integrasi imtaq ke dalam materi ajar reproduksi

28
INTEGRASI IMTAQ INTEGRASI IMTAQ KE DALAM MATERI AJAR REPRODUKSI KE DALAM MATERI AJAR REPRODUKSI UNTUK SMA UNTUK SMA Oleh: AGUNGPUJI SANTOSO, S.Si. SEKOLAH MENENGAH ATAS MUHAMMADIYAH 02 KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER 2004

Upload: masrur-habibi

Post on 23-Jun-2015

587 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

INTEGRASI IMTAQINTEGRASI IMTAQKE DALAM MATERI AJAR REPRODUKSIKE DALAM MATERI AJAR REPRODUKSI

UNTUK SMAUNTUK SMA

Ole h:AGUNG PUJI SANTOSO, S.Si.

SEKOLAH MENENGAH ATAS MUHAMMADIYAH 02KECAMATAN WULUHAN KABUPATEN JEMBER

2004

Page 2: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi
Page 3: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

Integrasi IMTAQ ke Dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA

Agung Puji SantosoSekolah Menengah Atas Muhammadiyah 02 Wuluhan Jember, 2004, 22 hal.

ABSTRAK

Permasalahan seksual remaja muslim semakin banyak terjadi seiring cepatnya arus informasi. Guru dituntut memberikan pemahaman kepada siswa agar pemasalahan tersebut teratasi. Untuk itu, usaha perumusan materi ajar reproduksi yang terintegrasi dengan IMTAQ sangat perlu dilakukan. Penulisan karya ini bertujuan melakukan usaha awal pengintegrasian IMTAQ–IPTEK sehingga dihasilkan suatu rumusan materi pelajaran reproduksi yang terintegrasi dengan IMTAQ. Materi ajar reproduksi SMA kurikulum 1994 membahas reproduksi tumbuhan, hewan, dan manusia. Nilai-nilai IMTAQ yang bisa diintegrasikan ke dalamnya antara lain (1) semua makhluk telah diciptakan dan diatur oleh Allah, (2) fenomena reproduksi menunjukkan kebesaran Allah, (3) Allah kuasa menghidupkan dari kematian dan mematikan dari kehidupan, (4) semua ciptaan Allah telah direncanakan secara matang dan dengan perhitungan sempurna, (5) pengetahuan yang benar terhadap fungsi reproduksi akan membentengi perilaku seseorang, dan (6) Islam adalah agama paripurna. Usaha pengintegrasian IMTAQ-IPTEK dapat dilakukan dengan menyisipkan nilai-nilai Islam saat memberikan penjelasan materi, penugasan, serta pendidikan seksual sesuai ajaran Islam, baik melalui tatap muka di kelas maupun media audio visual. Hal-hal yang dapat menjerumuskan kepada syirik, penyerupaan Allah swt. dengan makhluk-Nya, dan penjelasan yang terlalu vulgar harus dihindari.

Kata kunci: integrasi IMTAQ, materi ajar reproduksi, nilai-nilai IMTAQ.

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA i

Page 4: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur hanya penulis panjatkan ke hadirat Robbal ‘Alamin Yang Maha Pencipta dan Pengatur. Hanya dengan ridlo-Nya karya tulis ini dapat terselesaikan.

Keberhasilan penulisan merupakan suatu kebanggaan. Bangga karena bisa berbuat sesuatu hal positif. Bangga karena lebih mengerti hal-hal yang berkaitan dengan reproduksi di alam semesta, bukti Keagungan Allah swt. Bangga yang, semoga, jauh dari tinggi hati dan mengharap selain ridlo Allah swt. Akan lebih membanggakan hati lagi bila mampu berusaha memberikan benteng keimanan kepada siswa.

Kesungguhan hati pihak-pihak terkait dengan maju-kembang pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan akan sangat membantu terciptanya generasi muda yang kokoh, mandiri, kreatif, jujur, dan berakhlak mulia. Generasi seperti itulah yang dapat membangun bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan maju. Generasi seperti itulah yang nantinya memperoleh ridlo Allah swt.

Penulisan karya ini diharapkan merangsang pengelola pendidikan untuk mengadakan kegiatan-kegiatan peningkatan kualitas pendidik. Pendidikan tidak akan menghasilkan out-put optimal bila para pelakunya, terutama guru, belum mempunyai kemampuan mendidik yang memadai. Guru di tingkat SMA yang memenuhi kualifikasi pendidikan (menurut syarat pendidikan minimal) hanya 26 % (Ristek, tanpa tahun). Akibatnya, produk pendidikan masih jauh tertinggal dengan bangsa-bangsa lain.

Semoga apa yang menjadi tujuan penulisan dapat tercapai dan usaha-usaha penggunaan karya ini menemui keberhasilan serta selalu dapat ditingkatkan. Semoga semua yang telah dilakukan dapat mendekatkan penulis kepada Allah swt.

Jember, 10 Agustus 2004

Penulis

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA ii

Page 5: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

DAFTAR ISI

HalamanABSTRAK.............................................................................................................iKATA PENGANTAR...........................................................................................iiDAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................11.1 Latar Belakang............................................................................................11.2 Permasalahan..............................................................................................31.3 Tujuan.........................................................................................................31.4 Manfaat.......................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................42.1 Materi Ajar Reproduksi..............................................................................42.2 Nilai-nilai IMTAQ dalam Materi Ajar Reproduksi....................................5

2.2.1 Semua Makhluk telah Diciptakan dan Diatur oleh Allah swt......................................................................................................5

2.2.2 Fenomena Reproduksi Menunjukkan Kebesaran Allah, Sang Pencipta......................................................................................................7

2.2.3 Allah Kuasa Menghidupkan dari Kematian dan Mematikan dari Kehidupan......................................................................................................8

2.2.4 Semua Ciptaan Allah telah Direncanakan secara Matang dan dengan Perhitungan Sempurna......................................................................................................10

2.2.5 Pengetahuan yang Benar terhadap Fungsi Reproduksi akan Membentengi Perilaku Seseorang......................................................................................................11

2.2.6 Islam adalah Agama Paripurna......................................................................................................12

2.3 Strategi Pengintegrasian IMTAQ-Reproduksi.....................................................................................................................16

2.3.1 Pengintegrasian IMTAQ-Reproduksi Melalui Tatap Muka di Kelas......................................................................................................16

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA iii

Page 6: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

2.3.2 Pengintegrasian IMTAQ-Reproduksi Melalui Media Audio Visual......................................................................................................17

2.3.3 Rambu-rambu Pengintegrasian IMTAQ-Reproduksi......................................................................................................18

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................................................20

3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................203.2 Saran.....................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................21

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA iv

Page 7: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.

Menurut Karimi (1993) 87,2% penduduk Indonesia adalah muslim pada tahun 1990,

sedangkan menurut Seno (1996) prosentase penduduk muslim Indonesia adalah 86%.

Di balik potensi besar tersebut, generasi muda Indonesia, khususnya generasi

Muslim menghadapi tantangan sangat pelik yang berkaitan dengan interaksi dengan

lawan jenis. Penelitian Kementrian PP di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur

(2002) menunjukkan hasil mengejutkan. Sekitar 36 % siswa SD, SMP, dan SMA

putus sekolah telah menikah. 50% di antaranya mengaku telah melakukan hubungan

seksual pranikah. Bahkan, penelitian Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia

(PKBI) pada tahun 2002 hingga 2003 mendapati kurang lebih 20 % siswa SMA di

kota-kota besar pernah melakukan hubungan seksual pranikah. Keadaan

memprihatinkan tersebut ternyata sangat berkaitan dengan cepatnya arus informasi.

Informasi tentang seks mereka dapatkan dari bacaan, televisi, video, internet, film,

dan teman/lingkungan.

Timbulnya masalah-masalah memprihatinkan tersebut dapat disebabkan oleh

beberapa hal, antara lain kurangnya perhatian pendidik/guru dalam penanaman nilai-

nilai iman dan taqwa (IMTAQ) kepada siswa melalui materi pelajaran yang

disampaikan sehingga keseimbangan IMTAQ-IPTEK, ukhrowi-duniawi, belum

tercipta. Selama ini, buku-buku sekolah yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK) dengan IMTAQ masih sangat terbatas jumlahnya. Selain

pelajaran agama Islam, belum ada kurikulum pelajaran lain yang mengharuskan atau

setidaknya menyarankan guru untuk memasukkan nilai-nilai IMTAQ ke dalam materi

ajarnya. Sedikitnya usaha penanaman nilai-nilai IMTAQ dalam penyampaian materi

ajar di sekolah, khususnya masalah reproduksi, dapat mengakibatkan perhatian siswa

terhadap rambu-rambu Allah dalam hubungannya dengan interaksi lawan jenis

menjadi kurang kuat. Dengan demikian, hal itu menyebabkan kemungkinan siswa

mendapatkan masalah dengan lawan jenisnya semakin besar.

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 1

Page 8: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

Kemajuan IPTEK telah memperlihatkan dampak negatifnya bagi para pelajar.

Informasi-informasi negatif dari tempat yang jauh dapat dengan cepat tersebar

dengan sajian yang sangat vulgar, termasuk tindakan-tindakan asusila. Hal itu

memberikan peluang bagi siapa saja untuk meniru perbuatan-perbuatan negatif yang

ditayangkan, atau setidaknya menimbulkan rasa penasaran, khususnya bagi generasi

muda. Akibatnya, nilai-nilai luhur agama mulai ditinggalkan. Banyak tingkah laku

siswa yang mencemaskan, pergaulan bebas misalnya.

Oleh karena itu, usaha pengintegrasian nilai IMTAQ ke dalam IPTEK sangat

diperlukan bagi semua materi ajar di sekolah (tingkat SMA), khususnya tentang

reproduksi manusia. Dengan demikian, siswa memiliki filter sehingga dapat memilih

kegiatan yang bermanfaat dan meninggalkan yang tidak bermanfaat. Sekolah yang

sedikit menanamkan nilai-nilai IMTAQ bisa diperkirakan berpotensi menimbulkan

perilaku-perilaku yang meresahkan. Selain faktor eksternal siswa tersebut, menurut

Wibowo (2001), perilaku tersebut banyak dipengaruhi oleh hormon dan

pertumbuhan. Bentuk fisik yang mulai memberi ciri wanita dan pria menyebabkan

para remaja mulai mengalihkan perhatian kepada lawan jenisnya.

Ada tuntutan bagi guru (apalagi muslim) untuk memberikan penerangan

sehingga peserta didiknya diharapkan dapat menjadi manusia yang lebih baik. Setiap

muslim dituntut untuk memberikan peringatan dari apa saja fenomena ilmiah alam.

Allah berfirman sekaligus memperingatkan manusia,

“Segala sesuatu Kami jadikan berpasang-pasangan (jantan dan betina), supaya

kamu mengingat (akan kebesaran Allah).” (adz-Dzariyat: 49)

Sesuai dengan alasan-alasan di atas, usaha pengintegrasian IMTAQ ke dalam

IPTEK sangat penting untuk dilaksanakan, lebih-lebih bagi pengembangan

pengalaman belajar dan kecakapan hidup siswa agar memiliki kesadaran sebagai

makhluk Tuhan sesuai tuntutan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Oleh karena

itu, usaha perumusan materi pelajaran yang terintegrasi dengan IMTAQ sangat perlu

dilakukan.

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 2

Page 9: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

1.2 Permasalahan

Permasalahan yang akan dikaji di dalam karya tulis ini adalah nilai-nilai IMTAQ

apa saja yang dapat diintegrasikan kedalam materi ajar reproduksi serta strategi

pengintegrasiannya?

1.3 Tujuan

Tujuan ditulisnya karya ini antara lain adalah sebagai berikut:

• Mengikuti Lomba Karya Tulis Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan (IMTAQ)

Siswa (Integrasi IMTAQ-IPTEK) bagi Guru SD/SMP/SMA/SMK/SLB yang

diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah.

• Melakukan usaha awal upaya pengintegrasian IMTAQ – IPTEK.

• Membuat suatu rumusan materi pelajaran reproduksi yang terintegrasi dengan

IMTAQ.

1.4 Manfaat

Manfaat yang ingin diperoleh antara lain adalah:

• Mengetahui mukjizat ilmiah Al-Qur’an dalam kaitannya dengan reproduksi.

• Meningkatkan pengalaman mengajar inovatif.

• Memberi masukan pentingnya pengintegrasian IMTAQ – IPTEK dan strategi

pelaksanaannya kepada pendidikan nasional.

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 3

Page 10: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Materi Ajar Reproduksi

Materi reproduksi SMA meliputi: (1) reproduksi dan pemencaran tumbuhan, (2)

reproduksi hewan, dan (3) reproduksi manusia. Secara ringkas ikhtisar/peta materi

ajar reproduksi untuk SMA yang disarikan dari Susilarini dkk. (tanpa tahun) dan

Pratiwi dkk. (2000) adalah sebagai berikut:

SISTEM REPRODUKSIPENGERTIANTUJUAN

Tumbuhan Hewan ManusiaReproduksi Vegetatif

AlamiMembelah diriFragmentasiStolonUmbi batangRizomaUmbi lapisTunas adventifSpora

BuatanStekCangkokMenyambungOkulasiMerundukKultur jaringan

Reproduksi GeneratifPenyerbukan

AgenAnemogamiHidrogamiZoidiogamiAnthropogami

Asal serbuksariAutogamiGeitonogamiAlogamiBastar

PembuahanTunggalGanda

Pemencaran tumbuhanSecara aktif

Bagian vegetatifLetupanGerak higroskopis

Secara pasifAnemokoriHidrokoriZookoriAnthropokori

Reproduksi aseksualPembelahanSporulasiTunasFragmentasiRegenerasi

Reproduksi seksualTanpa pembuahan

PseudoseksualParthenogenesis

Dengan pembuahanHermaprodit

Reproduksi priaOrgan reproduksi

TestisSaluran reproduksi

EpididimisVas deferensKelenjar kelaminUretra

PenisHormon reproduksi

LHFSHTestosteron

SpermatogenesisReproduksi wanita

Organ reproduksiOvariumFimbriaeTuba falopiUterusVagina

HormonEstrogenProgesteronLHFSHHCGLaktogenRelaksinProstagladinOksitosin

Kehamilan dan kelahiranKeluarga berencana

PriaKondomFasektomi

WanitaPilSpiralSuntikImplanTubektomi

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 4

Page 11: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

2.2 Nilai-nilai IMTAQ dalam Materi Ajar Reproduksi

Menurut Agustami (2002), iman adalah keyakinan dalam hati mengenai ke-Esa-

an dan ke-Mahakuasa-an Allah yang diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan melalui

amal perbuatan yang baik. Sedangkan taqwa adalah sikap batin dan perilaku

seseorang untuk tetap konsisten melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhi

larangan-larangan-Nya. Menurut pengertian itu, ada beberapa nilai-nilai IMTAQ

yang perlu diintegrasikan dalam materi ajar reproduksi SMA, antara lain bahwa (1)

semua makhluk telah diciptakan dan diatur oleh Allah, (2) fenomena reproduksi

menunjukkan kebesaran Allah, Sang Pencipta, (3) Allah kuasa menghidupkan dari

kematian dan mematikan dari kehidupan, (4) semua ciptaan Allah telah direncanakan

secara matang dan dengan perhitungan sempurna, (5) pengetahuan yang benar

terhadap fungsi reproduksi akan membentengi perilaku seseorang, dan (6) Islam

adalah agama paripurna.

2.2.1 Semua Makhluk Telah Diciptakan dan Diatur oleh Allah

Allah berfirman, yang artinya:

”Kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di

atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah serta menumbuhkan berbagai macam

tumbuh-tumbuhan yang indah.” (al-Hajj: 5).

“Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-

buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang

mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka

mengapa kamu masih berpaling?” (al-An’aam: 95).

Ayat Al-Qur’an di atas telah dengan jelas menyebutkan bahwa tiap-tiap makhluk

telah diciptakan Allah dari bumi yang kering melalui berbagai macam proses dan

persenyawaan. Allah menciptakan Makhluk-Nya dengan dua cara yaitu dari

ketiadaan menjadi ada dan dari makhluk-makhluk sebelumnya melalui proses

reproduksi.

Menurut Al-Ghazali (2003), biji-bijian mengandung hikmah penciptaan tiada

tara. Biji-bijian tumbuhan diciptakan dengan kelengkapan keamanan yang kuat pada

kulitnya, dan mengandung benih yang dapat tumbuh. Sistim keamanan tersebut

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 5

Page 12: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

memungkinkan biji-bijian dapat bertahan pada keadaan lingkungan yang buruk,

disimpan dalam waktu lama, dan menyebarkan tumbuhan ke tempat jauh. Dengan

demikian, biji-bijian seolah-olah harta yang sangat berharga dan akan muncul pada

waktu diperlukan.

Kelengkapan biji setelah kulit adalah endosperma dan lembaga. Endosperma

adalah jaringan penyimpan makanan selama pertumbuhan biji. Lembaga adalah

bagian yang tumbuh menjadi suatu tumbuhan. Ujung bawah lembaga disebut

hipokotil, membentuk akar pertama. Ujung atasnya disebut epikotil, membentuk daun

dan batang. Selain itu, lembaga juga dilengkapi dengan daun lembaga atau kotiledon

yang berfungsi sebagai penyimpanan atau pencernaan makanan yang akan digunakan

untuk pertumbuhan awal kecambah, atau berfungsi ganda untuk pencernaan sekaligus

penyimpanan makanan (Fuller dalam Annonimous, 1988).

Mengenai penyebukan, Allah menjelaskan:

“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan

Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu,

dan sekali-kali bukan kamu yang menyimpannya.” (al-Hijr: 22).

Demikianlah, Allah telah merancang alam ini dengan sangat sempurna.

Tetumbuhan tidak akan lestari hanya karena kekuatan tubuhnya, tetapi tetumbuhan

membutuhkan pula adanya proses penyerbukan untuk menghasilkan biji sebagai

suatu sarana kelestariannya. Proses penyerbukan adalah bertemunya serbuksari

(pembawa sel sperma tumbuhan) dengan kepala putik (organ reproduksi betina

tumbuhan). Salah satu sarana penyerbukan adalah angin. Penyerbukan dengan

perantara angin disebut anemogami (Pratiwi, dkk., 2000).

Tidak cukup hanya biji, untuk melestarikan jenisnya Allah telah menentukan

bahwa jumlah keturunan harus lebih banyak daripada jumlah tetuanya. Sebatang

tumbuhan mampu menghasilkan beribu-ribu benih selama hidupnya. Hal itu

ditujukan agar kemungkinan tumbuhan untuk lestari menjadi sangat besar.

Allah metegaskan bahwa semua makhluk telah diciptakan Allah melalui kalam-

Nya. Firman-Nya:

“Perintah-Nya, apabila Dia menghendaki sesuatu hanya (dengan) berkata

kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.” (Yaa Siin: 82)

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 6

Page 13: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

Begitu pula halnya pada makhluk Allah lainnya baik hewan maupun manusia

yang pada proses reproduksinya juga melalui tahapan dan semua sudah ditentukan

dan dikehendaki oleh Allah (Yaa Siin: 82). Pada intinya, reproduksi makhluk hidup

berjalan sesua dengan kodrat dan kehendak-Nya. Kesempurnaan proses tersebut akan

berlangsung dengan baik sepanjang mengikuti kaidah-kaidah alami, sehingga akan

terjaga keseimbangan alam itu sendiri.

2.2.2 Fenomena Reproduksi Menunjukkan Kebesaran Allah, Sang Pencipta

Apabila diperhatikan, semua makhluk hidup di bumi ini dalam keadaan

berpasang-pasangan. Ada jantan dan betina. Makhluk hidup jantan menghasilkan sel

gamet jantan yang disebut sperma. Makhluk hidup betina menghasilkan sel gemet

betina yang disebut ovum. Makhluk hidup baru akan muncul dari penyatuan sperma

dan ovum. Sperma dari makhluk jenis lain tidak akan dapat bersatu/membuahi ovum

dari jenis lain, sehingga terjadi keteraturan alam yang mantap.

Bahkan, Ash Shobuni (tanpa tahun) menjelaskan bahwa semua benda di alam ini

mengalami “perkawinan”. Contohnya, listrik memiliki muatan positif dan negatif.

Begitu pula di dalam atom terdapat proton dan netron yang masing-masing berada

dalam pasangan-pasangan. Hal ini sesuai dengan firman Allah:

“Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan berpasang-pasangan semuanya,

baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari

apa yang tidak mereka ketahui.” (Yaa Siin: 36)

Allah juga menegaskan bahwa apa yang Ia ciptakan secara berpasang-pasangan

itu merupakan bukti kebesaran-Nya.

“Segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat

(akan kebesaran Allah).” (adz-Dzariyaat: 49)

Apabila direnungkan secara lebih mendalam, keadaan berpasang-pasangan itu

memungkinkan berlangsungnya interaksi antara makhluk satu dengan lainnya. Dari

interaksi tersebut, timbullah kelangsungan seluruh komponen alam. Apabila siang

tidak ditutup dengan malam, bisa dipastikan bumi akan “mati”. Apabila tidak ada

elektron di dalam atom, maka tidak akan ada persenyawaan kimia yang menghasilkan

air, udara, tanah, bahkan seluruh makhluk hidup.

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 7

Page 14: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

Dengan adanya interaksi seksual antar individu makhluk hidup jantan dan betina

timbullah variasi genetis dalam suatu populasi. Hal ini sangat penting untuk

menunjang kemampuan adaptasi makhluk hidup terhadap kondisi lingkungan yang

berubah-ubah. Selain itu, interaksi seksual akan menyebabkan munculnya varietas-

varietas atau ras-ras yang berlain-lainan. Demikian pula halnya dengan manusia.

Manusia diciptakan dengan perbedaan-perbedaan ras, suku, hingga bangsa. Tujuan

diciptakannya manusia beserta variasinya adalah agar manusia saling mengenal satu

sama lain seperti dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki

dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara

kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.” (al-

Hujarat: 13).

Begitulah Allah, mengingatkan manusia akan kebesaran-Nya dengan sangat

ilmiah. Allah Maha Mengetahui kemampuan akal manusia. Manusia, dengan segala

kelebihan dan kekurangannya, dibekali akal sehingga dituntut oleh Penciptanya untuk

memikirkan gejala-gejala alam sehingga kebesaran Allah tampak begitu jelas

baginya. Dengan demikian, manusia akan selalu membenarkan firman Allah dan

mentaati segala peraturan-Nya.

2.2.3 Allah Kuasa Menghidupkan dari Kematian dan Mematikan dari

Kehidupan

Allah berfirman,

“Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-

buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati

dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat demikian) ialah Allah, maka mengapa

kamu masih berpaling?” (al-An’aam: 95)

Menurut Abdushshamad (2003), makna ayat tersebut adalah Allah menguasai

perjalanan biji yang kering dan diam. Dengan kekuasaan-Nya, Dia mengadakan

kehidupan bagi keduanya (tetumbuhan dan kecambahnya), dan bernapas setelah

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 8

Page 15: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

diamnya. Maka, kecambah mampu tumbuh dan akarnya menghujam ke bumi mencari

nutrisi untuk pertumbuhannya.

Ayat tersebut menunjukkan mukjizat Al-Qur’an dalam perkecambahan biji-

bijian. Biji-bijian itu bagaikan benda mati walaupun ia dihasilkan oleh makhluk

hidup. Akan tetapi, biji-bijian akan segera menjadi hidup dari masa mati/dormansinya

bila mendapatkan lingkungan yang sesuai, yang cukup air.

Dormansi biji-bijian memungkinkan spesies tumbuhan tertentu tahan hidup

selama periode tertentu ketika keadaan lingkungan merugikan. Misalnya, jika biji

tumbuh-tumbuhan di zona iklim sedang bersemi segera setelah biji-bijian ini menjadi

masak, semaian biji-bijian ini dapat mati karena suhu rendah pada akhir musim gugur

dan musim dingin. Agar kematian semaian biji-bijian tidak terjadi, diperlukan suatu

mekanisme dormansi. Biji-bijian ini menjadi dorman selama musim-musim dengan

kondisi lingkungan yang merugikan; sehingga perkecambahannya tertunda hingga

musim semi berikutnya. Pada masa itu, tidak akan ada bahaya kerusakan pada biji

karena suhu rendah. Dormansi biji tumbuhan di daerah-daerah dengan musim kering

berkepanjangan juga terbukti berguna. Dormansi ini dapat mencegah perkecambahan

biji pada permulaan musim kering, ketika keadaan kemarau dapat menyukarkan

semaian ini untuk bertahan hidup (Anonimous, 1988). Demikian, Allah telah

membekali biji dengan kelengkapan sempurna dan menjaganya dengan mekanisme

menakjubkan, yaitu dormansi.

Manusia hendaknya memperhatikan dan merenungkan bagaimana biji-bijian

diciptakan, kemudian ditumbuhkan pada saat yang tepat sehingga pertumbuhan dan

perkembangannya dapat berlangsung. Apabila direnungkan lebih dalam lagi firman

Allah di atas bermaksud memperingatkan manusia bahwa kehidupan sesudah mati itu

sangat mudah bagi Allah. Kehidupan setelah kematian pasti terjadi dan tiap-tiap

manusia akan merasakannya.

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 9

Page 16: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

2.2.4 Semua Ciptaan Allah telah Direncanakan secara Matang dan dengan

Perhitungan Sempurna

Allah berfirman,

“Sesungguhnya Kami ciptakan segala sesuatu itu dengan ukuran-ukuran

tertentu.” (al-Qamar: 49)

Maka jelaslah bahwa Allah telah menciptakan segala sesuatu yang ada dengan

ukuran-ukuran yang sudah pasti dan matang. Kematangan rencana Allah dapat dilihat

dari kenyataan bahwa Allah tidak saja menciptakan makhluknya dari tiada menjadi

ada tetapi Allah juga menciptakan suatu sistem yang menjamin kelestarian ciptaannya

salah satunya ialah sitem reproduksi.

Di dalam sistem reproduksi terkandung sangat banyak hikmah penciptaan. Allah

berfirman di dalam surat al-Mu’minuun ayat 13 yang artinya:

“Kemudian kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat

yang kokoh (rahim).

Bila air mani diartikan sperma dan tempat yang kokoh tersebut diartikan testis,

maka fakta kekokohan testis sangat sesuai dengan pernyataan ayat tersebut. Testis

diciptakan dengan konstruksi sempurna sehingga dapat memproduksi sekaligus

melindungi kelangsungan hidup sperma. Di dalam testis, sperma dijaga dan

dipelihara oleh sel khusus yang disebut sebagai sel sertoli. Sel sertoli mencukupi

seluruh kebutuhan sperma selama tahap pemasakan di dalam testis. Selain itu, sel

sertoli juga melindungi sperma dari “serangan” sel-sel imunitas karena struktur sel

sperma yang berbeda dengan sel tubuh sehingga terdeteksi sebagai sel asing oleh sel

imunitas. Testis membutuhkan suhu lebih rendah dari suhu tubuh untuk dapat

memproduksi sperma. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, testis dibungkus oleh

skrotum dengan struktur khasnya yang mempunyai permukaan berkerut. Permukaan

berkerut tersebut menyebabkan permukaan skrotum menjadi relatif lebih luas jika

dibandingkan dengan volumenya sehingga memungkinkan pelepasan suhu mejadi

lebih besar daripada apabila permukaan tersebut tidak berkerut. Dengan demikian

suhu testis menjadi lebih rendah dari suhu organ tubuh di sekitarnya.

Masih banyak hikmah reproduksi yang lain. Cukup kiranya hikmah-hikmah di

atas menjadi bahan renungan akan kesempurnaan ciptaan Allah.

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 10

Page 17: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

2.2.5 Pengetahuan yang Benar terhadap Fungsi Reproduksi akan Membentengi

Perilaku Seseorang

Allah berfirman:

“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan dari padanya

istri dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari

binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi

kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah,

Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia;

maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (az-Zumar: 6)

Ayat di atas menegaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah beserta

kebutuhannya. Dijelaskan pula bahwa kejadian manusia di dalam rahim diliputi oleh

tiga kegelapan. Disebut “kegelapan” karena selaput itu bersifat padat dan tidak dapat

ditembus oleh air, cahaya, atau panas. Selaput ini dikenal sebagai ruang amnion,

chorionic membrane, dan yolk sac. Selaput ini tidak dapat dilihat kecuali dengan

melakukan pengirisan secara detail dan hanya terlihat seperti sebuah selaput saja

apabila diamati dengan mata telanjang (Abdushsamad, 2003).

Di akhir ayat, Allah menegaskan bahwa hanya Dia-lah yang patut disembah.

Dengan diungkapnya rahasia alam kandungan sebelum para ilmuan menemukan fakta

itu, manusia seharusnya dapat meyakini keberadaan Allah, dan ia harus menyembah

hanya kepada-Nya.

Allah mengajak manusia untuk merenungkan penciptaannya sehingga dia sadar

akan dibangkitkan kembali kelak setelah kematiannya. Firman Allah:

“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur)

sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes

mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang

sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada

kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu

yang sudah ditentukan. Kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi.

Kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan

di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang

dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 11

Page 18: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

pun yang dahulunya telah diketahuinya. Kamu lihat bumi ini kering, kemudian

apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah

serta menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.” (al-Hajj:

5).

Setelah manusia mengetahui proses penciptaannya yang penuh dengan

kesempurnaan, diharapkan manusia menjadi yakin akan datangnya hari kebangkitan.

Keyakinan akan datangnya hari kebangkitan akan mendorong seseorang untuk

menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Betapa tidak,

Allah akan membalas setiap perbuatan baik manusia dengan kebaikan dan membalas

keburukan dengan siksa. Kehidupan dunia ini hanyalah ujian bagi manusia apakah ia

akan berbuat baik atau buruk, sesuai dengan firman-Nya:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang

bercampur yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan),

karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (al-Insaan: 2)

Setiap manusia akan diminta pertanggung-jawaban perbuatannya oleh Allah.

Allah selalu memperingatkan manusia dengan mengajak manusia untuk memikirkan

penciptaannya. Orang yang memahami penciptaannya dan reproduksi akan lebih

mengerti arti firman Allah berikut:

“Apakah manusia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?

Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan ke dalam rahim?” (al-

Qiyaamah: 36 – 37)

Dengan pengertian yang cukup akan dua ayat tersebut, siswa diharapkan untuk dapat

berpikir secara logis dan dewasa tentang resiko hubungan seksual pranikah dan

konsekuensi moral yang dapat menjadikan beban hidupnya. Dengan demikian, siswa

dapat memahami bahwa diperlukan suatu kematangan sikap dan perilaku untuk

mengadakan hubungan dengan lawan jenis yaitu melalui pernikahan sehingga

hubungan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.

2.2.6 Islam adalah Agama Paripurna

Kandungan al-Qur’an meliputi hukum-hukum, kisah orang terdahulu, ramalan

masa depan, hingga ilmu pengetahuan. Hukum-hukum di dalam al-Qur’an al-Karim

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 12

Page 19: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

sangat sesuai dengan fitrah manusia bahkan semua gejala alam, kecuali hal-hal yang

tidak diketahui manusia karena keterbatasan pemikirannya sehingga “tampak tidak

sesuai”.

Khusus masalah reproduksi manusia, Islam telah membuat peraturan dan

batasan-batasan yang sangat sesuai dengan kemuliaan manusia itu sendiri.

Reproduksi manusia harus dilakukan dengan jalan pernikahan.

Allah berfirman,

“Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang engkau senangi dua, tiga, atau

empat. Kemudian jika kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka (kawinilah)

seorang saja atau budak-budak yang kamu miliki.” (an-Nisa’: 3)

Allah berfirman,

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu serta orang-

orang yang layak (untuk menikah, kawin) dari hamba-hamba sahayamu yang

laki-laki maupun hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin,

Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas

(pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (an-Nuur: 32)

Nabi saw. bersabda,

“Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian memiliki kemampuan untuk

menikah, maka menikahlah. Karena sesungguhnya hal itu dapat mencegah

pandangan mata kalian dan kehormatan kalian. Sedang bagi siapa yang belum

mampu, maka hendaknya ia berpuasa, dan puasa itu adalah perisai baginya.”

(HR. Bukhari, Muslim)

Ayat-ayat al-Qur’an dan hadist Nabi di atas telah jelas mensyariatkan

pernikahan. Dijelaskan pula bahwa pernikahan akan mengantar pelakunya kepada

terjaganya pandangan mata dan kehormatan. Bahkan Rasulullah pernah bersabda:

“Jika seorang hamba menikah, maka sesunggunnya ia telah menyempurnakan

setengah dari agamanya. Oleh karena itu, bertaqwalah kepada Allah untuk

menyempurnakan sebagian yang lainnya.” (HR. Baihaqi)

Begitulah Islam mengatur perihal reproduksi sesuai dengan fitrah pemeluknya.

Kemuliaan pernikahan yang lain dijelaskan oleh Allah sebagai berikut:

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 13

Page 20: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

“Di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-

isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram

kepadanya. Dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih saying.” (ar-Ruum: 21)

Begitu lengkapnya ajaran Islam, sehingga masalah-masalah yang berkaitan

dengan reproduksi dapat terjawab. Permasalahan tersebut antara lain Keluarga

Berencana (KB), bayi tabung, dan aborsi.

Di dalam Ensiklopedi Islam (2002) dijelaskan bahwa hukum keluarga berencana

adalah halal, kecuali KB yang bersifat permanen bila tidak ada alasan-alasan kuat

untuk melakukannya. Keluarga berencana bertujuan untuk mengatur kelahiran

sehingga tercipta keluarga sejahtera, baik fisik dan mental maupun sosial ekonomi.

Dalam pengertian ini, keluarga berencana merupakan usaha pembentukan generasi

yang tangguh. Dengan demikian, program ini dianjurkan oleh ajaran Islam. Allah

berfirman:

“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka

bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang

benar.” (an-Nisaa’: 9).

Cara ber-KB yang pernah dilakukan pada jaman Rosulullah adalah senggama

terputus (coitus interuptus). Muslim meriwayatkan: “Dari Jabir, ia berkata: “Kami

melakukan ‘azl (senggama terputus) pada masa Rosulullah SAW. Apa yag kami

lakukan itu beritanya sampai kepada Nabi SAW, tetapi beliau tidak melarang kami.”

Cara KB lainnya adalah pantang berkala (menghindari hubungan seksual pada masa

subur wanita); cara kontrasepsi sederhana dengan obat atau alat (krem, jeli cairan

berbusa, kondom, diafragma); dan cara kontrasepsi efektif yang bersifat sementara

(pil, IUD atau spiral, dan suntikan). Hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian

alat atau obat kontrasepsi adalah perintah Allah untuk memelihara pandangan dan

kemaluan (an-Nuur: 30 – 31), yaitu pemasangan alat/obat KB pada kemaluan

dilakukan sendiri atau oleh suami/istrinya sendiri.

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 14

Page 21: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

Cara ber-KB secara permanen (vasektomi dan tubektomi) diharamkan oleh

ajaran Islam. Cara-cara tersebut dapat disebut sebagai pengebirian yang tidak

dibenarkan oleh Nabi. Rosulullah bersabda:

“Tidaklah termasuk golongan kami (umat Islam) orang yang mengebiri orang

lain atau mengebiri dirinya sendiri.” (HR. Tabrani).

Keadaan alat reproduksi yang tidak sempurna akan menyebabkan

ketidakmungkinan pertemuan antara sel sperma dan sel telur, sehingga pasangan

suami istri tidak mungkin memperoleh keturunan. Untuk memperoleh keturunan,

bayi tabung merupakan salah satu – setidaknya dewasa ini adalah satu-satunya –

alternatif pemecahan yang tepat. Munculnya teknologi bayi tabung mengundang

berbagai pendapat ulama dan timbulnya pertentangan. Salah satu pendapat yang

menghalalkannya adalah Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majlis Tarjih (1993)

dengan syarat sperma dan ovum kedua-duanya berasal dari pasangan nikah yang sah.

Rakhmat (1991) menambahkan syarat bayi tabung: (1) sperma harus berasal dari

suami saat mereka sudah menikah (sperma suami yang diambil sebelum pernikahan

tidak boleh digunakan) dan suami belum meninggal, dan (2) embrio yang terbentuk

harus di tanamkan pada rahim istri (wanita yang menghasilkan sel telur yang dibuahi

itu). Dengan syarat-syarat seperti itu maka bayi tabung halal menurut Islam.

Mengenai aborsi, Muktamar Tarjih Muhammadiyah XXII 1989 dalam Pimpinan

Pusat Muhammadiyah Majlis Tarjih (1993) memutuskan bahwa aborsi dengan

alasan-alasan untuk melindungi keselamatan atau kesehatan ibu waktu hamil dan

melahirkan (abortus provocatus medicinalis) adalah boleh untuk dilakukan. Tetapi,

aborsi yang dilakukan dengan sengaja (abortus provocatus kriminalis) haram untuk

dilakukan. Salah satu dasar dari keputusan itu adalah firman Allah:

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan.

Kamilah yang akan memberi rizki kepada mereka dan juga kepadamu.

Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” (al-Isra’: 31)

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 15

Page 22: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

2.3 Strategi Pengintegrasian IMTAQ – Reproduksi

2.3.1 Pengintegrasian IMTAQ – Reproduksi melalui Tatap Muka di Kelas

Melalui tatap muka di kelas, pengintegrasiaan nilai-nilai IMTAQ dapat

dijelaskan dengan memaparkan terlebih dahulu hal-hal yang berkaitan dengan

reproduksi (sesuai dengan kurikulum yang berlaku), kemudian menyisipkan ajaran

Islam yang berkaitan dengan masing-masing topik bahasan. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam hal ini adalah tingkat pemahaman siswa. Teori-teori yang cukup

rumit akan membingungkan siswa. Guru sebaiknya menyampaikan teori-teori

sederhana sehingga dapat dipahami dengan mudah oleh siswa. Siswa kelas dua SMA

umumnya belum mempunyai pengetahuan mendalam tentang kloning, DNA atau

kromosom, atau protein-protein tertentu yang berkaitan dengan reproduksi.

Pengetahuan tersebut akan mereka dapatkan di kelas tiga dan tingkat pendidikan yang

lebih tinggi (perguruan tinggi). Namun, teori-teori dasar yang berkaitan dengan hal

tersebut dapat disampaikan secara sederhana untuk menambah pengetahuan mereka.

Penugasan terstruktur dapat diberikan kepada siswa untuk menguji atau

menambah pengetahuan mereka. Tugas-tugas itu dapat berupa soal atau pembuatan

karya tulis untuk lebih mendalami materi yang disampaikan melalui tatap muka di

kelas. Misalnya: siswa diberikan tugas untuk menuliskan sekaligus menjelaskan ayat-

ayat al-Qur’an yang berhubungan dengan penyerbukan.

Tugas yang telah dikerjakan oleh siswa hendaknya diperiksa agar guru

mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

Kemudian, tugas tersebut dikembalikan kepada siswa sebagai bahan pelajaran

pribadinya agar mereka mengetahui kesesuaian hasil pekerjaan mereka. Untuk

mendukung kesesuaian hasil pekerjaan, guru perlu menjelaskan jawaban atau hasil

pekerjaan yang tepat.

Pembahasan tentang seksualitas remaja (pendidikan seks) perlu disampaikan agar

siswa dapat mengetahui seksualitas dengan lebih jelas sehingga mempunyai

pertimbangan positif apabila mereka akan melakukan hubungan seks. Dengan

pertimbangan positif tersebut, siswa diharapkan dapat menghindari hubungan seksual

sebelum pernikahan. Dengan itu pula, mereka diharapkan bisa melakukan hubungan

seks secara sehat apabila telah menikah.

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 16

Page 23: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

Menurut Rahman dan Fachrudin dalam PKBI (2000) pendidikan seksual

mempunyai pengertian Pendidikan seks adalah perlakuan proses sadar dan sistematis

di sekolah, keluarga dan masyarakat untuk menyampaikan proses perkelaminan

menurut agama dan yang sudah ditetapkan oleh masyarakat. Pendidikan seks di

sekolah mempunyai ruang lingkup (1) penciptaan manusia oleh Allah (proses

kejadian manusia mulai dari pembuahan), (2) perkembangan laki-laki dan perempuan

(secara fisik dan psikis), (3) kemampuan personal, (4) perilaku kekelaminan,

(5) kesehatan seksual, (6) peran keluarga, sekolah, masyarakat dan pemerintah, dan

(6) problema dan tantangan dalam perkembangannya. Sedangkan informasi yang

dapat diberikan mencakup: tentang masalah reproduksi, proses kelahiran, KB,

perilaku menyimpang, kejahatan seks, perlindungan hukum. Pendidikan seks juga

bisa diberikan dalam kegiatan OSIS seperti program Keputrian, Keputraan, Pesantren

Kilat, Retreat, dan lain sebagainya.

2.3.2 Pengintegrasian IMTAQ – Reproduksi Melalui Media Audio Visual

Seiring dengan kemajuan teknologi, penjelasan terhadap meteri pelajaran sekolah

telah dapat dilakukan melalui media audio visual. Media ini dapat berupa VCD.

Beberapa VCD tentang reproduksi telah beredar luas, di antaranya ialah Keajaiban

Penciptaan Manusia yang diproduksi dan diedarkan oleh PT. Nada Cipta Raya,

Jakarta. VCD ini memaparkan proses penciptaan manusia di dalam rahim. Cerita di

dalamnya meliputi rancangan sempurna penciptaan sperma, perjalanan sel-sel gamet

(sprema dan ovum), perkembangan embrio dan janin, dan perkembangan beberapa

organ vital manusia. VCD ini juga berisi ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan

reproduksi manusia, perintah-perintah Allah untuk memikirkan dan merenungkan

kejadian manusia, serta peringatan Allah akan hari akhir. Walaupun disajikan dengan

sangat sederhana, aka tetapi VCD ini sangat membantu untuk memberikan gambaran

lebih jelas tentang reproduksi manusia.

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 17

Page 24: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

2.3.3 Rambu-rambu Pengintegrasian IMTAQ – Reproduksi

Dalam usaha pengintegrasian IMTAQ ke dalam materi ajar reproduksi perlu

adanya beberapa batasan agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah

direncanakan. Dengan adanya batasan-batasan ini, selain keimanan siswa dapat

meningkat, peningkatan tersebut diharapkan masih berada di dalam ridho Allah.

Dengan kata lain hal-hal yang bisa menjurus kepada syirik, penyamaan Allah dengan

makhluk-Nya, dan penjelasan yang terlalu vulgar harus dihindari dalam usaha

memberikan pemahanan tentang reproduksi kepada siswa.

Sangat tegas firman Allah dalam surat al-Ikhlas ayat 1 – 4,

“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa”. Allah tempat meminta. Tiada

beranak dan tiada diperanakkan, dan tiada sesuatu pun yang setara dengan-

Nya.

Allah itu Maha Esa yang tidak ada sekutu baginya dan tidak ada tuhan lain yang patut

disembah selain Allah. Dia-lah tempat meminta segala sesuatu dengan kata lain Dia-

lah tempat segala makhluk bergantung. Dia juga tidak beranak tiada pula

diperanakkan seperti makhluk ciptaan-Nya, karena itu tidak ada sesuatupun yang

menyerupai-Nya. Sebagian makhluk Allah dibekali sifat beranak dengan jalan

reproduksi agar jenisnya dapat lestari di muka bumi ini, termasuk manusia.

Dalam menjelaskan reproduksi manusia Allah mengajarkan penjelasan dengan

perkataan yang penuh dengan sopan santun tetapi cukup memberikan gambaran bagi

sesuatu hal yang dijelaskan. Beberapa ayat al-Qur’an berikut berisi penjelasan

sekaligus peraturan Allah bagaimana seharusnya manusia melakukan kegiatan

reproduksinya.

“Mereka itu adalah pakaian bagimu dan kamu pun adalah pakaian bagi

mereka.” (al-Baqarah: 187).

Kata “pakaian” diartikan oleh Imam Baidawi (dalam Al-Istanbuli, 2002) sebagai

hubungan suami isteri (persetubuhan). Pakaian suami adalah sesuatu yang menutupi

sekujur tubuhnya demikian pula halnya dengan pakaian isteri. Dalam arti kata yang

lain pakaian bisa diartikan sebagai sesuatu hal yang melindungi pemakainya dari

sengatan matahari dan udara dingin serta sebagai penghias tubuh dengan menutupi

rahasia-rahasia yang tidak boleh orang lain mengetahuinya. Suami isteri seharusnya

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 18

Page 25: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

dapat menjadi pelindung serta menjaga rahasia pasangannya, sehingga menjadi

amanlah ia dan tampak indah oleh orang lain. Demikian, Allah mengibaratkan dengan

perkataan yang penuh sopan-santun namun sangat tepat bagi sepasang suami isteri.

“Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka

datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu

kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertaqwalah

kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah

kabar gembira orang-orang yang beriman.” (al-Baqarah: 223).

Al-Qur’an menggambarkan bahwa seorang isteri itu adalah tanah tempat suami

bercocok tanam, tempat yang subur untuk proses pertumbuhan, tempat memperoleh

keturunan. Gambaran yang diberikan Allah di dalam al-Qur’an meletakkan wanita

(isteri) laksana tanah subur yang disiapkan untuk dibajak dan ditanami benih

pemiliknya agar berbuah. Tanah tersebut juga harus dijaga oleh pemiliknya dari

gangguan hama dan rumput-rumput liar agar didapatkan hasil yang baik.

Cara-cara yag paling baik telah dicontohkan oleh Allah melalui kalam-Nya yang

suci, al-Qur’an. Contoh-contoh tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam

memberikan pendidikan reproduksi kepada siswa. Dengan perkataan yang baik, siswa

tidak akan berpikiran negatif yang justru dapat menimbulkan rasa penasaran.

Ada kemungkinan beberapa siswa mendapatkan masalah seksual baik yang

menyangkut dirinya sendiri maupun hubungan dengan lawan jenisnya. Masalah-

masalah ini dapat dijelaskan di depan kelas, misalnya masalah menstruasi, ada pula

yang harus dijelaskan atau diselesaikan di tempat rahasia sehingga siswa lebih

terbuka dan penyelesaian masalah menjadi lebih aman dan tuntas, misalnya siswa

yang telah melakukan hubungan seksual pranikah.

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 19

Page 26: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Nilai-nilai IMTAQ yang perlu diintegrasikan ke dalam materi ajar reproduksi

SMA antara lain (1) semua makhluk telah diciptakan dan diatur oleh Allah, (2)

fenomena reproduksi menunjukkan kebesaran Allah, Sang Pencipta, (3) Allah kuasa

menghidupkan dari kematian dan mematikan dari kehidupan, (4) semua ciptaan Allah

telah direncanakan secara matang dan dengan perhitungan sempurna, (5) pengetahuan

yang benar terhadap fungsi reproduksi akan membentengi perilaku seseorang, dan (6)

Islam adalah agama paripurna.

Penanaman nilai-nilai tersebut dapat dilakukan melalui (1) tatap muka di kelas,

(2) penugasan, dan (3) kegiatan ekstra kurikuler. Media audio visual dapat digunakan

sebagai pendukung kegiatan di kelas. Hal-hal yang bisa menjurus kepada syirik,

penyamaan Allah dengan makhluk-Nya, dan penjelasan yang terlalu vulgar harus

dihindari dalam usaha memberikan pemahanan tentang reproduksi.

3.2 Saran

Perlu adanya pendidikan dan latihan bagi guru untuk meningkatkan pengetahuan

mengenai pendidikan seks di sekolah. Dengan pengetahuan yang cukup tentang

perkembangan dan permasalahan seksualitas remaja, guru diharapkan mampu

memberikan pemahaman seksual kepada siswa. Siswa yang paham akan

seksualitasnya akan membentengi diri dari perilaku seksual menyimpang sehingga

masalah-masalah seksual – misalnya kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit

menular seksual, dan beban mental yang menyertainya – dapat dihindari.

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 20

Page 27: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

DAFTAR PUSTAKA

Abdushshamad, M.K. 2003. Mukjizat Ilmiah dalam Al-Qur’an. Diterjemahkan oleh Alimin, Ihsan, G., dan Hamdan, U. Akbar Media Eka Sarana. Jakarta. 396 hal.

Agustami. 2002. Keseimbangan Peningkatan Imtak dengan Pengasaan Iptek. PT. Dian Ariesta. Jakarta. Hal: 8.

Al-Ghazali. 2003. Sapaan Alam. Tafakur Al-Ghazali atas Fenomena Alam. Diterjemahkan oleh Sudiatno, A. Penerbit IIMaN. Jakarta. Hal. 137.

Al-Istanbuli, M.M. 2002. Kado Perkawinan. Diterjemahkan oleh Ibnu Ibrahim. Pustaka Azzam. Jakarta. 564 hal.

Anonimous. 1988. Ilmu Pengetahuan Populer. Jilid 6. Edisi ketiga Bahasa Indonesia. Grolier International, Inc. Hal: 126 – 127.

Anonimous. 2002. Ensiklopedi Islam. Jilid 3. PT Ichtiar Baru van Hoeve. Jakarta. Hal: 27 – 29.

Ash Shabuni. Tanpa tahun. Ikhtisar Ulumul Qur’an Praktis. Diterjemahkan oleh Nur, M.Q. Pustaka Amani. Jakarta.

Karimi, S. 1993. http://www.isnet.org/archive-milis/dec93/part9/0088.html. Diakses tanggal 13 Juli 2004.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majlis Tarjih. 1993. Himpunan Putusan Tarjih Muhammadiyah. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Jember Majlis Tarjih.

PKBI. 2000. Prosiding Seminar: Perlukah Pendidikan Seks Bagi Remaja. PKBI. Jakarta. Hal. 4.

Pratiwi, D.A., Maryati, Srikini, Suharno, dan Bambang. 2000. Buku Penuntun Biologi untuk SMU Kelas 2. Penerbit Erlangga. Jakarta. Hal 221 – 247.

Rakhmat, J. 1991. Islam Alternatif: Ceramah-ceramah di Kampus. Penerbit Mizan. Bandung. Hal. 150 – 151.

Ristek. Tanpa tahun. Program Pembangunan Nasional (Propenas) 2001-2005. http://www.ristek.go.id/referensi/hukum/prop_bab5.htm. Diakses tanggal 08 Agustus 2004.

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 21

Page 28: Integrasi IMTAQ Ke Dalam Materi Ajar Reproduksi

Seno, P.A. 1996. http://www.suaramerdeka.com/harian/0111/26/nas17.htm. Diakses tanggal 13 Juli 2004.

Susilarini dkk. tanpa tahun. Pista (Pelatihan Intensif Siswa Terampil dan Aktif) Biologi Kelas 2 Semester 4 SMU. CV. Seti-Aji. Surakarta. hal 49 – 56.

Wibowo, A. 2001. Permasalahan Reproduksi Remaja dan Alternatif Jalan Keluarnya. http://www.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/ma61permasalahan.html. Diakses tanggal 13 Juli 2004.

Integrasi IMTAQ ke dalam Materi Ajar Reproduksi untuk SMA 22