introduction

Upload: ajikurniasudarmawan

Post on 05-Oct-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Teori Arsitektur

TRANSCRIPT

INTRODUCTIONHanno-Walter KruftAda begitu banyak definisi yang objektif mengenai arti dari teori arsitektur.Teori-teori tersebut tidak terlepas dari perkembangan sejarah.Terkadang suatu pernyataan terlalu cepat dianggap sebagai teori arsitektur apabila menyangkut tentang arsitektur dan terkesan bijak.Namun, setelah diteliti lebih lanjut, tidak semuanya itu tergolong sebagai teori.Ada yang merupakan abstrak, dan ada yang hanya menjadi sejarah karena tidak dapat dipraktekkan.

Teori arsitektur merupakan bagian dari sejarah, dimana dikatakan pada pengenalan buku sebagai berikut : architectural theory remains an aspect of a historical process of which the observer himself is part. Yang artinya teori rsitektur adalah aspek proses sejarah yang menggambarkan bahwa teori tersebut adalah sebuah bagian dari proses. Sebuah proses yang selanjutnya akan dicoba dan akan terbukti sebagai pernyataan yang tepat atau kurang tepat.Setiap ungkapan teori dilihat dari segi objektifitas, yaitu dari apa yang menyebabkan munculnya buah pikiran tersebutdan untuk siapa teori tersebut dibuat.

Konsep teori arsitektur dapat ditemukan pada konteks yang sangat kompleks. Kita dapat menemukan teori arsitektur yang dibahas bersama dengan topic lain contohnya yang behubungan dengan teori seni, tidak jarang cara pemikiran arsitektur dianggap berhubungan dengan cara pemikiran seni.Sebagian besar perancang memasukkan kombinasi estetika, sosial, dan pertimbanga teknis menjadi isi yang terkandung dalam teori arsitektur.Pada abad ke-19 sejarah arsitektur menjadi sarana bagi teori arsitektur.Bahan dan argumen sejarah sengaja dikemukakan dengan pemikiran sementara.

Sejarah mengenai seni dapat menjadi pengaruh besar pada teori arsitektur dengan menghidupkan kembali memori mengenai teori sejarah yang diangkat oleh para teoritikus arsitektur, seperti Emil Kaufman yang merupakan seorang yang terlatih membuat pengaruh hingga mencapai penemuannya kemudian disebut dengan Revolutionary Architecture yang artinya Arsitektur yang berevolusi.Ada pula Rudolf Wittkower dengan kasus yang mirip, mengemukakan prinsip yang disebut dengan Architectural Principles in the Age of Humanism pada tahun 1949.Di sisi lain arsitek dan teoritikus melakukan pekerjaannya sebagai pekerjaan yang dalam pengerjaannya, beliau merefleksikan apa yang tidak dapat didefinisikan. Beliau membagi tanggungjawab kepada pengguna dan kepada yang menyalhgunakan sejarah, sehingga objektifitas tetap menjadi tujuan capaian yang utama meskipun beliau pada akhirnya tidak pernah benar-benar mencapainya.

Dalam mengapresiasi bagaimana seorang arsitek melihat tugas mereka sangat penting bagi mereka untuk mengetahui pendasaran teori arsitektur saat itu dan bagaimana teori tersebut berkembang.Teori arsitektur selalu milik konteks sejarah yang menjadi sebagian penyebab.Sistem baru muncul dari perdebatan tentang sistem yang lebih tua; tidak ada hal seperti sistem yang benar-benar baru, dan jika ada klaim sistem seperti itu, antara bodoh atau berbahaya.Sehingga teori arsitektur dan sejarah sangat dekat hubungannya, sampai-sampai posisi sekarang ini teori arsitektur selalu merupakan fase dalam proses sejarah.

Beberapa pengetahuan tentang teori dari subjek merupakan prasyarat bagi arsitek berlatih yang ingin memahami prinsip-prinsip sesuai dengan pekerjaannya; dan untuk klarifikasi nya pada tampilan perlu, atau setidaknya berguna baginya untuk mengetahui bagaimana orang lain menangani masalah yang sama atau serupa. Arsitektur tanpa dasar teoritis akan menjadi masalah di kesewenang-wenangan atau menjadi stereotip.

Apa hubungan antara teori arsitektur dengan bangunan yang terbangun pada saat itu? Apakah teori merupakan sebuah efek dari refleksi penyeimbang, pembenaran, dan peng-intelektual-an apa yang terbangun; ataukah merupakan penjabaran program dan kebutuhan bagi sebuah arsitektur untuk dipenuhi? Faktanya ia memang bersentuhan dengan keduanya. Si satu sisi, dalam arti pasif itu mewakili apa yang disebut Marxists sebagai superstuktur dalam arsitektur, dan dapat dihilangkan tanpa memberikan perubahan pada bangunan yang telah ada; di sisi lain, ini merupakan suatu manifesto (pandangan terbuka) praktis dari prinsip teori arsitektur. Contoh bisa dikutip untuk menggambarkan kedua sudut pandang, tapi posisi tidak mencerminkan baik aktual atau hubungan yang diinginkan antara arsitektur dan teori arsitektur.

Penolakan paling kasar dari gagasan tentang pengaruh teori arsitektur dalam praktek dating dari Emil Kaufmann pada tahun 1924:Ide bahwa teori atau kritik mempengaruhi sebuah karya seni tidak dapat dipertahankan. Karya lawas mewarisi sekumpulan perasaan dari asalnya, perangai tertentu, pola asumsi intelektual zaman itu, dan banyak factor lain., tetapi tidak pernah menghasilkan produk kontemporer tentang itu. Bukan sebagai hasil kreasi di zamannya, mereka tidak bebas, dan merupakan produk penyesuaian dengan masa lalu. Teori arsitistik sendiri tidak lebih dari semangat pada zaman itu, dan kepentingannya tidak bersisa yang faktanya ia hanya menunjukkan sesuatu sesuai dengan zamannya, namun bagi generasi mendatang ia berperan sebagai monument ide-ide masa lampau.Kaufmann tidak pernah mengulangi pendapatnya ekstrim nya tersebut. Hampir diwaktu yang sama Paul Valery merenungkan hubungan berfluktuasi antara teori dan praktek dalam dialognya Eupalinos (1923), yang kesimpulannya ketika mereka mencapai titik perumusan terekstrimnya, teori bisa jadi kesempatan menyediakan senjata untuk dipakai.

Sekarang sulit dipungkiri bahwa arsitektur sejak masa renaissance sampai neo-klasik akan tampak sangat berbeda jika bukan karena pengaruh Vitruvius. Ilmu mengenai arsitektur klasik dan ilmu tentang Vitruvius bisa saling melengkapi satu sama lain namun tetap berjalan masing-masing. Kebanyakan edisi abad keenam belas dan komentar pada Vitruvius menjelaskan bahwa studi teks telah menjadi tujuan itu sendiri, dan jarang diverifikasi dengan mengacu pada bangunan antik yang masih ada.Mari kita mengambil contoh yang relatif tidak signifikan tentang pengaruh Vitruvius pada arsitektur Eropa.Dalam deskripsi tentang pelatihan arsitek, Vitruvius mengacu pada kebutuhan untuk pengetahuan sejarah, menggambarkan ini dengan contoh Pilar-Pilar.Ketika pada abad ke enam belas, dirasakan diinginkan untuk memberikan gambaran kepada bagian ini dalam edisi Vitruvius, yang mana pilar-pilar dari Erechtheion di acropolis di Athena yang masih belum diketahui.Mungkin para tawanan di makam Michelangelo paus julius ii dan ukiran Marcantonio Raimondi itu merupakan refleksi dari bagian dalam Vitruvius. Hubungan itu tidak terbantahkan ketika edisi pertama karya Vitruvius dalam bahasa Prancis (1648), Jean Goujon memberi gambaran tentang hal ini. Dan tiga tahun kemudian - menempatkan Vitruvius dalam praktek, bisa dibilang begitu - mendesain galeri caryatid (pilar-pilar) nya untuk Salle des Caryatides di Louvre. Dengan memasukkan desain Jean Goujon dalam komentarnya pada Vitruvius, Charles Perrault menunjukkan bahwa ia telah memahami kiasan Vitruvius seperti yang telah dimaksudkan. Pada abad kedua puluh, teori le Corbuzier pada rumah tangga arsitektur dan perencanaan kota, misalnya, diterbitkan sebelum mereka dimasukkan ke dalam praktek.

Namun ada beberapa kebingunagan dalam pengaruh teori pada bangunan yang sudah ada.Ia dapat dapat menjabarkan norma-norma yang membuat hampir tidak mungkin untuk menghasilkan arsitektur yang benar-benar buruk; pada saat yang sama, membuat konvensi estetika normative yang dapat menahan, atau setidaknya menghambat, kreativitas. Operasi dari premis yang salah atau bias, teori arsitektur dapat membuat ketentuan yang pelaksanaannya memiliki hasil bencana, seperti dengan pengurangan fungsi arsitektur, atau konsep zonasi dalam perencanaan perkotaan modern.

Hanya dalam dialog satu sama lain bahwa teori arsitektur dan arsitektur itu sendiri dapat berkembang. Pendahulu dapat menjadi pernyataan, kodifikasi praktek, untuk program; dan kualitas arsitektur yang sesuai berfungsi sebagai ukuran kegunaan teori.Hal itu harus mungkin untuk memeriksa teori arsitektur dengan mengacu pada bangunan yang sebenarnya.Dan mungkin kita juga menyimpulkan bahwa arsitektur yang baik adalah - atau bahkan harus - selalu mampu (membuktikan) pembenaran dalam hal beberapa teori?Sejumlah arsitek besar telah mengakui hubungan timbal balik ini dan meninggalkan tubuh bekerja teoritis selain arsitektur mereka dan seseorang tidak akan pernah memahami bangunan mereka jika ada yang tidak mengenal dengan pekerjaan teoretis mereka, dan sebaliknya. Tetapi kita harus berhati-hati meletakkan hukum dalam masalah seperti itu.Hanya dalam keadaan historis tertentu arsitek mampu mengekspresikan ide-ide mereka dalam teori; pada abad kelima belas, humanis yang menulis tentang arsitektur, pada abad kedelapan belas kebanyakan adalah para penggemar. Selama ia beroperasi dengan norma pada zamannya, arsitek individu memiliki tidak perlu untuk memajukan teori sendiri, ada lebih dari teori di bawah paksaan untuk menempatkan teori-teorinya dengan tes praktek sendiri. Tidak ada hubungan kausal (sebab-akibat) sederhana antara arsitektur dan teori arsitektur.

Selama berabad-abad teori arsitektur telah diwarnai dengan berbagai tingkatan oleh ideologi politik; dalam kasus yang ekstrim bahkan mungkin menjadi ideologi dalam dirinya sendiri.Di sini juga tidak ada korespondensi langsung antara teori dan praktek.Seperti di Perancis pada saat Colbert, teori arsitektur dapat memenuhi normatif, fungsi resmi, namun mempertahankan kebebasan intelektual tertentu.Di negara-negara totaliter, seperti abad kedua puluh telah menunjukkan, menjadi terdegradasi, disebabkan keseragaman, untuk alat ideologis, dan teori semu yang maju untuk melengkapi seni rendah. Di masyarakat pengaruh korektif penting dalam kritik seni juga ditekan.Namun bahkan di sini ada kepastian sebab dan akibat, seperti kasus italy di bawah fasisme menunjukkan. Peranan yang dimainkan dalam teori arsitektur oleh faktor-faktor politik dan ideologi hanya dapat dibentuk dalam situasi historis tertentu, atau mungkin hanya dalam kasus-kasus tertentu.Seseorang harus menghindari generalisasi.

Teori arsitektur, selain itu, harus dilihat sebagai masalah prinsip dalam konteks sejarahnya.Setiap survei yang mengambil bentuk sejarah sistem abstrak, bercerai dari latar belakang sejarah mereka, seperti sejarah filsafat dan estetika sering lakukan, adalah ahistoris dan kurang bernilai.Ide estetika tidak penting dalam dirinya sendiri; apa yang penting adalah ketika, dalam keadaan apa, dan dalam konteks apa yang dikandung.

Perlu untuk menyebutkan hubungan sejarah aneka teori arsitektur di sini, meskipun belum memungkinkan untuk memberikan bobot yang cukup dalam survei seperti ini.Dalam banyak kasus saya harus isi sendiri dengan referensi yang lewat.Di sisi lain, ada bahaya bahwa sejarah teori arsitektur mungkin akan diambil alih oleh sejarah estetika, teknologi, masyarakat, budaya, dan sebagainya, seperti yang terjadi pada Miloutine borissavlievitch dalam bukunya les teori de l'architecture.

Metodologis umum, ada berbagai cara di mana subjek dapat disajikan. Akan mungkin, misalnya, untuk menghadapinya dalam bab-bab yang ditujukan untuk proporsi simetri, perintah klasik, ornamen, fungsionalisme, arsitektur organik, dan konsep dasar lainnya. Prosedur tersebut akan, bagaimanapun, akan terbuka untuk keberatan bahwa impor dan signifikansi historis dari setiap konsep tersebut dalam sistem yang muncul hampir tidak bisa dihargai. Penyelidikan sejarah konsep individu mungkin beberapa keuntungan, tetapi ada bahaya bahwa konsep tersebut dapat terlepas dari konteks sejarahnya.Edward robert de zurko Origins of Functionalist Theory (1957) itu adalah kasus di titik. Sistem teori arsitektur yang paling benar dipahami sebagai entitas dan sebagai bagian dari urutan sejarah.Pertama-tama kita harus memahami sistem pada istilah sendiri, sebelum pindah ke penilaian kritis itu.Ini memungkinkan kami berdua untuk terlibat dengan itu secara langsung, dan untuk memahami dasar sejarah yang Sistem berikutnya muncul.Untuk melakukan keadilan untuk sistem, oe harus mengukurnya terhadap klaim sendiri sebelum mengucapkan vonis criticle di atasnya. Metode ini juga memperhitungkan pergeseran dari fokus dalam teori architecturral yang telah terjadi selama berabad-abad: pada abad keenam belas, misalnya, bunga berpusat pada perintah klasik, sedangkan pada tahun 1920 fokus perhatian adalah perumahan populer.

Metodologi buku ini dijaga agar tidak se-dogmatis mungkin, dengan pertimbangan berdasarkan perbandingan sejarah bukan pada posisi ideologi pribadi.Ada, tentu saja, membatasi usaha-usaha tersebut pada objektivitas, dan simpati individu dan kedekatan intelektual tidak dapat disimpan seluruhnya keluar dari perhatian, tetapi telah jauh dari pikiran saya untuk menyatakan kredo pribadi teori arsitektur.Sejauh mungkin penekanan telah diletakkan di mana usia teori tertentu meletakkannya, dan bagaimana menentukan batas-batas antara teori arsitektur dan topik yang berdekatan telah diputuskan dari satu kasus ke yang berikutnya. Tidak ada pertanyaan tentang pengobatan lengkap subjek, tetapi sebagian besar nama-nama dan teori-teori yang dikutip memiliki karakter perwakilan.Namun tetap terbuka untuk mempertanyakan apakah survei seperti ini tidak pernah dapat mencapai keseimbangan yang bertujuan untuk, lebih-lebih merupakan upaya pertama dari jenisnya.

Susunan buku mengikuti garis konvensional, berdasarkan kriteria kronologis, nasional dan juga bahasa.Faktor nasional dan bahasa, memang, memainkan peran yang lebih penting daripada pada awalnya diharapkan, bahkan di abad kedua puluh dengan tren individu.Bentuk yang dipilih juga memiliki keuntungan dari pengaturan masing-masing bab dalam kontinum sejarah. Pada saat yang sama susunan isi dan bab-judul ini dimaksudkan untuk membuat jelas bahwa pola konvensional zaman sejarah dan konsep gaya adalah hanya digunakan sangat terbatas untuk tujuan kita.Cakupan buku ini diatur secara tidak sengaja oleh pelestarian dari dokumen tertulis, dan pengetahuan kami mengenai dokumen ini.Sehingga dengan memulai dari Vitruvius, saya menyesuaikan dengan rekaman tertulis yang sangat penting, walaupun sebenarnya Vitruvius telah menggambarkan teori awalnya dulu namun dokumen tersebut tidak terselamatkan.

Saya mengalami kesulitan dalam mencapai kedekatan dengan makna asli dari tulisan yang saya bahas disini., bahwa bahasa asli terbukti sangat penting, bukan hanya untuk mengerti batasan-batasannya namun juga untuk mnegetahui arah jalan pikirannya. Translasi seringkali membuat kesalah pahaman atau kebingungan akan arti sesungguhnya, karenanya terminology khusus telah dipertahankan dalam bahasa aslinya.

Kebanyakan teori arsitektur diperuntukkan bagi zaman ketika teori itu muncul.Namun pengaruhnya tetap dapat berlangsung jauh setelah itu.Contohnya teori Vitruvius.

Saya sadar sekali bahwa buku ini tidak lepas dari sejarah, geografi dan pandangan pribadi.Isi buku ini dibagi atas bagian selatan, barat dan eropa tengah. Untuk mendpatkan pandangan yang luas dari tempat dimanateori tersebut berasal: eropa timur dan skandinavia berperan dalam sebuah system yang dijelaskan disini dampai akhir abad 20. Amerika utara mulanya murujuk pada arsitektur eropa, kemudian teori arsitekturnya mulai berkembang sejak abad 19. Namun amerika latin masih belum memiliki teori arsitektur yang sesuai bagi daerahnya.

Teori, Kritik, dan Sejarah ArsitekturWayne O AttoeDalam mengkaji dan melakukan praktek arsitektur kita memerlukan suatu dasaran. Dimana dasaran itu berupa teori, kritik, maupun sejarah arsitektur. Lantas apakah itu teori, kritik, dan sejarah arsitektur? Dan apakah yang membedakannya? Teori dalam arsitektur dibagi menjadi 3 yaitu, apakah arsitektur itu, apa yang harus dilakukannya, dan bagaimana merancangnya. Sejarah berkaitan dengan teori. Sejarah membahas peristiwa, metode perancangan, dan bangunan. Teori dan sejarah sangat penting dalam memahami arsitektur juga berpengaruh bagi masa depan arsitektur itu sendiri. Berbeda dengan sejarah dan teori, kritik tidak harus berasal dari subjek pengkajian para arsitek. Tetapi proses tanggapan lingkungan buatan. TEORITeori sangat berguna bagi para arsitek dalam menjawab pertanyaan dari desain rancangnya sehingga teori tersebut dapat diterapkan dalam sistem bangunan. Misalnya Teori green architecture membantu arsitek dalam menciptakan konsep bangunan yang eco-building. Teori yang telah ditinjau tersebut membantu sang arsitek menerapkan prinsip green dalam bangunan. Teori dalam arsitek berbeda dengan teori ilmu pengetahuan alam yang sangat teliti dan bersifat empiris. Teori dalam ilmu pengetahuan harus ditunjang dengan pembuktian yang jelas dan penguraian bukti tersebut harus diuraikan secara terinci dengan penguraian aksioma atau sebab akibat yang tepat. Sedang teori arsitektur lebih kepada kegiatan merumuskan daripada menganalisis, memadukan beragam unsur dalam cara dan keadaan yang baru, sehingga hasilnya belum tentu jelas. Namun beberapa hal tentang arsitektur dapat diketahui secara ilmiah. Misal kita dapat dapat menentukan reaksi psikologis terhadap ruangan panas atau lembab. Juga, pengaturan ruang kuliah dalam pendekatan penangkapan bunyi. Teori dalam arsitektur adalah hipotesis, harapan dan dugaan tentang apa yang terjadi bila semua unsur yang membentuk bangunan dikumpulkan dalam suatu cara, tempat, dan waktu tertentu.Arsitektur lebih mempengaruhi kegiatan masa depan dibanding menjelaskan peristiwa masa lampau. Karena bangunan dan pemakainya terlalu rumit untuk dijelaskan, tidak memiliki teori yang seksama. Misal, kita tidak dapat merumuskan kepuasan hati para penghuni rumah di bawah tanah. Atau, bagaimana suatu proyek perumahan St. Louis yang pernah memenangkan hadiah akan disebut sebagai lambang kedegilan dalam perencanaan dan perancangan sesudah dua puluh tahun digunakan dan ahirnya diratakan dengan tanah. Juga menara Eiffel yang mulanya dianggap sebagai cela di Paris kini menjadi lambang kota yang sempurna. APA SEBENARNYA ARSITEKTUR ITU?WHAT ARCITECTURE IS?

Teori tentang apakah sebenarnya arsitektur itu meliputi identifikasi variabel-variael penting- seperti ruang, struktur, atau proses kemasyarakatan. Dengan pengertian demikian bangunan dapat dilihat atau dinilai. Misal Bruno Zevi menganjurkan teori dimana ruang merupakan unsur pokok: Memahami ruang, mengetahui bagaimana melihatnya, merupakan kunci untuk mengerti bangunan. Analogi merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengartikan dan memandang arsitektur. Misalnya arsitektur sebagai suatu yang organik atau merupakan bahasa, seperti mesin. Analogi seperti ini membantu dalam tugas perancangan, sehingga arsitek mengetahui hal hal yang harus dipikirkan dan dapat dibiarkan pada tahap berikutnya dalam proses perancangan.Analogi MatematisAnalogi ini menggunakan ilmu hitung dan geometri sebagai dasar penting pengambilan keputusan arsitektur. Para ahli teori yakin bahwa bangunan yang dirancang menurut bentuk murni dan angka primer atau lambang akan sesuai dengan alam semestaAnalogi Biologis:Membangun adalah proses biologis .. membangun bukanlah proses estetis. Analogi biologis mempunyai dua bentuk yang pertama memusatkan perhatian pada hal umum yaitu hubungan antar bagian bangunan. Frank Lloyd Wright sering menyebut hal umum ini sebagai organik. Bentuk lain yang lebih khusus disebut biomorfik, memusatkan perhatian pada proses pertumbuhan dan pergerakan organisme. Arsitek organik memiliki karakteristik:1. Berkembang ke luar dari dalam, Selaras dengan kondisi keberadaannya; Ia tidak dapat diterapkan begitu saja.2. Konstruksi terjadi dalam sifat alami bahan. kaca digunakan sebaga kaca, batu sebagai batu, kayu sebagai kayu3. Unsur bangunan adalah terpadu4. Menggambarkan waktu, tempat, dan tujuan. Arsitektur biomorfik berkembang dalam tahun 1960-an dan kurang terfokus pada hubungan antara bangunan dan lingkungan dibanding proses dinamik pertumbuhan dan perubahan organisme.

Analogi RomantikCiri utama dari arsitektur romantik adalah ia dapat membangkitkan ingatan, mendatangkan emosional si pengamat. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara: Dengan menimbulkan asosiasi, rancangan romantik akan mengacu pada alam, masa lalu, tempat eksotis, benda primitif, asosiasi masa kanak. Dengan cara rancangan yang dilebih lebihkan. Kita bisa menjadi khawatir atau kagum karena menggunakan kontras atau dorongan yang dilebihkan, ukuran tidak biasa, dan bentuk yang tidak biasa yang dilakukan sang arsitek. Gerakan ekspresionis ini digunakan di Eropa pada awal abad ke -20 untuk membangkitkan tanggapan.

Analogi LinguistikAnalogi ini untuk menyampaikan informasi menggunakan beberapa cara: Model tatabahasa. Arsitektur adakalanya dianggap terdiri dari unsur kata yang ditata menurut aturan (tatabahasa-sintaks) yang memungkinkan masyarakat dalam budaya tertentu cepat paham dan menafsirkan apa yang disampaikan bangunan Model ekspresionis. Bangunan dianggap sebagai suatu wahana untuk mengungkapkan sikap terhadap proyek bangunan. Model semiotik. Semiologi adalah ilmu tentang tanda-tanda. Suatu bangunan merupakan suatu tanda penyampaian informasi mengenai apakah ia sebenarnya dan apakah yang dilakukannya. Tanda saja sudah cukup untuk menyampaikan makna; tidak perlu untuk mencetak bangunan tersebut kedalam suatu bentuk khusus. Sebuah menara menjadi tanda bahwa bangunan itu adalah gereja. Suatu lukisan memperhatikan umpak dan pilar menjadi tanda bahwa itu adalah bank. Analogi mekanik. Le Corbusier menegaskan bahwa rumah adalah mesin untuk dihuni hal ini memberikan contoh penggunaan analogi mekanik dalam arsitektur. Keindahan merupakan hasis dari fungsi bangunan: obyek yang secara langsung menyatakan apakah mereka itu dan apa yang mereka lakukan, akan dengan sendirinya menjadi indah. Analogi pemecahan masalahArsitektur adalah seni yang menuntut lebih banyak penalaran daripada ilham, dan lebih banyak ilmu yang jelas daripada sebuah semangat.adakalanya disebut pendekatan rasionalis, logis, sistematik, parametrik terhadap perancangan arsitektur. Metode pemecahan masalah beranggapan bahwa kebutuhan lingkungan merupakan masalah yang dapat diselesaikan melalui analisis seksama dan membutuhkan prosedur khusus untuk itu. Cara lain metode permasalahan adalah peracangan prosedur yang seksama dan terpadu. Prosedurnya adalah: analisis, sintesis, evaluasi.

Analogi AdhoisPandangan seorang tradisionalis mengenai arsitektur akan menyatakan bahwa perancangan akan memilih unsur yang layak dan membentuknya untuk memperkirakan suatu pendekatan adhois ditujukan untuk menggapi kebutuhan langsung dengan menggunakan bahan yang mudah diperoleh dan tanpa mengacu pada suatu cita cita. Tidak ada pedoman baku dari luar untuk mengukur rancangan tersebut, apa saja bisa dipakai. Rancangan adhois sejati akan lebih membatasi diri dengan menggunakan apa yang paling mudah atau yang dapat diperoleh dengan murah.

Contoh: lukisan di San Fransisco mencotohkan analagi ini: sang artis menggabungkan 2 buah jendela yang ada sebagian bagian dari suatu luisan dinding yang baru daripada menyembunyikan atau mengandaikan jendela itu tak ada disana. Case study house charles earnes yng termasyur di Los angles adalah esai arsitektur yang lengkap dalam adhoisme, tersusun dari unsur katalog.

Analogi bahasa polaDalam suatu kebudayaan terdapat kesepakatan untuk berperilaku dan bangunan, logislah untuk menyimpulkan bahwa perancangan arsitektur merupakan tugas mengindentifikasi pola pola baku dari kebutuhan dan jenis tempat untuk memuaskan kebutuhan manusia.Analogi DramaturgiSeluruh dunia adalah panggung teater. Manusia memainkan peranan demikian pula dengan bangunan merupakan rona panggung dan perlengkapan yang menunjang pagelaran panggung. Analogi dramaturgi digunakan dengan dua cara: Dari titik pandang para aktor: arsitek memperhatikan perlengkapan dan rona rona yang diperlukannya untuk memainkan peran tertetntu. Dari titik pandang dramawan: sang arsitek mengatur aksi sekaligus menunjangnya. Arsitek menyebabkan orang ebrgerak ke suat arah dan arah yang lain dengan memberi pentunjuk visual. Misal: suatu daerah yang gelap akan menarik orang dan mengundang pergerakan orang. Pemandaatan analogi ini hampir membuat arsitek seperti dalang.

APA YANG SEHARUSNYA DILAKUKAN ARSITEKTUR?WHAT ARCHITECHT SHOUL DOTeori tentang apa yang seharusnya dilakukan arsitek memperhatikan bagaimana memuaskan hati pengunjung dan perancang bangunan. Teori ini memperhatikan tujuan yng harus dilakukan mereka.Tujuan tersebut memiliki dua bentuk:

Tujuan UtamaVitruvius membuat pernyataan awal arsitektur, bahwa Architecture depends on order, arrengement, eurythmy, Symmetry, Propriety, and economy. Teori tersebut berkembang untuk menjawab sasaran perancangan arsitekur. Henry Wotton mempelajari teori vitruvius durability, convenience, and beauty dan menerjemahkannya kedalam versi comodity, firmness, and delight.Seiring berjalannya waktu tujuan arsitektur harus diubah dan ditulis kembali untuk mengikuti syarat perkembangan zaman arsitektur baru. Penghematan energi dan dampak lingkungan merupakan pertimbangan baru yang masih harus dituang sebagai tujuan arsitektur.

Hubungan Lingkungan Bangunan dengan Fenomena LainTerdapat 2 pandangan dalam menata hubungan bangunan dengan gejala fenomena lain, antara lain: Arsitektur pada hakikatnya merupakan suatu bidang teknis. Arsitektur harus logis dalam sistek strutktur dan produksi. Dengan kata lain, menggunakan bahan dan metode yang cocok untuk bangunan di daerah iklim tertentu.

BAGAIMANA MERANCANGHOW BEST TO DESIGNTeori tentang bagaimana seorang arsitek harus merancang berkaitan dengan metode yang tepat. Metode ini harus menjamin bahwa bangunan akan memenuhi tujuan tertentu.

Menyusun personalia. Sebagian besar tugas bangunan terlalu rumit untuk dipahami dan dituntun oleh seorang individu. Proses perancangan dilakukan oleh kelompok kerja, yang teridiri dari para ahli masing-masing dengan bidang keahlian. Dengan pemahaman luas dan ilmu tentang keseluruhannya akan memecahkan permasalah bangunan yang rumit.It is true the creative spark orignates always with the individual, but by working in close collaboration with others toward a common end he will attain greater hieghts of achievement through the simulation and challenging critique of his team mates, than by living in an ivory tower. Tata cara . Tata cara perancangan pada hakikatnya memiliki 2 bias yang mendasari: tata cara induktif dimulai dengan perincian. Melalui penambahan rincian, atau pemecahan untuk sebagian, akhirnya bergabung menjadi suatu bentu yang lengkap. Tata cara perancangan deduktif dimulai dengan gagaan menyeluruh mengenai bangundan membiarkan rincian nya tu,buh dalam tema pokok.

KRITIKKritik dalam arsitektur merupakan rekaman dari tanggapan terhadap lingkungan buatan. Tanggapan ini bersifat universal, tidak hanya tanggapan negative saja. Sedangkan kritik pada hakikatnya bermaksud menyaring dan melakukan pemisahan. Pemisahan ini merupakan pembedaan, bukan penilaian.MediaMedia yang digunakan untuk merekam tanggapan merupakan pertimbangan yang penting. Media yang terkenal untuk kritik arsitektur adalah kata-kata yang tertulis dalam sejarah, padahal media yang lain sama sahihnya. Suatu foto, kartun, atau seperangkat ukuran dapat menjadi efektif sebagai media rekaman yang mengemukakan pandangan dan perhatian kritikus. Media tulis bisa menjadi tidak menguntungkan, karena beberapa jenis kritik tidak dapat disampaikan secara baik dalam media tulis. Contohnya, reaksi penduduk terhadap rancangan perumahan umum biasanya tidak akan dinyatakan secara tercetak tapi dalam bentuk lisan atau melalui perubahan yang dilaksanakan sendiri pada bangunan tersebut atau bahkan dengan cara kekerasan. Dengan mulai memandang kritik secara luas, akan kita lihat perlunya menggunakan dan memanfaatkan metode-metode lain untuk merekam tanggapan kritikus.MetodeDalam kritik, metode sama pentingnya dengan media. Kritikus yang mencampurkan metode-metode dan tidak memahami sifat dan potensi metode yang digunakan akan menjadi kurang efektif. Berikut adalah metode-metode konvensioanal yang digunakan para kritikus untuk merekam tanggapan-tanggapan mereka terhadap lingkungan buatan.Kritik Normatif. Kritik normatif mempunyai dasaar berupa suatu doktrin, system, tipe, atau ukuran. Karena pedoman-pedoman baku normative berbeda dalam kerumitan, keabstrakan, dan kekhususannya, kita perlu melakuakn pembedaan antara doktrin, system, jenis dan ukaran.Suatu Doktrin merupakan suatu pernyataan prinsip yang abstrak. Contohnya form follow function, less is more, less is a bore dan lain-lain. Dalam suatu hal khusus tentang kritik terhadap doktrin, Ada Louise Huxtable menegaskan bahwa bangunan-banguna umum mutakhir seharusnya menghindarkan those pompous pratfalls to the classica past that building committees clutch like Linuss blanket. Berdasarkan doktrin ini, kritiknya terhadap Boston City Hall merupakan pujian. Bangunan ini tidak bersifat Gotik. Bangunan ini merupakan produk saat ini, sesuatu yang dapat disebut sebagai seni yang berhasil dari suatu kurun masa. Suatu Sistem adalah perakitan unsur atau prinsip yang saling bersangkut-paut, umpamanya prinsip Vitruvius. Suatu versi abad kedua puluh dari system Vitrusius menganggap suatu bangunan sebagai pengubah iklim, pengubah perilaku, pengubah budaya, dan pengubah sumber daya. Kumpulan perhatian yang bersangkut pat ini merupakan dasar bagi suatu penilaian kritik yang teliti.Suatu jenis merupakan model yang digeneralisasikan bagi suatu golongan benda tertentu, Kritik yang menyangkut jenis dapat menunjukkan pada dirinya sendiri salah satu dari tiga aspek bangunan: strukturnya, pengaturan fungsinya, atau bentuknya. Contoh dari aspek bentuk, seperti gereja-gereja Inggris pada abad ke-15, yang dianggap oleh A.W.N Pugin sebagai arsitektur gerejani dan seharusnya menjadi model bagi gereja-gereja akhir abad ke-19.Ukuran merupakan penilaian tentang suatu lingkungan buatan terhadap pedoman-pedoman baku yang pasti, dan biasanya numeral. Norma-norma yang dijadikan dasar untuk mengukur kritik akan dinyatakan sebagai kondisi minimum, rata-rata, atau yang lebih disukai dan mencerminkan keragaman tujuan untuk sebuah bangunan, termasuk pertimbangan teknis, fungsional, dan keperilakuan.Kritik Penafsiran. Berbeda dengan kritik normatif, sifat kritik penafsiran sangat pribadi. Tujuan kritikus adalah untuk membuat orang-orang lain melihat lingkungan buatan seperti yang dilihatnya.Salah satu cara penafsiran seorang kritikus adalah dengan mengemukakan suatu cara baru untuk memandang obyek, biasanya dengan mengubahkiasan atau analogi yang kita gunakan untuk mengamati obyek bangunan. Contohnya, Montgomery Schuyler, menegaskan bahwa rancangan Worlds Columbian Exposition di Chicago pada tahun 1893 harunya dianggap sebagai suatu perangkat pentas, tidak sebagai suatu arsitektur kota atau arsitektur konvensional. Ini dapat disebut sebagai kritik pembelaan.Kritik evokatif dimaksudkan untuk menimbulkan perasaan atau emosi pada pengamat seperti yang dialami kritikus tersebut ketika dihadapkan pada bangunan atau rona kota.Dalam kritik impresionistis, krituikus sesungguhnya mengabaikan obyek yang dinilai, namun malah menggantikannya sebagai dasar untuk menciptakan karya seni lain. Dalam kritik ini masih terdapat unsur penafsiran, tapi pokok utamanya adalah penciptaan sesuatu yang baru oleh kritikus itu sendiri. Kritik foto biasanya impresionistis, karena secara bersaman mengulas pokok persoalan dan berdiri sendiri sebagai karya seni.Kritik Deskriptif. Hal yang mendasari kritik deskriprif adalah anggapan bahwa bila kita cukup mengetahui tentang apa yang sesungguhnya terjadi selama berlangsungnya pengembangan rancangan, dan tentang seperti apa bangunan tersebut sebenarnya, maka kita akan lebih dapat memahami bangunan tersebut. Kritik deskriptif tidak menilai, juga tidak menafsirkan. Ia semata-mata membantu orang melihat apa yang sesungguhnya ada.Berikut adalah penggambarab Ada Louise Huxtable tentang Ford Foundation Building di New York City :Kotak kaca yang digambar oleh pilar-pilar dan sebagian dipeluk oleh dinding-dinding samping granit yang memuat taman-taman yang besar sekali-dua belas tingkat, tinggi 160 kaki, jendela atap, dengan pengkondisian udara, taman seluas sepertiga acre.Kritik deskriptif juga menjelaskan bagaimana bangunan itu atau rona perkotaan berlaku sebagai lingkungan dinamis.Kritik biografis mengidentifikasiak fakta-fakta yang relevan mengenai kehidupan para arsitek, klien, dan pembangun (kontraktor), serta dampak mereks terhadap bentuk akhir bangunan. Kritik kontekstual merekam tekanan-tekanan dan peristiwa-peristiwa yang menyertai perancangan dan produksi.PengamatPada akhirnya, media dan metode haruslah dipandang dalam hubungannya dengan pengamat tertentu. Para pengamat untuk kritik arsitektur sangat beragam. Jika pengamat adalah seorang arsitek dari suatu bangunan, kemungkinan ia akan memberikan umpan balik pasca konstruksi, yaitu suatu tanggapan sesudah pembangunan selesai dan setelah bangunan itu ditempati. Dalam banyak hal, para kritikus tidak menulis untuk kesenangan pribadi, tapi untuk memberi informasi atau membentuk pendapat. Oleh karena itu, cara kritik harus disusun dan ditautkan dengan jenis pengamat yang hendak digarap.

SEJARAHSedikit banyak sejarah dapat disebut sebagai subkategori dari kritik. Secara tradisional, sejarah memiliki peran dalam pendidikan arsitek, oleh karena itu, sejarah layak memperoleh perhatian di luar kerangka kritk. Berikut adalah tiga aspek sejarah arsitektur yang dibahas.1. Isi Penggarapan (bahan apakah yang sesungguhnya layak dimasukkan)Bahan mentah sejarah yang dituang oleh para ahli sejarah dalam bentuk yang dapat dipahami mencakup hal-hal mulai dari abstrak (teori) sampai hal yang khusus.Teori. Teori harus diidentifilasikan dan ditegaskan oleh para ahli sejarah, karena teori memainkan peran penting dalam menghasilkan bentuk bangunan.Sejarah teori-teori arsitektur memberikan cara untuk memahami keamanan dan perbedaan dalam bangunan-bangunan yang pada awalnya tidak mungkin dibuktikan.Peristiwa. Dampak peristiwa sosial, ekonomi, politik, teknologi, dan lain-lainnya menjadi minat utama dari penggarapan sejarah. Misalnya, penemuan mesin-mesin pembuat paku dan gergaji-gergaji yang digerakkan tenaga listrik, memungkinkan proses konstriksi yang cepat, sehingga mempengaruhi bentuk dan biaya perumahan di Amerika Utara dalam abad ke-19.Metode Perancangan. Tatacara yang digunakan para arsitek dalam membuat rancangan, seperti sistem modul, geometri, tipologi standar, atau lainnya, menjadi perhatian penting dari sejarah, sebab metode mempunyai percabangan yang berbeda-beda dalam bentuk dan ciri bangunan.Bangunan dan Dokumen- dokumen yang Bertalian dengannya. Tentu saja, bangunan itu sendiri juga merupakan isi dari penggarapan sejarah. Rencana-rencana, penilaian-penilaian, bagian-bagian,rencana-rencana lokasi, bahan-bahan, sistem-sistem struktur dan mekanis, demikian pula perbuatan-perbuatan, dokumen-dokumen pajak, dan perizinan, merupakan bahan mentah sejarah, walaupun letak tekanannya berubah dari waktu ke waktu.2. Metode Penggarapan Sejarah (bagaimana bahan sejarah dirumuskan dan disajikan)Penggarapan Penggambaran. Suatu penggarapan sejarah yang biasa dikenal adalah berupa kompendium fakta. Pendekatan ini menghidarkan penafsiran-penafsiran, namun dengan mencatat peristiwa-peristiwa subjektif mungkin, dan membiarkan pembaca menarik kesimpulan sendiri.Penggarapan Pembelaan. Seperti kritik pembelaan, penggarapan pembelaan tentang bahan sejarah menggunakan penonjolan suatu segi pandangan tertentu untuk menafsirkan peristiwa-peristiwa. Misalnya Charles Jencks memandang kehidupan Le Corbusier dari segi kontradiksi-kontradiksi yang tragis.Penggarapan Ekspresionis. Penggarapan ekspresionis serupa dengan kritik impresionistis, yaitu memberikan penulis wahana untuk pengkhayalan dan keartistikan.3. Dampak dalam PendidikanPerkenalan dengan sejarah merupakan bagian dari pendidikan arsitek sejak program-program formal dikembangkan dalam abad ke-18. Menurut Walter Groupis, sejarah berguna sebagai bagian dari suatu program pendidikan yang menyuluruh. Groupis mengemukakan hal yang tidak selalu diakui dalam mengerjakan sejarah di sekolah-sekolah arsitektur, bahwa perhatian yang penting seharusnya bukanlah mempelajari sejarah, tapi belajar dari sejarah.

KESIMPULANTeori, kritik, dan sejarah arsitektur mungkin tidak begitu penting dalam masyarakat stabil yang sangat tradisional, namun akan menjadi penting dalam masyarakat yang mengalami perubahan. Di tempat teknologi-teknologi baru dikembangkan dengan tujuan-tujuan yang pasti dan di mana ketidakpuasan akan masa lalu timbul secara wajar atau disebarluaskan dalam sistem sosial, teori, kritik, dan sejarah menjadi relevan. Perubahan dapat terjadi secara produktif, tidak acak, bila terdapaat kesadaran akan teori, sejarah, dan kritik.