isi filsafat

26
BAB I LANDASAN TEORI I.1 Definisi Ilmu Istilah ilmu atau science merupakan sebuah istilah yang dapat dikatakan memilki lebih dari satu makna, oleh karena itu tidaklah aneh jika ditemukan arti sebuah ilmu lebih dari satu. Ilmu sendiri merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia di samping berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. Selain pengertian tersebut beberapa ahli dan filsuf juga memiliki pendapat sendiri mengenai makna dari ilmu. Salah satunya adalah seorang filsuf, John H. Kemeny mengartikan ilmu sebagai semua pengetahuan yang dihimpun dengan perantara metode ilmiah (all knowledge collected by mans of the scientific method). Selain John H. Kemeny, Charles Singer dan Jujun S. Suriasumantri juga memiliki pendapat tersendiri mengenai ilmu. Jujun S. Suriasumantri mengartikan ilmu sebagai salah satu dari buah pemikiran manusia dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis, konsisten, dan kebenarannya telah teruji secara empiris. 1

Upload: husein-graphic

Post on 26-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

isi filsafat

TRANSCRIPT

Page 1: isi filsafat

BAB I

LANDASAN TEORI

I.1 Definisi Ilmu

Istilah ilmu atau science merupakan sebuah istilah yang dapat dikatakan

memilki lebih dari satu makna, oleh karena itu tidaklah aneh jika ditemukan

arti sebuah ilmu lebih dari satu. Ilmu sendiri merupakan bagian dari

pengetahuan yang diketahui oleh manusia di samping berbagai pengetahuan

lainnya seperti seni dan agama. Selain pengertian tersebut beberapa ahli dan

filsuf juga memiliki pendapat sendiri mengenai makna dari ilmu. Salah

satunya adalah seorang filsuf, John H. Kemeny mengartikan ilmu sebagai

semua pengetahuan yang dihimpun dengan perantara metode ilmiah (all

knowledge collected by mans of the scientific method). Selain John H.

Kemeny, Charles Singer dan Jujun S. Suriasumantri juga memiliki pendapat

tersendiri mengenai ilmu. Jujun S. Suriasumantri mengartikan ilmu sebagai

salah satu dari buah pemikiran manusia dalam menjawab pertanyaan-

pertanyaan. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa ilmu

merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis, konsisten,

dan kebenarannya telah teruji secara empiris.

Ilmu berasal dari pengetahuan yang telah disepakati oleh para ilmuwan

dengan cara-cara tertentu. Menurut Archie J. Bahm, suatu pengetahuan dapat

dinyatakan sebagai ilmu jika telah diuji dengan enam komponen utama yang

disebut six kind of science. Enam komponen utama tersebut meliputi

problems, attitude, method, activity, conclusions, dan effects. Ilmu sendiri

memiliki dua objek. Objek tersebut adalah objek material dan objek formal.

Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sebagai sasaran, dan objek

formal adalah cara pandang mengenai objek material.

Ilmu tidak terlepas dari kata pengetahuan, karena ilmu adalah kumpulan

dari pengetahuan. Oleh karena itu, Pengetahuan merupakan segenap apa yang

kita ketahui tentang suatu objek terentu, termasuk ke dalamnya adalah ilmu.

Pengetahuan juga diartikan sebagai khazanah kekayaan mental yang secara

1

Page 2: isi filsafat

Berfikir Pengetahuan

langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Seperi yang

dikatakan sebelumnya, ilmu adalah kumpulan pengetahuan, namun tidak

semua pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu. Pengetahuan yang dapat

dinyatakan sebagai ilmu adalah pengetahuan yang lahir dari aktivitas metodis

manusia.

Pada hakikatnya upaya manusia dalam memperoleh pengetahuan

didasarkan pada tiga masalah pokok, yakni :

1. Apakah yang ingin kita ketahui? (ontologi)

2. Bagaimanakah cara kita memperoleh pengetahuan? (epistemologi)

3. Apakah nilai pengetahuan tersebut bagi kita? (aksiologi)

Pengetahuan selain diperoleh berdasarkan tiga masalah pokok diatas,

pengetahuan juga bersumber dari dua hal yaitu rasionalisme dan empirisme.

Inti dari pandangan rasionalisme adalah hanya dengan menggunakan

prosedur tertentu dari akal saja kita bisa sampai pada pengetahuan yang

sebenarnya, yaitu pengetahuan yang tidak salah. Menurut kaum rasionalis,

sumber pengetahuan, bahkan sumber satu-satunya adalah akal budi manusia.

Kaum rasionalis juga lebih mengandalkan geometri atau ilmu ukur dan

matematika, yang memiliki aksioma-aksioma umum lepas dari pengamatan

atau pengalaman panca indra kita. Sumber kedua pengetahuan adalah

empirisme. Jika rasionalos sumber pengetahuan satu-satunya adalah akal budi

manusia, menurut empirisme sumber pengetahuan satu-satunya adalah

pengalaman. Bagi kaum empirisme untuk bisa mendapatkan pengetahuan

yang benar dibutuhkan data dan fakta yang ditangkap oleh pancaindra kita.

Pada dasarnya kaum empirisis mengakui bahwa persepsi atau proses

pengindraan sampai tingkat tertentu tidak dapat diragukan (indubitable). Jadi

2

Page 3: isi filsafat

sumber pengetahuan empirisme adalah pengalaman dan pengamatan

pancaindra tersebut yang memberi data dan fakta bagi pengetahuan kita.

Ilmu dan pengetahuan adalah bagian antara satu dengan lainnya. Ilmu

dan pengetahuan sendiri akan memiliki arti yang lebih luas jika keduanya

menjadi satu-kesatuan yaitu ilmu pengetahuan. Ilmu pegetahuan adalah

keseluruhan sistem pengetahuan manusia yang telah dibakukan secara

sistematis1 . Ilmu pengetahuan yang ada saat ini merupakan hasil dari suatu

proses panjang, suatu proses dimana manusia harus tetap berfikir secara

rasional sehingga munculah ilmu-ilmu pengetahuan baru. Seperti halnya ilmu

dan filsafat, ilmu pengetahuan juga memiliki objek penelitian. Objek

penelitian dari ilmu pengetahuan sendiri lebih bersifat khusus yaitu hanya

pada alam dan manusia, kedua objek tersebut disebut sebagai objek formal.

Jadi dapat dikatakan bahwa, ilmu pengetahuan adalah suatu pengetahuan

tentang objek tertentu yang disusun secara sistematis sebagai hasil penelitian

dengan menggunakan metode tertentu.

1.2 Keberagaman Ilmu

Dengan timbulnya ilmu baru yang lebih modern , keadaan ilmu

berubah. Apalagi ketika ilmu baru itu ternyata merupakan suatu tipe

ilmu pengetahuan lain daripada yang dikenal orang selama ini. Mula-mula

kesatuan ilmu pengetahuan dengan itu belum terancam. Keadaan itu berubah

ketika ilmu-ilmu lain yang mencapai kematangannya: ilmu sejarah, ekonomi,

sosiologi, psikologi, ilmu bahasa dan sebagainya, terutama ketika ilmu-ilmu

ini mulai menginsafi perbedaannya dengan ilmu baru, bertambah pula

metode-metodenya.

Perbedaan ilmu bukan disebabkan karena obyek material yang berbeda,

tetapi khususnya mereka berbeda menurut obyek formal. Setiap ilmu

berusaha melukiskan kenyataan dengan menggunakan konsep-konsep yang

khas bagi ilmu yang bersangkutan dan ia mencoba mengadakan relasi-relasi

antara konsep-konsep yang sejenis dan bertautan satu sama lain .

Keberagaman ilmu tersebut antaralain:

1 A. Sony Creaf, Mikhael Dua, Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis, (Yokyakarta: Penerbit Kanisus, 2001), hlm 22

3

Page 4: isi filsafat

a. Ilmu alam

Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science)

merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam

semesta, termasuk yang ada di muka bumi ini. Ilmu Pengetahuan Alam ,

yang membahas tentang alam semesta dengan semua isinya dan

selanjutnya terbagi atas:

1. Fisika, mempelajari benda tak hidup dari aspek wujud dengan

perubahan yang bersifat sementara. Seperti : bunyi cahaya,

gelombang magnet, teknik kelistrikan, teknik nuklir.

2. Kimia, mempelajari benda hidup dan tak hidup dari aspek sususan

materi dan perubahan yang bersifat tetap. Kimia secara garis besar

dibagi kimia organik (protein, lemak) dan kimia anorganik (NaCl),

Hasil dari ilmu ini dapat diciptakan seperti plastik, bahan peledak

dll.

3. Biologi, yang mempelajari makhluk hidup dan gejala- gejalanya.

4. Botani, ilmu yang mempelajari tentang tumbuh-tumbuhan.

5. Zoologi ilmu yang mempelajrai tentang hewan.

6. Morfologi ilmu yang mempelajari tentang struktur luar makhluk

hidup.

7. Anatomi suatu studi tentang struktur dalam  atau bentuk dalam

mahkhluk hidup.

8. Fisiologi studi tentang fungsi atau faal/organ bagian tubuh  makhluk

hidup.

9. Sitologi ilmu yang mempelajari tentang sel secara mendalam.

10. Histologi studi tentang jaringan tubuh atau organ makhluk hidup

yang merupakan serentetan sel sejenis.

11. Palaentologi studi tentang makhluk hidup masa lalu.

b. Ilmu Sosial Dasar

4

Page 5: isi filsafat

Ilmu sosial dasar adalah pengetahuan yang menelaah masalah-masalah

sosial, khususnya masalah-masalah yang diwujudkan oleh masyarakat,

dengan menggunakan teori-teori (fakta, konsep, teori) yang berasal dari

berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial

(seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu Politik,

Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah). Ilmu sosial, dalam mempelajari

aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan objektif atau

struktural.

Ilmu sosial dasar meliputi dua kelompok utama, yaitu studi manusia dan

masyarakat, studi lembaga-lembaga sosial. Sasaran studi ilmu sosial

dasar adalah aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan

manusia sebagai makhluk sosial dan masalah-masalah yang terwujud dari

padanya. Ilmu Pengetahuan Sosial, yakni membahas hubungan antar

manusia sebagai makhluk sosial, yang selanjutnya  dibagi atas :

Psikologi, yang mepelajari proses mental dan tingkah laku.

Pendidikan, proses latihan yang terarah dan sistematis menuju ke

suatu tujuan.

Antropologi, mempelajari asal usul dan perkembangan jasmani,

sosial, kebudayaan dan tingkah laku social.

Etnologi, cabang dari studi antropologi yang dilihat dari aspek

sistem sosio-ekonomi dan pewarisan kebudayaan terutama

keaslian budaya.

Sejarah,  ilmu yang menyangkut sejarah manusia, menyelidiki

segala sesuatu sejauh berhubungan dengan tindakan manusiawi.

Perhatian ilmu sejarah khusus diarahkan kepada perkembangan

dari apa yang bersifat unik, di masa lampau maupun di masa

sekarang. Sejarah meliputi semua kejadian yang pernah

berlangsung sehingga tidak bisa mengadakan eksperimen-

eksperimen. Manusia adalah pelaku aktif dalam sejarah yang turut

menentukan jalannya sejarah dengan pertimbangan-

5

Page 6: isi filsafat

pertimbangannya, tujuan-tujuannya, dan perbuatan-perbuatannya

sendiri.

Ekonomi, yang berhubungan dengan produksi, tukar menukar

barang produksi, pengolahan dalam lingkup rumah tangga, negara

atau perusahaan.

Sosiologi, studi tentang tingkah laku sosial, terutama tentang asal

usul organisasi, institusi, perkembangan masyarakat.

c. Ilmu-ilmu manusia

Ilmu-ilmu manusia sering disebut ilmu tingkah laku (behavioral

sciences) atau ilmu-ilmu sosial. Ilmu manusia berusaha secara khusus

menemukan aspek-aspekyang dapat diulangi dan dalam hal ini ia kerap kali

bekerja sama dengan ilmu-ilmualam yang tertentu. Karena manusia sendiri

termasuk obyek ilmu manusia, maka seperti

halnya juga dengan ilmu sejarah, ilmu manusia akan terbentur pada masalah 

obyektivitas lebih tajam daripada ilmu alam. 

d. Ilmu-ilmu nonempiris

Ilmu non empiris contohnya matematika (atau ilmu pasti) dan filsafat.

Kedua ilmu itu menduduki tempat yang khusus dalam pembagian ilmu

pengetahuan.

Matematika

Matematika atau ilmu pasti cocok sekali untuk memperlihatkan

bagaimana suatu ilmu non empiris, namun dengan caranya sendiri

terikat juga dengan pengalaman inderawi. Obyek pertama bagi

studi matematika adalah aspek-aspek

Realitas yang dapat diulangi dan dimensi-dimensi realitas yang

masing-masing disebut aspek-aspek non-kontinu dan aspek-aspek

kuantitatif kontinu dari realitas.Matematika modern bersifat lebih

abstrak dan telah melepaskan diri seluruhnya dari pengalaman

konkrit, maka kegunaanya untuk ilmu-ilmu lain bertambah besar.

Alasannya karena matematika modern itu menyediakan bagi ilmu-

6

Page 7: isi filsafat

ilmu lain beracam-macam struktur formal yang bukan saja struktur-

struktur yangterdapat dalam pengalaman langsung.

Filsafat 

Filsafat juga merupakan suatu ilmu non-empiris, meskipun berbeda

dengan matematika. Tetapi di sini berlaku juga, walaupun filsafat

bukan suatu ilmu empiris, tetapi filsafat tetap bertumpu pada

pengalaman- pengalaman.

1.3 Perkembangan Alur Pikir Ilmiah

Alur pikir ilmiah adalah suatu kerangka berpikir ilmiah guna

menemukan gagasan atau jawaban yang ilmiah pula2. Manusia berpikir untuk

menghasilkan pengetahuan karena adanya rasa ingin tahu yang muncul akibat

kejadian-kejadian yang terjadi disekitar manusia. Pengetahuan itu diperoleh

melalui proses berpikir secara benar dan akurat. Proses berpikir demikian

disebut sebagai logika. Rasa ingin tahu muncul untuk mencari jawaban-

jawaban yang logis, seperti Keingintahuan terhadap alam semesta,

keingintahuan terhadap penciptanya dan sebagainya. Cara manusia mencari

tahu :

a. RevelasiRevelasi merupakan cara mencari tahu berdasar pengalaman pribadi

b. OtoritasOtoritas merupakan cara mencari tahu berdasar informasi dari yang lebih berkuasa

c. IntuisiIntuisi merupakan mencari tahu di luar rasio

d. Common SenseMerupakan hasil penggalian ingatan akan faktor yang pernah dialami di masa lampau

e. Sains

2 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Balai Pustaka,2005) 

7

Page 8: isi filsafat

Mencari tahu secara rasional, bersifat probabilitas, tidak mutlak, dan tentatif

Menurut A. Comte dalam sejarah perkembangannya manusia ada tiga

tahap alur pikir ilmiah , yaitu :

1. Tahap teologia atau metafisika

2. Tahap filsafat

3. Tahap positif atau tahap ilmu

Pada tahap pertama atau tahap metafisika cerita – cerita mitos

berkembang pesat Hal ini disebabkan untuk memuaskan atau menjawab

keingintahuan manusia saat itu. Manusia pada saat itu beranggapan bahwa

peristiwa yang terjadi dijawab dengan mitos yang berkembang. Misalnya

dewa yang menjaga gunung berapi tersebut sedang marah. Sehingga

antisipasi manusia untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan cara-cara yang

dianggap dapat mendekati dewa supaya tidak marah kembali dengan member

sesaji atau korban tertentu. Mitos-mitos yang muncul dan berkembang ini

disebabkan oleh keterbatasan panca indera manusia. Akibat dari keterbatasan

alat indera kita mungkin timbul salah informasi , salah tafsir dan salah

pemikiran. Pada tahap teologi ini manusia menemukan identitas dirinya .

Manusia sebagai subjek dan alam sebagai objek . Manusia beum mampu

memaksimalkan inderanya sehingga manusia dan alam lebur jadi satu . Lewat

mitos manusia dapat mengambil bagian dalam peristiwa-peristiwa alam dan

menanggapi kekuatan alam.

Menurut A.Comte setelah tahap metafisika manusia berkembang ke

tahap filsafat . Pada tahap ini rasio sudah mulai digunakan, lalu muncullah

sikap skeptisis. Skeptisis adalah keraguan terhadap suatu kebenaran sebelum

mendapat argumen yang kuat terhadap kebenaran-kebenaran terhadap mitos

yang ada, namun pada waktu itu belum ditemukan metode secara objektif.

Pada tahap filsafat ini manusia menggunakan rasionya untuk memahami

fenomena alam semesta tetapi dalam tahap yang dangkal , sedangkan objek

belum dimasuki secara metodologis dan definitive.

Alam fikiran manusia berkembang terus sehingga manusia mulai lebih

banyak menggunakan rasionya untuk memecahkan masalah dengan

8

Page 9: isi filsafat

menggunakan pemikiran ilmiah3. Tahap ini menandakan perkembangan alam

fikir manusia ketahap positif. Pada tahap positif ini rasio sudah dioptimalkan

secara objektif , sehingga manusia memandang objek dengan rasio .

Pemikiran manusia berkembang terutama dalam memandang dirinya (subyek)

dan obyek . Manusia memisahkan objek dan objek tidak seperti memahami

mitos yang menganggap semua sudah digariskan . Sehingga manusia

mendapatkan dirinya diluar objek , sehingga manusia merasa tidak

terkungkung dari objek dan memandang alam sekitar lebih luas .

Misalnya manusia menghadapi peristiwa gunung berapi yang meletus .

Manusia mengamati mengapa gunung berapi tersebut meletus . Sehingga

tidak lagi untuk mengahadapi fenomena meletusnya gunung berapi

mengadakan selamatan , tari-tarian yang dipersembahkan ke penunggu

gunung tersebut . Tetapi dengan mengamati fenomena yang ada, mengamati

gejala-gejala yang timbul , mulai dari getaran , awan panas , lahar panas dan

sebagainya. Manusia mulai membuat alat untuk mengukur gejala fenomena

tersebut , mengamati , mengevakuasi dan menyediakan tempat aliran lahar

yang menerjang pemukiman warga . Intinya tindakan manusia adalah sesuai

dengan hasil pengamatan dari perkembangan alam pikir manusia ini intinya

manusia mulai meninggalkan pemikiran yang irrasional ke pemikiran yang

rasional.

BAB II

PEMBAHASAN3 Mohammad Adib, Filsafat lmu, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm 132.

9

Page 10: isi filsafat

2.1 Hubungan Antara Alur Pikir Ilmiah dan Keberagaman Ilmu

Perlu dipahami bahwa, manusia dalam hidup diberi kemampuan untuk

memaksimalkan potensi cipta, rasa, dan karsanya dalam rangka proses

pemenuhan aneka macam kebutuhan hidup baik secara individu atau

kelompok. Salah satu bagian yang paling penting dalam proses kehidupan

manusia dewasa ini adalah kebutuhan mengembangkan ilmu pengetahuan,

karena tidak ada aspek atau bagian dalam kehidupan manusia di dunia ini

yang tidak bersentuhan dengan ilmu pengetahuan, terlebih di era modern atau

post medern dewasa ini. Suatu masyarakat atau bangsa yang menguasai ilmu

pengetahuan tinggi akan mampu menguasai berbagai aspek kehidupan dan

mampu mempengaruhi bangsa lain yang tidak menguasai ilmu pengetahuan.

Apabila dicermati secara mendalam, maka sebenarnya semua aktivitas

hidup manusia di masyarakat tidak bisa lepas dari perkembangan ilmu

pengetahuan, yang merupakan produk sejarah kehidupan manusia itu sendiri.

Dengan ilmu pengetahuan yang dimiliki, manusia selalu ingin mencari

kebenaran, kebahagiaan, selalu ingin melakukan perubahan dalam berbagai

aspek kehidupan dan dengan ilmu pengetahuan manusia merasa tidak puas

terhadap karya budaya yang telah dimiliki, selalu ingin melakukan inovasi

atau pembaharuan kehidupan (Sztompka, P., 1993), dan sejatinya inti kualitas

kehidupan manusia adalah terletak pada kemampuan dalam menggunakan

akal pikirannya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada sehingga

dapat melakukan perubahan demi perubahan dalam berbagai aspek

kehidupan.

Satu pelajaran yang dapat kita petik dari pengalaman dengan ilmu

pengetahuan: banyak hal yang pada mulanya tidak mungkin, ternyata

akhirnya mungkin juga, karena ada manusia yang tak jenuh-jenuh mencoba-

coba yang semula tidak mungkin, karena mereka melihatnya sebagai

tantangan.

Umumnya pengetahuan seseorang tentang sesuatu dimulai dari adanya

rangsangan dari suatu objek, rangsangan itu menimbulkan rasa ingin tahu

10

Page 11: isi filsafat

yang mendorong seseorang untuk melihat, menyaksikan, mengamati,

mengalami dan sebagainya.

Manusia sebagai makhluk yang berpikir akan dibekali rasa ingin tahu.

Rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami, dan

menjelaskan gejala-gejala alam, juga berusaha untuk memecahkan masalah

atau persoalan yang dihadapi, serta berusaha untuk memahami masalah itu

sendiri, ini semua menyebabkan manusia mendapatkan pengetahuan yang

baik.

Pengetahuan yang diperoleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan

terhadap gejala alam yang ada, kemudian semakin bertambahnya dengan

pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya, setelah manusia mampu

memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimentasi ini, maka lahirlah

ilmu pengetahuan yang mantap atau bagus. Sejarah pengetahuan yang

diperoleh manusia antaralain:

1. Rasa Ingin Tahu

Ilmu Pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu (curiousity). Perasaan

ini merupakan salah satu ciri khas manusia. Rasa ingin tahu

berkembang, baik tentang dirinya sendiri maupun benda-benda di

sekelilingnya dan rasa yang seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk

hidup lainnya.

Manusia selalu merasa ingin tahu maka sesuatu yang belum terjawab

dikatakan wallahualam, artinya Allah yang lebih mengetahui

atau wallahualam bisawab yang artinya Allah mengetahui

sebenarnya. Perkembangan lebih lanjut dari rasa ingin tahu manusia

ialah untuk memenuhi kebutuhan nonfisik atau kebutuhan alam

pikirannya, untuk itu manusia mereka-reka sendiri jawabannya.4

2.  Mitos

4 Rizali H. Nasution, Mohd. Hatta, Ilmu Alamiah Dasar, (Medan: PT.Pustaka Widyasarana, 1993), hlm.9

11

Page 12: isi filsafat

Menurut Auguste Comte (1798-1857) bahwa dalam sejarah

perkembangan manusia itu ada tiga tahap, yaitu tahap teologi (tahap

metafiika), tahap filsafat, dan tahap positif (tahap ilmu).

Mitos termasuk tahap teologi atau tahap metafisika. Mitologi ialah

pengetahuan tentang mitos yang merupakan kumpulan cerita-cerita

mitos. Cerita mitos sendiri ditularkan lewat tari-tarian, nyanyian,

wayang dan lain-lain.

Puncak hasil pemikiran mitos terjadi pada zaman Babylonia (700-

600 SM) yaitu horoskop (ramalan bintang), ekliptika (bidang edar

Matahari) dan bentuk alam semesta yang menyerupai ruangan

setengah bola dengan bumi datar sebagai lantainya sedangkan langit-

langit dan bintangnya merupakan atap.5

Salah satu kelebihan manusia adalah bahwa manusia selalu berpikir,

ingin tahu, dan menginginkan suatu pembaharuan atau inovasi yang dapat

melahirkan pengetahuan-pengetahuan baru, dimana ketika manusia

menggalinya lebih lanjut akan menghasilkan sebuah ilmu baru. Pada dasarnya

ilmu baru tersebut masih satu lingkup dengan ilmu-ilmu yang telah ada.

Namun, pada akhirnya manusia memisakhan atau mengklasifikasikan ilmu

berdasarkan focus atau pokok bahasan ilmu tersebut untuk mempermudah

dalam mempelajarinya. Sehingga secara tidak langsung hal ini menimbulkan

adanya percabangan atau perkembangan ilmu yang awalnya satu menjadi

sangat beragam dengan spesifikasi tertentu seperti sekarang.

Dengan selalu berpikir yang rasional manusia dapat meletakkan

hubungan-hubungan dari apa yang telah diketahui dan yang sedang dihadapi.

Ketika manusia menemui suatu masalah, mereka akan terus berupaya dan

berpikir untuk menyelesaikannya. Maka, ketika ia telah menyelesaikan suatu

masalah, ia akan memperoleh suatu pengetahuan dari hasil pemikirannya. Hal

ini juga dapat mengembangkan ilmu yang telah didapat sebelumnya.

Kemampuan manusia mempergunakan daya akalnya tesebut disebut

intelegensi.

5 Mawardi, Nur Hidayati, IAD-ISD-IBD, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2000), hlm. 14

12

Page 13: isi filsafat

2.2 Contoh Kasus

Ilmu pengetahuan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu,

zaman ke zaman. Perkembangan ilmu tidak akan pernah berhenti. Kenapa

demikian? Ilmu akan terus lahir dan menambah keberagamannya karena ada

yang disebut dengan pola pikir ilmiah. Pola pikir ilmiah akan mendorong

lahirnya keberagaman ilmu karena pola pikir ilmiah selalu menanyakan suatu

hal yang menjadi masalah dalam kehidupan. Contoh saja Antropologi, yang

merupakan, sebuah ilmu yang terlahir dari pola pikir tertentu yang

menyinggung hal yang sangat spesifik, yakni tentang manusia.

Pemahaman akan antropologi telah dikemukakan oleh banyak ahli.

Menurut William A. Haviland, antropologi adalah sebuah ilmu tentang

manusia, yang berusaha menyusun generaalisasi yang bermanfaat tentang

manusia dari prilakunya serta untuk memperoleh pengetahuan yang lengkap

tentang keanekaragaman manusia itu sendiri (Ilham, 2014: 1). Senada

dengan definisi dari William, David Hunter juga menyatakan bahwa

antropologi merupakan sebuah ilmu yang lahir dari keingintahuan tentang

umat manusia yang tidak terbatas (Ilham, 2014: 1). Jadi, secara umum

antropopogi adalah ilmu yang terlahir dari keingintahuan manusia untuk

mempelajari manusia itu sendiri secara lebih spesifik.

Antropologi bukanlah sebuah ilmu yang lahir begitu saja. Antropologi

lahir melalui pola pikir dari manusia akan dirinya sendiri dan berkembang

secara bertahap dengan dibagi kedalam empat fase utama. Adapun fase –

fase tersebut antara lain:

1. Fase Pertama – Sebelum 1800

Sejak masa transisi dari abad ke 15 menuju abad ke 16, suku – suku

bangsa Asia, Afrika, Amerika dan Oseania mulai didatangi oleh suku

bangsa Eropa Barat. Selama empat abad, suku bangsa Eropa yang terdiri

dari para musafir, pelaut, pendeta, kaum Nasrani, dan pegawai

pemerintahaan jajahan melakukan perjalanan panjang menuju wilayah

Asia, Afrika dan lainnya. Mereka mulai menulis buku – buku kisah

13

Page 14: isi filsafat

perjalanan mereka yang berisikan tentang gambaran dari bangsa - bangsa

yang mereka temui. Deskripsi ini nantinya berkembang menjadi etnografi.

2. Fase Kedua – Pertengahan Abad ke 19

Pada awal abad ke – 19 mulai adanya usaha untuk mengintegrasikan

karangan – karangan mengenai masyarakat dan tingkat evolisinya di

dunia. Mulai yang sangat primitif dengan evolisi yang amat lambat

ataupun masyarakat yang sudah dianggap maju dengan tingkat evolusi

yang tinggi. Pada abad ini lahir lah benih – benih antropologi setelah

disusunnya materi – materi tentang kebudayaan masyarakt dan tingkat

evolusinya.

3. Fase Ketiga - Awal abad ke 20

Fase ketiga merupakan fase dari antropologi untuk kolonislisme. Pada

abad ke – 20 ini bangsa barat mulai melakukan penjajahan ke wilayah –

wilayah di luar Eropa. Pada fase ini antropologi memiliki peran yang

sangat penting karena antropologi memberikan gambaran mengenai

masyarakat yang belum kompleks yang ditemui oleng bangsa Eropa Barat.

4. Fase Keempat – Sesudah tahun 1930-an

Fase ini ialah fase perkembangan antropologi. Pada fase ini antropologi

berkembang dengan sangat pesat dan berorientasi pada bidang akademik.

Bukti dari perkembangan antropologi pada fase ini adalah munculnya

metode – metode baru yang lebih ilmiah untuk menggambarkan

masyarakat dan kebuadayaannya. Pada fase ini mulai munculnya sikap

anti kolonialisme dan berkurangnya masyarakat primitif di dunia. Sejak itu

antropologi mulai beralih pembahasan menjadi penduduk pedesaan

termasuk pedesaan Eropa dan Amerika. Terdapat dua tujuan utama dari

ilmu antropologi pada fase ini yakni: 1. tujuan akademis, 2. tujuan praktis.

Secara singkat, empat fase diatas merupakan perkembangan utama dari

awal mulanya antropologi. Tentunya antropologi terus berkembang dan

14

Page 15: isi filsafat

berkembang hingga seperti saat ini. Hal yang terpenting dari awal mulanya

antropologi adalah antropologi lahir akibat adanya pola pikir ilmiah dari

pertanyaan yang muncul tentang manusia dan kebudayaannya.

15

Page 16: isi filsafat

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun secara sistematis,

konsisten, dan kebenarannya telah teruji secara empiris. Ilmu tidak terlepas

dari kata pengetahuan. Ilmu dan pengetahuan sendiri akan memiliki arti yang

lebih luas jika keduanya menjadi satu-kesatuan yaitu ilmu pengetahuan. Ilmu

pegetahuan adalah keseluruhan sistem pengetahuan manusia yang telah

dibakukan secara sistematis. Keberagaman ilmu dapat dibedakan antaralain:

a. Ilmu alam

b. Ilmu Sosial Dasar

c. Ilmu-ilmu manusia

d. Ilmu-ilmu nonempiris

Alur pikir ilmiah adalah suatu kerangka berpikir ilmiah guna

menemukan gagasan atau jawaban yang ilmiah pula Menurut A. Comte dalam

sejarah perkembangannya manusia ada tiga tahap alur pikir ilmiah , yaitu :

1. Tahap teologia atau metafisika

2. Tahap filsafat

3. Tahap positif atau tahap ilmu

Manusia sebagai makhluk yang berpikir akan dibekali rasa ingin tahu.

Rasa ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami, dan

menjelaskan gejala-gejala alam yang dapat melahirkan pengetahuan-

pengetahuan baru, dimana ketika manusia menggalinya lebih lanjut akan

menghasilkan sebuah ilmu baru. Manusia juga berusaha untuk memecahkan

masalah atau persoalan yang dihadapi, serta berusaha untuk memahami

masalah itu sendiri, ini semua menyebabkan manusia mendapatkan

pengetahuan. Dan ketika ia telah menyelesaikan suatu masalah, ia akan

memperoleh suatu pengetahuan dari hasil pemikirannya. Hal ini juga dapat

mengembangkan ilmu yang telah didapat sebelumnya.

16

Page 17: isi filsafat

DAFTAR PUSTAKA

Adib, Muhammad. 2010. Filsafat Ilmu. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Kreaf, A. Sonny dkk. 2001. Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofi.

Yogyakarta. Penerbit Kanisus.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai

Pustaka 

Rizali H. Nasution, Mohd. Hatta. 1993. Ilmu Alamiah Dasar. Medan. PT.Pustaka

Widyasarana.

Mawardi, Nur Hidayati. 2000.  IAD-ISD-IBD. Bandung. CV. Pustaka Setia.

Van Melsen.2008. Ilmu pengetahuan dan perkembangannya. (https://www.academia.edu/3742189/Ringkasan_Buku_Ilmu_Pengetahuan_dan_Tanggung_Jawab_Kita ) . Diakses tanggal 28 September 2014.

-----------------. 2012. Perkembangan Pemikiran Manusia. (http://eki-blogger.blogspot.com/2012/03/perkembangan-pemikiran-manusia.html). Diakses tanggal 28 September 2014

17