integumen materi ke 7 dan 8
TRANSCRIPT
NAMA :KRISTIANTI
KELAS :3C
PAPER INTEGUMEN
A. IMUNOLOGI DASAR
Imunologi : ilmu yg mempelajari tentang sistem imun / kekebalan
tubuh. Pengenalan, memori, serta kespesifikan terhadap benda asing merupakan inti
imunologi.Konsep dasar Respon Imun : Reaksi terhadap sesuatu yang asing. Pemicunya
disebut denganAntigen, yaitu Substansi yg mampu merangsang respon imun, berupa
bahan infeksiosa biasanya berbentuk protein atau karbohidrat, atau lemak. Antigen akan
berkontak dgn sel tertentu, memacu serangkaian kejadian yang mengakibatkan destruksi,
degradasi atau eliminasi.
Respon imun :
1. Respon imun non spesifik. Terdiri atas : Fagositosis, Reaksi peradangan
2. Respon imun spesifik, terdapat 2 komponen :
*Respon imun humoral, berupa globulin-gama tertentu / imunoglobulin.
Diperankan limfosit B.
*Respon imun selular, menyebabkan reaksi hipersensitif tipe lambat.
Diperankan limfosit T
Imunitas Humoral
Diperankan limfosit B yang dapat berdeferensiasi menjadi sel plasma
80-90 % dalam sumsum tulang, 10-20 % dari limfosit darah tepi.
Mensintesis imunoglobulin
Ada 5 imunoglobulin : dari yang terbanyak & peranannya :
1. Ig G : aktivasi komplemen,antibodi heterotropik
2. Ig A : antibodi sekretorik
3. Ig M : aktivasi komplemen
4. Ig D : reseptor permukaan limfosit
5. Ig E : antibodi reagin, pemusnah parasit.
Antibodi berperan pada 4 tipe reaksi imun :
Reaksi tipe I : reaksi anafilaksis.
Alergen + Ig E + sel Basofil è pelepasan mediator ( histamin, serotonin dll)
Contoh klinis : urtikaria
Reaksi tipe II : reaksi sitotoksis
Antigen + Ig G / Ig M + aktivasi komplemen è lisis dan fagositosis virus, bakteri dll
Contoh klinis : pemfigoid.
Reaksi tipe III : reaksi kompleks imun.
Antigen + Antibodi + Komplemen è
Tidak mudah dimusnahkan sistem fagosit è bereaksi dgn pembuluh darah atau
jaringan lain è kerusakan jaringan.
Contoh klinis : vaskulitis nekrotikans.
B. IMUNITAS SELULER
Imunitas Selular
Diperankan sel T dgn limfokin-nya.
Sel T 80-90 % jumlah limfosit darah tepi dan 90 % jumlah limfosit timus.
Limfokin : zat yang dikeluarkan sel T yang mampu merangsang dan mempengaruhi
reaksi peradangan selular. Contoh : MIF ( Makrophage Inhibitory Factor), MAF
( Activating), faktor kemotaktik makrofag, dll.
Antigen spesifik + limfosit T + limfokin è reaksi hipersensitivitas lambat (Reaksi tipe
IV ).
Contoh klinis : Dermatitis Kontak Alergik
C. MEKANISME PERTAHANAN KULIT (INFLAMASI :C1-C2) DAN MUKOSA
MULUT
Pada sistem imunitas terdapat tiga garis pertahanan yang saling bekerjasama untuk
menghadapi dan menangkis serangan. Dua diantaranya bersifat nonspesifik yaitu tidak
membedakan satu gen infeksi dengan gen infeksi yang lainnya. Garis pertahanan pertama
non spesifik itu bersifat eksternal, yang terdiri atas jaringan epitelium yang menutupi
tubuh ( kulit dan membran mukosa) beserta sekresi yang dihasilkannya. Garis pertahanan
non spesifik yang kedua bersifat internal, pertahanan ini dipicu oleh sinyal kimiawi dan
melibatkan sel-sel fagositik dan protein antimikroba yang secara nonspesifik menyerang
penyerang yang telah menembus rintangan tubuh bagian luar. Munculnya peradangan
merupakan suatu tanda bahwa garis pertahanan kedua ini telah diaktifkan.
Garis pertahanan ketiga adalah sistem kekebalan. Sistem kekebalan ini mulai
memainkan peranannya secara bersamaan dengan garis pertahanan kedua, tetapi ia
merespon dengan cara spesifik terhadap mikroorganisme tertentu, sel-sel tubuh yang
menyimpang, toksin, dan zat-zat lain yang ditandai sebagai molekul asing. Respon
kekebalan, yang meliputi produksi protein pertahanan spesifik yang disebut antibodi,
melibatkan sebuah kelompok sel darah putih yang beragam yang disebut limfosit2. Baik
pertahanan spesifik maupun non spesifik ini melibatkan reaksi yang bersifat seluler
maupun humoral.1 Sistem imun tubuh kita yang meliputi garis pertahanan pertama dan
kedua ini dikenal dengan sistem imunitas yang Innate (alamiah), sedangkan garis pertahan
ketiga yang merupakan sistem kekebalan dikenal dengan sistem imunitas yang Adaptive
(Aquired, didapat).
*MEKANISME PERTAHANAN NONSPESIFIK
Garis pertahanan pertama
· Kulit dan Membran mukosa
Barier protektif mukosa mulut terlihat berlapis-lapis terdiri atas air liur pada
permukaannya, lapisan keratin, lapisan granular, membrane basal, dan komponen
seluler serta humoral yang berasal dari pembuluh darah. Komposisi jaringan lunak
mulut merupakan mukosa yang terdiri dari skuamosa yang karena bentuknya, berguna
sebagai barier mekanik terhadap infeksi. Mekanisme proteksi, tergantung pada
deskuamasinya yang konstan sehingga bakteri sulit melekat pada sel-sel epitel dan
derajat keratinisasinya yang mengakibatkan epitel mukosa mulut sangat efisien
sebagai barier.
Jaringan lunak rongga mulut berhubungan dengan nodus limfatik ekstraoral
dan agregasi limfoid intraoral. Suatu jaringan halus kapiler limfatik yang terdapat
pada permukaan mukosa lidah, dasar mulut. Palatum, pipi, bibir mirip yang berasal
dari gusi dan pilpa gigi. Kapiler-kapiler ini bersatu membentuk pembuluh limfatik
besar dan bergabung dengan pembuluh limfatik yang berasal dari bagian di dalam otot
lidah dan struktur lainnya. Antigen mikrobial yang dapat menembus epitel masuk ke
lamina propria. Akan difagositosis oleh sel-sel Langerhans yang banyak ditemukan
pada mukosa mulut.
· Saliva
Saliva disekresikan oleh kelenjar parotis, submandibularis, submaksilaris, dan
beberapa kelenjar ludah kecil pada permukaan mukosa. Aliran air liur sangat berperan
dalam membersihkan rongga mulut dari mikroorganisme dan pelumas aksi otot lidah,
bibir, dan pipi.
Kelenjar saliva yang mengandung sel plasma dan limfosit, terdiri atas 6
kelenjar saliva utama dan beberapa kelenjar saliva kecil yang tersebar di bawah
mukosa mulut. Kelenjar saliva ini memproduksi IgA yang akan disekresikan ke dalam
rongga mulut dalam bentuk sIgA. Sekresi ini juga mengandung protein antimikroba
lisozim.
· Celah gusi
Komponen selular dan humoral dari darah akan melewati epitel junctional
yang terletak pada celah gusi dalam bentuk cairan celah gusi. Cairan celah gusi ini
mengandung leukosit dan komponen komplemen selular dan humoral yang terlibat
dalam respon imun.
Garis pertahanan kedua
Mikroba yang menembus garis pertahanan pertama, misalnya mikroba yang
masuk lewat luka pada kulit akan menghadapi garis pertahanan kedua. Mekanisme ini
bergantung pada fagositosis, yaitu proses penelanan organisme yang menyerang tubuh
oleh jenis sel darah putih tertentu. Fungsi fagosit ini akan sangat terjait dengan proses
peradangan dan protein antimikroba.
· Sel fagositik dan sel natural killer
Sel fagosistik yang disebut neutrofil meliputi 60%dari leukosit. Sel-sel yang
dirusak oleh mikroba akan membebaskan sinyal kimiawi secara kemotaksis yang
menarik neutrofil untuk datang, neutrofil akan memasuki jaringan yang terinfeksi, lalu
menelan dan merusak mikroba.
Makrofag jaringan merupakan bentuk dewasa dari monosit. Sel ini
menjulurkan pseudopodianya dan memakan mikroba yang akan dirusak dengan enzim
lisosom makrofaga. Sel natural killer tidak akan langsung merusak mikroba, namun
akan merusak sel yang diserang virus dan sel abnormal yang dapat membentuk tumor.
· Respon peradangan
Respon peradangan dimulai dengan adanya sinyal kimiawi. Sel basofil dan sel
mast akan mengeluarkan histamin yang memicu pembesaran dan peningkatan
permeabilitas kapiler di dekatnya. Leukosit dan sel-sel yang rusak akan mengeluarkan
prostaglandin yang meningkatkan aliran darah ke tempat yang luka. Peningkatan
aliran ini meningkatkan migrasi sel fagositik yang juga diperantarai oleh
faktor kemotaksis (kemokin).
· Sistem komplemen
Protein antimikroba yang paling penting dalam darah adalah protein sistem
komplemen serta interferon. Disekresi oleh sel-sel yang terinfeksi virus, interferon
menghambat produksi virus di sekitas daerah terinfeksi.
*MEKANISME PERTAHANAN SPESIFIK
Garis pertahanan ketiga
· Respon kekebalan humoral dan respon yang diperantarai sel
Pada garis pertahanan ketiga terdapat respon kekebalan. Sistem kekebalan
dapat menghasilkan dua jenis respon terhadap antigen: respon humoral dan respon
yang diperantarai oleh sel ( cell mediated immunity). Kekebalan humoral melibatkan
aktifasi dari sel B dan diikuti oleh produksi antibodi yang beredar di dalam plasma
darah dan limfa. Kekebalan terhadap beberapa infeksi dapat diteruskan jika limfosit T
dipindahkan. Jenis kekebalan ini, yang bergantung pada limfosit T dikenal dengan
kekebalan yang diperantarai sel. Dalm interaksi limfosit terdapat pensinyalan. Yang
terpenting dari pensinyalan ini adalah limfosit T helper, yang merespon terhadap
antigen yang disajikan oleh makrofaga dan merangsang sel B maupun sel T lain.
Kekebalan humoral atau kekebalan sel B, yang didasarkan pada sirkulasi
antibodi dalam darah dan limfa berperan dalam melawan virus, bakteri dan semua
ancaman ekstraselluler lainnya yang bebas. Kekebalan yang diperantarai sel atau
kekebalan sel T, bertugas melawan patogen intraselluler dengan cara merusak sel-sel
yang terinfeksi. Sel T helper yang mengandung CD4 diaktifkan ketika reseptornya
berikatan secara spesifik dengan suatu kompleks MHC kelas II dan antigen
permukaan sel penyaji antigen (APC), sel T tersebut akan mensekresi interleukin-2
dan sitokin lain yang mengaktifkan sel-sel B dan sel-sel T sitotoksik.
Sebagian besar sel T sitotoksik diaktifkan oleh sitokin dan pemgikatan pada
kompleks MHC kelas I (antigen pada sel target). Sel T kemudian akan mensekresikan
perforin yang akan membentuk lubang yang akan melisikan sel tersebut.Sel-sel B
diaktifkan oleh sitokin dan pengikatan secara spesifik antibodi membran sel tersebut
ke antigen ekstraselluler. Sebagian besar dari antigen ini adalah protein atau
polisakarida besar yang masing-masing memiliki lebih dari satu epitop. Antibodi yang
juga disebut immunoglobulin(Ig) adalah protein serum. Ada lima jenis
immunogobulin berdasarkan epitopnya tersebut, yaitu: IgG, IgM, IgA, IgD, Dan
IgE.antibodi menetralkan antigen dengan opsonisasi, aglutinasi, prespitasi dan fiksasi
komplemen.
MEKANISME PERTAHANAN NONSPESIFIK MEKANISME
PERTAHANAN SPESIFIK
Garis pertahanan
pertama
Garis pertahanan kedua
Kulit
Membran mukosa
Sekresi dari kulit dan
membran mukosa
Sel darah putih fagositik
Protein antimikroba
Respons peradangan
Limfosit T
Antibodi
D. PERAN NUTRISI PADA KULIT
Kulit merupakan organ terbesar sistem metabolik aktif yang berfungsi untuk
melindungi tubuh dari cedera dan infeksi, membantu mengontrol suhu dan
immunoregulation, dan bertindak sebagai reservoir penyimpanan nutrisi tertentu .
1. Kesehatan kulit dipengaruhi oleh usia :
Semakin meningkat à degenerasi selà penuaanà keriput/tidak elastis
Selain faktor Usia ada juga faktor yang lain yaitu diet nutrisi,radikal bebas ,iklim,
sinar matahari dll.
Karena kebutuhan metabolik yang tinggi, kulit memiliki kebutuhan yang relatif
tinggi akan energi, protein, dan nutrisi penting lainnya.
1. ketidakseimbangan gizi dapat terjadi sebagai akibat dari:
makan yang buruk atau nilai gizi tidak seimbang, atau
Gangguan fungsional organà yang mempengaruhi kemampuan untuk mencerna dan
menyerap, nutrisi digunakanà gangguan metabolisme
Jenis nutrisi yang diperlukan untuk kesehatan kulit
Selenium - Membantu menjaga kesehatan rambut dan kuku, meningkatkan imunitas,
bekerja sama dengan vitamin E untuk melindungi sel dari kerusakan.(Bawang putih,
kacang brasil, daging, telur, unggas, hasil laut).
Beta-carotene - memelihara kulit sehat, membantu mencegah infeksi dan kebutaan
malam, mendorong pertumbuhan dan perkembangan tulang. (wortel, tomat, bayam,
brokoli, kentang manis dan labu kuning.)
Vitamin E - berguna sebagai pelindung dari esensi lemak dalam sel darah merah dan
membranes sel. merupakan antioksidan lain yang bisa mencegah kerusakan kulit
akibat sinar matahari. Vitamin ini juga berperan sebagai antiperadangan dan
menguatkan sistem kekebalan tubuh. (Peanut butter, kacang-kacangan, biji-bijian,
minyak nabati dan mentega, gandum kuman, alpukat). Vitamin yang sering disebut-
sebut sangat penting untuk kulit ini bisa ditemui di sayuran hijau berdaun, vitamin E
juga dikandung oleh kacang tanah, paprika merah, buah zaitun, beras merah, apel,
whole grain, ubi jalar dan polong-polongan.Vitamin E dapat mengurangi risiko
penyakit dengan kandungan antioksidannya, memerangi kerusakan akibat zat radikal
bebas dan berpotensi untuk memperlambat penuaan. bisa mencegah kerusakan kulit
akibat sinar matahari.Vitamin ini juga berperan sebagai antiperadangan dan
menguatkan sistem kekebalan tubuh
Vitamin C - menghancurkan radikal bebas di dalam dan di luar sel. Membantu dalam
pembentukan partikel jaringan, penyembuh luka dan penyerapan zat besi. Membantu
mencegah gusi memar dan menjaga kesehatan gigi. Dapat mengurangi risiko katarak,
penyakit jantung, dan kanker. (Peppers, tomat, jeruk buah-buahan brokoli, bayam,
kubis, kentang, mangga, pepaya).
Vitamin A - sangat penting karena kandungan antioksidannya yang membantu
mengurangi resiko penyakit tertentu termasuk kanker. Antioksidan juga membantu
mencegah infeksi serta mendukung pertumbuhan dan perbaikan sel-sel, jaringan
kulit. Membantu menjaga kelembaban lapisan kulit bawah.Kekurangan vitamin A
bisa menyebabkan kulit kering, gatal dan kehilangan elastisitas.
Vitamin B Kompleks (riboflavin, niacin, B-6, B-12 dan biotin)
Paling banyak terkandung di whole grain dan sereal whole grain, juga produk-produk
sereal serta biji-bijian yang diperkaya. Jika tidak terlalu suka sereal Anda bisa juga
mendapatkan vitamin ini pada beras, oatmeal, biji bunga matahari, ikan, telur, hati
dan produk susu rendah lemak.Vitamin B Klompeks berguna untuk mengurangi rasa
kering dan gatal di kulit. Kekurangan vitamin B dapat menyebabkan kulit kering,
mengelupas dan sensitif. Riboflavin atau vitamin B-2 juga dapat ditemukan di daging,
kacang-kacangan dan sayuran hijau berdaun. Sedangkan niacin dapat pula diperoleh
dari unggas, ikan, daging sapi, mentega kacang dan polong-polongan.
Vitamin C juga bisa didapat dari jeruk, buah beri,paprika,kentang, bawang putih,
bawang bombay, sayur hijau atau hijau gelap berdaun (bayam), apel, kubis, kecambah
dan melon. Vitamin C penting karena kandungan antioksidannya, juga efek
antihistamin, dapat mencegah infeksi kulit dan menyembuhkan luka, memproduksi
kolagen dan elastin untuk mengencangkan kulit, mendukung gusi yang sehat dan
pembuluh darah yang lentur.Kekurangan vitamin C dapat menyebabkan gigi goyah,
gusi bengkak, pendarahan berlebihan dan luka yang tidak sembuh-sembuh.
Zinc dapat ditemukan pada daging, hidangan laut, telur, susu. Zinc juga bisa didapat
dari buah aprikot, bawang bombay kokoa. Zinc penting untuk pertumbuhan dan
kesehatan kulit secara keseluruhan, karena nutrisi ini bekerja dengan vitamin A untuk
menjaga dan memperbaiki kulit, mendukung kekuatan, elastisitas dan kekencangan
kulit.Zinc juga mendukung pertumbuhan jaringan sehingga memegang peranan
penting pada banyak fungsi tubuh. Kekurangan nutrisi ini dapat menyebabkan kita
mudah terkena infeksi.
Asam lemak esensial seperti omega-3 dan omega-6 membantu memproduksi lapisan
minyak pelindung alami kulit serta mencegah munculnya jerawat. sumber lemak
esensial ini dari minyak zaitun dan canola oil, biji rami, kenari, serta jenis ikan seperti
salmon, sarden dan makarel.Selain vitamin dan mineral, untuk mewujudkan kulit
sehat tubuh juga memerlukan nutrisi makro yang baik, di antaranya:
1. Karbohidrat.
zat gizi ini dikandung dalam roti, beras (sebaiknya beras merah) dan oatmil.
Karbohidrat penting untuk energi
2. Protein.
Daging, unggas, telur, ikan, kacang-kacangan dan tahu adalah sumber protein terbaik.
Protein dibutuhkan kulit khususnya dan tubuh secara keseluruhan untuk energi, serta
memperbaiki jaringan dan sel tubuh.
3. Lemak
Terdapat pada minyak sayur, lemak unggas, minyak kedelai, kacang-kacangan dan
biji-bijian. Lemak cukup penting untuk menjaga agar kulit tetap sehat dan lembab.
Kekurangan lemak dapat menyebabkan kulit yang kering, bersisik dan terkelupas
serta rontoknya rambut.
4. AIR
air putih adalah sumber terbaik.Namun asupan cairan yang baik juga didapat dari
buah-buahan, sayur-sayuran dan produk susu. Air sangat penting untuk hidrasi sel,
serta berperan dalam meregulasi suhu tubuh. Air juga bertugas membawa nutrisi
ke sel-sel dan sampah hasil metabolisme keluar dari sel.
E. DEFISIENSI NUTRISI
Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-
proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Soenarjo (2000), Nutrisi merupakan
kebutuhan utama pasien kritis dan nutrisi enteral lebih baik dari parenteral karena lebih
mudah, murah, aman, fisiologis dan penggunaan nutrien oleh tubuh lebih efisien.
Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk
membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya
fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh (Rock CL, 2004). Nutrisi adalah suatu
proses organism menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses
degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan (Supariasa, 2001). Nutrisi merupakan
salah satu kebutuhan vital bagi semua makhluk hidup. Pengertian nutrisi menurut
beberapa ahli adalah sebagai berikut:
Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nuwer, 2008).
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari
sistem tubuh, pertumbuhan dan pemeliharaan kesehatan (Wikipedia, 2008).
Nutrisi berbeda dengan makanan, makanan adalah segala sesuatu yang kita makan
sedangkan nutrisi adalah apa yang terkandung dalam makanan tersebut (Uri, 2008).
F. ALERGI TERHADAP MAKANAN DAN BAHAN PELENGKAP MAKANAN
Istilah alergi makanan ini sering rancu dengan pengertian intoleransi makanan.
Sebenarnya keduanya merupakan kondisi yang berbeda. Kejadian alergi makanan
melibatkan reaksi imunologik terhadap makanan atau bahan yang terkandung di dalamnya,
dalam hal ini melibatkan imunoglobulin E (IgE) dan bukan akibat efek fisiologik dari
substansinya. Sebagai contoh adalah reaksi IgE spesifik terhadap kacang. Reaksi IgE ini
biasanya terjadi segera setelah atau dalam 2 jam setelah individu terpapar partikel
makanan yang menyebabkan perubahan fungsional pada organ target, dengan derajat yang
bervariasi dari ringan hingga mengancam jiwa. Hal ini berbeda dengan intoleransi
makanan yang melibatkan reaksi fisiologik yang abnormal terhadap makanan atau bahan
yang terkandung di dalamnya, yang berarti sifatnya non-imunologik. Sebagai contoh
adalah intoleransi laktosa, keracunan bakteri pada makanan. Intoleransi makanan
merupakan reaksi akibat zat toksik, farmakologik, metabolik, atau reaksi idiosinkrasi dari
makanan atau substansi kimia di dalam makanan, termasuk bahan tambahan pangan (food
additive ). Gejala klinik yang ditimbulkan sering serupa dengan alergi makanan.
Reaksi alergi merupakan respon yang tidak biasa dari sistem imun dan tampak
sebagai perubahan reaktivitas terhadap antigen. Antigen yang terlibat dalam reaksi alergi
disebut alergen. Pada kasus alergi makanan, akan terjadi respon imun yang berlebihan
akibat paparan terhadap antigen spesifik yang dapat berasal dari bahan makanan sehari-
hari atau mikroorganisme patogen maupun produknya. Respon imun yang berlebihan ini
dapat mengkibatkan kerusakan jaringan atau gangguan fungsional dalam tubuh. Paparan
berulang dari substansi antigenik ini akan meningkatkan respon imun spesifik. Pada
individu atopik atau yang berbakat alergi, sensitisasi oleh antigen atau alergen dari bahan
makanan akan menginduksi produksi IgE, selanjutnya akan terjadi reaksi hipersensitivitas
yang diperantarai oleh IgE tersebut, atau dapat melalui mekanisme lain yang pada
akhirnya akan mengkibatkan diferensiasi berbagai sel radang dengan segala
akibatnya.1 Pada kasus alergi kacang, remisi terhadap alergi kacang dapat diprediksi
dengan level antibodi IgE yang rendah terhadap kacang pada usia 2 tahun pertama atau
atau menurunnya kadar antibodi IgE sensitisasi pada usia 3 tahun.
G. SUMBER BAHAN MAKANAN
Meskipun alergen makanan banyak dalam bahan makanan sehari-hari, terdapat
beberapa sumber bahan makanan yang paling sering menimbulkan reaksi alergi, di
antaranya adalah :
- Susu sapi
Susu sapi merupakan alergen makanan terbanyak pada bayi, karena merupakan bahan
makanan yang pertama dikonsumsi oleh bayi, terutama jika diberikan sebelum sistem
gastrointestinal cukup kuat. Prevalensi alergi ini sekitar 2% - 2,5% pada usia 3 tahun
pertama. Di Inggris kejadian hipersensitif terhadap susu sapi sebesar 2,5% pada bayi usia
di bawah satu tahun. Susu sapi mengandung hampir 20 protein yang mampu menginduksi
sintesis IgE spesifik, terutama casein (80% dari protein susu) dan protein serum. Reaksi
alergi susu sapi dapat terjadi melalui reaksi hipersensitivitas tipe I fase cepat maupun fase
lambat. Alergen mayor yang telah dikenal diantaranya adalah Alfa-Laktoglobulin atau Bos
d 4, Beta Laktoglobulin atau Bos d 5, Serum Albumin atau Bos d 6, Imunoglobulin atau
Bos d 7, dan casein atau Bos d 8. Produk makanan yang perlu dihindari pada kasus alergi
susu sapi di antaranya adalah krim, yoghurt, es krim, saus krim, sup krim, margarin,
mentega, keju, produk nondairy dan sajian lain yang disertai susu.
- Telur
Alergen mayor dari telur ayam adalah ovomukoid (Gal d 1), ovalbumin (Gal d 2), dan
conalbumin (Gal d 3). Gal d1 yang paling sering bertanggung jawab terhadap terjadinya
reaksi alergi dari telur matang. Produk makanan yang perlu dihindari pada kasus alergi
telur di antaranya adalah cake dan cookies, coklat, sup yang mengandung
telur, mayonnaise, custard , puding, es krim, krim telur, pancake , muffin, rolls, bagels ,
donut, dan produk roti dari telur, saus dan salad dressing yang mengandung telur. Produk
kosmetik dan sampo yang mengandung derivat protein telur juga perlu dihindari meski
tidak dimakan karena tetap berisiko menimbulkan reaksi alergi.
- Ikan
Alergen dari ikan adalah muscular parvalbumin dari ikan Cod, yang disebut Gad c 1. Gad
c 1 sangat tahan terhadap susu panas dan pencernaan enzimatik dan yang bertanggung
jawab terhadap terjadinya reaksi alergi dari ikan Cod.
- Kedelai
Terdapat empat macam alergen yang dapat diekstrak dari kedelai, yaitu serum, alpha-
glycine, glycinine, dan aggregated-glycinine. Produk makanan yang perlu dihindari pada
kasus alergi kedelai di antaranya adalah baked goods , ikan tuna kalengan, serealia, susu
bayi berbasis soya, saus dan sup dengan kedelai, peanut butter, crackers.
- Kacang
Terdapat dua macam alergen yang dapat diidentifikasi dari kacang, yaitu Ara h 1 dan Ara
h 2. Kedua alergen ini dapat menginduksi reaksi alergi dengan perantara IgE yang sering
didapatkan pada anak-anak hingga dewasa.
- Apel
Alergen mayor dalam apel adalah Mal d 1 yang homolog dengan birch alergen mayor Bet
v 1, yang dapat menyebabkan birch-apple syndrome .
- Krustasea (Udang-udangan)
Alergen di dalamnya adalah tropomiosin yang disebut Pen a 1. Alergen ini menyebabkan
reaksi silang yang jarang antara udang dan dust mites.
The Food and Drug Administration (FDA) mengidentifikasi delapan bahan
makanan yang sering menimbulkan alergi, yaitu susu, telur, kacang-kacangan, ikan,
kerang-kerangan, kedelai, dan gandum. Bahan makanan lain yang juga dapat
menimbulkan alergi makanan adalah daging ayam, daging babi, daging sapi, dan kentang.
Dua puluh lima persen anak yang alergi terhadap susu sapi juga alergi terhadap kedelai.
Alergi terhadap kacang juga semakin meluas, terutama di negara sedang
berkembang.Makanan yang sering mencetuskan asma di antaranya adalah susu, telur,
kacang, coklat, ikan, tiram, kerang, udang, dan buah-buahan.