internalisasi sikap toleransi melalui pembelajaran...

228
INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH ATAS LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG SKRIPSI Oleh : Imam Baihaqi NIM. 14110146 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Mei 2019

Upload: others

Post on 29-Oct-2019

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG

SKRIPSI

Oleh :

Imam Baihaqi

NIM. 14110146

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

Mei 2019

Page 2: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

ii

INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna

Memperoeh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd)

Oleh :

Imam Baihaqi

NIM. 14110146

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM

MALANG

Mei 2019

Page 3: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

iii

Page 4: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

iv

Page 5: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

v

MOTTO

لكم دي نكم ولى دين

“Untukmu agamamu, dan untukku agamaku”

(Q.S Al-Kafirun : 6)1

======================================

ولنآ أعمالنا ولكم أعمالكم

“….Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu…”

(Al-Baqarah : 139)2

1 Al-Qur‟an dan Terjemahannya, (Bandung: PT Syaamil Cipta Media, 2004), hlm. 603

2 Ibid, hlm. 21

Page 6: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

vi

PERSEMBAHAN

ا و الدين و الصالة والسالم على الحمد هلل رب العاملين وبه نستعين على امىر الدني

اشرف الانبياء واملرسلين وعلى اله واصحابه اجمعين .اما بعد

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,

hidayah serta inayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita nabi

Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di hari kiamat kelak.

Karya tulis sederhana ini penulis persembahkan untuk:

Ayahanda H. Satuman, S.Pd dan Ibunda Hj. Sunanti

Terimakasih sebesar-besarnya atas pengorbanan, dukungan serta doa restu yang

tiada henti yang diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan langkah

demi langkah mencari ilmu hingga bangku perkuliahan serta menyelsaikan tugas

akhir (skripsi) ini guna memeperoleh gelar sarjana.

Keluarga Besar „Wong Atom‟, serta teman-teman seperjuangan Jurusan

PAI Angkatan 2014.

Bersama kalian semua saya belajar banyak hal, mulai dari pertemanan,

persaudaraan, kekeluargaan, susah senang, bahagia dan sedih, lelah letih,

bermalas-malasan, semangat dan optimis mengejar impian. Apalagi mengenai hal

ketahanan mental menanggapi omongan/rasan-rasan pedas kalian.

Calon istri idaman yang akan jadi jodohku kelak.

Ini adalah bukti bahwa dulu laki-laki yang engkau dapatkan pernah berjuang dan

merantau mencari ilmu guna bekal memberikan bimbingan kepada engkau dan

anak-anakmu agar keluarga kita bahagia dunia akhirat

Dan tak lupa kepada seluruh pihak yang terlibat kehidupan penulis maupun dalam

pembuatan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu- persatu, terima

kasih banyak sudah memberikan banyak kesan yang sangat berharga.

Page 7: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil„alamiin, Segala puji syukur hanyalah bagi Allah

Swt. yang telah memberikan rahmat, taufiq, hidayah dan inayahnya sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah

curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai penuntun terbaik serta kita

nanti-nantikan syafa‟at beliau di hari kiamat kelak.

Dalam proses penulisan skripsi ini, tiada sedikitpun sesuatu yang lepas

dari peran serta bantuan pihak lain. Oleh karena itu, untuk itu dengan segala

kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada;

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Haris, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

2. Bapak Dr. H. Agus Maimun, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Bapak Dr. Marno, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

4. Bapak Dr. H. Suaib H. Muhammad, M.Ag selaku pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu, sumbangan pikiran guna memberikan

bimbingan petunjuk dan arahan serta kepercayaan yang luar biasa kepada

penulis hingga selesainya skripsi ini.

Page 8: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

viii

5. Ibu Rosdiana Amini, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Laboratorium

UM Malang beserta seluruh staff yang telah memberikan izin untuk

melaksanakan penelitian ini, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

6. Berbagai pihak, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

memberikan bantuan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan skripsi

ini. Semoga Allah SWT memberikan halaman yang setimpal. Amin.

Akhirnya penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

jauh dari sempurna, Oleh sebab itu dengan hati yang terbuka, penulis

mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna kesempurnaan skripsi ini.

Semoga ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin

Malang, 13 Mei 2019

Penulis

Page 9: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

ix

Page 10: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

x

Page 11: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi arab-latin dalam skripsi ini menggunakan pedoman

transliterasi berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI no. 158 tahun 1987 dan no. 0543 b/U/1987 yang

secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

A. Huruf

q = ق z = ز a = ا

k = ك s = س b = ب

l = ل sy = ش t = ت

m = م sh = ص ts = ث

n = ن dl = ض j = ج

w = و th = ط h = ح

h = ه zh = ظ kh = خ

, = ء „ = ع d = د

y = ي gh = غ dz = ذ

f = ف r = ر

B. Vokal Panjang

Vokal (a) panjang = â

Vokal (i) panjang = î

Vokal (u) panjang = û

C. Vokal Diftong

aw = ا و

ay = ا ي

û = ا و

î = ا ي

Page 12: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Originalitas Penelitian ...................................................................... 13

Tabel 1.2 Proses Internalisasi ............................................................................ 21

Tabel 1.3 Kerangka Berfikir ............................................................................. 43

Tabel 1.4 Daftar Kepala Sekolah SMA Lab UM .............................................. 61

Tabel 1.5 Kompetensi Inti Mapel PAI SMA .................................................... 71

Tabel 1.6 Kompetensi Dasar dan Materi Pokok ............................................... 75

Page 13: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kegiatan Pembelajaran PAI dikelas X IPS 2 ........................... 86

Gambar 2.2 Proses kegiatan diskusi di dalam kelas X IPA 2 ...................... 87

Gambar 2.3 Kegiatan Shalat Berjamaah di Musholla .................................. 91

Page 14: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Izin Penelitian Dan Surat Keterangan Penelitian

Lampiran II Struktur Organisasi Sma Laboratorium UM Malang

Lampiran III Absensi Siswa

Lampiran IV Jadwal Mengajar Guru PAI

Lampiran V Transkrip Hasil Wawancara

Lampiran VI Catatan Lapangan (Observasi)

Lampiran VII Dokumentasi

Lampiran VIII RPP dan Silabus PAI

Lampiran IX Bukti Konsultasi Skripsi

Page 15: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii

LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................ v

PERSEMBAHAN ........................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

NOTA DINAS PEMBIMBING .................................................................. ix

SURAT PERNYATAAN ............................................................................. x

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................ xi

DAFTAR TABEL....................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv

DAFTAR ISI ............................................................................................... xv

ABSTRAK ................................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Fokus Penelitian ............................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 9

E. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian ........................................... 9

F. Originalitas Penelitian .................................................................... 10

G. Definisi Operasional ...................................................................... 16

Page 16: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

xvi

H. Sistematika Pembahasan ................................................................ 20

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ................................................................................. 22

1. Internalisasi Sikap ................................................................ 22

a. Konsep Internalisasi ................................................. 22

b. Pengertian Sikap ....................................................... 23

c. Ciri-Ciri dan Fungsi Sikap ........................................ 25

d. Proses Pembentukan Nilai ........................................ 28

e. Metode Penanaman Sikap ........................................ 30

2. Toleransi ............................................................................... 32

a. Pengertian Toleransi ................................................. 32

b. Bentuk-Bentuk Sikap Toleransi ................................ 37

c. Unsur-unsur Toleransi .............................................. 38

3. Pendidikan Agama Islam ...................................................... 39

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ........................ 39

b. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam

Menginternalisasi Sikap Toleransi ........................... 41

4. Hasil Yang Diharapkan Dalam Menginternalisasi

Sikap Toleransi ..................................................................... 44

B. Kerangka Berfikir ............................................................................. 47

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ....................................................... 48

B. Kehadiran Peneliti ............................................................................ 50

C. Lokasi Penelitian .............................................................................. 52

D. Data dan Sumber Data ...................................................................... 52

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 54

Page 17: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

xvii

F. Analisis Data .................................................................................... 58

G. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................ 61

H. Prosedur Penelitian ........................................................................... 63

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data .................................................................................... 65

1. Profil Sejarah SMA Laboratorium UM ................................ 65

2. Perkembangan SMA Laboratorium UM .............................. 66

3. Visi dan Misi SMA Laboratorium UM ................................ 68

4. Struktur Organisasi SMA Laboratorium UM ....................... 69

5. Data Siswa SMA Laboratorium UM .................................... 70

6. Standar Isi Mapel PAI Yang Bermuatan Toleransi .............. 70

B. Hasil Penelitian ................................................................................ 75

1. Strategi Guru Dalam Menginternalisasi Sikap Toleransi

Melalui Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA

Laboratorium Universitas Negeri Malang............................ 75

2. Implementasi Strategi Guru Pendidikan Agama Islam

Dalam Internalisasi Sikap Toleransi Pada Peserta Didik di

SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. ................. 81

3. Hasil Dari Internalisasi Sikap Toleransi Melalui

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA

Laboratorium Universitas Negeri Malang............................ 93

BAB V PEMBAHASAN

1. Strategi Guru Dalam Menginternalisasi Sikap Toleransi

Melalui Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA

Laboratorium Universitas Negeri Malang. ........................ 101

2. Implementasi Strategi Guru Pendidikan Agama Islam

Dalam Internalisasi Sikap Toleransi Pada Peserta Didik di

SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. ............... 106

Page 18: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

xviii

3. Hasil Dari Internalisasi Sikap Toleransi Melalui

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA

Laboratorium Universitas Negeri Malang.......................... 111

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 115

B. Saran ............................................................................................... 116

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN

BIODATA MAHASISWA

Page 19: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

xix

ABSTRAK

Baihaqi, Imam. 2019. Internalisasi Sikap Toleransi Melalui Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMA Laboratorium UM Malang. Skripsi,

Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing

Skripsi: Dr. H. Suaib H. Muhammad, M.Ag

Proses internalisasi sikap toleransi melalui pembelajaran Pendidikan Agama

Islam diharapkan dapat memberikan bekal kepada peserta didik mengenai nilai-

nilai toleransi dengan menumbuhkan kesadaran dan mengembangkan segi-segi

kehidupan harmonis dan sejahtera dalam rangka mewujudkan sikap toleransi.

serta peserta didik dapat mengaplikasikannya dilingkungan sekolah khususnya juga dalam lingkungan sosial.

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk : (1) mendeskripsikan

strategi guru PAI dalam menginternalisasi sikap toleransi melalui pembelajaran

pendidikan agama Islam di SMA Laboratorium Laboratorium Universitas Negeri

Malang, (2) mendeskripsikan implementasi strategi yang dilakukan oleh guru

Pendidikan Agama Islam dalam internalisasi nilai-nilai toleransi pada siswa

melalui pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Laboratorium

Laboratorium Universitas Negeri Malang, (3) mendeskripsikan hasil proses

internalisasi sikap toleransi peserta didik melalui pembelajaran pendidikan agama

Islam di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif

deskriptif. Adapun teknik pengu,pulan data dilakukan dengan melalui metode

observasi, metode wawancara dan metode dokumentasi. Data yang terkumpul di

analisis dengan cara mereduksi data, mendeskripsikan data dan menarik

kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, (1) strategi yang dilakukan oleh guru

dalam menginternalisasi sikap toleransi melalui pembelajaran Pendidikan Agama

Islam diantaranya: a) keteladanan (modelling), b) pembiasaan, c) strategi ibrah

dan amtsal, d) strategi pemberian nasehat, e) kedisiplinan, (2) implementasi dari

internalisasi sikap toleransi melalui pembelajaran Pendidikan Agama Islam

menggabungkan beberapa komponen ymenjadi satu kesatuan, antara lain: a)

proses kegiatan belajar mengajar, b) proses pembiasaan, c) program sekolah, (3)

hasil dari internalisasi sikap toleransi melalui pembelajaran Pendidikan Agama

Islam yaitu timbulnya sikap saling menerima, sikap saling menghargai, sikap

bekerjasama dan gotong royong tanpa membeda-bedakan suku, agama dan ras.

Kata Kunci: Internalisasi, Sikap Toleransi, Pendidikan Agama Islam

Page 20: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

xx

ABSTRACT

Baihaqi, Imam. 2019. The Internalization of Tolerance through Learning study of

Islamic Education at SMA Laboratorium of Universitas Negeri Malang.

Thesis. Department of Islamic Studies. Faculty of Tarbiyah and Teaching

Science, Islamic State University of Maulana Malik Ibrahim. Advisor: Dr.

H. Suaib H. Muhammad, M.Ag

Internalization process of tolerance comes through Islamic education that is

expected to be able contribute to the students about tolerance value by applying

awareness and developing harmonies aspect of live to actualize tolerance both

school and social environments.

The purpose of this study was: (1) to describe teacher‟s strategy in

internalizing tolerance through learning study of Islamic education at SMA

Laboratorium of Universitas Negeri Malang, (2) to describe strategy

implementation that was conducted by teacher in internalizing tolerance of the

students through learning study of Islamic education at SMA Laboratorium of

Universitas Negeri Malang, (3) to describe the result of process of internalizing

tolerance on the students by learning study of Islamic education at SMA

Laboratorium of Universitas Negeri Malang.

This study, the researcher used descriptive qualitative method. The

collecting technique of data was conducted by using observation, interview, and

documentation methods. The collecting data was analyzed by reducing and

describing data then concluding.

The result of the study showed that (1) the strategy which conducted by

teacher in internalizing tolerance through learning study of Islamic education

was: (a) modelling, (b) habitual, (c) Ibrah and Amstal strategies, (d) suggestion

strategy, (e) discipline. (2) implementation on internalizing tolerance through

learning study of Islamic education combined lots components becoming unity

was: (a) the process of teaching and learning activities, (b) habitual process

(c)school‟s program. (3) the result of internalizing tolerance is accepting,

appreciating, cooperating and not distinguishing religion or race.

Key words: Internalization, Tolerance, Islamic Education

Page 21: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

xxi

مستخلص البحث

. تدخيل اتجاهات التسامح من خالل تعلم التربية اإلسالمية الطالب في المدرسة 9102. بيهقى. إمامالبحث اجلامعي. قسم الرتبية اإلسالمية كلية علوم الثانوية اإلسالمية المختبر بالجامعة الحكومية ماالنج.

شعيب ه. حممد احلاج الدكتور الرتبية والتعليم جامعة موالنا مالك إبراهيم اإلسالمية احلكومية مباالنق املشرف: املاجسرت.

عملية استيعاب التسامح من خالل تعلم الرتبية اإلسالمية للطالب أحكاما بشأن قيم التسامح من خالل تعزيز الوعي وتطوير جوانب من احلياة املتناغمة واملزدهرة من أجل حتقيق التسامح. وميكن للطالب تطبيقها

البيئة االجتماعية. يف البيئة املدرسة وخاصة يف

( وصف إسرتاتيجية معلم الرتبية اإلسالمية يف استيعاب 0هو: ) بحث اجلامعىال اكان الغرض من هذ( وصف تنفيذ 9التسامح من خالل تعلم الرتبية اإلسالمية يف خمتربات املدرسة الثانوية باجلامعة احلكومية ماالنج )

المية يف استيعاب قيم التسامح للطالب من خالل تعلم الرتبية االسرتاتيجيات اليت نفذها معلم الرتبية اإلس( تصف نتائج عملية استيعاب اجتاه التسامح لدى الطالب 3اإلسالمية يف خمتربات باجلامعة احلكومية ماالنج ، )

.من خالل تعلم الرتبية اإلسالمية يف خمترب اجلامعة احلكومية ماالنج

يتم مجع البيانات من و .البحث النوعي الوصفي ةقيطر باحث ، استخدم الب بحث اجلامعىال ايف هذخالل طرق املراقبة وطرق املقابلة وطرق التوثيق. يتم حتليل البيانات اليت مت مجعها عن طريق احلد من البيانات ،

ووصف البيانات واستخالص النتائج.

علم الرتبية اإلسالمية يف ( تشمل االسرتاتيجيات اليت نفذها م0) بحث اجلامعىال االنتائج من هذو التعود ، ج( ةالنمذجة ، )ب( اسرتاتيجي ةاستيعاب التسامح من خالل تعلم الرتبية اإلسالمية: )أ( اسرتاتيجي

( تنفيذ استيعاب التسامح 9التأديبية ، ) ةتقدمي املشورة ، ه( اسرتاتيجي ة، د( اسرتاتيجياألمثالو العربة ةاسرتاتيجياإلسالمية جيمع بني عدة عناصر يف وحدة واحدة ، مبا يف ذلك: أ( عملية أنشطة التعليم من خالل تعلم الرتبية

( نتائج تدجني موقف التسامح من خالل تعلم الرتبية 3والتعلم ، ب( عملية التعود، ج( الربامج املدرسية ، )املتبادل دون التمييز بني العرق اإلسالمية، أي ظهور القبول املتبادل واالحرتام املتبادل وموقف التعاون والتعاون

والدين والعرق.

التدخيل، التسامح، التربية إلاسالمية :الكلمة الرئيسية

Page 22: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era global, plural, multikultural seperti sekarang, setiap saat dapat saja

terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak dapat terbayangkan dan tidak terduga sama

sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia,

kemajuan ilmu-teknologi dan semakin cepatnya transfer informasi anatar wilayah

bahkan benua pada akhirnya kontak budaya dan pergesekan kultur serta tradisi

tidak terhindarkan.

Salah satu bentuk perubahan yang bersifat global dan berhubungan dengan

komunitas muslim adalah perubahan perilaku dan fungsi lembaga keagamaan.

Berbagai nilai yang tumbuh dan berkembang dari cara manusia merealisasi

ajaran agamanya mulai dipertanyakan fungsinya dalam modernitas kehidupan

masyarakat.

Tidak dapat ditutupi oleh siapapun bahwa fenomena modernitas yang

belakangan terjadi ternyata berbarengan dengan munculnya fenomena

kebangkitan agama-agama dunia yang pada saat yang sama juga tercium aroma

konflik antar pemeluk agama. Sebuah keniscayaan bahwa dalam masyarakat yang

multi agama seringkali timbul pertentangan antar pemeluk agama yang berbeda.

Secara umum konflik antar pemeluk agama tersebut disebabkan oleh beberapa

faktor antara lain seperti: pelecehan terhadap agama dan pemimpin spiritual

Page 23: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

2

sebuah agama tertentu, perlakuan aparat yang tidak adil terhadap pemeluk agama

tertentu, kecemburuan ekonomi dan pertentangan kepentingan politik.

Ketegangan intra beragama dan antar umat beragama senantiasa menghiasi

perjalanan bangsa ini. Sudah banyak konflik terjadi dalam satu dasawarsa

terakhir. Korban tewas dalam konflik sudah tak terhitung. Rumah-rumah

peribadatan hancur, sebagian hangus di bakar, sebagian luluh lantah dirobohkan,

dan sebagian lainnya rusak oleh amuk massa yang terbakar api kemarahan

bersentimen keagamaan.

Salah satu bagian penting dari konsekuensi tata kehidupan global yang

ditandai kemajemukan etnis, budaya, dan agama tersebut, adalah membangun dan

menumbuhkan kembali semangat ber-tasâmuh dalam masyarakat. Karena pada

hakikatnya kita semua adalah sebagai seorang ”saudara” dan ”sahabat”. Bahkan,

Islam melalui Al-Qur‟an dan Hadistnya juga mengajarkan sikap-sikap toleran.

Dalam kaitannya yang langsung dengan prinsip inilah Allah, di dalam Al

Qur‟an surat Yunus ayat 99, menegur keras Nabi Muhammad SAW ketika beliau

menunjukkan keinginan dan kesediaan yang menggebu untuk memaksa manusia

menerima dan mengikuti ajaran yang disampaikanya, sebagai berikut:

ولو شاء منفي ألمن ربك رضي ٱل ريهل تلك نت

فأأ جييعا م هل ونلواٱنلاسكل يكل حت

مينيني ؤ ٩٩مل

Page 24: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

3

“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang

di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia

supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya”. (QS.

Yunus: 99)

Ayat diatas telah mengisyaratkan bahwa manusia diberi kebebasan percaya

atau tidak. Kaum Nabi Yunus yang tadinya enggan beriman, dengan kasih saying

Allah swt, yang telah memberi peringatan jepada mereka, hingga kaum Yunus

yang tadinya membangkang kemudian atas kehendak mereka sendiri mereka sadar

dan beriman. Demikian prinsip dasar Al-Quran yang berkaitan dengan masalah

pluralism dan toleransi. Karena Islam menilai bahwa syarat untuk membuat

keharmonisan adalah pengakuan terhadap komponen-komponen yang secara

alamiah berbeda.

Salah satu jalan dalam menumbuhkan dan mengkonstruksi ber-tasâmuh

tersebut adalah melalui pendidikan. Karena pendidikan memiliki peranan urgen

membentuk karakter anak didik sebagai upaya memenuhi tuntutan era modern dan

global sekarang ini, dimana seluruh elemen masyarakat bertanggung jawab

terciptanya perdamaian abadi. Dalam hal ini pendidikan agama Islam sebagai

media penyadaran umat perlu mengembangkan nilai-nilai bertoleransi antar umat

beragama.

Pendidikan Agama Islam memiliki tantangan berat untuk merubah paradigm

berfikir manusia dari eksklusif menuju inklusif. Permusuhan menjadi

Page 25: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

4

persaudaraan, karena pada hakekatnya pendidikan adalah suatu proses dari “upaya

memanusiakan manusia”.

Ini mengandung maksud bahwa tanpa adanya media berupa pendidikan

maka teologi plural akan sulit berkembang di bumi nusantara ini. Pendidikan dan

ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang agung karena dengan pendidikan kita,

dapat membuka cakrawala untuk melihat kenyataan yang terjadi dalam

masyarakat. Termasuk di dalamnya keragaman atau heterogenitas

(kemajemukan). Harapan dari pendidikan tersebut, jangan ada lagi monopoli

kebenaran (truth claim) atas suatu kelompok.

Dalam Islam tidak ada konsep permusuhan atau kebencian terhadap orang

yang tidak beragama Islam (non muslim). Islam senantiasa berusaha menegakkan

keharmonisan dalam keberagaman. Namun demikian, wacana toleransi dalam

aspek pluralism perlu dilihat secara cermat agar nilai-nilai tauhid tidak menjadi

boomerang bagi keyakinan umat Islam. Untuk itu, pemeluk agama jarus meyakini

agama yang di yakini pada saat bersamaan umat lain juga meyakini ajaran agama

yang dianut oleh agama lain.

Dengan demikian, Islam melalui proses pendidikan mengharapkan agar

dapat mewujudkan siswa yang mempunyai kompetensi beriman dan bertaqwa

kepada Allah SWT, berakhlak mulia tercermin dalam perilaku sehari-hari dengan

hubungannya kepada Allah, manusia, dan alam sekitar, mampu membaca dan

Page 26: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

5

memahami Al-Qur‟an, mampu bermuamalah dengan baik dan benar serta mampu

menjaga kerukunan antar umat beragama.3

Pada dasarnya lembaga pendidikan Islam sebagai situasi sosial pendidikan

dan keagamaan, memungkinkan untuk melakukan proses pertumbuhan dan

perkembangan kehidupan masyarakat multikultural. Proses ini pada hakekatnya

tetap berbasis pada lembaga pendidikan keagamaan sebagai civil education.

Lembaga pendidikan keagamaan memiliki potensi untuk melakukan proses

rekayasa sosial dengan hanya membalik paradigm atau orientasinya yang ekslusif

menjadi inklusif, yang tadinya masih bersifat doktrinisasi, dogmatis dan tidak

berwawasan multikultural, diubah orientasi, pendekatan dan metodologi agar

menjadi institusi pendidikan yang inklusif.4

Pendidikan merupakan wahana yang paling tepat untuk membangun

kesadaran toleransi. Karena dalam tataran ideal, pendidikan seharusnya bisa

berperan sebagai „juru bicara‟ bagi terciptanya fundamen kehidupan yang damai

dan harmonis. Hal itu dapat berlangsung apabila ada perubahan paradigm dalam

pendidikan, yakni mulai dari penyelenggaraan menuju identitas tunggal, lalu

kearah pengakuan dan penghargaan keragaman identitas dalam menciptakan

keharmonisan kehidupan.5

3 Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 154 4 Sulalah, Pendidikan Multikultural: Dialektika Nilai-Nilai Universalitas Kebangsaan (Malang:

UIN Maliki Press, 2011), hlm. 1 5 Choirul Mahfud, Pendidikan Multikultural (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 79

Page 27: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

6

Adapun tujuan pendidikan agama Islam adalah menginformasikan,

mentransformasikan serta menginternalisasi nilai-nilai islam.6 Dengan demikian

maka pendidikan Islam dapat mengajarkan moral positif yang berakar pada nilai-

nilai Islami.

Salah satu usaha yang harus dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai

pendidikan agama Islam berbasis multikultural adalah melalui toleransi, yang

mana membuat masyarakat kita mampu menerima perbedaan hidup dengan

nyaman. Maka dalam hal ini pendidikan Agama Islam dapat memberikan

kontribusinya dalam mewarnai kehidupan masyarakat yang majemuk dan

heterogen.

Nilai-nilai toleransi yang dalam konteks ini terkandung dalam ajaran agama

Islam tersebut perlu diungkap agar bisa diinternalisasi oleh peserta didik dalam

kehidupan sehari-hari. Pendidikan agama Islam yang disajikan di sekolah

diharapkan mampu menumbuhkan sikap sikap saling menghormati antar

sesamanya atau kepada yang berlaianan suku, ras, agama maupun bahasa pada

peserta didik.

Guru-guru agama di sekolah, sebagai ujung tombak pendidikan agama dari

Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Sekolah Menegah Atas (SMA) bahkan

Perguruan Tinggi nyaris tidak tersentuh oleh gelombang pergumulan dan

diskursus pemikiran keagamaan di seputar isu pluralism dan dialog antar umat

beragama. Padahal guru-guru inilah yang menjadi penyambung lidah untuk

6 Tadjab, dkk. Dasar-Dasar Kependidikan Islam (Surabaya: Karya Aditama, 1996), hlm. 127

Page 28: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

7

menginterpretasi nilai-nilai toleransi bagi peserta didik yang pada tahap

selanjutnya ikut dalam proses transformasi kesadaran toleransi yang intens.

Dengan penanaman nilai-nilai toleransi melalui pembelajaran pendidikan

agam Islam dapat memberikan bekal kepada peserta didik untuk menumbuhkan

kesadaran dan mengembangkan segi-segi kehidupan harmonis dan sejahtera

dalam rangka mewujudkan sikap toleransi. Diharapkan peserta didik dapat

mengaplikasikannya dilingkungan sekolah khususnya juga dalam lingkungan

sosial.

Dari uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian terkait sikap

toleransi yang dipraktekkan di sekolah dan komponen didalamnya melalui

pembelajaran agam Islam. Maka, peneliti ingin menggali lebih dalam untuk

diangkat menjadi karya tulis Skripsi yang berjudul “Internalisasi Sikap

Toleransi Melalui Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah

Menengah Atas Laboratorium Universitas Negeri Malang”.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini merupakan batasan penyusun agar jelas ruang lingkup

yang akan diteliti. Berdasarkan judul peneliti memfokuskan penelitian yakni:

1. Bagaimana strategi guru dalam menginternalisasi sikap toleransi

melalui pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA

Laboratorium Universitas Negeri Malang ?

Page 29: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

8

2. Bagaimana implementasi guru Pendidikan Agama Islam dalam

internalisasi sikap toleransi pada peserta didik di SMA Laboratorium

Universitas Negeri Malang?

3. Bagaimana hasil dari internalisasi sikap toleransi melalui

pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Laboratorium

Universitas Negeri Malang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka

penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui :

1. Mendeskripsikan strategi guru PAI dalam menginternalisasi sikap

toleransi melalui pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA

Laboratorium Universitas Negeri Malang

2. Mendeskripsikan implementasi yang dilakukan oleh guru Pendidikan

Agama Islam dalam internalisasi nilai-nilai toleransi pada siswa melalui

pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Laboratorium Universitas

Negeri Malang

3. Mendeskripsikan hasil proses internalisasi sikap toleransi peserta didik

melalui pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Laboratorium

Universitas Negeri Malang

Page 30: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

9

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian dapat menambah khazanah keilmuan dan wawasan

pengetahuan dalam bidang pendidikan dan mampu memberikan

kontribusi positif terhadap perkembangan Pendidikan Islam yang

menjunjung sikap toleransi sehingga mennciptakan kehidupan yang

damai secara nyata.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini berguna juga bagi pengajar atau guru Pendidikan

Agama Islam sebagai acuan pertimbangan dalam usahanya untuk

menerapkan pendidikan yang memegang erat sikap toleransi. Hasil

penelitian ini memungkinkan tindak lanjut yang mendalam dalam

internalisasi sikap toleransi di SMA Laboratorium Universitas

Negeri Malang

E. Ruang Lingkup Dan Batasan Penelitian

Berdasarkan judul yang peneliti angkat, agar penelitian ini lebih

terfokus dan tidak melebar kepada pembahasan yang tidak ada kaitannya

dengan pembahasan, maka peneliti menganggap perlu untuk membatasinya

sebagai berikut:

1) Penelitian ini di lakukan untuk mengetahui realisasi dari strategi

yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam untuk

Page 31: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

10

menginternalisasi sikap toleransi dan implikasinya pada peserta

didik di sekolah.

2) Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Laboratorium

Universitas Negeri Malang khususnya kelas X untuk mengetahui

strategi yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam untuk

menginternalisasi sikap toleransi.

3) Obyek penelitian meliputi:

a. Kepala Sekolah

b. Waka Kurikulum

c. Guru Mapel Pendidikan Agama Islam

d. Peserta didik kelas X

4) Penelitian dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, diluar jam

pembelajaran dilingkungan sekolah.

F. Originalitas Penelitian

Penelitian terdahulu menguraikan letak perbedaan bidang kajian yang

diteliti dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Untuk menghindari pengulangan

kajian terhadap hal-hal yang sama. Adsapun penelitian terdahulu yang relevan

yakni sebagai berikut:

1. Istiqomah Fajri Perwita; Strategi Guru PAI Dalam Membina Sikap

Toleransi Antar Umat Beragama Terhadap Siswa SMPN 1

Page 32: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

11

Prmbanan Klaten; Skripsi; UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta; 2014.

Dalam skripsi tersebut mendeskripsikan dan menganalisis secara

kritis tentang strategi guru PAI dalam membina sikap toleransi

terhadap siswa dan kondisi sikap siswa. Hasil penelitiannya (1)

menunjukkan kondisi sikap toleransi siswa terbilang sudah sangat

baik. Hal itu terbukti dari sikap menerima hidup berdampingan

dengan warga sekolah yang heterogen, menghargai dan

menghormati keyakinan berbeda orang lain. (2) strategi guru PAI

membina sikap toleransi siswa melalui dua tahap yaitu 1) Pembinaan

didalam pembelajaran dan 2) pembinaan diluar kelas.

2. Aveka Naviatun Nurul Ilma; Strategi Internalisasi Nilai-Nilai

Spiritual Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak Di SMP Pronojiwo

Lumajang; Skripsi; UIN Maulana Malik Ibrahim Malang; 2015.

Dalam skripsi tersebut mendeskripsikan konsep, strategi dan

implikasi internalisasi nilai-nilai spiritual dalam pembelajaran

akidah akhlak. Pendekatan penelitian yang digunakan penelitian

kualitatif dengan jenis deskriptif. Hasil penelitian diatas (1) ada 3

tahap proses internalisasi nilai spiritual yaitu transformasi, transaksi

nilai dan transinternalisasi, (2) Strategi internalisasi nilai spiritual

dalam pembelajaran Akidah Akhlak antara lain: pembiasaan

amaliah, hukuman, keteladanan guru, nasehat dan kesadaran diri

siswa.(3) implikasi dari penelitian tersebut menjadikan karakter dan

sikap religius siswa.

Page 33: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

12

3. Iftitakhul Saidah; Implementasi Pendidikan Agama Berbasis

Multikultural untuk Mengembangkan Sikap Toleransi Beragama

Siswa di SDN Mlancu 3 Kediri; Skripsi; FITK-UIN Maulana Malik

Ibrahim Malang; 2014. Penelitian ini merupakan penelitian

kualitatif. Tujuan dari penelitian adalah mendeskripsikan dan

mengimplementasikan desain pembelajaran pendidikan agama untuk

mengembangkan sikap toleransi beragama di SDN Mlancu 3 Kediri.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah desain pembelajaran PAI

berbasis multicultural yang dikembangkan di SDN Mlancu 3 adalah

setiap guru Pendidikan Agama Islam membuat perencanaan

pembelajaran berupa silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) sesuai kurikulum yang digunakan dan sesuai kurikulum yang

berlaku. Implementasi pendidikan agama berbasis multikultural

untuk mengembangkan sikap toleransi beragama terjadi dalam dua

fase; (1) implementasi pendidikan agama berbasis multicultural

didalam kelas, berupa kebebasan siswa menjalankan keyakinannya

masing-masing. (2) implementasi pensisikan agama berbasis

multicultural yang terjadi diluar kelas yaitu melalui kegiatan

pembiasaan, budaya religi, dan pelaksanaan kegiatan keagamaan.

4. Fahimul Ilmi; Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam

Menanamkan Nilai-Nilai Pendidikan Multicultural di SMA Selamat

Pagi Indonesia Kota Batu; Skripsi; UIN Maulana Malik Ibrahim

Malang; 2016. Tujuan penelitian ini dalam rangka memperoleh

Page 34: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

13

gambaran tentang: (1) keragaman siswa SMA Selamat Pagi

Indonesia Kota Batu, (2) upaya guru agama dalam menanamkan

nilai-nilai multicultural di SMA Selamat Pagi Indonesia Kota Batu,

(3) manfaat penanaman nilai-nilai multikultural di SMA Selamat

Pagi Indonesia Kota Batu. Penelitian ini menggunakan pendekatan

penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini adalah; 1) keragaman

keyakinan (agama) disekolahan tersebut diprosentasikan 40%

Muslim, 40% Kristen-Katolik, 10% Hindu, 10% Budha dan setiap

agama disekolah tersebut disediakan tempat beribadah masing-

masing, 2) upaya guru agama dalam menenamkan nilai-nilai

multikultural melalui nasehat, teladan dan sosial, 3) manfaat

penanaman nilai-nilai multikultural sebagai berikut; saling

memahami, kerukunan, gotong royong dan menciptakan kedamaian

sekolah.

Tabel 1.1

Originalitas Penelitian

No. Judul Skripsi Persamaan Perbedaan

1 Istiqomah Fajri

Perwita; Strategi

Guru PAI Dalam

Membina Sikap

Toleransi Antar

Umat Beragama

Jenis penelitian kualitatif,

serta pembahasan

mengenai sikap toleransi

siswa di sekolah.

Ruang lingkup penelitian diatas

lebih menekankan kepada

strategi guru PAI dalam

membina sikap toleransi,

sedangkan penelitian penulis

lebih kepada bagaimana

Page 35: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

14

Terhadap Siswa

SMPN 1

Prmbanan Klaten;

Skripsi; UIN

Sunan Kalijaga

Yogyakarta; 2014

internalisasi sikap toleransi

melalui pembelajaran Pendidikan

Agama Islam.

2. Aveka Naviatun

Nurul Ilma;

Strategi

Internalisasi Nilai-

Nilai Spiritual

Dalam

Pembelajaran

Akidah Akhlak Di

SMP Pronojiwo

Lumajang; Skripsi;

UIN Maulana

Malik Ibrahim

Malang; 2015.

Pendekatan penelitian

yang digunakan sama yaitu

penelitian kualitatif, dan

penelitian mengenai

internalisasi nilai-nilai

spiritual (sikap toleransi)

siswa di sekolah.

Ruang lingkup penelitian diatas

lebih mengarah kepada strategi

internalisasi nilai-nilai spiritual

dalam pembelajaran Akidah

Akhlak. Sedangkan penelitian

penulis lebih mengarah kepada

internalisasi sikap toleransi

melalui pembelajaran Pendidikan

Agama Islam disekolah.

3. Iftitakhul Saidah;

Implementasi

Pendidikan Agama

Persamaan yang

didapatkan dalam

penelitian ini adalah sama-

Letak perbedaannya adalah pada

penelitian skripsi ini lebih

menekankan pada implementasi

Page 36: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

15

Berbasis

Multikultural

untuk

Mengembangkan

Sikap Toleransi

Beragama Siswa

di SDN Mlancu 3

Kediri; Skripsi;

FITK-UIN

Maulana Malik

Ibrahim Malang;

2014

sama meneliti mengenai

sikap toleransi disekolah.

desain pembelajaran pendidikan

agama untuk mengembangkan

sikap toleransi sedangkan

penelitian penulis lebih kepada

internalisasi sikap toleransi

melalui pembelajaran pendidikan

agama Islam

4. Fahimul Ilmi;

Upaya Guru

Pendidikan Agama

Islam Dalam

Menanamkan

Nilai-Nilai

Pendidikan

Multikultural Di

SMA Selamat Pagi

Indonesia Kota

Persamaan yang diperoleh

dari penelitian ini adalah

sam-sama meneliti

mengenai proses

penanaman/internalisasi

nilai-nilai multikultural

disekolah.

Adapun letak perbedaannya ialah

pada penelitian ini lebih

menekankan pada upaya guru

PAI dalam menenamkan nilai-

nilai multikultural sedangkan

penelitian penulis lebih

menekankan kepapa proses

internalisasi sikap toleransi

melalui pembelajaran pendidikan

agama Islam.

Page 37: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

16

Batu; Skripsi; UIN

Maulana Malik

Ibrahim Malang;

2016.

G. Definisi Operasional

Adapun definisi dan batasan istilah yang berkaitan dengan judul dalam

penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Strategi Internalisasi

Kata “strategis” berasal dari bahasa Yunani yang artinya

memberdayakan semuan unsur, seperti perencanaan, cara dan teknik

dalm upaya mencapai sasaran.

Internalisasi adalah penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin atau

nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran

doktrin atau nilai yang diwujudkan dalam sikap.7

Sedangkan strategi internalisasi adalah sebagai perencanaan yang

berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain untuk proses

pengaturan kedalam pikiran atau kepribadian, aktualisasi dari suatu

nilai-nilai, patokan-patokan, idea atau praktek-praktek dari orang

lain yang menentukan tingkah laku yang diinginkan bagi suatu

7 Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: PN Balai Pustaka, 2002), hal. 439

Page 38: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

17

system yang mendidik sesuai dengan tuntunan Islam menuju

terbentuknya kepribadian Muslim yang berakhlak mulia yang

mencakup dalam proses pembelajaran.

2. Sikap

Adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang

lebih bersifat permanen mengenai aspek-aspek tertentu dalam

lingkungannya. Komponen sikap adalah pengetahuan, perasaan-

perasaan, dan kecenderungan untuk bertindak. Dalam pengertian

yang lain, sikap adalah kecondongan evaluative terhadap suatu objek

atau subjek yang memiliki konsekuensi yakni bagaimana seseorang

berhadap-hadapan dengan objek sikap. Sikap dapat juga diartikan

sebagai pikiran dan perasaan yang mendorong kita bertingkah laku

ketika kita menyukai atau tidak menyukai sesuatu.

3. Toleransi

Toleransi berasal dari bahasa latin “tolerantia” yang berarti

kelonggaran, kelembutan hati, keringanan dan kesabaran. Secara

etimologis istilah “tolerantia” dikenal dengan baik di dtaran Eropa,

terutama pada Revolusi Perancis. Hal itu berkaitan dengan slogan

kebebasan, persamaan, dan persaudaraan yang menjadi inti Revolusi

Perancis.8 Toleransi erat kaitannya dengan nilai-nilai, seperti: cinta,

kedamaian, persahabatan, kerja sama, kejujuran, dll. Ketika

8 Zuhairi Misrawi, Al-Qur‟an Kitab Toleransi: Inklusifisme, Pluralisme dan Multikulturalisme

(Jakarta: Fitrah, 2007), hal. 161.

Page 39: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

18

pembelajaran nilai-nilai toleransi dilaksanakan, peserta didik

sesungguhnya mempelajari tentang: mencintai satu sama lain,

bekerja sama, menghargai, terbuka, jujur, ramah, menghindari

kekerasan.

4. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam merupakan proses dan praktik

penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung dan berkembang

dalam sejarah umat Islam, dalam arti proses pertumbuhan dan

perkembangan Islam dan umatnya, baik Islam sebagai agama ajaran

maupun system budaya dan peradaban.9 Ada juga dalam pengertian

lain yakni pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan pada ajaran

Islam (Al-Qur‟an, al-Sunnah, pendapat ulama‟ dan warisan

sejarah).10

5. Strategi Guru

Menurut Syaiful Bahri Djamarah, “strategi merupakan sebuah cara

atau sebuah metode, sedangkan secara umum strategi memiliki

pengertian suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha

mencapai sasaran yang telah ditentukan.”11

Sedangkan guru adalah

“pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

9 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Islam di Sekolah.

(Rosdakarya, Bandung: 2002). hal. 120 10

Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005). hal. 29 11

Syaiful Bahri Djamaroh, Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Rineka Cipta. 2001),

hlm 5

Page 40: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

19

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi

peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”12

Maka,

strategi guru ialah haluan untuk bertindak pada waktu proses

pembelajaran bersama peserta didik serta dalam usaha mencapai

sasaran yang telah ditentukan. Disini seorang guru PAI mempunyai

tanggung jawab untuk menginternalisasi sikap toleransi melalui

beberapa strategi selain hanya menyampaikan materi namun

bagaimana pemebelajaran yang disampaikan guru mampu

diinternalisasikan peserta didik kedalam kehidupan sehari-hari

6. Hasil Internalisasi Toleransi

Merupakan sesuatu yang dicapai atau diperoleh dari proses

internalisasi toleransi yang dapat membentuk kepribadian dan sikap

peserta didik. Yang menjadi hasil dari internalisasi toleransi adalah

sikap yang timbul menjadi perilaku dan kepribadian. W.A Gerungan

mengemukakan bahwa sikap (attitude) dapat diterjemahkan sebagai

suatu sikap terhadap objek tertentu yang merupakan pandangan atau

perasaan dan disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai

12

Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan

Sukses dalam Sertifikasi Guru. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2009), hlm. 54

Page 41: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

20

dengan sikap objek tersebut. Lebih jelasnya, sikap merupakan

kesediaan beraksi terhadap suatu hal.13

H. Sistematika Pembahasan

Untuk lebih mempermudah dalam menyajikan dan memahami isi dari

penulisan skripsi ini, maka dibuatlah sistematika sebagai berikut:

Bab Pertama, pedahuluan yang memuat fenomena-fenomena berbagai

gambaran singkat tentang latar belakang penelitian, sasaran yang akan dituju dan

tujuan sebagi tahap-tahap untuk mencapai tujuan akhir dari keseluruhan tulisan

ini. Pembahasan pada bab ini, meliputi: latar belakang, fokus penelitian, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, originalitas penelitian

(penelitian terdahulu), definisi istilah dan sistematika pembahasan.

Bab Kedua, kajian teori merupakan kajian yang di dalamnya berisikan

landasan teori yang meliputi: konsep internalisasi, pengertian sikap, ciri-ciri dan

fungsi sikap, proses pembentukan nilai, metode penanaman sikap, pengertian

toleransi, bentuk-bentuk sikap toleransi, unsur-unsur toleransi, pengertian

pendidikan agama Islam, strategi guru pendidikan agama Islam dan kerangka

berfikir.

Bab Ketiga, metode penelitian yang mana menyajikan tentang metode dan

jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian, kehadiran peneliti, lokasi

13

W.A. Garungan, Masyarakat Agama dan Pluralisme Keagamaan, (Yogyakarta: Galang Press,

2010), hlm. 106

Page 42: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

21

penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,

dan pengecekan keabsahan data dan prosedur penelitian.

Bab Keempat, memaparkan data dan temuan penelitian mengenai

gambaran umum SMA Laboratorium UM Malang yang mana paparan datanya

meliputi: profil sejarah SMA Lab UM, perkembangan SMA Lab UM, visi dan

misi SMA Lab UM, struktur organisasi SMA Lab UM. Sedangkan hasil penelitian

yang akan diuraikan sesuai dengan fokus penelitian pada Bab I yang mana

menggunakan metode penelitian sesuai yang dipaparkan di Bab III.

Bab Kelima, pembahasan hasil penelitian terkait internalisasi sikap

toleransi melalui pembelajaran pendidikan agama Islam dengan teori yang diambil

dari BAB II, yakni proses internalisasi sikap toleransi.

Bab Keenam, yang mengemukakan tentang kesimpulan sesuai dengan

fokus penelitian yang diteliti dan saran kepada berbagai pihak setelah

menganalisis hasil penelitian dan pembahasan mengenai internalisasi sikap

toleransi melalui pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Laboratorium

UM.

Page 43: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

22

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Internalisasi Sikap

a. Konsep Internalisasi

Internalisasi menunjukkan suatu proses. Dalam kaidah bahasa

Indonesia kata yang berakhiran –isasi mempunyai definisi proses.

Sehingga internalisasi dapat didefiniskan hasil dari proses pemahaman

seseorang melalui penanaman nilai yang diwujudakan melalui sikap dalam

suatu lingkungan tertentu melalui pembinaan, bimbingan dan sebagainya.

Dalam proses internalisasi yang dihubungkan dengan pembinaan

peserta didik, ada tiga tahap yang mewakili proses atau tahap terjadinya

internalisasi, yaitu:14

Tabel 1.2

Proses Internalisasi

a) Tahap transformasi nilai. Tahap ini merupakan proses yang

dilakukan oleh guru/pendidik dalam menginformasikan nilai-nilai

14

Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan

Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 14

Transformasi Nilai Transaksi Nilai Transinternalisasi

Page 44: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

23

yang baik dan kurang baik. Pada tahap ini hanya terjadi komunikasi

verbal antara guru/pendidik dan peserta didik.

b) Tahap transaksi nilai. Suatu tahap pendidikan nilai dengan jalan

melakukan komunikasi dua arah, atau interaksi antara peserta didik

dengan pendidik yang bersifat interaksi timbal-balik.

c) Tahap transinternalisasi. Tahap ini jauh lebih mendalam dari tahap

transaksi. Pasda tahap ini tidak hanya dilakukan dengan komunikasi

verbal tapi juga sikap mental dan kepribadian. Jadi, tahap ini

komunikasi kepribadian yang berperan secara aktif.

b. Pengertian Sikap

Sikap bisa diartikan sebagai perasaan dan juga pikiran seseorang dalam

bertingkah laku saat sedang, tidak menyukai atau menyukai sesuatu. Pada

dasarnya, sikap memiliki tiga komponen penting yakni emosi, perilaku dan

kognisi. Komponen kognisi atau kognitif adalah semua pemikiran yang

berkenaan dengan sikap. Sikap yang diambil seseorang dalam mengambil

tindakan juga tergantung dari permasalahan yang dihadapi. Setiap orang

memiliki respon yang berbeda dalam menanggapi suatu objek atau fenomena.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang memiliki sikap yang berbeda

terhadap suatu objek.

W.A Gerungan mengemukakan bahwa sikap (attitude) dapat

diterjemahkan sebagai suatu sikap terhadap objek tertentu yang merupakan

pandangan atau perasaan dan disertai dengan kecenderungan untuk bertindak

Page 45: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

24

sesuai dengan sikap objek tersebut. Lebih jelasnya, sikap merupakan kesediaan

beraksi terhadap suatu hal.15

Sejalan dengan itu, sikap adalah suatu proses penilaian yang dilakukan

oleh seseorang terhadap suatu objek. Sikap adalah konsep yang dibentuk oleh

tiga komponen, yaitu kognitif, afektif dan perilaku. Aspek kognitif yaitu semua

pemikiran serta ide-ide yang berkaitan dengan objek sikap. Isi pemikiran

tersebut meliputi hal-hal yang diketahuinya sekitar objek sikap. Aspek afektif

meliputi perasaan atau emosi seseorang terhadap objek sikap. Emosi tersebut

dapat berupa perasaan senang atau tidak senang terhadap objek, dan juga suka

dan tidak suka. Sedangkan aspek perilaku menunjukkan bagaimana perilaku

atau kecenderungan berperilaku yang ada pada diri seseorang berkaitan dengan

stimulus atau suatu objek yang dihadapinya.16

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sikap

merupakan kecenderuangan seseorang untuk berperilaku terhadap suatu

stimulus objek sikap, yang sesuai dengan komponen yang telah dibentuk dari

aspek kognitif, afektif dan perilaku dalam diri seseorang. Seingga

kecenderungan itu adalah manifestasi dari perasaan atau emosi seseorang.

15

W.A. Garungan, Masyarakat Agama dan Pluralisme Keagamaan, (Yogyakarta: Galang Press,

2010), hlm. 106 16

Eko A. Meinarno dan Sarlito W. Sarwono, Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 68

Page 46: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

25

c. Ciri-Ciri dan Fungsi Sikap

Dalam bukunya yang berjudul Psikologi Sosial, mengemukakan empat

ciri-ciri sikap yaitu:17

1) Sikap tidak dibawa manusia sejak lahir, tetapi dipelajari sepanjang proses

perkembangan hidupnya.

2) Sikap dapat berubah-ubah, oleh karena itu sikap dapat dipelajari orang.

Begitu juga sebaliknya, karena sikap dapat dipelajari maka sikap ini dapat

berubah-ubah terhadap suatu keadaan pada seseorang.

3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berkaitan dengan suatu objek.

4) Sikap merupakan suatu hal atau kumpulan dari hal-hal tertentu. Sikap

mempunyai segi motivasi dan segi perasaan, sehingga dapat membedakan

sikap dari kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.

Selanjutnya dalam buku Psikologi Sosial yang lain, mengemukakan

bahwa ada lima ciri-ciri sikap, yaitu:18

1) Sikap itu dipelajari (learnability). Sikap merupakan suatu hasil belajar.

Beberapa sikap dipelajari tanpa disengaja dan tanpa disadari oleh sebagian

orang. Sikap dipelajari dengan sengaja apabila seseorang mengetahui

bahwa sikap tersebut memberikan kebaikan terhadap dirinya.

17

Eko A. Meinarno dan Sarlito W. Sarwono, Psikologi Sosial. (Jakarta: Salemba Humanika,

2009), hlm. 163 18

Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 178

Page 47: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

26

2) Memiliki kestabilan (stability). Sikap bermula dari dipelajari, kemudian

menjadi lebih kuat, tetap dan stabil.

3) Personal-societal significancy. Sikap melibatkan hubungan antara

seseorang dan orang lain dan juga antara orang dengan benda atau situasi.

Jika seseorang merasa orang lain ramah dan hangat, maka ini akan berarti

baginya.

4) Berisi kognisi dan afeksi. Komponen kognisi dari sikap ialah informasi

yang faktual, misalnya objek itu dirasakan menyenangkan atau sebaliknya.

5) Approach-avoidance directionality. Apabila seseorang memiliki sikap

yang baik terhadap suatu objek, maka orang lain akan mendekati dan

membantunya bahkan sebaliknya.

Berdasarkan pernyataan diatas, dapat diambil satu poin penting mengenai

sikap, yakni bukan bawaan dari lahir, melainkan dapat dipelajari selama hidup.

Dikarenakan sikap dipelajari maka sikap seseorang dapat berubah-ubah sesuai

dengan hubungan dengan objek, situasi, dan perasaan orang.

Selanjutnya, menurut buku Psikologi Sosial karangan Abu Ahmadi, ada

empat fungsi sikap, yakni:19

1) Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri. Siakap merupakan

sesuatu yang bersifat menjalar, sehingga mudah pula menjadi milik

19

Ibid, hlm. 178-180

Page 48: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

27

bersama. Artinya, satu orang dengan orang lainnya dapat memiliki sikap

yang sama terhadap suatu objek atau situasi.

2) Sikap berfungsi sebagai alat ukur tingkah laku. Dalam hal ini, sikap

berfungsi sebagai suatu pertimbangan atau penilaian seseorang terhadap

suatu ramgsangan agar reaksi yang muncul dapat sesuai dengan nilai-nilai

ataupun peraturan-peraturan yang ada di masyarakat.

3) Sikap berfungsi sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman. Dalam hal

ini, sikap berperan aktif dalam memilih pengalaman-pengalaman yang

diterima dari luar. Tidak semua pengalaman direspon seseorang melainkan

pengalaman-pengalaman yang dianggap berarti.

4) Sikap berfungsi sebagai pernyataan kepribadian. Sikap-sikap yang

ditunjukkan oleh manusia merupakan manifestasi dari kepribadian yang

dimilikinya. Sehingga kepribadian seseorang dpat dilihat dari sikapnya

sehari-hari.

Selanjutnya, menurut Katz ada empat fungsi sikap, yaitu:20

1) Utilitarian function, yaitu sikap memungkinkan manusia untuk

memperoleh ganjaran dan meminimalkan hukuman. Sikap dapat berfungsi

sebagai penyesuaian sosial. Contohnya ialah seseorang dapat memperbaiki

ekspresi dan sikapnya terhadap suatu objek tertentu untuk mendapatkan

dukungan.

20

Hudaniah dan Tri Dayaskini, Psikologi Sosial, (Malang: UMM Press, 2012), hlm. 68

Page 49: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

28

2) Knowledge function, yaitu sikap membantu dalam memahami lingkungan

dengan melengkapi ringkasan evaluasi terhadap suatu objek dan segala

sesuatu yang ditemui di dunia ini.

3) Value expressive function, yaitu sikap berfungsi untuk

mengkomunikasikan nilai dan identitas yang dimiliki oleh seseorang

terhadap orang lain.

4) Ego defense function, yaitu sikap berfungsi untuk melindungi diri,

menutupi kesalahan, agresi dan lain-lain dalam rangka mempertahankan

diri.

d. Proses Pembentukan Nilai

Menurut Kranwolth, proses pembentukan nilai anak dapat

dikelompokkan dalam 5 tahap, yakni:

1) Tahap Receiving (menyimak), pada tahap ini seseorang secara aktif dan

sensitive menerima stimulus dan menghadapi fenomena-fenomena, sedia

menerima secara aktif dan selektif dalam memilih fenomena. Pada tahap

ini nilai belum termasuk melainkan baru menerima adanya nilai-nilai yang

berada diluar dirinya dan mencari nilai-nilai untuk yang berada diluar

dirinya.

2) Tahap Responding (menanggapi) pada tahap ini, seseorang sudah bersedia

menerima dan menanggapi secara aktif stimulus dalam bentuk respon yang

nyata. Dalam tahap ini ada tingkatan tahap compliance (nurut); willingness

Page 50: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

29

to respond (sedia menanggapi). Pada tahap ini seseorang sudah mulai aktif

menanggapi nilai-nilai yang berkembang di luar dan meresponnya.

3) Tahap Veluing (memberi nilai). Kalau ada tahap pertama dan kedua lebih

banyak masih bersifat aktifis fisik biologis dalam menerima dan

menanggapi nilai, maka pada tahap ini seseorang sudah mampu

menangkap stimulus itu atas dasar nilai-nilai yang terkandung di dalamnya

dan mulai mampu menyusun persepsi tentang objek. Dalam hal ini, terdiri

dari tiga tahap, yakni percaya terhadap nilai ia terima; merasa terikat

dengan nilai orang yang dipercayai itu, dan memiliki keterkaitan batin

untuk memperjuangkan nilai-nilai yang diterima dan diyakini.

4) Tahap Organization (pengorganisasian nilai), yaitu satu tahap yang lebih

kompleks dari tahap ketiga diatas. Seseorang mulai mengatur system nilai

yang ia terima dari luar untuk diorganisasikan (ditata) seseorang mulai

mengatur system nilai menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam dirinya.

Pada tahap ini, ada dua tahap organisasi nilai, yakni mengkonsepsikan

nilai dalam dirinya; dan mengorganisasikan system niali dalam dirinya

dengan hasil cara hidup dan tata perilaku sudah didasarkan atas nilai-nilai

yang diyakini.

5) Tahap Characterization (karakteristik nilai), yang ditandai ketidakpuasan

seseorang untuk menata nilai yang diyakininya dalam kehidupan secara

mapan, tetap dan konsisten sehingga dapat dipisahkan lagi dengan

pribadinya. Tahap ini dikelompokkan dalam dua tahap, yakni tahap

Page 51: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

30

menerapkan sistem nilai dan tahap karakterisasi, yakni tahap

mempribadikan sistem nilai tersebut.

e. Metode Penanaman Sikap

Metode merupakan rangkaian cara yang ditempuh oleh seseorang untukj

mencapai tujuan tertentu.

Menurut Arifin, metode berarti jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.

Metode berasal dari dua kata yakni meta dan hodos. Meta berarti “melalui”,

sedangkan hodos berarti “jalan atau cara”.21

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “metode” adalah cara yang teratur

dan berpikir baik untuk mencapai maksud. Sehingga dapat dipahami bahwa

metode ialah suatu cara yang harus ditempuh seseorang dalam rangka

mencapai suatu tujuan tertentu. Yang dimaksud sini adalah guru yang mana

dalam melaksanakan tugasnya mengajar, mendidik dan membimbing peserta

didik dengan menggunakan berbagai metode untuk mencapai tujuan

pembelajaran yakni mengenai toleransi.

Untuk mencapai tujuan pendidikan Islam sebagai insan kamil. Secara

spesifik dibawah ini akan membahas metode-metode penanaman sikap:22

1) Metode Hiwar (percakapan) Qur‟ani dan Nabawi.

21

M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Putra, 2003), hlm. 65 22

Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004), hlm. 216

Page 52: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

31

Hiwar ialah percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih melalui

tanya jawab mengenai suatu topik yang mengarah pada suatu tujuan.

2) Metode Qishah (kisah) Qur‟ani dan Nabawi

Dalam pendidikan Islam, kisah mempunyai fungsi edukatif yang tidak

dapat diganti dengan bentuk lain selain bahasa. Hal ini disebabkan kisah

Qur‟ani dan Nabawi memiliki keistimewaan yang membuatnya mempunyai

dampak psikologis dan edukatif.

3) Metode Amtsal (perumpamaan) Qur‟ani dan Nabawi.

Perumpamaan merupakan motif yang menggerakkan perasaan,

menggugah, kehendak dan mendorongnya untuk melakukan amal yang baik

dan menjauhi segala kemungkaran. Dengan demikian perumpamaan itu alat

pendidikan yang ikut andil dalam mendidik dan membimbing peserta didik

agar bertingkah laku baik.

4) Metode Uswah (keteladanan)

Keteladanan penting bagi proses pendidikan, untuk merealisasikan segala

sesuatu yang tertuang dalam konsep maupun teori yang dipelajari harus

diterjemahkan dalam ranah aksi yaitu keteladanan.

5) Metode Tajribah (pengalaman).dan pembiasaan diri.

Page 53: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

32

Dengan metode ini diharapkan dapat menggugah akhlak yang baik pada

jiwa peserta didik, sehingga tumbuh menjadi pribadi yang lebih istiqomah dan

bahagia.

6) Metode ibrah (pelajaran) dan mauidhoh.

Ibrah adalah suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia kepada

intisari sesuatu yang disaksikan, dihadapi, dengan menggunakan nalar dan hati

mengakuinya. Adapun mauidhoh ialah nasehat yang lembut yang diterima oleh

hati dengan menjelaskan pahala dan ancamannya.

7) Metode targhib (membuat senang) dan tarhib (membuat takut).

Targhib ialah janji yang disertai dengan bujukan dan membuat senang

terhadap suatu mashlahat, kenikmatan atau kesenangan akhirat yang pasti dan

baik, serta melakukan amal baik dan menjauhi perbuatan buruk. sedangkan

tarhib ialah ancaman dengan siksaan sebagai akibat melakukan dosa atau

kesalahan yang dilarang atau akibat lengah dan lalai dengan kewajibannya.

2. Toleransi

a. Pengertian Toleransi

Toleransi harus dideskripsikan secara tepat, sebab toleransi beragama

yang daiamalkan secara ngawur justru malah akan merusak agama itu sendiri.

Islam sebagai ajaran yang sempurna batas-batas anatar muslim dan nonmuslim,

Page 54: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

33

sebagaimana mengatur batas antara laki-laki dan perempuan, dan lain

sebagainya.23

Sebelum mengkaji toleransi secara terminologi, kita harus mengetahui

toleransi secara kebahasaan. Dalam bahasa Arab, kata tasâmuh adalah yang

paling umum digunakan dewasa ini untuk arti toleran. Tasâmuh berakar dari

kata samaha yang memiliki arti mudah. Kemudahan atau memudahkan,

sebagaimana dijelaskan bahwasanya Persia; Ibnu Faris dalam Majmu‟ Maqayis

AL-lughat menyebutkan bahwa kata tasamuh, secara harfiah berasal dari kata

samhan yang memiliki arti ‟kemudahan atau memudahkan‟.24

Sementara itu Kamus Besar Bahasa Indonesia memaknai toleran sebagai

berikut: bersifat atau bersikap menenggang (pendapat, pandangan,

kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb.) yang berbeda atau bertentangan

dengan pendirian sendiri.

Adapun toleransi dalam terminolgi syariat, setidaknya itu pernah

disabdakan Nabi sebagai berikut:

احب الدين إىل اهلل احلنيفية السمحة

Artinya: “Agama yang paling dicintai Allah adalah agama yang suci

lagi mudah.”

Mudah di sini bukan berarti bebas. Sebab kita sadar bahwa agama adalah

sebuah aturan. Itu artinya, toleransi beragama menurut Islam adalah

23

Ahmad Syarif Yahya, Ngaji Toleransi, (Jakarta: PT Elex Media Kompetindo, 2017), hlm. 2 24

Ahmad bin Faris. Mujma‟ Maqayis Al-lughat, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1979), juz;3, hlm. 99

Page 55: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

34

menghormati atau menolelir dengan tanpa melewati batas aturan agama itu

sendiri. Dr. Luhaiadan, dalam kitabnya menulis takrif tasamuh sebagai berikut:

“Mengambil kemudahan (kelonggaran) dalam pengamalan agama sesuai

dengan nash-nash syariat, sehingga pengamalan tersebut tidak sampai pada

tasydûd (ketat), tanfîr (menyebabkan orang menjauhi Islam) dan tasahul

(nyepelekan).”25

Atau dalam arti sebaliknya: tidak mengambil kemudahan agama secara

awur, namun benar-benar agama yang lahir dari peranti-peranti hukum yang

dimufakati ulama; Al-Qur‟an, hadis, ijmâ‟, qiyâs, istihsân, maslahatul

mursalah, al-„urf, syar‟u man qoblana, mazhab as-sohabî, istishab dan

syaddud ad-darî‟ah. Filsafat tidak termasuk di dalamnya. Toleran bukan sikap

tunduk secara dhaif tanpa prinsip yang meniangi. Seorang muslim haruslah

kuat dalam imannya dan mulia dengan syariatnya. Religiusitas secara vertikal

haruslah ketat, sedangkan religiusitas sosial secara horizontal bisalah lentur.

Dalam Islam, toleransi tidak dibenarkan jika diterapkan dalam ranah

teologis. Peribadatan harus dilakukan dengan tata ritual dan di tempat ibadah

masing-masing. Agama adalah keyakinan, sehingga beribadah dengan cara

agama lain, akan merusak esensi keyakinan tersebut. Toleransi hanya bisa

diterapkan pada ranah sosialis.

Hal tersebut sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Kafirun ayat

1-6, sebagai berikut:

25

Ibid, hlm. 6

Page 56: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

35

قلل ها يأ وني ١ٱل كفيرل ون بلدل تع ما بلدل ع

أ ٢ل ما ون عبيدل نتلم

أ ول

بلدل ع ٣أ اعبدتم يدم عب نا

أ ول٤ول بلدل ع

ونماأ عبيدل نتلم

لكل٥أ م

دييني ولي م ٦ديينلكلArtinya: (1) Katakanlah: "Hai orang-orang kafir. (2) Aku tidak akan

menyembah apa yang kamu sembah (3) Dan kamu bukan penyembah

Tuhan yang aku sembah (4) Dan aku tidak pernah menjadi penyembah

apa yang kamu sembah (5) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi

penyembah Tuhan yang aku sembah.(6) Untukmu agamamu, dan

untukkulah, agamaku"

Begitulah Allah mengajarkan kita melalui surah Al-Kafirun, surah yang

terdiri atas ayat-ayat dengan pesan tandas dan tegas tetapi tanpa bahasa keras.

Surah Al-Kafirun memiliki aliterasi indah. Pengulangan bunyi ‟nun‟ dan „dal‟

yang dominan melahirkan kesedapan bunyi yang melenakan. Sementara pada

saat itu, bangsa Arab begitu besar memberikan apresiasi pada sastra.

Jika diperhatikan lagi, surah Al-Kafirun diawali dengan kata amr

(perintah) “katakanlah!”. Dibalik peletakkan kata itu, tersembunyi maksud

toleransi. Yaitu, agar orang-orang Makkah tahu bahwa Muhammad bukan

sedang mencaci mereka. Bukan sedang mengatai mereka „kafir‟, sebab dengan

kalimat “katakanlah”, orang Makkah tahu bahwa Muhammad hanya diperintah.

Muhammad hanya menyampaikan teguran Allah.26

Selain itu, surah Al-Kafirun

menjadi penegas, bahwa Islam melarang melarang mencampuradukan ritual.

Fairuzabadi menukil bahwa surah Al-Kafirun memiliki nilai lain: surah

ad-dîn (surah agama). Disebut demikian, karena surat ini diakhiri dengan:

26

Fahrudin Ar-Razi, Mafatih al-Ghaib, (Maktabah Samilah), juz 32, hlm. 128

Page 57: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

36

„bagimu agamamu, bagiku agamaku‟. Sebuah ayat tegas bahwa setiap muslim

harus total meyakini kebenaran ajaran agamanya. Bahwa hanya agamanyalah

yang benar. Akan tetapi, meski itu berarti meyakini kesalahan agama lain,

Islam mengajarkan untuk santun dengan mengatakan “bagimu agamamu”.

Jadi, batas-batas antara muslim dan nonmuslim haruslah ada, yaitu aktivitas

religiusitas-spiritualitas.

Toleransi (tasâmuh) berarti sikap membolehkan atau membiarkan

ketidaksepakatan dan tidak menolak pendapat, sikap, ataupun gaya hidup yang

berbeda dengan pendapat, sikap, dan gaya hidup sendiri. Sikap toleran dalam

implementasinya tidak hanya dilakukan terhadap hal-hal yang berkaitan

dengan aspek spiritual dan moral yang berbeda, tetapi juga harus dilakukan

terhadap aspek yang luas, termasuk aspek ideologis dan politik yang berbeda.27

Selanjutnya, pengertian toleransi menurut Kemendiknas yaitu sikap dan

tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan

tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya. Pendapat Kemendiknas tersebut

menjelaskan bahwa toleransi ialah sikap saling menghargai setiap perbedaan

yang ada diantara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya.

Dengan adanya sikap toleransi, diharapkan masyarakat Indonesia dapat hidup

berdampingan diantara perbedaan yang ada.28

27

DR. Ngainun Naim, Islam dan Pluralisme Agama, (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2014), hlm. 182 28

Kemendiknas, Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai

Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa, (Jakarta: Kementrian Pendidikan

Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010), hlm. 25

Page 58: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

37

Berdasarkan pengetian-pengertian toleransi diatas, dapat disimpulkan

bahwa toleransi ialah sikap dan tindakan menghormati, menghargai dan

menerima segala perbedaan di tengah-tengah kemajemukan berupa agama, ras,

suku, etnis, pendapat, gaya hidup, dan lain-lain agar terciptanya kehidupan

yang damai, rukun dan penuh kebersamaan.

b. Bentuk-Bentuk Sikap Toleransi

Toleransi adalah siakap menghargai tanpa membedakan suku, gender,

penampilan, budaya, keyakinan, kemampuan, atau orientasi seksual. Orang

yang toleran bisa menghargai orang lain meskipun berbeda pandangan dan

keyakinan. Bentuk-bentuk sikap toleransi, antara lain:

1) Beralapang dada dalam menerima semua perbedaan, karena

perbedaan adalah Rahmat Allah SWT.

2) Tidak membeda-bedakan (mendeskriminasi) teman yang berbeda

keyakinan.

3) Tidak memaksakan orang lain dalam hal keyakinan (agama).

4) Memberikan kebebasan orang lain yang berbeda keyakinan ketika

mereka beribadah.

5) Tetap bergaul dan bersikap baik dengan orang lian yang berbeda

keyakinan.

6) Menghormati orang lain yang beribadah.

Page 59: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

38

7) Tidak membenci dan menyakiti perasaan seseorang yang berbeda

keyakinan atau pendapat dengan kita.

Bentuk-bentuk toleransi yang ada tersebut digunakan untuk menjadi

acuan dalam penelitian yang dilakukan. Toleransi yang ada dilokasi penelitian

sudah terjadi sehingga nantinya akan membentuk karakter siswa yang baik.

c. Unsur-Unsur Toleransi

Suatu tanda bahwa sikap toleransi telah dilaksanakan terdapat unsur-

unsur yang harus ditekankan dalam mengekspresikan terhadap orang lain,

yakni:

1) Memberikan Kebebasan dan Kemerdekaan

Manusia diberi kebebasan untuk bertingkah laku, bergerak maupun

berkehendak menurut dirinya sendiri dan juga dalam memilih keyakinan

agama yang ingin di peluknya. Kebebasan ini diberikan sejak manusi lajir

sampai nanti ia meninggal dan kebebasan atau kemerdekaan yang manusia

miliki tidak dapat digantikan orang lain dengan cara apapun.

2) Mengakui hak setiap orang

Suatu sikap mental yang mengakui hakm setiap orang di dalam

menentukan sikap perilaku dan nasibnya masing-masing. Tentu saja sikap

atau perilaku yang di jalankan itu tidak melanggar hak orang lain.

3) Menghormati keyakinan orang lain

Page 60: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

39

Dalam hubungan dengan manusia mengenai keyakinan dan

kepercayaan tidak boleh orang atau golongan memaksakan kehendaknya

sendiri kepada orang atau golongan lain. Seharusnya seseorang maupun

golongan harus menghormati satu sama lain dlam rangka menciptakan

perdamaian ditengah perbedaan golongan maupu orang lain.

4) Saling mengerti

Tidak akan terjadi, saling menghormati antara sesama manusia bila

mereka tidak ada rasa saling mengerti. Saling anti dan saling membenci,

saling berebut pengaruh adalah salah satu akibat dari tidak adanya saling

mengerti dan saling menghargai antara satu sama lain.Dengan demikian

toleransi menyangkut sikap jiwa dan kesadaran hati seseorang yang mana

kesadaran jiwa menimbulkan sikap kejujuran dalm bertingkah laku.29

3. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Secara etimologi, kata “pendidikan” berasal dari kata “didik”. Dalam

bahasa Inggris kita dapatkan kata “to educate”, dan “education”, dan dalam

bahasa Arab kita dapatkan kata ت ربية( -ي رب -رب ); ( تادي با -ي ؤدب -أدب ); dan ( ب -يهدب -هد

Kata “to educate”yang berbentuk “verb” atau kata kerja dalam arti .(ت هدي با

29

Umar Hasyim, Toleransi dan Kemerdekaan Beragama Dalam Islam Sebagai Dasar Menuju

Dialog dan Kerukunan Antar Agama, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1991), hlm. 23-25

Page 61: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

40

sempit adalah “to teach or the help someone learn”, yang berarti “mengajar

atau menolong seseorang belajar”.30

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya dan masyarakat.

Dalam istilah pendidikan agama Islam, ada dua istilah kunci yaitu

pendidikan Islam dan pendidikan agama Islam. Pendidikan Islam adalah

bimbingan terhadap seseorang agar berkembang maksimal sesuai dengan

ajaran Islam. Sedangkan pendidikan agama Islam adalah proses penyampaian

materi dan pengalaman belajar atau penanaman nilai ajaran Islam sebagaimana

yang tersusun secara sistematis dalam ilmu-ilmu keislaman kepada peserta

didik.31

Pendidikan agama Islam lebih menekankan pada pembimbingan,

pembenahan perilaku baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Jadi dalam

proses pembelajaran tidak hanya bersifat teoritis saja namun secara praktis.

Sebagaimana implementasi ajaran Islam dengan melaksanakannya

(pengamalan) agar tercipta sikap atau perilaku atau pribadi yang baik secara

akal dan tingkah laku.

30

Dr. H. Iskandar Engku, M.A, Siti Zubaidah, M. Ag, Sejarah Pendidikan Islam, (Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2014), hlm. 2 31

Erwin Yudi Prahara, Materi Pendidikan Agama Islam, (Ponorogo: STAIN Press Ponorogo,

2009), hlm. 8

Page 62: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

41

b. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menginternalisasi

Sikap Toleransi

Strategi merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan

oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan

efisien. Selain itu, strategi juga dapat diartikan sebagai usaha guru

melaksanakan rencana pembelajaran, emnggunakan berbagai komponen

pembelajaran agar dapat mempengaruhi peserta didik mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.32

Dalam internalisasi sikap toleransi dapat dilakukan melalui pembelajaran

afektif pada pendidikan agama Islam yang disesuaikan dengan kebutuhan,

strategi yang digunakan antara lain:

1) Pemanfaat sumber belajar

Sumber belajar yang dimaksud adalah sumber belajar yang sudah

disediakan secara formal seperti perpustakaan, buku ajar, tempat ibadah, dan

sumber belajar lain yang dapat dikembangkan.

2) Penyusunan materi pilihan

Materi pilihan merupakan materi yang dianggap tepat untuk

mengemangkan suatu topik pembelajaran agama, seperti cerita sejarah islam,

sejarah para Nabi, dan sejarah cendekiawan Muslim.

3) Penerapan variasi metode

32

Mahmud Arif, Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah, (Yogyakarta: Idea

Press, 2010), hlm 5

Page 63: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

42

Pelaksanaan pembelajaran pendidikan Agama Islam tidak akan berhasil

dan tercapai jika hanya menggunakan satu metode. Sebab dalam

mengajarkan materi kepada peserta didik, guru harus mengkombinasi

beberapa metode agar tercapai tujuan pembelajaran dan peserta didik lebih

antusias dalam menyerap pelajaran.

4) Evaluasi berkelanjutan

Dalam pembelajaran nilai-nilai agama Islam, evaluasi berekelanjutan

merupakan perhatian utama. Keutamaannya ialah fokus pada internalisasi

nilai kepada peserta didik. Teknik evaluasi dapat dikembangkan melalui

portofolio, penilaian penampilan, penilaian sikap, penilaian hasil karya, dan

tes.33

Pada dasarnya sikap toleransi dapat dikembangkan melaui proses

pendidikan. Adapun indikator dalam mengembangkan sikap toleransi

adalah:34

1) Dalam proses pembelajaran guru berusaha untuk menhindari

pandangan-pandangan atau sindiran-sindiran negatif pada agama

lain. Intinya pesan kebencian harus ditinggalkan dan dihilangkan.

2) Guru selalu bersikap hormat ketika membicarakan kepercayaan

komunitas agama lain.

33

Ibid, hlm. 249 34

Franz Magniz-Suseno [et.al], Memahami Hubungan Antar Agama, (Yogyakarta: Elsaq Press,

2007), hlm. 33-35

Page 64: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

43

3) Mengajak peserta didik untuk dapat berinteraksi dengan baik antar

pemeluk agama lain.

4) Peserta didik dari berbagai agama diajak untuk bekerjasama dalam

suatu kegiatan sosial dan budaya.

5) Guru memberikan contoh kepada peserta didik untuk tidak

melecehkan peserta didik dari agama lain, sebaiknya haris

mengembangkan sikap toleran dan bertanggungjawab.

6) Para siswa dikenalkan secara terang-terangan bahwa bangsa kita

adalah bangsa yang majemuk. Mereka harus diajarkan keterampilan

dan pengetahuan yang dapat dijadikan mereka menguasai secara

positif pluralism budaya dan agama.

7) Para siswa disorong untuk berfikiran fanatic yang sempit, tetapi

harus didorong untuk berfikiran terbuka dan toleransi.

8) Para siswa dibantu untuk selalu merasa percaya diri dan yakin

terhadap keimanannya sendiri, bukan dengan cara tertutup dan

menghina pihak lain, tetapi dengan cara inklusif dan dengan melihat

nilai yang positif dari keimanan agama lain.

9) Para siswa dididik agar peka dan perhatian kepada orang yang

menderita, tertekan, tidak mampu membela diri mereka sendiri,

diperas dan dimanfaatkan orang lain, tanpa mempertimbangkan

apakah korban penderita tersebut berasal dari keyakinan yang sama

ataukah berbeda.

Page 65: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

44

10) Dalam pendidikan agama dimasukkan petunjuk kepada komitmen

terhadap penolakan kekerasan, bahkan dalam mengajar tujuan yang

mulia, maka prinsip sikap anti-kekerasan harus selalu dilakukan

dengan cara yang beradab.

4. Hasil Yang Diharapkan Dalam Menginternalisasi Sikap Toleransi

Berhasil atau tidaknya suatu pencapaian internalisasi sikap toleransi

mengenai suatu sikap peserta didik sangat tergantung pada proses

pembelajaran tentang sikap yang dialami peserta didik berdasarkan hasil yang

dicapainya baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat.

Proses internalisasi sikap toleransi dikatakan berhasil apabila peserta didik

mempunyai sikap dan perilaku, antara lain:35

1. Tidak memaksakan suatu agama pada orang lain.

Di dalam agama Islam orang muslim tidak boleh melakukan

pemaksaan pada kaum agama lainnya, karena memaksakan suatu

agama bertentangan dengan firman Allah Swt.

2. Tidak saling memusuhi

Perintah Nabi Muhammad untuk melindungi orang-orang selain

muslim seperti yang dilakukan oleh Nabi di Madinah. Kaum Yhudi

dan Nasrani yang jumlahnya sedikit dilindungi baik keamanannya

maupun dalam beribadah. Kaum muslimin dianjurkan untuk bisa

35

Yunus Ali Mukhdor, Toleransi Kaum Muslimim, (Surabaya: PT Bungkul Indah, 2000), hlm. 5

Page 66: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

45

hidup damai dengan masyarakat sesamanya walaupun berbeda

keyakinan.

3. Hidup rukun dan damai dengan sesama manusia

Hidup rukun antar kaum muslimin maupun non muslim seperti

yang dilakukan oleh Rasulullah SAW akan membawa kehidupan

yang damai dan sentosa, selain itu juga dianjurkan untuk bersikap

lemah lembut pada sesame manusia baik yang beragama Islam

maupun non Islam.

4. Saling tolong menolong sesame manusia

Dengan hidup rukun dan saling tolong menolong sesama manusi

akan membuat hidup di dunia yang damai dan tenang. Nabi

Muhammad memerintahkan untuk saling menolong dan membantu

dengan sesamanya tanpa memandang suku dan agama yang

dipeluknya.

5. Tidak membedakan suku, agama, ras, golongan, status sosial, dan

status ekonomi

6. Bekerja dalam kelompok yang berbeda

7. Saling membantu antar sesame dalam kebaikan.

Salah satu contoh di kelas adalah sikap untuk berlaku baik terhadap

seluruh teman kelas tanpa membedakan satu sama lain, menerima

perbedaan dengan lapang dada dan belajar dari perbedaan tersebut

untuk saling mendukung dan hidup saling menolong sebagai wujud

Page 67: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

46

hidup rukun dan bersatu di tengah keragaman bangsa. Guru dapat

mengamati peserta didik sudah memiliki sikap toleran atau belum

melalui tindakan peserta didiknya sehari-hari disekolah.

8. Tidak mengolok-olok orang yang berbeda dengan dirinya.

9. Tidak mau menertawakan suku, agama, budaya, ukuran tubuh dan

gender

10. Memfokuskan pada persamaan bukan pada perbedaan.

11. Tidak menolak teman yang berbeda untuk berbicara dan bermain

Peserta didik dapat dikatakan bertoleransi apabila peserta didik

dapat menerima dengan lapang dada orang lain yang berbeda

dengan kita. Selain itu, peserta didik dikatakan mempunyai sikap

toleransi apabila peserta didik dapat menghormati orang lain, dapat

memperlakukan orang lain tanpa pandang bulu. Guru dpat

mengemati apakah peserta didik nya sudah memiliki sifat toleransi

atau belum melalui pengamatan sehari-hari saat proses belajar

mengajar.

Page 68: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

47

B. Kerangka Berfikir

Tabel 1.3

Kerangka Berfikir

Internalisasi Sikap Toleransi Melalui Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di Sekolah Menengah Atas Laboratorium Universitas Negeri

Malang

1. Mendeskripsikan strategi guru PAI dalam menginternalisasi sikap

toleransi di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang

2. Mendeskripsikan pelaksanaan strategi yang dilakukan oleh guru

Pendidikan Agama Islam dalam internalisasi nilai-nilai toleransi pada

siswa di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang

3. Mendeskripsikan hasil proses internalisasi sikap toleransi peserta didik di

SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang

Uji Teori

Internalisasi Sikap

Toleransi Melalui

Pembelajaran

Pendidikan Agama

Islam

Teknik Pengumpulan Data:

1. Observasi

2. Dokumentasi

3. Wawancara

Analisis

Rekomendasi

Page 69: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

48

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang

dilaksanakan secara terencana, sistematis dan teliti dengan maksud mendapatkan

fakta dan hipotesis agar dapat memahami, menjelaskan, memprediksi dan

mengendalikan keadaan. Metode juga merupakan cara kerja untuk memahami dan

mendalami objek yang menjadi sasaran. Melalui metode yang tepat, seorang

peneliti tidak hanya mampu melihat fakta sebagai kenyataan dilapangan tetapi

juga mampu memperkirakan kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi

melalui fakta itu.36

Di dalam metode penelitian ini penulis akan membahas tentang: (a)

pendekatan dan jenis penelitian, (b) kehadiran peneliti, (c) lokasi penelitian, (d)

data dan sumber data, (e) teknik pengumpulan data, (f) analisis data, (g)

pengecekan keabsahan temuan dan (h) prosedur penelitian.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai strategi

guru Pendidikan Agama Islam dalam menginternalisasi sikap toleransi melalui

pembelajaran PAI di SMA Laboratorium UM Malang. Adapun pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitiaan kualitatif.

36

Syamsuddin AR, Vismaia S, Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa, (Bandung:

Remaja Rosda Karya, 2011), hlm. 14

Page 70: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

49

Penelitian kualitatif bermaksud memahami fenomena-fenomena

tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik (utuh) dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah.37

Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang penting untuk

memahami suatu fenomena sosial dan perspektif individu yang di teliti.

Tujuan pokoknya adalah menggambarkan, mempelajari, dan menjelaskan

fenomena itu. Pemahaman fenomena ini dapat diperoleh dengan cara

mendeskripsikan dan mengeksplorasikannya dalam sebuah narasi. Dengan

cara tersebut, peneliti harus dapat memperlihatkan hubungan antara

peristiwa dan makna peristiwa.38

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti sebagai instrument

kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data

bersifat induktif dan hasil kualitaif lebih menekankan makana pada

generalisai.39

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu

penelitian yang sifatnya menjelaskan situasi atau kejadian-kejadian tertentu

dan berusaha untuk memutuskan pemecahan masalah yang ada sekarang

37

Prof. Dr. Lexy J.Moleong, MA, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, 2011), hlm. 11 38

Syamsuddin AR. dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa

(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), hlm. 74. 39

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitayif, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 1

Page 71: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

50

berdasarkan data-data. Penelitian ini dilakukan dengan cara membuat

deskripsi permasalahan yang telah di identifikasi. Di samping memberikan

gambaran atau deskripsi yang sistematis. Penilaian yang dilakukan juga

untuk mempermudah dalam menjawab masalah-masalah yang terdapat

dalam perumusan masalah. Oleh karena itu hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan suatu gambaran yang utuh dan terorganisasi dengan baik

tentang komponen komponen tertentu, sehingga dapat memberikan ke-

valid-an hasil penelitian.

B. Kehadiran Peneliti

Karakteristik penelitian kualitatif salah satunya adalah peneliti terlibat

langsung dengan setting social penelitian. Peneliti tidak dengan mudah

mewakilkan kehadirannya di lapangan melalui orang lain. Oleh karena itu

peneliti harus memiliki waktu mengamati hal-hal yang berhubungan dengan

setting sosial penelitian secara utuh dan apa adanya.40

Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai partisipasi penuh,

artinya sebagai instrument utama dalam pengumpulan data. Sebagai salah

satu ciri penelitaian kualitatif dalam pengumpulan data. Peneliti bertindak

sebagai instrument penelitian atau sebagai human instrument, berfungsi

menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,

40

Iskandar, Metode Penelitian Pendidikan dan Sosisal, (Jakarta: Gaung Persada Pers,

2009), hlm. 191

Page 72: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

51

melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,

menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas semuanya.41

Berdasarkan pernyataan tersebut, maka kehadiran peneliti disini

secara intensif mengamati proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMA Laboratorium UM Malang, dan internalisasi sikap toleransi melalui

pembelajaran yang sedang dilaksanakan sehingga peneliti memperoleh

informasi melalui pengamatan (observasi) dan wawancara yang diperlukan

dalam internalisasi sikap toleransi melalui pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMA Laboratorium UM Malang.

Untuk melaksanakan penelitian ini terlebih dahulu peneliti melakukan

tahapan pralapangan dalam penelitian kualitatif. Pada tahapan ini kegitan

yang dilakukan peneliti adalah menyusun rencana penelitian, memilih

lapangan kemudian mengurus surat perizinan penelitian secara formal

dengan menyerahkan surat izin penelitian dari pihak kampus kepada pihak

sekolah. Dalam hal ini pihak sekolah yang berwenang mengambil keputusan

atas proses perizinan penelitian tersebut, yang kemudian di lanjutkan dengan

membangun hubungan emosional antara kepala sekolah dan guru serta

memberikan penjelasan terkait tujuan kehadiran peneliti sebagai langkah

awal sebelum proses penelitian. Setelah itu penelitian mulai dilakukan

sesuai dengan waktu yang telah disepakati. Melalui proses yang sedemikian

rupa, diharapkan penelitian tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar.

41

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 222

Page 73: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

52

C. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Laboratorium UM. Adapun lokasi

tempat penelitian berada di Jalan Bromo No. 16, Klojen, Kota Malang, Jawa

Timur. Sekolah ini merupakan salahsatu sekolah dibawah naungan UPT

Pusat Pengembangan Laboratorium Pendidikan Universitas Negeri Malang

dan sekolah favorit di Kota Malang yang mana memiliki siswa-siswai yang

heterogen dari latar belakang suku dan agama yang berbeda-beda.

D. Data dan Sumber Data

Untuk mendapatkan data yang lengkap, peneliti perlu menentukan

sumber data penelitiannya. Karena data yang valid tidak akan diperoleh

tanpa adanya sumber data yang baik.

Data pada penelitian kualitatif umumnya berbentuk uraian, narasi,

atau pernyataan yang diperoleh dari subjek penelitian, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Agar data kualitatif yang kita peroleh dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah, data tersebut harus melalui suatu

proses pengambilan data yang sesuia dengan prosedur metodologi yang

ditetapkan.42

Data dalam penelitian ini data yang berwujud kata-kata yang

disimpulkan dalam beberapa cara, baik melalui wawancara, observasi, studi

dokumentasi, dan sebagainya. Data tersebut kemudian diolah melalui

42

Haris Hardiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2010), hlm. 158-159

Page 74: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

53

pencatatan, pengetikan, penyuntingan data, dan analisis secara cermat yang

menghasilkan kesimpulan yang menyeluruh dan luas.

Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek darimana data dapat

diperoleh.43

Dapat diartikan bahwa data dari penelitian ini diperoleh dari

responden, yaitu orang yang memberikan informasi menyeluruh dari

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara. Sedangkan

sumber data dalam penelitaian kualitatif disebut narasumber, narasumber

memiliki peran penting dalam proses pengumpulan data dilapangan serta

posisi narasumber merupakan sumber informasi yang akurat.

Adapun sumber data terbagi menjadi 2 bagian:

1) Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung

dilapangan dari sumber asli oleh orang yang melakukan penelitian.

Data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat, baik yang

dilakukan melalui wawancara, observasi, dan alat lainnya yang mana

merupakan data primer.44

Sumber data primer yang diperoleh

peneliti sebagai berikut:

a) Kepala Sekolah SMA Laboratorium UM Malang

b) Waka Kurikulum SMA Laboratorium UM Malang

43

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1996), hlm. 114

44 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2011), hlm.146

Page 75: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

54

c) Guru Pendidikan Agama Islam

d) Siswa-siswi SMA Laboratorium UM Malang

2) Sumber Data Sekunder

Data sekunder ialah data yang diperoleh melalui pengumpulan atau

pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi (analisis dokumen)

berupa penelaahnya terhadap dokumen profile sekolah, identitas

sekolah, visi-misi sekolah, jumlah siswa, jumlah tenaga pendidikan,

sarana dan prasarana sekolah dan sebagainya serta referensi-

referensi atau peraturan (literatur laporan, tulisan dan lain-lain) yang

memiliki relevansi dengan fokus permasalahan penelitian. Sumber

data sekunder dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan

bahkan untuk meramalkan tentang organisasi tempat penelitian data-

data yang berhubungan dengan subyek yang diteliti serta dokumen

yang berkaitan dengan penelitian.45

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang dipperlukan untuk kebutuhan penelitian.

45

Iskandar, Metodolgi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif).

(Jakarta: Gaung Persada Press, 2009), hlm. 253-254.

Page 76: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

55

Pengumpulan data sesuatu yang sangat penting dalam penelitian.

Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini metode yang

digunakan dalam mengumpulkan data adalah menggunakan teknik kondisi

yang alami, sumber data primer, dan lebih banyak pada teknik observasi

berperan serta, wawancara mendalam dan dokumentasi.46

Untuk

memperoleh data yang berkaitan dengan pembahasan ini maka peneliti

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut;

1) Observasi

Metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan

secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau

mengamati individu atau kelompok secara langsung. Metode ini

digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di

lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas

tentang permasalahan yang diteliti.47

Fokus terpenting observasi

yakni adanya perilaku yang tampak. Perilaku yang tampak dapat

berupa perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat

didengar, dapat dihitung, dan dapat diukur.

Peneliti menggunakan jenis observasi partisipasi pasif (passive

participation), jadi dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan

46

M. Djunaidi Ghony & Fauzan Al-Manshur, Metode Penelitian Kualitatif, (Jogjakarta:

Ar-Ruz Media, 2012), hlm. 163 47

Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2008),

hlm 93

Page 77: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

56

yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.48

Observer tidak ikut di dalam kehidupan orang yang akan

diobservasi, dan secara terpisah berkedudukan sebagai pengamat.

Dalam menggunakan metode ini, cara yang paling efektif dan efisien

adalah melengakapinya dengan format atau belangko pengamatan

sebagi instrument. Peneliti akan secara langsung mengamati dan

mencatat secara sistematik tentang internalisasi sikap toleransi siswa

di SMA Laboratorium UM Malang. Meliputi bagaimana keadaan

lingkungan, kebijakan sekolah, proses kegiatan belajar mengajar,

respon peserta didik. Dalam tahap ini yang dicari adalah mengamati

peran guru PAI dalam melakukan pembelajaran baik diluar maupun

didalam kelas dalam internalisasi sikap toleransi yang akan dijadikan

sebagai indikator.

2) Interview/Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara

mengajukan pertanyaan kepada seseorang yang menjadi sumber data

secara lisan dan bertatap muka langsung.49

Wawancara digunakan penulis untuk mendapatkan informasi yang

terpercaya. Dari wawancara tersebut peneliti mengharapkan

48

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 227 49

Affifudin dan Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian Kulitatif, (Bandung: CV. Pustaka

Setia, 2009), hlm. 134

Page 78: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

57

informasi yang mendalam dan detail mengenai strategi guru PAI

dalam proses pembelajaran untuk menginternalisasi sikap toleransi.

Dalam penelitian iini peneliti menggunakan metode wawancara

tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara

yang bebas dimana tidak menggunakan pedoman wawancara yang

telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan

datanya pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-

garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.50

Adapun informan yang dipilih penulis untuk diwawancara adalah:

a) Kepala Sekolah SMA Laboratorium UM

b) Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMA Laboratorium UM

c) Guru Pendidikan Agama Islam SMA Laboratorium UM

d) Siswa-siswi kelas X SMA Laboratorium UM

3) Dokumentasi

Menurut Imam Suprayogo (2001), bahwasanya dokumentasi ialah

teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditunjukkan pada

subjek penelitian, tetapi melalui dokumen. Dokumen merupakan

bahan tertulis atau benda mati yang berkaitan dengan suatu peristiwa

atau aktivitas tertentu. Ia bisa merupakan rekaman atau dokumen

50

Sugiyono, op.cit, hlm. 197

Page 79: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

58

tertulis, seperti arsip data base, surat menyurat, rekaman gambar, dan

benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa.51

Dalam penelitian ini, peneliti akan mendokumentasikan dalam

bentuk tulisan dan gambar tentang segala sesuatu yang berhubungan

dan dibutuhkan dalam proses penelitian. Hal ini sangat penting

sebab dokumetasi sebagai penunjang dan pelengkap metode

wawancara dan observasi yang telah dlaksanakan.

Adapun data yang diperoleh peneliti yaitu, sejarah dan

perkembangan, visi-misi dan tujuan, sarana dan prasarana, keadaan

guru, karyawan dan siswa SMA Laboraorium UM serta foto-foto

yang berkaitan dengan proses internalisasi sikap toleransi melalui

pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

F. Analisis Data

Setelah data terkumpul dilakukan pemilahan selektif disesuaikan

dengan fokus penelitian yang akan dibahas. Analisis data proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami,

dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.52

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif

kualitatif. Metode ini untuk melukiskan secara sistematis fakta yang

51

Mahmud, Metode Penelotian Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hlm. 184 52

Sugiyono, Metode Penelitian……, hlm. 329

Page 80: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

59

didapati dari lapangan. Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yakni

suatu analisis berdasarkan data yang dieroleh, selanjutnya ditindaklanjuti

untuk dikembangkan pada hubungan tertentu.

Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan secara

berkesinambungan yaitu teknik sebelum dilapangan, salama di lapangan dan

setelah selesai pengumpulan data.

1) Analisis sebelum di lapangan.

Nalisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau adata

sekunder, yang akan digunakan dalam penentuan fokus penelitian.

Namun demikian fokus masalah ini masih bisa berubah dan

berkembang setelah peneliti terjun melihat kenyataan dilapangan.

2) Analisis selama di lapangan

Analisis ini dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung di

lapangan, dan setalah selesai pengumpulan data dalam periode

tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sebenarnya sudah melakukan

analisis terhadap jawaban yang disampaikan oleh informan. Bila

jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai

kurang memuasakan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan

lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh jawaban yang dianggap

kredibel.53

53

Ibid, hlm. 336-337

Page 81: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

60

Analisis yang digunakan adalah:

a) Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,

untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah

dikemukakan, makin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data

akan banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan

analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-

hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak

perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.54

b) Penyajian Data (Data Display)

Display data merupakan suatu proses pengorganisasian data

sehingga mudah dianalisis dan disimpulkan yang disesuaikan dengan

jenis data yang terkumpul dalam prose pengumpulan data, baik dari

hasil observasi partisipan, wawancara mendalam, maupun studi

dokumentasi. Penyajian data ini merupakan hasil reduksi data yang

telah dilakukan sebelumnya agar menjadi sistematis dan bisa diambil

maknanya, karena biasanya data yang terkumpul tidak sistematis.

54

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 338.

Page 82: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

61

c) Conclusion Drawing/ Verivication

Verifikasi dan simpulan merupakan langkah ketiga dalam

proses analisis. Kesimpulan yang pada awalnya masih sangat

tentatif, kabur, dan diragukan, maka denagn bertambahnya data,

menjadi lebih grounded. Kegiatan ini merupakan proses memeriksa

dan menguji kebenaran data yang telah dikumpulkan sehingga

kesimpulan akhir didapat sesuai dengan fokus penelitian. Simpulan

ini merupakan proses re-check yang dilakukan selama penelitian

dengan cara mencocokkan data dengan catatan-catatan yang telah

dibuat peneliti dalam melakukan penarikan simpulan-simpulan awal.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan temuan data sangat penting dilayukan, dengan

melakukannya maka akan menjamin kevalidan temuan yang akan

berdampak dalam hal pemecahan masalah yang diteliti. Dalam pengecekan

keabsahan data yang diteliti harus memiliki kredibelitas. Kredibelitas data

bertujuan untuk membuktikan bahwa apa yang diamati sesuai dengan apa

yang sesungguhnya terjadi di lapangan. Teknik yang digunakan diantaranya

yakni:

1) Perpanjangan Keikutsertaan

Sebagaimana sudah dikemukakan, peneliti dalam penelitian

kualitatif adalah instrument itu sendiri. Keikutsertaan peneliti

sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan

tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi

Page 83: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

62

memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan

penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.55

2) Ketekunan/Keajegan Pengamatan

Berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai

cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif.

Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa

yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Ketekunan

pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur

dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang

sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut

secara rinci. Dengan kata lain, jika perpanjangan keikutsertaan

menyediakan lingkup maka ketekunan pengamatan menyediakan

kedalaman.56

3) Triangulasi

Teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain. Diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang

paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber

lainnya.57

55

M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metodologi Penelitian Kualitatif

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 327. 56

Ibid., hlm. 329. 57

Ibid., hlm. 330.

Page 84: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

63

4) Kecukupan Refrensi

Penggunaan bahan refrensi sangat membantu dalam memudahkan

peneliti untuk melkukan pengecekan keabsahan data, karena dari

refrensi yang djadikan sebagai pendukung dari observasi penelitian

yang dilakukan. Kecukupan sebagai alat untuk menampung dan

menyesuaikan dengan teknik untuk memperluas evaluasi.58

H. Prosedur Penelitian

1. Tahap Pra-Lapangan

a. Menyusun rancangan penelitian

b. Memilih lokasi penelitian

c. Mengurus perizinan penelitian

d. Menjajaki dan menilai lokasi penelitian

e. Memilih dan memanfaatkan informan

f. Menyiapkan perlengkapan penelitian

g. Persoalan etika penelitian

2. Tahap Pekerjaan Lapangan

a. Memahami latar penelitian dan persiapan diri

b. Penampilan peneliti

c. Pengenalan hubungan peneliti di lapangan

d. Jumlah waktu penelitian

3. Memasuki Lokasi Penelitian

a. Keakraban hubungan

58

Sugiyono, Metode Pnelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D ….., hlm. 221

Page 85: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

64

b. Mempelajari Bahasa

c. Peranan peneliti

4. Berperan Serta Mengumpulkan Data

a. Pengarahan batas waktu penelitian

b. Mencatat data

c. Petunjuk tentang cara mengingat data

d. Kejenuhan, keletihan dan istirahat

e. Meneliti suatu latar yang di dalamnya terdapat pertentangan

f. Analisis di lapangan.59

59

M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, op.cit., hlm. 144-157.

Page 86: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

65

BAB IV

PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data

Berdasarkan dokumen hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti di SMA Laboratorium UM Malang, maka didapat gambaran secara

umum mengenai SMA Lab UM adalah sebagai berikut:

1. Profil Sejarah SMA Laboratorium UM

SMA Laboratorium adalah merupakan salah satu sekolah

laboratorium yang berada dalam nauangan Universitas Negeri Malang

(d.h IKIP Negeri Malang). Adapun selain sekolah-sekolah

laboratorium meliputi: TK Laboratorium, SD Laboratorium, SD

berkebutuhan khusus, SMP Laboratorium dan SMA Laboratorium

UM. Sekolah-sekolah Laboratorium tersebut bertanggung jawab

terhadap Rektor Universitas Negeri Malang melalui UPT P2LP (Pusat

Pengembangan Laboratorium Pendidikan). SMA Laboratorium UM

berdiri dan beroperasi pada tahun 1994 dengan nama SMA IKIP

Negeri Malang. Sejak awal berdiri hingga sekarang SMA

Laboratorium UM sudah dipimpin oleh 6 orang Kepala Sekolah:

Page 87: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

66

No. Nama Kepala Sekolah Tahun

1. Bpk. Drs. H.A. Rosyid Al Atok, M.Pd, M.H 1994 - 1997

2. Bpk. Drs. Muhardjito, M.S 1997 - 2003

3. Bpk. Drs. H. Ridwan Joharmawan, M.Si 2003 - 2012

4. Ibu DR. Hj. Muslihati, S.Ag, M.Pd 2012 - 2013

5. Bpk. DR. Tri Kuncoro, S.T, M.Pd. 2013 - 2015

6. Ibu Rosdiana Amini, M.Pd 2015 - Sekarang

Tabel 1.4

Daftar Kepala Sekolah SMA Lab UM

2. Perkembangan SMA Laboratorium UM

SMA Laboratorium UM yang berlokasi di Jalan Bromo No. 16,

Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. Sejak berdiri hingga sekarang telah

mengalami banyak peningkatan baik sarana dan prasarana dan prestasinya,

kini SMA Lab UM memiliki 3 lantai, 100 ruang kelas yang keseluruhannya

dilengkapi LCD Projector dan memiliki CCTV, lapangan futsal, lapangan

basket, lapangan Volley Ball, 2 ruang Laboratorium Komputer,

Laboratorium Biologi, Fisika Kimia, dan perpustakaan serta kini juga sudah

memiliki presensi otomatis yeng menggunakan finger print yang terhubung

secara otomatis dengan broadcast pesan singkat (SMS).

SMA Laboratorium UM memiliki 3 Program Peminatan yaitu:

Peminatan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), Pemiatan IPS (Ilmu Pengetahuan

Sosial) dan Peminatan Bahasa dan Budaya, untuk tahun pelajaran 2015-

Page 88: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

67

2016 jumlah siswa kelas X terdiri dari 264 siswa, kelas XI terdiri dari 326

siswa, kelas XII terdiri dari 296 siswa. Untuk kualifikasi tenaga pendidik

seluruhnya berjumlah 43 orang yang seluruhnya memiliki Akta Mengajar

dan Strata-1 (S1) Kependidikan, sedangkan 10 orang memiliki Strata-2 (S2)

dan 3 orang sedang menempuh studi S2.

Mulai tahun 2016 SMA Laboratorium twlah bekerjasama dengan

Jubilee Internasional School untuk pengadaan kelas Internasional dan Tes

IGCSE bertaraf Internasional.

Di dalam mewadahi kegiatan kesiswaan, SMA Laboratorium UM

memiliki 32 ekstrakulikuler yang dapat dipilih, khusus kelas X

ekstrakulikuler yang wajib ditempuh adalah Pramuka, untuk kelas XI dan

XI minimal memilih 1 ekstrakulikuler dari yang tersedia. SMA

Laboratorium UM telah menempatkan dirinya sebagai salah satu sekolah

Nasional yang berprestasi, basic ditingkat regional maupun nasional.

Adapun salah satu prestasi yang pernah diraih ditingkat Nasional adalah

Juara ke-2 (Kejurnas Cheer Leader) di Bali 2015, Juara 1 (Kejurnas

Taekwondo) di Jakarta 2015, Juara 2 (Lomba New Era Se-Jawa Timur)

2015, Juara 1 (Lomba Kreasi Paskibra) di Surabaya 2015 Tingkat Provinsi,

untuk ditingkat Kota Malang, SMA Laboratorium UM juga menjadi Juara 1

(Lomba Fotografi) 2013, Juara 1 (Futsal Triangle) 2013 Se-Kota Malang,

Juara 1 (Desain Poster Diknas) Kota Malang Tahun 2013 dan lain-lain.

Page 89: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

68

3. Visi dan Misi SMA Laboratorium UM

a. Visi

“Sebagai Sekolah Unggul Pencetak Lulusan Yang Berprestasi,

Beriman, Bertaqwa dan Berakhlak Mulia”.

b. Misi

1) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama dan

budaya bangsa;

2) Menumbuhkan pengamalan ajaran agama pada kehidupan

nyata;

3) Menumbuhkan pribadi yang bertanggung jawab terhadap

tugas;

4) Menumbuhkan budaya membaca, menulis dan menghasilkan

karya;

5) Mengembangkan keterampilan berkomunikasi yang baik

dengan menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan

santun atau bahasa Inggris;

6) Mengembangkan keterampilan penerapan teknologi

informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran dan

pengelolaan sekolah;

7) Menumbuhkan semangat juara dan kemandirian belajar;

Page 90: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

69

8) Menumbuhkan semangat juara pada bidang seni dan

olahraga;

9) Menumbuhkan pribadi yang memiliki kepedulian terhadap

lingkungan sosial;

10) Menumbuhkan semangat berempati terhadap permasalahan

lingkungan sosial;

11) Menumbuhkan pribadi yang memiliki kepedulian terhadap

perkembangan, kemajuan dan keberlangsungan sekolah;

12) Mewujudkan manajemen sekolah yang bersih dan akuntabel.

4. Struktur Organisasi SMA Laboratorium UM

Struktur organisasi yang ada di SMA Laboratorium UM ialah dari

Komite Sekolah (Prof. Dr. Punaji Setyosari, M.Pd.), Kepala Sekolah SMA

Lab UM (Rosdiana Amini, M.Pd.), Kepala TU (Angraeni Tri W., A.Md)

Waka Kurikulum (Deddy Setiawan, M.Pd.), Waka Humas (Dra. Jumiati,

M.Pd.), Waka Sarpras (Drs. Sunarjo), Waka Kesiswaan (Moch. Khabib

Shaleh, S.Pd.), Kepala Perpus (Dra. Nok Sutriyah), Koordinator BK (Farida

Nurmaliyah, M.Pd.), Wali Kelas dan Peserta didik. Sebagaimana bisa dilihat

pada lampiran.

Page 91: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

70

5. Data Siswa SMA Laboratorium UM

Siswa merupakan salah satu dari sekian banyak faktor terlaksananya

kegiatan belajar mengajar dan sebagai salah satu faktor yang dominan.

Siswa sebagai objek penelitian dalam penelitian ini sangat berperan untuk

menjadi bahan observasi. Jumlah siswa yang berada di SMA Laboratorium

UM tahun ajaran 2018/2019 secara keseluruhan yaitu 870 dari kelas X 295

siswa; kelas XI 285 siswa; kelas XII 290 siswa. Dari total keseluruhan siswa

yang beragama Islam sebanyak 830 siswa dan 40 siswa yang beragama non

Islam. Namun peserta didik yang diteliti dalam penelitian ini merupakan

peserta didik kelas X diantaranya kelas X ICP 1 berjumlah 25 siswa dengan

siswa yang non muslim 1 siswa; kelas X IPA 2 berjumlah 36 siswa dengan

siswa yang non muslim 1 siswa; kelas X IPA 4 berjumlah 34 siswa dengan

siswa yang non muslim 1 siswa; dan kelas X IPS 2 berjumlah 32 siswa

dengan siswa yang non muslim 1 siswa.60

6. Standar Isi Mapel PAI Yang Bermuatan Toleransi

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan di SMA

Laboratorium UM, materi untuk memperkenalkan toleransi kepada siswa

dipertegas dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, oleh guru PAI. Ini

sesuai dengan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isis

Pendidikan Dasar dan Menengah.

60

Lihat Lampiran

Page 92: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

71

Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi menyangkut

nilai toleransi di SMA Laboratorium UM diperkenalkan pada kelas X pada

semester 2, dengan kompetensi inti sebagai berikut:61

Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, toleran, kerjasama,

cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai

bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni,

budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah

secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah

keilmuan.

Tabel 1.5

Kompetensi Inti Mapel PAI SMA

Empat kompetensi inti (KI) diatas, dijabarkan dalam kompetensi dasar

(KD), berdasarkan RPP guru PAI SMA Laboratorium UM sebagai berikut:

Kompetensi Dasar Materi Pokok

1.1 Terbiasa membaca al-Qur‟an dengan

meyakini bahwa kontrol diri

(mujahadah an-nafs), prasangka baik

(husnuzzan), dan persaudaraan

(ukhuwah) adalah perintah agama.

Q.S. al-Hujurat (49): 10 dan 12 serta

hadits terkait perilaku kontrol diri

(mujahadah an-nafs), prasangka baik

(husnuzzhan), dan persaudaraan

61

Lihat Lampiran

Page 93: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

72

Kompetensi Dasar Materi Pokok

2.1 Menunjukkan perilaku kontrol diri

(mujahadah an-nafs), prasangka baik

(husnuzzan), dan persaudaraan

(ukhuwah) sebagai implementasi

perintah Q.S. al- Hujurat/49: 10 dan 12

serta Hadis terkait.

(ukhuwah)

3.1 Menganalisis Q.S. al-Hujurat/49: 10

dan 12 serta Hadis tentang kontrol diri

(mujahadah an-nafs), prasangka baik

(husnuzzan), dan persaudaraan

(ukhuwah).

4.1.1 Membaca Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan

12, sesuai dengan kaidah tajwid dan

makharijul huruf

4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. al-

Hujurat/49: 10 dan 12 dengan fasih

dan lancar.

4.1.3 Menyajikan hubungan antara kualitas

keimanan dengan kontrol diri

(mujahadah an-nafs), prasangka baik

(husnuzzan), dan persaudaraan

(ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S.

al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta Hadis

terkait.

1.2 Meyakini bahwa pergaulan bebas dan

zina adalah dilarang agama.

Q.S. al-Isra‟/17: 32, dan Q.S. an-

Nur/24: 2, serta hadis tentang

larangan pergaulan bebas dan

perbuatan zina

2.2 Menghindarkan diri dari pergaulan

bebas dan perbuatan zina sebagai

pengamalan Q.S. al-Isra‟/17: 32, dan

Q.S. an-Nur /24: 2, serta Hadis terkait.

3.2 Menganalisis Q.S. al-Isra‟/17: 32, dan

Q.S. an-Nur/24 : 2, serta Hadis tentang

larangan pergaulan bebas dan perbuatan

zina.

4.2.1 Membaca Q.S. al-Isra‟/17: 32, dan Q.S.

an-Nur/24:2 sesuai dengan kaidah tajwid

dan makharijul huruf.

4.2.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. al-

Isra‟/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24:2

dengan fasihdan lancar.

4.2.3 Menyajikan keterkaitan antara larangan

berzina dengan berbagai kekejian

(fahisyah) yang ditimbulkannya dan

perangai yang buruk (saa-a sabila) sesuai

pesan Q.S. al-Isra‟/17: 32 dan Q.S. an-

Nur/24:2.

1.3 Meyakini bahwa Allah Maha Mulia,

Maha Mengamankan, Maha

Memelihara, Maha Sempurna Kekuatan-

Nya, Maha Penghimpun, Maha Adil,

dan Maha Akhir

Iman kepada Allah SWT (Asmaul

Husn: al-Kariim, al-Mu‟min, al-

Wakiil, al-Matiin, al-Jaami‟, al-„Adl,

dan al-Akhiir)

2.3 Memiliki sikap keluhuran budi; kokoh

Page 94: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

73

Kompetensi Dasar Materi Pokok

pendirian, pemberi rasa aman, tawakal

dan adil sebagai implementasi

pemahaman al-Asmau al-Husna: Al-

Karim, Al-Mu‟min, Al-Wakil, Al-

Matin, Al-Jami‟, Al-„Adl, dan Al-Akhir

3.3 Menganalisis makna al-Asma‟u al-

Husna: al-Karim, al-Mu‟min, al-Wakil,

al-Matin, al-Jami‟, al-„Adl, dan al-Akhir

4.3 Menyajikan hubungan makna- makna al-

Asma‟u al-Husna: al-Karim, al-Mu‟min,

al-Wakil, al-Matin, al-Jami‟, al-„Adl,

dan al-Akhir dengan perilaku keluhuran

budi, kokoh pendirian, rasa aman,

tawakal dan perilaku adil

1.4 Meyakini keberadaan malaikat-malaikat

Allah Swt.

Iman kepada Malaikat

2.4 Menunjukkan sikap disiplin, jujur dan

bertanggung jawab, sebagai

implementasi beriman kepada malaikat-

malaikat Allah Swt.

3.4 Menganalisis makna beriman kepada

malaikat-malaikat Allah Swt.

4.4 Menyajikan hubungan antara beriman

kepada malaikat-malaikat Allah Swt.

dengan perilaku teliti, disiplin, dan

waspada.

1.5 Terbiasa berpakaian sesuai dengan syariat

Islam

Berpakaian secara Islami

2.5 Menunjukkan perilaku berpakaian sesuai

dengan syariat Islam

3.5 Menganalisis ketentuan berpakaian sesuai

syariat Islam

4.5 Menyajikan keutamaan tatacara

berpakaian sesuai syariat Islam

1.6 Meyakini bahwa jujur adalah ajaran pokok

agama

Perilaku jujur

2.6 Menunjukkan perilaku jujur dalam

kehidupan sehari-hari

3.6 Menganalisis manfaat kejujuran dalam

kehidupan sehari-hari

4.6 Menyajikan kaitan antara contoh perilaku

jujur dalam kehidupan sehari-hari dengan

keimanan

1.7 Meyakini bahwa menuntut ilmu adalah

perintah Allah dan Rasul-Nya.

Semangat menuntut ilmu dan

menyampaikannya kepada sesama

2.7 Memiliki sikap semangat keilmuan

sebagai implementasi pemahaman Q.S. at-

Taubah/9: 122 dan Hadis terkait.

3.7 Menganalisis semangat menuntut ilmu,

Page 95: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

74

Kompetensi Dasar Materi Pokok

menerapkan, dan menyampaikannya

kepada sesama.

4.7 Menyajikan kaitan antara kewajiban

menuntut ilmu, dengan kewajiban

membela agama sesuai perintah Q.S. at-

Taubah/9: 122 Adan Hadis terkait.

1.8 Meyakini al-Qur‟an, Hadis dan ijtihad

sebagai sumber hukum Islam

Sumber Hukum Islam

2.8 Menunjukkan perilaku ikhlas dan taat

beribadah sebagai implemantasi

pemahaman terhadap kedudukan al-

Qur‟an, Hadis, dan ijtihad sebagai

sumber hukum Islam

3.8 Menganalisis kedudukan al-Qur‟an,

Hadis, dan ijtihad sebagai sumber

hukum Islam

4.8 Mendeskripsikan macam-macam sumber

hukum Islam

1.9 Meyakini bahwa haji, zakat dan wakaf

adalah perintah Allah dapat memberi

kemaslahatan bagi individu dan

masyarakat.

Pengelolaan haji, zakat dan wakaf

2.9 Menunjukkan kepedulian sosial sebagai

hikmah dari perintah haji, zakat, dan

wakaf.

3.9 Menganalisis hikmah ibadah haji, zakat,

dan wakaf bagi individu dan masyarakat.

4.9 Menyimulasikan ibadah haji, zakat, dan

wakaf

1.10 Meyakini kebenaran dakwah Nabi

Muhammad saw di Makkah.

Meneladani Perjuangan Rasulullah

saw. di Mekah

2.10 Bersikap tangguh dan rela berkorban

menegakkan kebenaran sebagai ‟ibrah

dari sejarah strategi dakwah Nabi di

Makkah.

3.10 Menganalisis substansi, strategi, dan

penyebab keberhasilan dakwah Nabi

Muhammad saw di Makkah.

4.10 Menyajikan keterkaitan antara substansi

dan strategi dengan keberhasilan dakwah

Nabi Muhammad saw di Makkah

1.11 Meyakini kebenaran dakwah Nabi

Muhammad saw di Madinah.

Meneladani Perjuangan Rasulullah

saw. di Madinah

2.11 Menunjukkan sikap semangat ukhuwah

dan kerukunan sebagai ibrah dari sejarah

strategi dakwah Nabi di Madinah.

3.11 Menganalisis substansi, strategi, dan

keberhasilan dakwah Nabi Muhammad

saw di Madinah.

Page 96: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

75

Kompetensi Dasar Materi Pokok

4.11 Menyajikan keterkaitan antara substansi

dan strategi dengan keberhasilan dakwah

Nabi Muhammad saw di Madinah

Tabel 1.6

Kompetensi Dasar dan Materi Pokok

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa toleransi dalam pembelajaran

diajarkan. Dalam Kompetensi Inti (KI) pembelajaran PAI di SMA terkhusus

kelas X dalam KI 2 yang berkaitan sikap sosial peserta didik sudah

tercantum nilai toleran dan pada aspek KI 3 yang berkaitan dengan ranah

pengetahuan juga tercantum nilai toleransi. Sedangkan dalam Kompetensi

Dasar (KD) terkait dengan nilai-nilai toleransi ada dalam butiran poin yang

tertulis dalam KD tersebut. Serta dalam silabus pembelajaran PAI kelas X

memuat pengetahuan mengenai nilai toleransi. Adapun nilai-nilai toleransi

tidak disebutkan secara rinci tetapi dalam wawancara dengan informan

ditemukan nilai toleransi.62

B. Hasil Penelitian

Dalam pembahasan ini data yang disajikan oleh peneliti diperoleh dari hasil

wawancara dan observasi lapangan guna memeperoleh informasi secara langsung

dari narasumber yang terlibat, sebagai berikut:

1. Strategi Guru Dalam Menginternalisasi Sikap Toleransi Melalui

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Laboratorium

Universitas Negeri Malang.

62

Lihat Lampiran

Page 97: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

76

Proses internalisasi nilai toleransi menjadi penting bagi peserta

didik karena secara tidak langsung peserta didik dapat langsung

mengamalkan dari pembelajaran agama Islam sehingga menjadi sikap dan

tingkah laku peserta didik dalam sekolah maupun dikehidupannya, hal ini

terlepas dari upaya pihak sekolah terutama guru untuk dapat

menginternalisasi nilai toleransi menjadi sikap toleransi peserta didik.

Dengan adanya pembelajaran agama Islam diharapkan peserta

didik dapat menginternalisasi nilai-nilai toleransi dalam kehidupan sehari-

hari, dapat menyeimbangkan hubungan dengan orang lain sebagai makhluk

sosial yang saling menghargai, menghormati, gotong royong, rukun satu

sama lain dan menjalin hubungan yang damai meskipun ditengah-tengfah

perbedaan pendapat, ras, suka maupun agama.

Dari hasil observasi peneliti, dengan mengikuti pembelajaran

agama Islam di kelas X peneliti banyak menemukan strategi guru dalam

menginternalisasi sikap toleransi kepada peserta didik.

Karena SMA Lab UM adalah sekolah Nasional maka yang

bersekolah di sini tidak semuanya Muslim. Oleh sebab itu pada saat jam

mata pelajaran pendidikan agama Islam yang tidak beragama Islam

mendapatkan perlakuan yang berbeda. Jika disekolah lain mungkin peserta

didik yang non muslim dipersilahkan keluar kelas. Tapi tidak bagi di SMA

Lab UM, peserta didik yang berbeda agama diberi kebebasan memilih

keluar kelas atau memilih didalam kelas, sangat dipersilahkan untuk

Page 98: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

77

mengikuti ataupun mempelajari pelajaran agama Islam. Sejalan dengan

penutruran Kepala Sekolah, Bu Rosdiana Amini, M.Pd mengenai peserta

didik yang beragam agamanya :

“Kalau menurut saya, karena sekolah kami ini bukan sekolah

yang lebelkan agama Islam (MI/MTs/MA) sekolah kami umum.

Jadi, wajar-wajar saja kami menerima siswa yang ibaratnya

beragama non Islam. Kalao dibilang jumlah non muslim banyak

ya tidak namun mewakili beberapa agama yang lain ada Kristen,

Katholik dan Hindu.”63

Pada (20/3/2019) pukul 13.30 WIB dikelas X IPS 2, peneliti

mengikuti proses pembelajaran oleh Pak Dedi selaku guru Pendidikan

Agama Islam, ternyata beliau memberikan kebebasan kepada peserta didik

yang non muslim untuk memilih tetap dikelas atau keluar belajar diluar

kelas karena saat ini pembelajaran bagi yang beragama Islam.64

Sejalan dengan yang diutarakan guru pendidikan agama Islam

dalam wawancara:

“Saya beri kebebasan untuk mereka keluar kelas, namun mereka

malah ingin dikelas saja. Saya kira saya sangat toleran ya dengan

anak-anak yang non muslim…”65

Dengan menganut kebebasan dalam memilih mengikuti

pembelajaran agama Islam dikelas atau tidak itu juga merupakan bagian dari

nilai kebebasan yang dipahamkan oleh beliau dalam menjalankan sikap

toleransi. Tanpa memaksa dan mengharuskan. Bagi yang non muslim. Itu

63

Transkrip Wawancara I dengan Bu Rosdiana Amini, M.Pd. selaku Kepala Sekolah pada tanggal

27 Maret 2019 64

Catatan Lapangan VI Metode Observasi pada tanggal 20 Maret 2019 65

Transkrip Wawancara III dengan Pak Dedi selaku Guru PAI pada tanggal 27 Maret 2019

Page 99: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

78

merupakan salah satu contoh dan temuan peneliti dalam mengikuti

pembelajaran dikelas.

Selanjutnya, peneliti melanjutkan kegiatan wawancara untuk

menanyakan sikap toleransi apa saja biasanya diajarkan kepada siswa?

“Nilai toleransi yang biasanya kami ajarkan kepada anak-anak ya

berkaitan dengan nilai kebebasan, menghargai, menghormati,

saling tolong menolong, bermusyawarah menentukan sesuatu,

mengenal satu sama lain dan antar siswa yang seagama mapun

berbeda agama. Sebab bekal ini lah nanti yang akan dirasakan

siswa ketika dimasyarakat atau dirumah mereka.”66

Sejalan dengan hasil observasi lapangan, peneliti juga mengamati

beberapa kelas, setiap pembelajaran pendidikan agama Islam yang

dilakukan Pak Dedi, peserta didik sangat antusias sekali dalam mengikuti

pembelajaran dengan banyak menggelar musyawarah, diskusi, mengharagai

dan menghormati pendapat maupun ketika teman mempresentasikan suatu

materi didepan kelas. Terutama kelas X IPA 2.67

Dan kelas yang peneliti

observasi. Sejalan dengan penuturan Pak Dedi:

“Saya kira di SMA Lab sangat baik, anak-anak sangat antusias

untuk mempelajari PAI karena lagi-lagi saya menakankan bahwa

bukan ilmu dunia saja yang dikejar tetapi lebih penting lagi yaitu

tentang ilmu akhirat Yaitu salah satunya kita mempelajari

Pendidikan Agama Islam untuk yang beragama Islam bahkan ada

beberapa yang non muslim saja mereka tidak enggan, tidak bosan

menurut saya mereka juga aktif ketika pembelajaran PAI

berlangsung.”68

66

Transkrip Wawancara III dengan Pak Dedi selaku Guru PAI pada tanggal 27 Maret 2019 67

Catatan Lapangan I Metode Observasi tanggal 15 Maret 2019 68

Transkrip Wawancara III dengan Pak Dedi selaku Guru PAI pada tanggal 27 Maret 2019

Page 100: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

79

Kemudian peneliti bertanya lagi strategi apa yang digunakan

dalam menginternalisasi sikap toleransi melalui pembelajaran pendidikan

agama Islam?

“Dalam mengajarkan toleransi ya. Menurut saya, strategi yang

biasanya saya pakai yaitu dengan pembiasaan, kebebasan

berekspresi, memberi motivasi dan nasehat-nasehat, memberi

contoh yang baik kepada siswa dikelas, ceramah, memberikan

kisah-kisah maupun hikmah-hikmah dengan bercerita……”69

Dari pernyataan beliau tampak dengan strategi yang digunakan

dalam menginternalisasi sikap toleransi peserta didik. Namun memang

dalam menerapkannya beliau menyelipkan dalam proses pembelajaran

dikelas.

Pada (29/03/2019) pukul 11.15 WIB di kelas X IPA 4, peneliti

mengikuti proses pembelajaran dikelas, Pak Dedi selaku guru PAI terlihat

sedang menerangkan mengenai bab ilmu pengetahuan, ternyata dalam

proses pembelajaran terjadi perdebatan antar peserta didik meneganai materi

tersebut. Disini terlihat pak Dedi sebagai guru yang memeberikan

keteladanan bagi peserta didik nya maka sikap menengahkan dan

meluruskan perdebatan anatar peserta didik tadi. Kemudian beliau mencoba

memberikan kisah-kisah (telling) mengenai keteladanan tokoh-tokoh

ilmuwan Islam agar peserta didik mampu meneladani dalam

kehidupannya.70

69

Transkrip Wawancara III dengan Pak Dedi Firmansyah, M.Pd.I selaku Guru PAI pada tanggal

27 Maret 2019 70

Catatan Lapangan V Metode Observasi tanggal 20 Maret 2019

Page 101: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

80

Di SMA Lab UM tidak ada kurikulum khusus mengenai toleransi

maupun jam khusus untuk mengembangkannya kecuali materi pembelajaran

mengenai bab toleransi itu sendiri. Sesuai dengan penuturan dari hasil

wawancara dengan Waka Kurikulum SMA Lab UM, Pak Deddy Setiawan:

“…..supaya tidak terlalu berat karena anak-anak mendapatkan

mapel yang cukup banyak yaitu 16 mapel, ya cukup berat dengan

variasi mapel yang sangat beragam tentu kalau kita tambah lagi

seperti kurikulum mengenai Toleransi. Dan semuanya itu include

pada mapel masing-masing.”71

Maka dari itu guru PAI tidak hanya mengajar pelajaran PAI

dikelas saja namun juga mengajak peserta didik untuk belajar diluar kelas

agar tidak menjenuhkan. Untuk meningkatkan gaya belajar peserta didik,

dengan belajar diluar kelas peserta didik bebas mengekspresikan praktiknya.

“Saya juga kalau mengajar juga tidak hanya dikelas saja, kadang

saya mengajak anak-anak untuk melaksanakan shalat dhuha

apabila saat saya mengajar masih nutut untuk melaksanakan

shalat dhuha. Atau dilain waktu kita pembelajaran di mushollah

sekolah agar siswa tidak bosan dikelas dalam mempelajari agama

Islam.”72

Dari hasil observasi dan wawancara diatas dapat disimpulkan

strategi internalisasi sikap toleran melalui pembelajaran agama Islam secara

umum yaitu dengan pemanfaat sumber belajar, memodifikasi materi dan

membuat materi pilihan, penerapan metode yang variasi serta evaluasi

berkelanjutan. Dengan indikator pengembangan sikap toleransi yaitu dengan

71

Transkrip Wawancara II dengan Pak Deddy Setiawan, M.Pd selaku Waka Kurikulum pada

tanggal 27 Maret 2019 72

Transkrip Wawancara III dengan Pak Dedi Firmansyah, M.Pd.I selaku Guru PAI pada tanggal

27 Maret 2019

Page 102: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

81

strategi pembiasaan saling menghormati, menghargai perbedaan baik suku,

ras dan agama, gotong royong, bekerjasama, tidak membeda-bedakan antar

yang muslim dan non muslim, saling tolong menolong kepada teman dan

bertanggungjawab.

2. Implementasi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Internalisasi

Sikap Toleransi Pada Peserta Didik di SMA Laboratorium

Universitas Negeri Malang.

Internalisai sikap toleransi melalui pembelajaran pendidikan

agama Islam adalah suatu proses memasukkan nilai-nilai toleransi secara

utuh ke dalam hati peserta didik yang tercermin pada sikap sehingga mereka

berperilaku berdasarkan ajaran agama Islam, selanjutnya dapat

direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari disekolah maupun di luar

sekolah. Sehingga diharapkan pendidikan agama Islam yang disajikan di

sekolah diharapkan mampu menumbuhkan sikap toleransi yakni saling

menghormati atar sesama atau yang berbeda suku, ras, maupun agama pada

peserta didik.

a. Program Sekolah

Sebelum menuju kepada proses internalisasi sikap toleransi

melalui pembelajaran pendidikan agama Islam bahwa secara umum yaitu

kepala sekolah selaku pimpinan tertinggi sekolah SMA Lab UM dan jajaran

dibahnya juga ikut serta dalam upaya menginternalisasi sikap toleransi

melalui kebijakan sekolah melalui kerjasama seluruh guru mata pelajaran

Page 103: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

82

yang kemudian dikembangkan didalam pelaksanaan kegiatan belajar

mengajar dan juga memberi fasilitas yang sama dan tidak membeda-

bedakan. Hal ini dilakukan dalam rangka membentuk sikap toleransi kepada

peserta didik. Sesuai dengan hasil uraian wawancara dengan Kepala Sekolah

SMA Lab UM Ibu Rosdiana Amini, M.Pd, sebagai berikut:

“Kalau saya sih, secara pribadi saya beranggapan bahwa agama

itu kan keyakinan sih. Saya muslim tapi orang lain kan punya

keyakinan sendiri-sendiri yang sulit kita arahkan keyakinan. Saya

pun beranggapan juga dalam agama apapun tentunya

mengajarkan kebaikan yang sama, itu yang utama. Saya tidak

perlu khawatir bahwa kalau pendidikan melekatnya pada agama,

Insyaallah jadinya akan lebih baik. Kami menyediakan tempat

ibadah bagi yang beragama Islam yaitu Mushollah dan bagi

agama Kristen, Katholik dan Hindu kita memberikan guru agama

untuk mengajar agama.”.

“Sama seperti yang saya terangkan tadi, dalam pembelajaran juga

siswa yang Kristen, Katholik juga mendapat pembelajaran agama

mereka pada hari Jum‟at setelah pulang sekolah, yang Hindu pun

demikian. Untuk guru agama Kristen, Katholik, Hindu. Ya kan

agamanya beda beda ya, agama Kristen juga tidak banyak maka

kami mengambil dari luar yang dilakukan seminggu sekali di hari

Jumat. Kalau pembelajaran Agama Islam pun, guru PAI

menawarkan boleh keluar kelas, tapi sebagian siswa nggak mau

keluar tetap dikelas. Kalau menurut saya mereka bebas memilih

itu aja tidak ada paksaan dalam menjalankan agama masing-

masing.

Ada lagi pada waktu literasi kalau pagi masuk kelas juga ada yang

membaca Al-Qur‟an bagi yang muslim dan bagi yang non muslim

juga membaca Al-Kitab, pokoknya kitab nya masing-masing.

Disana juga menyimak, merangkum dan memberikan suatu

ulasan yang dibaca siswa-siswa tersebut.

Kalau kegiatan-kegiatan keagamaan, kami memberikan

kebebasan kepada anak-abak ya sama misalkan ada Isra‟ Mi‟raj,

mau tidak mendengarkan silahkan kalau bergabung juga nggak

Page 104: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

83

ada masalah tapi anak-anak selama ini mengikuti dan tidak libur

tetap masuk karena jam efektif.”73

Sejalan dengan hasil wawancara bersama Waka Kurikulum SMA

Lab UM Bapak Deddy Setaiawan, M.Pd. dalam menjalankan kegiatan

sekolah dan kebijakan, sebagai berikut:

“Yang pertama, bagi siswa muslim mapun non muslim ada

kegiatan literasi (baca 20 menit) setiap hari Senin dan hari Rabu

baca apa? Kitab suci masing-masing bagi yang beragama Islam ya

membaca Al-Qur‟an bagi yang non muslim membaca kitabnya

masing-masing. Bagaimana dengan Al-Qur‟an kita punya 30

rombel kita punya 30 kelas Al-Qur‟an ada 30 juz setiap kelas

harus mengkhatamkan satu juz dibagi-bagi Qur‟an sudak kita

cetak kita laminating sesuai juz nya itu per lembar-lembar kita

bagikan ke anak-anak. Dibaca bareng-bareng dalam satu minggu

SMA Lab seakan-akan mengkhatamkan Al-Qur‟an dua kali,

slogannya seperti itu. Sehingga apabila dirumah siswa kami tidak

sempat baca yaa disekolahan paling nggak mendapatkan berkah

al-Quran dengan baca bareng-bareng. Dan tidak hanya dibaca

setelah baca al-Quran nya yang mana disitu ada terjemahannya

kemudian setelah itu anak-anak mensarikan terjemahannya itu ada

poin apa, ada hikmah apa dari ayat yang dibaca kemudian

dituliskan dibuku literasi anak-anak.

Yang kedua, anak-anak wajib sholatnya yaitu shalat Dhuhur dan

Ashar berjamaah. Karena prosentase shalat ada penilaiannya

dimasukkan rapot. Dulu kita pakai stempel sekarang kita pakai

finger print, anak-anak sebelum atau sesudah shalat wajib finger

dan langsung terekap datanya. Dan apabila prosentase shalat

berjamaah kurang ada punishment kita buat wajib ditanda tangani

orang tua. Misalkan sanksi dirumah harus membaca surat Yasin

kemudian minta tanda tangan orang tua. Hukuman kami tetap

mengarah kepada hal-hal yang baik atau juga masih ranah

spiritual.”74

Jadi proses internalisasi sikap toleransi yang diupayakan oleh

pihak sekolah tidak hanya sebatas pada kebijakan-kebijakan yang tertulis

73

Transkrip Wawancara I dengan Bu Rosdiana Amini, M.Pd. selaku Kepala Sekolah SMA Lab

UM pada tanggal 27 Maret 2019 74

Transkrip Wawancara II dengan Pak Deddy Setiawan, M.Pd selaku Waka Kurikulum pada

tanggal 27 Maret 2019

Page 105: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

84

namun sebagaimana juga tercantum dalam visi dan misi maupun tujuan

sekolah dan juga mengupayakan dalam bentuk pelaksanaannya melalui

kegiatan-kegiatan keagamaan maupun pembelajaran bersama para guru

dikelas diharapkan mampu membentuk sikap kepribadiaan peserta didik

yang berakhlak baik termasuk dalam sikap toleransi. Terutama pada guru

agama disekolah.

b. Proses Kegiatan Belajar Mengajar

Guru agama adalah orang yang secara langsung mempunyai tugas

utama dalam menginternalisasi sikap toleransi melalui pembelajaran

pendidikan agama islam didalam kelas. Oleh sebab itu, guru agama

memiliki strategi dalam rangka memberikan pengetahuan mengenai sikap

toleransi melalui materi seperti akhlak terpuji dan tercela dan tasamuh.

Pemberian pengetahuan nilai toleransi secara teoritis dilakukan untuk

mentransfer informasi dan pengetahuan kepada peserta didik bahwa ternyata

sikap toleransi itu sangat penting dengan dorongan dan motivasi kepada

peserta didik.

Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang disamapaikan

oleh Pak Dedi Firmansyah, M.Pd.I selaku guru mapel PAI sebagai berikut:

“….biasanya saya pakai yaitu dengan pembiasaan, kebebasan

berekspresi, memberi motivasi dan nasehat-nasehat, memberi

contoh yang baik kepada siswa dikelas, ceramah, memberikan

kisah-kisah maupun hikmah-hikmah dengan bercerita. Sebab apa,

nilai toleransi saya selipkan ditengah-tengah proses pembelajaran

PAI agar pembelajaran PAI tidak hanya tekstual dan kognitif saja

Page 106: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

85

pada buku pembelajaran namun juga harus mengembangkan sikap

siswa secara psikomotorik dan afektif mereka.”75

Dalam penyamapaian materi, guru harus bersikap toleransi dan

menghargai keberadaan agama lain. Guru sebagai orang yang

bertanggungjawab dan sebagai tauladan yang baik bagi peserta didik

melalui sikap tidak menyinggung agama lain. Pak Dedi Firmansyah, M.Pd.I

menuturkan bahwa:

“….bahkan saya tidak pernah menyinggung masalah agama

mereka. Ketika ada pembahasan masalah perbedaan agama maka

saya sebelumnya „mohon maaf‟ kepada yang non muslim bahwa

yang kami yakini dalam agama kami Islam seperti ini, bukan

berarti kami menyalahkan agama mereka hanya kami

menerangkan dari sudut pandang agama Islam.”

Sikap guru PAI yang seperti ini dirasakan sendiri oleh

Widyaiswara Nirmala Wulandari siswa kelas X IPA 2, dia menjelaskan

bahwa teladan guru PAI mengenai toleransi saat mengajar dikelas. Sebagai

berikut:

“….apabila dalam pembelajaran kan ada siswa yang non muslim

guru PAI juga sebelumnya „meminta maaf‟ apabila menjelaskan

mengenai perbedaan. Guru PAI juga sering memberi pesan dan

nasehat untuk saling menghargai, saling menghormati dan tidak

menjelek-jelekkan agama lain.”76

Berikut adalah gambaran kegiatan pembelajaran PAI di kelas X

IPS 2 pada hari Selasa tanggal 19 Maret 2019 pukul 11.15 dan Pak Dedi

memberikan materi PAI didalam kelas.

75

Transkrip Wawancara III dengan Pak Dedi Firmansyah, M.Pd.I selaku Guru PAI pada tanggal

27 Maret 2019 76

Transkrip Wawancara V dengan Widyaiswara Nirmala Wulandari selaku siswa kelas X IPA 2

tanggal 27 Maret 2019

Page 107: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

86

Gambar 2.1

Kegiatan Pembelajaran PAI dikelas X IPS 2

Selanjutnya, ketika peniliti melaksanakan observasi lapangan

pada saat pembelajaran PAI dikelas tersebut, peneliti melihat bahwasanya

pada saat pembelajaran PAI berlangsung disela-sela menyampaikan materi,

guru juga memberikan motivasi dan nasihat-nasihat kepada peserta didik

mengenai sikap terpuji yang mengarah kepada sikap toleransi antar sesama

peserta didik yang harus ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari.77

Dalam pembelajaran PAI dikelas guru tidak hanya menggunakan

ceramah saja dalam memberikan materi namun dalam proses pembelajaran

dikelas proses diskusi maupun sharing dimana peseta didik membentuk

kelompok-kelompok maupun perorangan guna mengungkapkan pendapat

masing-masing dengan diskusi, kemudian dialog ataupun sharing mengenai

hal-hal diluar kelas maupun kehidupan peserta didik apabila menemukan

permasalahan.

Diskusi dilakukan dalam rangka menggali informasi mengenai

materi yang mereka sudah pelajari kemudian dijelaskan sesuai pemahan

77

Catatan Lapangan I Metode Observasi tanggal 15 Maret 2019

Page 108: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

87

yang mereka pahami baik dari materi, kegiatan keagamaan maupun

permasalahan mereka sehari-hari. Kadang kala ada pesrta didik yang non

muslim menyimak dan memberi tanggapan pada saat pembelajaran PAI

berlangsung. Serta dalam model dialog antara guru dan peserta didik

mengenai materi maupun kehidupan peserta didik. Dalam pelaksanaannya

guru adalah sosok yang bertanggung jawab menjamin kebebasan

berekspresi dan menjadi contoh (teladan) bagi mereka. Itulah yang

dilaksanakan guru PAI saat melaksanakan proses pembelajaran. Beliau

menjelaskan:

“…..saya juga memberi pendalaman materi melibatkan partisipasi

aktif siswa dikelas yang diwujudkan dalam bentuk diskusi kelas

dan sharing. Kadang kala siswa yang non muslim pun ikut

sharing bersama kami dan saya membatasinya tidak boleh seputar

akidah. Selain itu dengan sharing atau berdialog antar teman

maupu saya selaku guru agama dengan pertanyaan yang beragam

tidak harus sesuai dengan materi pembelajaran hari itu. Dan

kemudian kalau ada yang melenceng ya saya luruskan tanpa

menghilangkan esensi dari toleransi yakni menghargai perbedaan

diantara mereka…”78

Berikut adalah gambaran kegiatan diskusi anatar peserta didik

pada kegiatan pemebelajaran mata pelajaran PAI.

78

Transkrip Wawancara III dengan Pak Dedi Firmansyah, M.Pd.I selaku Guru PAI pada tanggal

27 Maret 2019

Page 109: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

88

Gambar 2.2

Proses kegiatan diskusi di dalam kelas X IPA 2

Pada hasil observasi peneliti pada (22/03/2019) pukul 08.30

dikelas X IPA 2 terlihat Dinda (non muslim) ketika temannya sedang

melakukan presentasi didepan kelas dan pada saat sesi tanya jawab. Ia ikut

menanggapi dan memberi pendapat mengenai materi pada hari itu. Terlihat

teman-temanya memberikan apresiasi dengan bertepuk tangan serta sikap

peserta didik yang lain menghargai dan menghormatinya pendapatnya.79

Proses internalisasi sikap toleransi melalui pembelajaran

pendidikan agama Islam secara tidak langsung melalui kegiatan berdiskusi

dan berdialog didalam kelas, apalagi adanya peserta didik yang beragama

laian dalam satu kelas maka akan membentuk pola pikir mengenai

perbedaan yang mereka rasakan. Seluruh siswa bersama-sama terlibat dalam

diskusi memecahkan masalah yang mereka hadapi. Kegiatan ini dapat

membangun menjunjung tinggi saling menghargai dan menghormati

perbedaan pendapat, saling percaya, bekerjasama diantara mereka yang

seagama maupun yang berbeda. Disinilah peran guru sebagai fasilitator

memberikan ruang kepada peserta didik untuk saling berpendapat, disisi lain

guru juga diharapkan mampu merangsang pengetahuan pesereta didiknya

yang selanjutnya direspon menjadi sikap yang menjadi tujuan pembelajaran.

79

Catatan Lapangan VII Metode Observasi tanggal 22 Maret 2019

Page 110: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

89

c. Proses Pembiasaan di Lingkungan Sekolah

Proses ini jauh lebih berperan dalam tahapan internalisasi sikap

toleransi sebab tahap ini tidak hanya dilakukan dengan komunikasi verbal,

teori-teori dan penrtahuan namun juga sikap mental dan kepribadian. Tahap

ini ujungnya adalah terciptanya budaya toleransi berdasarkan nilai-nilai

yang dikembangkan.

Pembiasaan dalam lingkungan sekolah sangat penting dalam rangka

menginternalisasi sikap toleransi melalui pembelajaran pendidikan agama

Islam bagi peserta didik, hal ini dikarenakan sebagian besar waktu dalam

sehari dihabiskan oleh peserta didik di sekolah baik dalam melaksanakan

kegiatan akademik maupun non akademik.

Melalui kegiatan keagamaan, yakni shalat Dhuhur dan Ashar secara

berjamaah yang dilaksanakan setiap hari dengan adanya finger print di

Mushollah. Jadi setiap peserta didik dibiasakan untuk menyadari kewajiban

mereka masing-masing dan melatih tanggungjawab dan kejujuran peserta

didik SMA Lab UM. Sesuai dengan uraian hasil wawancara dengan Waka

Kurikulum, Pak Deddy Setiawan, M.Pd, sebagai berikut:

“….anak-anak wajib sholatnya yaitu shalat Dhuhur dan Ashar

berjamaah. Karena prosentase shalat ada penilaiannya dimasukkan

rapot. Dulu kita pakai stempel sekarang kita pakai finger print, anak-

anak sebelum atau sesudah shalat wajib finger dan langsung terekap

datanya…”80

80

Transkrip Wawancara II dengan Pak Deddy Setiawan, M.Pd selaku Waka Kurikulum pada

tanggal 27 Maret 2019

Page 111: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

90

Dalam kegiatan keagamaan ini dapat ditanamkan kepada peserta

didik dihadapkan pada perbedaan yang mereka rasakan, ketika salah satu

peserta didik sedang melaksanakan ibadah atau kegiatan ibadah, maka

peserta didik yang berbeda agama saling mengerti dan memahami. Misalnya

ketika peserta didik melaksanakan shalat dhuhur maupun ashar secara

berjamaah, peserta didik yang non muslim juga kadang mengingatkan

temanya yang muslim untuk segera melaksanakan ibadahnya. Sebagaimana

yang dituturkan oleh Dinda Trinita Risman kelas X IPA 2 (non muslim),

sebagai berikut:

“….misalnya disekolah juga malah kadang saya suruh mereka shalat

karena sedang jam shalat dan saya tidak melarang dengan „jangan

shalat‟. Atau menghalang-halangi.”81

Sebaliknya, ketika non muslim sedang merayakan hari raya

agamanya. Siswa muslim juga menghargai dan menghormatinya, peserta

didik juga sudah mengerti batasan-batasan yang harus dilakukan. Pada

akhirnya menimbulkan sikap toleransi, saling menghargai dan menghormati

serta menegur apabila teman kita ada yang menyinggung maupun menjelek-

jelekkan agama orang lain sebagaimana yang dikatakan oleh Kharisma

Niken Larasati siswa kelas X ICP 1, sebagai berikut:

“…Dulu juga pernah ada salah satu teman kelas kami membuat

status WA dan mengirim digrup kelas mengenai larangan dan

mengharamkan mengucapkan natal kepada agama lain. Menurut kita

itukan tidak boleh pak, apalagi menurut saya termasuk menyinggung

atau memojokkan agama lain. Akhirnya kami tegur dianya dan

akhirnya dihapus. Kita juga harus menghargai dan menghormati

81

Transkrip Wawancara IV dengan Dinda Trinita Risman siswa kelas X IPA 2 pada tanggal 27

Maret 2019

Page 112: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

91

mereka pak, dan itu juga sudah Pak Dedi contohkan nilai

toleran…”82

Berikut gambar kegiatan pelaksanaan shalat berjamaah yang

dilaksanakan peserta didik SMA Laboratorium UM.

Gambar 2.3

Kegiatan Shalat Berjamaah di Mushollah

Berikutnya, yaitu kegiatan literasi pagi yang dilaksanakan setiap hari

Senin dan hari Rabu sebelum pembelajaran jam pertama pukul 07.00 WIB

dikelas masing-masing. Kegiatan literasi yang dilaksanakan adalah

membaca kitab suci masing-masing peserta didik, bagi yang beragama Islam

membaca Al-Qur‟an dan bagi yang beragama non muslim membaca kitab

sucinya masing-masing. Setelah itu peserta didik mengintisar ayat yang

dibaca dan dituliskan dalam buku monitoring literasi, bagaimana pesan dari

ayat yang dibaca hari itu. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Pak Deddy

Setiawan selaku Waka Kurikulum SMA Lab UM, sebagai berikut:

“…bagi siswa muslim mapun non muslim ada kegiatan literasi

(baca 20 menit) setiap hari Senin dan hari Rabu baca apa? Kitab suci

masing-masing bagi yang beragama Islam ya membaca Al-Qur‟an

82

Transkrip Wawancara VII dengan Kharisma Niken Larasati siswa kelas X ICP 1 tanggal 27

Maret 2019

Page 113: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

92

bagi yang non muslim membaca kitabnya masing-masing…. Dan

tidak hanya dibaca setelah baca al-Quran nya yang mana disitu ada

terjemahannya kemudian setelah itu anak-anak mensarikan

terjemahannya itu ada poin apa, ada hikmah apa dari ayat yang

dibaca kemudian dituliskan dibuku literasi anak-anak….”83

Dalam pandangan peneliti melalui observasi lapangan mengenai

kegiatan literasi. Sangat terlihat pihak sekolah maupun guru memberikan

fasilitas dan jaminan untuk melaksanakan keyakinannya masing-masing dan

diperlakukan sesuai porsi masing-masing dalam melaksanakan kegiatan

sekolah tanpa menghilangkan esensi saling menghormati dan menghargai

satu sama lain.

Selanjutnya, tolong menolong membantu teman yang sedang

mengalami musibah sebab manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa

berdiri sendiri dan satu sama lain saling membutuhkan. Tujuan adalah

menanamkan kepekaan atau rasa empati dan simpati kepada peserta didik

yang sedang mengalami musibah. Adapun wujudnya melaksanakan

kegiatan sosial, yang dilakukan apabila ada teman satu kelas mengalami

musibah. Sebagaimana penuturan pada saat wawancara oleh Widyaiswara

Nirmala Wulandari siswi kelas X IPA 2, sebagai berikut:

“….ada yang lain lagi pak, kalau ada teman kita yang sakit entah

yang seagama maupun berbeda agama, biasanya kita meluangkan

waktu bersama-sama menjenguknya bareng-bareng satu kelas,

kadang kita patungan seikhlasnya kemudian disumbangkan kepada

teman kita yang sedang sakit, begitu sebaliknya teman kita yang non

83

Transkrip Wawancara II dengan Pak Deddy Setiawan, M.Pd selaku Waka Kurikulum pada

tanggal 27 Maret 2019

Page 114: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

93

muslim ya sama pak. Tak membeda-bedakan. Kita ya saling tolong

menolong lah tanpa membeda-bedakan.”84

Sejalan dengan yang Pak Dedi selaku guru PAI juga tuturkan dalam

kesempatan wawancara mengenai sikap toleransi peserta didik disini

melalui pembelajaran disekolah terkhusus pembelajaran pendidikan agama

Islam, sebagai berikut:

“….sikap saling menghargai dan saling tolong menolong satu sama

lain apabila teman satu kelas ada yang sakit ya mereka patungan

untuk menjenguk tanpa di intruksikan oleh guru, mereka berteman

saya lihat tak pernah melihat perbedaan dan keyakinan, ketika

temannya yang bergama lain sakit mereka perlakukan sama

dijenguk…”85

Jadi hasil upaya internalisasi sikap toleransi melalui pembelajaran

PAI disekolah membentuk kebiasaan peserta didik untuk saling membantu

dan tolong menolong sesama tanpa membedakan keyakinan, suku, ras dan

strata sosial.

3. Hasil Dari Internalisasi Sikap Toleransi Melalui Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMA Laboratorium Universitas Negeri

Malang.

Melalui proses observasi dilapangan mulai tanggal 15 Maret 2019

sampai 22 Maret 2019 dan melalui wawancara berbagai sumber dan

beberapa peserta didik. Dengan mengamati proses kegiatan belajar mengajar

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dikelas dan mengamati lingkungan

sekolah SMA Laboratorium UM tercermin dari strategi guru pendidikan

84

Transkrip Wawancara V dengan Widyaiswara Nirmala Wulandari siswi kelas X IPA 2 tanggal

27 Maret 2019 85

Transkrip Wawancara III dengan Pak Dedi Firmansyah, M.Pd.I selaku Guru PAI pada tanggal

27 Maret 2019

Page 115: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

94

agama Islam yang menimbulkan sikap peserta didik dalam mengikuti

pembelajaran dan kehidupan di lingkungan sekolah sehari-hari.

Peran guru pendidikan Islam dalam memberikan pemahaman

mengenai sikap saling menghormati, menghargai segala perbedaan

disekolah, gotong royong, bekerjasama satu sama lain, tolong menolong,

kebebasan berekspresi yang dapat membentuk peserta didik yang berakhlak

baik dan toleran. Sesuai dengan penuturan Waka Kurikulum Pak Deddy

Setiawan, M.Pd, sebagai berikut:

“..menurut saya, peran guru PAI sangat utama karena Islam disini

sangat mayoritas kalau diprosentase sekitar 95%. Selama ini tidak

ada gesekan mengenai isu perbedaan agama. Dikelas juga guru PAI

selalu menanamkan sikap toleransi mengenai menghargai,

menghormati, gotong-royong, kerjasama dan nilai baik lainnya

sehingga membentuk sikap siswa yang baik.”86

Dilihat dari dari pernyataan beliau, sangat jelas bahwa peran guru

PAI sangat penting dalam rangka internalisasi sikap toleransi. Selain

membiarkan peserta didik berkembang dengan menciptakan lingkungan

pembelajaran yang toleran namun pendampingan seorang guru sangat lah

diperlukan. Mengingat usia peserta didik yang masih dini dalam mengambil

keputusan secara bijak serta mengantisipasi adanya masalah yang timbul

diakibatkan perbedaan satu sama lain.

Pada tanggal (27/03/2019) melalui wawancara bersama Pak Dedi

Firmansyah selaku guru PAI. Dengan pertanyaan, “Bagaimana hasil yang

86

Transkrip Wawancara II dengan Pak Deddy Setiawan, M.Pd selaku Waka Kurikulum pada

tanggal 27 Maret 2019

Page 116: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

95

diperoleh dari proses internalisasi sikap toleransi melalui pembelajaran PAI

oleh Bapak/Ibu guru?, beliau menuturkan:

“Alhmdulillah hasilnya ya, melalui pembelajaran dengan

menyelipkan wawasan mengenai toleransi siswa-siswa memahami

dan menjalankan dalam kehidupan dilingkungan sekolah maupun

diluar sekolah. Alhamduliullah selama ini tidak ada gesekan yang

macam-macam mengenai perbedaan agama. Dan siswa disini

memahaminya perbedaan. Semisal dalam pembelajaran apapun baik

siswa yang muslim dan non muslim saling menghrmati, menghargai

dan saling bekerjasama tidak ada gesekan apapun bagi mereka

selama disekolah malah saling mendukung dan menghargai satu

sama lain. Menghina siswa non muslim pun tidak pernah terjadi kok.

Berarti menurut saya, hasil nya sangat terasa, saling menghormati

dan menghargai, gotong-royong, saling bekerjasama dan semuanya

baik kok. Pembiasaan untuk spiritualnya dalam shalat jamaah

Dhuhur dan Ashar juga bagus.”87

Selanjutnya, peserta didik juga mengamalkan dari apa yang

disampaikan oleh guru PAI dalam pembelajaran di kehidupan disekolah

maupun diluar sekolah. Sebab tanpa adanya implementasi dalam kehidupan

peserta didik maka tak menuntut kemungkinan proses internalisasi sikap

toleransi melalui pembelajaran pendidikan agama Islam dapat dikatakan

berhasil. Sebagaimana penuturan salah satu peserta didik kelas X IPA 2,

Widyaiswara Nirmala Wulandari pada waktu wawancara, sebagai berikut:

“…dirumah saya juga kita bertetanggan dengan yang non muslim

dan apabila tetangga kita yang non muslim ada perayaan kita

diundang ya kita datang menghormati mereka. Dari sekolah

diajarkan oleh guru agama mengenai toleransi ya kita laksanakan

dalam kehidupan sehari-hari pak. Saling menghargai pendapat,

menghormati yang tua dan lain sebagainya…”88

87

Transkrip Wawancara III dengan Pak Dedi Firmansyah, M.Pd.I selaku Guru PAI pada tanggal

27 Maret 2019 88

Transkrip Wawancara V dengan Widyaiswara Nirmala Wulandari siswi kelas X IPA 2 tanggal

27 Maret 2019

Page 117: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

96

Dilihat dari bagaimana pesrta didik menjawab pertanyaan peneliti

bahwa interaksi sosial sangatlah penting guna membangun sikap secara

nyata peserta didik. Praktik yang dilakukan secara langsung melalui

kegiatan keagamaan yang dibuat sekolah dan strategi guru PAI dalam proses

internalisasi sikap toleransi akan membentuk dan menanamkan sikap

toleransi tersebut di dalam kelas.

Page 118: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

97

BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Menurut Mulyasa, internalisasi yaitu upaya menghayati dan mendalami

nilai, agar tertanam dalam diri setiap manusia.89

Dimana teknik pendidikannya

dapat dilakukan melalui peneladanan, pembiasaan, penegakan aturan, dan

pemotivasian.Internalisasi nilai-nilai PAI menurut Muhammad Alim adalah suatu

proses memasukkan nilai agama secara penuh ke dalam hati sehingga ruh dan

jiwa bergerak berdasarkan ajaran agama. Internalisasi nilai-nilai agama terjadi

melalui pemahaman ajaran agama secara utuh dan diteruskan dengan kesadaran

akan pentingnya ajaran agama serta ditemukannya posibilitas untuk

merealisasikan dalam kehidupan nyata.

Teknik pembinaan yang dilakukan melalui internalisasi adalah pembinaan

mendalam dan menghayati nilai-nilai agama yang dipadukan dengan nilai-nilai

pendidikan secara utuh yang sasarannya menyatu dengan kepribadian peserta

didik. Tahapan-tahapan dalam proses internalisasi yang dikaitkan dengan

peminaan sikap toleransi peserta didik dapat dilakukan melalui tiga tahap yaitu: 90

a. Tahap Transformasi Nilai: tahap ini merupakan proses yang dilakukan oleh

pendidik dalam menginformasikan nilai-nilai toleransi. Pada tahap ini hanya

ada komunikasi verbal antara guru dan peserta didik, pada tahap ini

89

Mulyasa, E., Manajemen Pendidikan Karakter, (Bandung: Rosdakarya, 2011), hlm. 167 90

Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan

Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 14

Page 119: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

98

merupakan aspek kognitif. Jadi peserta didik hanya mengenal tentang

sebuah pengetahuan tentang nilai toleransi tanpa dituntut mengamalkannya

dan tanpa dilihat psikomotoriknya. Seperti hal yang dilakukan guru

Pendidikan Agama Islam kelas X semester 2 yang mana Standar Isi mata

pelajaran PAI yang terdiri dari Kompetensi Inti (KI-2) “Mengembangkan

perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan,

gotong royong, toleran, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-

aktif)…..” dan Kompetensi Dasar (KD) “Menganalisis Q.S. al-Hujurat/49:

10 dan 12 serta Hadis tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka

baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah)” yang merupakan proses

pembelajaran dalam aspek kognitif.

b. Tahap Transaksi Nilai: satu tahap pendidikan nilai (toleransi) dengan jalan

melakukan komunikasi dua arah, atau interaksi antara guru dan peserta didik

yang bersifat interaksi timbal balik. Pada tahap ini dihadapkan dengan

problematika yang bersifat sederhana samapai kepada yang kompleks, cara

penyajiannya dapat melalui observasi, membaca, melihat film dan

sebagainya. Peserta didik dituntut untuk bisa menentukan mana yang

merupakan sikap toleran atau bukan.

Pada tahap ini peserta didik dihadapkan dengan problematika nilai yang

bersifat sederhana samapai kepada yang kompleks. Dalam pembelajaran

pendidikan Agama Islam di SMA Laboratorium UM pada kelas X Semester

2 Kompetensi Inti (KI-2) nya untuk “Mengembangkan perilaku (jujur,

disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong,

Page 120: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

99

toleran, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif)…..” dengan materi

“Q.S. al-Hujurat (49): 10 dan 12 serta hadits terkait perilaku kontrol diri

(mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan), dan persaudaraan

(ukhuwah)”, peserta didik diberi kegiatan pembelajaran yang menjunjung

aspek afektif seperti mengembangkan sikap toleran dalam fenomena

kehidupan.

c. Tahap Transinternalisasi: tahap ini jauh lebih mendalam dari sekedar

transaksi. Tahap ini bukan hanya dilakukan dengan komunikasi verbal tapi

juga sikap mental dan kepribadian. Jadi tahap ini komunikasi kepribadian

yang berperan secara efektif. Pada tahap ini merupakan salah satu cara

membantu peserta didik dalam menentukan nilai yang dipilihnya.

Proses internalisasi sikap toleransi dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMA Laboratorium UM pada kelas X dimulai dari; 1) menyimak,

yakni kegiatan peserta didik untuk bersedia menerima stimulus yang berupa

nilai-nilai baru (toleransi) yang dikembangkan dalam sikap afektifnya

melalui pembelajaran baik dengan teks book, pemutaran film, nasihat-

nasihat, motivasi maupun observasi lingkungan. Ketika guru PAI

menerangkan dan peserta didik menyimak apa yang dijelaskan oleh guru

mengenai nilai toleransi; 2) menaggapi, yakni kesediaan peserta didik

merespon nilai-nilai (toleransi) yang ia terima dan sampai pada tahap

memiliki kekuatan untuk merespon nilai tersebut, siswa paham terhadap

nilai yang disampaikan guru PAI dan peserta didik menganalisis, yang telah

dilakukan oleh guru PAI mengenai Kompetensi Inti dalam mengembangkan

Page 121: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

100

sikap toleran dimana guru selalu memberi arahan dalam bersikap dikelas; 3)

memberi nilai, yakni kelanjutan dari aktivitas merespon menjadi peserta

didik yang mampu memberikan makna terhadap nilai-nilai (toleransi) yang

muncul dengan nilai-nilai yang diyakini kebenarannya. Pada saat

pembelajaran PAI dikelas dalam pengamatan saya, guru memberikan

gambaran besar untuk saling bertoleransi antar peserta didik maka peserta

didik bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk; 4)

mengorganisasi nilai, yakni aktivitas peserta didik untuk mengatur

berlakunya sistem nilai yang ia yakini kebenarannya dalam kepribadiaannya

sendiri sehingga ia memiliki suatu nilai, seperti hal nya pada pembelajaran

PAI meneladani sifat-sifat saling menghargai, menghormati, bekerja sama,

gotong royong tanpa membeda-bedakan suku, ras dan agama.

Dari penjelasan diatas dan melalui penelitian dilapangan melalui observasi

dan wawancara beberapa narasumber di SMA Laboratorium UM ternyata proses

internalisasi ini secara tidak langsung terjadi dalam rangka internalisasi sikap

toleransi pada peserta didik didalam kelas maupun dilingkungan sekolah. Dari

teori diatas, tahapan pertama disebut dengan transformasi, pada tahapan ini

internalisasi nilai dilakukan dengan penyampaian materi melalui pengajaran

didalam kelas, ceramah-ceramah, nasihatnasihat agar peserta didik mengetahui

nilai-nilai toleransi yang diajarkan oleh agama. Tahapan ini bisa juga disebut

dengan proses pemahaman atau menumbuhkan tingkat efektif peserta didik

mengenai nilai-nilai toleransi.

Page 122: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

101

Tahapan kedua disebut transaksi, yaitu internalisasi nilai dilakukan dengan

komunikasi timbal balik yakni informasi nilai yang didpat dan dipahami peserta

didik melalui contoh amalan yang dilakukan guru, sehingga peserta didik juga

dapat merespon nilai yang sama. Dengan kata lain tahapan ini adalah fase

penghayatan yang bermuara pada peningkatan kognitif peserta didik mengenai

nilai-nilai toleransi. Tahapan ketiga adalah transinternalisasi yakni pada tahap ini

bukan hanya dilakukan komunikasi verbal tapi juga sikap mental dan kepribadian

dan muaranya adalah terbentuknya sikap pada peserta didik.

1. Strategi Internalisasi Sikap Toleransi Melalui Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMA Laboratorium Universitas Negeri

Malang

Proses Internalisasi sikap toleransi melalui pembelajaran pendidikan agama

Islam di SMA Laboratorium UM tidak dapat dilakukan secara instan, namun

secara betahap dan dilakukan secara terus-menerus dan berkelanjutan. Terkhusus

kepada guru mata pelajaran PAI dalam mengajarkan nilai toleransi dikelas yang

terselipkan dalam sela-sela pembelajaran dan pembiasaan diluar kelas dengan

menggunakan berbagai macam strategi dalam rangka menginternalisasi nilai-nilai

toleransi pada peserta didik. Teori strategi internalisasi nilai yang popular

dikalangan praktisi pendidikan meliputi:

a. Keteladanan (Modelling)

Keteladanan merupakan sikap yang ada dalam pendidikan Islam

dan telah dipraktekkan sejak zaman Rasulullah.keteladanan ini memiliki

Page 123: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

102

nilai yang penting dalam pembelajaran agama Islam, karena

memperkenalkan perilaku yang baik melalui keteladanan, sma halnya

memahami sistem nilai dalam bentu nyata.91

Strategi dengan keteladanan

adalah internalisasi dengan cara memberikan contoh-contoh kongkrit

pada peserta didik. Pemberian contoh-contoh ini sangat ditekankan

karena tingkah laku guru mendapatkan pengamatan khusus dari peserta

didik. Melalui strategi ini guru memasukkan keteladanan dalam proses

pembelajaran dikelas maupun diluar kelas.

Berdasarkan teori diatas ditunjang dengan hasil penelitian

dilapangan dalam proses internalisasi sikap toleransi melalui

pembelajaran pendidikan agama Islam, Pak Dedi Firmansyah selaku guru

PAI kelas X di SMA Laboratorium UM dalam proses pembelajaran

dikelas maupun diluar kelas selalu memberikan teladan atau contoh

mengenai nilai-nilai saling menghargai, menghormati, kejujuran,

tanggung jawab, gotong royong, bekerjasama dalam perbedaan didalam

kelas tanpa memandang suku, agama dan ras yang ditanamkan kepada

peserta didik.

b. Pembiasaan

Kebiasaan adalah perbuatan yang diulang-ulang sehingga

menjadi mudah dikerjakan. Mendidik dengan latihan dan pembiasaan

91

Syafi‟i Ma‟arif, Pemikiran Tentang Pembaharuan Islam di Indonesia, (Yogyakarta :Tiara

Wacana, 1991), hlm. 59

Page 124: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

103

adalah mendidik dengan cara memberikan latihan-latihan dan

membiasakan untuk dilakukan setiap hari.92

Strategi pembiasaan ini

efektif untuk diajarkan pleh guru kepada peserta didik. Apabila peserta

didik dibiasakan dengan akhlak yang baik, maka akan tercermin dalam

kehidupan dikelas maupun dilingkungan sekolah.

Berdasrkan teori diatas sejalan dengan hasil observasi dan

wawancara mengenai internalisasi sikap toleransi di SMA Laboratorium

UM. Guru PAI dalam mengajarkan pembelajaran PAI di dalam kelas

membiasakan peserta didik untuk memberi salam, bersalaman dengan

guru apabila bertemu, melakukan shalat berjamaah, saling menghargai

perbedaan pendapat pada saat presentasi materi dikelas, gotong royong

membersihkan kelas. Maka dari pembiasaan didalam kelas diharapkan

peserta didik mampu membiasakannya di luar kelas.

c. Ibrah dan Amtsal

Ibrah (mengambil pelajaran) dan Amtsal (perumpamaan) yang

dimaksud adalah mengambil pelajaran dari beberapa kisah-kisah teladan,

fenomena, peristiwa-peristiwa yang terjadi, baik masa lampau maupun

sekarang. Disini diharapkan peserta didik dapat mengambil hikmah yang

92

Tamyiz Burhanuddin, Akhlak Pesantren Solusi bagi Kerusakan Akhlak, (Yogyakarta: ITTAQ

Press, 2001), hlm. 56

Page 125: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

104

terjadi dalam suatu peristiwa, baik yang berupa musibah maupun

pengalaman.93

Dari hasil penelitian, Pak Dedi Firmansyah, M.Pd.I selaku guru mata

pelajaran pendidikan agama Islam. Dalam beberapa kesempatan selalu

memberikan pembelajaran mengenai nilai toleransi menyelipkan Ibrah

dan Amtsal kepada peserta didik dikelas yang mana memberikan kisah-

kisah teladan beberapa tokoh pendidikan Nasional seperti Ki Hajar

Dewantara maupun tokoh Pluralisme seperti Gus Dur, hal itu kemudian

memberikan wawasan kepada peserta didik mengenai nilai toleransi yang

seharusnya bersikap ditengah-tengah perbedaan peserta didik didalam

kelas.

d. Pemberian Nasehat

Rasyid Ridha seperti yang dikutip Burhanuddin mengartikan nasehat

(mauidzah) sebagai peringatan atas kebaikan dan kebenaran, dengan

jalan apa saja yang dapat menyentuh hati dan membangkitkannya untuk

mengamalkan. Metode ini harus mengandung tiga unsur; yakni uraian

tentang kebaikan dan kebenaran yang dilakukan seseorang, misalnya:

tentang sopan santun, motivasi untuk melakukan kebaikan, dan

peringatan tentang dosa yang muncul dari adanya larangan.94

93

Khoiron Rosyadi, Pendidikan Profetik, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004), hlm. 216 94

Op.cit, hlm. 58

Page 126: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

105

Berdasarkan hasil penelitian, sejalan dengan teori diatas bahwasanya

strategi dengan pemberian nasehat yang dilakukan oleh guru PAI dengan

menggunakan metode ceramah pun dalam pembelajaran dikelas mampu

memberikan pemahaman yang mendasar mengenai sikap toleransi

apabila ada peserta didik yang berkonflik didalam kelas.

e. Kedisiplinan

Pendidikan dengan kedisiplinan memerlukan ketegasan dan

kebijaksanaan. Ketegasan maksudnya seorang pendidik harus

memberikan sanksi pada setiap pelanggaran yang dilakukan oleh peserta

didik, sedangkan kebijaksanaan mengharuskan seorang guru memberikan

sanksi seseuai dengan jenis pelanggaran tanpa dihinggapi emosi atau

dorong-dorongan lain. Ta‟zir adalah hukuman yang dijatuhkan pada

peserta didik yang melanggar. Hukuman ini diberikan bagi yang telah

berulangkali melakukan pelanggaran tanpa mengindahkan peringatan

yang diberikan.95

Guru PAI dalam pembelajaran agama Islam disekolah SMA

Laboratorium UM tidak hanya mengajar pengetahuan tapi juga

membiasakan peserta didik nya disiplin dalam mengikuti pembelajaran.

Seperti peserta didik dilarangan menggunbakan HP pada saat jam

pembelajaran PAI, menghukum peserta didik yang tidak mengerjakan

tugas mapel PAI dengan hukuman disiplin yang baik. Disinilah proses

95

Ibid, hlm. 59

Page 127: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

106

internalisasi sikap toleransi dengan memberi perlakuan yang sama

kepada peserta didik yang melanggar tanpa membeda-bedakan.

2. Implementasi Strategi Internalisasi Sikap Toleransi Melalui

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Laboratorium

Universitas Negeri Malang

Berdasarkan pada pelaksanaan internalisasi sikap toleransi, dimana peran

guru PAI dan pihak sekolah menjadi penting dimana keduanya berupaya

memberdayakan dan memanfaatkan semua lingkungan belajar yang ada intuk

memperbaiki, menguatkan dan menyempurnakan secara terus menerus proses

internalisasi sikap toleransi disekolah. Oleh karena itu, tahap-tahap internalisasi

sikap toleransi di SMA Laboratorium UM yang dilakukan melalui kebijakan atau

program sekolah, proses kegiatan belajar mengajar dikelas dan pembiasaan, sudah

memenuhi proses-proses internalisasi nilai toleransi sehingga menjadi sikap yang

telah dimiliki peserta didik di SMA Laboratorium UM Malang.

Adapun analisis peneliti mengenai tiga tahap internalisasi sikap toleransi

adalah sebagai berikut:

a. Proses Kegiatan Belajar Mengajar

Pada pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama Islam yang

dilakukan oleh guru PAI yaitu memberikan materi sesuai dengan RPP

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pada saat itu. Kemudian guru

menerapkannya melalui proses pembelajaran yaitu kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan penutup. Internalisasi sikap toleransi terdapat

Page 128: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

107

pada pembelajaran inti saat guru memberikan materi Wakaf, Ilmu

Pengetahuan, Zakat di beberapa kelas dan dalam hal ini guru PAI

menyelipkan keteladanan, amtsal dan ibrah, kedisplinan dan nasehat-

nasehat kepada peserta didik yang sangat integratif dengan pembelajaran

mengenai perbedaan dan bagaimana kita bersikap yakni nilai-nilai

toleransi. Sebagaimana yang dikatakan Apriliani dalam jurnalnya yang

mengatakan bahwa mengintegrasikan karakter (toleransi) ke dalam mata

pelajaran berarti sekolah sudah berupaya untuk membina karakter

(toleransi) dalam diri peserta didik.96

Sedangkan tahap pelaksanaan yaitu guru mengenalkan pemahaman

mengenai nilai-nilai toleransi di dalam kegiatan proses pembelajaran

melalui berbagai strategi internalisasi. Melalui tahap ini guru membekali

peserta didik dengan konsep nilai-nilai toleransi. Peneliti memahami

bahwa langkah ini sama dengan teori Lickona dalam bukunya Alim yang

menjelaskan tentang tahap transformasi nilai adalah tahap pertama yang

harus dilakukan dalam proses internalisasi sikap toleransi.97

Peserta didik

diharapkan mampu memahami tentang pentingnya bersikap toleransi

ditengah-tengah perbedaan dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah.

Tahap memperkenalkan konsep nilai-nilai toleransi didalam

pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Laboratorium UM

96

Ismi Apriliani, Toleransi Remaja Islam Kepada Pemeluk Agama Yang Berbeda,(volume 1, No.1

Juni 2016), hlm. 2 97

Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan Pemikiran dan

Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 14

Page 129: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

108

terintegrasi ke dalam mata pembelajaran sebagaimana sudah dipaparkan

sebelumnya. Tahap transformasi nilai ini peserta didik mendapatkan

pengetahuan secara teoritis mengenai nilai-nilai toleransi dan

relevansinya diaplikasikan dalam aspek didalam kelas maupun diluar

kelas. Dari perspektif teori implementasi dan pelaksanaan internalisasi

sikap toleransi melalui pembelajaran pendidikan agama Islam sudah

sesuai dengan kondisi lapangan pada guru PAI di SMA Laboratorium

UM Malang.

b. Kegiatan Pembiasaan

Kegiatan pembiasaan memasuki tahap mengajak peserta didik

bersikap toleransi antar beda agama secara terus-menerus sehingga

menjadi karakter atau sikap diri peserta didik.98

Hal ini sejalan dengan

kegiatan pembiasaan yang dapat diimplementasikan sekolah dan guru

PAI dalam menginternalisasi nilai toleransi beragama peserta didik

dengan memberikan kebebasan dan kesempatan berdo‟a dan beribadah

sesuai dengan keyakinan masing-masing, gotong-royong pada waktu

membersihkan kelas, tolong-menolong apabila teman mendapat musibah,

bersalaman apabila bertemu guru, saling menghargai dan menghormati

peserta didik yang sedang menyampaikan pendapat didalam kelas, saling

kerjasama dalam kelompok belajar tanpa membedakan ras, suku dan

agama dan hal tersebut dilakukan secara berkesinambungan sehingga

98

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2011), hlm. 33-34

Page 130: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

109

menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sikap peserta didik. Kegiatan

pembiasaan yang diterapkan oleh guru PAI dan sekolah di SMA

Laboratorium UM diatas merupakan usaha yang menjadi dasar

terciptanya sikap toleransi peserta didik.

Tahap pelaksanaan pada kegiatan pembiasaan memasuki tahap

memberikan pertimbangan atau pilihan perilaku dan mengajak peserta

didik bersikap toleransi sehingga peserta didik merasa butuh terhadap

perilaku toleransi kepada temannya yang berbeda agama. Menurut

pemahaman peneliti pada tahap ini sama dengan teori yang dikemukakan

Alim yaitu transaksi nilai yaitu dilakukan melalui komunikasi dua arah

berupa interaksi guru dengan siswa yang bersifat timbal balik. Sedangkan

menurut Lickona dalam bukunya Majid menyatakan bahwa proses

interaksi pendidik dan peserta didik tersebut diharapakan adanya rasa

cinta dan rasa butuh terhadap nilai sikap toleransi yang dapat tumbuh

dalam diri peserta didik.99

c. Program Sekolah

Peran sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang sangat

penting dalam membangun lingkungan pendidikan yang pluralis dan

toleran terhadap semua masyarakat sekolah yang berbeda pemulk

agamanya. Untuk membentuk pendidikan yang menghasilkan manusia

yang memiliki kesadaran toleran diperlukan rekonstruksi pendidikan

99

Ibid, hlm. 31

Page 131: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

110

sosial keagamaan dalam pendidikan agama.100

Salah satunya dengan

mengupayakan untuk menanamkan nilai-nilai toleransi pada peserta didik

sejak dini yang berkelanjutan dengan mengembangkan rasa saling

pengertian dan memiliki terhadap umat agama lain.

Dalam implementasinya di sekolah, sekolah sebaiknya

memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: pertama, sekolah

sebaiknya membuat dan menerapkan undang-undang yaitu undang-

undang sekolah yang diterapkan secara khusus. Dalam undang-undang

tersebut, tentunya berisi salah satu poin penting yang tercantum adalah

adanya larangan terhadap segala bentuk deskriminasi agama di sekolah

tersebut. Dengan diterapkannya undang-undang ini diharapkan semua

nsur yang ada seperti guru, kepala sekolah, pegawai, administrasi dan

peserta didik dapat belajar untuk menghargai orang lain yang berbeda

agama dilingkungan mereka. Kedua, untuk membangun rasa pengertian

sejak dini antara peserta didik yang mempunyai keyakinan keagamaan

yang berbeda maka sekolah harus berperan aktif. Ketiga, hal lain yang

penting dalam penerapan internalisasi nilai toleransi yaitu kurikulum, dan

buku-buku pelajaran yang dipakai dan diterapkan di sekolah. Kurikulum

pendidikan toleransi dalah kurkulum yang memuat nilai-nilai toleransi.

Berdasarkan teori mengenai peran sekolah sebagi lembaga

pendidikan yang berperan penting dalam menginternalisasi sikap

100

Ngainun Naim dan Achmad Syauqi, Pendidikan Multikultural: Konsep dan Aplikasi,

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 187

Page 132: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

111

toleransi dilingkungan sekolah, maka SMA Laboratorium UM yang

memiliki latar belakang pesrta didik yang berbeda agama berupaya

menciptakan lingkungan yang toleran melalui program-progam kepala

sekolah dan jajarannya sebagai pembuat program. Upaya-upaya tersebut

terwujud dalam bentuk kegiatan sebagai berikut: a) mewajibkan peserta

didik shalar dhuhur dan ashar secara berjama‟ah , b) program literasi

kitab suci, c) mendatangkan guru dari luar untuk memfasilitasi

pembelajaran peserta didik yang non muslim, d) pondok intensif bagi

yang muslim ke tempat pondok pesantren di Malang dan kegiatan ke

gereja bagi yang non muslim. Dari kegiatan tersebiut dapat diharapkan

peserta didik mampu menginternalisasi sikap toleransi yang menjunjung

tinggi sikap saling menghargai dan menerima perbedaan sebagai rahmat.

3. Hasil Internalisasi Sikap Toleransi Melalui Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang

Hasil dari strategi internalisasi sikap toleransi melalui pembelajaran

pendidikan agama Islam di SMA Laboratorium UM terhadap kepribadian dan

sikap toleransi peserta didik merupakan hal positif yang diharapkan tumbuh dan

berkembang menjadi sikap keseharian peserta didik dikelas maupun diluar kelas.

Hasil yang tercermin dari internalisasi sikap toleransi, sebagai berikut:

a. Sikap Menerima

Peserta didik ketika di dalam kelas tampak saling menerima,

menghormati, menghargai, tidak pernah saling mengejek yang akan

Page 133: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

112

menimbulkan perselisihan diantara mereka. Mereka bahkan saling

bekerjasama ketika pembelajaran berkelompok.hal ini sesuai dengan

yang dikemukakan oleh Ruslani bahwa salah satu indikator sikap

toleransi adalah bisa menerima perbedaan ajaran dan kepercayaan orang

lain.101

Caranya yaitu tidak saling mencela, membenci dan berlaku

semaunya terhadap agama lain. Sikap mencela ajaran agama lain

merupakan contoh perilaku negatif dalam hal toleransi.

Berdasarkan hasil temuan penelitian, hasil internalisasi sikap

toleransi peserta didik melalui pembelajaran pendidikan agama Islam

terlihat pada setiap pertemuan pada saat materi PAI. Misalkan ada

peserta didik yang non muslim pada saat pembelajaran PAI berlangsung

tidak ingin keluar kelas, namun peserta didik yang beragama muslim

menerima kehadirannya didalam kelas, pada saat perbedaan pendapat

dalam pembelajaran antar teman mereka juga menerima dengan sikap

yang baik. Sikap yang ditimbulkan sebab perbedaan didalam kelas pada

saat pembelajaran, mereka menerima dengan baik, tanpa adanya

perselisihan yang berakibat dari hal tesebut.

b. Sikap Menghargai

Kegiatan peserta didik di SMA Laboratorium UM sehari-hari

(pembiasaan) di dalam kelas dan di lingkungan sekolah yaitu saling

101

Ruslani, Masyarakat Dialog Antar Agama: Studi atas Pemikiran Muhammad Arkoun,

(Yogyakarta: Yayasan Bintang Budaya, 2000), hlm. 169

Page 134: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

113

bertegur sapa dan tidak pernah membicarakan atau mempermasalahkan

saol perbedaan agama. Mereki tidak saling menjauhi satu sama lain.

Mereka terlihat berbaur dan bermain bersama serta tidak saling memaksa

untuk mengikuti ajaran agama mereka. Tidak akan terjadi, saling

menghormati dan menghargai antara sesama manusia bila mereka tidak

ada rasa saling mengerti. Saling anti dan saling membenci, saling berebut

pengaruh adalah salah satu akibat dari tidak adanya saling mengerti dan

saling menghargai antara satu sama lain. Dengan demikian toleransi

menyangkut sikap jiwa dan kesadaran hati seseorang yang mana kesadaran

jiwa menimbulkan sikap kejujuran dalm bertingkah laku.102

Berdasarkan hasil penelitian, guru PAI selaulu menekankan pada

saling menghargai satu sama lain baik yang muslim maupun non muslim.

Tercermin dalam beberapa pengamatan peneliti yang mana peserta didik

dan guru mencontohkan dengan kata „mohon maaf‟ apabila materi

pembelajaran pada waktu itu membicarakan masalah perbedaan agama,

guru juga menghargai keberadaan peserta didik non muslim mengikuti

pembelajaran dikelas, pserta didik mampu menghargai setiap ibadah

yang dijalan kan dan peringatan hari raya masing-masing agama, apabila

teman mereka yang muslim beribadah mereka yang non muslim malah

juga ikut menyuruh temannya yang muslim untuk beribadah.

102

Umar Hasyim, Toleransi dan Kemerdekaan Beragama Dalam Islam Sebagai Dasar Menuju

Dialog dan Kerukunan Antar Agama, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1991), hlm. 23-25

Page 135: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

114

c. Sikap Kerjasama

Pada saat kegiatan keagamaan maupun dalam proses kegiatan belajar

mengajar dikelas, mereka saling bekerjasama dan gotong royong.

Bersikap empati dan simpati apabila temannya mendapatkan musibah

tanpa memandang agama sekalipun. Sikap saling menghargai,

menghormati dan menerima tidak hanya didalam kelas tetapi juga diluar

kelas. Sesuai dengan pernyataan Munawar yaitu bersikap toleransi dalam

kerjasama anatara lain dengan tidak mencela, memaksakan atau

bertindak sewenang-wenang antar umat beragama.103

Berdasarkan hasil penelitian, melalui internalisasi sikap toleransi

melalui pembelajaran pendidikan agama Islam di SMA Laboratorium

UM, peserta didik dalam mengikuti pembelajaran pendidikan agama

Islam mampu memberikan dampak pada sikap peserta didik sehari-hari

mngenai toleransi.

103

Al Munawar, Fiqih Hubungan Antar Agama, (Jakarta: Ciputat Press, 2003), hlm. 5

Page 136: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

115

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dan analisis data hasil penelitian di SMA

Laboratorium UM Malang, maka ada tiga kesimpulan yang sesuai dengan fokus

penelitian yang dapat diambil dalam penelitian ini, yaitu:

1. Strategi guru PAI dalam menginternalisasi sikap toleransi melalui

pembelajaran pendidikan agama Islam di dalam kelas, adalah: a)

keteladanan (modelling), b) pembiasaan, c) ibrah dan amtsal, d)

pemberian nasehat, e) kedisiplinan.

2. Implementasi internalisasi sikap toleransi melalui pembelajaran

pendidikan agama Islam yakni menggabungkan beberapa komponen

menjadi satu kesatuan, antara lain: a) proses kegiatan belajar

mengajar, dimana guru PAI memberikan pengetahuan dan

pemahaman mengenai nilai-nilai toleransi agar dilaksanakan oleh

peserta didik, b) proses pembiasaan, dimana guru membiasakan

berdoa, bergotong royong, tolong menolong, mencium tangan

(bersalaman) guru apabila bertemu, c) program sekolah, pihak

sekolah memberikan program-program dan fasilitas untuk

Page 137: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

116

menunjang internalisasi sikap toleransi. Dengan memberikan guru

agama masing-masing dan kebebasan untuk melaksanakan ibadah

masing-masing.

3. Hasil dari internalisasi sikap toleransi melaui pembelajaran

pendidikan agama Islam, tercermin pada sikap peserta didik dalm

mengikuti pembelajaran maupun diluar kelas, antara lain: sikap

saling menerima, sikap saling menghargai, sikap bekerjasama dan

gotong royong tanpa membeda-bedakan suku, agama dan ras.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan diatas, maka ada beberapa hal

yang perlu direkomendasikan kepada berbagai pihak-pihak terkait hasil penelitian

diantaranya adalah:

1. Civitas Akademik SMA Laboratorium UM Malang agar selalu

meningkatkan kualitas pendidikan yang berbasis toleransi kepada

peserta didik melalui kebijakan-kebijakan atau program-program

sekolah serta menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan

damai yang penuh rasa toleransi ditangah perbedaan.

2. Semua guru pengajar SMA Laboratorium UM Malang agar dalam

proses pembelajaran selalu menginternalisasi nilai-nilai toleransi

agar peserta didik memiliki wawasan pengetahuan tentang toleransi

dan mampu diaplikasikan dalam kehidupan peserta didik disekolah

maupun di masyarakat.

Page 138: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

117

3. Pada peneliti selanjutnya, agar dapat melakukan kajian yang lebih

mendalam tentang internalisasi sikap toleransi melalui pembelajaran

pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah lain pada masing-

masing jenjang sehingga mampu mengembangkan model-model

internalisasi yang sudah peneliti temukan dan diharapkan mampu

menemukan model-model yang komprehensif dan up to date.

Page 139: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

DAFTAR PUSTAKA

.

Achmad Syauqi, Ngainun Naim. 2011. Pendidikan Multikultural: Konsep dan

Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Ahmad bin Faris. 1979. Mujma‟ Maqayis Al-lughat. Beirut: Dar Al-Fikr.

Ahmadi, Abu. 1996. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Al Munawar. 2003. Fiqih Hubungan Antar Agama. Jakarta: Ciputat Press.

Alim, Muhammad. 2006. Pendidikan Agama Islam Upaya Pembentukan

Pemikiran dan Kepribadian Muslim. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Apriliani, Ismi. 2016. Toleransi Remaja Islam Kepada Pemeluk Agama Yang

Berbeda,(Volume 1, No.1 Juni)

Arif, Mahmud. 2010. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah.

Yogyakarta: Idea Press.

Arifin, M. 2003. Ilmu Pendidikan Islam: Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis

Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Putra.

Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.

Ar-Razi, Fahrudin. Mafatih al-Ghaib. Maktabah Samilah

Aswan Zain, Syaiful Bahri Djamaroh. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:

Rineka Cipta.

Burhanuddin, Tamyiz. 2001. Akhlak Pesantren Solusi bagi Kerusakan Akhlak.

Yogyakarta: ITTAQ Press.

Damaianti, Syamsuddin AR, Vismaia S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Depdikbud. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka,

Page 140: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Dian Andayani, Abdul Majid. 2005. Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Dian Andayani, Abdul Majid. 2011. Pendidikan Karakter Perspektif Islam.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

E, Mulyasa. 2011. Manajemen Pendidikan Karakter. Bandung: Rosdakarya.

Fauzan Al-Manshur, M. Djunaidi Ghony. 2012. Metode Penelitian Kualitatif.

Jogjakarta: Ar-Ruz Media.

Franz Magniz-Suseno [et.al]. 2007. Memahami Hubungan Antar Agama.

Yogyakarta: Elsaq Press.

Garungan, W.A. 2010. Masyarakat Agama dan Pluralisme Keagamaan.

Yogyakarta: Galang Press.

Hardiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu

Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Hasyim, Umar. 1991. Toleransi dan Kemerdekaan Beragama Dalam Islam

Sebagai Dasar Menuju Dialog dan Kerukunan Antar Agama. Surabaya:

PT. Bina Ilmu.

Iskandar. 2009. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosisal, Jakarta: Gaung

Persada Pers

Iskandar. 2009. Metodolgi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan

Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.

Kemendiknas. 2010. Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran

Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan

Karakter Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Badan

Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Page 141: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Ma‟arif, Syafi‟i. 1991. Pemikiran Tentang Pembaharuan Islam di Indonesia.

Yogyakarta :Tiara Wacana.

Mahfud, Choirul. 2009. Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia..

Misrawi, Zuhairi. 2007. Al-Qur‟an Kitab Toleransi: Inklusifisme, Pluralisme dan

Multikulturalisme. Jakarta: Fitrah.

Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya.

Muhaimin. 2002. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Islam di Sekolah. Bandung: Rosdakarya.

Mukhdor, Yunus Ali. 2000. Toleransi Kaum Muslimim. Surabaya: PT Bungkul

Indah.

Naim. Ngainun. 2014. Islam dan Pluralisme Agama. Yogyakarta: Aura Pustaka.

Nata, Abuddin. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Gaya Media Pratama

Prahara, Erwin Yudi. 2009. Materi Pendidikan Agama Islam. Ponorogo: STAIN

Press Ponorogo.

Rosyadi, Khoiron. 2004. Pendidikan Profetik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Ruslani. 2000. Masyarakat Dialog Antar Agama: Studi atas Pemikiran

Muhammad Arkoun. Yogyakarta: Yayasan Bintang Budaya.

Saebani, Affifudin dan Beni Ahmad. 2009. Metode Penelitian Kulitatif. Bandung:

CV. Pustaka Setia.

Sarlito W. Sarwono, Eko A. Meinarno. 2008. Sikap Manusia dan Teori

Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 142: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Sarlito W. Sarwono, Eko A. Meinarno. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba

Humanika.

Siti Zubaidah, Iskandar Engku. 2014. Sejarah Pendidikan Islam. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Sugiono. 2005. Memahami Penelitian Kualitayif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sulalah. 2011. Pendidikan Multikultural: Dialektika Nilai-Nilai Universalitas

Kebangsaan. Malang: UIN Maliki Press

Suwandi, Basrowi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Tadjab, dkk. 1996. Dasar-Dasar Kependidikan Islam. Surabaya: Karya Aditama,

Tri Dayaskini, Hudaniah. 2012. Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.

Yahya, Ahmad Syarif. 2017. Ngaji Toleransi. Jakarta: PT Elex Media

Kompetindo.

Page 143: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

LAMPIRAN I

SURAT IZIN PENELITIAN

DAN

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

Page 144: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang
Page 145: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang
Page 146: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang
Page 147: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

LAMPIRAN II

STRUKTUR ORGANISASI

SMA LABORATORIUM UM MALANG

Page 148: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang
Page 149: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

LAMPIRAN III

ABSENSI SISWA

KELAS X ICP 1

KELAS X IPA 2

KELAS X IPA 4

KELAS X IPS 2

Page 150: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

KELAS : X ICP

WALI KELAS :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 21845724 ADELIA MARSHA ZARRETA

2 21845738 AKBAR ARIO SATRIO UTOMO

3 21845747 ALYA AS ZAHRA PUTRI FAUZI

4 21845755 ANANDA AKBAR RUDIANTO

5 21845762 ANDINI RISMA LARASATI

6 21845765 ANINDYA FARAH HERTANTY

7 21845784 AZZAHRA SHINTA MAULIDHA

8 21845839 FEDORA TIRZA AYU ARIELLA

9 21845846 GUSTI LINGGAN ALFAIS

10 21845869 KEVIN KHRISAN

11 21845870 KEZIA DENITA ALFARIZI

12 21845871 KHARISMA NIKEN LARASATI J. P.

13 21845872 KHOIRUN NISAIL MAHMUDAH

14 21845878 LELONG JASMINE

15 21845882 MAULANA ZAKY GHIFARI

16 21845896 MUHAMMAD AKBAR RAHMAN

17 21845909 NABIILAH PERMATA OKAPUTRI

18 21845922 NOZANIYA ANANHAR GUNSA

19 21845933 PRAGATA RIDHA SABILA

20 21845936 PRATAMA YULFI KARBEL M.

21 21845937 PRISCILLA ARETA SALSABILA

22 21845968 RIZNIMA AZIZAH NOER

23 21845976 SALSABILAH RAMADHANTI P.

24 21846000 TARISHAH ALMIRA SYFA

2521846013

VIOLETTA CORDOVA

TRIYUWONO

Mengetahui

Kepala Sekolah,

Rosdiana Amini, M.Pd.

NO NO. INDUK NAMA PESERTA DIDIK

JUMLAH LAKI-LAKI

JUMLAH PEREMPUAN

L/P

DAFTAR KEHADIRAN PESERTA DIDIK

SMA LABORATORIUM UMTAHUN PELAJARAN 2018/2019

PERTEMUAN KE TOTAL

A I S

Page 151: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

KELAS : X-MIPA.2

WALI KELAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 21845725 ADELIA PUTRI RAHAYU

2 21845727 ADINDA PUTRI RAMADHANIATI

3 21845764 ANGGORO DHANESWORO

4 21845769 ARDANDIKA SATRIO FALIH T.

5 21845777 AULYA LISA BERLIANA

6 21845803 DEVITA ANGGRAINI

7 21845806 DILA AMALIA

8 21845810 DINDA TRINITA RISMAN

9 21845818 DWI NUR RACHMAWATI

10 21845825 ENDIK WIGUNA

11 21845840 FIRMANDA YULIAN PUSPITA

12 21845842 GERRY ADITYA RAFI HAQUE

13 21845857 INDRI APSARI SUSILO

14 21845861 INTAN PRAMESWARI NURAINI

15 21845877 LARASATI NUR WAHYUNI

16 21845879 LEVINA INGGRID AL MAUDY

17 21845886 MIRA PERMATA SARI

18 21845889 MOCHAMAD PRIMA PRAYOGA

19 21845891 MOHAMMAD AGUNG RIZKI

2021845892

MOHAMMAD GHOZI FATHULLOH

21 21845904 MUHAMMAD REZA FALEVI

22 21845918 NAURA HANIFAH

23 21845931 PRADHANA PUTRA HENARDI

24 21845932 PRADITYA KUMARA HIDAYAT

25 21845938 PUTRI ACACIA FADHILAH AZMI

26 21845942 PUTRI NUR ANISA

27 21845954 RAIHAN SYAHBANI WINARTO

28 21845964 RINDI CLAUDIA PRAMESTI

29 21845971 RONA FARAH DINA SANDY

30 21845982 SEKAR LARASATI YUWONO

31 21845984 SERDIA PUTRI PANGESTU

32 21846022 WAYA MASDUHA AGENGPURA

3321846023

WIDYAISWARA NIRMALA

WULANDARI

3421846026

YOE'ANT FA'IZAH BILQIS

CHOFIFAH

35 21846032 YUNITA EKA PRATIWI

36 21846035 ZENNI ZHEZHILIA RACHMAN

Mengetahui

Kepala Sekolah,

Rosdiana Amini, M.Pd.

NO NO. INDUK NAMA PESERTA DIDIK L/P

TOTAL

A I S

PERTEMUAN KE

DAFTAR KEHADIRAN PESERTA DIDIK

SMA LABORATORIUM UMTAHUN PELAJARAN 2018/2019

JUMLAH LAKI-LAKI

JUMLAH PEREMPUAN

Page 152: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

KELAS : X IPA 4

WALI KELAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 21845720 ABHARINA NUR ASSYIFA

2 21845732 AFIFAH REGITA MARZA CAHYANI

3 21845742 ALAIDA YENRRY AZTIA ADISTY

421845743

ALFANSYAH BINTANG

MAHARDIKHA

5 21845756 ANANDA FITRIA JASMINE

6 21845763 ANGGA SURYA PRATAMA

7 21845812 DIVA DANIELA V. E. P

8 21845826 ESSEL VINSIANITA ISLAMI

9 21845828 EVI DWI S

10 21845833 FARAH SINTA CARROLA

11 21845847 HAFIZAH SALSABILA

12 21845859 INGGIT WULAN HIDAYAT 2

13 21845863 IRNANDA RACHMAT SATRIA

14 21845873 KIKI WULANDARI

15 21845881 MAULANA RAHMADDALU SETYO

16 21845884 MIHTA DESTIANA

17 21845893 MORIZKA SURYA ADINDA

18 21845899 MUHAMMAD IHSAN NUN ZAKIR

19 21845901 MUHAMMAD RAFI ADITYA

20 21845903 MUHAMMAD RAYHAN FAHREZI

21 21845913 NADYA EVTA MUTIARASANI

22 21845919 NAZAR ISYA PUTRI SANTOSO

23 21845963 RIKO DEWA SAPUTRA

24 21845975 SALMAN BAITY TOMIMI

25 21845983 SELVY INDAH SETYANINGTYAS 2

26 21845987 SINDI TRISYA NURSANI

27 21845999 TANIA RAISSA KAILA GUNAWAN

28 21846001 TASYA NABILA AGUSTIN

29 21846005 TYO ALAMSAH

30 21846006 VALENTINA DWI ASTARI

31 21846017 VIVI PUTRI MAHARANI

32 21846025 YASMIN MIZA FARANI

33 21846033 YUSHLIH AMRULLAH WAHYUDI

3421846037

ZULFAN WIJAYA AFRIZAL

GHOZALLY

Mengetahui

Kepala Sekolah,

Rosdiana Amini, M.Pd.

NO NO. INDUK NAMA PESERTA DIDIK L/P

JUMLAH LAKI-LAKI

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

JUMLAH PEREMPUAN

A I S

PERTEMUAN KE TOTAL

DAFTAR KEHADIRAN PESERTA DIDIK

SMA LABORATORIUM UM

Page 153: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

KELAS : X-IPS.2

WALI KELAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 21845721 ABIGAIL SURYA RUDHATA

2 21845729 ADITYA CHANDRA WINATA

3 21845731 ADRIAN RAMADHAN ALPUTRA

4 21845739 AKBAR SUSILO ADI

5 21845753 AMELIA DITA CALISTA

6 21845754 AMIRUL WICAKSONO

7 21845770 ARIA KUNTA PERWIRA

8 21845773 ATIRA CHESTA ADABI

9 21845800 DEA NANDA PUTRI

10 21845816 DWI AGUS KURNIAWAN

11 21845834 FARHAD ISHAQ

12 21845845 GLADIES CITRA MAHARDIKA

13 21845849 HANIA YASMIN PUTRI KURNIA

14 21845850 HANNA NUR AINI

15 21845854 I GUSTI AGUNG ISTIENA VIRA S

16 21845860 INTAN DWI KUSUMAWATI

17 21845862 IRDIAN RINDA PRATAMA

18 21845868 KAMEYLIA GELINA WIKA PUTRI

19 21845883 MICHELLE AYU PUTRI SILOLO

20 21845888 MOCH. BAGAS REYNALDI

21 21845898 MUHAMMAD ARMAND A

22 21845902 MUHAMMAD RAFLYARDI Y

23 21845914 NANDA RAHMAYANTI

24 21845940 PUTRI DWI APRILIA

25 21845958 RANIA RIZKA RACHMAWATI

26 21845986 SILMI BRIAN JAYA

27 21845989 SITI AMALIA MABRURAH

28 21845991 SOFIA RAHMA SALSABILA K

29 21845992 SUKMA KHOFIFA HALIMATUS S

30 21846008 VAYA MAULIDA QANIA

31 21846011 VERISA AMANDA PUTRI

3221846027

YOGI MAULANA AHMAD

FAHREZI

Mengetahui

Kepala Sekolah,

Rosdiana Amini, M.Pd.

JUMLAH LAKI-LAKI

JUMLAH PEREMPUAN

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

I

TOTAL

DAFTAR KEHADIRAN PESERTA DIDIK

SMA LABORATORIUM UM

NAMA PESERTA DIDIKNO NO. INDUK L/P

PERTEMUAN KE

A S

Page 154: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

LAMPIRAN IV

JADWAL MENGAJAR GURU PAI

Page 155: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

JADWAL MENGAJAR

MAPEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SMA LABORATORIUM UM MALANG

TEACHER DEDI FIRMANSYAH, M.Pd.I

HARI/ JAM 1

7.00-7.45

2 7.45-8.30

3 8.30-9.15

4 9.15-10.00

5 10.30-11.15

6

11.15-12.00

7 12.30-13.15

8 13.15-14.00

9 14.00-14.45

10 17.00-17.45

11 18.00-18.45

SENIN XI ICP XI IPS 3 X IPA 4 XI IPS

1

XI MIPA 1

SELASA X IPA 2 XI IPS

4

X IPS 2 X ICP XI IPS

3

RABU X IPS 4 XI

MIPA 1

XI ICP X IPA 4 X IPS 2 XI IPS 4

KAMIS XI MIPA 3 XI IPS 1 X IPS 4

JUM‟AT XI

MIPA 3

X IPA 2 X ICP

Page 156: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

LAMPIRAN V

TRANSKRIP HASIL WAWANCARA

Page 157: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Transkrip Wawancara I

Narasumber : Rosdiana Amini, M.Pd.

Jabatan : Kepala Sekolah SMA Lab UM

Hari/Tanggal : Rabu, 27 Maret 2019

Tempat : Ruang Kepala Sekolah

PERTANYAAN :

1) Apakah siswa-siswi di SMA Lab UM ini beragam terkhusus dengan

agamanya ? Bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai hal tersebut?

Kalau menurut saya, karena sekolah kami ini bukan sekolah yang lebelkan

agama Islam (MI/MTs/MA) sekolah kami umum. Jadi, wajar-wajar saja

kami menerima siswa yang ibaratnya beragama non Islam. Kalao dibilang

jumlah non muslim banyak ya tidak namun mewakili beberapa agama yang

lain ada Kristen, Katholik dan Hindu.

2) Bagaimana upaya yang dilakukan sekolah dalam menciptakan lingkungan

yang toleran ditengah keberagaman di sekolah ?

Upaya kami, tentunya kalau pembelajaran yang intikan pembelajaran

agama. Kami memberikan layanan yang memang sesuai dengan agamanya

masing-masing. Kalau agama Islam jelas ada guru Pendidikan Agama Islam

tapi untuk agama Kristen, Katholik kami memanggil guru dari sekolah lain

yang memang juga guru pengajar agama Katholik dan Kristen, untuk agama

Hindu karena tidak terlalu banyak untuk di Malang ini ada suatu ikatan atau

perkumpulan kita ikutkan di SMA 3 Malang.

3) Bagaimana upaya yang dilakukan sekolah untuk memenuhi kebutuhan

spiritual yang heterogen di sekolah?

Kalau saya sih, secara pribadi saya beranggapan bahwa agama itu kan

keyakinan sih. Saya muslim tapi orang lain kan punya keyakinan sendiri-

sendiri yang sulit kita arahkan keyakinan. Saya pun beranggapan juga dalam

agama apapun tentunya mengajarkan kebaikan yang sama, itu yang utama.

Saya tidak perlu khawatir bahwa kalau pendidikan melekatnya pada agama,

Insyaallah jadinya akan lebih baik. Kami menyediakan tempat ibadah bagi

Page 158: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

yang beragama Islam yaitu Mushollah dan bagi agama Kristen, Katholik

dan Hindu kita memberikan guru agama untuk mengajar agama.

4) Apakah ada program-program/kebijakan sekolah dalam rangka

menginternalisasi sikap toleransi?

Kalau program kita kan toleransinya kan antar umat beragama bukan

toleransi beragama. Tapi sejauh ini kegiatan kami karena mayoritas kami

muslim, salah satunya ada kegiatan (Pondok Intensif) dalam 3 tahun

menjadi siswa di SMA Lab paling tidak ketika mereka kelas 11 ia harus

mengikuti kegiatan Pondok Intensif. Pondok intensif tersebut ialah kegiatan

dimana pada saat libur, kami mengirim anak-anak kami ke pondok

sesungguhnya. Dia tidak bisa mengikuti ujian Nasional, ujian Sekolah

agama Islam kalau tidak mengikuti kegiatan pondok intensif ini. Kegiatan

kami, awanya sih ini program sudah lama ya pindah-pindah kadang di

Singosari-Bungkuk, di Mergosono, di Kacuk kami pernah, kami titipkan di

Bululawang pernah tapi dengan bertambanya jumlah siswa kami dengan

jumlah yang banyak sekitar 300-an siswa maka pondok-pondok tersebut

„give up‟ apalagi pondoknya nggak libur maka mereka menambah 300

santri. Beberapa tahun kemarin kami ke pondok Darussalam Lawang

kerjasamanya. Nah, karena yang muslim ada kegiatan seperti itu otomatis

kami juga harus memberikan perlakuan yang sama untuk yang non muslim,

misalkan yang Kristen-Katholik seperti „reprit‟ kami pasrahkan kepada guru

agamnya, yang Hindu pun ada kegiatan bermalam seperti di pondok. Kami

tidak terlalu concern tapi ada program yang dijalankan guru agama mereka

masing-masing.

5) Bagaimana bentuk implementasi yang dicapai melalui proses internalisasi

sikap toleransi di lingkungan sekolah?

Sama seperti yang saya terangkan tadi, dalam pembelajaran juga siswa yang

Kristen, Katholik juga mendapat pembelajaran agama mereka pada hari

Jum‟at setelah pulang sekolah, yang Hindu pun demikian. Untuk guru

agama Kristen, Katholik, Hindu. Ya kan agamanya beda beda ya, agama

Kristen juga tidak banyak maka kami mengambil dari luar yang dilakukan

seminggu sekali di hari Jumat. Kalau pembelajaran Agama Islam pun, guru

PAI menawarkan boleh keluar kelas, tapi sebagian siswa nggak mau keluar

tetap dikelas. Kalau menurut saya mereka bebas memilih itu aja tidak ada

paksaan dalam menjalankan agama masing-masing.

Ada lagi pada waktu literasi kalau pagi masuk kelas juga ada yang membaca

Al-Qur‟an bagi yang muslim dan bagi yang non muslim juga membaca Al-

Page 159: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Kitab, pokoknya kitab nya masing-masing. Disana juga menyimak,

merangkum dan memberikan suatu ulasan yang dibaca siswa-siswa tersebut.

Kalau kegiatan-kegiatan keagamaan, kami memberikan kebebasan kepada

anak-abak ya sama misalkan ada Isra‟ Mi‟raj, mau tidak mendengarkan

silahkan kalau bergabung juga nggak ada masalah tapi anak-anak selama ini

mengikuti dan tidak libur tetap masuk karena jam efektif.

6) Faktor penghambat dan pendukung implementasi sikap toleransi disekolah ?

Untuk faktor penghambat selama ini kami ndak menemukan. Faktor

pendukungnya ya karena kita sekolah Nasional jadi kita lebih leluasa

mengatur, menjadwal dan lain sebagainya. Pokoknya kami tidak ada

paksaan dalam beragama saling menghargai dan menghormati pemeluk

agama lain.

7) Bagaimana peran/keterlibatan kepala sekolah dalam menciptakan suasana

toleransi disekolah ?

Peran kepala sekolah ya itu tadi, memeberikan fasilitas untuk mereka yang

Islam, Kristen, Katholik dan Hindu untuk nyaman belajar disekolah

terkhusus pembelajaran agama masing-masing.

Page 160: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Transkrip Wawancara II

Narasumber : Deddy Setiawan, M.Pd.

Jabatan : Waka. Kurikulum SMA Lab UM

Hari/Tanggal : Rabu, 27 Maret 2019

Tempat : Ruang Waka Kurikulum

PERTANYAAN :

1) Apa kurikulum yang digunakan di SMA Lab UM?

Kurikulum yang kita pakai yaitu kurikulum K13 Revisi dan kita tidak ada

tambahan-tambahan karena kurikulum Nasional sangat padat kasihan anak-

anak. Kami hanya memodifikasi sedikit beberapa hal dipembelajarannya

saja supaya tidak terlalu berat karena anak-anak mendapatkan mapel yang

cukup banyak yaitu 16 mapel, ya cukup berat dengan variasi mapel yang

sangat beragam tentu kalau kita tambah lagi seperti kurikulum mengenai

Toleransi. Dan semuanya itu include pada mapel masing-masing.

2) Bagaimana peran Bapak/Ibu dalam upaya yang dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan spiritual siswa disekolah?

Yang pertama, bagi siswa muslim mapun non muslim ada kegiatan literasi

(baca 20 menit) setiap hari Senin dan hari Rabu baca apa? Kitab suci

masing-masing bagi yang beragama Islam ya membaca Al-Qur‟an bagi

yang non muslim membaca kitabnya masing-masing. Bagaimana dengan

Al-Qur‟an kita punya 30 rombel kita punya 30 kelas Al-Qur‟an ada 30 juz

setiap kelas harus mengkhatamkan satu juz dibagi-bagi Qur‟an sudak kita

cetak kita laminating sesuai juz nya itu per lembar-lembar kita bagikan ke

anak-anak. Dibaca bareng-bareng dalam satu minggu SMA Lab seakan-

akan mengkhatamkan Al-Qur‟an dua kali, slogannya seperti itu. Sehingga

apabila dirumah siswa kami tidak sempat baca yaa disekolahan paling nggak

mendapatkan berkah al-Quran dengan baca bareng-bareng. Dan tidak hanya

dibaca setelah baca al-Quran nya yang mana disitu ada terjemahannya

kemudian setelah itu anak-anak mensarikan terjemahannya itu ada poin apa,

ada hikmah apa dari ayat yang dibaca kemudian dituliskan dibuku literasi

anak-anak.

Page 161: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Yang kedua, anak-anak wajib sholatnya yaitu shalat Dhuhur dan Ashar

berjamaah. Karena prosentase shalat ada penilaiannya dimasukkan rapot.

Dulu kita pakai stempel sekarang kita pakai finger print, anak-anak sebelum

atau sesudah shalat wajib finger dan langsung terekap datanya. Dan apabila

prosentase shalat berjamaah kurang ada punishment kita buat wajib ditanda

tangani orang tua. Misalkan sanksi dirumah harus membaca surat Yasin

kemudian minta tanda tangan orang tua. Hukuman kami tetap mengarah

kepada hal-hal yang baik atau juga masih ranah spiritual.

3) Menurut pandangan Bapak/Ibu, bagaimana peran guru PAI dalam

memberikan pelajaran dikelas?

Yang pertama, ketika dikelas ada siswa yang non muslim maka siswa non

muslim itu berhak untuk tidak mengikuti pembelajaran PAI dikelas, itu

pilihan mereka didalam ya silahkan kalau keluar biasanya mereka ke

perpustakaan. Terus bagaimana anak yang non muslim? Ada pembinaan

khusus kita datangkan juga guru-guru dari luar untuk membina anak-anak

seminggu sekali. Kita panggil guru agama Hindu setiap hari kamis pulang

sekolah, kita ambil guru Kristen setiap hari Selasa, kita ambil guru Katholik

setiap hari Jumat.

4) Apakah guru PAI sudah memberikan pengaruh besar dalam sikap toleransi

siswa disekolah?

Ya betul. Menurut saya, peran guru PAI sangat utama karena Islam disini

sangat mayoritas kalau diprosentase sekitar 95%. Selama ini tidak ada

gesekan mengenai isu perbedaan agama. Dikelas juga guru PAI selalu

menanamkan sikap toleransi mengenai menghargai, menghormati, gotong-

royong, kerjasama dan nilai baik lainnya sehingga membentuk sikap siswa

yang baik.

Page 162: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Transkrip Wawancara III

Narasumber : Dedi Firmansyah, M.Pd.I.

Jabatan : Guru PAI SMA Lab UM

Hari/Tanggal : Rabu, 27 Maret 2019

Tempat : Perpustakaan

PERTANYAAN :

1) Bagaimana sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran PAI?

Saya kira di SMA Lab sangat baik, anak-anak sangat antusias untuk

mempelajari PAI karena lagi-lagi saya menakankan bahwa bukan ilmu

dunia saja yang dikejar tetapi lebih penting lagi yaitu tentang ilmu akhirat.

Yaitu salah satunya kita mempelajari Pendidikan Agama Islam untuk yang

beragama Islam bahkan ada beberapa yang non muslim saja mereka tidak

enggan, tidak bosan menurut saya mereka juga aktif ketika pembelajaran

PAI berlangsung.

2) Bagaimana peran guru terhadap keberadaan siswa yang berbeda keyakinan

ketika pembelajaran PAI?

Saya beri kebebasan untuk mereka keluar kelas, namun mereka malah ingin

dikelas saja. Saya kira saya sangat toleran ya dengan anak-anak yang non

muslim bahkan saya tidak pernah menyinggung masalah agama mereka.

Ketika ada pembahasan masalah perbedaan agama maka saya sebelumnya

„mohon maaf‟ kepada yang non muslim bahwa yang kami yakini dalam

agama kami Islam seperti ini, bukan berarti kami menyalahkan agama

mereka hanya kami menerangkan dari sudut pandang agama Islam. Saya

kira mereka paham, jangan sakit hati karena perbedaan itu biasa dan

Rahmat.

3) Menurut Bapak/Ibu, nilai-nilai toleransi apa saja yang biasanya diajarkan

kepada siswa selama proses pembelajaran PAI dikelas?

Nilai toleransi yang biasanya kami ajarkan kepada anak-anak ya berkaitan

dengan nilai kebebasan, menghargai, menghormati, saling tolong menolong,

bermusyawarah menentukan sesuatu, mengenal satu sama lain dan antar

Page 163: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

siswa yang seagama mapun berbeda agama. Sebab bekal ini lah nanti yang

akan dirasakan siswa ketika dimasyarakat atau dirumah mereka.

4) Apa strategi Bapak/Ibu dalam internalisasi sikap toleransi melalui

pembelajaran PAI?

Dalam mengajarkan toleransi ya. Menurut saya, strategi yang biasanya saya

pakai yaitu dengan pembiasaan, kebebasan berekspresi, memberi motivasi

dan nasehat-nasehat, memberi contoh yang baik kepada siswa dikelas,

ceramah, memberikan kisah-kisah maupun hikmah-hikmah dengan

bercerita. Sebab apa, nilai toleransi saya selipkan ditengah-tengah proses

pembelajaran PAI agar pembelajaran PAI tidak hanya tekstual dan kognitif

saja pada buku pembelajaran namun juga harus mengembangkan sikap

siswa secara psikomotorik dan afektif mereka. Saya juga kalau mengajar

juga tidak hanya dikelas saja, kadang saya mengajak anak-anak untuk

melaksanakan shalat dhuha apabila saat saya mengajar masih nutut untuk

melaksanakan shalat dhuha. Atau dilain waktu kita pembelajaran di

mushollah sekolah agar siswa tidak bosan dikelas dalam mempelajari agama

Islam.

5) Bagaimana implementasinya ?

Jadi seperti ini, kami tidak ada materi khusus mengenai toleransi dan berdiri

sendiri. Kalau ada itu dimateri siswa kelas XI ada bab toleransi. Namun

toleransi ini kita kembangkan dengan menyelipkan ditengah-tengah

pembelajaran dan pembiasaan sehari-hari siswa disekolah SMA Lab UM

ini. Pertama, saya memberikan kebebasan seluas-luasnya bagi siswa yang

non muslim pada saat pembelajaran PAI dikelas untuk memilih tetap dikelas

atau keluar, biasanya ke perpustakaan karena siswa yang non muslim ada

pembelajaran agama seminggu sekali. Kedua, pembiasaan. Selama saya

mengajar PAI saya biasakan siswa untuk mencium tangan dan memberikan

salam kepada guru dikelas maupun diluar kelas, membiasakan saling

bekerjasama, gotong-royong dan bermusyawarah. Saya sendiri juga

memebrikan contoh kepada mereka, apabila saya mengajar didalam kelas

ada siswa yang non muslim, saya menjelaskan mengenai perbedaan yang

„mohon maaf sebelumnya bagi yang non muslim bukan bermaksud

menyinggung atau menyudutkan agama kalian‟, jadi pada akhirnya kita

terjalin saling menghargai dan menghormati perbedaan. Ketiga, saya juga

memberikan pemahamn kepada mereka dengan ceramah, dengan

mengambil kisah-kisah dan hikmah-hikmah mengenai toleransi dari Nabi,

Sahabat, Ulama‟ dsb. Keempat, saya mengajarkan kebebasan berekspresi

dalam berpendapat pada saat mengajar materi PAI, kadang juga ada yang

Page 164: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

berselisih pendapat antar siswa tapi saya yakin dengan ini semua siswa lebih

menghargai dan menghormati perbedaan pendapat dari temannya. Saya juga

memberi pendalaman materi melibatkan partisipasi aktif siswa dikelas yang

diwujudkan dalam bentuk diskusi kelas dan sharing. Kadang kala siswa

yang non muslim pun ikut sharing bersama kami dan saya membatasinya

tidak boleh seputar akidah. Selain itu dengan sharing atau berdialog antar

teman maupu saya selaku guru agama dengan pertanyaan yang beragam

tidak harus sesuai dengan materi pembelajaran hari itu. Dan kemudian kalau

ada yang melenceng ya saya luruskan tanpa menghilangkan esensi dari

toleransi yakni menghargai perbedaan diantara mereka. Mungkin itu,

beberapa strategi saya dalam menanamkan sikap toleransi di dalam

pembelajaran PAI.

6) Bagaimana hasil yang diperoleh dari proses internalisasi sikap toleransi

melalui pembelajaran PAI oleh Bapak/Ibu guru?

Alhmdulillah hasilnya ya, melalui pembelajaran dengan menyelipkan

wawasan mengenai toleransi siswa-siswa memahami dan menjalankan

dalam kehidupan dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah.

Alhamduliullah selama ini tidak ada gesekan yang macam-macam mengenai

perbedaan agama. Dan siswa disini memahaminya perbedaan. Semisal

dalam pembelajaran apapun baik siswa yang muslim dan non muslim saling

menghrmati, menghargai dan saling bekerjasama tidak ada gesekan apapun

bagi mereka selama disekolah malah saling mendukung dan menghargai

satu sama lain. Menghina siswa non muslim pun tidak pernah terjadi kok.

Berarti menurut saya, hasil nya sangat terasa, saling menghormati dan

menghargai, gotong-royong, saling bekerjasama dan semuanya baik kok.

Pembiasaan untuk spiritualnya dalam shalat jamaah Dhuhur dan Ashar juga

bagus. Dalam kesempatan lain, sikap saling menghargai dan saling tolong

menolong satu sama lain apabila teman satu kelas ada yang sakit ya mereka

patungan untuk menjenguk tanpa di intruksikan oleh guru, mereka berteman

saya lihat tak pernah melihat perbedaan dan keyakinan, ketika temannya

yang bergama lain sakit mereka perlakukan sama dijenguk.

Page 165: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Transkrip Wawancara IV

Narasumber : Dinda Trinita Risman

Jabatan : Siswa Kelas X IPA 2 (Kristen Protestan)

Hari/Tanggal : Rabu, 27 Maret 2019

Tempat : Ruang Perpustakaan

PERTANYAAN :

1) Bagaimana pendapatmu mengenai toleransi?

Jadi seperti ini pak, menurut saya toleransi adalah saling menghargai

perbedaan dan tidak membeda-bedakan satu sama lain terus memandangnya

itu sama perlakuannya.

2) Apakah sekolah sudah dalam memberikan fasilitas keagamaan bagi seluruh

siswa yang islam maupun non islam?

Sudah pak, jadi ketika ada kelas khusus belajar agama kita dengan

mendatangkan guru agama agama Kristen dihari Jumat seminggu sekali di

Lab Fisika SMA Lab.

3) Apakah guru Agama Kristen sudah mengajarkan nilai-nilai toleransi dalam

proses pembelajaran?

Ya pasti pak, intinya pesan guru agama saya tidak boleh mengejek satu

sama lain. Kalau keyakinan agama ya diyakini terus itu juga tidak

mengganggu orang lain. Dan guru PAI pun pada saat pembelajaran PAI kita

yang non muslim diberi kebebasan dalam memilih, kita dikelas atau keluar

ke perpustakaan misalnya. Karena kita kan pembelajaran agamanya

seminggu sekali.

4) Apa saja bentuk kegiatan yang biasa kamu lakukan sebagai bentuk sikap

toleransi kepada teman-teman yang berbeda keyakinan?

Ya saling menghargai lah pak, saya dan teman-teman yang Muslim. Kita

juga berteman akrab tidak membeda-bedakan satu sama lain. Ya biasa saja

tidak mengintimidasi dengan cara menyindir atau mencela agama saya.

Page 166: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

5) Apakah kamu sudah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari didalam

maupun diluar sekolah?

Ya sudah pak, misalnya disekolah juga malah kadang saya suruh mereka

shalat karena sedang jam shalat dan saya tidak melarang dengan „jangan

shalat‟. Atau menghalang-halangi.

6) Menurut Anda, apa manfaat yang didapat diambil dari pembelajaran PAI

yang mempelajari sikap toleransi?

Kan agama kita berbeda dan keyakinan kita berbeda, kita jalani aja seperti

biasa mengalir, tidak saling menjelek-jelekkan harus saling menghargai dan

menghormati, dan kita juga bekerjasama.

Page 167: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Transkrip Wawancara V

Narasumber : Widyaiswara Nirmala Wulandari

Jabatan : Siswa Kelas X IPA 2 (Muslim)

Hari/Tanggal : Rabu, 27 Maret 2019

Tempat : Ruang Perpustakaan

PERTANYAAN :

1) Bagaimana pendapatmu mengenai toleransi?

Menurut saya, toleransi yaitu menghargai, saling bekerjasama, saling

membantu sesama maupun yang berbeda keyakinan sekali pun.

2) Apakah sekolah sudah memberikan fasilitas keagamaan bagi seluruh siswa

yang islam maupun non islam?

Sudah pak, disekolah juga sudah menyediakan mushollah untuk beribadah

dan kalau mencari buku mengenai agama juga sudah ada di perpustakaan

sekolah. Dan sekolah kan ada kegiatan literasi ya ada al-Qur‟an nya.

3) Apakah guru PAI sudah mengajarkan nilai-nilai toleransi dalam proses

pembelajaran?

Sudah, ya itu pak apabila dalam pembelajaran kan ada siswa yang non

muslim guru PAI juga sebelumnya „meminta maaf‟ apabila menjelaskan

mengenai perbedaan. Guru PAI juga sering memberi pesan dan nasehat

untuk saling menghargai, saling menghormati dan tidak menjelek-jelekkan

agama lain.

4) Apa saja bentuk kegiatan yang biasa kamu lakukan sebagai bentuk sikap

toleransi kepada teman-teman yang berbeda keyakinan?

Ya kita menghargai pak, apabila kita mau shalat juga „permisi kita mau

shalat‟ dan mereka mempersilahkan. Kita tidak memebeda-bedakan dalam

berteman juga semua saling bekerjasama misalkan ada tugas kelompok ya

kerjasama gitu. Ada yang lain lagi pak, kalau ada teman kita yang sakit

entah yang seagama maupun berbeda agama, biasanya kita meluangkan

waktu bersama-sama menjenguknya bareng-bareng satu kelas, kadang kita

patungan seikhlasnya kemudian disumbangkan kepada teman kita yang

Page 168: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

sedang sakit, begitu sebaliknya teman kita yang non muslim ya sama pak.

Tak membeda-bedakan. Kita ya saling tolong menolong lah tanpa

membeda-bedakan.

5) Apakah kamu sudah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari didalam

maupun diluar sekolah?

Sudah pak, dirumah saya juga kita bertetanggan dengan yang non muslim

dan apabila tetangga kita yang non muslim ada perayaan kita diundang ya

kita datang menghormati mereka. Dari sekolah diajarkan oleh guru agama

mengenai toleransi ya kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari pak.

Saling menghargai pendapat, menghormati yang tua dan lain sebagainya.

6) Menurut Anda, apa manfaat yang didapat diambil dari pembelajaran PAI

yang mempelajari sikap toleransi?

Kan dari semua itu kita nambah teman juga karena tidak membeda-bedakan

keyakinan terus menambah wawasan juga, menambah kerukunan sesame

teman tidak ada perpecahan sih dan damai.

Page 169: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Transkrip Wawancara VI

Narasumber : Kezia Denita Alfarizi

Jabatan : Siswa Kelas X ICP 1 (Kristen Protestan)

Hari/Tanggal : Rabu, 27 Maret 2019

Tempat : Ruang Perpustakaan

PERTANYAAN :

1) Bagaimana pendapatmu mengenai toleransi?

Saat kita bisa menghargai orang lain dengan segala perbedaannya baik

keyakinannya maupun yang lainnya.

2) Apakah sekolah sudah dalam memberikan fasilitas keagamaan bagi seluruh

siswa yang islam maupun non islam?

Sudah pak, untuk pembelajaran agamnya sudah diatur sekolah kita setiap

hari Jum‟at sepulang sekolah kita ada kelas agama. [pas yang muslim

jumatan saya pelajaran agama.

3) Apakah guru Agama Kristen sudah mengajarkan nilai-nilai tolereansi dalam

proses pembelajaran?

Ya pasti pak, intinya kalau misalkan kita harus toleransi. Saling mengerti

satu sama lain dan menghormati keyakinan orang lain.

4) Apa saja bentuk kegiatan yang biasa kamu lakukan sebagai bentuk sikap

toleransi kepada teman-teman yang berbeda keyakinan?

Ya saling menghargai lah pak, saya dan teman-teman yang Muslim. Kita

juga berteman akrab tidak membeda-bedakan satu sama lain. Ya biasa saja

tidak mengintimidasi dengan cara menyindir atau mencela agama saya.

5) Apakah kamu sudah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari didalam

maupun diluar sekolah?

Ya sudah pak, misalnya disekolah juga malah kadang saya suruh mereka

shalat karena sedeang jam shalat dan saya tidak melarang dengan „jangan

shalat‟.

Page 170: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

6) Menurut Anda, apa manfaat yang didapat diambil dari pembelajaran agama

yang mempelajari sikap toleransi?

Kita bisa menahan diri, apabila yang lain puasa kita juga harus menghormati

mereka juga, kadang juga kita ikiutan puasa. Kalau misalnya mau ngajak

pergi maian jangan deket-deket jam shalat bagi yang Muslim.

Page 171: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Transkrip Wawancara VII

Narasumber : Kharisma Niken Larasati J. P.

Jabatan : Siswa Kelas X ICP 1 (Muslim)

Hari/Tanggal : Rabu, 27 Maret 2019

Tempat : Ruang Perpustakaan

PERTANYAAN :

1) Bagaimana pendapatmu mengenai toleransi?

Menurut saya, toleransi yaitu dimana kita peduli dengan sesama manusia

tanpa memandang beda-beda.

2) Apakah sekolah sudah memberikan fasilitas keagamaan bagi seluruh siswa

yang islam maupun non islam?

Sudah pak, sebab disini kita ibadah untuk shalat ada mushollah dan tempat

wudhu yang enak. Juga menyediakan buku-buku diperpustakaan yang

berbau agama dan menyediakan al-Quran saat literasi, kan itu dibaca pak

pada waktu literasi. Seminggu dua kali.

3) Apakah guru PAI sudah mengajarkan nilai-nilai tolereansi dalam proses

pembelajaran?

Sudah, sebab guru PAI kita sangat-sangat menekan kan pada saling

menghargai yang lain dan sangat diberitahu melalui nasehat maupun teladan

beliau.

4) Apa saja bentuk kegiatan yang biasa kamu lakukan sebagai bentuk sikap

toleransi kepada teman-teman yang berbeda keyakinan?

Ya kita menghargai pak, apabila kita mau shalat juga „permisi kita mau

shalat‟ dan mereka mempersilahkan. Kita tidak memebeda-bedakan dalam

berteman juga semua saling bekerjasama misalkan ada tugas kelompok ya

kerjasama gitu.

5) Apakah kamu sudah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari didalam

maupun diluar sekolah?

Page 172: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

6) Sudah pak, dirumah saya juga kita bertetanggan dengan yang non muslim

dan apabila tetangga kita yang non muslim ada perayaan kita diundang ya

kita datang menghormati mereka. Dari sekolah diajarkan oleh guru agama

mengenai toleransi ya kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari pak.

Saling menghargai pendapat, menghormati yang tua dan lain sebagainya.

Dulu juga pernah ada salah satu teman kelas kami membuat status WA dan

mengirim digrup kelas mengenai larangan dan mengharamkan

mengucapkan natal kepada agama lain. Menurut kita itukan tidak boleh pak,

apalagi menurut saya termasuk menyinggung atau memojokkan agama lain.

Akhirnya kami tegur dianya dan akhirnya dihapus. Kita juga harus

menghargai dan menghormati mereka pak dan itu juga sudah Pak Dedi

contohkan.

7) Menurut Anda, apa manfaat yang didapat diambil dari pembelajaran PAI

yang mempelajari sikap toleransi?

Kan dari semua itu kita nambah teman juga karena tidak membeda-bedakan

keyakinan terus menambah wawasan juga, menambah kerukunan sesame

teman tidak ada perpecahan sih dan damai.

Page 173: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

LAMPIRAN VI

CATATAN LAPANGAN

(OBSERVASI)

Page 174: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Catatan Lapangan I

Metode Observasi

Hari/Tanggal : Jumat, 15 Maret 2019

Jam : 08.30 – 09.30

Lokasi : Kelas

Sumber Data : Siswa dan Guru PAI Kelas X IPA 2

Deskripsi Data :

Dalam observasi ini yang menjadi informan adalah siswa kelas X IPA 2

dan guru PAI. Dalam observasi ini, peneliti mengamati guru PAI dalam mengajar

dikelas. Guru PAI mengawali pembelajaran dengan salam dan berdoa. Sebelum

itu, guru PAI menginstruksikan siswa untuk mengumpulkan Handphone nya

masing-masing dimeja guru agar dalam proses pembelajaran tidak ada siswa yang

bermain HP akhirnya tidak fokus pembelajaran. Dan guru PAI memberi pilihan

bagi siswa yang non muslim untuk memilih untuk ke perpustakaan atau tetap

dikelas pada waktu pembelajaran PAI ini.

Pada hari ini, pembelajaran PAI mengenai “Zakat”. Dengan metode

presentasi pada pembelajaran ini, kelompok yang menjadi giliran menjelaskan

kepada teman-temanya mengenai seputar Zakat. Dalam proses pembelajaran

seperti ini, ternyata siswa sangat antusias sekali dengan cara mendengarkan

temannya yang sedang menjelaskan didepan, menghargai pendapat temannya,

bertanya ketika tidak jelas ataupun berselisih pendapat.

Dan disini lah peran guru PAI, setelah presentasi usai guru mengapresiasi

bagi kelompok yang sudah presentasi didepan kelas. Setelah itu menjelaskan

kembali mengenai zakat dan meluruskan jawaban siswa yang tidak paham. Dan

menyelipkan pesan mengenai saling menghargai pendapat, bekerjasama kelompok

maupun menghargai siswa yang non muslim didalam kelas pada waktu

pembelajaran PAI.

Page 175: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Catatan Lapangan II

Metode Observasi

Hari/Tanggal : Jum‟at, 15 Maret 2019

Jam : 10.05 – 11.10

Lokasi : Kelas

Sumber Data : Siswa dan Guru PAI Kelas X ICP 1

Deskripsi Data :

Dalam observasi ini, peneliti mengamati proses pembelajaran PAI yang

dimulai dengan salam, membaca do‟a, presensi serta meriview materi pelajaran

yang kemarin. Selanjutnya menyampaikan materi mengenai Tayamum. Guru

menjelaskan pada waktu itu cukup lugas dan jelas serta selalu memberikan

humoran terhadap siswanya agar tidak begitu datar dan suasana mencair.

Pembelajaran sangat interaktif sekali sebab banyak siswa yang aktif dalam

bertanya dan siswa yang lain berusaha menjawab sebelum guru PAI menjawab

pertanyaan tersebut. Dan sesekali guru memberikan pertanyaan agar siswa dalam

satu kelas bermusyawarah.

Diakhir pembelajaran, guru PAI menginstruksikan siswa untuk

membersihkan kelas terlebih dahulu dengan gotong royong dalam satu kelas. Ini

adalah pembiasaan rutin agar siswa menjaga kebersihan kelas dan lingkungan

sekolah.

Page 176: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Catatan Lapangan III

Metode Observasi

Hari/Tanggal : Selasa, 19 Maret 2019

Jam : 09.30 – 10.10

Lokasi : Kelas

Sumber Data : Siswa dan Guru PAI Kelas X IPA 2

Deskripsi Data :

Dalam observasi ini, peneliti mengamati proses pembelajaran guru PAI

yang dimulai dengan salam, berdoa dan presensi serta apersepsi materi yang

kemarin telah dipelajari. Selanjutnya menyampaikan materi tentang praktik

Tayammum. Sebelum siswa diminta praktik, guru terlebih dahulu memberikan

contoh gerakan tayammum yang benar. Kemudian menunjuk salah satu siswa

untuk mencoba mempraktekkan gerakan tayammum didepan kelas. Ketika itu,

tiba-tiba sebagian siswa masih ramai dan banyak yang membuat gaduh kelas

terutama siswa laki-laki. Akhirnya oleh guru ditegur dan dinasehati bahwa

hargailah guru yang sedang menjelaskan didepan, hargai lah teman mu yang

sedang didepan. Pada akhirnya kondisi kelas terkendali dan guru melanjutkan

praktek tayammum dengan setoran maju per siswa didepan kelas.

Diakhir pembelajaran guru selalu menekankan saling menghormati sesama

siswa yang muslim apalagi terhadap siswa yang non muslim, menghargai satu

sama lain dan kerjasama dalam kebaikan, tidak saling mencela.

Page 177: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Catatan Lapangan IV

Metode Observasi

Hari/Tanggal : Selasa, 19 Maret 2019

Jam : 11.15 – 12.30

Lokasi : Kelas

Sumber Data : Siswa dan Guru PAI Kelas X IPS 2

Deskripsi Data :

Dalam observasi ini, peneliti mengamati proses pembelajaran guru PAI

yang dimulai dengan salam, berdoa dan presensi serta apersepsi materi yang

kemarin telah dipelajari. Selanjutnya guru mempersilahkan bagi siswa yang

giliran menjelaskan didepan kelas mengenai “Wakaf” dalm satu kelompoknya.

Ternyata kelompok ini minggu sebelumnya mendapat hukuman sebab tidak

mempersiapkan bahan untuk dipresentasikan dan akhirnya dengan hukuman

tersebut. Pada hari ini kelompok ini harus membuat materi mengenai wakaf di

kertas karton per siswa dalam kelompok untuk dipresentasikan didepan kelas.

Itulah hukuman yang mendidik siswa memiliki tanggung jawab dan kerjasama

dalam kelompok. Pembelajaran berlangsung sangat antusias sekali dengan siswa

menghargai temannya didepan dengan cara diam memperhatikan dan

mendengarkan. Pada saat tanya jawab juga banyak selisih pendapat antara siswa

namun guru PAI menngetengahi perdebatan antar siswa selama dalam koridor

saling menghargai dan tidak menimbulkan perkelahian.

Guru PAI selalu menyelipkan motivasi maupun nasehat terhadap siswanya

mengenai toleransi dalam hal apapun. Termasuk saling menghargai,

mendengarkan yang didepan menjelaskan, menghormati pendapat teman dan

selalu bertanggung jawab dan kerjasama. Termasuk kondisi kelas dam

pembelajaran hari ini.

Page 178: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Catatan Lapangan V

Metode Observasi

Hari/Tanggal : Rabu, 20 Maret 2019

Jam : 11.15 – 12.30

Lokasi : Kelas

Sumber Data : Siswa dan Guru PAI Kelas X IPA 4

Deskripsi Data :

Dalam observasi ini, peneliti mengamati proses pmebelajaran guru PAI di

dalam kelas. Mengawalinya dengan salam, berdoa dan presensi kehadiran siswa.

Pada waktu itu masih banyak siswa yang jalan-jalan, ngobrol sendiri dan tidak

memperhatikan guru didepan kelas. Kemudian guru PAI mengambil tindakan

untuk mengkondusifkan kelas dengan cara mendatangi siswa yang ngobrol tadi

dan mentertibkan siswa yang belum duduk serta memberikan nasehat kepada

mereka. Untuk menghargai dan menghormati guru.

Proses pembelajaran saat itu, mengenai bab Ilmu Pengetahuan, seperti

biasa siswa yang bertugas mempresentasikan bab itu secara berkelompok. Pada

saat presentasi dilaksanakan siswa yang lain juga diam serta mendengarkan, pada

saat tanya jawab juga siswa saling berargumen dengan menghargai temannya

berpendapat. Kemudian guru PAI menjelaskan dan meluruskan perdebatan siswa

mengenai bab ilmu pengetahuan. Guru mencoba menyelipkan kisah-kisah (telling

story) mengenai akhlak yang baik, mengenai tokoh-tokoh besar Islam dalam ilmu

pengetahuan dan memberi teladan yang baik, mencontohkan adab dengan orang

lain, dengan ilmu juga.

Diakhir pembelajaran, guru menutup salam dan mengumumkan akan

adanya ujian harian agar siswa belajar dirumah.

Page 179: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Catatan Lapangan VI

Metode Observasi

Hari/Tanggal : Rabu, 20 Maret 2019

Jam : 13.10 – 14.30

Lokasi : Kelas

Sumber Data : Siswa dan Guru PAI Kelas X IPS 2

Deskripsi Data :

Dalam observasi ini, peneliti mengamati proses pembelajaran guru PAI di

dalam kelas. Mengawalinya dengan salam, berdoa dan presensi kehadiran siswa.

Suasana kelas masih belum terkondisikan sebelum memulai pembelajaran maka

guru PAI mengambil tindakan kepada siswa yang masih mengobrol sendiri,

belum duduk ditempatnya dengan cara mendatangi siswa tersebut dan

menasehatinya. Dan akhirnya kelas kembali kondusif. Guru PAI juga

mengizinkan bagi siswa yang non muslim untuk memilih tetap dikelas atau

belajar diluar kelas seperti di perpustakaan. Sebab tidak ada paksaan dalam

mengikuti pembelajaran PAI bagi yang non muslim. Namun, siswa yang non

muslim lebih memilih dikelas dan menghargai siswa yang muslim untuk

melaksanakan pembelajaran PAI.

Dalam proses pembelajaran, guru juga memberi teladan dan pembiasaan

agar tidak mencela siswa yang non muslim yang ikut dalam pembelajaran PAI

dengan tidak memojokkan agama mereka dan meminta maaf jika menjelaskan

perbedaan cara agama Islam melakukan ibadah, selalu menghargai satu sama lain.

Page 180: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Catatan Lapangan VII

Metode Observasi

Hari/Tanggal : Jum‟at, 22 Maret 2019

Jam : 08.30 – 09.30

Lokasi : Kelas

Sumber Data : Siswa dan Guru PAI Kelas X IPA 2

Deskripsi Data :

Dalam observasi ini, peneliti mengamati proses pembelajaran guru PAI di

dalam kelas. Mengawalinya dengan salam, berdoa dan presensi kehadiran siswa.

Suasana kelas sangat terkondisikan ketika akan melaksanakan pembelajaran PAI.

Maka guru langsung mempersilahkan kepada kelompok yang mendapatkan giliran

untuk presentasi bab wakaf. Dengan metode presentasi ini guru ingin siswa untuk

melatih kepercayaan diri tampil didepan Dalam pelajaran hari ini ada yang aneh

sebab ada siswa yang non muslim ikut menanggapi pemaparan temanya yang

sedang presentasi pada saat sesi tanya jawab. Dan guru PAI sangat kagum

meskipun ia non muslim masih mau menyimak pelajaran PAI dikelas.

Dalam proses pembelajaran, guru selalu memberikan motivasi semngat

siswa untuk semangat belajar. Sebab waktu itu banyak siswa yang tidak fokus

dalam memperhatikan pelajaran. Selalu terselip nasehat untuk menghargai,

menghormati siswa yang berada didepan tidak bicara sendiri. Dan guru

melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan antar siswa untuk saling

kerjasama mencari jawaban kemudian disampaikan didepan kelas. Kadang kala

siswa non muslim ini menyahuti pertanyaan guru tersebut. Guru dan siswa tidak

ada masalah malah mengapresiasi dan menghargai jawaban si siswa non muslim

ini. Saat itu juga suasana kelas makin antusias dan renyah melaksanakan

pembelajaran hari ini.

Page 181: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

LAMPIRAN VII

DOKUMENTASI

Page 182: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

DOKUMENTASI PENELITIAN

Sekolah SMA Lab UM Tampak Luar Pintu Masuk Utama SMA Lab UM

Proses Pembelajaran PAI di Kelas X IPA 2 Proses Pembelajaran PAI di Kelas X ICP 1

Proses Pembelajaran PAI di Kelas X IPA 4 Proses Pembelajaran PAI di Kelas X IPS 2

Page 183: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Pembelajaran PAI di Mushollah Membaca Al-Qur‟an secara Bergrup

Suasana Shalat Dhuhur Berjama‟ah di

Mushollah Tempat Wudhu Pria

Finger Print Absensi Shalat Berjama‟ah Praktik Tayammum kelas X IPA 2

Page 184: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Wawancara dengan Pak Dedi

(Guru PAI kelas X)

Wawancara dengan Bu Rosdiana

(Kepala Sekolah SMA Lab UM)

Wawancara dengan Pak Deddy

(Waka Kurikulum SMA Lab UM)

Wawancara dengan Kenzia dan Wulan

(Siswa Kelas X ICP 1)

Foto Bersama Guru PAI

SMA Lab UM

Page 185: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

LAMPIRAN VIII

RPP dan SILABUS PAI

Page 186: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

SILABUS

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Satuan Pendidikan :SMA

Kelas : X (Sepuluh)

Kompetensi Inti :

KI-1:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong,

kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi

secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat

dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.

KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya

untuk memecahkan masalah

KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan

kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran

1.1 Terbiasa membaca al-

Qur‟an dengan

meyakini bahwa

kontrol diri

(mujahadah an-nafs),

prasangka baik

(husnuzzan), dan

persaudaraan

(ukhuwah) adalah

perintah agama.

Q.S. al-Hujurat

(49): 10 dan 12

serta hadits

terkait perilaku

kontrol diri

(mujahadah an-

nafs), prasangka

baik

(husnuzzhan),

dan persaudaraan

(ukhuwah)

Menyimak bacaan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan

12 serta hadits terkait.

Membaca Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta

hadits terkait.

Mencermati makna Q.S. al-Hujurat/49: 10

dan 12 serta hadits terkait.

Menanyakan cara membaca, hukum tajwid,

asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama

dalam Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta

hadits terkait.

Mengidentifikasi hukum bacaan (tajwid) Q.S.

al-Hujurat/49: 10 dan 12.

Menterjemahkan dalam Q.S. al-Hujurat/49:

10 dan 12 serta hadits terkait.

Menganalisis asbabun nuzul Q.S. al-

Hujurat/49: 10 dan 12.

Menganalisis makna Q.S. al-Hujurat/49: 10

dan 12 serta hadits terkait.

Mengidentifikasi Manfaat kontrol diri

(mujahadah an-nafs), prasangka baik

(husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah)

sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10

dan 12, serta hadis terkaitsesuai dengan pesan

Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis

terkait

Menyimpulkan hukum bacaan yang terdapat

dalam Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12.

Menyimpulkan makna Q.S. al-Hujurat/49: 10

dan 12 serta hadits terkait.

Menyimpulkan pesan-pesan utama dalam

2.1 Menunjukkan perilaku

kontrol diri

(mujahadah an-nafs),

prasangka baik

(husnuzzan), dan

persaudaraan

(ukhuwah) sebagai

implementasi perintah

Q.S. al- Hujurat/49: 10

dan 12 serta Hadis

terkait.

3.1 Menganalisis Q.S. al-

Hujurat/49: 10 dan 12

serta Hadis tentang

kontrol diri

Page 187: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran

(mujahadah an-nafs),

prasangka baik

(husnuzzan), dan

persaudaraan

(ukhuwah).

Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits

terkait.

Mengaitkan antara kualitas keimanan dengan

kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka

baik (husnuzzan), dan persaudaraan

(ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-

Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait.

Mendemonstrasikan bacaan Q.S. al-

Hujurat/49: 10 dan 12, sesuai dengan kaidah

tajwid dan makharijul huruf.

Mendemonstrasikan hafalan Q.S. al-

Hujurat/49: 10 dan 12 dengan fasih dan

lancar.

Menjelaskan hukum bacaan yang terdapat

pada Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12.

Menjelaskan makna Q.S. al-Hujurat/49: 10

dan 12 serta hadits terkait.

Menjelaskan pesan-pesan utama dalam Q.S.

al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait

Menjelaskan keterkaitan antara kualitas

keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-

nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan

persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan

Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis

terkait.

4.1.1 Membaca Q.S. al-

Hujurat/49: 10 dan 12,

sesuai dengan kaidah

tajwid dan makharijul

huruf

4.1.2 Mendemonstrasikan

hafalan Q.S. al-

Hujurat/49: 10 dan 12

dengan fasih dan

lancar.

4.1.3 Menyajikan hubungan

antara kualitas

keimanan dengan

kontrol diri

(mujahadah an-nafs),

prasangka baik

(husnuzzan), dan

persaudaraan

(ukhuwah) sesuai

dengan pesan Q.S. al-

Hujurat/49: 10 dan 12,

serta Hadis terkait.

1.2 Meyakini bahwa

pergaulan bebas dan

zina adalah dilarang

agama.

Q.S. al-Isra‟/17:

32, dan Q.S. an-

Nur/24: 2, serta

hadis tentang

larangan

pergaulan bebas

dan perbuatan

zina

Menyimak bacaan Q.S. al-Isra‟/17: 32, dan

Q.S. an-Nur/24: 2, serta hadis tentang

larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.

Membaca Q.S. al-Isra‟/17: 32, dan Q.S. an-

Nur/24: 2, serta hadis tentang larangan

pergaulan bebas dan perbuatan zina.

Mencermati makna Q.S. al-Isra‟/17: 32, dan

Q.S. an-Nur/24: 2, serta hadis tentang

larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.

Menanyakan cara membaca, hukum tajwid,

asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama

dalam Q.S. al-Isra‟/17: 32, dan Q.S. an-

Nur/24: 2. serta hadits terkait.

Mendiskusikan cara membaca Q.S. al-

Isra‟/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24: 2sesuai

dengan kaidah tajwid;

2.2 Menghindarkan diri dari

pergaulan bebas dan

perbuatan zina sebagai

pengamalan Q.S. al-

Isra‟/17: 32, dan Q.S.

an-Nur /24: 2, serta

Hadis terkait.

3.2 Menganalisis Q.S. al-

Isra‟/17: 32, dan Q.S.

Page 188: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran

an-Nur/24 : 2, serta

Hadis tentang larangan

pergaulan bebas dan

perbuatan zina.

Mengidentifikasi hukum bacaan (tajwid) Q.S.

al-Isra‟/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24: 2.

Menterjemahkan dalam Q.S. al-Isra‟/17: 32,

dan Q.S. an-Nur/24: 2serta hadits terkait.

Menganalisis asbabun nuzul Q.S. al-Isra‟/17:

32, dan Q.S. an-Nur/24: 2.

Menganalisis makna Q.S. al-Isra‟/17: 32, dan

Q.S. an-Nur/24: 2 serta hadits terkait.

Mengidentifikasi manfaat larangan pergaulan

bebas dan perbuatan zina.

Menyimpulkan hukum bacaan yang terdapat

dalam Q.S. al-Isra‟/17: 32, dan Q.S. an-

Nur/24: 2.

Menyimpulkan makna Q.S. al-Isra‟/17: 32,

dan Q.S. an-Nur/24: 2serta hadits terkait.

Menyimpulkan pesan-pesan utama dalam

Q.S. al-Isra‟/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24:

2serta hadits terkait.

Menganalisis keterkaitan antara larangan

berzina dengan berbagai kekejian (fahisyah)

yang ditimbulkannya dan perangai yang buruk

(saa-a sabila) sesuai pesan Q.S. al-Isra‟/17:

32, dan Q.S. an-Nur/24: 2 serta hadis terkait.

Mendemonstrasikan bacaan Q.S. al-Isra‟/17:

32, dan Q.S. an-Nur/24: 2, sesuai dengan

kaidah tajwid dan makharijul huruf.

Mendemonstrasikan hafalan Q.S. al-Isra‟/17:

32, dan Q.S. an-Nur/24: 2dengan fasih dan

lancar.

Menjelaskan hukum bacaan yang terdapat

pada Q.S. al-Isra‟/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24:

2.

Menjelaskan makna Q.S. al-Isra‟/17: 32, dan

Q.S. an-Nur/24: 2 serta hadits terkait.

Menjelaskan pesan-pesan utama dalam Q.S.

al-Isra‟/17: 32, dan Q.S. an-Nur/24: 2 serta

hadits terkait

Menyajikan keterkaitan antara larangan

berzina dengan berbagai kekejian (fahisyah)

yang ditimbulkannya dan perangai yang buruk

(saa-a sabila) sesuai pesan Q.S. al-Isra‟/17:

32, dan Q.S. an-Nur/24: 2 serta hadis terkait

4.2.1 Membaca Q.S. al-

Isra‟/17: 32, dan Q.S.

an-Nur/24:2 sesuai

dengan kaidah tajwid

dan makharijul huruf.

4.2.2 Mendemonstrasikan

hafalan Q.S. al-Isra‟/17:

32, dan Q.S. an-

Nur/24:2 dengan

fasihdan lancar.

4.2.3 Menyajikan keterkaitan

antara larangan berzina

dengan berbagai

kekejian (fahisyah) yang

ditimbulkannya dan

perangai yang buruk

(saa-a sabila) sesuai

pesan Q.S. al-Isra‟/17:

32 dan Q.S. an-

Nur/24:2.

1.3 Meyakini bahwa Allah

Maha Mulia, Maha

Mengamankan, Maha

Memelihara, Maha

Sempurna Kekuatan-

Nya, Maha

Penghimpun, Maha

Adil, dan Maha Akhir

Iman kepada Allah

SWT (Asmaul

Husn: al-Kariim,

al-Mu‟min, al-

Wakiil, al-Matiin,

al-Jaami‟, al-„Adl,

dan al-Akhiir)

Membaca teks al-Asma al- Husna (al-Kariim,

al-Mu‟min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami‟,

al-„Adl, dan al-Akhiir).

Memberi stimulus agar peserta didik bertanya)

:

Mengapa Allah memiliki nama yang begitu

banyak?

Bagaimana kaitan antara nama-nama tersebut

dengan sifat-sifat Allah.

Page 189: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran

2.3 Memiliki sikap

keluhuran budi; kokoh

pendirian, pemberi rasa

aman, tawakal dan adil

sebagai implementasi

pemahaman al-Asmau

al-Husna: Al-Karim, Al-

Mu‟min, Al-Wakil, Al-

Matin, Al-Jami‟, Al-

„Adl, dan Al-Akhir

Apa yang harus dilakukan oleh umat Islam

terkait nama-nama Allah yang indah itu?

Meyimak penjelasan materi di atas melalui

tayangan vidio atau media lainnya.

Menganalisis makna al-Kariim, al-Mu‟min,

al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami‟, al-„Adl, dan

al-Akhiir bagi Allah.

Mendiskusikan makna dan contoh perilaku

keluhuran budi, kokoh pendirian, pemberi rasa

aman, tawakal dan perilaku adil sebagai

implementasi dari pemahaman makna Asmaul

Husna (al-Kariim, al-Mu‟min, al-Wakiil, al-

Matiin, al-Jaami‟, al-„Adl, dan al-Akhiir)

Mengaitkan makna al-Asma al-Husna al-

Kariim, al-Mu‟min, al-Wakiil, al-Matiin, al-

Jaami‟, al-„Adl, dan al-Akhiir dengan sifat-

sifat Allah.

Mempresentasikan pelafalan al-Kariim, al-

Mu‟min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami‟, al-

„Adl, dan al-Akhiir.

Mempresentasikan makna al-Kariim, al-

Mu‟min, al-Wakiil, al-Matiin, al-Jaami‟, al-

„Adl, dan al-Akhiir.

Mempresentasikan keterkaitan makna al-

Asma al-Husna: al-Kariim, al-Mu‟min, al-

Wakiil, al-Matiin, al-Jaami‟, al-„Adl, dan al-

Akhiir dengan perilaku keluhuran budi, kokoh

pendirian, rasa aman, tawakal dan perilaku

adil.

3.3 Menganalisis makna al-

Asma‟u al-Husna: al-

Karim, al-Mu‟min, al-

Wakil, al-Matin, al-

Jami‟, al-„Adl, dan al-

Akhir

4.3 Menyajikan hubungan

makna- makna al-

Asma‟u al-Husna: al-

Karim, al-Mu‟min, al-

Wakil, al-Matin, al-

Jami‟, al-„Adl, dan al-

Akhir dengan perilaku

keluhuran budi, kokoh

pendirian, rasa aman,

tawakal dan perilaku

adil

1.4 Meyakini keberadaan

malaikat-malaikat Allah

Swt.

Iman kepada

Malaikat

Mencermati bacaan teks tentang makna dan

contoh perilaku beriman kepada malaikat-

malaikat Allah Swt.

Menyimak penjelasan materi di atas melalui

tutorial, tayangan vidio atau media lainnya.

Memberi stimulus agar peserta didik bertanya:

Mengapa kita harus beriman kepada

malaikat?

Mengapa malaikat yang wajib diketahui ada

sepuluh?

Apa yang harus dilakukan oleh orang yang

beriman kepada malaikat?

Peserta didik mengidentifikasi ayat-ayat al-

Quran yang mengungkapkan nama-nama dan

tugas malaikat.

Peserta didik mendiskusikan makna dan

2.4 Menunjukkan sikap

disiplin, jujur dan

bertanggung jawab,

sebagai implementasi

beriman kepada

malaikat-malaikat Allah

Swt.

3.4 Menganalisis makna

beriman kepada

malaikat-malaikat Allah

Page 190: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran

Swt. contoh perilaku beriman kepada Malaikat

sebagaimana disebutkan dalam al-Quran.

Membuat kesimpulan tentang makna beriman

kepada malaikat-malaikat Allah Swt.

Mengaitkan antara beriman kepada malaikat

Allah Swt. dengan perilaku teliti, disiplin, dan

waspada.

Menyebutkan ayat-ayat al-Quran yang

mengungkapkan nama-nama malaikat.

Membacakan kesimpulan tentang makna

beriman kepada malaikat-malaikat Allah Swt.

Menjelaskan keterkaitan antara beriman

kepada malaikat Allah Swt. dengan perilaku

teliti, disiplin, dan waspada.

4.4 Menyajikan hubungan

antara beriman kepada

malaikat-malaikat Allah

Swt. dengan perilaku

teliti, disiplin, dan

waspada.

1.5 Terbiasa berpakaian

sesuai dengan syariat

Islam

Berpakaian secara

Islami

Mencermati bacaan teks tentang berpakaian

secara islami

Mencermati model-model berpakain secara

islami melalui tutorial, tayangan vidio atau

media lainnya.

Mengemukakan pertanyaan tentang:

Bagaimana berpakaian secara islami?

Mengapa kita harus berpakaian secara islami?

Mengidentifikasi tata cara berpakaian sesuai

syariat Islam.

Mengidentifikasi tujuan berpakaian menurut

syariat Islam

Mengidentifikasi manfaat berpakaian menurut

syariat Islam

Mengidentifikasi landasan hukum berpakaian

menurut syariat Islam.

Mengaitkan antara kesesuaian model

berpakaian dengan ketentuan syariat Islam.

Mengaitkan ketentuan berpakaian menurut

syariat islam dengan hikmah yang diperoleh

individu, keluarga, dan masyarakat.

Mempresentasikan /menyampaikan hasil

diskusi tentang berpakaian menurut syariat

Islam.

2.5 Menunjukkan perilaku

berpakaian sesuai dengan

syariat Islam

3.5 Menganalisis ketentuan

berpakaian sesuai syariat

Islam

4.5 Menyajikan keutamaan

tatacara berpakaian sesuai

syariat Islam

1.6 Meyakini bahwa jujur

adalah ajaran pokok

agama

Perilaku jujur Mengamati tayangan video tentang perilaku

jujur dalam kehidupan sehari-hari yang

berkembang di masyarakat.

Menyimak dan membaca penjelasan

mengenai perilaku jujur dalam kehidupan

sehari-hari yang berkembang di masyarakat.

Mengajukan pertanyaan tentang perilaku

jujur dalam kehidupan sehari-hari yang

berkembang di masyarakat.

Menelaah perilaku jujur dalam kehidupan

sehari-hari yang berkembang di

masyarakatMenyimpulkan hikmah perilaku

jujur dalam kehidupan sehari-hari yang

2.6 Menunjukkan perilaku

jujur dalam kehidupan

sehari-hari

3.6 Menganalisis manfaat

kejujuran dalam

kehidupan sehari-hari

Page 191: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran

4.6 Menyajikan kaitan antara

contoh perilaku jujur

dalam kehidupan sehari-

hari dengan keimanan

berkembang di masyarakat.

Mengaitkan perilaku jujur dalam kehidupan

sehari-hari yang berkembang di masyarakat

dengan keimanan.

Membuat rumusan perilaku jujur berdasarkan

al-Quran dan Hadis

Mengidentifikasi perilaku jujur dengan

kehidupan sehari-hari.

Menyajikan/melaporkan hasil diskusi tentang

perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari

yang berkembang di masyarakat.

Menjelaskan keterkaitan perilaku jujur dalam

kehidupan sehari-hari yang berkembang di

masyarakat dengan keimanan.

Menanggapi hasil presentasi (melengkapi,

mengkonformasi, dan menyanggah).

Membuat resume pembelajaran di bawah

bimbingan guru.

1.7 Meyakini bahwa

menuntut ilmu adalah

perintah Allah dan Rasul-

Nya.

Semangat

menuntut ilmu dan

menyampaikannya

kepada sesama

Mencermati bacaan teks tentang Q.S. at-

Taubah (9) : 122 dan hadits terkait tentang

semangat menuntut ilmu, menerapkan dan

menyampaikan nya kepada sesama

Meyimak penjelasan materi di atas melalui

tayangan vidio atau media lainnya.

Memberi stimulus agar peserta didik

bertanya):

Mengapa harus menuntut ilmu?

Bagaimana cara menyampaikan ilmu kepada

sesama?

Peserta didik mendiskusikan makna dan

contoh semangat menuntut ilmu, menerapkan

dan menyampaikannya kepada sesama

sebagai implementasi pemahaman kandungan

Q.S. at-Taubah (9): 122 dan hadits terkait.

Guru mengamati perilaku contoh semangat

menuntut ilmu, menerapkan dan

menyaampaikannya kepada sesama melalui

lembar pengamatan di sekolah.

Guru berkolaborasi dengan orang tua untuk

mengamati perilaku semangat menuntut ilmu,

menerapkan dan menyaampaikannya kepada

sesama di rumah.

Membuat kesimpulan tentang semangat

menuntut ilmu dan menyampaikannya kepada

sesama.

Mempresentasikan /menyampaikan hasil

diskusi tentang semangat menuntut ilmu dan

menyampaikannya kepada sesama.

2.7 Memiliki sikap semangat

keilmuan sebagai

implementasi pemahaman

Q.S. at-Taubah/9: 122 dan

Hadis terkait.

3.7 Menganalisis semangat

menuntut ilmu,

menerapkan, dan

menyampaikannya

kepada sesama.

4.7 Menyajikan kaitan antara

kewajiban menuntut ilmu,

dengan kewajiban

membela agama sesuai

perintah Q.S. at-

Taubah/9: 122 Adan

Hadis terkait.

1.8 Meyakini al-Qur‟an,

Hadis dan ijtihad

sebagai sumber hukum

Sumber Hukum

Islam

Mencermati bacaan teks tentangkedudukan al-

Quran, al-Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber

hukum Islam

Page 192: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran

Islam Meyimak penjelasan materi tersebut di atas

melalui tayangan vidio atau media lainnya.

memberi stimulus agar peserta didik

bertanya):

Mengapa al-Qur‟an, Hadits, dan Ijtihad

sebagai sumber hukum Islam ?

Apa yang anda pahami tenang al-Qur‟an,

Hadits, dan Ijtihad ?

Peserta didik mendiskusikan makna al-

Qur‟an, Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber

hukum Islam

Guru mengamati perilaku berpegang teguh

kepada al-Qur‟an, Hadits, dan Ijtihad sebagai

sumber hukum Islam

Guru berkolaborasi dengan orang tua untuk

mengamati perilaku berpegang teguh kepada

al-Qur‟an, Hadits, dan Ijtihad di rumah.

Menalar/Mengasosiasi

Membuat kesimpulan tentang sumber hukum

Islam.

Mempresentasikan/ menyampaikan hasil

diskusi tentang sumber hukum Islam.

2.8 Menunjukkan perilaku

ikhlas dan taat

beribadah sebagai

implemantasi

pemahaman terhadap

kedudukan al-Qur‟an,

Hadis, dan ijtihad

sebagai sumber hukum

Islam

3.8 Menganalisis

kedudukan al-Qur‟an,

Hadis, dan ijtihad

sebagai sumber hukum

Islam

4.8 Mendeskripsikan

macam-macam sumber

hukum Islam

1.9 Meyakini bahwa haji,

zakat dan wakaf adalah

perintah Allah dapat

memberi kemaslahatan

bagi individu dan

masyarakat.

Pengelolaan haji,

zakat dan wakaf

Mencermati bacaan teks tentang pengertian,

ketentuan dan hal-hal yang berkaitan dengan

pengelolaan haji, zakat dan wakaf.

Meyimak penjelasan materi di atas melalui

tayangan vidio atau media lainnya.

Memberi stimulus agar peserta didik bertanya:

Mengapa haji, zakat dan wakaf harus

dikelola?

Bagaimana cara mengelola haji, zakat dan

wakaf?

Peserta didik mendiskusikan makna dan

ketentuan haji, zakat dan wakaf serta

pengeloalaannya.

Membuat kesimpulan materi pengelolaan

haji, zakat dan wakaf.

Mempresentasikan/ menyampaikan hasil

diskusi tentang materi pengelolaan wakaf.

2.9 Menunjukkan kepedulian

sosial sebagai hikmah dari

perintah haji, zakat, dan

wakaf.

3.9 Menganalisis hikmah

ibadah haji, zakat, dan

wakaf bagi individu dan

masyarakat.

4.9 Menyimulasikan ibadah

haji, zakat, dan wakaf

1.10 Meyakini kebenaran

dakwah Nabi

Muhammad saw di

Meneladani

Perjuangan

Rasulullah saw. di

Mencermati bacaan teks tentang substansi dan

strategi dakwah Rasullullah saw.

Meyimak penjelasan materi tersebut di atas

Page 193: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran

Makkah. Mekah melalui tayangan vidio atau media lainnya.

Memberi stimulus agar peserta didik bertanya)

Apa substansi dakwah Rasulullah di Mekah?

Apa strategi dakwah Rasulullah di Mekah?

Peserta didik mendiskusikan substansi dan

strategi dakwah Rasullullah saw. di Mekah.

Guru mengamati perilaku tangguh dan

semangat menegakkan kebenaran dalam

kehidupan sehari-hari.

Guru berkolaborasi dengan orang tua untuk

mengamati perilaku tangguh dan semangat

menegakkan kebenaran dalam kehidupan

sehari-haridi rumah.

Membuat kesimpulan tentang substansi dan

strategi dakwah Rasullullah saw. di Mekah.

Mempresentasikan /menyampaikan hasil

diskusi tentang substansi dan strategi dakwah

Rasullullah saw. di Mekah.

2.10 Bersikap tangguh dan

rela berkorban

menegakkan kebenaran

sebagai ‟ibrah dari

sejarah strategi dakwah

Nabi di Makkah.

3.10 Menganalisis substansi,

strategi, dan penyebab

keberhasilan dakwah

Nabi Muhammad saw di

Makkah.

4.10 Menyajikan keterkaitan

antara substansi dan

strategi dengan

keberhasilan dakwah

Nabi Muhammad saw di

Makkah

1.11 Meyakini kebenaran

dakwah Nabi

Muhammad saw di

Madinah.

Meneladani

Perjuangan

Rasulullah saw. di

Madinah

Mencermati bacaan teks tentang substansi dan

strategi dakwah Rasullullah saw. di Madinah

Meyimak penjelasan materi tersebut di atas

melalui tayangan vidio atau media lainnya.

Memberi stimulus agar peserta didik bertanya)

Apa substansi dakwah Rasulullah di

Madinah?

Apa strategi dakwah Rasulullah di Madinah?

Peserta didik mendiskusikan substansi dan

strategi dakwah Rasullullah saw. di Madinah.

Guru mengamati perilaku semangat ukhuwah

sebagai implementasi dari pemahaman

strategi dakwah Rasulullah saw. di Madinah.

Guru berkolaborasi dengan orang tua untuk

mengamati perilaku semangat ukhuwah

sebagai implementasi dari pemahaman

strategi dakwah Rasulullah saw. di Madinah.

Membuat kesimpulan materi substansi dan

strategi dakwah Rasullullah saw. di Madinah.

Mempresentasikan /menyampaikan hasil

diskusi tentang materi substansi dan strategi

dakwah Rasullullah saw. di Madinah.

2.11 Menunjukkan sikap

semangat ukhuwah dan

kerukunan sebagai ibrah

dari sejarah strategi

dakwah Nabi di

Madinah.

3.11 Menganalisis substansi,

strategi, dan

keberhasilan dakwah

Nabi Muhammad saw di

Madinah.

4.11 Menyajikan keterkaitan

antara substansi dan

strategi dengan

keberhasilan dakwah

Nabi Muhammad saw di

Page 194: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran

Madinah

Page 195: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA ...

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Kelas/Semester : X / Ganjil

Materi Pokok : Meniti Hidup dengan Kemuliaan

Alokasi Waktu : 4 Minggu x 3 Jam Pelajaran @45 Menit

A. Kompetensi Inti

KI-1:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI-2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong

royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam

berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,

sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan

kawasan internasional”.

KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah

KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak

secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

1.1 Terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) adalah perintah agama.

Terbiasa membaca al-Qur’an dengan meyakini bahwa kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) adalah perintah agama.

2.1 Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi perintah Q.S. al- Hujurat/49: 10 dan 12 serta Hadis terkait.

Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi perintah Q.S. al- Hujurat/49: 10 dan 12 serta Hadis terkait.

3.1 Menganalisis Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta Hadis tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah).

Menganalisis Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta Hadis tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah).

Menjelaskan makna isi Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-Hujurāt /49:10 tentang kontrol diri (mujāhadah an-nafs), prasangka baik (husnużżhan), dan persaudaraan (ukhuwwah) dengan

Page 196: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

menggunakan IT.

4.1.1 Membaca Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf

4.1.2 Mendemonstrasikan hafalan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12 dengan fasih dan lancar.

4.1.3 Menyajikan hubungan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta Hadis terkait.

Membaca Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf

Menyajikan model-model jenis cara membaca indah Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-Hujurāt /49:10 tentang kontrol diri (mujāhadah an-nafs), prasangka baik (husnużżhan), dan persaudaraan (ukhuwwah).

Mendemonstrasikan hafalan Q.S. al-Hujurat/ 49: 10 dan 12 dengan fasih dan lancar.

Meneliti secara lebih mendalam pemahaman dan pembentukan perilaku berdasarkan Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-Hujurāt /49:10 tentang kontrol diri (mujāhadah an-nafs), prasangka baik (husnużżhan), dan persaudaraan (ukhuwwah) dengan menggunakan IT

Menyajikan hubungan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/ 49: 10 dan 12, serta Hadis terkait.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:

1. Terbiasa membaca al-Qur‟an dengan meyakini bahwa kontrol diri (mujahadah an-nafs),

prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) adalah perintah agama.

2. Menunjukkan perilaku kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan

persaudaraan (ukhuwah) sebagai implementasi perintah Q.S. al- Hujurat/49: 10 dan 12

serta Hadis terkait.

3. Menganalisis Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta Hadis tentang kontrol diri (mujahadah

an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah).

4. Membaca Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul

huruf

5. Mendemonstrasikan hafalan Q.S. al-Hujurat/ 49: 10 dan 12 dengan fasih dan lancar.

D. Materi Pembelajaran

Menyajikan hubungan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs),

prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-

Hujurat/ 49: 10 dan 12, serta Hadis terkait

a. Menyajikan model-model jenis cara membaca indah Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-

Hujurāt /49:10 tentang kontrol diri (mujāhadah an-nafs), prasangka baik (husnużżhan),

dan persaudaraan (ukhuwwah).

b. Menjelaskan makna isi Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-Hujurāt /49:10 tentang kontrol

diri (mujāhadah an-nafs), prasangka baik (husnużżhan), dan persaudaraan (ukhuwwah)

dengan menggunakan IT.

Page 197: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

c. Mendemonstrasikan hafalan Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-Hujurāt /49:10 tentang

kontrol diri (mujāhadah an-nafs), prasangka baik (husnużżhan), dan persaudaraan

(ukhuwwah)dengan menerapkan berbagai jenis nada bacaan secara baik dan lancar.

d. Memberikan tambahan bacaan ayat al-Qur‟ān dan hadis-hadis yang mendukung lainnya,

tentang kontrol diri (mujāhadah an-nafs), prasangka baik (husnużżhan), dan persaudaraan

(ukhuwwah).

e. Meneliti secara lebih mendalam pemahaman dan pembentukan perilaku berdasarkan Q.S.

al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-Hujurāt /49:10 tentang kontrol diri (mujāhadah an-nafs),

prasangka baik (husnużżhan), dan persaudaraan (ukhuwwah) dengan menggunakan IT

yang dapat dilakukan peserta didik dengan tidak terikat oleh waktu tatap muka di dalam

kelas, seperti: di perpustakaan, di luar kelas, di rumah, dll.

E. Metode Pembelajaran

1) Pendekatan : Saintifik

2) Model Pembelajaran : Discovery learning, Problem Based Learning (PBL)

3) Metode : Tanya jawab, wawancara, diskusi dan bermain peran

F. Media Pembelajaran

Media :

Worksheet atau lembar kerja (siswa)

Lembar penilaian

Al-Qur‟an

Alat/Bahan :

Penggaris, spidol, papan tulis

Laptop & infocus

G. Sumber Belajar

Buku Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas X, Kemendikbud, tahun 2016

e-dukasi.net

Buku refensi yang relevan,

LCD Proyektor

Film Tawuran Pelajar

Tafsir al-Qur‟an dan kitab hadits

Kitab asbabunnuzul dan asbabul wurud

Lingkungan setempat

H. Langkah-Langkah Pembelajaran

1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru : Orientasi Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada

Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan

pembelajaran. Aperpepsi Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan

pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan

Page 198: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

dilakukan. Motivasi Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan

dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini

dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi : Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung Mengajukan pertanyaan

Pemberian Acuan Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM

pada pertemuan yang berlangsung Pembagian kelompok belajar Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti ( 105 Menit )

Sintak Model Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Stimulation (stimullasi/ pemberian rangsangan)

KEGIATAN LITERASI Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait dengan cara : Melihat (tanpa atau dengan Alat)

Menayangkan gambar/foto/video yang relevan. Mengamati Lembar kerja materi Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan

12 serta hadits terkait. Pemberian contoh-contoh materi Membaca Q.S. Al-

Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb

Membaca. Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait.

Menulis Menulis rangkuman dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait.

Mendengar Pemberian materi Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait oleh guru.

Menyimak Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai materi :

Page 199: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.

Problem statemen (pertanyaan/ identifikasi masalah)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya : Mengajukan pertanyaan tentang materi : Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Data collection (pengumpulan data)

KEGIATAN LITERASI Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan: Mengamati obyek/kejadian

Mengamati dengan seksama materi Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.

Membaca sumber lain selain buku teks Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang sedang dipelajari.

Aktivitas Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang sedang dipelajari.

Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA) Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:

Mendiskusikan Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh

Page 200: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

dalam buku paket mengenai materi Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait.

Mengumpulkan informasi Mencatat semua informasi tentang materi Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Mempresentasikan ulang Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait sesuai dengan pemahamannya.

Saling tukar informasi tentang materi : Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Data processing (pengolahan Data)

COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara : Berdiskusi tentang data dari Materi : Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait

Mengolah informasi dari materi Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.

Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait.

Verification (pembuktian)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan : Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada

pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur,

Page 201: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi : Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

Generalization (menarik kesimpulan)

COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI) Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Membaca Q.S. Al-

Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.

Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi : Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait

Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.

Bertanya atas presentasi tentang materi Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS) Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam

kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi : Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait

Menjawab pertanyaan tentang materi Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.

Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang akan selesai dipelajari

Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

Catatan : Selama pembelajaran Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi

Page 202: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

1 . Pertemuan Pertama (3 x 45 Menit)

sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan

Kegiatan Penutup (15 Menit)

Peserta didik : Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point

penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang baru dilakukan.

Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang baru diselesaikan.

Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.

Guru : Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi

pelajaran Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait. Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk

kerja dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait.

Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Membaca Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

2 . Pertemuan Kedua (3 x 45 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru : Orientasi Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada

Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan

pembelajaran. Aperpepsi Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan

pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan

dilakukan. Motivasi Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan

dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini

dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi : Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-

Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung

Page 203: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

2 . Pertemuan Kedua (3 x 45 Menit)

Mengajukan pertanyaan Pemberian Acuan Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM

pada pertemuan yang berlangsung Pembagian kelompok belajar Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti ( 105 Menit )

Sintak Model Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Stimulation (stimullasi/ pemberian rangsangan)

KEGIATAN LITERASI Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait dengan cara : Melihat (tanpa atau dengan Alat)

Menayangkan gambar/foto/video yang relevan. Mengamati Lembar kerja materi Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna,

dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait.

Pemberian contoh-contoh materi Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb

Membaca. Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait.

Menulis Menulis rangkuman dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait.

Mendengar Pemberian materi Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait oleh guru.

Menyimak Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai materi : Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan

utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait

Page 204: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

2 . Pertemuan Kedua (3 x 45 Menit)

untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.

Problem statemen (pertanyaan/ identifikasi masalah)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya : Mengajukan pertanyaan tentang materi : Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan

utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait

yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Data collection (pengumpulan data)

KEGIATAN LITERASI Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan: Mengamati obyek/kejadian

Mengamati dengan seksama materi Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.

Membaca sumber lain selain buku teks Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang sedang dipelajari.

Aktivitas Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang sedang dipelajari.

Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.

Page 205: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

2 . Pertemuan Kedua (3 x 45 Menit)

COLLABORATION (KERJASAMA)

Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk: Mendiskusikan

Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai materi Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait.

Mengumpulkan informasi Mencatat semua informasi tentang materi Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Mempresentasikan ulang Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait sesuai dengan pemahamannya.

Saling tukar informasi tentang materi : Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan

utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Data processing (pengolahan Data)

COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara : Berdiskusi tentang data dari Materi : Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan

utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait

Mengolah informasi dari materi Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan

Page 206: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

2 . Pertemuan Kedua (3 x 45 Menit)

mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.

Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait.

Verification (pembuktian)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan : Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada

pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi : Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan

utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait

antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

Generalization (menarik kesimpulan)

COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI) Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Hukum tajwid,

asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.

Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi : Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan

utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait

Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.

Bertanya atas presentasi tentang materi Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.

Page 207: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

2 . Pertemuan Kedua (3 x 45 Menit)

CREATIVITY (KREATIVITAS) Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam

kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi : Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan

utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait

Menjawab pertanyaan tentang materi Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.

Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang akan selesai dipelajari

Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

Catatan : Selama pembelajaran Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan

Kegiatan Penutup (15 Menit)

Peserta didik : Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point

penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang baru dilakukan.

Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait yang baru diselesaikan.

Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.

Guru : Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi

pelajaran Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait.

Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian

Page 208: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

2 . Pertemuan Kedua (3 x 45 Menit)

tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait.

Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Hukum tajwid, asbabun nuzul, makna, dan pesan-pesan utama dalam Q.S. Al-Hujurat/49: 10 dan 12 serta hadits terkait kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

3 . Pertemuan Ketiga (3 x 45 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru : Orientasi Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada

Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan

pembelajaran. Aperpepsi Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan

pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan

dilakukan. Motivasi Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan

dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini

dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi : Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan

persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung Mengajukan pertanyaan

Pemberian Acuan Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM

pada pertemuan yang berlangsung Pembagian kelompok belajar Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti ( 105 Menit )

Sintak Model Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Stimulation (stimullasi/

KEGIATAN LITERASI Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan

Page 209: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

3 . Pertemuan Ketiga (3 x 45 Menit)

pemberian rangsangan)

perhatian pada topik materi Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait dengan cara : Melihat (tanpa atau dengan Alat)

Menayangkan gambar/foto/video yang relevan. Mengamati Lembar kerja materi Manfaat kontrol diri (mujahadah an-

nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait.

Pemberian contoh-contoh materi Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb

Membaca. Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait.

Menulis Menulis rangkuman dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait.

Mendengar Pemberian materi Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait oleh guru.

Menyimak Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai materi : Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik

(husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait

untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.

Problem statemen (pertanyaan/ identifikasi masalah)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya :

Page 210: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

3 . Pertemuan Ketiga (3 x 45 Menit)

Mengajukan pertanyaan tentang materi : Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik

(husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait

yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Data collection (pengumpulan data)

KEGIATAN LITERASI Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan: Mengamati obyek/kejadian

Mengamati dengan seksama materi Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.

Membaca sumber lain selain buku teks Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang sedang dipelajari.

Aktivitas Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang sedang dipelajari.

Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA) Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:

Page 211: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

3 . Pertemuan Ketiga (3 x 45 Menit)

Mendiskusikan Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai materi Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait.

Mengumpulkan informasi Mencatat semua informasi tentang materi Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Mempresentasikan ulang Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait sesuai dengan pemahamannya.

Saling tukar informasi tentang materi : Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik

(husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Data processing (pengolahan Data)

COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara : Berdiskusi tentang data dari Materi : Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik

(husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait

Mengolah informasi dari materi Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang sudah

Page 212: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

3 . Pertemuan Ketiga (3 x 45 Menit)

dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.

Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait.

Verification (pembuktian)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan : Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada

pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi : Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik

(husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait

antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

Generalization (menarik kesimpulan)

COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI) Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Manfaat kontrol

diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.

Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi : Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik

(husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait

Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.

Bertanya atas presentasi tentang materi Manfaat kontrol diri

Page 213: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

3 . Pertemuan Ketiga (3 x 45 Menit)

(mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS) Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam

kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi : Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik

(husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait

Menjawab pertanyaan tentang materi Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.

Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang akan selesai dipelajari

Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

Catatan : Selama pembelajaran Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan

Kegiatan Penutup (15 Menit)

Peserta didik : Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point

penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang baru dilakukan.

Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah)

Page 214: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

3 . Pertemuan Ketiga (3 x 45 Menit)

sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang baru diselesaikan.

Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.

Guru : Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi

pelajaran Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait.

Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait.

Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Manfaat kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzhan) dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

4 . Pertemuan Keempat (3 x 45 Menit)

Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)

Guru : Orientasi Melakukan pembukaan dengan salam pembuka, memanjatkan syukur kepada

Tuhan YME dan berdoa untuk memulai pembelajaran Memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan

pembelajaran. Aperpepsi Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan

pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya Mengingatkan kembali materi prasyarat dengan bertanya. Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitannya dengan pelajaran yang akan

dilakukan. Motivasi Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran yang akan

dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Apabila materitema/projek ini kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh ini

dikuasai dengan baik, maka peserta didik diharapkan dapat menjelaskan tentang materi : Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs),

prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait

Menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang berlangsung Mengajukan pertanyaan

Pemberian Acuan

Page 215: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

4 . Pertemuan Keempat (3 x 45 Menit)

Memberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas pada pertemuan saat itu. Memberitahukan tentang kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan KKM

pada pertemuan yang berlangsung Pembagian kelompok belajar Menjelaskan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan langkah-

langkah pembelajaran.

Kegiatan Inti ( 105 Menit )

Sintak Model Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Stimulation (stimullasi/ pemberian rangsangan)

KEGIATAN LITERASI Peserta didik diberi motivasi atau rangsangan untuk memusatkan perhatian pada topik materi Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait dengan cara : Melihat (tanpa atau dengan Alat)

Menayangkan gambar/foto/video yang relevan. Mengamati Lembar kerja materi Kaitan antara kualitas keimanan

dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait.

Pemberian contoh-contoh materi Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait untuk dapat dikembangkan peserta didik, dari media interaktif, dsb

Membaca. Kegiatan literasi ini dilakukan di rumah dan di sekolah dengan membaca materi dari buku paket atau buku-buku penunjang lain, dari internet/materi yang berhubungan dengan Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait.

Menulis Menulis rangkuman dari hasil pengamatan dan bacaan terkait Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait.

Mendengar Pemberian materi Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-

Page 216: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

4 . Pertemuan Keempat (3 x 45 Menit)

Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait oleh guru. Menyimak

Penjelasan pengantar kegiatan secara garis besar/global tentang materi pelajaran mengenai materi : Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri

(mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait

untuk melatih rasa syukur, kesungguhan dan kedisiplinan, ketelitian, mencari informasi.

Problem statemen (pertanyaan/ identifikasi masalah)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) Guru memberikan kesempatan pada peserta didik untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan dengan gambar yang disajikan dan akan dijawab melalui kegiatan belajar, contohnya : Mengajukan pertanyaan tentang materi : Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri

(mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait

yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik) untuk mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Data collection (pengumpulan data)

KEGIATAN LITERASI Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk menjawab pertanyan yang telah diidentifikasi melalui kegiatan: Mengamati obyek/kejadian

Mengamati dengan seksama materi Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang sedang dipelajari dalam bentuk gambar/video/slide presentasi yang disajikan dan mencoba menginterprestasikannya.

Membaca sumber lain selain buku teks Secara disiplin melakukan kegiatan literasi dengan mencari dan membaca berbagai referensi dari berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan pemahaman tentang materi Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang sedang dipelajari.

Page 217: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

4 . Pertemuan Keempat (3 x 45 Menit)

Aktivitas Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang sedang dipelajari.

Wawancara/tanya jawab dengan nara sumber Mengajukan pertanyaan berkaiatan dengan materi Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang telah disusun dalam daftar pertanyaan kepada guru.

COLLABORATION (KERJASAMA) Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok untuk:

Mendiskusikan Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket mengenai materi Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait.

Mengumpulkan informasi Mencatat semua informasi tentang materi Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang telah diperoleh pada buku catatan dengan tulisan yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Mempresentasikan ulang Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan materi dengan rasa percaya diri Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait sesuai dengan pemahamannya.

Saling tukar informasi tentang materi : Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri

(mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang

Page 218: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

4 . Pertemuan Keempat (3 x 45 Menit)

dapat dijadikan sebagai bahan diskusi kelompok kemudian, dengan menggunakan metode ilmiah yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar kerja yang disediakan dengan cermat untuk mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Data processing (pengolahan Data)

COLLABORATION (KERJASAMA) dan CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi mengolah data hasil pengamatan dengan cara : Berdiskusi tentang data dari Materi : Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri

(mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait

Mengolah informasi dari materi Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang sudah dikumpulkan dari hasil kegiatan/pertemuan sebelumnya mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan pada lembar kerja.

Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai materi Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait.

Verification (pembuktian)

CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIK) Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi hasil pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber melalui kegiatan : Menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada

pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam membuktikan tentang materi : Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri

(mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait

antara lain dengan : Peserta didik dan guru secara bersama-

Page 219: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

4 . Pertemuan Keempat (3 x 45 Menit)

sama membahas jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik.

Generalization (menarik kesimpulan)

COMMUNICATION (BERKOMUNIKASI) Peserta didik berdiskusi untuk menyimpulkan Menyampaikan hasil diskusi tentang materi Kaitan antara

kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait berupa kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya untuk mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan sopan.

Mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal tentang materi : Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri

(mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait

Mengemukakan pendapat atas presentasi yang dilakukan tentanag materi Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait dan ditanggapi oleh kelompok yang mempresentasikan.

Bertanya atas presentasi tentang materi Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang dilakukan dan peserta didik lain diberi kesempatan untuk menjawabnya.

CREATIVITY (KREATIVITAS) Menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul dalam

kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan berupa : Laporan hasil pengamatan secara tertulis tentang materi : Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri

(mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait

Menjawab pertanyaan tentang materi Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau lembar kerja yang telah disediakan.

Bertanya tentang hal yang belum dipahami, atau guru

Page 220: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

4 . Pertemuan Keempat (3 x 45 Menit)

melemparkan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang akan selesai dipelajari

Menyelesaikan uji kompetensi untuk materi Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang terdapat pada buku pegangan peserta didik atau pada lembar lerja yang telah disediakan secara individu untuk mengecek penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.

Catatan : Selama pembelajaran Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang meliputi sikap: nasionalisme, disiplin, rasa percaya diri, berperilaku jujur, tangguh menghadapi masalah tanggungjawab, rasa ingin tahu, peduli lingkungan

Kegiatan Penutup (15 Menit)

Peserta didik : Membuat resume (CREATIVITY) dengan bimbingan guru tentang point-point

penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang baru dilakukan.

Mengagendakan pekerjaan rumah untuk materi pelajaran Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait yang baru diselesaikan.

Mengagendakan materi atau tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja yang harus mempelajarai pada pertemuan berikutnya di luar jam sekolah atau dirumah.

Guru : Memeriksa pekerjaan siswa yang selesai langsung diperiksa untuk materi

pelajaran Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait.

Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi paraf serta diberi nomor urut peringkat, untuk penilaian tugas projek/produk/portofolio/unjuk kerja pada materi pelajaran Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta hadis terkait.

Memberikan penghargaan untuk materi pelajaran Kaitan antara kualitas keimanan dengan kontrol diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta

Page 221: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

4 . Pertemuan Keempat (3 x 45 Menit)

hadis terkait kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.

I. Penilaian Hasil Pembelajaran

1. Penilaian Skala Sikap

Berilah tanda “centang” (√) yang sesuai dengan kebiasaan kamu terhadap pernyataan-

pernyataan yang tersedia!

No Pernyataan

Kebiasaan

Selalu Sering Jarang Tidak

Pernah

Skor 4 Skor 3 Skor 2 Skor 1

1 Saat ada bisikan hawa nafsu untuk berbuat maksiat, saya segera membaca ta’awu.

2 Saya puasa Senin-Kamis untuk mengendalikan diri dan mendekatkan diri kepada Allah Swt.

3 Saya meminta maaf kepada teman jika saya bersalah.

4 Saya mudah memaafkan kesalahan teman.

5 Saya optimis mampu meraih citacita.

6 Saya membaca istighfar ketika melakukan kesalahan.

7 Saya bertutur kata lemah lembut kepada teman.

8 Saat berjumpa teman, saya menyapa dengan ramah.

9 Saya menghormati perbedaan pendapat.

10 Saya menjaga persaudaraan dengan sesama mukmin.

Nilai akhir = Jumlah skor yang diperoleh peserta didik× 100

skor tertinggi 4

2. Penilaian “Membaca dengan Tartil”

Rubrik Pengamatannya sebagai berikut:

No. Nama Peserta Didik Aspek yang

dinilai Jumlah Skor

Nilai Ketuntasan

Tindak Lanjut

1 2 3 4 T TT R P

1

2

Dst Aspek yang dinilai : 1. Kelancaran Skor 25 → 100

2. Artinya Skor 25 → 100

3. Isi Skor 25 → 100

4. Dan lain-lain Skor dikembangkan

Skor maksimal…. 100

Page 222: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Rubrik penilaiannya adalah:

1) Kelancaran

a) Jika peserta didik dapat membaca Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-Hujurāt

sangat lancar, skor 100.

b) Jika peserta didik dapat membaca Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-Hujurāt

lancar, skor 75.

c) Jika peserta didik dapat membaca Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-Hujurāt

tidak lancar dan kurang sempurna, skor 50.

d) Jika peserta didik tidak dapat membaca Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-

Hujurāt, skor 25

2) Arti

a) Jika peserta didik dapat mengartikan Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-Hujurāt

dengan benar, skor 100.

b) Jika peserta didik dapat mengartikan Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-Hujurāt

dengan benar dan kurang sempurna, skor 75.

c) Jika peserta didik tidak benar mengartikan Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-

Hujurāt, skor 50.

d) Jika peserta didik tidak dapat mengartikan Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-

Hujurāt, skor 25.

3) Isi

a) Jika peserta didik dapat menjelaskan Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-Hujurāt

dengan benar, skor 100.

b) Jika peserta didik dapat menjelaskan Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-Hujurāt

dengan mendekati benar, skor 75.

c) Jika peserta didik dapat menjelaskan Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-Hujurāt

dengan tidak benar, skor 50.

d) Jika peserta didik tidak dapat menjelaskan Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-

Hujurāt, skor 25.

4) Dan Lain-lain

Guru dapat mengembangkan skor tersebut jika ditemui kriteria penilaian lain

berdasarkan bentuk perilaku peserta didik pada situasi dan kondisi yang berkembang

3. Penilaian Diskusi

Peserta didik berdiskusi tentang memahami makna Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-

Hujurāt.

Aspek dan rubrik penilaian:

1) Kejelasan dan ke dalaman informasi

(a) Jika kelompok tersebut dapat memberikan kejelasan dan ke dalaman informasi

lengkap dan sempurna, skor 100.

(b) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan ke dalaman informasi

lengkap dan kurang sempurna, skor 75.

(c) Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan ke dalaman informasi

kurang lengkap, skor 50.

(d) Jika kelompok tersebut tidak dapat memberikan penjelasan dan ke dalaman

informasi, skor 25.

Contoh Tabel:

No. Nama Peserta

didik

Aspek yang Dinilai Jumlah

Skor Nilai

Ketuntasan

Tindak Lanjut

Kejelasan dan Kedalaman

T TT R R

Page 223: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Informasi

1

Dst.

2) Keaktifan dalam diskusi

(a) Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 100.

(b) Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 75.

(c) Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 50.

(d) Jika kelompok tersebut tidak aktif dalam diskusi, skor 25.

Contoh Tabel:

No. Nama Peserta

didik

Aspek yang Dinilai Jumlah

Skor Nilai

Ketuntasan

Tindak Lanjut

Keaktifan dalam Diskusi

T TT R R

1

Dst.

3) Kejelasan dan kerapian presentasi/ resume

(a) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan/resume dengan sangat jelas dan

rapi, skor 100.

(b) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan/resume dengan jelas dan rapi,

skor 75.

(c) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan/resume dengan sangat jelas dan

kurang rapi, skor 50.

(d) Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan/resume dengan kurang jelas dan

tidak rapi, skor 25.

Contoh Tabel:

No. Nama Peserta

didik

Aspek yang Dinilai Jumlah

Skor Nilai

Ketuntasan

Tindak Lanjut

Kejelasan dan Kerapian

Presentasi T TT R R

1

Dst.

4. Pengayaan

Dalam kegiatan pembelajaran membaca dengan tartil, memahami dan menerapkan

perilaku mulia Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-Hujurāt /49:10 tentang kontrol diri,

berprasangka baik, dan persaudaraan, bagi peserta didik yang sudah menguasai materi

dengan baik, peserta didik dapat melanjutkan proses pengayaan yang telah disiapkan oleh

guru berupa tugas-tugas atau pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan bacaan ayat-

ayat al-Qur‟ān dan hadis atau model- model pengembangan lainnya, khususnya yang

terkait dengan bahan kajian, penugasan, dan soal-soal yang bersumber dari

pengembangan materi.

Tugas guru berikutnya adalah, mencatat dan memberikan tambahan nilai bagi peserta

didik yang berhasil dalam pengayaan. Penilaian pada pengayaan ini, sebagai rangkaian

proses pembelajaran yang menggambarkan tingkat keberhasilan pembelajaran dan

sekaligus kualitas pengajaran yang mengacu kepada perkembangan penerapan perilaku

mulia berdasarkan Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-Hujurāt /49:10. Dalam hal ini, guru

dapat melakukan penilaian pada berbagai macam bentuk, kemudian guru mencatat dan

memberikan tambahan nilai bagi peserta didik yang berhasil dalam proses pengayaan.

Page 224: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

5. Remedial

Bagi peserta didik yang belum menguasai materi membaca dan menghafal dengan tartil

Q.S. al-Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-Hujurāt /49:10 guru menjelaskan kembali materi

tentang pemahaman dan penerapan perilaku “Mempertahankan Kejujuran sebagai Cermin

Kepribadian” tersebut, dan melakukan penilaian kembali (lihat poin 6) dengan soal yang

sejenis atau setara.

Remedial dilaksanakan pada waktu dan hari tertentu yang disesuaikan, seperti: boleh

pada saat pembelajaran apabila masih ada waktu atau diluar jam pelajaran, pada

umumnya 30 menit setelah pulang sekolah.

Usahakan guru dapat menjelaskan dan menekankan kembali materi tentang penerapan

perilaku kontrol diri, berprasangka baik, dan persaudaraan berdasarkan, Q.S. al-

Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-Hujurāt /49:10 dan melakukan penilaian kembali dengan soal

yang sejenis (yang telah diujikan) atau yang dikembangkan dan setara bobotnya, sesuai

dengan situasi yang berkembang.

6. Interaksi Guru dengan Orang Tua

Interaksi guru dengan orang tua perlu dilakukan, salah satunya adalah, guru meminta

peserta didik memperlihatkan kolom “Membaca dengan Tartil” dalam buku teks peserta

didik kepada orang tuanya dengan memberikan komentar dan paraf.

Dapat juga dengan mengunakan bukupenghubung kepada orang tua tentang perubahan

perilaku peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran atau berkomunikasi

langsung, dengan pernyataan tertulis atau lewat telepon tentang perkembangan

kemampuan membaca, menghafal, dan memahami peserta didik, terkait dengan materi

memahami kajian meniti hidup dengan kemuliaan, berdasarkan, Q.S. al-Hujurāt/49:12

dan Q.S. al-Hujurāt /49:10.

Untuk mengetahui keberhasilan peserta didik dalam pengamalan agamanya, khususnya

penerapan perilaku kontrol diri, prasangka baik dan persaudaraan, melalui pemahaman,

meniti hidup dengan kemuliaan, berdasarkan, Q.S. al- Hujurāt/49:12 dan Q.S. al-Hujurāt

/49:10 guru dapat melakukannya berdasarkan tugas-tugas dari beragam aktivitas yang

diminta kepada peserta didik untuk menanggapi, melakukan, dan menyelesaikan tugas,

yang berada pada setiap kajian, kemudian orang tuanya turut memberikan komentar dan

paraf.

Guru dapat mengembangkannya dengan memfasilitasi peserta didik untuk

memperhatikan kolom “Menerapkan Perilaku Mulia”. Kemudian, guru mengarahkan dan

membimbing peserta didik untuk memberikan tanda (√) pada kolom „selalu‟, „sering‟,

„jarang‟ atau „sudah menerapkannya dengan baik‟, „kadang-kadang menerapkannya,

„akan menerapkannya‟, dll. (guru dapat mengembangkannya berdasarkan situasi dan

kondisi) dalam buku teks peserta didik kepada orang tuanya dengan memberikan

komentar dan paraf, tentang kontrol diri (mujāhadah an-nafs), prasangka baik

(husnużżan), dan persaudaraan (ukhuwwah)

……….............……..,... Juli 20...

Mengetahui

Kepala Sekolah …………. Guru Mata Pelajaran

……………………………………

………………………

…………….

NIP/NRK. NIP/NRK.

Page 225: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

Catatan Kepala Sekolah

............................................................................................................................. ...................

....................

................................................................................................................................................

....................

............................................................................................................................. ...................

....................

............................................................................................................................. ...................

....................

................................................................................................................................................

............

Page 226: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

LAMPIRAN IX

BUKTI KONSULTASI SKRIPSI

Page 227: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang
Page 228: INTERNALISASI SIKAP TOLERANSI MELALUI PEMBELAJARAN ...etheses.uin-malang.ac.id/14413/1/14110146.pdfpendidikan agama islam di sekolah menengah atas laboratorium universitas negeri malang

BIODATA MAHASISWA

Nama Lengkap : Imam Baihaqi

NIM : 14110146

Tempat, Tanggal Lahir : Sidoarjo, 19 Juni 1996

Fakultas/Jurusan : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruaan/Pendidikan Agama Islam

Tahun Masuk : 2014

Alamat Rumah : Dusun Kendal RT 25 RW 03 Desa

Bakungpringgodani, Kec. Balongbendo, Kab.

Sidoarjo, Jawa Timur

No. Tlp/Hp : 085732744935

Email : [email protected]