isi 7

11
a) Pemeriksaan Radiologi 1. Proyeksi Schuller Memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral dan atas. Foto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus lateral dan tegmen. 2. Proyeksi Mayer atau Owen Diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akan tampak gambaran tulang- tulang pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah kerusakan tulang telah mengenai struktur-struktur. 3. Proyeksi Stenver Memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan yang lebih jelas memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan kanalis semisirkularis. Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga dapat menunjukan adanya pembesaran. 1. Proyeksi Chause III Memberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat memperlihatkan kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan atau CT scan dapat menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom. 2. Bakteriologi 22

Upload: iekaazula

Post on 23-Dec-2015

35 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

1

TRANSCRIPT

Page 1: ISI 7

a) Pemeriksaan Radiologi

1. Proyeksi Schuller

Memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral

dan atas. Foto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan

posisi sinus lateral dan tegmen.

2. Proyeksi Mayer atau Owen

Diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akan tampak

gambaran tulang- tulang pendengaran dan atik sehingga dapat

diketahui apakah kerusakan tulang telah mengenai struktur-struktur.

3. Proyeksi Stenver

Memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan yang

lebih jelas memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan

kanalis semisirkularis. Proyeksi ini menempatkan antrum dalam

potongan melintang sehingga dapat menunjukan adanya pembesaran.

1. Proyeksi Chause III

Memberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat

memperlihatkan kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan

atau CT scan dapat menggambarkan kerusakan tulang oleh karena

kolesteatom.

2. Bakteriologi

Bakteri yang sering dijumpai pada OMSK adalah Pseudomonas

aeruginosa, Stafilokokus aureus dan Proteus. Sedangkan bakteri pada

OMSA Streptokokus pneumonie, H. influensa, dan Morexella

kataralis. Bakteri lain yang dijumpai pada OMSK E. Coli, Difteroid,

Klebsiella, dan bakteri anaerob adalah Bacteriodes sp.

1. Otitis Media Kronik (OMK)

Pemeriksaan diagnostic yang sering dilakukan pada kasus otitis media

kronis ini diantaranya meliputi :

1) Otoskop, dilakukan untuk menegakkan diagnosis berdasarkan gejala dan

hasil pemeriksaan telinga dengan melakukan auskultasi pada bagian

telinga luar

22

Page 2: ISI 7

2) Pembiakan terhadap cairan yang keluar dari telinga, berfungsi untuk

mengetahui organisme penyebabkan otitis media kronik (OMK).

3) Rongen mastoid atau CT scan kepala untuk mengetahui adanya

penyebaran infeksi ke struktur disekeliling telinga.

4) Tes Audiometri dilakukan untuk mengetahui adanya penurunan

pendengaran.

5) X-ray dilakukan terhadap kalestatoma dan kekaburan mastoid.

A. Asuhan keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan yang meliputi

aspek bio, psiko, sosio dan spiritual secara komprehensif. Maksud dari

pengkajian adalah untuk mendapatkan informasi atau data tentang pasien.

Data tersebut berasal dari pasien (data primer), dari keluarga (data sekunder)

dan data dari catatan yang ada (data tersier). Pengkajian dilakukan dengan

pendekatan proses keperawatan melalui wawancara, observasi langsung, dan

melihat catatan medis, adapun data yang diperlukan pada klien Gastritis

adalah sebagai berikut :

a. Data dasar

Adapun data dasar yang dikumpulkan meliputi :

1. Identitas klien

Identitas klien meliputi nama, umur (OMK menyerang paling

banyak pada anak-anak), jenis kelamin (OMK menyerang pada laki-

laki maupun perempuan), suku bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan,

alamat, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.

Identitas penanggung jawab meliputi nama, umur, jenis kelamin,

agama, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien, dan alamat.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Meliputi keluhan utama pasien dengan OMK biasanya datang

dengan keluhan adanya kelainan nyeri pada telinga, penggunaan

minyak, kapas lidi, peniti untuk membersihkan telinga.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat infeksi saluran atas yang berulang, riwayat alergi, riwayat

OMA berkurang, riwayat penggunaan obat (sterptomisin, salisilat,

kuirin, gentamisin), riwayat operasi.

4. Riwayat penyakit keluarga

Apakah keluarga klien pernah mengalami penyakit telinga, sebab

dimungkinkan OMK berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang

dikaitkan sebagai faktor genetik.

23

Page 3: ISI 7

b. Pemeriksaan fisik yaitu Review of system (ROS)

Keadaan umum : Tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri

tekan di kuadran epigastrik

Tanda-tanda vital : Suhu meningkat, keluarnya otore

1. B1 (Breath) : Normal

2. B2 ( Blood ) : Nadi meningkat

3. B3 (Brain) : Nyeri telinga, perasaan penuh dan pendengaran

menurun, vertigo, pusing, refleks kejut

4. B5 (Bowel) : Nausea vomiting

5. B6 (Bone) : Malaise, alergi

c. Pengkajian Psikososial

Psikososial sangat berpengaruh sekali terhadap psikologis pasien,

dengan timbul gejala-gejala yang di alami, apakah pasien dapat menerima

pada apa yang dideritanya. Pada kasus ini riwayat psikososial dapat terjadi

diantaranya :

1) Nyeri otore berpengaruh pada interaksi

2) Aktivitas terbatas

3) Takut menghadapi tindakan pembedahan

d. Pemeriksaan diagnostic

1) Tes audiometri: Pendengaran menurun

2) Xray : Terhadap kondisi patologi, misal kolestetoma,

kekaburan mastoid

3) Pemeriksaan pendengaran : Tes suara bisikan, tes garputala

2. Diagnosa keperawatan

Sebelum membuat diagnosa keperawatan maka data yang terkumpul

diidentifikasi untuk menentukan masalah melalui analisa data,

pengelompokkan data dan menentukan diagnosa keperawatan.Diagnosa

keperawatan adalah keputusan atau kesimpulan yang terjadi akibat dari hasil

pengkajian keperawatan.

Menurut Nanda, Noc, Nic diagnosa keperawatan pada klien dengan

OMK adalah :

1. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan pada telinga

2. Gangguan komunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran

3. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan obstruksi, infeksi di

telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran

4. Ansietas berhubungan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis,

anestesi, nyeri, hilangnya fungsi, kemungkinan penurunan penengaran

lebih besar setelah operasi.

5. Kurang pengetahuan mengenai pengobatan dan pencegahan kekambuhan

24

Page 4: ISI 7

3. Intervensi

a. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan pada telinga

Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang

Kriteria hasil : Skala nyeri menurun, klien tidak meringis kesakitan, raut

wajah tidak cemas, keluhan nyeri berkurang, klien mampu istirahat dengan

tenang.

Intervensi Keperawatan:

1. Beri posisi nyaman

Rasional : Dengan posisi nyaman dapat mengurangi nyeri

2. Kompres panas di telinga bagian luar

Rasional : Untuk mengurangi nyeri

3. Kompres dingin

Rasional : Untuk mengurangi tekanan telinga (edema)

4. Kolaborasi pemberian analgetik dan antibiotik

Rasional : Analgetik merupakan pereda nyeri yang efektif pada pasien

untuk  mengurangi sensasi nyeri dari dalam

b. Gangguan komunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran

Tujuan : Gangguan komunikasi berkurang / hilang

Kriteria hasil : Klien akan memakai alat bantu dengar (jika sesuai),

menerima pesan melalui metode pilihan (misal: komunikasi lisan, bahasa

lambang, berbicara dengan jelas pada telinga yang baik).

Intervensi keperawatan:

1. Dapatkan apa metode komunikasi yang diinginkan dan catat pada

rencana perawatan metode yang digunakan oleh staf dan klien, seperti :

tulisan, berbicara, bahasa isyarat.

Rasional: Dengan mengetahui metode komunikasi yang diinginkan

oleh klien maka metode yang akan digunakan dapat disesuaikan dengan

kemampuan dan keterbatasan klien

2. Kaji kemampuan untuk menerima pesan secara verbal.

Rasional : Pesan yang ingin disampaikan oleh perawat kepada klien

dapat diterima dengan baik oleh klien.

3. Gunakan faktor-faktor yang meningkatkan pendengaran dan

pemahaman

Rasional : Memungkinkan komunikasi dua arah antara perawat dengan

klien dapat berjalan dengan baik dan klien dapat menerima pesan

perawat secara tepat.

c. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan obstruksi, infeksi di

telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran

Tujuan : Persepsi sensori baik

25

Page 5: ISI 7

Kriteria hasil : Klien akan mengalami peningkatan persepsi sensori

pendengaran sampai pada tingkat fungsional

Intervensi keperawatan :

1. Ajarkan klien menggunakan dan merawat alat pendengaran secara

tepat

Rasional : Keefektifan alat pendengaran tergantung pada tipe

gangguan / ketulian, pemakaian serta perawatannya yang tepat.

2. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik-teknik yang aman

sehingga dapat mencegah terjadinya ketulian lebih jauh

Rasional : Apabila penyebab pokok ketulian tidak progresif, maka

pendengaran yang tersisa sensitif terhadap trauma dan infeksi sehingga

harus dilindungi

3. Observasi tanda-tanda awal kehilangan pendengaran yang lanjut

Rasional : Diagnosa dini terhadap keadaan telinga atau terhadap

masalah-masalah pendengaran rusak secara permanen

4. Instruksikan klien untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik (baik

itu antibiotik sistemik maupun local)

Rasional : Penghentian terapi antibiotika sebelum waktunya dapat

menyebabkan organisme sisa berkembang biak sehingga infeksi akan

berlanjut

6. Ansietas berhubungan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis,

anestesi, nyeri, hilangnya fungsi, kemungkinan penurunan penengaran

lebih besar setelah operasi.

Tujuan : Rasa ansietas klien akan berkurang / hilang

Kriteria hasil : Klien mampu mengungakpkan ketakutan atau

kekhawatirannya, respon klien tampak tersenyum.

Intervensi keperawatan :

1. Mengatakan hal sejujurnya kepada klien ketika mendiskusikan

mengenai kemungkinan kemajuan dari fungsi pendengarannya untuk

mempertahankan harapan klien dalam berkomunikasi

Rasional : Harapan-harapan yang tidak realistik tidak dapat

mengurangi kecemasan, justru malah menimbulkan

ketidakkepercayaan klien terhadap perawat. Menunjukkan kepada

klien bahwa dia dapat berkomunikasi dengan efektif tanpa

menggunakan alat khusus sehingga dapat mengurangi rasa cemasnya.

2. Berikan informasi tentang kelompok yang juga pernah mengalami

gangguan seperti yang dialami klien untuk memberikan dukungan

kepada klien

Rasional : Dukungan dari beberapa orang yang memiliki pengalaman

yang sama akan sangat membantu klien

26

Page 6: ISI 7

3. Berikan informasi mengenai sumber-sumber dan alat-alat yang

tersedia yang dapat membantu klien

Rasional : Agar klien menyadari sumber-sumber apa saja yang ada di

sekitarnya yang dapat mendukung dia untuk berkomunikasi

d. Kurang pengetahuan mengenai pengobatan dan pencegahan kekambuhan

Tujuan : Klien akan mempunyai pemahaman yang baik tentang

pengobatan dan cara pencegahan kekambuhan.

Kriteria hasil : Klien paham mengenai pengobatan dan pencegahan

kekambuhan

Intervensi keperawatan :

1. Ajarkan klien mengganti balutan dan menggunakan antibiotik secara

kontinyu sesuai aturan.

Rasional : pendidikan kesehatan tenyang cara mengganti balutan

dapat meningkatkan pemahaman klien sehingga dapat berpartisipasi

dalam pencegahan kekambuhan.

2. Beritahu komplikasi yang mungkin timbul dan bagaimana cara

melaporkannya

Rasional : pemahaman tentang komplikasi yang dapat terjadi pada

klien dapat membantu klien dan keluarga untuk melaporkan ke tenaga

kesehatan sehingga dapat dengan cepat ditangani.

3. Tekankan hal-hal yang penting yang perlu ditindak lanjuti / evaluasi

pendengaran.

Rasional : follow up sangat penting dilakukan oleh anak karena dapat

mengetahui perkembangan penyakit dan mencegah terjadinya

kekambuhan.

 

4. Implementasi

Menurut Doengoes, 2000 implementasi adalah tindakan pemberian

keperawatan yang dilaksanakan untuk membantu mencapai tujuan pada

rencana tindakan keperawatan yang telah disusun. Setiap tindakan

keperawatan yang dilaksanakan dicatat dalam catatan keperawatan yaitu cara

pendekatan pada klien efektif, teknik komunikasi terapeutik serta penjelasan

untuk setiap tindakan yang diberikan kepada pasien.

Dalam melakukan tindakan keperawatan menggunakan 3 tahap

pendekatan, yaitu independen, dependen, interdependen. Tindakan

keperawatan secara independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh

perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan

lainnya. Interdependen adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan suatu

kegiatan dan memerlukan kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya,

misalnya tenaga sosial, ahli gizi, dan dokter. Sedangkan dependen adalah

27

Page 7: ISI 7

tindakan yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan

medis.Keterampilan yang harus dipunyai perawat dalam melaksanakan

tindakan keperawatan yaitu kognitif, sikap dan psikomotor.

Dalam melakukan tindakan khususnya pada klien dengan gastritis yang

harus diperhatikan adalah pola nutrisi, skala nyeri klien, serta melakukan

pendidikan kesehatan pada klien.

5. Evaluasi Keperawatan

Menurut Doengoes, 2000 evaluasi adalah tingkatan intelektual untuk

melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa

keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.

Kemungkinan yang dapat terjadi pada tahap evaluasi adalah masalah dapat

diatasi, masalah teratasi sebagian, masalah belum teratasi atau timbul masalah

baru. Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi proses dan evaluasi hasil.

Evaluasi proses adalah evaluasi yang harus dilaksanakan segera setelah

perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk membantu keefektifitasan

terhadap tindakan. Sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi yang

dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara keseluruhan sesuai

dengan waktu yang ada pada tujuan.

Adapun evaluasi dari diagnosa keperawatan OMK secara teoritis adalah

apakah rasa nyeri klien berkurang, apakah terdapat tanda-tanda infeksi,

apakah klien dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri, apakah klien

mampu mengungkapkan pemahaman tentang penyakit OMK.

28