chapter 2 kebijakan publik ipdn

31
Materi Kuliah IPDN: ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK Chapter 2: Teori Kebijakan Publik Oleh: DR. Charles HS Tangkau,.MAP

Upload: annisafadhilahasan

Post on 14-Apr-2016

55 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

ilmun pemerintahan

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Materi Kuliah IPDN:ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

Chapter 2: Teori Kebijakan Publik

Oleh: DR. Charles HS Tangkau,.MAP

Page 2: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

PERSPEKTIFBIROKRASI

(Teori)

Old Public Administration POLITIK

New PublicManagement

New PublicService

KINERJA

PARTISIPATIF

Page 3: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Tabel PERGESERAN PERSPEKTIF ADMINISTRASI PUBLIK (TEORI) > Paradigma Baru Kebijakan Publik

ASPEK OLD PUBLIC ADMINISTRATION

NEW PUBLIC MANAGEMENT

NEW PUBLIC SERVICE

Dasar teoritis Teori politik Teori ekonomi Teori demokrasi

Konsep kepentingan publik

Sesuatu yang didefiniskan secara politis dan tercantum dalam aturan

Mewakili agregasi dari kepentingan individu

Merupakan hasil dialog tentang berbagai nilai (values)

Kepada siapa birokrasi publik harus bertanggung jawab?

Klient dan pemilih (client and contituance)

Pelanggan (customers) Warga negara (citizens)

Peran Pemerintah (state)

Pengayuh/pendorong (rowing)

Mengarahkan (steering) Menegosiasi dan mengelaborasikan berbagai kepentingan warga negara dan kelompok komunitas

Akuntabilitas Berdasar hirarkhi administratif (garis komando)

Tergantung kehendak pasar yang merupakan hasil keinginan pelanggan

Bersifat multi aspek: akuntabel bidang hukum, nilai komunitas, norma politik, standar profesional, kepentingan warga negara

Page 4: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Teori Kebijakan Publik (Konsep):

• Menurut William N. Dunn ( 2006:106) kebijakan publik adalah suatu rangkaian pilihan-pilihan yang saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau pejabat pemerintah pada bidang-bidang yang menyangkut tugas pemerintahan.

• Seperti pertahanan keamanan, energi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat, kriminalitas, perkotaan dan lain-lain.

Page 5: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Teori Kebijakan Publik (Konsep):• H.Ismail Nawawi dalam bukunya Public Policy (2009:9) menyatakan bahwa

berbagai tinjauan tentang kebijakan sebagai pemilihan kewenangan (Authoritative Choice), yaitu respons pemilik kewenangan terhadap isu atau problem publik.

• Oleh karena itu, kebijakan publik seharusnya mencerminkan berbagai hal berikut :

1. Bertujuan : kebijakan publik bermakna pencarian terhadap tujuan pemerintah yang spesifik melalui aplikasi sumberdaya publik maupun pirvat yang teridentifikasi,

2. Berkaitan dengan pembuatan keputusan dan menguji coba konsekuensinya.3. Terstruktur: dengan aktor yang dapat diidentifikasi dan tahapan yang dapat

ditemukenali.4. Pada hakikatnya adalah politis : mengekspresikan hasil pemilihan dan

prioritas program eksekutif.

Page 6: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Teori Kebijakan Publik (Konsep):• Pandangan Solichin Wahab,PhD,(2010:38), mengatakan bahwa

dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, tak pernah ada masyarakat yang terbebas dari isu dalam masyarakat politik mana pun, isu kebijakan publik itu tidak pernah henti; ia terus berkembang secara dinamik, seirama dengan tingkat perkembangan masyarakat, budaya politik yang berlaku dan karakter system politiknya.

• Dari waktu ke waktu yang berbeda barangkali hanyalah daerah kebijakan (policy area) dan jenis isu yang berkembang. Makin kompleks suatu masyarakat, dan karena itu makin kompleks masalah yang dihadapai, sudah barang tentu akan makin kompleks dan beragam pula isu kebijakan yang berkembang dan di hadapi

Page 7: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Teori Kebijakan Publik (Konsep):

• Menurut Indiahono, (2009:20-23) mengatakan bahwa Kebijakan publik dapat lebih mudah dipahami jika dikaji tahap demi tahap, inilah yang menjadikan kebijakan publik menjadi penuh warna dan kajiannya amat dinamis. Dalam tahapan kebijakan ini, kebijakan dipandang sebagai sebuah siklus yang dimungkinkan akan terjadi evolusi kebijakan. Sebuah kebijakan akan melewati serangkaian proses implementasi, monitoring dan evaluasi

Page 8: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Teori Kebijakan Publik (Konsep):

• Adapun pengertian Kebijakan Publik (Public Policy), menurut Lasswell dan Kaplan memberi arti kebijakan publik sebagai berikut; ”a projected program of goals, values and practices” (”suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktek-praktek yang terarah”).

Page 9: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Teori Kebijakan Publik (Konsep):• Frederickson (1997) mendefinisikan kebijakan publik sebagai

berikut: ”....a proposed course of action of a person, group, or

goverment within a given environment providing obstacles and opportunities which the policy was proposed to utilize and overcome in an effort to reach a goal or realize an objective or a purpose” (“…serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dengan menunjukan hambatan-hambatan dan kesempatan–kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu”).

Page 10: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Teori Kebijakan Publik (Konsep):

• Pengertian berikutnya dikemukakan oleh Anderson bahwa kebijakan publik itu adalah;

• “A purposive course of action followed by an actor or set of actors in dealing with a problem or matter of concern” (“Serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau kelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu”).

Page 11: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Teori Kebijakan Publik (Konsep):• Thomas R Dye; mendefinisikan kebijakan publik sebagai berikut; ”is whatever governments choose to do or not to do” (“apapun yang

dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan”). • Selanjutnya Dye mengatakan bahwa bila pemerintah memilih untuk

melakukan sesuatu maka harus ada tujuannya (obyektifnya) dan kebijaksanaan negara itu harus meliputi semua ”tindakan” pemerintah jadi bukan semata-mata merupakan pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat pemerintah saja. Disamping itu sesuatu yang tidak dilaksanakan oleh pemerintahpun termasuk kebijaksanaan negara. Hal ini disebabkan karena ”sesuatu yang tidak dilakukan” oleh pemerintah akan mempunyai pengaruh (dampak) yang sama besarnya dengan ”sesuatu yang dilakukan” oleh pemerintah.

Page 12: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Teori Kebijakan Publik (Konsep):• Edwards dan Sharkansky mengartikan kebijakan publik yang hampir

mirip dengan definisi Dye tersebut di atas yaitu sebagai berikut; ”... is what governments say and do, or do not do. It is the goals or

purposes of government programs…” (“…adalah apa yang dinyatakan dan dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah. Kebijakan Negara itu berupa sasaran atau tujuan program-program pemerintah...”).

• Edwards dan Sharkansky kemudian mengatakan bahwa kebijakan negara itu dapat ditetapkan secara jelas dalam peraturan-peraturan perundang-undangan atau dalam bentuk pidato-pidato pejabat teras pemerintah ataupun berupa programa-programa dan tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah.

Page 13: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Teori Kebijakan Publik (Konsep):• Easton David (The Political System) memberikan arti kebijakan publik

sebagai berikut; ”The autoritative allocation of values for the whole society”

(“pengalokasian nilai-nilai secara paksa (sah) kepada seluruh anggota masyarakat”).

• Berdasarkan definisi ini Easton menegaskan bahwa hanya pemerintahlah yang secara sah dapat berbuat sesuatu pada masyarakatnya dan pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu tersebut dirupakan dalam bentuk pengalokasian nilai-nilai pada masyarakat.

• Hal ini disebabkan karena pemerintah termasuk kedalam apa yang oleh Easton disebut sebagai ”authorities in a political system”, yaitu para penguasa dalam suatu sistem politik yang terlibat dalam masalah-masalah sehari-hari yang telah menjadi tanggungjawab atau peranannya.

Page 14: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Teori Kebijakan Publik (Konsep):• Akhirnya dalam glossary dibidang administrasi negara/publik

(ensiklopedi), diberikan arti kebijakan publik sebagai berikut: • (1) the organizing framework of purposes and rationales for

government programs that deal with specified societal problems; (2) whatever governments choose to do or not to do; (3) the comlex programs anacted and implemented by government .

• (Artinya: (1) susunan rancangan tujuan-tujuan dan dasar-dasar pertimbangan program-program pemerintah yang berhubungan dengan masalah-masalah tertentu yang dihadapi masyarakat; (2) apapun yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau tidak diakukan; (3) masalah-masalah yang kompleks yang dinyatakan dan dilaksanakan oleh pemerintah).

Page 15: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

TEORI KEBIJAKAN PUBLIK

• Berdasarkan uraian panjang tentang konsep kebijakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik adalah segala sesuatu yang menjadi pilihan untuk dilakukan ataupun tidak dilakukan oleh pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahannya sehubungan dengan proses pengambilan keputusan dan pelaksanaanya.

Page 16: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Proses Kebijakan PublikKebijakan publik dapat lebih mudah dipahami jika dikaji tahap demi tahap. Inilah yang menjadikan kebijakan publik menjadi “penuh warna”, dan kajiannya amat dinamis. Berbicara mengenai proses kebijakan publik William Dunn menggambarkan proses kebijakan sebagai berikut:

Page 17: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Tahap Kebijakan Publik

Tabel di atas menunjukkan bahwa kebijakan publik memiliki dimensi yang sangat luas dari mulai identifikasi masalah publik, desain program atau kebijakan, implementasi, monitoring hingga evaluasi kebijakan.

Page 18: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Perumusan Kebijakan Publik• Kebijakan publik merupakan satu kesatuan proses yang saling kait-

mengkait antara perumusan kebijakan (policy formulation), pelaksanaan kebijakan (policy implementation) sampai pada penilaian (policy evaluation).

• Perumusan kebijakan atau pembuatan kebijakan (policy making) pada intinya berkait erat dengan proses pembuatan keputusan (decision making).

• Keputusan adalah suatu pilihan terhadap pelbagai macam alternatif (Dill, 1972). Kebijakan (policy) apa pun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan (Dye, 1978).

• Nigro (1980) tidak membedakan pembuatan keputusan dengan pembuatan kebijakan, karena setiap penentuan kebijakan merupakan suatu keputusan. Perumusan kebijakan terdiri dari beberapa keputusan

Page 19: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Model Perumusan Kebijakan Publik• Ada beberapa model dalam perumusan kebijakan seperti;

model institusional, model elit, model kelompok, model sistem politik, model rational - comprehensive, dan model incremental yang menjadi ciri fenomena umum perumusan kebijakan di negara berkembang.

• Untuk Model incremental pada intinya menekankan bahwa kebijakan dipandang sebagai variasi kebijakan-kebijakan sebelumnya. Kebijakan dalam model ini merupakan kelanjutan dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya dengan perubahan seperlunya.,dimana perubahan hanya terjadi sedikit-sedikit.

Page 20: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Proses perumusan kebijakan• Proses perumusan kebijakan merupakan langkah berikut

setelah identifikasi dan perumusan masalah. • Pada taraf ini bermacam alternatif strategi diperhitungkan

dengan menggunakan kritenia yang berdasarkan atas nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.

• Perhitungan nilai-nilai mi sangat tergantung pada pendekatan yang dipakai. Ada pendekatan yang menggunakan model rasional, ada pendekatan dengan model inkremental, model kelompok, teoni permainan (games theory), dan sebagainya.

• Pendekatan-pendekatan ini mempunyai penilaian yang berbecla dalam melihat hakekat dan kebijakan publik yang dengan sendirinya mempunyai pengaruh pada proses perumusan kebijakan.

Page 21: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Proses perumusan kebijakan

• Sejauh mana suatu kebijakan berhasil dalam masyarakat, sangat ditentukan oleh perumusan kebijakan itu.

• Banyak kebijakan yang secara umum dipandang para ahli cukup baik, tetapi tidak berhasil diterapkan dalam masyarakat sehingga tidak berhasil mencapai tujuan yang diharapkan.

• Sebaliknya ada kebijakan yang kelihatannya kurang bermutu dilihat dan substansinya, namun diterima masyarakat karena mewakili aspirasinya, sekalipun dalam pencapaian tujuan terdapat banyak kekurangan.

Page 22: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Faktor Yang Menentukan Keberhasilan Suatu Kebijakan

• Ada dua faktor yang menentukan keberhasilan suatu kebijakan, yakni: • Pertama, mutu dari kebijakan, dilihat dari substansi kebijakan yang

dirumuskan. Hal ini bisa dilihat pida kebenaran mengidentifikasi masalah secara tepat. Kebenaran identifikasi masalah secara tepat artinya masalah yang diidentifikasi itu tidak sekadar benar dalam arti masuk akal, tetapi juga dapat ditangani (actionable) dilihat pada berbagai sarana dan kondisi yang ada dan mungkin dapat diusahakan. Ketepatan masalah memang selalu dapat diperdebatkan, akan tetapi yang dimaksudkan di sini adalah bahwa sekurang-kurangnya prosedur yang ditempuh dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Di samping itu terdapat rumusan strategi yang tepat pula. Strategi yang dirumuskan didasarkan pada perhitungan berbagai alternatif secara luas dengan menggunakan berbagai kriteria.

Page 23: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Faktor Yang Menentukan Keberhasilan Suatu Kebijakan

• Kedua, ada dukungan pada strategi kebijakan yang dirumuskan.Tanpa dukungan yang cukup, kebijakan tak dapat diwujudkan.

• Bertolak dan keperluan adanya mutu dan dukungan tersebut, pertimbangan strategis yang selalu menyertai para pembuat kebijakan adalah selain pertimbangan (perhitungan) dalam perumusan kebijakan dipusatkan pada apa masalahnya dan bagaimana mengatasinya, tetapi juga pada bagaimana mendapatkan dukungan atau legitimasi bagi kebijakan (Jones, hlm.57).

Page 24: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Masalah Kebijakan• Menurut Mitroff dan Sagasti (Dalam Dunn, 2003) Terdapat tiga

kelas masalah kebijakan, yaitu: 1) masalah yang sederhana (well-structured), 2) masalah yang agak sederhana (moderately- structured)3) masalah yang rumit (ill-structured).• Struktur dari masing-masing kelas ini ditentukan oleh tingkat

kompleksitasnya, yaitu, derajat seberapa jauh suatu masalah merupakan sistem permasalahan yang saling tergantung. Perbedaaan di antara masalah-masalah yang sederhana, agak sederhana, dan rumit digambarkan dengan mempertimbangkan vaniasi di dalam elemen-elemen mereka. (lihat Tabel).

Page 25: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

(1) Masalah yang sederhana (well-structured problems)

• Masalah yang sederhana (well-structured problems) adalah: masalah yang melibatkan satu atau beberapa pembuat keputusan dan seperangkat kecil alternatif-alternatif kebijakan.

• Kegunaan (nilai) mencerminkan konsensus pada tujuan-tujuan jangka pendek yang secara jelas diurutkan dalam tatanan pilihan pembuat keputusan. Hasil dari masing-masing alternatif diketahui dengan keyakinan yang tinggi (secara deterministik) atau di dalam margin kesalahan yang masih dapat diterima (risiko).

• Prototipe masalah yang sederhana adalah masalah keputusan yang dilihat secara penuh, di mana semua konsekuensi dan semua alternatif kebijakan diprogram. Masalah-masalah operasional yang secara relatif lebih rendah di dalam instansi pemerintah memberi gambaran mengenai masalah yang sederhana.

Page 26: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

(2)Masalah yang agak sederhana• Masalah yang agak sederhana (Moderately structured

problems) adalah: masalah-masalah yang melibatkan satu atau beberapa pembuat keputusan dan sejumlah alternatif yang secana relatif terbatas.

• Kegunaan (nilai) juga mencerminkan konsensus pada tujuan-tujuan jangka pendek yang diurutkan secara jelas. Meskipun demikian, hasil dan alternatif-alternatif itu belum tentu meyakinkan (deterministik) ataupun diperhitungkan di dalam margin kesalahan yang diterima (risiko); hasilhasil itu tidak meyakinkan/tidak tentu, yang berarti bahwa probabilitas kesalahan tidak dapat diperkirakan sama sekali.

Page 27: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

(3) Masalah yang rumit (Ill-structured problems)

• Masalah yang rumit (Ill-structured problems) adalah: Masalahmasalah yang mengikutsertakan banyak pembuat keputusan yang utilitas (nilai)nya tidak diketahui atau tidak mungkin untuk diurutkan secara konsisten.

• Jika masalah-masalah yang sederhana dan agak sederhana mencerminkan konsensus, maka karakteristik utama dan masalahmasalah yang rumit adalah konflik di antara tujuan-tujuan yang saling bersaing.

• Alternatif-alternatif kebijakan dan hasilnya dapat juga tidak diketahui, karena tidak mungkin memperkirakan risiko dan ketidakpastian.

Page 28: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Tabel Masalah Kebijakan oleh Mitroff dan Sagasti (Dalam Dunn, 2003)

Page 29: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Siklus Kebijakan

• Siklus Kebijakan publik dibagi 2 (dua) Siklus Yakni Siklus Pendek dan Siklus Panjang.

• Siklus pendeknya adalah:a) Penyusunan Agenda Pemerintah,b) Agenda Pemerintah,c) Formulasi dan Legitimasi Kebijakand) Kebijakan

Page 30: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

Siklus Kebijakan• Sedangkan siklus panjang kebijakan adalaha) Penyusunan Agenda Pemermtahb) Agenda Pemerintahc) Formulasi dan Legitimasi Kebijakand) Kebijakane) Implementasi Kebijakanf) Tindakan Kebijakang) Kinerja dan Dampak Kebijakanh) Evaluasi terhadap implementasi, kineija dan dampak kebijakani) Keputusan tentang masa depan kebijakan (Keputusan Baru)

Page 31: Chapter 2 Kebijakan Publik Ipdn

SEKIAN

Tugas:Menghafal Tahapan proses Kebijakan Publik oleh Wiliam Dunn.

(Untuk diuji pada pertemuan selanjutnya)