ipi91848.pdf

10
Karya Ilmiah Lingkungan Bisnis Nama : Monica Forolus NIM : 11.02.8127 Kelas : D3.MI.04 Jurusan : Manajemen Informatika Sekolah Tinggi Teknik Informatika Dan Komputer Amikom Yogyakarta 2012

Upload: 5ug1y4nt0

Post on 25-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ipi91848.pdf

Karya Ilmiah Lingkungan Bisnis

Nama : Monica Forolus

NIM : 11.02.8127

Kelas : D3.MI.04

Jurusan : Manajemen Informatika

Sekolah Tinggi Teknik Informatika Dan Komputer

Amikom

Yogyakarta

2012

Page 2: ipi91848.pdf

KARYA ILMIAH “SHOPPING ONLINE”

1.1 Latar Belakang Masalah

Internet merupakan jaringan yang luas dari server dan komputer yang terhubung antara satu sama lain melalui saluran telepon, gelombang mikro, satelit, dll. Dalam perkembangannya, internet sekarang bukan hanya berfunggsi sebagai media informasi dan media komunikasi saja.Namun, internet juga dapat menambah pendapatan seseorang dalam bidang perekonomian.Apalagi di zaman seperti sekarang ini, manusia menyukai semua hal yang berbau praktis dan otomatis untuk menjalankan kelangsungan hidupnya terutama dalam hal menjalankan transaksi jual beli.

Dalam beberapa waktu belakangan ini, Shopping Online kerap mewarnai perdagangan dunia maya. Shopping Online merupakan suatu bentuk perdagangan elektronik di mana konsumen langsung membeli barang atau jasa dari penjual melalui internet tanpa layanan perantara. Shopping online atau belanja online adalah salah satu cara belanja yang sedang marak. Sebenarnya cara belanja seperti ini sudah ada sejak 1979, diciptakan oleh Michael Aldrich dari Inggris. Baru pada Maret 1981 sistem ini mulai diperkenalkan kepada masyarakat oleh Thomson Holidays. Saat ini, di Indonesia jumlah pengunjung shopping online bisa mencapai 73% perharinya. Dengan masing-masing konsumen 65% wanita dan 35% kaum pria.

Namun, perbisnisan shopping online banyak disalahgunakan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.Penyalahgunaan ini berupa online payment yakni, pembayaran barang-barang yang dibeli melalui shopping online.Pada umumnya, pembeli online biasanya menggunakan kartu kredit untuk melakukan pembayaran.Disinilah, para oknum yang tidak bertanggung jawab melancarkan permainannya. Yakni dengan cara, menerima transfer uang dari pembeli online namun barang yang telah dipesan tidak dikirimkan oleh pemilik online store. Dari sini, dapat diketahui bahwa shopping online telah mendapatkan perhatian yang besar oleh masyarakat namun tidak sedikit shopping online yang melancarkan aksi-aksi nakal nya untuk meraih keuntungan dengan cara yang tidak benar.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian khusus untuk mencegah penipuan dunia maya yang marak terjadi di kalangan masyarakat terutama dalam transaksi shopping online.

1.2 Rumusan Masalah 1. Jenis barang apa saja yang biasa di beli di shopping online ? 2. Penipuan-penipuan apa saja yang terjadi dalam shopping online ?

Page 3: ipi91848.pdf

3. Bagaimanakah cara mencegah penipuan yang terjadi pada shopping online ?

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan diatas, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Memaparkan ciri-ciri original shopping online; b. Mengetahui pembeda antara original shopping online dan shopping online palsu; c. Memaparkan pada masyarakat bentuk-bentuk penipuan dunia maya dalam perdagangan

shopping online. d. Memaparkan penanggulangan penipuan shopping online yang telah terjadi.

1.4 Manfaat Penelitian Sesuai dengan latar belakang masalah dan tujuan penelitian, penulis mengharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat setia pengguna dunia maya untuk lebih berhati-hati dalam menjalankan transaksi jual beli di dunia maya agar tidak terjadi penipuan.

Page 4: ipi91848.pdf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Shopping Online

Belanja online merupakan proses pembelian barang/jasa oleh konsumen ke penjual real-time, tanpa pelayan dan melalui Internet. Toko virtual ini mengubah paradigma proses membeli produk/jasa dibatasi oleh tembok, pengecer atau mall. Proses tanpa batasan ini dinamakan belanja online Business-to-Consumer (B2C). Ketika pebisnis membeli dari pebisnis yang lain dinamakan belanja online Business-to-Business (B2B). Keduanya adalah bentuk e-commerce (electronic commerce).Diawali tahun 1990-an, Tim Berners-Lee dengan WWW server pertamanya, membuka penggunaannya secara komersial dan dipergunakan sebagai sistem online toko pizza, Pizza Hut. Tahun 1994, Netscape memperkenalkan enkripsi data SSL transfer online, agar belanja lebih aman. Tahun 1995, Amazon meluncurkan situs belanja online, dilanjutkan dengan eBay di tahun 1996.

Toko online, tersedia selama 24 jam sehari, memiliki lebih banyak konsumen yang mengakses lewat internet kapan dan di mana pun, lebih banyak menghemat BBM dan waktu.Toko online menjelaskan produk yang dijual dengan baik, melalui teks, foto dan file multimedia. Mereka juga menyediakan informasi produk, prosedur keselamatan, saran, dan cara penggunaannya, fasilitas untuk berkomentar, me-ranking itemnya, akses meninjau situs lain, fasilitas real-time menjawab pertanyaan pelanggan, sehingga mempercepat mendapat kata sepakat pembelian dari berbagai vendor pemilik toko online.

Toko Online selalu meningkatkan kinerjanya dengan menganalisa pengunjungnya sehingga mereka tahu bahwa kita ada, bagaimana dan mengapa kita datang, di mana kita melihat dan mencari produknya, melihat apa yang kita beli, dan bagian apa yang kita tidak suka, serta mengapa kita pergi tanpa membeli. Berdasarkan informasi itu, mereka mengoptimalkan diri untuk memenuhi kebutuhan pengunjungnya agar lebih baik, misalnya dengan fasilitas search box, reviews of products, personalized recommendations, dan lain-lain.

Konsumen lebih memperhatikan aspek kemudahan mendapatkan barang dan metode pembayarannya.Konsumen hanya perlu menghubungi retailer-nya, menunggu kiriman dari pos. Biasanya pengiriman dalam jumlah kecil, jauh lebih mahal dari pengiriman lebih besar, bahkan ada yang menawarkan pengiriman gratis pada pesanan yang cukup besar. Konsumen juga dapat beralih antar pemasok dan vendor tanpa mengganggu proses belanja seperti belanja konvensional.Konsumen juga tidak perlu terganggu dengan adanya keributan suara orang belanja,kemacetan, tempat parkir, pelayan yang tidak ramah, AC yang sangat dingin, bau menyengat, kamera di lemari ganti, dan banyak lagi.

2.2 Faktor-faktor penyebab penipuan shopping online Seiring dengan berjalannya waktu, akan terlihat bahwa bahaya dari shopping online ini, diantaranya : a. Kekhawatiranpencurian identitas pembeli online b. Masalah pengembalian barang yang tidak sesuai dengan pembeli online c. Deskripsi produk yang tidak sesuai dengan produk yang ditawarkan d. pengiriman barang terkadang lebih mahal dari barang itu sendiri

Page 5: ipi91848.pdf

2.3 Cara mencegah penipuan yang terjadi pada pembeli online Dengan semakin berkembangnya teknologi dan dunia internet, kini berbelanja tak harus lagi dilakukan dengan penjual ditempat mereka.Toko online pun kini semakin banyak dan berkembang. Dengan semakin banyaknya toko online yang ada, kita jadi lebih mudah mencari dan memilih barang sesuai keperluan yang akan dibeli. Namun demikian seiring dengan semakin banyaknya toko online, makin banyak juga penipu-penipu yang byang emngatasnamakan toko online.Oleh karena itu kita harus jeli memilih tempat untuk belanja online jika tidak mau tertipu.Dibawah ini, kami menyajikan cara-cara agar pembeli online tidak mengalami penipuan dari oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang bersarang di toko online. a. Jangan pernah berbelanja langsung lewat facebook. Meskipun beriklan lewat Facebook, akan tetapi sebuah Toko Online yang benar akan selalu mengarahkan calon konsumen ke Website Resmi mereka. b. Pelajari status toko, yakni bisa dicek langsung ke lokasi atau bertanya pada keluarga atau teman yang kebetulan sama kota dengan si pedagang atau mungkin orang-orang yang telah biasa menggunakan jasa tokon online. c. Selalu browsing di google tentang status toko online tersebut.Cari semuainformasi mulai dari Nama, Nomor HP, Rekening dll, sebab di Internet biasanya telah ada Data Record Penipuan.

Page 6: ipi91848.pdf

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 01 Argamakmur, dimulai pada minggu ke-1, Februari 2012 sampai dengan minggu ke-2, Februari 2012. 3.2 Bahan dan Alat Penelitian Bahan dan alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku catatan, kamera, website, dan peralatan tulis 3.3 Metode a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA N 01 Argamakmur. Jumlah siswa ± 100 orang dari 6 kelas. b. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 12% dari jumlah siswa kelas XI di SMAN 1 Argamakmur. Sampel ini diambil untuk mengetahui jenis penipuan shopping online yang tengah marak saat ini dilingkungan SMA N 1 Argamakmur terkhusus siswa kelas XI. c. Metode Survey Tujuan dalam survey ini adalah untuk mengetahui barang yang sering di beli di shopping online dan penipuan shopping online apa sajakah yang telah terjadi di tempat penelitian. d.Teknik Wawancara wawancara ini dilakukan dengan siswa/siswi SMA N 1 Argamakmur yang pernah melakukan transaksi jual beli di dalam shopping online dan untuk menggali informasi mengenai penipuan didalam shopping online. 4.Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan setelah menemukan orang-orang yang kiranya hendak mengisi angket dan bersedia diwawancarai.Hasil survei dicatat dan di dengarkan. Hal-hal yang perlu dicatat dan didengarkan adalah jenis barang yang biasa di jual-belikan dalam shooping online, penipuan-penipuan yang terjadi, dan modus apa saja yang dipakai oleh pelaku. 5.Pengolahan Data Data yang telah ada lalu di satukan dan di ulas kembali

Page 7: ipi91848.pdf

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian A. Barang-barang yang biasa di beli di shopping online Tabel 1 (Barang yang biasa di beli di shopping online) Jenis Barang Jumlah Orang Persentase

Tas 4 26%

Baju 7 46 %

Jam Tangan 2 13 %

Sepatu 3 20%

Hair Clip 1 6%

Farfum 2 13%

Page 8: ipi91848.pdf

Softlens 1 6%

Barang yang biasa di beli oleh siswa/i SMA N 1 adalah baju .dapat di lihat dari tabel persentase baju lebih tinggi dari pada barang yang lain. Terteta di dalam tabel bahwa persentase baju adalah 46%, tas 26%, jam tangan 13%, sepatu 20%,Farfum 13%, kemudian hair clip dan softlens sebanyak 6%. Tabel 2 (Faktor yang menyebabkan orang-orang lebih memilih belanja online) Faktor-faktor Jumlah Persentase

Banyak Pilihan 6 40%

Lebih Praktis 4 26.7%

Lebih menarik 5 33.4%

Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa banyak orang lebih memilih belanja di shopping online di karenakan lebih banyak pilihan, lebih praktis dan lebih menarik.Namun disamping ketiga faktor tersebut faktor yang paling mendorong orang untuk berbelanja di shopping online yaitu karena lebih banyaknya pilihan.

Page 9: ipi91848.pdf

4.2 Pembahasan a. Berdasarkan Angket Berdasarkan hasil penelitian, sampel yang kami dapati menunjukan 100% dari mereka pernah melakukan shopping online. Jenis-jenis barang yang biasa mereka beli adalah tas, baju, jam tangan , sepatu, hair clip , farfum dan softlens. Faktor yang membuat mereka memilih shopping online dari pada pasar konkret karena lebih menarik, lebih praktis dan banyak pilihan. 80% dari sampel yang kami ambil pernah mengalami penipuan dalam shopping online .penipuan tersebut berupa barang yang di pesan tidak sampai pada tujuan, dan barang yang di pesan tidak sesuai dengan permintaan. b. Berdasarkan Wawancara Berdasarkan wawancara, untuk mengetahui cara pencegahan penipuan pada shopping online, pembeli online menyarankan agar :

1. Jangan langsung percaya dengan toko online yang belum kita ketahui seluk beluknya. 2. Pelajari status toko, yakni bisa langsung di cek ke lokasi atau bertanya pada keluarga yang

sama kota dengan shopping online tersebut. 3. Cari semua informasi toko online, mulai dari nama , nomor HP , dan rekening.

Page 10: ipi91848.pdf

BAB V PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Shopping online merupakan salah satu sarana yang mempermudah kita dalam proses pembelanjaan dan pemesanan barang apapun. 2. shopping onlie memiliki manfaat yang baik bagi kehidupan manusia. 3. Selain dampak positif, shopping online memiliki dampak yang buruk 3.2. Saran

Sebaiknya jika hendak melakukan transaksi didalam shopping online, kita harus lebih berhati-hati guna untuk mencegah terjadinya penipuan.Kita harus mencari tahu terlebih dahulu sumber-sumber yang berkaitan dengan barang tersebut.Hal itu dilakukan agar penipuan-penipuan yang terjadi dalam transaksi shopping online dapat berkurang dan transaksi shopping online dapat berjalan dengan baik dan lancar.