interferensi gramatikal dalam komunikasi...

129
i INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI NONFORMALMAHASISWAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA TAHUN AKADEMIK 2013/ 2014 UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Oleh: NataliaKartikaPurnasari 131224024 PROGRAM STUDIPENDIDIKANBAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 14-Feb-2020

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

i

INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI

NONFORMALMAHASISWAPROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

SASTRA INDONESIA TAHUN AKADEMIK 2013/ 2014

UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

NataliaKartikaPurnasari

131224024

PROGRAM STUDIPENDIDIKANBAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

iv

MOTTO

HIDUP INI HANYA SEKALI, JADILAH PRIBADI YANG BEGITU BERARTI

(Natalia Kartika Purnasari)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur serta ucapan terima kasih kepada Tuhan Yang

Maha Esa, skripsi ini saya persembahkan kepada kedua orang tua saya yang saya

cintai dan banggakan. Untuk kedua orang tua sayaStefanus Sutriyono dan A.A.

Endang Cahyawati Ningsih yang selalu setia mendampingi saya dikala putus asa,

memberikan yang terbaik untuk mendukung saya selama saya menempuh

pendidikan, memberikan saya semangat dalam berkegiatan baik akademik

maupun nonakademik, mereka yang selalu mendoakan saya supaya saya selalu

semangat dalam segala hal. Untuk kedua kakak sayaRomualdus Bimantara Yoga

Pradana dan Yacinta Astri Dwi Puspitasari yang selalu memberikan motivasi

kepada saya selama saya menempuh pendidikan. Kepada teman-teman PSM

Cantus Firmus saya yang selalu setia mengingatkan saya untuk segera

menyelesaikan skripsi, dan memberikan semangat dikala saya mulai merasa putus

asa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

viii

ABSTRAK

Purnasari, Natalia Kartika. 2018. Interferensi GramatikaldalamKomunikasi

Nonformal Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia Tahun Akademik 2013/ 2014UniversitasSanata

DharmaYogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini menganalisis tentang interferensi gramatikal dalam komunikasi non-

formal mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Sastra Indonesiatahunakademik

2013/ 2014. Penelitian ini memiliki empat rumusan masalah yang pertama adalah

bagaimana bentuk interferensi gramatikal dalam wujudfrasa. Kedua, bagaimana

bentuk interferensi gramatikal dalam wujud klausa. Ketiga, bagaimana bentuk

interferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang

menyebabkan terjadinya interferensi gramatikal. Tujuan dari penelitian ini yang

pertama adalah mendeskripsikan bentuk interferensi gramatikal yang berwujud

frasa, lalu mendeskripsikan interferensi gramatikal yangberwujud klausa, dan yang

terakhir mendeskripsikan interferensi gamatikal yang berwujudkalimat dan faktor

apa saja yang menyebabkan terjadinya interferensi gramatikal.

Peneliti menggunakan teknik wawancara, rekam dan catat untuk

mengumpulkan data. Data diambil selama bulan Agustus tahun 2017. Instrumen

dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri. Data dianalisis dengan tahapan (1)

mengidentifikasi data, (2) klasifikasi data, (3) menginterpretasi makna, (4)

mendeskripsikan hasil analisis data.

Dari hasil analisis dan pembahasan ditemukan interferensi gramatikal

dalam bentuk frasa, klausa dan kalimat, serta faktor penyebab terjadinya

interferensi. Peneliti menemukan 31 frasa yang mengalami interferensi, frasa

tersebut terbagi dalam wujudfrasa verbal dan frasa preposisional. Dalam klausa

terdapat 2 klausa adjectival dengan wujud superlatif yang berlebihan. Dalam

kalimat terdapat 3 kalimat luas menggunakan struktur bahasa asing, 9 kesalahan

penggunaan konjungsi dalam kalimat majemuk setara dan 22 kalimat luas yang

menggunakan bahasa daerah (Jawa). Peneliti juga menemukan faktor penyebab

interferensi gramatikal. Faktor yang pertama adalah kedwibahasaan para

mahasiswa dan terbawanya kebiasaan dalam bahasa Ibu.

Kata Kunci: interferensi gramatikal, frasa, klausa, kalimat, faktor penyebab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

ix

ABSTRACT

Purnasari, Natalia Kartika. 2018. Grammatical Interferences in NonFormal

Communication Between The Students of Indonesian Language

Education and Literature Study Program Academic Years 2013/

2014.Thesis. Yogyakarta: Indonesia Language Literary Education

Study Program, Department of Language Education and Arts, Faculty

of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University.

This research analyzes the grammatical interferences in non-formal

communication between the students of Indonesian Language Education and

Literature Study Program Academic Years 2013/ 2014. It has four main

research problems. The first research problem is what are the types of

grammatical interferences in phrase form? The second research problem is what

are the types of grammatical interferences in clause form? The fourth research

problem is what are the types of grammatical interferences in sentence form? And

the last reaseacrh problem is what are the factors that cause grammatical

interferensce in the communication between the students of Indonesian Language

Education and Literature Study Program Academic Years 2013/ 2014. The goal

of the research are describing the types interference grammatical in phrase form,

describing the types interference grammatical in claus form, describing the types

interference grammatical in sentence form, describing the factors that cause

grammatical interferensce in the communication between the students of

Indonesian Language Education and Literature Study Program Academic Years

2013/ 2014.

The researcher uses interviews, recording and note taking method to

gather the data. The data was taken during the mounth of August 2017. The

instrument of this study was the researcher her self. The researcher used four

stages of analyzing. Those are data identification, data clarification, data

interpretation, and the description of analyzing data result.

From the result of the analysis and the discussion the researcher found the

grammatical interferences in the form of phrase, clause and sentence, and the

factors that caused the grammatical interference. The researcher found 31

phrases which changed into grammatical interferences. 15 phrases are verbal

phrase, and 16 phrases are prepositional phrase. In the clause form they were

two adjectival clauses with exaggerated superlative form. In the sentence form

there are three expanded sentences using native structure, nine equivalen

compound sentences which are error in conjunction using, and twenty two

expanded sentences using Javanese Language. Reseacher also found four factors

wich caused grammatical interferense. The first factor is billingulism. Tha the

second factor is innate habits of using mother tongue.

Keywords: grammatical interference, phrase, clause, sentence, factors wich

caused grammatical interferense

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

dan bimbingan-Nya sampai saat ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Peneliti menyadari bahwa selama proses penulian skripsi ini tidak lepas dari

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak dalam bentuk apapun. Oleh karena itu

peneliti ini mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang telah berbaik hati melimpahkan

berkat-Nya sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini dengan

baik.

2. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Ibu Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

4. Bapak Prof. Dr. Pranowo,M.Pd., selaku dosen pembimbing utama yang

telah bersedia dengan sabar membimbing dan mendampingi peneliti dalam

proses penulisan skripsi. Terima kasih peneliti ucapkan atas segala waktu,

tenaga, pikiran, serta gagasan baru yang senantiasa diberikan demi

kemajuan peneliti. Peneliti meminta maaf apabila selama berproses

banyak melakukan kesalahan baik sengaja maupun yang tidak disengaja.

5. Ibu Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Dosen Pembimbing

Akademik

6. Seluruh dosen, staf dan karyawan Program Studi Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma yang telah membantu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

xi

memberikan kelancaran dalam proses perkuliahan dan senantiasa

memberikan banyak pelajaran dan pengalaman selama masa belajar di

Program Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.

7. Stefanus Sutriyono dan A.A. Endang Cahyawati Ningsih selaku orangtua

peneliti. Terima kasih karena selalu mendukung peneliti selama proses

belajar. Tidak pernah lelah memberikan semangat dan dukungan dalam

bentuk apa pun.

8. Romualdus Bimantara Yoga Pradana dan Yacinta Astri Dwi Puspitasari

selaku kakak peneliti yang selalu membimbing peneliti selama proses

belajar. Tidak pernah berhenti mengingatkan peneliti untuk selalu

berusaha. Selaku memberikan motivasi bagi peneliti untuk selalu

semangat dalam belajar.

9. Sahabat terbaik yang dengan setia memberikan dukungan, semangat, serta

kebahagiaan dikala peneliti putus asa dan merasa lelah.

10. Teman-teman PSM Cantus Firmus yang selalu memberikan kesempatan

peneliti untuk bernyayi bersama dikala peneliti merasa bosan.

11. Pihak-pihak lain yang telah membantu dengan cara masing-masing sejak

awal peneliti menyusun skripsi hingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

HALAMAN MOTTO .................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...... vii

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .................................................. viii

ABSTRAK .................................................................................................... ix

ABSTRACT .................................................................................................. x

KATA PENGANTAR .................................................................................. xi

DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................................... 5

1.4 Batasan Istilah .......................................................................................... 6

1.5 Sistematika Penulisan .............................................................................. 8

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian yang Relevan ........................................................................... 9

2.2 Landasan Teori ....................................................................................... 13

2.2.1 Bahasa Baku ............................................................................. 13

2.2.2 Sosiolinguistik ............................................................................. 14

2.2.3 Bilingualisme ............................................................................... 16

2.2.4 Campur Kode ............................................................................... 17

2.3 Hakikat Interferensi ............................................................................... 18

2.4 Frasa .................................................................................................... 25

2.5 Klausa ................................................................................................... 27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

xiv

2.6 Kalimat .................................................................................................. 30

2.7 Faktor Penyebab Interferensi ................................................................ 32

2.8 Peristiwa Tutur ...................................................................................... 36

2.9 Kerangka Berfikir.................................................................................. 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................... 40

3.2 Sumber Data dan Data .......................................................................... 41

3.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 41

3.3.1 Wawancara ................................................................................ 42

3.3.2 Teknik Rekam ........................................................................... 42

3.3.3 Teknik Catat .............................................................................. 42

3.4 Instrumen Penelitian.............................................................................. 42

3.5 Teknik Analisis Data ............................................................................. 43

3.6 Keabsahan Data .................................................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data ....................................................................................... 47

4.2 Hasil Analisis ........................................................................................ 48

4.2.1 Interferensi dalam Wujud Frasa ................................................... 49

4.2.2 Interferensi dalam Wujud Klausa................................................. 55

4.2.3 Interferensi dalam Wujud Kalimat ............................................... 56

4.2.4 Faktor Penyebab Interferensi ....................................................... 60

4.3 Pembahasan .......................................................................................... 62

4.3.1 Interferensi Gramatikal dalam Wujud Frasa ................................ 65

4.3.2Interferensi Gramatikal dalam Wujud Klausa............................... 67

4.3.3 Interferensi Gramatikal dalam Wujud Kalimat ............................ 67

4.4.4 Faktor Penyebab Interferensi ....................................................... 68

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ............................................................................................... 70

5.2 Saran ...................................................................................................... 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

xv

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 72

BIODATA PENULIS ............................................................................... 75

LAMPIRAN ............................................................................................... 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa adalah alat komunikasi manusia. Selain untuk berkomunikasi dengan

masyarakat, bahasa juga digunakan sebagai bahasa pengantar dalam dunia

pendidikan. Dewasa ini keberadaan Bahasa Indonesia semakin memprihatinkan.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, namun

penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar masih kurang diperhatikan.

Banyak dari mereka yang menganggap bahwa yang terpenting informasi yang

disampaikan dapat dipahami dan tersampaikan dengan baik, tanpa menghiraukan

faktor-faktor lain di luar bahasa. Namun seperti yang kita ketahui bahwa

berbahasa Indonesia secara baik dan benar adalah berbahasa Indonesia sesuai

dengan suasana atau situasinya dan konteks pemakaiannya.

Situasi kebahasaan di Indonesia bisa dikatakan bahwa sebagian besar bahasa

pertama yang didapat atau dikuasai adalah bahasa daerah (bahasa pertama) lalu

selanjutnya adalah bahasa kedua (bahasa Indonesia). Keadaan itu dilatarbelakangi

oleh keadaan kebahasaan di Indonesia sendiri sebagai negara multilingual.

Indonesia merupakan negara yang sangat luas. Kaya akan pulau, suku, budaya,

bahasa dan adat-istiadat. Oleh karena itu tidak dipungkiri bahwa di Indonesia

banyak sekali macam bahasa daerah. Masyarakat Indonesiapun tidak jarang

menggunakan dua bahasa saat berkomunikasi. Bahasa Indonesia digunakan

sebagai bahasa Nasional dan bahasa daerah untuk berkomunikasi sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

2

Sebagai masyarakat yang bilingual atau bahkan multilingual, terkadang

mereka menggunakan kedua bahasa tersebut secara bersamaan. Situasi yang

seperti ini dapat memberikan pengaruh terhadap penggunaan bahasa dengan baik

dan benar. Pengaruh yang dapat dilihat adalah adanya sisipan kosakata bahasa

Indonesia ke dalam penggunaan bahasa daerah ataupun sebaliknya. Bahasa

Indonesia didapat melalui proses belajar di lembaga pendidikan yang

menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantarnya. Selain itu

penguasaan bahasa juga dapat diperoleh melalui proses pembelajaran bahasa.

Dengan kata lain bahasa pertama merupakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia

sebagai bahasa kedua (Nababan, 1986: 10).

Weinreich (dalam Chaer dan Agustina, 2010: 210), menyebutkan

interferensi adalah perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya

persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh

penutur yang bilingual. Chaer dan Agustina (2004:120), menyatakan dalam

peristiwa interferensi digunakannya unsur-unsur bahasa lain dalam menggunakan

suatu bahasa, yang dianggap sebagai suatu kesalahan karena menyimpang dari

kaidah atau aturan bahasa yang digunakan.Interferensi disebabkan terbawanya

kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa atau dialek ibu ke dalam bahasa atau dialek

kedua (Alwasilah, 1985:131).

Dengan kemampuan multibahasa yang mereka kuasai, tidak dapat

dipungkiri bahwa hal itulah yang mempengaruhi cara mereka dalam

berkomunikasi. Para mahasiswa sering mencampur berbagaia bahasa yag mereka

kuasai, hal itu disebabkan oleh latar belakang yang dimiliki oleh para mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

3

berbeda-beda, mulai dari suku budaya hingga bahasa daerah masing-masing serta

penguasaan terhadap bahasa asing.

Kejadian seperti inilah yang akan membuat terjadinya interferensi bahasa

dalam berkomunikasi. Beberapa unsur interferensi yang sering terjadi dalam

komunikasi berupa fonologis (bunyi), unsur leksikal, unsur gramatikal dan unsur

semantis. Dalam situasi berkomunikasi yang seperti itu, tentu saja bahasa

pertama dan bahasa kedua saling mempengaruhi. Pengaruh yang diberikan bisa

menghambat proses komunikasi ataupun memperlancar proses komunikasi.

Perbedaan struktur antara bahasa pertama dengan bahasa kedua juga

mempengaruhi proses komunikasi. Hal ini membuat sering terjadinya kesilapan

dalam penggunaan bahasa saat berkomunikasi dan inilah yang biasa disebut

dengan interferensi. Interferensi yang biasa terjadi pada kalangan mahasiswa

Program Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia tahun akademik 2013/

2014Universitas Sanata Dharmaadalah interferensi gramatikal. Interferensi

gramatikal yang terjadi antara lain dalam bidang morfologis dan sintaksis.

Adanya interferensi bahasa yang terjadi di kalangan mahasiswa Program

Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesiatahun akademik 2013/ 2014, peneliti

tertarik untuk meneliti interferensi gramatikal seperti apa saja yang terjadi di

kalangan mahasiswa tersebut. Mengingat bahasa Indonesia merupakan bahasa

pengantar dalam dunia pendidikan di Indonesia.Interferensi gramatikal adalah

penyimpangan bahasa yang terjadi apabila dwibahasawan mengidentifikasikan

morfem, kelas morfem, atau hubungan ketatabahasaan pada sistem bahasa

pertama dan menggunakannya dalam tuturan bahasa kedua, dan demikian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

4

sebaliknya (Aslinda dan Leny,2007:74).Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

interferensi gramatikal secara sintaksis dalamdalam bentuk frasa, klausa serta

kalimat. Selain itu penelitian ini dilakukan juga untuk mengetahui faktor apa saja

yang menjdi penyebab terjadinya interferensi dalam komunikasi nonformal para

mahasiswa, sehingga mampu memperbaiki pemakaian bahasa Indonesia dengan

baik dan benar.

Data yang akan digunakan, diperoleh dari mahasiswa Program Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Pemilihan objek berdasarkan

ketertarikan peneliti, karena mengingat mereka adalah mahasiswa Program

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, yang sebaiknya memiliki keterampilan

berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas disusun rumusan masalah utama yaitu

interferensi gramatikal dalam bidang Sintaksis yang terjadi dalam situasi non

formal mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiatahun akademik 2013/

2014.

Dengan rumusan masalah utama tersebut kemudian disusun sub masalah

sebagai berikut,

1. Apa saja wujud interferensi frasa dalam komunikasi nonformal mahasiswa

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata

Dharmatahun akademik 2013/ 2014Yogyakarta?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

5

2. Apa saja wujud interferensi klausa dalam komunikasi nonformal

mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesiatahun

akademik 2013/ 2014Universitas Sanata DharmaYogyakarta?

3. Apa saja wujud interferensi kalimat dalam komunikasi nonformal

mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia tahun

akademik 2013/ 2014Universitas Sanata DharmaYogyakarta?

4. Apa sajakah faktor yang menyebabkan terjadinya interferensi gramatikal

dalam komunikasi nonformal mahasiswa Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia tahun akademik 2013/ 2014Universitas Sanata

DharmaYogyakarta?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini dipaparkan

sebagai berikut,

1. Mendeskripsikan wujudinterferensi frasa dalam komunikasi nonformal

mahasiswa Program StudiPendidikan Bahasa Sastra Indonesia tahun

akademik 2013/ 2014Universitas Sanata DharmaYogyakarta.

2. Mendeskripsikanwujudinterferensi klausa dalam komunikasi nonformal

mahasiswa Program StudiPendidikan Bahasa Sastra Indonesia tahun

akademik 2013/ 2014Universitas Sanata DharmaYogyakarta.

3. Mendeskripsikanwujudinterferensi kalimat dalam komunikasi nonformal

mahasiswa Program StudiPendidikan Bahasa Sastra Indonesia tahun

akademik 2013/ 2014Universitas Sanata DharmaYogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

6

4. Mendeskripsikan faktor penyebab terjadinya interferensi gramatikal dalam

komunikasi nonformal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia tahun akademik 2013/ 2014Universitas Sanata

DharmaYogyakarta.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap

pengembangan ilmu bahasa dalam bidang sintaksis. Perkembangan tersebut terkait

dengan interferensi bahasa secara gramatikal yang terjadi pada kalangan

mahasiswa.

2. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadisalah satu acuan yang sangat

bermanfaat untuk berbagai kepentingan, khususnya dalam bidang sintaksis, baik

bagi para peneliti ataupun para pembaca. Bagi para peneliti, penelitian ini dapat

menambah dan memperluas pengetahuan mengenai interferensi bahasa dalam

bidang sintaksis.

1.5 Batasan Istilah

Peneliti akan membatasi beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian

ini. Istilah-istilah yang akan digunakan adalah sebagai berikut :

1. Interferensi

Weinreich (dalam Chaer dan Agustina, 2010: 210), menyebutkan

interferensi adalah perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

7

adanya persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang

dilakukan oleh penutur yang bilingual.

2. Interferensi gramatikal

Interferensi gramatikaladalah penyimpangan bahasa yang terjadi apabila

dwibahasawan mengidentifikasikan morfem, kelas morfem, atau hubungan

ketatabahasaan pada sistem bahasa pertama dan menggunakannya dalam

tuturan bahasa kedua, dan demikian sebaliknya (Aslinda dan

Leny,2007:74).

3. Frasa

Frasa adalah satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih yang

tidak mengandung unsur predikasi.Frasa adalah suatu konstruksi yag

terdiri dari dua kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan. Kesatuan

tersebut dapat membentuk suatu makna baru yag sebelumnya tidak ada.

4. Klausa

Klausa merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih

yang mengandung unsur predikasi.Klausa merupakan suatu konstruksi

yang sekurang-kurangnya terdiri atas dua kata yang mengandung

hubungan fungsional subjek-predikat, dan secara fakultatif dapat diperluas

dengan beberapa fungsi lain seperti objek dan keterangan-keterangan lain

(Keraf, 1991: 181).

5. Kalimat

Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan ataupun

tulisan yang mengungkapkan pikiran utuh (Alwi dkk., 2003: 311).Kalimat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

8

dapat dirumuskan sebagai konstruksi sintaksis terbesar yang terdiri atas

dua kata atau lebih.

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini terdapat lima bab yang akan dipaparkan sebagai

berikut.Bab I yang memaparkan latar belakang penelitian, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah dan sistematika penyajian.

Bab II memaparkan kajian teori terdahulu yang relevan, kajian teori yang

mendukung data-data penelitian seperti sosiolinguistik, interferensi, dan

kedwibahasaan. Bab III memaparkan tentang jenis penelitian, sumber data dan

data, metode dan teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis data dan

keabsahan data. Bab IV memaparkan deskripsi data, hasil analisis dan

pembahasan. Bab V memaparkan kesimpulan dan saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan diuraikan beberapahasil penelitian dan beberapa teori

sejenis yang relevan terkait dengan masalah penelitian. Teori dan hasil penelitian

yang sejenis akan digunakan sebagai landasan dan kerangka berfikir dalam

penelitian ini. Teori sejenis yang akan dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah

kedwibahasaan/ billingulisme dan interferensi.

2.1 Penelitian Relevan

Penelitian tentang interferensi gramatikal cukup banyak dipilih sebagai

salah satu kajian yang akan diteliti. Hal ini dapat dilihat dari tiga penelitian yang

akan digunakan oleh peneliti sebagai penelitian yang relevan. Penelitian tersebut

diantaranya adalah ”Interferensi Gramatikal Bahasa Indonesia Dalam Bahasa

Jawa Pada Karangan Narasi Siswa Kelas VII Smp Negeri I Mungkid Di

Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang” (Erfinta U‟ti Rokhimawati, 2013),

“Interferensi Morfologi Bahasa Jawa Ke Dalam Bahasa Indonesia Melalui

Kegiatan Diskusi Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III Sekolah

Dasar Negeri Tersan Gede 2, Salam” yang disusun oleh Bernadeta Pusporini

Prayogo (2012), dan yang terakhir adalah “Interferensi Fonologi, Morfologi, Dan

Leksikal Dalam Komunikasi Formal Mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Airlangga”oleh Annura Wulan Darini S (2013).

Penelitian pertama yang berjudul ”Interferensi Gramatikal Bahasa Indonesia

dalam Bahasa Jawa pada Karangan Narasi Siswa Kelas VII Smp Negeri I

Mungkid di Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang” yang disusun oleh Erfinta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

10

U‟ti Rokhimawati, pada tahun 2013. Penelitian tersebut bertujuan untuk

mendeskripsikan bentuk interferensi gramatikal bahasa Indonesia dalam bahasa

Jawa pada karangan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mungkid dan mendeskripsikan

faktor penyebab terjadinya interferensi gramatikal bahasa Indonesia dalam bahasa

Jawa pada karangan siswa kelas VII SMP Negeri 1 Mungkid. Penelitian tersebut

merupakan jenis penelitian deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan mengenai interferensi gramatikal bahasa Indonesia dalam bahasa

Jawa pada karangan narasi siswa kelas VII SMP Negeri I Mungkid, dapat diambil

kesimpulan bahwa interferensi morfologi bahasa Indonesia dalam bahasa Jawa

terdapat tiga tipe yaitu interferensi afiksasi. Interferensi afiksasi yaitu bentuk

penyimpangan yang terjadi karena penggunaan pola bahasa Indonesia dalam

bahasa Jawa. Interferensi afiksasi yang ditemukan dalam penelitian ini terdapat

dua tipe yaitu interfernsi afiksasi kata dasar bahasa Indonesia dilekati imbuhan

bahasa Jawa dan interferensi afiksasi kata dasar bahasa Jawa dilekati imbuhan

bahasa Indonesia. Interferensi sintaksis bahasa Indonesia dalam bahasa Jawa

terdapat dua tipe yaitu interferensi frase dan Interferensi pola kalimat. Faktor–

faktor yang mempengaruhi terjadinya interferensi gramatikal bahasa Indonesia

dalam bahasa Jawa, yaitu kedwibahasaan siswa dalam komunikasi sehari-hari baik

dengan keluarga, guru dan teman sekolah, terbatasnya kosakata siswa dalam

menggunakan bahasa Jawa dan menghilangnya kata-kata yang jarang digunakan.

Relevansi dari penelitian pertama dengan penelitian interferensi gramatikal

dalam komunikasi nonformal mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia angkatan 2013 adalah, sama-sama mengkaji tentang interferensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

11

gramatikal. Perbedaan antara penelitian pertama dengan penelitian Interferensi

Gramatikal dalam Komunikasi Nonformal Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia tahun akademik 2013/ 2014adalah penelitian pertama

mendeskripsikan interferensi gramatikal bahasa Indonesia dalam penggunaan

bahasa Jawa, sedangkan penelitian ini mengkaji tentang interferensi gramatikal

dalam penggunaan bahasa Indonesia.

Penelitian kedua berjudul “Interferensi Morfologi Bahasa Jawa Ke dalam

Bahasa Indonesia melalui Kegiatan Diskusi Pada Pembelajaran Bahasa

Indonesia Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri Tersan Gede 2, Salam” yang

disusun oleh Bernadeta Pusporini Prayogo(2012). Tujuan dari penelitian kedua ini

adalah menemukan jenis interferensi morfologi bahasa Jawa ke dalam bahasa

Indonesia melalui kegiatan diskusi pada pembelajaran bahasa Indonesia siswa

kelas III Sekolah Dasar Negeri Tersan Gede 2, Salam. Tujuan penelitian yang

kedua adalah mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya

interferensi morfologi bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia melalui kegiatan

diskusi pada pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri

Tersan gede 2, Salam. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskripsi.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Interferensi

Morfologi Bahasa Jawa ke dalam Bahasa Indonesia melalui Kegiatan Diskusi

Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri

Tersan Gede 2, Salamdapat diambil kesimpulan bahwa jenis interferensi

morfologi bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesoa melalui kegiatan diskusi pada

pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 2, Salam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

12

yaitu afiksasi, reduplikasi dan pemajemukan.Faktor yang menyebabkan terjadinya

interferensi morfologi bahasa Jawa ke dalam bahasa Indonesia melalui kegiatan

diskusi pada pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri

2, Salam yaitu faktor individu, faktor keluarga, lingkungan sekolah dan faktor

lingkungan masyarakat.

Relevansi dari penelitian kedua dengan penelitian ini adalah sama-sama

mengkaji tentang interferensi gramatikal. Yang membedakan adalah penelitian

kedua lebih berfokus pada bidang morfologi, sedangkan penelitian Interferensi

Gramatikal dalam Komunikasi Nonformal Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia tahun akademik 2013/ 2014lebih berfokus pada bidang

sintaksis.

Penelitian yang digunakan peneliti sebeagai acuan terakhir adalah penelitian

yang berjudul “Interferensi Fonologi, Morfologi, Dan Leksikal Dalam

Komunikasi Formal Mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Airlangga”Annura Wulan Darini S (2013).Beberapa faktor yang

memengaruhi terjadinya interferensi adalah faktor individu, faktor keluarga,

faktor lingkungan sekolah, dan faktor lingkungan masyarakat. Bentuk interferensi

fonologis. Beberapa bentuk interferensi dalam bidang fonologi terjadi dalam

berbagai macam bentuk seperti penghilangan fonem dan perubahan bunyi fonem.

Penelitian interferensi gramatikal yang akan dilakukan memiliki persamaan

dan perbedaan tema dengan penelitian yang dilakukan oleh Erfinta U‟ti

Rokhimawati, Bernadeta Pusporini Prayogo dan Annura Wulan Darini S.

Penelitian yang dilakukan sekarang relevan dengan penelitian terdahulu. Hasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

13

penelitian ini diharapkan dapat menambah penelitian tentang interferensi

kebahasaan.

2.2 Landasan teori

Peneliti akan memaparkan beberapa teori terkait dengan judul penelitian.

Materi tersebut akan digunakan sebagai pedoman dalam pengerjaan penelitian.

Beberapa teori yang digunakan peneliti antara lain: 1) bahasa baku, 2)

sosiolinguistik, 3) bilingualisme, 4) campur kode, 5) hakikat interferensi, 6)frasa,

7) klausa, 8) kalimat.

2.2.1 Bahasa Baku

Pada kaidah bahasa Indonesia terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku

dan bahasa tidak baku. Bahasa baku mencakup pemakaian sehari-hari pada bahasa

percakapan lisan maupun bahasa tulisan. Namun pada kenyataanya bahasa baku

lebih sering digunakan dalam situasi resmi. Bahasa baku lebih sering digunakan

pada lembaga pendidikan sebagai bahasa pengantar. Sementara itu dalam situasi

tidak resmi atau nonformal dalam kehidupan sehari-hari bahasa tidak baku

cenderung lebih sering digunakan.

Bahasa baku merupakan bahasa yang penggunaanya sesuai dengan kaidah

dan standar yang sudah ditentukan. Bahasa baku dalam bahasa Indonesia

merupakan bahasa yang penggunaanya sesuai dengan pedoman Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) dan EjaanBahasa Indonesia (EBI). Dalam

pemakaiannya bahasa baku biasa digunakan dalam situasi formal, seperti seminar,

rapat, dan lain sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

14

Secara umum, fungsi bahasa baku adalah sebagai berikut, 1) Pemersatu,

pemakaian bahasa baku dapat mempersatukan sekelompok orang menjadi satu

kesatuan masyarakat bahasa, 2) Pemberi kekhasan, pemakaian bahasa baku dapat

menjadi pembedadengan masyarakat pemakai bahasa lainnya, 3) Pembawa

kewibawaan, pemakai bahasa baku dapat memperlihatkan kewibawaan

pemakainya, 4) Kerangka acuan, bahasa baku menjadi tolok ukur bagi benar

tidaknya pemakaian bahasa seseorang atau sekelompok orang.

Menurut Alwi(1998: 14), ciri-ciri ragam bahasa baku yaitu sebagai berikut 1)

Digunakan dalam situasi formal, wacana teknis, dan forum-forum resmi seperti

seminar atau rapat, 2) Memiliki kemantapan dinamis artinya kaidah dan aturannya

tetap dan tidak dapat berubah, 3) Bersifat kecendekiaan, artinya wujud dalam

kalimat, paragraf, dan satuan bahasa yang lain mengungkapkan penalaran yang

teratur, 4) Memiliki keseragaman kaidah, artinya kebakuan bahasa bukan

penyamaan ragam bahasa, melainkan kesamaan kaidah, 5) Dari segi pelafalan,

tidak memperlihatkan unsur kedaerahan atau asing.

2.2.2 Sosiolinguistik

Menurut Chaer dan Agustina (2004: 2), sosiolinguistik adalah bidang ilmu

interdisipliner yang mempelajari bahasa dalam kaitannya dengan penggunaan

bahasa itu dalam masyarakat. Menurut Kridalaksana (Chaer dan Agustina,

2004:3), sosiolinguistik sebagai ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai variasi

bahasa serta hubungan diantara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa

itu di dalam suatu masyarakat bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

15

Menurut Fishman (Chaer dan Agustina, 2004: 3), sosiolinguistik adalah

kajian tentang ciri khas variasi bahasa, fungsi-fungsi variasi bahasa, dan

pemakaian bahasa karena ketiga unsur ini berinteraksi, berubah, dan saling

mengubah satu sama lain dalam satu masyarakat tutur. Bahasa sebagai alat

komunikasi memiliki variasi yang berbeda. Variasi tersebut depengaruhi oleh latar

belakang budaya masyarakat yang berbeda pula.

Sosiolinguistik sebagai cabang linguistik memandang atau menempatkan

kedudukan bahasa dalam hubunganya dengan pemakai bahasa di dalam

masyarakat, karena dalam kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai

individu, melainkan sebagai masyarakat sosial (Putu Wijana, 2013: 7). Dengan

demikian manusia dalam bertutur kata selalu dipengaruhi oleh situasi dan kondisi

sekitarnya. Sapir (Wardaugh, 1986), menyatakan bahwa seseorang tidak dapat

memahami kebudayaan tertentu tanpa mengetahui bahasa masyarakat tertentu,

begitu juga sebaliknya.

Dari beberapa pengertian dari sosiolinguistik menurut para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa sosiolinguistik adalah cabang ilmu linguistk yang

mempelajari tentang hubungan bahasa dengan masyarakat. Selain itu

sosiolinguistik juga mempelajari tentang variasi bahasa yang digunakan, serta

tujuan seseorang berbahasa. Budaya yang ada di dalam masyarakat akan tampak

pada bahasa yang digunakan masyarakat itu sendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

16

2.2.3 Bilingualisme

Pada umumnya masalah kedwibahasaan (bilingualisme) timbul dari adanya

pertemuan antara kelompok penutur bahasa yang berbeda bahasa. Dalam

pergaulan yang semakin terbuka makin sulit bahasa-bahasa yang ada di dunia ini

bertahan sendiri tanpa pengaruh dari luar. Oleh karena itu jumlah penutur yang

menguasai dua bahasa atau lebih juga akan semakin bertambah.

Menurut Nababan (1984: 27), kedwibahasaan atau bilingualisme adalah

kebiasaan menggunakan dua bahasa dalam berinteraksi dengan orang lain.

Menurut Kamus Bahasa Indonesia edisi keempat bilingualisme diartikan sebagai

pemakai dua bahasa atau lebih oleh penutur bahasa atau oleh suatu masyarakat

bahasa. Penggunaan dua bahasa atau lebih tidak hanya terjadi pada perseorangan

atau individu, melainkan juga terjadi pada kelompok kemasyarakatan.

Menurut definisi yang disampaikan oleh Weinrich, berarti penutur tidak

diharuskan menguasai kedua bahasa yang digunakan dengan kelancaran yang

sama. Penguasaan bahasa kedua tidak harus sama dengan penguasaan bahasa

pertama.

Menurut Bloomfield (Aslinda dkk., 2007:23), kedwibahasaan adalah native

like control of two languages (penguasaan yang sama baiknya terhadap dua

bahasa). Secara tidak langsung maksud dari Bloomfield adalah seseorang mampu

menggunakan dua bahasa atau lebih dengan kemampuan penguasaan yang

seimbang. Kemampuan penguasaan yang seimbang meliputi kelancaran

penggunaan kedua bahasa tersebut atau lebih dan ketepatan penggunaan keduan

bahasa oleh si penutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

17

Orang yang memiliki kemampuan berkomunikasi menggunakan dua

bahasa biasanya menggunakan satu bahasa tersebut dalam lingkungan atau situasi

tertentu. Mereka yang memiliki kemampuan bilingualitas cenderung

menggunakan kemampuanya hanya dalam situasi tertentu sesuai dengan situasi

kebahasaan di lingkungan sekitar. Menurut beberapa ahli diatas dapat dijelaskan

bahwa kedwibahasaan atau bilingualisme adalah kemampuan menggunakan dua

bahasa secara bergantian yang dilakukan oleh penutur.

2.2.4 Campur kode

Campur kode dapat dikatakan sebagai suatu keadaan berbahasa bilamana

orang mencampur dua atau lebih bahasa atau ragam bahasa dalam suatu tindak

bahasa tanpa sesuatu dalam situasi berbahasa itu yang menuntut percampuran

Nababan(1991: 32). Campur kode dapat terjadi antarbahasa, antardialek, dan

antarragam dalam sebuah bahasa. Campur kode antarbahasa terjadi apabila

seseorang sedang berkomunikasi dengan menggunakan B2 dan orang tersebut

mencampur B2 dengan B1atau bahkan bahasa asing (Bahasa Inggris) yang

dikuasai.

Campur kode antardialek terjadi karena saat berkomunikasi dengan suatu

dialek, seorang mencampur suatu dialek dengan dialek lain. Campur kode

antardialek terjadi apabila seseorang berdialog dengan suatu dialek lalu

mencampurnya dengan dialek dari daerah lain. selanjutnya adalah campur kode

antarragam. Campur kode antar ragam ini terjadi kareana adanya percampuran

ragam bahasa satu dengan ragam bahasa yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

18

Campur kode memiliki ciri utama yaitu, kesantaian atau situasi nonformal

Nababan (1991: 32). Dalam ragam santai seseorang tidak terikat oleh peraturan

kebahasaan. Dalam campur kode kesantaian dan kebiasaan dari penutur sajalah

yang dituruti (Nababan, 1991: 32). Campur kode juga bisa terjadi dalam situasi

formal, hal ini terjadi apabila di dalam bahasa yang digunakan tidak terdapat suatu

ungkapan yang tepat/ sesuai, sehingga menuntut penutur untuk menggunakan kata

atau istilah asing yang benar-benar sesuai (Nababan 1991: 32). Di dalam campur

kode ada sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan dan memiliki fungsi

dan keotonomiannya, sedangkan kode-kode lain yang terlibat dalam peristiwa

tutur tersebut hanyalah berupa serpihan-serpihan (pieces) saja, tanpa fungsi atau

keotonomiannya sebagai sebuah kode (Chaer dan Agustina, 2010: 114)

2.3 Hakikat interferensi

2.3.1 Pengertian Interferensi

Batasan pengertian interferensi lebih lanjut oleh Weinreich (dalam Aslinda

dan Leny, 2007:66) adalah “ those instance of deviation from the norm of etheir

language wich occur in the speeks bilinguals as a result of their familiary with

more than one language, as a result of language contact” atau penyimpangan-

penyimpangan dari norma-norma salah satu bahasa yang terjadi dalam tuturan

para dwibahasawan sebagai akibat dari pengenalan mereka lebih dari satu bahasa,

yaitu sebagai hasil dari kontak bahasa.

Interferensi adalah kekeliruan yang disebabkan terbawanya kebiasaan-

kebiasaan ujaran bahasa atau dialek bahasa ibu ke dalam bahasa atau dialek

bahasa kedua (Alwasilah, 1985: 131). Interferensi terjadi pada pengucapan, tata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

19

bahasa, kosakata dan makna bahkan budaya. Interferensi terjadi baik dalam

ucapan maupun tulisan, terutama jika seseorang sedang mempelajari bahasa

kedua.

Setiap bahasa akan mengalami perubahan selama bahasa itu masih

digunakan. Sering kali perubahan ini tidak kita sadari. Salah satu dari perubahan

bahasa tersebut adalah karena pengaruh dari bahasa lain. Interferensi berarti

adanya saling mempengaruhi antar bahasa. Pengaruh yang sering terlihat adalah

terjadinya peminjaman kosakata dalam bahasa lain. Hal ini disebabkan karena

perlunya kosakata baru untuk mengacu pada obyek, konsep atau tempat baru.

Dalam berbahasa Indonesia sering ditemukan adanya pengaruh dari bahasa daerah

dalam berkomunikasi. Kita sering kali mendengar seorang pembicara bahasa

Indonesia terpengaruhi bahasa daerahnya seperti contoh “Rumahnya ayah saya

sudah dijual”. Kalimat tersebut mendapat pengaruh dari bahasa jawa yaitu

“omahe bapaku uwes di dol”. Dalam penggunaan kalimat bahasa Indonesia yang

benar seharusnya “rumah ayah saya sudah dijual”.

Weinreich (dalam Chaer dan Agustina, 2010: 210), menyebutkan

interferensi adalah perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya

persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh

penutur yang bilingual. Bilingual adalah penguasaan atau penggunaan dua bahasa

secara bergantian. Multilingual adalah penguasaan dan penggunaan lebih dari dua

bahasa secara bergantian. Weinrich juga mengatakan bahwa interferensi adalah

penyimpangan pengguna bahasa dari norma-norma yang ada sebagai adanya

akibat kontak bahasa karena penutur mengenal lebih dari satu bahasa. Di dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

20

proses interferensi, kaidah pemakaian bahasa mengalami penyimpangan karena

adanya pengaruh dari bahasa lain.

Interferensi menurut Hartman dan Stork (dalam Chaer 2010: 121) adalah

kekeliruan yang terjadi sebagai akibat terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran

bahasa ibu atau dialek ke dalam bahasa atau dialek kedua. Dengan kata lain

menurut kedua teori tersebut bahasa dan budaya tidak akan pernah terpisahkan.

Bahasa yang tidak bisa terlepas dari budaya ini membuat budaya dari daerah

masing-masing termasuk dari bahasa ibu dapat memberikan pengaruh pada saat

menggunakan bahasa kedua.

Chaer dan Agustina (2004:120), menyatakan dalam peristiwa interferensi

digunakanya unsur-unsur bahasa lain dalam menggunakan suatu bahasa, yang

dianggap sebagai suatu kesalahan karena menyimpang dari kaidah atau aturan

bahasa yang digunakan. Kalau dilacak penyebab terjadinya interferensi ini

kembali pada kemampuan si penutur dalam menggunakan bahasa tertentu

sehingga dia dipengaruhi oleh bahasa lain. Biasanya interferensi terjadi dalam

menggunakan bahasa kedua (B2), dan yang berinterferensi ke dalam bahasa kedua

itu adalah bahasa pertama atau bahasa ibu (B1).

Transfer bahasa sebagai kesilapan yang terjadi karena pemindahan unsur-

unsur bahasa pertama yang telah memfosil ke dalam bahasa kedua ini disebut

sebagai interferensi menurut Lado (dalam Pranowo 2014:126). Kesalahan ini

terjadi pada seseorang yang menguasai lebih dari satu bahasa (dwibahasawan).

Dari beberapa pendapat para ahli diatas mengenai interferensi dapat

disimpulkan bahwa interferensi adalah gejala penyimpangan bahasa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

21

disebabkan oleh masuknya unsur-unsur kebahasaan bahasa kedua terhadap

penggunaan bahasa pertama dalam komunikasi. Penyimpangan-penyimpangan

tersebut memberikan pengaruh terhadap penggunaan bahasa kedua.

Penyimpangan tersebut terjadi karena masuknya kebiasaan-kebiasaan ujaran.

2.3.2 Jenis-Jenis Bentuk Interferensi

Weinrich (dalam Aslinda dan Leny, 2007: 66-67), mengidentifikasikan

empat jenis interferensi yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Pemindahan unsur dari satu bahasa ke bahasa lain.

2. Perubahan fungsi dan kategori unsur karena proses pemindahan.

3. Penerapan unsur-unsur yang tidak berlaku pada bahasa kedua ke

dalam bahasa pertama.

4. Pengabaian struktur bahasa kedua karena tidak terdapat padananya

dalam bahasa pertama.

Suwito (dalam Aslinda dan Leny, 2007: 67), menjelaskan bahwa

interferensi dapat terjadi dalam semua komponen kebahasaan, yaitu bidang tata

bunyi, tata kalimat, tata kata, dan tata makna. Berbeda dengan Weinrich (Aslinda

dan Leny, 2007), ia membagi bentuk interferensi dalam tiga bagian yaitu

interferensi fonologi, interferensi leksikal, dan interferensi gramatikal. Ketiga

jenis interferensi tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

2.3.3 Interferensi dalam Bidang Fonologi

Interferensi fonologi dapat terjadi apabila penutur menyisipkan fonem

bahasa pertama saat penutur menggunakan bahsa kedua. Karena bahasa pertama

diyakini sangat memberikan pengaruh terhadap penggunaan bahasa kedua. Dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

22

mengucapkan kembali bunyi itu. Terkadang penutur menyesuaikan

pengucapannya dengan aturan fonetik bahasa pertama.

Contohnya adalah penutur bahasa Indonesia yang berasal dari Pulau Jawa.

Penutur dari Jawa selalu menambahkan bunyi nasal di muka kata yang dimulai

dengan konsonan /b/, /d/, /g/, dan /j/. Misal kata yang sering muncul adalah

/mBandung/, /mBantul/, /nDaging/, /nDepok/, /nJajah/. dalam pengucapan kata-

kata tersebut telah terjadi interferensi tata bunyi Bahasa Jawa dalam Bahasa

Indonesia.

2.3.4 Interferensi dalam Bidang Leksikal

Interferensi dalam bidang leksikal terjadi apabila penutur memasukan

leksikal bahasa pertama kedalam bahasa kedua, begitu juga dengan

sebaliknya(Aslinda dan Leny, 2007:73). Kajian dalam interferensi leksikal adalah

leksikon.Leksikon adalah kemampuan bahasa yang memuat semua informasi

tentang makna dan pemakaian kata dalam suatu bahasa (Adisumarto 1985: 43).

2.3.5 Interferensi dalam Bidang Gramatikal

Sesuai dengan pendapat Weinrich (1953),bahwa gejala interferensi berupa

fonik, gramatikal (morfologi dan sintaksis) dan leksikal. Beberapa jenis

interferensi yang terjadi dalam bidang Gramatikal adalah sebagai berikut.

2.3.6 Interferensi Bidang Morfologi

Interferensi dalam bidang Morfologi mencangkup pada penggunaan unsur-

unsur pada pembentukan kata, pola proses morfologi, dan proses penanggalan

afiks. Interferensi morfologis juga bisa terjadi apabila penutur menggunakan

morfem atau tata bahasa pertama ke dalam bentuk morfem atau tata bahasa kedua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

23

Interferensi dalam bidang gramatikal terjadi apabila dwibahasawan

mengidentifikasikan morfem, kelas morfem, atau hubungan ketatabahasaan pada

sistem bahasa pertama dan menggunakanya dalam tuturan bahasa kedua dan

demikian sebaliknya (Aslinda dan Leny, 2007:74). Sesuai pendapat Weinreich

(dalam Aslinda dan Leny 2007:74-75), bahwa gejala interferensi itu berupa fonik,

gramatikal (morfologi dan sintaksis), dan leksikal. Jadi interferensi yang terjadi

pada bidang morfologi dan sintaksis dimasukkan ke dalam bidang gramatikal.

Menurut Suwito(1985:55), interferensi morfologi terjadi apabila dalam

pembentuka katanya sesuatu bahasa menyerap afiks-afiks bahasa lain. di dalam

bahasa Indonesia sendiri misalnya, sering terjadi penyerapan afiks-afiks ke-, ke-

an, -an dari bahasa daerah (Jawa, Sunda), misalnya awalan ke- dalam kata

ketabrak, seharusnya tertabrak, kejebak seharusnya terjebak, kekecilan seharusnya

terlalu kecil. Dalam bahasa Belanda dan bahasa Inggris bayak sekai sufiks –isasi.

Banyak dari penutur bahasa Indonesia yang menggunakanua dalam pembentukan

kata bahasa Indonesia, seperti nenonisasi, tendanisasi, turinisasi. Bentuk kata

tersebut merupakan penyimpangan dari sistematika morfologi dari bahasa

Indonesia, seab untuk mementuk nomina proses dalam bahasa Indonesia adalah

konfiks pe-an. Kata yang tepat menjadi peneonan, penendaan dan penurian.

2.3.7 Interferensi Bidang Sintaksis

Sintaksis adalah salah satu cabang tata bahasa yang membicarakan seluk

beluk mengenai wacana, kalimat, klausa, dan frasa (Ramlan, 1987: 21). Ramlan

(1897: 27), menyebutkan bahwa kalimat merupakan satuan gramatik yang dibatasi

oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

24

Klausa adalah satuan gramatik yang terdiri dari subjek dan predikat,

disertai objek, pelengkap, dan keterangan atau tidak. Frasa adalah satuan gramatik

yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur

klausa (Ramlan, 1987:151).

Sintaksis adalah ilmu yang membicarakan seluk-beluk kata dan

penggabungan (Nurhayati dan Mulyani, 2006:121).Interferensi bidang Sintaksis

terjadi karena adanya pemindahan morfem atau kata bahasa pertama kedalam

pemakaian kata bahasa kedua. Penggunaan serpihan kata, frasa, dan klausa di

dalam kalimat dapat juga dianggap sebagai interferensi. Contohnya adalah “

mereka akan married bulan depan.” Jadi, interferensi sintaksis berfokus pada

penyimpangan yang terjadi dalam frasa, klausa, dan kalimat.Kesalahan dalam

bidang frasa sering dijumpai dalam bahasa lisan maupun bahasa tertulis. Artinya,

kesalahan berbahasa dalam bidang frasa ini sering terjadi dalam kegiatan menulis

ataupun berbicara. Kesalahan dalam bidang frasa dapat disebabkan oleh berbagai

hal, diantaranya (1) adanya pengaruh bahasa daerah, (2) penggunaan preposisi

yang tidak tepat, (3) kesalahan susunan kata, (4) penggunaan unsur yang

berlebihan atau mubazir, (5) penggunaan bentuk superlatif yang berlebihan, (6)

penjamakan yang ganda, dan (7) penggunaan bentuk resiprokal yang tidak tepat.

(Setyawati 2010:76).

Kesalahan dalam bidang kalimat dapat disebabkan oleh berbagai hal,

diantaranya: (1) kalimat yang tidak bersubjek, (2) kalimat tidak berpredikat, (3)

kalimat tidak bersubjek dan tidak berpredikat (4) penggandaan subjek, (5) antara

predikat dan objek yang tersisipi, (6) kalimat yang tidak logis, (7) kalimat yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

25

ambiguitas, (8) penghilangan konjungsi, (9) penggunaan konjungsi yang

berlebihan, (10) urutan yang tidak pararel, (11) penggunaan istilah asing, dan (12)

penggunaan kata tanya yang tidak perlu.

Contoh interferensi sintaksis dalam sebuah kalimatdari seorang bilingual

Jawa-Indonesia sebagai berikut “Di sini toko Laris yang mahal sendiri” Djoko

Koentjono (dalam Chaer dan Agutina 2004: 123). Kalimat bahasa Indonesia itu

berstruktur bahasa Jawa, sebab dalam bahasa Jawa kalimat tersebut berbentuk

“Ning kene toko Laris sing larang dhewe”. Kata sendiri dalam kalimat bahasa

Indonesia itu merupakan terjemahan dari bahasa Jawa dhewe. Kata dhewe dalam

bahasa Jawa antara lain memang berarti „sendiri‟ . tetapi kata dhewe yang terdapat

di antara kata sing dan adjektif adalah berarti „paling‟, seperti sing dhuwur dhewe

„yang paling tinggi‟. Dengan demikian dalam kalimat bahasa Indonesia yang baku

kalimat diatas seharusnya “Toko Laris adalah toko yang paling mahal di sini”

Aslinda dan Shafyahya (2007: 82), menyatakan bahwa interferensi

sintaksis meliputi penggunaan kata tugas bahasa pertama pada bahasa kedua, atau

sebaliknya, serta interferensi pada pola konstruksi frasa.

2.4 Frasa

Frasa adalah satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak

mengandung unsur predikasi. Frasa adalah suatu konstruksi yang terdiri dari dua

kata atau lebih yang membentuk suatu kesatuan. Kesatuan tersebut dapat

membentuk suatu makna baru yang sebelumnya tidak ada. Misalnya dalam frasa

rumah ayahmuncul makna baru yang menyatakan milik.Frasa dapat dibedakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

26

berdasarkan kelas kata yang menjadi inti frasa tersebut. Frasa berdasarkan kelas

kata dibagi menjadi:

1) Frasa verbal adalah satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau

lebih denga verba sebagai intinya dan bukan merupakan klausa.

Sebuah frasa verba terjadi dari sebuah inti frasa yang berwujud

kata kerja. Misalnya:

Bertanam sayur mengusut perkara

Menerima tamu membaca berita

Merupakan penghinaan menjadi pengarang

2) Frasa nominal adalah satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata

atau lebih dengan nomina sebagai intinya.Bila konstituen yang

menjadi inti frasa adalah kata benda maka terbentuklah sebuah

frasa nominal. Misalnya:

Adik Yanto perbaikan kursi

Rumah yang besar guru sekolah kami

Anak yang nakal pengetahuan umum

3) Frasa adjektiva adalah satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata

atau lebih denganadjektiva sebagai intinya.Bila inti konstruksi

adalah kata sifat maka terbentuklah sebuah frasa adjektival.

Misalnya:

Besar sekali tinggi sekali

Amat tinggi sangat menakjubkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

27

4) Frasa preposisi adalah satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata

atau lebih denganpreposisisebagai direktornya. Bilakonstruksi itu

berada di bawah pengaruh sebuah preposisi sebagai direktornya

maka terbentuknya sebuah frasa preposisional. Misalnya:

Dengan senjata tajam dengan sangat cepat

Ke sekolah dari pasar

Bagi ayah saya kepada penerima hadiah

2.5 Klausa

Dalam sebuah kalimat dapat mengandung sebuah klausa atau lebih. Klausa

merupakan satuan sintaksis yang terdiri atas dua kata atau lebih yang mengandung

unsur predikasi. (Alwi dkk., 2003: 312). Klausa merupakan suatu konstruksi yang

sekurang-kurangnya terdiri atas dua kata yang mengadung hubunga fungsional

subjek-predikat, dan secara fakultatif dapat diperluas dengan beberapa fungsi lain

seperti objek dan keterangan-keterangan lain (Keraf, 1991: 181). Klausa terbagi

atas dua jenis berdasarkan keterikatannya yaitu,

1) Klausa bebas yaitu klausa yang dapat muncul sendiri dan tidak

bergantung pada klausa-klausa yang lain. Misal:

Ibu memasak nasi

Nelayan menangkap ikan di laut

2) Klausa terikat yaitu klausa yang tunduk pada suatu klausa lain, dan

biasanya dinyatakan dengan sebuah konjungsi. Hubungan antar

klausa dapat ditandai dengan kehadiran konjungsi (kata sambung)

pada awal salah satu klausa tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

28

Konjungsi atau konjungtor yang juga dinamakan kata sambung merupakan

kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat: kata dengan

kata, frasa dengan frasa atau klausa dengan klausa (Alwi dkk., 2003: 296). Kata

dan, atau, serta, meskipun, tetapi, kalau merupakan konjungsi atau kata

penghubung. Selain beberapa kata tersebut terdapat juga bentuk seperti karena,

sejak, dan setelah yang dapat berfungsi sebagai penghubung antar kata, frasa

ataupun klausa. Dalam hubungannya dengan kata dan frasa, bentuk tersebut dapat

bertindak sebagai preposisi maupun sebagai konjungsi. Hal ini dapat terlihat

dalam kalimat berikut:

(1) Dia tidak kuliah karena masalah keuangan.

(2) Dia tidak kuliah karena uangnya habis.

Pada kalimat (1) kata karena berfungsi sebagai preposisi sedangkan pada

kalimat (2) kata karena berfungsi sebagai konjungsi. Pada kalimat (2) klausa dia

tidak kuliah dihubungkan dengan klausa uagnya habis dengan mempergunakan

kojungsi karena.

Berdasarkan relasi subjek-predikat, kalusa dapat dibagi menjadi beberapa tipe

sebagai berikut. (Keraf, 1991:182)

(1) Klausa dengan predikat sebuah kata kerja intransitif, dengan atau

tanpa keterangan. Misalnya:

Adik makan petani bekerja seorang diri

Anak itu menangis anjing melolong

(2) Klausa dengan predikat sebuah kata kerja transitif, dengan atau

tanpa keterangan. Misalnya:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

29

Murid itu melihat anjing

Guru membaca buku yang baru

Anak itu menyeberangi jalan

Rumah itu didirikan oleh Ayah

Anak itudiusir oleh gurunya

(3) Klausa dengan predikat sebuat kata benda, dengan atau tanpa

keterangan. Misalnya:

Paman kapten kapal

Guru ketua panitia

(4) Klausa dengan predikat sebuah kaya sifat, dengan atau tanpa

keterangan. Misalnya:

Anak itu malas

Murid itu rajin sekali

(5) Klausa dengan predikat sebuah frasa konektif, dengan atau tanpa

keterangan. Misalnya:

Ibu menjadi guru di sekolah kami

Anak itu merupakan tumpuan kasih mereka

(6) Klausa dengan predikat sebuah adverbial, dengan atau tanpa

keterangan. Misalnya:

Ayah dari kantor

Ibu ke pasar tadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

30

2.6 Kalimat

Kalimat merupakan satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan ataupun tulisan

yang mengungkapkan pikiran utuh (Alwi dkk., 2003: 311).Kalimat harus

mengandung ide yang sempurna yang ditandai oleh ada tidaknya subjek dan objek

kalimat (Keraf, 1991:184).

Kalimat dapat dirumuskan sebagai konstruksi sintaksis terbesar yang terdiri

atas dua kata atau lebih. Hubungan struktural antara kata dan kata, ataupun

kelompok kata dam kelompok kata lain, berbeda-beda. Kedudukan tiap kata atau

kelompok kata dalam kalimat juga berbeda-beda. Terdapat kata atau kelompok

kata yang dapat dihilangkan dengan menghasilkan bentuk yang tetap berupa

kalimat, dan ada pula yang tidak.

(1) a. Ibu pergi ke pasar.

b. Ibu pergi.

(2) a. Masalah itu menyangkut masa depan kita.

b. Masalah itu menyangkut.

Pada kalimat (1b) terdapat kelompok kata yang dihilangkan, namun tetap

menjadi kalimat sedangkan pada kalimat (2b) terdapat juga kelompok kalimat

yang dihilangkan dan tidak membentuk sebuah kalimat. Kalimat terbagi menjadi

3 jenis yaitu kalimat tunggal, kalimat luas, dan yang terakhir kalimat majemuk.

Kalimat tunggal dapat berupa kalimat inti dan dapat juga berupa kalimat

luas yang mengandung satu pola kalimat. Kalimat luas memiliki arti sebagai

kalimat inti yag sudah diperluas dengan kata baru, sehingga tidak hanya terdiri

dari dua kata, tetapi lebih. Misalnya:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

31

1) Adik menangis (kalimat inti, kalimat tunggal)

2) Adik menangis tersedu-sedu (kalimat luas, bukan, kalimat

inti, kalimat tunggal)

Dengan demikian dapat diartikan bahwa kalimat tunggal adalah kalimat

yang hanya terdiri atas dua unsur inti dan boleh diperluas dengan satu atau lebih

unsur-unsur tambahan, asalkan unsur tersebut tidak membentuk pola yang baru.

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu preposisi

sehingga mempunyai paling tidak dua predikat yang tidak dapat dijadikan satu

kesatuan (Keraf, 1991: 33). Oleh karena itu kalimat majemuk selalu berwujud dua

klausa atau lebih. Bila kalimat majemuk itu terjadi karena penggabungan dua

atau lebih kalimat tunggal maka sifat hubungannya sederajat, atau yang satulebih

rendah kedudukanya. Oleh karena itu kalimat majemuk dapat dibedakan menjadi

kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat majemuk

sederajat adalah kalimat majemuk dengan pola kalimat yang memiliki kedudukan

sederajat, tidak ada pola kalimat yang menduduki fungsi lebih tinggi dari pola

yang ada. Hubungan setara ini dapat diperinci lagi sebagai berikut:

(1) Kalimat majemuk setara yang bersifat menggabungkan. Dapat ditandai

dengan preposisi dan, lagi, sesudah itu, karena itu.

(2) Kalimat majemuk setara yang bersifat memilih. Preposisi yang

digunakan untuk menyatakan hubungan adalah atau.

(3) Kalimat majemuk setara yang mempertentangkan. Preposisi yang

digunakan untuk menyatakan hubunga adalah melainkan, tetapi,hanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

32

Lalu yang kedua adalah kalimat majemuk bertingkat. Kalimat

majemuk bertingkat adalah kalimat yang mengadung dua pola kalimat atau lebih

yang tidak sederajat (Keraf, 1991: 200).

2.7 Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Interferensi

Kebiasaan seorang penutur menggunakan dua bahasa atau lebih pada saat

berkomunikasi menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya interferensi.

Menurut Hortman (dalam Alwasilah 1985:131), interferensi dapat terjadi karena

terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa atau masuknya dialek bahasa ibu

ke dalam bahasa kedua asalkan ia seorang dwibahasawan. Hal ini dilatarbelakangi

oleh kebudayaan dan bahasa bangsa Indonesia yang berbeda-beda. Oleh sebab itu

banyak penutur yang menggunakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia secara

bergantian pada saat berkomunikasi.

Chaer dan Agustina (2004: 84), menyatakan “Peristiwa-peristiwa

kebahasaan yang mungkin terjadi sebagai akibat sosiolinguistik disebut

bilingualism, diglosia, alih kode, campur kode, interferensi, integrasi,

konvergensi, dan pergeseran bahasa”

Pernyataan di atas mengandung maksud bahwa keterbukaan masyarakat

terhadap satu sama lain akan mengakibatkan terjadinya kontak bahasa serta

peristiwa-peristiwa kebahasaan.

Selain itu Chaer dan Agustina juga menyatakan bahwa “ Interferensi

terjadi pada bahasa-bahasa yang mempunyai latar belakang sosial budaya dan

pemakaian yang sangat luas dan karena itu mempunyai kosakata yang secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

33

relatif sangat banyak, akan memberi kontribusi pada kosakata bahasa yang

berkembang dan yang mempunyai kontak dengan bahasa tersebut”

Interferensi di dalam penggunaan bahasa Indonesia saling berpengaruh

terhadap penggunaan bahasa daerah, begitu juga sebaliknya. Bahasa daerah dalam

penggunaanya juga mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia dalam

berkomunikasi. Artinya bahwa unsur kebahasaan bahasa daerah bisa masuk ke

dalam bahasa Indonesia dan unsur kebahasaan bahasa Indonesia juga bisa masuk

ke dalam bahasa daerah.

Menurut Weinrich (dalam Suandi 2014: 117), ada beberapa faktor yang

menyebabkan terjadinya interferensi, diantaranya:

1. Kedwibahasaan peserta tutur

Kedwibahasaan peserta tutur merupakan pangkal terjadinya interferensi

dan berbagai pengaruh lain dari bahasa sumber, baik dari bahasa daerah

maupun bahasa asing. Kontak bahasa yang diakibatkan oleh hal tersebut

yang menimbulkan terjadinya interferensi.

2. Tipisnya kesetiaan pemakai bahasa penerima

Tipisnya kesetiaan dwibahasawan terhadap bahasa penerima cenderung

akan menimbulkan sikap kurang positif. Penggunaan kaidah berbahasa yang

cederung diabaikan oleh penutur akan menyebabkan penerima

menggunakan unsur-unsur bahasa sumber yang dikuasai secara tidak

terkontrol. Akibat yang akan ditimbulkan adalah akan muncul bentuk

interferensi dalam bahasa penerima yang digunakan oleh penutur baik lisan

maupun tertulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

34

3. Tidak cukupnya kosakata bahasa penerima

Perbendaharaan kata suatu bahasa pada umumnya hanya terbatas pada

pengungkapan berbagai segi kehidupan yang terdapat di dalam masyarakat

yang bersangkutan, serta segi kehidupan lain yang dikenalnya. Oleh sebab

itu, jika masyarakat tersebut menemui dan bergaul dengan kehidupan yang

baru dari luar, mereka akan mengenal konsep baru yang dianggap perlu.

Jika mereka belum memiliki kosakata yang pas untuk mengungapkan hal

tersebut, mereka akan cenderung menggunakan kosakata bahasa sumber

tersebut untuk mengungkapkanya. Inilah yag menyebabkan timbulnya

interferensi.

Interferensi yang timbul ini karena kebutuhan kosakata baru, karena

kosakata yang baru cenderung lebih mudah terintegrasi, hal tersebut

memang diperlukan untuk menambah dan memperkaya perbendaharaan

kata bahasa penerima.

4. Menghilangnya kata-kata yang jarang digunakan

Kosakata dalam suatu bahasa yang jarang digunakan cenderung akan

menghilang. Interferensi yang disebabkan oleh menghilangnya kosakata

yang jarang digunakan tersebut akan berakibat seperti interferensi yang

disebabkan oleh tidak cukupnya kosakata bahasa penerima. Hal ini

menyebabkan kosakata baru, unsur-unsur serapan akan lebih mudah

diintegrasikan karena unsur tersebut dibutuhkan dalam bahasa penerima.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

35

5. Kebutuhan akan sinonim

Sinonim dalampemakaian bahasa mempunyai fungsi yang cukup

penting, yakni sebagai variasi dalam pemilihan kata untuk menghindari

pemakaian kata yang sama secara berulang yang bisa mengakibatkan

kejenuhan. Kebutuhan akan penggunaan sinonim ini cukup penting, oleh

sebab itu pemakai bahasa sering melakukan interferensi dalam bentuk

penyerapan atau peminjaman kosakata baru dari bahasa sumber untuk

memberikan sinonim pada bahasa penerima. Dengan demikian, kebutuhan

kosakata yag bersinonim dapat mendorong timbulnya interferensi.

6. Prestise bahasa sumber dan gaya bahasa

Prestise bahasa sumber dapat mendorong timbulnya interferensi, karena

pemakai bahasa ingin menunjukkan bahwa dirinya dapat menguasai bahasa

yang dianggap berprestise tersebut. Prestise bahasa sumber dapat juga

berkaitan dengan keinginan pemakai bahasa untuk bergaya dalam

berbahasa. Interferensi yang timbul karena faktor itu biasanya berupa

pamakaian unsur-unsur bahasa sumber pada bahasa penerima yang

dipergunakan.

7. Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu

Terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu pada bahasa penerima yang

sedang digunakan, pada umumnya terjadi karena kurangnya kontrol bahasa

dan kurangnya penguasaan terhadap bahasa penerima. Hal ini dapat terjadi

pada dwibahasawan yang sedang belajar bahasa kedua, baik bahasa nasional

maupun bahasa asing. Dalam penggunaan bahasa kedua, pemakai bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

36

kadang-kadang kurang kontrol. Karena kedwibahasaan mereka itulah

kadang-kadang pada saat berbicara atau menulis dengan menggunakan

bahasa kedua yang muncul adalah kosakata bahasa ibu yang sudah lebih

dulu dikenal dan dikuasainya.

2.8 Peristiwa Tutur/ Peristiwa Bahasa (Speech Event)

Peristiwa tutur adalah sebuah aktivitas berlangsungnya interaksi linguistik

dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan

lawan tutur dengan satu pokok tuturan, dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu.

(Chaer, 2010:47). Seseorang yang menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

dan menyampaikan informasi merupakan peristiwa tutur. Hal ini juga bisa terjadi

saat berdiskusi, rapat, proses belajar mengajar dan lain sebagainya.

Dalam hal ini Dell Hymes membedakan antara peristiwa tutur dengan

tindak tutur. Hymes berpendapat bahwa peristiwa tutur (speech event) terjadi

dalam sebuah konteks non-verbal. Dell Hymes (Moeliono 2005: 23-

24)merumuskan tentang faktor-faktor penentu dalam peristiwa tutur dalam

konteks situasi yang tidak jauh berbeda dengan penjelasan sebelumnya, mengenai

akronim SPEAKING.

S : Setting and scene, yaitu latar dan suasana. Latar (setting) lebih

bersifat fisik, yang meliputi tempat dan waktu terjadinya tuturan.

Sementara scene adalah latar psikis yang lebih mengacu pada suasana

psikologis yang menyertai tuturan.

P : Participantspeserta tuturan, yaitu orang-orang yang terlibat dalam

percakapan, baik langsung maupun tidak langsung. Hal-hal yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

37

berkaitan dengan partisipan, seperti usia, pendidikan, latas sosial dan

sebagainya juga menjadi perhatian.

E : Endshasil. Merupakan hasil atau tanggapan dari suatu pembicaraan

yang memang diharapkan oleh penutur (ends as outcomes), dan

tujuanakhir pembicaraan itu sendiri (ends in view goals).

A : Act sequence pesan/ amanat, terdiri dari bentuk pesan (message

form) dan isi pesan (message content).

K : Keymeliputi cara, nada, sikap, atau semangat dalam percakapan.

Semangat percakapan misalnya serius, santai, akrab dan sebagainya.

I : Instrumentalities atau sarana, yaitu sarana percakapan. Maksudnya

dengan media apa percakapan tersebut disampaikan. Misalnya dengan

cara lisan, tertulis, surat, radio dan sebagainya.

N : Norms menunjukkan pada norma atau aturan yang membatasi

percakapan. Misalnya, apa yang boleh dibicarakan dan tidak boleh

dibicarakan, bagaimana cara membicarakanya: halus, kasar, terbuka

dan sebagainya.

G : Genres atau jenis, yaitu jenis atau bentuk wacana. Hal ini

langsung menunjuk pada jenis wacana yang disampaikan. Misalnya,

telepon, koran, puisi, ceramah dan sebagainya.

Dengan demikian peristiwa tutur yag terjadi antara penutur dan

mitra tutur tidak dapat terlepas dari faktor-faktor sosial dari penutur

maupun mitra tutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

38

2.9 KerangkaBerfikir

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan kerangka berpikir yang akan

digunakan dalam interferensi gramatikal mahasiswa Program Pedidikan Bahasa

Sastra Indonesia angkatan 2013 tahun 2017. Sosiolinguistik merupakan ilmu

antardisiplin antara sosiologi dan linguistik. Sosiolinguistik merupakan ilmu yang

mempelajari tentang masyarakat dan bahasa. Bahasa yang digunakan selalu

melekat pada kebudayaan masyarakat tertentu. Oleh karena itu banyak sekali

variasi kebahasaan yang kita jumpai dalam kegiatan berkomunikasi.

Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk

bilingualisme. Oleh karena itu sering kita menggabungkan dua bahasa tersebut

secara bergantian saat berkomunikasi. Penggabungan kedua bahasa inilah yang

nantinya akan menimbulkan sebuah interferensi kebahasaan terhadap penggunaan

bahasa Indonesia. interferensi ini dapat terjadi dalam komunikasi lisan maupun

tulisan. Interferensi kebahasaan dapat terjadi dalam berbagai bidang yaitu secara

bidang fonologi, leksikal, dan gramatikal.

Dalam penelitian ini peneliti lebih mengkaji interferenesi yang terjadi dalam

bidang gramatikal. Dalam bidang gramatikal interferensi dibagi menjadi dua

bagian yaitu interferensi gramatikal di bidang morfologi dan di bidang sintaksis.

Kali ini peneliti akan mengkaji interferensi gramatikal dalam bidang

sintaksis,serta faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya interferensi

dalam komunikasi nonformal para mahasiswa

Peneliti akan mendeskripsikan interferensi gramatikal di bidang sintaksis

berbentuk frasa,klausa, kalimat dalam komunikasi nonformal mahasiswa Program

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

39

Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia angkatan 2013 tahun 2017. Peneliti

akan mendeskripsikan kesalahan yang berupa frasa, klausa dan kalimat dengan

teori-teori yang ada dengan demikian peneliti akan mengetahui kesalahan-

kesalahan dalam bentuk frasa dana kalimat apa saja yang terjadi dalam

komunikasi nonformal mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

angkatan 2013 tahun 2017. Peneliti juga akan mendeskripsikan faktor apa saja

yang menjadi penyebab terjadinya interferensi gramatikal pada komunikasi

nonformal mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia angktan 2013

pada tahun 2017.

INTERFERENSI GRAMATIKAL

SOSIOLINGUISTIK

INTERFERENSIFR

ASA INTERFERENSI

KALIMAT

INTERFERENSI

KLAUSA

FAKTOR PENYEBAB

TERJADINYA INTERFERENSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

40

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian tentang Interferensi Gramatikaldalam Komunikasi Nonformal

Mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata

Dharma ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah

penelitian yang digunakan untuk mendesripsikan dan menganalisis fenomena,

peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, presepsi, dan orang secara

individual maupun kelompok (Sukmadinata, 2009:53-60). Sukmadinata

(2009:18), menyatakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan mendefinisikan

suatu keadaan atau fenomena secara apa adanya. Menurut Moleong (2008: 6),

penelitian kualitatif adalah penelitian yang dialami oleh subjek penelitian,

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks

khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Oleh

karena itu hasil dan kejadian yang terjadi dalam penelitian ini akan dipaparkan

secara nyata dan apa adanya tanpa rekayasa.

Penelitian ini bermaksud untuk menemukan interferensi gramatikal apa saja

yang terjadi di kalangan mahasiswa semester VII Program Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma. Data yang ditemukan akan

dianalisis dan dideskripsikan, dengan begitu peneliti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

41

dapat menyajikan data yang berupa macam-macam interferensi gramatikal yang

terjadi di kalangan mahasiswa secara nyata.

3.2 Sumber Data dan Data Tuturan

Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah tuturan

mahasiswa dalam situasi nonformal.Data yang digunakan peneliti dalam

penelitian ini adalah tuturan mahasiswayang dicurigai mengadung interferensi

gramatikal. Data yang diperoleh dari hasil rekaman tuturan langsung para

mahasiswa saat berkomunikasi.

Sumber data menurut Loflan dan Lofland (dalam Moleong 2007: 157),

bahwa sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan

tindakan, selebihnya adalah data tambahan berupa dokumen dan lainya. Dalam

penelitian ini percakapan yang terjadi diantara mahasiswa merupakan sumber

data utama. Sumber data berupa kata-kata yag dicurigai mengandung interferensi

gramatikal pada komunikasi nonformal para mahasiswa merupaka sumber data

utama yang direkam kemudian dicatat.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa teknik. Beberapa

teknik yang digunakan adalah observasi dan mencatat. Langkah-langkah dalam

pengumpulan data sebagai berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

42

3.3.1 Teknik Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk mengetahui aktor-faktor yang

menyebabkan interferensi gramatikal. Dengan teknik ini diharapkan subjek

penelitian dapat memberikan informasi yang akurat sesuai dengan kajian yang

diteliti.

3.3.2 Teknik rekam

Peneliti menggunakan alat rekam dalan handphone, untuk merekan

tuturan yang terjadi di kalangan mahasiswa. Teknik ini dilakukan secara diam-

diam supaya interaksi yang terjadi di kalangan mahasiswa terjadi secara alami,

tanpa dibuat-buat dan tidak membuat mahasiswa merasa terganggu.

3.3.3 Teknik catat

Teknik ini digunakan peneliti untuk mentranskrip data yang sudah

diperoleh dari hasil rekaman. Hasil yang sudah dicatat akan diklasifikasikan.

3.4 Instrumen Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kualitatif.Instrumen

penelitian yang digunakan adalah peneliti sendiri yang berbekal pengetahuan

sosiolinguistik terutama yang berkaitan dengan interferensi pada umumnya dan

gramatikal pada khususnya serta gejala sosioliguistik yang terdapat dalam

tuturan. Peneliti melakukan pengumpulan data, transkrip data, menganalisis dan

mendiskripsikan data secara mandiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

43

3.5 Teknik Analisis Data

Menurut Maleong (2007: 280), analisis data adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan

satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan

hipotesis kerja seperti yang disarankan data. Berdasarkan pengertian

tersebut,peneliti menganalisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi Data

Data diidentifikasi berdasarkan jenis interferensi gramatikal

yang terjadi dalam tuturan non formal mahasiswa Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Tahun 2017

Universitas Sanata Dharma. Hal ini dilakukan untuk

mempermudah peneliti dalam menelaah data yang ada.

2. Klasifikasi Data

Setelah itu data diklasifikasi berdasarkan jenis interferensi

gramatikal yang terjadi.Data yang dapat diklasifikasikan

berdasarakan interferensi gramatikan jenis frasa, klausa dan

kalimat.

3. Menginterpretasi Makna

Interpretasi data merupakan upaya uuntuk memperoleh arti dan

makna yang lebih mendalamdan luas terhadap hasil penelitian

yang dilakukan. Pembahasan hasil penelitian ini dilakukan

dengan cara meninjau hasil peelitian secara kritis dengan teori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

44

yang relevan dan informasi yang akurat (Moleong, 2006:151).

Data dimaknai/ diinterpretasi berdasarkan maksud dari penutur.

4. Mendeskripsikan

Setelah selesai dianalisis kemudian peneliti mediskripsikan

hasil penelitian dalam pembahasan. Pada tahap ini peneliti akan

mendeskripsikan hasil data yang berupa frasa, klausa dan

kalimat yang mengandung interferensi.

3.6 Keabsahan Data

Untuk menguji keabsahan data dalam penelitianini, peneliti

menggunakan triangulasi. Menurut Lexy Moleong, triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data

itu. Denzim (dalam Moleong 2006:330) membedakan triangulasi menjadi

empat macam yaitu, 1)sumber, 2)metode, 3)penyidik, 4)teori.

Teknik penyidik akan digunakan oleh peneliti untuk memeriksa

keabsahan data.Teknik ketiga ini ialah dengan jalan memanfaatkan peneliti

atau pengamat lain untuk keperluan pengecekan kembali derajat

kepercayaan data. Pemanfaatan pengamatan lainnya membantu mengurangi

kemelencengan dalam pengumpulan data. Pada dasarnya penggunaan tim

dalam suatu penelitian dapa direalisasikan dilihat dari segi teknik ini. Cara

lain adalah membandingkan hasil pekerjaan seorang analisis dengan analisis

lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

45

Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan perbedaan-

perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam konteks suatu studi sewaktu

mengumpulkan data tentang berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai

pandangan. Dengan kata lain bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me

re-check temuanya dengan jalan membandingkannya dengan berbagai

sumber, metode, atau teori. Untuk itu maka paneliti dapat melakukannya

dengan cara:

1) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan,

2) Mengeceknya dengan berbagai sumber data,

3) Memanfaaatkan berbagai metode agar pengecekan

kepercayaan data dapat dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian dilakukan dengan teknik merekam percakapan para mahasiswa dalam

komunikasi nonformal. Fokus penelitian ini berupa tuturan yang dicurigai

mengandung interferensi gramatikal dalam bentuk frasa, klausa dan kalimat.

Selain itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor apa yang

menyebabkan terjadinya interferensi garamatikal tersebut

Interferensi terjadi pada pengucapan, tata bahasa, kosakata dan makna

bahkan budaya. Interferensi terjadi baik dalam ucapan maupun tulisan, terutama

jika seseorang sedang mempelajari bahasa kedua. Weinreich (dalam Chaer dan

Agustina, 2010: 210), menyebutkan interferensi adalah perubahan sistem suatu

bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-

unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual.Chaer dan Agustina

(2004:120), menyatakan dalam peristiwa interferensi digunakanya unsur-unsur

bahasa lain dalam menggunakan suatu bahasa, yang dianggap sebagai suatu

kesalahan karena menyimpang dari kaidah atau aturan bahasa yang digunakan.

Weinrich (Aslinda dan Leny, 2007,) ia membagi bentuk interferensi dalam

tiga bagian yaitu interferensi fonologi, interferensi leksikal, dan interferensi

gramatikal. Peneliti lebih berfokus pada interferensi gramatikal di bidang

sintaksis. Peneliti menggunakan teori menurut Weinrich sebagai pisau analisis

dalam penelitian ini. Sesuai dengan teori yang digunakan sebagai pisau analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

47

peneliti, di dalam teori disebutkan bahwa interferensi gramatikal terjadi

dalam bentuk frasa, klausa dan kalimat.

Para mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia angkatan

2013 selalu menggunakan Bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Hal ini dapat

terlihat karena latar belakang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan

Bahasa Indonesia di Universtitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam

berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia secara tidak sadar

terkadang mereka memasukkan unsur kebahasaan dari daerah mereka masing-

masing. Hal ini dapat memberikan pengaruh terhadap struktur kaidah kebahasaan

bahasa Indonesia, sehingga mengakibatkan timbulnya interferensi dalam

berkomunikasi.

Data penelitian ini berupa tuturan yang dicurigai mengandung interferensi

gramatikal dalam bidang sintaksis dalam komunikasi nonformal mahasiswa

program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia angkatan 2013 pada tahun

2017. Data yang mengandung interferensi ditemukan sebanyak 64 tuturan, baik

dalam tuturan frasa, klausa maupun kalimat

Data mengenai interferensi gramatikal dalam bidang sintaksis dalam

bentuk frasa,klausa, maupun kalimat pada tuturan komunikasi nonformal para

mahasiswa diperoleh peneliti dengan mendengarkan hasil rekaman yang

dilakukan peneliti sebelumnya. Kemudian peneliti mentranskrip hasil rekaman ke

dalam bentuk tulisan. Setelah itu peneliti memilih kalimat dalam tuturan para

mahasiswa yang mengandung interferensi gramatikal berupa frasa, klausa maupun

kalimat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

48

Data penelitian ini telah melalui tahap triangulasi. Triangulasi data

dilakukan pada tanggal 5 Februari 2017. Triangulsi data dilakukan oleh dosen

Program Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, yaitu Danang Satria Nugraha., M. A. Adapun rincian data yang

diperoleh adalah sebagai berikut terdapat 31 kalimat yang diidentifikasi

mengalami interferensi gramatikal dalam bentuk frasa, 2 kalimat yang

diidentifikasi mengalami interferensi gramatikal dalam bentuk klausa 30 kalimat

yang diidentifikasi mengalami interferensi gramatikal dalam bentuk kalimat.

Data mengenai faktor penyebab terjadinya interferensi gramatikal dalam

komunikasi nonformal mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

angkatan 2013 pada tahun 2017 diperoleh melalui wawancara. Wawancara

dilakukan kepada mahasiswa yang melakukan komunikasi nonformal di kampus

dan tuturan yang ada dijadikan peneliti sebagai data penelitian. Dari hasil

wawancara peneliti menemukan beberapa faktor yang menyebabkan interferesi

dalam komunikasi, diantaranya adalah (1) kedwibahasaan penutur, (2) terbawanya

kebiasaan dalam bahasa Ibu.

4.2 Hasil Analisis Data

Interferensi gramatikal dalam bidang sintaksis yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah interferensi yang terjadi karena penggunaan pola, struktur

dan partikel kebahasaan bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia. Interferensi ini

pada umumnya terjadi karena terbawanya kebiasaan dalam bahasa daerah ke

dalam penggunaan bahasa Indonesia. Wujud interferensi gramatikal dalam bidang

sintaksis dalam penelitian ini adalah inteferensi dalam bentuk frasa, klausa dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

49

kalimat. Analisis dan pembahasan interferensi gramatikal yang ditemukan dalam

komunikasi nonformal mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

adalah sebagai berikut

4.2.1 Interferensi Frasa

Kesalahan berbahasa dalam bidang frasa sering dijumpai dalam komunikasi

baik lisan maupun tertulis. Kesalahan berbahasa dalam bidang frasa dapat

disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah karena adanya interferensi.

Penyimpangan penggunaan frasa karena adanya interferensi muncul karena di

dalam diri penutur terjadi kontak antara bahasa yang sedang digunakan dengan

bahasa lain yang dikuasainya.

Berikut ini akan diuraikan satu per satu interferensi pada penggunaan frasa

yang terjadi dalam komunikasi nonformal mahasiswa Program Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia angkatan 2013 tahun 2017.

1) Adanya pengaruh bahasa daerah

Situasi kedwibahasaan yang ada di Indonesia terutama dalam kalangan

mahasiswa Program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia angkatan 2013,

menimbulkan pengaruh besar terhadap pemakaian bahasa. Tidak heran apabila

pengaruh bahasa daerah kita jumpai dalam pemakaian bahasa Indonesia dalam

komunikasi nonformal. Hal tersebut dapat diperhatikan dalam pemakaian frasa

yang tidak tepat seperti data berikut:

4.2.1.1 Penggunaan frasa verbalpadha+KK beserta Faktor Penyebabnya

Frasa verbal adalah satuan bahasa yang terbentuk dari dua kata atau lebih

dengan verba sebagai intinya dan bukan merupakan klausa. Sebuah frasa verba

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

50

terjadi dari sebuah inti frasa yang berwujud kata kerja. Dengan demikian, frasa

verbal mempunyai inti dan kata lainyang mendampinginya. Posisi kata

pendamping ini bersifat pasti, tidak dapat dipindahkan secara bebas ke posisi lain.

Dilihat dari konstruksinya, frasa verbal terdiri atas verba inti dengan kata lain

yang bertindak sebagai penambah arti verba tersebut. Konstruksi seperti sudah

membaik, akan mendarat, tidak harus pergi merupakan jenis frasa verbal yang

berbentuk endosentrik atributif.. Frasa verbal endosentrik atributif terdiri atas inti

verba dan pewatas yang ditempatkan di depan atau di belakang verba inti. Salah

satu kelompok kata yang dapat berfungsi sebagai pewatas. Tidak ada pewatas

yang wajib.

Menurut KBBI kata padha memiliki arti sebagai kata depan yang dipakai

untuk menunjukkan posisi di atas atau di dalam hubungan atas atau di dalam

hubungan dengan, searti dengan di ( digunakan di depan kata benda, kata ganti

orang, keterangan waktu) atau ke. Contohnya adalah pada meja, pada mereka dan

pada keesokan harinya. Namun yang terjadi kata pada digunakan

sebagaipewatasfrasa verba dalam komunikasi nonformal mahasiswa Program

Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia angkatan 2013 tahun 2017.

(1) Teman-teman silahkan pada berunding perkelompok untuk

menentukan konsep foto.

(2) Kalau sudah pada menghubungi Jeje nanti akan dibuatkan jadwal

sama Jeje untuk pengambilan gambarnya teman-teman.

(3) Aku fotoin kalian lagi pada baca buku.

(4) Terus yang ingin berfoto silahkan pada menghubungi Jeje.

Beberapa kata yang dapat berfungsi sebagai pewatas adalah akan, harus,

dapat, boleh, suka, ingin, dan mau.Dalam ragam baku, unsur-unsur yang dicetak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

51

miring pada kalimat (1),(2), (3) dan (4) di atas merupakan contoh pemakaian

konstruksi predikat yang salah. Kata padha merupakan bentukan kata dari bahasa

daerah (Jawa) yang berpengaruh terhadap bahasa Indonesia yang digunakan oleh

mahasiswa dalam ragam santai. Contoh kalimat dalam bahasa Jawa adalah

sebagai berikut: (1)Aku motoke kowe lagi padha moco buku. atau (2)Aku motoke

kowe lagi do moco buku.

Bentuk dalam kalimat berbahasa Indonesia yang sering digunakan oleh

mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia agkatan 2013 pada tahun

2017 seperti contoh kalimat pada data di atas.Kata pada terbentuk dari kata

“padha” dalam bahasa Jawa yang salah jika dimasukkan dalam sistem bahasa

Indonesia. Kata penghubung padha dalam kalimat di atas bukan sebagai kata

depan melainkan sebagai terjemahan yang salah dari kata dalam bahasa Jawa yang

biasa digunakan oleh mahasiswa Prodi Bahasa Sastra Indonesia. Dengan

demikian, sebaiknya penghubung “padha” dalam predikat kata kerja dihilangkan

saja. Perbaikan kalimat-kalimat di atas yang benar adalah sebagai berikut

(1) Teman-teman silahkan berunding perkelompok untuk

menentukan konsep foto.

(2) Kalau sudah menghubungi Jeje nanti akan dibuatkan jadwal

sama Jeje untuk pengambilan gambarnya teman-teman.

(3) Aku fotokan kalian lagi baca buku.

(4) Yang ingin berfoto silahkan menghubungi Jeje.

Pada frasa yang bercetak miring di atas menunjukkan adanya interferensi

sintaksis yang berupa konstruksi frasa. Pada data yang ada terlihat bahwa terdapat

bentuk konstruksi frasa bahasa Indonesia yang terinterferensi konstrusi frasa

bahasa Jawa. Penyebab terjadinya interferensi frasa dalam bentuk padha+KK

disebabkan oleh faktor kedwibhasaan yang dimiliki penutur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

52

Interferensi sintaksis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

interferensi yang terjadi karena pengaruh penggunan pola pada struktur kalimat

bahasa Jawa ke dalam penggunaan bahasa Indonesia. Interferensi ini terjadi

karena kemampuan penutur menggunakan dua bahasa yang sudah terbiasa

menggunakan bahasa pertama (bahasa Jawa) terlebih dahulu, sehingga kebiasaan

itu terbawa dalam penggunaan bahasa Indonesia.

4.2.1.2 Penggunaan frasa preposisionalsama+KB (kata benda) untuk

Menyatakan oleh dan dengan beserta Faktor Penyebabnya

Preposisi atau kata depan adalah kata tugas yang bertugas sebagai unsur

pembentuk frasa preposisional. Preposisi terletak di bagian awalfrasa dan unsur

yang mengikutinya dapat berupa nomina, adjektiva, atau verba. Dengan demikian

dari nomina pasar dan verba mengail dapat kita bentuk menjadi frasa

preposisional ke pasar dan dengan mengail. Berikut ini adalah preposisi dalam

bahasa Indonesia beserta fungsinya.

Bagi

Untuk menandai hubungan peruntukan

Buat

guna

dari menandai hubungan asal, arah dari suatu tempat,

atau milik

dengan menandai hubungan kesertaan atau cara

di menandai hubungan tempat berada

oleh menandai hubungan pelaku atau yang dianggap pelaku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

53

Kebiasaan penggunaan konstruksifrasa preposisisama+KByang salah di

dalambahasa lisan masih terlihat pada komunikasi nonformal mahasiswa Program

Studi Pedidikan Bahasa Sastra Indonesia angkatan 2013 tahun 2017. Hal ini

terlihat pada beberapa kalimat yang digunakan seperti berikut.

(1) Fotonya akan diedit sama Jeje.

(2) Nanti pemberitahuan selanjutnya akan diberi tahu sama yang bertanggung

jawab ya

(3) Kameranya dipinjemin sama temennya Timo.

(4) Kalian kasih jadwal ke Jeje, terus bikin janji sama Jeje.

Data diatas menunjukan adanya interferensi dalam bentuk frasa preposisi

sama+KB pada frasa yang dicetak miring. Konstruksi frasa semacam ini tidak

dapat diterima dalam konstruksi frasa dalam bahasa Indonesia karena terpengaruh

oleh konstruksi frase BJ yang bertipe KK + karo + KB.Dalam BJ, kata karo

memiliki peran ganda sebagai kata depan (KD) dan sebagai kata sambung (KSb).

Karo sebagai KD biasanya digunakan (1) untukmenandai hubungan kesertaan

atau cara, yang dalam BI digunakan KD dengan,dan untuk menandai pelaku atau

yang dianggap pelaku yang dalam BI digunakan KDoleh. Contoh kalimat dalam

bahasa Jawa adalah sebagai berikut

(1) Rina lungo ning pasar karo Ibu (Karo sebagai Kata Depan)

(2) Rina diparingi roti karo Bapak (karo sebagai kata sambung)

Dari kedua contoh kalimat diatas dapat dilihat bahwa kata karo bisa

digunakan sebagai kata depan dan kata sambung. Kata karo dianggap memiliki

fungsi yang sama dengan kata sama dalam bahasa Indonesia untuk menyatakan

oleh dan dengan. Kata sama dalam bahasa Indonesia memiliki arti sendiri yaitu

serupa, seimbang, sebanding, serupa, sepadan dan tidak berbeda. Namun dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

54

berkomunikasi mahasiswa Program Pendidika Bahasa Sastra Indonesia angkatan

2013 tahun 2017 sering menggunakan kata sama untuk menggantikan kata oleh

dan dengan . Oleh karena itu kalimat yang benar untuk menggantikan kata sama

adalah sebagai berikut:

(1) Fotonya akan diedit oleh Jeje.

(2) Nanti pemberitahuan selanjutnya akan diberi tahu oleh yang

bertanggung jawab.

(3) Kameranya dipinjemin oleh temennya Timo.

(4) Kalian kasih jadwal ke Jeje, terus bikin janji dengan Jeje.

Pada frasa yang bercetak miring pada data di atas menunjukkan adanya

interferensi sintaksis yang berupa konstruksi frasa. Bentuk frasa sama+KB dalam

bahasa Indonesia mengikuti konstruksi frasa dalam bahasa Jawa. Konstruksi frasa

semacam ini tidak dapat diterima dalam konstruksi frasa dalam bahasa Indonesia

karena terpengaruh oleh konstruksi frase BJ yang bertipe KK + karo + KB. Dalam

BJ, kata karo memiliki peran ganda sebagai kata depan (KD) dan sebagai kata

sambung (KSb).

Interferensi konstruksi frasa dalam bahasa Indonesia ini terjadi karena penutur

menguasai dua bahasa atau dwibahasawan. Penguasaan dua bahasa yang dimiliki

penutur mengakibatkan terbiasanya menggunakan bahasa Jawa, sehingga

penggunaan bahasa Indonesia jarang digunakan. Kedwibahasaan dan terbawanya

kebiasaan penutur dalam menggunakan bahasa Jawa ini yang menjadai faktor

penyebab terjadinya interferensi dalam konstruksi frasa bahasa Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

55

4.2.2 Interferensi dalam Klausa

4.2.2.1 Penggunaan Bentuk Superlatif yang Berlebihan Pada Klausa Terikat

dengan Predikat Adjektivalbeserta Faktor Penyebabnya

Klausa merupakan suatu konstruksi yang sekurang-kurangnya terdiri atas

dua kata yang mengandung hubungan fungsional subjek-predikat, dan secara

fakultatif dapat diperluas dengan beberapa fungsi lain seperti objek dan

keterangan-keterangan lain (Keraf, 1991: 181).

Bentuk superlatif merupakan suatu bentuk yang mengandung arti “paling”

dalam suatu perbandingan. Bentuk yang mengandung arti “paling” itu dapat

dihasilkan dengan suatu adjektiva ditambahkan dengan adverbia sangat, amat,

sekali, atau paling. Jika terdapat dua adverbia digunakan dalam menjelaskan

adjektiva dalam sebuat kalimat, akan terjadi bentuk superlatif yang berlebihan.

Penggunaan klausa dengan kalimat superlatif yang berlebihan terlihat

dalam percakapan komunikasi nonformal mahasiswa Program Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia angkatan 2013 tahun 2017. Wujud penggunaan kalimat superlatif

yang berlebihan tersebut dapat dilihat pada data sebagai berikut:

(1) Akan sangat baiksekalijika konsep yang ada segera disampaikan,

supaya tidak ada konsep yang sama satu sama lain.

(2) Kalo mau foto di lorong kalo gak pagi ya sore, kalo gak pagi apa

sore tu sangat rame sekali kalo mau buat foto gak kondusif.

Adverbia+adjektiva+Adverbiayang bercetak miring pada data kalimat di atas

menunjukkan adanya interferensi. Penyebab terjadinya interferensi dalam klausa

adalah karena adanya faktor kedwibahasaan penutur, sehingga menimbulkan

kontak bahasa yang memengaruhi sistem penggunaan bahasa sehingga

menimbulkan interferensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

56

Susunan kalimat menurut kaidah bahasa Indonesia yang benar adalah

sebagai berikut:

(1) Akan sangat baikjika konsep yang ada segera disampaikan, supaya

tidak ada konsep yang sama satu sama lain atau akan baiksekali

jika konsep yang ada segera disampaikan, supaya tidak ada konsep

yang sama satu sama.

(2) Kalo mau foto di lorong kalo gak pagi ya sore, kalo gak pagi apa

sore tu sangat ramaikalo mau buat foto gak kondusif atau Kalo

mau foto di lorong kalo gak pagi ya sore, kalo gak pagi apa sore tu

ramaisekalikalo mau buat foto gak kondusif

4.2.3 Interferesi dalam Kalimat

4.2.3.1 Penggunaan terus untuk Menyatakan lalu, selanjutnya, setelah itu,

kemudian dalam Kalimat Majemuk Setarabeserta Faktor

Penyebabnya

Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang pola kalimatnya

memiliki kedudukan yang sederajat (Keraf, 1991:200). Hubungan kalimat yang

setara dapat diperinci lagi atas kalimat majemuk setara yang bersifat

menggabungkan dua kalimat tunggal dengan kata gabung atau konjungsi dan,

lagi, sesudah itu, dan karena itu.

Dalam penggunaan bahasa sehari-hari kadang orang salah menggunakan kata

terus yang seharusnya untuk lalu, selanjutnya, setelah itu, kemudian.Penggunaan

kata tugas yang keliru tersebut bila tidak ada kontrol bahasa dari si pemakai akan

berakibat pada bahasa lisan yang digunakan. Hal ini terlihat pada beberapa kalimat

yang digunakan dalam sebagai berikut.

(1) Kalian kasih jadwal ke Jeje, terus bikin janji sama Jeje.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

57

(2) Kita kan juga butuh waktu untuk persiapan, nah waktu kita persiapan itu

Jeje kan juga bisa nyiapin kamera, terus kalau udah siap semuanya kita

foto.

(3) Kelompok Dredha di lorong kampus, Tyas di beringin Soekarno, Ayun di

lapangan Realino, Timo di basement auditorium, terus Eko mau foto

dimana?

Data di atas menunjukkan adanya interferensi sintaksis yang berupa

penggunaanterus untuk menggantikan kata lalu, selanjutnya, setelah itu, kemudian

dan lantas. Dalam kaidah bahasa Indonesia baku, terus sebagai kata yang

digunakan untuk menyatakan perturutan atau kronologis. Dalam BI memang ada

terus tetapi fungsinya tidak demikian. Kata terus biasanya digunakan untuk

menyatakan suatu perbuatan yang tidak putus dan berlangsung pada waktu yang

lama, meskipun pengertian lama di sini bersifat relatif. Munculnya kata terus

sebagai kata tugas yang menyatakan pertuturan karena mahasiswa terbiasa

menggunakan kata terus dalam BJ. Dalam BJ, kata terus dapat berfungsi ganda

yaitu menyatakan perbuatan yang tidak terputus dan menyatakan perturutan. Oleh

karena perbedaan dan persamaan fungsi antara terus dalam BJ dengan terus dalam

BI, mahasiswa masih terpengaruh penggunaan terus dalam BJ.

Yang dimaksud oleh mahasiswa untuk data kalimat di atas seharusnya adalah

lalu, selanjutnya, setelah itu, kemudian dan lantasyang dalam BI berfungsi sama

denganterus dalam BJ. Dengan demikian, perbaikan kalimat di atas yang benar

sesuai kaidah bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

(1) Kalian kasih jadwal ke Jeje, lalu bikin janji dengan Jeje.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

58

(2) Kita kan juga butuh waktu untuk persiapan, nah waktu kita persiapan itu

Jeje kan juga bisa nyiapin kamera, setelah itu kalau udah siap semuanya

kita foto.

(3) Kelompok Dredha di lorong kampus, Tyas di beringin Soekarno, Ayun di

lapangan Realino, Timo di basement auditorium, kemudian Eko mau foto

dimana?

Interferensi penggunaan konjungsi merupakan interferensi yang berwujud

penggunaan konjungsi bahasa Jawa dalam penggunaan bahasa Indonesia. Dalam

bahasa Jawa kata terus dapat berfungsi ganda yaitu menyatakan perbuatan yang

tidak terputus dan menyatakan perturutan. Penggunaan konjungsi ini tidak tepat,

karena konjungsi yang terdapat dalam bahasa Indonesia untuk menyatakan

perturutan adalah lalu, selanjutnya, setelah itu, kemudian. Penyebab terjadinya

interferensi pola kalimat ini disebabkan oleh kedwibahasaan penutur dan adanya

kebiasaan penutur dalam menggunakan bahasa Jawa, sehingga penutur lebih

sering menggunakan konjungsi terus untuk menyatakan sebuah perturutan.

4.2.3.2 Kalimat Bahasa Indonesia yang Diikuti oleh Kalimat Bahasa Daerah

(Jawa)dalam Kalimat Luasbeserta Faktor Penyebabnya

Penggunaan bahasa Indonesia tanpa disadari sering diikuti oleh penggunaan

bahasa daerah (Jawa) dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa Indonesia yang

diikuti oleh penggunaan bahasa daerah (Jawa) ini sering terlihat dalam bentuk

kalimat. Hal ini dapat terlihat pada data sebagai berikut :

(1) Besok kalo semua udah pada kerja diluar kota kamu ujian gak ada

yang nemenin Ris,wes sidang suasanane medeni, metu ruang

sidang ra ono konco-koncone, kui indah pada waktunya Ris?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

59

(2) Ya mau jalan-jalan aja, mau cari-cari kaos aku. Lha udan terus

entek salinku, sekalian cari batik buat Ibukku. Arep kondangan

wae repot.

(3) Kita juga maunya semua, tapi kurang uangnya, nek duite turah

akeh we ra masalah.

Melihat beberapa data diatas, tentu akan menimbulkan pertanyaan apa

yang membedakan campur kode dengan interferensi. Pada uraian bab sebelumnya

telah disampaikan bahwa campur kode merupakan penggunaan serpihan dari

bahasa lain yang dapat berupa kata atau frasa dalam penggunaan suatu bahasa.

Sedangkan contoh pada data diatas adalah adanya penyimpangan dalam

menggunakan suatu bahasa dengan memasukan sistem bahasa lain. Contoh pada

data diatas adalah penggunaan bahasa Indonesia yang diikuti oleh penggunaan

sistem bahasa daerah (Jawa) (Chaer dan Agustina, 2014:124).

Penggunaan sistem bahasa daerah (Jawa) terdapat dalam kalimat yang

dicetak miring. Data di atas merupakan contoh interferensi gramatikal dalam

bentuk kalimat. dalam struktur dan kaidah bahasa Indonesia seharusnya bentuk

kalimat di atas menjadi:

(1) Besok kalo semua sudah kerja diluar kota kamu ujian gak ada yang

nemeninsidang dengan suasana mengerikan, keluar ruang sidang

tidak ada teman-teman, itu indah pada waktunya Ris?

(2) Ya mau jalan-jalan saja, mau cari-cari kaos aku,hujan terus, bajuku

habis, sekalian cari baju batik untuk Ibuku. Mau ke pesta

pernikahan saja susah.

(3) Kita juga maunya semua, tapi kurang uangnya,kalau uangnya sisa

banyak tidak masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

60

4.2.4 Faktor Penyebab Terjadinya Interferensi

Hasil penelitian menemukan latar belakang penyebab terjadinya interferensi

gramatikal dalam komunikasi nonformal mahasiswa Program Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia tahun akademik 2013/ 2014tahun 2017 adalah karena faktor

kedwibahasaan para mahasiswa dan terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu.

Istiah interferensi terjadi adanya perubahan sistem suatu bahasa sehubungan

dengan adanya persentuhan bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang

bilingual (Chaer dan Agustina, 2004:120). Adanya kontak bahasa yang terjadi

menyebabkan timbulnya interferensi dalam berkomunikasi.

Weinrich (Aslinda dkk., 2007:23) menyebutkan kedwibahasaan sebagai “the

practice of alternately using two language”, yaitu kebiasaan menggunakan dua

bahasa atau lebih secara bergantian. Hal ini memberikan pengaruh kepada sistem

dan unsur-unsur kebahasaan terhadap bahasa yang digunakan. Weinreich (dalam

Chaer dan Agustina, 2010: 210) menyebutkan interferensi adalah perubahan

sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya persentuhan bahasa tersebut

dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh penutur yang bilingual.

Weinrich juga mengatakan bahwa interferensi adalah penyimpangan penggunaan

bahasa dari norma-norm daa yang ada sebagai adanya akibat kontak bahasa

karena penutur mengenal lebih dari satu bahasa. Di dalam proses interferensi,

kaidah pemakaian bahasa mengalami penyimpangan karena adanya pengaruh dari

bahasa lain.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia merupakan penutur yang bilingual. Sebagai penutur yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

61

bilingual mereka memiliki kemampuan yang hampir sama dalam berbahasa

Indonesia dan berbahasa daerah (Jawa). Selain itu para mahasiswa juga terbiasa

menggunakan kedua bahasa tersebut secara bersamaan. Kebiasaan ini dapat

terlihat dalam komunikasi nonformal yang terjadi diantara mahasiswa.

Hasil analisis terhadap interferensi gramatikal dalam komunikasi nonformal

mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia angkatan 2013

tahun 2017 terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya interferensi.

Kedwibahasaan merupakan faktor utama yang menyebabkan terjadinya

interferensi gramatikal, menghilangnya kata-kata yang jarang digunakan dan yang

terakhir karena terbawanya kebiasaan dalam bahasa ibu. Hal tersebut terjadi

karena adanya kontak bahasa yang terjadi diantara mahasiswa sebagai

dwibahasawan, sehingga menimbulkan interferensi.

Perbendaharaan kata dalam bahasa Indonesia sebenarnya cukup banyak.

Adanya kebiasaan terbawanya bahasa ibu saat berkomunikasi menyebabkan

berkurangnya kosakata dalam bahasa Indonesia karena jarang digunakan. Hal ini

terjadi dalam kata sama yang digunakan mahasiswa Program Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia angkatan 2013 tahun 2017. Kata sama untuk dalam bahasa

Indonesia memiliki arti persis, serupa, namun dalam kenyataanya, ketika

berkomunikasi kata sama digunakan untuk menyatakan oleh dan dengan. Hal ini

disebabkan oleh terbawanya kebiasaan menggunakan bahasa ibu dalam

berkomuikasi. Kata sama dalam bahasa ibu (Jawa) sebenarnya adalah kata karo

yang memiliki arti dengan dan oleh. Dalam bahasa Indonesia kata dengan dan

oleh memiliki fungsi yang berbeda. Kata dengan memiliki fungsi untuk menandai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

62

hubungan kesertaan atau cara. Kata oleh dalam bahasa Idonesia memiliki fungsi

untuk menandai hubungan pelaku atau yang dianggap pelaku.

4.3 Pembahasan

Penelitian berjudul Interferensi Gramatikal dalam Komunikasi Nonformal

Mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia angkatan 2013 tahun

2017 ini bertujuan untuk mendeskripsikan interferensi gramatikal dalam wujud

frasa, klausa dan kalimat serta faktor yang menyebabkan terjadinya interferensi

gramatikal. Data dalam penelitian ini berupa tuturan mahasiswa yang dicurigai

mengandung interferensi gramatikal. Peneliti mengangkat topik tersebut sebagai

penelitian karena penelitian tersebut jarang dilakukan, selain itu peneliti tertarik

karena masih sering ditemukan interferensi gramatikal dalam komunikasi

mahasiswa yang menempuh pembelajaran pada Program Studi Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia.

Pada sub bab ini peneliti akan menjelaskan temuan dari data hasil

penelitian yang diambil dari olahan data sebelumnya. Pembahasan dalam sub bab

ini berkaitan dengan hasil dari data penelitian yang disesuaikan dengan teori yang

dicantumkan dalam penelitian. Kesesuaian teori terkait dengan data penelitian

yaitu teori mengenai interferensi gramatikal menurut Weinrich (dalam Chaer dan

Agustina, 2010: 210), interferensi dalam bentuk frasa dan kalimat menurut

Setyawati (2010), dan faktor penyebab terjadinya interferensi menurut Weinrich

(dalam Suandi 2014: 117).

Weinreich (dalam Chaer dan Agustina, 2010: 210), menyebutkan

interferensi adalah perubahan sistem suatu bahasa sehubungan dengan adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

63

persentuhan bahasa tersebut dengan unsur-unsur bahasa lain yang dilakukan oleh

penutur yang bilingual.Batasan pengertian interferensi menurut Weinreich (dalam

Aslinda, dkk., 2010: 66) adalah “Those instance of deviation from norm of either

language wich occur in the speeks bilinguals as a result of their familiarity with

more than one language, i.e. as a result of language contact” atau

(penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma salah satubahasa yang terjadi

dalam tuturan para dwibahasawan sebagai akibat dari pengenalan mereka lebih

dari satu bahasa, yaitu sebagai hasil dari kontak bahasa).

Interferensi dapat terjadi pada semua tuturan bahasa. Weinreich(dalam

Chaer dan Agustina, 2010: 66), mengidentifikasi empat jenis interferensi sebagai

berikut: (1) pemindahan unsur dari satu bahasa ke bahasa lain, (2) perubahan

fungsi dan kategori unsur karena proses pemindahan, (3) penerapan unsur-unsur

yang tidak berlaku pada bahasa ke dua ke dalam bahasa pertama, (4) pengabaian

struktur bahasa kedua karena tidak terdapat padanannya dalam bahasa pertama.

Weinrech juga membagi bentuk-bentuk interferensi atas tiga bagian, yaitu

interferensi fonologi, interferensi leksikal, dan interferensi gramatikal.

Dalam interferensi gramatikal terdapat dua jenis interferensi yang pertama

adalah interferensi morfologi dan yang kedua adalah interferensi sintaksis. Pada

penelitian ini peneliti hanya meneliti mengenai interferensi gramatikal dalam

bidang sintaksis. Interferensi gramatikal dalam bidang sintaksis terjadi dalam tiga

bentuk, yaitu dalam bentuk frasa, klausa, dan kalimat. Menurut Weinrich (dalam

Suandi 2014:117), ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya interferensi

diantaranya adalah (1) Kedwibahasaan peserta tutur, (2) Tipisnya kesetiaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

64

pemakai bahasa penerima, (3) Tidak cukupnya kosakata bahasa penerima, (4)

Menghilangnya kata-kata yang jarang digunakan, (5)Kebutuhan akan sinonim, (6)

Prestise bahasa sumber dan gaya bahasa, (7)Terbawanya kebiasaan dalam bahasa

Ibu.

Melalui pembahasan tersebut dapat diketahui bahwa data yang disajikan

dalam bentuk tuturan telah sesuai dengan teori yang dijadikan sebagai pisau

analisis. Hal tersebut dapat dilihat bahwa interferensi gramatikal yang terjadi

sesuai dengan teori menurut Setyawati (2010:76). Kesalahan dalam bidang frasa

dapat disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya (1) adanya pengaruh bahasa

daerah, (2) penggunaan preposisi yang tidak tepat, (3) kesalahan susunan kata, (4)

penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir, (5) penggunaan bentuk

superlatif yang berlebihan, (6) penjamakan yang ganda, dan (7) penggunaan

bentuk resiprokal yang tidak tepat. (Setyawati 2010:76).

Kesalahan dalam bidang kalimat dapat disebabkan oleh berbagai hal,

diantaranya: (1) kalimat yang tidak bersubjek, (2) kalimat tidak berpredikat, (3)

kalimat tidak bersubjek dan tidak berpredikat (4) penggandaan subjek, (5) antara

predikan dan objek yang tersisipi, (6) kalimat yang tidak logis, (7) kalimat yang

ambiguitas, (8) penghilangan konjungsi, (9) penggunaan konjungsi yang

berlebihan, (10) urutan yang tidak pararel, (11) penggunaan istilah asing, dan (12)

penggunaan kata tanya yang tidak perlu.

Frasa berdasarkan kelas kata dibagi menjadi, frasa verbal, frasa nominal,

frasa adjektiva, dan frasa preposisi. Klausa terbagi atas dua jenis berdasarkan

keterikatannya yaitu, klausa bebas dan klausa terikat. Selanjutnya adalah kalimat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

65

kalimat terbagi menjadi kalimat tunggal, kalimat luas dan kalimat majemuk

(Keraf, 1991: 181).

Setelah itu pembahasan akan disesuaikan dengan empat rumusan masalah

yang akan dibahas dalam penelitian ini. Keempat rumusan masalah tersebut akan

disesuaikan dengan teori terkait yang sudah dipaparkan dengan data dari hasil

penelitian. Keempat rumusan masalah tersebut diantaranya adalah bagaimana

wujud interferensi frasa, klausa dan kalimat serta faktor penyebab terjadinya

interferensi dalam komunikasi nonformal mahasiswa Program Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia tahun akademik 2013/ 2014. Pembahasan keempat rumusan

masalah tersebut akan dipaparkan sebagai berikut,

Berdasarkan data yang terdapat di atas terdapat:

4.4.1 Interferensi Gramatikal dalam WujudFrasa

1) Terdapat 15 kalimat yang diidentifikasi mengalami interferensi

gramatikal dalam wujud frasa verbalpadha+KK. Di dalam struktur

pola kalimat bahasa Indonesia seharusnya cukup dengan KK

2) Terdapat 16 kalimat yang diidentifikasi mengalami interferensi

gramatikal dalam wujud frasa preposisionalsama+KB. Kata “sama”

untuk menyatakan suatu hubunganselalu digunakan untuk

menggantikan kata “oleh dan dengan”.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa data dalam bentuk tuturan

tersebut telah sesuai dengan teori yang digunakan sebagai pisau analisis yaitu

interferensi dalam bentuk frasa menurut Setyawati (2010: 76) serta bentuk-bentuk

frasa dengan menggunakan teori Keraf ( 1991:181). Kesalahan dalam bentuk frasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

66

menurut Setyawati (2010) salah satunya adalah karena adanya pengaruh bahasa

daerah. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan kata sama dalam bahasa ibu

(Jawa) sebenarnya adalah kata karo yang memiliki arti dengan dan oleh. Dalam

bahasa Indonesia kata dengan dan oleh memiliki fungsi yang berbeda. Kata

dengan memiliki fungsi untuk menandai hubungan kesertaan atau cara. Kata oleh

dalam bahasa Indonesia memiliki fungsi untuk menandai hubungan pelaku atau

yang dianggap pelaku. Penggunaan frasa tersebut terjadi dalam bentuk frasa

preposisional sesuai dengan teori menurut Keraf (1991).

Selanjutnya adalah penggunaan preposisi yang tidak tepat menurut

Setyawati (2010) pada penggunaan frasa verbal menurut Keraf (1991). Hal ini

terlihat pada penggunaan preposisi padha+Verba yang ada dalam data tuturan.

Sebuah frasa verba terjadi dari sebuah inti frasa yang berwujud kata kerja. Dengan

demikian, frasa verbal mempunyai inti dan kata lain yang mendampinginya.

Dilihat dari konstruksinya, frasa verbal terdiri atas verba inti dengan kata lain

yang bertindak sebagai penambah arti verba tersebut. Konstruksi seperti sudah

membaik, akan mendarat, tidak harus pergi merupakan jenis frasa verbal yang

berbentuk endosentrik atributif.. Frasa verbal endosentrik atributif terdiri atas inti

verba dan pewatas yang ditempatkan di depan atau di belakang verba inti. Salah

satu kelompok kata yang dapat berfungsi sebagai pewatas. Beberapa kata yang

dapat berfungsi sebagai pewatas adalah akan, harus, dapat, boleh, suka, ingin,

dan mau. Namun pewatas yang sering digunakan pada tuturan adalah padha yang

merupakan bahasa daerah (Jawa), yang sebenarnya bukan berfungsi sebagai

pewatas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

67

4.4.2 Interferensi Gramatikal dalam Wujud Klausa

1) Terdapat 2 kalimat yang diidentifikasi mengalami interferensi gramatikal

dalam wujud klausa. Interferensi dalam bentuk klausa yang ditemukan

adalah klausa dengan bentuk penggunaan superlatif yang berlebihan.

Klausa terbagi atas dua jenis berdasarkan keterikatannya yaitu klausa

bebas dan klausa terikat (Keraf, 1991: 181). Klausa bebas, yaitu klausa yang dapat

muncul sendiri dan tidak bergantung pada klausa-klausa yang lain. Klausa terikat,

yaitu klausa yang tunduk pada suatu klausa lain, dan biasanya dinyatakan dengan

sebuah konjungsi. Hubungan antar klausa dapat ditandai dengan kehadiran

konjungsi (kata sambung) pada awal salah satu klausa tersebut. Dapat dilihat dari

data tuturan tersebut bahwa interferensi terjadi pada klausa terikat dengan bentuk

klausa adjektival. Klausa adjektival merupakan klausa yang predikatnya

berbentuk adjektiva. Sesuai dengan teori Setyawati (2010) bahwa interferensi juga

dapat terjadi dengan penggunaan superlatif yang berlebihan.

4.4.3 Interferensi Gramatikal dalam Wujud Kalimat

1) Terdapat 9 kalimat majemuk setara yang diidentifikasi mengalami

interferensi gramatikal dalam bentukterus+KK sebagai kata yang

digunakan untuk menyatakan perturutan atau kronologis

2) Terdapat 22kalimat luasyang diidentifikasi mengalami interferensi

gramatikal dalam bentuk kalimat yang dipengaruhi unsur bahasa daerah

(Jawa).

Kalimat terbagi menjadi 3 jenis yaitu kalimat tunggal, kalimat luas, dan

yang terakhir kalimat majemuk. Kalimat tunggal dapat berupa kalimat inti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

68

dan dapat juga berupa kalimat luas yang mengandung satu pola kalimat.

Kalimat luas memiliki arti sebagai kalimat inti yang sudah diperluas

dengan kata baru, sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata, tetapi lebih.

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu preposisi

sehingga mempunyai paling tidak dua predikat yang tidak dapat dijadikan

satu kesatuan (Keraf, 1991: 33). Kalimat majemuk dapat dibedakan

menjadi kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Kalimat

majemuk setara yang bersifat menggabungkan dapat ditandai dengan

preposisi dan, lagi, sesudah itu, karena itu. Kalimat majemuk setara yang

bersifat memilih, preposisi yang digunakan untuk menyatakan hubungan

adalah atau. Kalimat majemuk setara yang mempertentangkan, preposisi

yang digunakan untuk menyatakan hubungan adalah melainkan,

tetapi,hanya. Lalu yang kedua adalah kalimat majemuk bertingkat.

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang mengandung dua pola

kalimat atau lebih yang tidak sederajat (Keraf, 1991: 200).

Pada data tuturan diatas terlihat bahwa inteferensi kalimat terjadipada

kalimat luas dan kalimat majemuk. Hal ini sesuai dengan teori menurut Keraf

(1991). Interferensi dalam kalimat ini berwujud adanya penggunaan istilah asing

dalam kalimat menurut Setyawati (2010).

4.4.4 Faktor Penyebab Terjadinya Interferensi

Dapat dilihat dari data tuturan yang diperoleh dari percakapan nonformal

yang dilakukan mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia angkatan

2013 pada tahun 2017, bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya interferensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

69

gramatikal dalam berkomunikasi adalah kedwibahasaan penutur. Hal ini dapat

dilihat dari latar belakang penutur yang memiliki penguasaan terhadap lebih dari

satu bahasa, yaitu bahasa Ibu dan bahasa Indonesia. Kedwibahasaan penutur

membuat penutur memiliki kemampuan untuk menggunakan dua bahasa saat

berkomunikasi. Terkadang penggunaan kedua bahasa tersebut dilakukan secara

bersamaan.

Faktor kedua adalah terbawanya kebiasaan dalam bahasa Ibu. Penutur

memiliki latar belakang memiliki bahasa Ibu yang sama yaitu bahasa Jawa.

Penutur menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari dalam

berkomunikasi. Kebiasaan penutur menggunakan bahasa Jawa ini mengakibatkan

ujaran-ujaran bahasa Jawa tersebut masuk ke dalam bahasa Indonesia. Hal ini

menyebabkan terjadinya interferensi dalam penggunaan bahasa Indonesia saat

berkomunikasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

`Pada penelitian yang berjudul Interferensi Gramatikal dalam Komunikasi

Nonformal Mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia angkatan

2013 Tahun 2017 ini peneliti memaparkan empat hal, yang pertama memaparkan

interferensi gramatikaldalam wujudfrasa. Kedua, memaparkan interferensi

gramatikal dalam wujudklausa. Ketiga memaparkan interferensi gramatikal dalam

wujudkalimat, Keempat memaparkan faktor yang mempengaruhi terjadinya

interferensi gramatikal dalam komunikasi nonformal mahasiswa Program

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia tahun akademik 2013/ 2014.

Pertama, interferensi gramatikal dalam komunikasi nonformal yang terjadi di

kalangan mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia angkatan 2013

tahun 2017 terdapat 31 frasa yang terbagi dalam dua bentuk. Bentuk interferensi

frasa yang pertama adalah 15bentuk frasa padha+KK.Kata pada digunakan

sebagai kata penghubung pada kalimat dalam komunikasi nonformal mahasiswa

Program Studi Pedidikan Bahasa Sastra Indonesia tahun akademik 2013/ 2014.

Interferensi frasa yang kedua adalah 16 bentuk frasa sama+KB. Kata sama dalam

bahasa Indonesia memiliki arti sendiri yaitu serupa, seimbang, sebanding, serupa,

sepadan dan tidak berbeda. Namun dalam berkomunikasi mahasiswa Program

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesiatahun akademik 2013/ 2014 sering

menggunakan kata sama untuk menggantikan kata oleh dan dengan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

71

Kedua, interferensi gramatikal dalam komunikasi nonformal yang terjadi di

kalangan mahasiswa dalam bentuk klausa. Interferensi gramatikal pada klausa

berupa penggunaan superlatif yang berlebihan. Pada penelitian ini ditemukan dua

klausa yang menggunakan bentuk superlatif yang berlebihan berupa

Adverbia+adjektiva+Adverbia.

Ketiga,interferensi gramatikal dalam komunikasi nonformal yang terjadi di

kalangan mahasiswa dalam bentuk kalimat. Terdapat 31 kalimat yang mengalami

interferensi gramatikal.Sembilan kalimat majemuk setara dengan menggunakan

kata gabung (konjungsi) bahasa daerah (Jawa) terusdan terdapat 22 kalimat yang

mengandung inteferensi gramatikal dengan bentuk penggunaan bahasa Indonesia

yang diikuti dengan penggunaan kalimat dalam bentuk bahasa daerah (Jawa).

Keempat, faktor yang mempengaruhi terjadinya interferensi gramatikal dalam

komunikasi nonformal mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

tahun akademik 2013/ 2014adalah:1) Kedwibahasaan para mahasiswa dalam

komunikasi, 2) Terbawanya kebiasaan dalam bahasa Ibu.

5.2 Saran

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan penelitian ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan agar penelitian mengenai

interferensi gramatikal dalam bentuk sintaksis dapat dikembangkan lebih lanjut

oleh peneliti yang selanjutnya. Dalam penelitian ini peneliti hanya berpusat pada

satu bidang saja yaitu bidang sintaksis yang berwujud frasa, klausa dan kalimat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

72

Apabila selanjutnya ada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian interferensi

gramatikal kiranya tidak hanya meneliti dalam bidang sintaksis saja. Peneliti lain

hendaknya juga melakukan penelitian interferensi dalam bidang fonologi,

morfologi dan leksikal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

73

DAFTAR PUSTAKA

Adisumarto, M. 1985. Pengantar Ilmu Bahasa Umum. Bandung: Angkasa.

Alwi, H., dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta:

Balai Pustaka.

Aslinda dan Leni, S. 2007. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika

Aditama.

Chaer dan Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka

Cipta.

Chaer, dan Leonie, A. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.

Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, A. 2013. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta. Rineka Cipta.

Dardjowidjojo, S., dkk. 1988. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta. Balai

Pustaka.

Darini, A. W. 2013. Interferensi Fonologi, Morfologi, Dan Leksikal Dalam

Komunikasi Formal Mahasiswa Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Airlangga.Skripsi.

Prastowo, A.2014.Metode Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan

Penelitian. Yogyakarta: AR- RUZZ MEDIA.

Hastuti, S. 2003. Sekitar Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Edisi Kedua.

Yogyakarta: Mitra Gama Widya.

Kridalaksana, H. 2008. Kamus Linguistik. Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Keraf, G. 1991. Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia. Jakarta. Grasindo.

.1980. Tata Bahasa Indonesia. Flores. Nusa Indah.

Mardiana. 1985. Interferensi Fonologis Dialek Melayu Bangka Sub Dialek

Pangkal Pinang Pada Penggunaan Bahasa Indonesia Oleh Siswa SMA

Pangkal Pinang. Skripsi.Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Institut

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma Yogyakarta.

Moleong, L. J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

74

Pranowo. 2014. Teori Belajar Bahasa. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Ramlan, M. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia: Sintaksis. Yogyakarta: UP Karyono.

Rokhimawati. 2013. Interferensi Gramatikal Bahasa Indonesia dalam Bahasa

Jawa pada Karangan Narasi Siswa Kelas VII Smp Negeri I Mungkid di

Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. Skripsi.Universitas Negeri

Yogyakarta.

Setyawati, N. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia. Surakarta. Yuma

Pustaka.

Suandi, N. 2014. Sosiolinguistik. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Suwito. 1985. Sosiolinguistik Pengantar Awal. Solo: Henary Offset.

Wijana, P. 2013. Sosiolingistik. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Wijaya dan Mohammad, R.2006. Sosiolinguistik. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

75

BIODATA PENULIS

Natalia Kartika Purnasari, lahir di Yogyakarta, 18 Desember

1993 dari pasangan suami istri Stefanus Sutriyono dan A.A.

Endang Cahyawati Ningsih. Penulis merupakan anak ketiga

dari tiga bersaudara. Penulis bertempat tinggal di

Perumahan Mojosari Indah Blok B/6 Banguntapan Bantul

Yogyakarta.

Pendidikan yang telah ditempuh penulis diantaranya adalah SDN Lempuyang

Wangi III lulus pada tahun 2006, lalu pada tahun 2009 lulus dari SMP K Pangudi

Luhur II, selanjutnya pada tahun 2012 lulus dari SMK N II Kasihan Bantul

(SMM), dan yang terakhir meneruskan studi di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta pada tahun 2013 dan mengikuti Program Studi Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

76

TRIANGULASI HASIL PENELITIAN

INTERFERENSI GRAMATIKAL YANG TERJADI DALAM KOMUNIKASI NON FORMAL MAHASISWA PENDIDIKAN

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ANGKATAN 2013 TAHUN 2017

Kajian peneliti ini mengenai “Interferensi Gramatikal dalam Komunikasi Nonformal Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia Angkatan 2013 Tahun 2017”. Penelitian ini dilakukan untuk (1) mendeskripsikan interferensi gramatikal

dalam bidang sintaksis dalam bentuk frasa, (2) mendeskripsikan interferensi gramatikal dalam bidang sintaksis dalam bentuk klausa,

(3) ) mendeskripsikan interferensi gramatikal dalam bidang sintaksis dalam bentuk kalimat.

Triangulator dimohon untuk memeriksa kembali data yang diperoleh peneliti untuk keperluan keabsahan data. Triangulator

yang dipercaya untuk memeriksa data penelitian adalah penyidik yang memiliki kemampuan dalam bidang sosiolinguistik.

Petunjuk pengisian:

1. Triangulator dimohon untuk memberikan tanda centang (√) pada kolom setuju, apabila triangulator setuju bahwa data

interferensi yang ada sesuai dengan teori yang ada. Berilah tanda silang (x) pada kolom tidak setuju, apabila triangulator tidak

setuju terhadap data interferensi yang ada.

2. Triangulator dimohon untuk memberikan catatan pada kolom keterangan berupa kritik maupun saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

77

No. Jenis Interferensi Data Analisis

Triangulator

S TS Ket

1. Penggunaan frasa

verbal padha+KK

1) Terus yang ingin berfoto

silahkan pada

menghubungi jeje.

Dalam ragam baku, unsur-

unsur yang dicetak miring pada

kalimat merupakan contoh

pemakaian konstruksi predikat

yang salah. Kata pada

merupakan bentukan kata dari

bahasa daerah (Jawa). Kata

pada terbentuk dari kata

“podo” dalam bahasa Jawa

yang salah jika dimasukkan

dalam sistem bahasa Indonesia.

Kata penghubung pada dalam

kalimat di atas bukan sebagai

kata depan melainkan sebagai

terjemahan yang salah dari kata

2) Teman-teman silahkan

pada berunding

perkelompok untuk

menentukan konsep foto.

3) Lhah kok jadi aku sih

yang dibahas? Udah

buruan pada pesen,

kalian jadi pada makan

gak?

4) Ya ampun, jangan lah. √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

78

Doain yang baik-baik,

malah yang jelek-jelek.

Ya kalian jangan pada

pergi dulu sebelum aku

ujian.

dalam bahasa Jawa.

5) Sana-sana pada balik

kampung, ngebak-baki

Yogja wae.

6) Selesai kuliah ini kalian

pada mau lanjut

dimana?

7) Kalau sudah pada

menghubungi Jeje nanti

akan dibuatkan jadwal

sama Jeje untuk

pengambilan gambarnya

teman-teman.

8) Kalian pada mau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

79

persiapan jam berapa?

9) Aku fotoin kalian lagi

pada baca buku

10) Kelompok Eko jadinya

pada mau foto dimana?

11) Udah dua minggu yang

lalu. Kalian kan pada

nggak nonton. Udah aku

bookingin tiket, pada

gak dateng, gak konfirm

sama aku juga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

80

12) Lhah kok jadi aku sih

yang dibahas? Udah

buruan pada pesen,

kalian jadi pada makan

gak?

13) Ya ampun, jangan lah.

Doain yang baik-baik,

malah yang jelek-jelek.

Ya kalian jangan pada

pergi dulu sebelum aku

ujian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

81

14) Besok kalo semua udah

pada kerja diluar kota

kamu ujian gak ada yang

nemenin Ris. Wes sidang

suasanane medeni, metu

ruag sidang ra ono

konco-koncone, kui

indah pada waktunya

Ris?

15) Selesai kuliah ini kalian

pada mau lanjut dimana?

2. Penggunaan frasa

preposisional

sama+KB (kata

benda) untuk

menyatakan oleh

dan dengan

16) Fotonya akan diedit

sama Jeje.

Konstruksi frasa semacam

ini tidak dapat diterima dalam

konstruksi frasa dalam bahasa

Indonesia karena terpengaruh

oleh konstruksi frase BJ yang

bertipe KK + karo + KB.

Dalam BJ, kata karo memiliki

peran ganda sebagai kata depan

17) Nanti pemberitahuan

selanjutnya akan diberi

tahu sama yang

bertanggung jawab ya.

18) Nanti kalian difoto sama

Jeje toh?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

82

19) Waktu pengambilan

gambar teman-teman

akan dibuatkan jadwal

sama Jeje

(KD) dan sebagai kata sambung

(KSb). Karo sebagai KD

biasanya digunakan (1) untuk

menandai hubungan kesertaan

atau cara, yang dalam BI

digunakan KD dengan, dan

untuk menandai pelaku atau

yang dianggap pelaku yang

dalam BI digunakan KD oleh.

20) Cameranya dipinjemin

sama temennya Timo.

21) Dibawa sama Tika ding

catatannya.

22) Dibawa sama siapa

catatannya?

23) Dibawa sama Riska.

24) Peminjaman kamera biar

diurus sama Jeje aja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

83

25) Nanti akan dibuatkan

jadwal sama Jeje untuk

pengambilan gambarnya

teman-teman.

26) Surat peminjaman kelas

akan dibuat sama Tika.

27) Kalian kasih jadwal ke

Jeje, terus bikin janji

sama Jeje.

28) Perpisahan dulu sama

Rektor, sama minta

berkat sama Romo In.

29) Cuma kamu sama

Tamara aja po Tek yang

dari PBSI?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

84

30) Kan ada bus dari Prodi

Biologi, terus ada mobil

dari kampus juga, sama

naik mobil pribadi.

31) Kalo sama yang pindah

kelas kita total 49 anak.

Dihubungin dulu aja

yang pindah kelas itu.

Terus kita mau iuran

berapa per anak?

3. Penggunaan terus

untuk Menyatakan

lalu, selanjutnya,

setelah itu,

kemudian dalam

Kalimat Majemuk

Setara

32) Terus yang ingin

berfoto silahkan pada

menghubungi jeje.

Dalam kaidah bahasa

Indonesia baku, terus sebagai

kata yang digunakan untuk

menyatakan perturutan atau

kronologis. Kata terus biasanya

digunakan untuk menyatakan

suatu perbuatan yang tidak

putus dan berlangsung pada

33) Kalian kasih jadwal ke

Jeje, terus bikin janji

sama Jeje.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

85

34) Kelompok Dredha di

lorong kampus, Tyas di

beringin Soekarno, Ayun

di lapangan Realino,

Timo di basement

auditorium, terus Eko

mau foto dimana?

waktu yang lama, meskipun

pengertian lama di sini bersifat

relatif. Munculnya kata terus

sebagai kata tugas yang

menyatakan pertuturan karena

mahasiswa terbiasa

menggunakan kata terus dalam

BJ. Dalam BJ, kata terus dapat

berfungsi ganda yaitu

menyatakan perbuatan yang

tidak terputus dan menyatakan

perturutan. Oleh karena

perbedaan dan persamaan

fungsi antara terus dalam BJ

dengan terus dalam BI,

mahasiswa masih terpengaruh

penggunaan terus dalam BJ.

35) Deadline tanggal 10

Maret ngasih foto

kenang-kenangan ke

umi. Terus tinggal

editing, lay out terus

cetak.

36) Terus, jadi minjem lensa

jadi atau tidak?

37) Terus ngumpulin foto ke

siapa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

86

38) Kan ada bus dari Prodi

Biologi, terus ada mobil

dari kampus juga, sama

naik mobil pribadi.

39) Nek wes kalah kii ngono

galo, terus mengalihkan

pembicaraan.

4. Penggunaan Bentuk

Superlatif yang

Berlebihan Pada

Klausa Terikat

dengan Predikat

Adjektival

40) Kalo sama yang pindah

kelas kita total 49 anak.

Dihubungin dulu aja

yang pindah kelas itu.

Terus kita mau iuran

berapa per anak?

41) Akan sangat baik

sekali jika konsep yang

ada segera disampaikan,

supaya tidak ada konsep

yang sama satu sama

lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

87

5. Kalimat Bahasa

Indonesia yang

Diikuti oleh Kalimat

Bahasa Daerah

(Jawa) dalam

Kalimat Luas

42) Nek wes kalah kii ngono

galo, terus mengalihkan

pembicaraan sukanya.

43) Misale satus seket kui

pasti, sisanya bisa untuk

properti atau layout.

44) Ana bonceng aku aja,

ben pas bocengan loro-

loro.

45) ada Nat. Tapi desa di

tempat tinggalku isinya

asli Jawa semua, dadi yo

tetep nggo bahasa Jawa

nek omongan.

46) Misale seratus ribu dosen

tidak bisa tercover lho.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

88

47) Jowo Nat. Kadang ya

bahasa Indonesia, kadang

ya dua-duanya Nat, sok

kegowo e nek lagi

ngobrol ki

48) yo Jawa Nat, wong

bapak, mamaku kii

wong Jowo.nek ning

sekolah bahasa

Indonesia, sekolahku di

kotanya, nah di kota itu

udah penduduk asli

Lampung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

89

49) ya kayak kita ini lho, nek

ngomong gini pakai bahasa

Indonesia tapi tetep sok ono

Jawane to Nat nek

omongan.

50) Official yo ngewangi

nyepake kebutuhane

penyanyi, penyanyi

cuma tinggal nyanyi saja.

51) Nggowo koper gede ki

abot, nanti kena biaya

tambahan kalau

bebannya berlebihan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

90

6. Kalimat Bahasa

Indonesia yang

Diikuti oleh Kalimat

Bahasa Daerah

(Jawa) dalam

Kalimat Luas

52) kamu aja perlu banyak

motivasi buat nyelesein

skripsimu sendiri, kok

malah ngenehi motivasi

kancane Ris.

53) Nggowo koper gede ki

abot, nanti kena biaya

tambahan kalau

bebannya berlebihan.

7. 54) Ya ayok, ajak Lukas juga

yok. Ha mesti nek Lukas

ki memeng nek kon

mlaku-mlaku. Ajak Ana

aja yang kosnya deket.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

91

55) Kita juga maunya semua,

tapi kurang uangnya. Nek

duite turah akeh we ra

masalah.

56) Ya mau jalan-jalan aja,

mau cari-cari kaos aku,

lha udan terus entek

salinku, sekalian cari

batik buat Ibukku. Arep

kondangan wae repot.

57) ya nggak papa lah, enak

udah dapat kerja setelah

lulus, mbangane

pengangguran yo ra?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

92

58) bingung aku Na,

kepingin cari yang di

Jogja dulu atau Jawa

paling nggak, lha aku

wedi e ning kono.

59) lha kowe kui yo balio

Sukabumi Ris, revisian

aja nda pernah diambil

ya Ris?

60) Besok kalo semua udah

pada kerja diluar kota

kamu ujian gak ada yang

nemenin Ris, wes sidang

suasanane medeni, metu

ruang sidang ra ono

konco-koncone, kui

indah pada waktunya

Ris?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

93

61) Mau nemenin Natali cari

sepatu dulu buat nyanyi,

tak kon nganggo sepatu

boot ra gelem.

62) ahahaha....jangan

kebanyakan nonton

drakor Ris. Nonton

drakor sampai subuh aja

bisa, giliran buat skripsi

lagi setengah jam wae

wes kakehan alesan.

Endi sing meriang,

mripate pedes, hah ono-

ono wae.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

95

TRANSKRIP 1

P1: Selamat siang teman-teman. Siang hari ini kita akan membicarakan

rencana kita untuk membuat buku tahunan seperti zaman SMA dulu.

Nah teman-teman disini apakah ada yang tidak setuju?

P2: Lha memang berapa biayanya untuk bikin buku tahunan mo?

P1: Nah, rapatnya ini untuk membahas biaya dan konsep yang mau kita

pakai dalam buku tahunannya nanti. Sebelumnya kita bikin panitia

kecil dulu supaya ada yang mengkoordinasi. Wo kamu jadi

penanggung jawab ya, membantu teman-teman nanti.

P3: jangan lah, coba yang lain dulu. Tanggunganku banyak e.

P1: kita semua sama, tanggungannya banyak. Gak usah takut.

P3: ya sudah aku mau kalau dibantuin.

P1: Tika mana?

P4: Makan dia.

P1: Na, Ana kamu jadi bendahara ya?

P5: ya, mana memang uangnya?

P1: ya nanti dulu, kan baru mau dibentuk panitia kecil.

Lay out nanti biar Riska yang ngerjain, yang motoin Jeje ya Je.

Sekretaris biar Tika Morse. Teman-teman kemaren aku udah survei

percetakan, dan aku dapet yang murah harganya, sekitar enam juta.

P2: enam juta itu dibagi berapa anak kalo mau iuran? Kita ada berapa anak

sekelas?

P3: Tik kita berapa anak satu kelas? Yang udah pindah kelas mau diajakin

gak?

P6: Kalo sama yang pindah kelas kita total 49 anak. Dihubungin dulu aja

yang pindah kelas itu. Terus kita mau iuran berapa per anak?

P3: Na, enam juta dibagi 49 berapa Na?

P5: Sekitar seratus dua puluh ribu. Kita iuran seratus lima puluh ribu aja.

P1 : Kebanyakan gak itu?

P2 : Ya kalok sisa bisa buat yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

96

P1 : Sisa paling, cuman gak tau sisanya berapa?

P2: Coba seratus lima puluh dikali empat sembilan

P1: Tujuh juta tiga ratus lima puluh

P3 : Buat cetaknya dosen?

P1: Ha nek gitu dengan biaya seratus lima puluh itu kemahalan tidak?

P2: Gimana keputusanya?

P1 : misale kalo seratus lima puluh itu fix, sisanya bisa untuk properti atau

layout.

P4 : itu gak bisa di press in lagi po?

Seratus lima puluh ribu itu sangat mahal sekali.

P2 : misale seratus ribu dosen tidak bisa tercover lho.

P1 : dosenya siapa saja? Yang mau nemuin siapa?

P3 : kenapa gak semua?

P1 : Kita juga maunya semua, tapi kurang uangnya. Nek duite turah akeh

we ra masalah.

P3 : terus ngumpulin foto ke siapa?

P2: ngumpulinya ke umi dari tanggal

pembayaranya sebelum tanggal 18 Maret , ngejar waktu.

Deadline tanggal 10 Maret ngasih foto kenang-kenangan ke umi.

Terus tinggal editing, lay out terus cetak.

Fotonya akan diedit sama Jeje

P1 : terus, jadi minjem lensa jadi atau tidak?

P2 : Peminjaman lensa nanti sekiranya dibutuhkan.

P1 : Teman-teman jangan sandalan ya, waktu pengambilan foto.

P2: iya benar. Terus yang ingin berfoto silahkan pada menghubungi jeje.

P1 : Teman-teman silahkan pada berunding perkelompok untuk

menentukan konsep foto.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

97

P2 : Nah karena kelompoknya teman-teman sangat banyak sekali, tolong

kerja sama ya.

P1: kalau sudah pada menghubungi Jeje, nanti akan dibuatkan jadwal

sama Jeje untuk pengambilan gambarnya teman-teman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

98

Transkrip 2

P1: guys, ke rumah Natali yuk, kan dia mau berangkat ke Sri Lanka

Kapan Tek kamu berangkat?

P2: gak usah, ngapain? Lagian Cuma seminggu, buat lomba doang bukan

mau naik Haji.

Jum’at minggu depan berangkat. Ke kampus dulu jam tujuh pagi,

padahal flight jam 11.

P1: ke kampus mau ngapain?

P2: perpisahan dulu sama Rektor, sama minta berkat sama Romo In.

P3: berapa jam Tek perjalanannya?

P2: lama, harus transit dulu di KL 4jam, baru ke Sri Lanka. Pulangnya

labih lama lagi, transit 12 jam di KL baru ke Indonesia.

P1: Cuma kamu sama Tamara aja po Tek yang dari PBSI?

P2: enggak, ada Agatha 2014, tapi bukan singer dia official.

P3: official ngapain Tek?

P2: Official yo ngewangi nyepake kebutuhane penyanyi, penyanyi cuma

tinggal nyanyi saja.

P1 : Tek, dapet sangu gak dari Rektorat?

P2: Dapet, dalam bentuk uang makan selama di sana. Ahahahah....

P1: Enak ya Tek, oleh-oleh Tek jangan lupa.

P2 : belum berangkat udah dimintain oleh-oleh.

P3: PSM gak ngadain farewell concert buat pamitan Tek?

P2 : Udah dua minggu yang lalu. Kalian kan pada nggak nonton. Udah

aku bookingin tiket, pada gak dateng, gak konfirm sama aku juga.

P3 : ya sorry Tek, eheheheh.....

P1 : aku gak dateng kan masih di Sukabumi Tek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

99

P2: yayaya.....gak papa.

P1: pake koper atau backpacker Tek?

P2: Nggowo koper gede ki abot, nanti kena biaya tambahan kalau

bebannya berlebihan.

P1 : oh iya, ada maksimalnya ya Tek. Bawa sangu berapa tek?

P2: hahahaha..... rahasia lah, mau nambahain po kok tanya-tanya?

Tek dari kampus pada naik apa ke bandara?

P1: kan ada bus dari Prodi Biologi, terus ada mobil dari kampus juga,

sama naik mobil pribadi.

P2: oh....kalo menang dapet reward apa Tek?

P1: ya kalo berhasil mungkin dapet gold medal sama sertifikat.

P2: kampus kasih reward apa Tek?

P1: belum tau sih kita, yang penting bisa dapet yang terbaik dulu aja,

masalah reward sih gampang. Berharapnya sih rewardnya bisa free UKT.

Ehehehehe......

P3: iya ya....udah go internasional harusnya dapet reward mahasiswanya.

P2: Amin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

100

Transkrip 3

P1: ayok lah jalan-jalan kemana yuk.

P2: ya ayok, ajak Lukas juga yok. Ha mesti nek Lukas ki memeng nek kon

mlaku-mlaku. Ajak Ana aja yang kosnya deket.

P1: ya sana bilang Ana. Ameh mlaku ning ndi sik ki? Udah ngajak Ana

tapi gak tau mau kemana?

P2: Ke Malioboro mall yuk, udah lama gak ke Malioboro mall.

P1: ya aku hubungi Ana dulu. Ana ada yang boncengin gak?

P3: Ana bonceng aku aja, ben pas bocengan loro-loro.

P1: Ya aku bonceng Natali ya, Indah bonceng Clara, Ana bonceng Ncis.

P3: Ke Malioboro mau ngapain Um?

P2: Ya mau jalan-jalan aja, mau cari-cari kaos aku. Lha udan terus entek

salinku, sekalian cari batik buat Ibukku. Arep kondangan wae repot.

P1: Siapa yang mau kondangan?

P2: Bapak Ibuku mau kondangan di Wonogiri. Ana udah dihubungi

belum?

P1: udah, ayok berangkat sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

101

Transkrip 4

P1: selesai kuliah ini kalian pada mau lanjut dimana?

P2: aku masih bingung. Masih belum mau kerja, mau s2, tapi bingung s2

apaan?

P3: sama, aku juga bingung. Suruh balik ke Batam aku disuruh kerja di

sana.

P4: aku suruh kerja di Papua sama Pakdhe ku.

P2: ya nggak papa lah, enak udah dapat kerja setelah lulus, mbangane

pengangguran yo ra?

P4: bingung aku Na, kepingin cari yang di Jogja dulu atau Jawa paling

nggak, lha aku wedi e ning kono.

P2: halah rapopo Ndah, mbangane nganggur lama.

P4: lhah kamu aja nda mau balik ke Batam Na.

P2: iya e, enak di Jogja. Serba murah di sini, mau apa aja gampang, serba

ada.

P3: sana-sana pada balik kampung, ngebak-baki Yogja wae.

P4: lha kowe kui yo balio Sukabumi Ris, revisian aja nda pernah diambil

ya Ris?

P3: Enak aja, aku ambil revisiannya, mung males nggarap aku, wes to

rasah kesusu, semua akan indah pada waktunya.

P1: waktumu kapan Ris?

P2: besok kalo semua udah pada kerja diluar kota kamu ujian gak ada

yang nemenin Ris. Wes sidang suasanane medeni, metu ruag sidang ra ono

konco-koncone, kui indah pada waktunya Ris?

P3: ya ampun, jangan lah. Doain yang baik-baik, malah yang jelek-jelek.

Ya kalian jangan pada pergi dulu sebelum aku ujian.

P2: tadi ngusir, sekarang jangan-jangan, piye to karepe?

P3: siapa yang ngusir, aku tuh memotivasi kalian biar buruan cari kerjaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

102

P1: kamu aja perlu banyak motivasi buat nyelesein skripsimu sendiri, kok

malah ngenehi motivasi kancane Ris.

P2: ahahaha....jangan kebanyakan nonton drakor Ris. Nonton drakor

sampai subuh aja bisa, giliran buat skripsi lagi setengah jam wae wes

kakehan alesan. Endi sing meriang, mripate pedes, hah ono-ono wae.

P3: kalo kemaren meriang beneran aku, serius.

P2: berarti sebelum-sebelumnya gak meriang beneran?

P3: lhah kok jadi aku sih yang dibahas? Udah buruan pada pesen, kalian

jadi pada makan gak?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

103

Wawancara Subjek Penelitian

Nama: Yuliana Herwinda

Tanggal: 10 Agustus 2017

Lokasi: Kampus Universitas Sanata Dharma

Traskrip Wawancara

P: Peneliti

S: Subjek penelitian

P: Win, kamu asli mana sih?

S: Temanggung Nat.

P: bahasa pertama yang kamu kuasai apa Win?

S: yo Jawa Nat, lha bapak ibuku wae nek ngmong nganggo bahasa Jawa. Mbahku

yo bahasa Jawa.

P: belajar bahasa Indonesia dimana?

S: mbien ki yo pas sekolah kae, gurune nganggo bahasa Indonesia.

P: kalau di rumah pakai bahasa apa?

S: bahasa Jawa, mbahku kan lebih sering ngomong pakai bahasa Jawa.

P: sekarang kamu bisa menguasai berapa bahasa?

S: ya tiga. Jawa, Indonesia, Inggris. Inggris tapi gak terlalu bisa juga, tapi ngerti.

P: kalau sama teman-teman pakai bahasa apa ngobrolnya?

S: ya lebih sering pakai bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Kadang malah

campur-campur bahasanya.

P: kenapa dicampur?

S: lha gimana lagi Nat, wes biasa e.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

104

P: ok, ya sudah. Terima kasih ya Win.

S: Ok Nat. Sama-sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

105

Wawancara Subjek Penelitian

Nama: Lukas Budi Husada

Tanggal: 10 Agustus 2017

Lokasi: Kampus Universitas Sanata Dharma

Traskrip Wawancara

P: Peneliti

S: Subjek penelitian

P: halo Kas.

S: piye Nat?

P: Kas, asalmu mana?

S: Lubuk Linggau to Nat. Tapi sakjane aku ki asline Jowo.

P: kok asline?

S: iyo bapak ibuku ki wong Jowo Net.

P: oh, terus bahasa pertamamu apa Kas?

S: yo Jowo Nat.

P: kok bahasa Jawa? Katanya dari Lubuk Linggau?

S: kan Bapak Ibuku 100% Jawa Nat. Yo ngomonge bahasa Jawa.

P: di sana ada bahasa daerahnya juga kan Kas?

S: ada Nat. Tapi desa di tempat tinggalku isinya asli Jawa semua, dadi yo tetep

nggo bahasa Jawa nek omongan.

P: kamu bisa bahasa Indonesia dari mana?

S: pas sekolah SD Nat.

P: kalau di rumah pakai bahasa apa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

106

S: Jowo Nat, ning omahku Jowo kabeh.

P: sekarang menguasai berapa bahasa Kas?

S: empat noh. Jowo, Lubuk Linggau , Indonesia, Inggris. Tapi Inggris ra iso-iso

banget Nat.

P: ngobrol sama teman-tema pakai bahasa apa Kas?

S: Jowo Nat. Kadang ya bahasa Indonesia, kadang ya dua-duanya Nat, sok

kegowo e nek lagi ngobrol ki.

P: kegowo gimana Kas?

S: yo nek omongan nganggo boso Indonesia ki sok katutan boso Jowo.

P: kok bisa Kas?

S: kebiasaan e Nat soalnya.

P: ya sudah. Terima kasih ya kas.

S: sama-sama Nat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

107

Wawancara Subjek Penelitian

Nama: Maria Kiky Adhi

Tanggal: 10 Agustus 2017

Lokasi: Kampus Universitas Sanata Dharma

Traskrip Wawancara

P: Peneliti

S: Subjek penelitian

P: Halo Ki.

S: halo Nat, ada apa?

P: Ki, kamu asal dari mana?

S: dari Sragen Nat.

P: bahasa pertama kamu bahasa apa?

S: bahasa Jawa Nat.

P:bisa bahasa Indonesia sejak kapan?

S: pas TK. Gurunya pakai bahasa Indonesia Nat. Sebenarnya sebelum TK juga

bisa tapi Cuma beberapa kata aja. Tambah bisa pas masuk TK.

P: oh...kalau ngbrol sama keluarga di sana pakai bahasa apa?

S: Jawa sih Nat. Nek bahasa Indonesia cuma aku pakai ngobrol sama temen di

sekolah aja sih Nat.

P: oh..sa mpai sekarang ini bisa berapa bahasa?

S: tiga Nat. Jawa, Indonesia dan Inggris. Inggrisnya ya pas-pasan Nat.

P: kalau ngobrol sama teman pakai bahasa apa?

S: Bahasa Indonesia Nat. Tapi kadang ada Jawanya. Ya kayak kita ini, aku sok

nyelipke bahasa Jawa gitu to Nat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

108

P: iya sih, lha kenapa bisa seperti itu?

S: lha suka gak sadar Nat nek kecampur-campur ngomongnya.

P: oh..ya sudah. Terima kasih ya Ki.

S: Ya Nat, sama-sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

109

Wawancara Subjek Penelitian

Nama: Faradhita D. Maharani

Tanggal: 10 Agustus 2017

Lokasi: Kampus Universitas Sanata Dharma

Traskrip Wawancara

P: Peneliti

S: Subjek penelitian

P: Dit.

S: apa Nat?

P: kamu asli mana?

S: Sleman Nat.

P: bahasa pertama kamu apa dulu?

S: Jawa sih. Bapak Ibuku Jawa asli. Jadi pas kecil pake bahasa Jawa.

P: terus bisa bahasa Indonesia sejak kapan?

S: ya pas sekolah. Masuk TK baru tau bahasa Indonesia.

P: dirumah ngobrol pakai bahasa apa?

S: ya campur. Tapi lebih sering pakai bahasa Jawa sih.

P: sampai saat ini ada berapa bahasa yang kamu bisa?

S: dua Nat. Jawa, Indonesia aja. Inggris gak terlalu bisa sih Nat, gak lancar.

P: kalau ngobrol sama teman pakai bahasa apa?

S: ya biasanya cenderung pakai bahasa Jawa Nat. Di kampus juga kalau pakai

bahasa Indonesia kadang ada Jawanya juga.

P: kenapa bisa gitu?

S: kebiasaan e Nat, gak sadar misal ngobrol pakai bahasa Indonesia pasti ada

Jawanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

110

P: oh..ya sudah kalau begitu. Terima kasih ya.

S: sama-sama ya Nat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

111

Wawancara Subjek Penelitian

Nama: Clara Wahyu

Tanggal: 10 Agustus 2017

Lokasi: Kampus Universitas Sanata Dharma

Traskrip Wawancara

P: Peneliti

S: Subjek penelitian

P: hai Clar.

S: piye Nat?

P:Clar kamu asli mana?

S: Madiun Nat.

P: bahasa pertama kamu bahasa apa?

S: yo Jawa Nat, wong Madiun.

P: bisa bahasa Indonesia sejak kapan?

S: pas sekolah. TK apa SD yo? Pokoknya pas di sekolah. Kan ngajare pakai

bahasa Indonesia Nat nek sekolah.

P: owalah...ya.

S: lalu kalau ngobrol di rumah pakai bahasa apa?

P: ya Jawa, kadang Indonesia. Tapi lebih sering bahasa Jawa sih.

S: terus sekarang sudah bisa berapa bahasa?

P: tiga Nat. Jawa, Indonesia sama Inggris.

S: lebih sering pakai bahasa apa kalau ngobrol?

P: ya bahasa Jawa. Kalau pakai bahasa Indonesia yo mesti kecolongan ono

Jawane Nat.

S: kok bisa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

112

P: ra sadar Nat nek lagi ngobrol ki, yo mesti kebiasaan toh Nat.

S: oalah..ya terima kasih ya Clar.

P: ya sama-sama Nat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

113

Wawancara Subjek Penelitian

Nama: Indah Rahayu

Tanggal: 10 Agustus 2017

Lokasi: Kampus Universitas Sanata Dharma

Traskrip Wawancara

P: Peneliti

S: Subjek penelitian

P: Halo Ndah.

S: Halo Nat.

P: Ndah, asalmu dari mana?

S: Aku tu lahirnya di Lampung, dari kecil di Lampung. Tapi Mamak Bapaku asli

Jawa. Mereka dulu trasnmigran.

P: oh.. lha kalau gitu bahasa pertama kamu bahasa apa?

S: yo Jawa Nat. Desaku di Lampung sana isinya orang Jawa kebanyakan. Jadi dari

kecil ngomong pakai bahasa Jawa. Wong bapaku kalo ngomong di sana juga

pakai bahasa Jawa.

P: lha bisa pakai bahasa Indonesia sejak kapan?

S: yo pas sekolah Nat. Lali e pas TK apa SD?

P: kalau ngobrol sama orag tua disana pakai bahasa apa?

S: yo Jawa Nat, wong bapak, mamaku kii wong Jowo.nek ning sekolah bahasa

Indonesia. sekolahku di kotanya, nah di kota itu udah penduduk asli Lampung.

P: berarti bisa bahasa daerah Lampung?

S: yo iso sitik. Kalau ngobrol-ngobrol di sana ja rang pakai bahasa Lampung.

Lebih sering pakai bahasa Jawa dan Indonesia sih.

P: berarti kamu bisa berapa bahasa?

S: Jawa, Indonesia, Lampung dikit-dikit, Inggris juga dikit-dikit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: INTERFERENSI GRAMATIKAL DALAM KOMUNIKASI ...repository.usd.ac.id/31024/2/131224024_full.pdfinterferensi gramatikal dalam wujudkalimat. Keempat adalah faktor apa saja yang menyebabkan

114

P: kalau ngobrol sama teman disini cenderung pakai bahasa apa?

S: yo Indonesia to Nat, wong kuliah PBSI kok. Tapi yo sok ono Jawane Nat.

P: maksudnya?

S: ya kayak kita ini lho, nek ngomong gini pakai bahasa Indonesia tapi tetep sok

ono Jawane to Nat nek omongan.

P: kok bisa Ndah?

S: ra sadar e Nat ngno kui. Nek pakai bahasa Indonesia sing tenan malah sok

wagu.

P: ahahaha....kok wagu?

S: lha semisal biasane ngomong “mbok ayo, mbok gak gitu, mbok cepet” hakui

kan ono Jawane to Nat. Nek ra nganggo “mbok” kii koyone aneh.

P: walah...kebiasaan ya Ndah?

S: hooh Nat.

P: ya sudah Ndah. Terima kasih ya.

S: ya Nat. Sama-sama ya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI