ipi148367.pdf

15
KONFERENSI PASCASARJANA TEKNIK SIPIL (KNPTS-2012) ProsidingKonferensiNasionalPascasarjanaTeknikSipil (KNPTS) 2012, 7 Desember 2012 PENGGUNAAN INDEKS PELAYANAN JALAN DALAM MENENTUKAN TINGKAT PELAYANAN JALAN Oleh: Najid Dosen Jurusan Tek.Sipil Untar email : [email protected] Telp. 0818156673 Ofyar Z.Tamin Guru Besar Departemen Teknik Sipil ITB Email: [email protected] Telp.0811223169 ABSTRAK Tingkat pelayanan jalan adalah parameter yang penting terutama dalam menentukan unjuk kerja suatu jalan yang dipengaruhi oleh kecepatan dan volume lalu lintas pada jalan tersebut. Tingkat pelayanan jalan di Indonesia diatur oleh Keputusan Menteri Perhubungan No.14 tahun 2006 tentang Tingkat Pelayanan Jalan dan Karakteristik Operasi Terkait. Dalam lampiran keputusan menteri tersebut tertera kategori tingkat pelayanan jalan untuk setiap kondisi kecepatan dan perbandingan volume dan kapasitas untuk setiap fungsi jalan seperti Arteri, Kolektor dan Lokal. Namun tingkat pelayanan jalan pada peraturan menteri tersebut terlihat terlalu optimis sehingga jika diaplikasikan pada kondisi jalan saat ini terutama pada jalan-jalan di kota Jakarta maka semua jalan berada pada kondisi tingkat pelayanan jalan terendah atau level F terutama pada jam sibuk. Kondisi tingkat pelayanan jalan tersebut tentu menyulitkan pada evaluasi. Usulan perbaikan kapasitas jalan atau pengaturan lalu lintas untuk mengurangi volume lalu lintas juga tidak akan mampu mengangkat kondisi jalan ke level yang lebih baik secara signifikan misalnya level C. Untuk itu perlu dilakukan revisi terhadap ketentuan mengenai tingkat pelayanan jalan. Revisi penentuan tingkat pelayanan jalan ini didasarkan pada perhitungan Indeks Pelayanan Jalan yang di dalamnya terdiri dari variabel waktu tempuh awal (kecepatan desain), waktu tempuh pada saat volume lalu lintas tertentu, kapasitas jalan dan volume lalu lintas pada saat tertentu. Pada setiap kondisi lalu lintas dengan indeks pelayanan jalan tertentu akan di kumpulkan data mengenai persepsi dari masing-masing pengguna kendaraan terhadap kondisi lalu lintas tersebut untuk menetapkan rentang nilai indeks pelayanan jalan terhadap kondisi tingkat pelayanan jalan tertentu yang akan dibagi menjadi level A, B, C, D, E dan F. Revisi ketentuan mengenai tingkat pelayanan jalan ini nantinya dapat diusulkan untuk menjadi Keputusan Menteri Perhubungan Pengganti Keputusan Menteri sebelumnya yang mengatur mengenai tingkat pelayanan jalan. Kata Kunci: Indeks, Pelayanan, Tingkat, Pelayanan, Jalan 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan di kota Jakarta saat ini mencapai sekitar 20 juta orang perhari dengan jumlah pergerakan kendaraan mencapai 2 juta kendaraan perhari. Hal ini dipicu dengan makin tingginya penggunaan angkutan pribadi khususnya sepeda motor di DKI Jakarta, menurut data selama 8 tahun jumlah sepeda motor di DKI Jakarta telah meningkat 3 kali lipat yaitu

Upload: rizzal-lia

Post on 08-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

ipi pdf

TRANSCRIPT

  • KONFERENSI PASCASARJANA TEKNIK SIPIL(KNPTS-2012)

    ProsidingKonferensiNasionalPascasarjanaTeknikSipil (KNPTS) 2012, 7 Desember 2012

    PENGGUNAAN INDEKS PELAYANAN JALANDALAM MENENTUKAN TINGKAT PELAYANAN JALAN

    Oleh:

    NajidDosen Jurusan Tek.Sipil Untaremail : [email protected]

    Telp. 0818156673

    Ofyar Z.TaminGuru Besar Departemen Teknik Sipil ITB

    Email: [email protected]

    ABSTRAK

    Tingkat pelayanan jalan adalah parameter yang penting terutama dalam menentukan unjuk kerja suatu jalanyang dipengaruhi oleh kecepatan dan volume lalu lintas pada jalan tersebut. Tingkat pelayanan jalan diIndonesia diatur oleh Keputusan Menteri Perhubungan No.14 tahun 2006 tentang Tingkat Pelayanan Jalandan Karakteristik Operasi Terkait. Dalam lampiran keputusan menteri tersebut tertera kategori tingkatpelayanan jalan untuk setiap kondisi kecepatan dan perbandingan volume dan kapasitas untuk setiap fungsijalan seperti Arteri, Kolektor dan Lokal. Namun tingkat pelayanan jalan pada peraturan menteri tersebutterlihat terlalu optimis sehingga jika diaplikasikan pada kondisi jalan saat ini terutama pada jalan-jalan dikota Jakarta maka semua jalan berada pada kondisi tingkat pelayanan jalan terendah atau level F terutamapada jam sibuk. Kondisi tingkat pelayanan jalan tersebut tentu menyulitkan pada evaluasi.

    Usulan perbaikan kapasitas jalan atau pengaturan lalu lintas untuk mengurangi volume lalu lintas juga tidakakan mampu mengangkat kondisi jalan ke level yang lebih baik secara signifikan misalnya level C. Untuk ituperlu dilakukan revisi terhadap ketentuan mengenai tingkat pelayanan jalan. Revisi penentuan tingkatpelayanan jalan ini didasarkan pada perhitungan Indeks Pelayanan Jalan yang di dalamnya terdiri darivariabel waktu tempuh awal (kecepatan desain), waktu tempuh pada saat volume lalu lintas tertentu,kapasitas jalan dan volume lalu lintas pada saat tertentu. Pada setiap kondisi lalu lintas dengan indekspelayanan jalan tertentu akan di kumpulkan data mengenai persepsi dari masing-masing penggunakendaraan terhadap kondisi lalu lintas tersebut untuk menetapkan rentang nilai indeks pelayanan jalanterhadap kondisi tingkat pelayanan jalan tertentu yang akan dibagi menjadi level A, B, C, D, E dan F. Revisiketentuan mengenai tingkat pelayanan jalan ini nantinya dapat diusulkan untuk menjadi Keputusan MenteriPerhubungan Pengganti Keputusan Menteri sebelumnya yang mengatur mengenai tingkat pelayanan jalan.

    Kata Kunci: Indeks, Pelayanan, Tingkat, Pelayanan, Jalan

    1. Latar Belakang Masalah

    Pergerakan di kota Jakarta saat ini mencapai sekitar 20 juta orang perhari dengan jumlahpergerakan kendaraan mencapai 2 juta kendaraan perhari. Hal ini dipicu dengan makintingginya penggunaan angkutan pribadi khususnya sepeda motor di DKI Jakarta, menurutdata selama 8 tahun jumlah sepeda motor di DKI Jakarta telah meningkat 3 kali lipat yaitu

  • KONFERENSI PASCASARJANA TEKNIK SIPIL(KNPTS-2012)

    ProsidingKonferensiNasionalPascasarjanaTeknikSipil (KNPTS) 2012, 7 Desember 2012

    dari 2.212.961 tahun 2000 menjadi 6.765.723 tahun 2008, sementara pada beberapa rutepenumpang angkutan umum menurun cukup berarti. Hal ini menunjukkan telah terjadiperpindahan permintaan pergerakan dari angkutan umum ke angkutan pribadi.

    Luas jalan di kota Jakarta saat ini hanya 6,28 persen dari luas wilayahnya, sementara padakota-kota besar di dunia umumnya mencapai 15 persen luas jalan dibandingkan luaswilayahnya. Pertumbuhan luas jalan di kota jakarta tidak mencapai 0,01% pertahunsedangkan pertumbuhan kendaraan mencapai 10,79 persen per tahun (Dinas PerhubunganDKI Jakarta, 2009). Hal tersebut didukung fakta bahwa pada lima tahun terakhirpenambahan jumlah kendaraan setiap hari di DKI Jakarta menunjukkan terdapatpendaftaran kendaraan baru sebanyak 1.127 kendaraan yang terdiri dari 236 kendaraanmobil dan 891 motor. Bahkan di Jadetabek (Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi) setiaphari bertambah kendaraan baru sebanyak 2.027 kendaraan terdiri dari 319 mobil dan 1.707sepeda motor atau dengan angka rata-rata pertumbuhan kendaraan bermotor tetap 9,5%pertahun.

    Dengan perkembangan angka pertumbuhan tersebut kemungkinan kemacetan lalu lintassecara total akan lebih cepat terjadi atau sebelum perkiraan semula yaitu tahun 2014.Untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan penanganan yang tentunya harus didasarkanpada evaluasi yang tepat, terutama evaluasi terhadap tingkat kemacetan lalu lintas di jalanatau yang lebih dikenal dengan istilah Tingkat Pelayanan Jalan. Tingginya pergerakan lalulintas di jalan tersebut menyebabkan lalu lintas semakin padat sehingga tingkat pelayananjalan atau biasa juga disebut dengan singkatan LOS (level of service) menjadi turun.Turunnya tingkat pelayanan jalan merupakan indikator yang tepat untuk digunakan olehpemerintah dalam mengevaluasi kondisi kepadatan lalu lintas pada suatu jalan.

    Dengan demikian penetapan tingkat pelayanan jalan menjadi sangat penting, oleh karenaitu Kementerian Perhubungan pada tahun 2006 telah mengeluarkan Keputusan Menteri no14/ 2006 yang mengatur diantaranya tentang kriteria tingkat pelayanan jalan. Namunkriteria yang terdapat pada peraturan menteri Perhubungan tersebut perlu di evalusimelihat pada kondisi komposisi penggunaan kendaraan saat ini dan persepsi dari pelakupergerakan atau pengguna jalan.

  • KONFERENSI PASCASARJANA TEKNIK SIPIL(KNPTS-2012)

    ProsidingKonferensiNasionalPascasarjanaTeknikSipil (KNPTS) 2012, 7 Desember 2012

    Kondisi tingkat pelayanan jalan sangat dipengaruhi oleh kondisi atau karakteristik tataguna lahan selain oleh karakteristik jalan itu sendiri berdasarkan fungsinya. Klasifikasi daritingkat pelayanan jalan juga harus mudah di evaluasi untuk dilakukan revisi ataupenyesuaian di masa yang akan datang.

    2. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk :1. Menganalisis hubungan karakteristik jalan dan tata guna lahan terhadap indeks

    tingkat pelayanan jalan2. Membuat indeks tingkat pelayanan jalan untuk setiap kategori jalan dan tata guna

    lahan

    3. Merumuskan tingkat pelayanan jalan berbasis indeks tingkat pelayanan jalanberdasarkan persepsi pengguna jalan

    3. Identifikasi dan Perumusan Masalah:

    Ada beberapa permasalahan yang ada disini antara lain adalah:

    - Kategori tingkat pelayanan jalan menurut KM 14/ 2006 terlihat terlalu optimis dankasar atau tidak terlalu menggambarkan kondisi pelayanan sebenarnya.

    - Tidak mempertimbangkan kondisi perkerasan dan alinyemen jalan serta faktorlingkungan

    - Penilaian kategori tingkat pelayanan tidak didasarkan persepsi pengguna jalan,terutama untuk menjelaskan batas antara kategori

    - Penetapan kategori pelayanan jalan berdasarkan nilai kuantitatif akan lebih mudahdalam memberikan gambaran tentang tingkat pelayanan jalan dan lebih mudahdikoreksi atau dievaluasi

  • KONFERENSI PASCASARJANA TEKNIK SIPIL(KNPTS-2012)

    ProsidingKonferensiNasionalPascasarjanaTeknikSipil (KNPTS) 2012, 7 Desember 2012

    - Tingkat pelayanan jalan sangat erat hubungannya dengan fungsi jalan dan kondisitata guna lahan disekitarnya.

    4. Tinjauan PustakaKlasifikasi jalan berdasarkan status dan kewenangan penyelenggraannya dikenal jalanyang diselenggrakan pemerintah,pusat (jalan nasional), jalan yang diselenggrakanpemerintah daerah (jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota). Dengan demikian jalandaerah meliputi jalan provinsi, jalan kabupaten dan jalan kota. Saat ini Dit.Jen. BinaMarga (2010) telah mencatat total panjang jaringan jalan yang ada di Indonesia yaitumencapai 376.176 km yang terdiri dari jalan tol sepanjang 741,97 km (0,20%), jalannasional non tol 38.569 km (10,25%), jalan provinsi 48.681 km (12,94%), jalan kabupaten255.253 km (67,85%) dan jalan Kota 32.932 km (8,75%). Sementara jalan Daerah yangdiperlukan hingga tahun 2025 adalah hampir 480.000 km (secretariat Jenderal Dep.PU,2008).

    Dari data tersebut di atas menunjukkan bahwa hampir 91% kebutuhan jalan di Indonesiadidominasi jalan daerah. Dengan demikian pengelolaan jalan daerah harus memberikanjaminan pelayanan yang handal dan selamat sehingga mampu mewujudkan keamanan dankenyamanan bagi penggunanya, yang akhirnya berujung pada peningkatan pencapaianefisiensi dan efektifitas secara berkelanjutan (Mulyono, 2011).

    Sebagaimana disampaikan pada Latar Belakang Masalah yaitu karena pertumbuhanpergerakan lebih cepat dari pertumbuhan jalan maka unjuk kerja jalan atau tingkatpelayanan jalan semakin menurun yang di tandai dengan menurunnya kecepatanperjalanan karena bertambah kepadatan lalu lintas di jalan. Tentu untuk menangani jalanatau meningkatkan pelayanan jalan diperlukan kriteria tingkat pelayanan jalan. Olehkarena itu Kementrian Perhubungan telah mengeluarkan PERATURAN MENTERIPERHUBUNGAN Nomor : KM 14 TAHUN 2006, yang diantaranya memuat kriteriatingkat pelayanan jalan.

  • KONFERENSI PASCASARJANA TEKNIK SIPIL(KNPTS-2012)

    ProsidingKonferensiNasionalPascasarjanaTeknikSipil (KNPTS) 2012, 7 Desember 2012

    Pada Lampiran PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN Nomor : KM 14 TAHUN2006, tanggal : 6 MARET 2006, telah dijabarkan TINGKAT PELAYANAN DANKARAKTERISTIK OPERASI TERKAIT dari berbagai jenis jalan yaitu sebagai berikut:

    1. Jalan Tol

    A Arus bebasKecepatan lalu lintas > 100 km/jamService volume 1400 smp perjam pada 2 lajur 1 arah

    B Arus stabil dengan kecepatan tinggi, Kecepatan lalu lintas > 90 km/jamService volume maksimal 2000 smp perjam pada 2 lajur 1 arah

    C Arus masih stabil, Kecepatan lalu lintas sekurang-kurangnya > 80 km/jamService volume rate pada 2 lajur 1 arah tidak melebihi 75% dari capacity rate (yaitu1500 smp perjam per lajur atau 3000 smp perjam untuk 2 lajur)

    D Arus mendekati tidak stabil dan peka terhadap perubahan kondisi, Kecepatan lalu lintasumumnya berkisar 65 km/jam, Volume lalu lintas sekitar 0,9 dari kapasitasArus puncak 5 menit tidak melebihi 3600 smp per jam untuk 2 lajur 1 arah

    E Arus tidak stabil, Kecepatan lalu lintas antara 50 60 km perjamVolume mendekati kapasitas, sekitar 2000 smp per lajur per arah

    F Arus tertahan,

    2. Jalan Arteri

    A Kecepatan lalu lintas 100 km/jam, Jarak pandang bebas untuk mendahului harus selaluada, Volume lalu lintas mencapai 20% dari kapasitas (yaitu 400 smp perjam, 2 arah)Sekitar 75% dari gerakan mendahului dapat dilakukan dengan sedikit atau tanpatundaan

    B Awal dari kondisi arus stabil, Kecepatan lalu lintas > 80 km/jamVolume lalu lintas dapat mencapai 45% dari kapasitas (yaitu 900 smp perjam, 2 arah)

    C Arus masih stabil, Kecepatan lalu lintas > 65 km/jamVolume lalu lintas dapat mencapai 70% dari kapasitas (yaitu 1400 smp perjam, 2 arah)

    D Mendekati arus tidak stabil, Kecepatan lalu lintas turun sampai 60 km/jamVolume lalu lintas dapat mencapai 85% dari kapasitas (yaitu 1700 smp perjam, 2 arah)

    E Kondisi mencapai kapasitas dengan volume mencapai 2000 smp perjam, 2 arahKecepatan lalu lintas pada umumnya berkisar 50 km/jam

    F Kondisi arus tertahan, Kecepatan lalu lintas sekitar 40 km/jamVolume lalu lintas sekitar 30% dari kapasitas (yaitu 600 smp/jam/lajur)

    3. Jalan Kolektor

    A Kecepatan lalu lintas 100 km/jamVolume lalu lintas sekitar 30% dari kapasitas (yaitu 600 smp/jam/lajur)

  • KONFERENSI PASCASARJANA TEKNIK SIPIL(KNPTS-2012)

    ProsidingKonferensiNasionalPascasarjanaTeknikSipil (KNPTS) 2012, 7 Desember 2012

    B Awal dari kondisi arus stabil, Kecepatan lalu lintas sekitar 90 km/jamVolume lalu lintas tidak melebihi 50% kapasitas (yaitu 1000 smp/jam/lajur)

    C Arus stabil, Kecepatan lalu lintas > 75 km/jam, Volume lalu lintas tidak melebihi 75%kapasitas (yaitu 1500 smp/jam/lajur)

    D Mendekati arus tidak stabil, Kecepatan lalu lintas sekitar 60 km/jamVolume lalu lintas sampai 90% kapasitas (yaitu 1800 smp/jam/lajur)

    E Arus pada tingkat kapasitas (yaitu 2000 smp/jam/lajur), Kecepatan lalu lintas sekitar 50km/jam

    F Arus tertahan, kondisi terhambat (congested), Kecepatan lalu lintas 40 Km/jam

    4. Jalan Lokal

    B Arus stabil dengan sedikit tundaan, Kecepatan perjalanan rata-rata > 30 km/jamC Arus stabil dengan tundaan yang masih dapat diterima, Kecepatan perjalanan rata-rata >

    25 Km/jamD Mendekati arus tidak stabil dengan tundaan yang masih dalam toleransi, Kecepatan

    perjalanan rata-rata > 15 Km/jamE Arus tidak stabil, Kecepatan perjalanan rata-rata 15 Km/jam

    Menurut Blunden (1971), parameter beberapa jenis jalan yang merupakan hubungan antarawaktu tempuh dengan arus lalu lintas pada suatu ruas jalan tergantung pada lalu lintasyaitu kapasitas, waktu tempuh pada kondisi arus jenuh dan indeks tingkat pelayanan jalan(a), sebagaimana diperlihat pada tabel 1 berikut ini:

    Tabel 1: Parameter:untuk beberapa jenis jalanKondisi Tq (menit/ mile) a Arus Jenuh (kend/hari)

    Jalan Bebas Hambatam 0.8 1.0 0 0.2 2000 / lajur

    Jalan Perkotaan (banyaklajur)

    1.5 2.0 0.4 0.6 1800 / lajur

    Jalan Kolektor danpengumpan

    2.0 3.0 1.0 1.5 1800 / total lebar

    5. Metode Penelitian

    Penelitian didasarkan pada analisis obeservasi lapangan dan analisis didasarkan padaperhitungan matematis. Perhitungan matematis menggunakan rumus atau formula

  • KONFERENSI PASCASARJANA TEKNIK SIPIL(KNPTS-2012)

    ProsidingKonferensiNasionalPascasarjanaTeknikSipil (KNPTS) 2012, 7 Desember 2012

    hubungan volume atau arus lalu lintas dengan waktu atau biaya perjalanan. Pendekatanmatematis untuk perhitungan indeks tingkat pelayanan jalan adalah dengan PendekatanLinier yaitu:

    Tq = To + a .To . Q/ (C - Q) .. (1)atau:

    a = (C - Q) (Tq - To) / To . Q (2)dimana:a = indeks tingkat pelayanan jalanC = kapsitas jalanTq = waktu atau biaya perjalanan pada kondisi arus QTo = waktu atau biaya perjalanan pada kondisi arus mendekati 0Q = arus atau volume lalu lintas

    Metodologi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:

  • KONFERENSI PASCASARJANA TEKNIK SIPIL(KNPTS-2012)

    ProsidingKonferensiNasionalPascasarjanaTeknikSipil (KNPTS) 2012, 7 Desember 2012

    Gambar 1. Bagan Alir Penelitian

    Data waktu tempuhuntuk setiap kondisilalu lintas

    Data arus lalu lintasdan Kapasitas jalan

    Data persepsipengguna jalan setiapjenis kendaraan

    Identifikasi Masalah

    Perumusan Masalah

    Penentuan IndeksPelayanan Jalan

    Analisis IndeksPelayanan Jalan

    Konsep TingkatPelayanan Jalandidasarkan IndeksPelayanan Jalan

    Kesimpulan

    Manual KapasitasJalan Indonesia

    Survei Lalu Lintas

    Penentuan LokasiSurvei

    Peraturan danKetentuan TentangTingkat Pelayanan

    Jalan

  • KONFERENSI PASCASARJANA TEKNIK SIPIL(KNPTS-2012)

    ProsidingKonferensiNasionalPascasarjanaTeknikSipil (KNPTS) 2012, 7 Desember 2012

    6. Pengumpulan Data

    Pengumpulan data di lapangan atau survei lalu lintas dilakukan pada beberapa ruas jalan dikota Jakarta yang berada di sekitar wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Timur. Ruas jalanyang disurvei adalah sebagai berikut:

    Jalan Mangga Besar Jakarta Barat Jalan Sawah Besar Jakarta Barat Jalan Ketapang Jakarta Barat Jalan Pecenongan Jakarta Barat Jalan Otista Jakarta Timur Jalan Kolonel Sugiono Jakarta Timur

    Survei dilakukan dalam tiga periode waktu yaitu jam sibuk pagi hari, siang hari (off peak)dan jam sibuk sore hari, dengan harapan didapatkan variasi pada tingkat pelayanan jalandari periode waktu pada jalan-jalan tersebut. Dilihat dari jumlah lajurnya maka JalanMangga Besar, jalan Sawah Besar dan jalan Otista mempunyai karakteristik yang hampirsama yaitu jalan 6 lajur 2 arah sedangkan jalan Ketapang Raya, jalan Pecenongan Rayadan jalan Kolonel Sugiono juga mempunyai karakteristik yang hampir sama yaitu jalan 4lajur 2 arah. Hasil survei dengan metode MCO pada ke empat lokasi survei dsampaikanpada Tabel 2 berikut ini:

    Tabel 2. Hasil Survei Lalu Lintas dan Hasil Analisis pada 6 Ruas Jalan

    Nama Jalan Waktu Arah Q (smp/jam) V (km/jam) D (smp/km) Q/C LOS

    JL. Ketapang

    PagiUtara 1105.09 27.57 40.08 0.77 F

    Selatan 1170.13 27.48 42.58 0.77 F

    SiangUtara 1295.13 21.10 61.37 0.81 F

    Selatan 945.60 20.95 45.14 0.90 F

    SoreUtara 1392.22 24.05 57.90 0.66 F

    Selatan 1432.95 20.09 71.32 0.97 F

    Jl. Sawah Besar

    PagiUtara 1438.45 29.40 48.92 0.94 F

    Selatan 1591.30 33.27 47.83 0.94 F

    SiangUtara 1584.92 25.40 62.39 1.04 F

    Selatan 1352.78 22.15 61.06 1.03 F

  • KONFERENSI PASCASARJANA TEKNIK SIPIL(KNPTS-2012)

    ProsidingKonferensiNasionalPascasarjanaTeknikSipil (KNPTS) 2012, 7 Desember 2012

    SoreUtara 1310.78 20.74 63.21 0.88 F

    Selatan 1170.98 14.96 78.28 0.86 F

    JL. Mangga Besar

    PagiUtara 1465.26 11.75 124.72 0.70 F

    Selatan 1677.37 11.53 145.47 0.88 F

    SiangUtara 1731.16 8.81 196.41 1.01 F

    Selatan 1573.15 12.25 128.46 1.04 F

    SoreUtara 1534.52 11.74 130.69 0.94 F

    Selatan 1267.48 13.71 92.43 0.92 F

    JL. Pecenongan

    PagiBarat 445.43 21.45 20.77 0.85 F

    Timur 765.51 21.50 35.61 0.30 F

    SiangBarat 1013.07 9.57 105.83 0.52 F

    Timur 529.46 19.96 26.53 0.68 F

    SoreBarat 1310.78 12.44 105.34 0.36 F

    Timur 1170.98 8.98 130.47 0.88 F

    JL. Otista

    PagiBarat 1865.53 10.32 124.72 1.12 F

    Timur 1927.13 10.13 145.47 1.16 F

    SiangBarat 1831.26 9.35 196.41 1.10 F

    Timur 1783.15 11.47 128.46 1.07 F

    SoreBarat 1492.93 11.29 130.69 0.90 F

    Timur 1372.82 12.25 92.43 0.82 F

    JL. KolonelSugiono

    PagiBarat 653.33 19.42 20.77 0.45 F

    Timur 922.15 19.53 35.61 0.64 F

    SiangBarat 945.27 8.46 105.83 0.66 F

    Timur 682.54 18.53 26.53 0.47 F

  • KONFERENSI PASCASARJANA TEKNIK SIPIL(KNPTS-2012)

    ProsidingKonferensiNasionalPascasarjanaTeknikSipil (KNPTS) 2012, 7 Desember 2012

    SoreBarat 1125.67 10.34 105.34 0.78 F

    Timur 1081.54 7.85 130.47 0.75 F

    7. Analisis Data

    7.1. Tingkat Pelayanan Jalan

    Analisis yang pertama kali dilakukan adalah mencari nilai kapasitas dari masing-masingruas jalan tersebut berdasarkan MKJI (Manual Kapasitas Jalan Indonesia) 1997 untukmenentukan kapasitas suatu ruas jalan yaitu:

    C = Co X FCw X FCsp X FCsf X FCcs

    dimana:

    C : Kapasitas Jalan (Smp/Jam)Co : Kapasitas Dasar (Smp/Jam)FCw : Faktor penyesuaian lebar jalanFCsp : Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi)FCsf : Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalanFCcs : Faktor penyesuaian ukuran kota

    Tabel 3: Kapasitas Ruas Jalan pada Lokasi Survei

    Nama Jalan Co/lajur FCW FCSP FCSF FCCS Kapasitas/ ArahMKJI 1997

    Jalan Ketapang 1650 0.92 0.97 0.95 1.03 2882

    Jalan Sawah Besar 1650 0.92 1 0.98 1.03 4597

    Jalan Mangga Besar 1650 1 1 0.98 1.03 4997

    Jalan Pecenongan 1650 0.92 1 0.95 1.03 2971

    Jalan Otista 1650 1 1 0.98 1.03 4997

    Jalan Kolonel Sugiono 1650 0.92 0.97 0.95 1.03 2882

    Setelah didapatkan nilai kapasitas pada ruas jalan maka dapat dihitung tingkat pelayananjalan pada masing-masing ruas jalan yang merupakan hubungan antara Q/C (rasio volume

  • KONFERENSI PASCASARJANA TEKNIK SIPIL(KNPTS-2012)

    ProsidingKonferensiNasionalPascasarjanaTeknikSipil (KNPTS) 2012, 7 Desember 2012

    lalu lintas perkapasitas jalan) dengan kecepatan lalu lintas rata-rata. Hasil Analisis TingkatPelayanan Jalan pada masing-masing ruas jalan diperlihatkan pada Tabel 2 di atas.

    7.2. Indeks Pelayanan Jalan

    Dengan menggunakan persamaan (2) yang merupakan turunan dari persamaan (1) dapatdihitung nilai Indeks Pelayanan Jalan sebagaimana disampaikan pada Tabel 4 berikut ini:

    Tabel 4 : Analisis Indeks Pelayanan Jalan

    Nama Jalan Waktu Arah LOS Indeks PelayananJalanKategori IndeksPelayanan Jalan

    JL. Ketapang

    PagiUtara F 0.25 B

    Selatan F 0.25 B

    SiangUtara F 0.32 B

    Selatan F 0.16 A

    SoreUtara F 0.57 C

    Selatan F 0.05 A

    Jl. Sawah Besar

    PagiUtara F 0.05 A

    Selatan F 0.03 A

    SiangUtara F -0.04 F

    Selatan F -0.04 F

    SoreUtara F 0.19 A

    Selatan F 0.40 B

    JL. Mangga Besar

    PagiUtara F 1.37 F

    Selatan F 0.46 C

    SiangUtara F -0.03 F

    Selatan F -0.12 F

  • KONFERENSI PASCASARJANA TEKNIK SIPIL(KNPTS-2012)

    ProsidingKonferensiNasionalPascasarjanaTeknikSipil (KNPTS) 2012, 7 Desember 2012

    SoreUtara F 0.19 A

    Selatan F 0.23 B

    JL. Pecenongan

    PagiBarat F 0.23 B

    Timur F 3.09 F

    SiangBarat F 3.97 F

    Timur F 0.70 D

    SoreBarat F 5.45 F

    Timur F 0.61 D

    JL. Otista

    PagiBarat F -0.41 F

    Timur F -0.53 F

    SiangBarat F -0.39 F

    Timur F -0.22 F

    SoreBarat F 0.40 B

    Timur F 0.66 D

    JL. KolonelSugiono

    PagiBarat F 1.90 F

    Timur F 0.88 E

    SiangBarat F 2.57 F

    Timur F 1.89 F

    SoreBarat F 1.07 F

    Timur F 1.78 F

    Nilai Indeks Pelayanan Jalan tersebit dapat dikelompokkan menjadi 6 kategori sesuaidengan kategori pada Tingkat Pelayanan Jalan. Usulan untuk mengelompokkan IndeksPelayanan Jalan tersebut dapa dilihat pada Tabel 5 berikut ini:

  • KONFERENSI PASCASARJANA TEKNIK SIPIL(KNPTS-2012)

    ProsidingKonferensiNasionalPascasarjanaTeknikSipil (KNPTS) 2012, 7 Desember 2012

    Tabel 5: Kategori Indeks Pelayanan Jalan

    8. Kesimpulan dan Saran

    8.1. Kesimpulan

    - Penentuan kondisi pelayanan jalan berdasarkan Indeks Pelayanan Jalan lebih mudah dievaluasi karena terlihat lebih sensitif dalam menggambarkan kondisi pelayanan jalan.

    - Penentuan kondisi pelayananjalan berdasarkan Indeks Pelayanan Jalan akan lebih telitikarena pengelompokkan hanya dilakukan saat terakhir setelah Indeks Pelayanan Jalandihitung.

    8.2. Saran

    - Perlu dilakukan penelitian pada kota sedang dan kota kecil untuk melihat perbandinganhasilnya dengan kota besar yang diwakili kota Jakarta.

    - Perlu dilakukan penelitian khusus untuk mendapatkan kelompok kategori yang lebihmewakili terhadap nilai Indeks Pelayanan Jalan.

    DAFTAR PUSAKA

    1. Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, tahun 2001 sampai dengan 20112. Blunden,W.R. (1971), The land Use Transport System: Analysis and Synthesis,

    Oxford (Pergamon Press).

    Kategori Indeks Tingkat Pelayanan JalanA 0.00 - 0.20B 0.21 - 0.40C 0.41 - 0.60D 0.61 - 0.80E 0.81 - 1.00F >1 atau nilai negatif

  • KONFERENSI PASCASARJANA TEKNIK SIPIL(KNPTS-2012)

    ProsidingKonferensiNasionalPascasarjanaTeknikSipil (KNPTS) 2012, 7 Desember 2012

    3. Hiep, DV (2010), Combined Optimization Simulation Methodology forOptimizing Pavement Design and maintenance Strategies , Journal of The EasternAsia Society for Transportation Studies (EASTS), vol 6, pp.1123-1136.

    4. Mulyono (2011), cs, Monitoring dan Evaluasi Penerapan SNI Bidang BahanKonstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil Jalan, Jurnal Transportasi (terakreditasinasional), volume 10 nomor 3, Desember 2010.

    5. Mulyono (2011), Model Kebijakan Usulan Jenis konstruksi dan lebar jalanKabupaten dengan mempertimbangkan potensi Daerah.

    6. Sheffi,Y, (1985). Urban Transportation Network: Equilibrium Analysis withProgramming Methods Mathematical, Prentice-Hall, Inc,Englewood Cliffs, NewJersey, USA.

    7. Tamin, O Z, (1997). Perencanaan dan pemodelan transportasi, Penerbit ITB,Bandung.

    8. Tamin, O Z, (2008). Perencanaan, pemodelan & Rekayasa transportasi:Teori,Contoh Soal, dan Aplikasi, Penerbit ITB, Bandung.