inventarisasi pasal
TRANSCRIPT
INVENTARISASI PASAL-PASAL DALAM KUHP DAN KUHPerdata
YANG BERHUBUNGAN DENGAN
UNDANG-UNDANG PRAKTIK KEDOKTERAN NO.29/TAHUN 2004,
UNDANG-UNDANG KESEHATAN NO.23/TAHUN 1992
DAN HIRARKI PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERKAITAN DENGAN
PELAYANAN KESEHATAN
Ratih Citra Sari, dr.
MAGISTER HUKUM
KONSENTRASI HUKUM KESEHATAN
UNIKA SOEGIJAPRANATA
BANDUNG
2008
A. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
1. Pasal 1320 mengenai syarat syah perjanjian
Tentang keharusan adanya kesepakatan antara dua belah pihak terhadap suatu
perjanjian yang mencakup penjelasan yang jelas dan dapat dimengerti (informed
consent). Juga berkaitan dengan perjanjian perawatan dan pelayanan medis.
2. Pasal 1365 mengenai ganti kerugian
Ketidakpuasan yang menimbulkan kerugian maka wajib mendapat ganti rugi.
Peran rekam medis sangatlah penting sebagai bukti bila ada laporan maupun
pengaduan ketidakpuasan.
3. Pasal 1367 mengenai pertanggung jawaban
Rumah Sakit secara perdata bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatannya.
4. Pasal 1243, 1370, 1371 dan 1365 mengenai kewajiban ganti rugi
Rumah sakit juga bertanggung jawab atas wanprestasi dan perbuatan melawan
hukum bila tindakan tersebut terbukti dilakukan oleh pegawainya.
5. Pasal 1338, 1339 perihal itikad baik
Berkaitan dengan pasal 1320 mengenai syarat sah perjanjian, maka dalam Pasal
ini ditekankan bahwa setiap perjanjian tersebut dilaksanakan haruslah dengan itikad
baik.
6. Pasal 2 mengenai status anak dalam kandungan
Pasal ini berkaitan dengan hak preembrio dalam tabung. Yang menurut pasal ini
jelas bahwa embrio dalam kandungan tidak sama dengan preembrio dalam tabung.
7. Pasal 499, 509 mengenai kebendaan
Berkaitan dengan permasalahan preembrio diatas maka permasalahan yang
berhubungan dengan Pasal ini adalah mengenai kepemilikan dari preembrio dalam
tabung. Yang menurut interpretasi dari Pasal ini maka preembrio dimiliki oleh
pasangan yang memberi sperma dan ovum dalam tabung.
8. Pasal 1313, 1314, 1315, 1319 mengenai perjanjian
Pasal-pasal ini berkaitan dengan penolakan perawatan medis yang mengakibatkan
diperpendek atau diakhiri hidup seseorang dan ada pula penolakan perawatan medis
yang tidak mengakibatkan demikian.
B. Kitab Undang-Undang Hukup Pidana
1. Pasal 267 :
Berkaitan dengan surat keterangan palsu baik menjelaskan mengenai ada atau
tidak adanya sakit, kelemahan atau kecacatan seseorang secara fisik maupun mental
yang dibuat oleh dokter dengan sengaja dengan tujuan membebaskan atau
menghalangi/menahan kewajiban seseorang.
2. Pasal 268 :
Tentang membuat surat secara palsu atau memalsukan surat keterangan dokter
3. Pasal 304 :
Tentang menempatkan atau membiarkan seseorang dalam keadaan sengsara,
padahal menurut hukum yang berlaku baginya atau karena persetujuan dia wajib
memberi kehidupan, perawatan atau pemeliharaan kepada orang itu.
4. Pasal 305 :
Menempatkan anak belum tujuh tahun untuk ditemukan atau meninggalkan
anak itu dengan maksud untuk melepaskan diri dari padanya, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun enam bulan.
5. Pasal 306 :
Perbuatan yang mengakibatkan luka-luka berat ataupun kematian
6. Pasal 307 :
Jika yang melakukan kejahatan berdasarkan pasal 305 adalah bapak atau ibu
dari anak tersebut.
7. Pasal 308 :
Jika seorang ibu karena takut akan diketahui orang tentang kelahiran anaknya,
menempatkan anaknya untuk ditemukan atau meninggalkannya dengan maksud untuk
melepaskan dirinya dari anak tersebut, tidak lama setelah melahirkan.
8. Pasal 322 :
Tentang ketentuan membuka rahasia jabatan oleh seorang dokter mengenai
kondisi seseorang.
9. Pasal 359, 360 mengenai kealpaan
Berkaitan dengan seumpama dokter lalai dalam menangani pasien
mengakibatkan pasien itu meninggal dunia atau jika terjadi malpraktek.
10. Pasal 351 mengenai penganiayaan
Seorang pasien harus memberikan persetujuannya tentang suatu tindakan
medis yang akan dilakukan terhadap dirinya oleh dokter. Karena jika tanpa
persetujuan, maka tindakan tersebut dapat dikaitkan dengan Pasal ini. Pasal ini juga
berkenaan dengan aspek pidana dari mengadakan eksperimen medis dengan
menggunakan manusia yang harus mendapat persetujuan.
11. Pasal 51 mengenai perintah jabatan
Pasal ini berkaitan dengan rahasia kedokteran. Ada dua aspek hukum
mengenai hak atas rahasia kedokteran. Yang pertama adalah secara pidana dokter
dapat dituntut (delik aduan, Pasal 322 KUHP) dan yang kedua adalah secara perdata
dokter dapat digugat (perbuatan yang bertentangan dengan
hukum/onrechtmatigedaad, Pasal 1365 BW).
12. Pasal 333 mengenai kemerdekaan seseorang
Pasal ini berkaitan dengan status sosial pasien. Apabila pasien tidak mampu
membayar maka Rumah Sakit tidak dapat melakukan penahanan pasien karena hal ini
dapat merupakan suatu tindak pidana sebagai pelanggaran Pasal tersebut diatas.
13. Pasal 224 mengenai kewajiban memberi kesaksian
Berkaitan dengan rahasia kedokteran. Seorang dokter dapat meminta agar dia
dapat diterapkan Pasal 170 ayat (1) yang memuat tentang empat kelompok yang
berhak menolak memberi kesaksian, yaitu dokter, notaris, pengacara serta jabatan
keagamaan seperti pastor.