introduksi blok uropotika ta 2007-2008

56
Rencana Pelaksanaan Tahun Akademik 2007/2008 Tim Blok Fakultas Kedokteran UII

Upload: nicko-erdy-kusuma

Post on 03-Jan-2016

34 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

blok uropoetika

TRANSCRIPT

Page 1: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

Rencana Pelaksanaan Tahun Akademik 2007/2008

Tim BlokFakultas Kedokteran UII

Page 2: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

Tim Blok Uropoetika

dr. Riana Rahmawati, M.Kesdr. Zainuri Sabta Nugraha (Koordinator Blok)dr. Chandra Kurniawandr. Esti Mahananidr. Abdul Khafidr. Yenny Dyah C. (Koord. Skill Blok)

Page 3: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

1. Kuliah (40%)2. Tutorial (30%)

Diskusi Tutorial : Wajib (1 skenario) PenugasanModul Diuresis dan Keseimbangan Asam Basa 3x pertemuan 1 skenarioModul Obstruksi Uropathi dan Tumor 3x pertemuan 2 skenarioModul Infeksi, Inflamasi, dan Degenerasi 3x pertemuan 3 skenarioModul Gagal Ginjal dan Hipertensi 4x pertemuan 2 skenarioModul Trauma 3x pertemuan -Modul Kelainan genetik - 1 skenario

3. Praktikum (surat puas)Laboratorium : anatomi, histologi, biokimia, mikrobiologi, patologi klinik

4. Ketrampilan Medik (15%)Lingkup skill : Anamnesis blok terkait, Px Ginjal, pengenalan cairan dan balance

cairan, cateterisasi

5. Kegiatan Pengenalan Klinik/ Penugasan (15%)- terdiri dari 9 kasus (ada dalam buku tutorial) - evaluasi : - ujian tulis (1 jam)

- ujian lesan (3 jam)

JadwalJadwal

Page 4: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

1. Modul Diuresis dan Keseimbangan Asam Basa, meliputi 2 unit belajar:

Diuresis dan Pemekatan urin Keseimbangan asam dan basa

2. Modul Obstruksi Uropathi dan Tumor, meliputi 2 unit belajar: Urolithiasis Tumor

3. Modul Infeksi, Inflamasi, dan Degenerasi, meliputi 3 unit belajar: Infeksi Traktus Urinarius Penyakit Nefron dan intertisial Nefropathi deabetes

4. Modul Gagal Ginjal dan Hipertensi, meliputi 3 unit belajar: Gagal ginjal akut Gagal ginjal kronik Hipertensi renal

5. Modul Trauma, Meliputi 1 unit belajar: Trauma urologi

6. Modul Kelainan Genetik, Meliputi 1 unit belajar: Kelainan genetik

1. Modul Diuresis dan Keseimbangan Asam Basa, meliputi 2 unit belajar:

Diuresis dan Pemekatan urin Keseimbangan asam dan basa

2. Modul Obstruksi Uropathi dan Tumor, meliputi 2 unit belajar: Urolithiasis Tumor

3. Modul Infeksi, Inflamasi, dan Degenerasi, meliputi 3 unit belajar: Infeksi Traktus Urinarius Penyakit Nefron dan intertisial Nefropathi deabetes

4. Modul Gagal Ginjal dan Hipertensi, meliputi 3 unit belajar: Gagal ginjal akut Gagal ginjal kronik Hipertensi renal

5. Modul Trauma, Meliputi 1 unit belajar: Trauma urologi

6. Modul Kelainan Genetik, Meliputi 1 unit belajar: Kelainan genetik

JadwalJadwal

Page 5: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

Tujuan Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran modul ini, mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan dasar yang cukup tentang fungsi fisiologis ginjal manusia (nefron), mampu menghitung klearen secara sederhana, dan mampu menilai ketidak seimbangan air dan asam - basa sesuai dengan kompetensi dasar seorang calon dokter umum.

Kompetensi MinimalMahasiswa diharapkan mampu:

1. mendapatkan pengetahuan dasar yang cukup tentang anatomi ginjal khususnya nefron beserta fungsinya, (ANATOMI, HISTOLOGI)

2. menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi besaran volume urine,(FISIOLOGI, BIOKIMIA, ANESTESI)

3. mengetahui prosedur pemeriksaan fungsi filtrasi glomerulus dan fungsi sekresi maupun reabsorbsi oleh tubulus, (FISIOLOGI, BIOKIMIA)

4. menjelaskan peranan ginjal dalam pengaturan cairan tubuh, (FISIOLOGI, ANESTESI)

5. menjelaskan peranan ginjal dalam pengaturan keseimbangan asam dan basa, (FISIOLOGI, BIOKIMIA, ANESTESI)

JadwalJadwal

Page 6: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

1. Memahami mekanisme dan sistem kerja Ginjal1.1.  Memahami mekanisme pembentukan urin oleh ginjal 1.1.1. Menjelaskan Glomerular Filtration rate (GFR) dan regulasinya 1.1.2. Menjelaskan reabsorbsi garam dan air 1.1.3. Menjelaskan proses transpor dalam nefron loop 1.1.4. Menjelaskan kepentingan medula renal hipertonik dan mekanisme aksi Antidiuretic hormon (ADH)1.2.  Memahami renal plasma klirens 1.2.1. Menjelaskan efek proses reabsorbsi dan sekresi pada klirens suatu substansi 1.2.2. Menjelaskan pengukuran GFR dengan klirens inulin 1.2.3. Menjelaskan pengukuran renal blood flow dengan klirens para aminohipuric acid (PAH) 1.2.4. Menjelaskan reabsorbsi glukosa dan asam amino oleh ginjal 1.2.5. Menjelaskan mekanisme glikosuria

2.  Memahami peran ginjal dalam pengaturan volume cairan tubuh dan keseimbangan asam basa 2.1. Menjelaskan regulasi aldosteron pada keseimbangan Na+ dan K+ 2.2. Menjelaskan kontrol sekresi aldosteron oleh aparatus juctaglomerular, renin, macula densa dan hormon natriuretik. 2.3. Menjelaskan keterkaitan antara Na+, K+ dan H+ (pH). 2.4. Menjelaskan komponen respiratorik dan metabolik dalam keseimbangan asam dan basa. 2.5. Mekanisme regulasi asam basa oleh ginjal 2.6. Menjelaskan reabsorbsi bicarbonat (HCO3--) di tubulus convolutus ginjal. 2.7. Menjelaskan peran bufer urin dalam keseimbangan asam basa

JadwalJadwal

Pengetahuan Dasar Minimal

Page 7: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

Skenario 1 (tutorial)Banyak orang beranggapan bahwa banyak minum air menyehatkan ginjal. Logikanya, dengan minum banyak air putih, produksi urin akan bertambah. Seperti yang di alami oleh bapak Es, 23 tahun, seorang pegawai kantor yang sangat sibuk. Pada saat bulan Ramadhan pun ia dituntut menyelesaikan banyak pekerjaan yang kian hari kian menumpuk, hari pertama puasa ia khawatir badannya lemas karena lapar dan kurang cairan sehingga tidak bisa bekerja dengan baik. Oleh karena itu pada akhir sahur ia minum 4 gelas air sekaligus dengan harapan tidak lemas di siang hari. Selang 30 menit kemudian frekwensi buang air kecil Es meningkat dengan jumlah urine lebih banyak dari biasanya. Namun setelah lewat tengah hari bp. Es hampir tidak buang air sama sekali sampai menjelang buka puasa.

Skenario 2 (Penugasan)Kurang minum bisa menggannggu fungsi ginjal. Gangguan ginjal dalam tahap ringan masih dapat diatasi dengan minum banyak air putih. Namun kalau sampai gagal ginjal, hanya bisa diatasi dengan cuci darah atau cangkok ginjal Sayangnya, baru segelintir pasien yang mampu menjalani terapi mahal ini. Pada kondisi ini minum banyak air menjadi kontraindikasi. Seperti yang dialami oleh ibu FJ, 56 tahun, adalah seorang penderita gagal ginjal yang harus menjalani cuci darah selama hidupnya. Hal ini sudah ia jalani selama 3 bulan. Tetapi setelah menjalani cuci darah selama 8 kali, kedua kaki ibu FJ tetap bengkak dan sesak napasnya hanya berkurang selama 2 hari setelah cuci darah. Malah sekarang timbul batuk-batuk disertai darah. Kondisinya terus menurun karena tidak mau makan dan terus muntah. Suatu saat sesak napasnya bertambah hebat setelah ia makan beberapa buah pisang. Keluarganya tampak bingung kenapa kondisi ibu FJ bisa cepat sekali berubah.

JadwalJadwal

Page 8: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

Tujuan Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran modul ini, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan dalam menilai secara klinis dan mengembangkan differential diagnosis kasus-kasus obstruksi baik intra- maupun extraluminar termasuk oleh keganasan di dalam masyarakat, mampu membedakan berdasarkan karakteristik gangguan tersebut berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan penunjang, dan mampu memberikan penatalaksanaan yang sesuai untuk mencegah maupun mengurangi resiko morbiditas dan mortalitas.

Kompetensi MinimalMahasiswa diharapkan mampu:

1. mengetahui epidemiologi gangguan obstruksi saluran kemih oleh batu, prostate, dan tumor,

2. mengetahui berbagai jenis pemeriksaan pokok dan pemeriksaan tambahan untuk mendiagnosis gangguan gangguan obstruksi ginjal dan saluran kemih,

3. mengintrepretasikan dan menganalisis gejala klinik dan tanda (sign) hasil pemeriksaan fisik untuk membedakan penyebab obstruksi ginjal dan saluran kemih,

4. mengetahui usaha-usaha preventif dan promotif timbulnya gangguan obstruksi ginjal dan saluran kemih,

5. merencanakan penatalaksanaan kedaruratan medis dan perawatan dini gangguan obstruksi ginjal dan saluran kemih guna mencegah morbiditas lebih lanjut (misal colic pain, BPH,dll)

6. mengidentifikasi segala jenis komplikasi yang ditimbulkan dari gangguan obstruksi ginjal dan saluran kemih,

7. mengetahui prognosis beberapa kasus gangguan obstruksi ginjal dan saluran kemih, baik karena batu, prostat, maupun tumor, dan

8. mengetahui kondisi pasien yang memerlukan rujukan segera ke spesialis terkait agar mendapatkan manajemen lanjut.

JadwalJadwal

Page 9: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

1. Mendiskripsikan nyeri lokal dan referred pain dari organ-organ uropoetika : renal pain, pseudoneural pain (radiculitis), ureteral pain, vesical pain, prostatik pain, back and leg pain.

2. Mengetahui jenis, patofisiologi obstruksi saluran kemih yang disebabkan oleh: Striktura uretra, Benigna prostate hyperplasia atau keganasan prostat, Tumor vesika urinaria, Kompresi ureter, Batu saluran kencing, Retroperitoneal fibrosis, dan Kehamilan.

3. Mengetahui gejala-gejala akibat obtruksi atau gangguan pengosongan vesica urinaria: Hesitansi, terminal dribbling, urgensi, retensi urin akut/kronik, kencing sulit ditahan (interupted), kencing tidak puas, cystitis.

4. Menjelaskan patogenesis dan patologi komplikasi dari obstruksi saluran kencing bagian bawah (uretra): dilatasi uretra, divertikulum, fistula dan abses periuretra,

5. Menjelaskan patogenesis dan patologi komplikasi dari obstruksi saluran kencing bagian tengah: fase kompensata dan fase dekompensata

1. Mengetahui patofisiologi penyakit oleh karena proses keganasan sistem saluran kemih dan neuropati vesical dysfunction

2. Memahami mekanisme dan indikasi terapi farmakologis pada gangguan saluran kemih.3. Memahami prinsip pemasangan dan melepas catheter urethral4. Mengetahui prinsip dan cara-cara melakukan punksi suprapubik5. mengetahui prosedur dan jenis operasi pada kasus penanganan obatruksi saluran kemih,6. Memahami keganasan pada organ uropoetika

10.1. Mengetahui karakteristik macam-macam keganasan organ uropoetika10.2. Menjelaskan faktor-faktor resiko timbulnya keganasan organ uropoetika10.3. Menyebutkan macam-macam keganasan umum pada ginjal, vesica urinaria, ureteropelvic junction, prostat dan genitalia externa10.4. Menyebutkan tanda dan gejala keganasan pada organ uropotika10.5. Mengetahui stadium-stadium tumor saluran kemih10.6. Menjelaskan komplikasi yang terjadi pada keganasan saluran kemih10.7. Menjelaskan prognosis penderita dengan keganasan saluran kemih

JadwalJadwal

Page 10: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

Skenario 1 (Penugasan) Seorang laki-laki usia 45 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan sakit perut bagian atas, kadang muntah dan nyeri yang menjalar sampai belakang bagian kiri. Kejadian ini terjadi secara tiba-tiba. Sebelumnya keluhan seperti ini pernah dirasakan dan periksa ke dokter terdekat, diberi suntikan dan obat, keluhan membaik dan rasa sakit hilang seketika, tetapi selang beberapa minggu tiba-tiba gejala serupa kambuh lagi.

Skenario 2 (tutorial)Seorang laki-laki, 70 tahun suatu malam diantar oleh keluarganya ke IGD RS sambil mengerang-erang kesakitan. Bapak tersebut mengeluh sudah sejak pagi sukar buang air kecil. Pada inspeksi nampak pembesaran di perut bagian bawah yang terus dipegangi oleh pasien sendiri. Menurut keluarga yang mengantar sejak beberapa minggu sering buang air kecil tidak lancar, dan kencing macet baru dirasakan sejak siang hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien beberapa minggu sebelumnya berobat ke Puskesmas dan diberi obat namun keluhan belum membaik

Skenario 3 (Penugasan) Saat berusia 21 tahun, ibu Ss (sekarang 40 tahun) mengalami infeksi pada ginjal kanannya yang diobati dengan baik oleh seorang dokter. Sepuluh tahun kemudian, luka pada ginjal kanannya kambuh sewaktu ia hamil anak pertamanya. “berkat bantuan dokter spesialis, bayi bisa diselamatkan,”.Saat berusia 34 tahun, lagi-lagi ibu Ss mengalami kambuh ginjal kanannya, oleh dokter diberitahu bahwa pada ginjal kanannya ditemukan massa sebesar 2 x 3 cm. Yang diduga ganas. Dengan persetujuan pasien dan keluarga akhirnya ginjal kanannya diangkat untuk menyelamatkan jiwanya. Sekitar tujuh bulan kemudian ginjal kirinya melemah dan kemudian divonis untuk menjalani cuci darah secara rutin dua kali seminggu.

JadwalJadwal

Page 11: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

Tujuan Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran modul ini, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan dalam menilai secara klinis dan mendiagnosis kasus infeksi, inflamasi dan gangguan tractus urinarius akibat proses degenerasi di dalam masyarakat.

Kompetensi MinimalMahasiswa diharapkan mampu:

1. mengintrepretasikan dan menganalisis gejala klinik dan tanda (sign) hasil pemeriksaan fisik untuk membedakan diagnosis banding pada kasus infeksi, inflamasi, dan degenerasi,

2. mengetahui berbagai jenis pemeriksaan pokok dan pemeriksaan tambahan untuk mendiagnosis kasus infeksi, inflamasi, dan degenerasi,

3. menyusun diagnosis banding yang relevan untuk kasus-kasus infeksi, inflamasi, dan degenerasi,

4. mengetahui usaha-usaha preventif dan promotif timbulnya infeksi, inflamasi, dan degenerasi,

5. merencanakan penatalaksanaan dan perawatan dini pasien dengan infeksi, inflamasi, dan degenerasi guna mencegah morbiditas lebih lanjut,

6. menerapkan prinsip-prinsip terapi farmakologis secara rasional terutama penggunaan antimikroba dan antiinflamasi, maupun obat obat yang bersifat nefrotoksik,

7. mengidentifikasi segala jenis komplikasi yang ditimbulkan dari kasus infeksi, inflamasi, dan degenerasi,

8. mengetahui prognosis beberapa kasus infeksi, inflamasi, dan degenerasi,

JadwalJadwal

Page 12: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

1. Mengetahui manifestasi sistemik pada infeksi saluran kemih2. Mengetahui gejala-gejala yang langsung berhubungan dengan proses buang air

kecil: Frekuensi, nocturia, urgensi, dysuria, enuresis.3. Mengetahui manifestasi klinik umum lain : Oliguria, anuria, pneumaturia, claudy

urine, chyluria, hematuria, urethral discharge. 4. Mengetahui gejala-gejala dan tanda umum inkontinensia urine5. Memahami infeksi saluran kemih (UTIs)6. Mengetahui dan memahami Glomerulonephritis7. Mengetahui dan memahami Sindroma nefrotik8. Mengetahui dan memahami gangguan/penyakit pada tubulus dan intertisial ginjal9. Mengetahui cara-cara pemeriksaan radiologi dalam menunjang diagnosis kelainan

traktus urinarius : Radiography, urography, urethrography, cystourethrography, vasography, lymphography, angiography, USG, CT Scan, MRI dan Renogram

10. Memahami prinsip penanganan infeksi saluran kemih• Mengetahui kultur urin dalam manajemen infeksi saluran kencing,• Mampu memilih dan menggunakan antibiotika secara tepat dalam

manajemen infeksi saluran kencing,• Memahami prinsip penanganan infeksi spesifik pada saluran kencing, dan• Mengetahui prinsip penanganan dan pencegahan penyakit menular seksual

JadwalJadwal

Page 13: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

Skenario 1 (Penugasan)

Seorang wanita usia 32 tahun. Tahun lalu ia menjalani check up rutin. Ia merasa sehat hanya kadang-kadang merasa anyang-anyangen yang cukup mengganggu, ternyata dari pemeriksaan urin ditemukan sel darah merah, berjumlah 6-8 buah, dan sel darah putih 10-13 buah. Ia dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap kelainan urin tersebut. Kemudian ia ke Rumah Sakit dan dilakukan beberapa pemeriksaan, antara lain pemeriksaan lab darah dan USG tapi tidak ditemukan suatu kelainan. Namun selama 3 bulan kontrol dirumah sakit dan mendapat pengobatan, urinnya diperiksa selama 3 kali dan tetap ditemukan sel darah merah antara 6-10 buah.

Skenario 2 (Penugasan)Ibu JP, 60 tahun, adalah seorang petani. Sudah 1 minggu ini mengeluh demam, nyeri ketika berkemih dan urine keruh, bahkan 2 hari terakhir terdapat nanah di dalam air kemihnya. Ia juga merasakan nyeri di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul. Setelah di lakukan urinalisis, menunjukkan adanya sedikit protein, ditemukan sel darah merah, nanah dan sel-sel tubulus renalis. Oleh dokter kemudian diberi obat dan di informasikan untuk menghindari buang air di sawah.

Skenario 3 (tutorial)Bp P pria usia 34 tahun mengeluh sebah sebah kurang nafsu makannya, dan sesak nafas. Penderita mendapatlan injeksi derivat aminoglikosida (garamisin) untuk dugaan infeksi saluran kemihnya. Hasil pemeriksaan air kemih rutin ditemukan protein (++) dan gross hematuria. Tekanan darah 160/100 mmHg, kadar kreatinin 7 mg/dl dan kadar ureum 200 mg/dl. Satu bulan yang lalu kadar kreatinin 1,2 mg/dl dan kadar ureum 45 mg/dl. Skenario 4 (Penugasan)

Bp Tk, laki-laki usia 39 tahun mengeluh bengkak kelopak mata di pagi hari. Setelah dilakukan pemeriksaan urine rutin terdapat protein dalam urine. Kemudian dokter memberi obat furosemid, suplemen kalium dan prednison. Bp Tk teringat anak tetangganya Dh (4 tahun) yang mondok di RS beberapa minggu yang lalu dengan bengkak di sekujur tubuh dan sampai saat ini sering mendapat obat yang diinfuskan dan harganya sangat mahal. Terus terang Bp Tk takut mengalami seperti itu karena kondisi keluarga yang kurang mampu.

JadwalJadwal

Page 14: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

Tujuan Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran modul ini, mahasiswa diharapkan memiliki bekal kemampuan untuk menemukan, menilai dan membedakan secara klinis kasus acute dan chronic kidney disease di masyarakat. Mahasiswa juga mampu mengkaitkan hipertensi sebagai faktor resiko gagal ginjal kronik.

Kompetensi Minimal, mahasiswa diharapkan mampu:1. memahami ilmu kedokteran dasar (basic medical science) tentang nefron ginjal dan

sistem renin-angiotensin,2. mengetahui epidemiologi kasus gangguan ginjal akut (AKD) dan kronik (CKD),3. membedakan secara klinis dan laboratoris gagal ginjal akut dan kronik,4. mengetahui berbagai jenis pemeriksaan pokok dan pemeriksaan tambahan untuk

mendiagnosis gangguan fungsi ginjal akut dan kronik,5. mengintrepretasikan dan menganalisis gejala klinik dan tanda (sign) hasil

pemeriksaan fisik untuk membedakan antara gagal ginjal akut dan kronik yang menuntut penanganan yang sangat berbeda,

6. mengetahui mekanisme timbulnya manifestasi sistemik yang diakibatkan oleh tingginnya BUN dalam darah (sindrom uremia),

7. mengetahui usaha-usaha preventif dan promotif timbulnya gagal ginjal akut dan kronik,

8. merencanakan penatalaksanaan inisial dan perawatan dini gangguan ginjal kronik untuk mencegah progresifitas dari komplikasi lebih lanjut,

9. mengetahui peran diet dan pengaturan pola makanan dalam upaya mencegah meningkatnya morbiditas dan mortalitas gagal ginjal,

10. mengetahui prognosis pasien gagal ginjal terminal tanpa terapi dialisis atau terapi tidak adekuat,

11. mengetahui kondisi pasien yang memerlukan rujukan segera ke spesialis terkait agar mendapatkan manajemen lanjut.

Page 15: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

1. Gagal Ginjal Akut (Acut Renal Failure)2. Gagal Ginjal Kronik (Chronic Renal Failure) 3. Gagal Ginjal Terminal (End stage kidney diseases)4. Problem klinik pasien Dialisis dan Transplantasi ginjal

JadwalJadwal

Page 16: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

Skenario 1 (Penugasan)Seorang pasien laki-laki, 27 tahun, dilarikan ke UGD karena luka bakar dalam percobaan buduh dirinya. Dokter yang memeriksa mengatakan bahwa luka bakarnya terlalu luas yakni lebih dari 60 % derajat 2. pasien juga datang ke rumah sakit sudah terlambat lebih dari 48 jam. Dengan kondisi tersebut dokter memberikan informasi kepada keluarga akan kemungkinan buruk yang terjadi pada pasien karena saat ini proses rehidrasi gagal dan pasien sudah mengalami anuria. Benar juga kata dokter tersebut, setelah 2 hari menjalani rawat inap di ICU pasien tersebut akhirnya meninggal.

Skenario 2 (tutorial) Bp YL, 56 tahun telah 6 bulan menjalani cuci darah 2 kali seminggu. Gagal ginjalnya divonis oleh dokter 6 bulan yang lalu setelah ia di bawa ke rumah sakit karena mengalami koma dan kejang. Sebelum gagal ginjal bp YL menderita hiperurikemia dan Deabetes melitus kronis yang jarang berobat. Sekitar satu tahun yang lalu badannya mengalami lemah, lesu, mual sampai muntah dan mengalami penurunan volume urine. Sekitar satu minggu sebelum koma ia mengalami sesak napas hebat, batuk-batuk kadang disertai darah, dan bengkah di kelopak dab beberapa bagian tubuh. Saat ini bp YL sudah normal kembali, meskipun cuci darah harus dia jalani namun masih bisa hidup seperti layaknya orang normal, hanya saja ia harus melakukan diet khusus dan minum obat-obat tertentu seperti CaCO3, suntik eritropoetin, dan minum tambah darah agar tetap sehat.

Skenario 3 (Penugasan)Seorang pria usia 38 tahun datang dengan keluhan mual dan muntah dengan penurunan nafsu makan. Keluhan ini telah diderita sejak 2 bulan sebelumya. Pada pemerikaan ditemukan tekanan darah sebesar 160/95 mmHg, kadar ureum 100 mg/dl, kreatinin 3 mg/ dl, dengan BB 48 Kg. Penderita adalah seorang penderita diabetes mellitus dengan kadar gula puasa 100 mg/dl dan kadar gula 2 jam sebesar 180 mg mg/dl, LDL kolesterol 150 mg/dl

JadwalJadwal

Page 17: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

Tujuan Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran modul ini, mahasiswa diharapkan memiliki kemampuan dalam menilai secara klinis berat-ringannya kasus akibat trauma saluran kemih dan mampu memberikan penanganan darurat yang sesuai untuk mencegah maupun mengurangi resiko morbiditas dan mortalitas, sebelum dirujuk ke spesialisasi terkait.

Kompetensi MinimalMahasiswa diharapkan mampu:

1. mendapatkan pengetahuan mengenai riwayat dan karakteristik trauma meliputi: fraktur pelvis, rupture perineum (strudel injury), rupture ginjal, dan ruptue urethrae,

2. menjelaskan gejala klinik, tanda (sign), komplikasi akut dan faktor-faktor predisposisi dari trauma saluran kemih,

3. mengidentifikasikan kondisi kedaruratan seperti terputusnya urethrae, fistula, dan cidera neurovaskuler,

4. mengidentifikasikan karakteristik ginjal yang sangat vulnerable terhadap cidera,5. mengetahui prosedur penegakan diagnosis pada trauma saluran kemih6. mengetahui prosedur penatalaksanaan darurat dan lanjut pada pasien dengan

trauma saluran kemih,7. memahami problem pasien dengan trauma saluran kemih terutama berkaitan

dengan dampak yang ditimbulkannya seperti disfungsi ereksi, inkontinensia dan lain-lain dan mengetahui cara rehabilitasinya.

8. mengetahui kondisi pasien yang memerlukan rujukan segera ke spesialis terkait agar mendapatkan manajemen lanjut JadwalJadwal

Page 18: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

Skenario 1 (tutorial)

Seorang pasien laki-laki, 17 tahun, dibawa ke rumah sakit karena jatuh dari pohon. Setelah diperiksa dokter ditemukan gross hematuria dengan patah os pubis. Pasien masih sadar dan menjelaskan meskipun dengan kesakitan bahwa saat jatuh ia tersangkut diranting yang cukup besar pada bagian kemaluannya. Baru setelah itu ia jatuh ke tanah. Setelah diberi suntikan pereda nyeri, langsung pasien di bawa ke ruang operasi untuk tindakan selanjutnya.Beberapa minggu kemudian setelah sembuh, pasien mengeluh saat buang air kecil, urine juga keluar dari duburnya, namun tidak sakit. Oleh karena merasa tidak nyaman maka ia pun kembali memeriksakan diri ke rumah sakit.

JadwalJadwal

Page 19: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

Tujuan Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran modul ini, mahasiswa diharapkan memiliki bekal kemampuan untuk menemukan dan menilai secara klinis kasus kelainan bawaan ginjal dan saluran kemih di masyarakat.

Kompetensi MinimalMahasiswa diharapkan mampu:

1. memahami ilmu kedokteran dasar (basic medical science) tentang organogenesis ginjal dan saluran kemih,

2. mengetahui epidemiologi kasus kelainan bawaan dan gangguan perkembangan organ ginjal dan saluran kemih,

3. mengetahui berbagai jenis pemeriksaan pokok dan pemeriksaan tambahan untuk mendiagnosis gangguan perkembangan dan kelainan bawaan ginjal dan saluran kemih,

4. mengetahui prognosis beberapa kasus gangguan perkembangan dan kelainan bawaan ginjal dan saluran kemih,

JadwalJadwal

Page 20: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

Skenario 1 (Penugasan)

DS (26) dan suaminya, IR (32) tampak pasrah, saat menyadari putrinya, RA diketahui menderita kelainan ginjal sejak lahir. Melalui pemeriksaan dokter menjelaskan bahwa di ginjalnya memiliki bentuk yang tidak normal di mana terdapat banyak bentuk kistik yang menyebabkan bentuk ginjal berbenjol-benjol. Hal ini mempengaruhi fungsi ginjal juga sebagai pembentuk urine dan pada perjalanan umurnya, kemungkinan besar fungsi ginjalnya akan terus merosot.

Memang, menurut bapaknya, RA mulai terlihat sakit sejak usia 6 bulan, bahkan sejak 2 bulan terakhir, perut kiri RA tampak ada benjolan. “Apakah kemungkinan nanti anak saya akan mengalami gagal ginjal dok,” tanya ibunya disela-sela dokter menjelaskan.

JadwalJadwal

Page 21: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

ANATOMI

Page 22: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

ANATOMI

Page 23: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

ANATOMI : Renovascular

Page 24: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Page 25: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

GFR depends on four factors: 1)adequate blood flow to the glomerulus; 2)an adequate glomerular capillary ressure as determined by afferent and efferent arteriolar resistance;3) glomerular permeability; and4) low intratubular pressure.

Page 26: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwalGFR

Page 27: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Page 28: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Page 29: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Page 30: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Regulasi Cairan Tubuh

Page 31: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

Final review of renal integration with respiratory and cardiovascular systems

RENAL SYSTEM

CARDIOVASCULAR SYSTEM

RESPIRATORY SYSTEM

Acid-base balance

Gas exchange, ACE

Effective circulating volume

control, ECF osmolality, blood

pressure All of these are constantly changing,

trying to maintain HOMEOSTASIS!

Page 32: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

Comparison of systems controlling effective circulating volume and osmolality

What is sensed?

Effective Circulating Volume Plasma Osmolality

SensorsCarotid sinus, aortic arch,

renal afferent arteriole, atriaHypothalamic osmoreceptors

Efferent Pathways

RAAS, Symp NS, ADH, ANP ADH Thirst

EffectorShort term: heart, blood

vesselsLong term: Kidney

KidneyBrain:

drinking behaviour

What is affected?

Short term: Blood pressureLong term: Na+ excretion

Renal water

excretion

Water intake

Page 33: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Page 34: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Although the system is bilaterally symmetric, afferent fibersare shown to the left and efferent fibers to the right. Sympatheticfibers are shown as solid lines and parasympathetic fibers as dashedlines. The heart receives both sympathetic and parasympatheticinnervation. Sympathetic fibers lead to vasoconstriction and renalsodium chloride retention. X indicates the vagus nerve; IX indicatesglossopharyngeal. (From Korner [25]; with permission.)

Page 35: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Sodium (Na) reabsorption along the mammalian nephron. About25 moles of Na in 180 L of fluid daily is delivered into theglomerular filtrate of a normal person. About 60% of this load is reabsorbed along the proximal tubule (PROX), indicated in darkblue; about 25% along the loop of Henle (LOH), including thethick ascending limb indicated in light blue; about 5% to 7%along the distal convoluted tubule (DCT), indicated in ark gray; and 3% to 5% along the collecting duct (CD) system, indicated inlight gray.

Page 36: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Page 37: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

Macam penyebab obstruksi saluran kemih :

1. pelvis : batu, tumor, striktura ureteropelvis

2. ureter intrinsik : batu, tumor, jendalan darah, papila kasar, radang

3. ureter ekstrinsik : tumor, kehamilan, fibrosis retroperitoneal

4. kelainan katup vesiko-ureteral

5. vesika urinaria :tumot, batu, neurogenik

6. prostat : hiperplasi, Ca, radang

7. uretra : batu, tumor, katup

Page 38: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

2

Page 39: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

Infeksi Ascendens dan hematogen

Infeksi pada vagina dapat mengenai cavum peritonii melalui uterus dan tuba fallopi menyebabkan timbulnya PELVIC INFLAMATORY DISEASE (PID)

Page 40: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Page 41: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Page 42: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Page 43: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008
Page 44: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Page 45: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Page 46: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Page 47: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Page 48: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Page 49: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Page 50: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Page 51: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Page 52: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Page 53: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Dialysis is the process of separating elements in a solution by diffusion across a semipermeable membrane (diffusive solute transport) down a concentration gradient. This is the principal process for removing the end-products of nitrogen metabolism (urea, creatinine, uric acid), and for repletion of the bicarbonate deficit of the metabolic acidosis associated with renal failure in humans. The preponderance of diffusion as the result of gradient is shown by the displacement of the arrow.

Page 54: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Page 55: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

JadwalJadwal

Page 56: Introduksi Blok Uropotika TA 2007-2008

Alhamdulillaahirabbil ’aalamiin