajikan prediksi pasang surut di seluruh Propinsi Kepulauan Riau yang meliputi 6 (enam) Kabupaten Kota sebagai berikut :
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 26
1. KOTA BATAM
i. BATU AMPAR
ii. SEKUPANG
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 27
2. KABUPATEN BINTAN
i. TANJUNG UBAN
ii. TANJUNG PINANG
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 28
3. KABUPATEN KARIMUN
i. TANJUNG BALAI KARIMUN
4. KABUPATEN LINGGA
i. DABO SINGKEP
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 29
5. KABUPATEN ANAMBAS
i. SELAT PENITING
6. KABUPATEN NATUNA
i. SEDANAU
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 30
PRAKIRAAN TERBIT/ TERBENAM BULAN DAN MATAHARI MEI 2016
1. STASIUN METEOROLOGI HANG NADIM BATAM
Location : E104 07, N01 07, January 2016
DATE SUN MOON
Rise Set Rise Set hm hm hm hm
1 0556 1805 0048 1310 2 0556 1805 0139 1403 3 0556 1805 0231 1456 4 0556 1805 0325 1551 5 0555 1805 0419 1647 6 0555 1805 0515 1745 7 0555 1805 0613 1844 8 0555 1805 0713 1944 9 0555 1805 0813 2044
10 0555 1805 0911 2142 11 0555 1805 1008 2237 12 0555 1805 1101 2328 13 0555 1805 1152 000 14 0555 1805 1239 0017 15 0555 1805 1324 0102 16 0555 1805 1408 0146 17 0555 1805 1450 0228 18 0555 1805 1533 0310 19 0555 1805 1616 0353 20 0555 1805 1700 0436 21 0555 1805 1746 0520 22 0555 1805 1833 0606 23 0555 1806 1922 0654 24 0555 1806 2012 0743 25 0555 1806 2103 0833 26 0555 1806 2154 0924 27 0555 1806 2244 1015 28 0556 1806 2334 1106 29 0556 1806 000 1157 30 0556 1807 0025 1248 31 0556 1807 0116 1340
2. STASIUN METEOROLOGI TANJUNGPINANG
Location : E104 32, N00 55, January 2016
DATE SUN MOON
Rise Set Rise Set hm hm hm hm
1 0555 1803 0046 1309 2 0554 1803 0137 1401 3 0554 1803 0230 1454 4 0554 1803 0323 1549 5 0554 1803 0417 1645 6 0554 1803 0514 1743 7 0554 1803 0612 1842 8 0554 1803 0711 1942 9 0554 1803 0811 2042
10 0554 1803 0910 2140 11 0554 1803 1006 2235
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 31
12 0554 1803 1100 2326 13 0553 1803 1150 000 14 0553 1803 1237 0015 15 0553 1803 1322 0100 16 0553 1803 1406 0144 17 0553 1803 1449 0227 18 0553 1803 1531 0309 19 0554 1803 1614 0351 20 0554 1803 1659 0434 21 0554 1803 1744 0519 22 0554 1804 1831 0604 23 0554 1804 1920 0652 24 0554 1804 2010 0741 25 0554 1804 2101 0832 26 0554 1804 2152 0923 27 0554 1804 2242 1014 28 0554 1804 2333 1105 29 0554 1804 000 1155 30 0554 1805 0023 1247 31 0555 1805 0114 1338
3. STASIUN METEOROLOGI RANAI
Location : E108 24, N03 55, January 2016
DATE SUN MOON
Rise Set Rise Set hm hm hm hm
1 0536 1751 0033 1250 2 0536 1751 0123 1344 3 0535 1751 0215 1438 4 0535 1751 0307 1533 5 0535 1751 0400 1630 6 0535 1751 0456 1729 7 0535 1751 0553 1829 8 0535 1751 0652 1930 9 0534 1751 0751 2030
10 0534 1751 0850 2128 11 0534 1751 0946 2222 12 0534 1752 1040 2313 13 0534 1752 1131 000 14 0534 1752 1219 0001 15 0534 1752 1305 0046 16 0534 1752 1349 0129 17 0534 1752 1433 0211 18 0534 1752 1516 0252 19 0534 1752 1600 0334 20 0534 1752 1645 0416 21 0534 1752 1731 0500 22 0534 1753 1819 0545 23 0534 1753 1908 0632 24 0534 1753 1958 0721 25 0534 1753 2049 0812 26 0534 1753 2139 0903 27 0534 1753 2229 0954 28 0534 1754 2319 1046 29 0534 1754 000 1137 30 0534 1754 0009 1230 31 0534 1754 0058 1322
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 32
4. STASIUN METEOROLOGI TANJUNG BALAI KARIMUN
Location : E103 23, N01 03, January 2016
DATE SUN MOON
Rise Set Rise Set hm hm hm hm
1 0559 1808 0051 1314 2 0559 1808 0142 1406 3 0559 1808 0234 1459 4 0559 1808 0328 1554 5 0558 1808 0422 1650 6 0558 1808 0518 1748 7 0558 1808 0617 1847 8 0558 1808 0716 1947 9 0558 1808 0816 2047
10 0558 1808 0914 2145 11 0558 1808 1011 2239 12 0558 1808 1104 2331 13 0558 1808 1155 000 14 0558 1808 1242 0020 15 0558 1808 1327 0105 16 0558 1808 1411 0149 17 0558 1808 1453 0231 18 0558 1808 1536 0313 19 0558 1808 1619 0356 20 0558 1808 1703 0439 21 0558 1808 1749 0523 22 0558 1808 1836 0609 23 0558 1808 1925 0657 24 0558 1809 2015 0746 25 0558 1809 2106 0836 26 0558 1809 2157 0927 27 0558 1809 2247 1018 28 0559 1809 2337 1109 29 0559 1809 000 1200 30 0559 1809 0028 1251 31 0559 1809 0119 1343
5. STASIUN METEOROLOGI DABO SINGKEP
Location : E104 34, S00 28, January 2016
DATE SUN MOON
Rise Set Rise Set hm hm hm hm
1 0555 1803 0045 1309 2 0555 1803 0137 1401 3 0555 1803 0229 1454 4 0555 1803 0323 1549 5 0554 1802 0417 1644 6 0554 1802 0514 1742 7 0554 1802 0612 1841 8 0554 1802 0712 1941 9 0554 1802 0812 2041
10 0554 1802 0910 2139 11 0554 1802 1007 2234 12 0554 1802 1100 2326 13 0554 1802 1150 000 14 0554 1802 1237 0014 15 0554 1802 1322 0100 16 0554 1802 1406 0144 17 0554 1802 1448 0226 18 0554 1802 1531 0309
Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam | BULETIN METEOROLOGI [Edisi.026] 33
19 0554 1802 1614 0351 20 0554 1803 1658 0434 21 0554 1803 1743 0519 22 0554 1803 1831 0605 23 0554 1803 1919 0653 24 0554 1803 2009 0742 25 0554 1803 2100 0832 26 0555 1803 2151 0923 27 0555 1803 2241 1014 28 0555 1803 2332 1105 29 0555 1804 000 1156 30 0555 1804 0023 1247 31 0555 1804 0114 1338
6. STASIUN METEOROLOGI TAREMPA
Location : E106 15, N03 12, January 2016
DATE SUN MOON
Rise Set Rise Set hm hm hm hm
1 0545 1759 0041 1300 2 0545 1759 0132 1353 3 0545 1759 0223 1447 4 0545 1759 0316 1542 5 0544 1759 0410 1639 6 0544 1759 0505 1737 7 0544 1759 0603 1837 8 0544 1759 0701 1938 9 0544 1759 0801 2038
10 0544 1759 0900 2136 11 0544 1759 0956 2230 12 0544 1759 1050 2322 13 0544 1759 1141 000 14 0544 1759 1228 0010 15 0543 1759 1314 0054 16 0543 1759 1358 0138 17 0543 1800 1442 0220 18 0543 1800 1525 0301 19 0543 1800 1609 0343 20 0543 1800 1653 0425 21 0543 1800 1740 0509 22 0543 1800 1827 0555 23 0543 1800 1916 0642 24 0543 1800 2006 0731 25 0543 1801 2057 0821 26 0544 1801 2147 0913 27 0544 1801 2237 1004 28 0544 1801 2327 1055 29 0544 1801 000 1147 30 0544 1801 0017 1239 31 0544 1802 0107 1331