ipdn november 2010 c -...

44

Upload: lamquynh

Post on 26-Jun-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 20102

PDN/MJL/10/I/NOVEMBER/2010

PENGARAH

Dirjen Perdagangan Dalam Negeri

Subagyo

PENANGGUNG JAWAB

Sekretaris Direktorat Jenderal

Perdagangan Dalam Negeri

Gunaryo

REDAKTUR

Lamtasim Dasustra

EDITOR

Ronny S.M. Marpaung

KOORDINATOR PELAKSANA

A. Latif Lahdjie

DESAIN GRAFIS

Rafi Alief

TATA LETAK

B. Jagat Setiawan

Diterbitkan Oleh :

DIREKTORAT JENDERAL

PERDAGANGAN DALAM NEGERI

Gedung Utama Lt. 8,

Jl. M. I. Ridwan Rais No. 5,

Jakarta 10110

email: [email protected]

DISTRIBUSI> Teropong Soal Tepung Terigu ..................................26

INFO SEMBAKO> Bulog Siap Operasi Pasar Beras ............................29

KOLOM ANDA> Pemerintah Dorong Investor Masuk ke Daerah .....................................................32

POTENSI UMKM> Rahasia di Balik Kesuksesan Dagadu Djogja ........34> Hebatnya Budidaya Ikan Sidat ................................37

AGENDA> Mendag Tinjau Pasar dan sentra UKM di Kota Padang .............................40> Forum Bakohumas: Sosialisasi Kebijakan Kemetrologian .....................41

DAFTAR ISI

Salam jumpa…

BANYAK cara untuk membangun team work agar menjadi lebih solid dan berprestasi lagi. Salah satu caranya adalah dengan mengadakan Outbound.

Direktorat Jenderal (Ditjen) Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada November lalu mengadakan acara outbond di kawasan Puncak, Cipanas, dengan harapan dapat meningkatkan “esprit de corp” di jajarannya. Berita ini kami sajikan dalam liputan utama.

Selain itu juga kami hadirkan berita tentang kepedulian dan keprihatinan Kemendag terhadap sejumlah bencana alam di tanah air seperti Erupsi Merapi dan Tsunami mentawai. Untuk itu, Kemendag melalui Menteri Perdagangan mari Elka Pangestu segera memberikan bantuan moril maupun materil kepada para korban bencana alam tersebut.

Dalam rubrik Topik bahasan juga kami ulas tentang kegiatan Ditjen PDN Kemendag yang terus melakukan Sosialisasi Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri ke sejumlah daerah di tanah air, seperti yang baru-baru ini ke wilayah Sumatera seperti ke Medan dan Padang. Dengan sosialisasi ini diharapkan Pemerintah Daerah dapat mengimplementasikan segala bentuk kebijakan yang dikeluarkan Ditjen PDN dengan sebaik-baiknya. Pada akhirnya, berimplikasi pada peningkatan perdagangan di dalam negeri khususnya.

Dalam rubrik Info Sembako kami sajikan rencana Kemendag untuk melakukan OP Beras ke sejumlah daerah guna menstabilkan harga beras yang cenderung masih fl uktuatif. Dan, dalam rubrik Berita Pasar kami sajikan bahwa per da gangan batik nasional masih yang terbaik kendati dihantam gempuran batik impor asal China. Sejumlah sentra perdagangan batik pun bermunculan dan terus meningkat omzetnya seperti di Pasar Tanah Abang ataupun di Pusat Batik Nusantara, Thamrin City. Dan masih banyak berita-berita lainnya yang layak untuk disimak. Semoga saja, sejumlah berita yang kami sajikan ini dapat bermanfaat buat kita semua. Selamat membaca…

n

n

Pangestu

DENGAN SOSIALISASIINI DIHARAPKAN

PEMERINTAH DAERAH DAPAT MENG IMPLE MEN-

TASIKAN SEGALA BENTUK KEBIJAKAN YANG DIKE-

LUAR KAN DITJEN PDN DE-NGAN SEBAIK-BAIKNYA

TOPIK UTAMA> Avava Fresh Market, The New Pasar Pujabahari Batam ...........................4> Kemendag Akan Revitalisasi Pasar Agung Bali ......7

LIPUTAN UTAMA> Ditjen PDN Kemendag Perkuat Esprit de Corp lewat Outbound ................11> Pemerintah Bantu Korban Bencana Jogyakarta dan Mentawai .......................................14

TOPIK BAHASAN> Sosialisasi Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri ke berbagai Daerah .........................17

BERITA PASAR> Fenomena dan Daya Tarik Diskon ..........................20

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010 3

Pengantar Redaksi

Avava Fresh Market,The New Pasar Pujabahari Siapa yang tak kenal Pasar Pujabahari, Nagoya, Batam. Khususnya bagi masyarakat setempat, pasar tersebut merupakan pasar basah terbesar yang selalu ramai dikunjungi. Namun, kondisi pasar Puja-bahari beberapa tahun lalu yang terkesan semrawut, saat ini hanya tinggal kenangan. Sebab, Pasar Pujabahari telah berubah total sete-lah dilakukan renovasi dan kini berganti nama menjadi Avava Fresh Market yang menjadi daya tarik baru berbelanja bagi warga Batam.

Dengan berputarnya waktu me-ngikuti perkembangan zaman, pasar tradisional pun tak mau ke-

ting galan agar tetap eksis di masyarakat ditengah menjamurnya hypemarket-hyper-market modern. Di kota Batam, kota yang berkembang sangat cepat, kebutuhan akan sebuah pasar tradisional dengan konsep modern yang memberikan kenyamanan bagi setiap pengunjungnya sudah sangat diperlukan.

Oleh sebab itulah, Avava Group selaku pengelola Pasar Pujabahari melakukan re novasi besar-besaran dengan mem per-cantik pasar tersebut secara keselu ruhan. Renovasi ini menghabiskan dana mencapai satu juta dolar Singapura. Pasar tradisional menjadi tampil modern, bersih, lengkap dan tentunya menjual barang dengan harga yang relatif murah.

General Manager (GM) Avava Fresh Market, A Vinclaus mengatakan, pasar ini disebut dengan pasar modern, salah satunya melalui konsep kebersihan. Karena itu hal yang dicanangkan di Avava Fresh Mar ket adalah tidak adanya kesan jorok seba-gaimana pasar-pasar basah lainnya yang ada selama ini di Batam.

Untuk mendirikan pasar ini, pihak Avava Group sebelumnya melakukan survey, baik itu ke Jakarta, Singapura maupun Malaysia. “Kami sangat gembira dengan respon positif kalangan pedagang yang pada saat itu ingin mendaftar untuk memiliki lapak di Avava Fresh Market. Pasar yang kami

bangun ini memiliki variasi dagangan yang cukup lengkap serta terjamin kesegaran barang-barangnya. Seperti halnya keba-nyakan pasar, di Avava Fresh Market men jual segala macam kebutuhan pokok sehari-hari.

Salah satu tujuan adanya Avava Fresh Market ini sebenarnya untuk menertibkan pedagang-pedagang yang biasa berjualan di tepi pasar pasar Toss 3000. “Ini sejalan dengan program pemerintah yaitu untuk menertibkan suatu daerah. Di samping misi bisnis tentunya, ujar Vinclaus.

Meskipun memiliki misi bisnis, harga sewa meja dan lapak untuk pedagang tidaklah terlalu mahal, yaitu Rp. 10 ribu per hari. Uang Sewa yang relatif kecil itu sudah termasuk biaya air, listrik dan kebersihan. “Kita jamin tidak ada kenaikan uang sewa lagi selama tiga tahun,” tutur Vinclaus.

Avava Fresh Market terdiri dari bangunan dua lantai. Di bagian lantai 1 diperuntukan untuk berjualan ikan, daging dan lainnya, sebanyak 85 meja. Sedangkan lantai 2 untuk pedagang sayur dan buah-buahan. Di lantai 2 ini disediakan sebanyak 352 meja dan 9 titik counter food court. Namun, di Avava Fresh Market juga tidak menutup kemungkinan menjual barang lainnya yang sesuai dengan konsep pasar. “contohnya kedai kopi, tapi harus dibuat konsepnya seperti cafe agar dapat terlihat bersih dan rapi,” jelas Vinclaus.

Belajar dari pengalaman di Pasar Puja-

FOTO

: RAF

I ALI

EF

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 20104

Topik Utama

Batam

bahari, drainase di Avava Fresh Maket lebih bagus sehingga tidak ada sisa air daging atau air ikan maupun sisa-sisa daging atau ikan di area pasar, yang menimbulkan bau busuk. “Semuanya mengalir, dibuat mi ring serta drainase yang lebih besar,” tutur Vinclaus.

Waktu pengoperasian Avava Fresh Market sendiri dimulai sejak pukul empat pagi hingga pukul sembilan malam, dengan demikian para pedagang dapat memiliki waktu cukup panjang berjualan. Selain itu, juga memberikan fasilitas-fasilitas pe nunjang kelancaran perdagangan ser-ta kenyaman bagi pengunjung, seperti pendingin udara (AC), lift barang, escalator, LCD screen yang memampangkan harga-harga kebutuhan sehari-hari, keamanan 24 jam, ruangan penyimpanan sayur dan kebersihan yang ditangani terpisah oleh PT Graha Sarana Duta.

PROGRAM PASAR TANI

Kehadiran Avava Fresh Market di tengah-tengah jantung Kota Batam tak hanya menguntungkan dari satu sisi. Namun juga terkait dengan upaya mensejahterakan kaum petani dalam hal menstabilkan har-ga sayuran di Batam. Pihak Avava Fresh Market telah melakukan kerjasama dengan Dinas Kehutanan, Pertanian, Perikanan dan Kelautan (KP2K) Kota Batam.

Kepala Dinas KP2K, Suhartini dalam sebuah konferensi Persnya di gedung Avava Group International mengatakan, program re-vi talisasi pasar merupakan program pe -me rintah yang sudah seharusnya direa-lisasikan.

Namun, untuk membangun sebuah pa-sar jelas membutuhkan dana yang cu-kup besar dan membutuhkan proses.

Se men tara itu, Avava Fresh Market yang meru pakan group dari Avava Group In ter-national memiliki visi yang sa ma dengan pemerintah, yak ni mem ber dayakan usaha kecil dan mene ngah.

”Oleh karenanya pada kesempatan inilah kita manfaatkan, serta realisasikan dengan cara menjalin kerja sama. Program ini juga bertujuan memberdayakan petani agar mendapatkan penghasilan yang sepadan dan menciptakan harga sayuran yang stabil di Batam, bahkan mungkin lebih rendah dari yang ada” ucap Suhartini.

Hal positif juga dikemukakan oleh Ketua Koperasi Kelompok Tani Batam, Mulyono. Peranan koperasi dalam program ini sangat penting, karena hasil tani akan dikumpulkan melalui koperasi, dimana para petani itu akan berperan aktif dalam koperasi melalui unit-unit yang ada.

FOTO: RAFI ALIEF

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010 5

Topik Utama

”Dengan adanya koperasi, setidaknya dua mata rantai proses pemasokan sayur ke pasaran Batam akan terputus, yakni pengumpul dan tengkulak, sehingga diharapkan harga sayur akan lebih murah dibandingkan harga sebelumnya,” ujar Mulyono.

Data yang dimiliki oleh Dinas KP2K Kota Batam, saat ini tercatat sekitar 40 petani di Batam yang menyatakan ikut berjualan di avava Fresh Market yang disediakan oleh pihak pengelola. Sebanyak 40 petani ini merupakan petani dari berbagai kelompok tani di Batam. Kerja sama Dinas KP2K Kota Batam dan Avava Fresh Market ini akan dijalankan dalam jangka panjang dan direalisasikan dalam bentuk Memorandum of Undestanding (MoU).

GELAR DONOR DARAH

Tak hanya pemberdayaan petani, pada saat peresmian pembukaan Avava Fresh Market dimana juga sekaligus pengenalan foodcourt di Avava Fresh Market, pihak pengelola mengadakan acara donor darah. ”acara ini terinspirasi oleh informasi dari para praktisi kesehatan dan teman-teman di PMI yang menyatakan sangat kekurangan stok darah. Berdasarkan informasi tersebut pihak pengelola mendukung penuh gagasan acara penggalangan donor darah demi membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan darah,” ucap Public relation Manager Avava Fresh Market, Lusi.

MANAJEMEN PROFESIONAL

Berbagai permasalahan kurang baik sering terjadi di lingkungan sekitar pasar tradisional. Umumnya, citra negatif tersebut tercipta akibat kurang disiplinnya para pedagang serta pengelolanya yang kurang profesional, ditambah tidak tegasnya pihak pengelola pasar dalam menerapkakan kebijakan atau aturan terkait pengelolaan operasional pasar.

Oleh karena itu, mengenai pengeloaan pasar tradisional Menteri Perdagangan

(Mendag) Marie Elka Pangestu sudah sering mengatakan, manajemen pasar tradisional haruslah profesional agar dapat bersaing dengan pasar atau toko modern sehingga dapat memajukan pedagang pasarnya.

”Pasar tradisional harus tetap dikembangkan dan dipertahankan eksistensinya seiring dengan semakin ketatnya persaingan dengan pasar modern. Karena itu penting untuk bisa mengelola pasar tradisional secara profesional dalam memajukan pedagang pasar dan meningkatkan daya saing pasar,” ujar Mendag.

Selain pengelolaan yang profesional, pasar tradisional pada umumnya memiliki bentuk desain yang kurang layak, termasuk minimnya fasilitas penunjang, banyaknya pungutan liar serta berkeliarannya ”preman-preman” pasar serta sistem operasional dan prosedur pengelolaannya kurang jelas.

Jadi, Agar tercipta kondisi pasar tradisional yang layak serta dapat bersaing dengan pusat perbelanjaan modern lainnya, pasar tradisional sejak dini haruslah melakukan pembenahan ke arah yang lebih baik, salah satunya dengan merevitalisasi. “ kita berharap kepada daerah-daerah bersama Kementerian Perdagangan bahu membahu satu visi serta misi memajukan pasar tradisional agar tercipta pasar yang bersih serta nyaman untuk dikunjungi.” Jelas Mendag. (hmz berbagai sumber)

FOTO: RAFI ALIEF

FOTO

: RAF

I ALI

EF

6 MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010

Topik Utama

Bali adalah salah satu surga pariwisata di Indonesia. Begitu banyak faktor yang mendukung eksistensi Bali sebagai tujuan wisata bagi para turis domestik maupun mancanegara. Oleh karena itu, keberadaan sarana serta prasarananya harus mampu memanjakan para pengunjungnya. Diantaranya, pasar tradisional (Pasar Agung Bali) yang merupakan salah satu tujuan berbelanja. Letaknya sangat strategis dan pada malam hari pasar ini juga dijadikan sebagai pasar malam.

MENELUSURI JEJAKPASAR AGUNG BALI

Pasar Tradisional Agung Bali adalah salah satu pasar yang berawal dari pasar desa. Sebagaimana kita

ketahui, Pasar desa itu bersifat historis dan tradisional, yang ditumbuh kembangkan oleh pemerintahan desa. Pasar desa meru-pakan salah satu sumber pendapatan desa yang mendorong pengembangan perekonomian masyarakat desa, dimana perlu pengelolaan yang intensif guna mendorong masyarakat agar mampu memproduksi dan mengolah hasil pro-duksi serta memasarkannya. Dan yang terpenting, sebagai wahana penciptaan lapangan kerja, yang mampu mendorong kehidupan perekonomian desa.

Pada era orde baru, salah satu syarat desa yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan tertinggal yaitu harus memiliki pasar desa. Oleh karena itu, pada awal 1996 diadakan rapat antara Kepala Desa Peguyangan Kangin, Ban-desa Pakraman Peninjoan, Pemuka Adat, tokoh masyarakat serta organisasi kemasyarakatan setempat. Keputusan rapat tersebut, menyepakati dibentuknya pasar desa di wilayah Pakraman, Desa Peninjoan, yang kemudian disampaikan ke Walikota. Pada pertengahan 1996, turunlah bantuan dari pemerintah pusat sebesar Rp. 1.500.000,- dan Pemerintah Daerah (Pemda) sebesar Rp. 47.000.000 yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Dengan dana tersebut, dibangunlah 1 unit los, 6 blok kios, 1 unit Mandi Cuci

Kakus (MCK). Kemudian dari dana swa-daya masyarakat, dipergunakan untuk membangun 2 unit los dan 5 blok kios. Pasar inilah yang kemudian dinamakan Pasar Agung. Adapun pembangunan fi sik pasar selesai pada akhir tahun 1996 dan mulai beroperasi pada 2 Januari 1997 dengan SK Walikota No. 739, tahun 1997.

Seiring berjalannya waktu, Pasar Agung pun terus berkembang. Saat ini, pasar yang terletak di Desa Adat Peninjoan Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara ini memiliki sejumlah 338 pedagang yang terdiri dari :

a. Kios sebanyak 7 unit (61 Lokal/permanen), jumlah pedagang 61 orang.

b. Los 8 unit (264 Kapling), jumlah pedagang 154 orang.

c. Emperan 3 unit (61 Kapling,) jumlah pedagang 34 orang.

d. Pasar Senggol 1 areal (54 Kapling), jumlah pedagang 33 orang.

e. Emperan Gang 2 unit (2 Kapling), jumlah pedagang 2 orang.

f. Pedasaran dan Pedagang Kaki Lima (PKL) 1 areal ( 53 kapling), jumlah pedagang 49 orang.

g. Emperan hewan sebanyak 1 unit (8 Kapling), jumlah pedagang 5 orang.

Kemendag Akan Revitalisasi Pasar Agung Bali

7MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010

Topik Utama

Pada awalnya, pasar yang memanfaatkan luas lahan sekitar 6.064 m2 ini, hanya memiliki 50 pedagang. Karena adanya peningkatan jumlah pembeli dari waktu ke waktu maka minat orang yang ingin berjualan di Pasar Agung pun semakin bertambah. Oleh sebab itu, pengurus pasar terus melakukan inovasi untuk menambah sarana dan prasarana yang ada. Meski be-lum sepenuhnya memenuhi kriteria pasar yang ramah dan segar sesuai yang telah dicanangkan Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu disela-sela peresmian Pasar Sindu Sanur beberapa waktu lalu.

Pasar Ramah dimaksudkan adalah bahwa di dalam pasar terjadi transaksi antara penjual dengan pembeli, komunikasi pun terjadi antara penjual dan pembeli. Sedangkan kalau kata segar mengandung makna ba-rang-barang yang dijual semuanya se gar-segar, bersih dan higienis.

Seiring berjalannya waktu, pasar tradisional tentunya harus menjaga eksistensinya agar tidak tergerus oleh pasar modern yang kian hari jumlahnya terus meningkat. Sejak 2007, Pemda Bali melalui Walikota berkomitmen untuk memperbaiki dan merevitalisasi pasar-pasar tradisional. Oleh karena itu, dukungan pemerintah pusat sangat diharapkan untuk bersama-sama melakukan pembenahan terhadap pasar tradisional, sehingga keberadaan pasar nantinya benar-benar dapat memberikan pelayanan, keamanan serta kenyamanan yang baik untuk konsumen.

PASAR AGUNG DITINJAU DIRJEN KEMENDAG

Sebagai upaya untuk meredam menja-murnya pasar modern, Kementerian Per-dagangan (Kemendag) merevitalisasi pasar-pasar tradisional yang ada di seluruh Indonesia. Salah satunya, Pasar Agung Bali di Desa Peguyangan Kangin, Kecamatan Denpasar Utara yang akan direvitalisasi. Itulah yang disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Subagyo, ketika meninjau pasar tersebut pada 5 November 2010.

Saat peninjauan Pasar Agung Bali, Dirjen PDN Kemendag didampingi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Denpasar, Aan Rai Iswara, Kepala Dinas (Kadis) Perindustrian

dan Perdagangan Kota Denpasar, I Wayan Gatra, Camat Denpasar Utara, I Wayan Nuada dan Kepala Pasar Agung, I Nyoman Suwarta.

Lebih lanjut, Subagyo mengatakan re-vitalisasi pasar tradisional merupakan salah satu program Kemendag untuk menjadikan pasar tradisional sebagai sarana perdagangan yang ramah dan segar. Mengingat pasar tradisional meru-pakan potensi perekonomian yang harus terus dibangun dan dikembangkan. “Kita harapkan daerah-daerah di seluruh Indonesia bersama Kemendag mampu bersinergi untuk terus melakukan pem-benahan terhadap pasar tradisional,” ujar Subagyo.

Disamping memperbaiki fi sik pasar, diha-rapkan juga agar manajemen pasar di-kelola dengan baik karena ini merukan kunci dalam memberikan kenyamanan pada masyarakat yang bertransaksi.

Terkait dengan hasil peninjauan di Pasar Agung, Subagyo mengaku pada prinsipnya pasar ini telah berjalan dengan baik. Banyak peminat usaha yang berkeinginan untuk berdagang di pasar ini, karena pasar Agung memiliki letak yang strategis.

Sementara, Sekda Kota Denpasar, Aan Rai Iswara mengatakan, di Denpasar terdapat 33 pasar tradisional. Dari sejumlah pasar tradisional tersebut beberapa telah dire-vitalisasi oleh Pemerintah Kota Denpasar

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 20108

Topik Utama

tradisional, malam harinya pasar ini juga dijadikan pasar malam.

Oleh karena itu, sangat disayangkan jika potensi pasar yang begitu besar tidak dapat diakomodir dengan baik. Keberadaan pasar tradisional yang kini mulai dikepung pasar modern harus segera berbenah diri agar tidak ditinggalkan konsumennya. Citra kurang baik atau kumuh yang selama ini masih disandang pasar tradisional, mendesak untuk segera diperbaiki. Kare na itu, pengelola pasar tradisional harus mam-pu menciptakan lingkungan dan suasana pasar yang lebih ramah dan kondisi pasar yang bersih.

Perbaikan citra yang kurang baik terha-dap keberadaan pasar tradisional harus men jadi perhatian semua pihak. Bukan saja pemerintah, namun juga menjadi perhatian masyarakat sekitarnya. Kebera-daan pasar tradisional bukan saja menjadi pusat perekonomian masyarakat, juga di dalamnya menyangkut hajat hidup orang banyak. Selain itu, bukan saja menyangkut lingkungan yang bersih, tetapi juga terkait dengan perilaku pe-dagang di pasar tra disional. Pedagang harus mampu me num buhkan pasar yang ramah dengan proses tawar-menawar yang berjalan dengan baik. Karena ini merupakan kelebihan yang dimiliki pasar tradisional.

UPAYA PD. PASARKOTA DENPASAR

Saat ini PD. Pasar Kota Denpasar mem-bawahi 16 unit pasar tradisional. Sementara pasar tradisional (pasar desa) yang dikelola desa adat/kelurahan di Kota Denpasar sebanyak 35 unit. Menurut Direktur PD. Pasar Kota Denpasar, I Made Westra, ke-beradaan pasar tradisional ini sudah ter-himpit pasar modern. Beberapa contoh pasar tradisional di Kota Denpasar yang dihimpit pasar modern seperti Pasar Gu-nung Agung, Pasar Satria, Pasar Sanglah dan beberapa pasar tradisional lainnya.

Pasar tradisional ini tetap beroperasi walaupun sudah dihimpit oleh pasar modern. Perlu kita ketahui, keberadan pasar modern dan pasar tradisional di antaranya telah diatur pemerintah melalui Peraturan Presiden RI No.112 Tahun 2007 tentang penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern.

Aturan ini menyebutkan, hypermarket dan pusat perbelanjaan hanya boleh berlokasi pada jaringan jalan arteri atau kolektor (jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh atau perjalanan jarak sedang). Namun, kenyataan di lapangan ada pa-sar modern (hipermarket, supermarket

seperti Pasar Renon dan Pasar Sindhu. “Kami ingin segera merevitalisasi pasar tradisional sehingga menjadi pasar yang ramah dan segar,” ujar Rai Iswara. Revitalisasi ini, akan dilakukan secara bertahap. Sedangkan pasar-pasar yang telah direvitalisasi telah dijadikan percontohan untuk daerah-daerah lain. Lebih lanjut Rai Iswara me-nambahkan, revitalisasi pasar tradisional bukan hanya pada fi sik, namun Pemerintah Kota Denpasar telah meningkatkan sumber daya manusia para pengelola pasar melalui pendidikan.

Lain halnya dengan Kepala Pasar Agung, I Nyoman Suwarta, menurutnya daya tarik yang coba ditawarkan Pasar Agung yaitu disamping kesehariannya sebagai pasar

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010 9

Topik Utama

SANGAT WAJAR BILA

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI BALI

MEMBERIKAN PERHATIAN

SERIUS TERHADAP PASAR TRA-

DI SIONAL YANG BISA

MENGANGKAT PER EKONOMIAN

RAKYAT.

termasuk department store) dibangun di jalan lokal dan jalan lingkungan (jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat) yang sebenarnya merupakan lokasi pasar tradisional.

Meski terancam pasar modern, pasar tradisional di kota Denpasar masih tetap eksis. Pasar tradisional memiliki pangsa pasar yang berbeda dengan pasar mo dern. Pasar modern mungkin lebih ba-nyak mengarah kepada masyarakat ber pendapatan menengah ke atas. Berbeda dengan pasar tradisional di Kota Denpasar yang menyasar kalangan ma sya-rakat dari tingkat bawah bahkan sampai masya rakat yang berpendapatan menengah ke atas.

Seperti kita ketahui, di pasar tradisional kita dapat membeli aneka kebutuhan pokok hingga sandang. Namun, kekhasan pasar tradisional yang ada di Kota Denpasar ini terasa beda dengan pasar tradisional di daerah lain, yang dicirikan dengan d ijualnya bahan-bahan kebutuhan upa cara. Masyarakat mulai dari tingkat bawah sampai atas membeli produk kebutuhan upacara di pasar tradisional yang tersebar di Bali. Para pedagang di pasar tradisional juga memiliki ikatan batin (hubungan sosial kemasyarakatan) dengan masyarakat di sekitar pasar tradisional. Ini yang men dorong masyarakat sekitar pasar untuk tetap berlangganan membeli kebutuhan pokok, produk makanan, produk rumah tangga maupun kebutuhan upacara di pasar tradisional.

Dari tahun ke tahun jumlah pasar tradisional di Kota

Denpasar selalu bertambah. Ini me nunjukkan pasar tradisional bisa makin ek sis melayani kebutuhan masyarakat. Ber be da dengan pasar modern terkadang ada yang pindah tempat, ganti nama pe ru-sahaan, ganti pemilik dan bahkan gu lung tikar karena ketatnya persaingan antarpasar modern maupun dengan pasar tradisional.

Oleh karena itu, salah satu upaya yang dilakukan pasar tradisional agar te tap bersaing dengan pasar modern ada lah dengan membenahi prasarana di ling ku ngan pasar. Pengelola pasar tradisional juga dihimbau mengikuti penerapan pe ngelolaan pasar modern dari sisi ma najemen, pelayanan dan kebersihan lingkungan pasar.

Pasar tradisional tidak bisa diubah sepe nuhnya menjadi pasar modern karena keterbatasan lahan pasar, karakter serta pemahaman pedagang pasar tradisional terkait pasar modern yang masih sangat rendah. Dari sisi biaya, pengelola pasar tradisional memerlukan biaya yang sangat besar jika ingin mengubah bangunan fi sik pasar tradisional menjadi pasar modern.

Pasar tradisional, sangat menyokong perekonomian masyarakat. Sehingga, sangat wajar bila pemerintah kabupaten/kota di Bali memberikan perhatian se rius terhadap pasar tradisional yang bisa mengangkat perekonomian rakyat. Ter lebih, Bali sebagai daerah tujuan wisata, sehingga sarana dan prasarananya harus terlihat bagus serta rapi agar citra Bali pun turut terangkat. (Eks)

10 MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010

Topik Utama

Sebelum ke arena semua peserta outbond karyawan

Dirjen PDN diberi arahan oleh komentator Bukit Kayangan

di lapangan tenis, hotel Yasmin, Cipanas, Jawa Barat.

Banyak cara untuk membangun team work menjadi lebih solid dan ber prestasi. Salah satu caranya ada lah dengan mengadakan Out-bound. Dengan outbond ini, banyak manfaat yang didapat un tuk me raih prestasi kerja yang lebih gemilang. Dan, Direktorat Jende ral (Ditjen) Perdagangan Dalam Ne geri (PDN) Ke menterian Perda gangan (Kemen-dag) melakukannya untuk itu di Puncak pada 20-21 Novem ber lalu.

Sabtu pagi, tepatnya 20 November 2010, ratusan orang staf dan pejabat Ditjen PDN Kemendag berkumpul di

halaman Kantor Kementerian Perdagangan di Jl. M.Ridwan Rais Jakarta.

Mereka berkumpul bukan untuk demo, melainkan justru untuk meningkatkan “Esprit de Corp”, yakni semangat persa-tuan dan kebersamaan diantara pegawai di lingkungan Ditjen PDN melalui program outbound di kawasan Puncak, Cipanas Jawa Barat.

Selain meningkatkan esprit de corp, out-bond ini juga dilaksanakan dalam rangka perpisahan antara unit-unit eselon II di lingkungan Ditjen PDN yang saat ini seba-gian sudah bergabung dengan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen.

Jelang pukul 8.30 wib, peserta outbound tiba di lokasi. Peserta rehat sejenak, bera mah tamah, dan berdiskusi dalam ber bagai hal. Tentu saja, pemandangan seperti ini di luar rutinitas keseharian mereka yang se nantiasa padat dengan berbagai macam tugas.

Dengan “refreshing” seperti ini, peserta bisa mengenal lebih dekat lagi sesama karyawan dalam situasi yang berbeda, dari situasi ru-tinitas di pekerjaan. Mereka juga dapat mem-bangun kerja sama dan komunikasi yang lebih baik, kreatif, pro-aktif dan toleransi.

Dengan terciptanya semangat kerjasama dan perasaan senasib sepenanggungan, maka solidaritas akan muncul dengan sendirinya. Karena, melalui outbound ini, yakni dengan beragam permainan dan tingkat kesulitan, maka dapat mem-

bangun sikap pantang menyerah dan me-numbuhkan rasa percaya diri (self-con-fi dence) dalam diri peserta, terutama saat mereka yang berhasil dalam menye lesaikan permainan.

Outbound memang terkesan sebagai ak-tifi tas permainan. Apalagi aktifi tas yang di la-kukan hanya berkutat di seputar per mai nan yang seru dan menyenangkan, dan pe nuh santai. Namun outbound ini dapat mem-pererat kekompakan antar karyawan, penuh semangat dalam men capai satu tujuan serta dapat meningkatkan kualitas SDM.

TINGKATKAN KUALITAS SDM

Pengembangan sumber daya manusia (SDM) dapat dimaknai sebagai pe ngem -bangan pada tingkat pribadi yang me -nyangkut pengembangan rasio, ke te-rampilan fungsional dan sistem nilai, atau pengem bangan yang terkait makro ber kaitan dengan pemberdayaan sum ber daya manusia (PSDM) pribadi la yaknya pen-didikan, gizi, dan kesehatan.

Dalam diri setiap SDM baik dalam institusi

Ditjen PDN Kemendag Perkuat Ditjen PDN Kemendag Perkuat Esprit de Corp lewat OutboundEsprit de Corp lewat Outbound

11MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010

Liputan Utama

pemerintahan mau pun masyarakat meng -hadapi peru bahan lingkungan global yang sangat tur bulen dan cepat. Pe rubahan ini tidaklah mung kin hanya dikejar de ngan sikap perilaku dan kom petensi yang ter lalu birokratis impersonal. Sangat di perlukan suatu visi baru tentang apa yang dicita-cita -kan mengenai du nia se kelilingnya dengan per tanggung jawaban sosial.

Kesadaran kritis da lam diri seseorang da pat di capai dengan cara “me lihat kedalam diri sendiri”, serta meng-gunakan apa yang di-dengar, dilihat dan di-alami untuk me mahami apa yang sedang terjadi dalam ke hidupannya. Kesadaran kritis inilah yang menjadi salah satu misi dan tugas pem berdayaan diri.

“Karena itu, kami merancang outbound ini dengan menggunakan metode ”lear-ning by doing”. Disini peserta dapat me ng -ana lisis kemampuan diri, dan mem peroleh pe ngetahuan baru dari apa yang telah dila -kukannya. Hal ini akan menjadi pe nga laman penting baginya,” ujar Sesditjen PDN Gunaryo.

Menurut Sesditjen PDN Gu naryo, sumber daya manusia merupakan salah satu sum-ber daya yang ada dalam setiap organisasi. SDM dapat menjadi ke kayaan atau aset atau sebaliknya men jadi beban bagi organisasi. Jika SDM yang ada kurang pro duktif,maka mereka akan menjadi beban. Sebaliknya, jika produktivitas mereka tinggi, mereka

akan men jadi keka yaan organisasi.

Produktivitas SDM di-pe ngaruhi oleh sikap, ak ti vitas, ketrampilan dan pengetahuan me reka. SDM yang tram pil dan pandai se kalipun, bukanlah

SDM yang unggul bila sikap dan aktivitas me reka kurang mendukung produktivitas organisasi. Pa da era yang penuh persaingan ketat ini, dibutuhkan suatu keunggulan untuk menjadi pemenang.

”Outbond atau pelatihan di alam terbuka, dan outing atau pesiar/tamasya merupakan wahana atau sarana untuk mendapatkan wawasan, cara berfi kir baru, pendekatan baru dalam menghadapi dan mengatasi masalah. Disamping itu juga untuk pe-

ngembangan pribadi dan ketrampilan komunikasi,” jelas Sesditjen PDN.

Sesditjen PDN juga menambahkan, SDM yang unggul juga sangat dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan dalam ke-luar ga. Artinya, tingkat kesejahteraan da lam keluarga akan berdampak pada perkem bangan setiap anggotanya, dan berdampak pada kinerja mereka didalam organisasi.

”Kesejahteraan tidak saja dipengaruhi oleh hal-hal yang material, tapi juga dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat non material seperti komunikasi, relasi, rekreasi dan sebagainya,” ungkap Dirjen PDN.

ANEKA PERMAINAN

Sekitar pukul 9.00 acara outbound di-mulai. Sebelum memulai permainan, peserta outbound terlebih dahulu me la -kukan stretching. Hal ini, guna mencegah terjadinya cedera selama akti fitas out-bound. Selanjutnya peserta mem bentuk sebuah lingkaran besar dan mela kukan berbagai macam permainan.

Mula-mula dua orang berpasangan, du-

1

4 5 6

2

FOTO

-FOT

O: A

GUS

BACH

TIAR

kelilingnya dengan sosial.

i -i-i-

mi adi

jika produktivitas makaorg

Ppa

SDM yang unggul

9

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 201012

Liputan Utama

duk sambil dua tangan berpegangan, kemudian diberi aba-aba untuk serentak berdiri. Kemudian ditambah jadi empat, delapan dan seterusnya hingga terbentuk sebuah kelompok besar yang harus berdiri bersamaan saat diberi aba-aba.

Permainan ini mengandung nilai keber-samaan dan kesalingtergantungan. Bahwa sepanjang tangan masih berpe gangan, peserta tidak akan terjatuh saat bersama-sama berdiri.

Selanjutnya, aneka permainan pun dimulai. Sejumlah permainan tersebut diantaranya adalah Maling dan Polisi. Permainan ice breaking ini dilakukan dalam posisi seluruh peserta membentuk sebuah ling-karan besar. Permainan maling dan polisi adalah polisi mengejar maling. Baik maling maupun polisi berujud hula hup.

Hula hup maling bergaris-garis dan harus masuk ke tubuh setiap peserta dua kali. Hula hup polisi polos dan cukup masuk ke tubuh peserta satu kali. Karena hula hup polisi cukup masuk ke peserta satu kali akibatnya dia lambat laun akan mengejar hula hup maling walaupun pada awalnya diberi jarak cukup jauh.

Permainan ini menggambarkan adanya sebagian orang di perusahaan yang tidak berperan dengan baik, dan tidak antusias mengejar target. Hal itu ditunjukkan pada orang yang sengaja memperlambat hula hop maling sehingga teman yang mendapat giliran berikutnya akan mendapat dua hula hop yang berarti tertangkap polisi. Orang yang tidak antusias ini harus diberi dorongan agar tidak menghambat kinerja.

Selain itu, juga dilakukan permainan Medan Ranjau: Dalam permainan ini, setiap kelompok terdiri atas 3 orang. Satu leader, satu orang rabun dan satu orang buta. Leader duduk di atas kursi yang dinaungi seember air. Orang buta dan rabun diharuskan melewati rintangan dengan panduan dari si leader. Bila orang buta maupun orang rabun menyandung ranjau berupa bambu dan tali, maka si leader akan basah kuyup terguyur air.

Permainan ini mencerminkan seorang atasan bertanggung jawab penuh atas kinerja bawahannya. Bila bawahan salah, maka atasan ikut bertanggung jawab yang dicerminkan dengan terguyur air. Sebaliknya bila bawahan sukses tanpa panduan atasan maka si atasan tidak

ber hak mengklaim sebagai kesuksesan bawahan sebagai kesuksesan dirinya.

Orang buta cenderung lebih mudah di a rah-kan dibanding orang rabun ka rena orang rabun masih dapat melihat wa laupun samar-samar. Orang rabun ada lah gam baran pekerja dengan penga laman kerja se dikit dan orang buta adalah gambaran fresh graduate.

Permainan yang tak kalah serunya adalah magic stick, yakni permainan yang meng-gunakan sebuah tongkat panjang yang harus diturunkan bersama-sama oleh semua peserta. Setiap peserta harus me-nyentuhkan dua jarinya pada tongkat. Memang, kelihatannya agak mudah. Tapi, kenyataannya tongkat malahan naik ke atas bukannya turun ke bawah.

Makna permainan ini adalah hendaknya kita instropeksi diri sebelum menuding orang lain. Pelajaran lain dari permainan ini adalah bekerja secara rutin sesuai absensi saja tidak cukup. Seorang pekerja harus selalu meningkatkan kemampuan dirinya. Se perti halnya dengan menempelkan jari saja ternyata tidak membuat magic stick turun, kita perlu kemampuan dan strategi un tuk menurunkannya. (mon/berbagai sumber)

7

8

3KETERANGAN FOTO

1. Dilapangan terbuka hotel Yasmin, peserta out bond me lakukan senam pemanasan agar otot pa ra pe-serta siap melakukan berbagai permai nan out bond.

2. Berpegangan membentuk lingkaran lalu berdiri ber sama adalah permainan yang memaknakan kebersamaan dan saling ketergantungan. Selama tangan erat berpegang, peserta tak akan jatuh saat berdiri bersama.

3. Dalam permainan medan ranjau, digambarkan se orang pimpinan memiliki tanggung jawab penuh atas kinerja karyawan, apabila pimpinan sa lah dalam mengarahkan konsekuensi sangsi bakal diterimanya.

4. Sekilas menurunkan bamboo dengan jari tam pak mudah, tapi kenyataannya bamboo sulit di tu runkan karena fokus konsentrasi terpecah, ma lah saling menuding, sehinga tidak menya dari jari nya tidak menempel bamboo yang malah keatas.

5. Permaianan holahop yang saling mengejar iba -rat polisi mengejar maling. Kecepatan mem per-main kan holahop memaknai kecepatan me nye le -saikan kerja yang ditargetkan, apabila lam bat yang terkena sangsi bisa teman sepe kerjanya.

6. Meski hampir seharian penuh melakukan per-mainan outbond, kelelahan yang yang dirasa tidak mematikan semangat peserta untuk ber kumpul bersama diacara malam penutupan.

7. Dirjen PDN Subagyo, menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua yang terlibat dalam me nyukseskan penyelenggaran esprit de corp tahun 2010.

8. Sesditjen Gunaryo, foto bersama dengan team peserta pemenang outbond gathering.

9. Salah satu adegan outbond.

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010 13

Liputan Utama

Seperti pada kebanyakan kota-kota di Indonesia, wajah keseharian Kota Yogyakarta diwarnai berbagai

aktivitas baik pertanian maupun perda ga-ngan. Sektor perdagangan, memberikan kontribusi yang cukup besar bagi PDRB Yogjakarta.

Di sektor perdagangan internasional, Yogyakarta telah menghasilkan nilai ekspor US$ 138 juta per tahunnya. Produk-produk perdagangan Propinsi ini telah tersebar ke berbagai negara. Tiga negara tujuan ekspor terbesar adalah Amerika Serikat (US$ 69,47 juta / 50,17%), Perancis (5,79%), dan Jepang (4,51%).

Komoditi yang menghasilkan nilai ekspor tertinggi adalah pakaian jadi, tekstil.

Kemudian diikuti oleh mebel kayu dan sarung tangan kulit. Akumulasi nilai ekspor ketiga komoditi tersebut menyumbang 64,96 persen terhadap keseluruhan nilai ekspor Propinsi DIY.

Selain itu, disektor perdagangan lokal, Yogyakarta memiliki sekitar 14.182 tempat berdagang yang tersebar di setiap sudut kota. Kebanyakan tempat tersebut berupa los atau kios. Sehingga, kota ini menyerap begitu banyak tenaga kerja. Banyak ciri khas produk-produk yang diperdagangkan di kota Yogjakarta, umumnya aneka produk kerajinan, seperti kerajinan kayu, kertas, batu, kulit, rotan, tanah liat, dan kerajinan perak.  

Namun, akibat letusan Gunung Merapi

beberapa waktu lalu, seketika kegiatan perekonomian penduduk di Yogyakarta, khususnya di sekitar lereng Merapi, menjadi lumpuh. Erupsi Merapi ini jelas membuat banyak kerugian kota Yogyakarta baik harta benda maupun jiwa.

Diperkirakan, kerugian materi akibat gem-pa di Yogyakarta dan sekitarnya ditaksir triliunan rupiah. Angka sementara tercatat Rp 2,8 triliun. Angka ini masih masih sa-ngat kecil karena obyek pendataan yang dilakukannya baru sedikit. “Ini angka se mentara, Rp 2,8 triliun. Masih ada ke-mungkinan bertambah lagi,” ungkap Sekda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Bambang S Priyohadi.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi DI Yogyakarta, Astungkoro mengungkapkan bahwa sebelum terjadi letusan Merapi, pertum-buhan ekonomi di Yogyakarta cukup baik. ”Pertumbuhannya sekitar 4 sampai 5 persen. Pada September lalu atau sebulan sebelum letusan Merapi, pertumbuhan

Indonesia berduka, karena berbagai bencana alam terjadi di tanah air seperti tsnuami di Mentawai, hingga letusan Gunung Merapi di Jogyakarta. Bencana tersebut meninggalkan luka yang mendalam bagi bangsa ini. Pemerintah pun ambil reaksi cepat dalam mena-ngani dan memberi bantuan bagi korban akibat bencana tersebut.

Pemerintah Bantu Korban Bencana

Jogyakarta dan MentawaiFoto: uptdskbnganjuk.blogspot.com

14 MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010

Liputan Utama

perekonomian di Yogyakarta hingga men-capai 5,02 persen,” ungkapnya.

Bencana alam tak hanya terjadi di Kota Yogyakarta, namun juga terjadi di Kepu-lauan Mentawai, Sumatera Barat pada Senin 25 Oktober 2010. Gempa berkekuatan 7,2 Skala Richter ini mengguncang Kepulauan Mentawai, dan menimbulkan serangan gelombang tsunami.

Seluruh pemukiman yang berada di pantai barat gugusan kepulauan itu diterjang tsunami sehingga menewaskan lebih dari 400 orang. Belum terdata secara pas-ti berapa besar kerugian moril maupun materiil akibat bencana tsunami ini.

Namun yang pasti, bencana tsunami di Mentawai ini telah menghancurkan dua pasar yaitu Pasar Ibu Tuapejat di Kecamatan Siporo Utara dan Pasar Sioban di Kecamatan Siporo Selatan mengalami kerusakan.

BANTUAN UNTUK MENTAWAIDAN YOGJA

Bencana alam yang terjadi di dua dae rah tersebut membuat keprihatinan Peme-rin tah. Sejumlah instansi pemerintah sa-ling bersinergi, bergotong royong untuk membantu para korban bencana. termasuk di dalamnya, Kementerian Perdagangan.

Melalui Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Kemendag menyatakan rasa duka yang mendalam kepada keluarga korban.

Pernyataan duka itu tak hanya sekadar ucapan. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu pun langsung terbang ke lokasi untuk meninjau sekaligus memberikan sumbangan kepada pemerintah daerah setempat.

“Kunjungan kami ke Mentawai ini dalam rangka menyampaikan sumbangan kepada masyarakat yang terkena bencana sekaligus memberi dukungan kepada Pemda Sumatera Barat untuk dapat segera memulihkan kembali roda perekonomian di daerah bencana,” ucap Mendag.

Untuk itu, Kemendag melalui Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu didam-pingi Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Ardiansyah Parman me-nye r ahkan bantuan kepada korban gem-pa bumi dan tsunami yang terjadi di Kepulauan Mentawai.

Bantuan dari Kementerian perdagangan beserta beberapa mitra yang turut ber-partisipasi berupa uang tunai sebesar Rp. 175.000.000,- (seratus tujuh puluh lima juta rupiah) dan tenda ukuran besar sebanyak 100 buah diserahkan langsung oleh Mendag kepada Wakil Gubernur Sumatera Barat, Muslim Kasim dan disaksikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Menristek Suharna Surapranata di ruang VIP Bandara Internasional Minang-kabau.

Selain itu, Kementerian Perdagangan

Foto: tribun-medan.com

Foto: dakwatuna.com

Foto: liranews.com

Foto

: har

ians

umut

pos.

com

Foto

: kas

kus-

us.b

logs

pot.c

om

Foto: slemankab.go.id

15MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010

Liputan Utama

berkoordinasi dengan Perum Bulog juga memberikan bantuan beras ke sejumlah daerah bencana. Bantuan beras ini guna memenuhi kebutuhan pangan para korban. Perum Bulog menyalurkan sekitar 600 ton beras kepada pengungsi di Wasior, Mentawai, dan Yogyakarta.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan saat ini pemerintah masih memiliki cadangan beras yang cukup. Jumlah bantuan ter-sebut jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan cadangan beras pemerintah yang ada saat ini.

“Saat ini cadangan beras pemerintah masih 493.000 ton, dan masih akan ditambah. Rencananya pe-nambahan sebesar 150.000 ton. Jadi kalau untuk operasi pasar, bantuan bencana, dan raskin masih banyak,” tutur Sutarto.

Selain menyalurkan beras, Bulog juga menampung sekitar 3.000 orang pengungsi di gudang milik Bulog yang berada di Mertoyudan, Yogyakarta. Sampai saat ini, Bulog telah membangun sekitar 50 unit kamar mandi dan 50 unit WC serta membuatkan sumur air bersih. Khusus Yogyakarta dan Jawa Tengah, bantuan juga dikirimkan langsung dari luar kota karena kota-kota tersebut telah kehabisan stok kebutuhan sehari-hari.

REHABILITASI

Pemerintah, melalui Kemendag pada tahun anggaran 2011 berencana akan mengalokasikan dana sekitar Rp. 1 miliyar untuk membantu pembiayaan perbaikan

infrastruktur pasar di daerah bencana.

Menurut Mendag perbaikan dan penataan di ber-bagai fasilitas pasar dan sentra produksi di daerah bencana perlu segera dilakukan agar potensi perekonomian bisa pulih kembali. “Pada 2011, akan dialokasikan anggaran sebesar Rp1 miliar untuk pembangunan kembali beberapa pasar di Kabupaten Kepulauan Mentawai, khususnya lokasi terparah terkena dampak bencana. Pembangunan juga akan dipercepat, diupayakan akan dimulai pada Februari 2011 ,” kata Menteri Perdagangan RI Marie Eka Pangestu.

Selain Kemendag, Kementerian Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat akan melakukan pemulihan kegiatan ekonomi, walaupun menggunakan sejum-lah anggaran yang tersisa. Anggaran Rp.400 miliar pun disiapkan untuk memulihkan ekonomi di sekitar bencana Merapi.

Pemerintah juga memperkirakan dana yang dibu-tuhkan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi di Men-tawai, Sumatera Barat, dan Wasior, Papua Barat sekitar Rp509 miliar. Dengan rincian di Wasior sekitar Rp141 miliar dan Rp368 miliar untuk Mentawai.

Dana itu berasal dari sejumlah pos anggaran Kementerian/Lembaga, antara lain Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Agama, Ke-menterian Kebudayaan dan Pariwisata, Kemen terian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Sosial, dan Kementerian Pekerjaan Umum. (mon/berbagai sumber)

Mendag Serahkan Bantuan Untuk Korban Gempa Bumi dan Tsunami Mentawai

PADA 2011, AKAN DI ALO KA SIKAN

ANG GARAN SE BE SAR RP1

MILIAR UNTUK PEM BANGUNAN KEM BALI BEBE-

RAPA PASAR DI KABUPATEN

KEPULAUAN MENTAWAI, KHU-

SUSNYA LO KASI TER PA RAH TER-

KE NA DAM PAK BENCANA.

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 201016

Liputan Utama

Sosialisasi KebijakanSosialisasi KebijakanPerdagangan Dalam Negeri Perdagangan Dalam Negeri ke berbagai Daerahke berbagai DaerahKementerian Perdagangan secara kontinu melakukan sosialisasi Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri ke sejumlah daerah di tanah air. Upaya ini merupakan suatu bentuk komitmen Ditjen Perdagangan Dalam negeri (PDN) dalam mewujudkan visi pembangunan perdagangan periode 2010 – 2014, yakni “Perdagangan Sebagai Sektor Penggerak Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi, serta Pencipta Kemakmuran Rakyat yang Berkeadilan”.

Di Era globalisasi dewasa ini, sek-tor industri, perdagangan dan pe nanaman modal merupa kan

salah satu penggerak utama pereko no-mian nasional. Ditjen PDN sendiri telah me netapkan tiga skala prioritas pem ba-ngunan yang diarahkan, yakni pertama me-ningkatkan kinerja ekspor nonmigas secara ber kualitas, kedua menguatkan pasar dalam negeri dan efi siensi pasar komoditi, serta ketiga menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi nasional.

Untuk itu, Ditjen PDN terus menso sia-lisasikan berbagai kebijakan guna mening-katkan pembangunan di tiga sektor tersebut ke sejumlah daerah. Mengingat,

setiap daerah memiliki potensi yang sangat besar dan juga memiliki keunggulan dalam mengembangkan sektor perdagangan.

Dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam ( SDA ), menciptakan kesempatan berusaha, pemerataan pembangunan, penyediaan barang dan jasa yang cukup untuk ma sya-rakat, meningkatkan pendapatan masya-rakat dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM ) bagi para pelaku usaha, sangat dimungkinkan daerah tersebut dapat meningkat perekonomiannya. Pada akhirnya dapat tercipta kemakmuran rakyat yang berkeadilan.

Namun, keberhasilan Pemerintah Daerah

dalam melaksanakan pembangunan per-dagangan tergantung pula bagaimana daerah tersebut berupaya meningkatkan efesiensi, profesionalisme juga peran serta seluruh pelaku usaha dalam meningkatkan perdagangan tersebut. Kerjasama yang sinergis antara Pemerintah Pusat dan Dae-rah harus terus ditingkatkan.

Kerjasama yang sinergis tersebut tentu akan membuahkan hasil yang cukup sig nifi kan pada masa-masa mendatang, terutama dalah hal peningkatan daya saing Indonesia di arena perdagangan global.

Sebagaimana telah diketahui, pada tahun 2010 ini peringkat daya saing Indonesia

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010 17

Topik Bahasan

meningkat cukup signifi kan di arena global. Daya saing Indonesia naik ke peringkat 44 dari 144 ne-gara. Sebelumnya, pada 2009 peringkat daya saing Indonesia di arena global berada di posisi 54.

Peningkatan daya saing ini tentu saja harus dapat lebih ditingkatkan. Indonesia jangan lengah dalam menghadapi pasar global yang kian kompetitif ini.

Untuk itulah Peran Pemda dalam meningkatkan daya saing tersebut mutlak diperlukan. Kenaikan indeks daya saing ini hanyalah sebagai salah satu parameter angka yang bisa berubah-ubah. Kita harus lebih giat lagi bekerja keras, agar hasilnya juga lebih baik lagi. Dengan peningkatan daya saing ini semestinya dijadikan tantangan bagi kita semua sebagai anak bangsa.

Selain itu, Pemda juga harus terus mendorong pro-duk dalam negeri agar bisa bersaing di pasar lokal maupun ekspor. Misalnya mengiatkan program Aku Cinta Produk Indonesia (ACI).

SOSIALISASI KEBIJAKAN

Seiring dengan visi Kemendag yang fokus pada tiga skala prioritas pembangunan tersebut, Dit-jen PDN berupaya terus melakukan sosialisasi ke-bijakan perdagangan dalam negeri ke sejumlah dae rah. Ditjen PDN berharap, sosialisasi ini dapat di implementasikan dengan sebaik-baiknya oleh jaja ran Pemda, dan berujung pada peningkatan perdagangan di dalam negeri.

Ditjen PDN melakukan sosialisasi kebijakan ke berbagai daerah di tanah air, diantaranya wilayah

Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Papua. Dan pada akhir Oktober lalu, dilakukan di wilayah Sumatera, tepatnya Medan. Dalam kesempatan tersebut, Dirjen PDN Subagyo memaparkan peran Pemerintah Daerah sa ngat strategis dalam meningkatkan kinerja per-dagangan di dalam negeri pada umumnya, dan per dagangan wilayah khususnya.

Dirjen PDN Subagyo menjelaskan bahwa pada skala prioritas pertama, Ditjen PDN sangat konsen dalam meningkatkan jaringan distribusi guna menunjang pengembangan logistik nasional. Artinya, Pemerintah Daerah disini harus turut dan berperan aktif dalam meningkatkan kelancaran distribusi bahan pokok untuk masyarakat, mengembangkan sarana distribusi perdagangan, dan melakukan koordinasi penataan dan pengembangan Sistem Logistik Nasional.

Sedangkan pada skala prioritas kedua, Ditjen PDN berkomitmen untuk melakukan penguatan pasar dalam negeri dan efi siensi pasar komoditi. Artinya, Pengembangan kelembagaan dan pelaku usaha di daerah harus terus ditingkatkan.

Selain itu juga, Pemda diharapkan dapat member-dayakan pelaku usaha dagang kecil menengah seoptimal mungkin, mengembangkan ekonomi kreatif, dan terus melakukan peningkatan produk dalam negeri.

Sementara dalam skala prioritas ketiga, Ditjen PDN fokus pada peningkatan efektivitas pengawasan dan iklim usaha perdagangan. Dalam skala prio-ritas ke tiga ini, sudah semestinya Pemda lebih mem perhatikan efektifitas pengawasan barang beredar dan jasa, penguatan lembaga perlindungan

CIPTAKAN DI DALAM DIRI

MASYARAKAT KITA RA SA AWARENESS, INTEREST, DESIRE

AND ACTION MASYARAKAT

TERHADAP BERBAGAI JENIS

PRODUK BUATAN DALAM NEGERI.

DENGAN BEGITU, PRODUK DALAM

NEGERI NANTINYA AKAN MEN JADI

TUAN RUMAH DI NEGERI SENDIRI.

18 MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010

Topik Bahasan

konsumen nasional, peningkatan tertib ukur serta pengembangan kebijakan dan pemberdayaan perlindungan konsumen.

“Kerjasama yang sinergis antara peme-rintah Pusat dan daerah sangat diperlukan dalam mencapai tujuan pembangunan per-dagangan dalam negeri. Hal ini dibutuhkan komitmen yang cukup tinggi bagi pe-merintah daerah dalam menyampaikan data dan informasi, menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan dengan tepat waktu, serta adanya penegasan mekanisme reward dan punishment,” ujar Dirjen PDN Subagyo.

Selain itu, Dirjen PDN juga meminta kepada Pemerintah Daerah agar senantiasa dapat menjaga kestabilan harga dan stok bahan kebutuhan pokok. Pemerintah Daerah hendaknya dapat melakukan antisipasi dengan cara melakukan penyusunan neraca kebutuhan pokok masyarakat untuk mengetahui besaran produksi, kebutuhan dan stok setiap periode bulanan.

“Pemantauan harga dan stok mesti dila-kukan secara intensif. Cari tahu bila terjadi kenaikan harga, antisipasi kekurangan

pasokan, mengintensifkan informasi pasar kepada dunia usaha dan masyarakat dan mengamankan jalur-jalur distribusi untuk kelancaran suplai ke pasar-pasar,” papar Dirjen PDN.

PEDOMAN NSPK

Dalam rangka penguatan pasar dalam negeri dan menciptakan iklim usaha yang kondusif dan iklim investasi, Dirjen PDN Subagyo menghimbau kepada Pe-merintah Daerah agar terus melakukan pembinaan usaha perdagangan. Utamanya perdagangan yang terkait dengan ke-bijakan perijinan dan non perijinan di daerah.

“Kebijakan perijinan usaha ini harus ber-pedoman pada norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) yang telah ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan sebagai Instansi pembina. Hal ini penting, karena seiring dengan perkembangan dunia usaha di tanah air,” jelas Dirjen PDN.

Sementara itu, Sesditjen PDN Gunaryo yang turut dalam Sosialisasi kebijakan PDN mengingatkan kepada jajaran Pemerintah

Daerah agar terus melakukan pendaftaran usaha waralaba, yakni memberikan Surat Tanda pendaftaran Waralaba (STPW) dan memberikan fasilitasi usaha kepada para pelaku UKM yang potensial, terutama waralaba.

“Waktu penyelesaian perizinan penerbitan hanya tiga hari, dan tanpa dikenakan biaya serupiah pun,” tandas Sesditjen PDN.

Selain itu, Sesditjen PDN juga meminta kepada Pemda agar terus melakukan gera-kan peningkatan penggunaan pro duksi dalam negeri (P3DN). Artinya, tidak hanya ber gantung pada Pemerintah Pusat dan Pe merintah Daerah, tetapi Pemda juga hen daknya bisa menggerakan lapisan masyarakat dan stakeholder di wilayahnya lebih berperan aktif dalam menggunakan produk sendiri.

“Ciptakan di dalam diri masyarakat kita ra sa awareness, interest, desire and action masyarakat terhadap berbagai jenis produk buatan dalam negeri. Dengan begitu, produk dalam negeri nantinya akan men-jadi tuan rumah di negeri sendiri,” ucap Ses ditjen PDN. (mon/berbagai sumber)

19MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010

Topik Bahasan

Fenomena dan Daya

Menjelang akhir tahun, hari ra ya seperti lebaran, natal dan se-bagainya, biasanya kita akan

me lihat perang diskon atau potongan harga yang ditawarkan di mal-mal atau supermarket yang ada di berbagai kota di tanah air. Pada umumnya, masyarakat sangat antu sias dan tertarik jika melihat spanduk atau poster yang bertuliskan ‘Diskon/Obral’.

Selama ini, sepengetahuan masyarakat tentang diskon berarti ada potongan harga dari price aslinya. Tapi, apakah potongan harga tersebut memang benar-benar ingin memberikan keringanan harga kepada konsumen atau hanya ingin menghabiskan sisa stok barang yang ada digudang saja ?

Pasalnya, ditengarai diskon atau sema-cam nya seperti obral dengan alasan cuci gudang, ternyata banyak diantaranya yang merugikan pembeli. Modusnya, barang atau produk yang didiskon, harganya di-naikkan terlebih dahulu baru kemudian diberi potongan harga.

Dengan demikian transaksi yang dilakukan pelaku usaha tersebut adalah bertentangan dengan Pasal 11 huruf f Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Pelanggaran terhadap Pasal tersebut sanksinya ialah dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 2.000.000.000,- (dua milyar rupiah).

Melihat fenomena yang kerapkali terjadi

tersebut, Kemendag akan menindaklanjuti rencana sebuah regulasi tentang tata cara menjual bagi pelaku usaha di Tanah Air. Poin penting dalam regulasi tersebut ada lah bahwa mulai tahun 2011, para pe da gang (ritel) tak boleh sembarangan menentukan promosi diskon.

“Pro gram penjualan dengan Diskon itu ha rus ditata, dan nantinya akan ter tuang dalam peraturan menteri. Kita ha rap kan tahun depan sudah bisa diimple men-tasikan,” papar Direktur Jenderal Per da-gangan Dalam Negeri Kemendag, Subagyo di sela-sela acara “Franchise and Licence Indonesia Expo 2010” di JCC, Jakarta Selatan, 12 November 2010. Hal ini dilakukan, diantaranya untuk menin daklanjuti ba-nyaknya laporan kerugian kon sumen mengenai produk yang didiskon.

Subagyo menjelaskan, regulasi ini sejatinya untuk menata sistem pemasaran melalui diskon yang sudah terjadi selama ini ba gi pelaku usaha. Maklum saja, sudah men-jadi rahasia umum, harga diskon yang ditetapkan oleh sejumlah pedagang cen de-rung mengelabui atau menipu kon sumen. Dengan kata lain, selama ini harga sebelum

diku rangi merupakan harga yang sudah dinaikkan oleh sebagian oknum pedagang dari harga normalnya. Sementara, harga sesudah diskon sebe narnya harga yang se sungguhnya biasa dijual pedagang.

Rencana kelahiran regulasi ini secara umum dalam rangka menata dan mencari keseimbangan antara kepentingan kon-sumen, peritel atau penjual, dan produsen. Jangan sampai terjadi, price war atau perang harga. Perang harga itu harus ditata secara positif agar (ritel) tidak mengelabui konsumen, antar ritel bisa bersaing secara sehat, dan bagi produsen ada kreativitas.

Subagyo mencontohkan, bagi produk-pro duk tertentu yang sudah memiliki ke-kuatan branding di masyarakat, sejatinya tak memerlukan promosi diskon. Jika ada potongan harga sedikit pun, misalnya 5% atau 10 %, biasanya untuk produk semacam ini akan diserbu konsumen.

Lain halnya dengan produk yang belum memiliki kekuatan branding, biasanya cara-cara diskon menjadi andalan agar produknya laku terjual. Seharusnya, cara yang baik adalah melakukan kreasi baru

Kementerian Perdagangan (Ke-men dag) sangat serius menin-dak lanjuti rencana regulasi pe nataan tata cara menjual bagi pelaku usaha di Tanah Air. Mulai tahun 2011, rencananya para pedagang (ritel) tak boleh lagi sembarangan menentukan promosi diskon.

Foto

: viva

new

s.co

m

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 201020

Berita Pasar

atau inovasi untuk mendongkrak penjualan produk-produk yang ditawarkan mulai dari produk make up atau kecantikan, pakaian, bahkan tak jarang juga berlaku pada ma-kanan dan minuman. Untuk produk-pro-duk biasa (merk kurang terkenal) justru mematikan antar ritel dan tak memberikan dorongan inovasi bagi produsen. Hanya me ngejar harga rendah saja, kualitas ter-kadang diabaikan

Dikalangan peritel sendiri, saat ini masih terjadi pro dan kontra, namun pemerintah melalui Dirjen Perdagangan Dalam Ne-geri Kemendag, akan terus melakukan ko-munikasi dengan para pelaku usaha agar regulasi baru ini bisa dipahami se mua pihak. Dengan melakukan berbagai per -temuan lanjutan yang akan melibatkan para stakeholder terkait. Untuk itu, Subagyo mengatakan, pemerintah akan mengajak para pengusaha ritel dan pusat belanja un tuk segera membahas mengenai hal tersebut.

Sebagai langkah awal, Subagyo berencana mengadakan pertemuan informal dengan beberapa pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo). “Mudah-mudahan mereka mau

bekerja sama seperti waktu kami menyusun Permendag No. 53/2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan, dan Toko Modern,” jelasnya.

BERKACA PADA NEGARA YANG SUDAH MEMILIKI REGULASI DISKON

Sambil menyusun for-mulasi peraturan yang akan dibuat me nge nai hal tersebut, pe me-rintah juga ternyata me ngacu pada tata ca-ra pengaturan serupa yang banyak berlaku di luar negeri seperti yang diterapkan di Eropa dan negara Asia. Diantaranya Prancis dan Malaysia.

Perlu diketahui, di luar negeri khususnya negara-negara yang telah menerapkan ke-bijakan pembatasan diskon, para pelaku usaha tak boleh memberikan

diskon terus menerus. Diskon hanya di-berikan pada waktu tertentu saja, dengan rincian yang jelas antara margin penjual dengan harga sesungguhnya.

“Mereka (pedagang) harus menyampaikan kepada pemerintah terkait rencana pro-gramnya seperti apa. Ada hitungan price-nya berapa, diskonnya berapa. Jadi kita tahu diskon itu tidak dinaikkan lalu di-diskon,” jelas Subagyo.

Kebijakan yang akan dikeluarkan mulai tahun depan, memiliki pola yang serupa. Yaitu setiap pedagang yang akan mela-kukan promosi diskon, diwajibkan me la-porkan kegiatannya termasuk soal perin-cian mengenai harga, besaran diskon, ter masuk margin yang akan diperoleh.

Aturan penetapan diskon bagi peritel, nantinya diharapkan bisa menekan dampak buruk dari praktik perang diskon sesama peritel, diantaranya mencegah konsumen dibohongi oleh pedagang. Selain itu, untuk mencegah saling ‘membunuh’ sesama ritel dengan adanya perang harga, mendorong produsen agar tak terjebak pada upaya

memproduksi barang yang tak ber orientasi pada krea tivitas dan ino vasi. Peraturan itu nan tinya akan me ngakomodasi se mua pihak, baik produsen, peritel, dan konsumen se-hingga tidak ada yang merasa diru-gikan.

Tarik Diskon

Foto: detik.com

Foto

: wac

anbo

cah.

wor

dpre

ss.c

om

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010 21

Berita Pasar

REAKSI POSITIF TER HADAP ATURAN SOAL DISKON

Rencana pemerintah yang akan me nge-luarkan aturan pembatasan diskon men-dapat tanggapan berbeda dari sejumlah kalangan. Namun, pada umumnya rencana pengaturan ini mendapat banyak reaksi positif.

Seperti disampaikan Manager Marketing dan Promosi Matahari Departement Sto re Solo Grand Mall (MDS SGM), Rid-wan Budiharjo, menurutnya

program diskon sangat di perlukan untuk menjaring kon su-men terutama ketika pasar sedang lesu. Khususnya untuk bisnis fashion yang tidak selalu ramai setiap bu-lan. “Ramainya paling pada saat menjelang Lebaran dan Natal. Sele-bihnya cenderung datar dan mengalami pe nurunan terutama pada saat masa anak masuk sekolah dan setelah Lebaran. Saat inilah program diskon sangat diperlukan,” paparnya.

Setiap bulannya, MDS SGM selalu menge-luarkan program diskon. Selama ini dis_kon cukup efektif untuk meningkatkan pen jualan. Ini tidak terlepas dari perilaku konsumen Indonesia di mana sangat ter-tarik pada program-program potongan harga yang digelar toko. MDS SGM pun memiliki dua klasifikasi produk yang didiskon. Pertama yaitu produk-produk yang dikategorikan masih baru atau new arrival dengan besaran diskon maksimal

20 persen dan produk-produk yang sudah masuk kategori barang lama dengan kisaran diskon 50 sampai 75 persen.

Sementara, Divisi Groceries and Fresh Hyper-mart SGM, Yosep Heru Sukahadi, mengaku tidak khawatir dengan rencana pembatasan diskon ini. Memang lewat program diskon dapat meningkatkan penjualan tapi kami optimis tanpa diskon terus menerus pun pen jualan akan tetap stabil. Karena yang ka mi utamakan itu pelayanan, sedangkan dis kon lebih sebagai pelengkap. “Yang pas ti

bisa kami pastikan program diskon yang diadakan Hypermat ini benar-benar diskon. Bukan bohongan yang pada akhir nya hanya merugikan konsumen,” tandasnya.

Pemerintah berencana akan menyiap-kan aturan untuk pelaksanaan pro-gram diskon bagi pengusaha retail dan pusat belanja. Hal ini dilakukan untuk melindungi konsumen dari

pihak-pihak tidak ber tang-

gung jawab dalam penyelenggaraan program diskon. Ren cana aturan ini juga muncul karena mulai terlihat indikasi persaingan tidak sehat dari program diskon.

Sama halnya dengan pusat belanja Lotte Mart (dahulu Makro). Lotte Mart tidak keberatan jika pemerintah menerapkan aturan diskon. Direktur Komersial PT. Lotte Shopping Indonesia, Joseph Bunta-ran berharap, memang sebaiknya ada atu rannya. Jika program diskon diatur, akan bisa mengurangi persaingan tidak se hat. Sebab, selama ini yang terjadi ada lah perlombaan penurunan harga dikalangan pebisnis retail. Karena itu, untuk

menyiasati perang harga pada produk baru, bisa dilakukan sistem paket (bundling), sehingga menguntungkan semua pihak.

Sementara, Direktur Operasional Lotte Mart, Wayan Gede Suci menambahkan, prin sip dari program diskon harus me ngun-tungkan. ”Semua outlet ingin yang terbaik untuk pelanggan,” ucapnya.

Setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pe merintah, tentunya bermuara pada kea dilan baik untuk masyarakat maupun para pelaku usaha. Oleh karena itu, aturan untuk pelaksanaan program diskon bagi pengusaha retail dan pusat belanja, di-anta ranya dibuat agar tidak mematikan pengusaha lain.

Lain halnya yang disampaikan Ketua Harian Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Tutum Rahanta, pihaknya tidak akan membantah ataupun menolak apabila pemerintah akan menerapkan aturan diskon. Dengan catatan, pemerintah dapat memastikan program diskon yang

dilakukan saat ini, yang memang mengganggu perdagangan.

“Sebab, peraturan itu akan ber laku secara menyeluruh. Hal ini mem buat pengusaha ritel dan pusat belanja yang selama ini mela kukan hal benar

dalam program dis kon akan dirugikan. Karena itu, lebih baik pemerintah memberikan teguran langsung pada pengusaha ritel dan pusat belanja yang dianggap melakukan kesalahan dalam penera pan program diskon,” paparnya.

Lebih lanjut Tutum menjelaskan, umum-nya pengusaha ritel dan pusat belanja

menggelar program diskon hanya sebanyak 4-6 kali dalam setahun. Ia tidak membantah apabila ada beberapa pengusaha yang melaksanakan diskon tiap hari. Namun, diskon tersebut hanya dikhususkan pada be berapa produk. Upaya itu dilakukan ha-nya sebagai strategi dagang terutama saat perayaan seperti Lebaran dan Tahun Baru.

Jika peraturan soal diskon ini ditujukan un tuk menata dunia usaha dan dapat me-nunjang dunia usaha, maka harus kita du-kung seratus persen. Jadi, tak usah kha wa-tir pada peraturan yang rencananya akan diimplementasikan tahun depan ini. (Eks)

wan Budiharjo, menurutnya

program diskon sanga

bisa kadiadadiskoakhirtand

Pemkangradaun

-g

alami

pihak-pihak tidak ber tang-

gung jawab

aturandapat

“spya

daKamependianpen

Lebi

at

Foto: beritaokta.blogspot.com

Foto: dalalmuslimin.blogspot.com

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 201022

Berita Pasar

Batik Indonesia Masih yang Terbaik di Arena PerdaganganBatik Indonesia adalah salah satu warisan budaya dunia. Selama ini batik telah menjadi produk unggulan baik di pasar dalam negeri maupun ekspor. Tren busana batik membuat transaksi batik di pasar dalam negeri terus bergairah. Secara nasional, nilai transaksi per-dagangan batik tahun lalu men-capai Rp 3,2 triliun, dan ekspor mencapai USD17,35 juta. Angka ini masih bisa ditingkatkan, jika semakin banyak masya-rakat Indonesia bangga menggunakannya sekaligus sebagai bentuk kecintaan terhadap batik yang merupakan karya sejarah bangsa.

Kini batik telah menjadi salah satu

tren fashion Tanah Air. Hampir da-lam setiap kesempatan, baik acara

formal maupun non formal, masyarakat Indonesia kerap mengenakan batik. Tak hanya orang tua, namun kini banyak anak muda berbatik ria, seperti ke kampus atau jalan-jalan ke mal. Bahkan, pemerintah juga telah mewajibkan pegawainya untuk mengenakan batik minimal sehari dalam sepekan.

Aneka desain baju batik diciptakan dan terus dipopulerkan oleh kalangan pe ngu-saha maupun perancang busana, seperti baby doll, dan batik ready to wear seperti jaket panjang longgar, blus halter neck, jaket bergaya kimono, celana pendek dan lainnya yang ternyata disambut antusias oleh masyarakat.

Bahkan, batik tak hanya digunakan sebagai busana, namun dapat juga digunakan untuk perlengkapan sarana transportasi maupun rumah tangga lainnya. Contoh, pada akhir tahun lalu sejumlah bus Damri kota Bandung mengubah tampilan joknya

dengan berbungkus kain batik.

Kepala Unit DAMRI kota Bandung, Sadiyo, mengatakan jok-jok DAMRI yang kini berubah penampilannya dengan berbalut kain batik ini adalah agar tampil beda dibanding dengan bus-bus lainnya.

“Selain tampil beda, melalui gerakan jok dibungkus kain batik ini menandakan bahwa DAMRI sangat mendukung gera-kan berbatik ria di Indonesia. Apalagi batik sudah menjadi hak paten Bangsa Indonesia,” tandasnya.

Selama ini pemerintah berharap agar batik Indonesia bisa menjadi Ikon nasional yang membanggakan bangsa Indonesia dimata dunia internasional. Karena itu, pemerintah kerap mengkampanyekan kepada masyarakat Indonesia agar bangga dan cinta terhadap warisan budaya bangsa. Kalau bukan masyarakat Indonesia sendiri, lalu siapa yang akan menjaga warisan budaya bangsa ?

”Artinya, jangan sampai ada teknologi

modern di luar negeri sana yang mem-buat desain dan motif seperti batik yang dapat menggeser keberadaan dan ke-lang gengan batik nasional nantinya. Karena itu produksi batik nasional terus ditingkatkan, dan ma syarakat Indonesia harus cinta terhadap produk dalam negeri sendiri,” ujar mendag, Mari Elka Pangestu beberapa waktu lalu.

Mendag menilai, batik akan terus menjadi salah satu produk kreatif berbasis budaya bangsa yang menjadi andalan untuk menghasilkan devisa. Produk tekstil na-sio nal telah menyumbangkan devisa mencapai Rp 50 triliun ke kas negara. Dan batik adalah bagian dari industri teks til tersebut yang kapasitasnya bisa ditingkatkan lagi.

Diperkirakan lebih dari 800.000 perajin dan pengusaha batik tersebar di hampir seluruh provinsi di Indonesia. “Potensi bisnis batik ini masih cukup besar, dan masih bisa ditingkatkan untuk menambah devisa negara dari sektor industri kreatif berbasis budaya ini,” jelas Mendag.

Bukan hanya bentuk pakaian para pengrajin merebut para pencinta

batik, motif batik juga dibuat pada produk lainnya seperti

tas, taplak, gourden, kerudung, sorban, sandal dan lain-lain yang

cukup banyak peminatnya.

FOTO: AGUS BACHTIAR

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010 23

Berita Pasar

SENTRA PERDAGANGAN BATIK

Seiring animo masyarakat yang cukup tinggi terhadap kebutuhan batik, maka ber munculan sejumlah sentra-sentra per-dagangan batik di tanah air. Selama ini masyarakat menilai Pasar Tanah Abang, ITC Mangga Dua dan sejumlah mall adalah tempat untuk mendapatkan batik. Namun sentra perdagangan batik itu kini pun bertambah, yakni di Pusat Batik Nusantara, Thamrin City Jakarta.

Di pasar Tanah Abang, menurut Asisten Manajer Operasi PD Pasar Jaya Area 1 Ta-nah Abang M Yusuf, dari 12.000 tempat usaha di Tanah Abang, sekitar 30 persen me nyediakan busana dan kain batik.

”Omzet penjualan tiap pedagang diper-kira kan Rp 7,5 juta-Rp 10 juta per hari. Tren batik membuat banyak pedagang yang awalnya tidak berjualan batik jadi menyediakan batik,” ujar Yusuf.

Pernyataan Yusuf juga dibenarkan oleh Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) DKI Jakarta, Hasan Basri. Hasan Basri me-ngatakan bahwa batik kini menjadi andalan banyak pedagang dalam berjualan karena permintaan masyarakat yang tinggi se-

hingga omzetnya meningkat.

”Kebanyakan konsumen menyukai batik dengan motif dari Pekalongan, Solo, Yog yakarta, dan Cirebon yang dikemas menjadi berbagai macam busana. Mulai dari busana muslim sampai pakaian sehari-hari. Pembeli batik di Tanah Abang datang dari seluruh Indonesia, bahkan ada yang dari luar negeri,” ungkap Hasan.

Sementara itu, Finaldi pedagang yang memiliki lima toko batik di Pasar Tanah Abang tersebut juga mengaku kalau om-zetnya terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. ”Sebelumnya, satu kios beromzet Rp 1 juta per hari setelah tren ba tik maka naik 10 hingga 15 kali lipat omzetnya,” kata Finaldi.

Peningkatan perdagangan batik, juga terjadi di Pusat Batik Nusantara (PBN), Thamrin City. Saat ini pedagang yang khu-sus menjual batik di PNB sudah men cakup 2 lantai dengan jumlah peda gang sekitar 500-700 pedagang. Omzet per harinya di PBN ini mencapai Rp 70-75 juta atau mencapai milyaran rupiah setiap bulannya.

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kota Pekalongan Slamet Prihan-

KINI PEMERINTAH JUGA TELAH MENETAPKAN 2 OKTOBER SEBAGAI HARI BATIK NA SIO NAL. DENGAN HARAPAN, MASYARAKAT INDO NESIA BANGGA DAN CINTA TERHADAP BATIK NUSANTARA

Pusat belanja Tanah Abang masih tetap menjadi rujukan terutama untuk

pembelian batik berskala besar, Jakarta

FOTO

-FOT

O: A

GUS

BACH

TIAR

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 201024

Berita Pasar

tono mengaku bersyukur dengan adanya PBN Thamrin City tersebut. Pasalnya, sekitar 140 pedagang batik asal Pekalongan yang membuka gerainya di lokasi tersebut.

“Para pengrajin sekaligus pedagang batik asal Pekalongan di Pusat Batik Nusantara memberikan kontribusi yang cukup berarti bagi peningkatan kesejahteraan perajin di daerah kami. Awalnya mereka hanya seorang pembabar, tapi kini sudah menjadi pengusaha,” ujarnya.

CINTA BATIK INDONESIA

Batik memang telah menjadi tren fashion Tanah Air. Di mana-mana masyarakat Indo-nesia kerap mengenakan batik. Namun, tren ini harus tetap dipertahankan dan di waspadai. Pasalnya, kini telah banyak ber edar batik-batik impor asal China di pasaran dalam negeri.

Dalam menghadapi ekspansi batik-batik China tersebut, tentu menjadi tantangan tersendiri bagi kalangan produsen batik dalam negeri. Masuknya produk China ke pasar lokal seharusnya membuat pelaku usaha batik nasional lebih gencar lagi da-lam meningkatkan kualitas dan kuantitas produknya.

Menurut Mawarzi Idris dari Yayasan Batik Indonesia, kreativitas dan inovasi harus terus dilakukan mulai dari bahan, desain, sampai motif batik. Karena kekuatan batik Indonesia ada pada motifnya yang indah

dan beragam.

”Mengkombinasikan motif dari berbagai daerah akan semakin memperkaya motif yang ada. Kreator dalam negeri sudah sa-ngat luar biasa. Tinggal bagaimana mem-promosikannya. Namun hal yang penting adalah konsistensi dan komitmen seluruh pihak mengembangkan batik seiring dinamika zaman,” ujar Mawardi.

Selain itu, kini Pemerintah juga telah menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Na sio nal. Dengan harapan, masyarakat Indo nesia bangga dan cinta terhadap batik nusantara.

”Dengan menggunakan dan mencintai produk dalam negeri, termasuk batik, maka secara tidak langsung masyarakat Indonesia telah membangun perekonomian nasional. Hal ini, juga berdampak positif bagi per-kembangan ekonomi rakyat karena semua rakyat Indonesia memakai batik buatan dalam negeri sendiri. Dengan begitu, keuntungan juga dapat diraih bagi para pengrajin dan produsen batik kita,” papar Mendag mari Elka Pangestu.

Mendag juga tiada henti mengajak semua pihak berusaha menjadikan batik Indonesia sebagai ikon budaya Indonesia yang dikenal di seluruh dunia. Karena itu, Kemendag senantiasa melakukan promosi secara terus menerus baik melalui pagelaran budaya, pameran, workshop dan bentuk promosi lainnya. (hmz/berbagai sumber)

Para pencinta batik khususnya di Jabodetabek sudah tak perlu lagi jauh-jauh mencari batik ke daerah asal batik. Karena berbagai macam produk batik dari penjuru daerah yang terkenal batiknya dijajakan di

Pusat Batik Nusantara Thamrin City Jakarta.

Batik juga dicintai oleh wisatawan asing yang ber kun-jung ke Indonesia

Pada musim haji, sajadah batik buatan pengrajin batik Pekalongan banyak diborong pembeli sebagai oleh-oleh haji, Pusat Batik Nusantara, Thamrin City, Jakarta

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010 25

Berita Pasar

Teropong Soal Tepung TeriguAsosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) mem proyek sikan tingkat konsumsi terigu nasio nal hingga akhir tahun ini bisa mencapai 4,2 juta ton atau naik 10% dibandingkan dengan tahun lalu. Dan un tuk konsumsi tepung terigu per kapita, dipredikasi me nga lami kenaikan 18 kilogram per kapita. Salah satu faktor pening katan kebutuhan terigu nasional berasal dari pertumbuhan Usaha Kecil Me ne ngah (UKM) yang mena warkan produk berbahan terigu. Misalnya, usaha produksi mie, roti, kue marta bak dan lainnya.

Tepung terigu merupakan salah satu alternatif diversifi kasi pangan. Dengan tepung terigu bisa dimo di-

fi kasi menjadi bahan pangan seperti : mie, pasta, roti, biscuit, cake, pastry, dan tidak ketinggalan produk sampingannya yaitu dedak gandum (bahan baku berkua litas tinggi untuk makanan ternak).

Industri tepung terigu di Indonesia dimulai dari pendirian perusahaan penggilingan terigu pertama yaitu PT. Bogasari Flour Mills pada tahun 1971. Sebelum Bogasari didirikan, Indonesia mengimpor seluruh kebutuhan tepung terigunya. Lama-ke-lamaan disadari bahwa terigu yang tiba di pelabuhan Indonesia sering mengalami penurunan kualitas, seperti berkutu atau bau ‘apek’ akibat waktu yang cukup lama selama perjalanan. Kondisi dan kandungan gizi tepung terigu tersebut menjadi tidak optimal lagi dibandingkan jika terigu tersebut dapat diproduksi sendiri di Indonesia.

Industri terigu di Indonesia sendiri dipacu oleh beberapa faktor yaitu: Peningkatan kesadaran bahwa tepung adalah makanan yang sehat dan bergizi. Peningkatan kon-sumsi makanan berbasis terigu, Alternatif diversifi kasi pangan, Kesadaran bahwa lebih baik memproduksi sendiri tepung terigu di Indonesia untuk menjaga kualitas dan kandungan gizi tepung terigunya. Saat ini, telah ada empat industri terigu nasional yang beroperasi di Indonesia. Pertumbuhan yang berkelanjutan masih sangat memungkinkan bagi industri terigu di Indonesia

Menurut Ketua Umum Aptindo, Franciscus Welirang, hingga September 2010, angka konsumsi terigu nasional mencapai 2.93 juta ton. Angka konsumsi terigu sebesar itu naik 9,72% dari tahun sebelumnya pada

periode yang sama sebesar 2,67 juta ton terigu.

Sedangkan untuk kebutuhan terigu na-sional 2011, masih relatif sama dibanding tahun ini. Kenaikan kebutuhan terigu bisa sekitar 2% untuk industri pangan tahun depan itu sudah bagus. Artinya, dengan perkiraan peningkatan kebutuhan terigu sebesar 2%, tahun depan Indonesia membutuhkan tambahan minimal 84.000 ton terigu untuk produksi pangan berbasis terigu.

Walaupun harga gandum sebagai bahan baku pembuatan terigu di dunia cukup tinggi, namun konsumsi terigu di Indonesia tetap tinggi. Namun sayang, Frans enggan menyebutkan berapa besar potensi ke-naikan terigu hingga akhir tahun akibat seretnya pasokan gandum dari beberapa sentra produksi gandum yang terganggu lantaran perubahan iklim dan cuaca. “Saya

tidak bisa memprediksi kenaikan harga terigu karena harga gandum juga fl ukuatif,” jelasnya.

Terlepas dari hal tersebut, salah satu agenda yang mengemuka belakangan ini dan memerlukan kecerdasan dan ke bijaksanaan pemerintah adalah da-lam ekonomi perteriguan nasional. Pe-ngambilan keputusan, entah dalam bentuk Bea Masuk Anti Dumping (BMAD), tarif, memberdayakan ekonomi rakyat kepada industriawan terigu, penataan isu monopoli dan sebagainya. Pada akhirnya, menuntut tidak hanya cerdas, bijak, namun juga akurat dan yang paling penting cepat. Karena keterlambatan dalam membuat keputusan akan menjadikan masalah berkembang menjadi sedikit sulit ditangani. Bahkan dapat mengundang pemain terigu besar dari negara lain untuk masuk dalam pasar domestik Indonesia guna mengurangi kekuatan industri tepung terigu nasional.

Foto: koran-jakarta.com

26 MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010

Distribusi

Situasinya semakin menarik jika kita kem-bali melihat di saat negara lain sedang gencar-gencarnya menetapkan bea masuk dan proteksi, Indonesia malah memberikan kebebasan seluas-luasnya. Kita memang menjunjung fair trade, rasanya tidak adil jika sekedar ingin memberikan kesempatan pada pemain internasional, sementara pemain industri domestik Indonesia was-was dan ancaman hilangnya jutaan mata pencaharian masyarakat pada industri tersebut.

Berdasarkan (Permendag) No.14/M-DAG/PER/3/2007 tentang Standardisasi Jasa Bidang Perdagangan dan Pengawasan Stan dar Nasional Indonesia (SNI), diwa-jibkan terhadap barang dan jasa yang di-perdagangkan untuk diberlakukan wajib SNI secara penuh terhitung 7 September 2007. Dimana sampai sekarang ini sudah ada sepuluh komoditi, diantaranya tepung terigu (SNI 01-3751-2000/Rev 1995 dan revisinya) berlaku sejak 2 Februari 2002. Jadi, begitu besarnya perhatian pe me-rintah, dalam hal ini Kemendag yang turut melindungi pasar tepung dalam negeri.

POLA PENYALURAN DAN PANGSA PASAR TERIGU NASIONAL

Untuk memenuhi permintaan akan ke-butuhan tepung terigu, perlu diperhatikan juga ketersediaan pasokan yang beredar di pasaran. Kelancaran penyaluran adalah salah satu faktor yang harus senantiasa mendapat perhatian khusus supaya tidak terjadi kelangkaan stok yang biasanya berujung pada kenaikan harga.

Selama ini, alur distribusi komoditi ber-bahan gandum ini telah sesuai dengan pro sedur yang berlaku. Permasalahan yang seringkali timbul, justru kebanyakan bersumber dari kenakalan yang dilakukan oleh sebagian oknum yang tidak ber-tanggung jawab, yang hanya mengejar ke-untungan semata. Belum lagi ekstirimnya cuaca akhir-akhir ini memaksa Kementerian Perdagangan (Kemendag) mewaspadai tersendatnya pasokan bahan kebutuhan pokok masyarakat.

“Faktor cuaca perlu kita waspadai,” jelas Jimmy Bella, Direktur Bina Pasar dan Dis tribusi Kementerian Perdagangan (Kemendag). Dia menambahkan, cuaca

yang tidak bersahabat bisa mengakibatkan tersendatnya pasokan dan distribusi ba-han pokok. Waktu tempuhnya bisa lebih lama. Demikian juga ketika banjir melanda, seringkali mengakibatkan kemacetan lalulintas. Pada akhirnya, truk pengangkut bahan pangan dari sentra produksi terlam-bat masuk ke pasar-pasar tradisional.

Sebenarnya, bagaimana alur distribusi te pung terigu di Indonesia? Berikut gam-barannya :

Anti Dumping Indonesia (KADI) untuk mengenakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap produk terigu khususnya asal Turki yang merugikan industri terigu nasional.

Direktur Eksekutif Aptindo, Ratna Sari Loppies menyatakan, pihaknya menyambut baik kebijakan tersebut. Alasannya, lang-kah tersebut sebagai bentuk kepastian berinvestasi di Indonesia. Meskipun, pe-ngenaan BMAD bisa dianggap sebagai

Jadi sangat jelas, bahwa penyaluran terigu itu berawal dari produsen utama penghasil tepung yang disalurkan baik langsung ataupun melalui distributor, agen besar, pengecer, depot yang kemudian ditujukan ke pelaku industri maupun ke konsumen. Tinggal bagaimana implementasinya. Mekanisme tersebut akan berjalan baik, jika langkah-langkah di atas dilakukan se suai prosedur yang ada. Sehingga per-ma salahan yang seringkali terjadi bisa diminimalisir.

PERLUNYA BEA MASUKANTI DUMPING

Setelah sempat tertunda, akhirnya pe-merintah menyetujui rekomendasi Komite

simbol keberpihakan pemerintah terhadap pelaku usaha di dalam negeri dari praktek perdagangan tidak fair.

Sebelumnya, KADI telah merekomendasikan agar produsen tepung terigu asal Turki yang menjual ke Indonesia dikenakan BMAD berkisar antara 19,67%-21,99%, karena terbukti menyebabkan kerugian pemohon akibat impor komoditas tersebut atas praktik dumping.

KADI telah menuntaskan penyelidikan terhadap tepung terigu impor dari Turki berdasarkan petisi yang diajukan Aptindo. Aptindo mewakili tiga perusahaan di dalam negeri yakni PT. Eastern Peral FM, PT. Sriboga, dan PT. Panganmas.

27MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010

Distribusi

Rekomendasi KADI tersebut, telah ditindaklanjuti oleh Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, melalui surat kepada Menteri Keuangan tertanggal 31 Desember 2009. Dan akhirnya, saat ini sudah disetujui pemerintah.

Berdasarkan catatan Aptindo, keenam eksportir/produsen tersebut yakni Bafra Eris Un Yem Gida San Ve Ticaret AS akan terkena BMAD sebesar 21,99%, Erister Gida Sanayi Ve Ticaret AS (19,67%), Marmara Un Sanayi AS (18,69%), Ulas Gida Un Textil Nakliye Ticaret (20,86%), Ulusoy Un Sanayi Ve Ticaret (20,28%), dan Lanilla (21,99%).

Ratna menjelaskan pada masa investigasi dumping terigu, total produksi nasional turun 8,7%, penjualan terigu domestik turun 2,22%, kapasitas terpasang turun

1,4%, stok naik 26,9%, dan gaji rata-rata turun 2%. Selain itu, produktivitas menurun 2,6% dan jumlah tenaga kerja juga turun 2,96%.

Keuntungan perusahaan pemohon seperti PT. Sriboga Ratu Raya, PT. Eastern Pearl dan PT. Panganmas Inti Persada juga menurun secara

kon sisten, sehingga Return Of Invest-ment (ROI) minus dan modal kerja terpangkas 39,1%.

Aptindo menuduh eksportir/pro du-sen Turki menjual terigu di bawah

harga gandum (bahan baku teri-

gu) internasional. Padahal, harga terigu di pa sar domestik Turki lebih mahal 19,67-21,98% diban-dingkan dengan harga yang berlaku di Indonesia.

Maka dari itu, pengamanan perdagangan kita harus diperkuat salah satunya dengan anti dumping. Dengan anti dumping, diharapkan bisa menjadi alat perlindungan di era pasar perdagangan bebas ini. Masalah yang akan timbul jika BMAD tidak diberlakukan di antaranya, dapat menumbuhkan kesan bahwa Indonesia memperbolehkan praktek dumping. Bukan saja impor tepung terigu, melain-kan dumping dari barang-barang industri lainnya akan deras membanjiri pasar Indonesia. Karena harga dumping memang lebih murah, sehingga pangsa pasar terigu dumping akan naik, dan Indo-nesia akan menjadi negara pengimpor terigu terbesar di dunia.

Bahkan yang lebih parah lagi bagi importir pe-da gang, yang sebagian fiktif akan menikmati keuntungan besar dari tidak dikenakannya BMAD. Sedangkan untuk multiplier eff ect terhadap tambahan investasi dan kesempatan kerja akan menjadi minim. Selain itu, pemerintah akan menge-luarkan devisa yang dihabiskan untuk impor tepung terigu sekitar 30%-40% atau 50 dolar AS/ton lebih besar dibanding impor gandum. Tentu bukan hal itu yang kita inginkan. Jadi, bersyukurlah aturan tersebut sudah diberlakukan, sehingga kebutuhan akan tepung terigu pun dapat dinikmati oleh masyarakat dengan harga yang relatif terangkau. Dan yang terpenting, pasar tepung terigu nasional terproteksi dari ulah importir nakal. (Eks)

KELANCARAN PENYALURAN

ADALAH SALAH SATU FAKTOR YANG HARUS SE NAN TIASA

MEN DAPAT PER-HATIAN KHU SUS

SUPAYA TIDAK TERJADI KE-

LANG KAAN STOK YANG BIASA-

NYA BER UJUNG PADA KENAIKAN

HARGA.Foto: radar-bogor.co.id

Foto

: bak

eryin

done

siam

ag.c

om

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 201028

Distribusi

Pemerintah melalui Kementerian Koordinasi (Kemenko) Perekonomian, Kementerian Perdagangan dan

Kementerian Pertanian hingga saat ini te rus melakukan pemantauan dari sisi per kembangan produksi dan distribusi bahan pokok, khususnya beras. Apalagi menghadapi hari besar keagamaan harga kebutuhan pokok biasanya cenderung naik.

Menurut data dari Kemenko Perekonomian, setiap minggu dari Oktober ke November, kenaikan beras masih cenderung stabil. Pada pekan kedua November, kenaikan harga beras secara nasional mencapai 0,26 persen.

Jika dibandingkan tiga bulan lalu, kenaikan harga beras secara nasional tidak lebih dari 1 persen. Meskipun ada beberapa provinsi yang kenaikan berasnya lebih dari 1 persen. Namun, pemerintah tetap berupaya agar kenaikan harga beras terkendali.

Sementara itu, dari pantauan Info PDN di

Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta Timur (PIBC), kenaikan harga beras di pasar ini rata-rata dikisaran 200 rupiah per kilogram hingga pertengahan November.

Untuk jenis beras IR 64 kualitas paling rendah atau kelas 3 dikisaran harga Rp.6.150 per kilogramnya, kelas 2 naik dari Rp.6.700 menjadi Rp.6.900 per kilogram, dan IR-64 kelas 1, dari Rp.7.200 menjadi Rp.7.400 per kilogram.

Kalangan pedagang beras di pasar ter-sebut mengatakan, kenaikan harga ini diperkirakan sampai akhir tahun. Me ng-ingat, saat ini pasokan beras terutama dari daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah berkurang. Pada Oktober lalu, stok be-

ras mencapai sekitar 30 ribu ton per hari. Sedang November ini, stok beras diper-kirakan hanya berkisar 28 ribu ton per hari.

Selain di PIBC Jakarta, kenaikan harga beras juga terjadi disejumlah pasar tradisional di Kota Semarang, Jawa Tengah. Menurut Ketua Paguyuban Pedagang Beras Pasar Dargo Semarang, Mustiawan mengatakan harga beras jenis C4 super memasuki No-vember mencapai Rp 6.500 per kg yang sebelumnya Rp 5.800 per kg. Sedangkan beras jenis C4 semula Rp 6.100 per kg menjadi Rp.6.800 per kg.

Sedangkan untuk beras jenis lainnya, seperti beras kualitas sedang mentik wangi dan membramo, mengalami kenaikan

Ketersediaan beras di pasaran diprediksi bakal menipis hingga men jelang panen pada akhir kuartal pertama tahun depan. Karena itu, Pe merintah berencana akan melakukan operasi pasar (OP) un tuk me-nahan kenaikan harga beras seiring musim paceklik padi yang mung kin terjadi pada Desember 2010 dan Januari tahun depan.

Bulog Siap

Operasi

Pasar Beras

Untuk menahan tingginya kenaikan

harga beras yang terjadi dimasa

menjelang akhir tahun, Bulog

melakukan operasi pasar beras dengan menggelontor stok beras ke-kios-kios

beras dengan klasifi kasi harga

beras yang sudah ditentukan.

FOTO: AGUS BACHTIAR

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010 29

Info Sembako

bervariasi sekitar Rp 200 per kilogram. Kenaikan harga beras itu disebabkan masa panen di sejumlah daerah yang berkurang karena curah hujan meningkat ditambah dengan berbagai bencana yang terjadi di sejumlah daerah.

“Seperti meletusnya Gunung Merapi yang secara tidak langsung mengakibatkan pasokan beras berkurang. Sebab, beras yang dihasilkan terpengaruh hujan abu vulkanik yang menurunkan kualitas padi. Namun, secara umum, permintaan beras sampai saat ini masih stabil dan tidak ada perubahan secara signifi kan,” ucapnya.

Dengan tren kenaikan tersebut, pemerintah kini tengah menyiapkan instrumen pe-ngen dalian harga melalui operasi pasar. Pihak Bulog sendiri mengaku telah siap, dan tinggal menunggu instruksi Kementerian Perdagangan.

Dirut Bulog Sutarto Alimoeso menyatakan, sampai saat ini, pengadaan beras dari da-lam negeri melalui PSO maupun fungsi komersial tetap berjalan. “Pemasukan hing-ga pertengahan November sebanyak 1,88 juta ton, dan yang sudah teken kontrak 1,890 juta ton. Stok di level 890 ribu ton dan dari impor sebanyak 600 ribu ton,” paparnya.

Di luar angka tersebut, masih ada 103 ribu ton beras di luar negeri yang masih dalam tahap survey sebelum dikirim ke Indonesia dan masih ada beras cadangan sebesar 200 ribu ton di Vietnam yang tinggal melakukan negosiasi harga.  Tahun ini Bulog juga ada tambahan dari Kemenkeu sejumlah 150 ribu ton.

Sedangkan untuk kebutuhan operasi pasar dan pengadaan di daerah bencana seperti Merapi, Mentawai, dan Wasior Bulog memprediksikan bakal mengeluarkan sebanyak 493 ribu ton.

”Dengan jumlah stok beras tersebut, Bulog tidak akan mengalami kesulitan untuk menggelar OP. Selama Januari- November 2010, Bulog baru mengeluarkan 7.900 ton beras untuk OP dan 600 ton untuk bencana,” ungkap Sutarto.

Beberapa lokasi yang akan dijadikan prio-ritas OP di antaranya Jakarta, Medan, dan

Riau yang mengalami kenaikan harga. Harga beras yang dijual akan kompetitif dan lebih rendah dari harga pasar. Kemasan beras operasi pasar akan dijual sebanyak 5 kilogram.

”Akan tetapi harga beras untuk operasi pasar dihitung dan ditetapkan oleh Ke-men terian Perdagangan. Untuk tahap awal, beras yang digunakan untuk OP berjenis medium, dan saat memasuki mu sim paceklik menggunakan beras jenis premium,” ungkap Sutarto.

Menyinggung harga jual beras dalam OP tersebut, Sutarto menyatakan, tidak akan jauh dari harga pasar atau perbedaannya tidak sampai Rp1.000 per kg. “Kalau perbedaan harganya terlalu jauh dari

Rp1.000 per kg, dikhawatirkan justru akan diborong oleh para pedagang. Jadi operasi pasar ini sistemnya hanya menggandoli atau menahan agar harga beras di pasaran tidak melonjak terlalu tinggi,” jelas Sutarto.

Dirut Bulog Sutarto Alimoeso menilai kecenderungan naiknya harga beras yang masih memicu infl asi ini disebabkan ku-rangnya suplai beras karena belum masuk masa panen.

“Harga itu kan terkait supply and demand. Supply-nya kan semua tahu pada bulan-bulan terakhir yaitu Desember, November, memang belum panen. Panen itu sekitar Februari, Maret,” ujar Sutarto.

Untuk itu, lanjut Sutarto, pihaknya telah

Pola panen raya banyak terkonsentrasi pada masa lebaran, sehingga ada masa

(akhir tahun) terjadi kerawanan stok beras di pasar dan ini memungkinkan

terfl uktuatifnya harga beras.

30 MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010

Info Sembako

melakukan koordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan Menko Perekonomian.Hasil koordinasi tersebut adalah akan dilaksanakannya ope rasi pasar pada daerah-daerah yang memiliki kecenderungan kenaikan harga beras.

“Kita sudah koordinasikan karena kan kewenangan di Kementerian Perdagangan, Pertanian, Menko Perekonomian, Bulog lakukan koordinasi untuk melakukan operasi pasar pada daerah-daerah yang kecenderungan naik, seperti Jakarta, Medan,” ujarnya.

Namun, Sutarto menyatakan operasi pasar tersebut bisa dilakukan atas permintaan Pemerintah Daerah. Oleh karena itu, pi-hak nya akan berkoordinasi dengan Pem-da untuk segera melakukan kebijakan tersebut.

“Kita sambil menunggu, kita akan koordinasi dengan Pemda karena itu tergantung

da ri per min-taan Pem da. Yang jelas, ki ta siap segala se-suatunya,” pung-kasnya.

RASKIN DI DISTRIBUSIKAN

Raskin atau beras untuk rakyat miskin di-nilai mampu mengurangi beban hidup yang dihadapi warga miskin. Subsidi ini memungkinkan mereka untuk memper-tahankan tingkat konsumsi energi dan proteinnya. Untuk itu, pemerintah melalui Kemendag akan terus menyalurkan raskin ini hingga akhir tahun.

Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu mengatakan berkaitan dengan OP, pe-nyaluran beras untuk rakyat miskin (raskin) tetap dilakukan. Percepatan penyaluran beras bersubsidi (Raskin) dan operasi pasar (OP) beras akan meredam ke naikan harga beras.

Mendag juga me-nambahkan, pe nya-luran Ras kin sangat ber pe ngaruh pada sta bilisasi harga karena yang akan masuk ke pasar hampir 20% dari

konsumsi dengan harga Rp1.600 per kilogram.

Pemerintah sudah menyalurkan 87% be-ras bersubsidi untuk bulan Agustus ke-pada rumah tangga sasaran. Tahun ini, pe merintah menyediakan sebanyak 2,9 juta ton beras bersubsidi untuk masyarakat kurang mampu.

Selama bulan Januari-Juni 2010 setiap rumah tangga sasaran mendapat jatah pembelian beras bersubsidi sebanyak 13 kilogram dan pada Juli-Desember 2010 setiap rumah tangga sasaran bisa membeli 15 kilogram beras bersubsidi.

(hmz/berbagai sumber)

-a. tae-

ng-

KAN

Mnalubs

konsumsi dengan har

PE NYA LURAN RAS KIN SANGAT BER PE NGARUH PADA STA BILISASI HARGA KARENA YANG AKAN MASUK KE PASAR HAMPIR 20% DARI KONSUMSI DENGAN HARGA RP1.600 PER KILOGRAM.

Pendistribusian beras raskin juga dilakukan

ke sejumlah daerah guna mengantisipasi

tingginya harga beras.

Untuk para pedagang beras se-Jabodetabek bisa mendapatkan

beras Bulog di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur

FOTO-FOTO: AGUS BACHTIAR

31MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010

Info Sembako

Pemerintah Dorong Investor Oleh: Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu(Disarikan dari berbagai kegiatan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu bersama Kepala BKPM Gita Wirjawan)

Pemerintah menargetkan pertumbuhan

investasi dalam pembentukan

modal tetap domestik

bruto (PMTB) sebesar 10,9%

pada tahun 2011. Karena

itu, untuk meningkatkan

investasi, maka pemerintah melakukan

perbaikan diberbagai

sektor.

Daya tarik investasi ke suatu daerah tentu tidak terjadi dengan seketika. Banyak faktor dalam pembentukan daya tarik investor

untuk menginvestasikan dananya ke daerah. Faktor ekonomi, politik dan kelembagaan, sosial dan budaya diyakini merupakan beberapa faktor pembentuk daya tarik investasi ke suatu negara atau daerah.

Investasi memegang peranan penting untuk men-dorong pertumbuhan ekonomi. Secara umum inves-tasi atau penanaman modal membutuhkan adanya iklim yang sehat dan kemudahan serta kejelasan prosedur penanaman modal.

Iklim investasi daerah juga dipengaruhi oleh kon-disi makro ekonomi daerah yang bersangkutan. Kondisi inilah yang mampu menggerakkan sektor swasta untuk ikut serta dalam menggerakkan roda ekonomi.

Pada awal tahun 2010, tujuh provinsi di Indonesia telah diberi penghargaan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sebagai kawasan paling unggul dalam menarik investasi ke daerah dan berpotensi dapat merealisasikan proyek infrastruktur besar.

Ketujuh provinsi program regional champions tersebut adalah Riau, Sumatera Selatan (Sumsel), Jawa Barat (Jabar), Jawa Timur (Jatim), Kalimantan Timur (Kaltim), Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Papua.

Ketujuh provinsi itu memang memiliki proyek infrastruktur besar yang bersifat padat karya dan penting bagi pertumbuhan ekonomi di daerah. Tak hanya itu, keseriusan masing-masing pimpinan daerah mendatangkan investasi juga menjadi bobot penting dalam penilaian.

Penilaian kuantitatif ditentukan dari indikator ke-siapan investasi di suatu daerah, seperti indikator ekonomi, proyek investasi yang ditawarkan, kesiapan pemerintah daerah memberikan iklim investasi yang kondusif, ketersediaan sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA), serta dukungan sarana dan prasarana daerah.

Menurut Mendag Mari Elka Pangestu, iklim investasi dan perdagangan di Indonesia saat ini sangat kon-dusif. Kebijakan-kebijakan semakin mendukung, pertumbuhan ekonomi naik dan prospeknya cerah.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu me-maparkan bahwa kebijakan perdagangan Indonesia saat ini pro efi siensi, mereduksi high cost economy, dan meningkatkan daya kompetitif untuk produk berorientasi ekspor. Fasilitas perdagangan juga telah ditingkatkan, antara lain dengan diberlakukannya one stop service untuk pemrosesan dokumen impor dan ekspor.

Di samping itu masih ada paket peraturan dan perundangan yang mendukung iklim investasi, infrastruktur dan fi nansial, atau dikenal dengan Tiga Paket Kebijakan Plus. Peraturan dan perundangan dimaksud antara lain UU Invetasi dan peraturan pelaksanannya, Pajak dan Cukai, UU Perburuhan dan Keimigrasian, serta kemudahan perijinan.

Hal itu masih didukung insentif dan fasilitas yang disediakan, diantaranya hak kultivasi tanah, hak membangun dan hak guna, berturut-turut lamanya masing-masing 95, 80 dan 70 tahun, dan sesudahnya dapat diperpanjang.

Selain itu juga masih diberikan insentif investasi untuk fasilitas lisensi impor. Tren ekonomi Indonesia juga sejalan dengan berbagai inovasi kebijakan di atas. Pertumbuhan ekonomi terus naik.

OPTIMIS CAPAI TARGET

Pemerintah, melalui Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) Gita Wirjawan menyatakan pihaknya optimistis jika target investasi sebesar Rp160 triliun bakal terlampaui tahun ini. Sampai kuartal III, realisasi investasi telah mencapai sekitar Rp149,6 triliun atau naik sebesar 33,4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2009.

Tentu saja, untuk merealisasikan target investasi tersebut ada beberapa hal yang telah dilakukan

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 201032

Kolom Anda

Masuk ke Daerah

PEMERINTAH, MELALUI

KEPALA BADAN KOORDINASI

DAN PENANAMAN

MODAL (BKPM) GITA WIRJAWAN MENYATAKAN

PIHAKNYA OPTIMISTIS

JIKA TARGET INVESTASI

SEBESAR RP160 TRILIUN BAKAL

TERLAMPAUI TAHUN INI.

pemerintah. Diantaranya, Pemerintah pusat dan daerah terus berupaya melakukan kerjasama yang sinergis, mengingat, tren investasi di daerah kini sudah semakin membaik. Selain itu, pemerintah juga telah memberikan jaminan dan kepastian hukum untuk melindungi investor dan investasi di daerah tersebut, dan pemerintah juga telah memberikan insentif fi skal yang menarik bagi investasi baru di suatu daerah.

Seiring dengan sejumlah kebijakan pemerintah dalam mendorong peningkatan investasi ke daerah, maka Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) berharap pada tahun 2010 ini investasi yang ada masing-masing daerah dapat mencapai di atas USD1 miliar.

Menurut Gita, untuk tahun ini, diperkirakan se-tidaknya ada 5-7 daerah yang tersebar di seluruh Indonesia yang bisa merealisasikan investasi bernilai minimal USD1 miliar, sehingga bisa menghasilkan USD5-7 miliar.

Setiap daerah, dipacu agar menjadi juara dalam menggaet investasi, sehingga menjadi contoh bagi daerah lain dalam pengembangan investasi. Salah satu contohnya, adalah proyek-proyek untuk pelabuhan, pembangkit listrik, tambang batu bara di Kutai Timur,Kalimantan Timur, yang sukses merealisasikan investasi senilai hampir Rp50 triliun.

Dengan demikian diharapkan pemerintah dae-rah (pemda) lainnya juga bisa fokus untuk me-narik investasi ke daerahnya. Artinya, tak perlu bicara puluhan proyek, cukup satu namun besar investasinya. Apabila daerah bisa merealisasikan proyek skala besar maka dapat dipastikan persoalan yang menhambat investasi skala kecil akan lebih mudah.

Setiap daerah tidak perlu mengejar banyak proyek, namun sulit direalisasikan. Jika setiap provinsi bisa menarik masuk satu proyek ke daerahnya, maka dipastikan akan ada 33 proyek yang berjalan.

Secara matematis, jika setiap proyek nilainya

USD1 miliar, maka dalam waktu tidak lama akan menghasilkan USD33 miliar. Dengan masuknya investasi yang signifi kan ke setiap daerah maka dipastikan angka pengangguran dan kemiskinan daerah itu akan berkurang.

Untuk itu, Pemda harus mendukung penuh upaya menarik investasi di daerah itu dengan cara mem-berikan kepastian hukum dan pembenahan iklim investasi yang lebih baik. Dengan dukungan tersebut, maka implikasinya adalah kebutuhan investor untuk berinvestasi di daerah itu menjadi sangat terpenuhi terutama dalam pembebasan lahan dan pemberian berbagai insentif.

Untuk mengejar target investasi itu, pemerintah hingga kini terus mengupayakan perbaikan iklim investasi dengan melakukan perubahan pada struktur Program Kerja Sama Pemerintah dan Swasta (Public Private Partnership/PPP). Pada awalnya, ada empat kelompok kerja dalam Tim Peningkatan Ekspor dan Peningkatan Investasi (PEPI), sekarang disederhanakan menjadi dua kelompok kerja.

Artinya, kelompok kerja yang terkait dengan ekspor langsung dikoordinasi Menteri Perdagangan dan yang berkaitan dengan investasi langsung di Badan Kooordinasi Penanaman Modal (BKPM). Sehingga dengan demikian, hal-hal yang berkaitan dengan penunjang seperti kesekretariatan investasi selesai di BKPM, ekspor selesai di Mendag.

Berdasarkan data BKPM sektor usaha dari PMDN, diantaranya industri transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar 18,5 persen; industri makanan; kimia dasar,barang kimia dan farmasi sebesar 8,4 persen; jasa lain sebesar sebesar 6,8 persen.

Sedangkan untuk sektor usaha Penanaman Modal Asing (PMA) berasal dari industri perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebesar 17,8 persen; pertambangan sebesar 15,6 persen; transportasi, gudang dan telekomunikasi 13,9 persen; industri makanan 9,5 persen; tanaman pangan dan perkebunan sebesar 6,7 persen. ***

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010 33

Kolom Anda

Rahasia di Balik Kesuksesan Dengan produksi sekitar 40 ribu oblong perbulannya dan omset mencapai 80 persen dari Rp. 18 milyar yang ditargetkan hingga akhir tahun ini, kaos Dagadu Djogja yang bernaung dibawah PT. Aseli Dagadu Djokdja (ADD) terus menunjukkan eksistensinya. Salah satunya dengan menawarkan produk-produk terbaru, diantaranya oblong ladies yang akan segera dirilis dalam waktu dekat.

Berawal dari sekumpulan mahasiswa teknik arsitektur Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, yang dita-

wari untuk membuat suatu interior dalam pem buatan Mal Malioboro. Sebagai timbal baliknya, pihak mall memberikan apresiasi dengan memberikan space atau ruang kecil di lower ground mall. Sayang sekali jika kios mungil itu disia-siakan begitu saja. Awalnya mereka bingung, apa yang harus dibuat? Namun akhirnya, muncullah ide brilian untuk membuat kaos dengan bahasa plesetan atau prokem Jogja pada tahun 1994.

Dengan bermodalkan Rp. 4 juta dari hasil pa tungan, komunitas yang beranggotakan se kitar 25 orang tersebut, sepakat untuk mem produksi cinderamata kaus oblong khas Yogyakarta. Produk kaos dipilih oleh mereka karena produk tersebut sangat disukai para mahasiswa, sehingga kalau tidak diterima ma-syarakat luas bisa dipakai sendiri oleh mereka. Tak dinyana, ternyata diluar dugaan produk oblong mereka diterima dan disukai oleh masyarakat luas.

Oblong Dagadu diciptakan berbeda dengan kaos oblong lainnya, dengan menonjolkan kreatifi tas design yang identik dengan kota Jogja yang dibumbui kata-kata plesetan yang bermuatan edukatif, oblong Dagadu ini diminati pasar. Tepat pada 9 Januari 1994, ditetapkanlah sebagai hari berdirinya Dagadu Djokdja, sebagai awal mula mereka berjualan di Malioboro Mall.

Seiring meningkatnya permintaan pasar pada produk T-shirt Dagadu, pada 1996 Dagadu resmi dijadikan sebagai perusahaan yang ditangani secara serius dengan format Per se-roan Terbatas (PT). Dengan PT. Aseli Dagadu Djokdja, mereka berkembang dengan me-nam bah produk yang diproduksinya, tidak hanya kaos oblong saja. Dagadu juga mem-produksi merchandise khas Jogja seperti mug, pin, dompet, topi, gantungan kunci, stiker, dan lain-lain.

Saat ini, siapa tak kenal Dagadu, merk kaos asli Kota Gudeg. Dalam perjalanannya, Dagadu mengalami banyak hal yang menjadikannya lebih dewasa sebagai brand. Mungkin bisa kita bilang, Dagadu tidak (hanya) jualan kaos lagi. Tapi menjual kota Yogyakarta. Buktinya, lahir slogan baru. Bukan slogan “Kapan Beli Kaos Dagadu Lagi ? tapi “Kapan Ke Jogja Lagi ?” Inilah sebuah upaya “naik kelas” dari brand yang sudah menjadi duta atau ambassador sebuah destinasi.

Dari sekelompok mahasiswa tersebut, kita

bertanya-tanya siapa yang memegang ken-dali perusahaan saat ini. Dia adalah A. Noor Arief yang merupakan salah seorang pendiri Dagadu yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT. Aseli Dagadu.

Adapun konsepnya bermuara pada segala sesuatu yang berkaitan dengan Jogja. Kota adalah sebuah cerita, dan Dagadu ber-upaya menuturkan lewat cinderamata yang dibuatnya, terutama oblong. Aspek desain pa da kegiatan wirausaha ini, sangatlah sig nifikan mengingat peranannya dalam

FOTO: AGUS BACHTIAR

34 MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010

Ekonomi Kreatif

Dagadu Djogja

Foto: msd10.blogspot.com

membentuk keunggulan produk.

Untuk itu, produk Dagadu harus meng gu-na kan strategi desain yang spesifi k pula. Secara garis besar, desain-desain yang dirilis oleh sejumlah tim desain (+ 10) orang itu, memiliki beberapa karakteristik antara lain : Bergerak dalam khasanah budaya Jogja/Jawa, Mengangkat romantisme kota, Menampilkan hal-hal keseharian yang bersahaja melalui interpretasi baru, Merangsang syaraf humor dan syaraf estetika, serta menertawakan diri sendiri.

“Creativepreneurship” adalah istilah yang tepat bagi Dagadu yang berlogo mata ini. Kini, pertarungan merk Dagadu bukan saja berada pada desain kreatifnya, namun strategi dan bisnisnya.

Selayaknya sebuah institusi kreatif, berkreasi bagi Dagadu merupakan kebiasaan yang senantiasa dinikmati setiap hari. Proses ber-kreasi yang tidak lagi dilihat sebagai sebuah ritual wajib apalagi tuntutan, namun lebih pada sikap kemauan dan kemampuan untuk menunjukan eksistensi, bagaimanapun juga karya kreatif adalah sesuatu yang senantiasa dinanti dan menjadi tolak ukur sebuah institusi kreatif.

Melalui proses berkreasilah karya-karya kreatif citarasa Jogja tercipta. Bagi Dagadu se mua sudut-sudut kota Jogja seolah tidak ada habisnya untuk diceritakan. Cerita-ce rita tersebut, dibingkai dalam cinde ra-mata al ter natif yang kebanyakan diapresiasi oleh wisatawan yang berkunjung ke Jogja. Produk kreatif Dagadu pun menjadi bukti otentik kalau mereka sudah sampai di Jogja.

Dengan greget otak atik khas Jogja, hasil kreasi Dagadu pada tahun 2010 ini, kembali mendapat apresiasi. Salah satunya, dari Majalah Marketing melalui ajang tahunannya Marketing Awards. Sebuah ajang yang memberikan penghargaan kepada pe-rusahaan-perusahaan yang dinilai memiliki strategi pe masaran terbaik dalam satu sampai

apresiasi. Hal ini juga menjadi se macam motivasi

un tuk senantiasa ber kreasi ditengah Jogja yang pe nuh

dengan inspirasi.

JANGAN TERTIPU DENGAN KAOS BAJAKAN DAGADU

Produk Dagadu yang asli pasti akan ber-tahan lama. Itulah ungkapan yang tepat un tuk menanggapi maraknya tiruan pada produk yang sudah eksis selama 16 tahun ini. Keberadaan Dagadu sampai saat ini, tak terlepas antara lain karena kecerdasan para konsumennya yang bisa membedakan

barang asli dan mana barang tiruan.

“Kami sering mengikuti pameran un-tuk lebih mengenalkan masyarakat pada produk asli Dagadu yang sudah banyak tiruannya.” Ujar Marketing Offi cer Dagadu Djokdja, Fuad (29) yang ditemui redaksi IPDN saat mengikuti Parade Produk Asli Indonesia 2010 di Gandaria

City Mall, Jakarta Selatan, pada 3 Desember 2010.

Pihak Dagadu tentunya tak mau kecolongan terhadap kasus yang

satu ini. Salah satunya dengan dibuatnya holo-

gram dari PT. Aseli Dagadu Djokdja pada label produk,

di harapkan para pembeli tidak akan mudah tertipu. Selain

itu, label ukurannya bertuliskan ’SMART, SMILE, Djogja dengan berbagai

size mulai dari S, M, L, XL hingga big size. Kemudian, terdapat juga label petunjuk pencuciannya (terjahit di bagian dalam oblong) dan ada tulisan www.dagadu.co.id. Dan pastinya, bahannya bagus, tak mudah molor, dengan kualitas sablon yang standar.

Dan yang paling penting selama ini, Dagadu sudah bisa memberikan manfaat lahir dan batin ba gi orang-orang yang terli bat di dalamnya. Para pen dirinya, karyawan, para mitra binaan, serta 600an mahasiswa di Yogjakarta yang telah berpartisipasi dalam pro gram Garda Depan selama 10 tahun ini.

ud

de

Foto: msd10.blogspot.com

ukan saja berada mun strategi dan

kreatif, berkreasi kebiasaan yang hari. Proses ber-

t sebagai sebuah an, namun lebih ampuan i,

h a u ja ya erita

barang asli dan m

“Kami sering mtuk lebih menpada produk abanyak tiruannyDagadu Djokdjaredaksi IPDN sProduk Asli Indo

City Ma3 D

dgram

Djokddi hara

akan mitu, label

’SMART, SMILE, Dj

dua tahun terakhir.

Setelah sebelumnya men dapat kepercayaan sebagai The Best Innovation in Marketing dan The Best Experiential in Marketing tahun 2009, kini di tahun 2010 Dagadu kembali dipercaya untuk menerima apresiasi marketing sebagai The Best In Social Marketing dan tetap The Best in Experiental Marketing. Apresiasi penganugerahan Mar keting Awards sendiri dilaksanakan di Balai Sarbini pada 23 November 2010.

Dagadu Djokdja duduk bersanding dengan puluhan brand-brand yang sudah lebih dahulu dikenal dijajaran nasional. Dagadu dinilai se-nantiasa men ja-lan kan kegiatan mar keting dengan b e r l a n d a s k a n

budaya sosial, hal ini terlihat jelas melalui hajatan tahunannya yang bertajuk

Roemah Moe dik. Demikian juga untuk eksperiential mar keting, Dagadu Djokdja dinilai senantiasa memberikan pengalaman yang berbeda di setiap program-program penjualannya.

Apresiasi demi apresiasi yang dipercayakan kepada Dagadu tentunya menjadi sebuah titik untuk melihat diri sendiri, menilai kemampuan diri sembari duduk bersanding dengan kemampuan perusahaan lain. Bagi insan kreatif, tentunya hal ini merupakan ke puasan tersen diri apabila men da pat kan

35MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010

Potensi UMKM

Garda Depan (Gardep) alias Avant Garde adalah pasukan yang berada di lapisan paling luar dalam pelayanan Dagadu Djokdja. Merekalah orang pertama yang memberi sapaan kepada siapa saja yang datang ke gerai, sekaligus menjadi jembatan komunikasi antara PT. ADD dengan konsumen yang sebagian besar adadah wisatawan yang membutuhkan informasi, experience ataupun cinderamata. Jadi tak hanya bertugas untuk senyum sana, senyum sini, tapi mesti mewakili citra positif bagi produk dan korporat.

Dengan keberhasilan yang mereka peroleh, kini dagadu telah memiliki tiga gerai yang masing-masing tersebar di kota Jogja. Gerai yang dimiliki antara lain Pos Pelayanan Dagadu (POSYANDU) yang berlokasi di Lower Ground Malioboro Mall, Unit Gawat Dagadu (UGD) yang berlokasi di Jl. Pakuningratan 15-17, serta Djawatan Pelayanan  Resmi Dagadu (DPRD) yang ada di Ambarukmo Plaza. Selain itu, tersedia juga layanan pembelian melalui via online yang biasa disebut dengan Pesanan Lewat Kawat (PESAWAT).

Walaupun produk Dagadu diminati pasar yang luas. PT. ADD tidak membangun franchise dan mendirikan banyak outlet seperti yang lainnya. PT. Aseli Dagadu memilih membuat sister brand, dan tetap menempatkan Dagadu sebagai produk eksklusif yang diproduksi dan dijual di Yogyakarta. Itulah yang menjadi ciri khas produk Dagadu yang bermarkas di Jl. IKIP PGRI No. 50, Sonopakis Yogyakarta ini. Namun, untuk memenuhi permintaan di luar Yogjakarta, Dagadu sengaja menciptakan brand lain yaitu Oblong Muslim (OMUS) dan Hiruk Pikuk yang gerainya tersebar hingga Jakarta, Surabaya, Bali dan Jawa Tengah.

Perlu diketahui, Dagadu Djogja membawahi empat brand, diantaranya : Dagadu Djokdja, Daya Gagas Dunia, Hiruk Pikuk serta OMUS.

Dagadu sendiri, berorientasi khusus pada market di Yogyakarta, dengan produk ung-gulan yaitu kaos oblong. Kemudian, Hiruk Pikuk merupakan cinderamata ditempat wisata, sering disebut juga oblong wisata. HirukPikuk hadir untuk mendampingi waktu anda dalam mengunjungi dan menikmati tempat wisata. Berdasarkan nilai keunikan dan daya tarik tempat wisata yang ada, HirukPikuk mencoba menerjemahkan ke grafi s yang menarik dan kreatif, sehingga sebagai cinderamata, HirukPikuk menjadi bagian kenangan yang bisa dibanggakan setelah berwisata. Produknya meliputi :

Oblong Wisata, Gantungan Kunci, Pin, Mug,

serta Sticker.

Dalam perkembangannya untuk lebih mem-perkuat posisi HirukPikuk sebagai ”teman kala berwisata”, Dagadu menjalin kerjasama dengan beberapa tempat wisata di Indonesia, diantaranya:

► Water Boom Lippo Cikarang , Bekasi, Jawa Barat ► Ciputra Water Park, Surabaya, Jawa Timur ► Dunia Fantasi PT. Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta. ► Garuda Wisnu Kencana Cultural Park, Bali ► Kampoeng Kopi Banaran, Bawen, Semarang, Jawa Tengah► Water Blaster Graha Candi Golf, Semarang, Jawa Tengah

Lalu, ada Daya Gagas Dunia, sebuah unit bisnis dalam keluarga PT. ADD yang siap menjadi otak kanan dari perusahaan anda dalam mewujudkan merchandise dan solusi mar ketingnya. Dengan gaya ungkap yang cer das, pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada target perusahaan anda, akan lebih berkesan. Kami sadar, selain fungsinya, unsur yang paling menarik dari sebuah cinderamata adalah desainnya, dan Daya Gagas Dunia ada lah biangnya. Setiap pesanan anda akan Dagadu layani secara cermat, untuk meng hasil kan produk tepatmutu, tepatwaktu, dan tepatsaku.

Sedangkan OMUS salah satu alternatif

fashion muslim untuk anak muda yang aktif, enerjik, dan dinamis. Tampilannya simple, casual serta sporty yang akan membuat anda tetap dapat beraktifi tas sehari-hari dengan nyaman dan bebas.

Dagadu juga mengeluarkan KataMata, sebagai salah satu media yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan anak muda akan majalah yang tak sekadar gaul dan dugem tapi juga pintar dan peduli, smart and smile. Dengan content dan artistik yang keren, memberi inspirasi dan menantang pemikiran. KataMata merupakan majalah yang diterbit-kan oleh PT. ADD untuk mendukung program pengembangan relationship dengan kon-sumen dan stakeholder produk-produk Da gadu. Ini pun hanya bisa didapatkan di gerai-gerai resmi Dagadu, dan beberapa titik distribusi khusus di kota Yogyakarta.

Semakin tinggi pohon semakin kencang pula tiupan angin yang menerpanya, ternyata se-suai dengan kisah perjalanan Dagadu. Ke-berhasilan yang telah dicapai, tak lepas dari masalah yang menyertainya. Seperti yang telah dijelaskan di atas, Dagadu banyak dibajak oleh oknum-oknum yang tidak ber-tang gung jawab. Namun, masalah tersebut tidak mengurangi omset yang diperoleh PT. ADD, yang saat ini mampu mencapai angka milyaran rupiah tiap bulannya. So, buat anda yang ingin berwirausaha, menekuni bisnis fashion yang dibumbui kreativitas desain menarik pada t-shirt, bisa menjadi salah satu pilihan usaha yang mungkin juga akan berjaya ditangan anda. (Eks)

Foto

: fl ic

kr.c

om

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 201036

Ekonomi Kreatif

Hebatnya BudidayaIkan SidatIkan Sidat atau belut Jepang, merupakan komoditas perikanan yang belum banyak diketahui oleh ma-syarakat luas di Tanah Air. Pa da hal, hewan yang sangat mirip dengan belut lokal ini meru pakan ikan asli Indonesia serta sangat berpotensi sebagai komo ditas yang mendatangkan rupiah. di ber ba-gai negara ikan sidat bah kan menjadi makanan primadona yang harganya sangat mahal.

Bagi sebagian orang, belut merupakan jenis ikan air tawar yang sangat nikmat dikonsumsi. Selain memiliki

daging yang sangat gurih, belut juga me-miliki kadar protein yang sangat tinggi, sehingga dapat meningkatkan energi bagi yang menyantapnya.

Bahkan di negara Jepang, belut dijadikan sebagai santapan wajib ketika memasuki musim panas. Memakan belut sayur atau belut rebus selama musim panas dianggap sangat efektif untuk melawan hawa panas. Sebab, kadar protein yang ada dalam daging belut mampu mengembalikan ener gi yang terkuras akbibat panas. Sampai-sampai negeri matahari terbit tersebut menetapkan satu hari sebagai hari belut.

Maka tidak heran, Jepang menjadi ne-ga ra sebagai pengkonsumsi belut ter-be sar yang mencapai 130 ribu ton/ta-hunnya. Sedangkan di Korea Selatan, be lut dikonsumsi oleh para pria untuk me ningkatkan daya stamina seksual. Se-mentara, di eropa, belut merupakan jenis masakan tipe kelas menengah atas yang hanya dapat ditemui di hotel-hotel mewah berbintang.

Namun, belut yang dikonsumsi masyarakat Jepang berbeda dengan jenis belut lokal yang terdapat di sawah-sawah. Belut yang disantap masyakat Jepang adalah be lut jenis anquilia japonica. Berhubung sudah semakin langka, orang Jepang kini beralih mengkonsumsi belut jenis lain, yaitu anquilia marmorata yang tersedia di perairan Indonesia, terutama di wilayah Poso dan Manado di Sulawesi, serta Pela-buhan Ratu, Jawa Barat. Fo

to: fi

shy

foru

m.c

om

Memancing ikan sidat

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010 37

Potensi UMKM

Belut atau yang disebut ikan sidat (Anguilla sp), ini di Indonesia setidaknya ada enam jenis, yaitu Anguilla marmorata, Anguilla celebensis, Anguilla ancentralis, Anguilla borneensis, Anguilla bicolor bicolor, dan Anguilla bicolor pacifi ca.

Menurut Ardiyan Taufi k, peternak be lut asal solo. Saat ini budidaya belut Je pang sangatlah menjanjikan, lantaran per min-taan dari luar negeri sangat tinggi, terutama dari Jepang, Taiwan, Korea Selatan dan Cina. Namun sebaliknya, permintaan dalam

negeri tidaklah begitu besar. ”Permintaan hanya datang dari retauran Jepang dan hotel berbintang,” ucap Ardiyan.

Cara membudidayakan belut Jepang sangatlah mudah. Sebab, belut Jepang hidup di air tawar yang jernih. Tidak seperti belut lokal yang memerlukan media air dengan campuran lumpur kering.

Ardiyan menuturkan, untuk beternak belut Jepang, modal awal yang dia kucurkan hanya Rp. 5 juta. Modal tersebut digunakan untuk membeli benih dan membuat kolam jernih. Ardiyan sendiri sudah memulai membudidayakan belut Jepang sekitar tiga tahun yang lalu. Selain menyiapkan kolam air jernih, kolam tersebut juga ia lengkapi dengan water pump untuk tujuan memasok kecukupan oksigen.

Untuk pembelian bibit, bibit belut Jepang seberat 1 kg dengan isi sekitar 5000 ekor sampai 7000 ekor, Ardiyan mengaku membelinya dengan harga berkisar Rp. 300 ribu sampai Rp. 600 ribu/kg. Namun, untuk segi pakan ternaknya harus mengeluarkan kocek dana cukup besar. Pasalnya, belut Jepang memerlukan pakan berupa cacing sutra yang harganya cukup mahal.

Dalam jangka waktu 3 bulan, Ardiyan sudah bisa memetik hasil panen belut Jepangnya, atau lebih cepat dari pada panen belut

lokal yang mem bu tuh-kan waktu hing ga 7 bulan le bih. Dalam sekali panen, Ardiyan mampu mengekspor antara 500 kg hingga 1 ton belut ke Jepang dan Taiwan.

Harga untuk ekspor belut Jepang sangat tinggi. Menurut Ardiyan, harga belut Jepang jenis marmorata berkisar Rp. 140 ribu/kg untuk belut ukuran 250 gram. Artinya, dalam 3 bulan sekali ia bisa mengantongi pendapatan sekitar Rp. 70 juta hingga Rp. 140 juta. Namun saat ditanya, Ardiyan enggan memberitahu berapa besar margin

keuntungan yang didapatnya. ”yang pasti lumayan,” terang Ardiyan.

Saat ini Ardiyan memiliki kolam bak ber-uku ran 5 m x 5 m x 1 m sekurang-kuranya 20 buah. ”Sebenarnya untuk ukuran ko-lam tidak ada patokan khusus, semua ter-gantung kepada peternaknya,” ujar Ardiyan.

Namun, yang menjadi persoalan saat ini adalah pasokan bibit dari alam bebas yang sangat terbatas. Akibatnya, ia tidak bisa meningkatkan kapasitas produksi. Tentu saja, dengan produksi yang terbatas, Ardiyan tidak bisa memenuhi pesanan belut Jepang yang mencapai kurang lebih 1 ton hingga 2 ton setiap bulannya.

LARANG EKSPOR BIBIT

Setali tiga uang, peternak belut Jepang di Losari, Jawa Tengah, Trisno Mulyono memilih membudidayakan belut Jepang dikarenakan keuntungan yang sangat besar. Trisno mengaku, ia baru membudidayakan belut Jepang kurang lebih satu tahun terakhir. Informasi budidaya belut Jepang didapatnya melalui teman yang sudah lebih dulu menjadi peterbak dan eksportir belut ke Jepang dan Taiwan.

Trisno melihat, permintaan belut Jepang di kedua

negara itu sangat tinggi. Namun, produksi belut Jepang di In-

donesia ma-sih sedikit. ”Saya me li-

hat budi daya belut Jepang se-

b agai bisnis yang bagus,” ucap Trisno.

Trisno mencoba membu di-da ya kan belut Jepang jenis anguilla

marmorata dengan bibit yang di belinya dari seorang importit bibit belut. Pada tahap awal Trisno membeli bibit belut Jepang sepanjang 2 cm sebanyak 8000 ekor. Dengan harga bibit belut Jepang sekitar Rp. 300 sampai Rp. 320/ekornya.

Bermodalkan kolam terpal dengan ukuran 4 m x 6 m x 1 m, Trisno membudidayakan belut Jepang selama 3 bulan. ”kalau belut

lokal yang mem bu tuh-kan waktuhing ga 7 bulanle bih. Dalam sekali panen, Ardiyan mampu

Trisno melihat,belut Jepa

negaratinpJ

habelu

b agaibagus,” u

Trisno mencoba

Menu unagi kabayaki berbahan ikan sidat atau belut Jepang

Menu unadon berbahan ikan sidat

atau belut Jepang

38 MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010

Ekonomi Kreatif

sawah memerlukan waktu sekitar 7 bulan lebih untuk panen,” tutur Trisno.

Untuk hasil panen belut Jepang miliknya, Trisno menjualnya ke eksportir. Setiap kali panen ia mampu mengantongi hingga Rp. 135 juta. Kini di Losari sudah ada se-ba nyak 114 kolam terpal khusus untuk membudidayakan belut Jepang. ”semuanya milik paguyuban petani,” terang Trisno.

Sayangnya produksi belut Jepang di In-donesia masih sangat kecil dibandingkan pemintaan ekspor dari Jepang, Taiwan, Cina dan Korea. ”Sebenarnya permintaan ekspor belut jepang dari Indonesia sebanyak 10.000 ton/minggunya,”jelas Trisno.

Direktur Utama PT. Lintas Global Investama, Amritsjar Hasanudin, membenarkan bahwa pasar belut Jepang masih sangat luas. Permintaan ekspor dari luar sangat tinggi. Berapapun produksi belut Jepang di Indonesia pasti akan terserap.

PT. Lintas Global Investama merupakan konsultan pemasaran belut Jepang yang bekerjasama dengan Aquatik techno park, yaitu tambak pandu Karawang miliki Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

Menurut Amristjar, Indonesia sebenarnya memiliki potensi sebagai produsen belut Jepang terbesar di Asia. ”Sebab, bibit belut dari tangkapan alam tersedia di In do nesia. Hanya, yang peternak yang

mem budidayakannya masih sedikit,” tutur Amristjar.

Persoalannya, pasokan bibit belut tangka-pan di alam Indonesia masih terbatas. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan dapat melarang ekspor bibit belut yang masih berukuran di bawah 50 gram.

MENU ELIT

Selain memiliki kadar protein tinggi, vita-min A, serta kalsium yang sangat tinggi,

belut terkenal memiliki daging yang rasa-nya sangat lezat. Apalagi, jika tahu cara memasak yang tepat.

Nah, di jepang, belut menjadi masakan yang banyak diminati semua kalangan. Pada umumnya belut disajikan dalam bentuk donburi, yaitu seiris belut pang-gang di atas nasi. Menu ini biasa dise but unadon. Ada juga menu unagi ka ba yaki, yakni belut yang dipanggang meng-gunakan campuran madu atau gula se-hingga rasanya manis namun aromanya tdak terlalu tajam.

Secara umum, unagi dimasak dengan cara dipanggang, sehingga kandungan lemak yang terdapat dalam daging akan meleleh dan terbakar saat dipanggang. Asap yang keluar akibat pemanggangan pun menambah aroma sedap pada hidangan unagi.

Selain dipanggang, daging unagi yang sangat lezat, gurih, dan lembut juga dapat diolah dengan cara digoreng, ditim, bahkan dimasak dengan cara teppanyaki. Adapun orang tionghoa mengolah belut menjadi masakan bernama lindung cah fomak. Ini adalah menu belut yang digoreng garing yang ditumis dengan campuran sayur pahit fumak. Oleh karena itu, permintaan belut di Jepang sangatlah tinggi. (hmz bbs)

Foto

: med

iacr

eativ

e.co

.id

Foto: wisata taman matahari

Pelepasan ikan sidat

Panen ikan sidat

39MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010

Potensi UMKM

MENINGKATKAN PELAYANAN INATRADE

Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor pada Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Ne-

geri Kementerian Perdagangan Ahmad Safri, hari ini Selasa (23/11) di kantor Kementerian Perdagangan, mengadakan pertemuan dan dialog dalam rangka Meningkatkan Pelayanan Inatrade dan Penggunaanya di Komunitas Perdagangan.Pertemuan ini membahas berbagai tantangan antara lain pengenalan Inatrade, yaitu sistem pelayanan perijinan elektonik yang dikembangkan oleh Kementerian Perdagangan untuk mendukung program Indonesia Nasional Single Window (INSW). Pembicara dalam pertemuan adalah Direktur Fasilitasi Ekspor dan Impor Kemendag Ahmad Safri, Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai pada Ditjen Bea dan Cukai Susiwiyono, Tim Kementerian Perdagangan Ernawati Munadi dan dipandu oleh Sjamsu Rahardja. Petemuan ini diikuti oleh ± 60 peserta dari dunia usaha baik eksportir maupun importir. (rdk)

SEMINAR NASIONAL MENGGAGAS PERSAINGAN USAHA YANG SEHAT

Sekretaris Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, yang diwakili

Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan Ronny S. M. Marpaung, pada hari Kamis (25/11/2010) di Universitas Jember, menjadi pembicara pada Seminar Nasional dengan tema Menggagas Persaingan Usaha yang Sehat dan tidak Monopolistik. Seminar nasional ini dibuka oleh Pembatu Rektor I Universitas Jember Agus Subakti.

Pemaparan materi sesi pertama disampaikan oleh Kasub Bag Evaluasi dan Pelaporan, Ses Ditjen

Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Ronny S. M. Marpaung, mengenai Persaingan Usaha yang Sehat dan Tidak Monopolistik dalam Era Perdagangan Bebas dan Kepentingan Pembangunan Ekonomi Nasional. Pembicara kedua disampaikan oleh Vice President Regulatory Management Herdy R. Harman, mengenai Persaingan Usaha yang Sehat dan Tidak Monopolistik dalam Perspektif Kepentingan Pelaku Usaha, dengan moderator M. Khoidin (tengah).

Pemaparan materi sesi kedua disampaikan oleh Komisioner KPPU, Sukarmi, mengenai Implementasi UU No. 5 Tahun 1999 dan Peran KPPU dalam Pengawasan Persaingan Usaha. Pembicara kedua disampaikan oleh Staf Edukatif Fakultas Hukum Universitas Jember-Pakar Hukum Perlindungan Konsumen, Fendi Setyawan me-nge nai Persaingan Usaha yang Sehat dan Tidak Mono-po listik dalam Perspektif Kepentingan Konsumen, dengan moderator Herowati Poesoko (tengah). Seminar nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas Jember bekerjasama dengan Kementerina Perdagangan, KPPU dan PT Telkom Indonesia. Seminar ini juga hadiri sebanyak 200 perserta yang terdiri dari Dosen, Mahasiswa/wi Universitas Jember, Universitas Mulawarman Samarinda, Universitas Pancamarga Banyu-wangi dan Dinas Perindag Jember. (rdk)

MENDAG TINJAU PASAR DAN SENTRA UKM DI KOTA PADANG

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, selain menyerahkan Bantuan untuk korban gempa bumi

dan tsunami yang terjadi di Kepulauan Mentawai, juga melakukan kunjungan dan peninjauan ke beberapa tempat di Kota Padang, Senin (06/11).

Mendag berkesempatan melakukan peninjauan ke Pasar Raya Padang dan Pasar Tanah Kongsi yang saat ini dalam tahap renovasi setelah mengalami kerusakan aki bat gempa pada 30 September 2009. Untuk gempa pa da tahun 2009, Kemendag telah mengucurkan dana tu gas pembantuan 2010 untuk revitalisasi pasar di Kota Pa dang sebesar Rp. 1 milyar dan di Kota Pariaman sebesar Rp. 2 milyar.

Di Pasar Tanah Kongsi Menteri Perdagangan juga berkesempatan melakukan pemantauan harga-harga kebutuhan pokok. Dari pantauan harga diketahui per-kem bangan harga-harga kebutuhan pokok antara lain minyak goreng Rp. 7.500,-/kg , gula pasir Rp. 11.000,-/kg , telur ayam ras Rp. 900,-/buah, cabe merah keriting Rp. 30.000,-/kg, tomat Rp. 7.000,-/kg, bawang merah Rp. 24.000,-/kg, bawang putih Rp. 32.000,-/kg. Sedangkan

harga beras kualitas super Rp. 15.000,-/gantang (1 gantang= 1,6 liter), beras premium Rp. 9.000,-/gantang dan beras sedang Rp. 7.000,-/gantang.

Selain meninjau pasar, Mendag beserta rombongan juga mengunjungi UKM Mahkota (makanan) dan UKM Yeni Adly (songket dan bordir) yang merupakan UKM binaan Pusat Dagang Kecil Menengah Kementerian Perdagangan. (apn)

UNIT KORPRIKEMENDAG POTONG 50 EKOR HEWAN QURBAN

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Ardiansyah Parman didampingi Inspektur Jen-

de ral Eddy Suseno serta Ketua Panitia Idul Qurban Tahun 1431 H Unit Nasional KORPRI Kementerian Perdagangan Nizarli , Sabtu (18/11) di halaman par kir Kemendag membagikan dan menyalurkan daging hewan qurban untuk pegawai di lingkungan Kementerian Perdagangan.

Sekretaris Jenderal Kemendag dalam sambu-tan nya mengatakan inti dari ibadah qurban selain ketaatan kita kepada Allah, juga kita senantiasa di perintah untuk berbagi sesama terutama yang masih kekurangan. Lebih lanjut dikatakan bah-wa semangat berqurban akan menumbuhkan semangat korps, kepedulian terhadap orang lain yang kesemuanya itu diharapkan dapat mendorong semangat kita dalam menjalankan tugas-tugas kedinasan lebih baik.

Untuk Idul Adha tahun ini, Panitia Qurban telah menerima hewan qurban sebanyak 50 ekor sapi yang berasal dari Sekretariat Jenderal 7 ekor sapi, Inspektorat Jenderal 1 ekor sapi, Ditjen PDN 10 ekor sapi, Ditjen Daglu 17 ekor sapi, Ditjen SPK 1 ekor sapi, Ditjen KPI 1 ekor sapi, Ditjen PEN 2 ekor sapi, BAPPEBTI 10 ekor sapi dan dari Mantan Kepala BPPP Muchtar 1 ekor sapi. Pembagian daging hewan qurban diperuntukkan kepada pegawai golongan I, II, Honorer, cleaning service, petugas tek nik, outsourcing. Hewan qurban juga disalurkan un tuk para dhu’afa di Kabupaten Bandung (santri Pondok Pesantren, masyarakat di beberapa desa) sebanyak 6 ekor dan yayasan-yayasan yang berge-rak di bidang sosial sebanyak 12 ekor.

Untuk pemotonagn hewan qurban 1431 H dilakukan di Rumah Pemotongan Hewan Banjaran, Kecamatan Bale Endah Kabupaen Bandung. (apn)

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 201040

Agenda

RAPAT EVALUASI PERMENDAG NO. 56

Plt. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Ne geri Deddy Saleh di Kantor Kementerian Perda-

gangan Jakarta, Rabu (01/11) memimpin rapat evaluasi pelaksanaan Permendag No. 56/M-DAG/PER/12/2008 tentang Ketentuan Impor Produk Tertentu. Rapat evaluasi dimaksudkan untuk menerima masukan dari Asosiasi terkait komoditi yang diatur dalam peraturan tersebut.

Rapat evaluasi dihadiri para pejabat Direktorat Impor, Anggota KADIN dan Asosiasi terkait seperti Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) , Gabungan Perusahaan Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMI), Gabungan Elektronika, Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Asosiasi Persepatuan Indonesia (APRESINDO), Asosiasi Pengusaha Mainan Indonesia (APMI), Persatuan Pengusaha Kosmetik Indonesia (PERKOSMI), Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional, Asosiasi International Pharmaceutical Manufactures Group (IPMG), Asosiasi Industri Luminer dan Kelistrikan Indonesia (AILKI), Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Asosiasi Perusahaan Jalur Prioritas (APJP), Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM), Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia serta Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (APERLINDO). (apn)

WORKSHOP PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM

Staf Ahli Bidang Manajemen Kementerian Perdagangan Pater Y. Angwarmasse, Kamis (16/11) di Gedung

Kementerian Perdagangan membuka Workshop Pe-ngem bangan Kompentensi Sumber Daya Manusia (SDM) dalam Rangka Promosi Sertifi kasi. Workshop yang

diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan ini be ker-jasama dengan Badan Nasional Sertifi kasi Profesi (BNSP).

Pada sambutan awal Ketua BNSP Tjepy F. Aloewie, antara lain mengungkapkan bahwa Kementerian Per-dagangan telah menjalankan reformasi birokrasi ber-pe doman pada 3 (tiga) Pilar yaitu: (1) Penataan dan Pe-nguatan Organisasi, (2) Penyempurnaan Ketata laksanaan serta (3) Peningkatan SDM aparatur.

Pembicara dalam workshop ini adalah Wakil Ketua BNSP Sumama F. Abdurahman, dengan topik Sistem dan Kebijakan Sertifi kasi Kompetensi, dan pembicara kedua oleh Ketua Komisi Perencanaan dan Pembangunan BNSP, Surono, dengan topik Pengembangan Skema Sertifi kasi Berbasis Kompetensi. Dengan moderator Adjat Darajat.

Kegiatan workshop yang dihadiri para pejabat eselon I dan pejabat eselon II serta pejabat eselon III. Diha rapkan dengan dilaksanakannya kegiatan ini dapat lebih meningkatkan kualitas dan daya saing SDM, dalam standar kompetensi kerja secara nasional. (rdk)

FORUM BAKOHUMAS: SOSIALISASI KEBIJAKAN KEMETROLOGIAN

Pusat Humas Kementerian Perdagangan, Senin (29/11) menyelenggarakan Forum Komunikasi

Bakohumas tentang Sosialisasi Kebijakan Metrologi, yang berlangsung di Kantor Metrologi Bandung. Pelaksanaan Forum Bakohumas ini merupakan tindak lanjut program kerja Pusat Humas dalam upaya mensosialisasikan kebijakan Kementerian Perdagangan. Kegiatan ini ter selenggara atas kerjasama Pusat Humas Kemendag dengan Bakohumas Pusat dan Direktorat Metrologi.

Forum Bakohumas dibuka secara resmi oleh Se-kretaris Jenderal Kementerian Perdagangan yang di-wakili oleh Kepala Pusat Humas, Robert J. Bintaryo. Dalam sambutan pembukaan Sesjen Kemendag antara lain mengatakan bahwa isu tentang standardisasi dan me tro logi menjadi bagian penting untuk mendukung produk nasional dalam menghadapi era perdagangan bebas, guna menjamin terciptanya perdagangan yang adil dan jujur serta menunjang daya saing produk nasio-nal dan perlindungan masyarakat, khususnya dalam hal keselamatan, keamanan, kesehatan dan fungsi ling kungan hidup. Selain itu menurut Sesjen, dalam me ning katkan keunggulan kompetitif produk nasional, diper lu kan pengembangan prasarana teknis standardisasi yang meliputi standar, pengujian, dan penilaian mutu da lam rangka meningkatkan dan menjamin mutu barang dan jasa.

Sementara itu Ketua Pelaksana Harian Bakohumas

Pusat, Subagyo MS. dalam sambutannya mengatakan bahwa kemetrologian merupakan hal yang sangat penting dalam perlindungan konsumen terutama dalam kenyamanan bertransaksi.

Forum Bakohumas yang berlangsung selama sehari ini diikuti 80 peserta yang terdiri dari anggota Bako-humas yang seluruhnya berasal dari instansi pemerintah pusat dan wartawan Perdagangan. Sebagai pembicara pada forum ini adalah Direktur Metrologi, Charles Sagala dengan penyampaian materi Kebijakan Bidang Kemetrologian. (apn)

SENAM PAGI BERSAMA DI KEMENTERIAN PERDAGANGAN

Guna meningkatkan kebugaran jasmani, memelihara tali silaturahmi dan etos kerja dalam melaksanakan

tugas, segenap Pimpinan dan karyawan/wati di ling-kungan Kementerian Perdagangan melaksanakan senam pagi bersama di halaman parkir gedung Kementerian Per-dagangan Jakarta, Minggu, 12 Nopember 2010. Kegiatan senam pagi yang rutin dilaksanakan setiap hari Jum’at ini berlangsung dinamis, merupakan wujud dukungan Kemendag terhadap program Jam Krida Nasional. (sal)

DONOR DARAH DI KEMENDAG

DharmaWanita Unit KORPRI Kementerian Per -da gangan, Selasa (09/11) menyeleng ga ra kan

kegiatan donor darah bagi karyawan/karya wati di lingkungan Kementerian Perdagangan yang berlangsung di ruang Dahlia Kemendag. Ke gia-tan ini merupakan kegiatan rutin tahunan yang dilaksanakan Dharma Wanita Kemendag be ker ja-sama dengan PMI Unit Tranfusi Darah Daerah DKI Jakarta. Kegiatan donor darah hari in diikuti 73 orang yang terdiri dari para pejabat dan karyawan/ti di lingkungan Kantor Kementerian Perdagangan.

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010 41

Agenda

Daeng Soetigna adalah na-ma legenda dibalik per kem-

bangan angklung di Indonesia. Dia-lah yang menjadi to koh sen-tral dalam transformasi fungsi ang klung kearah yang lebih luas dan ele gan. Dimana Angklung da-hulunya bernada pentatonic dan kerap difungsikan sebagai sarana pengiring acara-acara ritual seperti khitanan, heleran, panen raya, dan lain-lain. Kini angklung su dah bernada diatonic kromatik yang arti nya alat musik dari bambu ini fungsi man faatnya bisa merambah kesektor pen di dikan, pariwisata, kesehatan, enter tainmen, dan sebagainya.

Dari perubahan fungsi tersebut angklung menjadi berkembang pesat. Bukan saja masyarakat dunia kini telah mengenal ang-klung melalui pendidikan, per-tu karan budaya, pagelaran, cin-dera mata, maupun kolaborasi hiburan musik modern. Tetapi juga perubahan tersebut sedikitnya telah menambah poin manfaat angklung ke-dalam perdagangan jasa hiburan dan pendidikan musik. Bahkan secara perlahan angklung juga merambat menjadi produk alat musik yang punya nilai eko-nomis untuk diperdagangkan.

Tepatnya pada 16 November 2010, dalam sidang ke – 5 kon-fe rensi UNESCO (PBB) di Nairobi, Kenya, secara meyakinkan ang-klung Indo nesia ditetapkan se-bagai The Representative List Intangible Cultural Heritage Of Humanity. Khabar gembira ini adalah sebagai bukti bahwa ang-klung sebagai produk budaya milik Indonesia pantas menjadi bagian dari warisan budaya dunia.

Seiring dari pengakuan du nia terse but sudah selayaknya ki ta menjaga kre dibilitas dan per-kem bangan angklung se hingga se makin menambah harum citra Indonesia dimata dunia.

Angklung Indonesia Warisan Budaya Dunia

TEKS DAN FOTO : AGUS BACHTIAR

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 201042

Frame

MAJALAH INFO PDN, NOVEMBER 2010 43

Frame

Diterbitkan Oleh :DIREKTORAT JENDERAL

PERDAGANGAN DALAM NEGERIhttp://ditjenpdn.kemendag.go.id

www.kemendag.go.id

KEMENTERIAN PERDAGANGANREPUBLIK INDONESIA

DENGAN MENGGUNAKAN DAN MENCINTAI PRODUK DALAM NEGERI,

TERMASUK BATIK, MAKA SECARA TIDAK LANGSUNG MASYARAKAT INDONESIA

TELAH MEMBANGUN PEREKONOMIAN NASIONAL.