integrasi pendidikan agama islam dan pendidikan lingkungan
TRANSCRIPT
Ulin Nuha
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 175
INTEGRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN DI PONDOK PESANTREN
Ulin Nuha *)
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus
E-mail: [email protected]
ABSTRAK Artikel ini membahas tentang integrasi ilmu yaitu Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Lingkungan. Hal ini sangatlah penting di ajarkan kepada santri dalam kegiatan pengajaran di Pondok Pesantren, sebagian orang menganggap bahwasannya ajaran agama tidak peduli terhadap lingkungan. Integrasi tersebut bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai dasar dalam menjaga lingkungan alam yang terkandung dalam kitab suci Al-Quran. Dengan terjaganya lingkungan alam yang dilandasi oleh nilai-nilai agama dalam pendidikan lingkungan yang tertanam didalam jiwa peserta didik,diharapkan bisa memberikan pencerahan dan bisa mengurangi efek terjadinya kerusakan lingkungan dan pemanasan global yang di akibatkan perilaku manusia.
Kata Kunci : Integrasi Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Lingkungan
ABSTRACT This paper discusses the integrated science of Islamic Religious Education and Environmental Education. This is very important to teach in activities at Islamic Boarding Schools. Some people consider that religious teachings do not care for the environment. The integration aims to instill basic values in safeguarding the natural environment contained in The Holy Qur'an. With the preservation of the natural environment based on religious values in environmental education created by participants' souls, it is expected to provide enlightenment and can reduce environtment damage and the global impact caused by human behavior. Keywords :Integration of Islamic Religious Education, Environmental Education
A. PENDAHULUAN
Isu Pemanasan Global dan Perubahan Iklim (Climate Change) bukan lagi
sekedarisapan jempol belaka, tapi sudah menunjukan bentuk & wujud yang
sebenarnya kehadapanumat manusia di bumi dengan semakin tidak nyamannya
bumi sebagai tempat tinggalataupun hunian makhluk hidup. Berbagai fenomena
alam yang cenderung mengalamipenyimpangan (anomali) akhir-akhir ini seperti
Ulin Nuha
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 176
iklim yang kacau, panas yang ekstrimberkepanjangan, intensitas curah hujan yang
kelewat tinggi diluar normal, banjir, angin ribut,puting beliung, banyak dikaitkan
dengan isu pemanasan global tersebut(P. Nasoetion : 2010).
Pendidikan yang baru dan termasuk paling penting pada masa sekarang
ialahpendidikan lingkungan. Pendidikan tersebut berkaitan dengan pengetahuan
lingkungan disekitar manusia dan menjaga berbagai unsurnya yang dapat
mendatangkan ancamankehancuran, pencemaran, atau perusakan.Pendidikan
lingkungan telah diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabatnya.Abu
Darda’ pernah menjelaskan bahwa di tempat belajar yang diasuh oleh Rasulullah
SAW telah diajarkan tentang pentingnya bercocok tanam dan menanam
pepohonan sertapentingnya usaha mengubah tanah yang tandus menjadi kebun
yang subur. Perbuatan tersebut akan mendatangkan pahala yang besar di sisi
Allah SWT dan bekerja untukmemakmurkan bumi adalah termasuk ibadah kepada
Allah SWT (Al Qardawi 1997 : 12).
Pendidikan lingkungan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW berdasarkan
wahyu, sehingga banyak kita jumpai ayat-ayat ilmiah Al-Quran dan As Sunnah
yang membahastentang lingkungan (Abdur Rosyidi, 2016). Pesan-pesan Al-Quran
mengenai lingkungan sangat jelas dan prospektif. Dasar mengenai lingkungan
terdapat dalam QS. Al-Qashash 28: 77 berikut :
Ulin Nuha
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 177
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeriakhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.
Salah satu upaya untuk perbaikan kualitas sumber daya manusia adalah
munculnya gagasan pendidikan karakter dalam dunia pendidikan di Indonesia
(Wiyani 2012:4). Pendidikan karakter untuk menjaga lingkungan hidup harus
menyentuh kepada semua kalangan, termasuk di dalamnya lembagapendidikan
semisal Pondok Pesantren. Pengajaran yang langsung membangunpola pikir
peserta didik untuk dapat menjaga alam dan lingkungan.
Pendidikan karakter menjadi isu penting dalam dunia pendidikan akhir-
akhir ini, hal ini berkaitan dengan fenomena dekadensi moral yang terjadi
ditengah-tengah masyarakat maupun dilingkungan pemerintah yang semakin
meningkat dan beragam. Kriminalitas, ketidak adilan, korupsi, perusakan hutan,
pelangggaran HAM, menjadi bukti bahwa telah terjadi krisis jati diri dan
karakteristik pada bangsa Indonesia.Budi pekerti luhur, kesantunan, dan
relegiusitas yang dijunjung tinggi dan menjadi budaya bangsa Indonesia selama
ini seakan-akan menjadi terasa asing dan jarang ditemui ditengah-tengah
masyarakat.
Kondisi ini akan menjadi lebih parah lagi jika pemerintah tidak segera
mengupayakan program-program perbaikan baik yang bersifat jangka panjang
maupun jangka pendek. Pendidikan karakter menjadi sebuah jawaban yang tepat
atas permasalahan-permasalahan yang telah disebut di atas dan pondok
pesantren sebagai salah satu penyelenggara pendidikan yang menekankan aspek
nilai-nilai agama Islamdiharapkan dapat menjadi tempat yang mampu
mewujudkan misi dari pendidikan karakter tersebut.
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan dalam melaksanakan pendidikan
karakter di Pondok Pesantren adalah mengoptimalkan pembelajaran materi
pendidikan agama Islam (PAI). Peran pendidikan agama khususnya pendidikan
agama Islam sangatlah strategis dalam mewujudkan pembentukan karakter
Ulin Nuha
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 178
santri. Pendidikan agama merupakan sarana transformasi pengetahuan dalam
aspek keagamaan (aspek kognitif), sebagai sarana transformasi norma serta nilai
moral untuk membentuk sikap (aspek afektif), yang berperan dalam
mengendalikan prilaku (aspek psikomotorik) sehingga tercipta kepribadian
manusia seutuhnya.
Pendidikan Agama Islam diharapkan mampu menghasilkan manusia yang
selalu berupaya menyempurnakan iman, takwa, dan berakhlak mulia, akhlak
mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari
pendidikan. Manusia seperti itu diharapkan tangguh dalam menghadapi
tantangan, hambatan, dan perubahan yang muncul dalam pergaulan masyarakat
baik dalam lingkup lokal, nasional, regional maupun global.
Sumber data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari subyek
penelitian sebagai sumber informasi yang dicari. Data ini disebut juga dengan data
tangan pertama atau data yang langsung yang berkaitan dengan obyek riset.
Sumber data dalam penelitan ini adalah Konsep Integrasi Ilmu yang di dalamnya
mencakup Integrasi Pendidikan Agama Islam di Pondok Pesantren dan Ilmu
Lingkungan. Dalam studi ini data sekundernya adalah buku-buku yang
mendukung penulis untuk melengkapi isi sertai interpretasi dari sumber data
primer, seperti literatur internet. Metode analisis data menggunaka analysis
content tipe holistic. Tipe ini menyatakan bahwa kajian isi adalah teknik apapun
yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan
karakteristik pesan, dan dilakukan secara objektif dan sistematis.
B. PEMBAHASAN
Pendidikan berasal dari kata “didik” yang berarti melatih atau mengajar.
Sedangkan menurut istilah, pendidikan adalah usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.
Agama berasal dari bahasa sansekerta yang berarti tidak
kacau atau teratur. Agama dapat membebaskan manusia dan kekacauan yang
dihadapi dalam hidupnya bahkan menjelang matinya. Menurut terminologi agama
adalah suatu tata kaidah yang mengatur hubungan manusiadengan yang agung.
Ulin Nuha
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 179
Kajian antropologi disebutkan bahwa kebudayaan (cara manusia bersikap,
berfikir, dan bertindak), akan ditentukan oleh sesuatu yang diyakininya benar
atau tidak. Jika telah menyangkut keyakinan, maka itu berarti telah menyangkut
agama (dalam pengertian yang umum). Sedangkan didalam uraian diatas
diketahui bahwa cara bersikap, berfikir, dan bertindak itulah inti dari karakter
seseorang. Jadi, jelas bahwa agama merupakan hal yang amat berpengaruh dalam
pembentukan karakter seseorang. Dari antropologi kita mengetahui bahwa agama
adalah inti pembentukan karakter seseorang.
Jadi pendidikan agama sangat efektif dalam segi edukatifnya untuk
mempengaruhi pembentukan karakter yang baik. Dipandang dari segi
keterkaitannya, pembentukan karakter dasar seorang anak sejak dini tentu sangat
erat hubungannya dengan apa yang diajarkan dalam sisi edukatif pendidikan
agama. Agama banyak memberikan pengajaran yang baik dalam membentuk
karakter anak, contohnya seorang anak akan bersikap santun terhadap oang yang
lebih tua dibanding dia, itu karena agama sudah memberikan kita ulasan
mengenai pembentukan karakter yang lebih baik. Telah begitu banyak bukti dan
realita yang benar-benar membuktikan secara nyata bahwasannya pembelajaran
pendidikan agama berperan sangat besar dan mayoritas mampu mengantarkan
tiap individu agamis menghadapi kesulitan dan problematika yang ada dengan arif
dan bijaksana.
Relasi Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Lingkungan
Dalam beberapa tahun belakangan ini perbincangan tentang isu
Pemanasan Globalbukan lagi monopoli para Aktivis Lingkungan, para kepala
pemerintahan di berbagai negara,tapi juga sudah menjadi perbincangan yang
hangat di kalangan masyarakat awam. istilah-istilah dan kalimat “Climate Change”
dan “Pemanasan Global” tampaknya juga sudah mulaiakrab ditelinga kita dan
hampir tiap hari bisa kita temukan baik di koran, majalah, TV, internet, billboard,
poster, spanduk maupun di tempat-tempat umum lainnya seperti di mall,pasar,
terminal, pusat rekreasi, kantor, sekolah, dll (P. Nasoetion, 2010).
Menurut Pangeran Charles, agama-agama dunia sama-sama memiliki fokus
sangatkuat pada penyelamatan lingkungan hidup yang merupakan ciptaan dan
Ulin Nuha
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 180
anugerah Tuhankepada umat manusia. Karena itu, ia mengimbau umat beragama
di berbagai penjuru duniamenghubungkan diri kembali dengan ajaran-ajaran
agama masing-masing (Azyumardi Azra, 2010). Perlahan tetapi pasti, degradasi
lingkungan menjadi konstruksi masalah yang salingberkaitan. Polusi udara, global
warming, pencemaran air, carbon trading, kelestarianekosistem terumbu karang,
illegal logging serta sekian banyak masalah lingkungan dihadapan kita. Bukan
tidak mungkin, ambang kritis yang tidak diharapkan terjadi seiringberlalunya
waktu dan semakin melampaui batas segala aktivitas manusia
terhadaplingkungan sekitarnya. Abnormalitas sistem hidrologik alam akibat
pemanasan global dapatmenaikkan tinggi permukaan air laut sebesar 1cm/tahun
untuk kenaikan suhu 2°C. Dengan dataini, Pulau Bali diperkirakan tenggelam pada
tahun 2050. Didukung dengan eksploitasi airtanah berlebih, Kota Jakarta akan
tenggelam 25% jika tidak diimbangi regenerasi hutan.
Negara kita, Indonesia mendapat ‘penghargaan’ yang tercatat dalam
Guinness World Record sebagai negara dengan tingkat penebangan hutan tercepat
di dunia yakni 1,8 jutahektar/tahun antara 2000-2005 dengan rata-rata 51 km 2
setiap harinya (Thalita Hurriyah, 2011). Isu Pemanasan Global dan Perubahan
Iklim (Climate Change) bukan lagi sekedarisapan jempol belaka, tapi sudah
menunjukan bentuk dan wujud yang sebenarnya kehadapanumat manusia di
bumi dengan semakin tidak nyamannya bumi sebagai tempat tinggalataupun
hunian makhluk hidup.
Kerusakan lingkungan hidup sekarang ini bukan hanya karena
industrialisasi,pengembangan teknologi, dan pengejaran pertumbuhan ekonomi,
tetapi juga sebab sikapmanusia yang keliru tentang hubungan dengan alam.
"Manusia adalah part (bagian) darialam, bukan apart (terpisah) dari alam. Dan
karena itu harus selalu hidup dalam sarana danbatas alam," ujar Pangeran Charles
dalam orasi yang disebut media Inggris sebagai highprofile itu.
Ulin Nuha
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 181
Krisis lingkungan yang terjadi saat ini adalah karena ketidakmampuan
manusia dalammembatasi perilaku konsumtifnya sehingga mengeksploitasi alam
secara gila-gilaan,ditambah berkembangnya paham materialisme, kapitalisme dan
pragmatisme dengan dalihpercepatan pembangunan, sains dan industri. Krisis ini
sebenarnya bersumber padakesalahan cara pandang manusia terhadap dirinya,
alam, dan tempat manusia dalamkeseluruhan ekosistem, sehingga kesalahan ini
menyebabkan kesalahan pola perilakumanusia memandang hubungannya dengan
alam (Rita Punto, 2016).
Kerusakan yang dimaksud dalam Islam ada dua macam, yang pertama,
kerusakanzhahiriah (material), dan yang kedua, adalah kerusakan batiniyah
(spiritual). Kerusakanzhahiriah (material) dapat mengakibatkan bencana dan
membawa kerugian yang besar bagiumat manusia. Tidak saja harta benda yang
akan hancur binasa, akan tetapi jiwa raga pundapat musnah karenanya. Allah SWT
berfirman dalam Qs. al-Rum [30] 41-42 berikut :
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tanganmanusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari
(akibat) perbuatanmereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Katakanlah: “Adakanlahperjalanan di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yangterdahulu. Kebanyakan dari
mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan(Allah).”
Akhir-akhir ini, kerusakan alam yang telah nyata dan tidak diragukan lagi
adalah apayang diistilahkan manusia sebagai global warming, yakni pemanasan
bumi secaramenyeluruh, yang menyebabkan mencairnya es di Kutub, mengubah
cuaca menjadiekstrim dan tidak menentu, mengubah musim keluar dari
kebiasaannya, merobek ozon,menaikkan permukaan laut, merusak terumbu
karang, menghancurkan kehidupan ikan-ikandi laut dan banyak lagi
permasalahan yang mengerikan. Semua kerusakan ini timbul dari ulahtangan
manusia yang rakus dan mau enaknya sendiri.
Ulin Nuha
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 182
Pada tahun 2003, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional mengatakan
bahwa diIndonesia, penyusutan keanekaragaman hayati berbarengan dengan
kerusakan hutan.Padahal LIPI (Lembaga Ilmu dan Pengetahuan Indonesia)
mengungkapkan betapa urgennyakeanekaragaman hayati bagi kehidupan
manusia. Mereka merilis bahwa 940 spesies liar diIndonesia sebagai bahan obat
tradisional dan modern. Yayasan PROSEA (Plant Resources of South East Asia)
mengungkapkan bahwa kekayaan tanaman di Asia Tenggara tak kurang
menyumbangkan buku hijau berjumlah 20 jilid dengan ketebalan rata-rata 100
sampai 700halaman. Kita pun perlu mengingat bahwa 40% nilai ekonomi dunia
mengandalkan proses produk keanekaragaman hayati.
Ironisnya, posisi hutan dan keanekaragaman hayati di Indonesia dan
mungkin disemua negara mengalami kerusakan besar-besaran. Misalnya,
berdasarkan data sampaitahun 1999 saja, 43 juta ha hutan di Indonesia telah
rusak. Dan itu setara dengan sepertigaluas hutan di Indonesia. Sedangkan rata-
rata kerusakan yang terjadi adalah 1,6-2,4 jutaha/tahun. Artinya sampai tahun
2009 saja Indonesia telah kehilangan 59-67 juta ha hutan.Dan itu setara dengan
setengah dari seluruh luas hutan Indonesia rusak. Dan diperkirakanpada tahun
2039, hutan Indonesia terbabat habis.Pemerintah Indonesia sudah mengeluarkan
pencegahan eksplorasi sumber dayaalam yang berlebihan dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia No. 29 Tahun 1986Tentang Analisis Dampak
Lingkungan berikut penjelasannya. Di dalamnya berisi tentangAMDAL, Rencana
Pengelolaan Lingkungan, dan Rencana Pemantauan Lingkungan.
Peraturansemacam ini ternyata tidak cukup untuk mencegah eksplorasi SDA
besar-besaran.Peristiwa semacam ini memicu berbagai pihak untuk mencari
penyebab dari perilakumanusia yang sudah mulai mengarah ke penghancuran
tempat hidupnya sendiri itu.
Penghijauan merupakan amalan sholeh yang mengandung banyak manfaat
bagimanusia di dunia dan untuk membantu kemaslahatan akhirat manusia.
Tanaman dan pohonyang ditanam oleh seorang muslim memiliki banyak manfaat,
seperti pohon itu boleh menjadinaungan bagi manusia dan hewan yang lewat,
buah dan daunnya terkadang boleh dimakan,batangnya boleh dibuat menjadi
berbagai macam peralatan, akarnya boleh mencegahterjadinya erosi dan banjir,
Ulin Nuha
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 183
daunnya boleh menyejukkan pandangan bagi orang melihatnya,dan pohon juga
bisa menjadi pelindung daripada gangguan tiupan angin, membantu
sanitasilingkungan dalam mengurangi pencemaran udara, dan masih banyak lagi
manfaat tanamandan pohon yang tidak sempat kita sebutkan di lembaran sempit
ini (Ummu Jauharoh, 2015).
Untuk mengatasi masalah tersebut, pendekatan yang dapat kita lakukan
diantaranyadengan pengembangan Sumber Daya Manusia yang handal,
pembangunan lingkunganberkelanjutan, dan kembali kepada petunjuk Allah SWT
dan Rasul-Nya dalam pengelolaanlingkungan hidup. Adapun syarat SDM handal
antara lain SDM sadar akan lingkungan danberpandangan holistis, sadar hukum,
dan mempunyai komitmen terhadap lingkungan.
Kita diajarkan untuk hidup serasi dengan alam sekitar kita, dengan sesama
manusiadan dengan Allah SWT. Pandangan hidup ini mencerminkan pandangan
yang holistis terhadap kehidupan kita, yaitu bahwa manusia adalah bagian dari
lingkungan tempat hidupnya. Dalam pandangan ini sistem sosial manusia bersama
dengan sistem biogeofisik membentuk satukesatuan yang disebut ekosistem
sosiobiogeofisik, sehingga manusia merupakan bagian dariekosistem tempat
hidupnya dan bukannya hidup diluarnya. Oleh karenanya, keselamatan dan
kesejahteraan manusia tergantung dari keutuhan ekosistem tempat hidupnya. Jika
terjadiBkerusakan pada ekosistemnya, manusia akan menderita. Karena itu
walaupun biogeofisikBmerupakan sumberdaya bagi manusia, namun
pemanfaatannya untuk kebutuhan hidupnya dilakukan dengan hati-hati agar tidak
terjadi kerusakan pada ekosistem. Dengan begitu manusia akan sadar terhadap
hukum yang mengatur lingkungan hidup dari Allah SWT dankomitmen terhadap
masalah-masalah lingkungan hidup.
Ulin Nuha
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 184
Pandangan holistik juga berarti bahwa semua permasalahan kerusakan
danpengelolaan lingkungan hidup harus menjadi tanggung jawab oleh semua
pihak (pemerintah, LSM, masyarakat, maupun orang perorang) dan semua
wilayah (baik lokal, regional, nasional, maupun internasional). Atau dalam konsep
Kementrian Lingkungan Hidup, lingkungan hidup harus dikelolasecara integral,
global dan universal menuju prosperity dan sustainability.
Dalam upaya konservasi lingkungan, gerakan Go Green Indonesia telah
mencanangkan beberapa program signifikan (Go Green, 2015), sebagai berikut :
1. Gerakan menanam Pohon.
2. Menyuarakan dan mendorong agar semua elemen masyarakat, kalangan
Pemerintahan, swasta, baik organisasi maupun Individu untuk dapat
mensukseskan Green Campaign, guna tercipta budaya yang baik dengan
kebiasaan kita Anak Bangsa Indonesia adalah “Jangan Membuang Sampah
Sembarangan, Buanglah Sampah Dengan Baik & Benar”; yakni memisahkan
sampah Organik dan Non Organik.
3. Mengefisienkan pengunaan energi listrik sehari-hari dan mengurangi
penggunaan bahanbakar minyak dan batu bara, serta berupaya mendorong
terwujudnya Indonesia yangmenggunakan energy hijau yang bersih dan
berkelanjutan/reneweble energy; solar panel, wind energy, energi hidroelectrik
adalah energi air, dan energi geothermal/panas bumi.
4. Mengurangi penggunaan kertas, dengan cara mengantikannya secara
elektronikatau online atau dengan menggunakan kertas dari bahan daur ulang.
5. Mengefisienkan dan mengurangi pengunaan air yang tidak perlu dalam
penggunaannyasehari-hari, untuk menghadapi ancaman badai elnino yang
berkepanjangan di Indonesiaserta menggalakkan pembuatan lubang biofory
khususnya di Perkotaan.
6. Melakukan perubahan ke gaya hidup hijau yang ramah lingkungan dengan
mengunakandan membeli produk- produk yang ramah lingkungan pula /
green products.
7. Jika barang atau alat elektronik rusak, maka tidak langsung membuangnya
menjadilimbah atau sampah elektronik yang berbahaya, tetapi berupaya
dahulu untukmelakukan perbaikan atau repair.
Ulin Nuha
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 185
8. Berkomitmen untuk terus mengajak semua anak bangsa tanpa kecuali, agar
dapat terusmenyuarakan dan mempromosikan Go Green Indonesia-ku kepada
semua bangsaIndonesia lainnya yang hidup di tanah tumpah darah Indonesia
ini, untuk dapatmemberikan sumbangsih dan baktinya dengan tindakan nyata
guna membuat Indonesiayang lebih hijau dan bersih.
9. Menggalakkan program perbaikan; memperbaiki hutan bumi ibu pertiwi yang
semakinbertambah Rusak, program perbaikan sungai dan laut agar bersih dari
sampah. dan tidakmembiarkan sungai dan laut semakin rusak dan menjadi
keranjang sampah.
Iklim perkotaan saat ini telah mengalami perubahan yang yang mencolok
dibawahpengaruh kepadatan dan keterpusatan kegiatan-kegiatan kota dimana
pengkajian wilayah-wilayah kota akan ditinjau secara tertentu dan terpisah dari
iklim wilayah, seperti pengaruh-pengaruh yang ditimbulkan melalui kurangnya
ruang hijau perkotaan terhadap ekologi kotaterutama dalam kaitannya dengan
iklim udara, tanah, air bawah tanah dan berpengaruhsehingga unsur-unsur
pembentuk dan konstruktifnya benar-benar mengalami perubahan dilingkungan
perkotaan(Mohammad Adlany, 2015).
Meskipun masalah ruang hijau perkotaan ini tidak dijabarkan dalam
bentuk yang khasdan kekinian dalam teks-teks dan literatur-literatur utama
agama kita, akan tetapi topik iniberada dibawah subyek yang lebih universal,
seperti penanaman pohon, mendorongmasyarakat untuk melakukan penghijauan
dan melarang penebangan pepohonan, dimanahal ini menghikayatkan kepedulian
dan perhatian agama Islam terhadap masalah ini.
Ulin Nuha
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 186
C. KESIMPULAN
Agama Islam adalah salah satu agama yang memiliki penganut cukup besar
di dunia. Dalam arti terntu Islam dapat menjadi agama yang berperan penting
dalam usahamenyelamatkan bumi dari krisis yang dihadapinya. Paling tidak, ada
dua cara yang dapatdilakukan Islam sebagai wujud tanggapan atas masalah
kerusakan lingkungan hidup. Yang pertama adalah dengan cara menyerukan lebih
lantang dimensi teologis tentang alam serta relasinya dengan Allah sebagai
sumber iman Islam. Kedua, dengan melakukan integrasi ilmu agama islamatas
lingkungan hidup yang lebih memadai dan lebih luas. Diharapkan, melalui dua
cara tersebut akan ada perubahan yang signifikan bagi penganut Islam yang
nantinya juga berarti bagi kebaikan ekologi bumi. Peran agama menjadi sangat
penting. Pertama-tama karena sebagian besar penduduk bumi adalah orang-orang
yang beragama. Kedua, karena melalui agama dapat dilahirkan banyak nilai-nilai
positif terhadapalam dan lingkungan hidup yang diharapkan dapat membantu
kesadaran atas krisis lingkungan. Dengan demikian agama dapat menjadi
motivator atau agama dapat menjadi media paling strategis gunamembangun
semangat untuk peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup.
DAFTAR PUSTAKA
Al Qardawi. Y F. 1997. Peradaban : Sunnah Sebagai Paradigma Ilmu Pengetahuan. Surabaya: Dunia Ilmu.
Azyumardi Azra, Pangeran Charles, Islam dan Lingkungan Hidup dalam
http://www.uinjkt.ac.id/index.php/section-blog/28-artikel.html akses tanggal 29 Juli 2017, 10:13 WIB.
Abdur Rosyidi, Menggagas Islam yang Ramah Lingkungan, dalam
http://www.fahmina. or.id/artikel-a-berita/Menggagas Islam Ramah Lingkungan.htm
Departemen Agama. Tt. Al Quran dan Terjemahnya. Jakarta: PT Syamil CiptaMedia. Fathurrohman, P. & Suryana, AA . & Fatriany, F. 2013. Pengembangan Pendidikan
Karakter. Bandung: PT Refika Aditama. Go Green Indonesia-ku, 9 Green Programs, dalam
http://www.gogreenindonesiaku. com /9-green-programs.php akses
Ulin Nuha
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 187
KBBI, K. 2012. Arti kata uban - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online. Retrieved July 19, 2018, from https://kbbi.web.id/agama
P. Nasoetion, Green Campus dan Pemanasan Global dalam
http://www.gogreenindonesiaku.com/green_opinion.php. Rusn, A.I. 1998. Pemikiran Al-Ghazali Tentang Pendidikan,Yogyakarta, Pustaka
Pelajar. Syarbini, A. 2012. Buku Pintar Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik
Karakter Anak di Sekolah, Madrasah, dan Rumah. Jakarta: as@-Prima Pustaka.
Thalita Hurriyah, Paradigma Umat Islam Untuk Lingkungan dalam
http://jnukmi.uns.ac.id/category/artikel/Paradigma Umat Islam untuk Lingkungan.htm
Rita Punto, Islam Mengatakan: Go Green ! dalam http://www.wikimu.com/News/
Opini.aspx Ummu Jauharah at-Taqiyah (ed.), Go Green: Amalan yang Mencerminkan Islam,
dalam http://miftahulnurhusna.blogspot.com/ Jalan Menuju Syurga Go GREEN!Amalan yang cerminkan Islam.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun2007 Wiyani, N A. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasinya
di Sekolah. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani