isi dpi

17
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Bulukumba memiliki luas wilayah 1.154,67 km 2 , terletak di bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan dan berjarak 153 km dari kota Makassar. Kabupaten Bulukumba berada pada koordinat 05 o 20’ – 05 o 40’ LS dan 119 o 58’ – 120 o 28’ BT. Secara administratif terbagi dalam 10 kecamatan, dan terbagi kedalam 24 kelurahan dan 123 Desa. Dengan panjang garis pantai 128 km menempatkan Kabupaten Bulukumba sebagai salah satu kabupaten dengan garis pantai terpanjang di Provinsi Sulawesi Selatan, begitupula produksi perikanan tangkap tahun 2013 mencapai 33.716 ton yang juga menjadikan Kabupaten Bulukumba sebagai produser perikanan tangkap terbesar di Sulawesi Selatan. Nilai produksi Perikanan Tangkap pada tahun 2013 mencapai Rp. 674.320.000.000. Jumlah tenaga kerja yang terserap secara langsung untuk perikanan tangkap ini mencapai 6.266 orang. (DKP Bulukumba, 2014) Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Bulukumba ditunjang oleh berbagai alat tangkap yang digunakan. Salah satu alat tangkap yang paling banyak digunakan yaitu purse seine atau pukat cincin. Purse seine merupakan alat tangkap untuk jenis-jenis ikan pelagis. Efisiensi penangkapan purse seine sangat bergantung pada kecepatan melingkari gerombolan ikan, kecepatan tenggelamnya dinding jaring dan kecepatan penutupan jaring bagian bawah pada saat tali kolor ditarik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah lolosnya gerombolan ikan yang selalu bergerak aktif, dan mengurangi pengaruh dorongan angin dan arus pada saat purse seine dioperasikan (Fiqrin, 2008). Dalam menentukan daerah penangkapan ikan, faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap keberadaan sumberdaya ikan di suatu perairan. Secara umum diketahui bahwa sebaran kelimpahan ikan berhubungan erat dengan

Upload: derrick-reyes

Post on 14-Nov-2015

19 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laporan DPI

TRANSCRIPT

  • 1

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kabupaten Bulukumba memiliki luas wilayah 1.154,67 km2, terletak di

    bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan dan berjarak 153 km dari kota Makassar.

    Kabupaten Bulukumba berada pada koordinat 05o20 05o40 LS dan 119o58

    120o28 BT. Secara administratif terbagi dalam 10 kecamatan, dan terbagi

    kedalam 24 kelurahan dan 123 Desa. Dengan panjang garis pantai 128 km

    menempatkan Kabupaten Bulukumba sebagai salah satu kabupaten dengan garis

    pantai terpanjang di Provinsi Sulawesi Selatan, begitupula produksi perikanan

    tangkap tahun 2013 mencapai 33.716 ton yang juga menjadikan Kabupaten

    Bulukumba sebagai produser perikanan tangkap terbesar di Sulawesi Selatan.

    Nilai produksi Perikanan Tangkap pada tahun 2013 mencapai Rp.

    674.320.000.000. Jumlah tenaga kerja yang terserap secara langsung untuk

    perikanan tangkap ini mencapai 6.266 orang. (DKP Bulukumba, 2014)

    Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Bulukumba ditunjang oleh

    berbagai alat tangkap yang digunakan. Salah satu alat tangkap yang paling

    banyak digunakan yaitu purse seine atau pukat cincin. Purse seine merupakan alat

    tangkap untuk jenis-jenis ikan pelagis. Efisiensi penangkapan purse seine sangat

    bergantung pada kecepatan melingkari gerombolan ikan, kecepatan

    tenggelamnya dinding jaring dan kecepatan penutupan jaring bagian bawah pada

    saat tali kolor ditarik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah lolosnya gerombolan

    ikan yang selalu bergerak aktif, dan mengurangi pengaruh dorongan angin dan

    arus pada saat purse seine dioperasikan (Fiqrin, 2008).

    Dalam menentukan daerah penangkapan ikan, faktor lingkungan sangat

    berpengaruh terhadap keberadaan sumberdaya ikan di suatu perairan. Secara

    umum diketahui bahwa sebaran kelimpahan ikan berhubungan erat dengan

  • 2

    karakteristik lingkungannya. Adapun faktor oseanografi yang mempengaruhi

    keberadaan ikan di suatu perairan yaitu suhu, salinitas dan arus. Dengan adanya

    praktik lapang ini maka kita dapat menganalisis daerah penangkapan ikan dengan

    melihat pengaruh paramater oseanografi yang ada di Tanaberu, Bulukumba.

    B. Tujuan dan Kegunaan

    Tujuan dari praktik lapang daerah penangkapan ikan ini yaitu

    mendeskripsikan daerah penangkapan purse seine dan menentukan hubungan

    antara parameter oseanografi dengan hasil tangkapan purse seine.

    Adapun kegunaan dari praktik lapang daerah penangkapan ikan ini yaitu

    agar mahasiswa mampu mendeskripsikan daerah penangkapan purse seine dan

    agar mahasiswa mampu mendeskripsikan hubungan antara parameter

    oseanografi dengan hasil tangkapan purse seine.

  • 3

    II. METODOLOGI PRAKTIK

    A. Waktu dan Tempat

    Praktik lapang mata kuliah daerah penangkapan ikan dilaksanakan pada

    hari Kamis-Jumat, 30 Oktober-2 November 2014 di Tana Beru, Kecamatan Bonto

    Bahari, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.

    B. Alat dan Kegunaan

    Adapun alat yang digunakan dalam praktik lapang daerah penangkapan ikan

    di Bulukumba, yaitu :

    Tabel 1. Alat dan Kegunaan

    Alat Kegunaan

    Kuisioner Sebagai acuan dalam pengambilan data

    Alat tulis menulis Sebagai alat untuk mencatat hasil pengambilan data

    Handrefractometer Sebagai alat untuk mengukur salinitas

    Stopwatch Sebagai alat untuk menghitung waktu yang digunakan

    dalam penggunaan layangan arus

    Thermometer Sebagai alat untuk mengukur suhu permukaan laut

    Layangan Arus Sebagai alat untuk megukur kecepatan arus

    GPS Sebagai alat untuk mengetahui titik koordinat fishing

    base dan fishing ground

    Ember Sebagai wadah untuk air laut ketika pengukuran suhu

    dan salinitas dilakukan

    Timbangan Sebagai alat untuk mengukur berat ikan

    C. Metode Praktik Lapang

    Adapun metode yang digunakan saat praktik lapang, yaitu :

  • 4

    1. Observasi

    Mengikuti pengoperasian kapal purse seine dengan mengambil data titik

    koordinat fishing base dan fishing ground menggunakan GPS, mengukur

    parameter oseanografi berupa suhu, salinitas, dan kecepatan arus pada setiap

    hauling, dan mengambil data hasil tangkapan nelayan baik jenis ikan maupun

    berat hasil tangkapan setiap jenis ikan pada setiap hauling.

    2. Wawancara

    Selain melakukan observasi, metode wawancara juga dilakukan saat

    mengikuti pengoperasian purse seine. Wawancara yang dilakukan mengacu pada

    kuesioner yaitu berupa data kapal, alat tangkap dan seputar daerah penangkapan

    ikan.

  • 5

    III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Praktik

    Tanaberu merupakan salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan

    Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba yaitu sekitar 24 km dari kota Bulukumba.

    Kelurahan Tanaberu merupakan wilayah pesisir yang masyarakatnya kebanyakan

    bermatapencaharian sebagai pembuat kapal dan nelayan. Alat tangkap yang

    paling banyak digunakan di lokasi praktik yaitu purse seine atau pukat cincin.

    B. Deskripsi Kegiatan Penangkapan Ikan

    1. Kapal

    Kapal Purse Seine yang digunakan pada saat praktik lapang memiliki

    panjang 19 meter, lebar 4 meter dan tinggi 1,7 meter. Mesin yang digunakan yaitu

    Mitsubishi.

    Gambar 1. Kapal Purse seine

    2. Alat Tangkap

    a. Jaring

    Alat tangkap yang digunakan berupa lembaran jaring yang memiliki panjang

    420 meter, lebar 30 meter dan kedalaman 30 meter. Terbuat dari bahan nylon

    dengan mesh size 2.5 cm.

  • 6

    Gambar 2. Jaring purse seine

    b. Pelampung

    Pelampung berfungsi untuk mengapungkan jaring. Terbuat dari bahan

    plastik yang terdiri dari 4200 buah.

    Gambar 3. Pelampung jaring purse seine

    c. Pemberat

    Pemberat yang berfungsi untuk menenggelamkan badan jaring sewaktu

    dioperasikan terbuat dari timah dan terdiri dari 300 buah.

  • 7

    Gambar 4. Pemberat jaring purse seine

    3. Alat Bantu Penangkapan

    1. Lampu

    Alat bantu yang digunakan pada alat tangkap purse seine yaitu lampu

    sebagai atraktor atau penarik peratian ikan agar ikan berkumpul pada area

    penangkapan. Lampu yang digunakan adalah jenis Neon dengan merek Philips

    yang terdiri dari 8 buah berkekuatan 24 watt dan 2 buah berkekuatan 36 watt.

    Gambar 5. Alat bantu lampu

  • 8

    2. Mesin Genset

    Lampu-lampu tersebut dinyalakan menggunakan mesin genset yang

    menjadi sumber tenaga listrik. Genset yang digunakan bermerek Yanmar dengan

    kekuatan 300 PK.

    Gambar 6. Mesin genset

    3. Roller

    Pada purse seine juga terdapat alat bantu roller yang berfungsi sebagai

    alat bantu penarikan jaring. Mesin roller yang digunakan yaitu merek Jiandong

    berkekuatan 24 PK.

    Gambar 7. Alat bantu roller

  • 9

    4. Metode Penangkapan

    Metode penangkapan purse seine dimulai dari persiapan yang dilakukan

    di fishing base yaitu pengisian bahan bakar minyak (BBM), perbekalan makanan

    dan penyiapan alat tangkap (jaring) yang disusun di sisi kiri kapal. Selanjutnya

    menentukan daerah penangkapan, biasanya daerah penangkapan ikan yaitu

    dimana rumpon berada. Maka kapal purse seine menggiring perahu lampu menuju

    lokasi rumpon. Hal ini dimaksudkan agar ikan berkumpul dan berkonsentrasi di

    area tersebut.

    Untuk menunggu berkumpulnya ikan pada rumpon dan perahu lampu,

    kapal purse seine kembali menuju fishing base. Jika ABK yang berada pada

    perahu lampu telah melihat tanda-tanda keberadaan ikan seperti terdapat buih-

    buih pada permukaan laut, adanya riak-riak di permukaan laut, dan terjadi

    perubahan warna menjadi lebih gelap. Maka, ABK pada perahu lampu akan

    menghubungi nahkoda kapal purse seine. Kapal purse seine menuju fishing

    ground dan hingga sampai di fishing ground penurunan jaring pun dilakukan.

    Penurunan jaring dilakukan dari sisi kiri kapal serah dengan gerakan kapal

    yaitu membentuk lingkaran. Setelah kedua ujung jaring bertemu, penarikan tali

    kolor dilakukan agar mencegah ikan lolos ke arah bawah jaring. Jika cincin pada

    tali kolor telah terkumpul maka ikan-ikan sudah terkurung di dalam jaring.

    Selanjutnya penarikan jaring (hauling) dilakukan. Masing-masing ABK ada

    yang bertugas menarik pelampung dan ada juga yang menarik badan jaring. Jika

    jaring sudah hampir naik semua di atas kapal dan ikan berkumpul pada kantong

    jaring yang relatif sempit maka hasil tangkapan dinaikkan ke atas kapal

    menggunakan serok.

  • 10

    C. Daerah Penangkapan Ikan

    Daerah penangkapan atau fishing ground adalah suatu daerah dimana

    ikan dapat ditangkap dengan hasil tangkapan ikan yang mengguntungkan. Adapun

    syarat daerah penangkapan pengoperasian purse seine yaitu (Mudztahid, 2011):

    1. Bukan daerah yang dilarang menangkap ikan

    2. Terdapat ikan pelagis yang bergerombol

    3. Perairannya relatif lebih dalam dibandingkan dengan kedalaman jaring

    Sebelum berangkat menuju fishing ground, titik fishing base berada pada

    5o3119.8 LS dan 120o2117.9 BT. Dan terdapat 6 titik fishing ground, yaitu:

    1. 53649,3 LS 1202934.6 BT

    2. 53629,9 LS 1202942.9 BT

    3. 53416,7 LS 1202836.6 BT

    4. 53518,9 LS 1202918.6 BT

    5. 53627.1 LS 1202919.9 BT

    6. 53631.7 LS 1202939.8 BT

    Berikut adalah peta daerah penangkapan pada saat praktik dilakukan:

    Gambar 8. Peta daerah penangkapan ikan.

  • 11

    Berdasarkan praktik yang dilakukan pada daerah penangkapan tersebut,

    jenis ikan yang tertangkap yaitu ikan layang (Decapterus sp.), ikan Kembung

    (Rastrelliger sp.), dan cumi-cumi (Loligo sp.). Suhu permukaan laut daerah

    penangkapan ikan yaitu berkisar antara suhu 280C 290 C dengan salinitas 31-

    33, dimana suhu dan salinitas tersebut merupakan suhu dan salinitas optimum

    ikan layang (Decapterus sp.), ikan kembung (Rastrelliger sp.) dan dan cumi-cumi

    (Loligo sp.)

    Selain kondisi lingkungan yang sesuai untuk ikan layang dan ikan

    kembung. Faktor lain yang berpengaruh yaitu adanya alat bantu cahaya yang

    dikombinasikan dengan rumpon yang berfungsi untuk mengumpulkan ikan karena

    rumpon memicu terjadinya rantai makanan dan sifat alami ikan yang merupaka

    hewan yang bersifat phototaxis atau tertarik pada cahaya.

    D. Hasil Tangkapan

    Berikut grafik hasil tangkapan purse seine berdasarkan hauling.

    Gambar 9. Hasil tangkapan purse seine setiap hauling.

    Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa hasil tangkapan tertinggi

    dari semua jenis ikan yaitu ikan layang pada saat hauling 4 dengan nilai hasil

    tangkapan 120 kg. Untuk jenis ikan kembung hasil tangkapan tertinggi yaitu pada

    saat hauling ke 6 dengan nilai hasil tangkapan 100 kg dan untuk jenis cumi-cumi

    10

    100

    30

    120

    100

    55

    35

    75

    30

    0

    50

    100

    2030

    20 15 15 20

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    140

    1 2 3 4 5 6

    HA

    SIL

    TAN

    GK

    AP

    AN

    (K

    G)

    HAULING

    layang kembung cumi-cumi

  • 12

    hasil tangkapan tertinggi yaitu pada hauling ke 2 dengan nilai hasil tangkapan 30

    kg. Dari hasil total setiap hauling, hasil tangkapan terbanyak yaitu pada saat

    hauling 2 yaitu dengan nilai hasil tangkapan 205 kg.

    Gambar 10. Komposisi hasil tangkapan purse seine.

    Berdasarkan grafik di atas, dapat diketahui bahwa hasil tangkapan tertinggi

    adalah ikan layang dengan nilai 50,3%, kemudian disusul ikan kembung dengan

    total tangkapan sebanyak 35.1%, dan cumi-cumi merupakan hasil tangkapan yang

    total tangkapan terendah yaitu sebanyak 14.5%.

    E. Parameter Oseanografi

    Parameter oseanografi yang menjadi pengaruh hasil tangkapan yaitu suhu

    permukaan laut, salinitas, dan kecepatan arus permukaan laut.

    1. Suhu Permukaan Laut

    Gambar 11. Sebaran suhu permukaan laut setiap hauling

    50.3

    35.1

    14.5

    KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN (%)

    layang

    kembung

    cumi-cumi

    28.7

    29.1 29.1

    28.6

    29

    28.9

    28.5

    28.6

    28.7

    28.8

    28.9

    29

    29.1

    29.2

    0 1 2 3 4 5 6

    Suh

    u P

    erm

    uka

    an L

    aut

    (oC

    )

    Hauling

  • 13

    Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa suhu permukaan laut

    tertinggi berada pada hauling 2 dan 3 dengan nilai 29,1C dan suhu permukaan

    laut terendah berada pada hauling keempat dengan nilai 28,6C

    Gambar 12. Sebaran salinitas setiap hauling

    Berdasarkan grafik di atas, salinitas tertinggi berada pada hauling 1 dan 3

    dengan nilai 33 dan salinitas terendah berada pada hauling 4, 5, dan 6 dengan

    nilai 31.

    Gambar 13. Kecepatan arus setiap hauling

    Berdasarkan grafik di atas, arus tercepat berada pada hauling 1 nilai 9,1

    cm/s dan arus paling lambat berada pada hauling 5 dengan nilai 4,1 cm/s.

    33

    32

    33

    31 31 31

    30

    31

    32

    33

    34

    0 1 2 3 4 5 6 7

    Salin

    itas

    (

    )

    Hauling

    8.1

    5.9

    7.2

    4.54.1 4.4

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    0 1 2 3 4 5 6 7

    Ke

    cep

    atan

    Aru

    s (c

    m/s

    )

    Hauling

  • 14

    F. Hubungan Parameter Oseanografi dengan Hasil Tangkapan

    1. Hubungan Suhu Permukaan Laut dengan Hasil Tangkapan

    Gambar 14. Hubungan Suhu Permukaan Laut dengan Hasil Tangkapan

    Berdasarkan grafik hubungan suhu permukaan laut terhadap hasil

    tangkapan ikan yaitu pada interval suhu 28,60 C 28,70 C hasil tangkapan yang

    diperoleh yaitu 100 kg, sedangkan pada interval suhu 28,80 C 28,90 C hasil

    tangkapan yang diperoleh yaitu 175 kg, dan pada interval suhu 29,00 C 29,10 C

    hasil tangkapan yang diperoleh yaitu 150 kg. Hasil tangkapan ikan terbanyak

    diperoleh pada suhu 28,80 C 28,90 C.

    2. Hubungan Salinitas dengan Hasil Tangkapan

    Gambar 15. Hubungan Salinitas dengan Hasil Tangkapan

    Berdasarkan grafik hubungan salinitas dengan hasil tangkapan perairan

    maka dapat diketahui bahwa pada interval salinitas 31 - 31,6 hasil tangkapan

    100

    175

    150

    020406080

    100120140160180200

    28,6 - 28,7 28,8 - 28,9 29,0 - 29,1

    Has

    il Ta

    ngk

    apan

    (kg

    )

    Suhu Permukaan Laut (C)

    158

    205

    75

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    31 - 31.6 31.7 - 32.3 32.4 - 33

    Has

    il Ta

    ngk

    apan

    (kg

    )

    Salinitas ()

  • 15

    yang diperoleh yaitu sebanyak 158,3 kg, dan pada interval salinitas 31,7 - 32,3

    hasil tangkapan yang diperoleh yaitu 205 kg, dan pada interval salinitas 32,4

    - 33 hasil tangkapan yang diperoleh yaitu sebanyak 65 kg. Ikan paling banyak

    diperoleh pada salinitas 31,7 - 32,3 dengan hasil tangkapan sebanyak 205

    kg.

    2. Hubungan Kecepatan Arus dengan Hasil Tangkapan

    Gambar 16. Hubungan Kecepatan Arus Dengan Hasil Tangkapan

    Berdasarkan grafik diatas, hubungan kecepatan arus dengan hasil yaitu

    pada kecepatan arus 4,1 cm/s 5,4 cm/s dengan hasil tangkapan sebanyak 158,3

    kg, dan pada interval arus 5,5 cm/s 5,6c m/s hasil tangkapan yang diperoleh yaitu

    205 kg, dan pada kecepatan arus 6,9 m/s 8,2 m/s hasil tangkapan yang diperoleh

    yaitu 72,5 kg. Jadi hasil tangkapan tertinggi yaitu berada pada kecepatan arus 5,5

    m/s 5,6 m/s dengan hasil tangkapan 205 kg. Hal tersebut terjadi karena dengan

    kecepatan arus 5,5 m/s 5,6 m/s ikan mampu melakukan aktivitas pada kondisi

    tersebut baik untuk pemijahan, untuk pertumbuhan maupun untuk mencari makan.

    158

    205

    72

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    4.1 - 5.4 5.5 - 6.8 6.9 - 8.2

    Has

    il Ta

    ngk

    apan

    (kg

    )

    Kecepatan Arus (cm/s)

  • 16

    IV. KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Daerah penangkapan atau fishing ground adalah suatu daerah dimana

    ikan dapat ditangkap dengan hasil tangkapan ikan yang mengguntungkan. Adapun

    syarat daerah penangkapan pengoperasian purse seine yaitu (Mudztahid, 2011):

    1. Bukan daerah yang dilarang menangkap ikan

    2. Terdapat ikan pelagis yang bergerombol

    3. Perairannya relatif lebih dalam dibandingkan dengan kedalaman jaring

    Suhu permukaan laut daerah penangkapan purse seine yaitu berkisar

    antara suhu 28.6oC 29.1oC, salinitas 31 - 33 dan kecepatan arus 4.1 - 8.2 cm/s.

    Dengan komposisi hasil tangkapan terbanyak yaitu ikan layang 50.3%, kemudian

    ikan kembung 35.1% dan terendah yaitu jenis cumi-cumi 14.5%

    Hasil tangkapan terbanyak berada pada interval suhu 28.8 - 28.9oC,

    salinitas 31.7 - 32.3 dan kecepatan arus 5.5 - 6.8 cm/s

    B. Saran

    Saran untuk mata kuliah daerah penangkapan ikan yaitu pada praktik

    lapang selanjutnya perlu pengambilan data parameter oseanografi selain dari

    suhu, salinitas dan kecepatan arus. Parameter oseanografi lainnya seperti

    kecerahan, klorofil-a, dan kedalaman.

  • 17

    DAFTAR PUSTAKA

    Dinas Kelautan dan Perikanan. 2014. Kontribusi Sektor Kelautan dan Perikanan.

    http://kelautandanperikananbulukumba.blogspot.com/2014/05/kontribusi-

    sektor-kelautan-dan-perikanan.html diakses pada tanggal 12 November 2014

    Fiqrin. 2008. Purse Seine. http://fiqrin.wordpress.com/artikel-tentang-ikan/purse-

    seine/ diakses apda tanggal 13 November 2014

    Mudztahid, Adzwar. 2011. Purse Seine (Pukat Cincin). Teknik Kapal Penangkapan

    Ikan SMK Negeri 3 Tegal.