ips1

14
GENERALISASI Disusun Oleh : Kelompok 3 1. Ayu Ratih Alviana (06131381520111) 2. Cindy Febrianti Utami (06131381520087) 3. Lisa Novita Sari (06131381520110) Dosen Pembimbing : 1. Dra. Siti Dewi Maharani, M.Pd 2. Budiansyah, S.Pd.i.,S.Pd.,M.Pd UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Upload: aji-muhammad-iqbal

Post on 11-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

aa

TRANSCRIPT

Page 1: IPS1

GENERALISASI

Disusun Oleh : Kelompok 3

1. Ayu Ratih Alviana (06131381520111)2. Cindy Febrianti Utami (06131381520087)3. Lisa Novita Sari (06131381520110)

Dosen Pembimbing : 1. Dra. Siti Dewi Maharani, M.Pd 2. Budiansyah, S.Pd.i.,S.Pd.,M.Pd

UNIVERSITAS SRIWIJAYAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARTAHUN AJARAN 2015/2016

Page 2: IPS1

GENERALISASI

PENGERTIAN GENERALISASI

Pengertian generalisasi secara umum adalah :

Generalisasi adalah perihal membentu gagasan atau simpulan umum dari suatu

kejadian.

Generalisasi menghubungkan konsep satu sama lain, selanjutnya kesimpulan dari kita.

Generalisasi menyatakan hubungan antara dua konsep atau lebih, sering

mengidentifikasi penyebab dan efek, dapat digunakan untuk meramalkan suatu

kejadian dimasa depan yang berhubungan dengan yang dinyatakan dalam

generalisasi.

Generalisasi dapat membuat suatu penyebutan yang baru namun serupa tentang tigas,

empat atau beberapa hal lain.

Pengertian generalisasi menurut para ahli :

1. Menurut Helius Sjamsuddin(1996), generalisasi merupakan pernyataan yang

menjelaskan hubungan antara konsep-konsep yang berfungsi sebagai pembantu

berpikir dan memahami tidak sekedar mendeskripsikan data, tetapi juga

memberikan struktur.

2. Menurut James A. Banks(1977), generalisasi adalah pernyataan hubungan dua

konsep atau lebih. Pernyataan tersebut boleh terbentang dari yang sangat

sederhana ke yang sangat kompleks. Kadang-kadang mereka dikenal sebagai

prinsip-prinsip atau hukum.

3. Fuad Hasan(1997), generalisasi adalah kesimpulan yang ditarik secara induktif

mengenai dua hubungan fakta-fakta atau lebih yang melahirkan teori.

Dari pemahaman tersebut dapat dikemukakan bahwa generalisasi merupakan pernyataan

tentang hubungan antara konsep-konsep dan berfungsi untuk membantu dalam memudahkan

pemahaman suatu pernyataan itu, berfungsi mengidentifikasi penyebab dan pengaruhnya,

bahkan dapat digunakan untuk memprediksi suatu kejadian yang berhubungan dengan

pernyataan yang ada dalam generalisasi tersebut.

Contoh generalisasi :

- Contoh 1 : Besi jika di panaskan akan memuai.

Alumunium jika di panaskan akan memuai.

Page 3: IPS1

Tembaga jika di panaskan akan memuai

Generalisasi : Semua logam jika di panaskan akan memuai.

- Contoh 2 : Semua mahasiswa Universitas Sriwijaya adalah orang yang pintar.

Azka adalah mahasiswa Universitas Sriwijaya.

Generalisasi : Azka adalah orang yang pintar.

- Contoh 3 : Tamara Bleszynski adalah bintah iklan dan ia berparas cantik.

Nia Ramadhani adalah bintang iklan dan ia berparas cantik.

Generalisasi : Semua bintang iklan berparas cantik.

TINGKATAN DAN MACAM-MACAM GENERALISASI

Menurut James A. Banks berpendapat generalisasi dapat disusun dalam bentuk dan

ruang lingkup yang sederhana sampai kepada yang luas dan kompleks. Oleh karena itu Banks

membedakan 3 tingkat generalisasi, yaitu:

1. High Order Generalizations disebut juga laws atau principles, yaitu generalisasi

yang pemakaiannya secara universal. Contohnya, interaksi antara suatu

masyarakat dengan lingkungan mereka, memengaruhi cara yang ditempuh mereka

untuk memenuhi kebutuhannya.

2. Intermediate Level Generalizations, yaitu generalisasi yang digunakan di kawasan

tertentu dan kebudayaan tertentu. Contohnya, wilayah Indonesia yang terletak di

daerah tropis yang subur dan daerahnya luas, menyebabkan bangsa Indonesia di

pedesaan sebagian besar hidup dari pertanian.

3. Law Order Generalizations, yaitu generalisasi yang digunakan atas data dari dua

atau tiga sampel kecil, misalnya tentang sekelompok kota pada satu kawasan

tertentu. Contohnya, suatu kelimpahancurah hujan yangtinggi serta suhu udara

yang sejuk, menyebabkan daerah Lembang, Bandung cocok untuk tanaman sayur

kol, sawi maupun kentang.

MACAM-MACAM GENERALISASI

1. Generalisasi sempurna adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi

dasar penyimpulan yang diselidiki.

Page 4: IPS1

Contoh:

a. Setelah kita memperhatikan jumlah hari pada setiap bulan tahun Masehi kemudian

disimpulkan bahwa : Semua bulan Masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31. dalam

penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari pada setiap bulan kita

selidiki tanpa ada yang kita tinggalkan.

b. Setelah bertanya pada masing-masing mahasiswa PGSD tentang kewarganegaraan

mereka, kemudian disimpulkan bahwa : Semua mahasiswa PGSD adalah warga

negara Indonesia. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu

kewarganegaraan masing-masing mahasiswa, kita selidiki tanpa ada yang ketinggalan.

Generalisasi sempurna ini memberikan kesimpulan amat kuat dan tidak dapat

diserang. Tetapi tentu saja tidak praktis dan tidak ekonomis.

2. Generalisasi tidak sempurna adalah generalisasi berdasarkan sebagian fenomena

untuk mendapatkan kesimpulan yang berlaku bagi fenomena sejenis yang belum

diselidiki.

Contoh :

- Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah

manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa

Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong, maka penyimpulan ini

adalah generalisasi tidak sempurna.

Generalisasi tidak sempurna ini tidak menghasilkan kesimpulan sampai ke tingkat

pasti sebagaimana generalisasi sempurna, tetapi corak generalisasi ini jauh lebih praktis dan

lebih ekonomis dibandingkan dengan generalisasi sempurna.

Jika kita berbicara tentang generalisasi, yang dimaksud adalah generalisasi tidak

sempurna. Karena populernya generalisasi ini oleh para ahli logika disebut sebagai induksi

tidak sempurna untuk menyebut bahwa tehnik ini paling banyak digunakan dalam

penyusunan pengetahuan.

Dari segi sifat yang dimilikinya, induksi tidak sempurna dibagi 2 macam, dalam

kekuatan putusan yang ternyata :

a. Dalam ilmu alam (sciences) putusan yang tercapai melalui induksi tidak sempurna ini

berlaku umum, mutlak jadi tak ada kecualinya. Hukum alam berlaku dengan pasti.

Hukum alam juga boleh disebut berlaku umum-mutlak (dalam lingkungan alam itu).

Hukum kepastian dan kemutlakan ini hanya berlaku dalam bidang alamiah saja.

Page 5: IPS1

Contoh : hukum air mengenai pembekuannya. ‘Air akan membeku jika didinginkan.’ Dan

ilmu tidak ragu-ragu untuk meramalkan tentang pembekuan air ini karena bersifat pasti dan

mutlak.

b. Jika ilmu mempunyai obyek yang terjadinya bias kena pengaruh dari manusia yang

sedikit banyaknya dapat ikut menentukan kejadian-kejadian yang menjadi pandangan-

pandangan ilmu, maka lain pula halnya. Ilmunya disebut ilmu sosial serta obyek

penyelidikannya mungkin terpengaruhi oleh kehendak manusia. Kalau pada

prinsipnya hukum alam tidak ada pengecualiannya maka hukum-hukum pada ilmu

sosial ini selalu ada kemungkinan pengecualiannya.

Contoh : mahasiswa kosma H2, ada yang suka makan pecel, malahan banyak yang suka

makan pecel tetapi jangan segera diambil putusan umum, bahwa mahasiswa kosma H2 itu

semuanya suka makan pecel. Suka atau tidak suka makan pecel itu sama sekali bukan sifat

mutlak manusia dimanapun juga.

Generalisasi juga bisa dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu : loncatan induktif dan

yang bukan loncatan induktif.

1. Loncatan Induktif

Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun

fakta yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-fakta tersebut

atau proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan

yang diajukan.

2. Tanpa Loncatan Induktif

Sebuah generalisasi bila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan,

sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.

Misalnya, untuk menyelidiki bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya,

diperlukan ratusan fenomena untuk menyimpulkannya.

GENERALISASI ILMIAH

Pada dasarnya, generalisasi ilmiah tidak berbeda dengan generalisasi biasa, baik dalam

bentuk maupun permasalahannya. Perbedaan utama terletak pada metodenya, kualitas data

serta ketepatan dalam perumusannya. Generalisasi dikatakan sebagai penyimpulan karena apa

yang ditemui dalam observasi sebagai sesuatu yang benar, maka akan benar pula sesuatu

Page 6: IPS1

yang tidak diobservasi, pada masalah sejenis atau apa yang terjadi pada sejumlah kesempatan

akan terjadi pula pada kesempatan yang lain bila kondisinya yang sama terjadi.

Pada generalisasi ilmiah, ada 6 tanda-tanda penting yang harus kita perhatikan adalah:

1. Datanya dikumpulkan dengan observasi yang cermat, dilaksanakan oleh tenaga

terdidik serta mengenal baik permasalahannya. Pencatatan hasil observasi dilakukan

dengan tepat, menyeluruh dan teliti; pengamatan dan hasilnya dibuka kemungkinan

adanya cek oleh peneliti terdidik lainnya.

2. Adanya penggunaan instrumen untuk mengukur dan mendapatkan ketepatan serta

menghindari kekeliruan sejauh mungkin.

3. Adanya pengujian, perbandingan serta klasifikasi fakta.

4. Pernyataan generalisasi jelas, sederhana, menyeluruh dinyatakan dengan term yang

padat dan metematik.

5. Observasi atas fakta-fakta eksperimental hasilnya dirumuskan dengan memperhatikan

kondisi yang bervariasi misalnya waktu, tempat dan keadaan khusus lainnya.

6. Dipublikasikan untuk memungkinkan adanya pengujian kembali, kritik, dan

pengetesan atas generalisasi yang dibuat.

GENERALISASI EMPIRIS DAN GENERALISASI YANG SALAH

Generalisasi empirik adalah generalisasi yang hanya menjelaskan fenomenanya saja, tanpa disertai penjelasan “mengapa”. Gneralisasi semacam ini hanya menerima apa saja yang ada tanpa adanya suatu kajian tertentu. Sebagai contoh:Petani yahu tanah yang ditanami secara bergantian dengan jenis lain secara teratur akan menghasilkan panen yang lebih baik dibandingkan jika ditanami dengan tanaman yang selalu sejenis.

Generalisasi penjelasan adalah generalisasi yang menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi dan apa yang menyebabkannya dan didapatkan suatu kesimpulan yang dapat dipercaya. Sebagai contoh: Mengapa tanah yang ditanami secara bergantian dengan jenis lain secara teratur akan menghasilkan panen yang lebih baik dibandingkan jika ditanami dengan tanaman yang selalu sejenis, dikarenakan tanaman-tanaman tersebut akan meninggalkan bekas kesuburan tanaman itu sendiri juga karena tanah yang digunakan telah jadi tanah yang gembur sehingga membuat kesuburan pada tanah.

Jadi semua hukum alam tidak beranjak dari generalisasi empirik kemudian setelah diketahui penyebabnya lahirlah generalisasi dengan penjelasan.

GENERALISASI YANG SALAHSuatu generalisasi bisa dipercayai apabila tingkat kepercayaan atau hasil yang diperoleh

memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dan begitu pula sebaliknya.

Page 7: IPS1

Seseorang kadangkala cenderung membuat generalisasi berdasarkan fenomena yang sedikit dan tidak mencukupi syarat untuk membuat generalisasi yang dapat dipercaya. Sebagai contoh orang sering mengatakan: Dia adalah orang islam mengapa kok korupsi, berarti orang islam itu memang jahat, Dia adalah pemimpin yang hebat kenapa menanggulangi masalah BBM saja tidak bisa, berarti dia adalah bodoh. Jadi penyimpulan-penyinpulan tersebut adalah salah karena hanya mengambil fenomena yang sedikit.

Menurut Soekadijo, generalisasi yang baik harus memenuhi 3 syarat, antara lain :

1. Generalisasi harus tidak terbatas secara numerik.

Artinya, generalisasi tidak boleh terikat kepada jumlah tertentu. Kalau dikatakan ” Semua

A adalah B ”, maka proposisi itu harus benar, berapa pun jumlah A. Proposisi itu berlaku

untuk setiap dan semua subyek yang memenuhi kondisi A.

Contohnya : Semua perempuan adalah cantik.

2. Generalisasi harus tidak terbatas secara spasio-temporal.

Artinya, tidak boleh terbatas dalam ruang dan waktu. Jadi, harus berlaku di mana saja dan

kapan saja.

Contohnya : Semua dosen adalah orang terpelajar.

3. Generalisasi harus dapat dijadikan dasar pengandaian.

Yang dimaksud dengan ’dasar pengandaian’ di sini adalah dasar dari yang disebut contrary-

to-facts conditionals atau unfulfilled conditionals.

Rumusnya :

Faktanya : x, y, dan z itu masing-masing bukan B

Ada generalisasi : Semua A adalah B

Pengandaiannya : andaikata x, y, dan z itu masing-masing sama dengan A atau dengan kata-

kata lain, andaikata x, y, dan z itu masing-masing memenuhi atau sama kondisiya dengan A,

maka pastilah x, y, dan z itu masing-masing sama dengan B.

Contohnya :

Faktanya : Sofan, Syaiful dan Budi itu bukan perempuan

Generalisasi : Semua yang cantik adalah perempuan

Pengandaiannya : Andaikata Sofan, Syaiful dan Budi itu cantik, maka pastilah Sofan, Syaiful

dan Budi itu perempuan.

Page 8: IPS1

PENGUJIAN ATAS GENERALISASI

Untuk menguji kebenaran yang dihasilkan oleh generalisasi tersebut apakah yang

dihasilkan cukup kuat dan dapat diterima, maka kita dapat melakukan pengujian-pengujian

sebagi berikut:

1. Apakah contoh yang digunakan jumlahnya cukup untuk mewakili, fenomena lain

yang sama atau adakah hal-hal atau kejadian-kejadian yang diuji merupakan sample

yang cukup dari seluruh kelompok yang dipertimbangkan. Orang hendaknya melihat

adakah sample yang diselidiki cukup representative mewakili kelompok yang

diperiksa, apabila tidak maka akan sulit memperoleh hasil yang seksama. Sebagai

contoh: Kita hanya memerlukan satu titik jari seseorang untuk menentukan apakah

golongan darahnya, kita hanya memerlukan beberapa air dalam botol minuman untuk

menentukan berapa kadar lemak dalam air botol tersebut. Sebaliknya untuk

menentukan factor dominan apakah yang menjadi sebab kejahatan tidak cukup

mendasarkan hanya pada beberapa orang saja, begitu juga untuk menentukan watak

umum suku jawa, tidak bias hanya beberapa orang suku jawa. Tetapi semakin banyak

jumlah fenomena yang digunakan semakin kuat hasil yang didapatkan, walaupun

tidak boleh menyatakan bahwa dua kali jumlah fenomena pada contoh yang sama

akan menghasilkan dua kali kadar kepercayaan.

2. Apakah contoh yang digunakan cukup bervariasi. Sebagai contohnya: untuk

menentukan kadar minat dan kesadaran dalam membayar pajak sebagai kewajiban

bagi masyarakat , harus diteliti dari dasar seperti dalam beberapa RT, berbagai usia,

pendidikan. Semakin banyak contoh yang digunakan, semakin kuat hasil yang dicapai

3. Apakah dalam generalisasi tersebut diperhitungkan hal-hal yang menyimpang

dengan fenomena umum atau tidak. Yang harus diperhitungkan adalah kekecualian-

kekecualian, dalam kekecualian cukup besar tidak mungkin diadakan generalisasi,

tetapi kalau sedikit harus dirumuskan dengan hati-hati. Seperti kata-kata semua,

sebagian, setiap, selalu, tidak pernah. Semakin cermat faktor-faktor pengecualian

dipertimbangan, semakin kuat kesempatan yang dihasilkan. Hendaknya terlebih

dahulu sebelum menerima kesimpulan ini dilakukan pengujian-pengujian terlebih

dahulu.

4. Apakah kesimpulan yang dirumuskan konsisten dengan fenomena individual.

Kesimpulan yang dihasilkan tidak boleh memberikan tafsiran yang berbeda dari data

yang ada. Sebagai contoh penyelidikan tentang faktor mengapa banyak masyarakat

Page 9: IPS1

yang terkena penyakit demam berdarah. Telah dilakukan peyelidikan terhadap

masing-masing individu dari sample yang diselidiki ditemukan factor-faktor

kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan, kurangnya sosialisasi dari

pemerintah tentang penyakit demam berdarah, lalu disimpulkan bahwa faktor yang

menyebabkan banyaknya masyarakat yang terkena penyakit demam berdarah hanya

karena kurangnya kasadaran masyarakat terhadap kebersihan. Ini merupakan

kesimpulan yang lemah karena tidak sesuai dengan realitanya. Semakin banyak faktor

yang ditinggalkan, maka semakin lemah kesimpulan yang dihasilkan dan begitu juga

sebaliknya.

KESIMPULAN

Generalisasi merupakan pernyataan tentang hubungan antara konsep-konsep dan

berfungsi untuk membantu dalam memudahkan pemahaman suatu pernyataan itu, berfungsi

mengidentifikasi penyebab dan pengaruhnya, bahkan dapat digunakan untuk memprediksi

suatu kejadian yang berhubungan dengan pernyataan yang ada dalam generalisasi tersebut.

Generalisasi adalah suatu penalaran yang menyimpulkan suatu kesimpulan bersifat umum

dari premis-premis yang berupa proposisi empiris. Prinsip yang menjadi penalaran

generalisasi dapat dirumuskan ”sesuatu yang beberapa kali terjadi dalam kondisi tertentu,

dapat diharapkan akan selalu terjadi apabila kondisi yang sama terpenuhi”.

Kesimpulan itu hanya suatu harapan, suatu kepercayaan, karena konklusi penalaran

induktif tidak mengandung nilai kebenaran yang pasti, akan tetapi hanya suatu probabilitas

suatu peluang. Dan hasil penalaran generalisasi induktif itu sendiri juga disebut generalisasi

(proposisi universal).

Kebanyakan generalisasi didasarkan pada pemeriksaan atas suatu sample atau contoh dari

seluruh golongan yang diselidiki. Oleh karena itu, generalisasi juga biasa disebut induksi

tidak sempurna atau tidak lengkap.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa generalisasi adalah suatu pernyataan umum yang

menyimpulkan sejumlah premis-premis yang sama kondisinya.

Page 10: IPS1

DAFTAR PUSTAKA

Supardan, Dadang. 2013. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wallace, L. Walter. 1994. Metode Logika Ilmu Sosial. Jakarta: Radar Jaya Offset.

Aatmandai.blogspot.com/2012/05/generalisasi.html

Afirmanto.blogspot.com/2010/04/generalisasi-macam-macam-generalisasi.html