intoksikasi karbon tetraklorida - giovanni reynaldo

22
Bahaya Senyawa Kimia Karbon Tetraklorida terhadap Manusia Giovanni Reynaldo 10.2011.139 Kelompok F2 Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Email: [email protected] Pendahuluan Sejak perang dunia II, industrialisasi di negara-negara maju semakin pesat sehingga jenis zat kimia industri baik sebagai hasil produksi antara, hasil akhir dari suatu produk komersial , maupun sebagai limbah industri semakin bertambah. Sampai saat ini , pengaruh zat kimia tersebut terhadap lingkungan maupun manusia kurang diperhatikan . Kenyataannya dari sekitar 60000 jenis zat kimia komersial yang ada saat ini , kurang lebih 10.000 jenis zat kimia saja yang toksisitas nya telah diuji pada binatang . Frekuensi gangguan kesehatan akibat pekerjaan dan pengaruh lingkungan pun menjadi bertambah setiap saat, baik jumlah maupun macamnya. Tambahan lagi, banyak dampak pajanan zat kimia yang belum terdiagnosis ataupun dalam kondisi belum dapat dijelaskan bentuk perkembangan penyakit nya. Efek pemajanan bahan kimia ataupun

Upload: felixwinata

Post on 19-Feb-2016

35 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

blok 29

TRANSCRIPT

Page 1: Intoksikasi Karbon Tetraklorida - Giovanni Reynaldo

Bahaya Senyawa Kimia Karbon Tetraklorida

terhadap Manusia

Giovanni Reynaldo

10.2011.139

Kelompok F2

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6

Email: [email protected]

Pendahuluan

Sejak perang dunia II, industrialisasi di negara-negara maju semakin pesat sehingga jenis zat kimia industri baik sebagai hasil produksi antara, hasil akhir dari suatu produk komersial , maupun sebagai limbah industri semakin bertambah. Sampai saat ini , pengaruh zat kimia tersebut terhadap lingkungan maupun manusia kurang diperhatikan . Kenyataannya dari sekitar 60000 jenis zat kimia komersial yang ada saat ini , kurang lebih 10.000 jenis zat kimia saja yang toksisitas nya telah diuji pada binatang . Frekuensi gangguan kesehatan akibat pekerjaan dan pengaruh lingkungan pun menjadi bertambah setiap saat, baik jumlah maupun macamnya. Tambahan lagi, banyak dampak pajanan zat kimia yang belum terdiagnosis ataupun dalam kondisi belum dapat dijelaskan bentuk perkembangan penyakit nya. Efek pemajanan bahan kimia ataupun dampak perilaku pekerja dalam proses industri umumnya bermanifestasi hanya dalam hitungan bulan ataupun tahun setelah pajanan terjadi , misalnya seorang pengolah data komputer atau kasir pada sebuah supermarket tiba-tiba menderita semacam tenosinovitis pada lengannya yang disebut sebagai Repetitive Strain Injury, Seorang penggergaji kayu atau pemecah batu pada pembuatan konstruksi jalan

Page 2: Intoksikasi Karbon Tetraklorida - Giovanni Reynaldo

raya menderita gejala rasa nyeri yang sangat , kesemutan dan menjadi pucatnya ujung-ujung jari tangan . Kumpulan gejala ini disebut hand arm vibration yang terjadi akibat vibrasi alat-alat yang digunakannya , dan masih banyak lagi.

Diagnosis Klinis Anamnesis Pekerjaan

Untuk memperoleh anamnesis pekerjaan yang terarah maka pertanyaan harus difokuskan pada hal-hal yang penting secara sistematik , dengan langkah-langkah sebagai berikut.1

1. Memastikan kemunculan gejala dalam hubungannya dengan pekerjaan

a. Apakah gejala yang timbul membaik pada saat istirahat atau liburan?

b. Apakah terdapat pekerja lain yang menderita gejala yang sama di lingkungan kerja?

c. Apakah terjaid pajanan debu, uap atau partikel-partikel zat kimia yang beracun di lingkungan kerja?

2. Pertanyaan kronologis tentang pekerjaan terdahulu sampai yang sekarang , mengenai:

a. Deskripsi lingkungan tempat kerjab. Informasi tentnag bahan mentah yang dipakai, proses kerja,

produk yang dihasilkan serta tata cara penanganan limbah industri.

c. Lama bekerja di masing-masing tempat kerjad. Deskripsi tugas dan jadawal waktu kerja/shifte. Jumlah hari absen dan alasannyaf. Penggunaaan alat pelindung dirig. Prosedur pemeriksaan fisik sebelum masuk kerjah. Adanya pekerjaan lain disamping pekerjaan utama (misalnya

kerja malam hari)

2

Page 3: Intoksikasi Karbon Tetraklorida - Giovanni Reynaldo

3. Pertanyaan spesifik yang ada hubungannya dengan pajanan penyakit akibat kerja

a. Pernah bekerja dengan di tempat kerja yang bising/terlalu panas atau menggunakan produk asbes / sinar radioaktif / alat yang menimbulkan vibrasi?

b. Faktor stress di tempat kerja (Jemu, konflik dengan atasan /bawahan/ teman kerja dan lain-lain)

c. Pernah bertugas di bidang militerd. Hobi (olahraga , berkebun, melukis , pekerjaan rumah tangga/

pertukangan / las)e. Pekerjaan istri/suami

4. Riwayat reproduksi (Riwayat abortus ,jumlah anak, lahir mati, riwayat kehamilan terdahulu, kesukaran pada saat melahirkan bayi, perubahan libido dan siklus menstruasi)

5. Riwayat kesehatan lingkungan6. Informasi mengenai industri lain di sekeliling tempat kerja (tingkat

polusi lingkungan, pajanan limbah industri/ percikan zat beracun dari tempat lain).

Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik dilaksanakan seperti pada penyakit umum

lainnya, yaitu pemeriksaan fisik secara umum dengan menitikberatkan pada pemeriksaan sistem organ yang diperkirakan terpengaruh akibat pajanan zat zat kimia yang diduga menjadi etiologi penyakit akibat kerja, misalnya garis timah hitam pada intoksikasi timah hitam, pembesaran hati akibat pajanan toluena, dan pembesaran limpa karena intoksikasi bensin.1

Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan laboratorium untuk penyakit akibat kerja dapat dibagi

menjadi pemeriksaan laboratorium umum dan khusus.Pemeriksaan laboratorium umum adalah :1

1. Pemeriksaan laboratorium rutin misalnya:

3

Page 4: Intoksikasi Karbon Tetraklorida - Giovanni Reynaldo

a. Pemeriksaan rutin darah dan urine, foto rontgen toraks, elektrokardiogram (EKG)

2. Pemeriksaan laboratorium nonspesifik akibat pemajanan, misalnya :a. Pemeriksaan darah lengkap (MCH, MCHC, hitung retikulosit

dan lain-lain) untuk indikasi pajanan terhadap zat hemotoksik.b. Pemeriksaan fungsi hati (bilirubin, SGOT, SGPT, dan lain-lain)

untuk indikasi pajanan terhadap zat hepatotoksik.c. Pemeriksaan fungsi paru (Volume Tidal) untuk indikasi

terjadinya iritasi saluran pernapasand. Delta aminolevunilic acid untuk indikasi pajanan terhadap

intoksikasi timah hitame. Tes sputum untuk indikasi pajanan terhadap debu gergaji

kayuf. Tes kekuatan untuk indikasi pajanan terhadap aktivitas angkat

beban

Pemeriksaan laboratorium khusus meliputi:1,2

1. Pemeriksaan laboratorium spesifik akibat pajanan misalnya:a. Pemeriksaan kadar timah hitam darah untuk indikasi pajanan

timah hitam.b. Analisis kadar asam hipurat dalam urine untuk indikasi

pajanan toluena.c. Analisis kadar trikloroetilen dalam urine dan udara

pernapasan untuk indikasi pajanan trikloroetilen.2. Tes untuk suatu kelainan genetika dapat dilakukan dengan tes

sensitivitas. Pajanan zat toksik akibat pekerjaan dapat menstimulasi sensitivitas individu dengan kelainan genetika tertentu , sehingga penyakit tertentu dapat timbul dengan mudah hanya dengan pajanan yang minimal saja misalnya :

a. Penyakit paru obstruktif menahun (COPD) mudah terjangkit pada individu dengan defisiensi serum alpha antitripsin herediter bila terpajan oleh zat toksik iritan paru atau bahkan zat toksik yang bukan iritan paru.

4

Page 5: Intoksikasi Karbon Tetraklorida - Giovanni Reynaldo

b. Hipersensitivitas terhadap zat hemolitik pada defisiensi glukosa-6-phospatase (G6PD).

c. Hipersensitivitas terhadap pajanan nitrat pada defisiensi diaforase.

d. Tes skrining imunologis untuk pajanan komponen organik.3. Perubahan Kromosom

a. Pajanan bahaya kerja fisik atau kimia tertentu dapat menimbulkan kelainan genetik , yang dapat diidentifikasi dengan pemeriksaan genetik.

Pemeriksaan Tempat KerjaSeorang dokter perusahaan bertanggung jawab untuk memberi

nasihat kepada manajemen mengenai penyediaan , perencanaan , konstruksi, dan pemeliharaan fasilitas kebersihan di lingkungan pekerjaan, seperti kamar mandi, tempat cuci tangan, dan fasilitas untuk menyimpan dan mengeringkan pakaian . Ia juga bertanggung jawab untuk memeriksa secara reguler fasilitas lain seperti dapur perusahaan , kantin, ruang kerja, dan ruang istirahat.1

Begitu banyak yang harus diperhatikan oleh seorang dokter perusahaan pada saat melakukan survei kesehatan kerja, termasuk mengamati secara langsung aktivitas makan, minum dan merokok di dalam perusahaan , yang dapat merupakan sumber potensial pajanan penyebab penyakit akibat kerja secara peroral . Pengamatan cara pekerja memegang bahan-bahan yang dipakai dalam pekerjaan dapat mengungkapkan penyebab terjadinya suatu kelainan kulit akibat kontak dengan bahan-bahan kerja. Walaupun tidak ada ukuran yang tepat untuk menetapkan derajat pajanan, tetapi pemantauan secara langsung dan dengan bekal perusahaan harus dapat menilai besarnya bahaya dari pajanan tersebut.1

Pajanan yang Dialami

5

Page 6: Intoksikasi Karbon Tetraklorida - Giovanni Reynaldo

Pajanan yang dialami saat ini dapat diketahui dengan anamnesis yang terarah dan lengkap serta dengan identifikasi lingkungan kerja yang baik oleh dokter perusahaan yang bertanggung jawab sehingga upaya pencegahan dapat dilakukan dengan lebih baik.1

Penelitian epidemiologis di tempat kerja dilakukan untuk mengevaluasi akibat risiko pajanan bahaya kerja yang potensial terhadap kesehatan para pekerja. Dokter perusahaan bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan menyimpan data dasar yang adekuat tentang gangguan kesehatan dari suatu pajanan bahaya kerja dan menganalisis suatu kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja. Hasil penelitian epidemiologis, baik retrospektif maupun prospektif , dapat digunakan untuk menilai derajat gangguan kesehatan akibat suatu pekerjaan. Hasil penilaian tersebut kemudian dibandingkan dengan acuan resmi untuk membantu mencocokan data toksikologis yang diperoleh dari penelitian pada binatang , dan untuk mengindikasikan derajat efektivitas suatu program pengendalian kesehatan dan keselamatan pada suatu tempat kerja.1

Hubungan Pajanan Dengan PenyakitKarbon tetraklorida, tetraklorometana atau dikenal dengan banyak nama lain, adalah

senyawa kimia dengan rumus CCl4. Senyawa ini banyak digunakan dalam sintesis kimia

organik. Dulunya karbon tetraklorida juga digunakan dalam pemadam api dan refrigerasi,

namun sekarang sudah ditinggalkan. Pada keadaan standar (suhu kamar dan tekanan

atmosfer), CCl4 adalah cairan tak berwarna dengan bau yang "manis".2

Senyawa kimia karbon tetraklorida termasuk berbahaya dan fatal jika dihirup, diserap

melalui kulit atau tertelan. Menyebabkan mata, kulit, dan iritasi saluran pernapasan. Bahaya

terisap jika tertelan. Bisa masuk paru-paru dan menyebabkan kerusakan. Agen tersangka

kanker. Dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal. Dapat menyebabkan efek sistem saraf

pusat. Ini merupakan zat CFC yang merusak ozon di atmosfer atas. Kerusakan lapisan ozon

dapat menyebabkan peningkatan radiasi ultraviolet yang, dengan kelebihan paparan sinar

matahari, dapat menyebabkan peningkatan kanker kulit dan katarak mata.2

Jumlah Pajanan

6

Page 7: Intoksikasi Karbon Tetraklorida - Giovanni Reynaldo

Cara Masuk zat kimia kedalam tubuh Inhalasi

Di sektor industri, pajanan bahan kimia berbahaya yang paling sering terjadi (80%) adalah melalui sistem pernapasan (per inhalasi) . Sistem pernapasan merupakan jalan masuk yang paling efisien bagi absorpsi zat kimia yang berbahaya . Pada orang dewasa yang sehat , luas permukaan parunya sebesar 90 m2 , akan menghisap kira-kira 8,5m2

udara dalam 8 jam kerja/hari bila melakukan pekerjaan yang tidak terlalu berat.1,2

Zat kimia yang melayan di udara terhisap melalui lubang hidung atau mulut memasuki saluran pernapasan untuk mencapai alveolus , yang merupakan tempat pertukaran gas. Di alveolus zat kimia tersebut bergantung pada sifat fisik zat kimianya, dapat disimpan atau dapat melalui dinding alveolus untuk memasuki aliran darah . Umumnya, zat kimia yang diinhalasi akan mengiritasi membran mukosa di saluran pernapasan . Hal ini merupakan tanda bahaya bagi yang menghisap nya, tetapi zat kimia tertentu tidak menimbulkan reaksi apapun sehingga tanpa disadari zat kimia ini akan terinhalasi jauh sampai ke alveoli atau bahkan memasuki aliran darah.1,2

Per oral Pajanan zat kimia melalui saluran pencernaan (peroral) hanya

terjadi bila pekerja makan/minum/mengisap rokok di tempat kerja yang terkontaminasi dengan uap/debu yang melayang di ruangan kerjanya . Pajanan per oral mungkin juga terjadi bila sebagian partikel zat kimia yang diisap tertelan dan memasuki saluran pencernaan . Penyerapan makanan maupun zat kimia yang berbahaya umumnya dilakukan di usus kecil.2

KulitKetebalan kulit dan keringat yang membasahi tubuh merupakan

daya pertahanan yang efektif untuk melawan pajanan kimia yang berbahaya . Namun zat kimia yang larut dalam lemak (larutan organik dan

7

Page 8: Intoksikasi Karbon Tetraklorida - Giovanni Reynaldo

fenol) dapat diabsorpsi melalui kulit. Pada kulit yang cedera (terpotong/luka lecet) , absorpsi zat kimia ke dalam tubuh menjadi lebih mudah.2

MataKontaminasi lokal beberapa jenis zat kimia pada mata dapat

mengakibatkan gejala sistemik, tetapi pada umumnya hanya berpengaruh pada bagian-bagian tertentu dari bola mata, misalnya metanol pada nervus optikus, oksigen pada retina , tallium pada lensa mata, dan inhibitor kolin esterase pada korpus siliaris. Namun sebagian besar pajanan zat kimia pada mata akan mengakibatkan kerusakan kornea, misalnya asam kuat, basa kuat dan kalsium oksida (sering kali terdapat pada benda asing yang memasukan mata).1,2

Per InjeksiPajanan zat kimia melalui injeksi di tempat kerja sangat jarang

terjadi. Di sekotr industri, pajanan per injeksi dapat terjadi dengan sengaja/ tanpa sengaja akibat injeksi tekanan rendah seperti vaksin manusia, hewan di peternakan, dan lain-lain ataupun akibat injeksi tekanan tinggi oleh pistol minyak pelumas gemuk atau cat.1,2

Proses dan durasi bekerja akan menjadi sangat penting dalam menentukan seberapa besar seorang pekerja terkena pajanan yang mengakibatkan keluhan pada kasus kali ini , maka dari itu penting bagi seorang dokter perusahaan untuk memonitor hal ini dan juga mengobservasi tempat kerja .Seorang dokter kesehatan dan keselamatan kerja bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan para pekerja seutuhnya , termasuk juga dalam pengaplikasian dasar ergonomi untuk perencanaan suatu tempat kerja pemilihan dan pembelian peralatan baru. Penerapan ergonomi di tempat kerja bertujuan untuk membuat tempat kerja menjadi nyaman . Upaya ini juga dimaksudkan untuk mencegah pengaruh buruk , mencegah stres di tempat kerja, mengusahakan

8

Page 9: Intoksikasi Karbon Tetraklorida - Giovanni Reynaldo

pekerjaan menjadi lebih bervariasi , perencaan penataan peralatan agar selalu dalam jangkauan pekerja baik dalam posisi duduk maupun berdiri, mencegah pemborosan tenaga yang berlebihan dan mencegah sikap badan yang statis dalam melakukan pekerjaan.1,2

Alat Pelindung diriBanyak jenis alat pelindung diri dan kolektif yang dapat digunakan

untuk melindungi para pekerja terhadap berbagai kondisi yang berbahaya di tempat kerja. Masing-masing alat tersebut memiliki kekhususan dan keterbatasan pada prosedur operasional dan pemeliharaanya . Oleh sebab itu , seorang dokter kesehatan dan keselamatan kerja memegang peranan penting untuk memilih alat-alat tersebut setepat mungkin, dan merekomendasikan alat pelindung yang paling cocok untuk masing-masing pekerja. Ia jg harus dapat memberikan penjelasan pada para pekerja mengenai penggunaan dan pemeliharaan alat pelindung tersebut dengan benar , serta mengevaluasi efektivitas daya perlindungan alat-alat tersebut.1,2

Faktor IndividuStatus kesehatan fisik

Keadaan fisik seseorang menjadi penting untuk diperhitungkan , termasuk daya tahan tubuh dan kemampuan seseorang untuk melaksanakan fungsi nya dimanapun ia ditempatkan dalam pekerjaan, daya tahan tubuh yang baik akan mempengaruhi proses dan hasil dari orang tersebut, daya tahan tubuh yang baik tentunya akan menghambat berbagai penyakit datang dan mengakibatkan orang tersebut sakit, status kesehatan fisik tentu saja perlu diimbangi dengan status kesehatan mental yang baik.2

Status kesehatan mentalSetiap aktivitas normal akan membuahkan stress dan stres tak

dapat dihindari, stres hanya dapat ditoleransi dalam waktu yang terbatas. Oleh karena tidak ada dua individu yang benar-benar identik , maka stres

9

Page 10: Intoksikasi Karbon Tetraklorida - Giovanni Reynaldo

yang sama tidak akan memiliki pengaruh serupa pada masing-masing individu , dan intensitasnya juga sangat bervariasi. Hubungan antara masing-masing perubahan patologis seorang individu tidak banyak diketahui secara mendetail , tetapi kebanyakan peneliti mengakui bahwa rangsangan psikologis (stresor) termasuk stres akibat pekerjaan merupakan faktor pemicu yang penting untuk timbulnya suatu penyakit tertentu , seperti penyakit jantung iskemik , hipertensi esensial , gangguan saluran pencernaan dan beberapa penyakit neuropsikiatris . Peranan faktor psikologis pun menjadi jelas setelah terdapat penelitian lain membuktikan adanya beberapa stresor psikologis yang bermakna sebagai penyebab terjadinya penyakit penyumbatan pembuluh darah jantung seperti:2

1. Perubahan jenis pekerjaan2. Perubahan besar-besaran terhadap jadwal kerja3. Perubahan tingkat tanggung jawab4. Ketidaksesuaian dengan atasan5. Ketidaksesuaian dengan teman-teman sekerja

Faktor Diluar PekerjaanMerokok

Rokok merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia dan merupakan satu-

satunya produk legal yang membunuh seperti hingga setengah penggunannya. Survey Ikatan

Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia tahun 2007 menyebutkan setiap jam sekitar 46 orang

meninggal dunia karena penyakit yang berhubungan dengan merokok di Indonesia.1

Perokok pasif lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya perokok

pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif. Dokter Budhi Antariksa, Spesialis Paru dari

Rumah Sakit Royal Taruma mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung

dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang

berisiko masuk ke tubuh orang di sekitarnya. Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh

perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak

terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang

dihisap. Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali

menghirup asap rokok yang ia hembuskan. Namun karena perokok aktif sekaligus menjadi

10

Page 11: Intoksikasi Karbon Tetraklorida - Giovanni Reynaldo

perokok pasif maka dengan sendirinya risiko perokok aktif jauh lebih besar daripada perokok

pasif. Selain itu, berbagai hasil penelitian juga menyimpulkan  perokok wanita berisiko 25

persen lebih tinggi daripada perokok pria. Perokok wanita memiliki risiko ganda terhadap

penyakit jantung dan kanker paru-paru bila dibandingkan dengan perokok pria. Penyebabnya

karena wanita memiliki berat badan dan saluran darah yang lebih kecil dari pria. Bahaya

merokok pada wanita antara lain: Merusak kulit, mengganggu sistem reproduksi, menganggu

siklus menstruasi termasuk timbulnya rasa nyeri, menurunkan kesuburan, meningkatkan

risiko terkena kanker payudara, rahim, dan kanker paru-paru, menganggu  pertumbuhan janin

dalam rahim, menganggu kelancaran ASI, keguguran, hingga kematian janin.1

Pekerjaan SambilanPekerjaan sambilan menjadi suatu faktor yang tidak boleh lepas dari

perhatian kita sebagai dokter perusahaan, terkadang keluhan yang ditimbulkan tidak berasal dari tempat dimana orang tersebut bekerja di siang hari, tetapi dari pekerjaan yang dilakukan setelah selesai bekerja dari tempat utama, maka penting ditanyakan riwayat pekerjaan secara lengkap, dan aktivitas yang dilakukan pada malam hari sepulang kerja.1

Diagnosis OkupasiWalaupun gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja sangat

sering ditemukan, tetapi kedua masalah tersebut umumnya kurang mendapat perhatian karena :1,2

1. Hubungan antara penyakit dan pekerjaan sering kali tidak terdeteksi, baik oleh penderita sendiri atau bahkan oleh dokter yang memeriksanya. Hal ini mungkin disebabkan bahwa :1,2

a. Gejala penyakit yang timbul sangat mirip dengan penyakit umum , misalnya penyakit asma , ekzema , kanker kandung kemih , aborsi spontan, dan sinusitis.

b. Masa laten penyakit akibat kerja biasanya sangat lama , misalnya pada pneumokoniosis dan kanker akibat kerja memerlukan waktu untuk bermanifestasi lebih dari 10 tahun.

11

Page 12: Intoksikasi Karbon Tetraklorida - Giovanni Reynaldo

2. Keengganan para penderita penyakit akibat kerja untuk melaporkan penyakitnya karena takut diberhentikan

Pada kasus yang didapatkan kali ini dimana ada seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke klinik dengan keluhan kesemutan , susah tidur , sulit konsentrasi dan sering merasa gelisah dapat dikategorikan kedalam penyakit akibat kerja, disini didapatkan pasien tersebut mengalami gejala yang merupakan efek dari terpapar zat kimia karbon tetraklorida dalam jangka waktu lama baik melalui inhalasi ataupun kulit .1,2

TatalaksanaPengobatan penyakit akibat kerja mengikuti prinsip pengobatan

penyakit umum, maka pencegahan atau penghentian pajanan bahaya kerja dapat menjadi salah satu pertimbangan khusus untuk penatalaksanaan penyakit ini. Penatalaksanaan penyakit akibat kerja tidak semata-mata dilakukan dengan mengatasi kesembuhan penyakit penderita, tetapi juga harus dapat menjamin pekerja dapat kembali bekerja secepatnya, Bila ternyata terjadi halangan untuk melaksanakan pekerjaan yang terdahulu tindakan rehabilitasi vokasional juga perlu dilaksanakan . Tindakan ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pekerjaan lain yang sesuai dengan keterampilan dan kemampuannya sekarang. Sulit sekali menetapkan pengobatan yang speisifk terhadap penyakit akibat kerja, karena sebagian besar manifestasinya tidak spesifik misalnya:1

1. Pengobatan pembesaran hati akibat intoksikasi chlorinate hydrocarbone tidak berbeda dengan akibat intoksikasi etil alkohol.

2. Penyakit paru obstruksi menahun akibat inhalasi debu beracun di tangani seperti penyakit paru obstruksi menahun lainnya.

3. Penyakit dermatitis kontak akibat material di tempat kerja diobati sama dengan pengobatan dermatitis kontak yang bukan akibat material di tempat kerja.

12

Page 13: Intoksikasi Karbon Tetraklorida - Giovanni Reynaldo

Beberapa penyakit akibat kerja yang diobati secara spesifik, seperti intoksikasi CO, methemoglobinaemia , dan intoksikasi timah hitam , dilakukan dengan cara menetralisasi/ mengeliminasi zat kimiawi beracun tersebut dan membangun faal tubuh untuk mencapai kondisi normal.1

PencegahanPrimer

Pencegahan yang paling utama adalah pencegahan primer yaitu dengan cara promotif dan preventif dimana telah dilakukan pemberitahuan kepada para pekerja untuk bekerja dengan hati-hati terutama bagi mereka yang bekerja dengan zat-zat kimia berbahaya, pemberitahuan cara mengamankan diri juga penting agar pekerja mengerti bagaimana melindungi diri disaat terjadi keadaan gawat .3

SekunderPengendalian risiko bahaya kerja terdiri dari tiga macam, yaitu pengendalian administratif , teknik , dan penggunaan alat pelindung diri.3

Pengendalian administratif3

1. Kesehatan lingkungan meliputi kebersihan tempat kerja , pembuangan sampah , kesehatan perorangan dan fasilitas makan/minum , serta pengendalian rayap.

2. Pemeliharaan mesin dan peralatan, meliputi penjadwalan dan pelaksanaan pemeliharaan secara periodik , pencatatan servis , perbaikan, dan penggantian suku cadang , serta penyediaan suku cadang.

3. Identifikasi risiko bahaya kerja yang belum terdeteksi.4. Semua mesin , peralatan dan bahan baku yang digunakan dalam

proses industri harus sesuai dengan standar kesehatan dan keselamatan kerja.

5. Rotasi pekerja bagi pekerjaan berisiko tinggi

13

Page 14: Intoksikasi Karbon Tetraklorida - Giovanni Reynaldo

6. Penggunaan jasa asuransi untuk memindahkan risiko bahaya kerja7. Informasi dan pelatihan, meliputi orientasi bagi para pekerja yang

baru masuk, informasi reguler dan pelatihan periodik bagi para pekerja yang lama, membuat simbol peringatan kesehatan dan keselamatan kerja , serta membuat/memperjelas/memeriksa kembali label produk zat kimiawi.

Pengendalian Teknik1. Substitusi

Substitusi bahaya kerja merupakan alternatif terbaik untuk mengatasi pajanan bahaya kerja yang ada yaitu dengan mengganti penggunaan zat kimiawi yang berbahaya dan mudah terbakar dengan yang kurang berbahaya misalnya produk roda giling yang mengandung silika diganti dengan cara melapisinya dengan bahan aluminium oksida , alat penyemprot cat manual diganti dengan penyemprot bertenaga listrik/ hampa udara untuk mengurangi kuantitas uap penyemprotan yang berlebihan.3,4

2. Metode basahMetode basah untuk menghilangkan debu industri yang berbahaya dari lingkungan kerja yaitu dengan menyiram sumber debu, lantai dan dinding di lingkungan kerja . Pada industri pengecoran logam dapat digunakan air bertekanan tinggi yang disemprotkan pada tempat semburan debu logam untuk membersihkan cetakan.3,4

3. Ventilasi dengan penggunaan exhaust lokalDebu / uap industri yang berbahaya juga dapat dikurangi kuantitasnya dengan menghilangkannya dari zona pernapasan pekerja , misalnya dengan pemasangan sistem exhaust lokal untuk menangkap uap ferrioksida padat dari sumbernya di industri pengelasan.3,4

4. Ventilasi dengan penggunaan exhaust umum/ventilasi difusiCara ini tidak dapat digunakan untuk menanggulangi debu / uap berbahaya yang terlokalisasi tetapi hanya berguna untuk mengatasi lingkungan kerja yang terpajan oleh sejumlah kecil debu/uap

14

Page 15: Intoksikasi Karbon Tetraklorida - Giovanni Reynaldo

berbahaya secara reguler , misalnya dengan penggunaan ventilasi alami seperti pintu/ jendela yang terbuka , cerobong dan peralatan pengaliran udara buatan seperti kipas angin dan blower.3,4

5. Meminimalisasi kemungkinan bahaya ditempat kerjaMisalnya dengan mengurangi tenaga mesin yang berbahaya atau menggunakan tanda bahaya bila terjadi kesalahan.

6. Isolasi/ pemagaran

Penggunaan alat pelindung diriJika pengendalian bahaya kerja pada sumbernya atau pada saat

penyebarannya tidak memungkinkan atau dibutuhkan perlindungan yang lebih ketat , maka pekerja itu sendiri harus dilindungi dari pajanan bahaya kerja dengan menggunakan alat pelindung diri. Organ tubuh manusia yang sangat rentan terhadap pajanan bahaya kerja adalah mata,telinga , kulit , dan saluran pernapasan , sehingga harus dilindungi.2

1. Perlindungan mata dan muka2. Perlindungan kulit/ permukaan tubuh3. Perlindungan saluran pernapasan

Untuk mencegah inhalasai bahaya kerja dalam bentuk debu/uap kerja, maka mulut dan hidung harus ditutup oleh bahan yang dapat menyaring masuknya debu kerja. Alat pelindung pernapasan yang digunakan memiliki bermacam-macam bentuk , mulai dari yang paling sederhana yaitu masker sekali pakai sampai respirator yang dilengkapi tabung oksigen . Namun demikian pada dasarnya alat perlindungan pernapasan terbagi menjadi dua macam yaitu:1,2,3

Respirator penyaring udara yaitu alat pembersih udara kotor yang menyaring atau mengabsorpsi kontaminan sebelum masuk ke saluran pernapasan . Alat ini terdiri dari dua jenis yakni:

o Respirator masker penyaring debu yang menggunakan filter khusus untuk menyaring debu kerja.

o Cartridge Respirator yang menggunakan cartridge untuk mengabsorpsi gas,uap,debu kerja. Alat ini memiliki

15

Page 16: Intoksikasi Karbon Tetraklorida - Giovanni Reynaldo

beberapa bentuk, ada yang menutupi separuh muka, dan seluruh muka.

Respirator penyuplai udara bersih yaitu alat yang melindungi saluran pernapasan dari udara yang terkontaminasi , serta dapat menyuplai udara bersih. Alat ini terdiri dari dua jenis berdasarkan mekanisme kerjanya yakni:

o Alat yang memompakan udara bersih dengan tekanan tinggi dari lingkungan yang tak terkontaminasi secara otomatis.

o Alat yang mengalirkan udara bersih dari kantong udara portabel yang disebut self-contained-breathing-apparatus (SCBA)

KesimpulanKesimpulan yang dapat diambil pada pembelajaran skenario kali ini

adalah zat kimia dapat mengakibatkan cedera pada pekerja yang menyalahi standar operasional dan tidak berhati-hati dalam menjalankan pekerjaan nya. Bahan kimia karbon tetraklorida menjadi salah satu bahan yang berbahaya jika terhirup maupun tertelan , dapat dicegah melalui berbagai macam mekanisme dan penggunaan alat pelindung diri dengan baik dan benar.

Daftar Pustaka1. Harrianto R. Buku ajar kesehatan kerja. Jakarta:EGC;2008.h.4-61.2. Suma’mur. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes).

Jakarta:SagungSeto;2009.h.72-89.3. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas.

Jakarta:EGC;2006.h.190-9.4. Sumardjo D. Pengantar kimia kedokteran . Jakarta:EGC;2006.h.533-

4.

16