Download - ISI 7
a) Pemeriksaan Radiologi
1. Proyeksi Schuller
Memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral
dan atas. Foto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan
posisi sinus lateral dan tegmen.
2. Proyeksi Mayer atau Owen
Diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akan tampak
gambaran tulang- tulang pendengaran dan atik sehingga dapat
diketahui apakah kerusakan tulang telah mengenai struktur-struktur.
3. Proyeksi Stenver
Memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan yang
lebih jelas memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan
kanalis semisirkularis. Proyeksi ini menempatkan antrum dalam
potongan melintang sehingga dapat menunjukan adanya pembesaran.
1. Proyeksi Chause III
Memberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat
memperlihatkan kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan
atau CT scan dapat menggambarkan kerusakan tulang oleh karena
kolesteatom.
2. Bakteriologi
Bakteri yang sering dijumpai pada OMSK adalah Pseudomonas
aeruginosa, Stafilokokus aureus dan Proteus. Sedangkan bakteri pada
OMSA Streptokokus pneumonie, H. influensa, dan Morexella
kataralis. Bakteri lain yang dijumpai pada OMSK E. Coli, Difteroid,
Klebsiella, dan bakteri anaerob adalah Bacteriodes sp.
1. Otitis Media Kronik (OMK)
Pemeriksaan diagnostic yang sering dilakukan pada kasus otitis media
kronis ini diantaranya meliputi :
1) Otoskop, dilakukan untuk menegakkan diagnosis berdasarkan gejala dan
hasil pemeriksaan telinga dengan melakukan auskultasi pada bagian
telinga luar
22
2) Pembiakan terhadap cairan yang keluar dari telinga, berfungsi untuk
mengetahui organisme penyebabkan otitis media kronik (OMK).
3) Rongen mastoid atau CT scan kepala untuk mengetahui adanya
penyebaran infeksi ke struktur disekeliling telinga.
4) Tes Audiometri dilakukan untuk mengetahui adanya penurunan
pendengaran.
5) X-ray dilakukan terhadap kalestatoma dan kekaburan mastoid.
A. Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan yang meliputi
aspek bio, psiko, sosio dan spiritual secara komprehensif. Maksud dari
pengkajian adalah untuk mendapatkan informasi atau data tentang pasien.
Data tersebut berasal dari pasien (data primer), dari keluarga (data sekunder)
dan data dari catatan yang ada (data tersier). Pengkajian dilakukan dengan
pendekatan proses keperawatan melalui wawancara, observasi langsung, dan
melihat catatan medis, adapun data yang diperlukan pada klien Gastritis
adalah sebagai berikut :
a. Data dasar
Adapun data dasar yang dikumpulkan meliputi :
1. Identitas klien
Identitas klien meliputi nama, umur (OMK menyerang paling
banyak pada anak-anak), jenis kelamin (OMK menyerang pada laki-
laki maupun perempuan), suku bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan,
alamat, tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
Identitas penanggung jawab meliputi nama, umur, jenis kelamin,
agama, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan klien, dan alamat.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Meliputi keluhan utama pasien dengan OMK biasanya datang
dengan keluhan adanya kelainan nyeri pada telinga, penggunaan
minyak, kapas lidi, peniti untuk membersihkan telinga.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat infeksi saluran atas yang berulang, riwayat alergi, riwayat
OMA berkurang, riwayat penggunaan obat (sterptomisin, salisilat,
kuirin, gentamisin), riwayat operasi.
4. Riwayat penyakit keluarga
Apakah keluarga klien pernah mengalami penyakit telinga, sebab
dimungkinkan OMK berhubungan dengan luasnya sel mastoid yang
dikaitkan sebagai faktor genetik.
23
b. Pemeriksaan fisik yaitu Review of system (ROS)
Keadaan umum : Tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri
tekan di kuadran epigastrik
Tanda-tanda vital : Suhu meningkat, keluarnya otore
1. B1 (Breath) : Normal
2. B2 ( Blood ) : Nadi meningkat
3. B3 (Brain) : Nyeri telinga, perasaan penuh dan pendengaran
menurun, vertigo, pusing, refleks kejut
4. B5 (Bowel) : Nausea vomiting
5. B6 (Bone) : Malaise, alergi
c. Pengkajian Psikososial
Psikososial sangat berpengaruh sekali terhadap psikologis pasien,
dengan timbul gejala-gejala yang di alami, apakah pasien dapat menerima
pada apa yang dideritanya. Pada kasus ini riwayat psikososial dapat terjadi
diantaranya :
1) Nyeri otore berpengaruh pada interaksi
2) Aktivitas terbatas
3) Takut menghadapi tindakan pembedahan
d. Pemeriksaan diagnostic
1) Tes audiometri: Pendengaran menurun
2) Xray : Terhadap kondisi patologi, misal kolestetoma,
kekaburan mastoid
3) Pemeriksaan pendengaran : Tes suara bisikan, tes garputala
2. Diagnosa keperawatan
Sebelum membuat diagnosa keperawatan maka data yang terkumpul
diidentifikasi untuk menentukan masalah melalui analisa data,
pengelompokkan data dan menentukan diagnosa keperawatan.Diagnosa
keperawatan adalah keputusan atau kesimpulan yang terjadi akibat dari hasil
pengkajian keperawatan.
Menurut Nanda, Noc, Nic diagnosa keperawatan pada klien dengan
OMK adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan pada telinga
2. Gangguan komunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran
3. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan obstruksi, infeksi di
telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran
4. Ansietas berhubungan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis,
anestesi, nyeri, hilangnya fungsi, kemungkinan penurunan penengaran
lebih besar setelah operasi.
5. Kurang pengetahuan mengenai pengobatan dan pencegahan kekambuhan
24
3. Intervensi
a. Nyeri berhubungan dengan proses peradangan pada telinga
Tujuan : Nyeri berkurang atau hilang
Kriteria hasil : Skala nyeri menurun, klien tidak meringis kesakitan, raut
wajah tidak cemas, keluhan nyeri berkurang, klien mampu istirahat dengan
tenang.
Intervensi Keperawatan:
1. Beri posisi nyaman
Rasional : Dengan posisi nyaman dapat mengurangi nyeri
2. Kompres panas di telinga bagian luar
Rasional : Untuk mengurangi nyeri
3. Kompres dingin
Rasional : Untuk mengurangi tekanan telinga (edema)
4. Kolaborasi pemberian analgetik dan antibiotik
Rasional : Analgetik merupakan pereda nyeri yang efektif pada pasien
untuk mengurangi sensasi nyeri dari dalam
b. Gangguan komunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran
Tujuan : Gangguan komunikasi berkurang / hilang
Kriteria hasil : Klien akan memakai alat bantu dengar (jika sesuai),
menerima pesan melalui metode pilihan (misal: komunikasi lisan, bahasa
lambang, berbicara dengan jelas pada telinga yang baik).
Intervensi keperawatan:
1. Dapatkan apa metode komunikasi yang diinginkan dan catat pada
rencana perawatan metode yang digunakan oleh staf dan klien, seperti :
tulisan, berbicara, bahasa isyarat.
Rasional: Dengan mengetahui metode komunikasi yang diinginkan
oleh klien maka metode yang akan digunakan dapat disesuaikan dengan
kemampuan dan keterbatasan klien
2. Kaji kemampuan untuk menerima pesan secara verbal.
Rasional : Pesan yang ingin disampaikan oleh perawat kepada klien
dapat diterima dengan baik oleh klien.
3. Gunakan faktor-faktor yang meningkatkan pendengaran dan
pemahaman
Rasional : Memungkinkan komunikasi dua arah antara perawat dengan
klien dapat berjalan dengan baik dan klien dapat menerima pesan
perawat secara tepat.
c. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan obstruksi, infeksi di
telinga tengah atau kerusakan di syaraf pendengaran
Tujuan : Persepsi sensori baik
25
Kriteria hasil : Klien akan mengalami peningkatan persepsi sensori
pendengaran sampai pada tingkat fungsional
Intervensi keperawatan :
1. Ajarkan klien menggunakan dan merawat alat pendengaran secara
tepat
Rasional : Keefektifan alat pendengaran tergantung pada tipe
gangguan / ketulian, pemakaian serta perawatannya yang tepat.
2. Instruksikan klien untuk menggunakan teknik-teknik yang aman
sehingga dapat mencegah terjadinya ketulian lebih jauh
Rasional : Apabila penyebab pokok ketulian tidak progresif, maka
pendengaran yang tersisa sensitif terhadap trauma dan infeksi sehingga
harus dilindungi
3. Observasi tanda-tanda awal kehilangan pendengaran yang lanjut
Rasional : Diagnosa dini terhadap keadaan telinga atau terhadap
masalah-masalah pendengaran rusak secara permanen
4. Instruksikan klien untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik (baik
itu antibiotik sistemik maupun local)
Rasional : Penghentian terapi antibiotika sebelum waktunya dapat
menyebabkan organisme sisa berkembang biak sehingga infeksi akan
berlanjut
6. Ansietas berhubungan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis,
anestesi, nyeri, hilangnya fungsi, kemungkinan penurunan penengaran
lebih besar setelah operasi.
Tujuan : Rasa ansietas klien akan berkurang / hilang
Kriteria hasil : Klien mampu mengungakpkan ketakutan atau
kekhawatirannya, respon klien tampak tersenyum.
Intervensi keperawatan :
1. Mengatakan hal sejujurnya kepada klien ketika mendiskusikan
mengenai kemungkinan kemajuan dari fungsi pendengarannya untuk
mempertahankan harapan klien dalam berkomunikasi
Rasional : Harapan-harapan yang tidak realistik tidak dapat
mengurangi kecemasan, justru malah menimbulkan
ketidakkepercayaan klien terhadap perawat. Menunjukkan kepada
klien bahwa dia dapat berkomunikasi dengan efektif tanpa
menggunakan alat khusus sehingga dapat mengurangi rasa cemasnya.
2. Berikan informasi tentang kelompok yang juga pernah mengalami
gangguan seperti yang dialami klien untuk memberikan dukungan
kepada klien
Rasional : Dukungan dari beberapa orang yang memiliki pengalaman
yang sama akan sangat membantu klien
26
3. Berikan informasi mengenai sumber-sumber dan alat-alat yang
tersedia yang dapat membantu klien
Rasional : Agar klien menyadari sumber-sumber apa saja yang ada di
sekitarnya yang dapat mendukung dia untuk berkomunikasi
d. Kurang pengetahuan mengenai pengobatan dan pencegahan kekambuhan
Tujuan : Klien akan mempunyai pemahaman yang baik tentang
pengobatan dan cara pencegahan kekambuhan.
Kriteria hasil : Klien paham mengenai pengobatan dan pencegahan
kekambuhan
Intervensi keperawatan :
1. Ajarkan klien mengganti balutan dan menggunakan antibiotik secara
kontinyu sesuai aturan.
Rasional : pendidikan kesehatan tenyang cara mengganti balutan
dapat meningkatkan pemahaman klien sehingga dapat berpartisipasi
dalam pencegahan kekambuhan.
2. Beritahu komplikasi yang mungkin timbul dan bagaimana cara
melaporkannya
Rasional : pemahaman tentang komplikasi yang dapat terjadi pada
klien dapat membantu klien dan keluarga untuk melaporkan ke tenaga
kesehatan sehingga dapat dengan cepat ditangani.
3. Tekankan hal-hal yang penting yang perlu ditindak lanjuti / evaluasi
pendengaran.
Rasional : follow up sangat penting dilakukan oleh anak karena dapat
mengetahui perkembangan penyakit dan mencegah terjadinya
kekambuhan.
4. Implementasi
Menurut Doengoes, 2000 implementasi adalah tindakan pemberian
keperawatan yang dilaksanakan untuk membantu mencapai tujuan pada
rencana tindakan keperawatan yang telah disusun. Setiap tindakan
keperawatan yang dilaksanakan dicatat dalam catatan keperawatan yaitu cara
pendekatan pada klien efektif, teknik komunikasi terapeutik serta penjelasan
untuk setiap tindakan yang diberikan kepada pasien.
Dalam melakukan tindakan keperawatan menggunakan 3 tahap
pendekatan, yaitu independen, dependen, interdependen. Tindakan
keperawatan secara independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh
perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan
lainnya. Interdependen adalah tindakan keperawatan yang menjelaskan suatu
kegiatan dan memerlukan kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya,
misalnya tenaga sosial, ahli gizi, dan dokter. Sedangkan dependen adalah
27
tindakan yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan
medis.Keterampilan yang harus dipunyai perawat dalam melaksanakan
tindakan keperawatan yaitu kognitif, sikap dan psikomotor.
Dalam melakukan tindakan khususnya pada klien dengan gastritis yang
harus diperhatikan adalah pola nutrisi, skala nyeri klien, serta melakukan
pendidikan kesehatan pada klien.
5. Evaluasi Keperawatan
Menurut Doengoes, 2000 evaluasi adalah tingkatan intelektual untuk
melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
Kemungkinan yang dapat terjadi pada tahap evaluasi adalah masalah dapat
diatasi, masalah teratasi sebagian, masalah belum teratasi atau timbul masalah
baru. Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses adalah evaluasi yang harus dilaksanakan segera setelah
perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk membantu keefektifitasan
terhadap tindakan. Sedangkan evaluasi hasil adalah evaluasi yang
dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara keseluruhan sesuai
dengan waktu yang ada pada tujuan.
Adapun evaluasi dari diagnosa keperawatan OMK secara teoritis adalah
apakah rasa nyeri klien berkurang, apakah terdapat tanda-tanda infeksi,
apakah klien dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri, apakah klien
mampu mengungkapkan pemahaman tentang penyakit OMK.
28