isi dpi
DESCRIPTION
laporan DPITRANSCRIPT
-
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Bulukumba memiliki luas wilayah 1.154,67 km2, terletak di
bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan dan berjarak 153 km dari kota Makassar.
Kabupaten Bulukumba berada pada koordinat 05o20 05o40 LS dan 119o58
120o28 BT. Secara administratif terbagi dalam 10 kecamatan, dan terbagi
kedalam 24 kelurahan dan 123 Desa. Dengan panjang garis pantai 128 km
menempatkan Kabupaten Bulukumba sebagai salah satu kabupaten dengan garis
pantai terpanjang di Provinsi Sulawesi Selatan, begitupula produksi perikanan
tangkap tahun 2013 mencapai 33.716 ton yang juga menjadikan Kabupaten
Bulukumba sebagai produser perikanan tangkap terbesar di Sulawesi Selatan.
Nilai produksi Perikanan Tangkap pada tahun 2013 mencapai Rp.
674.320.000.000. Jumlah tenaga kerja yang terserap secara langsung untuk
perikanan tangkap ini mencapai 6.266 orang. (DKP Bulukumba, 2014)
Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Bulukumba ditunjang oleh
berbagai alat tangkap yang digunakan. Salah satu alat tangkap yang paling
banyak digunakan yaitu purse seine atau pukat cincin. Purse seine merupakan alat
tangkap untuk jenis-jenis ikan pelagis. Efisiensi penangkapan purse seine sangat
bergantung pada kecepatan melingkari gerombolan ikan, kecepatan
tenggelamnya dinding jaring dan kecepatan penutupan jaring bagian bawah pada
saat tali kolor ditarik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah lolosnya gerombolan
ikan yang selalu bergerak aktif, dan mengurangi pengaruh dorongan angin dan
arus pada saat purse seine dioperasikan (Fiqrin, 2008).
Dalam menentukan daerah penangkapan ikan, faktor lingkungan sangat
berpengaruh terhadap keberadaan sumberdaya ikan di suatu perairan. Secara
umum diketahui bahwa sebaran kelimpahan ikan berhubungan erat dengan
-
2
karakteristik lingkungannya. Adapun faktor oseanografi yang mempengaruhi
keberadaan ikan di suatu perairan yaitu suhu, salinitas dan arus. Dengan adanya
praktik lapang ini maka kita dapat menganalisis daerah penangkapan ikan dengan
melihat pengaruh paramater oseanografi yang ada di Tanaberu, Bulukumba.
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktik lapang daerah penangkapan ikan ini yaitu
mendeskripsikan daerah penangkapan purse seine dan menentukan hubungan
antara parameter oseanografi dengan hasil tangkapan purse seine.
Adapun kegunaan dari praktik lapang daerah penangkapan ikan ini yaitu
agar mahasiswa mampu mendeskripsikan daerah penangkapan purse seine dan
agar mahasiswa mampu mendeskripsikan hubungan antara parameter
oseanografi dengan hasil tangkapan purse seine.
-
3
II. METODOLOGI PRAKTIK
A. Waktu dan Tempat
Praktik lapang mata kuliah daerah penangkapan ikan dilaksanakan pada
hari Kamis-Jumat, 30 Oktober-2 November 2014 di Tana Beru, Kecamatan Bonto
Bahari, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.
B. Alat dan Kegunaan
Adapun alat yang digunakan dalam praktik lapang daerah penangkapan ikan
di Bulukumba, yaitu :
Tabel 1. Alat dan Kegunaan
Alat Kegunaan
Kuisioner Sebagai acuan dalam pengambilan data
Alat tulis menulis Sebagai alat untuk mencatat hasil pengambilan data
Handrefractometer Sebagai alat untuk mengukur salinitas
Stopwatch Sebagai alat untuk menghitung waktu yang digunakan
dalam penggunaan layangan arus
Thermometer Sebagai alat untuk mengukur suhu permukaan laut
Layangan Arus Sebagai alat untuk megukur kecepatan arus
GPS Sebagai alat untuk mengetahui titik koordinat fishing
base dan fishing ground
Ember Sebagai wadah untuk air laut ketika pengukuran suhu
dan salinitas dilakukan
Timbangan Sebagai alat untuk mengukur berat ikan
C. Metode Praktik Lapang
Adapun metode yang digunakan saat praktik lapang, yaitu :
-
4
1. Observasi
Mengikuti pengoperasian kapal purse seine dengan mengambil data titik
koordinat fishing base dan fishing ground menggunakan GPS, mengukur
parameter oseanografi berupa suhu, salinitas, dan kecepatan arus pada setiap
hauling, dan mengambil data hasil tangkapan nelayan baik jenis ikan maupun
berat hasil tangkapan setiap jenis ikan pada setiap hauling.
2. Wawancara
Selain melakukan observasi, metode wawancara juga dilakukan saat
mengikuti pengoperasian purse seine. Wawancara yang dilakukan mengacu pada
kuesioner yaitu berupa data kapal, alat tangkap dan seputar daerah penangkapan
ikan.
-
5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Praktik
Tanaberu merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan
Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba yaitu sekitar 24 km dari kota Bulukumba.
Kelurahan Tanaberu merupakan wilayah pesisir yang masyarakatnya kebanyakan
bermatapencaharian sebagai pembuat kapal dan nelayan. Alat tangkap yang
paling banyak digunakan di lokasi praktik yaitu purse seine atau pukat cincin.
B. Deskripsi Kegiatan Penangkapan Ikan
1. Kapal
Kapal Purse Seine yang digunakan pada saat praktik lapang memiliki
panjang 19 meter, lebar 4 meter dan tinggi 1,7 meter. Mesin yang digunakan yaitu
Mitsubishi.
Gambar 1. Kapal Purse seine
2. Alat Tangkap
a. Jaring
Alat tangkap yang digunakan berupa lembaran jaring yang memiliki panjang
420 meter, lebar 30 meter dan kedalaman 30 meter. Terbuat dari bahan nylon
dengan mesh size 2.5 cm.
-
6
Gambar 2. Jaring purse seine
b. Pelampung
Pelampung berfungsi untuk mengapungkan jaring. Terbuat dari bahan
plastik yang terdiri dari 4200 buah.
Gambar 3. Pelampung jaring purse seine
c. Pemberat
Pemberat yang berfungsi untuk menenggelamkan badan jaring sewaktu
dioperasikan terbuat dari timah dan terdiri dari 300 buah.
-
7
Gambar 4. Pemberat jaring purse seine
3. Alat Bantu Penangkapan
1. Lampu
Alat bantu yang digunakan pada alat tangkap purse seine yaitu lampu
sebagai atraktor atau penarik peratian ikan agar ikan berkumpul pada area
penangkapan. Lampu yang digunakan adalah jenis Neon dengan merek Philips
yang terdiri dari 8 buah berkekuatan 24 watt dan 2 buah berkekuatan 36 watt.
Gambar 5. Alat bantu lampu
-
8
2. Mesin Genset
Lampu-lampu tersebut dinyalakan menggunakan mesin genset yang
menjadi sumber tenaga listrik. Genset yang digunakan bermerek Yanmar dengan
kekuatan 300 PK.
Gambar 6. Mesin genset
3. Roller
Pada purse seine juga terdapat alat bantu roller yang berfungsi sebagai
alat bantu penarikan jaring. Mesin roller yang digunakan yaitu merek Jiandong
berkekuatan 24 PK.
Gambar 7. Alat bantu roller
-
9
4. Metode Penangkapan
Metode penangkapan purse seine dimulai dari persiapan yang dilakukan
di fishing base yaitu pengisian bahan bakar minyak (BBM), perbekalan makanan
dan penyiapan alat tangkap (jaring) yang disusun di sisi kiri kapal. Selanjutnya
menentukan daerah penangkapan, biasanya daerah penangkapan ikan yaitu
dimana rumpon berada. Maka kapal purse seine menggiring perahu lampu menuju
lokasi rumpon. Hal ini dimaksudkan agar ikan berkumpul dan berkonsentrasi di
area tersebut.
Untuk menunggu berkumpulnya ikan pada rumpon dan perahu lampu,
kapal purse seine kembali menuju fishing base. Jika ABK yang berada pada
perahu lampu telah melihat tanda-tanda keberadaan ikan seperti terdapat buih-
buih pada permukaan laut, adanya riak-riak di permukaan laut, dan terjadi
perubahan warna menjadi lebih gelap. Maka, ABK pada perahu lampu akan
menghubungi nahkoda kapal purse seine. Kapal purse seine menuju fishing
ground dan hingga sampai di fishing ground penurunan jaring pun dilakukan.
Penurunan jaring dilakukan dari sisi kiri kapal serah dengan gerakan kapal
yaitu membentuk lingkaran. Setelah kedua ujung jaring bertemu, penarikan tali
kolor dilakukan agar mencegah ikan lolos ke arah bawah jaring. Jika cincin pada
tali kolor telah terkumpul maka ikan-ikan sudah terkurung di dalam jaring.
Selanjutnya penarikan jaring (hauling) dilakukan. Masing-masing ABK ada
yang bertugas menarik pelampung dan ada juga yang menarik badan jaring. Jika
jaring sudah hampir naik semua di atas kapal dan ikan berkumpul pada kantong
jaring yang relatif sempit maka hasil tangkapan dinaikkan ke atas kapal
menggunakan serok.
-
10
C. Daerah Penangkapan Ikan
Daerah penangkapan atau fishing ground adalah suatu daerah dimana
ikan dapat ditangkap dengan hasil tangkapan ikan yang mengguntungkan. Adapun
syarat daerah penangkapan pengoperasian purse seine yaitu (Mudztahid, 2011):
1. Bukan daerah yang dilarang menangkap ikan
2. Terdapat ikan pelagis yang bergerombol
3. Perairannya relatif lebih dalam dibandingkan dengan kedalaman jaring
Sebelum berangkat menuju fishing ground, titik fishing base berada pada
5o3119.8 LS dan 120o2117.9 BT. Dan terdapat 6 titik fishing ground, yaitu:
1. 53649,3 LS 1202934.6 BT
2. 53629,9 LS 1202942.9 BT
3. 53416,7 LS 1202836.6 BT
4. 53518,9 LS 1202918.6 BT
5. 53627.1 LS 1202919.9 BT
6. 53631.7 LS 1202939.8 BT
Berikut adalah peta daerah penangkapan pada saat praktik dilakukan:
Gambar 8. Peta daerah penangkapan ikan.
-
11
Berdasarkan praktik yang dilakukan pada daerah penangkapan tersebut,
jenis ikan yang tertangkap yaitu ikan layang (Decapterus sp.), ikan Kembung
(Rastrelliger sp.), dan cumi-cumi (Loligo sp.). Suhu permukaan laut daerah
penangkapan ikan yaitu berkisar antara suhu 280C 290 C dengan salinitas 31-
33, dimana suhu dan salinitas tersebut merupakan suhu dan salinitas optimum
ikan layang (Decapterus sp.), ikan kembung (Rastrelliger sp.) dan dan cumi-cumi
(Loligo sp.)
Selain kondisi lingkungan yang sesuai untuk ikan layang dan ikan
kembung. Faktor lain yang berpengaruh yaitu adanya alat bantu cahaya yang
dikombinasikan dengan rumpon yang berfungsi untuk mengumpulkan ikan karena
rumpon memicu terjadinya rantai makanan dan sifat alami ikan yang merupaka
hewan yang bersifat phototaxis atau tertarik pada cahaya.
D. Hasil Tangkapan
Berikut grafik hasil tangkapan purse seine berdasarkan hauling.
Gambar 9. Hasil tangkapan purse seine setiap hauling.
Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa hasil tangkapan tertinggi
dari semua jenis ikan yaitu ikan layang pada saat hauling 4 dengan nilai hasil
tangkapan 120 kg. Untuk jenis ikan kembung hasil tangkapan tertinggi yaitu pada
saat hauling ke 6 dengan nilai hasil tangkapan 100 kg dan untuk jenis cumi-cumi
10
100
30
120
100
55
35
75
30
0
50
100
2030
20 15 15 20
0
20
40
60
80
100
120
140
1 2 3 4 5 6
HA
SIL
TAN
GK
AP
AN
(K
G)
HAULING
layang kembung cumi-cumi
-
12
hasil tangkapan tertinggi yaitu pada hauling ke 2 dengan nilai hasil tangkapan 30
kg. Dari hasil total setiap hauling, hasil tangkapan terbanyak yaitu pada saat
hauling 2 yaitu dengan nilai hasil tangkapan 205 kg.
Gambar 10. Komposisi hasil tangkapan purse seine.
Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa hasil tangkapan tertinggi
adalah ikan layang dengan nilai 50,3%, kemudian disusul ikan kembung dengan
total tangkapan sebanyak 35.1%, dan cumi-cumi merupakan hasil tangkapan yang
total tangkapan terendah yaitu sebanyak 14.5%.
E. Parameter Oseanografi
Parameter oseanografi yang menjadi pengaruh hasil tangkapan yaitu suhu
permukaan laut, salinitas, dan kecepatan arus permukaan laut.
1. Suhu Permukaan Laut
Gambar 11. Sebaran suhu permukaan laut setiap hauling
50.3
35.1
14.5
KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN (%)
layang
kembung
cumi-cumi
28.7
29.1 29.1
28.6
29
28.9
28.5
28.6
28.7
28.8
28.9
29
29.1
29.2
0 1 2 3 4 5 6
Suh
u P
erm
uka
an L
aut
(oC
)
Hauling
-
13
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa suhu permukaan laut
tertinggi berada pada hauling 2 dan 3 dengan nilai 29,1C dan suhu permukaan
laut terendah berada pada hauling keempat dengan nilai 28,6C
Gambar 12. Sebaran salinitas setiap hauling
Berdasarkan grafik di atas, salinitas tertinggi berada pada hauling 1 dan 3
dengan nilai 33 dan salinitas terendah berada pada hauling 4, 5, dan 6 dengan
nilai 31.
Gambar 13. Kecepatan arus setiap hauling
Berdasarkan grafik di atas, arus tercepat berada pada hauling 1 nilai 9,1
cm/s dan arus paling lambat berada pada hauling 5 dengan nilai 4,1 cm/s.
33
32
33
31 31 31
30
31
32
33
34
0 1 2 3 4 5 6 7
Salin
itas
(
)
Hauling
8.1
5.9
7.2
4.54.1 4.4
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0 1 2 3 4 5 6 7
Ke
cep
atan
Aru
s (c
m/s
)
Hauling
-
14
F. Hubungan Parameter Oseanografi dengan Hasil Tangkapan
1. Hubungan Suhu Permukaan Laut dengan Hasil Tangkapan
Gambar 14. Hubungan Suhu Permukaan Laut dengan Hasil Tangkapan
Berdasarkan grafik hubungan suhu permukaan laut terhadap hasil
tangkapan ikan yaitu pada interval suhu 28,60 C 28,70 C hasil tangkapan yang
diperoleh yaitu 100 kg, sedangkan pada interval suhu 28,80 C 28,90 C hasil
tangkapan yang diperoleh yaitu 175 kg, dan pada interval suhu 29,00 C 29,10 C
hasil tangkapan yang diperoleh yaitu 150 kg. Hasil tangkapan ikan terbanyak
diperoleh pada suhu 28,80 C 28,90 C.
2. Hubungan Salinitas dengan Hasil Tangkapan
Gambar 15. Hubungan Salinitas dengan Hasil Tangkapan
Berdasarkan grafik hubungan salinitas dengan hasil tangkapan perairan
maka dapat diketahui bahwa pada interval salinitas 31 - 31,6 hasil tangkapan
100
175
150
020406080
100120140160180200
28,6 - 28,7 28,8 - 28,9 29,0 - 29,1
Has
il Ta
ngk
apan
(kg
)
Suhu Permukaan Laut (C)
158
205
75
0
50
100
150
200
250
31 - 31.6 31.7 - 32.3 32.4 - 33
Has
il Ta
ngk
apan
(kg
)
Salinitas ()
-
15
yang diperoleh yaitu sebanyak 158,3 kg, dan pada interval salinitas 31,7 - 32,3
hasil tangkapan yang diperoleh yaitu 205 kg, dan pada interval salinitas 32,4
- 33 hasil tangkapan yang diperoleh yaitu sebanyak 65 kg. Ikan paling banyak
diperoleh pada salinitas 31,7 - 32,3 dengan hasil tangkapan sebanyak 205
kg.
2. Hubungan Kecepatan Arus dengan Hasil Tangkapan
Gambar 16. Hubungan Kecepatan Arus Dengan Hasil Tangkapan
Berdasarkan grafik diatas, hubungan kecepatan arus dengan hasil yaitu
pada kecepatan arus 4,1 cm/s 5,4 cm/s dengan hasil tangkapan sebanyak 158,3
kg, dan pada interval arus 5,5 cm/s 5,6c m/s hasil tangkapan yang diperoleh yaitu
205 kg, dan pada kecepatan arus 6,9 m/s 8,2 m/s hasil tangkapan yang diperoleh
yaitu 72,5 kg. Jadi hasil tangkapan tertinggi yaitu berada pada kecepatan arus 5,5
m/s 5,6 m/s dengan hasil tangkapan 205 kg. Hal tersebut terjadi karena dengan
kecepatan arus 5,5 m/s 5,6 m/s ikan mampu melakukan aktivitas pada kondisi
tersebut baik untuk pemijahan, untuk pertumbuhan maupun untuk mencari makan.
158
205
72
0
50
100
150
200
250
4.1 - 5.4 5.5 - 6.8 6.9 - 8.2
Has
il Ta
ngk
apan
(kg
)
Kecepatan Arus (cm/s)
-
16
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Daerah penangkapan atau fishing ground adalah suatu daerah dimana
ikan dapat ditangkap dengan hasil tangkapan ikan yang mengguntungkan. Adapun
syarat daerah penangkapan pengoperasian purse seine yaitu (Mudztahid, 2011):
1. Bukan daerah yang dilarang menangkap ikan
2. Terdapat ikan pelagis yang bergerombol
3. Perairannya relatif lebih dalam dibandingkan dengan kedalaman jaring
Suhu permukaan laut daerah penangkapan purse seine yaitu berkisar
antara suhu 28.6oC 29.1oC, salinitas 31 - 33 dan kecepatan arus 4.1 - 8.2 cm/s.
Dengan komposisi hasil tangkapan terbanyak yaitu ikan layang 50.3%, kemudian
ikan kembung 35.1% dan terendah yaitu jenis cumi-cumi 14.5%
Hasil tangkapan terbanyak berada pada interval suhu 28.8 - 28.9oC,
salinitas 31.7 - 32.3 dan kecepatan arus 5.5 - 6.8 cm/s
B. Saran
Saran untuk mata kuliah daerah penangkapan ikan yaitu pada praktik
lapang selanjutnya perlu pengambilan data parameter oseanografi selain dari
suhu, salinitas dan kecepatan arus. Parameter oseanografi lainnya seperti
kecerahan, klorofil-a, dan kedalaman.
-
17
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kelautan dan Perikanan. 2014. Kontribusi Sektor Kelautan dan Perikanan.
http://kelautandanperikananbulukumba.blogspot.com/2014/05/kontribusi-
sektor-kelautan-dan-perikanan.html diakses pada tanggal 12 November 2014
Fiqrin. 2008. Purse Seine. http://fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-ikan/purse-
seine/ diakses apda tanggal 13 November 2014
Mudztahid, Adzwar. 2011. Purse Seine (Pukat Cincin). Teknik Kapal Penangkapan
Ikan SMK Negeri 3 Tegal.