isbd 1

5
Sumber Daya yang Ada di Pedesaan dan Perkotaan dalam Upaya kesehatan Ibu dan  Anak Sumber Daya yang Ada di Pedesaan dan Perkotaan dalam Upaya kesehatan Ibu dan Anak  Untuk mecapai pembangunan yang berkualitas tentunya diperlukan sumber daya yang juga berkualitas, sehingga perlu diupayakan kegiatan dan strategi pemerataan kesehatan dengan mendayagunakan segenap potensi yang ada. Sumber daya tersebut dapat dicakup dari lingkungandesa maupun dari lingkungan dari lingkungan kota.  Sumbe r D aya di D e s a  Tingkat kepercayaan masyarakat desa terhadap petugas kesehatan masih rendah karena mereka masih percaya kepada dukun, sehingga kita perlu untuk meningkatkan  pengetahuan masyarakat desa tentang dunia medis.  Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan di kelompokkan dalam sajian informasi mengenai sarana kesehatan dan tenaga kesehatan.   Sarana Kesehatan 1. Puskesmas Di desa untuk saat ini hampir 100% sudah membangun puskesmas untuk mensejahterakan masyarakatnya. Secara konseptual, puskesmas menganut konsep wilayah dan diharapkan dapat melayani sasaran jumlah penduduk yang ada di wilayah masing- masing. 2. BPS (Bidan Praktek Swasta)  Merupakan salah satu sumber daya yang dapat mensejahterakan kesehatan ibu dan anak. Di BPS bidan dapat memberikan penyuluhan yang dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak di wilayah tersebut, khususnya di daerah pedesaan.  3. Sarana Kesehatan di Desa Bersumber Daya Mas yarakat  Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah:  a. Posyandu Posyandu merupakan jenis UKM yang paling memasyarakatkan dewasa ini. Posyandu yang meliputi lima program prioritas yaitu: KB, KIA, Imunisasi, dan penanggulangan Diare. Terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi. Sebagai salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang langsung bersentuhan dengan masyarakat level bawah, sebaiknya posyandu digiatkan kembali sperti pada masa orde baru karena terbukti ampuh mendeteksikan permasalahn gizi dan kesehatan di berbagai daerah. Permasalahan gizi buruk anak balita, kekurangan gizi, busung lapar dan masalah kesehatan lainnya menyangkut kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindari jika posyandu kembali diprogramkan secara menyeluruh. Kegiatan posyandu lebih dikenal dengan sistem lima meja yang meliputi:  

Upload: helma-tussadiyah

Post on 30-Oct-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sosbud

TRANSCRIPT

Page 1: isbd 1

7/16/2019 isbd 1

http://slidepdf.com/reader/full/isbd-1-5634f77514937 1/4

Sumber Daya yang Ada di Pedesaan danPerkotaan dalam Upaya kesehatan Ibu dan

 Anak Sumber Daya yang Ada di Pedesaan dan Perkotaan dalam Upaya kesehatan Ibu dan

Anak  

Untuk mecapai pembangunan yang berkualitas tentunya diperlukan sumber daya

yang juga berkualitas, sehingga perlu diupayakan kegiatan dan strategi pemerataan kesehatan

dengan mendayagunakan segenap potensi yang ada. Sumber daya tersebut dapat dicakup dari

lingkungandesa maupun dari lingkungan dari lingkungan kota. 

Sumber Daya di Desa  

Tingkat kepercayaan masyarakat desa terhadap petugas kesehatan masih rendah

karena mereka masih percaya kepada dukun, sehingga kita perlu untuk meningkatkan

 pengetahuan masyarakat desa tentang dunia medis. 

Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan di kelompokkan dalam sajian

informasi mengenai sarana kesehatan dan tenaga kesehatan.  

 Sarana Kesehatan 

1.  Puskesmas 

Di desa untuk saat ini hampir 100% sudah membangun puskesmas untuk 

mensejahterakan masyarakatnya. Secara konseptual, puskesmas menganut konsep wilayah

dan diharapkan dapat melayani sasaran jumlah penduduk yang ada di wilayah masing-masing. 

2.  BPS (Bidan Praktek Swasta) 

Merupakan salah satu sumber daya yang dapat mensejahterakan kesehatan ibu dan

anak. Di BPS bidan dapat memberikan penyuluhan yang dapat meningkatkan kesehatan ibu

dan anak di wilayah tersebut, khususnya di daerah pedesaan. 

3.  Sarana Kesehatan di Desa Bersumber Daya Masyarakat 

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai

upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat.

Upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) diantaranya adalah: a. Posyandu 

Posyandu merupakan jenis UKM yang paling memasyarakatkan dewasa ini. Posyandu

yang meliputi lima program prioritas yaitu: KB, KIA, Imunisasi, dan penanggulangan Diare.

Terbukti mempunyai daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi. Sebagai

salah satu tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang langsung bersentuhan dengan

masyarakat level bawah, sebaiknya posyandu digiatkan kembali sperti pada masa orde baru

karena terbukti ampuh mendeteksikan permasalahn gizi dan kesehatan di berbagai daerah.

Permasalahan gizi buruk anak balita, kekurangan gizi, busung lapar dan masalah kesehatan

lainnya menyangkut kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindari jika posyandu kembali

diprogramkan secara menyeluruh. 

Kegiatan posyandu lebih dikenal dengan sistem lima meja yang meliputi: 

Page 2: isbd 1

7/16/2019 isbd 1

http://slidepdf.com/reader/full/isbd-1-5634f77514937 2/4

1.  Meja 1: Pendaftaran 

2.  Meja 2: Penimbangan 

3.  Meja 3: Pengisian kartu menuju sehat 

4.  Meja 4: Penyuluhan kesehatan pemberian oralit vitamin A, dan tablet besi 

5.  Meja 5 : Pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, serta pelayanan keluarga berencana 

 b. PKK  

Adalah gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah dengan wanita

sebagai motor penggerakan untuk membangun keluarga sebagai unit atau kelompok terkecil

dalam masyarakat dan bertujuan membantu pemerintah untuk ikut serta memperbaiki dan

membina tata kehidupan dan penghidupan keluarga yang dijiwai oleh Pancasila menuju

terwujudnya keluarga yang dapat menikmati keselamatan, ketenangan dan ketentraman hidup

lahir dan bathin (keluarga sejahtera). 

c. Pos Obat Desa (POD) 

Pos obat desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal pengobatan

sederhana. Kegiatan ini dapat dipandang sebagai perluasan kuratif sederhana. Kegiatan ini

dapat dipandang sebagai perluasan kuratif sederhana, melengkapi kegiatan preventif dan

 promotif yang telah di laksanakan di posyandu. Dalam implementasinya POD dikembangkan

melalui beberapa pola di sesuaikan dengan stuasi dan kondisi setempat. Beberapa

 pengembangan POD itu antara lain: 

a.  POD murni, tidak terkait dengan UKBM lainnya. 

 b.  POD yang di integrasikan dengan Dana Sehat. 

c.  POD yang merupakan bentuk peningkatan posyandu. d.  POD yang dikaitkan dengan pokdes/ polindes. 

e.  Pos Obat Pondok Pesantren ( POP ) yang dikembangkan di beberapa pondok pesantren. 

POD jumlahnya belum memadai sehingga bila ingin digunakan di unit-unit desa, maka

seluruh, diluar kota yang jauh dari sarana kesehatan sebaiknya mengembangkan Pos Obat

Desa masing-masing. 

d. Poskesdes 

Merupakan pelayanan kesehatan yang bersumber pada daya masyarakat yang dibentuk 

di desa dalam rangka mendekatkan dan menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi

masyarakat yang ada di desa. 

e. Polindes 

Merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat dalam rangka mendekatkan

 pelayanan kebiadanan melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan

kesehatan ibu dan anak. 

 Sarana Tenaga Kesehatan 

a. Bidan Desa 

Bidan Desa adalah bidan yang ditempatkan, diwajibkan tinggal serta bertugas melayani

masyarakat di wilayah kerjanya, yang meliputi satu atau dua desa yang dalam melaksanakan

tugas pelayanan medik baik di dalam maupun di luar jam kerjanya bertanggung jawab

langsung kepada kepala Puskesmas dan bekerja sama dengan perangkat desa.  b. Dukun Bersalin 

Page 3: isbd 1

7/16/2019 isbd 1

http://slidepdf.com/reader/full/isbd-1-5634f77514937 3/4

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan non-medis seringkali dilakukan oleh

seseorang yang disebut sebagai dukun beranak, dukun bersalin atau peraji. Pada dasarnya

dukun bersalin diangkat berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat atau merupakan

 pekerjaan yang sudah turun temurun dari nenek moyang atau keluarganya dan biasanya sudah

 berumur ± 40 tahun ke atas. Dukun dapat dibedakan menjadi: 

1. Dukun Terlatih 

Dukun terlatih adalah dukun yang telah mendapatkan latihan oleh tenaga kesehatan yang

dinyatakan lulus. 

2. Dukun tidak terlatih 

Dukun tidak terlatih adalah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan

atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus. 

Peranan dukun beranak sulit ditiadakan karena masih mendapat kepercayaan masyarakat

dan tenaga terlatih yang masih belum mencukupi. Dukun beranak masih dapat dimanfaatkan

untuk ikut serta memberikan pertolongan persalinan

Sumber Daya di Kota  

 Sarana Kesehatan 

1.  Puskesmas 

Seperti halnya di desa, di kota juga terdapat puskesmas, akan tetapi untuk mekanisme

 pengobatan masyarakat lebih banyak pergi ke rumah sakit. Pembinaan pembangunan

kesehatan dengan adanya puskesmas yang memiliki tenaga dokter yang didukung tenaga

keperawatan/bidan, non medis lainnya sesuai standar, sarana dan biaya operasional yang

memadai, sehingga puskesmas mampu melaksanakan pelayanan obstretrik dan neonatalemergensi dasar (PONED) dan diperlukan potensi peningkatan pengetahuan tenaga medis. 

2.  Rumah Sakit 

Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan rumah sakit antara lain dengan

melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah rumah sakit

dan tempat tidurnya serta rasio terhadap jumlah penduduk. Semua RS kabupaten/kota mampu

melaksanakan pelayanan Obstretrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK), sehingga

kemauan kemampuan dan kesadaran penduduk dalam upaya kesehatan ibu dan anak dapat

diwujudkan. Setiap daerah dapat memanfaatkan sumber daya yang ada, dari APBD, termasuk 

lembaga donor internasional. 

3.  Klinik Bersalin 

Merupakan suatu institusi professional yang menangani proses persalinan dan

 pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, bidan dan tenaga kesehatan lainnya. Klinik 

 bersalin biasanya lebih banyak terdapat di daerah perkotaan. 

4.  Sarana produksi dan distribusi sedian dan alat kesehatan 

Salah satu factor penting untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan

kesehatan adalan jumlah sarana produksi dan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan.  

 Sarana Tenaga Kesehatan 1. Dokter Kandungan 

Page 4: isbd 1

7/16/2019 isbd 1

http://slidepdf.com/reader/full/isbd-1-5634f77514937 4/4

2. Bidan 

3. Apoteker  

4. Perawat 

5. Ahli Gizi 

6. Tenaga Kesehata Masyarakat 

Sumber Dana Kesehatan  

Wujud lain partisipasi masyarakat adalah dalam bentuk pembiayaan kesehatan seperti

dana sehat, asuransi kesehatan, jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat, dan berbagai

 bentuk asuransi dibidang kesehatan. Secara umum jenis-jenis partisipasi pemberdayaan

kesehatan masyarakat adalah sebagai berikut: 

1)  Berbagai bentuk dana sehat seperti dana sehat pola PKMD (Pembangunan Kesehatan

Masyarakat Desa), dana sehat pola UKS (Upaya Kesehatana Sekolah), dana sehat pondok 

 pasantren, dana sehat pola KUD (Koperasi Unit Desa), dana sehat yang dikembangkan oleh

LSM, dan dana sehat organisasi/kelompok lainnya (Supir angkot, tukang becak dan lain-lain). 

2)  Asuransi kesehatan oleh PT Asuransi Kesehatan Indonesia, dengan sasaran para pengawai

negeri sipil, pensiunan, dan sebagaian karyawan swasta atau pengawai pabrik. 

3)  Jaminan sosial tenaga kerja (termasuk pemiliharaan kesehatan) khusunya bagi para pekerja

Perusahaan swasta. 

4)  Asuransi kesehatan swasta atau badan penyelenggara Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Masyarakat (Bapel JPKM), seperti asuransi kesehatan yang dikelola PT tugu mandiri, PT

Bintang Jasa, dan lain-lain. 

Sumber: http://riawindari.wordpress.com/2011/09/02/konsep-ilmu-sosial-dan-budaya-dasar/ 

http://meyadnya.blogspot.com/2011/10/sosial-budaya-masyarakat-pedesaan-dan.html 

http://kumpulanbahankesehatan.blogspot.com/2011/03/upaya-kesehatan-bersumberdaya.html http://joesrhan.blogspot.com/2012/02/makalah-bidan-desa.html