instrumen evaluasi

19
PENDAHULUAN Di dunia ini tidak ada dua individu yang sama persis, baik dari segi fisik maupun psikisnya. Hal ini merupakan salah satu bukti keagungan Allah SWT atas segala ciptaan-Nya dan agar kita semua berbakti kepada-Nya. Adanya perbedaan individual, tentu akan turut serta menentukan berhasil atau tidaknya individu tersebut dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, sehingga akan berakibat pula adanya perbedaan prestasi kerja maupun prestasi belajarnya. Maka perlu diciptakannya alat untuk mendiagnosis atau mengukur keadaan individu, agar dapat mengetahui adanya perbedaan antar individu tersebut. 1 Banyak alat atau instrumen yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi. Salah satunya adalah tes. Tes banyak digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dalam bidang kognitif, seperti: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. 2 [2] Oleh karena itu, dalam makalah ini kita akan mencoba untuk mengulas sedikit tentang konstruksi instrumen evaluasi yang meliputi tes dan bentuknya. RUMUSAN MASALAH A. Apa definisi dari tes? B. Bagaimana langkah-langkah pengembangan instrument evaluasi dan menyusun tes? C. Apa sajakah fungsi tes itu? D. Apa sajakah bentuk-bentuk tes? E. Sebutkan pengembangan instrumen evaluasi jenis tes! 1 2

Upload: andi-rs

Post on 12-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENDAHULUANDi dunia ini tidak ada dua individu yang sama persis, baik dari segi fisik maupun psikisnya. Hal ini merupakan salah satu bukti keagungan Allah SWT atas segala ciptaan-Nya dan agar kita semua berbakti kepada-Nya. Adanya perbedaan individual, tentu akan turut serta menentukan berhasil atau tidaknya individu tersebut dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, sehingga akan berakibat pula adanya perbedaan prestasi kerja maupun prestasi belajarnya. Maka perlu diciptakannya alat untuk mendiagnosis atau mengukur keadaan individu, agar dapat mengetahui adanya perbedaan antar individu tersebut.[footnoteRef:1] [1: ]

Banyak alat atau instrumen yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi. Salah satunya adalah tes. Tes banyak digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dalam bidang kognitif, seperti: pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.[footnoteRef:2][2] [2: ]

Oleh karena itu, dalam makalah ini kita akan mencoba untuk mengulas sedikit tentang konstruksi instrumen evaluasi yang meliputi tes dan bentuknya.RUMUSAN MASALAHA. Apa definisi dari tes? B. Bagaimana langkah-langkah pengembangan instrument evaluasi dan menyusun tes?C. Apa sajakah fungsi tes itu?D. Apa sajakah bentuk-bentuk tes?E. Sebutkan pengembangan instrumen evaluasi jenis tes!

III. PEMBAHASANA. Definisi TesSecara harfiah, kata tes berasal dari bahasa Perancis Kuno, yaitu testum dengan arti: piring yang digunakan untuk menyisihkan atau memilih logam-logam mulia dari benda-benda lain, seperti pasir, batu, tanah, dan sebagainya.[footnoteRef:3][3] [3: ]

Dalam bahasa Inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan tes, ujian atau percobaan. Dalam bahasa Arab: Imtihan (). Secara istilah test adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya berjudul Psychological Testing (tes) adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu.Menurut Lee J. Cronbach dalam bukunya berjudul Essential of Psychological Testing, tes merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih. Sedang menurut Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu dengan yang lain.[footnoteRef:4][4] [4: ]

Sax (1980: 13) mendefinisikan tes sebagai suatu tugas atau serangkaian tugas yang digunakan untuk mendapatkan umpan balik sistematis yang dianggap mencerminkan trait atau atribut pendidikan atau psikologi. Selanjutnya bahwa Sax juga menekankan bahwa tes, berisi tugas-tugas yang disusun untuk menghasilkan pengamatan sistematis mengenai suat sifat (trait).[footnoteRef:5][5] [5: ]

Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.[footnoteRef:6][6] [6: ]

Langkah-langkah Penyusunan Tes dan Pengembangan Instrumen EvaluasiDalam penyusunan tes diperlukan langkah-langkah yang harus diikuti secara sistematis, sehingga dapat diperoleh tes yang lebih efektif. Langkah-langkah tersebut, sebagai berikut: 1. Menentukan atau merumuskan tujuan tes.2. Mengidentifikasi hasil-hasil belajar yang akan diukur dengan tes.3. Menentukan atau menandai hasil-hasil belajar yang spesifik, yang merupakan tingkah laku yang dapat diamati dan sesuai dengan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).4. Merinci bahan atau mata pelajaran yang akan diukur dengan tes.5. Menyiapkan tabel spesifikasi.6. Menggunakan tabel spesifikasi tersebut sebagai dasar penyusunan tes.[footnoteRef:7][7] [7: ]

Dalam mengembangkan instrumen, Tuckman (1978:210-116) telah menunjukan langkah-langkah yang dapat diikuti yaitu dengan menunjukan tujuan dan variabel yang akan diukur, menentukan indikator, menulis butir-butir instrumen, serta menguji coba dan mengevaluasi instrumen.Menurut Suryabrata, pengembangan spesifikasi instrumen tes, dilakukan dengan menentukan tujuan-tujuan umum serta persyaratan tes, menyusun kisi-kisi tes, memilih tipe-tipe soal, menentukan taraf kesukaran soal, menentukan cara mengkompilasikan soal-soal dalam bentuk akhirnya, dan menyiapkan penulisan soal dan penelaah soal. Berdasarkan penjelasan diatas dapat diketahui bahwa langkah-langkah pengembangan instrumen pada dasarnya meliputi: perencanaan, persiapan, uji coba, dan penilaian hasil ukuran.[footnoteRef:8][8] [8: ]

Disamping itu baik buruknya evaluasi ada ditangan evaluator, yaitu guru yang melaksanakan proses pembelajaran dalam suatu bidang studi atau tim khusus yang dibentuk untuk melakukan evaluasi. Artinya guru harus bertanggungjawab juga dalam pelaksanaan evaluasi.[footnoteRef:9][9] [9: ]

Fungsi TesKita mengenal bermacam-macam fungsi tes sesuai dengan tujuannya masing-masing, yaitu:1. Sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. Dalam hubungan ini tes berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu.2. Sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui tes tersebut akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.[footnoteRef:10][10] [10: ]

3. Sebagai alat untuk menentukan penempatan siswa dalam suatu jenjang atau jenis program pendidikan tertentu (placement test).4. Sebagai alat untuk mencari umpan balik (feed-back) guna memperbaiki proses belajar-mengajar bagi guru maupun siswa (test formatif).5. Sebagai alat untuk mencari sebab-sebab kesulitan belajar siswa, seperti latar belakang psikologis, fisik, dan lingkungan sosial-ekonomi siswa.[footnoteRef:11][11] [11: ]

Bentuk-Bentuk TesSebagai alat pengukur, tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis atau golongan, tergantung dari segi mana atau dengan alasan apa penggolongan tes itu dilakukan.1. Penggolongan tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik, dibedakan menjadi enam golongan, yaitu:a. Tes seleksi (al-Imtihan al-Intikhabiy = ), sering dikenal dengan istilah Ujian Saringan atau Ujian Masuk. Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, di mana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes. Tes seleksi dapat dilaksanakan secara lisan, secara tertulis, dengan tes perbuatan, dan dapat pula dilaksanakan dengan mengkombinasikan ketiga jenis tes tersebut secara serempak. b. Tes awal (al-Imtihan al-Mabdaiy = ), sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik. Isi atau materi tes awal pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan penting yang seharusnya sudah diketahui atau dikuasai oleh peserta didik sebelum pelajaran diberikan kepada mereka. Tes akhir (al-Imtihan al-Nihaiy = ), sering dikenal dengan istilah post-test. Tes ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peserta didik. Isi atau materi tes akhir adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting, yang telah diajarkan kepada para peserta didik, dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal.d. Tes diagnostik (al-Imtihan al-Fahshiy = ). Tes ini dilaksanakan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Materi yang ditanyakan dalam tes diagnostik pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan tertentu yang biasanya sulit dipahami siswa. Tes ini dapat dilaksanakan dengan secara lisan, tertulis, perbuatan atau kombinasi dari ketiganya. e. Tes formatif (al-Imtihan al-Yaumiy = ), sering dikenal dengan istilah Ulangan Harian. Tes ini adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik telah terbentuk (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Tes formatif ini biasa dilaksanakan di tengah-tengah perjalanan program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir atau dapat diselesaikan. Materi tes ini pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan pelajaran yang telah diajarkan, baik termasuk kategori mudah maupun yang termasuk kategori sukar.Tes sumatif (Imtihan al-Nisf al-Sanawiy = ), sering dikenal dengan istilah Ulangan Umum atau Evaluasi Belajar Tahap Akhir (EBTA). Tes ini adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Tes sumatif dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang sama. Tujuan tes ini adalah untuk menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.2. Penggolongan tes berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap, dibedakan menjadi lima golongan, yaitu:a. Tes intelegensi (intellegency test), yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengungkapkan atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.b. Tes kemampuan (aptitude test), yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengungkapkan kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh testee.c. Tes sikap (attitude test), yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengungkap predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu.d. Tes kepribadian (personality test), yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengungkapciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya bersifat lahiriah. e. Tes hasil belajar atau tes pencapaian (achievement test), yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengungkap tingkat pencapaian prestasi belajar.[footnoteRef:12][12] [12: ]

Penggolongan tes berdasarkan obyek yang dites:a. Tes individual (individual test), yaitu suatu tes yang dalam pelaksanaannya memerlukan waktu yang cukup panjang (untuk waktu yang sama penguji hanya dapat mengetes seorang calon).b. Tes kelompok (group test), yaitu tes yang dilakukan terhadap beberapa murid dalam waktu yang sama.[footnoteRef:13][13] [13: ]

Penggolongan tes berdasarkan waktu yang disediakan bagi teste untuk menyelesaikan tes. a. Power test, yaitu tes di mana waktu yang disediakan buat teste untuk menyelesaikan tes tersebut tidak di batasi. b. Speed test, yaitu tes di mana waktu yang disediakan buat testee untuk menyelesaikan tes tersebut di batasi. [footnoteRef:14][14] [14: Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis TesPada umumnya, tes yang digunakan di sekolah-sekolah adalah achievement test yang dibagi menjadi empat golongan, yaitu:1. Pengembangan Tes Bentuk UraianPengembangan tes bentuk uraian dapat digunakan untuk mengukur kegiatan belajar yang sulit diukur oleh bentuk objektif. Tes bentuk uraian disebut juga penilaian subjektif karena sering juga dipengaruhi oleh subjektivitas guru. Dilihat dari bentuk luas-sempitnya materi yang ditanyakan dapat dibagi menjadi:a. Uraian TerbatasDalam menjawab, peserta didik harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batasannya. Walaupun kalimat jawaban peserta didik itu beraneka macam, tetapi tetap harus ada pokok-pokok penting yang terdapat dalam sisitematika jawaban sesuai dengan batas-batas yang ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya. ]

Penggolongan tes berdasarkan bentuk responnya (sifatnya).a. Tes Verbal (Verbal test), yaitu tes yang menggunakan bahasa (ungkapan kata atau kalimat) sebagai alat untuk melaksanakan tes. Tes verbal terdiri dari: tes lisan (oral test) dan tes tulisan (written test).b. Tes Non Verbal (Nonverbal test), yaitu tes yang tidak menggunakan bahasa (ungkapan kata atau kalimat) sebagai alat untuk melaksanakan tes, tetapi menggunakan tindakan tertentu berupa gambar, memberikan tugas dan sebagainya.[footnoteRef:15][15] [15: ]

Penggolongan tes berdasarkan cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya.a. Tes tertulis (pencil and paper test), yaitu tes di mana tester dalam mengajukan pertanyaan dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawaban juga secara tertulis.b. Tes lisan (nonpencil and paper test), yakni tes di mana tester dalam mengajukan pertanyaan dilakukan secara lisan, dan testee memberikan jawaban secara lisan juga.[footnoteRef:16][16] [16: ]

Contoh: Jelaskan bagaimana prosedur dan prinsip-prinsip tes hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam![footnoteRef:17][17] [17: ]

b. Uraian BebasDalam hal ini peserta didik bebas untuk menjawab soal dengan cara dan sistematis sendiri. Peserta didik bebas mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuanya. Namun demikian, guru harus mempunyai patokan dalam mengoreksi. Contoh: Bagaimana perkembangan sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada masa ini, jelaskan dengan singkat! Pengembangan Tes Bentuk ObjektifTes objektif sering disebut dengan tes dikotomi, karena jawabanya antara benar dan salah dan skornya antara satu dan nol. Disebut tes objektif karena penilainya yang objektif. Siapapun yang mengoreksi tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti. Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih jawaban benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat dan melengkapi pertanyaan dan pernyataan yang belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi. Tes jenis ini ada beberapa bentuk:A. Benar atau salah (true false, or yes-No)Bentuk tes benar atau salah (B-S) adalah pernyataan yang mengandung dua kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah. Peserta didik diminta menjawab pertanyaan sesuai dengan petunjuk mengerjakan soal. Salah satu fungsi tes ini adalah untuk mengukur kemampuan siswa untuk membedakan antara mana yang fakta dan mana yang pendapat. supaya soal dapat berfungsi dengan baik materi yang hendak ditanyakan hendaknya bersifat homogen. Contoh: bentuk soal yang hanya memberi tanda silang (X).B-S : Nikmat yang dberikan Allah wajib disyukuri SEBAB puasa diakhiri tanggal 1 Syawal.[footnoteRef:18][18] [18: ]

Kelebihannya adalah: dapat mewakili pokok bahasan atau materi pelajaran yang lebih luas, mudah penyusunannya dan dilaksanakan, mudah diskor, dapat dinilai secara cepat dan objektif dan merupakan instrumen yang baik untuk mengukur fakta dan hasil belajar langsung terutama yang berkaitan dengan ingatan. Adapun kelemahannya adalah: ada kecenderungan peserta didik menjawab coba-coba (menebak jawaban), pada umumnya mempunyai derajat validitas dan reabilitas yang rendah, dalam penyusunan tes memerlukan ketelitian dan waktu yang agak lama, sering terjadi kekaburan, terbatas mengukur aspek pengetahuan saja.[footnoteRef:19][19] [19: ]

b. Pilihan Ganda (Multiple-Choice).Soal tes pilihan ganda dapat digunakan mengukur hasil belajar yang lebih kompleks dan berkenaan dengan aspek ingatan, pengertian, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Soal tes bentuk pilihan ganda terdiri dari pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban. Ada beberapa jenis bentuk tes pilihan ganda, yaitu:1) Distracters, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai beberapa pilihan jawaban yang salah, tetapi disediakan satu pilihan jawaban yang benar.2) Analisis hubungan antara hal, yaitu bentuk soal yyang digunakan untuk melihat kemampuan peserta didik dalam menganalisis hubungan antara pernyataan dan alasan (sebab-akibat).3) Variasi negatif, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai beberapa pilihan jawaban yang benar, tetapi disediakn satu kemungkinan jawaban yang salah.4) Variasi berganda, yaitu memilih beberapa kemungkinan jawaban yang kesemuanya benar, tetapi ada satu jawaban yang paling benar.5) Variasi yang tidak lengkap, yaitu yang memiliki beberapa kemungkinan jawaban yang belum lengkap.Kelebihanya antara lain: cara penilaian dapat dilakukan dengan mudah, cepat, efektif. Kemungkinan peserta didik menjawab terkaan dapat dikurangi, dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam berbagai aspek kognitif, dapat digunakan berulang-ulang. Adapun kelemahanya adalah: tidak dapat mengukur kemampuan verbal dan pemecahan masalah, penyusunan soal membutuhkan waktu yang sangat lama, sukar menentukan alternatif jawaban yang benar-benar homogen, logis, dan berfungsi.MenjodohkanBentuk tes menjodohkan terdiri atas kumpulan soal dan kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan dalam dua kolom yang berbeda, yaitu kolom sebelah kiri menunjukkan persoalan, dan kolom sebelah kanan menunjukkan kumpulan jawaban. Jumlah pillihan jawaban dibuat lebih banyak dari pada persoalan. Bentuk soal menjodohkan sangat baik untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengidentifikasi informasi. Contoh:Bagian A Bagian B1) Buku ..... 1. 2) Pensil..... 2. Kelebihannya adalah: soal bentuk menjodohkan antara lain, relatif mudah disusun, penskoranya mudah, dapat digunakan untuk menilai teori dan penemuanya, sebab-akibat, istilah dan definisi. Adapun kelemahannya adalah: ada kecenderungan untuk menekankan ingatan saja, kurang baik digunakan untuk menilai pengertian.Jawaban Singkat (Short Answer) dan Melengkapi (Completion).Kedua bentuk tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau dengan angka-angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah. Soal tes bentuk ini biasanya dikemukakan dalam bentuk pertanyaan, dengan kata lain soal tersebut berupa kalimat tanya yang dapat dijawab dengan singkat, berupa kata, prase, nama, tempat, nama tokoh, lambang, dll. Contoh: Apa rukun Islam yang pertama?Kebaikanya antara lain, relatif mudah disusun, sangat baik untuk menilai kemampuan peserta didik dalam hal fakta, prinsip dan terminologi. Menuntut peserta didik mengemukakan pendapatnya secara singkat dan jelas, pemerikasaan lembar jawaban dapat dilakukan dengan objektif. Kelemahanya antara lain, hanya berkenaan pada hal mengingat saja, jika titik jawaban terlalu banyak pada soal melengkapi peserta didik sering terkecoh, dalam memeriksa lembar jawaban dibutuhkan waktu yang sangat lama.Pengembangan Tes LisanTes lisan adalah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yang diberikan. Tes lisan dapat berbentuk sebagai berikut:a. Seorang guru menilai seorang peserta didik.b. Seorang guru menilai sekelompok peserta didik.c. Sekelompok guru menilai seorang peserta didik.d. Sekelompok guru menilai sekelompok peserta didik.Kebaikan tes lisan antara lain, dapat mengetahui langsung kemampuan peserta didik, tidak perlu menyusun soal-soal, kemungkinan peserta didik menerka-nerka dan berspekulasi dapat dihindari. Kelemahanya adalah memakan waktu yang cukup banyak, sering muncul penilaian subjektivitas.Pengembangan Tes Perbuatan (Perfomance Test)Tes perbuatan atau tes praktek adalah tes yang menuntut peserta didik dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan lebih jauh. Stigins (1994) mengemukakan tes tindakan adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk melakukan kegiatan khusus dibawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang kualitas hasil belajar yang didemonstrasikan. Misalnya, coba praktekan bagaimana cara berwudlu yang baik dan benar. Tes bentuk ini banyak digunakan hampir setiap mata pelajaran, seperti pendidikan agama Islam, olahraga, kesenian, dan sebagianya. Adapun kelebihan tes tindakan diantaranya, satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar dalam bidang ketrampilan, sangat baik digunakan dalam pencocokan antara pengetahuan dan teori, dalam prosesnya tidak mungkin peserta didik dapat menyontek, guru dapat mengenal karakteristik peserta didik. Adapun kelemahanya adalah, memakan waktu yang lama, dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang besar, cepat membosankan, mempunyai syarat-syarat pendukung waktu, biaya, alat dan tempat. [footnoteRef:20][20] [20: ]

PENUTUPA. SimpulanDalam dunia evaluasi pendidikan, tes adalah cara pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas baik berupa pertanyaan atau perintah, sehingga menghasilkan nilai yang melambangkan prestasi peserta didik. Langkah-langkah pengembangan instrumen evaluasi, meliputi: perencanaan, persiapan, uji coba, dan penilaian hasil ukuran. Sedanglan langkah-langkah menyusun tes, terdapat beberapa tahapan, antara lain: merumuskan tujuan tes, mengidentifikasi hasil belajar yang akan diukur dengan tes itu, menandai hasil belajar yang spesifik, merinci mata pelajaran yang akan diukur dengan tes itu, menyiakan tabel spesfikasi dan menggunakan tabel spesifikasi tersebut sebagai dasar penyusunan tes.Fungsi tes, antara lain: sebagai alat pengukur terhadap peserta didik, sebagai alat pengukur keberhasilan program pengajaran, untuk penentuan penempatan siswa dalam suatu jenjang, untuk mencari umpan balik, untuk mencari sebab-sebab kesulitan belajar siswaBentuk-bentuk tes, antara lain: 1. berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan: tes seleksi, tes awal, tes akhir, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif.2. berdasarkan aspek psikis yang ingin diungkap: tes intelegensi, tes kemampuan, tes sikap, tes kepribadian, dan tes hasil belajar3. berdasarkan obyek yang dites: tes individual, dan tes kelompok 4. berdasarkan waktu yang disediakan bagi teste untuk menyelesaikan tes: power test, dan speed test5. berdasarkan bentuk sifatnya: tes verbal, dan tes non verbal 6. berdasarkan cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan jawabannya: tes tertulis, dan tes lisan.Pengembangan instrumen evaluasi jenis tes, terbagi dalam empat golongan, yaitu: tes bentuk uraian, tes bentuk objektif, pengembangan tes lisan dan pengembangan tes perbuatan.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. RemajaRosdakarya.Lubis, Mawardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Nilai. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.Mulyadi. 2010. Evaluasi Pendidikan. Malang: UIN-Maliki Pers.Purwanto, Ngalim. 1988. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Purwanto, Ngalim. 2001. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.Widoyoko, S.Eko Putro. 2009. Evaluasi program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 65. [footnoteRef:21][2] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 117. [21: ]

[footnoteRef:22][3] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 117. [22: ]

[footnoteRef:23][4] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 66-67. [23: ]

[footnoteRef:24][5] Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 40. [24: ]

[footnoteRef:25][6] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 118. [25: ]

[footnoteRef:26][7]Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1988), hlm. 41-42. [26: ]

[footnoteRef:27][8] Mawardi Lubis, Evaluasi Pendidikan Nilai, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 41. [27: ]

[footnoteRef:28][9] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 88. [28: ]

[footnoteRef:29][10] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 67. [29: ]

[footnoteRef:30][11] Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1988), hlm. 33. [30: ]

[footnoteRef:31][12] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 68-73. [31: ]

[footnoteRef:32][13] Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, (Malang: UIN-Maliki Pers, 2010), hlm. 60. [32: ]

[footnoteRef:33][14] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 74. [33: ]

[footnoteRef:34][15] Mulyadi, Evaluasi Pendidikan, (Malang: UIN-Maliki Pers, 2010), hlm. 57-58. [34: ]

[footnoteRef:35][16] Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 75. [35: ]

[footnoteRef:36][17] Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 70. [36: ]

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 135-137.[footnoteRef:37][19] S.Eko Putro Widoyoko, Evaluasi program Pembelajaran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 51-53. [37: ]

[footnoteRef:38][20] Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 138-151. [38: ]