interaksi abraxane dengan dexamethasone (yasmin shabira w. - g1a113140)

4
YASMIN SHABIRA WITYANINGSIH – G1A113140 INTERAKSI ABRAXANE DENGAN DEXAMETHASONE Dewasa ini penggunaan obat pada masyarakat merupakan suatu kebutuhan wajib yang dikonsumsi. Pola pikir masyarakat tentang obat menimbulkan suatu kebiasaan sampai ketergantungan yang terlahir dari sugesti masing-masing individu akan obat tersebut. Berdasarkan ilmu tentang obat (farmakologi), penggunaan obat bagi tiap individu dipengaruhi adanya pengaruh kondisi tubuh terhadap nasib obat yang dikonsumsi disebut farmakokinetik dan pengaruh obat terhadap kondisi fisiologis serta biokimia tubuh disebut farmakodinamik. Agar hasil pengobatan mencapai titik optimal, diperlukan peran seorang dokter untuk memberikan arahan pengobatan yang aman, efektif dan rasional. Pemberian obat yang rasional sesuai dengan diagnosa pasien sangatlah membantu mencegah pengobatan yang tidak aman dan tidak efektif. Sedangkan faktor rasional yang bertolak belakang (irrasional) umumnya terjadi dikarenakan kurangnya informasi mengenai obat, komunikasi yang kurang baik serta terpacu pada semua keluhan pasien yang pada akhirnya diputuskan untuk memberikan obat yang banyak. Contoh pemberian obat irrasional adalah memberikan 5 atau lebih jenis obat pada 1 resep yang sama, maka hal ini dikatakan polifarmasi. Pemakaian beragam jenis obat secara bersamaan menimbulkan adanya efek samping yang dihasilkan oleh interaksi obat satu sama lain yaitu adanya interaksi farmakokinetik (satu obat mempengaruhi proses farmakokinetik obat lainnya), farmakodinamik (perubahan

Upload: yasmin-shabira-wityaningsih

Post on 19-Jan-2016

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Interaksi Obat

TRANSCRIPT

Page 1: Interaksi Abraxane Dengan Dexamethasone (Yasmin Shabira W. - G1A113140)

YASMIN SHABIRA WITYANINGSIH – G1A113140

INTERAKSI ABRAXANE DENGAN DEXAMETHASONE

Dewasa ini penggunaan obat pada masyarakat merupakan suatu kebutuhan wajib

yang dikonsumsi. Pola pikir masyarakat tentang obat menimbulkan suatu kebiasaan

sampai ketergantungan yang terlahir dari sugesti masing-masing individu akan obat

tersebut. Berdasarkan ilmu tentang obat (farmakologi), penggunaan obat bagi tiap

individu dipengaruhi adanya pengaruh kondisi tubuh terhadap nasib obat yang

dikonsumsi disebut farmakokinetik dan pengaruh obat terhadap kondisi fisiologis serta

biokimia tubuh disebut farmakodinamik. Agar hasil pengobatan mencapai titik optimal,

diperlukan peran seorang dokter untuk memberikan arahan pengobatan yang aman,

efektif dan rasional. Pemberian obat yang rasional sesuai dengan diagnosa pasien

sangatlah membantu mencegah pengobatan yang tidak aman dan tidak efektif.

Sedangkan faktor rasional yang bertolak belakang (irrasional) umumnya terjadi

dikarenakan kurangnya informasi mengenai obat, komunikasi yang kurang baik serta

terpacu pada semua keluhan pasien yang pada akhirnya diputuskan untuk memberikan

obat yang banyak. Contoh pemberian obat irrasional adalah memberikan 5 atau lebih

jenis obat pada 1 resep yang sama, maka hal ini dikatakan polifarmasi. Pemakaian

beragam jenis obat secara bersamaan menimbulkan adanya efek samping yang

dihasilkan oleh interaksi obat satu sama lain yaitu adanya interaksi farmakokinetik (satu

obat mempengaruhi proses farmakokinetik obat lainnya), farmakodinamik (perubahan

efek obat karena obat lain mempunyai tempat kerja yang sama) serta farmasetik (efek

yang terjadi di luar tubuh yaitu sebelum obat diberikan sehingga interaksi ini terjadi

pada obat yang tidak bisa dicampur/inkompatibel). Maka dari itu keterkaitan antara

interaksi obat dalam polifarmasi sangatlah penting sekali. Agar dapat memahaminya

lebih jauh saya mengambil contoh interaksi antara abraxane dengan dexamethasone.

Abraxane (palixtacel-protein bound) merupakan obat golongan kemoterapi yang

cara kerjanya memperlambat sampai menghentikan pertumbuhan sel kanker pada

payudara, paru-paru serta pankreas. Pengunaan obat ini tidak diperkenankan bagi pasien

yang memiliki jumlah leukosit yang sangat rendah karenanya abraxane akan

menurunkan kualitas sistem imun. Sebelum menggunakan abraxane, terdapat beberapa

hal penting yang harus diperhatikan. Pasien tidak bisa menerima abraxane jika alergi

terhadap pacilitaxel, atau jika memiliki jumlah leukosit yang sangat rendah.

Informasikan riwayat penyakit kepada tenaga medis seperti penurunan fungsi sumsum

Page 2: Interaksi Abraxane Dengan Dexamethasone (Yasmin Shabira W. - G1A113140)

YASMIN SHABIRA WITYANINGSIH – G1A113140

tulang, infeksi, hipertensi atau hipotensi, penyakit hati, jantung serta darah. Setelah

penggunaan obat ini terdapat pula efek sampingnya seperti diare, pusing, muntah, suara

serak, sakit otot/sendi, terasa kebas/terbakar pada kaki dan tangan serta kemungkinan

akan terjadi kerontokan rambut (rambut normal seharusnya akan tumbuh kembali

setelah selesai pengobatan). Pengontrolan kehamilan sangat diperhitungkan ketika

sedang mengkonsumsi obat abraxane, karena akan membahayakan calon bayi nantinya.

Pengontrolan rutin saat mengkonsumsi abraxane sangat diperlukan karena dari kondisi

individu yang berbeda-beda dapat menyebabkan efek yang berbeda pula.

Dexamethasone merupakan kortikosteroid yang memiliki fungsi sebagai anti

inflamasi dan anti alergi dengan pencegahan pelepasan histamine. Obat ini digunakan

pada penyakit yang berbeda seperti alergi, asma, leukemia, anemia hemolitik, serta

untuk menegakkan sindrom caushing. Sebelum menggunakan dexamethasone, terdapat

beberapa hal penting yang harus diperhatikan. Dexamethasone tidak dapat diberikan

kepada pasien yang alergi terhadap dexamethasone serta terdapat infeksi jamur di tubuh

pasien. Dexamethasone dapat melemahkan kualitas sistem imun, sehingga

mempermudah tubuh terkena infeksi. Penggunaan steroid dapat memperburuk infeksi

yang telah ada atau bahkan mengaktivasi kembali infeksi yang pernah ada.

Informasikan riwayat penyakit kepada tenaga medis seperti kirosis, riwayat malaria,

diabetes, tuberculosis, osteoporosis, myasthenia gravis serta penyakit hati dan thyroid.

Pengkonsumsian dexamethasone pada ibu menyusui dapat membahayakan

pertumbuhan bayi karena komponen dexamethasone dapat keluar melalui ASI.

Penggunaan kedua obat diatas menyebabkan adanya interaksi obat yang

menghasilkan efek oleh dexamethasone yaitu penurunan level darah serta efek pada

paclitaxel-protein bound. Secara teori, terdapat stimulasi dari CYP450 2C8/ 3A4 dalam

kedua obat tersebut sehingga menurunkan konsentrasi plasma paclitaxel yang

metabolismenya didapat dari isoenzyme. Akan tetapi, tingkat interaksi kedua obat ini

dalam tingkat sedang sehingga perlu ditanyakan kepada dokter jika munculnya

kemungkinan timbul reaksi pada tubuh.

Page 3: Interaksi Abraxane Dengan Dexamethasone (Yasmin Shabira W. - G1A113140)

YASMIN SHABIRA WITYANINGSIH – G1A113140

DAFTAR PUSTAKA

1. File Pdf “Pengantar Farmakologi” oleh dr. Ave Olivia Rahman, M.Sc

2. www.drugs.com 3. www.webmd.com

4. USU Institutional Repostitory.