interaksi gen - lingkungan terhadap faktor risiko stroke
DESCRIPTION
menjelaskan mengenai bagaimana gen alel dan lingkungan berpengaruh pada risiko timbulnya strokeTRANSCRIPT
Jurnal Trombosis
Risiko stroke Iskemik, merokok dan Inflamasi yang bersifat genetik pada populasi 2 ras :
Penelitian mengenai pencegahan stroke pada wanita muda
Abstrak
Latar Belakang : Walaupun merokok merupakan faktor risiko paling besar pada penyakit vaskular,
mekanisme genetik yang berkaitan dengan merokok terhadap insidensi meningkatnya stroke belum
dapat dimengerti. Variasi genetik melalui jalur inflamasi dari gen dipikirkan sebagai bagian dari yang
memediasi risiko tersebut. Disini dijelaskan mengenai evaluasi antara keterkaitan beberapa gen
inflamasi Polimorfism Nukleotida Tunggal (SNP) dengan risiko terjadinya stroke iskemik diantara
kelompok wanita muda dimana diteliti lebih lanjut mengenai status merokok mereka akhir-akhir ini.
Metode : Penelitian kontrol kasus berdasarkan populasi dari wanita muda yang mengalami stroke
berusia antara 15 hingga 49 tahun teridentifikasi sebanyak 224 kasus pada stroke iskemik pertama
(47,3% populasi Afrika – Amerika) dan 211 subjek yang menggunakan kontrol perbandingan usia
(43,1% populasi Afrika – Amerika). Beberapa kandidat gen SNP inflamasi yang terpilih melalui ulasan
dari literatur merupakan genotipe dari penelitian populasi dan dinilai hubungannya dengan stroke
dan interaksinya dengan status merokok mereka.
Hasil : Dari 8 SNP (melalui 6 gen) yang dianalisis, hanyalah IL6 SNP rs2069832 (allele C, frekuensi
Afrika-Amerika=92%. Frekuensi Kaukasia = 55%) yang telah ditemukan secara signifikan dan
dihubungkan dengan stroke yang menggunakan model adisif, dan hal ini hanyalah terjadi pada
populasi Afrika –Amerika ( usia disesuaikan : OR-2,2 95% Cl -1,0-5,0, p=0,049 ; faktor risiko
disesuaikan : OR =2,5 95% Cl=1,0-6,5 p=0,05). Ketika hal tersebut dihubungkan dengan status
merokok, 2 SNP yang didemonstrasikan secara statistik dan signifikan pada interaksi gen dan juga
lingkungan. Pertama, T allele (frekuensi =5%) dari SNP IL6 rs2069830 telah ditemukan dapat
memproteksi populasi non merokok (OR = 0,30, 95% Cl=0,11-082, p = 0,02), namun tidaklah pada
kelompok perokok (OR=1,63, 95% Cl = 0,48-5,58 , p = 0.43) ; genotipe oleh interaksi merokok (p-
0,036). Kedua, alel C (frekuensi = 39%) dari CD14SNP rs2569190 diketahui meningkatkan risiko
diantara para perokok (OR = 2.05, 95% CI = 1.09–3.86, p = 0.03), namun tidak diantara kelompok non
merokok (OR = 0.93, 95% CI = 0.62–1.39, p = 0.72) , genotipe oleh interaksi merokok (p=0,039)
Kesimpulan : Penelitian ini mendemonstrasikan bahwa gen inflamasi SNP berkaitan dengan onset
awal terjadinya stroke iskemik diantara wanita populasi Afrika-Amerika (IL6) dan merokok dapat
memodulasi risiko stroke melalui interaksi gen-lingkungan (IL6 dan CD14). Penemuan kami
mereplikasi penelitian sebelumnya yang menunjukkan interaksi dengan merokok dan C allele dari
CD14 SNP rs2569190.
Pengenalan
Merokok dikenal sebagai faktor risiko dari penyakit vaskular dan stroke. Berbagai macam mekanisme
yang berkaitan dengan merokok terhadap risiko tersebut telah dideskripsikan, termasuk disfungsi
vasomotor, modifikasi dari profil lipid (yang diketahui yaitu meningkatan oksidasi dari LDL),
modifikasi dari efek protrombin, termasuk gangguan fungsi keping darah dan deregulasi dari anti
trombotik, protrombin dan mekanisme fibrinolisis. Jalur akhir yang dijelaskan melalui mekanisme
tersebut menyebabkan peningkatan inflamasi, dimana dipertimbangkan pula mekanisme risiko
terhadap stroke yang potensial. Tiap mekanisme tersebut berada dibawah pengaruh gen multipel,
maka dari itu kerentanan dari individu sehingga memunculkan efek kerugian dari merokok
berhubungan dengan pro inflamasi vs gen alel spesifik anti inflamasi. Hipotesis ini didukung oleh
banyak penelitian yang mengindikasikan bahwa gen alel spesifik pro inflamasi terkait dengan proses
inflamasi yang meningkat dan pembentukkan aterosklerosis dini pada perokok. Banyak gen-gen
inflamasi yang terlibat dalam keterkaitan ini, khususnya pada penelitian ini yaitu : Interlukin 1A
(IL1A; OMIM 147760), reseptor interlukin 1 – prekursor tipe 1, (IL1R1; OMIM 147810), interleukin-1B
(IL1B; OMIM 147720), interleukin-6 (IL6; OMIM 147620), stromelysin-1 (MMP3; OMIM 185250) dan
reseptor endotoksin monosit (CD14; OMIM 158120). Pada penelitian ini, kita menganalisis hubungan
antara berbagai macam polimorfism dari gen-gen tersebut, risiko dari stroke iskemik dan status
merokok.
Rancangan dan Metode Penelitian
Subjek Studi
Pencegahan stroke pada penelitian 2 yang melibatkan wanita muda (SPYW2) merupakan
penelitian kontrol kasus yang berbasis pada populasi dimana dirancang untuk memeriksa faktor
risiko genetik bagi penderita stroke iskemik di kelompok wanita muda. Istilah dari “berbasis
populasi” mengindikasikan bahwa kelompok kasus dan perbandingan kontrol diidentifikasikan dari
populasi yang sama termasuk semua warga Maryland (kecuali yang jauh berada di daerah barat),
Washington DC dan bagian selatan dari Pennsylvania dan Delaware. 239 pada kasus wanita usia 15
hingga 49 tahun dengan infark serebral pertama kalinya diidentifikasikan melalui pengawasan di 51
rumah sakit daerah dan melalui penyerahan data langsung oleh ahli saraf setempat. Metode untuk
dilakukannya pengawasan, skema abstraksi dan kasus telah digambarkan sebelumnya. Kami
menentukan tiap-tiap status kontrol kasus subjek (termasuk dalam penentuan subjek yang memiliki
stroke) diambil secara acak melalui informasi genetik. Stroke diklasifikasikan dalam beberapa etilogi,
yaitu etiologi yang mungkin, yang layak dan tidak dapat ditentukan. Menggunakan kriteria eksklusi
yang dapat ditentukan, dimodifikasi dari siblings dengan protokol penelitian stroke iskemik (SWISS),
kami mengeluarkan 15 kasus dengan karakteristik lainnya, penyakit sel bulan sabit (n=1), vaskulitis
CNS oleh angiogram dan kriteria klinis (n=3), neurosifilis (n=1), mekanik katup jantung prostetik
(n=2), mioma atrial kiri (n=1) dan penggunaan kokain dalam 48 jam sebelum serangan stroke (n=3).
Subjek kontrol (212 wanita tanpa adanya riwayat dari stroke), diidentifikasikan secara acak dan telah
dicocokkan dengan kasus berdasarkan usia dan daerah geografik dari tempat tinggal mereka. Satu
kontrol dikeluarkan dari analisis dengan riwayat penyakit sel bulan sabit. Sampel untuk analisis
genetik terdiri dari 224 kasus dan 211 kontrol.
Kasus dan kontrol dibentuk dalam satu grup berdasarkan pada kategori ras dan etnik.
Kaukasian (non-Hispanik) (95 kasus dan 99 kontrol), Afrika-Amerika (105 kasus dan 91 kontrol) dan
lainnya (termasuk Hispanic, Asia, amerika –Indian dan lainnya) (24 kasus dan 21 kontrol). Karena
ukurannya yang kecil dan heterogenik pada grup terakhir, hal tersebut tidak dianalisis secara
terpisah, namun masuk dalam kategori grup penelitian dengan menggunakan kombinasi total (224
kasus dan 211 kontrol). Stroke diklasifikasikan lebih lanjut berdasarkan subtipe : grup aterosklerosis
termasuk 27 kasus dengan mekanisme aterosklerosis yang mungkin ataupun yang layak, kelompok
kardiak termasuk 14 kasus dengan kemungkinan sumber dari emboli kardiak, grup dengan
kemungkinan melibatkan pembedahan termasuk 13 kasus yang telah dikonfirmasi dengan gambaran
radiologi neurologi, grup lakunar termasuk 45 kasus dari lesi kecil dan dalam yang bergejala pada
studi neuroimaging ataupun sindrom lakunar klasik tanpa memperhatikan penyebab lain yang
berpotensial, dan grup hematologi termasuk 9 kasus. Kategori tersebut tidaklah bersifat saling
eksklusif. Terdapat 125 kasus stroke non lakunar dengan etiologi yang yang tidak dapat ditentukan.
Polimorfism Nukleotida Tunggal (SNP) yang dievaluasi
Kami mengidentifikasikan gen dan SNP yang mempengaruhi inflamasi melalui beberapa
literatur untuk mencari hubungan antara gen dan SNP dengan penyakit vaskular (stroke, infark
miokardiak, penyakit vaskuler perifer ataupun aterosklerosis). Jika bukti-bukti yang ada mengatakan
bahwa merokok mungkin saja memodifikasi hubungan antara gen atau SNP dan stroke melalui
interaksi gen-lingkungan, prioritas yang lebih tinggi untuk inklusi dalam analisis kami yaitu pada gen
ataupun SNP tersebut. Karena pada penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi SNP pada
umumnya, hanya SNP dengan frekuensi alel minor 0,05 ataupun lebih besar diantara populasi Afrika-
Amerika ataupun Kaukasian yang sesuai pada NCBI SNP website
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?CMD=search&DB=snp yang dievaluasi. Setelah
peningkatan pertimbangan-pertimbangan tersebut, daftar akhir dari gen dan SNP yang dianalisis
pada penelitian ini yaitu : CD14 (rs2569190), IL1A (rs17561), IL1R1 (rs3917318), IL1B (rs3917365), IL6
(rs1800797, rs2069830, 2069832), and MMP3 (rs679620)
Metode proses genotip untuk populasi kasus / kontrol
Proses genotip dilakukan pada DNA yang diisolasi dari seluruh bagian darah menggunakan
peralatan DNA darah QIAamp yang besar (Qiagen, Valensia, CA). Proses genotip SNP dilakukan
dengan menggunakan satu dari dua metode yang ada. Metode pertama, dikembangkannya mesin
SNP beraliran tinggi (Beckman Coulter, Inc, Fullerton,CA) yang mampu menggenotipkan 12 SNP
secara simultan. Sekuensi mengelilingi SNP yang dilakukan dari bank gen
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/Genbank/index.html dan dimasukkan ke Autoprimer.com (Beckman
Coulter, Inc). Bagi masing-masing SNP, 3 primer dirancang, 2 untuk amplifikasi PCR dan beberapa
primer internal dengan sekuensi DNA 5’. Pasangan dari gen primer digunakan untuk menginisiasi
amplifikasi PCR. Primer bebas disingkirkan oleh enzim pencernaan dengan menggunakan
Eksonuklease I dan Alkalin fosfatase (Beckman Coulter, Inc). Primer internal digunakan untuk
menginisiasi reaksi sekuensing yang menambahkan pula 1 label dasar untuk nukleotida alternatif
bagi tiap-tiap SNP agar memiliki label yang berbeda. Produk yang dilabeli terpisah pada piringan
SNP-IT yang terdiri dari 384 susunan kecil dengan 16 bagian di masing-masingnya (Beckman Coulter,
Inc). Untuk sampel DNA di masing-masing individu, 16 area dihibrid menjadi 2 homozigot,
heterozigot, kontrol negatif dan 12 primer label yang berhubungan dengan 12 SNP. Pada setiap PCR
dan reaksi dari proses pelabelan memiliki kontrol internal untuk mengkonfirmasi keberhasilan dari
reaksi dan kelayakan dari fluoresensi pada tiap-tiap sampel DNA. Genotip SNP menggunakan metode
yaitu : IL1R1 (rs3917318); IL1B (rs3917365); IL6 (rs1800797,2069832)
Metode penggenotipan yang kedua yaitu Taqman ( menggunakan biosistem). Metode ini
didasarkan pada 4 primer, 2 sisipan dari SNP yang digunakan untuk memperkuat DNA yang
mengelilingi SNP dan dua buah yaitu 1 buah untuk masing-masing alel alternatif yang dilabelkan
dengan pewarna floresens yang berbeda. Namun, ketika aktivitas eksonuklease dari polimerase DNA
mengganggu hibridisasi primer ke DNA rantai tunggal selama proses PCR, kemudian pewarna akan
dikeluarkan dan floresens dapat diukur. Reaksi itu sendiri mengikuti instruksi manufaktur termasuk
primer pada masing-masing individu. Genotipe SNP menggunakan metode yang termasuk : CD14
(rs2569190); IL1A (rs17561); IL6 (rs2069830); MMP3 (rs679620).
Analisis
Semua analisis statistik menggunakan SAS, versi 9,1 ( Institut SAS, Cary, NC). Kami
membandingkan semua hasil rata-rata melalui 2 sisi t-tes dan proporsi melalui tes X2 . Seluruh SNP
diverifikasi menjadi keseimbangan Hardy Weinberg.
2 model adisi digunakan untuk mengungkapkan hubungan antara SNP dan juga hasil akhir.
Model pertama (analisis primer) telah digunakan untuk usia dan ras (ketika semua subjek masuk
dalam analisis tersebut) ataupun hanya usia saja yang dikelompokkan berdasarkan ras (Afrika-
Amerika dan Kaukasia). Model kedua (model bertingkat) ditambhakan dalam riwayat adanya
hipertensi, diabetes, merokok, penggunaan kontrasepsi oral dan angina pectoris ataupun infark
miokard (angina-MI), dan bagi usia (ataupun usia dan ras) variabel independen digunakan pada
model pertama. Hasil dari analisis digambarkan dalam bentuk rasio dimana peningkatan risiko dari
stroke iskemik berkaitan dengan masing-masing penambahan dari alel. Usia, ras, status merokok
akhir-akhir ini dan penggunaan OCP ditentukan oleh laporan subjek ( ataupun laporan dari
perwakilan orang lain apabila subjek tidak dapat menjawab). Hipertensi dan diabetes melitus
ditentukan dengan metode menanyakan para partisipan (ataupun perwakilan) apabila dokter telah
memberitahukan mereka bahwa mereka memiliki kondisi tersebut. Kebiasaan merokok didefinisikan
sebagai suatu kebiasaan mengkonsumsi satu atau lebih rokok dalam satu bulan (31 hari) sebelum
pasien menderita stroke, ataupun saat mereka kontrol pada bulan-bulan sebelum mereka dilakukan
wawancara. Penggunaan kontrasepsi oral pada bulan sebelumnya juga dapat dipertimbangkan.
Untuk mengevaluasi tiap-tiap genotip SNP melalui interaksi merokok , partisipasi dari
penelitian ini dibutuhkan status merokok para subjek dan evaluasi berdasarkan usia dan ras. Bagi
SNP yang mendemonstrasikan genotip yang potensial melalui interaksi merokok, perbedaan yang
signifikan antara perokok dan non perokok diuji dengan tes Z. Terakhir, SNP dengan hasil tes Z yang
signifikan dievaluasi untuk mencari interaksi antara ras yang spesifik pada kelompok usia, dengan
disertai SNP bertingkat melalui pemeriksaan status merokok berdasarkan ras (Kaukasian dan Afrika-
Amerika)
Pada analisis sekunder, yang secara signifikan berkaitan dengan SNP dari analisis primer
(total populasi dan ras), mengalami analisis lebih lanjut untuk mengevaluasi grup bertingkat oleh
faktor risiko yang telah menjadi standar ( usia, hipertensi, diabetes melitus, penggunaan OCP dan
riwayat angina/MI) serta subtipe stroke iskemik (aterosklerosis, kardiak, diseksi, lakunar, hematologi
dan stroke yang disebabkan oleh etiologi yang tidak diketahui) dimana grup selanjutnya
dibandingkan dengan semua kontrol. Sebagai tambahan, analisis terdiri dari model gen dominan dan
resesif yang masuk kedalam grup yang serupa dan kovariat dengan analisis primer. Kami tidaklah
menyesuaikan dengan perbandingan multipel lainnya karena penelitian kami dipertimbangkan
menjadi hipotesis.
Hasil
Karakteristik Subjek
Demografis dan karakteristik faktor risiko oleh status kasus-kontrol digambarkan pada tabel
1. Usia rata-rata dari kasus yaitu 41,7 tahun dan usia rata-rata pada subjek kontrol yaitu 39,6 tahun.
Pada kasus secara signifikan lebih banyak ditemukan riwayat hipertensi dibandingkan dengan
kelompok kontrol (p<0,0001), diabetes (p=0,0002), angina-MI (p=0,0005), riwayat merokok saat ini
(p<0,0001) dan laporan penggunaan pil kontrasepsi oral (OCP) selama satu bulan sebelum pasien
menderita stroke (p=0,032).
Risiko stroke iskemik
Tabel 2 menjelaskan p-values pada kelompok usia dan faktor risiko di 8 SNP dikelompokkan
berdasarkan status ras dan kasus-kontrol, dan juga memaparkan masing-masing lokasi SNP, variasi
alel dan genotip bertingkat. Berdasarkan analisis SNP, hanya SNP IL6 rs2069832 (alel C, frekuensi
secara keseluruhan : Afrika – Amerika = 92%, Kaukasia = 55%) disimpulkan bahwa secara signifikan
berkaitan dengan stroke, dan hasil tersebut hanya pada populasi Afrika-Amerika (Usia model : OR =
2.2, 95% CI = 1.0–5.0, p = 0.049 ; Faktor risiko : OR =2.5, 95% Cl=1.0-6.5, p=0,05). Model dominan
dan resesif tidaklah memperkuat keterkaitan denga stroke (data tidak ditunjukkan). Partisipasi
stratifikasi oleh faktor risiko lainnya dan mengevaluasi risiko stroke dalam hubungannya dengan
genotip SNP rs2069832 dimana tidak terdapat keterkaitan dengan stroke (data tidak ditunjukkan).
Partisipan dengan stroke subtipe yang dibandingkan dengan semua kontrol dan dievaluasi
hubungan risiko stroke pada genotip SNP rs2069832 disimpulkan tidak ditemukan adanya
keterkaitan (data tidak ditunjukkan).
Risiko Stroke Iskemik dikelompokkan berdasarkan status merokok
Tabel 3 mendemonstrasikan usia dan ras yang disesuaikan dengan hasil model aditif SNP dan
dikelompokkan berdasarkan status merokok. Dua SNP mendemonstrasikan interaksi antara gen
dengan lingkungan berdasarkan pada status merokok. Pertama, CD-14 SNP rs2569190 (alel c ;
frekuensi pada total seluruh populasi =39%) telah ditemukan bahwa terdapat keterkaitan dengan
peningkatan risiko stroke pada perokok ((OR = 2.05, 95% CI = 1.09–3.87, p = 0.027) akan tetapi
tidaklah pada kelompok non perokok ((OR = 0.93, 95% CI = 0.62–1.39, p =0.72). Kedua rasio tersebut
secara signifikan berbeda (p=0,039). Kedua, IL6 SNP rs2069830 (alel T, frekuensi pada seluruh total
populasi =5%) ditemukan menjadi lebih protektif pada golongan non perokok ( OR=0,30, 95%
Cl=0,11-0,082, p=0,02) namun tidaklah pada golongan perokok (OR=1,63 , 95% Cl =0,48-5,58,
p=0,43). Kedua rasio tersebut secara signifikan berbeda (p=0,036)
Risiko Stroke Iskemik yang dikelompokkan berdasarkan status merokok yang selanjutnya
dikelompokkan berdasarkan ras
Hasil dari analisis pengelompokkan ras berdasarkan interaksi antara merokok dengan
genotip yaitu tidak ditemukannya interaksi yang signifikan. Untuk CD-14 SNP rs2569190, serupa
dengan OR yang terlihat diantara kedua ras para perokok tersebut ( Kaukasian OR= 2,21, p =0,127
Afrika-amerika OR = 1,91, p=0,143) dan non perokok pada kedua ras ( Kaukasian OR = 1,18 , p=0,60 ;
Afrika-Amerika OR =0,83 , p=0,55). Untuk IL6 SNP rs2069830 diantara kelompok Afrika-Amerika, OR
yang serupa ditemukan pada kombinasi beberapa populasi yang terdapat diantara para perokok
(OR= 1,31 , p=0,71) dan non perokok (OR=0,38 , p=0,10) , yang konsisten dengan efek protektif
terhadap alel T pada kelompok non perokok.
Diskusi
Pada penelitian kami tidaklah mendemonstrasikan hubungan yang kuat antara inflamasi gen
polimorfism dan risiko stroke iskemik. Hanyalah IL6 (rs2069832) yang ditemukan memiliki
keterkaitan dengan stroke dan hanyalah pada kelompok Afrika – Amerika. Namun, IL6 hanyalah
mengidentifikasikan 2 polimorfism yang muncul dan mempengaruhi risiko stroke melalui interaksi
gen dan lingkungan dengan merokok.
IL6 berperan penting dalam respon inflamasi akut dan dalam regulasi produksi protein pada
fase akut seperti contohnya protein reaktif C. IL6 berkontribusi dalam respon inflamasi melalui
aktivasi sel endotelial dan menstimulasi sintesis dari fibrinogen. Paparan secara in vivo dikarenakan
oleh merokok dapat meningkatkan ekspresi dari sitokin proinflamasi termasuk IL6. Beberapa
penelitian telah mendemostrasikan bahwa polimorfism IL-6 dapat memediasi ketebalan dinding
intima-media arteri karotis, petanda intermediet pada risiko stroke. Hasil dari penelitian kami,
konsisten dengan penelitian lainnya, mendemonstrasikan bahwa variasi dari genetik pada IL6
mungkinsaja dapat memodifikasi risiko stroke dan dapat meningkatkan risiko yang berkaitan dengan
efek sinergis antara merokok dengan genotip pro inflamasi.
CD14 merupakan protein permukaan yang khususnya diekspresik.van oada monosit dan
makrofag yang dapat mengikat protein pengikat lipopolisakarida (biasa disebut juga endotoksin).
Endotoksin merupakan mediator yang baik untuk inflamasi dan para perokok mengalami kenaikan
level plasma endotoksin. Karenanya, dipercaya bahwa risiko aterosklerosis dari endotoksemia
meningkat pada perokok. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan untuk menentukan alel mana
yang memediasi risiko vaskular sangatlah bervariasi. Alel T yang bervariasi yang berkaitan dengan
peningkatan risiko infark miokard dan dua subtipe stroke iskemik termasuk didalamnya
aterosklerosis pada pembuluh darah arteri besar dan mikroangiopati. Berkebalikan dengan
penelitian ini, alel C yang berhubungan dengan risiko yang lebih tinggi pada pembentukkan plak
karotis dan ditemukannya aksi sinergis dengan SNP inflamasi lainnya dalam meningkatkan IMT
karotis, khususnya pada pada perokok. Pada penelitian lainnya mengevaluasi SNP ini dan tidak
menemukannya adanya hubungan dengan stroke. Hasil dari penelitian ini mendukung hubungan
gen-lingkungan antara alel C dan risiko stroke iskemik pada kelompok perokok. Penemuan kami
mereplikasikan penelitian sebelumnya dan menunjukkan interaksi antara merokok dengan alel C
pada CD14 SNP.
Penelitian kami memiliki beberapa batasan. Batasan yang paling utama, kami hanya
mengevaluasi SNP dalam jumlah yang terbatas dimana tidaklah cukup untuk mengevaluasi interaksi
risiko stroke ataupun merokok secara komperehensif pada beberapa penelitian gen lainnya. Kedua,
penelitian kami tidaklah memberikan informasi mekanisme mengenai risiko stroke ataupun
perlindungan terhadap stroke. Secara spesifik, kami tidak menjabarkan kalau SNP kami berkaitan
dengan peningkatan ataupun penurunan aktifitas protein. Selanjutnya, populasi penelitian kami
relativ cukup kecil. Meskipun kami berusaha untuk meminimalisir heterogenik fenotipik melalui
pengidentifikasian subtipe stroke iskemik , kami menyadari bahwa residu dari heterogenik fenotipik
mungkin saja adaa. Terakhir, meskipun kami melakukan beberapa macam analisis, tidak ada satupun
koreksi yang dibuat pada beberapa perbandingan tersebut. Hal tersebut mencapai beberapa
kemungkinan pada hasil dimana CD-14 rs2569190 merupakan mediator dari terjadinya risiko
vaskular dan secara spesifik diantara para perokok dikedua ras, menghasilkan false positif paling
minim yang dihasilkan.
Kesimpulan
Penelitian ini mendemonstrasikan bahwa gen SNP inflamasi mungkin saja berkaitan dengan onset
awal stroke iskemik pada wanita Afrika-Amerika (IL6) dan merokok dapat memodulasi risiko stroke
melalui interaksi antara gen dan lingkungan (IL6 dan CD14).