isi fix
DESCRIPTION
biomedicTRANSCRIPT
PERTEMUAN I
A. Topik Diskusi
Posyandu dan penyuluhan tentang imunisasi
B. Justifikasi Kegiatan
1. Latar Belakang
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaran pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penururnan
angka kematian ibu dan bayi. Pengembangan kualitas sumber daya manusia dengan
mengoptimalkan potensi tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata,
apabila sistem pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti posyandu dapat
dilakukan secara efektif dan efisien dan dapat menjangkau semua sasaran yang
memebutuhkan layanan kesehatan. Salah satu kegiatan utama posyandu ialah
“Imunisasi”.
Kesehatan anak yang terintegrasi sangat penting untuk mengatasi masalah
kesehatan anak serta memperoleh potensi hidup optimal. Oleh karena itu, perlu
kerjasama semua pihak agar mewujudkan keadaan anak yang dilahirkan sehat dan
tumbuh serta berkembang optimal.
Imunisasi bisa mencegah penyebaran beberapa penyakit infeksi yang
menyebabkan kematian dan kecacatan. Di indonesia Angka penyakit infeksi pada
bayi dan anak-anak usia di bawah lima tahun relatif tinggi. Bahkan, beberapa penyakit
infeksi seperti diare dan pneumonia bisa menyebabkan kematian pada anak.Karena
itu, imunisasi perlu diberikan kepada anak-anak untuk melindungi mereka dari
berbagai penyakit.
2. Masalah
a. Kurangnya pengetahuan, pemahaman para ibu tentang posyandu dan imunisasi.
b. Kurangnya pengetahuan akan pentingnya tujuan dan manfaat dilakasanakan
posyandu dan imunisasi.
1
3. Tujuan
a. Memahami dan mengerti pentingnya posyandu dan imunisasi.
b. Mengetahui pentingnya tujuan dan manfaat dilakasanakan posyandu dan
imunisasi..
C. Pembahasan
Posyandu dibentuk oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk
mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),
Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare kepada masyarakat
setempat.
Posyandu memiliki banyak manfaat untuk masyarakat, di antaranya:
1. Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan keluarga sehingga:
a. Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar terpantau pertumbuhannya.
b. Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul Vitamin A warna biru (100.000 SI).
c. Anak balita 12-59 bulan memperoleh kapsul Vitamin A warna merah (200.000 SI)
setiap 6 bulan (Februari dan Agustus).
d. Bayi umur 0-11 bulan memperoleh immunisasi Hepatitis B 4 kali, BCG 1 kali, Polio 4
kali, DPT 3 kali dan Campak 1 kali.
e. Bayi diberi Asi saja sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI Eksklusif).
f. Bayi mulai umur 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI.
g. Pemberian ASI dilanjutkan sampai umur 2 tahun atau lebih.
h. Bayi/anak yang diare segera diberikan:
• ASI lebih sering dari biasa
• Makanan seperti biasa
• Larutan oralit dan minum air lebih banyak
i. Ibu hamil minum 1 tablet tambah darah setiap hari.
j. Ibu hamil mau memeriksakan diri secara teratur dan mau melahirkan ditolong oleh
tenaga kesehatan.
k. Ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS) mendapat immunisasi Tetanus Toxoid (TT)
setelah melalui penapisan TT.
l. Setelah melahirkan Ibu segera melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
2. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga:
a. Keluarga buang air kecil/besar menggunakan jamban
b. Keluarga memanfaatkan air bersih untuk kehidupan sehari-hari
2
c. Tidak merokok di dalam rumah/keluarga tidak ada yang merokok
d. Keluarga mencuci tangan pakai sabun
e. Rumah bebas jentik nyamuk
f. Persalinan Ibu ditolong oleh tenaga kesehatan
g. Keluarga makan buah dan sayur setiap hari
h. ASI Eksklusif
i. Menimbang Balita tiap bulan
j. Keluarga Berencana
3. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dan penyakit yang
dapat dicegah dengan immunisasi, sehingga keluarga:
a. Tidak menderita Diare, ISPA, DBD dan Malaria
b. Tidak menderita Hepatitis, TBC, Polio, Difteri, Batuk Rejan, Tetanus dan Campak
4. Mendukung pelayanan Keluarga Berencana, sehingga Pasangan Usia Subur
(PUS):
a. Menjadi peserta KB
b. Dapat memilih alat kontrasepsi jangka pendek atau jangka panjang yang cocok dan
tepat penggunaan.
5. Mendukung pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam penganekaragaman
pangan melalui pemanfaatan pekarangan untuk memotivasi kelompok dasa wisma
berperan aktif, sehingga:
a. Keluarga mengusahakan budidaya tanaman, sayuran, buah, ikan dan ternak (unggas,
sapi, kambing)
b. Keluarga mampu menyusun menu makanan bergizi sesuai ketersediaan pangan lokal
dengan pemanfaatan pekarangan rumah
c. Keluarga mampu mengembangkan perekonomian dengan memanfaatkan potensi yang
tersedia di lingkungannya
d. Posyandu menjadi pusat informasi dan konseling dalam perlindungan anak dan
perempuan, terutama dalam hal pencegahan penyalahgunaan Narkotika dan Obat-obatan
terlarang, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), perdagangan manusia (traficking),
penyebaran HIV/AIDS, dll.
3
Kegiatan utama di Posyandu meliputi:
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
2. Gizi
3. Immunisasi
4. KB: Pemberian Pil atau Kondom
5. Penanggulangan Diare: Pemberian Oralit dan Pengobatan
Imunisasi
Imunisasi merupakan investasi karena dapat melindungi kesehatan dari berbagai
penyakit infeksi. Oleh karena itu imunisasi wajib diberikan sejak bayi.Imunisasi adalah
memberikan vaksin yang mengandung kuman yang sudah dilemahkan, caranya bisa
diteteskan melalui mulut seperti imunisasi polio dan bisa juga melalui injeksi. Vaksin
yang masuk dalam tubuh bayi itu akan merangsang tubuh memproduksi antibodi.
"Antibodi itu akan melawan bibit penyakit yang masuk dalam tubuh”.
Imunisasi juga dapat menurunkan kematian akibat infeksi saluran nafas akut yang
disebabkan virus influenza, bakteri pneumokokus, hemofilus, tuberkulosis, pertusis,
difteri (DPT), gizi buruk, dan berbagai polusi. Imunisasi rotavirus dan tifoid dapat
menurunkan kematian akibat diare. Penyebab diare umumnya adalah rotavirus, bakteri
escherichia coli, salmonella, gizi buruk, dan lingkungan padat penduduk dengan sumber
air tercemar.Sedangkan imunisasi polio, BCG, campak, dan pnemokokus bisa
menurunkan kematian akibat infeksi syaraf otak. Kematian akibat tetanus yang
disebabkan bakteri clostridium tetani, dapat diturunkan dengan imunisasi DPT (untuk
bayi dan balita), DT (untuk usia sekolah), TT (untuk anak usia sekolah/remaja, wanita
usia subur, hingga ibu hamil).
Program pemerintah memberikan lima imunisasi dasar secara gratis pada kegiatan
posyandu sampai bayi berusia 9 bulan, diantara nya adalah imunisasi BCG, Hepatitis B,
Polio, DTP yang sudah diganti menjadi Pentafio, dan Campak.
Jadwal imunisasi adalah :
4
Gambar. Jadwal Imunisasi
D. Kesimpulan dan Saran
1.Kesimpulan
Mengetahui dan memahami tentang posyandu dan imunisasi sangat penting agar
terhindar dari berbagai penyakit infeksi yang tingkat kecacatan dan kematiannya
tinggi.
2.Saran
Posyandu dan Imunisasi perlu diberikan kepada anak-anak untuk melindungi
mereka dari berbagai penyakit.
E. Lampiran
1. Daftar Hadir
2. Notulen Diskusi
3. Foto Kegiatan
4. Surat Keterangan
5
PERTEMUAN II
A. Topik Kegiatan
Penjelasan Tentang TOGA (Tanaman Obat Keluarga)
B. Justifikasi Kegiatan
1. Latar Belakang
Sejak terciptanya manusia di permukaan bumi, telah diciptakan pula alam sekitarnya
mulai dari sejak itu pula manusia mulai mencoba memanfaatkan alam sekitarnya untuk
memenuhi keperluan alam bagi kehidupannya, termasuk keperluan obat-obatan untuk
mengatasi masalah-masalah kesehatan. Kenyataan menunjukkan bahwa dengan bantuan
obat-obatan asal bahan alam tersebut, masyarakat dapat mengatasi masalah-masalah
kesehatan yang dihadapinya. Hal ini menunjukkan bahwa obat yang berasal dari sumber
bahan alam khususnya tanaman telah memperlihatkan peranannya dalam
penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan masyarakat.
Karena dengan perkembangan teknologi pula, semakin banyak tanaman obat
tradisional yang telah bisa dibuktikan khasiatnya secara laboratorium dan dijamin aman
untuk dikonsumsi dan bisa menyembuhkan penyakit tanpa menimbulkan efek samping.
Selain tidak terdapat efek samping yang ditimbulkan dari obat tanaman herbal ini dari
segi biaya harganya jauh lebih terjangkau dibandingkan obat-obatan kimia. Banyak
bagian tumbuhan yang bisa digunakan sebagai obat, diantaranya adalah bagian buah,
batang, daun, dan akar atau umbi. Oleh karena pentingnya tanaman-tanaman obat tersebut
maka perlu kita mempelajarinya dengan baik sehingga dapat berdaya guna bagi kita.
2. Masalah
a. Kurangnya pengetahuan tentang jenis tanaman toga, manfaat, khasiat yang
terkandung dari berbagai jenis toga
3. Tujuan
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan dapat :
a. Mengetahui jenis-jenis Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
b. Mengetahui manfaat/khasiat dari berbagai tanaman obat
6
C. Pembahasan
Tanaman obat merupakan segala jenis tumbuh-tumbuhan yang mempunyai khasiat
atau kegunaan sebagai obat. Toga adalah singkatan dari tanaman obat keluarga. Tanaman
obat keluarga pada hakekatnya sebidang tanah baik di halaman rumah, kebun ataupun
ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat
dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau
bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat , khususnya obat yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pemanfaatan TOGA yang digunakan untuk pengobatan
gangguan kesehatan keluarga menurut gejala umum adalah:
1. Demam panas
2. Batuk
3. Sakit perut
4. Gatal-gata
Jenis tanaman yang harus dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga adalah jenis-
jenis tanaman yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Jenis tanaman disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman obat.
2. Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman.
3. Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah pemukiman.
4. Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya: buah-buahan
dan bumbu masak
5. Jenis tanaman yang hampir punah
6. Jenis tanaman yang masih liar
7. Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman adalah
tanaman yang sudah lazim di tanam di pekarangan rumah atau tumbuh di daerah
pemukiman.
Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat
kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi:
1. Upaya preventif (pencegahan)
2. Upaya promotif (meningkatkan derajat kesehatan)
3. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
7
Selain fungsi diatas ada juga fungsi lainnya yaitu:
1. Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat, sebab banyak tanaman obat yang
dikenal sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran misalnya lobak,
saledri, pepaya dan lain-lain.
2. Sarana untuk pelestarian alam.
3. Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya
pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam itu terutama tumbuh-
tumbuhan akan mengalami kepunahan.
4. Sarana penyebaran gerakan penghijauan.
5. Untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat ini mengalami penggundulan, dapat
dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman obat yang berbentuk pohon-pahon
misalnya pohon asam, pohon kedaung, pohon trengguli dan lain-lain.
6. Sarana untuk pemertaan pendapatan.
7. Toga disamping berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat bagi
keluarga dapat pula berfungsi sebagai sumber penghasilan bagi keluarga tersebut.
8. Sarana keindahan.Dengan adanya Toga dan bila di tata dengan baik maka hal ini akan
menghasilkan keindahan bagi orang/masyarakat yang ada disekitarnya. Untuk
menghasilkan keindahan diperlukan perawatan terhadap tanaman yang di tanam
terutama yang ditanam di pekarangan rumah.
Tabel Tanaman Obat Keluarga :
8
Tabel tanaman obat keluarga.
D. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa tanaman
obat tradisional memiliki banyak peran membantu untuk penyembuhan dan
pencegahan berbagai macam penyakit yang diderita pada manusia. Efek samping
yang terkandung dalam tanaman obat tradisional ini juga sangat sedikit
kadarnya,bahkan tidak terasa efeknya.
9
2. Saran
Setelah diberikan penyuluhan dan penjelasan tentang Tanaman Obat Keluarga
(TOGA) ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui jenis-jenis toga, dan
mengetahui pentingnya manfaat tanaman obat tersebut.
E. Lampiran
1. Daftar Hadir
2. Notulen Diskusi
3. Foto Kegiatan
4. Surat Keterangan
10
PERTEMUAN III
A. Topik Diskusi
Penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
B. Justifikasi kegiatan
1. Latar Belakang
Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan
yang berkhasiat sebagai obat.Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang
tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk
membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi
keperluan keluarga akan obat-obatan. Kebun tanaman obat atau bahan obat dan
selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha
kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual.
Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan
memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan
keluarga.
2. Masalah
a. Kurangnya pengetahuan, pemahaman warga Kebun Tebeng terhadap pentingnya
penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA)
3. Tujuan
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan :
a. Warga mempunyai kebun Tanaman Obat Keluarga (TOGA) di pekarangan
rumahnya sendiri.
C. Pembahasan
Pada bagian tanaman seperti yang tercantum di bawah ini dapat dimanfaatkan sebagai
obat. Bagian tanaman terdiri dari bagian daun, kulit batang, buah, biji, bahkan pada bagian
akarnya.
Daun
No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
11
1. Daun dewa (Gynura Segetum) Mengobati muntah darah dan payudara bengkak
2. Seledri Mengobati tekanan darah tinggi
3. Belimbing Mengobati tekanan darah tinggi
4. Kelor Mengobati panas dalam dan demam
5. Daun bayam duri Mengobati kurang darah
6. Kangkung Mengobati insomnia
7. Saga (Abrus precatorius) Mengobati batuk dan sariawan
8. Pacar cina (Aglaiae ordorota Lour) Mengobati penyakit gonorrhoe (penyakit kelamin)
9. Landep (Barleriae prionitis L.) Mengobati rematik
10. Miana (Coleus atropurpureus Bentham) Mengobati wasir
11. Pepaya (Carica papaya L.) Mengobati demam dan disentri
12.Jintan (Trachyspermum
roxburghianum syn.Carum roxburghianum)Mengobati batuk, mules, dan sariawan
13. Pegagan (Cantella asiatica Urban)Mengobati sariawan dan bersifat astringensia (mampu
membasmi bakteri)
14. Blustru (Luffa cylindrice Roem) Bersifat diuretik (peluruh air seni)
12
15. Kemuning (Murrayae paniculata Jack) Mengobati penyakit gonorrhoe
16. Murbei (Morus indica Rumph) Bersifat diuretik
17.Kumis kucing (Orthosiphon stamineus
Benth)Bersifat diuretik
18. Sirih (Chavica betle L.)Mengobati batuk, antiseptika (membunuh
mikroorganisme berbahaya), dan obat kumur
19. Randu (Ceiba pentandra Gaerth) Sebagai obat mencret dan kumur
20. Salam (Eugenia polyantha Wight) Bersifat astringensia
21. Jambu biji (Psidium guajava L.) Mengobati mencret
22. Sukun (Arthocarpus communis)Mengobati ginjal, jantung, liver, sakit gigi,pencernaan,
menurunkan kolesterol, asam urat
Batang
No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
1.Kayu manis (Cinnamomum
burmanii)
Mengobati penyakit batuk dan sesak napas,
nyeri lambung, perut kembung,diare, rematik, dan menghangatkan
lambung
2.Dadap ayam (Erythrina
varigata Linn.Var.orientalis)Mengobati asma
3. Pulasari (Alyxia stellata Roem) Obat perut kembung
13
4.Brotawali (Tonospora rumphii
Boerl)Mengobati demam, sakit kuning, obat cacingan, kudis, dan diabetes
5. Kemukus (Piper cubeba L.) Obat radang selaput lendir saluran kemih
6. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) Sebagai antiseptik, sehingga dapat dipakai sebagai obat kumur
7. Delima (Punice granatum L.) Sebagai anti cacing pita (obat antelmentika)
Buah
No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
1. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)
Mengobati penyakit demam, batuk kronis, kurang darah,
menghentikan kebiasaan merokok, menghilangkan bau
badan, menyegarkan tubuh, dan memperlancar buang air
kecil
2. Cabai merah (Capsicum annuum L.) Obat gosok untuk penyakit rematik dan masuk angin
3. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)Mengobati penyakit batuk, melegakan napas, dan
mencairkan dahak
4. Mengkudu (Morinda citrifolia)
Mengobati penyakit radang usus, susah buang air kecil,
batuk, amandel,difetri, lever, sariawan, tekanan darah
tinggi, dan sembelit
5. Kemukus (Piper cubeba L.) Obat radang selaput lendir saluran kemih
6.
Kapulaga (Elettaria cardamomum
Maton) dan ketumbar (Coriandrum
sativum L.)
Obat antikembung
14
Biji
No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
1. Kecubung (Datura metel) Mengobati penyakit asma, bisul, dan anus turun
2.Kapur barus(Dryobalanops
aromatica Gaertn.)Mengobati gangguan pencernaan
3. Pinang (Areca catecha L.)Tepung biji pinang berkhasiat sebagai obat antelmentika, terutama
terhadap cacing pita
4.Kedawung (Parkia biglobosa
Bentham)Sebagai bahan obat sakit perut, mulas, diare, dan bersifat astringensia
5. Pala (Myristica)
Mengatasi perut kembung, sebagai stimulansia setempat terhadap
saluran pencernaan, bahan obat pembius, menyebabkan rasa kantuk,
dan memperlambat pernapasan
6.Jamblang (Eugenia cumini
Merr)
Sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit kencing manis
(diabetes)
Akar
No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat
1. Pepaya (Carica papaya L.) Obat cacing
2. Aren (Arenga pinnata Merril) Obat diuretik
3.Pule pandak (Rauwolfia serpentina
Benth)
Obat antihipertensi dan gangguan neuropsikhiatrik, seperti
tekanan darah tinggi
15
D. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Masyarakat dapat mengetahui jenis-jenis dari Tanaman Obat Keluarga
2. Saran
a. Diharapkan warga Kebun Tebeng semakin banyak yang mempunyai kebun TOGA
nya sendiri dan terus digalakannya kegiatan penanaman TOGA tersebut.
E. Lampiran
1. Daftar Hadir
2. Notulensi Diskusi
3. Foto Kegiatan
4. Surat Keterangan
16
PERTEMUAN IV
A. Topik Diskusi
ASI EKSKLUSIF
B. Justifikasi Kegiatan
1. Latar belakang
ASI eksklusif adalah Air Susu Ibu yang diberikan kepada bayi sampai bayi
berusia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman (DEPKES). Sedangkan
menurut WHO, ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan pada enam bulan
pertama bayi baru lahir tanpa adanya makanan pendamping lain. Laporan WHO, 15 %
bayi di seluruh dunia diberi ASI eksklusif selama 4 bulan dan seringkali pemberian
makanan pendamping ASI tidak sesuai dan tidak aman sehingga menyebabkan 1,5 juta
anak meninggal karena pemberian makanan yang tidak benar. Pada tahun 2000, survei
kesehatan demografi WHO menemukan bahwa pemberian ASI eksklusif selama 4
bulan pertama sangat rendah terutama di Afrika Tengah dan Utara, Asia dan Amerika
Latin. Oleh karena itu, WHO menganjurkan agar bayi diberikan ASI eksklusif selama 6
bulan pertama sebab terbukti bahwa menyusu eksklusif selama 6 bulan menurunkan
angka kematian dan kesakitan pada umumnya dibandingkan menyusu selama 4 bulan.
Pemberian ASI Eksklusif dapat mempercepat penurunan angka kematian bayi dan
sekaligus meningkatkan status gizi balita yang pada akhirnya akan meningkatkan status
gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas sumber daya manusia yang memadai.
Pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap perkembangan kognitif dari bayi kecil,
bahwa pemberian ASI secara Eksklusif (tanpa makanan/minuman lain) kepada bayi
kecil memberikan keuntungan yang signifikan bagi perkembangan kognitifnya.
UNICEF menyatakan bayi yang diberikan susu formula memiliki kemungkinan untuk
meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya dengan peluang itu 25 kali lebih
tinggi dibandingkan bayi yang disusui oleh ibunya secara Eksklusif. Berdasarkan
Riskesdas tahun 2010 presentase pola menyusui pada umur 0 bulan adalah 39,8% yang
menyusui eksklusif, 5,1 % yang menyusui predominan, 55,1% yang menyusui parsial.
Presentase menyusui eksklusif semakin menurun dengan meningkatnya kelompok
umur bayi. Pada bayi yang berumur 5 bulan, menyusui eksklusif hanya 15,3%,
menyusui predominan 1,5% dan menyusu parsial 83,2%. Faktor-faktor yang
mempengaruhi ASI Eksklusif yaitu produksi ASI kurang, ibu kurang memahami tata
laksana laktasi yang benar, ingin relaktasi, terlanjur mendapat prelactal feeding
17
(pemberian air gula/dekstrosa, susu formula pada hari hari pertama kelahiran), kelainan
ibu contohnya masalah anatomi payudara, ibu hamil lagi padahal masih menyusui, ibu
bekerja, kelainan bayi: bayi sakit, dan abnormalitas bayi/ kelainan bayi (IDAI, 2008).
Juga persepsi yang salah mengenai ASI. Faktor lain separti perubahan sosial budaya,
faktor psikologis, faktor fisik ibu, faktor kurangnya petugas kesehatan, meningkatnya
promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI, petugas kesehatan menganjurkan
penggunaan PASI, puting susu nyeri/lecet, payudara bengkak (engorgement), saluran
susu tersumbat, mastitis, abses payudara, kelainan anatomis pada puting susu,
kegagalan menyusui , bayi enggan menyusu, gagal tumbuh pada bayi yang mendapat
ASI, ikterus pada bayi yang minum ASI, bayi lahir dengan operasi sectio caesaria, bayi
kembar, penyakit kronis/berat pada ibu, ibu dengan diit tertentu, pemberian obat-obatan
pada ibu menyusui, dan menyusui pada waktu hamil.
2. Masalah
a. Kurangnya pengetahuan wanita khusunya ibu hamil dan menyusui tentang
pentingnya pemberian ASI Ekslusif pada bayi sampai umur 6 bulan di Kelurahan
Kebun Tebeng.
b. Masih terdapatnya ibu-ibu menyusui yang tidak memberikan ASI Eksklusif kepada
bayinya di Kelurahan Kebun Tebeng.
3. Tujuan
a. Peserta khususnya ibu hamil dan menyusui dapat mengetahui, memahami, dan
menerapkan pemberian ASI Eksklusif pada bayi.
b. Peserta khususnya ibu hamil dan menyusui dapat mengetahui pengertian ASI
Eksklusif, kandungan ASI, manfaat ASI, cara meningkatkan produksi ASI, dan cara
menyusui yang benar.
C. Pembahasan
1. Pengertian ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi berumur 0 – 6 bulan
tanpa memberikan makanan atau minuman lain. Menurut ahli kesehatan, bayi pada usia
tersebut sudah terpenuhi gizinya hanya dengan ASI saja. Manfaat ASI eksklusif yaitu agar
bayi kebal terhadap beragam penyakit pada usia selanjutnya. Memberikan ASI secara
eksklusif berarti keuntungan untuk semua, bayi akan lebih sehat, cerdas, dan
berkepribadian baik, ibu akan lebih sehat dan menarik. Perusahaan, lingkungan dan
18
masyarakat pun lebih mudah mendapatkan keuntungan. ASI adalah makanan bayi yang
paling penting terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan. ASI merupakan sumber gizi
yang sangat ideal dengan komposisi yang sangat seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi karena ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik secara
kualitas maupun kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi
kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4 – 6 bulan. ASI eksklusif sangat
penting untuk meningkatkan SDM kita dimasa yang akan datang, terutama dari segi
kecukupan gizi sejak dini. Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan
akan menjamin tercapainya pengembangan potensial kecerdasan anak secara optimal. Hal
ini karena selain sebagai nutrisi yang ideal dengan komposisi yang tepat serta disesuaikan
dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrisi khusus yang diperlukan otak bayi
agar tmbuh optimal
2. Kandungan ASI
ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5%, oleh karena itu bayi
yang mendapat cukup ASI tidak perlu mendapat tambahan air walaupun berada
ditempat yang suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi,
sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat
menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang mendapat susu formula. Komposisi ASI
yaitu : karbohidrat, protein, lemak,mineral,vitamin. Di dalam ASI terdapat laktosa,
laktosa ini merupakan karbohidrat utama dalam ASI yang berfungsi sebagai salah satu
sumber untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir dua kali lipat
dibanding laktosa yang ditemukan pada susu formula. Kadar karbohidrat dalam
kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI
transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Setelah melewati masa ini maka kadar
karbohidrat ASI relatif stabil. Selain karbohidrat, ASI juga mengandung protein.
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang
terdapat dalam susu formula. Protein dalam ASI dan susu formula terdiri dari protein
whey dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein whey yang lebih
mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu formula lebih banyak mengandung
protein casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah casein yang terdapat di
dalam ASI hanya 30%, dibanding susu formula yang mengandung protein dalam
jumlah yang tinggi (80%). Disamping itu juga, ASI mempunnyai asam amino yang
lengkap yaitu taurin. Taurin diperkirakan mempunyai peran pada perkembangan otak
19
karena asam amino ini ditemukan dalam jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang
sedang berkembang. ASI juga mengandung lemak, kadar lemak dalam ASI pada
mulanya rendah kemudian meningkat jumlahnya. Lemak ASI berubah kadarnya
setiap kali diisap oleh bayi yang terjadi secara otomatis. Selain jumlahnya yang
mencukupi, jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang
merupakan lemak kebutuhan sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna serta
mempunyai jumlah yang cukup tinggi. Dalam bentuk Omega 3, Omega 6, DHA
(Docoso Hexsaconic Acid) dan Acachidonid acid merupakan komponen penting
untuk meilinasi bayi. Disamping karbohidrat, lemak, protein, ASI juga mengandung
mineral, vitamin K, vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin yang larut dalam
air. Hampir semua vitamin larut dalam air seperti vitamin B, asam folat, vitamin C
terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh terhadap kadar
vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar
vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang.
3. Manfaat ASI Eksklusif
Bagi bayi dan ibu ASI eksklusif menyebabkan mudahnya terjalin ikatan kasih
sayang yang mesra antara ibu dan bayi baru lahir. Hal ini merupakan keuntungan awal
dari menyusui secara eksklusif. Bagi bayi tidak ada perbedaan yang lebih berharga
dari ASI. Hanya seorang ibu yang dapat memberikan makanan terbaik bagi bayinya.
Selain dapat meningkatkan kesehatan dan kepandaian secara optimal, ASI juga
membuat anak potensial memiliki perkembangan sosial yang baik.
Manfaat ASI bagi Bayi:
1. ASI sebagai nutrisi
2. Makanan terlengkap untuk bayi, terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup
karena mengandung zat gizi yang diperlukan untuk 6 bulan pertama.
3. Mengandung antibody (terutama kolostrum) yang melindungi terhadap
penyakit, seperti diare dan gangguan pernafasan.
4. Menunjuang perkembangan motorik sehingga bayi yang diberi ASI eksklusif
akan lebih cepat jalan.
5. Meningkatkan jalinan kasih sayang.
6. Selalu siap tersedia, dan dalam suhu yang sesuai.
7. Mudah dicerna dan zat gizi mudah diserap.
8. Melindungi terhadap alergi karena tidak mengandung zat yang dapat
menimbulkan alergi.
20
9. Mengandung cairan yang cukup untuk kebutuhan bayi dalam 6 bulan pertama
(87% ASI adalah air)
10. Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga
bayi dengan pemberian ASI Eksklusif potensial lebih pandai.
11. Menunjang perkembangan kepribadian dan kecerdasan emosional, kematangan
spiritual dan hubungan sosial yang baik
Manfaat ASI bagi ibu
1. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Apabila bayi disusui segera setelah
dilahirkan, maka kemungkinan terjadi perdarahan setelah melahirkan akan
berkurang karena kadar oksitoksin meningkat sehingga pembuluh darah
menutup dan perdarahan akan cepat berhenti.
2. Mengurangi terjadinya anemia.
3. Menjarangkan kehamilan. Menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman,
murah dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid,
98% tidak akan hamil pada enam bulan pertama setelah melahirkan dan 96%
tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan.
4. Mengecilkan rahim Kadar oksitoksin ibu yang menyusui akan membantu rahim
kembali ke ukuran sebelum hamil.
5. Menurunkan risiko kanker payudara
6. Membantu mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia kapan dan dimana
saja. ASI selalu bersih, sehat, dan tersedia dalam suhu yang cocok.
7. Lebih ekonomis dan murah
8. Dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan memasak air dan
tanpa harus mencuci botol.
4. Pengelompokan ASI
Berdasarkan waktu produksinya ASI digolongkan kedalam 3 kelompok :
a. Kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke empat
setelah melahirkan. Kolostrum merupakan cairan emas, cairan pelindung yang
kaya akan zat anti infeksi dan berprotein tinggi, merupakan cairan yang pertama
kali disekresi oleh kelenjar payudara, mengandung tissuedebris dan residual
material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar payudara sebelum
dan setelah masa puerperium. Komposisi dari kolostrum ini dari hari ke hari selalu
21
berubah. Kolostrum merupakan cairan viscous kental dengan warna kekuning –
kuningan, lebih kuning dibandingkan dengan susu yang matang. Kolostrum
merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari usus bayi
yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi dan
makanan yang akan datang. Selain itu Kolostrum lebih banyak mengandung
protein dibanding dengan ASI yang matur. Pada kolostrum protein yang utama
adalah globulin. Kolostrum memiliki manfaat yaitu Kolostrum mengandung zat
kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi
khususnya diare. Jumlah Kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari
isapan bayi pada hari – hari pertama kelahiran, walaupun sedikit namun cukup
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi bayi, oleh karena itu harus diberikan kepada
bayi. Kolostrum mengandung protein, vitamin A yang tinggi, karbohidrat, dan
lemak rendah. Sehingga sesuai dengan kebutuhan zat gizi bayi pada hari – hari
pertama setelah kelahiran. Selain itu membantu pengeluaran mekonium yaitu
kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
b. ASI transisi atau ASI peralihan.
ASI transisi diproduksi pada hari ke empat sampai hari ke sepuluh kelahiran
dari masa laktasi. Tetapi ada pula pendapat yang mengatakan bahwa, pada kondisi-
kondisi tertentu ASI transisi dapat diproduksi sampai minggu ke-5. ASI transisi
mengandung protein yang lebih rendah dibanding Kolostrum. Namun, kandungan
lemak dan karbohidrat ASI transisi lebih tinggi dibanding Kolostrum dan volume
pada ASI transisi makin meningkat.
c. Air susu dengan komposisi zat gizi tetap.
Setelah bayi berumur 1 bulan, komposisi zat gizi ASI tidak akan mengalami
perubahan (komposisinya tetap). Kondisi ini akan berlangsung sampai bayi
berumur 2-3 tahun. Volume ASI yang diproduksi akan mengalami perubahan
seiring dengan bertambahnya umur bayi. Ketika umur bayi mencapai 3 bulan,
seorang ibu dapat memproduksi ASI 800 ml sehari. Terjadinya perubahan volume
ASI sesuai dengan kebutuhan bayi. Menginjak umur 6 bulan, bayi membutuhkan
makanan tambahan berupa makanan pendamping ASI karena ASI yang diproduksi
ibu mulai menurun dan tidak mencukupi kebutuhan bayi. ASI tetap boleh diberikan
sampai bayi berumur 2 tahun.
22
5. Cara menyusui bayi yang benar
Cara menyusui bayi yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar, memberi ASI dalam
suasana yang santai bagi ibu dan bayi. Buat kondisi ibu senyaman mungkin.
Selama beberapa minggu pertama, bayi perlu diberi ASI setiap 2,5 -3 jam sekali.
Menjelang akhir minggu ke enam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap
4 jam sekali. Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Adapun
posisi menyusui yang benar adalah:
a. Posisi Dekapan
Posisi klasik dan telah menjadi kegemaran kebanyakan para ibu, posisi
ini membolehkan perut bayi dan perut ibu bertemu supaya tidak perlu memutar
kepalanya untuk menyusu. Kepala bayi berada di dalam dekapan, sokong kepala
badan dan punggung bayi serta lengan bayi perlu berada di bagian sisinya.
b. Posisi Football hold
Posisi ini sangat sesuai jika baru pulih dari pembedahan caesar, memiliki
payudara yang besar, menyusui bayi prematur atau bayi yang kecil ukurannya
atau menyusui anak kembar pada waktu yang bersamaan. Sokong kepala bayi
dengan tangan, menggunakan bantal untuk menyokong belakang badan ibu.
c. Posisi Berbaring
Posisi ini apabila ibu dan bayi merasa letih. Jika baru pulih dari
pembedahan caesar ini mungkin satu-satunya posisi yang biasa dicoba pada
beberapa hari pertama. Sokong kepala ibu dengan lengan dan sokong bayi
dengan lengan atas.
23
D. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Dari kegiatan yang telah dilaksanakan masyarakat mempunyai antusias yang
sangat tinggi untuk mengetahui informasi mengenai pemberian ASI Eksklusif pada
bayi dan dengan penyuluhan yang telah dilakukan mengenai pemberian ASI
Eksklusif kepada masyarakat khususnya ibu hamil dan menyusui dapat mengetahui
pengertian ASI Eksklusif, kandungan ASI, manfaat ASI, pengelompokan ASI, cara
meningkatkan produksi ASI, dan cara menyusui yang benar.
2. Saran
Minat dan antusias masyarakat yang tinggi akan pemberian ASI Eksklusif
pada bayu perlu ditingkatkan dengan diadakanya kegiatan penyuluhan kesehatan dari
berbagai pihak tenaga medis serta diadakanya fasilitas yang mendukung untuk
berjalanya kegiatan tersebut.
E. Lampiran
1. Daftar Hadir
2. Notulen Diskusi
3. Foto Kegiatan
4. Surat Keterangan
24
PERTEMUAN V
A.Topik Diskusi
Penyuluhan Penanganan Pada Luka
B.Justifikasi Kegiatan
1. Latar Belakang
Luka atau cedera adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi tubuh
yang dikarenakan suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi. Sedangkan
menurut Taylor (1997) Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit.
Menurut Kozier ( 1995) luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran
dan tulang atau organ tubuh lain. Luka harus ditangani dengan baik untuk
menghentikan dan mencegah perdarahan. Perdarahan yang banyak dapat berisiko
mengancam nyawa. Penanganan luka juga bertujuan untuk mencegah infeksi selama
proses penyembuhan luka. Penanganan terhadap luka dibedakan sesuai dengan jenis
dari luka masing-masing.
2. Masalah
Kurangnya pengetahuan dan informasi masyarakat (terutama anak-anak)
kelurahan Kebun Tebeng tentang penanganan pertama bila terjadi luka.
3. Tujuan
Setelah diadakan penyuluhan diharapkan anak-anak dapat mengerti cara
penanganan yang baik dan benar terhadap luka.
C. Pembahasan
Ada beberapa tipe luka yang perlu kita ketahui :1. Luka sayat / luka potong / luka tusuk, adalah luka yang disebabkan oleh benda tajam. Luka ini dapat menembus kulit dan menyebabkan perdarahan. Tingkat kedalaman luka dan banyaknya perdarahan tergantung pada alat penyebab luka, besarnya trauma/benturan, dan bagian tubuh yang terkena. Contohnya luka tusuk di perut/dada karena perampokan/pembunuhan bisa fatal, tapi luka sayat di jari ketika memotong sayur biasanya ringan.2. Luka gores, adalah luka yang disebabkan goresan suatu benda yang sedikit tajam seperti kuku, tanduk, pensil, dan lain-lain.3. Luka lecet / abrasi, adalah sebagian kulit terkelupas dan umumnya tidak banyak perdarahan yang keluar. Luka lecet bisa disebabkan karena jatuh atau terpeleset.
25
Luka harus ditangani dengan baik untuk menghentikan dan mencegah perdarahan. Perdarahan yang banyak dapat berisiko mengancam nyawa. Penanganan luka juga bertujuan untuk mencegah infeksi selama proses penyembuhan luka. Pada anak-anak, luka sering terjadi karena berbagai sebab seperti terpeleset, terjatuh, berkelahi, dan lain-lain. Luka bisa ringan dan dapat ditangani sendiri di rumah, tetapi bisa juga serius sehingga memerlukan pertolongan dokter.
Pertolongan pertama yang dapat kita lakukan apabila kita atau anak kita terluka :
1.Tetap tenang.
Kenali ringan-beratnya luka. Mengenali jenis luka sangat penting. Luka yang
ringan dan tidak banyak perdarahan mungkin dapat anda tangani sendiri. Tapi jangan
mencoba menangani sendiri luka yang serius dan banyak perdarahan. Meskipun
demikian, pada luka serius anda tetap dapat melakukan pertolongan pertama dengan
melakukan penekanan pada luka menggunakan kain/balut tekan untuk menghentikan
perdarahan dan segera membawanya ke UGD. Mungkin tidak mudah membedakan
antara luka ringan dan luka berat. Contoh luka ringan : luka lecet, luka gores, dan luka
dengan perdarahan sedikit. Contoh luka berat : luka tusuk di perut, luka tusuk di dada,
luka sayat yang luas/panjang, dan luka dengan perdarahan banyak.
2.Lakukan penekanan.
Sebagian besar pendarahan aktif dapat dihentikan dengan melakukan
penekanan langsung pada luka menggunakan lap/kain/pakaian selama lima atau
sepuluh menit. Kesalahan yang paling umum biasanya adalah berhenti menekan
terlalu cepat untuk mengintip lukanya. Kesalahan ini bisa saja menyebabkan
pendarahan yang lebih banyak atau terjadi penggumpalan yang mempersulit untuk
mengontrol tekanan selanjutnya. Jika pendarahan terjadi lagi setelah sepuluh menit
penekanan dilanjutkan, lakukan lagi penekanan dan hubungi dokter untuk meminta
pertolongan. Luka pada daerah tertentu seperti kepala, wajah, jari tangan dan jari kaki
akan mengeluarkan darah lebih banyak dibandingkan bagian tubuh lainnya. Hal
tersebut disebabkan pembuluh darah kapiler di daerah tersebut lebih banyak.
3. Bersihkan dan balut luka.
Jika Anda merasa yakin dan mampu mengatasi masalah pada luka ringan,
basuhlah luka dengan air bersih, bila perlu basuh luka dengan air mengalir. Periksa
luka dan yakinkan bahwa luka tersebut sudah bersih. Luka yang tidak bersih dapat
menyebabkan infeksi di kemudian hari.
Berikan larutan povidone iodine (nama merek betadine) dan salep antibiotik, lalu
balut dengan kassa yang steril. Pemberian povidone iodine dan alkohol menyebabkan
perih pada luka.
4. Segera ke dokter/UGD bila luka serius. Tidak peduli seberapa banyak (atau seberapa
sedikit) pendarahan yang terjadi, hubungi dokter jika luka cukup dalam (menembus
26
kulit) atau panjangnya lebih dari ½ inci (1,27 cm). Luka yang dalam dapat merusak
otot dan pembuluh darah, meskipun kondisi luar luka tidak terlihat serius. Luka lecet
yang panjang dan terletak pada wajah, dada, dan punggung biasanya menyisakan
bekas luka yang buruk. Dalam situsi tersebut, luka perlu ditutup (dijahit), bekas luka
mungkin akan lebih sedikit membekas. Jika ragu apakah luka perlu dijahit atau tidak,
hubungi dokter/ke UGD. Luka sebaiknya dijahit dalam waktu kurang dari 8 jam
setelah luka terjadi.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari kegiatan yang telah dilaksanakan anak-anak mempunyai antusias yang
tinggi untuk belajar mengenai penanganan pada luka.
2. Saran
Dari penjelasan tentang penangan luka pada anak-anak ini diharapkan semoga
dapat diberitahukan dan diteruskan juga kepada anak-anak yang lain.
E. Lampiran
1. Daftar Hadir
2. Notulen Diskusi
3. Foto Kegiatan
4. Surat Keterangan
27
PERTEMUAN VI
A.Topik Kegiatan
Penyuluhan Tentang Kadar Glukosa Darah sekaligus Pemeriksaan
B.Justifikasi Kegiatan
1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas baik yang merupakan
kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya. Untuk
melakukan aktivitas kita memerlukan energi. Energi yang diperlukan ini diperoleh
dari bahan yang dikonsumsi. Pada umumnya, bahan makanan itu mengandung tiga
kelompok utama senyawa kimia yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Salah satu
penghasil energi terbesar yaitu karbohidrat glukosa. Karbohidrat glukosa merupakan
karbohidrat terpenting dalam kaitannya dengan penyediaan energi di dalam tubuh.
Hal ini disebabkan karena semua jenis karbohidrat baik monosakarida, disakarida
maupun polisakarida yang dikonsumsi oleh manusia akan terkonversi menjadi
glukosa di dalam hati. Glukosa ini kemudian akan berperan sebagai salah satu
molekul utama bagi pembentukan energi di dalam tubuh.
Berdasarkan bentuknya, molekul glukosa dapat dibedakan menjadi 2 jenis
yaitu molekul D-Glukosa dan L-Glukosa. Faktor yang menjadi penentu dari bentuk
glukosa ini adalah posisi gugus hidrogen (-H) dan alkohol (–OH) dalam struktur
molekulnya. Glukosa yang berada dalam bentuk molekul D & L-Glukosa dapat
dimanfaatkan oleh sistim tumbuh tumbuhan, sedangkan sistim tubuh manusia hanya
dapat memanfaatkan DGlukosa. Di dalam tubuh manusia glukosa yang telah diserap
oleh usus halus kemudian akan terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran
darah. Di dalam tubuh, glukosa tidak hanya dapat tersimpan dalam bentuk glikogen di
dalam otot & hati namun juga dapat tersimpan pada plasma darah dalam bentuk
glukosa darah (blood glucose). Di dalam tubuh selain akan berperan sebagai bahan
bakar bagi proses metabolisme, glukosa juga akan berperan sebagai sumber energi
utama bagi kerja otak. Melalui proses oksidasi yang terjadi di dalam sel-sel tubuh,
glukosa kemudian akan digunakan untuk mensintesis molekul ATP (adenosine
triphosphate) yang merupakan molukel molekul dasar penghasil energi di dalam
28
tubuh. Dalam konsumsi keseharian, glukosa akan menyediakan hampir 50—75% dari
total kebutuhan energi tubuh. Untuk dapat menghasilkan energi, proses metabolisme
glukosa akan berlangsung melalui 2 mekanisme utama yaitu melalui proses anaerobik
dan proses aerobik. Proses metabolisme secara anaerobik akan berlangsung di dalam
sitoplasma (cytoplasm) sedangkan proses metabolisme anaerobik akan berjalan
dengan mengunakan enzim ysebagai katalis di dalam mitochondria dengan kehadiran
Oksigen (O2).
2. Masalah
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat Kelurahan Kebun Tebeng mengenai glukosa
darah dan cara pemeriksaannya
b. Kurangnya minat untuk mengetahui kadar glukosa darahnya sendiri, dan
memeriksa glukosa darahnya secara rutin.
3. Tujuan
a. Mengetahui apa itu glukosa darah?
b. Menyadari penting untuk mengetahui kadar glukosa darah yang normal.
C. Pembahasan
Glukosa adalah karbohidrat yang tidak dihidrolisis atau diuraikan menjadi sakarida lain yang
lebih sederhana. Glukosa juga merupakan bentuk karbohidrat yang beredar di dalam tubuh dan di
dalam sel merupakan sumber energi. Glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah serta
dalam darah manusia.
Proses pemeriksaan glukosa meliputi :
1. Pra analitik
Pra analitik adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang pengambilan, persiapan,
penyimpanan, dan pengiriman spesimen.
Persiapan pasien secara umum yaitu :
1. Pasien dianjurkan berpuasa 8-12 jam.
2. Obat yang dikonsumsi pasien
29
Untuk pemeriksaan sampel darah, pasien tidak boleh minum obat 4-24 jam.
- Untuk spesimen urin, pasien tidak boleh minum obat 48-72 jam.
- Untuk pengobatan yang tidak mungkin dihentikan diberi tanda khusus oleh pekerja
laboratorium.
3. Menghindari aktivitas fisik.
4. Memperhatikan efek postur, dianjurkan duduk dengan tenang 10 sampai 15 menit
kemudian spesimen diambil.
Tes Glukosa Darah
1. GDP (Gula Darah Puasa)
- Pasien berpuasa 8-12 jam sebelum tes.
- Semua obat dihentikan, bila ada obat yang harus diberi ditulis pada formulir permintaan tes.
2. GD2PP
- Dilakukan 2 jam setelah tes GDP.
- Pasien dianjurkan makan makanan yang mengandung 100 gram karbohidrat sebelum tes.
3. GDS (Gula Darah Sewaktu)
Pemeriksaan gula darah sewaktu dilakukan tanpa persiapan yang bertujuan untuk melihat kadar
gula darah sesaat tanpa puasa dan tanpa pertimbangan waktu setelah makan.
Persiapan sampel tes glukosa darah yaitu :
- Pengambilan sampel sebaiknya dilakukan pada pagi hari.
- Sampel tes sering atau dikontrol DM : plasma vena, serum/darah kapiler. Sampel tes
diagnostik : plasma vena.
- Sampel plasma stabil kurang dari 1 jam. Bila lebih dari 1 jam akan mengakibatkan
konsentrasi glukosa turun.
- Sampel serum stabil kurang dari 2 jam.
2.) Tes Glukosa Urin
Persiapan pasien untuk pemeriksaan glukosa urin sama seperti persiapan pasien untuk
pemeriksaan glukosa darah GDP dan GD2PP.
Persiapan sampel untuk tes glukosa urin adalah sebagai berikut :
- Sampel urin 1 kali dikemihkan 1,5-3 jam setelah makan atau urin sewaktu.
- Urin kemudian dimasukkan ke dalam penampung sampel bersih tanpa pengawet.
30
2. Analitik
Analitik adalah segala sesuatu yang menyangkut cara kerja pemeriksaan glukosa darah
meliputi metode tes glukosa, prinsip pemeriksaan, alat dan bahan serta cara kerjanya.
1.) Tes Glukosa Darah
Tes glukosa darah meliputi :
a. GDP (Gula Darah Puasa)
b. GD2PP (Gula Darah 2 Post Prandial)
c. GDS (Gula Darah Sewaktu)
3. Pasca Analitik
Pasca analitik adalah kegiatan akhir dari proses analisis suatu sampel. Kegiatan pasca
analitik meliputi pembacaan hasil.
1.) Tes Glukosa Darah
Nilai Rujukan Pemeriksaan Glukosa
Tes Rujukan
GDS < 180 mg/dL
GDP 70-110 mg/dL
GD2PP < 140 mg/dL
2.) Tes Glukosa Urin
Hasil pemeiksaan reduksi hendaknya disebut dengan cara semi kuantitatif. Pembacaan hasil
dari tes glukosa urin ini adalah sebagai berikut :
Negatif (-) : Larutan tetap berwarna biru jernih atau sedikit kehijau-hijauan dan agak keruh.
Positif (+) atau 1+ : hijau kekuning-kuningan dan keruh (sesuai dengan 0,5-1 % glukosa)
(+)(+) atau 2 + : kuning keruh (1-1,5 % glukosa)
(+)(+)(+) atau 3+ : jingga atau warna lumpur keruh (2-3,5 % glukosa)
(+)(+)(+)(+) atau 4+ : merah keruh (lebih dari 3,5 % glukosa)
31
Interpretas hasil pemeriksaan glukosa meliputi :
Gula dara n normal (70-110 mg/dL)
Gula darah rendah (hipoglikemia, 40-50 mg/dL)
Gula darah tinggi (hiperglikemia, >130 mg/dL)
C. Tinjauan Klinis Glukosa
Penyakit yang ditimbulkan jika kadar glukosa darah meningkat adalah diabetes melitus (DM).
Sedangkan penyakit yang ditimbulkan jika kadar glukosa dalam darah menurun adalah
hipoglikemia.
1. Diabetes Melitus (DM)
Diabetes Mellitus adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa(gula sederhana) di dalam
darah tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara adekuat.
Diabetes terjadi jika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan kadar
gula darah yang normal atau jika sel tidak memberikan respon yang tepat terhadap insulin. Gejala
awalnya berhubungan dengan efek langsung dari kadar gula darah yang tinggi. Jika kadar gula
darah sampai diatas 160-180 mg/dL, maka glukosa akan sampai ke air kemih. Jika kadarnya lebih
tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa
yang hilang. Karena ginjal menghasilkan air kemih dalam jumlah yang berlebihan, maka
penderita sering berkemih dalam jumlah yang banyak (poliuri). Akibat poliuri maka penderita
merasakan haus yang berlebihan sehingga banyak minum (polidipsi). Sejumlah besar kalori
hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami penurunan berat badan. Untuk
mengkompensasikan hal ini penderita seringkali merasakan lapar yang luar biasa sehingga banyak
makan (polifagi). Gejala lainnya adalah pandangan kabur,pusing, mual dan berkurangnya
ketahanan selama melakukan olah raga
2. Hipoglikemia
Hipoglikemia merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kandungan glukosa
normal dalam darah. Hipoglikemia bisa terjadi jika penderita kurang makan atau tidak makan
pada waktunya atau melakukan olah raga yang terlalu berat tanpa makan. Jika kadar gula darah
terlalu rendah, organ pertama yang terkena pengaruhnya adalah otak. Untuk melindungi otak,
tubuh segera mulai membuat glukosa dari glikogen yang tersimpan di hati. Proses ini melibatkan
pelepasanepinefrin (adrenalin), yang cenderung menyebabkan rasa lapar, kecemasan,
32
meningkatnya kesiagaan dan gemetaran. Berkurangnya kadar glukosa darah ke otak bisa
menyebabkan sakit kepala. Hipoglikemia harus segera diatasi karena dalam beberapa menit bisa
menjadi berat, menyebabkan koma dan kadang cedera otak menetap.
Jika terdapat tanda hipoglikemia, penderita harus segera makan gula. Gejala-gejala dari kadar
gula darah rendah : rasa lapar yang timbul secara tiba-tiba, sakit kepala, kecemasan yang timbul
secara tiba-tiba, badan gemetaran, berkeringat, bingung, penurunan kesadaran, koma.
D. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa penting
untuk memeriksakan kadar glukosa darah untuk mengetahui keadaan glukosa darah
kita masing-masing.
2. Saran
Setelah diberikan penyuluhan hendaknya masyarakat dapat meminimalisir
bahkan menghindari penyebab dari penyakit DM yang terjadi akibat kelebihan kadar
glukosa darah.
E. Lampiran
1. Daftar Hadir
2. Notulen Diskusi
3. Foto Kegiatan
4. Surat Keterangan
33
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pengelolaan dan Pengimbangan Kuliah Kerja Nyata (P3KKN). 2015. Buku Panduan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Bengkulu Ke 75. Universitas Bengkulu.
Cahyo Ismawati S.dkk, 2010. Posyandu dan Desa Siaga
Kemenkes, 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu
Maulana, Heri DJ. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC
Guyton, Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: EGC.
Robbins. 2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7. Vol.2. Jakarta: EGC.
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Ed V. Jakarta: Interna
Publishing.
Markum AH : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
IDAI. 2002. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto.
Helmi D, Herriyanto, Inswiasri. 2000. Penyakit cacingan di unit pemukiman transmigrasi
Propinsi Bengkulu pada sekolah dasar. Media Litbang Kesehatan.
Muhlisah, Fauziah. 2007. Tanaman Obat Keluarga. Gramedia
Santoso, Hieronymus Budi. 2008. Ragam dan Khasiat Tanaman Obat. Jakarta Selatan. Agromedia Pustaka
Hendromartono, Consensus on the Management of Diabetes Mellitus (Perkeni 1998). In Surabaya Diabetes Update. VI. Eds
34